1
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang
perlu adanya proses untuk menjadi maju, salah satu proses tersebut adalah
dengan mencerdaskan anak bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu dan
berkualitas yang dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa.Dari zaman ke
zaman sistem kurikulum pendidikan yang ada Indonesia selalu ada perubahan
demi mencerdaskan anak bangsa.Salah satu sistem kurikulum yang baru saat
ini adalah sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bentuk
operasional kurikulum dalam konteks disentralisasi pendidikan.Penyusunan
kurikulum ini juga melibatkan guru, komite sekolah dan dewan
pendidikan.Keterlibatan pihak-pihak tersebut dalam pengembangan
kurikulum dapat membangkitkan gairah dan rasa memiliki yang lebih tinggi,
serta tanggung jawab yang lebih besar terhadap kurikulum, yang diharapkan
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
SMK Piri Sleman Yogyakarta merupakan salah satu SMK yang
menerapkan sistem kurikulum KTSP di lingkungan pendidikannya.Dalam
pelaksanaannya, SMK Piri Sleman Yogyakarta menggunakan pendekatan
pembelajaran. Yaitu Kurikulum ini dibuat kemudian dituangkan oleh guru
atau tenaga pengajar di lingkungan SMK dalam bentuk silabus dan diuraikan
menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran dan diaplikasikan langsung ke
peserta didik. Standar yang digunakan mengacu pada sederetan standar
minimal yang diterapkan pemerintah kemudian dilengkapi dengan standar
yang dibuat langsung oleh pihak sekolah.
1
2
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
B. Batasan Masalah
Pembahasan makalah ini hanya dibatasi pada Manajemen kurikulum
dilaksanakan pada SMK Piri Sleman Yogyakarta mengenai masalah yang
dihadapi dan cara penyelesaiannya.
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui respons sekolah kejuruan terhadap kurikulum
berbasis tingkat stuan pendidikan, penegmbanganya dan evaluasi
kurikulum yang dilakukan pihak sekolah guna menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perkembangan
industry local maupun nasional.
2. Dapat menjembatani hubungan antara pihak Universitas dan sekolah
melalui presentasi laporan, denagan harapan hasil laporan bisa di
ajukan ke pihak Universitas sebagai wacana dalam menentukan arah
pembinaa sekolah – sekolah kejuruan.
3. Mahasiswa dapat memahami kurikulum tingkat stauan pendidikan
yang saat ini telah digunakan oleh seluruh sekolah, sebagai bekal
dalam menghadapi dunia pendidikan kelak.
3
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian kurikulum.
Pengertian kurikulum telah banyak di kemukakan oleh banyak ahli dengan
penjabaran yang berbeda – beda. Beberapa dari pengertian kurikulum adalah
sebagai berikut:
1. Kurikulum ialah suatu patokan rencana-rencana dalam hal
penyelenggaran pembelajaran yang memiliki tujuan dan cita-cita tertentu
yang berlandaskan pada pengalaman-pengalaman pembelajaran
sebelumnya, yang bersifat flexible (dapat mengalami-mengalami
perbaikan) dan didesain oleh sekolah agar murid-murid itu memiliki
representasi fungsi langsung di masyarakat.
2. Pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai rencana tidak
hanya terdiri atas mata pelajaran (course of study), atau uraian isi mata
pelajaran (course content) atau persiapan mengajar (teaching preparation)
dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, tetapi
mencakup semua dokumen tertulis yang berkaitan dengan landasan dan
azas-azas pengembangan kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran,
serta pedoman-pedoman pelaksanaannya.
3. Curriculum is used liberally by educators to mean all learning
experiences provided by the school or college.
4. William B. ragan. Dalam buku Modern Elementary Curriculum (1996)
menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: “ The Tendency in recent
decades has been to use the term in broarder sense to refer to the whole
life and progam of school accepts responsibility. It donates the result of
effort on the part of the adults of one community, and the nation to bring
to the children the finest, most whole some influence that exist in the
3
4
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
culture”. Ragan menggunakan arti kurikulam dalam arti yang luas
meliputi seluruh progam dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala
pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak
hanya meliputi bahan pelajaran. Masih banyak lagi definisi kurikulum
yang dikemukakan para ahli dengan pendapat yang berbeda pula.
Pengertian yang kami ambil adalah yang tercantum dalam UU no 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,yang menyatakan :
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
B. ASAS – ASAS KURIKULUM.
1. Asas filosofi.
Terdapat berbagai macam aliran filsafat, masing – masing dengan
dasar pemikiran tersendiri. Disini akan kami bicarakan dengan singkat
beberapa buah yakni:
a. Aliran Parennialisme.
Aliran ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual anak melalui pengetahuan yang “abadi, universal dn
absolute atau perennial yang ditemukan dan diciptakan para pemikir
unggul sepanjang masa yang dihimpun dalam “the great books” atau
“buku agung” kebenaran dalam buku itu di pertahankan teguh
terhadap segala perubahan jaman.
b. Aliran idealism.
Filasfat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari atas, dari
dunia supra natural dari tuhan. Boleh dikatakan hamper semua agama
menganut filsafat idealism. Kebenaran dipercayai datangnya dari
tuhanyang diterima melalui wahyu. Kebenaran ini termasuk dogma
dan norma – norma yang bersifat mutlak. Apa yang datang dari tuhan
baik dan benar. Tujuan hidup adalah memenuhi kehendak tuhan.
5
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
c. Aliran Reliasme
Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia melalui pengamatan
dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hokum alam. Mutu kehidupan
senantiasa dapat di tingkatkan melalui kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup adalah memperbaiki
kehidupan melalui penelitian ilmiah.
d. Aliran pragmatisme.
Aliran ini instrumentalisme atau utilitarianime dan berpendapat
bahwa kebenara adalah tentative dan dapat berubah. Yang baik, ialah
yang berakibat baim bagi masyarakat. Tujuan hidup adalah mengabdi
kepada masyarakat dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Aliran pragmatism sering berjalan dengan aliran rekunstruksisme
yang berpendirian bahwa sekolah harus berada pada garis depan
pembangunan dan perubahan masyarakat. Sekolah ini menjauhi
indoktrinasi dan mengajak siswa secara kritis menganalisis isu – isu
sosial.
e. Aliran eksistensialisme.
Filsafat ini mengutamakan individu sebagai faktor penentu apa
yang baik dan benar. Norma – norma hidup berbeda secara individual
dan ditentukan masing – masing secara bebas, namun denagn
pertimbangan jangan menyinggung perasaan orang lain. Tujuan
hidup adalah menyempurnakan diri, merealisasikan diri. Sekolah
yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar yang
menentukan pilihanya dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas
orang lain. Ia haru bebas berfikir dan mengambil keputusan sendiri
secarabertanggung jawab. Sekolah ini menolak segala kurikulum,
pedoman, instruksi, buku wajib, dan lain – lain dari pihak luar. Anak
harus mencari identitas sendiri, menentukan standartnya sendiri dan
kurikulumnya sendiri. Dengan sendirinya mereka tidak di persiapkan
untuk menempuh Ujian Nasional.
6
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
C. KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM.
Ralph W. Tyler dalam bukunya Basic Principles Of Curriculum And
Instruction (1949) mengkaji 4 pertanyaan pokok:
1. Tujuan apa yang hendak dicapai sekolah?
2. Bagaimana memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan?
3. Bagaimana bahan yang disajikan agar efektif diajarkan?
4. Bagaimana efektifitas belajar dinilai?
Keempat pertanyaan ini menghasilkan 4 komponen kurikulum yang
saling berhubungan yaitu: tujuan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar
dan evaluasi atau penilaian.
D. TUJUAN PENDIDIKAN.
Tujuan pendidikan nasioanal secra makro diarahkan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan
inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika,
selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif
dan memiliki sumber daya manuasia yang sehat dan tangguh. Secara
mikro bertujuan membentuk manusia yang yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, beretika, memiliki nalar, berkemampuan
komunikasi sosial dan berbadan sehat sehingga menjaadi manusia mandiri.
Benyamin Bloom merumuskan tujuan pendidikan / pembelajaran sebagai
berikut:
1. Tujuan kognitif.
Ranah kognitif meliputi segi intelektual dan proses kognitif, yakni:
a. Mengetahui, yaitu mempelajari dan mengingat fakta,kata – kata,
istilah, peristiwa, konsep, prinsip, aturan, kategori, metodologi,
teori dan sebagainya.
b. Memahami, yaitu menafsirka sesuatua, menterjemahkanya dalam
bentuk lain, menyatakan dengan kata – kata sendiri, mengambil
7
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
kesimpulan berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat
sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya.
c. Menerapkan, yaitu menggunakan apa yang dipelajari dalam situasi
baru,menstranfer.
d. Menganalisis, yaitu menguraikan sesuatu keseluruhan kedalam
bagian – bagian untuk melihat hakekat bagian serta hubungan
antara bagian – bagian itu.
e. Mensintesis, yaitu menggabungkan bagian – bagian dan secra
kreatif membentuk suatu yang baru.
f. Mengevaluasi, yaitu menggunakan criteria untuk menilai sesuatu.
2. Tujuan afektif,berkenaan dengan kesadaran akan sesuatu, perasaan dan
penilaian tentang sesuatu.
a. Memperhatikan, menunjukkan minat, sadar akan adanya suatu
gejala, kondisi, situasi atau masalah.
b. Merespons, atau member reaksi terhadap gejala, situasi, atau
kegiatan itu sambil merasa kepuasan.
c. Menghargai, menerima suatu nilai, mengutamakanya, bahkan
menaruh komitmen dalam nilai itu. percaya akan kebikan nilai itu
dan rela untuk mempertahankanya.
d. Mengkarakterisasi, nilai – nilai, menginternalisasikan,
menjadikanya bagian dari pribadinya dan menerimanya sebagai
falsafah hidupnya.
3. Tujuan Psikomotor
Ranah psikomator atau psycho-motor domain, meliputi tingkatan
kegiatan berikut:
a. Melakukan gerakan fisik seperti berjalan melompat, berdiri,
berlari, menarik, mendornag dan masipulasi.
b. Menunjukkan kemampuan perceptual secara visual, auditif,
taktikal, kinestetik, serta mengkoordinasikan seluruhnya.
c. Memperlihatkan kemampuan fisik yang mendukung ketahanan,
kekuatan, kelenturan, kelincahan dan kecepatan beraksi.
8
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
d. Melakukan gerak yamg terampil serta terkoordinasi dalam
permainan,olahraga dan kesenian atau kerja mesin dan fabrikasi.
e. Mengadakan komunikasi non – verbal, yaki dapat menyampaikan
pesan melalui gerak muka,gerak tangan, penampilan dan ekspresi
kreatif seperti program kreatifitas siswa.
Buah pikiran Bloom Cs menjadi popular setelah timbul aliran
pendidikan kearah pengkhususan tujuan,sehingga hasil yang belajar
dapat diamati dan di ukur.
Tujuan pendidikan yang cukup terkenal ialah the seven cardinal
principe yaiut tujuh prinsip pokok cardinal, adalah sebagai berikut:
1. Health (kesehatan).
2. Command of fundamental procces (penguasaan keterampilan dasar
seperti membaca, menulis, berhitung).
3. Worthy home membership (menjadi anggota keluarga yang
berharga)
4. Vocational efficiency ( efisiensi dalam pekerjaan).
5. Citizenship (kewarganegaraan).
6. Worthy use of leisure (penggunaan waktu senggang secara
bermanfaat).
7. Satisfaction of religious needs ( pemuasan kebuthuan keagamaan).
Selanjutnya akan kami berikan tujuan – tujuan pendidikan menurut
Education Policies Commission (1938), yaitu:
1. Self – realization,perwujudan pribadi.
2. Human relationship, hubungan antar manusia.
3. Economis efficiencies, ekonomi efisien.
4. Civic responsibility, tanggun jawab warga Negara.
9
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tidak terkecuali KTSP, Kurikulum ini disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.Jadi KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
Pengembangan Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.Dua dari kedelapan
standar nasional pendidikan tersebut yaitu standar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU
20/2003) Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar
Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum KTSP pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Panduan yang
disusun oleh BSNP terdiri atas dua bagian.Pertama,Panduan umum yang
memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan
9
10
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
pada satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk dalam
ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan
PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan
KTSP.Kedua,Model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir
pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman
pada panduan umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu
tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai
referensi.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat
memberi kesempatan pada peserta didik untuk :
1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa
2. Belajar untuk memahami dan menghayati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
B. Manajemen KTSP di SMK Piri Sleman
1. Pertimbangan Perumusan KTSP
a. Spektrum dari pemerintah
Dalam menentukan kurikulum sistim KTSP dilingkungannya
mengacu pada standar nasional pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15),
dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan.Seperti di SMK Piri Sleman,
rumusan sistem KTSP dibuat oleh komite sekolah, kepala sekolah,
staff kurikulum, perwakilan tenaga pengajar dan pihak dunia
industri.Penyusunan KTSP ini memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan yang
11
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
ditentukan oleh dinas pendidikan kemudian dikembangkan oleh
pihak sekolah.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan. Pengembangan KTSP dibawah supervise dinas
pendidikan kabupaten atau kota serta departemen lain yang
bertanggungjawab dibidang pendidikan.Sekolah dapat bertanggung
jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerimtah,
orang tua, peserta duduk dan masyarakat pada umumnya sehingga
sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran KTSP.
b. Kesesuaian kebutuhan DU/DI
Peranan dunia industri sangat berpengaruh terhadap hasil
lulusan SMK, karena dengan terlibatnya dunia industri dalam
perumusan KTSP. Siswa akan mendapatkan pengalaman dan
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.Pihak dunia
industri akan memberikan masukan kepada pihak sekolah mengenai
kebutuhan lulusan atau calon pekerja untuk bisa mencapai
kompetensi yang sesuaidengan DU/DI.
2. Acuan Dasar Pengembangan KTSP
a. Standar isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik. standar
isi untuk satuan pendidikan SMK Piri Sleman mencakup lingkup
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompotensi minimal pada jenjang dan jenis pendidikan kejuruan.
SMK Piri Sleman mengembangkan cakupan lingkup materi
12
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
kemudian tingkat kompetensi untuk mencapai tingkat kompetensi
maksimal siswa dilingkungan SMK Piri.
Pengelompok mata pelajaran SMK Piri ditentukan
berdasarkan urutan sistem KTSP. Seperti kelompok mata pelajaran
agama ditempatkan diurutan teratas karena kelompok mata
pelajaran dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mencakup etika atau budi pekerti sebagai perwujudan dari
pendidikan agama. Kemudian mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Standar Kompetensi Lulusan
SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
pengetahuan keterampilan dan sikap yang digunakan sebagi
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan.Standar Kompetensi Lulusan yang diterapakan di
SMK Piri Sleman meliputi standar kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Standar Kompetensi di
SMK Piri Sleman bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan
pengetahuan kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
Acuan operasioanal penyusuan operasional KTSP meliputi
12 poin, yaitu : peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia ;
peningkatan kompetensi; kecerdasan dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan serta kemampuan peserta didik; keragaman
potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; agama; dinamika
13
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
kondisi sosial budaya setempat; kesetaraan gender dan karakteristik
satuan pendidikan. Aspek-aspek diatas harus dijadikan acuan oleh
pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah
masing-masing tak terkecuali ndi SMK Piri Sleman.Meskipun
demikian para pengembang kurikulum tidak harus terpaku pada
acuan operasional di atas, tetapi mereka bisa mengembangkan dan
menyesuaikan acuan tersebut dengan situasi dan kondisi daerah,
karakteristik dan kemampuan peserta didik serta sarana dan
prasarana yang tersedia.
3. Nilai positif dan Negatif tentang KTSP
a. Nilai Positif
Nilai positif dalam penerapan KTSP adalah lebih bisa
diterima oleh masyarakat industri.Hal ini disebabkan karena
kesesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kompetensi yang
harus dimiliki oleh peserta didik.Ini juga berkaitan dengan standar
kompetensi kelulusan minimal yang harus dimiliki siswa.
b. Nilai Negatif
Nilai negatif dalam penerapan KTSP adalah KTSP
mengharuskan peningkatan SDM yang sesuai dengan standar SDM
yang diberikan pemerintah.Namun kenyataannya di lapangan masih
banyak guru yang kemampuan SDM nya rendah. Tenaga pengajar
yang ada juga masih minim mendapat penataran-penataran
kependidikan juga mengenai pengembangan kurikulum yang
diberikan oleh dinas pendidikan setempat untuk menyesuaikan pada
standar SDM tenaga pengajar yang telah ditentukan.
KTSP mengharuskan ketersediaan sarana dan prasarana yang
menunjang untuk proses belajar mengajar. Kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana pendukung akan menghambat kegiatan belajar
sebagai pemahaman lanjut kepada siswa. Perkembangan teknologi
14
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
dalam dunia industri tidak diikuti dengan penyesuaian proses
pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari
pihak sekolah tidak mampu menyediakan sarana dan prasarana
belajar yang sesuai dengan perkembangan teknologi di dunia industri
yang semakin pesat.
Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran praktik. Hal ini bertolak belakang dengan orientasi SMK
untuk menyiapkan tenaga siap kerja yang seharusnya memperbanyak
proporsi jam pelajaran praktik. Namun dalam KTSP lebih
memperbanyak proporsi jam pelajaran normative dan adaptif.
4. Komponen Tersulit Yang Dihadapi Dalam Pengembangan KTSP
a. Sarana dan Prasarana
Di SMK Piri Sleman Yogyakarta yang masih menjadi
kendala dalam pengembangan KTSP adalah pada kondisi sarana dan
prasarana yang ada.Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dicapai mengharuskan ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung.Kendala dana masih menjadi masalah pada umumnya,
karena penyediaan sarana dan prasarana berkaitan langsung dengan
ketersediaan biaya pengadaannya.
b. SDM Tenaga Pengajar
Kemajuan teknologi di dunia Industri tidak diikuti dengan
peningkatan SDM menjadi lebih baik.Dinas pendidikan harus
senantiasa menyelenggarakan pelatihan – pelatihan kepada tenaga
pengajar. Sehingga diperoleh tenaga pengajar yang berkompeten dan
berkualitas.
5. Peningkatan Kualitas Lulusan Dengan Adanya KTSP
Langkah – langkah yang dilakukan SMK Piri Sleman Yogyakarta
untuk meningkatkan kualitas lulusan antara lain:
a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
15
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
Pengembangan KTSP perlu didukung oleh iklim pengembangan
yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman dan
tertib. Sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
tenang dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong
terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui, belajar
berkarya, belajar menjadi diri sendiri dan belajar hidup bersama
secara harmonis.
b. Kemandirian Guru
Untuk menemukan solusi terhadap berbagai masalah dalam
pembelajaran dalam KTSP guru juga harus bekerja mandiri untuk
memperbaiki diri dalam pembelajaran. Hal ini penting agar ia benar-
benar menjadi guru yang mampu digugu dan ditiru. Sehingga tidak
hanya mampu mengembangkan KTSP tetapi guru juga harus dapat
melaksanakannya secara efektif dan menyenangkan.
c. Penanaman Jiwa Wirausaha
Pemberian mata pelajaran kewirausahaan akan menumbuhkan
jiwa entrepreneurship pada siswa. Pemberian pelajaran ini berguna
untuk menyiapkan mental wirausaha pada siswa. Sehingga siswa
tidak terpaku pada kebutuhan di Industri saja tetapi setelah lulus
siswa dapat memulai usaha sendiri atau berwiraswasta.
6. Mekanisme Penyusunan KTSP
a. Pembentukan Tim Kerja
Dalam rangka pengembangan KTSP, setiap satuan pendidikan
pada SMK Piri Sleman Yogyakarta perlu membentuk tim
pengembang kurikulum. Tim pengembang KTSP terdiri dari guru,
kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), komite sekolah dan
dalam hal tertentu dapat melibatkan orang tua dan peserta didik.
16
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
b. Penyusunan Draft
Setelah terbentuk tim pengembang KTSP, selanjutnya
melakukan mengembangan draft KTSP yang lengkap mulai dari
perumusan visi dan misi satuan pendidikan sampai rencana
pelaksanaan dan pembelajaran (RPP), yang siap diaktualisasikan
dalam pembelajaran.
c. Revisi dan Finalisasi
Penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan
bagioan dari kegiatan perencanaan SMK.Kegiatan ini dapat berupa
bentuk rapat kerja yang dilaksanakan dalam jangka waktu sebelum
tahun pelajaran baru. Kegiatan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan secara garis besar meliputi : penyiapan dan
penyusunan draft; review dan revisi, serta finalisasi. Langkah lebih
rinci dari masing-masing kegiatan dapat diatur dan dikembangkan
oleh tim penyusun kurikulum pada masing-masing satuan
pendidikan.
7. Kendala KTSP
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 3 menyatakan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk melaksanakan fungsi di atas, salah satu komponen yang
paling penting dalam suatu sistem pendidikan adalah adanya sebuah
kurikulum tidak terkecuali di SMK Piri Sleman. Karena melalui
kurikulumlah peserta didik diantar untuk mencapai tujuan yang telah
17
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
ditetapkan, segenap potensinya dikembangkan seoptimal mungkin
melalui proses pembelajaran. Saat ini sistem pendidikan nasional
Indonesia telah menetapkan Kurikulum KTSP untuk diberlakukan secara
nasional.
KTSP ditetapkan untuk dilaksanakan, namun berbagai
permasalahan dan kendala masih dihadapi oleh sekolah maupun guru. Di
satu sisi setiap sekolah harus melaksanakan KTSP, di sisi lain berbagai
macam permasalahan dan kendala sampi saat ini masih belum dapat
diselesaikan. Hal tersebut tidak hanya terjadi di sekolah-sekolah yang
jauh dari kota besar, tetapi juga terjadi di sekolah-sekolah yang
berdekatan dengan kota besar, bahkan di kota besar seperti Sleman ini
yang kelihatannya adem ayem, tetapi sebenarnya menyimpan berbagai
persoalan yang sampai saat ini belum bisa teratasi. Diantara kendala-
kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun KTSP adalah :
a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan
memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk
menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas
maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya
kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur
mengekang kreativitas guru.
b. Belum maksimalnya sosialisasi dan pelatihan terhadap guru-guru,
bahkan masih ada guru-guru yang belum mendapat sosialisasi dan
pelatihan, sehingga masih banyak para guru dan pemangku
kepentingan (stakeholders) yang belum memahami KTSP.
c. Masih banyak guru-guru yang berpersepsi sebagai penerima-pasif
pengambilan keputusan kurikulum.
8. Prinsip Dasar Pengelolaan KTSP di SMK PIRI Sleman
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan
menampilkan kekhasan atau keunggulan masing-masing satuan
18
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
pendidikan. Sebelum menyusun KTSP satuan pendidikan terlebih dahulu
perlu melakukan kajian atau analisis tentang potensi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi baik pada saat ini
maupun masa datang. Hasil analisis ini akan menjadi acuan dalam
pengembangan visi, misi, strategi, dan program-program pembelajaran
yang relevan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan peserta didik serta
daerah sekitarnya.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada bagian penjelasan mengamanatkan bahwa salah satu
strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, arah proses
pembelajarannya berupaya setiap siswanya berpeluang belajar
merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh dalam
kehidupan sehari-hari.
KTSP di SMK Piri Sleman dikembangkan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: (1) memiliki visi dan misi yang dikembangkan
berdasarkan potensi, kondisi, dan kebutuhan satuan pendidikan yang
bersangkutan, (2) kegiatan belajar-mengajar berpusat pada peserta didik,
megembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan,
menantang dan kontekstual, (3) penilian berbasis kelas yang bersifat
internal sebagai bagian dari proses pembelajaran dan berorientasi pada
kompetensi serta patokan ketuntasan belajar yang diperoleh melalui
berbagai cara, tes dan non tes, kumpulan kerja siswa, hasil karya,
penugasan, unjuk kerja dan tes tertulis, (4) pengelolaan satuan
pendidikan lebih bersifat "school based management" untuk: pencapaian
visi dan misi sekolah, pengembangan perangkat kurikulum oleh sekolah,
pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumber daya lainnya, kolaborasi
secara horizontal dengan sekolah lain dan komite sekolah serta organisasi
profesi, serta kolaborasi secara vertikal dengan Dinas dan Dewan
Pendidikan.
19
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
Guru sebagai pembuat dan pelaksana serta pengembang KTSP
melakukan koordinasi, kerjasama dengan semua unsure intern dan
ekstern satuan pendidikan. Koordinasi diperlukan dalam menyikapi
inovasi pendidikan khususnya mengimplementasikan KTSP. Prinsip
dasar dalam koordinasi adalah adanya “kesamaan visi” dan “kesamaan
langkah” semua unsure intern dan ekstern satuan pendidikan.
Prinsip manajemen yaitu P (Planning), O (Organizing), A
(Actuating), dan C (Controlling) serta R (Reporting) tetap diperlukan
oleh guru sebagai pengembang KTSP sebagai bahan pertimbangan
memperbaiki KTSP tahun pelajaran berikutnya. KTSP dievaluasi dan
disempurnakan serta ditetapkan setiap awal tahun pelajaran oleh Kepala
Sekolah dan direkomendasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten.
Prinsip dasar KBM memberdayakan semua potensi yang dimiliki
siswa, mengembangkan inovasi dan kreativitas siswa, menciptakan
kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam
kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar
yang beragam dan belajar melalui berbuat, sehingga mereka akan mampu
meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/konsep/prinsip dalam
kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya
untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif.
Prinsip KBM di atas akan mencapai hasil yang maksimal dengan
memadukan berbagai metode dan teknik serta media pembelajaran yang
memungkinkan semua indera digunakan sesuai dengan karakteristik
masing-masing pelajaran.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh
guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa
yang hendak diukur” dari siswa. Prinsip penilaian berbasis kelas tidak
terpisahkan dari KBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan
berbagai cara penilaian (tes dan non tes), mencerminkan kompetensi
siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil,
20
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik seta dilakukan oleh
guru dan siswa. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang
bersangkutan yang paling tahu tingkat pencapaian belajar siswa yang
diajarnya.
Setelah melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan
prinsip-prinsip di atas, maka orang tua siswa akan menerima laporannya
secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang telah
dicapai oleh anaknya di sekolah.
Pengelolaan KTSP mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaan
dan keberagaman dalam pelaksanaan”, “kesatuan dalam kebijaksanaan”
ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen
KTSP yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Sedangkan “Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan
keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-
masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya sehingga banyak
pihak/instansi yang akan berperanan dan bertanggung jawab dalam
melaksanakannya, misalnya: sekolah, kepala sekolah, guru, dinas
pendidikan kebupaten atau kota, dinas pendidikan propinsi dan
DEPDIKNAS.
Prinsip keberagaman dalam pelaksanaan KTSP maka setiap
sekolah dan guru dilapangan mempunyai tanggung jawab untuk
menterjemahkan KTSP ke dalam bentuk silabus yang akan mereka
gunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Silabus yang dibuat oleh
masing-masing sekolah dan guru tersebut disusun berdasarkan
karakteristik sekolahnya, baik dari aspek kemampuan sekolah,
kemampuan guru, kemampuan siswa, sarana/prasarana yang dimiliki
sekolah dan sebagainya. Selain itu dalam menyusun silabus tidak ada
“acuan” baku mengenai format dan isinya sehingga guru diberi
keleluasaan yang besar untuk mengapresiasikan kemampuannya
menerjemahkan KTSP. Dalam penyusunan silabus dapat dilakukan
dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan di daerah
21
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, komite sekolah,
dewan pendidikan, instansi swasta, perusahaan, perindustrian, dan
sebagainya.
Keunggulan KTSP, di antaranya adalah memberikan keleluasaan
kepada guru dan sekolah untuk membuat kurikulum sendiri yang
disesuaikan dengan keadaan siswa, keadaan sekolah, dan keadaan
lingkungan. Sekolah bersama dengan komite sekolah dapat bersama-
sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan
kondisi lingkungan sekolah. Sekolah dapat bermitra dengan stakeholder
pendidikan, misalnya, dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani,
nelayan, organisasi profesi, dan sebagainya agar kurikulum yang dibuat
oleh sekolah benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
9. Perbedaan KBK dan KTSP
Berikut ini kami rangkum perbedaan dan persamaan antara
Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006.
Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 (KBK) dan 2006 (KTSP)
ASPEK KURIKULUM
2004
KURIKULUM 2006
1. Landasan Hukum Tap MPR/GBHN
Tahun 1999-2004
UU No. 20/1999 –
Pemerintah-an
Daerah
UU Sisdiknas No
2/1989 kemudian
diganti dengan UU
No. 20/2003
PP No. 25 Tahun
UU No. 20/2003 –
Sisdiknas
PP No. 19/2005 – SPN
Permendiknas No.
22/2006 – Standar Isi
Permendiknas No.
23/2006 – Standar
Kompetensi Lulusan
22
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
2000 tentang
pembagian
kewenangan
2. Implementasi
/
Pelaksanaan
Kurikulum
Bukan dengan
Keputusan/
Peraturan
Mendiknas RI
Keputusan Dirjen
Dikdasmen
No.399a/C.C2/Kep
/DS/2004 Tahun
2004.
Keputusan
Direktur Dikme-
num No.
766a/C4/MN/2003
Tahun 2003, dan
No. 1247a/
C4/MN/2003
Tahun 2003.
Peraturan Mendiknas
RI No. 24/2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan
Menteri No. 22 tentang
SI dan No. 23 tentang
SKL
3.Ideologi
Pendidik-
an yang Dianut
Liberalisme
Pendidikan :
terciptanya SDM
yang cerdas,
kompeten,
profesional dan
kompetitif
Liberalisme Pendidikan
: terciptanya SDM yang
cerdas, kompeten,
profesional dan
kompetitif
23
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
4. Sifat (1) Cenderung
Sentralisme
Pendidikan :
Kurikulum disusun
oleh Tim Pusat
secara rinci;
Daerah/Sekolah
hanya
melaksanakan
Cenderung
Desentralisme
Pendidikan : Kerangka
Dasar Kurikulum
disusun oleh Tim Pusat;
dan komite serta pihak
SMK Piri Sleman
mengembangkan lebih
lanjut.
5. Sifat (2) Kurikulum disusun
rinci oleh Tim
Pusat (Ditjen
Dikmenum/
Dikmenjur dan
Puskur)
Kurikulum merupakan
kerangka dasar oleh
Tim BSNP
6. Pendekatan Berbasis
Kompetensi
Terdiri atas : SK,
KD, MP dan
Indikator
Pencapaian
Berbasis Kompetensi
Hanya terdiri atas : SK
dan KD. Komponen
lain dikembangkan oleh
guru
7. Struktur Berubahan relatif
banyak
dibandingkan
kurikulum
sebelumnya (1994
suplemen 1999)
Ada perubahan
Penambahan mata
pelajaran untuk Mulok
dan Pengem-bangan
diri untuk semua
jenjang sekolah
Ada perubahan nama
mata pelajaran sperti
24
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
nama mata
pelajaran
DKK
Ada perubahan jumlah
jam pelajaran setiap
mata pelajaran
8. Beban Belajar Jumlah
Jam/minggu :
SMK/MAK = 35-
39/minggu
Lama belajar per 1
JP:
SMK/MAK = 45
menit
Jumlah Jam/minggu :
SMK/MAK= 38-
39/minggu
Lama belajar per 1 JP:
SMK/MAK = 45 menit
9. Pengembangan
Kurikulum lebih
lanjut
Hanya sekolah
yang mampu dan
memenuhi syarat
dapat
mengembangkan
KTSP.
Guru membuat
silabus atas dasar
Kurikulum
Nasional dan
RP/Skenario
Pembelajaran
Semua sekolah /satuan
pendidikan wajib
membuat KTSP.
Silabus merupakan
bagian tidak
terpisahkan dari KTSP
Guru harus membuat
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
10. Prinsip
Pengembangan
Kurikulum
1. Keimanan, Budi
Pekerti Luhur, dan
Nilai-nilai Budaya
1. Berpusat pada potensi,
perkembangan,
kebutuhan, dan
25
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
2. Penguatan
Integritas Nasional
3. Keseimbangan
Etika, Logika,
Estetika, dan
Kinestetika
4. Kesamaan
Memperoleh
Kesempatan
5. Perkembangan
Pengetahuan dan
Teknologi
Informasi
6. Pengembangan
Kecakapan Hidup
7. Belajar Sepanjang
Hayat
8. Berpusat pada
Anak
9. Pendekatan
Menyeluruh dan
Kemitraan
kepentingan peserta
didik dan
lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi,
dan seni
4. Relevan dengan
kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan
berkesinam-bungan
6. Belajar sepanjang
hayat
7. Seimbang antara
kepentingan nasional
dan kepentingan daerah
11. Prinsip
Pelaksanaan
Kurikulum
Tidak terdapat
prinsip
pelaksanaan
kurikulum
1. Didasarkan pada
potensi, perkembangan
dan kondisi peserta
didik untuk menguasai
kompetensi yang
berguna bagi dirinya.
Menegakkan lima pilar
26
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
belajar:
a. belajar untuk beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan YME,
b. belajar untuk
memahami dan
menghayati,
c. belajar untuk mampu
melaksanakan dan
berbuat secara efektif,
d. belajar untuk hidup
bersama dan berguna
bagi orang lain,
e. belajar untuk
membangun dan
menemukan jati diri,
melalui proses
pembela-jaran yang
efektif, aktif, kreatif &
menyenangkan.
3. Memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan
perbaik-an, pengayaan,
dan/atau percepatan sesuai
dengan potensi, tahap
perkembangan, dan
kondisinya dengan
memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi
27
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan,
dan moral.
1. Dilaksanakan dalam
suasana hubungan
peserta didik dan
pendidik yang saling
meneri-ma dan
menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia
mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada
5. Menggunakan pendekatan
multistrategi dan
multimedia, sumber belajar
dan teknologi yang
memadai, dan meman-
faatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi
alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.
28
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
7. Diselenggarakan dalam
kese-imbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang
cocok dan memadai
antarkelas dan jenis serta
jenjang pendidikan.
29
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum KTSP
yang dilaksanakan di SMK Piri Sleman Yogyakarta, masih terdapat banyak
kendala-kendala baik itu pada sarana dan prasarana yang kurang memadai
untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan KTSP. Pada
SDM tenaga pengajar di SMK Piri Sleman Yogyakarta sangat membutuhkan
pelatihan pada alat-alat baru sesuai kemajuan teknologi dan pelatihan
pengembangan kurikulum KTSP sehingga tenaga pendidik dapat
menjabarkan karakteristik KTSP dengan maksimal.Hal ini penting agar
implementasinya diterima semua pihak baik peserta didik, masyarakat dan
dunia industri.
B. Saran
1. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi misi, tujuan, kondisi dan
ciri khas satuan pendidikan. Oleh karena itu penyusunan KTSP harus
mencakup seluruh komponen-komponen yang ada.
2. SMK harus lebih intensif membina kerja sama dengan dunia industri.
29
30
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
REFERENSI
Mulyasa, E. (2002). KBK Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung:
Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Rochmat Wahab, dkk. (2008). Panduan KKN-PPL UNY 2008. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Sugeng Mardiyono,dkk. (2008). Panduan Pengajaran Mikro Universitas Negeri
Yogyakarta 2007. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
Wawancara dengan Bapak Asrori, MA Selaku Kepala Sekolah Smk Piri Sleman.
Wawancara dengan Bapak Sarwan Sutomo, S.Pd.I. Selaku Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum SMK Piri Sleman.
Wawancara dengan Bapak Sumarno Pradnya Prahara, M.Eng. Selaku Ka.Prodi
Otomotif SMK Piri Sleman.
Wawancara dengan Bapak Drs. Mardianto Selaku Pengajar Mata Pelajaran PDTM
dan Gambar Mesin Prodi Mesin SMK Piri Sleman.
31
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
VISI DAN MISI
SMK PIRI SLEMAN
VISI
Membentuk tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas dan beraklak mulia
MISI
1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT
2. Menciptakan komitment yang tinggi dengan Allah SWT dan Rasul_Nya
3. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi,
mampu mengembangkan diri dan siap memasuki lapangan kerja
4. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan DU/DI
pada saat ini maupun pada masa yang akan dating.
5. Menyiapkan tamatan menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan
kreatif.
Lampiran 1
32
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010
LAPORAN
MANAJEMEN KURIKULUM
DI
DI SMK PIRI SLEMAN YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
1. Toni Budiarto (09503242004)
2. Syaifi Abdurrahman (07503241002)
3. Amirudin (07503241008)
4. Fandi Achmad (07503241014)
5. Frendy (07503241013)
6. Yanuar Nugroho (09503242005)
7. Setyo Jatu Nugroho (07503241029)
8. Ibnu Anjar (07503241019)
9. Bayu Rahmat Setiadi (09503242009)
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
33
Laporan “Manajemen Kurikulum” SMK Piri Sleman 2010