Makalah
Pengaturan Kondisi dan Penciptaan Iklim Belajar yang Menunjang
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : Bapak Isa Ansori ,M.Pd
Disusun oleh:
1. Karunia Yeni S 1401411420
2. Erlita Marziawati 1401411456
3. Rizki Nur Winastiti 1401411489
4. Hendrix Ixhlastya 1401411593
5. Puji Astutik 1401411594
Rombel / kelompok : 15 / 06
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapat dimengerti bahwa kondisi belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Salah
satu faktor penting untuk keberhasilan pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan
suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang
dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran
berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu
dengan menyediakan kondisi lingkungan belajar yang baik, mengatur siswa, mengatur
peralatan, dan lingkungan sosio-emosional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi fisik yang baik dalam pembelajaran ?
2. Bagaimanakah peran kondisi sosio-emosional dalam pembelajaran ?
3. Apa saja kondisi organisasional yang turut mempengaruhi kondisi belajar ?
4. Apa saja yang mempengaruhi kondisi administrasi teknik dalam manajemen
pembelajaran ?
C. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan bahwa kondisi fisik tempat belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan kondisi sosio-emosional dan organisasional
yang berpengaruh pada proses belajar.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kondisi organisasional dan administrasi teknik yang
mempengaruhi kondisi belajar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan kondisi administrasi teknik yang mempengaruhi
manajemen pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi dan Situasi belajar mengajar
a.) Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam hasil
pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan
mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan belajar. Kondisi dan lingkungan yang menjadi
perhatian dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran sebagai berikut :
1. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada beberapa hal antara lain : jenis
kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di ruang
praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama secara
klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang merupakan
tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi ruang
kelas, laboraturium, dan ruang auditorium (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen,
1996:45).
Ruang kelas
Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
a. Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
b. Cukup cahaya dan sirkulasi udara
c. Sirkulasi udara cukup
d. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
f. Ukuran ruang kelas 8m x 7m
g. Dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan
pendengaran
h. Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak
leluasa
i. Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas
Terdapat beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan
menyenangkan :
3
a. Penataan ruang kelas
b. Perlengkapan kelas
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis
dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, almari kelas,
jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan,
gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat
cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan sulak,
gambar-gambar lain / alat peraga dan kapur atau spidol.
Ruang laboraturium
SD yang memiliki laboraturium, agar berfungsi sebagai tempat praktik, harus
ditata dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap
saat
b. Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c. Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d. Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan
sekitarnya
e. Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan
sehari-hari
f. Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g. Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
Ruang auditorium / ruang serbaguna
Berfungsi sebagai tempat diskusi, harus diatur dengan baik dan dilengkapi
dengan peralatan sebagai berikut :
a. Panggung pertunjukan
b. Ruang pakaian pria / wanita secara terpisah
c. Kamar mandi / WC Pria / wanita secara terpisah
d. Lantai harus datar dan tidak licin
e. Dinding aula harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya suara tidak
bergema
f. Bak pasir dan matras
4
2. Pengaturan tempat duduk
a. Pola berderet / berbaris-berjajar
Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa
duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang
pendek duduk di depan. Tempat duduk seperti ini memudahkan para siswa / guru
bergerak dari deetan satu kederetan yang lain. Namun, terdapat kelemahan-kelemahan
yaitu ; mengurangi keleluasaan siswa belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya
mempunyai otoritas mutlak dan memberikan pengaruh langsung yang besar pada siswa.
Akhirnya siswa menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang
dapat dilakukan, dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
b. Pola susunan berkelompok
Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama laindan
dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain. Otoritas guru berperan dalam
posisi desentralisasi, guru hanya memberikan bimbingan pada siswa.
c. Pola formasi tapal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pengaturan
formasi ini memberikan kemudahan pada siswa untuk saling berkomunikasi dan
berkonsultasi. Pola tapal kuda biasa dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi
antarsiswa atau dengan guru.
d. Pola lingkaran atau persegi
Dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bla ada
yang harus direkam atau dicatat, bentuk pola inilah yang tepat. Seandainya ada suau
kegiatan / alat yang harus ditunjukkan / diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat
diletakkan di tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan cahaya matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya kapur
yang bebas dari debu dan selalu bersih.
4. Pengaturan penyimpanan barang-barang
5
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara
pengambilan dari tempat khusus hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-
barang tersebut segera dapat dipergunakan.
b). Kondisi sosio-emosional
* Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan siswa yang
apatis. Tetapi di pihak lain dapat menumbuhkan sikap yang agresif. Dengan tipe
kepemimpinan yang otoriter siswa hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak
mengawasi, karena itu semua aktifitas menjadi menurun. Aktivtas proses belajar mengajar
sangat bergantung pada guru dan menuntut sangat bergantung pada guru dan menuntut
sangat banyak perhatian dari guru.
Tipe kepemimpinan yang laizez-faire biasanya tdak produktif walaupun ada
kepemimpinan. Dalam kepemimpinan tipe ini biasanya aktivitas siswa lebih produktif
kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok bagi siswa yang innerdirected dengan kondisi
siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif, dan tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang menekankan sikap demokratis lebih memungkinkan
terbinanya sikap persahaban guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai.
Dengan memperhatikan ke tiga model kepemimpinan diatas para guru (khususnya di
indonesia), seharusnya mengembangkan asas-asas kepemimpinan yang ditawarkan oleh Ki
Hajar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri
handayani.
Selain itu, dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal,
guru juga harus menempatkan diri sebagai : model, pengembang, perencana, pembimbing,
dan fasilitator (Centra, 1990).
Sikap guru
Sikap guru haruslah sabar dan tetap bersahabat dengan siswa. Terimalah siswa dengan
hangat dan berlaku adil dalam bertindak.
Suara guru
Suara guru yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh
siswa dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh dan juga akan
membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif
rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks
akan mendorong siswa memperhatikan pelajaran.
6
Pembinaan hubungan baik
c). Kondisi organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah
akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena
dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak
diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri
pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum
maka masa jeda itu terlalu lama.
Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya
kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya keributan atau
perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian kesanaha kemari menggangu
kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas
kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menutup
ketidakhadiran tersebut.
Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang
tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami karakteristik dan
potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan
munculnya konflik diantaranya.
Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan
tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.
Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah
kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.
b.) Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam
kelas. Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan
memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi
keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi
keadilan dalam perlakuan.
Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan
pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang bimbingan
adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan
dengan guru disana.
7
Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru.
Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak
menggangu kegiatan belajar maupun bermain
siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas.
Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah
atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan
fisik siswa.
Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya.
Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari
catatan-catatan tentang siswa.
BAB III
PENUTUP
8
A. Simpulan
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung
meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan belajar seperti : Ruang tempat berlangsungnya
pembelajaran (ruang kelas, laboraturium, dan auditorium), Pengaturan tempat
duduk (pola berderet, susunan berkelompok, tapal kuda, lingkaran / peersegi),
ventilasi dan pengaturan cahaya, dan pengaturan penyimpanan barang-barang.
Kondisi sosio-emosional : tipe kepemimpinan, sikap guru dan suara guru.
Kondisi organisasional : pergantian pelajaran, guru berhalangan hadir, masalah
antarsiswa, dan upacara bendera.
Administrasi teknik : daftar presensi, ruang bimbingan siswa, tempat baca, catatan
pribadi siswa.
B. Saran
Kita sebagai calon guru SD yang nantinya sebagai guru kelas diharapkan dengan
mempelajari dan mengetahui pengaturan kondisi dan penciptaan iklim belajar yang
menunjang, dapat menciptakan kondisi kelas baik secara fisik, sosio-emosional,
organisasional, dan kondisi administrasi teknik yang menyenangkan atau
memungkinkan sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan belajar
yang ingin dicapai secara efisien dan optimal.
Daftar Pustaka
9
Ekosiswoyo, Rasdi. & Maman Ranchman. 2000. Manajemen kelas. Semarang: cv. Ikip
semarang press
Missmelind, 2011. Pengaturan kondisi dan penciptaan klim belajar yang menunjang.
http://missmelind.blogspot.com/2011_03_01_archive.html. diakses tanggal 18
September 2012
10
Top Related