makalah iptek dan seni menurut islam
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
Pengertian Iptek dan Seni, Iptek dan Seni Menurut Islam,
Kontribusi dan Seni bagi Dakwah Islam, Tokoh-tokoh Iptek dan Seni Islam
Di susun oleh:HARI SANDI HANDOYO
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILUNIVERSITAS LAMBUN MANGKURAT
Tahun Akademik 2012KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM” sebagai tugas mata kuliah Agama.
Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ,kami tidak lupa mngucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya kepada:
1. …………………………………………….. (dosen pengajar)……………………………. 2. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materiil dan spirtual. 3. Teman-teman kami di fakultas teknik khususnya di prodi teknik sipil
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa fakultas teknik universitas lambung mangkurat khusunya di prodi teknik sipil. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2DAFTAR ISI .............................................................................................................................3PENDAHULUAN ....................................................................................................................5BAB IPENGERTIAN IPTEK DAN SENI..........................................................................................6
1. Pengertian Iptek .............................................................................................................6a. Definisi Iptek ...........................................................................................................6b. Pelaksanaan dan Perkembangan Iptek di Indonesia.................................................7c. Dmpak Negatif Iptek ...............................................................................................82. Pengertian Seni ..............................................................................................................9a. Definisi Seni ............................................................................................................9b. Cabang Seni ...........................................................................................................10c. Fungsi Seni ............................................................................................................10
BAB IIIPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM ................................................................................12
1. Iptek Menurut Islam ....................................................................................................12a. Kewajiban Mencari Ilmu .......................................................................................13b. Interaksi Iman, Ilmu, dan Amal ............................................................................14c. Keutamaan Orang Yang Berilmu...........................................................................14d. Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam..............................................................15e. Penyikapan Terhadap Iptek ...................................................................................16f. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK ..........................................................................172. Seni Menurut Islam .....................................................................................................19a. Definisi Seni Menurut Islam..................................................................................19b. Perkembangan Seni Pada Masa Bani Ummayyah.................................................22c. Alat Musik Islam....................................................................................................23
d. Hal yang Perku Diperhatikan Dalam Menyanyi....................................................24e. Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama........................................................24
BAB IIIKONTRIBUSI IPTEK DAN SENI BAGI DAKWAH ISLAM.............................................27Kontribusi Terhadap Dakwah..................................................................................................27
BAB IVTOKOH-TOKOH IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM..................................................... 30
1. Tokoh Musik Islam .....................................................................................................302. Tokoh Filsafat Islam ...................................................................................................303. Tokoh Islam di Bidang Kedokteran ............................................................................314. Tokoh Muslim di Bidang Sejarah ...............................................................................315. Tokoh Islam di bidang Geografi .................................................................................326. Geometri dan Tokoh-Tokohnya ..................................................................................327. Kesenian dan Tokohnya ..............................................................................................33
PENUTUP................................................................................................................................35DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................36
PENDAHULUAN
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam
ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah
Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan
sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat
satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan
dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat
orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis
trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada
banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu.
Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah
sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam
dan kehidupanya keimanan
BAB I
PENGERTIAN IPTEK DAN SENI
1. Pengertian Iptek
A. Definisi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai
penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu yg dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk berkembang lbh
maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini
banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia
bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut
merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka
untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam
pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar
semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan
yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan pembangunan IPTEK
masih belum merata.
Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan
pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus mereka
tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut,
agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK
disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya permasalahan
di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada.
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan
penguatan iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek
dirumuskan sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitiha,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang yelah berlaku sejak 29 Juli
2002, merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945
Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat
dengan sebaik baiknya. Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah
perkembangan zaman yang semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di
tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan
pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan
baru tersebut.
B. Pelaksanaan Dan Pengembangan Iptek di Indonesia
Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah di pahami dan disadari
akan berhadapan dengan situasi yang serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan,
sebut saja antara lain: cloning, cosmology, cryonics, cybernities, exobiology, genetik,
engineering dan nanoteknology. Cabang-cabang Iptek itu telah memunculkan berbagai
perkembangan yang sangat cepat dan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau
sebaliknya.
Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan.
Rumusan 4 nilai luhur pembangunan Iptek nasional.
1. Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral,
lingkungan, finansial bahkan dampak politis.
2. Visionary, pembangunan ipek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis
dimana kini tidak bersifat sektoral dan hanya memberi implikasi terbatas.
3. Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai
luhur dari pembangunan iptek artinya dapat berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan
memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inivasi baru dalam upaya
inovatif untuk mendapatkan produktifitas.
4. Excellence, keseluruhan tahapan pembanguna iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau
berusaha menuju terbaik. Pesatnya kemajuan iptek untek memperkuat posisi daya saing
Indonesia dalam kehidupan global.
C. Dampak Negatif Iptek
Bagi masyarakat sekarang iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek
lebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek
yakina akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek
terhadap peradaban dan kesejahteraan manusiatidak dapat dipungkiri. Namum manusia tidak
bisa menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
manusia.Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oloh disilusi
dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun ipek mampu
mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan
kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi
haruslah lebih dari sekedar kenyataan objektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Tentu saja iptek tidak mengenal unsur kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa
menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-maslah kemanusiaan. Dari segala
dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap peri laku dari manusia
penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya di hinggapi sifat over confidence dan
superiotas tidak saja terhadap alam melainkan pula terhadap sesamamya. Eksploitasi terhadap
alam dan dominasi pihak yang kuat(negara barat) terhadap negara yang lemah (negara dunia
ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.
2. Pengertian Seni
a. Definisi Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indak atau
dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang
menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau pedoman bagi para
cilpin, yaitu tukang, termasuk didalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu
belum ada perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan
ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif.
Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat di India dan Indonesia. Juga terdapat di Barat
pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaituketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan
atau kemahiran; artista adalah anggota yang ada didalam kelompok-kelompok itu. Ars inilah
yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (Perancis),Elarte (Spanyol), dan Art
(Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah
pengertiaannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman
menyebut seni dengan Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari kata lain
walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut dengan istilah die Art
yang berarti cara, jalan, atu modus, yang juga dapat dikembalikan pada asal mula pengertian dan
kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang di angkat untuk istilah tersebut.
Pengertian seni menurut beberapa ahli:
1. Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.
2. Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam brntuk agung
yng mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
3. Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media
bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
4. Enslikopedia Indonesia
Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang karena keindahannya orang senang
melihatnya atau mendengarkan
b. Cabang Seni
1. Seni Musik atau seni suara
2. Seni tari atu seni gerak
3. Seni drama
4. Seni Rupa
c. Fungsi Seni
1. Untuk Kebutuhan Individu
a. Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni musik selalu seiring dengan peradaban
mausia. Sejhak dulu, benda-benda diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni. Misalnya,
model baju yang bernilai seni tinggi tentu harganya jauh lebih mahal dibanding yang kurang
berseni.
b. Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunya kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Saat sedang sedih,
gembira, dan sebagainya. Lewat seni inilah seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan daya
imajinasinya atau menikmati seni tersebut untuk menghibur hatinya. Untuk itulah orang
seringkali melukis, bernyayi, membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton drama.
2. Untuk Kebutuhan Sosial
a. Bidang Agama
Contoh: Dakwah melalui seni musik yaitu dengan lagu-lagu religi atau menggambarkan
kekuasaan Allah SWT melalui lukisan atau Kaligrafi.
b. Bidang Pendidikan
c. Bidang Komunikasi
d. Bidang Rekreasi
BAB II
IPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM
1. Iptek Menurut Islam
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan
tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu
pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai
tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat mendorong
dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan
segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan
ilmu pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi
pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan
penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan
mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat
kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-
Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai
gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta ilmiah,
maka kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut.
Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah
adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme yang beradadi balik wajah ilmu
pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan
dan ayat-ayat suci Tuhan( Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah SAW yang di pelajari melalui
agama adalah sama-sama ayat (tanda-tanda dan perwujudan ) Allah SWT, maka tidak mungkin
satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu
sumber sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
a. Kewajiban Mencari Ilmu
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah.
Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman
pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan
yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun
muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim,
dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata
dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya)
Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam
hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh
kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap dikejar.
Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut trlebih
dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap
orang yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah
dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan
lainya.
Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan
ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan
menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan
bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum.
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang
islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu
Majah)
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian
ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta
benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang
muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu
sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain
b. Interaksi iman, ilmu dan amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan
yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam,
didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain
iman, ilmu dan amal shaleh.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Qur’an dinyatakan yang artinya “Tidaklah kamu
memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam)
seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam kebumi) dan cabangnya
menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka ingat”.
Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau
syariah dan akhlak dengan menganalogikan dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini
merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh
tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon
yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan.
Dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat
dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam.
c. Keutamaan orang yang berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat
yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan
makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al
Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-
A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama
baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat
dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat
ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT .
Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT.
Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan
kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan
apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan
dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw
juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah
pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau.
Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini
sahih) Jadi setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh
dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-
hal yang bermanfaat.
d. Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam
Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam.
Namun, di sisi lain, manusia justru suka merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, juga
menhancurkan hingga tak bersisa. Tiap sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang
kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunung atau laut. Para ilmuwan mengumumkan
ancaman meluasnya padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air
minum, menipisnya sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan
hewan.
Sayangnya, meski nyata terasa dampak akibat kerusakan tersebut, sebagian besar manusia
sulit menyadarinya. Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masa
depan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya; tragedi masa depan itu sedang berjalan di depan
kita. Dan, kitalah sesungguhnya yang menjadi biang kerok dari tragedi masa depan tersebut.
Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di
bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada mereka,
‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’.
Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)
Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan. Tujuannya
mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga jangan sampai berbagai unsur lingkungan
menjadi hancur, tercemar, atau rusak. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai
ilmuwan harus bisa melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknlogi
ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam
dengan bijak..
e. Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEKSetiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :
a. indera, untuk menangkap kebenaran fisik,
b. naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun
sosial
c. pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar
untuk menuju kebenaran tertinggi
d. imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya
e. hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku
manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang
sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam
dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi
perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-
hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai;
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan
filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami,
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
“islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang
tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.
Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya
Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat
spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta,
bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.
IPTEK akan bermanfaat apabila:
a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),
c. Dapat memberikan pedoman bagi sesama,
d. Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan
mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
f. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK
“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai akhirat
dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan ilmu” (Al-
Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan
kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi lain, memunculkan
kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar dan generasi muda kita,
dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-nilai spiritualitas.
Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta pendidik khususnya guru, yang kerap
bersentuhan langsung dengan siswa.
Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat pada
sebagian pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan. Utamanya untuk
menyongsong kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka mengisi era milenium ketiga
yang disebut sebagai era informasi dan era bio-teknologi. Ini sekurang-kurangnya telah
memunculkan sikap optimis, generasi pelajar kita umumya telah memiliki kesiapan dalam
menghadapi perubahan itu. Don Tapscott, dalam bukunya Growing up Digital (1999), telah
melakukan survei terhadap para remaja di berbagai negara. Ia menyimpulkan, ada sepuluh ciri
dari generasi 0 (zero), yang akan mengisi masa tersebut. Ciri-ciri itu, para remaja umumnya
memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat intensif lewat
internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada perkembangan teknologi,
sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, investigative arahnya pada how use something as good
as possible bukan how does it work.
Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan
memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan aspek
pengendalian emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati
(kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa akan
kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di akhirat. Jika
hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari kemungkinan
melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan masa depannya serta
memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta tahunan pasca ujian nasional, yang kerap
dipertontonkan secara vulgar oleh sebagian para pelajar. Itulah salah satu contoh potret buram
kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini. Untuk itu, komponen penting yang terlibat
dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa di sekolah adalah guru.
Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus diakui guru faktor
paling dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi pengaruh kuat pada
pembentukan karakter siswa. Kepada guru harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional
disandarkan. Ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, para pelajar kita disiapkan agar menjadi manusia
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri. Sekaligus jadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan sebenarnya mengisyaratkan, proses dan hasil harus
mempertimbangkan keseimbangan dan keserasian aspek pengembangan intelektual dan aspek
spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikhotomis. Namun praktiknya, aspek
spiritual seringkali hanya bertumpu pada peran guru agama. Ini dirasakan cukup berat, sehingga
pengembangan kedua aspek itu tidak berproses secara simultan. Upaya melibatkan semua guru
mata ajar agar menyisipkan unsur keimanan dan ketakwaan (imtak) pada setiap pokok bahasan
yang diajarkan, sesungguhnya telah digagas oleh pihak Departeman Pendidikan Nasional
maupun Departemen Agama. Survei membuktikan, mengintegrasikan unsur ‘imtaq’ pada mata
ajar selain pendidikan agama adalah sesuatu yang mungkin. Namun dalam praktiknya, target
kurikulum yang menjadi beban setiap guru yang harus tuntas serta pemahaman yang berbeda
dalam menyikapi muatan-muatan imtaq yang harus disampaikan, menyebabkan keinginan
menyisipkan unsur imtak menjadi terabaikan. Memang tak ada sanksi apapun jika seorang guru
selain guru agama tidak menyisipkan unsur imtaq pada pelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya. Jujur saja guru umumnya takut salah jika berbicara masalah agama, mereka mencari
aman hanya mengajarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab
semuanya. Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban setiap
muslim yang mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Seni Menurut Islam
a. Definisi Seni Menurut Islam
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang
lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilimu di Eropa
mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah
kegiatan.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit
yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada
baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw.,
kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.” Ada
orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi
bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah
sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim). Bahkan salah satu
mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan
bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan
pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya
sebagai sihir. Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan
akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.
Rasulullah bersabda :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan
tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan
fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun
gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi
konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu
sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan
menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian
yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut
haram hukumnya.
Pendapat tentang pengertian seni dalam Islam
. Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-
karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah
masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui
ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada
akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang
namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam
segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia
kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa
indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi
kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni
lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang
terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa
kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang
termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa
kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas.
Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan
seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang
terejahwantah dalam karya seni tersebut.
b. Perkembangan seni pada masa bani umayyah
Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni suara, seni
rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
1. Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan
kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Bani Umayyah kaum muslimin
sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan
ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan
istilah –istilah baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra
(adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi-diskusi
ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota
itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam
berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu Nahwu dan
sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir penyair-penyair terkenal.
2. Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir, seni
pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkembang pesat pada zaman itu
ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, Hadits Nabi dan
rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana dan
gedung-gedung.
3. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang
terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema cinta
kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah pada
umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus, kota
Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan Masjid Damaskus
dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng
pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan
jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku memberikan
hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama, ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam
bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di sediakan
anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-
masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu
pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara
lain ialah, ilmu Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada
masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa
pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya
tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi
yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
c. Alat Musik Islam
Musik Islam selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan musik di Eropa.
Penggunaan alat musik seperti oud sangat membantu dalam memahai pelajaran musik islam.
Oud adalah alat musik berbentuk seperti buah piryang di potong setengah dan di lengkapi senar
atau sring sebanyak 12 buah.
Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto dikenaldengan nama
laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik yang benar-benar sama ini.Prancis
menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris menamainya lute.
Selain oud,ada alat musik lain yang sering dipakai dalam seni musik Islam.Sebelum menjadi
biola,alat musik berdawai dengan tabung resonansi yang lebih kecil dari gitar ini dikenal dengan
nama rebab. Alat musik rebab menyebar dari Spanyolke Eropa dengan nama rebec. Bila rebab
tersedia, rebana sudah pasti ada . Instrumen musik Arab yang satu ini terbuat dari kayu dan
perkamen. Penggunaan alat musik rebana telah di lirik dunia barat, kemudian membawa rebana
ke negaranya. Acara kenegaraan di istana dan gedung pertemuan sering menghadirkan rebana
sebagai hiburan. Sampai sekarang rebana masih digunakan dalam bermusik di beberapa negara
seluruh dunia.
d. Hal yang perlu di perhatikan dalam Menyanyi
Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara
lain :
1. Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan
ajaran-ajarannya.
2. Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
3. Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar,
menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
4. Nyanyian –sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap
tidak berlebih-lebihan.
d. Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama
1. Imām Asy-Syaukānī, dalam kitabnya NAIL-UL-AUTHĀR menyatakan sebagai berikut:
a. Para ‘ulamā’ berselisih pendapat tentang hukum menyanyi dan alat musik. Menurut
mazhab Jumhur adalah harām, sedangkan mazhab Ahl-ul-Madīnah, Azh-Zhāhiriyah dan jamā‘ah
Sūfiyah memperbolehkannya.
b. Abū Mansyūr Al-Baghdādī (dari mazhab Asy-Syāfi‘ī) menyatakan: "‘ABDULLĀH BIN
JA‘FAR berpendapat bahwa menyanyi dan musik itu tidak menjadi masalah.
Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan para pelayan (budak) wanita
(jawārī) dengan alat musik seperti rebab. Ini terjadi pada masa Amīr-ul-Mu’minīn ‘Alī bin Abī
Thālib r.a.
c. Imām Al-Haramain di dalam kitābnya AN-NIHĀYAH menukil dari para ahli sejarah bahwa
‘Abdullāh bin Az-Zubair memiliki beberapa jāriyah (wanita budak) yang biasa memainkan alat
gambus. Pada suatu hari Ibnu ‘Umar datang kepadanya dan melihat gambus tersebut berada di
sampingnya. Lalu Ibnu ‘Umar bertanya: "Apa ini wahai shahābat Rasūlullāh? " Setelah diamati
sejenak, lalu ia berkata: "Oh ini barangkali timbangan buatan negeri Syām," ejeknya. Mendengar
itu Ibnu Zubair berkata: "Digunakan untuk menimbang akal manusia."
d. Ar-Ruyānī meriwayatkan dari Al-Qaffāl bahwa mazhab Maliki membolehkan menyanyi
dengan ma‘āzif (alat-alat musik yang berdawai).
e. Abū Al-Fadl bin Thāhir mengatakan: "Tidak ada perselisihan pendapat antara ahli Madīnah
tentang, menggunakan alat gambus. Mereka berpendapat boleh saja." Ibnu An Nawawi di dalam
kitabnya AL-‘UMDAH mengatakan bahwa para shahābat Rasūlullāh yang membolehkan
menyanyi dan mendengarkannya antara lain ‘Umar bin Khattāb, ‘Utsmān bin ‘Affān, ‘Abd-ur-
Rahmān bin ‘Auf, Sa‘ad bin Abī Waqqās dan lain-lain. Sedangkan dari tābi‘īn antara lain Sa‘īd
bin Musayyab, Salīm bin ‘Umar, Ibnu Hibbān, Khārijah bin Zaid, dan lain-lain.
2 Abū Ishāk Asy-Syirāzī dalam kitābnya AL-MUHAZZAB
a. Diharāmkan menggunakan alat-alat permainan yang membangkitkan hawa nafsu seperti alat
musik gambus, tambur (lute), mi‘zah (sejenis piano), drum dan seruling.
b. Boleh memainkan rebana pada pesta perkawinan dan khitanan. Selain dua acara tersebut tidak
boleh.
c. Dibolehkan menyanyi untuk merajinkan unta yang sedang berjalan.
3. Al-Alūsī dalam tafsīrnya RŪH-UL-MA‘ĀNĪ
a. Al-Muhāsibi di dalam kitābnya AR-RISĀLAH berpendapat bahwa menyanyi itu harām
seperti harāmnya bangkai.
b. Ath-Thursusi menukil dari kitāb ADAB-UL-QADHA bahwa Imām Syāf‘ī berpendapat
menyannyi itu adalah permainan makrūh yang menyerupai pekerjaan bāthil (yang tidak benar).
Orang yang banyak mengerjakannya adalah orang yang tidak beres pikirannya dan ia tidak boleh
menjadi saksi.
c. Al-Manawi mengatakan dalam kitābnya: ASY-SYARH-UL-KABĪR bahwa menurut mazhab
Syāfi‘ī menyanyi adalah makrūh tanzīh yakni lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan agar
dirinya lebih terpelihara dan suci. Tetapi perbuatan itu boleh dikerjakan dengan syarat ia tidak
khawatir akan terlibat dalam fitnah.
d. Dari murīd-murīd Al-Baghāwī ada yang berpendapat bahwa menyanyi itu harām dikerjakan
dan didengar.
e. Ibnu Hajar menukil pendapat Imām Nawawī dan Imām Syāfi‘ī yang mengatakan bahwa
harāmnya (menyanyi dan main musik) hendaklah dapat dimengerti karena hāl demikian biasanya
disertai dengan minum arak, bergaul dengan wanita, dan semua perkara lain yang membawa
kepada maksiat. Adapun nyanyian pada saat bekerja, seperti mengangkut suatu yang berat,
nyanyian orang ‘Arab untuk memberikan semangat berjalan unta mereka, nyanyian ibu untuk
mendiamkan bayinya, dan nyanyian perang, maka menurut Imām Awzā‘ī adalah sunat.
f. Jamā‘ah Sūfiah berpendapat boleh menyanyi dengan atau tanpa iringan alat-alat musik.
g. Sebagian ‘ulamā’ berpendapat boleh menyanyi dan main alat musik tetapi hanya pada
perayaan-perayaan yang memang dibolehkan Islam, seperti pada pesta pernikahan, khitanan, hari
raya dan hari-hari lainnya.
h. Al-‘Izzu bin ‘Abd-us-Salām berpendapat, tarian-tarian itu bid‘ah. Tidak ada laki-laki yang
mengerjakannya selain orang yang kurang waras dan tidak pantas, kecuali bagi wanita. Adapun
nyanyian yang baik dan dapat mengingatkan orang kepada ākhirat tidak mengapa bahkan
sunat dinyanyikan.
i. Imām Balqinī berpendapat tari-tarian yang dilakukan di hadapan orang banyak tidak harām
dan tidak pula makrūh karena tarian itu hanya merupakan gerakan-gerakan dan belitan serta
geliat anggota badan. Ini telah dibolehkan Nabi s.a.w. kepada orang-orang Habsyah di dalam
masjid pada hari raya.
j. Imām Al-Mawardī berkata: "Kalau kami mengharamkan nyanyian dan bunyi-bunyian alat-alat
permainan itu maka maksud kami adalah dosa kecil bukan dosa besar."
4. ‘ABD-UR-RAHMĀN AL-JAZARĪ di dalam kitabnya AL-FIQH ‘ALĀ AL-MADZĀHIB-IL
ARBA‘A , menyatakan:
a. ‘Ulamā’-‘ulamā’ Syāfi‘iyah seperti yang diterangkan oleh Al-Ghazali di dalam kitab IHYA
ULUMIDDIN. Beliau berkata: "Nash nash syara' telah menunjukkan bahwa menyanyi, menari,
memukul rebana sambil bermain dengan perisai dan senjata-senjata perang pada hari raya adalah
mubah (boleh) sebab hari seperti itu adalah hari untuk bergembira. Oleh karena itu hari
bergembira dikiaskan untuk hari-hari lain, seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang
memang dibolehkan syara'.
b. Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa sepanjang
pengetahuannya tidak ada seorangpun dari para ulama Hijaz yang benci mendengarkan
nyanyian, suara alat-alat musik, kecuali bila di dalamnya mengandung hal-hal yang tidak baik.
Maksud ucapan tersebut adalah bahwa macam-macam nyanyian tersebut tidak lain nyanyian
yang bercampur dengan hal-hal yang telah dilarang oleh syara'.
c. Para ulama Hanfiyah mengatakan bahwa nyanyian yang diharamkan itu adalah nyanyian yang
mengandung kata-kata yang tidak baik (tidak sopan), seperti menyebutkan sifat-sifat jejaka
(lelaki bujang dan perempuan dara), atau sifat-sifat wanita yang masih hidup ("menjurus" point,
lead in certain direction, etc.). Adapun nyanyian yang memuji keindahan bunga, air terjun,
gunung, dan pemandangan alam lainya maka tidak ada larangan sama sekali. Memang ada orang
orang yang menukilkan pendapat dari Imam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa ia benci
terhadap nyanyian dan tidak suka mendengarkannya. Baginya orang-orang yang mendengarkan
nyanyian dianggapnya telah melakukan perbuatan dosa. Di sini harus dipahami bahwa nyanyian
yang dimaksud Imam Hanafi adalah nyanyian yang bercampur dengan hal-hal yang dilarang
syara'.
d. Para ulama Malikiyah mengatakan bahwa alat-alat permainan yang digunakan untuk
memeriahkan pesta pernikahan hukumnya boleh. Alat musik khusus untuk momen seperti itu
misalnya gendang, rebana yang tidak memakai genta, seruling dan terompet.
e. Para ulama Hanbaliyah mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan alat-alat musik, seperti
gambus, seruling, gendang, rebana, dan yang serupa dengannya. Adapun tentang nyanyian atau
lagu, maka hukumnya boleh. Bahkan sunat melagukannya ketika membacakan ayat-ayat Al-
Quran asal tidak sampai mengubah aturan-aturan bacaannya
BAB III
Kontribusi Iptek dan Seni Bagi Dakwah Islam
Kontribusi Terhadap Dakwah
Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di hasilkan oleh
perkembangan iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban orang
barat samapidi barengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang diakibatkannya, bukan
hanya bidang iptek saja tetapi dalam bidang seni juga.
Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan di
dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa menyebarkan
ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian wayang yang isinya
tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya kesenian wayang ini digunakan sebagai
media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat untuk menyaksikan kesenian wayang tersebut.
Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di buktikan dengan
adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan segala aktifias manusia,
begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama. Ada banyak hal yang sudah
dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri, Al Quran
digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang tidak pernah
putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang
menyenangkan dengan menggunakan game untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri.
Contok-contoh Kontribusi Iptek dan Seni bagi dakwah Islam
Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah
Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo
Perkembangan busana muslim seperti jilbab
Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah
Penggunaan internet, blog, dan situs Islami sepertisuara Islam, Muslim,dll
Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat, terjemaah,
tafsiran Al Quran
Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.
BAB IV
Tokoh Iptek dan Seni dalam Islam
1.Tokoh Musik Islam
Tokoh-tokoh yang berjasa dalam membawa 3 jenis musik tersebut adalah Said Bin
Misjah yang dengan tekunya mempelajari seni musikitu dan memadukannyasehingga
membentuk seni musikyang sesuai. Saidbin Misjah adalah pelopor berdirinya bangunan musik
islam. Tidak lama setelah debut Said bin Misjah,munculah muridnya yang bernama ibnu muhriz
pada 715 M. Muhri telah maju beberapa langkah dalam mengembangkan musikislam yang telah
dikombinasikan oleh gurunya.Bersamaan dengan itu masa pemerintah Islam banyak penguasa
islam di Baghdad pergi ke Kordoba untuk mendukung musisi dan perkembangan musik
disana.Dari situ lahirlah beberapaalat musik yang berkembang hingga ke luar wilayah islam.
Salah satunya sebagai sarana hiburan sekaligus menyampaikan ajaran. Yunus al atibhadir sekitar
742M merupakan ahli musik yg berasal dari anggota pengiring KHALIFAH Al walid ke
II.Kontribusi terhadap perkembangan dunia musik islam yang sangat kuat pengaruhnya adalah
buku musik yang di tulisnya sendiriyaitu kitab Al Ojan, buku berbahasa Arab paling tua dalam
ilmu musik.
2. Tokoh-tokoh filsafat Islam adalah :
1. Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF
DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di
kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang
merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai
tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.
2. Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926 - 1198 M) Kelahiran Cordova,
beliau pengupas dan penganallisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam,
hingga mendapat julukan “Sang Komentator”. Aliran Filsafat nya disebut
Averoisme inilah yang mengantarkan Eropah ke pintu gerbang Renaissance
(abad 15-16).
3. Imam Al Ghozali (1058 - 1109) Mendapat gelar Hujjatul Islam, karena ahli dalam
bidang Fiqh (Filsafat dan Tashawwuf). Aliran Filsafat Al Ghozali banyak
bertentangan dengan aliran Filsafat masa itu. Karyanya banyak diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan digunakan oleh gereja/ Kristen sebagai resensi dalam
mempertahankan diri dari gelombang Filsafat Aviroisme yang
menguasai alam fikiran Eropah pada saat itu.
4. Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M), Ahli filsafat sejarah. Al
Kindi (Alchendius - 873 M) dan lain-lain.
3. Tokoh-tokoh Islam dalam bidang kedokteran adalah :
a. Arrozi, (Rhoses, 805 - 925 M), 200 jilid buku telah ditulisnya, yang paling terkenal
adalah “Al Hawi”, tentang kedokteran. Tahun 1279 M, diterjemahkan kedalam
bahasa latin dengan judul LIBER CONTINENS, atas perintah Raja Charles I, dan
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sampai 40 kali cetak.
b. Ibnu Sina (Avicenna, 980 - 1037 M). Al Qonun fit Thib (Conon of medicine),
diterjemahkan dalam berbagai bahasa di Eropa dan Al Qonun fit Thib ini menjadi
text book utama dari ilmu kedokteraan Eropa (Perancis dan Itali) sampai pada
abad 16 M.
c. Ibnu Rusydi (Averroes - wafat 1198 M). Ahli filsafat yang mengantar Eropa ke
pintu gerbang Renaissance. Buku kedokterannya Kulliyat fit Thib
4. Tokoh-tokoh muslim dalam bidang sejarah antara lain :
a. Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M) Beliau merupakan konseptor pertama sejarah,
dalam penulisannya berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah
dalam mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubungan
antara fakta-fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal
adalah “Muqaddimah” sebuah buku filsafat sejarah.
b. Ibnu Ishaq (85 H / 618 M - 150 H / 768 M). Lahir di Madinah, ahli sejarah dan
penyusun pertama sejarah dan biografi Nabi besar Muhammad saw.
5. Tokoh-tokoh Islam dalam bidang Geografi antara lain :
a. Abu Raihan Muhammd Al Baituni (973 - 1048 M). Sebelum Galileo, beliau telah
mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya, selanjutnya beliau
mengadakan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya.
b. Abu Hasan Ali Al Mas’udi. Seorang pengembara yang sering mengadakan
kunjungan ke berbagai dunia Islam di abad X. Beliau menulis buku “Maruj Al
Zahab” didalamnya diterangkan tentang geografi, agama, adat istiadat dan
sebagainya.
c. Ibnu Yunus (ALI BEN YOUNIS).Adalah penemu jam ayunan dan jam matahari
(Sundial), jadwal waktu (yang menggeser Ptolomeus (Almaqest)).
d. Hasan Ibnul Haitam. Menulis karyanya mengenai optik yang menjadi dasar bagi
Roger Bacon dan Kepler.
6.Geometri dan tokoh-tokohnya
Adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang,
lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah
memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhitung,
mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat
ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang
Yunani sebelumnya.
Tokoh-tokoh ilmu pasti / matematik (976) :
a. AL Khowarismi, LOGARITMA (Alqorithm) Ciptaannya berasal dari namanya, ini
dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal
muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan
buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan
referensi utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah
penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti
dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol
barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.
b. Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga).
Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri
ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940 - 998 M), beliau yang pertama
menemukan istilah dan rumus sinus, tangens, secans dan cosecans.
c. Jabir bin Hujan (221 - 782 M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia
diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda
logam). 6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad
XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.
7. Kesenian dan tokoh-tokohnya
Karya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas
ketentuan Allah swt. atau Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena
karya seni itu merupakan keindahan.
Nabi saw. bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah-indah”.
Manusia, memiliki kecenderungan kepada yang indah-indah terutama dalam hal
memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain.
Untuk itu semua diperlukan karya seni yang betul-betul indah, (keindahan) seni lukis,
seni suara dan lain-lain dapat memberi kepuasan bathin bagi yang menikmatinya.
Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma
yang telah ada dan baik.
Tokoh muslim dalam bidang ini antara lain : Ibnu Abdi Robbani (dlam bidang
sastra/syair/60 - 940 M) salah satu karyanya berjudul “Iqdul Farid” yang disalin dalam
bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada
pertengahan abad X adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).
PENUTUP
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-
lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat
Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan
iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara
mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.
Saran Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.
Top Related