Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

48
AKHLAK DAN TASAWUF A. Akhlak dalam Islam Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata khuluqun yang secara etimologis bermakna tabi’at, budi pekerti, adat dan kebiasaan. Sedangkan pendekatan lain bisa dari kata khalaqa sangat erat kaitannya dengan kata khaliq yang menciptakan dan makhluk yang diciptakan. Dari sini ada korelasi hubungan yang baik antara khaliq (Tuhan) dengan makhluk (manusia). Definisi akhlak secara terminologis : 1. Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa ia memikirkan. 2. Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang menumbuhkan perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu berfikir lebih lama. 3. Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Model akhlak yang yang harus kita contoh dan teladani adalah akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Sesuai firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalm, (68):4, “Sesungguhnya, Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluqin) yang luhur”. Karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat manusia dalam mewujudkan akhlak mahmuda, akhlak yang islami. Hal ini dipertegas dalam QS. Al- Ahzab, (33):21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak menyebut Allah.” Bahkan Nabi sendiri dalam sabdanya menjelaskan, “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Akhmad) Adakah persamaan antara etika, moral dengan akhlak ? Pengertian etika, moral, dan akhlak terkesan sama, apalagi kalau ketiga istilah itu disandarkan pada Islam. Oleh karena itu, hal tersebut perlu dijelaskan, bahwa kata “etika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” artinya adat kebiasaan. Etika bisa saja merupakan istilah lain dari akhlak atau moral, tetapi memiliki perbedaan yang substansial karena konsep akhlak berasal dari pandangan agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan etika adalah pandangan tentang tingkah laku manusia dalam persfektif filsafat. Kalau ada persamaan adalah sama-sama membicarakan tabiat manusia.

Transcript of Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Page 1: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

AKHLAK DAN TASAWUF

A.Akhlak dalam IslamKata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata khuluqun

yang secara etimologis bermakna tabi’at, budi pekerti, adat dan kebiasaan. Sedangkan pendekatan lain bisa dari kata khalaqa sangat erat kaitannya dengan kata khaliq yang menciptakan dan makhluk yang diciptakan. Dari sini ada korelasi hubungan yang baik antara khaliq (Tuhan) dengan makhluk (manusia).

Definisi  akhlak secara terminologis :

1. Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah keadaan gerak jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa ia memikirkan.

2. Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang menumbuhkan perbuatan dengan mudah dilakukan tanpa perlu berfikir lebih lama.

3. Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.

Model akhlak yang yang harus kita contoh dan teladani adalah akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Sesuai firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalm, (68):4, “Sesungguhnya, Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (khuluqin) yang luhur”. Karena itu, Rasulullah SAW merupakan teladan bagi umat manusia dalam mewujudkan akhlak mahmuda, akhlak yang islami. Hal ini dipertegas dalam QS. Al-Ahzab, (33):21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak menyebut Allah.” Bahkan Nabi sendiri dalam sabdanya menjelaskan, “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Akhmad)Adakah persamaan antara etika, moral dengan akhlak ? Pengertian etika, moral, dan akhlak terkesan sama, apalagi kalau ketiga istilah itu disandarkan pada Islam. Oleh karena itu, hal tersebut perlu dijelaskan, bahwa kata “etika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” artinya adat kebiasaan. Etika bisa saja merupakan istilah lain dari akhlak atau moral, tetapi memiliki perbedaan yang substansial karena konsep akhlak berasal dari pandangan agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan etika adalah pandangan tentang tingkah laku manusia dalam persfektif filsafat. Kalau ada persamaan adalah sama-sama membicarakan tabiat manusia.

Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sisyem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Sementara moral secara etimologis berasal dari bahasa latin “mores”, kata jamak dari “mos” yang berarti adat kebiaasaan, atau tata susila. Dalam hal ini yang dimaksud adat kebiasaan adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum yang diterima masyarakat, mana yang baik dan wajar.

Ciri Perbuatan Akhlak:

1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya

Page 2: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.3.  Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada

paksaan atau tekanan dari luar.4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.5.  Dilakukan dengan ikhlas.

Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak:·         Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.·         Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.·         Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.

Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak:

a. Menetapkan criteria perbuatan yang baik dan buruk.b.  Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.c.  Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.d. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam

mengetahui perbuatan yang baik atau buruk.

Pembagian akhlak :

a. Akhlak kepada Allah SWT

1. Tauhid :Tauhid artinya mengesakan Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. QS. Al-Ikhlas, (122):1, “katakanlah (Muhammad) Allah itu esa. Menyekutukan Allah dengan lainnya adalah syirik dan orangnya disebut musyrik. Dosa syirik kepada Allah adalah dosa besar, bahkan dosa yang tidak terampuni.

2. Taqwa :Definisi taqwa yang paling popular adalah “memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya”. Taqwa makna asal adalah pemeliharaan diri. Diri harus dipelihara dari yang ditakuti, dan yang paling ditakuti adalah siksa Allah SWT. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah dengan cara berhenti di garis batas yang telah ditentukan, melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

3. Tawakkal :Tawakkal adalah membebaskan hari dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatu kepada-Nya. Tawakkal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal 9 ikhtiar. Tidaklah dinamai tawakkal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa. Rasulullah pernah menegur seorang badui yang tidak mengikat untanya karena menurut dia itulah cerminan sikap tawakkal. “ikat dan tawakkallah” (HR. Tarmidzi,

Page 3: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Ibnu Khuizaimah, dan Tabrani). Sebab apabila seseorang telah berusaha dengan sunguh-sungguh untuk menggapai sesuatu, mengerahkan segala tenaga dan pikiran, membuat perencanaan dan lain sebagainya, kalau kemudian gagal, tidak sesuai yang diharapkan dia tidak putus asa, ia bertawakkal kepada Allah.

4. TaqarrubTaqarrub adalah cara mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan melaksanakan ibadah yang wajib, dan ibadah sunnah lainnya.

5. TaubatTaubat berakar kata taaba yang berarti kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah SWT adalah orang yang kembali dari sesuatu (yang jelek) menuju sesuatu (yang baik).

b. Akhlak terhadap makhluk

Akhlak pada diri sendiri :Sebagai hamba Allah, manusia diwajibkan untuk selalu bersikap

tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Manusia yang tidak mau tunduk dan patuh kepada-Nya disebut manusia yang ingkar, yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan kafir. Golongan kafir ada 2 macam :

1.      Kafir aqidah yaitu orang yang tidak menerima islam sebagai agamanya.2.      Kafir ni’mat yaitu orang yang mengakui islam dengan utuh dan baik.

Pengaruh akhlak terhadap Allah pada diri pribadi ialah :

1. Dapat bersikap wara’ atau penuh pertimbangan dalam bertindak, apakah perbuatan itu sesuai dengan hukum Allah, tidak melanggar hak orang lain dan sebagainya.

2. Pandai mensyukuri nikmat.3. Sabar dan tawakkal.4. Optimis dan sportif.5. Tawadhu’ atau rendah hati.6. Syaja’ah atau berani menegakkan kebenaran.7. Ikhlas dan ridho.8. Zuhud berarti tidak diperdayakan oleh godaan duniawi dan

hawa nafsu, hidup sederhana, dan tidak berlebihan baik menurut dirinya maupun menurut lingkungan sekitarnya, terutama menurut ketentuan Allah, serta tidak tergolong mubazzir.

c. Akhlak terhadap keluarga atau pada orang lain :

Page 4: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Akhlak terhadap orang tua :Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya., plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya.

Kewajiban kepada ibu

Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil secara langsung, maka bapak pun merawatnya, mencari nafkahnya, membesarkannya, mendidiknya dan menyekolahkannya, disanping dusaha ibu. Kalau mulai menganduna sampai masa muhariq (masa dapat membedakan mana yang baik dan buruk), seorang ibu sangat berperan, maka setelah mulai memasuki masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya, mendidiknya dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa, namun apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah, mulai mengandung sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah terhadap putranya, maka secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat tugas ibu dari pada tugas ayah. Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat mengatasinya tetapi sebaliknya banyak tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh seorang ibu. Barangkali karena demikian inilah maka penghargaan kepada ibunya. Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan hendaknya mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan orang tua.

Page 5: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Berbuat baik kepada ibu dan ayah, walaupun keduanya lalim

Seorang anak menusut ajaran islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai si anak menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya orang tua berbuat lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak semestinya, maka jangan sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas, mengimbangi ketidakbaikan orang tua kepada anaknya, allah tidak meridhainya sehingga orang tua itu meridhainya.

Menurut ukuran secara umum, si orang tua tidak sampai akan aniaya kepada ananya. Kalaulah itu terjadi penaniayaan kepada orang tua kepada anaknya adalah disebakan perbuatan si anak itu sendiri yang menyebabkan marah dan aniayanya orang tua kepada anaknya. Didalam kasus demikian seandainya si orang tua marh kepada anaknya dan berbuat aniaya sehingga ia tiada ridha kepada anaknya, allah pun tidak meridhai si anak tersebut lantaran orang tua.

Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah

Segala sikap orang tua terutama ibu memberikan refleksi yang kuat terhadap sikap si anak. Dalam hal berkata pun demikian. Apabila si ibu sering menggunakan kata-kata halus kepada anaknya, si anak pun akan berkata halus. Kalau si ibu atau ayah sering mempergunakan kata-kata yang kasar, si anakpun akan mempergunakan kata-kata kasar, sesuai yang digunakan oleh ibu dan ayahnya. Sebab si anak mempunyai insting menir yang lebih mudah ditiru adalah orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua, terutama ibunya. Agar anak berlaku lemah lembut dan sopan kepada orang tuanya, harus dididik dan diberi contoh sehari-hari oleh orang tuanya bagaimana sianak berbuat, bersikap, dan berbicara. Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut ajaran islam harus berbicara sopan, lemah-lembut dan mempergunakan kata-kata mulia.

Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia

Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran islam sebagaimana yang disiarkan oleh rasulullah dari Abu usaid : ”kami pernah berada pada suatu majelis bersama nabi, seorang bertanya kepada rasulullah: wahai rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada kedua orang tuaku. “rasulullah bersabda: ”ya, ada empat hal :mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati / melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahim

Page 6: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua”.

Cara kita berbuat baik kepada ibu dan ayah kita, apabila beliau-beliau itu sudah tiada yaitu:

Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada

allah dari segala dosa orang tua kita. Menepati janji kedua ibu bapak. Kalau sewaktu hidup orang tua

mempunyai janji kepada seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya beliau akan naik haj, yang belum sampai melaksanakannya. Maka kewajiban anaknya menunaikan haji orang tua tersebut.

Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya ibu atau

ayah mempunyai teman akrab, ibu atau ayah saling tolong-menolong dengan temannya dalam bermasyarakat. Maka untuk berbuat kebajikan kepada kedua orang tua kita yang telah tiada, selain tersebut di atas, kita harus memuliakan teman ayah dan ibu semasa ia masih hidup.

Bersilalaturrahmi kepada orang yang kita mempunyai hubungan karena

kedua orang tua. Maka terhadap orang yang dipertemukan oleh ayah atau ibu sewaktu masih hidup, maka hal itu termasuk berbuat baik kepada ibu dan bapak kita yang sudah meninggal dunia.

Tetapi bagaimana jikalau kita ingin berbuat baik kepada ibu dan ayah serta patuh terhadapnya, terkadang perintah yang di berikannya tidak sesuai dengan ketentuan islam.

Adapun cara menghadapi perintah kedua orang tua yang bertentanga dengan ajaran islam:

Jika suatu saat kamu disuruh berbohong oleh ibu atau ayah, sebaiknya

katakan kepada keduanya bahwasanya allah melihat kita. Jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan

ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.

Ayah dan ibu itu manusia biasa yang tak luput dari kesalaha dan

kekurangan. Jangan posisikan kedua orang tua seperti nabi yang tak pernah berbuat salah. Maafkan mereka, bila kita anggap cara dan perintah orang tua bertentangan dari hati nurani atau nilai-nilai yang kamu yakini kebenarannya.

Page 7: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

d.Akhlak dalam kehidupan masyarakat dan bernegara

e. Akhlak pada alam lingkungan  Prinsip pertama,

Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memeudahkan manusia. Allah berfirman:“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,kami angkut mereka didaratan dan dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan” (Q.S Al-Israa:70).Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah, kemampuan untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di udara, dan di lautan dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka juga mendapatkan anugerah rizqi yang  berlimpah berupa makanan yang lezat dan baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran, wahyu, Rasul, dan lainnya, serta kemuliaan dan karomah jika taat kepada Allah.

  Prinsip keduaManusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini dapat

terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut:  Belajar, mencari ilmu dan mengajar.  Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar.  Berjihad dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.  Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang merupakan bentuk ibadah kepada

Allah, serta mengikuti prinsip musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta mewujudkan kemaslahatan.

  Prinsip ketigaManusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit dan apa yang

ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridlo-Nya. Akan tetapi, dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak boleh melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah.

  Prinsip keempatManusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan keutamaan-keutamaan,

meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi dengan baik antar sesama manusia dan lingkungannya.

  Prinsip kelimaInteraksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik ataupun

peperangan.Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan yang menempatkan manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-masing.

Page 8: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

  Prinsip keenamAjaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam

berakidah,beribadah,mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal hidup, serta kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.

Pengertian dan Ruang Lingkup AkhlakDalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam dan pernah diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Larangan Tuhan berhubungan perbuatan tidak baik, orang bertaqwa adalah orang yang menggunakan akalnya dan pembinaan akhlak adalah ajaran paling dasar dalam Islam.Dalam persepktif pendidikan Islam, pendidikan akhlak al-karimah adalah faktor penting dalam pembinaan umat manusia, oleh karena itu, pembentukan akhlak al-karimah dijadikan sebagai bagian dari tujuan pendidikan Islam. Pendapat Atiyah al-Abrasyi, bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan mencapai kesempurnaan akhlak merupakan tujuan pendidikan Islam.Firman Allah swt. dalam QS. (29): 45

�ر� �ك �م�ن و�ال اء� �ف�ح�ش� ال ع�ن� �ه�ى �ن ت �ة� الص&ال �ن& إ �ة� الص&ال � �ق�م و�أTerjemahnya:“… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar…”.Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159

�ك� ح�و�ل م�ن� نـف�ض1وا � ال �ق�ل�ب� ال �يظ� غ�ل ف�ظ>ا �ت� �ن ك �و� و�ل �ه�م� ل �ت� �ن ل &ه� الل م�ن� Bح�م�ة ر� �م�ا ف�بTerjemahnya:Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.Dari dua ayat di atas sangat jelas menekankan kita untuk menjadikan akhlak sebagai landasan segala tingkah laku yang berasal dari Al-Qur’an.Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai berikut:1. Hubungan manusia dengan akhlakHubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari segi aqidah yang meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikatnya, iman kepada kitab-kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya, dan kepada qada’ dan qadarnya.2. Hubungan manusia dengan hambaMateri yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.3. Hubungan manusia dengan lingkungannyaMateri yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap lingkungannya, baik lingkungan

Page 9: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

dalam arti yang luas, maupun akhlak hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan

Tasawuf dalam islam1.      Pengertian tasawuf

Ajaran tasawuf (sufisme) telah sangat populer selama berabad-abad dalam dunia islam, hingga sekarang ini. Tasawuf adalah salah satu bidang kajian studi islam yang memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan pada aspek batiniah yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Istilah tasawuf sendiri berasal dari kata “sufi” yang mengandung arti suci. Secara umum kata itu terdiri dari 3 huruf, yaitu shad, wau, dan fa, dibaca “shawafa”. Shawafa berasal dari bahasa arab, yaitu :a.   Shafwaa atau safwe, yang berarti orang-orang bersih, atau orang-orang terpilih.b.   Shuffa, disebut ahlush-shuffah yaitu orang-orang beranda.c.    Shuuf, yang berarti bulu domba.d.   Shaaf, yaitu barisan atau deret.e.   Teoshofie, bahasa Yunani teos bermakna Tuhan, shopos bermakna hikmat.

Latar belakang munculnya tasawuf dalam islam :Munculnya aliran tasawuf dalam islam para ahli berbeda pendapat , ada yang mengatakan tasawuf muncul sesudah umat islam mempunyai kontak atau hubungan dengan filsafat Yunani, agama kristen, agama hindu, budha, dan katolik. Sehingga muncul anggapan bahwa tasawuf lajir dari luar islam. Pendapat ini terjadi pro dan kontra karena dalam sejarah kehidupan rasul ternyata mengandung nilai-nilai sufisme. Bila ditelusuri banyak ayat dan hadist serta perilaku Rasulullah SAW yang sama dengan nilai-nilai yang ada dalam tasawuf.

Sumber Ajaran Tasawuf:

·         Unsur Islam: - Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk: mencintai Tuhan (QS. Al-Maidah: 54), bertaubah dan mensucikan diri (QS> At-Tahrim: 8), manusia selalu dalam pandangan Allah dimana saja (QS. Al-Baqarah: 110), Tuhan memberi cahaya kepada HambaNya (QS. An-Nur: 35), sabar dalam bertaqarrub kepada Allah (QS. Ali Imran: 3) - Hadis Nabi seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar manusia mengenal penciptanya. - Praktek para sahabat seperti Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Talib, Abu Zar Al-Ghiffari, Hasan Basri, dll.

·         Unsur Non Islam:a.       Nasrani: Cara kependetaan dalam hal latihan jiwa dan ibadah.b.      Yunani: Unsur filsafat tentang masalah ketuhanan.c.       Hindu/Budha: mujahadah, perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain.

Page 10: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Landasan teologis  tasawuf dalam islam :Landasan atau dasar utama tasawuf juga adalah Al-Quran dan hadist karena di dalam Al-Quran lah terkandung kedamaian, ketenangan, petunjuk-petunjuk, dan hukum-hukum Allah yang benar. Seluruh kandungan Al-Quran adalah dasar tasawuf itu sendiri.Maqamat wa Al-AhwalMaqamatAdalah bentuk jama dari kata maqam. Maqam adalah disiplin keruhanian yang ditunjukkan oleh seseorang berupa pengalaman-pengalaman yang dirasakan dan diperoleh melalui usaha-usaha tertentu. Sedangkan ahwal jama dari kata hal adalah sikap rohaniah yang dianugerahkan kepada manusia, tanpa diusahakan olehnya. Maqam menurut pembagian dan susunan Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi dalam bukunya Kitab al-luma’ fi’t Tashawwuf ada 7 yaitu :1.      Maqam TaubatTaubat yang dimaksudkan sufi ialah tobat yang sebenar-benarnya, tobat yang tidak akan membawa kepada dosa lagi.2.      Maqam Wara’Pengertian sufi wara adalah meninggalkan segala yang dalamnya terdapat syubhat (keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu.3.      Maqam ZuhudZuhud yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian.Menurut Al-Junaid zuhd adalah keadaan jiwa yang kosong dari rasa memiliki dan ambisi menguasai.Menurut Ibn Qadamah al-Muqaddasi zuhd ialah pengalihan keinginan dari sesuatu kepada yang lebih baik.Menurut Imam al-Gazali zuhd ialah mengurangi keinginan kepada dunia dan menjauhi daripadanya dengan penuh kesadaran dan dalam hal yang mungkin dilakukan.Menurut Imam al-Qusyairi zuhd ialah tidak merasa bangga dengan kemewahan dunia yang telah ada di tangannya dan tidak merasa bersedih dengan hilangnya kemewahan tadi dari tangannya.4.      Maqam FakirFakir ialah tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita.5.      Maqam SabarSabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam menjauhi segala larangan-Nya dan dalam meneruma segala cobaan-cobaan yang ditimpakan pada diri kita.6.      Maqam TawakkalDari segi bahasa tawakkal merupakan bentuk kata dari al-wakalah yang mengandung arti menyerahkan, menyadarkan, dan memercayakan.7.      Maqam RidhaAl-Junaid mengartikan ridha dengan (tarku al-ikhtiar) “meninggalkan usaha”. Sedangkan Dzu al-Nun al-Misri, ridha ialah : menerima qada dan qadar dengan kerelaan hati (sururul qalbi bimarri al-qadha).Pergeseran tasawuf ke tarekatPengertian tarekat (thariqah, jamaknya taraiq) secara etimologis antara lain berarti jalan (khaifiyah), metode, sistem (al-uslub), haluan (madzhab), atau keadaan (al-halah). Secara istilah tarekat bisa bermacam-macam pengertian yakni :a.       Perjalanan seorang salik (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara mensucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang

Page 11: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.b.      Tarekat  adalah organisasi keagamaan dalam Islam yang menghimpun angota-anggota sufi yang sepaham bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.c.       Tarekat bisa juga bermakna wirid atau dzikir-dzikir yang dirumuskan sedemikian rupa yang harus dibaca dengan jumlah tertentu.d.      Tarekat berasal dari kata “thariqah” yang artinya “jalan”.Tasawuf modern/neosufismeBeberapa contoh penerapan atau hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu sekuler, misalnya :a.       Pertemuan tasawuf dengan fisika atau sains modern yang holistik.b.      Pertemuan tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayati.c.       Pertemuan tasawuf dengan penyembuhan alternatif yang memberikan kesadaran bahwa masalah kesehatan bukan hanya bersifat fisikal.d.      Pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi transpersonl.Hubungan tasawuf dengan akhlakAkhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.                Jika kata “tasawuf” dengan kata “akhlak” disatukan, akan terbentuk sebuah frase, yaitu tasawuf akhlaki. Secara etimologis, tasawuf akhlaki bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan cara mensucikan hati sesuci-sucinya.  Dalam tasawuf akhlaki, sistem pembinaan akhlak menganut 3 cara yaitu :1.      TakhalliSebagai langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang sufi dengan cara mengosongkan diri dari akhlak tercela serta memerdekakan jiwa dari hawa nafsu duniawai.2.      TahalliSebagai upaya mengisi jiwa dengan akhlak yang terpuji.3.      TajalliYaitu terungkapnya cahaya kegaiban atau “nur gaib”.

4. HUBUNGAN ANTARA AKHLAK DAN TASAWUF B. HUBUNGAN NYA

Para ahli ilmu tasawuf pada umum nya membaga tasawuf kepada tiga bagian. Pertama tasawuf filsafi, kedua tasawuf akhlaki, ketiga tasawuf amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allh dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seserorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga macam tasawuf berbeda dalam hal pandekatan yang digunakan. Pada taswuf filsafi

Page 12: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasio atau akal pikiran, karena dalam taswuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang trdapat dalam kalngan filosof, seperti filsafat tentang Tuhan -, manusia, manusia dengan tuhan dan lain sebagainya. Pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapan nya terdiri dari takholli(mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli(menghiasi dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli(terbukanya dinding penghalang/ hijab) yang membatasi manusia dengan Tuhan, sehingga Nur ilahi tampak jelas paadanya. Sedangkan pada tasawof amali pendekatan yang digunakan adalh pendekatan amaliyah atau wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk torikot. Dengan mengmalkan tasawuf baik yang bersifat filsafi, akhlaki atau amali, seseorang dengan sendirinya berskhlak baik. Perbuatan yang demikian itu ia lakukan dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri, dan bukan karena terpaksa. Hubungan antara akhlak dengan tasawuf menurut uraian yang diberikan oleh Harun Nasution ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al- Quran dan Hadist mementingkan akhlak. Al-Quran dan Hadis menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu dan berpikiran lurus. Nilai- nilai serupa ini yang harus dimiliki seorang muslim, da ndimasukkan kedalam dirinya dari semasa ia kecil.Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah sangat meninjol, karna bertasawuf itu pada hakikat nya melakukan serngkaian ibadah seperti shalat, puasa, zakat dll, yang semuanya itu uantuk mendekatka diri kepada Allah . ibadah yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan akhlak. Ibadah dalam Islam erat kali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al-Quran dikaitkan dengan takwa, dan takwa itu secara otomatis melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangannya. Singkatnya setiaap orang yang bertakwa pasti baik akhlaknya. Harun Nasutioan berkata oarang shufilah, terutama yang pelaksanaan ibadah mya membawa kepada pembinaan akhlak mulia dalam diri mereka. Hal itu, dalam istilah shufi disebut dengan al-takholluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, mensifati diri dengan sifat-sifat yamg dimiliki Allah.

Page 13: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

5. AKHLAK DAN AKTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN

 Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang

dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari.

Dan akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim seperti di bawah

ini.

1.     Akhlak terhadap Allah

a.     Mentauhidkan Allah

Tauhid  adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah dan Beriman

bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya

b.     Banyak Berzdikir pada Allah

Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama

Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dengan berzikir hati menjadi tenteram.

c.      Berdo’a kepada Allah SWT.

berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a adalah orang-orang

yang sombong karena tidak mau mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.

d.     Bertawakal Hanya Pada Allah

Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap sabar  dan kerja keras yang

sungguh-sungguh  dalm pelaksanaanya yang di harapkan gagal dari harapan

semestinya,sehingga ia akan mamppu menerima dengan lapang dada tanpa ada

penyesalan.

e.     Berhusnudzhon ,kepada Allah

yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa saja yang di berijan

Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Page 14: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

2.     Akhlak terhadap Rasulullah

a.     Mengikuti atau menjalankan sunnah Rosul

mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani Hidupnya atau

garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan

sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran.

b.     Bersholawat Kepada Rosul

Mengucapkan puji-pujian kepada Rosulullah S.A.W . Sesungguhnya Tuhan beserta para

malaikatnya semua memberikan Sholawat kepada Nabi (dari Allah berarti memberi rakhmat,

dan dari malaikat berarti memohonkan ampunan). Hai orang-orang beriman, ucapkanlah

Sholawat kepadanya (AQ Al Ahzab : 56)

3.     Akhlak Terhadap diri sendiri

a.     Sikap sabar

Sabar adalah menahan amarah dan nafsu yang pada dasarnya bersifat negative. Kemudian

manusia harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.

b.      Sikap Syukur.

Dalam keseharian, kadang atau bahkan sering kali kita lupa untuk ber-Syukur,

atau men-Syukuri segala Nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. ada 3

(tiga) Cara yang mudah untuk men-Syukuri Nikmat Allah yaitu bersyukur

dengan hati yang tulus, mensyukuri dengan lisan yang dilakukan dengan memuji Allah

melalui ucapan Alhamdulillah, dan bersyukur dengan perbuatan yang dilakukan

dengan menggunakan Nikmat dan Rahmat Allah pada jalan dan perbuatan yang

diridhoi-Nya

c.      Sikap Tawadlhu’

Tawadlhu’ atau Rendah hati  merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah

selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah

satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam. Orang yang tawadhu’  adalah

orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT

d.     Bertaubat.

apabila melakukan kesalahan, maka segera bertaubat dan tidak mengulanginya lagi.

Apabila ada dari kita yang merasa telah terlalu banyak berbuat dosa dan maksiat sebaiknya

kita jangan  berputus asa dari rahmat ampunan Allah,  karena Allah SWT selalu memberikan

kesempatan pada kita untuk  bertobat,

4.     Aklak Terhadap Sesama Manusia

a.     Merajut Ukhuwah atau Persaudaraan

Page 15: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk

agama Islam. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kalau semua elemen membangun

ukhuwwah dalam komunitasnya. Apabila ada kelompok tertentu dengan mengatas-namakan

agama tetapi enggan memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan maka perlu

dipertanyakan kembali komitmen keagamaannya,

b.     Ta’awun atau saling tolong menolong

Dalam Islam, tolong-menolong adalah kewajiban setiap Muslim. Sudah semestinya konsep

tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang sempit. Tolong-menolong

menjadi sebuah keharusan karena apapun yang  kita kerjakan membutuhkan pertolongan

dari orang lain. Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan

pertolongan dari yang lain.

c.      Suka memaafkan kesalahan orang lain

Islam mengajar umatnya untuk bersikap pemaaf dan suka memaafkan kesalahan orang lain

tanpa menunggu permohonan maaf daripada orang yang berbuat salah kepadanya. Pemaaf

adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikit pun rasa

benci dan dendam di hati. Sifat pemaaf adalah salah satu perwujudan daripada ketakwaan

kepada Allah.

d.     Menepati Janji

Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Menepati janji adalah bagian

dari iman. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan.

Page 16: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

5.     Akhlak Terhadap sesama Makhluk

a.     Tafakur (Berfikir)

salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia

adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai

kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.

b.     Memanfaatkan Alam

Kedudukan manusia di bumi ini bukanlah sebagai penguasa yang sewenang-wenang, tetapi

sebagai khalifah yang mengemban amanat Allah. Karena itu, segala pemanfaatan manusia

atas bumi ini harus dengan penuh tanggung jawab dan tidak menimbulkan kerusakan.

Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa kebiasaan yang baik harus diperhatikan dan

disempurnakan, serta kebiasaan yang buruk harus dihilangkan, karena merupakan factor

yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia berakhlak. Al-Ghozali

menjelaskan bahwa mencapai akhlak yang baik ada tiga cara.

1.      Akhlak merupakan anugrah dan Rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak baik secara

alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang sejak ia

dilahirkan.

2.      Mujahadah, Selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap dalam

kebaikan, serta menahan diri dari sikap putus asa.

3.      Riyadloh, adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat) kepada Allah.

Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya mengubah akhlak buruk adalah kesadaran

seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada empat cara untuk dapat membantu seseorang

mengubah akhlaknya yang jelek menjadi baik.

1.      menjadikan murid seorang pembimbing spiritual (syekh)

2.      Minta bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian.

3.      Berupaya unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang tidak senang (benci)

dengan kita.

4.      Bergaul bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang  ada pada orang lain

bagaikan yang ada pada kita

Page 17: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah kebiasaan buruk sebagaimana yang

dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal sebagai berikut ini.

1.      Menyadari perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya.

2.      Mencari Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat atau tekad

semula.

3.      menghindari diri dari segala yang dapat menyebabkan  kebiasaan buruk itu terulang lagi.

Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memiliki akhlak (akhlak karimah) dan

berupaya dapat menjauhi akhlak jelek (akhlak sayiah). Jika kita ingin memiliki Negara yang

baldatun thoyibatun warobun ghofur (Negara yang, baik, makmur, dan senantiasa dalam

ampunan-Nya) kuncinya adalah masyarakat, bangsa tersebut harus berakhlak baik. Jika

tidak, kehancuran dan kehinaan akan meliputi masyarakat, bangsa tersebut.

6. JALAN MENUJU AKHLAKUL KARIMAHAllah menciptakan manusia sebagai makhluk yang

sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lain dan juga manusia sebagai penerima dan pelaksana ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Agar manusia dapat mempertahankan kedudukan yang mulia dan tinggi tersebut. Maka Allah membekali manusia dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusia untuk menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam suatu proses pendidikan. Kemudian mengembangkan ilmu tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, serta akal pula yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Selain itu akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam lingkungan sosial dalam melaksanakan segala hal bentuk kegiatan dengan penuh cermat dan tanggung jawab.Agama Islam merupakan suatu agama yang didalamnya, mengandung ajaran bagi seluruh umat-Nya. Salah satu ajaran Islam yang paling mendasar adalah masalah akhlak. Yang mana akhlakul karimah tersebut di wajibkan oleh

Page 18: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

Allah. Sebagaimana yang telah disebut dalam salah satu firman Allah surat Luqman yang berbunyi:

7. 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa

yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu

Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Berdasarkan ayat diatas maka akhlakul karimah dalam

keluarga ini diwajibkan pada setiap orang. Yang mana

akhlak tersebut banyak menentukan sifat dan karakter

seseorang, khususnya dalam pergaulannya.

Seseorang akan dihargai dan dihormati apabila memiliki

sifat atau mempunyai akhlak mulia. Demikian juga

sebaliknya dia akan dicampakkan dan dibenci apabila dia

berakhlak yang buruk dan tercela, bahkan di hadapan Allah

akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang yang

dilakukannya.

Sebagaimana juga kita ketahui bahwa nilai dan harga

manusia itu terletak pada akhlaknya yaitu tingkah laku dan

amal perbuatannya, semakin luhur akhlak seseorang,

semakin tinggi nilai dan harga dirinya. Karena itu upaya

pembinaan dan peningkatan akhlak dalam melestarikan

martabat manusia adalah teramat penting dan dalam hal ini

Islam dengan segenap aspek ajarannya merupakan salah

satu alternative sebagai pedoman dan tuntunan.

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yaitu

tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,

dengan kata lain manusia hidup dalam suatu masyarakat,

dalam kehidupan bermasyarakat ini akhlak mempunyai

peranan yang penting sekali, khususnya dalam kehidupan

sehari-hari, sebab kejayaan suatu negara itu terletak pada

akhlak masyarakatnya.

Demikian pula kehancuran di muka bumi ini disebabkan

perbuatan manusia itu sendiri sebagaimana firman Allah

Page 19: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

dalam surat Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi :

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan

kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,

agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ..

8. Pengertian akhlakul karimah

Menurut bahasa atau etimologi kata akhlak berasal dari

bahasa arab akhlaq ( ق اخال ) bentuk jamak dari khuluq (خلق)

yang artinya perangai. Dalam pengertian sehari-hari akhlaq

di samakan dengan arti kata budi pekerti, watak, tabiat.

Sedangkan menurut terminologi kata budi pekerti terdiri

dari kata budi dan pekerti yang dapat diartikan sebagai

berikut:

“Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan

dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran rasio yang

disebut character. Pekerti ialah apa yang terlihat pada

manusia, karena di dorong oleh perasaan hati yang disebuit

behaviour”. Jadi akhlak atau budi pekerti merupakan

perpaduan dari rasio dan rasa yang bermanifestasi pada

karsa dan tingkah laku. Dalam arti bahwa wujud akhlak

adalah merupakan tingkah laku manusia yang tampak dan

dapat dilihat pada dirinya yang didorong oleh hati nurani,

pemikiran, serta rasio.

Untuk lebih jelasnya ada beberapa pendapat yang

dikemukakan oleh para ulama ilmu akhlak, diantaranya:

a. Menurut al-Qurthuby bahwasannya yang dinamakan

akhlak itu adalah, diantaranya:

�أخ�د�يه� م�ا � ه�و�ي ا ن� اال ه� ن� س� ��ع�س� م&ى د�ب� اال م�ن� ن �س� �ق�ا ي ل &ه� ال خ� �ر� ن �ص��ي ل�قة� م�ن� ي �خ� ال

�ه� ف�ي

“suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab

kesopanan disebut akhlak, karena perbuatan-perbuatan itu

termasuk bagian dari kejadian”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwasannya yang

dimaksud akhlak itu adalah perbuatan-perbuatan manusia

Page 20: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

yang mana perbuatan tersebut masuk bagian yang

dialaminya dan hal tersebut bersumber pada adab dan

kesopananya.

b. Ibnu maskawih dalam kitabnya “Tahzibul Akhlak Wal

Tathirul A’roq menyatakan bahwa AM A itu adalah

ا �ة للنف�س لS ح� ي �ل�ى� له�ا د�اع� �ه�ا اف�ع�ا ا �ر� م�ن� ل �ر� غ�ي &ةB ف�ك و��رو�ي

“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk

melakuakan perbuatan- perbuatan tanpa melakukan

pertimbangan lebih dahulu”.

c. Di dalam Al-Mu’jam Al-Wasit yang disadur oleh Asmaran

disebutkan definisi akhlak adalah:

“akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau

buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”

d. Kemudian dr. Abdullah Dirraj dalajm bukunya “Kalimatun

Fimabadi’iil Akhlak (beberapa kalimat dalam prinsip-prinsip

akhlak) yang disadur oleh Humaidi tatapangarsa, beliau

mengatakan:

“Akhlak itu adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang

mantap, kekuatan kehendak yang berkombinaasi membawa

kecenderungan pada pemilihan-pihak yang benar (dalam

hal yang baik)atau pihak yang jahat (dalam hal yang jahat).”

Sedangkan menurut Abdullah Dirroz, perbuatan-perbuatan

manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari

akhlaknya, apabila memenuhi dua syarat yakni perbuatan-

perbuatan itu dilakukan berulangkali dalam bentuk yang

sama, sehingga menjadi kebiasaan. Yang kedua perbuatan-

perbuatan itu dilakukan karena dorongan-dorongan emosi

jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang

datang dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga

menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-

harapan yang indah.

Berpijak pada beberapa definisi yang dikemukajan oleh

para ulama diatas, pada hakikatnya yang dinamakan akhlak

Page 21: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

(budi pekerti) itu adalah suatu kondisi atau sifat yang telah

meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari

situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara yang

spontan dan mudah tanpa di buat-buat dan tanpa

memerlukan pemikiran. Dari hal tersebut maka timbullah

kelakuan yang baik dan teruji yang dinamakan budi pekerti

atau akhlak mulia dan sebaliknya apabila lahir kelakuan

buruk maka disebutlah budi pekerti yang tercela atau

akhlak yang tercela.

Sedangkan kata karimah berasal dari bahasa arab juga

artinya terpuji, baik atau mulia. Berdasarkan pengertian

kata akhlak dan kata karimah, maka dapat penulis ambil

kesimpulan bahwasannya yang dimaksud akhlakul karimah

adalah segala budi pekerti yang baik yang ditimbulkan

manusia tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan yang

mana sifat itu dapat menjadi budi pekerti yang utama dan

dapat meningkatkan martabat manusia.

2. Fungsi Akhlakul Karimah

Akhlak bukanlah merupakan barang-barang mewah yang

mungkin tidak terlalu di butuhkan tetapi akhlak adalah

merupakan pokok-pokok kehidupan yang esensial, yang

diharuskan agama sangat menghormati orang-orang yang

memilikinya. Oleh karena Islam datang untuk

mengantarkan manusia ke jenjang kehidupan yang

gemilang dan bahagia serta sejahtera melalui beberapa segi

keutamaan akhlak yang luhur.

Djazuli dalam bukunya Akhlaq Dasar Islam mengemukakan

ada tiga kegunaan akhlakul karimah yaitu :

a. akhlak yang baik harus ditanamkan kepada manusia

supaya manusia mempunyai kepercayaan yang teguh dan

berpendirian yang kuat.

b. Sifat-sifat yang terpuji atau akhlak yang baik merupakan

latihan bagi pembentukan sikap sehari-hari, sefat sifat ini

banyak di bicarakan dan berhubungan dengan rukun Islam

Page 22: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

sehari-hari, sifat-sifat ini banyak dibicarakan dan

berhubungan dengan rukun Islam dan ibadah seoperti :

sholat, puasa, zakat, haji, shodaqoh, tolong menolong dan

sebagainya.

c. Untuk mengatur hubungan yang baik antara manusia

dengan Allah dan manusia dengan manusia.

Kegunaan yang pertama berhubungan dengan iman yaitu

mengetahui dan meyakini akan ke Esaan Allah SWT

sedangkan kegunaan yang kedua berhubungan dengan

ibadah yang merupakan perwujudan dari iman. Bila kedua

hal ini terpisah dari budi pekerti (akhlak) pastilah akan

merusak kemurnian jiwa dan kehidupan manusia.

Dalam mempergunakan dan menjalankan bagian akidah

dan ibadah perlu untuk berpegang teguh dalam

mewujudkan bagian lain yang disebut dengan akhlakul

karimah. Sejarah telah membuktikan bahwa kebahagiaan di

segenap kehidupan hanya diperoleh dengan berakhlak

mulia.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita ambil suatu

kesimpulan bahwa akhlakul karimah perlu ditanamkan pada

manusia agar dalam menjalankan kehidupannya dia akan

hidup tenteram dan akhlakul karimah dapat berfungsi

sebagai pedoman tingkah laku manusia.

9. 3.)Tujuan Pembinaan Akhlakul Karimah

Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan

sadar, berencana, teratur dan terarah serta bertanggung

jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala

aspeknya.

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah kepribadian

yang sempurna. Menurut Ali Al-Qodli, kepribadian yang

sempurna itu adalah :

a. kepribadian yang mantap, yang sanggup memproduksi

hal-hal yang rasional selaras dengan batas-batas

kemampuan bakatnya.

Page 23: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

b. Sanggup mempererat hubungan yang sehat dengan

segala lapisan masyarakat.

c. Sanggup menanggung beban kehidupan dengan rasa

tanpa adanya kontradiksi di dalam tingkah lakunya.

Jadi tujuan dari pembinaan akhlakul karimah disini adalah

untuk membentuk pribadi-pribadi yang sempurna yang

dapat dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan

masyarakat dan negara.

4.) Sumber Hukum Akhlakul karimah

Apabila di perhatikan kehidupan lingkungan umat manusia

maka akan di jumpai tingkah laku manusia yang bermacam-

macam yang berbeda antara yang satu dengan yang lainya,

bahkan dalam penilaian tentang tingkah laku itu berbeda

tergantung pada batasan pengertian baik dan buruk dalam

suatu lapisan masyarakat atau lebih dikenal dengan

sebutan norma. Dan norma inilah yang menjadi sumber

hukum akhlak seseorang.

Namun yang penulis maksud dengan sumber akhlak yang

didasarkan pada norma-norma ajaran Islam yaitu norma

yang datangnya dari allah SWT dan Rasulnya dalam bentuk

ayat-ayat Al-Qur’an dan pelaksanaanya di lakukan oleh

Rasulullah. Sumber itu adalah hukum Al-qur’an dan al-

Hadist yang mana kedua sumber ini merupakan hukum

ajaran Islam.

Disamping kedua sumber hukum ajaran Islam yang disebut

di atas, sumber hukum akhlak juga didasarkan pada hasil

pemikiran Ulama dan filosof. Jadi dengan demikian yang

menjadi sumber hukum akhlakul karimah itu ada tiga yaitu

Al-qur’an, al-Hadist dan hasil pemikiran para Ulama’ dan

filosof.

Sehubungan dengan sumber hukum akhlakul karimah

diatas, banyak ayat –ayat al-qur’an dan Hadist nabi yang

menjadi dasar hukum akhlak di antaranya adalah :

a. surat Al-Qalam ayat 4:

Page 24: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

10. Artinya: “dan Sesungguhnya kamu benar-benar

berbudi pekerti yang agung.”

b. Sedangkan hadist nabi yang menjadi dasar sumber

hukum akhlak adalah:

ة� ابى ع�ن� �ر� ي ض��ى ه�ر� �ه� الله ر� و ل ق�ا : ق�ل� ع�ن �ه� الله صل& الله� ل� رس� �ي ]م� ع�ل ل و�س�

&م�ا �ت� ان �ع�ث ��م1م� ال ب �ا ت ق خال األ رم� م�ك

(رواهاحمد)

Artinya : “Dari abu Hurairah r.a berkata : bahwa rasullullah

bersabda : sesungguhnya aku diutus ke muka bumi adalah

untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (H.R. Ahmad)

Itulah sebagian ayat-ayat al-qur’an dan Hadist nabi yang

dapat penulis kemukakan sebagai sumber hukum akhlak

yang mulia atau akhlakul karimah, dimana kesemuanya itu

mencerminkan atau tercermin dalam kepribadian

Rasullullah.

5)Dasar Pembinaan Akhlakul Karimah

Dasar Pembinaan Akhlakul karimah ini penulis

bagi ,menjadi dua yaitu dasar agama yang di ambil dari Al-

Qur’an dan Hadist Nabi, sedangkan dasar yang kedua

adalah dasar yuridis Nasional.

A. al-Qur’an yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist

nabi.

a. Al-qur’an:

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.

11. 41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut

disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang

benar).

Page 25: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

12. b.) Sunnah/Hadist Nabi

�ان علهوسلم الله صلى الله ل رسو ل قا البخار رواه)القران خ�لسقه ك

(ومسلم

Artinya : “Akhlaknya Rasullullah adalah Al-Qur’an.” (H.R.

Buchori-Muslim)

Yang dimaksud dengan akhlak Al-Qur’an disini adalah

bahwasannya setiap perilaku, perintah dan larangan

Rasullullah itu selalu berpegang pada ada apa yang

terdapat dalam isi kandungan Al-Qur’an. Jadi pribadi beliau

adalah realisasi dan manifestasi dari ajaran Al-Qur’an.

B. Dasar Yuridis

a). Negara berdasarkan atas asas Ketuhanan Yang Maha

Esa.

b). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan

untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

c). Undang-undang RI. Nomor 2 tahun 1989 tentang system

pendidikan nasional Bab XI, pasal 39 ayat 2 yang berbunyi:

isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan

wajib memuat:

1. Pendidikan pancasila.

2. pendidikan agama.

3. Pendidikan kewarganegaraan. Menurut isi undang-

undang di atas bahwasannya pendidikan agama itu

merupakn unsur utama dari pendidikan nasional. Oleh

karena itu semua jenis dan jenjang pendidikan mulai dari

tingkat kanak_kanak (TK) sampai ke tingkat perguruan

tinggi harus mengajarkan tentang pendidikan agama.

6.) Macam-Macam Akhlakul Karimah

Sebagaimana telah penulis uraikan di atas, bahwa akhlak

mempunyai perilaku atau tabiat, sehingga akhlak

merupakan ukuran dari segala perbuatan manusia atau

merupakan alat pengontrol tiap perbuatan manusia. Oleh

karena itu untuk lebih jelasnya dalam pembahasan

Page 26: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

selanjutnya penulis akan menguraikan macam-macam

tentang akhlak.

a. Mahmudah (akhlak yang baik)

Akhlak mahmudah artinya akhlak yang baik yang telah

dimiliki Nabi Muhammad SAW yang patut kita contoh.

1. Al-amanah artinya Jujur, dapat dipercaya

Seorang mukmin hendaknya berlaku amanat, jujur dengan

segala anugrah Allah SWT kepada dirinya, menjaga anggota

lahir dan anggota batin dari segala maksiat serta

mengerjakan perintah-perintah Allah SWT.

2. Al-Aliefah artinya disenangi

Orang yang bijaksana tentulah dapat menyelami segala

anasir yang hidup di tengah masyarakat, menaruh

perhatian kepada segenap situasi dan senantiasa mengikuti

setiap fakta dan keadaan yang penuh dengan aneka

percobaan.

3. Al-Afwu artinya pemaaf

Manusia tiada sunyi dari khilaf dan salah. Maka apabila

orang berbuat sesuatu terhadap dirimu yang mungkin

karena khilaf atau salah, maka patutlah engkau

memaafkannya.

4. Anie Satun artinya manis muka.

Dengan manis muka, senyum yang menghiasi bibir

lawanmu akan jatuh tersungkur mengaku kalah dan engkau

akan selalu digemari orang.

5. Al-Khairu artinya kebaikan atau baik.

Sudah tentu tiada patut engkau hanya pandai menyuruh

orang lain saja berbuat baik, sedangkan engkau sendiri

enggan mengerjakannya, dari itu mulailah dengan dirimu

sendiri berbuat baik.

6. Al-Khusyu’ artinya tekun sambil menundukkan diri.

Kerjakanlah Ibadah dengan merendahkan diri,

menundukkan hati, tekun dan tetap, senantiasa bertasbih,

bertakbir, bertahmid, bertahklil, memuja asma Allah,

Page 27: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

menundukkan hati keopada-Nya, khusyu’ di kala

sembahyang, memelihara penglihatan, menjaga

kehormatan, jangan berjalan dimuka bumi Allah ini dengan

sombong.

7. Adh Dfhiyaafah artinya menghormati tamu.

Menghormati tamu adalah suatu ciri orang yang benar-

benar beriman kepada Allah SWT.

8. Al-Khufran artinya suka memberi maaf.

9. Al-Hayaau artinya malu kalau dirinya di cela.

Orang yang memiliki sifat ini, semua anggotanya gerak-

geriknya akan senantiasa terjaga dari hawa nafsu, karena

setiap akan mengerjakan perbuatan yang rendah, ia

tertegun, tertahan dan akhirnya tiada jadi, karena desakan

malunya, takut mendapat nama yang buruk, takut

menerima siksaan Allah SWT kelak di akhirat.

10. Al-Hilmu artinya menahan diri dari berlaku maksiat.

Manusia dijadikan indah susunan anggota lainnya,

kesempurnaan lahir itu hendaknya diikuti pula dengan

kebersihan bathin, di antaranya menahan diri dari maksiat,

baik maksiat dhohir maupun maksiat bathin, agar kesucian

diri tetap terpelihara.

11. al_Hukmu Bil’adli artinya menghukum secara adil.

Adil dalam setiap sikap artinya memberikan hak kepada

yang mempunyai, adil terhadap sesama manusia dalam

perkataan atau perbuatan.

12. al-Ikhaaau artinya menganggap bersaudara.

Persaudaraan Islam, tidaklah terikat oleh batas

kebangsaan-nasionalitas, tetap lebih luas lagi, ia

merupakan keseluruhan di muka bumi, siapa saja yang

beriman adalah saudara bagi yang lain, walaupun berlainan

suku, bangsa atau ras sekalipun.

13. Al-Ihsan artinya berbuat baik.

Ihsan adalah berbuat baik dalam ketaatan kepada Allah

SWT

Page 28: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

14. Al Ifafah artinya memelihara kesucian diri.

Sederhanakalah terhadap ketenangan dan tundukkan mafsu

kepada akal, sebab sebagian besar keburukan-keburukan

itu disebaban orang tiada sanggup mengendalikan

nafsunya.

15. Sal-Muruuah artinya berbudi tinggi.

Sifat Muruuah artinya berbudi tinggi, kesatria dalam

membela yang benar, malu dan tidak puas bila maksud

belum tercapai

16. An-Nadhaafah artinya bersih.

Membersihkan badan, pakaian, tempat tinggal adalah

suruhan agama, maka seyogyanya manusia membersihkan

badannya dengan mandi.

17. Ar-Rahmah artinya belas kasih.

Batas kasih sayang yang engkau terima dari orang lain,

lebih banyak jumlahnya daripada belas kasih yang pernah

engkau berikan kepada orang lain.

18. As-Sakhaau artinya pemurah.

Pemurah adalah memberikan harta sebagai tambahan dari

yang wajib dan ini adalah sifat yang baik, perangai yang

terpuji

19. As-Salaam artinya kesentosaan

Kesentosaan di katakana kepada orang yang berjiwa tenang

, tentram dan damai.

20. As-Shalihat artinya beramal saleh.

21. Ash Shabru artinya sabar.

Sabar bukan berarti menyerah tanpa syarat, tetapi sabar

adalah terus berusaha dengan hati yang tetap, berikhtir,

sampai cita-cita dapat berhasil.

22. Ash-Shidqatu artinya benar dan jujur

Benar atau jujur adalah alat tercapainya keselamatan,

keberuntungan dan kebahagiaan

23. Asy-Syaja’ah artinya pemberani / berani.

Berani adalah keteguhan hati dalam membela dan

Page 29: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

mempertahankan yang benar.

24. At-Ta’aawun artinya bertolong-tolongan.

Bertolong-tolongan adalah ciri kehalusan budi, kesucian

jiwa, ketinggian akhlak dan membuahkan cinta antara

teman.

25. At-Tadhararu’ artinya merendahkan diri kepada ASllah

SWT.

Beribadat, berdo’a atau memohon kepada Allah SW

hendaknya merendahklan diri kepada-Nya.

26. At-Tawaadhu’ artinya merendahkan diri terhadap

sesama manusia.

Tawaadhu’ adalah memelihara pergulan dan hubungan

dengan sesama manusia tanpa perasaan kelebihan diri dari

orang lain serta tidak merendahkan orang lain.

27. Qana’ah artinya merasa cukup dengan apa yang ada.

Qana’ah itu adalah qana’ah hati, bukan qana’ah ikhtiar, jadi

berusaha dengan cukup, bekerja dengan giat, sebab hidup

berarti bekerja, jangan sekali-kali kaku dalam menghadapi

hidup.

28. Izzatun Nafsi artinya berjiwa kuat.

Dengan jiwa yang kuat manusia akan memperoleh

kehormatan dan kemulyaan di dunia dan akherat.

b. Akhlak Jelek / Buruk (akhlak madzmuuman)

2. Al-Anaaniah artinya egois.

3. Al-Baghayu artinya pelacur.

4. Al-Bukhlu artinya kikir.

Orang kikir biasanya pintu rezekinya pun akan tertutup dan

tidak banyak mempunyai sahabat.

5. Al-Buhtaan artinya berdusta.

Maksudnya adalah mengada-adakan suatu yang sebenarnya

tidak ada, dengan maksud untuk menjelekkan orang.

6. Al-Khamru artinya peminum khamar.

Khamar diharamkan meminumnya sebab mengkibatkan

mabuk, dan hilang akalnya.

Page 30: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

7. Al-Khiyanah artinya kianat.

Amanat membawa kelapangan rezeki, sedangkan khianat

menimbulkan kefakiran.

8. Adh-Dhulum artinya aniaya

Aniaya adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya,

atau mengurangi hak yang seharusnya tidak di berikan.

9. Al-Jubun artinya pengecut.

Sifat pengecut hina sekali, sebab tiada berani mencoba,

belum mulai sudah ragu.

10. Al-Fawaahisy artinya dosa besar.

Termasuk dosa besar antara lain ialah : syirik, sihir,

membunuh orang, memakan riba, memakan harta anak

yatim dan sebagainya.

11. Al-Ghadab artinya pemarah.

Marah mengakibatkan kemudaratan bagi orang yang di

marahin. orang yang kuat bukanlah orang yang kuat

bergulat tetapi yang sebenarnya kuat o itu adalah yang

dapat menahan dirinya dari marah.

12. Al-Ghasysyu artinya mengicuhkan atau menipu.

Mengicuh atau menipu yang dimaksudkan disini adalah

orang yang apabila menerima sukatan dari orang lain

dimintanya dengan cukup.

13. Al-Ghibah artinya mengumpat.

Mengumpat adalah menyebut atau memperkatakan

seseorang dengan apa yang dibencinya.

14. Al-Ghina artinya merasa tidak perlu pada orang lain.

15. Al-Ghuruur artinya memperdayakan.

16. Al-Hayaatud dunya artinya kehidupan dunia.

Maksudnya menepuk cinta kepada selain Allah SWT seperti

mencintai nama popularitas guna membesarkan diri,

mencintai harta atau sesuatu sehingga lupa beribadat.

17. Al-Hasat artinya dengki.

Dengki adalah membenci nikmat Tuhan yang

dianugerahkan kepada orang lain dengan keinginan agar

Page 31: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

nikmat orang lain itu terhapus.

18. Al-Hiqdu artinya dendam.

Haqad ialah dengki yang telah mengakibatkan permusuhan.

19. Al-Ifsad artinya berbuat kerusakan.

Orang yang berbuat kerusakan, jiwanya seperti jiwa

serigala yaitu selalu berusaha bagaimana caranya

menganiaya orang lain.

20. Al-Intihaa’ artinya menjerumuskan diri atau bunuh diri.

21. Al-Israaf artinya berlebih-lebihan.

Meyia-nyiakan sesuatu tanpa manfaat.

22. Al-Istibar artinya takabur.

Takabuur ialah membesarkan diri, menganggap dirinya

lebih dari orang lain.

23. Al-Kazbu artinya dusta.

Orang yang berdusta mwenunjukkan kelemahan dirinya dan

dusta adalah salah satu dari tanda munafik.

24. al-Kufraan artinya mengingkari nkmat.

25. Al-Liwaathah artinya homoseksual.

26. Al-Makru artinya penipuan.

Penipuan ialah usaha untuk memperoleh keuntungan

dengan tidak jujur.

27. An-Namiemah artinya mengadu domba

Menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan

keadaan seseorang atau mengabarkan pekerjaan seseorang

kepada orang lain dengan maksud mengadu domba.

28. Qatlun nafsi artinya membunuh.

29. Ar-ribaa artinya mencari muka.

30. Ar-Ryaa artinya mencari muka.

31. As-Sikhariyaah artinya berolok-olok.

Berolok-olok ialah menghina ke’aiban atau kekurangan

orang dengan menertawakannya.

32. As-Sirqah artinya mencuri.

Mecuri ialah mengambil barang yang sama sekali atau

sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk

Page 32: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

memiliki barang itu.

33. Asy-Asyawat artinya pengikut hawa nafsu.

Nafsu adalah daya penggerak berupa keinginan yang sesuai

dengan tuntunan hati manusia.

34. At-Tabdzier adalah berlebih-lebihan menggunakan

harta, berarti menyia-nyiakan harta.

2. Faktor-Faktor Pendukung / Penghambat dalam

Pembinaan akhlakul karimah

Membina dan mendidik akhlakul karimah tidak selamanya

berjalan mulus tanpa halangan dan rintangan bahkan

sering terjadi berbagai masalah dan mempengaruhi proses

pembinaan akhlakul karimah dlm keluarga muslim.

Dalam pembinaan akhlakul karimah pada keluarga muslim

ada faktor pendukung dan ada juga faktor penghambat

yang sangat berpengaruh dalam pembinaan akhlakul

karimah pada keluarga muslim. Untuk lebih jelasnya faktor-

faktor tersebut sebagai berikut:

A. Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana

dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri atas

ayah, ibu, dan anak-anak. Bagi anak-anak keluarga

merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalnya.

Dengan demikian kehidupan keluarga menjadi fase

sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak

Sigmund Freud dengan konsep Father Image (citra

Kebapakan) menyatakan bahwa perkembangan jiwa

keaganmaan anak-anak di pengaruhi oleh citra anak

terhadap bapaknya. Jika seorang bapak menunjukkan sikap

dan tingkah laku yang baik, maka anak akan cenderung

mengidentifikasikan sikap dan tingkah laku sang bapak

pada dirinya. Demikian pula sebaliknya jika bapak

menampilkan sikap buruk juga akan ikut berpengaruh

terhadap pembentukan kepribadian anak.

Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa

Page 33: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

keagamaan anak dalam pandangan islam sudah lama di

sadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap

perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang itu di

beri beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian

ketentuan yang dianjurkan kepad orang tua, yaitu

mengazankan ke telinga bayi yang baru lahir, mengakikah,

memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Al-

Qurt’an, membiasakan shalat serta bimbingan lainnya yang

sejalan dengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai

faktor yang sangat dominant dalam meletakkan dasar bagi

perkembangan jiwa keagamaan.

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

lungkungan keluarga adalah merupakan suatu hal yang

sangat berpengaruh sekali terhadap proses pendidikan

akhlak yang selama ini di terima siswa, dalam arti apabila

lingkungan keluarga baik, maka baik pula pada kepribadian

anak, yang mana hal tersebut merupakan alat penunjang

dalam pembinaan akhlak siswa. Begitu juga sebaliknya

ketika lingkungan keluarga buruk, maka buruk pula

kepribadian anak dan hal tersebut merupakan penghambat

dalam pembinaan akhlak.

A. Lingkungan Institusional (sekolah)

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi

pengaruh dalam membantui perkembangan kepribadian

anak. Menurut singgih D. Gunarsa pengaruh itu dapat

dibagi tiga kelompok, yaitu:

1. Kurikulum dan anak

2. Hubungan guru dan murid; dan

3. Hubungan antar anak.

Dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa

keagamaan, tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut

berpengaruh. Sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa

keagamaan tak dapat dilepaskan dari upaya untuk

membentuk kepribadian yang luhur. Dalam ketiga

Page 34: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

kelompok itu secara umum tersirat unsur-unsur yang

menopang pembentukan seperti ketekunan, disiplin,

kejujuran, simpati, sosiobilitas, toleransi, keteladanan,

sabar dan keadilan. Perlakuan dan pembiasaaan bagi

pembentukan sifat-sifat seperti itu umumnya menjadi

bagian dari pendidikan sekolah.

Melalui kurikulum, yang berisi materi pelajaran, sikap dan

keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar

teman di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan

kebiasaan yang baik. Pembiasaan yang baik merupakan

bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya

dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.

Lingkungan Masyarakat (pergaulan)

Meskipun tampaknya longgar, namun kehidupan

bermasyarakat di batasi oleh berbagai norma dan nilai-nilai

yang didukung warganya. Karena itu setiap warga berusaha

untuk menyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma

dan nilai-nilai yang ada. Dengan demikian kehidupan

bermasyarakat memiliki suatu tatanan yang terkondisi

untuk di patuhi bersama.

Sepintas lingkungan masyarakat bukan merupakan

lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab,

melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi

norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat

sifatnya. Bahkan terkadang pengaruhnya lebih besar dalam

perkembangan jiwa keagamaan baik dalam bentuk positif

maupaun negative. Misalnya lingkungan masyarakat yang

memilii tradisi kragamaan yang kuat akan berpengruh

positif bagi perkembangan anak, sebab kehidupan

keagamanan terkondisi dalam tatanan nilai maupun

institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan

berpengartuh dalam pembentukan jiwa keagamaan

warganya. Memahami penjelasan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa ketika anak di lingkungan

Page 35: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

masyarakat (pergaulan) baik, maka hal tersebut akan

berpengaruh positif pada anak dan hal tersebut merupakan

penunjang dalam pembinaan akhlakul karimah. Sebaliknya

jika anak tinggal di lingkungan yang rusak, sebab

bagaimanapun juga mereka akan bergaul dengan teman-

temannya dan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga

kemungkinan besar mereka akan terpengaruh oleh

lingkungan pergaulannya, sehingga hal tersebut dapat

menghambat pembinaan akhlakul karimah pada keluarga

muslim.

13. 3. Tinjauan Tentang Keluarga Muslim

1) Pengertian Keluarga Muslim

Dalam Islam, Keluarga di kenal dengan istilah usroh, nasl,

‘ali dan nasb, keluarga dapat diperoleh melalui keturunan

(anak, cucu) perkawinan (suami, istri) persusuan dan

pemerdekaan. Sedangkan pembentukan keluarga bermula

dari hubungan suci yang terjalin antara seseorang laki-laki

dan seorang perempuan melalui perkawinan yang sah.

Keluarga (kawula dan warga) dalam pandangan antropologi

adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh

manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat

tinggal dan di tandai oleh kerja sama ekonomi,

berkembang, mendidik, ayah, ibu dan anak.

Abu Ahmadi mengartikan keluarga sebagai berikut:

1. keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang

umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. hubungan antara anggota keluarga di jiwai oleh

suausana afeksi dan rasa tanggung jawab

3. hubungan sosial di antara keluarga relative tetap dan

didasarkan pada ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.

4. fungsi keluarga adalah memelihara, merawat dan

melindungi anak dalam rangka sosialnya agar mereka

mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Page 36: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

keluarga adalah suatu kelompok terkecil dalam masyarakat

yang terdiri dari ayah(suami), ibu (istri) dan anak, meskipun

kadang-kadang di dalamnya juga terdapat kakek, nenek,

paman, bibi dan lain sebagainya, serta terdiri dari unsur-

unsur antara lain perkawinan atau adopsi. Setiap hari

anggota memiliki hak dan kewajiban timbal balik, serta

memiliki fungsi utama sosialisasi pada anak.

Uraian-uraian diatas menjelaskan tentang pengertian

keluarga secara umum, sedangkan yang dimaksud dengan

keluarga muslim adalah keluarga yang terikat berdasarkan

aktivitas pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan

syariat Islam

Suatu keluarga hanya terbentuk dengan melalui proses

perkawinan yang sah, tanpa perkawinan tiada keluarga

karena perkawinan itulah yang membedakan manusia

dengan hewan di dalam memenuhi instingnya. Didalam

agama islam pembentukan suatu keluarga di awali dengan

proses pernikahan, yaitu suatu perjanjian yang suci kuat

dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang

laki-laki dan seorang perempuan membentuk keluarga yang

kekal, saling menyayangi dan bahagia.

Sebuah rumah tangga yan muslim yang kokoh terjadi

karena keduanya menyatukan cipta, rasa dan karsa, mereka

satu tujuan, terciptanya sebuah rumah tangga yang

berpijak pada kasih sayanh, ketentraman dan ridhlo Allah

SWT. Untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan

harmonis, hidup tenang, rukun dan damai serta diliputi oleh

kasih sayang untuk mendapatkan keturunan yang sah, yang

bakal melanjutkan cita-cita orang tuanya.

Landasan pembentukan keluarga dalam Islam ialah Q.S Ar-

Rum ayat 21:

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

Page 37: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

2) Fungsi Keluarga Muslim

Secara umum fungsi keluarga adalah merawat, memelihara

serta melindungi anggota. Lebih spesifik lagi menurut

Jalaluddin Rahmad, keluarga mempunyai fungsi sebagai

berikut :

a. Fungsi biologis

Setiap wanita dan pria memiliki kebutuhan biologis dalam

bentuk kebutuhan seksual. Keluarga yang dibentuk melalui

ikatan perkawinan merupakan sarana yang sah bagi

pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhannya itu.

Jadi keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan

kebutuhan biologis manusia, yang secara khusus dalam

bentuk hubungan seks itu agar manusia tidak memenuhi

kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.

Dari pemenuhan biologis tersebut pada hakekatya akan

menuju pada pengembang biakan keturunan (anak).

Dengan demikian keluarga pun berfungsi sebagai sarana

reproduksi atau sarana untuk mengembangkan dan

selanjutnya keturunan di muka bumi ini secara sah.

Kebutuhan akan keterlindungan fisik, seperti kesehatan

jasmani dapat pula dapat pula digolongkan pada kebutuhan

biologis.

b. Fungsi edukatif

Fungsi edukatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan

salah satu tanggung jawab yang paling penting yang dipikul

oleh orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan

yang pertama bagi anak. Yang berperan melaksanakan

pendidikan tersebut adalah ibu dan bapaknya. Kehidupan

keluarga sehari-hari pada saat tertentu beralih menjadi

suatu situasi pendidikan yang dihayati oleh anak-anaknya.

Dalam keluarga anak-anak dididik berjalan,sikapnya,

Page 38: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

perilaku keagamaannya dan pengetahuan serta kemampuan

lainnya. Tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik oleh

orang tua, sehingga anak-anak mesti dikirim ke sekolah.

Namun demikian di keluarga tetap merupakan dasar atau

landasan utama bagi anak (khususnya dalam pembinaan

kepribadian) untuk mengembangkn pendidikan selanjutnya.

c. Fungsi religius

Keluarga mempunyai fungsi religius artinya keluarga

berkewajiban memperkenalkan atau mengajak anak dan

anggota keluarga yang lain kepada kehidupan beragama.

Untuk melaksanakannya orang tua sebagai tokoh di dalam

keluarga itu serta anggota lainnya terlebih dahulu harus

menciptakan iklim suasana religius dalam keluarga itu.

d., Fungsi protektif atau perlindungan

Keluarga dapat menjalankan fungsi protektif atau fungsi

memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga.

Diantara alasan seseorang melangsungkan perkawinan dan

membentuk keluarga adalah untuk mendapatkan rasa

keterjaminan dan keterlindungan hidupnya, baik secara

fisik (jasmani) maupun psikologis (rohani)

e. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi mempunyai kaitan yang sangat erat

dengan fungsi pendidikan karena fungsi pendidikan

terkandung upaya sosialisasi dan demikian pula sebaliknya.

anak memperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan

keluarganya. Orang tua mempersiapkan dia untuk menjadi

anggota masyarakat yang baik.

f. Fungsi rekreasi

Fungsi rekresasi ini tidak berarti bahwa keluarga seolah-

olah harus berpesta pora atau selalu berekreasi di luar

rumah. Rekreasi itu dirasakan orang apabila ia menghayati

suatu suasana yang damai, tenang, jauh dari ketegangan

batin, segar dan santai serta kepada yang bersangkutan

memberikan perasaan bebas terlepas dari kesibukan sehari-

Page 39: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

hari.

Keluarga dapat menjalankan fungsi rekreasi dengan

menciptakan suasana yang akrab, ramah dan hangat di

antara anggota-anggotamnya. Suasana keluarga yang

kering dan gersang sukar untuk mengembangkan rasa

nyaman dan santai pd anggota-anggotanya, sehingga

mereka akan lebih mencari hiburan diluar rumah.

g. fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi keluarga sangat penting bagi kehidupan

keluarga, karena merupakan pendukung utama bagi

kebutuhan dan kelangsungan keluarga. Fungsi keluarga

meliputi pencarian nafkah, perencanaanya serta

penggunaanya. Pelaksanaan fungsi ekonomi oleh dan untuk

semua anggota keluarga. Keluarga mempunyai

kemungkinan menambah saling pengertian, solidaritas dan

tanggungjawab bersama dalam keluarga itu.

Dalam kaitannya dengan fungsi edukatif maka keluarga

merupakan lembaga yang pertama dan utama. Dikatakan

utama karena di dalam keluarga itulah anak banyak

menghabiskan waktu bersama anggota keluarga yang lain.

Dan dikatakan pertama karena didalam keluarga itulah

anak dilahirkan dan mulai belajar dan mengenal segala

sesuatu. 3) Pembinaan Akhlakul karimah Pada Keluarga

Muslim

Sebagaimana menurut ajaran Islam berdasarkan praktek

Rasullullah, pendidikan akhlakul karimah (akhlak mulia)

adalah suatu faktor penting dalam membina suatu umat

atau membangun suatu bangsa. Yang diperlukan oleh

pembangunan ialah keikhlasan, kejujuran, jiwa manusia

yang tinggi, sesuai dengan perbuatan, oleh karena itu

program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha

ialah pembinaan akhlak mulia. Ia harus ditanamkan kepada

seluruh lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai dari

tingkat atas sampai ke lapisan bawah dan pada lapisan atas

Page 40: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

itulah yang pertama wajib memberikan teladan yang baik

kepada masyarakat dan rakyat.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama seseorang

tinggal. Dalam keluarga, pertama kali pada seorang anak

ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang berasal dari

agama dan dapat diterima dalam masyarakat.

Disebutkan oleh B. Simanjutak dengan mengutip

pandangan D. Klerk bahwa keluarga itu memberikan dasar

kehidupan kelak dan bahwa itu merupakan dasar bagi

integral sosial antara perorangan dan pergaulan hidup.

Keluarga itu dunia sosial pertama atau lebih kongkrit dalam

lingkungan anak-anak untuk pertama kali dalam

penghidupannya berkenalan dengan situasi pergaulan.

Keluarga mempunyai fungsi penting dalam menciptakan

ketentraman batin anak. Bila dia merasa adanya

kehangatan, kasih sayang, dan ketentraman ibu bapak

terhadap dirinya maka jiwanya tentram, sebaliknya anak

dapat pula terdorong untuk menentang dan berkelakuan

baik, apabila orang tua atau keluargnya tidak sayang

kepadanya dan tidak mengerti apa yang dialaminya.

Dengan kata lain keluarga merupakan tempat pertama kali

mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga seseorang

belajar banyak, seseorang anak belajar berperilaku dengan

mencontoh kedua orang tua atau orang-orang yang ada

dalam lingkungan keluarga. Jadi lingkungan keluarga

mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan

akhlak anak, karena seorang pertama kalinya mendapatkan

pendidikan nilai-nilai dan norma-norma agama dan

masyarakatnya dari orang tuanya. Oleh karena itu dalam

keluarga perlu adanya komunikasi antara anak-anak dan

orang tua.

Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar atas

terselenggaranya pendidikan khususnya dalam hal

membina anaknya berakhlak yang mulia. Karena jika orang

Page 41: Makalah Akhlak dan Tasawuf dalam Islam.docx (AGAMA).docx

tua atau keluarga sejak mulai dini tidak memperhatikan

atau membiarkan akhlak yang selama ini diterimanya.