Download - Makalah Hindhu-Bu Tutik

Transcript

M A K A L A HPROSES MASUKNYA AGAMA HINDU DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

1.PANGESTUTI PURWANINGSIH (NPM. 08.231.044 / P)

2.SRI PURWANINGSIH(NPM. 08.231.049 / P)

3.KARTI(NPM. 08.231.042 / P)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHFAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

IKIP PGRI MADIUN

2009BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang PermasalahanIndonesia merupakan salah satu negara besar, baik dalam hal jumlah penduduk, luas wilayah, keragaman budaya, hingga perkembangan sejarah yang sangat panjang. Dilihat dari posisi strategis Indonesia, keragaman budaya, dan perkembangan sejarah negara ini, terdapat suatu pokok bahasan yang menarik tentang sejarah perkembangan budaya bangsa Indonesia, khususnya dalam hal proses masuk, penyebaran, serta perkembangan agama-agama di Indonesia. Seperti telah diketahui bersama, di Indonesia terdapat 6 (enam) agama besar yang merupakan penyebaran dari luar dan berkembang hingga sekarang. Agama-agama tersebut adalah Hindu, Budha, Islam, Katholik, Kristen, dan Kong Hu Chu.Masuknya negara-negara tersebut tentunya bukan suatu kebetulan semata. Terdapat suatu bentuk proses panjang dalam hal masuknya agama-agama tersebut ke Indonesia serta perkembangannya hingga tetap lestari sampai sekarang. Sebagai proses, masuk dan perkembangnya agama-agama tersebut di Indonesia, perlu dilakukan suatu analisis tentang agama tersebut, baik dalam hal ajaran, proses masuknya agama tersebut ke Indonesia, reaksi masyarakat Indonesia atas agama tersebut, hingga pengaruh kultur atau budaya Indonesia dalam perkembangan agama tersebut.Berikut ini akan dilakukan suatu pembahasan tentang proses masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia. Sebagai salah satu agama tertua dan memiliki pengikut yang tidak sedikit, agama Hindu telah memberikan warna tersendiri dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Proses masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia memiliki suatu sejarah tersendiri dalam sejarah bangsa ini.B.PermasalahanPada makalah tentang proses masuknya agama Hindu di Indonesia ini, pembahasan akan difokuskan pada beberapa permasalahan sebagai berikut:1. Apakah agama Hindu itu?

2. Bagaimana isi ajaran yang ada pada agama Hindu?

3. Bagaimana proses masuknya agama Hindu di Indonesia?

4. Bagaimana reaksi masyarakat Indonesia terhadap masuk dan berkembangnya agama Hindu di negara tersebut?

5. Bagaimana pengaruh kultur atau budaya Indonesia asli terhadap perkembangan agama Hindu tersebut?

C.Tujuan PembahasanPenelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan pembahasan tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Sejarah tentang agama Hindu2. Isi ajaran yang ada pada agama Hindu3. Proses masuknya agama Hindu di Indonesia.

4. Reaksi masyarakat Indonesia terhadap masuk dan berkembangnya agama Hindu di negara tersebut.

5. Pengaruh kultur atau budaya Indonesia asli terhadap perkembangan agama Hindu tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan tentang arti atau sejarah dari agama Hindu, isi ajaran dari agama Hindu, proses masuknya agama Hindu ke Indonesia, reaksi masyarakat Indonesia terhadap agama Hindu, serta pengaruh kultur asli Indonesia terhadap perkembangan agama Hindu di Indonesia.

A.Sejarah Agama HinduAgama Hindu (dalam Bahasa Sansekerta: Santana Dharma, yang berarti kebenaran abadi), dan Vaidika-Dharma (berarti pengetahuan kebenaran) adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih eksis hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa (www.wikipediaindonesia.com). Dalam Bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sansekerta). Dalam Rig Veda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anakbenua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18), sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu (www.wikipediaindonesia.com).Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Tuhan itu Maha Esa, tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Advaita Vedanta menegaskan bahwa, hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.B.Ajaran Agama HinduAjaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma. Di antara susastra suci tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purna serta epos: Ramayana dan Mahabharata. Bhagavad Gita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata, merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari Weda.

Hindu meliputi banyak aspek keagamaan, tradisi, tuntunan hidup, serta aliran/sektarian. Umat Hindu meyakini akan kekuasaan Yang Maha Esa, yang disebut dengan Brahman dan memuja Brahma, Wisnu atau Siwa sebagai perwujudan Brahman dalam menjalankan fungsi sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta.

Di samping mengenal konsep monoteisme, panteisme, dan ateisme yang terkenal, para sarjana mengungkapkan bahwa terdapat konsep henoteisme, politeisme, dan monisme dalam ajaran agama Hindu yang luas (www.wikipediaindonesia.com). Ditinjau dari berbagai istilah itu, agama Hindu paling banyak menjadi objek penelitian yang hasilnya tidak menggambarkan kesatuan pendapat para Indolog sebagai akibat berbedanya sumber informasi. Agama Hindu pada umumnya hanya mengakui sebuah konsep saja, yakni monoteisme. Menurut pakar agama Hindu, konsep ketuhanan yang banyak terdapat dalam agama Hindu hanyalah akibat dari sebuah pengamatan yang sama dari para sarjana dan tidak melihat tubuh agama Hindu secara menyeluruh. Seperti misalnya, agama Hindu dianggap memiliki konsep politeisme namun konsep politeisme sangat tidak dianjurkan dalam Agama Hindu Dharma dan bertentangan dengan ajaran dalam Veda. 1.MonoteismeDalam agama Hindu umumnya (termasuk Agama Hindu Dharma di Indonesia), konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Advaita Vedanta yang berarti tak ada duanya. Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik lainnya, Advaita Vedanta menganggap bahwa Tuhan merupakan pusat segala kehidupan di alam semesta, dan dalam agama Hindu, Tuhan dikenal dengan sebutan Brahman. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman merupakan sesuatu yang tidak berawal namun juga tidak berakhir. Brahman merupakan pencipta sekaligus pelebur alam semesta. Brahman berada di mana-mana dan mengisi seluruh alam semesta. Brahman merupakan asal mula dari segala sesuatu yang ada di dunia. Segala sesuatu yang ada di alam semesta tunduk kepada Brahman tanpa kecuali. Dalam konsep tersebut, posisi para Dewa disetarakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya. Filsafat Advaita Vedanta menganggap tidak ada yang setara dengan Brahman, Sang pencipta alam semesta. Dalam keyakinan umat Hindu, Brahman hanya ada satu, tidak ada duanya, namun orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama sesuai dengan sifatnya yang maha kuasa. Nama-nama kebesaran Tuhan kemudian diwujudkan ke dalam beragam bentuk Dewa-Dewi, seperti misalnya: Wisnu, Brahma, Syiwa, Lakshmi, Parwati, Saraswati, dan lain-lain. Dalam Agama Hindu Dharma (khususnya di Bali), konsep Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu bentuk monoteisme asli orang Bali. 2.PanteismeDalam salah satu Kitab Hindu yakni Upanishad, konsep yang ditekankan adalah Panteisme. Konsep tersebut menyatakan bahwa Tuhan tidak memiliki wujud tertentu maupun tempat tinggal tertentu, melainkan Tuhan berada dan menyatu pada setiap ciptaannya, dan terdapat dalam setiap benda apapun, ibarat garam pada air laut. Dalam agama Hindu, konsep panteisme disebut dengan istilah Wyapi Wyapaka. Kitab Upanishad dari Agama Hindu mengatakan bahwa Tuhan memenuhi alam semesta tanpa wujud tertentu, beliau tidak berada di surga ataupun di dunia tertinggi namun berada pada setiap ciptaannya.

3.Ateisme Agama Hindu diduga memiliki konsep ateisme (terdapat dalam ajaran Samkhya) yang dianggap positif oleh para teolog/sarjana dari Barat. Samkhya merupakan ajaran filsafat tertua dalam agama Hindu yang menekankan filsafat Ateisme. Filsafat Samkhya dianggap tidak pernah membicarakan Tuhan dan terciptanya dunia beserta isinya bukan karena Tuhan, melainkan karena pertemuan Purusha dan Prakirti, asal mula segala sesuatu yang tidak berasal dan segala penyebab namun tidak memiliki penyebab. Oleh karena itu menurut filsafat Samkhya, Tuhan tidak pernah campur tangan. Ajaran filsafat ateisme dalam Hindu tersebut tidak ditemui dalam pelaksanaan Agama Hindu Dharma di Indonesia, namun ajaran filsafat tersebut (Samkhya) merupakan ajaran filsafat tertua di India. Ajaran ateisme dianggap sebagai salah satu sekte oleh umat Hindu Dharma dan tidak pernah diajarkan di Indonesia (www.wikipediaindonesia.com). Dalam agama Hindu, seorang umat berkontemplasi tentang misteri Hyang Widhi (Tuhan) dan mengungkapkannya melalui mitos yang jumlahnya tidak habis-habisnya dan melalui penyelidikan filosofis. Mereka mencari kemerdekaan dari penderitaan manusia melalui praktik-praktik askese atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta kasih, bakti dan percaya (Sradha). Umat Hindu juga menyebut agamanya sebagai Sanatana Dharma yang artinya Dharma yang kekal abadi. Menurut kepercayaan para penganutnya, ajaran Hindu langsung diajarkan oleh Tuhan sendiri, yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut Awatara. Misalnya Kresna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada jaman Dwapara Yuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Ajaran Krishna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawad Gita, adalah kitab suci Hindu yang utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau pencerahan. Oleh sebab itu dalam agama Hindu wahyu Tuhan bukan hanya terbatas pada suatu zaman atau untuk seseorang saja. Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana manusia lahir dan mau ke mana manusia akan pergi, atau apa tujuan yang sebenarnya manusia hidup ke dunia.Dalam ajaran agama Hindu, Dewa adalah makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni surga, setara dengan malaikat, dan merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Kata dewa berasal dari kata div yang berarti bersinar. Dalam kitab suci Reg Weda, Weda yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Di antara Dewa-Dewi dalam agama Hindu, yang paling terkenal sebagai suatu konsep adalah: Brahm, Wisnu, iwa. Mereka disebut Trimurti.

Dalam kitab-kitab Veda dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan. Filsafat Advaita (yang berarti: tidak ada duanya) menyatakan bahwa tidak ada yang setara dengan Tuhan dan para Dewa hanyalah perantara antara beliau dengan umatnya.C.Proses Masuknya Agama Hindu ke Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia, termasuk masuknya agama Hindu ke Indonesia.Menurut Dwi Hartini (2007: 6), mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu ke Indonesia.

Proses masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia melalui proses yang panjang. Kita perlu mengkaji pendapat para ahli untuk mengetahui proses tersebut. Pendapat para ahli tersebut memang masih berupa dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan dengan bukti dan fakta yang lebih akurat. Meskipun demikian, pendapat-pendapat tersebut cukup berguna untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu di Indonesia.Berikut ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu di Indonesia. Pendapat tersebut terbagi dalam dua bagian, antara lain sebagai berikut (Depdiknas, 2008: 155).

1.Bangsa India yang Aktif

Pendapat ini berusaha menjelaskan mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu di Indonesia dengan menekankan pada peran aktif dari orang-orang India dalam menyebarkan Hindu. Orang-orang Indonesia hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan Hindu tersebut. Pendapat mengenai adanya keaktifan orang-orang India dalam menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia yaitu sebagai berikut.

a.Hipotesis Waisya

Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia disesuaikan dengan angina musim. Apabila angin musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

b.Hipotesis Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:

1)C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu dalam kerajaan di Indonesia.

2)Sama seperti yang diungkap oleh C.C. Berg, Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.3)J.L. Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.c.Hipotesis Brahmana

Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.2.Bangsa Indonesia yang Aktif

Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch.

Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain. Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik.

D.Reaksi Masyarakat terhadap Agama HinduMasuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.

Adanya kontak dagang antara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasi yang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian kebudayaan sendiri. Bentuk-bentuk budaya baru tersebut, termasuk agama Hindu itu sendiri, sedangkan budaya bari yang tidak melenyapkan kepribadian budaya dalam negeri merupakan perwujudan bahwa kebudayaan Hindu yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu.

Masyarakat Indonesia yang pada waktu masih mengenal aliran animisme dan dinamisme dan belum mengenal tentang konsep monotheisme, mulai belajar menerima ajaran-ajaran yang dibawa agama Hindu tersebut. Reaksi masyarakat Indonesia terhadap kehadiran agama Hindu dapat disampaikan sebagai bentuk rekasi positif. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan adanya berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, antara lain: Kutai, Tarumanegara, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Kediri, Kerajaan Janggala, Kerajaan Majapahit,Kerajaan Sunda, dan Kerajaan Bali.Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dan lain-lain. Pada bidang pemerintahan, sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosialjuga terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial kemasyarakatan. Pada sistem ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uangdan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayanadan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama. Pengaruh lain yang trlihat adalah pada bentuk tulisan dan sistem tulisan. Percampuran kebudayaan jelas nampak pada bangunan candi yang terlihat pada dasar bangunan berupa punden berundak dan ukiran candi yang menunjukkan pengaruh Hindu.E.Pengaruh Kultur Indonesia Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.Pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain:

1. Bidang agama, dibuktikan dengan berkembangnya agama Hindu di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia banyak menganut animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap arwah nenek moyang sedangkan dinamisme adalah kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Setelah masuknya pengaruh Hindu India, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu Budha. Akibat dari akulturasi antara animisme-dinamisme dan Hindu, beberapa upacara keagamaan Hindu yang berkembang di Indonesia tidak selalu sama dengan ajaran Hindu India. Akulturasi kebudayaan tersebut menghasilkan sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. Bidang politik dan pemerintahan. Lahirnya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia merupakan salah satu bukti adanya pengaruh Hindu di Indonesia. Pada awalnya, masyarakat Indonesia belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung di Indonesia masih berupa pemerintahan kesukuan yang dipimpin oleh seorang kepala suku. Dengan demikian, masuknya pengaruh India membawa pengaruh pada terbentuknya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia.

3. Bidang Pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.

4. Bidang sastra dan bahasa. Pengruh Hindu pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansakerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu di Indonesia seni sastra sangat berkembang terutama pada zaman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain:

a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada zaman kerajaan Majapahit.e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada zaman kerajaan Majapahit.f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada zaman kerajaan Majapahit.

5. Bidang seni tari. Relief-relief yang terdapat pada candi-candi terutama candi Borobudur dan Prambanan menunjukan adanya bentuk tari-tarian yang berkembang pada masa itu. Tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan (tari topeng) merupakan jenis tarian yang terlihat di relief candi tersebut. Alat gamelan nampaknya digunakan untuk mengiringi tarian tersebut. Alat-alat gamelan tersebut, antara lain gendang, gong, kecer, gambang, saron, dan kenong.6. Hiasan pada candi atau sering disebut dengan relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang dalam kesusastraan yang bercorak Hindu. Epik yang tertera dalam relief candi Prambanan misalnya mengambil dari cerita Ramayana dan relief pada candi Penataran mengambil epik kisah Mahabharata.7. Wujud akulturasi pemujaan arwah leluhur dengan ajaran Hindu dapat dilihat dari bentuk arca dan patung yang ditempatkan di candi. Seni arca yang berkembang di Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal dan tidak meniru dari India. Contoh raja yang diarcakan adalah raja Rajasa yang didewakan sebagai Siwa di candi makam Kagenengan, raja Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal, raja Wisnuwardhana sebagai Budha di candi makam Tumpang, raja Kertanegara sebagai Wairocana Locana di candi makam Segala dan raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam Simping. 8. Pengaruh Hindu terdapat juga pada seni pertunjukan terutama seni wayang. Seni wayang sampai sekarang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek dan wayang orang. Pada masa Hindu, kebudayaan pertunjukkan wayang ini yang mengambil epik cerita Ramayana dan Mahabharata. Meskipun demikian, cerita yang dikembangkan merupakan perpaduan antara cerita Hindu dan unsur-unsur budaya asli. Adanya unsur budaya asli dapat terlihat dari dimasukkannya tokoh-tokoh baru yang dikenal dengan sebutan Punakawan. Tokoh-tokoh punakawan seperti Bagong, Petruk dan Gareng (dalam seni wayang golek disebut Astrajingga/Cepot, Dewala dan Gareng).9. Bidang seni bangunan. Bidang seni bangunan adalah salah satu peninggalan budaya Hindu di Indonesia yang sangat menonjol antara lain berupa candi dan stupa.

BAB IIIPENUTUP

Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam makalah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. Ada beberapa pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana, dan Teori Arus Balik.

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Hal ini merupakan bagian dari sejarah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi suatu rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia.Masuknya kebudayaan India dan Hindu ke Indonesia juga telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia. Namun demikian kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur dengan masuknya budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Terjadilah proses akulturasi kebudayaan.Pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain berkembangnya agama Hindu, berkembangnya sastra dan bahasa, seni tari, seni rupa, seni patung, seni wayang, dan seni bangunan (candi atau pura).REFERENSIAnak Agung Gde Oka Netra. 2009. www.parisadahindudharmaindonesia.com., diakses Oktober 2009.

Depdiknas. 2008. Wawasan Sosial untuk Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Dwi Hartini. 2007. Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Serta Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Modul Sejarah I.06. Jakarta: Universitas Terbuka.www.wikipediaindonesia.com. Hindu. diakses Oktober 2009