Tugas : Elusidasi Struktur Senyawa Organik
PARACETAMOL
OLEH :
SARJUNA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
F1C1 13 050
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di negara
Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan
perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola
hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu
sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat- obatan
banyak dijual bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita sering
menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak
sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau
efeknya bisa langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun ke
depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri
ringan seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain
seperti nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang
sering digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik,
parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol
banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti
nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu
aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil
maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek
samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol
bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak
digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan
sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih
jelasnya tentang parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian
parasetamol, apa saja kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta dampak
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan parasetamol?
2. Apa saja kegunaan parasetamol di bidang kesehatan?
3. Apa dampak atau efek samping parasetamol?
4. Bagaimana cara menginterpretasi senyawa paracetamol?
C. TUJUAN
1. Mengetahui yang dimaksud dengan parasetamol.
2. Mengetahui kegunaan parasetamol di bidang kesehatan.
3. Mengetahui dampak atau efek samping parasetamol.
4. Mengetahui cara menginterpretasi senyawa paracetamol.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Parasetamol
Pada tahun 1946, Lembaga Studi Analgetik dan obat-obatan sedative telah
memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji
masalah yang berkaitan dengan agen analgetik. Bernard Brodie dan Julius
Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan
dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya.
(Yulida.A.N. 2009)
Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan
penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia, dan mendapati pengaruh
analgetik asetanilida adalah disebabkan metabolit Parasetamol aktif. Mereka
membela penggunaan Parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak
mengahasilkan racun asetanilida.(Yulida.A.N. 2009)
Derivat- asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak
digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran
karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiatnya analgetik
dan antipiretik, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini pada umumnya dianggap
sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi(pengobatan
mandiri). Efek analgetiknya diperkuat oleh kafein dengan kira-kira 50% dan
kodein. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rectal lebih lambat.
Efek samping tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan
darah. (Yulida.A.N. 2009)
Overdosis bisa menimbulkan mual, muntah dan anoreksia.
Penanggulangannya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar
(asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10
jam setelah intoksikasi. Wanita hamil dapat menggunakan Parasetamol dengan
aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi pada dosis
tinggi memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.
(Tjay, 2002)
B. Struktur Kimia Parasetamol
Sifat Zat Berkhasiat
Menurut Dirjen POM. (1995), sifat-sifat Parasetamol adalah sebagai berikut:
Sinonim : 4-Hidroksiasetanilida
Berat Molekul : 151.16
Rumus Empiris : C8H9NO2.
Sifat Fisika
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan : larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N; mudah larut dalam
etanol.
Jarak lebur : Antara 168 dan 172 .⁰ ⁰
C. Farmakokinetik
Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum
puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di
hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 %
dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi
melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil
benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.
Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi
substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari protein
hati.(Lusiana Darsono 2002)
D. Farmakodinamik
Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek
sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu
Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol
merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi,
erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga
gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa (Mahar Mardjono 1971).
Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan
siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi
asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat
siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat
lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat
antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol
hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang
menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri
ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan
efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat
sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini
menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin,
tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak
dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik.
(Aris 2009)
E. Indikasi
Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan
nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang
ringan sampai sedang.(Cranswick 2000)
F. Kontra Indikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif
terhadap obat ini. (Yulida 2009)
BAB IIIPEMBAHASAN
1. Pengertian Paracetamol
Parasetamol dikenal juga dengan nama Asetaminofen. Obat ini memiliki
khasiat yang sam seperti aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Analgesik
Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang populer yang di
pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak
dan demam. Hampir semua obat sakit kepala atau demam yang berada di pasaran
menggunakan zat aktif praseamol ini. Penggunaan parasetamol yang berlebihan
dapat menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan
parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi Amerika
yaitu N-asetil-para-aminofenol Asetominofen dan Versi Inggris yaitu para-asetil-
amino-fenol Parasetamol.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu
aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil
maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek
samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol
bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.
Asetaminofen atau parasetamol memiliki efek antipiretik dan nonnarkotik
yang hampir sama dengan aspirin. Asetaminofen atau parasetamol tidak
menghambat agregasi trombosit juga tidak menyebabkan distres atau pendarahan
lambung. Ia hanya mempunyai respons inflamasi yang lemah. Asetaminofen
diabsorpsi oleh saluran gastrointestinal dan dimetabolisme dalam hati untuk
mengaktifkan zat-zat metabolisme dalam hati. Waktu puncak bagi asetaminofen
terjadi dalam 2 jam dan waktu paruhnya 3 jam.
Parasetamol (Panadol, Tylenol) adalah obat antinyeri dan antidemam
paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat aman, tanpa
memberikan efek samping, juga aman bagi anak kecil dan wanita hamil apabila
dimakan dalam waktu singkat. Daya kerja parasetamol hampir sama kuatnya
dengan asetosal dan lama kerjanya cenderung lebih singkat.
Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan
dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).
Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul dan bobot molekul
152.16, rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:
Struktur molekul Parasetamol
Nama Kimia : 4- Hidroksiasetanilida
Rumus Molekul : C8H9NO2
Molekul : 151,16
Pemerian : serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kaitan Sifat Fisis, kimia & Gugus Fungsi dengan Fungsi Paracetamol
1. Mekanisme reaksi parasetamol
Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan
mengganggu enzim CycloOksigenase ( COX ). Parasetamol menghambat kerja
COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan
pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja
enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat
mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan
efek samping yang tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.
2. Metabolisme
Paracetamol terutama dimetabolismekan melalui konjugasi di hati dengan
mengubahnya menjadi senyawa yang tak aktif melalui konjugasi dengan sulfat
dan glucuronide kemudian diekskresikan melalui ginjal. Sedangkan sebagian
kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Parasetamol
berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit
dengan titik lebur 169-170.5 . Parasetamol mudah larut ke dalam air mendidih,
sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil
formamida, aseton dan etil asetat, namun praktis tidak larut dalam benzen.
Parasetamol merupakan senyawa yang bersifat asam dengan pKa 9.5.
Parasetamol dapat diabsorpsi cepat melalui usus dan konsentrasi tertinggi dalam
plasma yang di capai dalam waktu ½ jam dan masa paruh dalam plasma antara 1-
3 jam, di metabolisme oleh enzim mikrosom dan di eksresi melalui ginjal.
Turunan dari para-aminofenol ini bekerja sebagai analgetik-antipiretik serta
memiliki aktivitas antiinflamasi yang rendah dan dapat di berikan secara oral,
intravena serta rektal. Parasetamol merupakan obat pilihan pertama dalam
penanganan nyeri dan demam karena relatif aman, tidak mengiritasi lambung dan
dapat digunakan untuk anak-anak serta pasien asma.
2. Kegunaan Paracetamol
Analgesik Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang
populer yang di pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri,
rasa tidak enak dan demam. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus
pereda nyeri. Jadi bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit
lambung, dan sebagainya. Berbeda dengan obat pereda nyeri golongan NSAID
seperti ibuprofen, piroksikam, atau asam mefenamat, parasetamol ini lebih aman
buat lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis.
Parasetamol atau acetaminophen adalah obat anti piretik (meredakan
demam) dan analgesik (mengurangi sakit) yang paling umum digunakan. Obat ini
sifatnya hanya dapat meredakan gejala-gejala penyakit, tetapi bukan untuk
menyembuhkan penyakit itu sendiri, seperti demam dan rasa sakit yang biasanya
menyertai influenza. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dari dokter. Infant
paracetamol, yang biasanya tersedia dalam bentuk drop/tetes, dikhususkan untuk
bayi dan dapat digunakan hingga bayi berusia 2 tahun. Waktu pemberian 4 jam
dan dalam 24 jam sebaiknya tidak lebih dari 4 dosis. Parasetamol merupakan obat
yang paling aman untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit, jika
digunakan sesuai dosis.
Paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet
chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan
anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam, nyeri,
dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan
pertumbuhan gigi.
Dalam golongan obat analgetik, parasetamol atau nama lainnya
asetaminofen memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid
antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Parasetamol atau asetaminofen memiliki
khasiat yang hampir sama dengan aspirin yaitu sebagai analgesic dan antipiretik
serta lebih aman bagi lambung. Seperti aspirin, parasetamol berefek menghambat
prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai
penghambat postaglandin perifer.Namun, tak seperti obat-obat NSAIDs, obat ini
tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan tidak menyebabkan
gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan.
Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.
3. Dampak Penggunaan Paracetamol
Parasetamol memang manjur menghilangkan sakit kepala atau pusing,
demam. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut, ternyata parasetamol menyimpan
bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak
ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Hampir setiap obat sakit
kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti mengandung parasetamol, hanya
saja kadarnya yang berbeda. Parasetamol boleh dikonsumsi 5 hari untuk anak-
anak dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti dibawah ini.
Umur Dosis Parasetamol
3 bulan – 1 tahun 60 – 120 mg
1 – 5 tahun 120 – 250 mg
6 – 12 tahun 250 – 500 mg
Dewasa 500 mg – 1 g
Meski demikian, penggunaan obat secara rutin atau berlebihan dapat
menganggu kesehatan apalagi bagi penderita penyakit asma, dan penyakit paru-
paru obstruktif menahun atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
karena apabila obat ini digunakan setiap hari maka dapat menyebabkan penurunan
fungsi paru-paru. Hasil ini berdasarkan data survei yang dikumpulkan oleh “Third
National Health and Nutrition Examination Survey” dari tahun 1988-1994 pada
sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka semua memberikan
informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin Parasetamol dan Ibuprofen.
Dosis tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar dari salah satu
antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi,
kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat pemakaian rutin Parasetamol
disebabkan karena terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan peningkatan
resiko dari kerusakan jaringan paru dan peningkatan dari penyakit pernafasan.
Over dosis dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Efek
samping yang ditimbulkan adalah methemoglobin dan hepatotoksik.
Takar lajak asetaminofen dapat menjadi sangat toksik dan berbahaya
terhadap sel-sel hati yang menimbulkan hepatotoksisitas. Jika dosis tunggal 10
gram atau 30 tablet masing-masing (325 mg). Asetaminofen atau parasetamol
yang diminum berlebihan memicu timbulnya kerusakan di hepar.
Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan
kematian. Overdosis dari parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah,
lemas dan keringat berlebih. Dan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari
setelah mengkonsumsi asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena
timbulnya nekrosis hati. Jika seorang anak memakan tablet atau sirup
asetaminofen dalam jumlah yang berlebihan maka anak tersebut harus segera
dibawa ke ruang gawat darurat sebab hal ini dapat mengakibatkan gangguan
kronis di hepar.
Penggunaan paracetamol terus menerus dapat menyebabkan overdosis dan
keracunan. Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu
metabolitnya yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi
karena overdosis, pada pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik.
Keracunan parasetamol biasanya terbagi dalam 4 fase, yaitu:
Fase 1
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, perasaan tak menentu pada tubuh yang
tak nyaman (malaise) dan banyak mengeluarkan keringat.
Fase 2
Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik, waktu
yang dibutuhkan untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama dan kadang-
kadang terjadi penurunan volume urin.
Fase 3
Berulangnya kejadian pada fase 1 (biasanya 3-5 hari setelah munculnya gejala
awal) serta terlihat gejala awal gagal hati seperti pasien tampak kuning karena
terjadinya penumpukan pigmen empedu di kulit, membran mukosa dan dan sklera
(jaundice), hipoglikemia, kelainan pembekuan darah, dan penyakit degeneratif
pada otak (encephalopathy). Pada fase ini juga mungkin terjadi gagal ginjal dan
berkembangnya penyakit yang terjadi pada jantung (cardiomyopathy)
Fase 4
Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal
Overdosis yang tak dapat penanganan cepat dapat menyebabkan kegagalan
liver dan kematian. Parasetamol jika diminum dalam dosis sangat besar, dapat
menyebabkan kerusakan di hati dan ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya dijauhkan
dari jangkauan anak-anak
Beberapa poin penting yang perlu dicermati dalam penggunaan paracetamol :
- Hentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 3 hari
atau nyeri semakin memburuk lebih dari 10 hari, kecuali atas saran dokter.
- Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak
menggunakan obat ini.
- Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat
ini.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan
obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi oral.
- Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati.
- Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol
dalam tubuh.
4. Cara Menginterpretasi Senyawa Paracetamol.
a. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv
atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.
Adapun contoh serapan dari senyawa paracetamol adalah sebagai berikut :
2. Inframerah
Analisis hasil spektra spektrofotometer inframerah dilakukan untuk
mengetahui gugus-gugus fungsi yang spesifik yang merupakan sidik jari dari
senyawa paracetamol. Interpretasi dari spektrum Inframerah dapat dimungkinkan
dengan menyatakan ada atau tidaknya gugus fungsional dalam suatu senyawa.
Puncak untuk O-H dan CH3 regangan masing-masing di tunjukan pada
serapan 3326 dan 3162-3035 cm-1. Puncak pada serapan 1654 dan 1610 cm-1
ditunjukan untuk C = O dan C = C regangan. N-H amida II ditunjukan pada
serapan 1565 cm-1. C-H muncul di serapan 1507 cm-1, dan C-C puncak regangan
di serapan 1443-1437 cm-1. Puncak serapan pada 1368-1328 dan 1260-1227 cm-
1diindikasikan C-H dan C-N (aril) peregangan. Selanjutnya, puncak serapan pada
1171 dan 965 cm-1 menunjukan untuk C-O regangan dan C-N (amida) regangan,
Puncak getaran di 838 dan 514 cm-1 menunjukan adanya cincin aromatik para-
tersubstitusi.
3. NMR
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat
magnetik inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau
molekul di mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena
resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur,
dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat
magnetik inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau
molekul di mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena
resonansi magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur,
dinamika, negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.
Informasi mengenai tipe-tipe gugus fungsional dari spektrometer
Inframerah tidak cukup untuk menentukan struktur molekul. Oleh karena itu
diperlukan data spektrometer 1H NMR untuk menentukan tipe-tipe proton atau
hidrogen dan 13C NMR untuk menentukan tipe-tipe karbon dalam molekul yang
juga memberikan keterangan tentang sifat lingkungan dari setiap tipe proton
hidrogen atau karbon tersebut.
1H NMR dari Paracetamol :
13C NMR dari paracetamol :
4. Spektrometri massa
Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa
atom atau molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston pada tahun 1919.
Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet.
Hasil identifikasi senyawa sintesis berdasarkan elusidasi struktur. Spektra
massa digunakan untuk menunjukkan berat molekul, pola fragmentasi dan jenis
isotop suatu senyawa. Analisis ini dilakukan dengan memperkirakan hasil spektra
massa dari senyawa paracetamol. Senyawa memiliki massa molekul M+: 151.1.
Pola fragmentasi dari senyawa sesuai dengan hasil spektra MS.
BAB IVKESIMPULAN
Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan
dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit).
Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul dan bobot molekul
152.16. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda nyeri.
Parasetamol bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit
lambung, dan sebagainya. Parasetamol ini lebih aman bagi lambung sehingga
cocok bagi penderita maag atau gastritis. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut,
parasetamol memiliki bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi
paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Selain itu,
Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Dan
kematian itu dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi
asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M.S., 2010. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: CV Sagong Seto. Struktur Kimia Parasetamol. Available From: http://chemistry.about.com
Darsono, I., 2002. Diagnosis dan Terapi Intoksikasi Salisilat dan Parasetamol. Available From: http://cls.maranatha.edu.
Gunawan, A., 2009. Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit. Available from: http://eprints.ums.ac.id.
Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from:http://repository.usu.ac.id
Notoadmojo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Jakarta: Rineka Cipta, 79-93
Sartono., 1996, Apa Yang Kamu Ketahui Tentang Obat-Obat Bebas Dan Terbatas. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id
Setiabudy, R., 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru
Tjay, T.H., 2002. Obat-Obat Penting. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.
Widjaja, M.C., 2001. Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.
Widodo, R., 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Dalam: Nasution, Y.A., 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Available from: http://repository.usu.ac.id.
Top Related