BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setelah era perang dingin berakhir, praktis AS hanya mempunyai saingannya
yaitu RRC, yang mempunyai kekuatan tempur hampir sama dengan AS walaupun AS
tetap masih teratas dalam tekhnologi persenjataan. Selain AS dan Rusia yang mempunyai
hulu ledak nuklir yang jumlahnya cukup banyak, RRC juga mempunyai hulu ledak nuklir
yang cukup banyak pula. Adapun alasan RRC menjadi pusat perhatian dalam dunia
Internasional saat itu, Hal ini disebabkan Rusia sudah menjadi negara yang lebih
demokratis dan netral, ketimbang RRC yang masih komunis dan masih menggunakan
kekuatan militer untuk mengancam musuh-musuhnya seperti Taiwan. Walaupun RRC
menegaskan bahwa RRC tidak akan menggunakan kekuatan militernya dalam
menyelesaikan masalah dan bersifat netral.1
Hal ini terlihat dalam sidang-sidang DK PBB, RRC banyak bersikap netral dalam
memberikan suaranya dalam penyelesaian persengketaan internasional salah satu
contohnya adalah kasus Timor Timur di Indonesia. Kebudayaan Cina sudah dikenal
merupakan salah satu kebudayaan tertua di Asia. Tidaklah heran bahwa orang-orang Cina
sudah mengenal tekhnik bangunan yang sangat tinggi. Lihatlah tembok besar yang
dibangun pada abad 3 SM sejak masa Dinasti Chin yang menunjukkan kebesaran
kebudayaan Cina pada masa lampau, meskipun beberapa bagian tembok besar pernah
dihancurkan oleh Mao Tze Tung pada masa revolusi kebudayaan tahun 1976. Penemuan
bubuk mesiu, kertas, astronomi, obat-obatan bahkan resep masakan tertua diduga berasal
dari Negara dengan sebutan Tiongkok ini menunjukkan bahwa tekhnologi bangsa Cina
sudah dikenal cukup tinggi. Wilayahnya bermula hanya dari sepanjang sungai Yang Tze
pada awal peradaban dimulai sampai pada masa kejayaan Dinasti Manchu yang
wilayahnya meliputi semenanjung Korea di barat sampai Kyrgyzstan di timur, sedangkan
wilayah Indo Cina di selatan dan wilayah mancuria di utara. Walaupun pada masa
1 Serwer, Daniel. ‘Herding Cats: Multiparty Mediation in a Complex World’. (Edited by Crocker, Chester A., Fen Osler Hampson and Pamela Aall, eds. Herndon, VA: USIP Press, 1999).p.57-78
sekarang sebagian daerah memisahkan diri dari Cina seperti Korea, Indo Cina dan Asia
Timur.
1.2 Perumusan Masalah
Melihat fenomena akan krisis nuklir Korea Utara yang menjadi pusat perhatian
Internasional. Dan peran Cina dalam membuat kebijakan dalam usaha pencegahan
pembuatan nuklir ini. Maka dalam makalah ini memiliki pertanyaan masalah,
“Bagaimana perubahan Kebijakan Cina dalam bentuk diplomasi yang baru; dalam
upaya menanggapi dinamika yang terjai di dunia Internasional?
1.3 Kerangka Pemikiran
Dalam perkembangannya diplomasi berubah diplomasi lama menjadi diplomasi
modern. Hal ini terjadi sebagai akibat dari semakin terbukanya proses diplomasi yang
dilakukan oleh aktor-aktor dalam hubungan internasional. Konsep multi Track
Diplomacy Merupakan salah satu wujud dari diplomacy modern yang menggunakan
segala aspek negara dalam melakuakan diplomasi.2 Sector yang dimaksud berupa :
1. government,
2. professional conflict resolution,
3. business,
4. private citizens,
5. research, training and education,
6. activism,
7. religious,
8. funding, and
9. public opinion/communication
Adapun tujuan dari pembentukan Multitrack diplomacy ini sebgai jalan menuju
sebuah perdamaian. Hal ini dikarenakan dengan adanya perdamaian, maka akan tercipta
2Diamond, Louise and John W. McDonald. ’Multi-Track Diplomacy: A Systems Approach to Peace’. (Kumarian Press, April 1, 1996).p.70-83
sebuah lingkungan yang sehat dalam membina hubungan kerjasama bilateral maupun
multilateral. Hal ini juga merupakan wujud pembuktian bahwa diplomasi menggunakan
alat militer (diplomasi koersif), bukanlah jalan keluar untuk penyelesaian permasalahan
internasional. Akan tetapi dapat digunakan sebagai pelindungan diri terhadap ancaman
secara militer dari negara lainnya.
BAB II
Pembahasan
2.1 Sejarah Perubahan Kebijakan Cina
Cina pada masa lalu mengalami banyak masa keemasan meskipun Cina
merupakan negara yang penuh gejolak dari dinasti ke dinasti sampai akhirnya harus
takluk pada kekuasaan Mongol pada abad 12. Sistem politik dan ketatanegaraan yang
begitu baik membuat Eropa kagum kepada Cina, bahkan para diplomat Inggris sengaja
datang ke Cina juga untuk mempelajari sistem kerajaannya dan membawanya ke
negaranya untuk dipelajari. Pada saat Marcopolo menginjak kakinya di Cina yang pada
waktu itu dijajah oleh bangsa Mongol, Marcopolo terkesan dengan kemajuan yang
dialami oleh negara tirai bambu ini. Negeri ini tidak akan pernah sepi dari para pedagang
yang terus datang membanjiri ke negeri ini yang tidak lain adalah hanya untuk berdagang
maka tidaklah heran negeri ini terdapat jalur sutera yang terkenal itu. Para pedagang dari
barat rela berbulan-bulan datang ke negeri ini hanya untuk membeli sutera dan keramik
yang memang merupakan komoditi terkenal dan tergolong mahal jika dijual di negeri
asalnya.
Pada masa era kolonialisme barat, negeri tirai bambu ini tetap merupakan salah
satu negara yang menguntungkan sehingga tidaklah heran negeri ini menjadi incaran
untuk masuk dalam daftar negara jajahan oleh pihak barat termasuk Jepang.
Ketidakstabilan negara inilah yang membuat satu demi satu wilayah Cina diambil satu
persatu oleh pihak barat. Hongkong dan Macau merupakan salah satu korban
kolonialisme barat. Walaupun begitu pihak penjajah menyadari bahwa sulit untuk
menaklukan ’seekor naga besar’ tanpa bantuan dari negara-negara lain. Mungkin di
antara kita pernah menonton Kung Fu Master, yang menceritakan bahwa ada 7 negara
(Jepang, Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Jerman dan Portugal) yang harus bersekutu
untuk menaklukkan Cina.
Hal ini memperlihatkan bahwa memang begitu sulit untuk menaklukan negara ini.
Belum lagi Inggris yang sengaja menjual opium untuk merusak moral rakyat Cina
sehingga menimbulkan korupsi di mana-mana akibat berkolusi dengan para pedagang
Inggris. Satu demi satu wilayah Cina diambil alih oleh barat mulai dengan Korea yang
dikuasai oleh Jepang, Indo Cina dikuasai oleh Perancis, Hongkong disewa oleh Inggris,
Macau disewa oleh Portugal, Kepulauan Ryuku yang menjadi rebutan antara Jepang dan
Rusia. Mungkin hanya Amerika saja yang tidak mengambil wilayah Cina, tetapi juga
tidak menentang tindakan para sekutunya.
Sampai puncaknya, Cina harus kalah dalam perang melawan Jepang. Belum lagi
pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri yang membuat Dinasti Manchu harus
mengakhiri kekuasaannya. Walaupun tidak semua wilayah Cina dikuasai oleh barat
(terakhir Jepang pada Perang Dunia II), namun secara politik Cina dipojokkan oleh barat
dan Jepang dan tidak mempunyai sekutu sama sekali. Inilah masa suram Cina sehingga
orang Jepang sering menyebut Cina “Pesakitan Dari Timur”.
2.2 Reformasi membawa Cina ke arah Modernisasi.
Kebobrokan pemerintah kekaisaran Cina, membuat banyak pergolakan di mana-
mana, dimulai dari pemberontakan yang paling radikal yaitu “Boxer Rebellion” sampai
reformasi yang dicetuskan oleh Dr. Sun Yat Sen yang ingin mengganti Cina menjadi
Republik dan hal ini terwujud pada tahun 1912-1949. Jalan modernisasi Cina memang
tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Cina harus menghadapi ancaman dari
imperialisme barat khususnya Jepang yang begitu ambisi untuk menekan Cina. Meskipun
pada Perang Dunia I Cina menjadi pemenang karena berpihak kepada sekutu akan tetapi
ternyata AS yang berharap akan membela Cina dalam menghadapi tekanan Jepang justru
tidak membela Cina sehingga Cina menolak menandatangani Perjanjian Versailles.
Kekecewaan rakyat akan pemerintah pada modernisasi awal ternyata masih terus
berlangsung karena tekanan dari luar terasa amat besar dan pemerintah yang lembek
terhadap intervensi asing. Kejadian ini membuat rakyat Cina merasa lebih baik berpihak
kepada komunis daripada nasionalis. Oleh karena itulah maka Partai Komunis Cina
(PKC) berhasil memaksa Kuomintang (KMT) pindah ke Taiwan.
Maksudnya memang untuk membuat Cina lebih maju daripada negara lain, akan
tetapi Mao merubah Cina ke arah radikal. Sehingga tidak sedikit pula yang menentang
kebijakan-kebijakan dia yang begitu kerasnya. Revolusi Kebudayaan yang dicetuskan
bukan membuat Cina menjadi lebih baik, tetapi membuat Cina menjadi lebih terpuruk
dan dikucilkan dari dunia internasional bahkan dari Uni Soviet yang selama ini
mendukung PKC.
Tidaklah heran Cina menjadi terpencil dalam pergaulan internasional kecuali
dengan Albania. Akan tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena Cina berpihak
kepada Gerakan Nonblok yaitu suatu gerakan yang tidak mendukung blok barat maupun
timur. Sejak meninggalnya Mao, Cina mejadi lebih terbuka terhadap barat. Kunjungan
bersejarah Presiden Richard Nixon pada tahun 1972, menetapkan Cina menjadi anggota
tetap DK PBB yang mempunyai hak veto untuk menggantikan Taiwan serta AS setuju
untuk menarik pasukannya dari Taiwan. Sejak terbukanya RRC, satu demi satu negara
mengadakan hubungan dengan RRC. Jepang yang selama ini menjadi musuh Cina
akhirnya pulih pada tahun 1972. Semenjak itu Cina menjadi negara yang lebih terbuka
kepada barat, tetapi walaupun begitu Cina masih tetap berhati-hati dalam hubungannya
dengan barat.3
2.3 Dari Kegagalan menjadi sebuah negara yang ditakuti
Melihat sejarah Cina yang begitu yang mengalami masa sulit berakibat pada
tingkat kualitas kerjasama yang dilakukan Cina. Kekalahan demi kekalahan terjadi dalam
perjuangannya melawan imperialisme bahkan walaupun Cina dalam Perang Dunia I
memihak sekutu, Cina masih tetap dirugikan. Perang Dunia II, Cina masih tetap memihak
sekutu dalam melawan Jepang, akan tetapi ternyata peran Cina dalam perang melawan
Jepang pun tidak membuat Cina mendapatkan keuntungan berarti dan tidak terlalu
diperhitungkan sebagai pemenang besar seperti layaknya AS & Inggris.
3 Jörn Brömmelhörster & Wolf-Christian Paes (ed); ‘The Military As An Economic Actor’ ;( New York: Palgrave Macmillan 2003).p.122-130
Semenjak Cina membuka dirinya terhadap dunia internasional, Cina kebanjiran
investasi dari luar negeri walaupun cakupannya terbatas. Ekonomi Cina yang dulu
terpuruk akibat kebijakan Mao yang radikal sedikit demi sedikit meningkat. Banyak
gedung-gedung bertingkat dibangun. Mobil-mobil mewah pun sudah dapat dilihat di
RRC. Sedikit demi sedikit pengaruh barat mulai terasa, hal ini terlihat dari gaya hidup
anak-anak muda RRC terutama Shanghai. Belum lagi Hongkong yang merupakan salah
satu pilar ekonomi Asia jatuh ke pangkuan RRC diikuti oleh Macau. Walaupun Cina
tidak maju pesat sepesat Jepang dalam hal ekonomi akan tetapi setidaknya RRC masih
merupakan negara berdaulat yang masih belum terdapat campur tangan asing
dibandingkan Jepang yang dulunya merupakan negara yang kalah perang. Tidaklah heran
jika Jepang tidak diijinkan untuk mempunyai tentara dalam jumlah banyak serta peralatan
tempur yang juga dibatasi, belum lagi pengiriman tentara keluar negeri juga dilarang
hingga saat ini, meskipun demikian Jepang dalam pertahanan dalam negeri dibantu oleh
AS akibat larangan-larangan dalam pengembangan militer.4
Reformasi dan modernisasi ini begitu terasa sampai puncaknya pada masa
pemerintahan Presiden Deng Xiao Ping, walaupun dia sempat ‘digoyang’ oleh 10,000
demonstran pro demokrasi sehingga meletuslah Peristiwa Tiananmen yang membuat
RRC sempat dikecam oleh AS. Maka tidaklah heran filosofi “Tidak peduli kucing hitam
atau putih yang penting bisa menangkap tikus” yang dicetuskan oleh Deng Xiao Ping
dijalankan sampai Presiden Jiang Ze Min yang menggantikannya. Bukan hanya itu saja,
kemajuan RRC juga ditunjukkan dalam dunia olahraga dunia yang membuat RRC bisa
unjuk gigi di dalam percaturan dunia internasional. Baru-baru ini pada Ompiade Sydney
2000, RRC menetapkan diri sebagai terkuat di Asia dan terkuat ketiga di dunia bahkan
sempat menahan laju Rusia. Ambisi RRC untuk menjadi tuan rumah Olympiade 2008
pun begitu besar walaupun harus berhadapan dengan Perancis yang ingin menjadi tuan
rumah.
Belum lagi proyek-proyek mercusuar seperti : Pembangunan Bendungan Raksasa
terbesar di dunia yang terletak di sepanjang sungai Yang Tze yang jika terwujud akan
menghasilkan tenaga listrik yang setara dengan puluhan reactor nuklir, kemudian
4 Ibid, p.67-70
program antariksa RRC yang berhasil meluncurkan roket Long March baru-baru ini dan
ambisinya untuk mengirim taikonot (sebutan Astronot bagi AS, Kosmonot bagi Rusia) ke
bulan. Pertumbuhan militer Cina pun juga begitu besar dari tahun ke tahun, membuat
pihak barat khawatir akan RRC yang mungkin sewaktu-waktu mengancam.
Hal ini dapat dimengerti karena Tentara Pembebasan Rakyat Cina merupakan
terbesar di dunia (2.9 juta), belum lagi peralatan militernya dan tekhnologi nuklir yang
dimiliki Cina merupakan terbesar di Asia bahkan merupakan salah satu terbesar di dunia
setelah AS dan Rusia. Maka tidaklah heran jika pada saat Taiwan memilih Cen Sui Ban
menjadi Presiden Taiwan, RRC melakukan ancaman akan menyerang Taiwan dengan
latihan perang-perangan di dekat selat Taiwan. Kejadian ini memaksa AS mengirim kapal
induknya ke Taiwan meskipun Cina mengancam AS. Jepang juga khawatir akan
kecipratan jika perang antara kedua Negara seteru lama ini terjadi. Bukan hanya Taiwan
saja, Cina terkadang harus bersitegang dengan India, juga dengan negara Asean sekalipun
karena masalah perebutan kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Dan lagi-lagi Cina
membawa militer untuk membela kepentingannya.
2.4 Persaingan antara Pengaruh Cina dengan AS dilingkup internasional
Hubungan AS dengan Cina semenjak kedatangan Presiden Nixon memang baik-
baik saja, apalagi seperti yang pernah disinggung di atas bahwa Cina mendapatkan posisi
anggota tetap DK PBB yang merupakan posisi elite dalam Organisasi PBB. Most Favour
Nation (MFN) juga menandakan bahwa RRC mendapatkan perhatian khusus dari AS
dalam bidang perdagangan, mengingat investasi yang menguntungkan di RRC karena
jumlah penduduk RRC terbanyak di dunia. Meskipun demkian hubungan Cina dan AS
masih belum stabil seperti yang dibayangkan. Kejadian Tiananmen pada tahun 1989
membuat Cina harus dikecam oleh dunia internasional termasuk AS yang terpaksa harus
membekukan hubungan diplomatiknya dengan RRC.5
Ketika hubungan AS dengan RRC pulih sedikit demi sedikit, lagi-lagi harus retak
lantaran AS (NATO) salah membom sasaran sehingga mengenai Kedubes RRC di
Yugoslavia (1999). Tidak kurang 3 staff kedubes meninggal dan 20 orang luka-luka 5 Ibid, p.97-101
akibat salah sasaran ini. Demonstrasi di seluruh Cina pun meledak, lagi-lagi ribuan
mahasiswa Universitas Beijing turun ke jalan dan melempar batu ke kedubes AS, padahal
dulu mereka juga yang berteriak Demokrasi dengan mencontoh AS (Kejadian yang
ironis/menggelikan ini terjadi karena menurut Professor Jia Qingguo, Dekan Studi
Internasional dari Universitas Beijing mengatakan bahwa 10 tahun yang lalu mereka
(mahasiswa) mencintai demokrasi ala Amerika yang dipercaya akan membawa
negaranya ke dalam kemajuan yang pesat, akan tetapi tahun demi tahun mereka melihat
runtuhnya Rusia yang juga ‘gara-gara demokrasi’ dan juga penyerangan barat terhadap
pelaksanaan HAM di RRC membuat mereka lebih mencintai keadaaan Cina seperti
sekarang ini yang justru bahkan lebih kuat dibanding 10 tahun yang lalu). Tidak kurang
kata-kata “Go To Hell USA”, “Down With America” begitu lantang terdengar.
Nasionalisme pun tumbuh hanya dalam waktu tiga hari membuat rakyat seluruh negeri
membenci AS. Meskipun Clinton langsung meminta maaf setelah kejadian salah sasaran
terjadi.6
Mungkin AS gerah melihat RRC hanya diam saja melihat rakyatnya marah dan
terus menyerang kedubes AS, sehingga AS pun juga melancarkan tuduhan mata-mata
kepada AS. Untung saja kejadian ini tidak berlangsung lama karena hubungan kedua
belah pihak bisa mencair sedikit demi sedikit walaupun Cina tertunda untuk masuk
menjadi anggota WTO. Begitulah hubungan Cina dan AS yang terkadang mereka akrab
tetapi juga bisa saling membenci setiap saat. Hampir setiap waktu Cina dituduh
melakukan pelanggaran HAM, tetapi hampir juga setiap waktu AS dituduh ikut campur
dalam negeri.
Para analis mengkhawatirkan akan terjadi era perang dingin kedua karena
memang setelah perang dingin berakhir dengan ditandai bubarnya Uni Soviet praktis
hanya Cina yang sepertinya menjadi saingan AS. Cina dalam menanggapi kecurigaan dan
ketakutan akan agresi Cina, menegaskan akan kebijakan luar negeri yang bersahabat dan
menegaskan pula bahwa penambahan kekuatan militer hanya semata untuk pertahanan
diri. Belum cukup, Cina sedikit demi sedikit menurunkan anggaran belanja militer.
6 Di kutip dari, “Du’s death loss for peacekeeping mission: DM,” Chinese Government’s OfficialWeb Portal at GOV.cn.,August 7, 2006, http://www .gov.cn/misc/2006-08/07/content_356733.htm
2.5 Hubungan RRC dengan negara lain.
Sudah beberapa periode yang lalu, Cina telah mengadakan hubungan‚ diplomatik
dengan negara-negara lain baik itu Asia maupun Eropa. Tetapi baru abad 16, Cina
mengalami kebanjiran tamu-tamu dari Eropa yang ingin mengadakan hubungan dagang
dengan Cina terutama Inggris yang ingin sekali berdagang secara bebas di negeri ini.
Setelah komunis berkuasa di negera ini, praktis RRC berhubungan dengan Negara yang
mempunyai satu ideologi dengannya seperti Uni Soviet meskipun pada akhirnya karena
ketidakcocokan akhirnya Uni Soviet pun menjadi seteru sama halnya seperti AS dan
Eropa serta Jepang. Satu-satunya negara Eropa yang dapat berhubungan hanyalah
Albania. RRC pun praktis berhubungan diplomatic dengan negara-negara Asia dan
Afrika. Pada konferensi Asia - Afrika di Bandung dan KTT Gerakan Non Blok, Cina
mengambil peranan cukup penting. RRC seakan menjadi pelindung bagi Asia yang
dihimpit antara Blok Barat dan Timur.7
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
7 Dikurip dari,“Keeping Peace,” PLA Daily, http://english.chinamil.com.cn/special/ e-peace/txt/20.htm and previously at http://english.pladaily.com.cn/ site2/special-reports/2004-09/13/content_12910.htm .
Melihat dari perubahan kebijakan Cina yang berjalan dengan dinamis, maka dapat
disimpulkan dalam makalah ini, bahwa Cina dengan kekuatan yang saat ini memiliki
pengaruh yang kuat dalam sistem internasional, dipengaruhi oleh beberapa hal. Poin
pertama terletak pada keadaan histories yang terdapat di Cina, yang dimana sebelumnya
memiliki sistem pemerintahan yang bersifat isolatif, dan pada akhirnya menjadi terbuka.
Hal ini menjadikan Cina memiliki posisi tawar yang kuat dalam memulai kerjasama
internasionalnya. Kuatnya posisi tawar ini disesbabkan kebijakan Cina yang dulu bersifat
isolatif. Kebijakan Isolatif ini menjadikan pembangunan secara domestic Cina
terkonsentrasi penuh, walaupun ada korban warganya yang menjadi sasaran eksplotatif
untuk mencapai kepentingan nasionalnya tersebut. Sehingga dengan sudah terjadinya
pembangunan yang efektif, mempermudah Cina untuk membangun kerjasama dengan
negara-negara secara global. Hal ini juga tidak tertutup dari kuatnya diplomasi baru yang
diterapkan oleh Cina. Dengan Diplomasi yang di bentuk dengan melakukan kerjasama
bilateral dan multilateral, menjadikan Cina mempermudah dirinya untuk membangun
pengaruh terhadap lingkungan Internasional. Hal ini terbukti dengan semakin ketatnya
persaingan yang di bangun Cina untuk menghadapai negara super power, yakni Amerika
Serikat. Dengan keberhasilannya tersebut maka dapat dikatakan bahwa diplomasi modern
yang diterpkan oleh Cina, dengan memanfaatkan diplomasi di segala bidang (multitrack
diplomacy) telah berhasil mencapai hasil yang maksimal.
Top Related