KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Makalah Bahasa Indonesia ini disusun untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
Bahasa Indonesia. Makalah ini membahas mengenai materi – materi kuliah bahasa Indonesia.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan utamanya kepada
penulis sendiri.
Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah
ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
Makassar, 17 Mei 2014
Penyusun
1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
1.3. TUJUAN...................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA......................................5
2.2. EJAAN BAHASA INDONESIA (PELAFALAN, PEMAKAIAN HURUF, PEMISAHAN SUKU KATA, PENULISAN HURUF,KATA, PARTIKEL, DAN ANGKA BILANGAN)............6
2.3. EJAAN BAHASA INDONESIA (PENULISAN UNSUR SERAPAN, SINGKATAN, DAN TANDA BACA)................................................................................................................................7
2.4. BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH..............................................................................8
2.5. PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KATA............................................................................9
2.6. PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT...............................................................10
2.7. KALIMAT EFEKTIF...............................................................................................................11
2.8. PEMBENTUKAN PARAGRAF..............................................................................................11
2.9. PENGEMBANGAN PARAGRAF...........................................................................................12
2.10. PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH)....................................................................13
2.11. KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH.....................................14
2.12. PERENCANAAN KARYA TULIS ILMIAH (PERUMUSAN TOPIK DAN JUDUL KARANGAN).................................................................................................................................14
2.13. PERENCANAAN KARANGAN (PENYUSUNAN KERANGKA KARANGAN)..............15
2.14. PENGUTIPAN, CATATAN KAKI, RUJUKAN, DAN DAFTAR PUSTAKA.....................16
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
3.1. KESIMPULAN............................................................................................................................17
3.2. SARAN........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh
bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,bahasa Indonesia merupakan alat untuk mengungkapkan
diri baik secara lisan maupun tulisan sehingga semua warga negara Indonesia harus mahir
dalam menggunakan Bahasa Indonesia .Selain itu, bahasa Indonesia adalah bahasa nasional
dan bahasa Negara bangsa Indonesia yang masih terus berkembang seiring perkembangan
zaman.
Di era globalisasi saat ini, bermacam-macam masalah kebahasaan muncul dalam
pemakaiaannya baik itu menyangkut kata, frasa, maupun kalimat. Kata-kata dan istilah-istilah
baru muncul untuk memperkaya perbendaharaan bahasa kita, kata serapan dari bahasaasing
bahkan dari bahasa daerah membawa banyak persoalan karena kesalahan penggunaanatau
ejaannya.
Hal ini sangat mempengaruhi kelangsungan dari bahasa yang telah kita miliki dan kita
sepakati untuk menjadi bahasa pemersatu bangsa serta tanah air yaitu bahasa Indonesia, Kita
ketahui barsama bahwa, sekarang ini banyak bahasa pergaulan yang sangat berbeda dengan
kaidah-kaidah kebahasaan.
Dengan menurunnya kemampuan berbahasa masyarakat bangsa ini, secara tidak
langsung juga akan mengurangi rasa nasionalisme yang tertanam pada diri mereka. Sehingga
benteng pertahanan yang selama ini terbangun kukuh akan lebih mudah untuk dirobohkan
oleh musuh.Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini kami akan memaparkan suatu
pembahasan mengenai materi – materi bahasa Indonesia yang penting untuk diketahui oleh
rakyat Indonesia terutama pelajar di berbagai tingkat pendidikan .
3
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia
2. Bagaimana ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
3. Bagaimana pengertian dan karakteristik ragam ilmiah
4. Bagaimana pemilihan dan penggunaan kata yang tepat
5. Bagaimana pembentukan dan perluasan kalimat bahasa Indonesia
6. Bagaimana kalimat efektif dalam bahasa Indonesia
7. Bagaimana pembentukan dan pengembangan paragraf
8. Bagaimana cara penyajian lisan
9. Bagaimana karangan ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah dalam bahasa Indonesia
10. Bagaimana cara perencanaan karya tulis ilmiah
11. Bagaimana cara perencanaan karangan
12. Bagaimana cara pengutipan, catatan kaki, rujukan, dan daftar pustaka
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia
2. Mengetahui ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
3. Mengetahui pengertian dan karakteristik ragam ilmiah
4. Mengetahui pemilihan dan penggunaan kata yang tepat
5. Mengetahui pembentukan dan perluasan kalimat bahasa Indonesia
6. Mengetahui kalimat efektif dalam bahasa Indonesia
7. Mengetahui pembentukan dan pengembangan paragraf
8. Mengetahui cara penyajian lisan
9. Mengetahui karangan ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah dalam bahasa
Indonesia
10. Mengetahui cara perencanaan karya tulis ilmiah
11. Mengetahui cara perencanaan karangan
12. Mengetahui cara pengutipan, catatan kaki, rujukan, dan daftar pustaka
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia bersumber atau berakar dari bahasa melayu yang telah dipakai selama
berabad – abadsebagai bahasa pergaulan (lingua franca), tidak hanya dikepulauannusantara,
melainkan juga hampir di seluruhwilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta sejarah
menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara meluas sejak dahulu.
Melalui perjalanan sejarah yang panjang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui
ikrar sumpah pemuda, bangsa Indonesia menerima bahasa melayu sebagai bahasa nasional
bangsa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia.Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) Lambang
identitas nasional, (3) Alat pemersatu berbagai suku bangsa, (4) bahasa Indonesia sebagai alat
perhubungan antar daerah dan antar budaya
Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya
yang mendasari rasa kebangsaan kita.Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
kita junjung di samping bendera dan negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa
Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula, sehingga ia serasi dengan
lambang kebangsaan kita yang lain.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lainnya
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa dapat dihindari. Sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar budaya,
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa yang berbeda itu mencapai keserasian
hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan.
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara terdapat dalam undang –
undang dasar 1945, bab XV, pasal 36. Sebagai bahasa Negara bahasa Indonesia berfungsi (1)
sebagai bahasa resmi kenegaraan,yaitu bahasa Indonesia dipakai untuk urusan – urusan
kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam pendidikan, sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikanbahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan
mulai taman kanak – kanak sampai perguruan tinggi, (3) alat perhubungan di tingkat nasional
5
untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar
suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya
dan bahasanya sama, (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,dan teknologi.
Bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yangmemungkinkan kita membina serta
mengembangkan kebudayaan nasionalsedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia
dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai – nilai social budaya nasional.
2.2. EJAAN BAHASA INDONESIA (PELAFALAN, PEMAKAIAN HURUF,
PEMISAHAN SUKU KATA, PENULISAN HURUF,KATA, PARTIKEL, DAN
ANGKA BILANGAN)
Salah satu hal yang diatur dalam ejaan adalah cara pelafalan atau cara mengucapkan
bahasa Indonesia. Pelafalan bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi – bunyi dalam
bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal dalam
bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan menggunakan 26 huruf di dalam
abjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/ sampai /z/. beberapa huruf diantaranya, yaitu huruf
/f/./v/,/x/,dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang dipakai secara resmi di dalam
bahasa Indonesia.
Pada pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat
pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemisahan
kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap
halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Penulis harus mengikuti kaidah – kaidah
pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan.
Dalam penulisan huruf ada dua hal yang diatur pada Ejaan yang Disempurnakan,
yaitu aturan penulisan huruf kapital dan aturan penulisan huruf miring. Adapun kaidah
penulisan kata yang diatur dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan berjumlah 22 kaidah, diantaranya penulisan kata turunan, penulisan kata
ulang, gabungan kata, kata ganti ku, kau, mu, dan nya, dan kata depan di, ke, dan dari.
6
Pada penggunaan partikel lah, kah, dan pun ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Partikel pun
ditulis terpisah karena hampir sama dengan bentuk kata lepas yang mempunyai makna juga.
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian – bagian yang
mendampinginya.
Penulisan angka dan lambang bilangan dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam pemerincian dan pemaparan. Adapun lambang bilangan pada awal kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak
terdapat lagi pada awal kalimat.
2.3. EJAAN BAHASA INDONESIA (PENULISAN UNSUR SERAPAN, SINGKATAN,
DAN TANDA BACA)
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap unsur dari bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu :
1) Penyerapan secara alamiah, kata – kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
yang lazim dieja dan dilafalkan dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan
2) Penyerapan seperti bentuk asal, unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam
bahasa Indonesia dapat dipakai dalam bahasa Indonesia dengan jalan masih
mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing)
3) Penyerapan dengan terjemahan, penyerapan unsure bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia dapat dilakukan melalui penerjemahan kata – kata asing tersebut.
4) Penyerapan dengan perubahan, dalam penyerapan ini unsur bahasa asing yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia ada yang penulisan dan pelafalannya disesuaikan dengan system
ejaan dan lafal bahasa Indonesia.
5) Penyerapan akhiran asing, pada penyerapan ini bahasa Indonesia mengambil akhiran –
akhiran asing sebagai unsur serapan. Akhiran – akhiran asing itu antara lain – is, -isme, -
al, -ik, -ika, -wan, -wati, -log, -tas, dan -ur
Singkatan adalah proses pemendekan yang dilakukan dengan pengekalan sebuah awal
berupa huruf yang tidak membentuk kata karena proses pengekalan tidak membentuk kata,
7
cara pelafalannya tetap disesuaikan dengan cara melafalkan abjad – abjad yang ada dalam
bahasa Indonesia. Berbeda dengan singkatan, akronim merupakan hasil proses pemendekan
kata yang membentuk kata sehingga dilafalkan seperti kata.
Adapun penggunaan tanda baca seperti yang terdapat dalam buku Pedoman
UmumEjaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda titik
koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda
kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda petik tunggal.
2.4. BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan
untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara
tertulis maupun secara lisan.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah memilki karakteristik sebagai berikut
1) Cendikia, artinya, bahasa Indonesia ragam ilmiah itu mampu digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis yakni mampu membentuk pernyataan yang
tepat dan seksama.
2) Lugas dan Jelas, sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu
menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.
3) Menghindari Kalimat Fragmentaris, kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum
selesai. Kalimat ini terjadi, antara lain karena adanya keinginan penulis menggunakan
gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
4) Bertolak dari Gagasan, bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari
gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan
tidak pada penulis.
5) Formal, tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa kata,
bentukan kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang
lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
8
6) Objektif, bahasa ilmiah bersifat objektif, yaitu menempatkan gagasan sebagai pangkal
tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu
menyampaikan gagasan secara objektif.
7) Ringkas dan Padat, sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-
unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat.
8) Konsisten, unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten.
Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah digunakan sesuai
dengan kaidah, itu semua selanjutnya digunakan secara konsisten.
2.5. PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KATA
Ketepatan dalam memilih kata sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif untuk
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara
efektif kepada pembaca atau lawan bicara. Indikator ketetapan memilih kata antara lain : (1)
mengkomunikasikan gagasan berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, (2) menghasilkan
komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna, (3)
menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca,
dan (4) menghasilkan komunikasi yang diharapkan. Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas
komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu
kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Agar kita mampu memilih dan menggunakan kata dengan tepat maka kita harus
mengetahui kaidah makna. Kaidah makna dalam pemilihan kata mengacu kepada persyaratan
ketetapan pemilihan kata sebagai lambang objek pengertian atau konsep – konsep yang
meliputi berbagai aspek penting diantaranya.
1. Kata yang denotatif dan kata yang konotatif
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, sedangkan kata yang konotatif
mengandung makna tambahan yang sesuai dengan sikap dan nilai tertentu pengguna
bahasa yang bersangkutan.
2. Kata yang bersinonim dan kata yang mirip
Beberapa kata yang melambangkan satu makna tergolong kata yang bersinonim. Sinonim
ialah kata yang maknanya sama atau mirip dengan kata lain
3. Homofon dan homograf
9
Homofon ialah kata – kata yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaannya, sedangkan
homograf ialah kata – kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafalnya.
4. Kata umum dan kata khusus
Kata umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas, sedangkan kata khusus
mempunyai hubungan sempit, terbatas, bahkan khusus atau unik.
5. Kata populer dan kata kajian
Kata populer adalah kata yang terkenal di kalangan masyarakat. sebaliknya kata kajian
ialah kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan tertentu
6. Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku adalah kata yang telah resmi dan standar dalam penggunaannya. Sebaliknya
kata tidak baku yaitu kata yang belum berterima secara resmi atau kata yang tidak
menuruti kaidah – kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
7. Kata mubazir adalah kata – kata bersinonim dan digunakan bersama – sama sekaligus
sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi berlebih – lebihan.
2.6. PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT
Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar daripada kata atau frasa merupakan
rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yangsecara relatif dapat berdiri sendiri dan
intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya. Bagian inti yang harus ada pada kalimat
adalah subjek (S) dan predikat (P). bagian inti kalimat adalah bagian yang tidak dapat
dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan,
sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan tentang subjek, yang dapat dilengkapi
dengan objek(O) atau pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok pembicaraan
yang dinyatakan pada subjek kalimat. Pola umum kalimat tunggal juga sederhana, yaitu S/P,
S/P/O, S/P/K, yang dapat diubah menjadi variasi tertentu melalui pertukaran bagian –
bagiannya. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan
peristiwa – peristiwa yang terjadi secara berturut – turut atau dalam waktu yang bersamaan.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari sebuah kalimat
tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan kalimat
lain.
10
Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung
ketika,setelah, sewaktu, selama, sementara
Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung
jika,kalau, jikalau, asal (kan),bila, manakala.
Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan kata
sambung seandainya dan sekiranya.
Perluasan kalimat melalui hubungan tujuan dengan menggunakan kata sambung agar
dan supaya.
Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan menggunakan kata
sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun.
Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan dengan
menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana.
Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata sambung sebab
dan karena
Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata sambung
hingga, sehingga, sampai
Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan dengan menggunakan
kata sambung bahwa
Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata
sambung dengan.
2.7. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran secara jelas
kepada pembaca sehingga mencapai sasarannya. Kalimat efektiflah yang menyebabkan
proses penyampaian dan penerimaan pikiran dapat berlangsung dengan baik.
Kalimat yang efektif ditandai dengan adanya kepaduan unsure kalimat, kelogisan
hubungan antarbagian kalimat, pemusatan perhatian pada bagian – bagian tertentu, dan
kehematan penggunaan kata. Kalimat efektif menyelaraskan isi pikiran penulisan dengan
struktur kalimat yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia.
2.8. PEMBENTUKAN PARAGRAF
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas daripada
kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf terdiri atas
11
kumpulan atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok yang teruang dalam
kalimat utama atau kalimat pokok.
Penyusunan paragraf dalam karya tulis mempunyai dua tujuan, yaitu pertama
memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat – nyekat ide pokok yang
satu dengan yang lain, berdasarkan keharusan untuk mengungkap satu ide pokok saja pada
setiap paragraf. Kedua, memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis
dari ide yang satu ke ide yang lain sehingga pemusatan perhatian dapat dilakukan terhadap
setiap ide yang diungkapkan dalam karya tulis tersebut.
a. Berdasarkan fungsinya dalam karangan,paragraf dibagi tiga jenis, yaitu paragraf
pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
b. Berdasarkan posisi kalimat utama, paragraf dibagi empat jenis,yaitu paragraf deduktif,
paragraf induktif, paragraf deduktif – induktif, dan paragraf penuh kalimat utama
c. Berdasarkan sifat isinya, paragraf dibagi atas lima jenis, yaitu paragraf naratif,
paragraf deskriptif, paragraf ekspositoris, paragraf argumentatif, dan paragraf
persuasif.
Struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat utama atau kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling
berhubungan dan hanya boleh mengandung satu ide pokok yang dijelaskan oleh beberapa ide
penjelas. Ide pokok dituangkan dalam kalimat utama dan ide – ide penjelas dituangkan dalam
kalimat penjelas. Adapun syarat – syarat pembentukan paragraf yaitu:
a. Kesatuan pikiran, sebuah paragraf hanya membicarakan satu pokok pikiran atau
masalah
b. Kepaduan atau koherensi, kepaduan dalam paragraf dpat dibangun dengan cara – cara
penggunaan repetisi, kata ganti, dan kata transisi.
2.9. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Sebuah paragraph dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan. Kalimat
– kalimat tersebut diikat oleh satu pikiran utama dan dijelaskan secara terinci oleh beberapa
pikiran penjelas. Pikiran utama dan pikiran penjelas masing – masing tertuang dalam kalimat
utama dan kalimat penjelas. Ada beberapa cara penempatan kalimat utama dalam sebuah
12
paragraph, yaitu pikiran utama pada awal paragraph, pikiran utama pada akhir paragraph,
pikiran utama pada awal dan akhir paragraph, dan paragraph dengan pikiran utama tersirat.
Kalimat utama dan kalimat penjelas dapat disusun menjadi paragraph yang baik
dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam paragraph dapat disusun
menurut urutan logis, urutan kronologis, dan urutan klimaks atau antiklimaks.
Ada beberapa pola pengembangan paragraph, antara lain:
Pengembangan dengan hal – hal yang khusus
Pengembangan dengan teknik klasifikasi
Pengembangan dengan alasan – alasan
Pengembangan dengan perbandingan
Pengembangan dengan contoh – contoh
Pengembangan dengan definisi luas
Pengembangan dengan campuran
2.10. PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH)
Penyajian lisan dapat disejajarkan dengan berbicara, sebagai seorang mahasiswa
proses penyajian lisan adalah wadah penyampaian suatu pikiran, gagasan, dan sikap
ilmiahnya ke dalam berbagai bentuk karya tulis ilmiah yang berkualitas, juga mereka harus
mampu menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai dengan kriteria
penyajian yang baik. Ada dua bentuk penyajian lisan, yaitu presentasi ilmiah dan berpidato.
Presentasi ilmiah yang efektif adalah penyajian bahan ilmiah oleh seseorang di suatu
forum yang di dalamnya hadir sejumlah peserta yang secara sukarela terlibat aktif dalam
interaksi verbal ilmiah menuju tercapainya tujuan selama waktu yang tersedia. Agar
presentasi ilmiah dapat berjalan secara efektif, kita harus memperhatikan tata cara dan etika
presentasi ilmiah, penyiapan bahan presentasi ilmiah, serta pelaksanaan presentasi ilmiah.
Bentuk penyajian lisan yang lain adalah berpidato. Berpidato merupakan salah satu
wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud kegiatan berbahasa lisan, berpidato
mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang
didukung aspek – aspek nonkebahasaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam berpidato adalah
kriteria berpidato yang baik, tata cara, dan etika berpidato, penulisan naskah pidato, serta
penyampaian pidato kepada pendengar.
13
2.11. KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah. Fakta umum yang dimaksud
adalah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Pada karangan ilmiah sasaran pembacanya
adalah masyarakat ilmiah (akademik). Adapun jenis – jenis karangan ilmiah, yaitu makalah,
laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
Karangan sebenarnya berisi pernyataan – pernyataan. Dalam penyusunan pernyataan
harus dibedakan antar fakta dan penilaian. Pada suatu kejadian terdapat bermacam fakta.
Apabila fakta – fakta yang ada itu dihubung – hubungkan satu sama lain dengan metode
tertentu, dalam usaha untuk membuktikan adanya sesuatu, disebut evidensi.
Dalam penyusunan karya ilmiah penalaran sangat diperlukan. Proses penalaran secara
garis besar dapat dibedakan atas dua metode yakni metode induksi dan deduksi. Metode
induksi terbagi atas generalisasi, analogi, dan hubungan kausal,sedangkan metode deduksi
terbagi atas silogisme dan entimen.
Karangan ilmiah populer adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi, dengan
teknik sederhana dan bahasa sederhana. Namun, tetap disajikan dengan sistematis yang
disesuaikan dengan tingkat kecerdasan masyarakat. Karangan ilmiah populer dapat berbentuk
artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku. Sasaran pembaca karangan ilmiah populer
adalah masyarakat umum atau awam.
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi dan tidak melalui
suatu prosedur penelitian. Selain itu, karangan nonilmiah sangat subjektif dan persuasif.
Karangan nonilmiah berbentuk novel, cerpen, drama, roman, dan dongeng yang penulisannya
tidak prosedural.
2.12. PERENCANAAN KARYA TULIS ILMIAH (PERUMUSAN TOPIK DAN
JUDUL KARANGAN)
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk
tulisan. Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan
14
sadar, berarah, dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan – persyaratan lain yang perlu
diperhatikan. Mekanisme karangan meliputi kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap perencanaan karangan dan kegiatan – kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Tahap perencanaan karangan merupakan tahap awal atau tahap persiapan dan
rangkaian proses penulisan. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan tahap ini meliputi memilih
dan membatasi bahan pembicaraan, serta merumuskan judul karangan yang baik.
Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam
tulisan/karangan. Pokok pembicaraan yang dimaksud adalah sesuatu yang belum terurai. Hal
– hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik, diantaranya topic menarik perhatian
penulis, topic dikenal/diketahui dengan baik, bahannya dapat diperoleh, dan topic dibatasi
ruang lingkupnya.
Tahap selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam perencanaan karangan ialah
menentukan judul yang sesuai. Judul adalah kepala atau nama sebuah karangan. Syarat –
syarat judul karangan ilmiah, diantaranya judul harus relevan, judul harus provokatif, judul
harus singkat, judul harus sejelas mungkin, judul harus dibatasi, dan judul karangan
hendaknya menunjukkan kepada pembaca hakikat pokok persoalan yang dikemukakan dalam
karangan.
2.13. PERENCANAAN KARANGAN (PENYUSUNAN KERANGKA KARANGAN)
Hal yang paling utama dilakukan oleh penulis sebelum mengarang atau
mengorganisasikan ide adalah menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan,
rangkaian ide dapat disusun secara sistematis, logis, jelas, dan terarah.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis – garis besar
dari suatu karangan yang akan disusun. Pola susunan kerangka karangka karangan, yaitu
adanya urutan waktu (kronologis), urutan ruang (spasial), topic yang ada, urutan klimaks dan
antiklimas, urutan kausal, urutan pemecahan masalah, urutan umum – khusus, urutan
familiritas, dan urutan akseptabilitas.
15
2.14. PENGUTIPAN, CATATAN KAKI, RUJUKAN, DAN DAFTAR PUSTAKA
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan
seorang yang terkenal yang terdapat dalam buku – buku, majalah – majalah, dan surat kabar.
Kutipan juga dapat diambil dari ucapan langsung seorang ilmuan atau tokoh terkenal baik
melalui pidato,wawancara, maupun melalui diskusi. Jadi kutipan selain melalui sumber
tertulis juga dapat melalui sumber lisan.
Jenis kutipan ada tiga, yaitu
1) Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap kata demi kata, kalimat
demi kalimat sesuai dengan teks aslinya.
2) Kutipan tidak langsung merupakan pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau
penulis berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
3) Kutipan atas ucapan lisan, selain melalui sumber tertulis, kutipan juga dapat diperoleh
melalui ucapan langsung dari seorang tokoh atau ilmuan.
Catatan kaki adalah keterangan – keterangan terhadap teks karangan yang ditempatkan
pada kaki halaman karangan. Catatan kaki dapat dipakai untuk menunjukkan sumber tempat
terdapatnya kutipan dan untuk memberi keterangan – keterangan lain terhadap teks karangan.
Demikian pula, rujukan dan daftar pustaka merupakan dua hal yang sangat penting dalam
penulisan karya ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Rujukan adalah sumber
tempat pengambilan kutipan yang ditempatkan di depan atau di belakang kutipan.
Penempatan sumber rujukan itu dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, sebelum kutipan,
dengan menuliskan unsure nama singkat pengarang, tahun, dan halaman yang ditempatkan
dalam tanda kurung. Kedua, ditempatkan sesudah kutipan dengan menuliskan unsure nama
singkat pengarang, tahun, dan halaman semuanya dalam tanda kurung.Rujukan digunakan
untuk menunjukkan kepada pembaca tempat atau sumber suatu kebenaran yang telah
dibuktikan oleh orang lain atau tempat pengambilan kutipan.
Daftar pustaka digunakan untuk membantu pembaca memperoleh gambaran menyeluruh
tentang keluasan pembacaan penulis yang mendukung pengembangan gagasannya. Selain itu
dapat pula menjadi petunjuk bagi pembaca yang berminat mendalami masalah tertentu yang
16
dibahas oleh penulis. Pembaca juga dapat menelusuri sumber – sumber acuan yang terdapat
dalam daftar pustaka tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah
pemakainya, maupun dari segi tata bahasa dan kosakata serta maknanya. Sekarang bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa modern yang digunakan dan dipelajari tidak hanya di seluruh
Indonesia tetapi juga di banyak Negara. Pada tahun 2009 lalu, bahasa Indonesia secara resmi
ditempatkan sebagai bahasa asing kedua oleh pemerintah daerah Ho Chi Minh City, Vietnam.
Kemudian, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri pada 2012, bahasa Indonesia memiliki
penutur asli terbesar kelima di dunia, yaitu sebanyak 4.463.950 orang yang tersebar di luar
negeri. Bahkan, Ketua DPR RI dalam sidang ASEAN Inter-Parliamentary assembly (AIPA)
ke-32 pada 2011 mengusulkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa kerja (working
language) dalam sidang-sidang AIPA. Bahkan keberhasilan Indonesia dalam mengajarkan
bahasa Indonesia kepada generasi muda telah dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan
komunikasi antarwarga Negara Indonesia.
3.2. SARAN
Kita harus sadar akan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai
bahasa Negara, serta fungsi bahasa Indonesia sebagai lingua franca yang berpotensi untuk
mempersatukan seluruh bangsa yang berbeda latar belakang budayadan bahasanya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajaran Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin. 2008. Himpunan Materi Kuliah
Bahasa Indonesia. Makassar : UPT MKU Universitas Hasanuddin.
Scribd. 2010. Makalah, sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa Indonesia. Di akses melalui
http://id.scribd.com/doc/190035755/Makalah-Sejarah-Fungsi-Dan-Kedudukan-Bahasa-
Indonesia pada tanggal 15 Mei 2014
Badan Bahasa Kemdikbud. Pedoman umum ejaan yang disempurnakan. Di akses melalui
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-
ejaan_yang_disempurnakan.pdf pada tanggal 16 Mei 2014
Djamaris, Aurino. 2013. Kosakata dan Pedoman EYD Bahasa Indonesia. Di akses melalui
http://faculty.aurino.com/wp-content/uploads/2013/07/Kosakata-dan-Pedoman-EYD-Bahasa-
Indonesia.pdf pada tanggal 18 Mei 2014
Scribd. 2013. Karangan Ilmiah Populer Dan Nonilmiah. Di akses melalui
http://id.scribd.com/doc/186604454/Karangan-Ilmiah-Ilmiah-Populer-dan-Non-ilmiah
pada tanggal 19 Mei 2014
Scribd. 2012. Makalah Bahasa Ragam Ilmiah. Di akses melalui
http://id.scribd.com/doc/114580665/Makalah-BI-Ragam-Ilmiah pada tanggal 19 Mei 2014
Murni, Aniati dan Zainal Hasibuan. 2009. Penulisan Daftar Pustaka. Di akses melalui
http://ocw.ui.ac.id/materials/12.01_FASILKOM/IKI80050T-Metodologi_Penelitian/10_-
_Penulisan_Daftar_Pustaka.pdf pada tanggal 19 Mei 2014
18