KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya, maka penulisan makalah ini yang bertema “Apotek
Rakyat” dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-
teman pada umumnya, dalam perkuliahan kita nantinya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan
baik, masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian
demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
Kendari, Mei 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
I.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
I.3. Tujuan............................................................................................................................3
I.4. Manfaat..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4
II.1. Pengertian Apotek........................................................................................................4
II.2. Tinjauan Permenkes Tentang Apotek Rakyat Terhadap PP No. 51 Tahun 2009..........6
II.3. Tata Cara Memperoleh Izin Apotek Rakyat.................................................................8
BAB III..................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................10
I.1. Kesimpulan..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan unsur vital dan salahsatu elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar
dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya. Salahsatu
strategi dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah mengupayakan pelayanan yang
berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber tenaga kesehatan dan sarana pelayanan
kesehatan paling berperan dalam peningkatan kualitas. Didalam mengoptimalisasikan
derajat kesehatan masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan diimplementasikan
dalam bentuk pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya pelayanan kefarmasian.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dan sangat
menunjang dalam rangka upaya pembangunan dan pelayanan kesehatan yang baik.
Obat dan perbekalan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi
social, sehingga tidak boleh dipergunakan sebagai komoditas ekonomi semata, juga
tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan. Akses terhadap obat
terutama obat essensial merupakan salahsatu hak asasi manusia.
Semua obat yang beredar harus dijamin keamanan, khasiat, dan mutunya agar
benar-benar memberikan manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta
tidak merugikan masyarakat. Keterjangkauan dan penggunaan obat yang rasional
merupakan bagian dan tujuan yang harus dicapai.
1
Salahsatu tempat distribusi atau beredarnya obat-obatan serta perbekalan
kesehatan masyarakat adalah apotek. Apotek merupakan Salah satu realisasi
pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta yaitu dengan
menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya ialah apotek. Sebagai
perantara, apotek dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan
kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki beberapa fungsi kegiatan yaitu:
pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan, keuangan, dan pembukuan, sehingga
agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)
disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga diperlukan ilmu lainnya seperti
ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi (accounting).
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin
kepada masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk
menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan para
apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian. Dalam upaya usaha untuk
memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan
secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk kesehatan, perlu kita
harus mengetahui apotek rakyat dan peranan apoteker di dalam apotek rakyat.
Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di
apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja,
melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa
memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stake
holder) semata melainkan juga memiliki fungsi sosial di masyarakat.
2
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian apotek rakyat?
2. Bagaimana tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51 ?
3. Bagaimana tata cara memperoleh izin apotek rakyat?
I.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian apotek rakyat
2. Untuk mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51
3. Untuk mengetahui tata cara memperoleh izin apotek rakyat
I.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah apotek rakyat ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian apotek rakyat
2. Dapat mengetahui tinjauan Permenkes tentang apotek rakyat terhadap PP No. 51
3. Dapat mengetahui tata cara memperoleh izin apotek rakyat
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Apotek
Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian, penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak melakukan
peracikan. Apotek rakyat didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
memperluas akses masyarakat untuk memperoleh obat serta meningkatkan pelayanan
kefarmasian. Oleh karena itu, perlu dibuka kesempatan pengembangan pedagang
eceran obat menjadi apotek rakyat.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 1, yang
dimaksud apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian dimana dilakuakn penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak
melakukan peracikan.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Apotek Rakyat pasal 2 tentang
Pengaturan apotek rakyat bertujuan :
Ayat 1: untuk memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan
pelayanan dan status usahanya menjadi Apotek Rakyat,
Ayat 2: pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan Apotek
Rakyat,
Ayat 3: melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang
baik dan benar.
4
Dalam pelayanan kefarmasian, apotek rakyat harus mengutamakan pelayanan
obat generik dan dilarang menyediakan narkotika, psikotropika, meracik obat dan
menyerahkan obat dalam jumlah yang besar. Serupa dengan apotek pada umumnya,
apotek rakyat harus memiliki 1 orang apoteker sebagai penanggung jawab dan
dibantu oleh asisten apoteker.
Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Peraturan mengenai apotek rakyat
dilakukan oleh Departemen Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan organisasi profesi, sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.
Apotek Rakyat dapat merupakan satu atau gabungan dari paling banyak empat
pedagang eceran obat. Gabungan pedagang eceran obat dibawah satu pengelola harus
memiliki ikatan kerjasama berbentuk badan usaha atau bentuk lainnya serta berada
pada lokasi yang berdampingan.
Pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan semestinya dilakukan
sesuai dengan pengaturan pemerintah terhadap perencanaan, pengadaan dan
penyimpanan yang ditetapkan. Pengeluaran obat perlu memakai sistem FIFO (First In
First Out). Maksudnya obat yang lebih dulu dibeli atau disimpan pengelola juga harus
lebih dahulu dijual atau dilekuarkan. Aturan lain adalah FEFO (First Expire First
Out); maksudnya obat yang tanggal kadaluarsanya lebih awal harus lebih dulu
dukeluarkan atau dijual.
Dalam memberikan pelayanan, seorang apoteker pada Apotek Rakyat harus
melakukan pemeriksaan resep dan sebelum obat diserahkan pada pasien harus
5
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara resep dan obat. Apotek
Rakyat dilarang menyerahkan obat dalam jumlah besar, selain dilarang menjual obat-
obatan narkotika dan psikotropika.
Pembinaan dan pengawasan terhadap Apotek Rakyat dilakukan oleh Depkes,
Badan POM, Dinkes Kabupaten/kota dengan mengikutsertakan organisasi profesi.
Bila dalam pelaksanaannya ditemukan bahwa suatuApotek Rakyat melakukan
pelanggaran, maka dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, tertulis sampai
dengan pencabutan ijin.
II.2. Tinjauan Permenkes Tentang Apotek Rakyat Terhadap PP No. 51 Tahun
2009.
PP No.51 Bagian Ketiga tentang Pekerjaan Kefarmasian Dalam Produksi
Sediaan Farmasi, pasal 12 : Pekerjaan Kefarmasian yang berkaitan dengan proses
produksi dan pengawasan mutu Sediaan Farmasi pada Fasilitas Produksi Sediaan
Farmasi wajib dicatat oleh Tenaga Kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsinya.
PerMenKes Pasal 1 ayat 1: apotek rakyat adalah saranan kesehatan tempat
dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana dilakukan penyerahan obat dan
perbekalan kesehatan dan tidak melakukan peracikan.
PP no.51, pasal 24 Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat :
6
a) Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien;
dan
b) menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas
resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
perMenKes pasal 5,
1) Apotek Rakyat dalam pelayanan kefarmasian harus mengutamakan obat
generik
2) Apotek rakyat dilarang menyediakan narkotika dan psikotropika meracik obat
dan menyerahkan obat dalam jumlah besar
Berdasarkan tinjauan permenkes terhadap PP 51, pekerjaan kefarmasian
berkaitan dengan proses produksidan pengawasan mutu sediaan. Proses produksi
menyangkut peracikan obat. Sedangkan berdasarkan perMenKes pasal 1 ayat 1
menyatakan pelayanan kefarmasian dilakukan penyerahan obat dan perbekalan
kesehatan dan dilakukan peracikan obat. Bila didirikan apotek rakyat, maka pekerjaan
apoteker hanya terbatas pada distribusi, pengecekan mutu obat sedangkan proses
produksi tidka dapat dilakukan.
Selain itu berdasarkan PP 51 menyatakan apoteker dapat menyerahkan obat
keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sedangkan Apotek rakyat dilarang
menyediakan narkotika dan psikotropika meracik obat dan menyerahkan obat dalam
jumlah besar. apotek rakyat tidak dapat menerima resep racikan dan resep yang
7
mengandung obat narkotika dan psikotropika, sehingga hanya pasien yang tidak
menderita penyakit komplikasi, kejiwaan dan penyakit yang membutuhkan
penanganan khusus yang dapat membeli obat-obat pada apotek ini.
II.3. Tata Cara Memperoleh Izin Apotek Rakyat
Tata cara memperoleh izin apotek rakyat :
Permohonan Izin Rakyat diajukan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-1.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari
kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada
Kepala Balai POM untuk melalukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan
Apotek untuk melakukan kegiatan.
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat
dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-2
Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan 3 tidak
dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap
melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan
menggunakan contoh Formulir Model APR-3
8
Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud angka 3, atau pernyataan dimaksud
angka 4, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan
Surat Izin Apotek dengan menggunakan contoh Formulir Model APR-4
Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Kepala Balai POM dimaksud angka 3 masih belum memenuhi syarat Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari
kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir
Model APR-5 Terhadap Surat Penundaan sebagai mana dimaksud dalam ayat
6, apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum
dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
Surat Penundaan.
Terhadap permohonan izin Apotek Rakyat yang ternyata tidak memenuhi
persyaratan, atau lokasi Apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan Surat
Penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan menggunakan contoh
Formulir Model APR-6.
9
BAB III
PENUTUP
I.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Apotek rakyat adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian, penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, tetapi tidak
melakukan peracikan. Apotek rakyat didirikan dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memperluas akses masyarakat untuk memperoleh obat
serta meningkatkan pelayanan kefarmasian.
2. PP No.51 Bagian Ketiga tentang Pekerjaan Kefarmasian Dalam Produksi
Sediaan Farmasi, pasal 12 dengan PerMenKes Pasal 1 ayat 1, PP no.51 pasal
24 dengan perMenKes pasal 5.
3. Tata cara memperoleh izin apotek rakyat yaitu berdasarkan PerMenkes No.
284 tahun 2007.
10
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah RI, 2007, Peraturan Menteri Kesehatan Republi Indonesia Nomor 284/MenKes/Per/III/2007, Jakarta.
Pemerintah RI, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta.
Restiasari, Anggi., 2010, Tesis Kepastian Hukum Apotek Rakyat dan Pekerjaan Kefarmasian, Semarang, Program Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata.
Siswosoediro, Henry S., 2008, Buku Pintar Pengurusan Perizinan dan Dokumen, Penerbit visimedia, Jakarta.
Spillane, James l., 2010, Ekonomi Farmasi, Penerbit Grasindo, Yogyakarta.
Suryadharma, B., 2009, Apotek Rakyat, http://berlysuryadharma.blogspot.com/2009/06/apotik-rakyat.html, diakses Kendari, 11 mei 2013.
11
Top Related