25
Jurnal Keperawatan p-issn : 2477-1414
Volume 7, Nomor 1, Januari 2021 e-issn : 2716-0785
Hal 25-38
LITERATURE REVIEW : EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI UNTUK
MENINGKATKAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN PASKA OPERASI ABDOMEN Emah Marhamah1, Ayu Nadiya Choire2
1, 2 Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang
Telp. 08121484671/ E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang : Pembedahan merupakan metode untuk mengobati kondisi yang sulit atau tidak
mungkin disembuhkan dengan obat-obatan yang sederhana. Sebelum dilakukan pembedahan pasien
mendapat anestesi yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi. Anestesi yang
diberikan pada pasien akan memberikan efek kehilangan peristaltik normal atau penurunan
peristaltik usus. Peristaltik usus paska pembedahan dapat diatasi dengan menstimulasi gerakan
peristaltik usus yaitu dengan cara mobilisasi dini. Tujuan : Mengetahui efektifitas penerapan
mobilisasi dini terhadap peristaltik usus Pada pasien paska operasi abdomen. Metode: Artikel
ilmiah menggunakan pendekatan eksploratif menggunakan metode dan desain literatur review ini
dengan mengambil sumber-sumber yang dilakukan pada tanggal 15 Juni sampai 25 Agustus dengan
penelusuran Google Scholar yang sesuai dengan kata kunci dan kriteria bukan merupakan jurnal
asuhan keperawatan, jurnal yang tidak dapat diakses full text. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Juni sampai Oktober 2020. Hasil: Terdapat 533 yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun
2011-2020. Dari 533 artikel 3 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan mobilisasi dini yang dilakukan selama 6 jam, 12 jam, 24
jam dapat meningkatkan peristaltik usus pada pasien paska operasi abdomen. Simpulan: mobilisasi
dini efektif mendukung dalam meningkatkan peristaltik usus pada pasien paska operasi abdomen.
Kata kunci: Abdomen, Mobilisasi dini, Peristaltik Usus
ABSTRACT
Background: Surgery is a method of treating conditions that are difficult or impossible to cure with
simple drugs. Before surgery, the patient is given anesthesia which aims to relieve pain during
surgery. Anesthesia given to the patient will eliminate normal peristalsis or decrease bowel
peristalsis. Postoperative intestinal peristalsis can be treated by stimulating bowel peristalsis with
early mobilization. Objective: To determine the effectiveness of early mobilization of intestinal
peristalsis in post-abdominal surgery patients. Methods: This exploratory study uses the method
and design of this literature review by taking sources from 2020, June 15 to August 25 with a
Google Scholar search that matches the keywords and criteria that are not nursing care journals,
journals that cannot be accessed in full text. This research was conducted from June to October.
Results: There were 533 identified and published from 2011-2020. Of 533 articles 3 articles meet
the inclusion and exclusion criteria. Some research results show that the application of early
mobilization for 6 hours, 12 hours, 24 hours can improve bowel peristalsis in post-abdominal
surgery patients. Conclusion: Early mobilization is effective in increasing intestinal peristalsis in
post-abdominal surgery patients.
Key words: Abdomen, early mobilization, intestinal peristaltic
26
PENDAHULUAN
Efek paska operasi tentang anestesi
yang diberikan kepada pasien, akan
memberikan efek antara lain kehilangan
peristaltik normal karena anestesi
memberikan hambatan terhadap rangsang
syaraf untuk terjadinya peristaltik, sehingga
memberikan dampak seperti distensi
abdomen, atau ileus paralitik (Indah & Sejati,
2017). World Health Organization (WHO)
menguraikan pasien laparatomi di dunia
meningkat setiap tahun sebesar 10%. Angka
jumlah pasien mencapai peningkatan yang
sangat signifikan, pada tahun 2017 terdapat
90 juta dan pada tahun 2018 diperkirakan
meningkat menjadi 98 juta pasien post operasi
laparatomi.
Indonesia terdapat 1,2 juta pasien
yang dilakukan tindak pembedahan,
pembedahan yang paling sering dilakukan
yaitu bedah abdomen. Pada tahun 2013 tindak
pembedahan diperkirakan 32 % dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018
sekitar 42% diantaranya merupakan tindakan
pembedahan laparatomi (Kemenkes RI,
2018). Pembedahan yang melibatkan
abdomen seperti laparatomi dapat
mengakibatkan penghentian dari pergerakan
intestinal sementara. Hal ini disebut ileus
paralitik, yaitu menurunnya gerakan pada
usus dimana usus gagal atau tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk
menyalurkan isinya, biasanya hanya
berlangsung antara 24-72 jam. Menurut
Prayitno & Haryarti (2013) usus pada sistem
pencernaan dapat berfungsi secara normal
kembali apabila efek obat anestesi telah
menghilang, sedangkan Gungel menyatakan
bahwa peristaltik usus pasien post
pembedahan kembali normal apabila pasien
tersebut dapat merasakan kram ringan pada
bagian perutnya, telah flatus, dan merasakan
lapar (Cevik & Baser, 2016).
Cara untuk menstimulus gerakan
peristaltik usus yaitu salah satunya dengan
melakukan mobilisasi dini. Hal ini sesuai
dengan manfaat dari mobilisasi dini yang
berfungsi untuk menstimulasi gerakan
peristaltik, meningkatkan tonus saluran
pencernaan, mencegah terjadinya konstipasi
dan menghilangkan distensi abdomen
(Kozier, 2011). Mobilisasi dini yaitu latihan
bertahap yang memungkinkan pasien paska
pembedahan untuk dapat bergerak atau
berpindah dari tempat tidurnya lebih awal
sesuai dengan latihan yang telah ditentukan
(Dube & Kshirsagar, 2014), sedangkan
menurut Prayitno & Haryati (2013) mobilisasi
dini mempengaruhi waktu pemulihan
peristaltik usus pasien paska pembedahan,
apabila mobilisasi dapat dilakukan lebih awal,
maka aktifasi peristaltik usus pasien juga akan
lebih cepat.
Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan untuk mendukung penelitian ini
antara lain Stefanus (2013) mengemukakan
27
ada pengaruh mobilisasi yang signifikan
dimana nilai p (0,002) < α (0,05), Windy
(2020) menunjukkan ada pengaruh mobilisasi
yang diperoleh nilai p value = 0,001 (p value
< 0.1), dan menurut penelitian lain Nadila
(2019) menunjukkan hasil penelitian p-value
= 0,000 (<0,05) terdapat perbedaan waktu
pemulihan peristaltik usus pasien kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Tujuan pada artikel ilmiah ini adalah
mengetahuin pengaruh penerapan mobilisasi
dini terhadap peristaltik usus pada pasien
paska operasi abdomen.
METODE
Metode yang digunakan adalah studi
literatur yaitu serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian. Telaah literatur
digunakan untuk mengumpulkan data atau
sumber yang berhubungan dengan penerapan
mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pada
pasien paska operasi abdomen yang didapat
dari buku teks, jurnal yang diperoleh melalui
internet maupun pustaka lainnya.
Kegiatan pengambilan data dilakukan
terhitung mulai penyusunan proposal
penelitian sampai penyampaian laporan akhir
yang dilakukan tanggal 15 Juni sampai 25
Agustus 2020..
Populasi dalam artikel ilmiah ini
adalah jurnal nasional akreditasi atau tidak
akreditasi yang berkaitan dengan penerapan
mobilisasi dini pada peristaltik usus dengan
pasien paska operasi abdomen. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel di antara
populasi sesuai dengan tujuan dan masalah
dalam penelitian yang dikehendaki peneliti,
sehingga sampel dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah diketahui sebelumnya
(Nursalam, 2015).
Kriteria inklusi dalam karya ilmiah ini
antara lain jurnal nasional terakreditasi dan
belum terakreditasi yang berkaitan dengan
penerapan mobilisasi dini pada peristaltik
usus dengan pasien paska operasi abdomen,
jurnal/publikasi penelitian terbit 10 tahun
terakhir yaitu tahun 2011–2020 dan dilakukan
dengan salah satu dari berbagai desain
penelitian: quasi eksperiment.
Kriteria eksklusi pada artikel ilmiah ini
adalah jurnal yang terkait dengan jurnal yang
tidak bisa ditampilkan secara full texs, laporan
review dan laporan asuhan keperawatan.
merupakan artikel review, laporan
keperawatan dan jurnal yang tidak bisa
diakses secara full text.
Sampel dalam artikel ilmiah ini adalah 3
jurnal nasional yang berkaitan dengan
adanya pengaruh mobilisasi dini terhadap
peristaltik usus pada pasien paska operasi
abdomen. Pencarian data dalam artikel ilmiah
ini dilakukan melalui website portal jurnal
28
yang dapat diakses seperti google scolar,
diketemukan sekitar 763 jurnal sesuai dengan
topik dan kata kunci yang diteliti yaitu
mobilisasi dini, peristaltik usus. Jurnal
sejumlah 763 kemudian dilakukan skrining
yaitu penyaringan atau pemelihan data
sehingga terpilih 557 jurnal yang berbahasa
Indonesia. Sejumlah 557 jurnal tersebut
diskrining menurut tahun terbit terdapat,
terdapat 533 jurnal yang terbit 10 tahun
terahir, kemudian terdapat 125 jurnal dengan
desain quasy exsperimen, selanjurnya di
skrining lagi sehingga 85 jurnal yang dapat
diakses full texs. Sejumlah 85 jurnal tersebut
terdapat 21 jurnal yang sesuai dengan kriteria
inklusi yang akhirnya terseleksi menjadi 3
jurnal dengan pertimbangan memenuhi
kriteria inklusi yang memenuhi syarat untuk
selanjurnya dianalisis.
Analisa data dilakukan setelah data
melewati tahapan skrining sampai dengan
ekstraksi data maka analisa dengan
menggabungkan semua data yang memenuhi
persyaratan inklusi menggunakan teknik baik
kuantitatif, kualitatif atau keduanya. Analisis
yang digunakan menggunakan analisisis
jurnal, kemudian dilakukan koding terhadap
isi jurnal yang direview menggunakan
kategori mobilisasi dini dan peristaltik usus
dicari persamaan dan perbedaannya.
Ringkasan jurnal kemudian dianalisis PICO
(population, intervention, comparation,
outcome) terhadap isi yang dalam tujuan
artikel ilmiah dan hasil/temuan artikel ilmiah
sehingga dapat dilihat bagaimana penerapan
terapi bermain terhadap tingkat kecemasan
anak prasekolah akibat hospitalisasi. Hasil
dari analisa data selanjutnya akan dibahas
untuk menarik kesimpulan.
Literature review ini disintesis
menggunakan metode naratif dengan
mengelompokkan data hasil ekstraksi yang
sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk
menjawab tujuan penelitian. Jurnal penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi dikumpulkan
dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama
peneliti, tahun terbit jurnal, judul penelitian,
metode dan ringkasan hasil atau temuan.
HASIL
Artikel ilmiah literature review dengan
judul “ Penerapan mobilisasi Dini Terhadap
Peristaltik Usus Pada Pasien Paska Operasi
Abdomen” telah dilaksanakan pada bulan Juni
sampai dengan Agustus 2020. Pada bab ini
akan menjelaskan hasil pencarian atau
penelusuran jurnal melalui Google Scoolar,
penelusuran sumber literature riview
dilakukan skrining sesuai dengan kriteria
inklusi dan eklusi menggunakan diagram
(Preferred Reporting Items For Systematic
Revuews and Meta-analyses) PRISMA pada
tahapan sistematik review.
29
Langkah-langkah penelusuran jurnal dengan diagram PRISMA
Gambar 1.1 Diagram PRISMA
Penelusuran pada situs
Google Scholar (n = 763)
Hasil jurnal keseluruhan (n=763)
Screening bahasa
(n= 763)
Screening:
a. Jurnal bahasa Indonesia (n=557)
b. Jurnal bahasa inggris (n=206)
Screening tahun
(n= 557)
Screening tahun:
a. Jurnal 10 tahun terahir (n=533)
b. Jurnal lebih dari 10 tahun terahir (n=24)
Desain penelitian
(n=533)
Desain penelitian :
a. Desain yang digunakan Quasi eksperimen (n=125)
b. Desain yang tidak digunakan
1. Survey studi (n=173)
2. Cross sectional study (n=144)
3. Analisis kolerasi (n=61)
Screening berdasarkan full
text
(n=125)
Full text :
Jurnal yang berkaitan dengan pengaruh mobilisasi dini
terhadap peristaltik usus (n=85)
Tidak full text
Jurnal yang tidak dapat diakses full text (n=40)
Jurnal sesuai dengan
kriteria ekslusi
(n=85)
Kriteria ekslusi (n=32)
a. Jurnal yang terkait rivew laporan/naskah publikasi (n=29)
b. Jurnal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan (n=35)
Kriteria inklusi : (n=21)
Jurnal dengan kriteria
inklusi (n = 21)
Jurnal akhir yang sesuai
dengan kriteria inklusi
(n= 3)
Kriteria Inklusi :
Jurnal yang berkaitan dengan pengaruh mobilisasi dini terhadap
peristaltik usus (n=2)
Naskah publikasi yang berkaitan dengan mobilisasi terhadap
peristaltik usus (n=1).
Alasan :
a. Isi jurnal lengkap
b. Ketiga jurnal dengan kriteria inklusi
c. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh mobilisasi
dini terhadap peristaltik usus pada pasien paska operasi
Abdomen
d. Berasal dari jurnal keperawatan.
30
Hasil pencarian literature yang akan dianalisis dan ditetapkan secara literature review
adalah sebagai berikut:
Table 1.1 : Sistematik Riview 2011-2020
Sumber
Bahasa
Tahun
Database
N
Jenis studi penelitian
Scrining
Desain penelitian
Quasi
experimental
True
sectional
Deskriptif
kualitatif
Bahasa
Indonesia
2011
Scholar
156
3
0
3
0
2012 113
2013 65
2014 49
2015 41
2016 32
2017 24
2018 21
2019 17
2020 15
Sumber : Data Google Sholar
PEMBAHASAN
Pembahasan dibawah ini seperti
pembahasan yang dilakukan pada penelitian
pada umumnya, namun pada literature review
pembahasan difokuskan pada kajian yang
sudah tertulis pada bab II ditambahkan
dengan sumber pendukung yang ada. Pada
bagian pembahasan, peneliti menuliskan atau
mengumpulkan semua penemuan yang telah
dinyatakan dalam hasil dan
menghubungkannya dengan perumusan
masalah hipotesis. Dalam bab ini yang bisa
dilakukan adalah membandingkan penemuan
tersebut dengan penemuan lain menunjukan
apakah hasil tersebut memperkuat,
berlawanan atau sama sekali tidak sama
dengan penemuan yang lain (baru).
1. Populasi/population dari jurnal yang
digunakan
Nadila, dkk (2019) populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pasien paska operasi abdomen sebanyak 40
responden yang terbagi menjadi 2,
kelompok yaitu 20 kelompok intervensi
dan 20 kelompok kontrol, mobilisasi dini
dilakukan pada pasien dewasa dengan usia
18-64 tahun dan pasien post pembedahan
jam ke-0 yang telah dipindahkan ketempat
ruang rawat inap dengan kesadaran
composmentis serta vital sign stabil.
Pengambilan sampel penelitian ini
dilakukan dengan teknik purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih
dianggap dapat mewakili karakteristik
31
populasi seluruhnya yaitu pasien post
pembedahan.
Stefanus, (2013) populasi dalam
penelitian ini adalah pasien dengan usia
15-60 tahun dan pasien pasca operasi
abdomen. Sample yang digunakan dalam
penelitian ini 18 responden. Pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan
metode nonprobability sampling dengan
teknik purposive sampling yaitu memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti. Windy, dkk
(2020) populasi dalam penelitian yaitu
pasien post pembedahan abdomen dengan
sampel yang berjumlah 72 responden yang
dibagi dalam kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
Asumsi dari ketiga penelitian dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini dapat
diberikan pada klien yang mengalami
penurunan peristaltik usus. Hal ini sesuai
dengan pendapat Potter & Perry (2014),
bahwa populasi yang diharapkan dalam
penelitian pasien paska operasi yang
memerlukan latihan mobilisasi seperti
kolostomi, laparatomi atau apendiktomi,
untuk mengembalikan fungsi peristaltik
usus sehingga pasien yang mengalami
penurunan peristaltik usus paska operasi
dapat meningkat kembali peristaltik
ususnya.
2. Intervensi/intervention dari jurnal yang
digunakan
Nadila, dkk (2019), menjelaskan
bahwa mobilisasi dini dilakukan pada
pasien post operasi abdomen yang
mengalami penurunan peristaltik usus.
Instrumen yang digunakan dalam
pengukuran peristaltik usus normal yaitu
checklist mobilisasi dini meliputi
pertanyaan waktu pembedahan, jenis
anestesi, waktu kembali keruang rawat,
dan selanjutnya melakukan pemeriksaan
peristaltik usus dengan menggunakan
stetoskop dan arloji lalu menulis hasil
dilembar observasi waktu aktifitasi
peristaltik usus (Nursalam, 2014).
Stefanus, (2013) menjelaskan bahwa
tindakan mobilisasi dini diberikan pada
pasien paska operasi abdomen.
Windy, dkk (2020) intervensi
keperawatan pada klien paska operasi
abdomen dilakukan dengan 3 tahap, yaitu
tahap pertama dilakukan 4-6 jam pertama
setelah operasi, pada tahap ini responden
diberikan tindakan Range Of Motion Pasif
(ROM kiri), tahap dua dilakukan pada
8-10 jam pos operasi dimana responden
diberikan intervensi mobilisasi dini dengan
gerakan miring kanan dan miring kiri,
tahap tiga dilakukan pada 12-24 jam pos
operasi dengan gerakan mobilisasi dini
pada tahap duduk bersandar dengan kaki
menjuntai dan digerak-gerakkan.
32
Pengukuran ulang waktu muncul dan
frekuensi peristaltik usus dilakukan 15
menit setelah intervensi.
Asusmsi dari ketiga penelitian
menunjukkan bahwa penerapan mobilisasi
dini dapat meningkatkan peristaltik usus
pada pasien paska operasi abdomen. Hal
ini sependapat dengan Smeltzer B &
Cheever, (2010) mobilisasi dini dilakukan
setelah pasien sadar dan tanda-tanda vital
normal, pasien dianjurkan nafas dalam
menghirup melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut, lalu
melakukan latihan kaki dengan gerakan
telapak kaki di fleksi dan ekstensi,
memutar pergelangan kaki, menaikkan dan
dan menurunkan kaki, fleksi lutut dan
ekstensi. Setelah 6 jam dilakukan
pergerakan miring kanan dan miring kiri
sekurangnya 3x dalam 1 jam. Setelah 12
jam dianjurkan untuk duduk selama 10-15
menit baik bersandar atau tidak. Setelah 24
jam belajar berdiri dan berjalan disekitar
kamar hal ini perluh dilakukan sedini
mungkin pada pasien untuk
mengembalikan fungsi pencernaan pasien
kembali normal.
Nadila, dkk (2019), menjelaskan
bahwa mobilisasi dini dilakukan pada
pasien post operasi abdomen yang
mengalami penurunan peristaltik usus.
Instrumen yang digunakan dalam
pengukuran peristaltik usus normal yaitu
checklist mobilisasi dini meliputi
pertanyaan waktu pembedahan, jenis
anestesi, waktu kembali keruang rawat,
dan selanjutnya melakukan pemeriksaan
peristaltik usus dengan menggunakan
stetoskop dan arloji lalu menulis hasil
dilembar observasi waktu aktifitasi
peristaltik usus (Nursalam, 2014).
Stefanus, (2013) menjelaskan bahwa
tindakan mobilisasi dini diberikan pada
pasien paska operasi abdomen.
Windy, dkk (2020) intervensi
keperawatan pada klien paska operasi
abdomen dilakukan dengan 3 tahap, yaitu
tahap pertama dilakukan 4-6 jam pertama
setelah operasi, pada tahap ini responden
diberikan tindakan Range Of Motion Pasif
(ROM kiri), tahap dua dilakukan pada
8-10 jam pos operasi dimana responden
diberikan intervensi mobilisasi dini dengan
gerakan miring kanan dan miring kiri,
tahap tiga dilakukan pada 12-24 jam pos
operasi dengan gerakan mobilisasi dini
pada tahap duduk bersandar dengan kaki
menjuntai dan digerak-gerakkan.
Pengukuran ulang waktu muncul dan
frekuensi peristaltik usus dilakukan 15
menit setelah intervensi.
Asusmsi dari ketiga penelitian
menunjukkan bahwa penerapan mobilisasi
dini dapat meningkatkan peristaltik usus
pada pasien paska operasi abdomen. Hal
ini sependapat dengan Smeltzer B &
33
Cheever, (2010) mobilisasi dini dilakukan
setelah pasien sadar dan tanda-tanda vital
normal, pasien dianjurkan nafas dalam
menghirup melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut, lalu
melakukan latihan kaki dengan gerakan
telapak kaki di fleksi dan ekstensi,
memutar pergelangan kaki, menaikkan dan
dan menurunkan kaki, fleksi lutut dan
ekstensi. Setelah 6 jam dilakukan
pergerakan miring kanan dan miring kiri
sekurangnya 3x dalam 1 jam. Setelah 12
jam dianjurkan untuk duduk selama 10-15
menit baik bersandar atau tidak. Setelah 24
jam belajar berdiri dan berjalan disekitar
kamar hal ini perluh dilakukan sedini
mungkin pada pasien untuk
mengembalikan fungsi pencernaan pasien
kembali normal.
3. Perbandingan (comparation)
a. Populasi (population)
Dalam ketiga jurnal yang diambil,
memiliki perbedaan jumlah responden,
pada jurnal Nadila, dkk (2019) terdapat
40 responden, pada jurnal Stefanus,
(2013) terdapat sebanyak 18 responden,
sedangkan pada jurnal Windy, dkk
(2020) terdapat sebanyak 72 responden,
dilihat dari jumlah sampel penelitian,
Nadila, dkk (2019) dan Windy (2020),
lebih memenuhi dari jumlah sampel
yang representative karena jumlahnya
lebih dari 30 responden, hal ini sesuai
dengan yang disampaikan Sugiyono
(2012), bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30-
500 responden, untuk penelitian
eksperimen sederhana yang
menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol maka jumlah
anggota sampel masing-masing antara
10-20 responden.
b. Intervensi (intervention)
Nadila, dkk (2019), menjelaskan
bahwa mobilisasi dini dilakukan pada
pasien post operasi abdomen yang
mengalami penurunan peristaltik usus,
dengan menggunakan alat ukur yaitu
checklist mobilisasi dini, lembar
observasi waktu aktfitasi peristaltik
dengan memeriksa peristaltik usus
menggunakan stetoskop dan arloji,
tetapi tidak dijelaskan SPO pelaksanaan
mobilisasi dini secara lengkap.
Stefanus, (2013) intervensi dilakukan
pada pasien paska operasi abdomen,
dengan menggunakan alat ukur lembar
observasi, stetoskop dan arloji, akan
tetapi tidak dijelaskan intervensinya.
Windy, dkk (2020) intervensi
keperawatan pada klien paska operasi
abdomen dilakukan dengan 3 tahap,
yaitu tahap pertama dilakukan 4-6 jam
pertama setelah operasi, pada tahap ini
responden diberikan tindakan Range Of
Motion Pasif (ROM kiri), tahap dua
34
dilakukan pada 8-10 jam pos operasi
dimana responden diberikan intervensi
mobilisasi dini dengan gerakan miring
kanan dan miring kiri, tahap tiga
dilakukan pada 12-24 jam pos operasi
dengan gerakan mobilisasi dini pada
tahap duduk bersnadar dengan kaki
menjuntai dan digerak-gerakkan.
Pengukuran ulang waktu muncul dan
frekuensi peristaltik usus dilakukan 15
menit setelah intervensi.
Intervensi ketiga jurnal tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang paling
mendekati kriteria representative
intervensi dalam pelaksanaan penelitian
mobilisasi dini terhadap peristaltik usus
adalah penelitian yang dilakukan oleh
Windy, dkk (2020). Didukung oleh teori
dibawah ini yang disampaikan oleh
Potter & Perry (2010) bahwa tahapan
mobilisasi dini yang dilakukan adalah
menganjurkan pasien untuk menarik
nafas dalam dan batuk efektif setelah
pasien sadar, tahapan selanjutnya yaitu
apabila tangan dan kaki pasien sudah
bisa digerakkan maka pasien diminta
untuk memutar dan menggerakan
pergelangan tangan dan kaki, lalu
menekuk dan meluruskan kedua lutut
kaki secara mandiri atau dibantu,
tahapan selajutnya pasien diminta
miring ke kanan dan miring ke kiri,
tahapan yang terakhir yaitu
meninggikan posisi kepala pasien secara
bertahap dengan memastikan vital sign
stabil dan tidak ada keluhan seperti
mual dan muntah. Penanganan
peristaltik usus selain menggunakan
mobilisasi dini yaitu menggunakan
ROM. Setelah dilakukan intervensi
tersebut dilakukan pengukuran
peristaltik usus dengan alat ukur lembar
observasi, stetoskop dan arloji.
c. Hasil (outcome)
Hasil penelitian Nadila, dkk
(2019) bahwa ada pemulihan peristaltik
usus pada pasien kelompok intervensi
45 menit dan waktu terlama 870 menit,
sedangkan pada kelompok kontrol
waktu pemulian peristaltik usus yaitu
300 menit dan waktu terlama 1.260
menit, sehingga didapatkan nilai p-
value 0,000 (<0,05) artinya terdapat
pengaruh pemberian mobilisasi dini
terhadap pemulihan peristaltik usus
pada pasien paska operasi.
Penelitian Stefanus, (2013)
menyatakan pada 4 jam pertama tidak
ada pasien yang pulih peristaltik
ususnya dan 4 jam kedua sebelum
perlakuan mobilisasi dini terdapat 8
responden (44,4%) yang telah pulih
peristaltik ususnya, sedangkan 4 jam
ketiga setelah perlakuan ternyata semua
responden yaitu berjumlah 18 orang
(100%) telah pulih peristaltik ususnya,
35
dan didapatkan nilai p (0,002)< α (0,05)
hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap
pemulihan peristaltik usus pada 4 jam
ketiga paska operasi abdomen.
Penelitian Windy, dkk (2020)
dengan 72 responden didapatkan hasil
rerata skor waktu muncul peristaltik
usus pada kelompok sama-sama
terjadi di tahap 4-6 jam post operasi
yaitu kelompok intervensi 355,97 menit
sedangkan waktu muncul peristaltik
usus kelompok kontrol yaitu 536,06
menit sehingga didapatkan nilai
p=0,001 yang artinya ada pengaruh
yang sangat signifikan mobilisasi dini
terhadap waktu muncul peristaltik usus
pada kelompok intervensi.
Hasil ketiga jurnal tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang
paling efektif dilakukan oleh Nadila,
dkk (2019) karena hasil dari
penelitiannya menunjukkan nilai selisih
signifikan dan memiliki waktu tercerpat
dan waktu terlama, sehingga terjadi
perbedaan sebelum dan sesudah
diberikan mobilisasi dini.
4. Hasil/outcome penelitian dari 3 jurnal yang
digunakan
Hasil penelitian Nadila, dkk (2019)
didapatkan perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan
waktu tercepat pemulihan kelompok
intervensi yaitu 45 menit dan waktu
tercepat 870 menit, sedangkan kelompok
kontrol waktu tercepat 300 menit, dan
waktu terlama 1.260 menit, sehingga
didapatkan nilai p-value 0,000 (<0,05)
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh pemberian mobilisasi dini
terhadap pemulihan peristaltik usus pada
pasien paska operasi di RS PKU
Muhammdyah Gamping.
Hasil penelitian Stefanus, (2013)
menyatakan pada 4 jam pertama sebelum
perlakuan mobilisasi dini dan setelah
perlakuan ternyata tidak ditemukan adanya
pemulihan peristaltik usus pada semua
responden. 4 jam kedua sebelum
perlakuan mobilisasi dini terdapat 8
responden (44,4%) yang telah pulih
peristaltik ususnya, sedangkan 4 jam ketiga
setelah perlakuan ternyata semua
responden yaitu berjumlah 18 orang
(100%) telah pulih peristaltik ususnya, dan
didapatkan nilai p (0,002)< α (0,05) hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh
mobilisasi dini terhadap pemulihan
peristaltik usus pada 4 jam ketiga paska
operasi abdomen.
Hasil penelitian Windy, dkk (2020)
didapatkan hasil rerata skor waktu muncul
peristaltik usus pada kelompok sama-sama
terjadi di tahap pertama 4-6 jam post
operasi yaitu kelompok intervensi waktu
muncul yaitu 355,97 menit, sedangkan
36
waktu muncul peristaltik kelompok kontrol
yaitu 538,06 menit sehingga nilai p=0,001
yang artinya ada pengaruh yang sangat
signifikan mobilisasi dini terhadap waktu
muncul peristaltik usus pada kelompok
intervensi.
Asumsi dari ketiga jurnal tersebut
dapat dilihat bahwa pasien paska operasi
abdomen yang mendapat tindakan
mobilisasi dini mengalami peningkatan
peristaltik usus. Hal ini diperkuat oleh teori
yang disampaikan Handayani (2015)
bahwa mobilisasi dapat meningkatkan
peristaltik usus. Pendapat lain disampaikan
oleh Kozier (2011) manfaat dari mobilisasi
dini yang berfungsi untuk menstimulasi
gerakan peristaltik, meningkatkan tonus
saluran pencernaan, mencegah terjadinya
konstipasi dan menghilangkan distensi
abdomen.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil review jurnal
penelitian yang telah diteliti dengan adanya
perbedaan population, intervention,
comparation, dan ooutcome dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini efektif
untuk meningkatkan peristaltik usus pada
pasien paska operasi abdomen, mobilisasi
dini paling baik diberikan pada pasien setelah
6 jam, 12 jam dan 24 jam dan keefektifan
mobilisasi dini dapat dilihat dari pengukuran
peristaltik usus yang kembali normal yaitu
5-35x/menit
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam hal ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Direktur Akper Karya
Bhakti Nusantara Magelang Ketua Yayasan
Karya Bhakti Magelang dan Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang
telah memberikan dukungan moril maupun
materiil dalam penyelesaian publikasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat dan Musrifatul Uliyah. 2014.
Pengantar kebutuhan dasar manusia.
Edisi 2. Jakarta: Salemba medika.
Arianti, Mayna, dan Hidayat. 2020.
Mobilisasi Dini Terhadap Pemulihan
Peristaltik Usus dan Skala Nyeri Paisen
Post. Journal of Holistic Nursing Science.
Cevik, S. A. & Baser, M. 2016. The Effect Of
Gum Chewing On Bowel Sounds, Passing
Intestinal Gas, and Early Discharge From
Hospital In Early Post-Caesarean Period:
A sistematic Review. International
Journal of Education and Research.
Dube, J. V. & Kshirsagar, N. S. 2014. Effect
of Planned Early Recommended
Ambulation Technique on Selected Post
Caesarean Biophysiological Health
Parameters. Journal of Krishna Institute of
Medical Sciences University.
Engram. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. EGC: Jakarta.
37
Ernawati, Suryani, dan Rahmawati,id. 2014.
Pengaruh Kembalinya Peristaltik Usus
Pada Pasien Post SC. Jurnal Ilmiah
Kebidanan. Vol. 5.No. 1 hlm 111-118.
Akademi Kebidanan Graha Mandiri
Cilacap.
Guyton, A. C. & Hall, J. E. 2014. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran (9th ed.; I. Setiawan,
Ed.). Jakarta: EGC.
Handayani, Sri. 2015. Naskah Publikasi :
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Intensitas Nyeri Post Operasi Sectio
Cesarea di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta : Stikes Kusuma
Husada.
Hartoyo, Eko Puji 2015. Hubungan antara
Karakteristik Demografi dengan
Pengetahuan Mobilisasi Dini pada Pasien
Post Operasi Laparatomi di RS PKU
Muhammadiyah Bantul. Repository
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Jogjakarta: PSIK UMY.
Indah, Ratna dan Wahyu Sejati.
2017.“Pengaruh Mobilisasi Dini
TerhadapWaktu Pemulihan Peristaltik
Usus Pada Pasien Pasca Operasi
Laparatomi Di Ruang Rawat Inap RSUD
Pandan Arang Boyolali. Skripsi, Sekolah
Pascasarjana. Surakarta. Stikes Kusuma
Husada.
Indiarti, MT. 2007. Panduan Lengkap
Kehamilan, Persalinan dan Perawatan
Bayi. Jogyakarta: Diglossia Media.
Katuuk, Mario E, and Gresty N M Masi.
2018. “Pengaruh Mobilisasi Dini
Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien
Pasca Laparatomi di RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado. Skripsi, Sekolah
Pascasarjana. Kupang. Stikes Maranatha.
Kiik, S.M. 2013. Pengaruh Mobilisasi Dini
Terhadap Waktu Pemulihan Peristaltik
Usus Pada Psien Pasca Operasi Abdomen
di Ruang ICU BPRSUD Labuang Baji
Makassar. Jurnal Kesehatan, Nomor 1.
Kozier & Erb, et al. 2009. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis. edisi 5.Jakarta :
EGC.
Kozier, B., Glenora, E., Berman, A., & S. S.
2011. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Prose & Praktik
Vol. 2. Jakarta: EGC.
Long. 2013. Perawatan medikal bedah,
Volume 2. Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Padjajaran.
Mayna, N. P. 2019. Pengaruh Mobilisasi Dini
Terhadap Peristaltik Usus Pasien Post
Pembedahan di RS PKU Muhammadyah
Gamping. Journal Of Holistic Nursing
Science, 7(1), 21-31. Skripsi, Sekolah
Pasca Sarjana. Yogyakarta. Universitas
Muhammadyah Yogyakarta.
Muttaqin, A & Sari, K, 2009, Asuhan
Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Proses, Aplikasi, Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmojo, S. 2010. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis. edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawtan: Konsep, Proses &
Praktek.Alih bahasa Yasmin Asih et al.
Edisi 4.Vol 1. Jakarta: EGC.
Potter, & Perry. 2010. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktek Vol. 2. Jakarta: EGC.
Prayitno, Joko., & Haryati, Dwi Susi. 2013.
Hubungan Ambulasi Dini terhadap
Aktifasi Peristaltik Usus pada Pasien Post
Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah
dengan Anestesi Umum di Ruang Mawar
38
di RS Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
KesMaDaSka -Januari 2013.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., &
Cheever, K.H. 2013. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2.Jakarta: EGC
Sugiono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta CV
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., &
Cheever, K.H. 2010. Brunner And
Suddarth’s Text Book Of Medical Surgical
Nursing. 11th ed. Lippincott Williams &
Wilkins, Inc.
Sriharyanti, D.E., Ismonah., Syamsul A.
2016. Pengaruh Mobilisasi Dini ROM
Pasif Terhadap Pemulihan Peristaltik Usus
pada Pasien Paska Pembedahan dengan
Anestesi Umum di SMC RS Telogorejo.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
Nomor 5, 239-247.
Windy, Amalia, Suratun. 2013. Waktu
Muncul dan Frekuensi Peristaltik Usus
pada Pasien Post Operasi Dengan
Mobilisasi. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan Volume 11, No.1
Top Related