Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
PROFIL ANGGAWIRA
Sumber: http://www.anggawira.com/
Nama : Anggawira
Tempat Lahir : Indramayu, Jawa Barat
Tanggal Lahir : 9 Januari 1982
Pendidikan : - UNJ Program Doktor (2010-2013)
- UIA Pascasarjana Manajemen Bid. Keuangan
(2005-2008)
- STMI Departemen Perindustrian RI (2002-2005)
- IPB, Bogor, Fak Teknologi Pertanian (1999-2002)
Partai Politik : Gerindra
Jabatan : Wakil Sekretaris Tim Terdaftar & Juru Bicara Tim
Kampanye Anies-Sandi.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
151
TRANSKRIP WAWANCARA
KEY INFORMANT ANGGAWIRA
Nama : Anggawira
Jabatan : Juru Bicara Tim Kampanye Anies-Sandi
Hari/Tanggal : Rabu, 5 April 2017
Lokasi : Metropolitan Tower, Lt.13
Peneliti : Siang Pak Anggawira. Boleh diperkenalkan jabatan dan job desk
Bapak di Relawan Sandiaga Uno atau di Tim Sukses Sandiaga Uno?
Anggawira : Saya sebenarnya kalau di tim resminya itu wakil sekretaris tim
terdaftar dan juga juru bicara tim kampanye.
Peneliti : Okee..
Anggawira : Tapi mungkin.. Saya lebih banyak mengkoordinir wartawan seperti
acara ini.
Peneliti : Relawan digitalnya ya.
Anggawira : Iya.. INDSIDER.. Pak Anthony juga ada Sahabat Sandiaga Uno. Terus
program OK OCE.
Peneliti : Kalau yang lebih spesifik membuat konten Pak Sandi di Instagram itu
siapa?
Anggawira : Ohh.. Itu tim online ya.
Peneliti : Oh, tim online. Timnya Pak Razi?
Anggawira : Timnya Pak Razi tuh tadi. Sama Mas Anthony dan tim. Itu yang
formally handle sosial media-nya Jakarta Maju Bersama sama
mungking Anies Sandi. Saya ga tau pembagian detailnya gimana tapi
nanti bisa di check.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
152
Peneliti : Oke.. Kalau Bapak sendiri sudah berapa lama mengenal Pak Sandi?
Anggawira : Yaa.. Dua ribuu.. Tahun dua ribu dua mungkin.
Peneliti : Sejak di HIPMI ya Pak?
Anggawira : Hmmm.. Dua belas tahun ya..
Peneliti : Wah, lama yah..
Anggawira : Iya, dua belas tahunanlah..
Peneliti : Kalau boleh tahu sebelumnya Pak Sandi basic-nya kan entrepreneur.
Kalau motivasinya Pak Sandi sendiri mencalonkan diri jadi wakil
gubernur apa ya Pak?
Anggawira : Menurut saya mungkin bosen kali ya jadi pengusaha. Hahaha..
Peneliti : Oh, mungkin bosan ya jadi pingin coba ranah lain.
Anggawira : Iya, mungkin kan ada titik jenuhnya. Kayak Pak Erwin.. Mungkin kan
nanti uangnya sudah banyak. Jadi move cari.. Ya, sama kayak kita kalau
sudah bosen cari…
Peneliti : Iya, cari bidang baru ya.
Anggawira : Iya, asal jangan bosen sama pasangan ya cari yang lain.. Ga boleh itu..
Peneliti : Atau… Pak Sandi ada concern tertentukah sama Jakarta? Sehingga
jadi kayak…
Anggawira : Hmm.. Sebernya sih kayak di awalnya sih ga ada ya. Tapi kan ini
sambil jalan ya.. melihat ada.. ada tantangan.. ada.. ada peluang..
terusss.. Hmm.. Respond dari masyarakat juga bagus ya dia.. go ahead-
lah.. dengan pilihan ini.. Gitu kira-kira.
Peneliti : Kalau sebelumnya Pak Sandi-nya sendiri kan diajak bergabungnya
sama Pak Prabowo kan..
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
153
Anggawira : Partai Gerindra kan? Iya, sebelumnya dia jadi pembicara di Partai
Gerindra kan.
Peneliti : Atau mungkin ada titipan ‘Sandi, kamu harus beresin ini nih di
Jakarta’ ?
Anggawira : Hmmm.. Aku rasa nggak sih ya. Sambil mengalir aja karena.. awalnya
nggak di situ ya.. Mas Sandi juga diminta Pak Prabowo untuk ngurusin
soal UMKM, ekonomi, nggak spesifik soal Jakarta kan. Tapi mungkin
karena dia besar lama di Jakarta. Terus family dia juga ada Betawi kan…
istrinya dan sebagainya. Jadi mungkin itu jadi salah satu motivasi ya.
Peneliti : Jadi emang karena Pak Sandi expert-nya di bidang itu juga ya.
Anggawira : Iyaa.. Nah, ekonomi dan ngeliat.. Hmmm.. Apa ya.. Situasi yang ada
lalu yaa saya rasa lebih ke pada suatu hal yang natural-lah.
Peneliti : Oke, Pak. Kalau di sini kan bisa dibilang sekarang kampanye kanalnya
berbeda kan di media sosial.. Kenapa sih tim milih Instagram sebagai
salah satu kanal komunikasinya?
Anggawira : Mungkin secara spesifik nanti bisa tanya ke Anthony kali ya.. sama
temen-temennya. Tapi mungkin karena target sasarannya ya. Mungkin
pemilih lebih berada di usia-usia dua puluhan..
Peneliti : Millennial seperti itu, Pak?
Anggawira : Kayak 17-37. Kayak millennial kan banyak pengguna Instagram kan.
Maka saya pikir salah satunya supaya target sasarannya tepat dan selama
ini juga gerakan dari Mas Sandi sendiri kan Jakarta Berlari.. terus
entrepreneurship.. itu kan menyasarnya di generasi yang muda kan..
terlepas dari memang campaign gubernur. Interaksinya Mas Sandi
selama ini sudah generasi millennial dan itu salah satu yang efektif ya
media komunikasinya di Instagram.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
154
Peneliti : Kalau selain target yang disasar itu ada nggak sih karena kelebihan
Instagram yang ada hashtag.. atau sebagaimana macamnya gitu, Pak?
Anggawira : Hmm.. Aku nggak ngerti on technically ya tapi.. paling tidak itu yang
sekarang menjadi salah satu media yang interaktif dan lebih positively
dari Twitter yang saling serang-menyerang. Nanti wawancara Pak
Anthony. Hehehe..
Peneliti : Haha.. Kalau Pak Anthony diwawancara juga boleh, Pak?
Anggawira : Iyalah.. Dia harus bantu.
Peneliti : Oke.. Sama ini, Pak. Sebenernya yang mau ditarget sama Pak Sandi
sama Pak Anies itu kriterianya seperti apa sih? Yang bakal calon
pemilihnya gitu.
Anggawira : Sebernya.. sebenernya sih semuanya.
Peneliti : Semuanya yah.. Ada nggak sih segment tertentu yang pokoknya ini
nih target terbesarnya gitu?
Anggawira : Hmm.. Apalagi tadi ya?
Peneliti : Hmm.. Kriteria begitu, Pak.
Anggawira : Kriteria sih ga ada ya.. Lebih ke semua sasaran.. karenan nggak
mungkin spesifik tapi mungkin karena majority pemilih pemula dan
millennial tadi itu mungkin sasaran utama ya.
Peneliti : Karena terbesar juga kali ya, Pak?
Anggawira : Iyaa..
Peneliti : Kalau tadi kan.. dari hasil presentasi tadi katanya ada perbedabatan
katanya pemilih Indonesia itu ada yang rasional dan nggak rasional..
Sebernya kalau yang lebih milih Pak Anies sama Sandi itu lebih ke
khalangan mana sih Pak? Karena terpengaruhkah atau rasionalkah?
Anggawira : Aku share aja ya itunya nanti.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
155
Peneliti : Ohh.. Boleh-boleh, Pak.
Anggawira : Nanti aku share aja ya data penelitiannya tadi. Jadi kamu bisa lihat.
Peneliti : Oke, sip-sip, Pak.
Anggawira : Tapi kalau saya lihat dari hasil surveinya itu kan majority 80 %
rasional ya. Hanya yang pendekatannya agama hanya sekitar 20 % ya.
Peneliti : Berarti pemilihnya masih tergolong rasional ya, Pak.
Anggawira : Iya, jangkaan DKI masih rasional-lah. Kalau kamu memilih
berdasarkan apa? Agama atau secara kenapa?
Peneliti : Saya sih melihatnya dari track record..
Anggawira : Nah.. Same-lah.. Kita educated people masa masih kepancing sama
hal-hal seperti itu. Menurut saya berlebihanlah kalau ada yang spin hal-
hal tersebut.
Peneliti : Iyaa.. Uda basi ya, Pak, kalau kayak begitu.
Anggawira : Iya, uda basilah.
Peneliti : Sama mau nanya nih, Pak. Kalau misalkan kan kayak kelola
Instagram-nya Pak Sandi kan tim.. Itu gimana sih sesuaiin kayak tetap
sejalur gitu karakter Pak Sandi dengan konten Instagram-nya.
Anggawira : Iya, message-nya kan tetep dirumuskan dulu.. targetnya.. lalu.. tetep
tentunya kan lihat momentum juga kan.. Seperti Razi tadi bilang viral
dan sebagainya harus lihat momentum yang ada tapi tidak lari dari
karakter yang Mas Sandi punya.
Peneliti : Ohh.. Berarti kayak lagi ada trend apa terus dibikin sesuai dengan
karakter Mas Sandi?
Anggawira : Nah, iya.. Kan ada.. sesuai dengan karakter yang dia mainkan.
Peneliti : Oke.. Kalau selanjutnya ada nggak sih cara tertentu untuk persuasi
followers Mas Sandi di Instagram?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
156
Anggawria : Gimana-gimana?
Peneliti : Cara tertentu kayak misalnya dari kontennya Pak Sandi bikin
followersnya jadi tergerak untuk milih dia. Ada gak sih strategi misalnya
pakai…
Anggawira : Ya.. Pastinya mendekatkan sama behavior calon pemilih. Kan kita
riset juga... dan placement-placement-nya disesuaikan dengan
demografi dan lain sebagainya. Itu kan juga pasti arahnya ke sana.
Sebelum membuat konten pun Razi (Koordinator Tim Online) riset
konten apa yang cenderung jadi viral. Yang sedih, lucu, inspirasi biar
followers-nya pada suka.
Peneliti : Lebih dibuat kesan yang emotional atau gimana, Pak? Atau tadi kan
katanya lebih fun dan…
Anggawira : Yaa, emosional… makanya kan mau nggak mau untuk orang tergerak
kan terlepas dari yang berat-berat dulu, yang ringan dulu sehingga orang
mau masuk baru after that dimasukin message yang clear-nya kayak
‘Om Telolet Om’ itu sebenarnya kan hal yang simple tapi nanti kita
masukin hal-hal yang berkaitan dengan program. Kayak misalnya ‘Baca
Tweet Jahat’ itu kan mungkin fun.. tapi..
Peneliti : Ada meaning-nya berarti ya.
Anggawira : Iya, secara teori komunikasilah. Ada step-nya.. Kamu ngertilah.
Peneliti : Berarti dibuat suka dulu baru orang tahu lebih dalam.
Anggawira : Iya, ngapain dikasih berat-berat dulu. Ga ada yang mau lihat kan?
Orang uda jenuh juga.
Peneliti : Okee, kalau Pak Anies dan Sandi kan juga ada hashtag-hashtag
tertentu untuk bantu kampanyenya. Nah, itu ada partisipasi aktif ga sih
dari followers mereka?
Anggawira : Oh, iya dong.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
157
Peneliti : Mereka lebih bikin kontennya gimana tuh, Pak, untuk ikutin hashtag-
nya?
Anggawira : Yaa, ada yang seneng dia re-post. Ada juga yang selfie-selfie dengan
calon seperti yang Razi bilang. Sepertinya kalau mau ngomong yang di
Instagram ga mungkin juga kita tertalu berat ya kontennya. Pastinya
konten visual yang ringan aja. Bisa dilihat dari foto-foto Mas Sandi yang
dia pakai sepatu apa.. yang ringan aja.. setelah itu baru nyambung sama
program kerjanya. Tapi untuk penyampaian di awalnya pasti hal-hal
yang simple ya.
Peneliti : Berarti dari hal simple dulu ya. Nah, kalau terlepas Pak Sandi terlepas
dari calon gubernur. Sebenarnya Pak Sandi sebagai seorang pribadi
seperti apa ya?
Anggawira : Hmm.. Seperti apa yah..
Peneliti : Apakah orangnya lucu kah?
Anggawira : Hmm.. Yaa.. Gimana yah.. Maksudnya ya.. Okelah, komunikasinya
baik.. Fun.. Casual.. Komunikasi ga susah dengan beliau.
Peneliti : Kalau sebagai seorang teman, Pak?
Anggawira : Yaa, teman yang asiklah..
Peneliti : Seru, gaul gitu, Pak?
Anggawira : Yaa.. Sesuailah dengan kita anak-anak muda.
Peneliti : Oke, kalau dari atributnya Mas Sandi nih, Pak. Kan selalu pakai
kemeja putih, peci.. Sebenernya ada makna tersendiri ga sih dibalik itu?
Anggawira : Hmm.. Adalah.. Ada.. Itu nanti dibuka di web aj.
Jakartamajubersama.. Di situ kayaknya ada. Tapi mungkin
sederhananya tampilan yang simple aja. Nggak usah repot pakai
seragam apa, yang ada pakaian sehari-hari aja. Baju putih kan everyone
kan punya.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
158
Peneliti : Okee, berarti menyimbolkan kesederhanaan?
Anggawira : Iya, pokoknya pingin nggak ribet deh. Nggak usah pakai seragam yang
gimana-gimana.. tapi siapa pun pasti kan punya.
Peneliti : Berarti pemimpin yang low profile ya?
Anggawira : Iyaa.. Mungkin ada image yang ingin kita bangun. Kita nggak ada
jarak dengan siapa pun.
Peneliti : Oke.. Kalau sebagai calon gubernur, Pak Sandi ingin mencirikhas
dirinya seperti apa ya? Ciri utamanya sebagai calon wakil gubernur
nanti yang ingin dibangun?
Anggawira: Hmm.. Gimana yah.. Cirinya yah..
Peneliti : Iya, ciri khas Pak Sandi.
Anggawira : Sebernya sih kalau ciri khas natural aja apa yang dibangun selama ini
apa adanya dari pribadinya itu yang selalu disampaikan gitu. Hmm..
Misalnya campaign-campaign-nya juga nggak lari dari yang selama ini
di-develop kan. Apa namanya.. Jakarta Berlari dan lain sebagainya.
Peneliti : Jadi apa yang sudah dibuat dipakai sampai sekarang?
Anggawira : Iyaa..
Peneliti : Terus kalau menurut.. Misalnya kan isu-isu negatif banyak bertebaran.
Selain klarifikasi di website ada sendiri nggak sih di Instagram Pak
Sandi?
Anggawira : Ya ada. Itu salah satunya kan baca tweet jahat kan bagian dari
klarifikasi kan.
Peneliti : Berarti melalui tweet jahat ya. Lainnya ada nggak, Pak?
Anggawira : Cara lainnya sih sebenernya kita nggak perlu counter hal-hal yang
seperti itu terlalu berlebihan. Kita bicara yang factual dan
membicarakan program aja. Kan Anies-Sandi mau diriiin Perda Syariah
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
159
kan nonsense menurut saya. Jadi itu nggak usah. Karena kita ga pernah
itu. Jadi dibiarkan aja. Dan kita bicara suatu hal yang lebih konkret
mengenai program. Pasti hal-hal negative semacam itu pasti ada.
Namanya juga lagi persaingan kan pasti kayak begitu.
Peneliti : Jadi tetap perbanyak kampanye positif ya seperti yang di hashtag ya?
Anggawira : Iya, kita targetnya itu. Dan bisa dilihat juga di account-account kita
itu yang secara formally kita sampaikan.
Peneliti : Berarti nggak ada counter back ya, Pak?
Anggawira : Maksudnya counter back itu natural aja. Kan semuanya di website
juga ada Q & A dan facts. Misalnya pertanyaan apa pertanyaan apa
orang bisa jawab kan itu.
Peneliti : Oke, paling segitu aja, Pak. Terima kasih waktu dan kesempatannya
ya.
Anggawira : Oke ya. Sukses terus!
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
160
TRANSKRIP WAWANCARA
INFORMANT ANTHONY LEONG
Nama : Anthony Leong
Jabatan : Koordinator Anies Sandi Digital Volunteer
Hari/Tanggal : Rabu, 5 April 2017
Lokasi : Metropolitan Tower, Lt.13
N : Halo, Kak. Boleh dijelasin sedikit kakak di divisi apa dan job desk-nya apa di
Tim Sukses Anies-Sandi?
A : Oke, aku di bagian.. Saya diamanahi sebagai Koordinator Anies Sandi Digital
Volunteer, yang memang mengerjakan social media, digital, media online-nya.
Jadi kita siapkan konten-konten positif, kita siapkan kanal-kanal yang emang
untuk kita perkuat di media sosial, bagaimana meng-convenience masyarakat
untuk memilih Anies-Sandi. Artinya begini, banyak isu-isu, jadi kita luruskan
di social media. Banyak juga konten-konten yang kita fokus pada program,
fokus pada visi misi, sosialisasi. Kira-kira gitu.
N : Kalau dari social media-nya Pak Sandi sendiri.. itu kontenya semua Kak
Anthony yang bikin atau?
A : Nggak.. Artinya, semua kerja tim. Jadi itu bagian. Kebetulan kalau dari saya
ada yang eksekusi, ada yang mengerjakan, ada yang produce. Jadi kita bicara
tim aja.
N : Oke. Kalau boleh tahu, itu kan di Instagram Pak Sandi sebagai seorang pribadi.
Gimana sih cara sesuaiin konten..
A : Nggak. Kalau itu beda. Kebetulan ada admin lain yang fokus untuk posting,
untuk ini, dan lain-lain. Jadi kebetulan, ya artinya ada koridor-koridor digital
aja. Kalau saya sendiri as an INSIDER ini, kami sebagai bagian dari relawan
yang memang membantu, yang misalnya ada isu apa, membantu untuk buzz ke
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
161
seluruh jaringan. Jadi INSIDER ini sebuah kumpulanlah untuk memang yang
mensosialisasikan visi misi, program kerja melalui kanal digital.
N : Sebenarnya kalau boleh tahu sedikit. Bedanya relawan ini sama buzzer ini ada
mirip-miripnya nggak sih job desk-nya?
A : Buzzer yah kita bicara buzzer mungkin lebih ke brand. Kalau relawan memang
yang hidup mati untuk membantu pasangan calon. Kadang kalau relawan yah..
N : Suka rela aja?
A : Iya, namanya relawan kan. Kalau untuk buzzer ya mungkin karena makin ke
sini trend social media untuk menunjang politik ini makin besar jadi yah
menjadikan ada sebuah inilah.. jadinya sekarang istilahnya uda beda, buzzer.
N : Kalau boleh tahu nih. Kenapa pilih medianya di Instagram?
A : Banyak.. Semuanya kita pakai. Facebook, Twitter, Instagram kita pakai.
Semuanya Youtube dan lain-lainnya kita pakai.
N : Itu yang paling efek yang mana?
A : Kalau dari kami berpengaruh.. semuanya berpengaruh. Instagram kita fokus
pada mungkin high-end. Facebook mungkin banyak akar rumput. Twitter…
N : Segmentasinya beda-beda ya..
A : Iya, beda-beda. Artinya semuanya kita main. Youtube juga kita mainkan.
N : Kalau dari yang Instagram itu kriteria calon yang milih Sandi itu..
A : Artinya mungkin lebih kek SES A-B mungkin ya. Mungkin bisa ke C-B juga,
Artinya kita tidak terlalu lihat itu, artinya kita fokus pada memang kita mau
memaparkan konten yang kita posting. Kita upload aja. Jadi yaa… hajarlah
semua..
N : Hmm.. Kalau dari segi tone kontennya nih. Lebih pilihnya yang emosionalkah?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
162
A : Kalau yang sekarang tone konten kita sasar ya pada anak muda. Karena
memang social media dipakai oleh kaum intelektual anak muda, millennial-lah.
Seperti saya, Nadia, dan Mas Angga kan kaum millennial.
N : Berati bisa dibilang kalau segmen terbesar dari targetnya adalah millennial?
A : Hmm.. Kalau untuk social media… Ya, pemilih muda.
N : Pemilih muda ya. Hmm.. Kemudian.. Kalau dari segi konten. Gimana sih cara
bikin pesan yang diinginkan gitu? Maksudnya biar bangun kesan citra yang
positif tentang Pak Sandi itu gimana caranya ya?
A : Gimana-gimana?
N : Gimana cara bentuk kesan kayak mencitrakan Pak Sandi melalui media sosial
Instagram?
A : Hmm.. Sorry-sorry.. Gimana?
N : Oia, sebelumnya aku belum jelasin, Kak. Kalau aku penelitiannya khusus neliti
strategi kampanya Pak Sandi tapi khusus yang di Instagram.
A : Oh, kamu yang di Instagram aja. Kalau yang di Instagram kita menyesuaikan
aja, misalnya lagi di mana, kita sesuaikan dengan konten dan konsep tema yang
lagi kita kampanyekan. Terus kalau untuk sasarnya, Instagram mungkin
millennial karena emang orang yang lebih cenderung behavior-nya
cenderungnya suka foto. Ya, kita foto-foto yang di Bang Sandi rata-rata yang
high end. High quality-lah. High rise.
N : Kalau di Facebook kontennya dibedain atau gimana?
A : Sama.. Rata-rata sama. Jadi postingannya sama. Hanya ada beberapa bahasa
yang berbeda. Atau kadang caption, kalau di Twitter kan cuma 140 karakter.
N : Oh, lebih ke caption-nya aja yah. Oke.. Nah, karena Kak Anthony juga khusus
di digital kan uda expert. Aku mau nanya yang lebih dalam nih, Kak. Gimana
sih cara bangun political engagement tapi di Instagram?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
163
A : Hmm.. Bangun political engagement di Instagram. Artinya gini.. Ketika, kita
kan, Bang Sandi banyak politisi kan sudah ada banyak followers. Ketika orang
komen kan kita harus jawab. Karena netizen, users itu kan jadi merasa ‘wah,
saya dibalas’. Walaupun itu admin. Tapi itu kan jadi sebuah membangun sebuah
paradigma bahwa Pak Sandi, politisi yang satu ini atau tokoh yang ini ‘wah,
dekat dengan warganya’. Karena sekarang dekat dengan masyarakat ini bukan
dekat soal jarak. Tapi bagaimana cara kita menyapa para netizen. Ketika
menyapa ya sesuaikan temanya lagi.
N : Kalau dari demografi yang follow Instagram Pak Sandi?
A : Kalau demografi sekarang saya cek ya kurang lebih umur 18- 30.. 40 tahunan.
N : Kalau dari segi gendernya, Kak?
A : Gendernya ya mungkin.. saya belum ada data terakhir ya. Mungkin masih
seimbang.
N : Masih seimbang ya..
A : Hampir seimbang.
N : Tapi kalau dilihat-lihat engagement dari Instagram-nya cukup tinggi juga ya?
A : Iya, bisa dilihat langsung ya kalau itu, bisa di cek. Yah, tapi banyak juga yang
mem-bully. Artinya kita juga tidak membatasi orang yang bully. Artinya kan
like and dislike hak anyone. Wajar ada masyarakat suka dan ga suka. Saya hari
ini ngomong juga belum tentu semua orang suka sama saya meskipun ini
menjadi gas ajalah. Kita kan yang penting do the best, keep the positive untuk
masyarakat, kita kerja untuk masyarakat yaw ajar aja. Jadi Bang Sandi terima
bully juga banyak juga, saya.. juga terima banyak bully. Tapi ya kerja ya kerja.
N : Kalau dari segi komen-komen di Instagram Bang Sandi, kebanyakan tone
komennya negatif apa positf?
A : Kebanyakan positif.
N : Banyaknya positif ya.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
164
A : Iya, bilang ‘Wah, ya ganteng!’ Gimana?
N : Sama mau nanya lagi, Kak. Kalau pengelolaan isu kan kebanyakan nanggepi
hoax segala macam kebanyakan kan ditanggulanginya di website. Kalau dari
Instagram Pak Sandi sendiri ada gak sih yang buat lurusin isu gitu?
A : Bentar ya.. Kadang kalau ada yang nanya yah kita jawab. Gak semualah kita
balas. Artinya banyaklah netizen nanya-nanya. Kalau kita lihat adalah Anies-
Sandi baca tweet jahat. Kita malah jokes, lempar ke joke-lah.
N : Oh, jadi lebih dibikin lucu aja ya?
A : Kalau itu di Twitter ya. Kalau di tempat lain, ada kita komenlah. Kaca mata
kudalah, Yang kadang somehow kadang ga bisa kita jawab semuanya. Kita ga
bisa menyenangkan semuanya. Hari ini Nadia di sini, kan ga tentu semuanya
senang. Bang Sandi hari ini hadir aja, sekelas dia, padahal pendukungnya,
belum tentu semuanya senang. ‘Uh, cepet banget sih kok uda pulang?’. Kira-
kira begitu. Perspektif kita mainnya harus lebih luas.
N : Kalau yang baca tweet jahat kenapa lebih sering Mas Anies ya dari pada Mas
Sandi?
A : Karena lebih banyakan menyerang Mas Anies.
N : Oh, karena lebih banyak serangannya.
A : Belum banyak ke Mas Sandi. Belum.. Kebetulan Mas Sandi juga tidak
memfokuskan di sana, Mas Anies yang banyak.
N : Mau nanya juga nih, Kak. Kalau kampanye di dunia digital tantangannya apa
ya?
A : Kampanye di dunia digital artinya kita harus meramu, membuat orang itu suka
dengan konten kita. Artinya bagaimana kita membahasakan, memprediksi ini
ke depannya bakal ada isu ini, dan tema-tema yang kita bawa harus
menyesuaikan dengan segmentasi yang kita mau sasar. Artinya jika kita bicara
A, apakah ini cocok ga? Begitu ini cocok, apa nih isinya? Menyinggung ga?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
165
Harus kita pikirkan ke depannya. Karena once kita tweet ini ga bisa kita balikin.
Kayak kemarin Bang Sandi ada salah tweet ‘Selamat Hari Korupsi’.
N : Oia, harusnya kan Hari Anti Korupsi.
A : Iya, jadinya kan itu jadi bad words, heboh. Bayangin hanya denga satu kata,
‘anti-nya’ hilang tapi itu kan kebetulan bukan Bang Sandi yang handle, ada
timnya. Menurut saya sih wajar, human error, tapi kan kita harus hati-hatilah.
N : Kalau begitu semua ada risetnya? Sebelum upload foto?
A : Iya, risetlah, mungkin lebih ke melihat cocok ga nih? Sesuai ga?
N : Mungkin pertanyaan terakhir, Kak. Kalau Bang Sandi sendiri di luar wakil calon
gubernur, kepribadiannya gimana sih?
A : Bang Sandi ini deket, meskipun dia konglomerat, dia tuh sederhana, simple,
efisien. Simple-lah. Kamu lihat sendiri.
N : Berarti humble banget ya?
A : Iya, jam tangan murah. Mobil low cost. Kita lihat dia ga ada potongan
konglomerat. Tapi dia menyesuaikan, dia bisa dekat dengan masyarakat,
dresscodenya, orang senang dengan dia. Tadi… Nadia lihat kan? Nadia tadi
hadir tahu dari mana?
N : Hmm… Dikasitahu Mas Angga, terus saya RSVP.
A : Oh iya, berarti kan bayangin.. Nadia dukung Ahok atau Mas Sandi?
N : Hmm.. Saya masih pihak netral.
A : Alibi..
N : Netral.. Serius..
A : Rumah di mana?
N : Di Cengkareng
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
166
A : Nah, apalagi Cengkareng. Semua pilih Ahok.. Artinya kamu lihat sendiri
bagaimana dia dekat dengan masyarakat. Oranganya ngomongnya enak, orang
dengernya seneng. ‘Siap gaaa?’, orang sekelas dia loh. Dia uda cukup, lebih dari
cukuplah. Dia uda ga usa ngomong lagi, duit uda datang, dia duduk aja duit uda
berapa, empat triliun, bayangin? Kalau masukin ke deposito uda berapa? Can
you imagine kan? Kira-kira begitu. Tapi dia masih mau bekerja untuk masyarat.
Bekerja untuk..
N : Bekerja untuk rakyat kecil.
A : Iya, ini menjadi contoh bahwa kita ini kita ke depannya bukan orientasi
personal, hari ini saya ngomong hari ini, untuk apa sih cape-cape handle acara
ini, kerjaan tim kantor saya untuk ngerjain acara ini? Pilkada DKI Jakarta
melahirkan gubernur yang terbaik dari yang terbaik. Karena saya ingin menjadi
bagian dari yang menjadi sejarah melahirkan yang terbaik. Kamu bayangin
kalau Ahok memimpin, adik-adik kamu melihat tayangan, kata-katanya, itu
bukan contoh kepribadian yang baik.
N : Kalau aku bilang gini bener gak sih, Kak? Citranya Mas Sandi ini mirip Ali
Sadikin? Pemimpin yang sederhana?
A : Saya ga ngomong begitu ya. Saya gak gitu tahu Ali Sadikin, artinya saya gak
mau melihat sejarah, saya gak pingin, pemimpin… Kamu bayangin kalau kamu
ada harta empat puluh triliun, masih mau.. Kamu jadi saya aja belum tentu mau
acara seperti ini.
N : Yang saya baca, Pak Sandi melepas beberapa puluh jabatan ya di..
A : Artinya kan bukan lepas hartanya, melepas jabatan structural, misalnya saya di
perusahaan A, B, C, D.
N : Oke, paling pertanyaannya itu aja sih, Kak. Terima kasih atas waktu dan
kesempatannya.
A : Iya, sama-sama Nadia.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
167
TRANSKRIP WAWANCARA
INFORMANT EFFY ZALFIANA RUSFIAN
Nama : Effy Zalfiana Rusfian
Jabatan : Pakar Komunikasi Politik
Hari/Tanggal : Jumat, 28 April 2017
Lokasi : Gedung G, Universitas Indonesia
N : Siang, Bu. Saya ingin menanyakan pendapat perihal Sandiaga Uno sebagai
calon gubernur di Pilkada DKI 2017. Ada beberapa pernyataan yang bilang
kalau Anies-Sandi menang karena penggunaan media sosial. Seberapa penting
media sosial sebagai strategi politik?
E : Efektif. Sandi sendiri menyatakan kalau yang mereka sasar adalah generasi
muda. Memang mesti buat medsos. Tapi kalau kemenangannya karena medsos
tidak. Voters mereka bukan anak muda medsos, bukan, karena gaya kampanye
mereka bukan di medsos. Hanya saja membantu sebagai pendukung.
N : Kalau ibu lihat sendiri di Instagram Sandi, ada tidak kelebihan positif atau
kekurangannya?
E : Kalau saya lihat sejak saya mengikuti di bulan September, kok stagnant ya?
Maksudnya kalau kita pakai media planner. Ini ada strategi yang slotnya sama
tiap bulan. Ada juga yang bulan pertama kuat dan bulan terakhir yang kuat.
Slotnya digenjot terakhir. Saya melihat mereka dari segi konten ga terlalu
bervariasi. Kalau saya lihat dia ingin digambarkan individual, kadang-kadang
muncul keluarga. Dikit sekali. Istrinya juga jarang muncul. Jadi dia
digambarkan individual sekali. Tapi dia agak beda, bebas. Gayanya agak rileks.
Gaya berpakaian juga. Kalau dulu saya teliti Prabowo, dia itu benar disebut
menggambarkan dirinya besar dengan gambar yang diambil dia sendiri dan
dikelilingi orang ramai. Beda dengan Jokowi yang jarang ada orang ramai.
Biasa hanya 1-2 orang, itu yang ingin mereka gambarkan. Tapi Sandi muncul
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
168
lebih banyak sendiri, itu yang ingin lebih dimunculkan dengan gaya lebih bebas.
Sekarang kita lihat jarang frame-nya dia sampai bawah. Secara frekuensi jarang
yang full body. Tetapi sebadan dengan gaya bebas. Kalau di debat dia muncul
dengan baju yang seragam, di Instagram bajunya lebih bervariasi. Seperti anak
muda. Kalau Anies gayanya lebih formal. Kalau Uno emang seperti itu. Target
marketnya emang target anak muda. Harusnya kalau dia pakai medsos sebagai
strategi harusnya bidik anak muda yang generasi daring ini. Tapi kalau ditanya
benarkah efektifnya saya tidak melihat medsosnya terkait kemenangan. Karena
lebih banyak kanal kampanye identitas dan premodial, strategi ideologis, politik
identitas yang tidak tampak di Instagram.
N : Kalau pencitraannya dia berhasil ya, Bu?
E : Pencitraannya sebagai pribadi berhasil. Muda, muda yang dikatakan sebagai
pembaharuan harus dilihat di in common atau challenger. Kalau pendatang
biasa memang membawa pembaharuan. Kalau dilihat dari segi umur, Djarot
emang agak tua. Tapi AHY kan ga tua-tua amat. Jadi yang baru dari visi, misi,
umur, statement. Kalau di medsos statement-statement dia agak lebih lepas.
Kalau Anies, panjanglah kalau bahas dia, agak lebih formal. Dia saya lihat
kalimatnya selalu panjang. Kalau Sandi agak lebih pendek postingnya.
N : Kalau menurut Bu Effy, cara Sandi persuasi followers-nya seperti apa?
E : Gaya anak muda.
N : Dari segi apa, Bu? Foto dan caption-nya?
E : Bagus itu. Karena emang dia nyasar anak muda. Kalau dilihat per Instagram
mesti diteliti lebih lanjut. Kalau kuantitatif harus pakai agenda setting itu. Tapi
kan ad bicara teks dan berapa jumlah followers, ini kalau menurut aku jangan
dipercaya karena ga berbanding lurus dengan jumlah yang suka dan milih. Bisa
dibilang likes itu cuma sedekah telunjuk. Tapi sampai dia di decision making
milih si Sandi memang harus diteliti berapa persennya. Mungkin kalau likes
baru sebatas suka tapi sampai pilih dan tidak pilih masi banyak prosesnya.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
169
N : Iya, marketing funnel-nya masih panjang ya.
E : Iya, biasa kita pakai A-I-D-A. Kalau ini bisa juga pakai A-I-S-A-S. Kalau share
ini lihat aja jumlah likesnya, tapi ga berbanding hanya sedekah telunjuk. Tapi
ga menjamin. Kayak saya aja ikut beberapa fanpages, kalau lagi iseng ya share-
share saja. Tapi kalau secara Instagram-nya bagus.
N : Berarti kalau dari caption, foto, cara dia persuasi followers-nya bagus ya bu?
E : Iya.. Caption, foto, dan statement positifnya. Dia simple kok orangnya.
N : Kalau kemarin juga ada dapat insight dari wawancara followers-nya katanya
kalau IG Sandiaga ini beneran seperti berinteraksi langsung dengan dia dari
gaya bahasa dan sebagainya. Tapi kalau Ahok jelas banget yang handle timnya
dari perbedaan gaya bahasanya, terlalu kaku dan formal.
E : Makanya kalau dari statement Sandi gayanya emang anak muda jadi bahasanya
ga ribet, ga formal. Sehinggal followers atau target audience yang kebanyakan
anak muda nyambung.
N : Kalau menurut pendapat Ibu, efek komunikasi apa sih yang diharapkan oleh
Sandi dari IG?
E : Dia sih berharap pada umumnya pemilihan mendekatkan diri, meleburkan diri,
kalau menurut pendapatku semua kandidat berusaha mendekatkan diri di
medsos. Tapi meleburkan diri ga semua berhasil. Seperti apa yang lu rasakan,
gue rasakan lho.
N : Berarti dia lebih menyasar ke emosional ya?
E : Iya, meleburkan diri. Karena dari bahasa yang ku lihat bahasanya sangat
sederhana. Orangnya ga ribet-ribetlah. Orangnya praktis. Ya, anak-anak
mileniallah. Ga mau yang ribet.
N : Iya, maunya semua serba praktis ya.
E : Kalau menurut saya dia hanya kurang sense humornya. Kurang menyampaikan
lelucon. Maksudnya dia dari postingnya sederhana, tapi kalau dari peel message
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
170
humornya dia kurang. Kalau Ahok dari segi message appeal humornya ada.
Whatever oleh timnya, tapi ada humornya. Kalau Sandi, message appeal-nya
kan ada sederhana, ada humor. Kalau dia sederhana aja sepertinya.
N : Kalau dia yang sering share Tweet Jahat itu termasuk humor ga sih, Bu? Om
telolet om?
E : Oh.. Yang Om telolet om saya ada lihat. Ada sih humor, tapi itu bentuknya kan
visual. Jadi bukan bentuk statement. Yang dia nari kan lucu ya. Tapi visual
bukan statement verbal. Saya lihat dia lucu aja.
N : Kalau dari tipe pemilihnya, menurut Ibu behavior-nya bagaimana?
E : Kalau yang aku lihat semuanya yang fun-fun aja. Ga mau yang berat. Reply-nya
yg fun aja. Sandi juga kontennya fun aja. Kayak semua solusi OK-OCE.
Pokoknya yang beres-beres aja. Jadi dia ga ada bicara berat-berat. Terakhir aja
dia baru bicara soal persatuan. Bhinneka. Kalau Anies kan emang berat. Kadang
saya juga bingung baca arahnya mau ke mana, ada konsep yang kondtradiktif
yang biasa kita dengar artinya kok menurut saya jadi lain sama dia. Seperti
integritas menurut Anies adalah berpihak ke mayoritas. Kalau menurut saya
tidak begitu, tapi itu kan bahasanya Anies. Panjang bener kalau ngomong. Tapi
itu yang dia pingin ciptakan. Kalau Sandi yang saya lihat yang simple-simple
saja sesuai dengan apa yang dia sasar.
N : Kalau dari tipe pemilih keselurahan ga dari sosmed aja. Apakah mereka
rasionalkah atau tidakah?
E : Yang mau dituju atau dari tujuan awal atau kenyataannya?
N : Yang kenyataannya aja deh, Bu.
E : Yang akhirnya didapat bukan pemilih rasional.
N : Waktu itu saya melihat hasil survey dari Burhannudin yang mengatakan pemilih
mereka tidak rasional tapi dari Tim Anies Sandi menyatakan kalau pemilih
mereka rasional kok. Cuma 20% yang milih dari agama karena dari Poltracking.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
171
E : Iya, tapi kita perlu lihat juga siapa di belakangnya. Yang ngerjain kan temen-
temen kita juga. Eep kan dari sini. Konslutannya juga kita tahu, cara bikin LSI
juga kita tahu. Kita juga bermain di bidang riset juga.
N : Kalau hasil yang paling netral dari mana, Bu?
E : Saya berharapnya sih yang di Net itu. Charta atau apa gitu. Kita kan tahulah riset
seperti apa.
N : Berarti hasil risetnya berdasarkan kepentingan juga ya, Bu?
E : Ya, tidak selalu. Kadang ada yang berdasar metodologi tapi beda samplenya
juga bisa beda sih hasilnya. Seperti hasil debat putaran pertama sangat
berpengaruh tapi secara teori di sesi pertama yang pengaruh, ronde kedua tidak.
Sebenernya orang uda ada pilihan, tapi masih bisa berubah walau tidak banyak.
Misalnya 1 menit sebelum masuk TPS. Bisa pengaruh orang tua. Misalnya anak
saya ikut-ikut aja karena belum cukup dewasa seperti pemilih pemula. Kalau
anak saya yang gedean lagi sudah tidak mau, bisa berdebat. Kalau yang sudah
pilih berapa kali ga gampang berubah.
N : Berarti bisa saya simpulkan kalau sasaran dari Sandi ini adalah millennial dan
tipe pemilihnya ga rasional.
E : Kalau menurut saya sih tidak rasional. Kalau lihat generasi X, baby boomers, Y,
Z, sampai milennial kan gayanya emang begitu.
N : Berarti sudah tepat ya feeds dan gayanya seperti itu.
E : Iya, kalau baby boomers lebih ke facebook. Kalau generasi millennial lebih
banyak di Instagram.
N : Oke deh, Bu. Paling itu saja yang ingin ditanyakan. Terima kasih banyak.
E : Oke, sama-sama.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
172
TRANSKRIP WAWANCARA
INFORMANT NOLDY
Nama : Noldy
Jabatan : Followers Sandiaga/Mahasiswa
Hari/Tanggal : Jumat, 2 Juni 2017
Lokasi : Mall Kelapa Gading
Na : Halo Noldy.. Gue mau tanya-tanya dikit nih tentang Pilkada DKI. Kalau lu
kemarin milih calon gubernur atau wakil gubernur berdasarkan apa sih?
N o : Yaa, tergantung pilihannya sih.
Na : Lu pilihnya calon gubernur atau wakil gubernur yang gimana tuh?
No : Yaa, gubernur-gubernur yang dulu janji-janji ga terealisasi. Gubernur yang
sekarang sebenernya bagus janjinya. Si Ahok. Bagus.. Kita uda lihat track
record-nya. Misalnya Jokowi, kita uda lihat track record-nya bagus waktu jadi
wali kota di Solo. Ya, dia masuk ke Jakarta sangguplah ya. Kayak Foke
misalnya..
Na : Ga ada bukti apa-apa yah selama menjabat?
No : Iya, ga ada apa-apanya. Apalagi waktu Sutiyoso.
Na : Iya sih. Jadi lu lebih suka pemimpin yang?
No : Ya, yang track record-nya baguslah.
Na : Ga banyak ngomong tapi ada kerjanya.
No : Iya, kerja nyata. Hehehe.. Pak Sandi denger ga enak nanti gue!
Na : Jadi sebenernya lu mihak siapa nih?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
173
No : Jadi sekarang sebenernya gubernur yang sekarang menurut gue uda bagus.
Ahok bagus. Pak Sandi bagus. Kalau Pak Anies gue ga tahu deh. Tapi kalau
Pak Sandi itu pengusaha yang mantap.
Na : Oh.. Jadi kalau Ahok lu sukanya apa? Kalau Sandi lu sukanya apa?
No : Kalau Sandi memanfaatkan situasi itu bagus.
Na : Contohnya?
No : Contohnya tahun 1900-an.
Na : Jauh juga ya?
No : Iya, ini awal mulanya Pak Sandi meroket.
Na : Oke-Oke.
No : Orang-orang kesusahan pada saat krisis moneter dia meroket. Dia
memanfaatkan kesulitan itu jadi peluang. Dia bisa memanfaatkan rekan-
rekannya untuk membuat peluang bersama di bisnisnya. Apalagi dia dulu
konsultan bisnis, jadi orang yang luar biasalah dia. Kira-kira kalau memimpin
Jakarta Pak Sandi sanggup.
Na : Bisa juga.. Jadi lu suka yang ada bukti nyatanya dan bisa memanfaatkan
peluang, strategis, cerdiklah ya. Kira-kira ada lagi kriteria pemimpin yang lu
pingin?
No : Sepertinya itu saja. Soalnya Pak Sandi mimpin perusahaan – perusahaan besar
buktinya maju semua.
Na : Okay..
No : Ya, gue percaya Pak Sandi Bagus. Pak Ahok juga bagus. Pak Djarot juga. Ya,
kalau Pak Anies belum tahu karena pernah dicukupkan Pak Jokowi.
Na : Kalau boleh tahu lu mulai follow Pak Sandi sejak dulu atau sejak di nyemplung
di dunia politik?
No : Gue follow sejak dia pengusaha tapi uda mulai omongin jadi calon gubernur.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
174
Na : Oh.. Waktu uda mendeklarasikan jadi calon gubernur ya?
No : Iya, dari sejak mulai ramai di Instagram.
Na : Berarti dari sekitar tahun laluan ya. Kenapa lu tertarik follow dia?
No : Tertarik aja sih follow-follow orang yang kayak begitu (pengusaha suskses).
Kayak pemimpin-pemimpin begitulah. Kayak Donald Trump. Semuanya aja
gue follow.
Na : Kalau artis?
No : Kalau artis-artis gue ga mau follow. Kecuali yang punya anak-anak bayi.
Na : Gempita?
No : Iya, Gempita. Mamanya Gempita gue follow. Mamanya El juga gue follow.
Na : Papa-nya ga?
No : Papa-nya ngapain? Papa-nya siapa…
Na : Kalau impact-nya buat lu follow mereka apa tuh?
No : Kita jadi tahu kegiatan-kegiatan mereka selama kampanye. Kalau dilihat dari
Instagram-nya semuanya positif. Ga ada kayak salah satu calon begini atau
begitu. Tapi semuanya bagus. Kampanye yang sehat kalau dilihat dari
Instagram. Ya, kan gue Cuma follow Instagram, ga punya Path-nya.
N a : Oke.. Kalau misalakan lu lihat dari feeds-feeds dia (Sandi), lu jadi tambah
yakin ga sih milih dia karena lu tahu dia kerjanya gimana?
No : Oh, iya dong. Kan kita jadi tahu tentang program-program-nya. Kan dia jelasin
tuh, kita jadi tahu.
Na : Ada tambah trust ga sih dengan begitu atau merasa itu cuma pencitraan doang?
No : Ya, jadi tahu gini loh programnya. Mau percaya 100% juga ga bisa, kita juga
ga bisa percaya 100% sama program Pak Ahok. Kan mereka belum kerjain
semuanya juga program-nya.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
175
Na : Kalau sekilas lu lihat feeds dia (Sandi), lu simpulin feeds dia sebagai pemimpin
yang gimana sih?
No : Ya, bagus. Dia kan ingin mempengaruhi apa yang sudah dikerjakan Pak Ahok
ya.
Na : Kira-kira pemimpin yang toleransi atau down to earth atau apakah yang
terlintas di pikiran lu tentang dia?
No : Yaa, banyak turun ke masyarakat ya. Bisa dibilang down to earth-lah. Pak
Sandi orang yang down to earth. Tapi kalau dia down to earth pas kampanye
wajar ya. Soalnya sebelumnya kan ga ada kebutuhan untuk turun ke masyarakat.
Biasa aja. Jadi kalau orang bilang itu pencitraan karena lagi jadi calon wakil
gubernur ya ga masalah juga. Apa urusannya dulu dia jadi pengusaha turun-
turun ke masyarakat sebenernya ga perlu-perlu amat.
Na : Jadi image yang tercipta sekilas seperti itu ya dari feeds-nya?
No : Iya, itu wajarlah. Kayak turun ke masyarakat pas kampanye.
Na : Jadi tertangkap dengan jelas ya citra yang ingin dibangun?
No : Iya dong, pasti itu.
Na : Kalau waktu lu baru follow ada perbedaan ga? Dulu pengusaha banget
sekarang politik banget?
No : Itu dari dulu sudah turun ke masyarakat sih waktu gue follow.
Na : Iya sih. Sebelumnya sudah turun ke masyarakat ya pas deklarasi pertama jadi
cagub.
No : Iya, karena target pertamanya kan dia yang mau jadi gubernur. Waktu sebelum
mulai kampanye di Pilkada dia juga uda mundur lepas jabatan kan ya.
Na : Iya, akhir tahun 2016.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
176
No : Iya, berarti dia sudah mempersiapkan ya. Buat turun-turun ke masyarakat. Jadi
pasti feeds-nya beda pas sudah masuk ke kampanye. Sebelumnya sih ga terlalu
gimana ke masyarakat.
Na : Iya, baru mulai blusukan sih waktu dia deklarasi. Sebelumnya hanya seminar-
seminar.
No : Kalau seminar sih wajar. Buat UKM. Karena dia kan juga pengusaha jadi buat
mendidik pengusaha kecil. Itu kan pekerjaan yang mulia kan? Apalagi sekelas
Pak Sandi yang pas tahun 1998 aja membangun sejumlah perusahaan besar.
Na : Referensi apa yang lu pakai untuk milih calon gubernur dan wakil gubernur?
Apakah dari debat? Apakah dari Om lu yang kenal sama Sandi? Atau dari
maan?
No : Kalau hasil debat kan kelihatan. Yang dulu menjabat pasti lebih good. Kenapa?
Karena uda bekerja langsung, ngerti dan jawabnya lebih bagus. Beda dengan
pendatang yang berupa janji-jani. Meskipun kita uda lihat beberapa perubahan
signifikan yang sudah kita lihat di Jakarta. Seperti kali bersih.
Na : Banjir berkurang sedikit.
No : Iya.. Meskipun yang lain ga begitu. Tapi buktinya waktu kemarin ini ada
banjir, Pak Anies lebih dulu turun dari pada Pak Ahok. Bisa kita lihat
sebenernya dua-duanya masih berupa janji sih.
Na : Jadi ga pasti juga ya?
No : Iya, dari debat ga terlalu. Kita lihat figurlah sekarang. Partainya apa.
Na : Nah, kan lu pingin cari tahu nih siapa yang tepat untuk memimpin Jakarta.
Biasa lu cari tahunya di mana?
No : Kalau dengan kondisi sekarang di mana pilihannya cuma 2. Berarti yang bagus
yang sudah kerja.
Na : Berarti dari track record?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
177
No : Iya.
Na : Kalau isu-isu negatif yang pernah serang Sandi perna dengar?
No : Iya dong. Uda tahu banyak.
Na : Menurut lu pengaruh ga ke presepsi lu ke dia (Sandi)?
No : Sebagai pemimpin Pak Sandi baik. Kalau untuk pribadi itu urusan yang beda
dong. Misalnya dia suka minum-minum, itu kan pribadi. Tapi kan itu ga ada
hubungannya dengan dia memimpin. Misalnya saat dia memimpin Saratoga,
luar biasa kan dia?
Na : Tapi kan sekarang isunya lebih menyerang ke pribadi?
No : Sama aja seperti ketika orang nyerang Ahok. Agama? Itu kan pribadi. Itu kan
bukan hal yang perlu untuk..
Na : Berarti memang harus dipisahkan ya sebagai calon dan pribadi?
No : Iya, karena gue selalu memisahkan Ahok bukan karena seorang Kristen jadi
pilih dia. Bukan begitu. Sebenernya Ahok dan Pak Sandi sama. Bukan karena
kenal dan lain-lain. Kalau sebagai gubernur menurut gue lebih baik Pak Ahok
dari pada Pak Anies. Tapi kalau wakil gubernur Pak Sandi uda bagus.
Na : Jadi intinya isu negative itu ga ada membuat persepsi lu beda dengan dia?
No : Ga ada. Harus dipisahkan itu. Sama ketika memisahkan Ahok sebagai pribadi
dan sebagai gubernur. Sama juga dengan Pak Sandi harus kita pisahkan.
Na : Okay.. Terus kan lu follow calon-calon gubernur dan wakil gubernur nih..
Menurut lu kampanye mereka di Instagram gimana dalam memberikan
informasi?
No : Instagram cuma sebagian kecil sih kampanyenya. Kan kita ga lihat langsung.
Jadi ga pernah datang ke kampanye langsungnya. Jadi sosial media berperan
banyak buat memberitahukan program kampanye mereka. Tapi kayaknya ga
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
178
terlalu banyak. Kalau Ahok ga terlalu banyak. Kalau Anies-Sandi lumayan
banyak mungkin karena mereka pemain baru jadi harus begitu.
Na : Paling itu aja sih yang mau diobrolin. Terima kasih Noldy atas waktunya.
No : Okay, sama-sama ya.
TRANSKRIP WAWANCARA
INFORMANT RIZKA
Nama : Rizka
Jabatan : Followers Sandiaga/Mahasiswa
Hari/Tanggal : Kamis, 27 April 2017
Lokasi : Summarecon Digital Center
N : Halo.. Aku mau tanya-tanya dikit nih. Kalau kamu biasanya calon gubernur atau
wakil gubernur berdasarkan apa sih?
R : Berdasarkan kriteria ini sih.. biasanya ngeliat tuh dia keliahatan rajin atau ga.
Rajin campaign ga. Ada jadwalnya tiap hari ada jalan blusukan ke mana. Jadi
kelihatan niat mau beresin permasalahan di Jakarta.
N : Terus kayak karakter apa sih yang menurut lu.. pinginnya karakter calon
gubernur yang gimana sih?
R: Karakternya sebenernya sih yang ini yah… tenang gitu.. yang tenang, caring,
lebih suka yang gitu sih..
N: Kira-kira ada kriteria lainnya ga? Misalnya gue yakin nih Jakarta dananya aman
sama dia, gue bayar pajak pun ga bakal ke korupsi..
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
179
R: Iya sih.. Pinginnya yang begitu. Soalnya kalau lihat gubernur atau wakil
gubernur itu kan lihat lagi pengorbanan dia seberapa banyak buat ngeyakinin
orang-orang yakin buat milih dia sebagai gubernur atau calon gubernur.
Ngelihatnya sih dari effort dia gimana.
N: Okay. Kalau lu sendiri uda follow Sandi sejak dia nyalon atau uda follow dia
lama di Instagram?
R: Kalau follow itu dari dia nyalon. Tapi tahu dia dari sebelum dia nyalon.
N: Terus kenapa tertarik sih untuk follow dia di IG?
R: Karena dari IG-nya dia uda kelihatan menarik. Dari IG-nya dulu dia juga uda
sempet bilang bakal jadi cagub. Kan bingung yah. Ini siapa? Kok mau jadi
cagub? Jadi kayak tertarik karena belum banyak orang yang tahu juga.
N: Jadi karena dia uda deklarasi bakal jadi cagub jadi pingin tahu lebih jauh. Kalau
dari feeds Instagram-nya yang lu tangkep dia orangnya gimana sih?
R: Hmmm… Kalau dari feeds sih kelihatan ya dia tiap hari nge-post sesuatu yang
dia lakukan. Jadi kelihatannya dia rajin dan melakukan sesuatulah tiap harinya.
Jadi gak kayak ngomong doang. Jadi kelihatan dilihat orang-orang dia ada effort
da nada yang dilakukan buat mencari pendukung.
N: Berarti kelihatan ya usahanya, blusukannya, segala macamnya ya? Kalau lu
sendiri yang disuka dari karakernya Sandi apa nih?
R: Yang gue suka dia itu orangnya kayak gak kelihatan ngomong doang. Jadi
kayak dia ngomong sesuatu tapi kelihatan bisa merealisasikannya. Jadi dia
berani orangnya. Terus bisa meyakinkan orang terus dia itu kelihatannya dapat
dipercaya sih.
N: Oh.. Mungkin seperti dia selalu ngomogn OK-OCE terus sebelum dijalankan
uda dibuat OKE-MART untuk wujudinnya.
R: Iyaa.. Kelihatan dari situ sih.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
180
N: Okay, berarti itu impacfull juga yah. Nah, kalau persepsi.. Dari konten-konten
yang dia upload ke Instagram tuh ada yang berdampak sendiri ga sih ke lu?
Mungkin dari dia sosialisasiin program DP 0 rupiah. Ada yang berguna ga sih
informasi-informasi yang lu dapat dari Instagram?
R: Ada sih. Soalnya program-program itu rajin di share dan rajin di publish.
Kadang kan kita milih juga ga tahu dia mau ngapain nih di Jakarta. Kalau dia
rajin share dan juga dia punya tagline serta nama programnya menarik, kayak
OK-OCE. Kita jadi kayak OK-OCE apaan sih? Kayak mau cari tau.
N: Kalau lu sendiri pernah denger gak sih isu-isu negatif tentang dia? Yang jelek-
jelek mungkin dari hoax atau berita negatifnya?
R: Oh, isu negatif sih iya. Ada sih.. Cuma kan aku ga lihat sendiri buktinya jadi ga
terlalu impact. Mungkin kalau isu yang orang bilang begini terus dibikin berita.
Kalau aku rasa sih itu ga terlalu berdampak.
N: Kalau yang lu tau isu negatifnya tuh yang mana?
R: Yang dia sama Jupe?
N: Oh.. Sama Depe maksudnya?
R: Iyaa.. Tapi ga tahu juga sih. Soalnya Depe ga ada klarifikasi dengan jelas jadi
ga tahu kita juga. Terus yang dia ga bayar pajak.
N: Oh.. Tapi ngaruh ga sih? Nanti kan dia bakal jadi sosok terpandang buat Jakarta.
Tapi kok beritanya ada kayak gini?
R: Iya sih.. Tapi aku ga jelas sih soal yang berita dia ga bayar pajak. Tapi kan dia
ikut program Tax Amnesty. Jadi kelihatannya dia mau perbaiki kesalahannya
begitu.
N: Jadi menurut lu dia masih aman ya kalau jadi cawagub pun ga apa ya. Terus
seberapa sih informasi di IG itu ngebantu lu kayak tahu dia sebagai sosok calon
wakil gubernur?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
181
R: Kalau sosok dia dari IG sih yang gue tahu lebih ke informasi terkini. Kalau soal
sejarah ga terlalu dipublikasiin. Jadi lebih ke yang dia lakuin sekarang. Jadi ya
dari situ aja sih infonya. Kalau soal Anies kan lebih share masa lalunya jadi
lebih tahu backgroundnya.
N: Kalau kayak cagub no 2 ada follow juga ga di IG?
R: Ga ada follow sih. Soalnya aku rasa itu bukan akun yang dia pegang, jadi
dipegang sama tim.
N: Kalau Sandi?
R: Kalau Sandi aku rasa adalah yang dia pegang pake akunnya sendiri. Jadi bukan
full teamnya jadi ada yang dia update sendiri. Lebih menarik gitu jadinya buat
di follow.
N: Kalau tercipta gagasan begitu kenapa tuh? Apakah konten Sandi lebih natural
jadi kesannya dia yang bikin sendiri? Kalau yang IG sebelah uda benar-benar
dikemas jadi kayak bukan bahasanya dia sendiri?
R: Iya mungkin ga tau juga sih siapa yang post. Tapi kelihatan kata-katanya
natural dari dia entah dia suruh orang yang post. Kalau yang akun sebelah agak
beda kata-katanya uda tertata banget.
N: Mungkin kalau Sandi gaya bahasanya tetap dia ya entah seperti pas dia di TV
bahasanya juga seperti di captionnya itu?
R: Iya, jadi kalau uda style-nya emang gitu.
N: Kalau kayak gitu jadi berasa gak sih seperti interaksi langsung dengan Sandi
walau ini timnya yang kelola?
R: Iya, lebih berasa deketnya gitu.
N: Jadi karena adanya dia di IG, lu jadi merasa interaksinya langsung dengan
Sandi? Jadi tahu Sandi lagi ngapain…
R: Iya-iya.. Seperti itu sih.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
182
N: Okay, kalau zaman dulu kan kampanye pada di billboard, TV, dan lain-lain.
Kalau menurut lu ada ga sih kelebihan kampanye pakai medsos dibandingkan
kampanye di TV segala macam?
R: Kalau menurut aku sih karena aku lebih sering pakai medsos jadi buat aku lebih
efektif karena kalau aku emang jarang sih nonton TV, baca koran atau media
cetak. Jadi media sosial efektif banget buat kampanye.
N: Kalau sehari bisa berapa lama buka IG?
R: Yah, kadang bisa satu jam-an buat scroll-scroll begitu sih.
N: Kalau kamu kan sering nge-like, pernah juga ga sih komentar di IG-nya Sandi?
R: Adaa.. Tapi Cuma komentar pujian aja sih.. Keren gitu.
N: Ada inget ga feeds apa yang kamu komentarin?
R: Kalau ga salah pas dia lagi olahraga kesannya dia fit, sehat. Jadi aku komen
kayak keren nih, ganteng, pujian gitu sih pas video dia olahraga.
N: Kenapa sih sampai tertarik komen? Kalau komen kan uda pakai usaha tuh buat
ngetik? Kalau like kan tinggal double tap aja.
R: Karena kan kalau ngelihat sesuatu yang menarik banget aku pingin join aja
interaksi sama dia.
N: Ada dibalas atau di like gitu ga komentarnya?
R: Kayaknya sih ga yah. Tapi kayak senang aja gitu.
N: Tapi menarik sih. Aku lihat dia juga sering balasin komen.
R: Iya, aku juga lihat dia sring balas-balas komen.
N: Kalau nih orang ada balas-balasin komen, lu mikirnya apa sih tentang dia
sampai mau ngejawab komentar orang?
R: Iya, dia kayak mau lebih ngejawab orang-orang atau hal-hal yang ga sesuai
dengan apa yang orang ngomongin. Kayak waktu itu dia ngepost ada yang
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
183
nanya itu ada rokok? Terus dia jelasin itu bukan rokok. Itu tape jadul. Jadi lebih
ke klarifikasi aja atau menjawab pertanyaan orang.
N: Jadi dia kayak prioritasin ya mana yang harus dijawab ya? Tapi kadang lucu
juga sih banyak yang komen ‘Pak, hari ini saya ulang tahun. Ucapin dong’terus
diucapin gitu sama Pak Sandi.
R: Ohhh.. Kelihatan sih rajin juga balas komennya.
N: Iya sih.. Berarti kayak begitu berdampak juga ya buat lu? Walaupun bukan lu
yang dibalas komennya? Tapi lihat orang dibalas komkennya lu kayak…
R: Iyaa.. Dia kayak lebih care gitulah.
N: Kalau menurut lu dia care karena IG-nya seperti itu, kalau dia jadi cawagub
nanti yang lu bayangin dia bakal jadi seperti apa sih?
R: Menurut gua sih dia bakal jadi public figure. Jadi masyarakat bakal pasti
kelihatan dia adalah sosok yang menarik.baik, dan care.. Sosok yang dekat
dengan rakyat.
N: Oke deh Rizka, paling begitu aja sih yang mau ditanya-tanya. Terima kasih atas
waktunya.
R: Okay, sama-sama.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
184
TRANSKRIP WAWANCARA
INFORMANT FADHLI
Nama : Fadhli
Jabatan : Followers Sandiaga/Relawan Anies Sandi
Hari/Tanggal : Selasa, 25 April 2017
Lokasi : Bintaro Plaza
N : Halo.. Aku mau tanya-tanya nih tentang Sandiaga Uno. Boleh perkenalin diri
dulu ga?
F : Saya Fadhli, usia 26 tahun. Sekarang profesi saya videographer dan editor.
Saya mau kasih komen tentang Instagram Sandiaga.
N : Boleh tahu ga lu follow Sandiaga sejak kapan?
F : Aku uda follow dia di IG sebelum di calonin diri. Soalnya saya uda tau dia dari
sejak pengusaha dan dia mau berbagi ilmu tentang wirausaha. Uda lama juga
dia jadi pembicara di berbagai seminar.
N: Oke, terus apa sih yang bikin lu tertarik follow Sandiaga Uno?
F : Yang bikin aku tertarik buat follow dia karena dia bisa memberikan ilmu
wirausaha dan bisnis-bisnis lainnya. Uda gitu kegiatan dia anak muda banget,
jadi cocok buat aku.
N: Jadi kayak gaul gitu ya. Sesuai konten.
F : Iya, dan dia bisa berbaur dari berbagai latar belakang.
N : Oke, berarti kan uda follow lama nih. Menurut lu ada ga perbedaan konten yang
di upload. Mungkin dulu usahawan banget, sekarang politik banget?
F : Sekarang sih usahawan dan politiknya di mix ya. Dia kan gagas OK OCE. Uda
gitu dia juga mix dengan olahraga seperti Jakarta Berlari dan segala macam.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
185
Ada juga topik wirausaha diomongin di lapangan basket. Jadi menarik gitu.
Berbagi ilmunya ga di tempat formal aja, tapi di tempat nonformal juga bisa.
N: Berarti bisa dibilang walau dia sekarang beralih ke politik tapi ga kehilangan
jati diri dia ya?
F : Iya, justru orang itu harus kelihatan jadi dirinya sendiri. Ga berubah jadi orang
lain, tetep seperti itu. Karena kalau dia merubah citranya akan berat buat dia.
N: Oke, paling mau nanya nih. Kan lu warga Jakarta juga. Kriteria apa sih yang
buat lu nentuin calon pemimpin?
F : Kalau menurut gw sih, Anies-Sandiaga itu pemimpin yang gw banget sih.
Soalnya orangnya asik tapi mereka bisa tegas serta expert di bidangnya. Anies
di pendidikan, Sandi di sektor bisnis. Itu bisa dikombinasikan untuk mengurus
Jakarta.
N: Tadi kan lu ada nyebut mereka itu pemimpin yang “Gw Banget”. Itu maksudnya
gimana ya?
F : “Gw Banget” itu orangnya asik ya. Mau merangkul semua, yang beda agama,
beda suku, beda politik. Aku masih inget relawan Ahok-Djarot pun dirangkul
untuk Program OK OCE karena tujuannya untuk empowerment.
N: Berarti dia ga lihat label-nya siapa tapi sesama warga Jakarta ya. Terus ada ga
sih referensi yang lu gunain untuk caritahu tentang calon wakil gubernur
Jakarta?
F : Referensi dari debat so pasti ada. Gagasan saat debat lumayan sih jadi referensi.
Seperti waktu itu dia bilang tentang angkot. Jadi dari rumah orang dikasi akses
transportasi umum.
N : Oke, sama boleh diceritain dikit ga awal mula bisa gabung jadi relawan Anies-
Sandi?
F : Awalnya gabung dari Facebook, jadi ada orang posting tentang group Whatsapp
dan kasitau jadwal-jadwal event. Makanya aku jadi ikut.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
186
N : Kenapa bisa tertarik sih ikut jadi relawan?
F : Karena aku bisa memperjuangkan apa yang aku anggap benar. Kalau cuma jadi
pendukung doang ga ada gabung, aku gimana bisa ikut event-nya, dan yang
paling utamanya gimana aku bisa dapetin informasi yang buat aku salurin ke
masyarakat. Kalau dari komunitas relawan bisa dapat info lebih banyak. Aku
bisa tanya ke orang-orang expert di bidangnya.
N: Informasinya pun lebih terjamin kebenarannya ya.
F : Iya, pengalamannya pun priceless. Gathering-nya, meliput event kampanye
juga sempat, meskipun acara sederhana tapi ada kebahagiaan yang ga bisa
didapat dari uang.
N : Kalau job dari relawan ini sebenarnya apa aja sih?
F : Yah, ada yang digital, event, gathering, pengajian. Yang doa itu penting juga
karena minta kepada Tuhan. Contoh usaha untuk meraih kemenangan, usaha
juga iya. Usaha pakai tenaga kita, berdoa minta bantuan dari yang di atas.
N : Kalau yang digital itu ada kordinator yang atur ga?
F : Ada.. Contohnya yang digital ada Anthony Leong yang atur. Terus ada juga
contact person dari tiap acara.
N : Kalau anggota tugasnya buzz aja lewat whatsapp group atau gimana?
F : Kalau anggota ada yang berkiprah di medsos, ada digital. Kalau di Pendopo
Panglima Polim aku juga buzz di sosmed karena dapat ilmu dari digital.
N : Biasa kontennya uda disediain atau gimana?
F : Gak.. Hanya guideline-nya aja.
N : Oh, jadi tinggal diubah pakai kata-kata sendiri ya.
F : Iya, intinya kita punya alasan yang sama. Misalnya diminta untuk tunjukin
alasan pilih Anies-Sandi yang bikin orang simpatik. Pakai alasan personal.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
187
Misalnya aku pilih Anies-Sandi karena persatuan, pendidikan, dan wirausaha.
Dan jangan pakai alasan yang bikin orang males seperti agama.
N : Kalau dilihat-lihat kan masih banyak yang nyerang juga. Itu masih relawan juga
atau pendukung?
F : Mungkin pendukung. Cuma kan memang membenci karena aturan agama.
Seperti karena Ahok omongin dengan ayat Alquran jadi bikin panas pendukung.
Sebenarnya ga pencemaran, cuma out of context yang harusnya ga dikomentari.
N : Iya, fatal memang ya. Mungkin kita omongin konten Sandi aja ya. Boleh tahu
ga perseprinya pas lihat konten feeds Sandiaga?
F : Ya aku sih pertama lihat Sandi itu asik orangnya, bisa diterima di mana aja.
Misalnya di tempat orang berbeda agama pun bisa membawa diri dari foto-
fotonya.
N : Berarti tercermin jadi pemimpin yang tolerir ya?
F : Iya, toleransi ke pihak berbeda agama dan budaya.
N : Sebenarnya yang bikin saya penasaran, kenapa Pak Sandi kadang pakai baju
putih, kadang pakai polo shirt atribut kampanyenya?
F : Ya, itu tergantung tempat yang dikunjungi. Dia kemeja putih pakai peci, cuma
kan ada tempat di mana dia lebih nyaman pakai polo shirt. Apa yang dimaksud
sesuai dengan musim kampanyenya. Intinya baju putih melambangkan bersih.
N : Kalau selain itu ada ga sih inget Sandi inget dia sebagai pemimpin yang
gimana?
F : Ya, pokoknya inget dia itu pemimpin yang asik. Bisa berpihak ke semuanya.
N : Berarti konteksnya cocok dengan millennial ya?
F : Betul! Sangat cocok. Kenapa? Generasi millennial sangat diperhatikan zaman
sekarang. Karena yang muda akan jadi penerus bangsa dan dari sudut pandang
mereka bakal jadi pengambil keputusan yang tepat.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
188
N : Iya sih, apalagi Instagram banyak yang gunain anak muda. Kalau 30 ke atas uda
di Facebook semua.
F : Makanya yang lebih dekat dengan internet anak muda. Kalau buat generasi tua
itu something new, kalau generasi muda ya ini kearifannya.
N : Iya sih, uda beda kampanye zaman sekarang.
F : Iya buat aku internet itu suatu yang harus digarap buat masa depan makanya
kampanye di medsos dari sekadar pendukung sangat penting dan harus
diperhatikan.
N : Terus mau nanya sih, ada ga sih program Anies-Sandi yang paling interest.
F : Kalau untuk aku sih OK OCE, karena bagus untuk pendidikan wirausaha
terutama untuk mereka bangun usaha. Mereka bisa ciptain wadah untuk diri
sendiri. Seperti Jakarta Creative Hub belum bisa menjangkau semua kalangan
seperti tukang ojek. Dan OK OCE uda dimulai sebelum kampanye sehingga
bisa memperdayakan dan kampanyenya jadi lebih unggul. Ada juga KJP Plus
karena bisa dipakai buat yang sekolah dan putus sekolah sehingga bisa dipakai
juga untuk peluang kerja nantinya.
N : Menarik.. Terus mau juga nih. Yang namanya kompetisi kan pasti ada aja hoax
atau isu-isu negatif seperti luka lama. Sebetulnya tahu ga sih hoax yang nyerang
Pak Sandi?
F : Ada sih memang.
N : Ada tahu ga hoax apa yang pernah nyerang dia? Mungkin dari tweet jahat atau
yang dulu-dulu juga boleh.
F : Soal penjualan tanah sih yang Suryajaya. Yang dulu katanya pernah
membesarkan dia. Padahal sama Edwin Suryajaya masih akur. Kalau dibilang
dia menghianati kok bisa akur.
N : Sampai sekarang masih akur?
F : Masih-masih.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
189
N : Berarti hoax negatifnya seperti kacang lupa kulit ya.
F : Iya.
N : Kalau selain itu perna dengar ga?
F : Baru itu aja, yang hubungan dia sama Suryajaya.
N : Okay, kalau dengar berita seperti itu lu ada jadi gimana ga sih?
F : Ya ada juga sih. Kok bisa begitu ya. Tapi ternyata pas aku cari beritanya akur
gitu mereka.
N : Berarti lu bisa dibilang tipe followers yang ga langsung percaya gitu aja ya.
F : Iya, aku tabayu dululah. Tabayu itu cari tahu konfirmasinya dulu ga langsung
percaya.
N : Berarti lu bisa dibilang rational voters nih.
F : Iya, rational voters.
N : Sebelum jauh lu ketemu Pak Sandi secara langsung, seperti tahu dari Instagram
dan berita ada ga sih INstagram itu bikin lu semakin mengenal dan yakin sama
dia?
F : Tentu, karena dari liputan di di Instagram, internet, ternyata kontennya ga
terlalu dibuat-buat tapi ngena. Seperti yang dia bicara bisnis di lapangan basket.
N : Berarti down to earth seperti itu ya. Ada ga sih lu merasa kayak karena
Instagram lu jadi personal seperti ngobrol sama dia?
F : Bener banget.
N : Kalau lu sering ga sih komentar dan like di Instagram Pak Sandi?
F : Iya, sering. Karena saya diajari sama tim digitalnya Anies-Sandi kalau kita ingin
mengangkat tokoh kita harus kasih reaksi ke mereka seperti comment, like,
share. Makin banyak seperti itu akan terangkat orang yang kita dukung.
N : Itu ternagkatnya di media sosial atau gimana?
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
190
F : Iya, di media sosial.
N : Oh, kayak muncul di explore post ya?
F : Iya, dengan terangkat di media sosial maka traffic akan makin tinggi dan makin
mudah untuk disosialisasikan di media sosial serta masyarakat.
N : Pernah ga sih komentar terus di balas?
F : Pernah, tapi di Facebook.
N : Boleh tahu ga komentarnya tentang apa?
F : Ya, saya komentar tentang kepeduliannya tentang anak autis agar dibantu
pendidikan dan diberi dukungan. Kemudian dia membalas komentarnya untuk
memberi dukungan hari itu juga. Jadi ada komunikasi 2 arah netizen dengan
dia.
N : Perasaannya gimana pas dibalas?
F : Ya, saya senang sekali karena dia itu mau menunjukkan keinginannya untuk
kebaikan masyarakat. Anak autis mungkin harus swadaya selama ini, dari
pemerintah juga belum terasa.
N : Kalau secara simpulin Sandiaga itu pemimpin seperti apa yang melekat di lu?
F : Yang pasti asik tetapi bisa tegas. Jadi begini Ahok keras dan tegas, di media
sosialnya pengarahannya gimana ga yakin. Jadi di media sosialnya dia (Sandi)
ada bilang ‘Yang berprestasi diapresiasi, yang korupsi diamputasi’. Maksudnya
pegawai diarahkan untuk berprestasi, yang melakukan pelanggaran ditindak
tegas, dihukum. Jadi asik juga. Tegas ga harus marah tapi action-nya jelas.
N : Berarti pemimpin harus tahu tempat ya kapan harus fun, kadang harus tegas.
F : Ya, saya yakin orang yang fun jangan dibuat mrah aja.
N : Oke, paling sekian itu aja yang mau didiskusikan. Thank you Fadhli.
F : Sip.. Sama-sama.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
191
DOKUMENTASI WAWANCARA
Peneliti bersama Anggawira selaku Juru
Bicara Tim Anies Sandi
Peneliti bersama Anthony Leong selaku
Koordinator Relawan Digital Anies Sandi
Peneliti bersama Effy Zalfiana
Rusfian selaku Pengamat Politik
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
192
DOKUMENTASI WAWANCARA
Peneliti bersama Rizka selaku
followers Sandiaga.
Peneliti bersama Fadhli selaku
followers dan relawan
Sandiaga.
Peneliti bersama Noldy selaku followers
Sandiaga.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
193
DOKUMENTASI ACARA SILATURAHIM AKBAR
RELAWAN ANIES SANDI
Suasana Silaturahim Akbar Relawan
Anies Sandi di Aula Kemenangan
Metropolitan Tower.
Sandiaga sedang berbincang dengan
Anggawira dan Anthony Leong
sebelum acara sesi kedua dimulai.
Sandiaga menyapa para relawan yang hadir
di acara Silaturahim Akbar Relawan Anies
Sandi.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
196
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Wanita kelahiran 18 Januari 1995 ini sejak kecil tinggal di
Jakarta. Anak bungsu dari dua bersaudara ini memutuskan
untuk memilih perguruan tinggi di bidang komunikasi karena
menyadari pekerjaan public relations akan menyenangkan
sekaligus menantang. Banyak hal baru yang tak terduga
dipelajari dalam ilmu yang seringkali diremehkan masyarakat
karena dianggap semudah berucap kata saja.
Dalam keseharian,wanita yang gemar memasak ini suka menghabiskan
waktu bersama teman dan keluarga. Tempat favorit yang dimilikinya adalah
restoran karena memiliki hobi fotografi makanan. Selain bercita-cita berkarier
menjadi strategic planner, Nadia juga memiliki mimpi untuk mengembangkan
bisnis kuliner dengan memanfaatkan ilmu komunikasinya sebagai landasan
pemasaran.
Walaupun sering kali tidak percaya diri, wanita yang menyukai warna biru
ini kerap memiliki motivasi yang tinggi untuk menggapai kesuksesan. Salah satu
buktinya adalah ia berhasil menyelesaikan skripsi ini tepat waktu sebagai modal
untuk memperoleh gelar dan meniti karier masa depannya.
Strategi Kampanye Pilkada..., Nadia Sumana Putri, FIKOM UMN, 2017
Top Related