PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
(ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,SATISFACTION)
DENGAN MEDIA KARTU PANTUN PADA KELAS VII F SMP N 24
SEMARANG
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Nama : Arifatul Latifah
NIM : 2101411035
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
SARI
Latifah, Arifatul. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun
Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa
Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I : Dra. Nas Haryati S, M.Pd. Pembimbing II : Mulyono,
S.Pd.,M.Hum.
Kata kunci : keterampilan menulis pantun, model pembelajaran arias (assurance,
relevance, interest, assessment, satisfaction), media kartu pantun
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP sampai saat ini masih belum
mencapai hasil optimal terutama pada keterampilan menulis. Demikian pula, di
SMP Negeri 24 Semarang ditemui beberapa permasalahan dalam pembelajaran
menulis, khususnya dalam penelitian ini yaitu kompetensi menulis pantun.
Keterampilan menulis pantun tidak dapat dilakukan siswa secara tiba-tiba akan
tetapi harus melalui proses pembelajaran dan melalui proses berlatih.
Keterampilan menulis pantun tentu akan meningkat seiring dengan pembinaan
yang tepat dan terencana. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan,
diketahui bahwa rata-rata keterampilan menulis kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah antara
lain (1) siswa kurang memahami materi pantun; (2) kurangnya siswa dalam
praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya diri dalam menulis; 3)
siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.
Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun merupakan salah satu solusi
yang dapat mengatasi permasalahan siswa dalam keterampilan menulis pantun.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah
proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (2)
bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (3)
bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tujuan penelitian ini sebagai
berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
ii
Negeri 24 Semarang; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII
F SMP Negeri 24 Semarang; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan
syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang yang berjumlah
31 siswa. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah kemampuan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi dua siklus. Tiap
siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa
pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik
kualitatif.
Proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri
Semarang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction)yaitu, (1) keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun; (3)
keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan
suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
data, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun telah
mencapai hasil yang baik. Hasil tes menulis cerpen pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata 78,25. Setelah dilakukan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,83
mengalami peningkatan sebesar 7,58. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan menulis pantun siswa telah mencapai hasil yang baik dan mencapai
etuntasan belajar. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan adanya perubahan
perilaku siswa. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang mencakup
keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran, tanggungjawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru serta keberanian dan kepercayaan
diri siswa dalam menulis pantun.
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, peneliti memberi saran (1)
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
iii
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat dijadikan
alternatif pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang
terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis pantun
dan perubahan perilaku siswa ke arah positif, (2) penelitian menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis
pantun.
iv
v
vi
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
1. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim).
2. Sebuah cita-cita janganlah untuk kebanggaan diri sendiri akan tetapi
jadikanlah sebagai usaha untuk kejayaan bangsa dan negara (Munawar).
3. Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan
bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa,
maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah. (Merry
Riana)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak Munawar dan ibu Kusriyati
2. Alfi Muna Syarifah
3. Mahbul Destia Hermawan
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya karena skripsi yang berjudul
“Peningkatan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu
Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang” dapat selesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dra. Nas Haryati S, M.Pd.,
Pembimbing I, dan Mulyono, S.Pd.,M.Hum., Pembimbing II, yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan arahan serta
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab membimbing dan memotivasi dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,
atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh ilmu di Universitas
Negeri Semarang;
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang yang telah memberikan izin untuk
penelitian ini;
ix
3. Sumartini, S.S.,MA., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
arahan dan izin penelitian kepada penulis;
4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang berguna dalam proses perkuliahan selama ini;
5. Drs. Puryadi, M.Pd., Kepala SMP Negeri 24 Semarang yang telah
memberikan izin penelitian dan bantuan selama penulis melakukan
penelitian skripsi;
6. Suparsih, A.Md., guru Bahasa Indonesia kelas VII F SMP 24 Negeri
Semarang, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan
selama penulis melakukan penelitian serta membantu penulis melakukan
penelitian;
7. siswa-siswi kelas VII F SMP 24 Negeri Semarang, yang telah membantu
penulis dan menjadi responden penelitian yang dilakukan penulis;
8. Bapak, ibu dan adik tercinta yang telah senantiasa mendo’akan dan
memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini;
9. sahabat yang selalu memberikan dukungan untuk penulis dan selalu
menemani penulis dalam proses bimbingan;
10. teman-teman kos Wisma Citra 3;
11. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini;
x
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Semarang, Oktober 2015
Peneliti,
Arifatul Latifah
xi
DAFTAR ISI
SARI ..................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... v
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... vi
PERNYATAAN................................................................................................... vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
PRAKATA ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 13
2.2 Landasan Teoretis ................................................................................. 23
2.2.1 Hakikat Pantun ..................................................................................... 23
2.2.1.1 Pengertian Pantun ................................................................................. 24
2.2.1.1 Ciri-ciri Pantun ..................................................................................... 25
2.2.1.2 Jenis-jenis Pantun ................................................................................. 28
2.2.2 Hakikat Menulis Pantun ....................................................................... 30
2.2.2.1 Pengertian Menulis ............................................................................... 30
2.2.2.2 Menulis Pantun ..................................................................................... 32
2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS .................................................. 34
2.2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran ........................................................... 34
2.2.3.2 Komponen Model Pembelajaran .......................................................... 35
2.2.3.3 Model Pembelajaran ARIAS ................................................................ 36
2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS ........................... 38
2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS .................... 45
2.2.4 Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun ......................................... 46
2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 47
2.2.4.2 Media Kartu Pantun .............................................................................. 48
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Media Kartu Pantun
dalam Pembelajaran Menulis Pantun ................................................... 52
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 55
2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 60
3.1.1 Tahap Penelitian ................................................................................... 61
3.1.1.1 Perencanaan .......................................................................................... 62
3.1.1.2 Tindakan ............................................................................................... 63
3.1.1.3 Observasi .............................................................................................. 67
xiii
3.1.1.4 Refleksi ................................................................................................. 68
3.1.2 Tahap Penelitian Siklus II..................................................................... 66
3.1.2.1 Perencanaan .......................................................................................... 69
3.1.2.2 Tindakan ............................................................................................... 69
3.1.2.3 Observasi .............................................................................................. 73
3.1.2.4 Refleksi ................................................................................................. 74
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 74
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 74
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Pantun ............................................... 75
3.3.2 Varibel Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun .... 75
3.4 Indikator Kinerja................................................................................... 76
3.4.1 Indikator Data Kuantitatif.................................................................... 76
3.4.2 Indikator Data Kualitatif....................................................................... 77
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 79
3.5.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 79
3.5.2 Instrumen Nontes.................................................................................. 82
3.5.2.1 Pedoman Observasi .............................................................................. 84
3.5.2.2 Pedoman Jurnal .................................................................................... 85
3.5.2.3 Pedoman Wawancara ........................................................................... 86
3.5.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 86
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 87
3.6.1 Teknik Tes ............................................................................................ 88
3.6.2 Teknik Nontes ...................................................................................... 89
3.6.2.1 Observasi .............................................................................................. 89
3.6.2.2 Wawancara ........................................................................................... 90
3.6.2.3 Jurnal .................................................................................................... 91
3.6.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 91
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 92
3.7.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 92
3.7.2 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 93
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 95
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ....................................................................... 95
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I ............... 96
4.1.1.2 Hasil Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun
Siklus I .................................................................................................. 110
4.1.1.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
dengan Media Kartu Pantun Siklus I .................................................... 118
4.1.1.4 Refleksi Siklus I ................................................................................... 130
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................... 134
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II............... 135
4.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun
Siklus II ................................................................................................ 150
4.1.2.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
dengan Media Kartu Pantun Siklus II .................................................. 159
4.1.2.4 Refleksi Siklus II .................................................................................. 171
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 174
4.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 175
4.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu
Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................ 177
xv
4.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 181
4.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis PantunSiklus
I dan Siklus II ....................................................................................... 184
4.2.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 186
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 189
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ........................................... 192
4.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 194
4.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 197
4.2.3.3 Tanggungjawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 201
4.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 203
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 210
5.2 Saran ..................................................................................................... 212
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 213
LAMPIRAN .......................................................................................................... 216
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS................................................. 41
Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu
Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun ..................................... 52
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik .................................................. 77
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tiap Aspek ............................................................ 79
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun............................. 80
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun ...................... 82
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes ................................................................ 83
Tabel 4.1 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I ......................... 99
Tabel 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I .............................. 111
Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus I................................................................................................ 113
Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun
Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus I................................................................................................ 115
Tabel 4.7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku
Kata Tiap Baris Siklus I ..................................................................... 116
Tabel 4.8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris
Tiap Bait Siklus I................................................................................ 117
Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I .... 119
Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ........................ 137
Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II............................. 150
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap
Aspek Siklus II ................................................................................... 152
Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus II .............................................................................................. 153
xvii
Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus
II ......................................................................................................... 154
Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus II .............................................................................................. 155
Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus II .............................................................................................. 156
Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku
Kata Tiap Baris Siklus II .................................................................... 157
Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris
Tiap Bait Siklus II .............................................................................. 158
Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus II .............................................................................................. 159
Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan
Siklus II .............................................................................................. 176
Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .................. 189
Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 193
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kartu Pantun Kelompok................................................................ 50
Gambar 2.2 Kartu Pantun Individu ................................................................... 51
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas.................................................. 62
Gambar 4.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 103
Gambar 4.2 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 105
Gambar 4.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I........................................................................................... 107
Gambar 4.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I .................................................................... 109
Gambar 4.5 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru
Siklus I........................................................................................... 122
Gambar 4.6 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
Saat Pembelajaran Siklus I ............................................................ 125
Gambar 4.7 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I.................................................................................. 127
Gambar 4.8 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 129
Gambar 4.9 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus II ............................................................................. 142
xix
Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus II ........................................................................................ 145
Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus II ......................................................................................... 147
Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus II................................................................... 149
Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari
Guru Siklus II ................................................................................ 163
Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
saat Pembelajaran Siklus II ........................................................... 166
Gambar 4.15 Tanggung jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh
Guru Siklus II ................................................................................ 168
Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus II ............................................................................. 170
Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 180
Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 183
Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 185
Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II............................................... 187
Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 196
xx
Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................... 200
Gambar 4.23 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................ 202
Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 204
xxi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I ......................... 112
Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II ........................ 151
Diagram 4.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan
Siklus II......................................................................................... 191
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................. 216
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 236
Lampiran 3 Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II ....................................... 256
Lampiran 4 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II ................................. 258
Lampiran 5 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 260
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II.................................. 261
Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II ....................... 264
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II.................................... 265
Lampiran 9 Kartu Pantun Siklus I..................................................................... 267
Lampiran 10 Kartu Pantun Siklus II ................................................................... 269
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................... 271
Lampiran 12 Nilai Menulis Pantun Siklus I........................................................ 272
Lampiran 13 Nilai Menulis Pantun Siklus II ...................................................... 274
Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 276
Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 278
Lampiran 16 Hasil Jurnal Guru Siklus I ............................................................. 280
Lampiran 17 Hasil Jurnal Guru Siklus II ............................................................ 284
Lampiran 18 Contoh Jurnal Siswa Siklus I ........................................................ 288
Lampiran 19 Contoh Jurnal Siswa Siklus II ....................................................... 294
xxiii
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I ............................................................. 300
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ............................................................ 306
Lampiran 22 Contoh Kerja Siswa Siklus I.......................................................... 312
Lampiran 23 Contoh Kerja Siswa Siklus II ........................................................ 317
Lampiran 24 Surat Keputusan Dekan FBS UNNES ........................................... 322
Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 323
Lampiran 26 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ......................... 324
Lampiran 27 Surat Keterangan Lulus UKDBI ................................................... 325
Lampiran 28 Lembar Bimbingan ....................................................................... 326
Lampiran 29 Lembar Laporan Selesai Bimbingan Skripsi ................................. 330
xxiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran, yaitu
aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat macam
keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Wagiran
2005:12). Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi untuk
menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sastra memiliki fungsi utama
sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan dan kepedulian
sosial, penumbuh apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi
secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulisan. Kedua aspek ini
tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pembelajaran sastra sama pentingnya dengan pembelajaran bahasa, sehingga
dalam penyajiannya diharapkan dapat berjalan seimbang.
Pada hakikatnya tujuan pembelajaran sastra tidak hanya ditekankan pada
peningkatan pengetahuan melalui teori, tetapi mengaktifkan siswa melalui
kegiatan praktik dalam pembelajaran. Pembelajaran sastra tidak bertujuan untuk
membuat siswa menjadi sastrawan atau seorang ahli sastra yang tahu bermacam-
macam tentang teori dan sejarah sastra, tetapi agar menjadi orang yang
menggemari karya sastra. Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam
2
membentuk watak dan kepribadian siswa sehingga diharapkan dapat melibatkan
siswa untuk berperan aktif.
Pembelajaran sastra dibagi menjadi dua kegiatan yaitu berapresiasi sastra dan
berekspresi sastra. Berapresiasi sastra adalah kegiatan yang membuat orang dapat
mengenal, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara
kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks karya orang lain dengan caranya
sendiri, sedangkan berekspresi sastra dalam arti bahwa mengekspresikan atau
mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala untuk
dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang
bermakna (Jabrohim 2003:71).
Jabrohim (2003:71) mengemukakan bahwa kegiatan ekspresi sastra dibagi
menjadi dua, yaitu kegiatan ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Kegiatan ekspresi
lisan adalah kegiatan melisankan suatu karya sastra misalnya membacakan,
membawakan, menuturkan, dan mementaskan karya sastra sedangkan kegiatan
ekspresi tulis adalah kegiatan yang nantinya akan menghasilkan berbagai karya
sastra seperti prosa, puisi, dan drama dengan pembelajaran sastra maka siswa
mendapatkan peluang untuk berkarya sesuai dengan kreatifitasnya.
Dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk
jenjang SMP atau MTs pada kelas VII aspek menulis, siswa harus mampu
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk mencapai kompetensi
dasar tersebut siswa tidak hanya belajar tentang teori menulis pantun akan tetapi
siswa dibimbing untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk
3
dapat mencapai hasil yang baik, guru harus bertanggung jawab untuk
membimbing siswa melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.
Menulis pantun adalah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan gagasan
atau perasaan yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman
syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sebagai sarana
komunikasi pengiriman dan penerimaan pesan yang dimanfaatkan untuk
menyelipkan nasihat bahkan untuk melakukan kritik sosial tanpa mencederai
perasaan siapa pun. Menulis pantun juga sebagai alat pemelihara bahasa yang
berperan untuk penjaga fungsi kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta
mengasah kepedulian siswa terhadap masalah sosial. Kemahiran menulis pantun
sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan kata-kata yang berkesinambungan
antara sampiran dan isi pantun. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga harus
sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun tidak
sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar.
Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan
melalui praktik menulis dan membaca.
Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran menulis pantun pada kelas VII F
SMP Negeri 24 Semarang berdasarkan hasil observasi atau pengamatan awal
dalam pembelajaran menulis pantun adalah sebagian siswa mengikuti
pembelajaran secara aktif, sementara sebagian siswa lain hanya bermalas-
malasan, bermain-main, bercanda dan pasif. Hal itu terjadi karena siswa merasa
bosan dengan model pembelajaran menulis pantun yang tidak bervariasi.
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang, diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia, siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis karena mereka
menganggap menulis itu pembelajaran yang sulit terutama pada pembelajaran
menulis pantun. Siswa merasa bosan karena pembelajaran menulis pantun yang
hanya berpusat pada guru dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi.
Siswa belum memahami sampiran dan isi, jumlah suku kata dan sajak a-b-a-b
serta belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.
Guru pengampu pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang menuturkan bahwa saat ini pembelajaran keterampilan
menulis pantun pada kelas VII F masih belum maksimal. Kondisi tersebut
disebabkan siswa menganggap menulis pantun itu sulit sehingga mereka takut
salah dalam menulis. Siswa merasa kesulitan dalam menentukan ide atau gagasan
untuk menulis pantun. Pengetahuan siswa tentang materi pantun pun masih
kurang, siswa belum memahami jumlah suku kata dalam setiap barisnya, belum
memahami sajak a-b-a-b, siswa belum mampu membedakan sampiran dan isi
pantun sehingga siswa belum dapat menulis pantun berdasarkan syarat-syarat
pantun. Selain itu dalam pembelajaran menulis pantun sikap siswa pasif, saat
pembelajaran hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa
adanya tindakan lain dan apabila ditanya oleh guru siswa menjawab dengan ragu.
Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil menulis pantun
siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75% siswa belum mencapai KKM, hanya
25% siswa yang sudah mencapai KKM dan mampu menulis pantun sesuai dengan
5
syarat-syarat pantun. Dari hasil menulis pantun menunjukkan bahwa siswa kurang
memahami materi tentang syarat-syarat menulis pantun. Siswa menulis pantun
dengan jumlah suku kata setiap baris kurang dari 8 dan bahkan ada yang lebih dari
12 suku kata setiap baris. Dalam menulis pantun, siswa belum dapat menulis
pantun dengan sajak a-b-a-b. Selain itu siswa belum dapat menuangkan
ide/gagasan dalam menulis pantun serta cenderung menulis kembali pantun yang
sudah ada di dalam buku, siswa tidak menulis pantun dengan ide atau gagasannya
sendiri.
Hasil observasi, wawancara dan tes awal menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut di
antaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat
menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan
model pembelajaran yang tidak bervariasi. Dengan demikian, perlu diterapkan
suatu strategi dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran dan media pembelajaran efektif yang menunjang kegiatan
pembelajaran menulis pantun.
Dalam menulis pantun jumlah suku kata dalam setiap baris belum sesuai
dengan syarat pantun, siswa belum dapat menulis pantun dengan sajak a-b-a-b
yang artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan
bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, belum dapat
membedakan antara sampiran dan isi serta belum dapat menentukan ide atau
gagasan dalam menulis pantun. Untuk memperbaiki dan meningkatkan
6
keterampilan menulis pantun siswa kelas VII F SMP N 24 Semarang peneliti
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk mempermudah
pembelajaran menulis pantun.
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) merupakan model pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau
percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran ini ada relevansinya dengan
kehidupan siswa yang akan mempermudah siswa. Menarik dan memelihara minat
atau perhatian siswa agar siswa tetap fokus dalam pembelajaran menulis pantun
dan dengan adanya evaluasi serta penguatan dalam model pembelajaran ini maka
dapat menyakinkan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Dengan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
siswa akan lebih percaya diri, dapat memahami syarat-syarat menulis pantun dan
memudahkan dalam menulis pantun.
Media kartu pantun merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk
menunjang proses pembelajaran menulis pantun sehingga siswa dapat dengan
mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Media kartu
pantun lebih efektif dan efisien untuk menulis pantun di bandingkan dengan
media pembelajaran yang lain karena media kartu pantun lebih fokus untuk
mempermudah siswa dalam menulis pantun, di dalam media kartu pantun terdapat
pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh
siswa kemudian siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan dengan tema
pantun yang terdapat pada kartu pantun tersebut. Penggunaan media kartu pantun
7
sangat menarik dan membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam proses
pembelajaran menulis pantun, membangkitkan ide atau gagasan siswa yang
kreatif, dan sebagai pancingan siswa untuk mempermudah dalam menulis pantun.
Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap menulis pantun
akan dapat berkembang.
Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat mengatasi
permasalahan siswa dalam menulis pantun dan dapat mempermudah siswa dalam
menulis pantun. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun
Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F
SMP Negeri 24 Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, pembelajaran
keterampilan menulis pantun merupakan salah satu pembelajaran yang penting
bagi peserta didik namun keterampilan menulis pantun pada siswa SMP Negeri 24
Semarang khususnya pada peserta didik kelas VII F masih kurang maksimal dan
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya yaitu faktor siswa, guru, dan teknik serta media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
8
Faktor siswa dalam pembelajaran menulis pantun antara lain siswa merasa
enggan belajar menulis khususnya menulis pantun, sebagian siswa menganggap
bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang sulit sehingga mereka
bersikap tidak peduli, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran menulis
pantun, siswa kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan untuk menulis
pantun, siswa merasa kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan
penjelasan teori dari guru, siswa merasa takut untuk memulai menulis karena
mereka menganggap menulis itu sulit, siswa kurang menguasai materi tentang
pantun, siswa kurang berlatih dalam menulis termasuk menulis pantun, siswa
terlalu banyak dibebani tugas-tugas mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan
menulis siswa dikesampingkan, banyaknya anggapan bahwa mempelajari bahasa
Indonesia itu mudah tanpa harus belajar pun bisa dan anggapan bahwa ilmu eksak
lebih penting dari pada ilmu noneksak, siswa lebih memilih menulis pantun yang
sudah ada dibuku dari pada menulis pantun dengan idenya sendiri.
Pada pembelajaran menulis pantun, guru kurang variatif dalam memilih
metode dan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, tidak termotivasi
dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun. Pada proses
pembelajaran guru umumnya menjelaskan materi pantun, dan di akhir proses
pembelajaran guru memberikan tugas menulis pantun. Proses belajar yang
demikian kurang mendapatkan hasil maksimal karena guru tidak memberikan
bimbingan menulis pantun dengan cara menunjukkan proses menulis pantun
kepada siswa secara langsung, sehingga ketika siswa diberi tugas menulis pantun
siswa mengalami kesulitan.
9
Pada faktor teknik dan media pembelajaran menulis pantun guru hanya
memberikan penjelasan tentang materi pantun dan siswa hanya mendengarkan
lalu siswa ditugasi untuk menulis pantun. Pembelajaran tersebut tanpa adanya
media pembelajaran yang mendukung untuk menarik perhatian siswa yang
sebenarnya sangat penting untuk mengingkatkan kreativitas siswa dalam menulis
pantun dan memudahkan siswa dalam mengungkapan perasaan serta ide atau
gagasan dalam menulis pantun.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dibahas dibatasi
agar pembahasan tidak terlalu luas. Permasalahan yang akan diteliti yaitu
pembelajaran keterampilan menulis pantun yang masih belum maksimal yang
disebabkan oleh beberapa faktor 1) siswa kurang memahami materi pantun; 2)
kurangnya siswa dalam praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya
diri dalam menulis; 3) siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam
menulis pantun.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
10
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa
kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang?
1.4.2 Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang?
1.4.3 Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri
24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut.
1.5.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa
kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.
1.5.2 Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang.
11
1.5.3 Mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian mengenai peningkatan keterampilan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun ada dua
yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan kajian
pembelajaran menulis, bagi pengembangan teori pembelajaran sastra pada
umumnya, serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis pantun
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi
belajar mengajar melalui model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) serta pemanfaatan media kartu pantun.
1.6.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Bagi siswa, penelitian ini memudahkan siswa dalam menemukan dan
mengembangkan gagasan maupun kreativitasnya dalam kegiatan menulis pantun
12
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan model
pembelajaran menulis pantun dan dapat mengembangkan keterampilan guru
Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memberikan masukan
dan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajar lebih menarik, bervariasi, dan tidak membosankan.
Bagi sekolah, penelitian menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun ini dapat memberikan manfaat peningkatan mutu
proses pembelajaran dan meningkatkan interaksi belajar mengajar siswa sekolah.
Sehingga kualitas dan prestasi keterampilan menulis khususnya keterampilan
menulis pantun dapat meningkat.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut sebagian besar bertujuan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran. Namun, penelitian di bidang menulis masih
cukup luas dan masih banyak yang harus diteliti untuk menyempurnakan
penelitian terdahulu. Beberapa penelitian dahulu yang relevan dapat dijadikan
sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan
oleh Andrzejczak (2005), Martofiah (2008), Hidayah (2009), Jacobson (2009),
Kinasih (2009), Laily (2010), Nuraeni (2010).
Andrzejczak (2005) dalam jurnal internasional Internasional Journal of
Education and the Arts menulis artikel yang berjudul “From Image to Text :
Using Images in the Writing Proces” meneliti tentang manfaat mengintegrasikan
gambar untuk proses menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan
gambar untuk meningkatkan proses penulisan. Keuntungan menggunakan gambar
bagi siswa dalam proses pra-menulis memberikan titik masuk motivasi, cara
untuk mengembangkan dan menguraikan gagasan. Studi ini menunjukkan bahwa
manfaat gambar rupa dapat meningkatkan pemikiran dan menulis. Relevansi
penelitian Andrzejczak, dkk dengan penelitian ini terletak pada media
pembelajaran yaitu gambar pada kartu pantun, sedangkan perbedaannya terletak
masalah yang dikaji. Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu kurangnya
14
modifikasi pada gambar agar menjadi lebih menarik, pada penelitian ini peneliti
menggunakan media kartu pantun yang di dalamnya terdapat suatu gambar
berdasarkan tema pantun tersebut.
Murtofiah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa
Kelas IV A SD Islam Al Madina Sampangan Semarang” menyimpulkan bahwa
kemampuan menulis pantun anak siswa dapat meningkat setelah menggunakan
teknik latihan terbimbing. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus 1 terjadi
peningkatan sebesar 36,49% dengan nilai rata-rata sebesar 67,96 dan pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 30,16% dengan nilai rata-rata 88,46.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan menikmati pembelajaran menulis pantun anak dengan teknik latihan
terbimbing.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Martofiah (2008)
pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Martofiah
(2008) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitiannya, Martofiah menggunakan teknik terbimbing untuk
meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan penelitian yang peneliti
15
lakukan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian Murtofiah (2008) berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis
Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al
Madina Sampangan Semarang” terdapat kekurangan yaitu dengan teknik latihan
terbimbing maka akan sulit untuk membentuk kelompok yang homogen,
seringkali siswa tidak cocok dengan anggota kelompoknya karena masing-msing
siswa membutuhkan latihan terbimbing dari guru dan dalam penelitian ini juga
tidak menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran.
Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan
penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa baik secara individu maupun
dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun yang memudahkan
siswa untuk menggali ide gagasannya.
Hidayah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP
PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010” menyimpulkan
bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah
menggunakan model numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci.
Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata
16
sebesar 61,43 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata
71,63.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai
menikmati menulis pantun dengan model pembelajaran numbered heads together
(nht) dan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2008)
adalah pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Hidayah
(2009) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitiannya, Hidayah menggunakan model pembelajaran numbered
heads together dan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan
menulis pantun, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun.
Penelitian Hidayah (2009) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan
Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI 3 Boja
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010” terdapat kekurangan, menulis
pantun menggunakan model Numbered Heads Together kurang cocok karena
17
jumlah siswa yang banyak, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak semua
anggota kelompok dipanggil oleh guru. Dengan mengggunakan teknik pancingan
kata kunci maka siswa yang merasa sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam
pemilihan kata sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya. Alangkah
baiknya jika menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar
mengajar. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan
melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok
belajar dan menggunakan media kartu pantun mempermudah siswa dalam
mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis pantun.
Penelitian menulis juga dilakukan oleh Kinasih (2009) yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata
Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang” menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami
peningkatan setelah menggunakan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat
dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 24,74% dengan nilai rata-rata
74,23 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,22% dengan nilai
rata-rata 88,74 termasuk dalam kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
18
siswa semakin aktif dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang mengikuti
pembelajaran menulis pantun menggunakan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Kinasih (2009)
pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kinasih terletak pada
tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitiannya,
Kinasih menggunakan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan
keterampilan menulis pantun, sedangkan penulis dalam meneliti menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian oleh Kinasih (2009) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang” terdapat
kekurangan yaitu menulis pantun dengan teknik pemancingan kata kunci maka
siswa yang merasa sudah tahu atau sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam
pemilihan katanya sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya.
Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti akan melakukan
penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dan
menggunakan media kartu pantun sehingga siswa dapat mengembangkan ide atau
gagasannya dengan mudah dalam menulis pantun.
19
Jacobson (2009) dalam jurnal internasional College of Education and Human
Sciences menulis artikel yang berjudul “Improving the Writing Performance of
High School Students with Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder and Writing
Difficulties” meneliti tentang hubungan aktivitas siswa yang hiperaktif dengan
kemampuan atau kesulitan menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan
strategi esai persuasif dengan menggunakan strategi model pengembangan
pengaturan diri dalam keterampilan menulis siswa kelas XII SMA yang
mengalami kelainan hiperaktif. Hasil penelitian ini mengindikasikan kenaikan
sejumlah struktur esai, panjang karangan, dan kualitas holistik pada karangan
siswa. Relevansi penelitian Jacobson dengan penelitian ini terletak pada
keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya pada model dan subjek penelitian.
Laily (2010) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.
Darul Ma’arif Pringapus Kabupaten Semarang” menyimpulkan bahwa
kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan
metode pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata pada
siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus
II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam
kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
20
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) melalui strategi 3M.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Laily (2010)
adalah terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction). Walaupun menggunakan tindakan yang sama akan
tetapi penelitian Laily (2010) dan penelitian ini memiliki tahap atau langkah-
langkah yang berbeda. Pada penelitian Laily menggunakan Model Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui strategi
3M, yaitu dengan komponen model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) yang digabungkan dengan strategi 3M, dimulai
dari tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan jadi yang berperan
besar dalam penelitian ini adalah strategi 3M, sedangkan peneliti menggunakan
model pembelajaran ARIAS dengan langkah-langkah assurance, relevance,
interest, assessment dan satisfaction tanpa menggunakan gabungan strategi yang
lain hanya menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction). Perbedaan penelitian Laily (2010) dengan
penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, pada penelitian Laily adalah
meningkatkan keterampilan cerpen sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam
penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis pantun.
21
Laily (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.
Darul Ma’arif Pringapus Kabupaten Semarang” terdapat kekurangan dengan
menggunakan Strategi 3M, yaitu ketika siswa menulis pantun cenderung melihat
contoh yang sudah ada sehingga siswa tidak menggunakan ide kreatifnya
menyebabkan kemampuan siswa kurang berkembang. Sehingga untuk
meningkatkan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian peningkatan
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dengan media kartu
pantun untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya.
Penelitian menulis juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM
dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya
Praja Ungaran” menyimpulkan bahwa keterampilan menulis wacana dapat
meningkat setelah menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna
edukasi menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan
termasuk dalam kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
22
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan menikmati pembelajaran dan menikmati pembelajaran menulis wacana
menggunakan pendekatan paikem dengan media kartu warna edukasi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2010)
adalah media pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan menulis pantun
yaitu media kartu, akan tetapi pada penelitian Nuraeni (2010) menggunakan
media kartu yang berwarna untuk menulis pantun oleh siswa sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan media kartu yang di dalamnya terdapat pantun yang
belum lengkap atau rumpang dan terdapat gambar dan tema untuk mempermudah
siswa dalam menulis pantun. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Nuraeni (2010) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam penelitiannya, Nuraeni (2010) mengkaji peningkatan
keterampilan menulis wacana menggunakan pendekatan PAIKEM, sedangkan
penulis dalam mengkaji peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction).
Penelitian oleh Nuraeni (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna
Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran” terdapat
kekurangan yaitu pada media kartu warna yang digunakan kurang menarik karena
hanya kartu berwarna saja tidak terdapat gambar ataupun modifikasi yang lainnya.
Untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian
23
peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan media kartu pantun yang
didalamnya terdapat gambar dan sebuah pantun yang masih rumpang sehingga
siswa dapat mengembangkan ide gagasannya dengan mudah.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa penelitian mengenai
keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan dengan berbagai teknik,
metode, dan media. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis. Meskipun keterampilan menulis telah banyak
dilakukan, peneliti tetap menganggap bahwa penelitian ini penting dan harus
dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian yang sebelumnya.
Penelitian ini memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya
menulis pantun. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat melengkapi hasil-hasil
penelitian sebelumnya serta dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis dalam penelitian ini mencakup : hakikat pantun, hakikat
menulis pantun, hakikat model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dan hakikat media pembelajaran kartu pantun.
2.2.1 Hakikat Pantun
Hakikat pantun dalam penelitian ini mencakup pengertian pantun, ciri-ciri
pantun dan jenis-jenis pantun.
24
2.2.1.1 Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal
dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya dikenal sebagai
parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan (Sadikin 2010:15).
Menurut Suseno (2008:44-45) pantun merupakan puisi yang terdiri atas 4 baris.
Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Sampiran pada pantun terdiri
atas 2 baris, yaitu baris kesatu dan kedua sedangkan isinya 2 baris pula, yaitu baris
ketiga dan baris keempat. Pangesti (2014:7) mengemukakan pantun merupakan
salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa
Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang
berarti “Petuntun”.
Menurut Rizal (2010:12) pantun merupakan puisi asli anak negeri
Indonesia dan bangsa-bangsa serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya
bangsa. Pantun (puisi lama) adalah benar-benar berasal dari kesusastraan anak
negeri sendiri. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dan di Tanah Rumpun
Melayu terdapat hasil kesusastraan berbentuk puisi yang mempunyai struktur dan
persyaratan seperti pantun. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang paling mudah
dimengerti dan mudah ditangkap maksud dan artinya. Membaca dan mencerna
pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain (puisi bebas).
Pendapat yang lebih kompleks menurut Gani (2010:74) bahwa pantun
adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih
atau bersilang yaitu a-b-a-b dan tiap baris terdiri atas empat sampai enam kata,
jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, dua baris
25
pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi pantun.
Menurut Kamus Dewan (dalam Media 2011: 10) pantun adalah sejenis puisi yang
terdiri dari empat baris yang mempunyai pembayang dan maksud.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bawa pantun
adalah karya sastra yang termasuk salah satu jenis puisi lama yang asli dari
Indonesia yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih atau
bersilang yaitu a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga
dan keempat isi, jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua
belas.
2.2.1.2 Ciri-ciri Pantun
Pantun terdiri atas empat larik, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Semua
bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua
baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud lain selain mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut (Sadikin
2010: 15).
Rizal (2010:14) ciri-ciri pantun adalah bentuk puisi yang mempunyai ciri
a) setiap baris terdiri atas 8-10 suku kata; b) terdiri atas 4 baris; c) setiap bait
paling banyak terdiri atas 4 kata; d) baris pertama dan kedua dinamakan sampiran;
e) baris ketiga dan keempat dinamakan isi; f) mementingkan rima akhir dan rumus
rima itu disebut dengan ab-ab, maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan
bunyi akhir baris ketiga, baris kedua sama dengan baris keempat. Menurut
26
Suprapto (2009:6) pantun mempunyai ciri a) tiap satu bait terdiri atas empat baris;
b) bait berima akhir silang a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan
bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir
baris keempat; c) tiap baris terdiri atas 3-5 kata atau 8-12 suku kata; c) baris
pertama dan kedua merupakan sampiran; d) baris ketiga dan keempat merupakan
isi pantun.
Menurut Nursisto (2000:11) syarat-syarat pantun sebagai berikut a) tiap
bait terdiri atas empat baris; b) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata; c)
sajaknya berumus abab; d) kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan
isinya terdapat pada kedua baris terakhir. Senada dengan pendapat Nursisto, Natia
(2008:72) mengemukakan ada 4 syarat atau ciri-ciri pantun yaitu a) setiap bait
terdiri atas empat baris; b) setiap baris terdiri atas empat patah kata atau delapan
sampai dua belas suku kata; c) baris pertama dan kedua merupakan sampiran,
baris ketiga dan keempat sebagai isi; d) bersajak a-b-a-b.
Senada dengan pendapat di atas menurut Pangesti (2014:7-8) lazimnya
pantun terdiri atas empat larik, setiap baris terdiri 8-12 suku kata, bersajak akhir
dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Semua bentuk pantun
terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama,
kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat
pendukungnya), dan biasanya hubungan dengan bagian yang kedua yang
menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir
merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Lazimnya pantun
27
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan
pola a-b-a-b. Terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi (Agni 2009:6).
Natia (2008:76) mengemukakan mengenai hubungan antara sampiran dan
isi pantun ada dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa antara kedua bagian
pantun itu ada hubungannya. Golongan ini diwakili oleh : Prof. Pijnappel, Prof.
Husein Djajadiningrat, Amir Hamzah. Golongan lain mengatakan tak ada
hubungan. Sampiran pantun hanya merupakan sangkutan irama dan bunyi bagi isi
pantun. Golongan kedua ini diwakili oleh : Prof. Ch. A. van Ophuysen, Abdullah
bin Abdulkadir Munsyi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Sadikin
2010:16) fungsi sampiran terutama untuk menyiapkan rima dan irama untuk
mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena
pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak
membayangkan isi.
Hooykaass (dalam Fenny: 2009) mengatakan bahwa pantun yang baik,
terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun
kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan
bunyi. Pendapat Hooykaass sejalan dengan pendapat Tenas Effendy (dalam
Fenny: 2009) yang mengatakan pantun yang baik dengan sebutan pantun
sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak
penuh karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam.
Sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak
boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama
dan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.
28
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri pantun adalah terdiri atas empat baris, terdiri atas 4-6 kata, bersajak dengan
pola a-b-a-b artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris
ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, tiap
baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, baris pertama dan
kedua merupakan sampiran untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun, dan baris ketiga dan keempat sebagai isi.
2.2.1.3 Jenis-jenis Pantun
Jenis-jenis pantun menurut Natia (2008:72-76) berdasarkan isinya, pantun
dibagi atas a) pantun kanak-kanak (pantun bersuka cita dan pantun berduka cita);
b) pantun muda (pantun nasib, pantun perkenalan, pantun percintaan, pantun
perpisahan, pantun beriba hati); c) pantun orang tua (pantun nasihat, pantun
agama, pantun adat); d) pantun teka-teki; e) pantun jenaka. Menurut bentuknya
pantun dapat dibedakan atas a) pantun biasa; b) pantun berkait, terdiri dari
beberapa bait pantun yang bersambung-sambung; c) pantun kilat (karmina),
pantun ini terdiri dari dua baris yaitu baris pertama merupakan sampirannya dan
baris kedua merupakan isinya; d) talibun, puisi lama seperti pantun, tetapi
jumlah barisnya lebih dari empat dan selalu genap.
Menurut Pratama (2008: ix-x) pantun dibedakan menjadi dua yaitu
berdasarkan isinya dan bentuknya. Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas a)
pantun kanak-kanak; b) pantun remaja; c) pantun orang tua; d) pantun teka-teki;
e) pantun jenaka. Menurut bentuknya pantun dapat dibedakan atas a) pantun
29
biasa; b) pantun berkait; c) pantun kilat. Senada dengan pendapat Natia dan
Pratama menurut Pangesti (2014:8-9) jenis-jenis pantun dapat dikelompokkan
berdasarkan isinya. Jenis-jenis pantun tersebut antara lain sebagai berikut a)
pantun anak-anak, terdiri atas pantun bersuka cita dan pantun berduka cita; b)
pantun orang muda, yang terdiri atas pantun berkenalan, pantun berkasih-
kasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati, pantun nasib/ dagang; c) pantun
orang tua, terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, pantun agama; d) pantun
jenaka; e) pantun teka-teki.
Jenis-jenis pantun menurut Sadikin (2010: 17-22) dibedakan menjadi a)
pantun adat; b) pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun
kepahlawanan; f) pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun
peribahasa; j) pantun perpisahan; k) pantun teka-teki. Senada dengan Sadikin,
menurut Mihardja (2012:13-18) jenis-jenis pantun terdiri atasa) pantun adat; b)
pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun kepahlawanan; f)
pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun peribahasa; j)
pantun perpisahan; k) pantun teka-teki.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis pantun berdasarkan isinya terdiri atas pantun anak, pantun orang tua,
pantun orang muda, pantun jenaka dan pantun teka-teki sedangkan pantun
berdasarkan bentuknya terdiri atas pantun biasa, pantun berkait, pantun kilat dan
talibun.
30
2.2.2 Hakikat Menulis Pantun
Hakikat menulis dalam penelitian ini mencakup pengertian menulis dan
menulis pantun.
2.2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau
menghibur (Dalman 2014:3). Menurut Marwoto (dalam Dalman 2014:4) bahwa
menulis merupakan mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan
secara leluasa. Menurut Wardoyo (2013:1-2) menulis merupakan sebuah kegiatan
menemukan ide, mengorganisasikan juga mengkomunikasikan ide tersebut
sehingga bisa dinikmati oleh orang lain. Komunikasi ide itu bukan secara lisan,
tetapi dengan rangkaian kata-kata sehingga membentuk sebuah tulisan.
Menurut Wiyanto (2004:1-2), kata menulis mempunyai dua arti. Pertama,
menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang
dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang diubah itu, bunyi bahasa yaitu bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini
dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.
Wagiran (2005:2) mengemukakan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.
Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui
31
proses belajar dan berlatih. Menurut Dalman (2014:5) menulis merupakan proses
penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan
menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada
satu pemecahan masalah saja.
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan
untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan
dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak
langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar
bisa dipahami oleh pembaca dan seorang penulis harus memperhatikan
kemampuan dan kebutuhan pembacanya (Rosidi 2009: 2-3).
Kartono (2009:17) mengemukakan bahwa menulis yang lebih luas yaitu
sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar mengguratkan kalimat-
kalimat, tetapi lebih dari itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan
menyampaikannya kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak
memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga keberadaan ide
atau gagasan tersebut akan abadi. Lain kata, proses menulis adalah satu upaya
untuk mewariskan dan meneruskan ide atau gagasan kepada generasi selanjutnya
agar ide tersebut terpelihara dan tetap “hidup”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis dari para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berkomunikasi secara
32
tidak langsung yang mengandung segala imajinasi, gagasan, pikiran, pandangan
hidup, pengalaman untuk mencapai maksud tertentu dengan menggunakan bahasa
tulis sehingga dapat dipahami sepenuhnya oleh pembaca.
2.2.2.2 Menulis Pantun
Menulis pantun adalah serangkaian kegiatan untuk menyampaikan
pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki dalam bentuk tulisan ditandai oleh
adanya sampiran dan bagian isi. Menulis pantun merupakan kegiatan yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung melalui proses latihan
untuk menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis
dengan menggunakan bahasa sebagai medianya yang terdiri atas sampiran dan isi
dengan menggunakan pedoman syarat-syarat pantun yang telah ditentukan.
Menulis pantun sebagai sarana komunikasi yaitu suatu proses pengiriman
dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila seseorang
ingin berkenlana, menyampaikan nasihat, dan berhubungan satu sama lain dengan
bahasa yang lebih singkat tanpa kalimat yang terlalu panjang. Menulis pantun
menjadi sarana yang efektif dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, dapat
digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyelipkan nasihat atau bahkan untuk
melakukan kritik sosial, tanpa mencederai perasaan siapa pun. Menulis pantun
tidak terikat oleh batas usia, status sosial, agama dan suku bangsa maka menulis
pantun dapat dinikmati semua orang dalam situasi apapun dan untuk berbagai
keperluan. Menulis pantun sebagai alat pemelihara bahasa, sebagai penjaga fungsi
kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta dapat menolong kita berpikir
33
secara kritis dan memperdalam daya tanggap kita, mengasah kepedulian siswa
terhadap masalah sosial dalam kehidupan.
Kemahiran menulis pantun sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan
kata-kata yang berkesinambungan antara sampiran dan isi pantun. Sampiran dan
isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak boleh membuat
sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama dan baris ketiga
dan baris kedua dengan baris keempat. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga
harus sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun
tidak sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar.
Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan
melalui praktik menulis dan membaca.
Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang
indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis
pantun. Menulis pantun bagi orang yang belum terbiasa akan mengalami berbagai
kesulitan. Hal ini karena untuk dapat menulis pantun membutuhkan banyak
ketentuan yang harus diperhatikan sehingga perlu adanya cara atau teknik agar
pembelajaran menulis pantun dapat dilakukan dengan mudah.
Menurut Wiyanto (2005:12-14), cara menulis pantun supaya mudah yaitu
dengan langkah atau cara membuat isi terlebih dahulu baru membuat sampiran. Isi
pantun dirakit menjadi dua kalimat yang akan diletakkan dalam baris ketiga dan
keempat, setelah isi dirumuskan barulah mencari sampiran yang cocok. Dengan
cara seperti itu dapat membuat pantun dengan mudah dan cepat. Sedangkan
menurut Wahyuni (2014:145-150), langkah-langkah menulis pantun adalah
34
sebagai berikut a) menentukan tema; b) memilih jenis pantun; c) menulis kalimat
isi; d) menulis kalimat sampiran; e) menggabungkan kalimat sampiran dan
kalimat isi.
2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction)
Hakikat model pembelajaran dalam penelitian ini mencakup pengertian
model pembelajaran, model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) komponen-komponen model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction).
2.2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Rusman (2014:133) bahwa model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Senada dengan pendapat di
atas menurut Sutikno (2014:58) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto 2007:5), model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
35
Joyce (dalam Rusman 2014: 133) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Senada dengan pendapat di atas menurut Dahlan (dalam Sutikno 2014:57) bahwa
model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya.
Senada dengan pendapat Joyce dan Dahlan, menurut Suprijono (2012:45-
46) model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas, atau pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, mengatur materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar untuk mencapai tujuan tertentu
serta memungkinkan siswa untuk berinteraksi sehingga akan berkembang.
2.2.3.2 Komponen Model Pembelajaran
Menurut Joyce dan Weil (dalam Winataputra 2005:8-10), setiap model
pembelajaran memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
36
1) Sintakmatik
Sintakmatik adalah tahap-tahap kegiatan dari model itu.
2) Sistem sosial
Sistem sosial adalah situasi atau suasana, dan norma yang berlaku dalam
model tersebut.
3) Prinsip reaksi
Prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana
seharusnya guru melihat dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana
seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka. Prinsip ini memberi
petunjuk bagaimana seharusnya para pengajar menggunakan aturan permainan
yang berlaku pada setiap model.
4) Sistem pendukung
Sistem pendukung adalah segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan
untuk melaksanakan model tersebut.
5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan
cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan, sedangkan dampak
pengiring ialah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses
pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung
oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari guru.
2.2.3.3 Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction)
Rahman (2014:54) mengemukakan bahwa model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan sebuah
37
model pembelajaran yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu assurance
(percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment
(penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan). Model pembelajaran ini
merupakan alternatif bagi guru untuk melaksanakan sebuah kegiatan
pembelajaran yang baik karena dirancang atas dasar teori-teori belajar.
Menurut Keller’s (dalam Rahman 2014:95) model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah perkembangan
atau modifikasi dari model pembelajaran yang sebelumnya ada yaitu ARCS
(Attention, Relevance, Confidance, Satisfaction). Senada dengan pendapat di atas
menurut Keller dan Kopp (dalam Ahmadi 2011:69) model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan modifikasi
dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, Satisfaction). Model ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) ini mempunyai
kelebihan antara lain siswa sama-sama aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
siswa tertantang untuk lebih memperbaiki diri (nilai), siswa termotivasi untuk
berkompetisi yang sehat antar siswa, membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran dan membangkitkan rasa percaya diri pada siswa bahwa mereka mampu.
Bohlin (dalam Rahman 2014:185) mengemukakan bahwa model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman
nyata para instruktur. Berbeda dengan pendapat di atas menurut Ahmadi (dalam
Rahman 2014:185) model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) memungkinkan untuk menggunakan berbagai macam
38
strategi, metode dan atau media pembelajaran. Misalnya menggunakan metode
TGT (Teams Games Tournament), Talking Stick, Tanya Jawab, Numbered Heads
Together dan lain-lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS yang terdiri atas lima
komponen utama, yaitu asurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest
(minat/perhatian), assessment penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan)
yang dikembangkan atas dasar teori-teori belajar.
2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) terdiri atas lima komponen.
Komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang diperlukan dalam sebuah
pembelajaran yang baik menurut Morris (dalam Rahman 2014: 55-58) secara
lebih lanjut, komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Assurance (percaya diri)
Dalam masalah ini, percaya diri yang dimaksud adalah percaya diri pada
siswa. Hal ini berkaitan dengan sikap percaya diri atau yakin akan berhasil atau
berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller dalam Rahman 2014:56).
Menurut Petri (dalam Rahman 2014:56) sikap percaya, yakin atau harapan akan
berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan.
39
Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang
dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus ( Prayitno
dalam Rahman 2014:56). Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56) bahwa
sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa minat/perhatian. Dengan demikian betapa
pentingnya bagi guru untuk menanamkan sikap percaya diri ini pada siswa guna
mendorong dan memotivasi diri mereka untuk berhasil dan berprestasi secara
optimal sehingga mampu bersaing dengan teman-temannya dalam pembelajaran.
2) Relevance (relevansi)
Relevance atau relevansi ini berarti dalam pelaksanaan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction), harus berkaitan
dengan pengalaman siswa atau sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Siswa akan
merasa terdorong dan antusias untuk mempelajari sesuatu yang ada relevansinya
dengan kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas, misalnya siswa saling
membantu antara teman dalam mengerjakan tugas, siswa rajin belajar, dan siswa
bermain tanpa membedakan teman. Sesuatu yang memiliki arah, tujuan dan
sasaran yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan
miliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Dengan tujuan yang jelas mereka
akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan miliki dan pengalaman apa
yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan
yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll dalam Rahman
2014:56).
40
3) Interest (minat/perhatian)
Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) adalah interest, yaitu aspek yang berhubungan
dengan minat atau perhatian siswa. Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56),
sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat dan perhatian. Keller (dalam
Rahman 2014:56) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat dan
perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan
segala cara untuk menarik perhatian dan minat siswa. Herndon (dalam Rahman
2014:57) menunjukkan bahwa adanya minat atau perhatian siswa terhadap tugas
yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali
mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat atau perhatian mereka.
Minat atau perhatian merupakan aspek penting dari sebuah pembelajaran yang
berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa.
4) Assessment (penilaian/evaluasi)
Assessment merupakan suatu bentuk evaluasi selama proses berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Evaluasi merupakan suatu bagian
pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid
(Lefrancois dalam Rahman 2014:57). Menurut Hopkins dan Antes (dalam Rahman
2014:57) bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan
motivasi berprestasi.
41
Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi, siswa juga bisa mengevaluasi diri
mereka sendiri (self evaluation) atau dengan bantuan temannya untuk
mengevaluasi diri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik dari
sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi terhadap diri sendiri
merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu
siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto dalam Rahman 2014:58). Agar
evaluasi, yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang
diharapkan, maka evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang tepat.
Arikunto (dalam Rahman 2014:58) mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum
dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat
tiga komponen, yaitu antara tujuan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
5) Satisfaction (penguatan)
Komponen kelima model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) adalah satisfaction yaitu yang berhubungan
dengan rasa bangga atau puas atas hasil yang dicapai. Di dalam model
pembelajaran ini, aspek kepuasan siswa sangat diperhatikan guna memotivasi
siswa untuk terus berprestasi dan berhasil sehingga akan berakibat pula dalam
hasil belajar mereka. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement
(penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu
merasa bangga atau puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggan
itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya
(Gagne dan Driscoll dalam Rahman 2014:58).
42
Komponen
ARIAS
TAHAPAN
POSISI
Assurance
(percaya diri)
1. Menanamkan percaya diri dan motivasi
siswa dengan memperlihatkan video
atau gambar seseorang yang telah
berhasil.
2. Mengingatkan konsep yang telah
dipelajari yang merupakan materi
prasyarat atau apersepsi.
Pendahuluan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai agar siswa
memahami arah pembelajaran.
Menurut Hilgard (dalam Rahman 2014:58), reinforcement atau penguatan
yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan
perlu dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas
dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebangaan intrinsik di
mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai
atau mendapat sesuatu.
Menurut Joyce dan Weil (dalam Winataputra 2005:8-10), unsur-unsur
model sebagai berikut :
1) Sintakmatik Model Pembelajaran ARIAS
Menurut Ahmadi (2011:71-77) secara umum sintaks model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction)
43
Relevance
(relevansi)
2. Guru menjelaskan manfaat materi yang
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Interest
(minat/perhatian)
1. Guru menarik dan memelihara minat
atau perhatian siswa dengan
menggunakan media.
2. Guru menjelaskan tentang konsep atau
materi pembelajaran.
3. Guru memberikan tugas kepada siswa
dan memberikan bimbingan belajar.
Kegiatan inti
Assessment
(penilaian)
1. Guru mengecek kegiatan pembelajaran.
2. Siswa mempresentasikan hasil tugasnya
dengan memberikan penjelasan dari
hasil kerjanya (self assessment) dan
tanggapan dari siswa lain terhadap hasil
kerjanya (assessment terhadap teman)
3. Guru memberikan umpan balik
terhadap jawaban siswa
Satisfaction
(penguatan)
1. Guru menuntun siswa merangkum
ataupun menarik kesimpulan terhadap
materi yang sudah diberikan.
2. Guru memberikan penguatan atau
penghargaan kepada siswa.
Penutup
2) Sistem Sosial
Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) ini bercirikan
lingkungan belajar yang sistematis, bermakna dan sederhana sehingga siswa
merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa aktif berinteraksi dengan
44
kelompok dan seluruh peserta belajar dalam kelas, interaksi ini berlangsung secara
berkesinambungan sehingga guru tidak mendominasi pembelajaran, ini akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan
penalarannya dan siswa lebih dihargai mengemukakan ide-ide yang ada didalam
pikirannya.
3) Prinsip Reaksi
Guru dalam kelas yang menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) lebih berperan menjadi mediator
yang hanya memberi stimulus terhadap siswa. Suasana kelas ditentukan oleh guru
sebagai perancang kondisi. Guru memotivasi dan membantu siswa meningkatkan
rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Guru
menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya guru menarik dan memelihara minat/perhatian. Setelah membimbing
pembelajaran guru memberikan penguatan dan siswa diberi kesempatan untuk
mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi temannya.
4) Sistem Pendukung
Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah
pengajar yang memiliki kepribadian yang hangat, memotivasi siswa, terampil
dalam mengelola hubungan interpersonal dan memimpin diskusi kelompok.
Sarana lain yang juga penting berupa materi pembelajaran materi pantun. Bahan
yang dibutuhkan antara lain buku paket siswa, medianya berupa kartu pantun,
LCD dan laptop.
45
5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) mempunyai pengaruh penting terhadap siswa. Model ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mempunyai dampak
instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yaitu perolehan dan
penguasaan materi baru. Dampak pengiringnya adalah siswa mempunyai rasa
percaya diri dalam mengemukakan pendapat yang dimiliki, tumbuhnya minat dan
perhatian siswa terhadap pembelajaran manulis pantun serta motivasi siswa untuk
belajar semakin besar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) menurut Ahmadi (2011:68-71) mempunyai kelebihan dan
kekurangan, yaitu:
Kelebihan Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) :
1) Siswa sama-sama aktif dalam kegiatan belajar mengajar
2) Menanamkan siswa gambaran positif terhadap diri sendiri
3) Menanamkan rasa percaya diri pada siswa
4) Mengadakan kegiatan yang relevan dengan kehidupan siswa
5) Menarik dan memelihara minat/perhatian siswa
46
6) Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam belajar
7) menumbuhkan rasa bangga pada siswa
Kekurangan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) :
1) Jika siswa tidak tergugah untuk aktif maka proses penyampaian materi
kurang dipahami
2) Sulit dilakukan evaluasi secara kualitatif karena metode ini lebih
menekankan kepada psikologis siswa yang pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar
3) Untuk memberikan hasil yang optimal diperlukan kemampuan komunikasi
pengajar yang baik dan memiliki kemampuan persuasif yang tinggi
sehingga bisa menumbuhkan semangat siswa.
2.2.4 Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun
Hakikat media pembelajaran dalam penelitian ini mencakup pengertian
media pembelajaran dan media kartu pantun.
2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pembelajaran di sekolah pada khususnya
(Arsyad 2011: 2-3). Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2011: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
47
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut EACT (Association of
Education and Communication Technology) (dalam Arsyad 2011: 3) memberi
batasan tentang media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
Pernyataan tersebut relevan dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2009:7)
yang mengatakan bahwa melalui pengggunaan media pengajaran diharapkan
dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Artinya melalui penggunaan
media pembelajaran dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami
dan menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Media merupakan alat
penunjang bagi proses pembelajaran, karena dalam menggunakan media,
suatu pesan yang akan disampaikan dapat lebih diperjelas.
Menurut Criticos (dalam Daryanto 2013:4-5) bahwa media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan. Senada dengan pendapat tersebut menurut
Sufanti (2010:62) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menjadi perantara pesan dalam proses belajar mengajar dari sumber
informasi kepada penerima informasi sehingga terjadi proses belajar yang
kondusif.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan pembelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar (Rahman 2014:174). Menurut
48
Briggs (dalam Rahman 2014:174) media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan yang dapat merangsang atau
mempengaruhi minat siswa untuk belajar atau menuangkan gagasan atau ide
yang dimiliki.
2.2.5.2 Media Kartu Pantun
Dalam KBBI (2005:510) dipaparkan bahwa kartu adalah kertas tebal,
berbentuk persegi panjang (untuk keperluan, hampir sama dengan karcis).
Menurut Wojowasito (1972:126) kartu adalah kertas tebal yang berbentuk
persegi empat. Media kartu pantun adalah media yang terbuat dari kertas.
Media ini dapat dibuat dari kertas bekas, misalnya dari kardus, dari bekas stop
map ataupun kertas yang lainnya. Media kartu pantun sangat mudah dibuat,
siapa saja dapat membuatnya. Media ini sangat murah karena terbuat dari
kertas, semua kertas bisa digunakan. Media kartu pantun dapat dibuat dengan
berbagai bentuk. Bisa sederhana misalnya dengan menggunakan kertas bekas.
Bisa juga menggunakan kertas model yang bagus misalnya menggunakan
kertas foto, diatur dengan komputer ataupun dicetak secara khusus. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan media kartu pantun yang terbuat dari
49
kertas buffalo dengan berbagai warna sehingga kartu pantun yang satu dengan
lainnya berbeda warna dengan ukuran 10 cm X 15 cm.
Media kartu pantun sebagai suatu kartu yang terbuat dari kertas buffalo
dan di dalamnya terdapat sebuah gambar atau foto yang berkaitan dengan
tema pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang ada di dalam
kartu pantun tersebut, yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun secara kreatif. Media kartu
pantun ini bertujuan untuk melatih kemampuan menulis pantun siswa agar
mempermudah untuk mencari ide atau gagasan dalam menulis pantun sesuai
dengan tema pantun yang terdapat pada media kartu pantun tersebut.
Media kartu pantun yang digunakan untuk tugas kelompok dan tugas
individu berbeda, untuk tugas kelompok di dalam media kartu pantun terdapat
pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, terdapat gambar dan tema
pantun sedangkan media kartu pantun untuk tugas individu hanya terdapat
gambar dan tema pantun saja tidak terdapat pantun yang belum lengkap atau
pantun rumpangnya. Adanya pantun yang belum lengkap atau pantun
rumpang pada tugas kelompok karena pantun itu untuk mengetahui bahwa
siswa sudah memahami syarat-syarat pantun atau belum dan untuk
memancing siswa untuk mempermudah menulis pantun sesuai dengan tema
pantun. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menulis pantun sesuai
dengan syarat-syarat pantun. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti untuk
menulis pantun supaya tidak keluar dari tema yang terdapat pada kartu pantun
tersebut.
50
Ahshshhshsh
hsbabbsjajakujkk
Media kartu pantun ada dua macam yaitu media kartu pantun yang
digunakan untuk proses pembelajaran kelompok dan proses pembelajaran
individu dalam keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction). Contoh media pantun yang digunakan untuk menulis pantun
adalah sebagai berikut.
Kartu Pantun
Kasuari terbang di atas ......
Matanya indah bagai permata
Negeri cantik rupa menawan
Indonesia raya tanah ........
Cinta Tanah Air
Gambar 2.1 Kartu Pantun Kelompok
51
Ahshshhshsh
hsbabbsjajakujkk
b
Kartu Pantun
Pendidikan
Gambar 2.2 Kartu Pantun Individu
Penggunaan media kartu pantun dalam pembelajaran menulis pantun a)
guru terlebih dahulu mengenalkan media kartu pantun kepada siswa; b) guru
menunjukkan kartu pantun yang akan digunakan oleh siswa; c) guru
membagikan kartu pantun pada setiap kelompok yang sudah terbentuk
sebelumnya maupun pada setiap individu; d) guru memberikan instruksi dan
arahan kepada siswa untuk mengisi pantun rumpang dikartu pantun sesuai
dengan gambar yang ada didalam kartu pantun tersebut; e) siswa menulis
pantun sesuai dengan tema atau gambar yang terdapat pada kartu pantun
dengan ide-ide yang kreatif berdasarkan diskusi kelompok maupun individu.
52
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) Media Kartu Pantun dalam
Pembelajaran Menulis Pantun
Menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun merupakan salah satu
standar kompetensi yang harus ditempuh oleh siswa dalam pembelajaran
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Siswa sebagai objek
penelitian dituntut untuk mampu menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat
pantun. Untuk memperoleh keterampilan menulis pantun diperlukan suatu
cara atau strategi yang tepat secara bertahap sehingga dapat menulis pantun
dengan mudah, baik dan benar. Untuk mempermudah siswa dalam
pembelajaran menulis pantun maka menggunakan model pelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Agar tujuan dan hasil pembelajaran menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun sesuai dengan yang diharapkan, maka
perlu diketahui langkah-langkah penerapannya yang dapat dilihat dalam
kegiatan berikut ini.
Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun dalam
Pembelajaran Menulis Pantun
Tahap Guru Siswa
Assurance
(percaya diri)
1. Guru menanamkan rasa percaya diri siswa dengan video yang
berjudul “Jangan Pernah
Menyerah”.
1. Siswa melihat dan mendengarkan video
“Jangan Pernah
Manyerah” agar
termotivasi untuk
53
2. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mendiskusikan isi video “Jangan
Pernah Menyerah”.
3. Guru menuntun siswa untuk
menarik simpulan isi video
“Jangan Pernah Menyerah”
berusaha dengan maksimal.
2. Siswa berdiskusi
untuk menentukan isi
video “Jangan Pernah
Menyerah”
3. Siswa menyimpulkan
isi video ”Jangan
Pernah Menyerah”
Relevance
(relevansi)
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis pantun
yang hendak dicapai.
4. Siswa memahami tujuan mempelajari
menulis pantun yang
disampaikan oleh
guru.
5. Guru menjelaskan manfaat mempelajari menulis pantun
bagi kehidupan siswa untuk
masa sekarang maupun masa
mendatang.
5. Siswa menyimak dan memahami manfaat
dari belajar menulis
pantun bagi
kehidupan masa
sekarang maupun
masa mendatang.
Interest
(minat/perhatian)
6. Guru mengingatkan tentang materi menulis pantun yang
sudah pernah dipelajari.
6. Siswa mengulang materi menulis
pantun yang sudah
pernah dipelajari.
7. Guru memberikan contoh- contoh pantun sesuai dengan
kehidupan siswa masa sekarang
maupun masa mendatang untuk
memperjelas pembelajaran yang
akan dipelajari.
7. Siswa memperhatikan dan memahami
contoh-contoh pantun
yang telah diberikan
oleh guru.
8. Guru menjelaskan cara menulis pantun dengan menggunakan
media kartu pantun untuk
menarik minat/perhatian siswa
dan mempermudah siswa dalam
menulis pantun.
8. Siswa memperhatikan dan memahami cara
menulis pantun
dengan media kartu
pantun.
54
9. Guru memberikan tugas kepada
siswa secara berkelompok untuk
menulis pantun menggunakan
media kartu pantun.
9. Siswa berkelompok sesuai dengan
pembagian yang telah
ditentukan, masing-
masing kelompok
beranggotakan 4
siswa.
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis
pantun secara berkelompok.
10. Siswa mengerjakan tugas secara
berkelompok, mengisi
pantun rumpang dan
menulis pantun secara
kreatif berdasarkan
gambar yang terdapat
pada kartu pantun
tersebut.
11. Guru memberikan bimbingan belajar kepada setiap kelompok
yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas.
11. Siswa tanya jawab dengan guru apabila
mengalamai kesulitan
dalam mengerjakan
tugas.
Assessment
(evaluasi)
12. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk menanggapi
hasil diskusi kelompok lain.
12. Siswa menanggapi atau memberi
penilaian terhadap
hasil diskusi
kelompok lain.
13. Guru mengadakan penilaian terhadap hasil diskusi siswa.
13. Perwakilan kelompok membaca dan
menuliskan hasil
diskusinya.
Satisfaction
(penguatan)
14. Guru menuntun siswa untuk menarik simpulan dari
pembelajaran menulis pantun.
14. Siswa menarik simpulan
pembelajaran menulis
pantun dan
merangkum materi
tersebut.
15. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa
atau kelompok yang telah
berhasil mendapatkan nilai yang
memuaskan.
55
2.3 Kerangka Berpikir
Menulis pantun merupakan kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung
melalui proses latihan untuk menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau
informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya yang
terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman syarat-syarat
pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat
pantun merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada siswa SMP kelas VII. Rendahnya
kemampuan dan minat menulis pantun karena siswa kurang memahami materi
syarat-syarat pantun dan belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam
menulis pantun.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kemampuan menulis pantun
siswa dapat meningkat adalah dengan menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk
menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa dalam menulis pantun.
Dengan rasa yakin atau percaya diri maka akan mempermudah siswa
menemukan ide atau gagasan untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-
syarat pantun. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment,Satisfaction) diharapkan dapat memacu siswa untuk menulis
pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun dengan baik dan menarik.
Selain menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) untuk mengatasi rendahnya menulis pantun
juga menggunakan media kartu pantun. Media kartu pantun merupakan media
56
yang digunakan sebagai alat untuk menunjang proses pembelajaran menulis
pantun sehingga siswa dapat dengan mudah untuk menuangkan ide atau
gagasan dalam menulis pantun. Media kartu pantun berisi pantun yang belum
lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh siswa kemudian
siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan tema pantun yang terdapat
pada kartu pantun tersebut.
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa
jika dibandingkan dengan pembelajaran menulis pantun dengan metode
ceramah atau hanya teori saja sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap ke arah yang positif pada proses
pembelajaran menulis pantun.
Berdasarkan gambaran pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran
menggunakan media pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis pantun. Siswa yang semula mengalami
kesulitan dalam menulis pantun akan menjadi mudah serta terampil dalam
menulis pantun, sehingga semua indikator dapat tercapai. Kendala-kendala
yang dihadapi siswa dalam menulis pantun dapat diatasi melalui model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun dan hasil yang dicapai lebih
maksimal.
57
Dibawah ini adalah kerangka berpikir keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun :
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran keterampilan menulis pantun kelas
VII F SMP N 24 Semarang
Keterampilan guru :
a) Pembelajaran masih berpusat
pada guru
b) Belum dapat merancang
pembelajaran yang menarik
perhatian siswa masih berkurang
Aktivitas siswa :
a) Siswa kurang memahami materi
pantun
b) Siswa kurang aktif dan tidak percaya
diri dalam menulis pantun
c) Siswa belum dapat menuangkan ide
Hasil belajar siswa rendah
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model ARIAS dengan media kartu
Implementasi model ARIAS dengan media kartu pantun :
a) Assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya diri, yakin
akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil.
b) Relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman
sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan
karir sekarang atau yang akan datang.
c) Interest, yaitu yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa dengan
menggunakan kartu pantun.
d) Assessment, yaitu yang berhubungan dengan penilain terhadap siswa. Penilaian
merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan
keuntungan bagi guru dan murid.
e) Satisfaction, yaitu penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada
siswa.
58
a) Pembelajaran berpusat pada
siswa
b) Siswa temotivasi dalam
belajar
c) Siswa menulis pantun
dengan mudah
Hasil belajar meningkat
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat meningkatkan keterampilan
menulis pantun dan akan mengubah perilaku siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan
sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan
belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan
(Subyantoro 2009:10).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian
berdaur yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Keempat aspek pokok tersebut pengkajiannya dilakukan
secara bertahap, dan sistematis yang diterapkan dalam dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Hubungan antara siklus I dan siklus II dapat diterangkan dalam
gambar berikut.
60
P RP
R Siklus I T R Siklus II T
O O
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan :
P : Perencanaan R : Refleksi
T : Tindakan RP : Revisi Perencanaan
O : Observasi
3.1.1Tahap Penelitian Siklus
Siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi adalah awal kegiatan penelitian untuk mengetahui kondisi awal siswa
mengenai kemampuan siswa dalam menulis pantun.
61
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap awal dalam siklus I adalah perencanaan. Perencanaan ini dilakukan
sebagai upaya untuk memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada
refleksi awal, yaitu peneliti melakukan pengamatan analisis data prasiklus.
Prasiklus merupakan kondisi penguasaan siswa terhadap kemampuan menulis
pantun sebelum dilaksanakan tindakan. Nilai prasiklus diperoleh peneliti melalui
pretes sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan disertai tindakan. Pengambilan
nilai prasiklus bertujuan untuk mengetahui penguasaan awal siswa terhadap
kemampuan menulis pantun.
Data prasiklus penelitian ini terdiri atas dua yaitu data tes dan nontes. Data tes
bersumber dari nilai hasil pembelajaran siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang dalam menulis pantun, sedangkan data nontes bersumber dari hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan dengan siswa maupun guru pengampu
mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan hasil menulis pantun siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75%
siswa belum mencapai KKM, hanya 25% siswa yang sudah mencapai KKM dan
mampu menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut
diantaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat
menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan
62
model pembelajaran yang tidak bervariasi. Dengan demikian peneliti
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis pantun.
Dengan adanya perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan lebih
terarah dan sistematis. Tahap-tahap dalam kegiatan perencanaan diuraikan berikut
ini : (1) menyusun rencana pembelajaran siklus I; (2) mempersiapkan media kartu
pantun; (3) menyusun lembar pengamatan untuk melihat kondisi saat
pembelajaran berlangsung; (4) mempersiapkan jurnal siswa untuk di isi siswa
pada akhir pembelajaran; (5) mempersiapkan alat pengambil gambar untuk
mendokumentasikan proses kegiatan belajar mengajar; (6) berkolaborasi dengan
guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran; (7) menyusun dan
menyiapkan insrumen tes dan nontes.
3.1.1.2 Tindakan
Tahap kedua dari penelitian ini adalah tindakan. Tindakan adalah
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rencana pembelajaran
yang telah dipersiapkan. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada tahap ini
dilakukan tiga proses pembelajaran, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada
tahap ini akan dilakukan dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan
63
dilaksanakan selama 80 menit. Pertemuan pertama, pembelajaran akan dilakukan
dengan sistem berkelompok, pertemuan kedua dengan sistem individu.
Pertemuan pertama tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya
diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Jangan Pernah Menyerah”;
(2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video
“Jangan Pernah Menyerah”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video
“Jangan Pernah Menyerah”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5)
guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Pada tahap inti, pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi untuk
siswa, yaitu (1) guru mengingatkan kembali materi menulis pantun yang sudah
pernah dipelajari; (2) guru memberikan contoh-contoh pantun; (3) siswa
mengidentifikasi syarat-syarat pantun; (4) siswa mengidentifikasi jenis-jenis
pantun; (5) siswa bersama guru mendiskusikan syarat pantun dan jenis
pantun.
Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru menjelaskan
cara menulis pantun dengan media kartu pantun kepada siswa; (6) siswa
berkelompok sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan masing-masing
kelompok beranggotakan 4 siswa; (7) guru membagikan kartu pantun dan lembar
kerja kepada masing-masing kelompok; (8) siswa secara berkelompok mengisi
pantun rumpang kemudian didiskusikan bersama guru dan siswa lainnya; (9)
64
siswa secara berkelompok menulis pantun secara kreatif berdasarkan tema atau
gambar yang ada dalam kartu pantun tersebut sesuai syarat pantun.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (10) perwakilan kelompok
menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun yang telah
didiskusikan; (11) kelompok lain memberikan tanggapan; (12) guru memberikan
tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing kelompok.
Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum
materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3)
guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menyampaikan tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya
diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin”; (2) guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah
Empat Lilin”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah
Empat Lilin”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5) guru menjelaskan
manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang
maupun masa mendatang.
Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi
65
untuk siswa, yaitu (1) siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan
yang dialami pada latihan sebelumnya; (2) siswa dan guru membahas hasil
menulis pantun; (3) siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru membagikan
kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa; (6) siswa secara
individu menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang ada dalam kartu
pantun sesuai syarat-syarat pantun; (8) guru memberikan bimbingan belajar
kepada setiap siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (9) guru meminta perwakilan
siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun; (10)
siswa yang lain memberikan tanggapan; (11) guru memberikan tanggapan dan
penilaian terhadap masing-masing siswa.
Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum
materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3)
guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menjelaskan tindak lanjut kepada
siswa tentang pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (5) guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk diisi
66
mengenai tanggapan, kesan, dan saran terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
3.1.1.3 Observasi
Tahap yang ketiga yaitu pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
peneliti. Observasi atau pengamatan adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku
siswa selama penelitian berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa selama
pembelajaran. Aspek pengamatan dalam lembar observasi dan setiap perubahan
perilaku sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Kegiatan pengamatan yang
dilakukan peneliti berkaitan dengan sikap dan perilaku siswa dari mulai awal
kegiatan, proses sampai-akhir pembelajaran.
Dalam pengamatan atau observasi meliputi (1) keantusiasan siswa dalam
proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6)
67
keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7)
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian
dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.1.1.4 Refleksi
Tahap terakhir dari pelaksanaan siklus I adalah refleksi. Kegiatan refleksi
ini dilakukan dengan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan. Tahap refleksi ini dilakukan setelah pembelajaran siklus I
selesai. Setelah tindakan dilaksanakan, peneliti perlu melakukan refleksi terhadap
hasil tes, hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Refleksi dari
siklus I merupakan kegiatan mengkaji proses dan hasil pembelajaran dari tindakan
yang telah dilakukan sebagai dasar perbaikan pada siklus II.
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan nontes
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dan untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa selama proses
pembelajaran. Jika hasil tes siswa pada siklus I kurang memuaskan atau belum
mencapai target yang diinginkan, maka perlu diberikan tindakan pada siklus II.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II, dan
kelebihan yang ada akan tetap dipertahankan pada siklus II.
3.1.2 Tahap Penelitian Siklus II
Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Dalam siklus
II tahap perencanaan akan direvisi untuk mencapai hasil yang ingin dicapai, terdiri
atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
68
3.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Dalam
tahap ini dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan
disempurnakan. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah kegiatan-kegiatan yang tidak
terlaksana dan telah direncanakan pada siklus I. Kemudian dilanjutkan pada
tahapan tindakan yang berorientasi untuk mengatasi kekurangan yang terdapat
pada siklus I.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan adalah (1) membuat perbaikan
rencana pembelajaran menulis pantun dengan materi yang masih sama, namun
fokus pembelajarannya lebih ditekankan pada perbaikan masalah atau
meminimalkan kekurangan-kekurangan pada siklus I, (2) menyiapkan lembar
observasi, lembar jurnal, lembar wawancara, dan dokumentasi foto untuk
memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan instrumen tes dan istrumen
nontes siklus II, (4) menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, (5) peneliti berkoordinasi kembali mengenai kegiatan yang akan
dilakukan pada siklus II.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang
dilakukan adalah pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Pada tahap ini dilakukan tiga proses pembelajaran,
69
yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap ini akan dilakukan dua kali
pertemuan yang masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 80 menit.
Pertemuan pertama, pembelajaran akan dilakukan dengan sistem berkelompok,
pertemuan kedua dengan sistem individu.
Pertemuan pertama tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya
diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Belajar Dari Sebuah Pensil”;
(2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video
“Belajar Dari Sebuah Pensil”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi
video “Belajar Dari Sebuah Pensil”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
(5) guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi
untuk siswa, yaitu (1) guru mengingatkan kembali materi menulis pantun yang
sudah pernah dipelajari; (2) guru memberikan contoh-contoh pantun; (3) siswa
mengidentifikasi syarat-syarat pantun; (4) siswa mengidentifikasi jenis-jenis
pantun; (5) siswa bersama guru mendiskusikan syarat pantun dan jenis pantun.
Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru menjelaskan
cara menulis pantun dengan media kartu pantun kepada siswa; (6) siswa
berkelompok sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan masing-masing
kelompok beranggotakan 4 siswa; (7) guru membagikan kartu pantun dan lembar
kerja kepada masing-masing kelompok; (8) siswa secara berkelompok mengisi
70
pantun rumpang kemudian didiskusikan bersama guru dan siswa lainnya; (9)
siswa secara berkelompok menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang
ada dalam kartu pantun tersebut sesuai syarat pantun.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (10) perwakilan kelompok
menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun yang telah
didiskusikan; (11) kelompok lain memberikan tanggapan; (12) guru memberikan
tanggapan dan penilaian terhadap masing-masing kelompok.
Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum
materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3)
guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menyampaikan tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua tahap pendahuluan, (1) guru menanamkan rasa percaya
diri siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Cita-Cita Setinggi Tanah”;
(2) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video
“Cita-Cita Setinggi Tanah”; (3) menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video
“Cita-Cita Setinggi Tanah”; (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (5)
guru menjelaskan manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
71
Pada tahap inti,tahap ini pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi adalah tahap pembekalan materi
untuk siswa, yaitu (1) siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan
yang dialami pada latihan sebelumnya; (2) siswa dan guru membahas hasil
menulis pantun; (3) siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi merupakan inti dari pembelajaran, yaitu (5) guru membagikan
kartu pantun dan lembar kerja kepada masing-masing siswa; (6) siswa secara
individu menulis pantun secara kreatif berdasarkan gambar yang ada dalam kartu
pantun sesuai syarat-syarat pantun; (8) guru memberikan bimbingan belajar
kepada setiap siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun.
Tahap selanjutnya yaitu konfirmasi, yaitu (9) guru meminta perwakilan
siswa untuk menuliskan pantun di papan tulis dan membacakan pantun; (10)
siswa yang lain memberikan tanggapan; (11) guru memberikan tanggapan dan
penilaian terhadap masing-masing siswa.
Tahap terakhir yaitu penutup, (1) siswa menarik simpulan dan merangkum
materi menulis pantun; (2) guru membantu siswa merefleksi pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3)
guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan; (4) guru menjelaskan tindak lanjut kepada
siswa tentang pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
72
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (5) guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk diisi
mengenai tanggapan, kesan, dan saran terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
3.1.2.3 Observasi
Pada siklus II masih dilakukan pengamatan atau observasi untuk melihat
peningkatan keterampilan menulis pantun dan perubahan tingkah laku siswa
selama tindakan siklus II. Tahap pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I.
Dalam pengamatan atau observasi meliputi (1) keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6)
keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7)
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian
dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
73
3.1.2.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis
pantun dan perubahan perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Refleksi
dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan nontes. Hasil nontes yang didapatkan
dari tindakan pada siklus II berupa observasi, wawancara, dokumentasi foto, dan
jurnal juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama
dan setelah pembelajaran berlangsung.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis pantun
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang berjumlah 31 anak, terdiri atas 14 siswa dan 17 siswi. Peneliti memilih
kelas VII F karena kompetensi menulis pantun pada kelas ini masih rendah
dibandingkan dengan kelas yang lain. Siswa kurang memahami materi, siswa
kurang aktif, tidak percaya diri dalam menulis pantun dan siswa belum dapat
menuangkan ide gagasan dalam menulis pantun. Oleh karena itu, melalui
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun diharapkan siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang menjadi lebih
baik.
3.3 Varibel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah keterampilan menulis pantun dan
penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
74
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Pantun
Keterampilan menulis pantun adalah serangkaian kegiatan untuk
menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki dalam bentuk tulisan
ditandai oleh adanya sampiran dan bagian isi dengan syarat-syarat pantun yang
telah ditentukan. Menulis pantun kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung melalui proses latihan untuk menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, atau informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman
syarat-syarat pantun yang telah ditentukan.
Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun yang
indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam menulis
pantun. Hal ini karena untuk dapat menulis pantun membutuhkan banyak
ketentuan yang harus diperhatikan sehingga perlu adanya cara atau teknik agar
pembelajaran menulis pantun dapat dilakukan dengan mudah. Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam menulis pantun yaitu pilihan kata, isi pantun, jumlah
baris tiap bait, persajakan, jumlah suku kata tiap baris dan adanya sampiran dan
isi pantun. Pembelajaran menulis pantun berhasil apabila siswa mendapatkan nilai
dengan target kriteria ketuntasan minimal peserta didik (KKM) sebesar 75.
3.3.2 Varibel Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) merupakan modifikasi dari model ARCS yang terdiri dari lima
75
komponen utama, yaitu asurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest
(minat/perhatian), assessment (penilaian/evaluasi) dan satisfaction (penguatan).
Model pembelajaran ini merupakan alternatif bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang baik karena dirancang atas dasar teori-teori belajar.
Media kartu pantun suatu kartu yang terbuat dari kertas buffalo dengan
ukuran 10 cm X 15 cm, di dalamnya terdapat sebuah gambar/foto yang berkaitan
dengan tema pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang bertujuan
untuk memudahkan siswa dalam menulis pantun secara kreatif serta menulis
pantun sesuai dengan tema pantun yang terdapat di dalam kartu pantun. Media
kartu pantun ini bertujuan untuk memudahkan siswa untuk berlatih menulis
pantun berdasarkan ide atau gagasan dan tema pantun yang terdapat di media
kartu pantun tersebut. Siswa juga dituntut untuk berpikir kreatif dalam menulis
pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Selain itu, siswa juga harus lebih teliti
dalam menuliskan pantun supaya tidak keluar dari tema yang ada di dalam kartu
pantun tersebut.
3.4 Indikator Kerja
Indikator kerja ini terdiri atas indikator data kuantitatif dan indikator data
kualitatif.
3.4.1 Indikator Data Kuantitatif
Penilaian yang dilakukan dalam menulis pantun yaitu berdasar tes tertulis.
Indikator data kuantitatif penelitian yang akan dilakukan adalah ketercapaian
76
target kriteria ketuntasan seluruh peserta didik minimal (KKM) sebesar 75. Siswa
harus memperhatikan enam aspek yang dinilai dalam tes menulis pantun yaitu (1)
pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya sampiran dan isi; (4) jumlah suku kata tiap
baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris tiap bait.
Tabel berikut ini merupakan kategori tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran menulis pantun.
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik
No Kategori Skala skor
1. Baik 75-100
2. Cukup 65-74
3. Kurang 0-64
Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik jika siswa
mendapatkan nilai antara 75-100, kategori cukup jika mendapatkan nilai antara
65-74, kategori kurang jika siswa memperoleh nilai antara 0-64. Siswa dikatakan
belum tuntas jika memperoleh nilai di bawah 75 dengan kategori cukup dan
kategori kurang.
3.4.2 Indikator Data Kualitatif
Data kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui
77
kekurangan dan kelebihan pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Melalui analisis menggunakan data kualitatif dapat
mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Proses pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. meliputi, (1)
keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa
dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terbangunnya suasana
reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat
menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan
dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Dalam menilai perilaku siswa dapat
diamati selama siswa mengikuti pembelajaran menulis pantun berlangsung. Hal
yang diamati selama siswa mengikuti pembelajaran menulis pantun meliputi (1)
keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab
78
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan
diri siswa dalam menulis pantun.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah tes
dan nontes. Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis
pantun sesuai dengan syarat pantun. Sedangkan instrumen nontes digunakan
untuk mengetahui proses dan perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah
pembelajaran berlangsung, berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar
jurnal, dan dokumentasi foto.
3.5.1 Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa
dalam menulis. Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan
kemampuan siswa. Instrumen tes ini berupa proyek yang diberikan kepada siswa
untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Instrumen ini berupa
perintah kepada siswa untuk menulis pantun dengan memerperhatikan kriteria-
kriteria penilaian sebagai berikut a) pilihan kata; b) isi pantun; c) adanya sampiran
dan isi; d) jumlah suku kata tiap baris; e) persajakan; f) jumlah baris tiap bait.
Aspek dan skor penilaian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tiap Aspek
No Aspek penilaian Skor
1 Aspek kebahasaan
1. Pilihan kata atau diksi
3
79
2 Aspek kesastraan
2. Isi pantun
3. Adanya sampiran dan isi
4. Persajakan
5. Jumlah suku kata tiap baris
6. Jumlah baris tiap bait
1
1
1
1
1
Skor maksimal 8
Pedoman penilaian tersebut menjadi dasar penilaian bagi tes kemampuan
menulis pantun yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II.
Tes keterampilan menulis pantun dianggap berhasil jika skor adalah sama dengan
75-100 yaitu kategori baik. Rentang skor dan kategori keberhasilan penelitian
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun
No Aspek penilaian Skor Kategori Keterangan
1.
Aspek Kebahasaan
Pilihan kata atau diksi
Indikator :
Menggunakan kata
konkret dan kata
kiasan
Penggunaan kata yang
variatif
Memiliki nilai estetis
3
2
1
Baik
Cukup
Kurang
Jika diksi memenuhi
semua indikator
Jika diksi memenuhi dua
indikator
Jika diksi memenuhi satu
indikator
2.
Aspek Kesastraan
Isi pantun
Indikator :
80
Isi pantun sesuai
dengan tema kartu
pantun
1
0
Baik
Kurang
Isi pantun sesuai dengan
tema kartu pantun
Isi pantun tidak sesuai
dengan tema kartu
pantun
3. Adanya sampiran dan isi
Indikator :
Mampu membuat
sampiran dan isi
pantun, antara
sampiran dan isi
pantun tidak
berkaitan.
1
0
Baik
Kurang
Mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun tidak berkaitan
Tidak mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun berkaitan
4. Persajakan
Indikator :
Pantun bersajak ab ab
1
0
Baik
Kurang
Pantun bersajak ab ab
Pantun tidak bersajak ab
ab
5. Jumlah suku kata tiap baris
Indikator :
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
1
0
Baik
Kurang
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
Suku kata tiap baris tidak
berjumlah 8-12 suku kata
6. Jumlah baris tiap bait
Indikator :
Pantun yang dibuat
siswa empat seuntai
1
Baik
Pantun yang dibuat siswa
empat seuntai
81
0 Kurang Pantun yang dibuat siswa
tidak empat seuntai
Nilai akhir dapat dihitung dengan rumus berikut :
NA = Skor siswa x 100%
Skor maksimal
Berdasarkan kriteria tabel diatas, dapat diketahui nilai yang diperoleh oleh
siswa. Nilai siswa diperoleh dengan cara menjumlah semua skor yang didapatkan
siswa pada masing-masing aspek penilaian. Berikut ini kategori penilaian tes
keterampilan menulis pantun.
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun
NO. Kategori Skala skor
1. Baik 75-100
2. Cukup 65-74
3. Kurang 0-64
3.5.2 Instrumen Nontes
Bentuk instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto.
82
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes
NO
Instrumen Nontes
Aspek yang Diamati
Proses Perilaku
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pedoman Observasi v v v v v v v V
2. Pedoman Jurnal Siswa v v - - v v - -
3. Pedoman Jurnal Guru v v v v v v v V
4. Pedoman Wawancara v - - - v v - -
5. Dokumentasi v v v v v v v v
Keterangan :
A. Proses Pembelajaran
1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun.
3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun.
4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga
siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui
apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
83
B. Perubahan Perilaku
1. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru.
2. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.
3. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
4. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.5.2.1 Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui perilaku siswa saat
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan pada siklus I
dan siklus II adalah sama. Aspek-aspek yang diamati dalam proses pembelajaran
meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3)
keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya
suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa
dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang
akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan
siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam
merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab siswa
84
terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun.
3.5.2.2 Pedoman Jurnal
Pedoman jurnal digunakan untuk mengetahui sikap dan perubahan-
perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Jurnal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal guru dan jurnal siswa yang diperoleh
pada akhir pembelajaran. Aspek-aspek yang terdapat didalam jurnal guru meliputi
(1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa
dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif
saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari
kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan
dalam pertemuan selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru; (6) keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran; (7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru; (8) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun.
Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) keantusiasan
siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
85
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (3) keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru; (4) keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.
3.5.2.3 Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengungkap data mengenai minat dan
hambatan siswa dalam pembelajaran menulis pantun serta mengetahui
permasalahan yang dialami oleh siswa dalam menulis pantun dan mengetahui
keinginan siswa dalam pembelajaran menulis pantun. Kegiatan wawancara
dilaksanakan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun
peneliti. Wawancara yang dilakukan dalam mengambil data yaitu mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis pantun siswa
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Aspek-aspek pertanyaan dalam pedoman wawancara meliputi, (1)
keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2) keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru; (3) keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.
86
3.5.2.4 Dokumentasi Foto
Kegiatan siswa saat proses pembelajaran didokumentasikan dalam bentuk
foto. Dari foto-foto yang diambil dapat mempermudah peneliti untuk
mendeskripsikan hasil penelitiannya. Dokumentasi foto dapat dijadikan bukti
dalam melakukan observasi. Dokumetasi foto ini membantu peneliti untuk
mengingat data kualitatif yang mungkin terlewatkan dan tidak teramati saat
penelitian.
Kegiatan yang didokumentasikan yaitu (1) keantusiasan siswa dalam
proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6)
keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7)
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian
dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
87
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu dengan
teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun,
sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Untuk memperoleh data melalui
teknik nontes ini dilakukan dengan observasi, wawancara, jurnal, dan
dokumentasi.
3.6.1 Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes. Tes diberikan guna
mengetahui data kemampuan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I
dan siklus II. Hasil masing-masing siklus dianalisis, dari analisis tersebut dapat
diketahui kelemahan-kelamahan siswa dalam menulis pantun, kemudian
dilakukan perbaikan di siklus II dan dari hasil analisis siklus II dapat diketahui
ada tidaknya peningkatan keterampilan menulis pantun.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik
tes adalah (1) menyiapkan soal tes; (2) siswa mengamati kartu pantun untuk
memperoleh atau menemukan ide/gagasan yang akan dituangkan dalam
melengkapi pantun rumpang dan menulis pantun ; (3) setelah melengkapi pantun
selanjutnya siswa menulis pantun dengan ide kreatif dengan tema berdasarkan
88
pantun yang ada dalam kartu; (4) guru menilai dan mengolah data dari hasil
penelitian.
3.6.2 Teknik Nontes
Teknik nontes ini digunakan untuk mengetahui keadaan kelas selama
proses pembelajaran berlangsung. Teknik nontes yang digunakan adalah
observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
3.6.2.1 Observasi
Pengamatan atau observasi pada saat pembelajaran terhadap perilaku
siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa terhadap
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh seorang teman.
Pengamatan ini dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran sesuai dengan lembar pengamatan. Adapun tahap observasi yaitu: a)
menyiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan tentang
keaktifan dan keseriusan siswa untuk memecahkan masalah, keseriusan siswa
dalam mengamati kartu pantun, keaktifan dan keseriusan siswa dalam
mempresentasikan hasil pekerjaanya, b) melaksanakan observasi selama proses
pembelajaran, yaitu mulai dari awal pembelajaran sampai pembelajaran selesai, c)
mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Untuk memudahkan peneliti dalam mengamati keadaan siswa
dilakukan dengan memberi tanda cek list (v) pada lembar panduan yang berisi
89
segala macam tindakan yang menggambarkan perilaku siswa selama proses
pembelajaran.
3.6.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa siswa yang memiliki
nilai tinggi, sedang, dan nilai tes rendah. Hasil ini didasarkan pada hasil observasi,
jurnal siswa, dan hasil tes akhir pada tiap siklus. Adapun cara peneliti dalam
melaksanakan wawancara yaitu : (1) menyiapkan lembar pertanyaan yang berisi
daftar pertanyaan yang akan diajukan siswa; (2) menentukan siswa yang hasil
menulis pantunnya baik, sedang, dan rendah untuk kemudian diwawancarai; (3)
merekam dan mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan tiap butir
pertanyaan.
Siswa yang diwawancarai ditentukan setelah peneliti mengetahui nilai tes
kemampuan menulis pantun. Wawancara dilakukan terhadap 3 siswa yaitu siswa
yang mendapatkan nilai tinggi, siswa yang mendapatkan nilai sedang, dan siswa
yang mendapatkan nilai rendah. Ketiga siswa tersebut dapat mewakili satu
kelasnya. Wawancara ini dilakukan tiap akhir siklus dan diluar jampelajaran
dengan menggunakan alat perekam. Siswa yang diwawancarai menjawab jujur
pertanyaan yang diajukan peneliti tanpa adanya rasa terikat. Hal ini dilakukan
agar data yang diperoleh lebih lengkap dan terperinci. Dari hasil wawancara ini
diharapkan dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran dan kesulitan-
kesulitan dalam menulis pantun, selanjutnya hasil wawancara tersebut
dideskripsikan dalam bentuk kalimat.
90
3.6.2.3 Jurnal
Pengambilan jurnal dilakukan pada akhir tiap siklus dan diisi oleh semua
siswa. Jurnal yang dinilai peneliti adalah jurnal keaktifan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi tentang kritik, pesan, dan kesan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Guru membagikan lembar
jurnal siswa yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan pendapatnya dan tidak
diperbolehkan mencontoh pendapat siswa yang lain.
Jurnal guru diisi oleh guru ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal ini
digunakan oleh guru untuk mendeskripsikan atau mencatat kejadian-kejadian pada
saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembalajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun berlangsung. Setelah semua jurnal terisi, selanjutnya jurnal tersebut
dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk kalimat.
3.6.2.4 Dokumentasi Foto
Pengambilan dokumentasi foto dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung. Dalam pengambilan foto, peneliti meminta bantuan rekan untuk
mengambil foto sesuai dengan pedoman pengambilan data melalui dokumentasi.
Tingkah laku siswa yang perlu diambil gambarnya yaitu (1) keantusiasan siswa
dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
91
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya; (5) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (6)
keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (7)
(7) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (8) keberanian
dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui sacara terperinci cara
memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Analisis data pada
penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
3.7.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes menulis pantun pada siklus I dan siklus II. Data-data hasil
tes tersebut dianalisis menggunakan statistika deskriptif, yaitu penghitungan
angka-angka dengan menggunakan rumus statistika dan dideskripsikan. Analisis
dan tes secara kuantitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1)
merekap skor yang diperoleh, 2) menghitung skor komulatif dari semua aspek, 3)
menghitung skor rata-rata kelas, 4) menghitung presentase.
92
Cara menghitung besarnya presentase menggunakan rumus berikut:
P = K x 100%
N
Keterangan :
P : Nilai presentase kemampuan siswa
K : Nilai komulatif ( jumlah nilai) dalam satu kelas
N : Nilai maksimal soal tes
Hasil perhitungan tiap siklus dibandingkan digunakan untuk mengetahui
gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
3.7.2 Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes yaitu hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
analisis observasi digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa pada
saat pembelajaran. Data jurnal digunakan untuk mengetahui siswa yang
mengalami kesulitan dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun kemudian data wawancara dianalisis dengan cara memutar kembali
93
rekaman hasil wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui data yang
diinginkan. Hasil wawancara dipakai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan
adanya analisis tersebut, dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis
pantun data dokumentasi foto digunakan untuk melengkapi data penelitian dan
dijadikan bukti visual.
Hasil analisis data secara kualitatif ini akan digunakan untuk melihat
perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II serta untuk melihat efektivitas
penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk meningkatkan
keterampilan menulis pantun metode yang telah dilakukan tersebut, bertujuan
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun dan mengetahui perubahan perilaku
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.
94
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diuraikan berupa hasil tes dan nontes. hasil
penelitian ini diperoleh dari hasil siklus I dan siklus II. Hasil penelitian yang
berupa tes pada siklus I dan siklus II adalah hasil tes menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil penelitian nontes
siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif, sedangkan
data hasil tes keterampilan menulis pantun berupa angka disajikan dalam data
kuantitatif yaitu dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dalam bentuk kalimat.
Data nontes siklus I dan siklus II berupa hasil observasi, wawancara, jurnal siswa,
jurnal guru dan dokumentasi foto.
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I adalah tindakan awal pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan
sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis
pantun yang sesuai dengan syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang terdiri atas hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes yaitu hasil nilai tes
keterampilan siswa dalam menulis pantun. Hasil nontes meliputi hasil observasi,
jurnal siswa dan jurnal guru, hasil wawancara, dan dokumentasi foto.
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I
Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun pada siklus I terdiri atas beberapa tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan penutup. Kegiatan awal pada pendahuluan didahului dengan salam
pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru
mempresensi siswa. Suasana kelas sedikit gaduh, guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
siswa menyimak penjelasan guru. Guru menanamkan rasa percaya diri dan
memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin”
agar termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan kondisi kelas yang
sedikit tenang, siswa yang duduk di deretan belakang masih bermain sendiri
belum memperhatikan guru dan masih bercanda. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah Empat Lilin” dan menuntun
siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah Empat Lilin”. Siswa
menyimpulkan isi video ”Kisah Empat Lilin” dengan ragu-ragu dan tidak berani
untuk mengeluarkan pendapatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang
95
96
maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik, akan
tetapi ada beberapa siswa yang masih bercanda dengan temannya.
Pada kegiatan inti diawali dengan mengulas terlebih dahulu kesulitan yang
dialami siswa pada latihan sebelumnya dan membahas hasil menulis pantun
siswa, siswa bertanya jawab dengan cukup baik mengenai hal-hal yang belum
dipahami, beberapa siswa berani menjawab dan bertanya kepada guru mengenai
kesulitan dalam menulis pantun. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja
kepada masing-masing siswa, ketika guru membagikan kartu pantun dan lembar
kerja ada siswa yang bercanda dengan temannya dan suasana kelas sedikit gaduh.
Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun
berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun dengan antusias. Setelah
siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan
pantun di papan tulis dan membacakannya. Keaktifan siswa untuk memaparkan
hasil menulis pantunnya baik, banyak siswa yang tadi pasif menjadi aktif. Siswa
yang lain memberikan tanggapan terhadap pekerjaan temannya. Guru memberikan
tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis
pantun dengan antusias. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun dengan baik dan tenang. Guru memberikan penguatan atau penghargaan
kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi
jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan sedikit gaduh.
97
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto
dapat diketahui bahwa perilaku siswa termasuk dalam kategori baik, walaupun
ada beberapa siswa yang masih belum antusias saat mendengarkan penjelasan dari
guru dan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran masih kurang aktif siswa masih belum berani untuk bertaya dan
menjawab pertanyaaan dari guru. Aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan guru masih belum baik karena pada saat pembelajaran berlangsung,
masih ada siswa yang terlihat pasif, bergurau dengan temannya dan ada yang
tidak memperhatikan pembelajaran ketika guru menjelaskan materi. Keaktifan
siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih belum
baik hal ini terjadi karena siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab masih
ragu-ragu karena mereka takut salah dalam berbicara.
Proses pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-
aspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa
dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya.
98
Tabel 4.1 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I
No
Aspek Pengamatan
Frekuensi
Siswa %
1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
24
77
2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
24
77
3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis
pantun.
24 77
4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada
akhir pembelajaran.
24 77
Keterangan :
Baik : 75% - 100%
Cukup : 65% - 74%
Kurang : 0% - 64%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I. Pada proses
pembelajaran siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% siswa antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
99
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik, ada beberapa
siswa yang masih belum antusias mengikuti pembelajaran. Aspek yang kedua
yang diamati berkaitan dengan kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, sebanyak 24 siswa atau
sebesar 77% yang termasuk dalam kategori baik akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang bergurau dan suasana kelas sedikit gaduh. Siswa yang aktif dalam
memaparkan hasil diskusi menulis pantun sebanyak 24 siswa atau sebesar 77%
yang termasuk dalam kategori baik. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% dalam
kategori baik mampu membangun suasana reflektif ketika kegiatan refleksi
berlangsung.
4.1.1.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu
Pantun Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun bahwa 24 siswa atau sebesar 77% dalam kategori baik. Pada proses
pembelajaran menulis pantun sebagian besar siswa antusias mengikuti
pembelajaran, ada beberapa siswa yang kurang antusias dan kurang siap dalam
mengikuti pembelajaran menulis pantun. Keantusiasan siswa dalam mengikuti
pembelajaran akan mempermudah berlangsungnya pembelajaran. Suasana kelas
100100100
terlihat tenang ketika guru melakukan proses pembelajaran. Namun, ada beberapa
siswa yang terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru, sibuk bermain sendiri
dan bercanda.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan bahwa keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun sudah baik. Hal ini
terlihat dari sikap positif siswa saat pembelajaran berlangsung dan menunjukkan
keantusiasan saat menulis pantun. Namun ada siswa yang masih menunjukkan
sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
menulis pantun dan masih belum memperhatikan pembelajaran. Sebagian besar
siswa merasa senang dan tertarik menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun karena mempermudah mereka menulis pantun.
Keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis pantun juga terlihat
pada jurnal siswa. Hasil jurnal siswa menunjukkan bahwa siswa senang dan
tertarik menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun serta
menunjukkan sikap yang positif. Mereka menuturkan kemudahan dalam menggali
ide atau gagasan untuk menulis pantun karena adanya media kartu pantun yang di
dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta
adanya tema pada kartu pantun.
101101101
Hasil wawancara juga digunakan untuk mengetahui keantusiasan siswa dalam
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Wawancara ditujukan pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang,
dan nilai rendah. Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran
berakhir. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa senang
mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun karena media kartu pantun mempermudah dalam menggali ide dalam
menulis pantun sehingga tidak mengalami kesulitan. Siswa yang memperoleh
nilai sedang mengemukakan senang dan tertarik dengan pembelajaran pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, karena media kartu pantun
mempermudah dalam menulis pantun akan tetapi dia masih merasa kesulitan
untuk menulis sampiran. Siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan
senang dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun, walaupun dia masih kesulitan untuk menulis pantun
dengan adanya media kartu pantun dapat membantu atau mempermudah menulis
pantun.
Selain data observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara
keantusiasan siswa pada proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
102102102
Satisfaction) dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi
foto pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I
Gambar 4.1 menunjukkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Terlihat
keantusiasan siswa saat guru sedang menjelaskan materi dan keantusiasan siswa
dalam berdiskusi kelompok, namun ada beberapa siswa yang terlihat kurang
antusias dan bermain sendiri. Dapat diketahui bahwa keantusiasan siswa pada saat
proses pembelajaran pantun pada siklus I sudah termasuk dalam kategori baik,
walaupun masih ada beberapa yang terlihat kurang antusias. Keantusiasan siswa
dalam proses pembelajaran harus dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan lagi
agar menjadi semakin baik pada siklus II.
103103103
4.1.1.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I
Berdasarkan hasil observasi kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik.
Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% menunjukkaan kekondusifan siswa dalam
menulis pantun. Pada saat diskusi kelompok, komunikasi siswa dalam anggota
kelompok dan antarsiswa terjalin dengan baik serta untuk suasana kelas relatif
cukup kondusif dan saat proses pembelajaran menulis pantun suasana kelas cukup
kondusif. Ada beberapa siswa saat menulis pantun yang terlihat tidak serius,
bermain dan bercanda dengan temannya.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun dalam
kategori baik, hal ini tunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan kondusif, kelas cukup tenang sehingga memperlancar proses
pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif
dalam mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas.
Hasil jurnal siswa menunjukkan respon yang baik dari siswa dalam proses
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
104104104
Keantusiasan dalam menulis pantun sudah baik walaupun masih ada beberapa
siswa yang belum terlihat antusias. Siswa merasa senang dan tertarik terhadap
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Mereka senang karena dengan pembelajaran ini mereka termotivasi dan
lebih percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik.
Selain itu, menurut mereka penjelasan yang dilakukan peneliti saat membahas
materi dan hasil pekerjaan lebih mudah untuk dipahami.
Selain data observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dan dokumentasi foto juga
menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I. Hal ini dapat
dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.2 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I
Gambar 4.2 menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
105105105
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Siswa kondusif saat guru memberikan penjelasan dan ketika menulis
pantun ada siswa yang masih melamun dan bergurau. Kekondusifan siswa dalam
proses pembelajaran sudah berjalan baik. Kekondusifan siswa dalam proses
pembelajaran harus dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan lagi agar menjadi
meningkat dan semakin baik pada siklus II.
4.1.1.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam memaparkan hasil
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
berlangsung dengan baik. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% menunjukkaan
keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun. Siswa dengan percaya
diri dan berani maju untuk membacakan serta menuliskan hasil menulis pantun.
Akan tetapi ada beberapa siswa yang masih malu dan ragu untuk memaparkan
hasil menulis pantunnya dan masih dengan dorongan atau perintah dari guru
untuk memaparkan hasil menulis pantun.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik.
Siswa sudah berani untuk memaparkan hasil menulis pantunnya, namun suasana
kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu sama lain untuk memaparkan
106106106
hasil menulis pantunnya. Siswa percaya diri untuk menulis dan membacakan hasil
menulis pantunnya walaupun harus dengan dorongan guru.
Selain hasil observasi dan jurnal guru, keaktifan siswa dalam memaparkan
hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I dapat diketahui dengan dokumentasi foto. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I
Gambar 4.3 menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa dalam
memaparkan hasil diskusi menulis pantun sudah baik, mereka dengan percaya diri
dan berani membacakan dan menulis hasil diskusinya di depan kelas, walaupun
ada beberapa siswa yang masih malu. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil
diskusi menulis pantun termasuk dalam kategori baik yang perlu dipertahankan
dan harus tingkatkan lagi pada pembelajaran siklus II.
107107107
4.1.1.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik. Hasil observasi
menunjukkan bahwa 24 siswa atau sebesar 77% siswa menujukkan sikap yang
baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya suasana yang reflektif ketika
kagiatan refleksi berlangsung. Siswa dengan seksama memperhatikan penjelasan
guru dan melaksanakan seluruh proses pembelajaran dengan baik sehingga siswa
menyadari kekurangan saat pembelajaran dan mengetahui apa yang akan
dilakukan setelah proses pembelajaran. Siswa dan guru bersama-sama melakukan
tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran
karena pada kegiatan ini guru akan mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa
ketika siswa menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menujukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun termasuk dalam kategori baik. Saat proses kegiatan refleksi, suasana kelas
berlangsung sangat reflektif dengan suasana kelas yang cukup kondusif, akan
108108108
tetapi ada beberapa anak yang membuat suasana kelas menjadi gaduh akan tetapi
guru dapat mengontrol kelas sehingga proses refleksi tetap berjalan kondusif.
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran berikutnya
lebih baik dengan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga menunjukkan
kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hal ini dapat
dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I
Gambar 4.4 menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada
akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat
kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran sudah baik sehingga siswa dapat
109109109
menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan
dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Namun, pada siklus II kondisi tersebut
perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun siklus I dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berlangsung
dengan baik. Siswa sudah antusias dalam proses pembelajaran, siswa kondusif
dalam menulis pantun, siswa aktif dalam memaparkan hasil menulis pantun di
depan kelas, dan terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa menyadari kekurangan dan mengetahui perbaikan
yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya.
4.1.1.2 Hasil Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I
Hasil tes pada siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil
menulis pantun didasarkan pada enam aspek penilaian yang harus diperhatian
dalam menulis pantun, yaitu (1) pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya sampiran
dan isi; (4) jumlah suku kata tiap baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris tiap bait.
Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 31 siswa. Hasil tes menulis
110110110
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I
dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I
No Rentang
Nilai
Kategori Frekuensi % Jumlah
Nilai
Nilai Rata-Rata
1. 75-100 Baik 25 80,64 2091 2426=
31
78,25
( Kategori Baik)
2. 65-74 Cukup 0 0 0
3. 0-64 Kurang 6 19,35 335
Jumlah 31 100 2426
Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil tes
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun mencapai jumlah nilai 2426 dengan nilai rata-rata 78,25 yang termasuk
dalam kategori baik. Pada tes siklus I ini tidak ada siswa yang memperoleh nilai
dalam kategori cukup. Pada kategori baik dicapai oleh 25 siswa atau sebesar
80,64% dengan rentang nilai 75-100 dan dalam kategori kurang dicapai oleh 6
siswa atau sebesar 19,35% dengan nilai 0-64.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil tes keterampilan menulis
pantun kelas VII F pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini.
111111111
19.35%
Baik
Cukup
Kurang
80.64%
Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I
Diagram 4.1 menunjukkan bahwa terdapat sebesar 80,64% siswa sudah
mendapatkan nilai dalam kategori baik dengan nilai 75-100. Tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai dalam kategori cukup dalam menulis pantun atau 0% siswa.
Selain itu ada 19,35% siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori kurang
dengan nilai 0-64. Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 80,64% siswa tuntas
dan 19,35% siswa belum tuntas pada siklus I. Maka diperlukan siklus II guna
memperbaiki hasil tes menulis pantun pada siklus I.
4.1.1.2.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus I
Pada aspek pilihan kata penilaian ada pada tiga indikator yaitu,
menggunakan kata konkret dan kata kiasan, penggunaan kata yang variatif, dan
112112112
memiliki nilai estetis. Hasil tes menulis pantun pada aspek pilihan kata dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 3 0 0 0 57/31 x 100 =
3
61,29
57/ 31 x 100 =
3
61,29
Kategori Kurang
2. 2 26 83,87 52
3. 1 5 16,12 5
Jumlah 31 100 57
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil dari aspek pilihan kata
keterampilan menulis pantun siswa belum berhasil mencapai ketuntasan belajar
dengan nilai 57 dan rata-rata 61,29. Dari 31 siswa tidak ada yang memperoleh
skor tertinggi dalam aspek pilihan kata. Pada aspek pilihan kata ini skor 2 dicapai
oleh 26 siswa atau sebesar 83,87%. Skor terendah pada aspek ini yaitu 1 dicapai
oleh 5 siswa atau sebesar 16,12%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek pilihan katatermasuk dalam
kategori kurang dan perlu adanya peningkatan kembali pada aspek ini.
4.1.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus I
Penilaian pada aspek isi pantun ditentukan pada isi pantun yang
sesuaidengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Hasil tes menulis pantun
pada aspek isi pantun dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
113113113
Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 30 96,77 30 30 X 100 =
31
96,77
30 / 31 X 100 =
1
96,77
Kategori Baik
2. 0 1 3,22 0
Jumlah 31 100 30
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil dari aspek isi pantun
keterampilan menulis pantun mencapai rata-rata 96,77. Siswa yang memperoleh
skor 1 dalam aspek isi pantun dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 96,77% dan
hanya 1 siswa atau sebesar 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek isi
pantun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun
siswa untuk aspek isi pantun dalam kategori baik.
4.1.1.2.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus I
Penilaian pada aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun
ditentukan ada tidaknya sampiran dan isi pantun pada pantun yang siswa tulis.
Hasil tes menulis pantun pada aspek sampiran dan isi dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 30 96,77 30 30 X 100 = 30 / 31 X 100 =
114114114
2. 0 1 3,22 0 31
96,77
1
96,77
Kategori Baik
Jumlah 31 100 30
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil dari aspek sampiran dan
isi pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77. Siswa yang
memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 96,77%
dan hanya 1 siswa atau sebesar 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek
adanya sampiran dan isi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek adanya sampiran dan isi pantun
dalam kategori baik.
4.1.1.2.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus I
Penilaian pada aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun yaitu
ditentukan adanya sajak a-b-a-b pada pantun yang ditulis siswa. Hasil tes menulis
pantun pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 26 83,87 26 26 X 100 =
31
83,87
26 /31 X 100 =
1
83,87
Kategori Baik
2. 0 5 16,12 0
Jumlah 31 100 26
115115115
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil dari aspek persajakan
pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 83,87. Siswa yang
memperoleh skor 1 dalam aspek persajakan dicapai oleh 26 siswa atau sebesar
83,87% dan 5 siswa atau sebesar 16,12% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek
persajakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis
pantun siswa untuk aspek persajakan dalam kategori baik.
4.1.1.2.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata
Tiap Baris Siklus I
Penilaian pada aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan
menulis pantun ditentukan dengan jumlah suku kata tiap baris yang 8-12 suku
kata. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah suku kata tiap baris dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Jumlah Suku Kata Tiap
Baris Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 22 70,96 22 22 X 100 =
31
70,96
22/ 31 X 100 =
1
70,96
Kategori Cukup
2. 0 9 29,03 0
Jumlah 31 100 22
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah suku
kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 70,96.
Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 22 siswa atau sebesar
116116116
70,96% dan 9 siswa atau sebesar 29,03% yang mendapatkan skor 1 dalam
aspekjumlah suku kata tiap baris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek jumlah suku kata tiap baris dalam
kategori cukup, kemampuan siswa dalam aspek jumlah suku kata tiap baris perlu
ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik.
4.1.1.2.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap
Bait Siklus I
Penilaian pada aspek jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun
ditentukan pada jumlah pantun 4 seuntai atau baris. Hasil tes menulis pantun pada
aspek jumlah baris tiap bait dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap
Bait Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 30 96,77 30 30 X 100 =
31
96,77
30 / 31 X100 =
1
96,77
Kategori Baik
2. 0 1 3,22 0
Jumlah 31 100 30
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil dari aspek adanya jumlah
baris tiap bait pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77.
Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini dicapai oleh 30 siswa atau sebesar
96,77% dan hanya 1 siswa atau sebesar 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam
aspek jumlah baris tiap bait. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
117117117
keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek jumlah baris tiap bait dalam
kategori baik.
Dari hasil tes menulis pantun pada siklus I dapat disimpulkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun dalam kategori baik karena sudah mencapai ketuntasan belajar atau
target yang ditentukan peneliti, akan tetapi ada beberapa aspek menulis pantun
yang masih kurang yaitu aspek pilihan kata dan aspek jumlah suku kata tiap baris.
Selain itu, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
dalam menulis pantun. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menulis pantun
perlu ditingkatkan kembali agar menjadi lebih baik.
4.1.1.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
Media Kartu Pantun Siklus I
Hasil perubahan perilaku siswa pada siklus I ada beberapa aspek. Aspek
yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam
menulis pantun. Untuk lebih jelas data observasi siklus I dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut ini.
118118118
Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I
No
Aspek Pengamatan
Frekuensi
Siswa %
1. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
guru.
23 74
2. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran.
22 70
3. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
oleh guru.
25 80
4. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun.
24 77
Keterangan :
Baik : 75% - 100%
Cukup : 65% - 74%
Kurang : 0% - 64%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui perubahan perilaku dalam mengikuti
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun sebanyak 23 siswa atau sebesar 74% siswa antusias saat mendengarkan
penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup, ketika guru sedang
menjelaskan siswa masih ada yang melamun, bergurau dan ada siswa yang
bermain sendiri. Siswa yang aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran sebanyak 22 siswa atau sebesar 70% termasuk dalam kategori
119119119
cukup, siswa dalam aspek bertanya dan menjawab masih belum percaya diri
mereka masih merasa takut salah menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru termasuk dalam
kategori baik dapat diketahui bahwa sebanyak 25 siswa atau sebesar 80% siswa
bertanggung jawab. Aspek yang terakhir yaitu keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% yang termasuk
dalam kategori baik.
4.1.1.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru menunjukkan 23 siswa atau sebesar 74% antusias
mendengarkan penjelasan guru. Pada saat guru menjelaskan tentang materi
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
sebagian siswa memperhatikan dengan seksama. Masih ada beberapa siswa yang
kurang antusias dalam memperhatikan guru penjelasan guru, mereka masih ada
yang bercanda dan bermain dengan temannya.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru
termasuk dalam kategori cukup. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
seksama sehingga siswa memahami penjelasan guru dan melaksanakan perintah
dari guru dengan baik. Namun, ketika guru menjelaskan masih ditemukan
beberapa siswa yang kurang antusias, kurang memperhatikan penjelasan guru,
120120120
masih ada siswa yang bercanda, terlihat pasif serta masih bersikap acuh tak acuh
sibuk dengan kegiatannya sendiri. Siswa juga belum berani bertanya kepada guru
ketika mereka belum memahami penjelasan dari guru.
Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan positif dari siswa dalam
mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Siswa menyukai dan tertarik mengikuti pembelajaran
menulis pantun karena model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat
mempermudah mereka untuk memahami materi dan menulis pantun. Mereka
senang karena dengan pembelajaran menulis pantun ini mereka termotivasi dan
lebih percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dapat diketahui juga
melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa
yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa dengan
nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia senang dan antusias mengikuti
pembelajaran, penjelasan guru mudah dipahami, dan tidak mengalami kesulitan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa
yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti
pembelajaran, sangat senang dan tertarik dengan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
121121121
pantun, namun dia mengakui bahwa mengalami kesulitan dalam membuat
sampiran. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan
bahwa senang dan tertarik mengikui pembelajaran, penjelasan guru mudah untuk
dipahami tetapi masih mengalami kesulitan untuk menulis sampiran dan
menentukan jumlah suku kata tiap barisnya.
Dari hasil dokumentasi foto siklus I, keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung sudah cukup baik,
walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru. Hal ini
dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.5 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru
Siklus I
Gambar 4.5 menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru. Dalam mendengarkan penjelasan dari guru beberapa siswa
tidak memperhatikan, ada siswa yang bergurau dengan temannya, bercerita dan
ada yang bermain sendiri serta acuh tak acuh. Pada siklus I keantusiasan siswa
saat mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup dan perlu
122122122
ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan
baik.
4.1.1.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab saat
Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus I ada 20
siswa atau sebesar 70% aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab. Siswa
sudah aktif dalam merespon penjelasan dari atau perintah guru, beberapa siswa
berani bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialami, dan menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan baik. Namun, masih banyak siswa
yang pasif dalam mengikuti pembelajaran, merespon dan menjawab pertanyaan
guru dengan malu dan ragu karena takut salah serta belum berani bertanya ketika
mengalami kesulitan.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun termasuk dalam kategori cukup. Beberapa siswa sudah aktif dalam
merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Siswa
sudah aktif dalam merespon penjelasan atau perintah dari guru akan tetapi masih
ada siswa yang masih kurang merespon guru, siswa masih malu untuk bertanya
123123123
kepada guru tentang kesulitan menulis pantun dan masih ragu untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga
diketahui melalui jurnal siswa. Siswa merasa senang dapat bertanya tentang
kesulitan dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun dengan teman. Siswa
juga tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan kertas
buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu pantun yang
menurut mereka mempermudah untuk menggali ide atau gagasan dalam menulis
pantun.
Hasil wawancara menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya,
dan menjawab saat proses pembelajaran berlangsung. Pendapat mengenai
keaktifan dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dikemukakan oleh
beberapa siswa. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggu, nilai sedang, dan nilai
terendah. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia
senang karena dapat bertanya kepada guru tentang kesulitan yang dialami,
sehingga dapat mempermudah dalam menulis pantun. Siswa yang mendapatkan
nilai sedang mengatakan bahwa masih ragu-ragu untuk bertanya kepada guru atau
temannya karena takut diejek dan siswa yang mendapatkan nilai rendah
mengemukakan bahwa malu untuk bertanya dan menjawab karena takut salah.
124124124
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara, dokumentasi
foto juga dapat menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.6 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
Saat Pembelajaran Siklus I
Gambar 4.6 menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran. Pada proses pembelajaran terlihat hanya satu siswa
yang merespon dan berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang tidak
berani menjawab bahkan suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa saling
menunjuk. Saat kegiatan diskusi kelompok, siswa masih merasa malu dan ragu
ketika akan bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi kepada guru.
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran
dalam kategori cukup dan perlu ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
125125125
4.1.1.3.3 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori baik. Ada 25 siswa atau
sebesar 80% siswa yang sanggup bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan oleh guru yaitu tugas menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun.
Beberapa siswa sudah melaksanakan perintah dari guru untuk menulis pantun
dengan baik. Mereka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu. Namun, masih ada beberapa siswa yang
tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Mereka sibuk
dengan kegiatan yang lain dan bercanda dengan teman serta bersikap tidak peduli
dengan tugas yang diberikan guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus I yang diberikan oleh
guru termasuk dalam kategori baik. Siswa mampu bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru dalam menulis pantun secara kelompok maupun secara
mandiri dan melaksanakan perintah guru dengan baik. Selain itu, siswa juga
bertanggung jawab dalam mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Meskipun
ada beberapa anak yang terlihat kurang tanggung jawab terhadap tugas yang guru
berikan dan bersikap acuh tak acuh serta menunda untuk mengumpulkan tugas.
126126126
Selain dari hasil observasi dan jurnal guru, tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan guru juga terlihat pada dokumentasi foto siklus I. Dari hasil
dokumentasi foto pada siklus I, terlihat siswa bertanggung jawab terhadap tugas
menulis pantun yang diberikan oleh guru, namun masih terlihat beberapa siswa
yang kurang tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk
menulis pantun. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumnetasi foto berikut.
Gambar 4.7 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan
Oleh Guru Siklus I
Gambar 4.7 menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru. Pada proses pembelajaran terlihat siswa bertanggung jawab
menulis pantun dengan baik dan melaksanakan perintah dari guru. Namun, ada
beberapa siswa yang terlihat kurang bertanggung jawab dan bersikap kurang
peduli terhadap tugas yang diberikan guru. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru sudah baik, perlu dipertahankan lagi dan bahkan perlu
ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran berlangsung dengan
baik.
127127127
4.1.1.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus I
Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam
kategori baik, 24 siswa atau sebesar 77% siswa berani dan percaya diri dalam
nemulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa terlihat dari sikap siswa yang langsung
merespon perintah guru untuk menulis pantun dan berani untuk bertanya kepada
guru ketika mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Namun, ada beberapa
siswa yang belum berani dan percaya diri untuk menulis pantun mereka terlihat
masih mengalami kesulitan untuk menulis pantun dan tidak berani bertanya
mengenai kesulitan yang dialami.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I yang
termasuk dalam kategori baik. Siswa sudah berani dan percaya diri dalam menulis
pantun sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu
pantun dengan sungguh-sungguh. Beberapa siswa berani untuk bertanya kepada
guru mengenai kesulitan dalam menulis pantun. Namun, masih ada beberapa
siswa yang masih ragu dan kebingungan untuk menulis pantun menggunakan
128128128
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Selain dari hasil observasi dan jurnal guru, keberanian dan kepercayaan
diri siswa dalam menulis pantun terlihat pada dokumentasi foto siklus I. Dari hasil
dokumentasi foto pada siklus I, terlihat siswa sedang menulis pantun dengan
percaya diri dan berani. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumnetasi foto
berikut.
Gambar 4.8 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus I
Gambar 4.8 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam
menulis pantun. Siswa terlihat fokus dan sungguh-sungguh dalam menulis pantun.
Siswa dengan percaya diri dan berani menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun
berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun, namun masih ada beberapa
siswa yang masih belum berani dan percaya diri dalam menulis pantun.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sudah baik, namun
perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada siklus II agar proses pembelajaran
berlangsung dengan baik.
129129129
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun pada siklus I terdiri atas beberapa tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan penutup. Kegiatan awal pada pendahuluan didahului dengan salam
pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis sementara guru
mempresensi siswa. Suasana kelas sedikit gaduh, guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
siswa menyimak penjelasan guru. Guru menanamkan rasa percaya diri dan
memotivasi siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Kisah Empat Lilin”
agar termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan kondisi kelas yang
sedikit tenang, siswa yang duduk di deretan belakang masih bermain sendiri
belum memperhatikan guru dan masih bercanda. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Kisah Empat Lilin” dan menuntun
siswa untuk menarik simpulan isi video “Kisah Empat Lilin”. Siswa
menyimpulkan isi video ”Kisah Empat Lilin” dengan ragu-ragu dan tidak berani
untuk mengeluarkan pendapatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
manfaat pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang
maupun masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik, akan
tetapi ada beberapa siswa yang masih bercanda dengan temannya.
Pada kegiatan inti diawali dengan mengulas terlebih dahulu kesulitan yang
dialami siswa pada latihan sebelumnya dan membahas hasil menulis pantun
130130130
siswa, siswa bertanya jawab dengan cukup baik mengenai hal-hal yang belum
dipahami, beberapa siswa berani menjawab dan bertanya kepada guru mengenai
kesulitan dalam menulis pantun. Guru membagikan kartu pantun dan lembar kerja
kepada masing-masing siswa, ketika guru membagikan kartu pantun dan lembar
kerja ada siswa yang bercanda dengan temannya dan suasana kelas sedikit gaduh.
Siswa secara individu menulis pantun secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun
berdasarkan tema/gambar yang ada pada kartu pantun dengan antusias. Setelah
siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan
pantun di papan tulis dan membacakannya. Keaktifan siswa untuk memaparkan
hasil menulis pantunnya baik, banyak siswa yang tadi pasif menjadi aktif. Siswa
yang lain memberikan tanggapan terhadap pekerjaan temannya. Guru memberikan
tanggapan dan penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun
dengan antusias. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dengan
baik dan tenang. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada
kelompok yang berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi
jurnal yang sudah disediakan oleh guru dengan sedikit gaduh.
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun berlangsung dengan baik, walaupun masih ada beberapa aspek yang belum
sesuai dengan harapan. Dengan pembelajaran menulis pantun menggunakan
131131131
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan kartu pantun siswa memperoleh kemudahan untuk
memahami materi dan untuk menulis pantun. Siswa juga lebih termotivasi untuk
belajar karena adanya video motivasi yang guru berikan. Selain itu, siswa juga
suka dan tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan
kertas buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu
pantun yang menurut mereka mempermudah untuk menulis pantun.
Berdasarkan data tes yang diperoleh pada siklus I, skor rata-rata siswa
secara klasikal mencapai 78,25 termasuk dalam kategori baik dan hasil tersebut
sudah mencapai batas ketuntasan. Perolehan skor rata-rata tiap aspek hasil
menulis pantun, yaitu aspek pilihan kata mencapai skor rata-rata 61,29, aspek isi
pantun mencapai skor rata-rata 96,77, aspek adanya sampiran dan isi mencapai
skor 96,77, aspek jumlah suku kata tiap baris mencapai skor 70,96, aspek
persajakan mencapai skor 83,87, dan aspek jumlah baris tiap bait mencapai skor
rata-rata 96,77. Meskipun rata-rata menulis pantun pada siklus I dalam kategori
baik, namun ada beberapa aspek menulis pantun yang belum mencapai ketuntasan
dan beberapa siswa juga ada yang belum mencapai ketuntasan dalam menulis
pantun.
Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menulis pantun
berdasarkan hasil tes pada siklus I yaitu pada aspek pilihan kata dan aspek jumlah
suku kata tiap barisnya. Kesulitan pada aspek pilihan kata saat menulis pantun ini
terjadi karena siswa kurang berlatih menulis pantun dan kurangannya kosa kata
siswa sehingga mengalami kesulitan dalam menulis pantun. Kesulitan kedua yaitu
132132132
pada aspek jumlah suku kata tiap baris ini terjadi karena siswa mengalami
kesulitan atau bingung untuk menghitung jumlah suku kata tiap baris. Selain itu,
masih ada beberapa siswa yang belum mencapai batas ketuntasan dalam menulis
pantun.
Hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I
dapat diketahui bahwa perilaku siswa termasuk dalam kategori cukup baik,
walaupun ada beberapa siswa yang masih belum antusias saat mendengarkan
penjelasan dari guru dan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran masih belum baik serta kurang serius dalam
mengikuti pembelajaran. Pada aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan guru masih belum baik karena pada saat pembelajaran berlangsung,
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada siswa yang pasif,
bergurau dengan temannya dan ada yang bersikap tidak peduli. Keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran masih masih kurang
hal ini terjadi karena siswa dalam merespon penjelasan atau perintah guru belum
baik, siswa belum berani bertanya ketika mengalami kesulitan untuk menlus
pantun dan masih ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru karena masih
takut salah.
Berdasarkan hasil refleksi dari hasil tes maupun hasil nontes pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I yang dilakukan belum mencapai hasil maksimal. Pada siklus I masih ada
siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar dan masih ada perilaku siswa
133133133
yang masih negatif. Guna mencapai pembelajaran yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru, maka kesulitan-kesulitan tersebut akan diperbaiki pada
pembelajaran selanjutnya. Hal-hal yang dilakukan guru berkenaan dengan upaya
perbaikan untuk kemudian diterapkan pada pembelajaran siklus II perlu segera
dilakukan dengan harapan agar prestasi siswa lebih meningkat dalam menulis
pantun.
Guru mengadakan perbaikan-perbaikan pada siklus II yaitu (1)
memberikan lebih banyak contoh pantun, (2) menjelaskan jumlah suku kata tiap
baris dalam menulis pantun, (3) guru melakukan bimbingan secara lebih intensif
kepada siswa, (4) Guru dalam menjelaskan harus lebih jelas agar siswa
memahaminya, (5) guru lebih memotivasi siswa untuk berani berpendapat, (6)
guru memberikan lebih banyak pertanyaan kepada siswa. Dengan perbaikan-
perbaikan tersebut, pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus II diharapkan hasil yang lebih memuaskan,
meningkat dari siklus I ke siklus II serta perilaku siswa menjadi lebih positif.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan siklus II ini merupakan upaya untuk memperbaiki dan
memecahkan masalah menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun pada
siklus I. Kemampuan siswa untuk menulis pantun pada siklus I sudah baik akan
tetapi ada beberapa aspek yang belum mencapai ketuntasan dan masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu masih ada
134134134
perilaku siswa yang masih negatif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
tindakan siklus II dilakukan untuk meningkatkan menulis pantun sesuai dengan
syarat-syarat pantun serta meningkatkan perilaku belajar yang positif. Kriteria
pada siklus II yaitu siswa dapat menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun dengan nilai ketuntasan yaitu 75 dalam kategori baik.
Pada siklus II penelitian menulis pantun dilaksanakan dengan rencana
yang lebih cermat dan sistematis daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Melalui usaha tersebut,
diharapkan hasil penelitian meningkat dan mencapai hasil yang optimal. Selain
meningkatnya hasil tes menulis pantun siswa, diikuti juga peningkatan perubahan
perilaku siswa yang menjadi lebih postif. Hasil selengkapnya pada siklus II
diuraikan secara rinci sebagai berikut.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II
Proses pembealajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pembelajaran
menulis pantun pada siklus II sama seperti siklus I pada kegiatan awal didahului
dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa mempersiapkan alat tulis
sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran sangat
tenang. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran pantun
135135135
dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Guru menanamkan rasa percaya
diri pada siswa dengan memutarkan video yang berjudul “Cita-Cita Setinggi
Tanah”. Siswa melihat dan mendengarkan video “Cita-Cita Setinggi Tanah” agar
termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan tenang dan antusias. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video “Cita-Cita
Setinggi Tanah” dan menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video “Cita-
Cita Setinggi Tanah”. Siswa menyimpulkan isi video ”Cita-Cita Setinggi Tanah”
dengan percaya diri dan berani mengemukakan pendapatnya. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran menulis pantun
bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Siswa
menyimak penjelasan guru dengan baik dan kondusif.
Siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami
siswa pada latihan sebelumnya dan mendiskusikan kesulitan serta membahas hasil
menulis pantun siswa, pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan aktif dalam
mengikutinya. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum
dipahami, siswa sudah berani untuk bertanya dengan aktif kepada guru dan
temannya apa yang belum dipahami. Guru membagikan kartu pantun dan lembar
kerja kepada masing-masing siswa. Siswa secara individu menulis pantun secara
kreatif sesuai syarat-syarat pantun dengan berani dan percaya diri yang baik.
Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk
menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Siswa sangat aktif dan
percaya diri untuk menulis dan membacakan pantunnya. Siswa yang lain
136136136
memberikan tanggapan terhadap pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan dan
penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis
pantun dengan baik dan penuh percaya diri. Guru melakukan refleksi
terhadappembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pada kegiatan refleksi berlangsung terbangun kereflektifan yang baik.
Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan
oleh guru dengan kondusif dan jujur.
Proses pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-
aspek yang diamati dalam proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa
dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya.
137137137
Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Frekuensi
Siswa %
1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
26
83
2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
27
87
3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis
pantun.
27 87
4. Kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada
akhir pembelajaran.
26 83
Keterangan :
Baik : 75% - 100%
Cukup : 65% - 74%
Kurang : 0% - 64%
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil observasi selama pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembalajaran ARIAS (Assurance,
138138138
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus II. Dapat diketahui bahwa pada proses pembelajaran siklus II ada 26 siswa
atau 83% siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk dalam
kategori baik. Aspek yang kedua yang diamati berkaitan dengan kekondusifan
siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun, sebanyak 27 siswa atau 87% yang termasuk dalam kategori baik. Siswa
yang aktif dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun sebanyak 25 atau 80%
yang termasuk dalam kategori baik. Terciptanya suasana reflektif saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat
proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya sebanyak 26 siswa atau 83% yang termasuk dalam kategori baik.
4.1.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu
Pantun Siklus II
Berdasarkan hasil observasi keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa
atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun dengan baik. Pada siklus II
139139139
ini siswa sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa sangat antusias ketika
menonton video motivasi agar mereka lebih percaya diri, siswa juga antusias dan
semangat ketika membahas kesultan-kesulitan dalam menulis pantun pada siklus
I. Selain itu, siswa juga antusias ketika merespon, bertanya, dan menjawab
pertanyaan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan bahwa keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam
kategori baik karena adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Minat siswa
terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) sangat besar terlihat
ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa memperhatikan dengan
seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan siswa percaya diri dalam
menulis pantun. Siswa merasa senang mendapatkan suasana pembelajaran baru
yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan.
Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa
merasa senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Siswa
merasa mudah untuk memahami materi dan menulis pantun dengan percaya diri
140140140
karena menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang memudahkan
siswa untuk menggali ide atau gagasan untuk menulis. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa berminat dan senang dalam menulis pantun menggunkan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun.
Hasil wawancara juga digunakan untuk mengetahui keantusiasan siswa dalam
proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun yang termasuk dalam kategori baik. Wawancara pada siklus II ini masih
sama dilakukan terhadap tiga siswa yaitu yang memperoleh nilai tertinggi, nilai
sedang, dan nilai terendah. Ketiga siswa tersebut merupakan perwakilan teman
satu kelasnya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap tiga
siswa, mengenai ketertarikan pada pembelajaran menulis pantun yang diterapkan
oleh peneliti dapat diketahui bahwa semua siswa mengatakan bahwa mereka
menyukai dan tertarik terhadap pembelajaran menulis pantun, karena mereka
sudah dapat menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Menurut mereka
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun itu mempermudah mereka untuk memahami syarat-syarat menulis pantun
dan memudahkan untuk menulis pantun. Mereka mudah dalam menggali ide atau
gagasan untuk menulis pantun karena menggunakan media kartu pantun yang di
141141141
dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta
tema.
Selain data hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara,
keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi
foto pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
Gambar 4.9 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus II
Gambar 4.9 menunjukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Terlihat
keantusiasan siswa saat melihat video motivasi pada proses pembelajaran dan
keantusiasan dalam mendengarkan penjelasan guru tentang materi pantun. Siswa
terlihat sangat tenang dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga
keantusiasan siswa dalam proses menulis pantun berlangsung intensif. Dapat
diketahui bahwa kaantusiasan siswa dalam pembelajaran menulis pantun sudah
142142142
baik dari siklus I dan meningkat pada siklus II. Keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan
baik.
4.1.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kekondusifan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa
atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa
kondusif dalam menulis pantun termasuk dalam kategori baik. Komunikasi
diantara anggota kelompok juga terjalin dengan sangat baik dengan suasana kelas
yang kondusif, beberapa siswa yang kurang kondusif mendapatkan perhatian
khusus dari guru sehingga pembelajaran berlangsung dengan kondusif. Saat siswa
memaparkan hasil menulis pantun suasana kelas terlihat kondusif, siswa lain yang
tidak maju ke depan kelas memperhatikan dengan seksama ketika temannya
sedang membacakan hasil pekerjaannya, sehingga suasana kelas sangat kondusif.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang berlangsung dengan baik. Tingkah laku siswa
selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif sudah tidak gaduh
143143143
lagi. Sebagian besar siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru
dengan baik, selama proses diskusi kondisi siswa jauh lebih baik jika
dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Hampir semua siswa kondusif ketika
menulis pantun sesuai dengan syarat pantun.
Hasil jurnal siswa menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Mereka lebih tertarik dan
serius untuk menulis pantun karena sudah tidak ada kesulitan dalam menulis
pantun. Selain itu, siswa juga tertarik dengan pembelajaran ini karena disebabkan
adanya kartu pantun dengan terbuat dari kertas buffalo yang berwarna-warni dan
terdapat gambar serta tema pantun yang mempermudah untuk mereka menulis
pantun. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis pantun sesuai
syarat-syarat pantun sudah dapat teratasi. Mereka sudah tidak merasa malu untuk
bertanya kepada guru maupun bertanya pada temannya.
Selain hasil observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dokumentasi foto juga
menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai
berikut.
144144144
Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus II
Gambar 4.10 yang menunjukkan kekondusifan siswa dalam pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa
sudah kondusif saat proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas kondusif
ketika siswa menulis pantun serta ketika melihat video motivasi agar mereka lebih
percaya diri. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun berlangsung dengan baik, yang berdampak pada
meningkatnya kemampuan menulis pantun siswa. Adanya peningkatan
kekondusifan siswa dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus II
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan
145145145
peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24 siswa atau sebesar
77% pada siklus II menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa aktif dalam
memaparkan hasil menulis pantun dengan baik. Siswa mulai berani memaparkan
hasil menulis pantun tanpa dorongan dari guru atau pun teman, siswa sudah
bersedia maju tanpa ditujuk atau dorongan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menujukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori
baik. Siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun dengan percaya diri dan
berani tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa lain yang tidak maju memperhatikan
dengan seksama ketika temannya sedang membacakan dan menuliskan hasil
pekerjaannya, sehingga suasana kelas kondusif, walaupun masih ada beberapa
siswa yang tidak memperhatikan tetapi kondisi ini sudah jauh baik dibandingkan
pada siklus I.
Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto menunjukkan
keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai
berikut.
146146146
Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus II
Gambar 4.11 menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa
mampu memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dengan percaya diri dan
berani. Siswa lain yang tidak maju, memperhatikan dengan seksama ketika
temannya sedang membacakan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Keaktifan
siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun termasuk dalam kategori
baik, ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yang dipertahankan agar proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada
akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I hanya 24
147147147
siswa atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau 83 sebesar %
menunjukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangun suasana
yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran
dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya. Siswa
dan guru bersama-sama melakukan tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh
mana siswa memahami pembelajaran karena pada kegiatan ini guru akan
mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa ketika siswa menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun termasuk dalam kategori baik. Saat kegiatan refleksi berlangsung suasana
kelas kondusif, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang
seluruh proses pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga
terbangun suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat
proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya. Pada saat kegiatan refleksi siklus II, suasana berlangsung kondusif
karena siswa sudah terbiasa dengan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang diterapkan oleh guru.
148148148
Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga
menunjukkan kereflektifan suasana kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus II. Dokumentasi foto tersebut sebagai berikut.
Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada
Akhir Pembelajaran Siklus II
Gambar 4.12 yang menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada gambar tersebut
menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran menulis pantun sudah baik sehingga siswa dapat menyadari
kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan
dalam pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran dalam
pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan
perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
149149149
4.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus II
Tindakan siklus II ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan menulis pantun siklus I. Kriteria penilaian
keterampilan menulis pantun pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yang
meliputi enam aspek antara lain (1) pilihan kata; (2) isi pantun; (3) adanya
sampiran dan isi; (4) jumlah suku kata tiap baris; (5) persajakan; (6) jumlah baris
tiap bait. Pada siklus II siswa masih menulis pada menggunakan pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun, akan tetapi media kartu pantun yang digunakan pada siklus II
memiliki tema yang berbeda dengan siklus I. Jumlah siswa yang mengikuti tes
menulis pantun siklus II adalah 31 siswa. Hasil tes menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II dijelaskan pada tabel 4.11
berikut ini.
Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II
No Rentang
Nilai
Kategori Frekuensi % Jumlah
Nilai
Nilai Rata-Rata
1. 75-100 Baik 31 100 2661 2661 : 31 =
85,83
( Kategori Baik)
2. 65-74 Cukup 0 0 0
3. 0-64 Kurang 0 0 0
Jumlah 31 100 2661
150150150
Berdasarkan data pada tabel 4.11 menunjukkan keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II
mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut terbukti dari
hasil menulis pantun siswa pada siklus II mencapai nilai rata-rata 85,83 yang
termasuk dalam kategori baik, sebanyak 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan
nilai dengan rentang 75-100 dalam kategori baik. Tidak ada satu pun siswa yang
memperoleh nilai dalam kategori cukup atau kategori kurang. Hasil tes menulis
pantun siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa keterampilan menulis pantun
siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai target peneliti yaitu dengan nilai
rata-rata 75.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil tes keterampilan menulis
pantun kelas VII F pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Baik
Cukup
Kurang
Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II
151151151
Diagram 4.2 menunjukkan bahwa terdapat sebesar 31 siswa atau 100%
siswa sudah mendapatkan nilai dalam kategori baik dengan nilai 75-100. Tidak
terdapat satu pun siswa yang mendapatkan nilai cukup dan kurang. Pada tes
menulis pantun siklus II seluruh siswa mendapatkan nilai baik dan sudah
mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu nilai 75. Maka penelitian ini selesai pada
siklus II. Hasil masing-masing setiap aspek dipaparkan sebagai berikut ini.
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap Aspek
Siklus II
No Aspek Rata-rata Kategori
1. Pilihan kata 75,26 Baik
2. Isi pantun 96,77 Baik
3. Sampiran dan isi 100 Baik
4. Persajakan 83,87 Baik
5. Jumlah suku kata tiap baris 87,09 Baik
6. Jumlah baris tiap bait 100 Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa aspek pilihan kata
dalam menulis pantun pada siklus II mencapai rata-rata 75,26 termasuk dalam
kategori baik, aspek isi pantun mencapai rata-rata 96,77 termasuk dalam kategori
baik, aspek sampiran dan isi pantun mencapai rata-rata 100 termasuk dalam
kategori baik, aspek persajakan dalam menulis pantun mencapai rata-rata 83,87
termasuk dalam kategori baik, aspek jumlah suku kata tiap baris dalam pantun
mencapai rata-rata 87,09 termasuk dalam kategori baik dan aspek yang terakhir
152152152
yaitu jumlah baris tiap bait dalam menulis pantun mencapai rata-rata 100
termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dan
meningkat dari siklus I ke siklus II. Adapun untuk rincian dari hasil masing-
masing aspek menulis pantun siklus II dapat dilihat pada uraian sebagai berikut.
4.1.2.2.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus II
Pada aspek pilihan kata penilaian dipusatkan pada tiga indikator yaitu,
menggunakan kata konkret dan kata kiasan, penggunaan kata yang variatif, dan
memiliki nilai estetis. Hasil tes menulis pantun pada aspek pilihan kata dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus II
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 3 8 25,80 24 70/31 x 100 =
3
75,26
70/34 x 100 =
3
75,26
Kategori Baik
2. 2 23 74,19 46
3. 1 0 0 0
Jumlah 31 100 70
Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil dari aspek
pilihan kata keterampilan menulis pantun mendapat rata-rata nilai 75,26. Pada
aspek pilihan kata skor 3 dicapai oleh 8 siswa atau 25,80%. Skor 2 dicapai oleh 23
siswa atau 74,19% siswa dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor terendah
yaitu skor 1 dalam aspek pilihan kata. Dengan demikian, dapat disimpulkan
153153153
bahwa keterampilan menulis pantun siswa pada siklus II aspek pilihan kata dalam
kategori baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil menulis
pantun pada siklus I.
4.1.2.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun
Siklus II
Penilaian pada aspek isi pantun ditentukan pada isi pantun yang
sesuaidengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Hasil tes menulis pantun
pada aspek isi pantun dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun
Siklus II
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 30 96,77 30 30 X 100 =
31
96,77
30 / 31 X 100 =
31
96,77
Kategori Baik
2. 0 1 3,22 0
Jumlah 31 100 30
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil dari aspek isi pantun
keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 96,77. Siswa yang
memperoleh skor 1 dalam aspek isi pantun dicapai oleh 30 siswa atau 96,77% dan
hanya 1 siswa atau 3,22% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek isi pantun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa
untuk aspek isi pantun dalam kategori baik.
154154154
4.1.2.2.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus II
Penilaian pada aspek sampiran dan isi pada keterampilan menulis pantun
ditentukan pada ada tidaknya sampiran dan isi pantun pada pantun yang siswa
tulis. Hasil tes menulis pantun pada aspek sampiran dan isi dapat dilihat pada
tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus I
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 31 100 31 31 X 100 =
31
100
31/31 X 100 =
1
100
Kategori Baik
2. 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil dari aspek sampiran dan
isi pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 100. Pada aspek
sampiran dan isi pantun, 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan skor 1 dan tidak
ada yang mendapatkan skor 0 dalam aspek ini. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa untuk aspek adanya
sampiran dan isi pantun dalam kategori baik dan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil menulis pantun pada siklus I.
4.1.2.2.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus II
Penilaian pada aspek persajakan pada keterampilan menulis pantun yaitu
ditentukan adanya sajak a-b-a-b pada pantun yang ditulis siswa. Hasil perolehan
155155155
nilai pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Hasil tes menulis
pantun pada aspek persajakan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus II
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 26 83,87 26 26 X 100 = 31
83,87
26 /31 X 100 = 1
83,87
Kategori Baik
2. 0 5 16,12 0
Jumlah 31 100 26
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa hasil dari aspek persajakan
pada keterampilan menulis pantun secara klasikal mencapai nilai rata-rata 83,87.
Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek persajakan dicapai oleh 26 siswa atau
83,87% dan 5 siswa atau 16,12% yang mendapatkan skor 1 dalam aspek
persajakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis
pantun siswa pada siklus II aspek persajakan dalam kategori baik.
4.1.2.2.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku Kata
Tiap Baris Siklus II
Penilaian pada aspek jumlah suku kata tiap baris pada keterampilan
menulis pantun ditentukan dengan jumlah suku kata tiap baris yang 8-12 suku
kata. Hasil tes menulis pantun pada aspek jumlah suku kata tiap baris dapat dilihat
pada tabel 4.17 berikut.
156156156
Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Jumlah Suku Kata Tiap
Baris Siklus II
No Skor Frekuensi % Ʃ
Skor
Rata-Rata
Skor
Nilai Klasikal
1. 1 27 87,09 27 27 X 100 = 31
87,09
27/ 31 X 100 = 1
87,09
Kategori Baik
2. 0 4 12,90 0
Jumlah 31 100 27
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah suku
kata tiap baris pada keterampilan menulis pantun secara klasikal mencapai nilai
rata-rata 87,09. Siswa yang memperoleh skor 1 dalam aspek ini sebanyak 27
siswa atau 87,09% dan 4 siswa atau 12,90% yang mendapatkan skor 1 dalam
aspekjumlah suku kata tiap baris. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun siswa pada siklus II aspek jumlah suku kata tiap
baris dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil
menulis pantun pada siklus I.
4.1.2.2.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris Tiap
Bait Siklus II
Penilaian pada aspek jumlah baris tiap bait pada keterampilan menulis
pantun ditentukan jumlah pantun empat seuntai. Hasil tes menulis pantun pada
aspek jumlah baris tiap bait dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.
157157157
Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris
Tiap Bait Siklus II
No Skor Frekuensi % Nilai Nilai Rata-Rata Nilai Klasikal
1. 1 31 100 31 31 X 100 = 31
100
31 / 1 X 100 = 31
100
Kategori Baik
2. 0 0 0 0
Jumlah 31 100 31
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa hasil dari aspek jumlah baris
tiap bait pada keterampilan menulis pantun mencapai nilai rata-rata 100. Pada
aspek jumlah baris tiap bait, 31 siswa atau 100% siswa mendapatkan skor 1 dan
tidak ada yang mendapatkan skor 0 dalam aspek ini. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menulis pantun siswa aspek sampiran dan isi
pantun dalam kategori baik serta mengalami peningkatan dibandingkan dengan
hasil menulis pantun pada siklus I.
Dari data tes keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam menulis pantun pada siklus II dalam kategori baik karena sudah
mencapai ketuntasan belajar atau target yang ditentukan peneliti dengan rata-rata
85,83. Aspek-aspek dalam menulis pantun seperti pilihan kata, isi pantun, adanya
sampiran dan isi, jumlah suku kata tiap baris, persajakan dan jumlah baris tiap bait
sudah dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Selain itu, semua siswa sudah baik dalam menulis pantun karena sudah mencapai
158158158
ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun siklus II
mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I.
4.1.2.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
Media Kartu Pantun Siklus II
Hasil perubahan perilaku siswa pada siklus II sama seperti siklus I ada
beberapa aspek penilaian. Aspek yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi
(1) keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan
siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggung
jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan
kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.Untuk lebih jelas data observasi
siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.
Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Frekuensi
Siswa %
1. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
guru.
27 87
2. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran.
26 83
3. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan
oleh guru.
28 90
159159159
4. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun.
26 83
Keterangan :
Baik : 75% - 100%
Cukup : 65% - 74%
Kurang : 0% - 64%
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui perubahan perilaku dalam
mengikuti pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun sebanyak 27 siswa atau sebesar 87% siswa antusias saat
mendengarkan penjelasan dari guru termasuk dalam kategori cukup, ketika guru
sedang menjelaskan siswa masih ada yang melamun, bergurau dan ada siswa yang
bermain sendiri. Siswa yang aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran sebanyak 26 siswa atau sebesar 83% termasuk dalam kategori
cukup, siswa dalam aspek bertanya dan menjawab masih belum percaya diri
mereka masih merasa takut salah menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru termasuk dalam
kategori baik dapat diketahui bahwa sebanyak 28 siswa atau sebesar 90% siswa
bertanggung jawab. Aspek yang terakhir yaitu keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun sebanyak 26 siswa atau sebesar 83% yang termasuk
dalam kategori baik.
160160160
4.1.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus
II, pada siklus I hanya 23 siswa atau sebesar 74% pada siklus II menjadi 27 siswa
atau sebesar 87% siswa antusias saat mendengarkan penjelasan guru termasuk
dalam kategori baik. Pada saat guru menjelaskan tentang materi menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama dan suasana kelas menjadi kondusif. Berbeda
dengan siklus I ketika guru menjelaskan siswa yang melamun, bercanda dan
bermain dengan temannya sudah berkurang, hampir seluruh siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
guru termasuk dalam kategori baik. Keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan guru mengalami peningkatan dibanding siklus I. Hampir seluruh siswa
antusias dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan seksama serta suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat
memahami penjelasan guru tentang materi menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun serta siswa sudah berani bertanya kepada guru ketika
161161161
mengalami kesulitan atau belum memahami penjelasan guru. Guru tidak perlu
menegur siswa karena perilaku siswa sudah positif.
Hasil jurnal siswa menunjukkan tanggapan positif dari siswa dalam
mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Siswa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran
menulis pantun karena menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang
sebelumnya belum ada. Menurut mereka penjelasan yang dilakukan guru saat
membahas materi dan hasil pekerjaan mudah untuk dipahami serta dengan
pembelajaran menulis pantun ini siswa lebih termotivasi dan percaya diri untuk
menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan guru dapat diketahui
juga melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa
yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa dengan
nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti pembelajaran, senang
mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun karena penjelasan guru
mudah dipahami. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa
dia sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, serta mengakui sudah
tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah paham penjelasan
162162162
guru. Siswa yang mendapatkan nilai rendah mengemukakan bahwa senang
mengikui pembelajaran, dan sudah tidak mengalami kesulitan menulis pantun
karena penjelasan guru mudah dipahami.
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa dan wawancara, hasil
dokumentasi foto juga menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung sudah baik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari
Guru Siklus II
Gambar 4.13 menujukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan
dari guru. Pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan fokus
dan seksama. Suasana kelas menjadi kondusif hanya ada suara guru yang
menjelaskan materi, tidak ada anak yang bergurau, melamun bahkan berjalan
dikelas. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru sudah baik,
sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru perlu dipertahankan agar proses pembelajaran
berlangsung dengan baik.
163163163
4.1.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat
Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II,
pada siklus I hanya 22 siswa atau sebesar 70% pada siklus II menjadi 26 siswa
atau sebesar 83% termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II siswa sudah aktif
merespon penjelasan atau perintah dari guru dengan baik, berani bertanya ketika
mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Saat
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
maupun kesulitan yang mereka alami, siswa sudah berani bertanya tanpa
dorongan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang
menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun termasuk dalam kategori baik. Keaktifan dalam merespon, bertanya dan
menjawab pertanyaan guru pada siklus II sudah terlihat dari awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran menulis pantun berlangsung. Siswa sudah merespon
pertanyaan guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa sudah percaya diri dan
berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun serta dapat
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan percaya diri.
164164164
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun juga
diketahui melalui hasil jurnal siswa. Siswa merasa senang dapat bertanya
mengemukakan kesulitannya dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun
dengan teman, selain itu siswa juga senang karena bisa merespon dan menjawab
pertanyaan yang disampaikan guru dengan benar karena siswa sudah memahami
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Siswa menuturkan bahwa pembelajaran
ini lebih efektif untuk diterapkan karena dengan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mereka merasa lebih
termotivasi dan percaya diri untuk menulis pantun serta dengan adanya media
kartu pantun mempermudah siswa untuk menulis pantun.
Hasil wawancara menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya,
dan menjawab saat proses pembelajaran berlangsung. Pendapat mengenai
keaktifan dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
dikemukakan oleh beberapa siswa. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai
sedang, dan nilai terendah. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi
mengemukakan bahwa pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun mempermudah untuk memahami syarat-syarat
menulis pantun dan memudahkan untuk menulis pantun serta tidak mengalami
165165165
kesulitan karena materi menulis pantun sudah dijelaskan oleh guru. Siswa yang
mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sudah tidak mengalami
kesulitan dalam menulis pantun karena sudah bertanya kepada guru tentang
kesulitan yang dialaminya. Siswa yang mendapatkan nilai kurang mengemukakan
bahwa sudah tidak takut lagi untuk merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan
yang disampaikan oleh guru sehingga tidak mengalami kesulitan untuk menulis
pantun.
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi
foto juga menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab
saat proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto
berikut.
Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan
Menjawab saat Pembelajaran Siklus II
Gambar 4.14 menujukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa
166166166
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dengan baik. Mereka merespon dan
menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri dan tanpa ragu-ragu, selain
itu juga mereka sudah tidak takut lagi untuk bertanya kepada guru ketika mereka
mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran sudah baik, ada peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab
saat pembelajaran guru perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik.
4.1.2.3.3 Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh
Guru Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II,
pada siklus I 25 siswa atau sebesar 80% pada siklus II menjadi 28 siswa atau
sebesar 90% termasuk dalam kategori baik. Siswa sanggup bertanggung jawab
terhadap tugas menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun yang diberikan oleh
guru dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Hampir seluruh siswa sudah
bertanggung jawab terhadap tugas menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru dengan
baik.
167167167
Hasil jurnal guru menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang termasuk dalam kategori baik. Siswa mampu
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun
sesuai syarat-syarat pantun secara kelompok maupun individu dan melaksanakan
perintah guru dengan baik. Selain itu, siswa bertanggung jawab dalam
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Sikap tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan guru pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I.
Selain hasil observasi dan jurnal, dokumentasi foto juga menunjukkan
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Gambar 4.15 Tanggung Jawab Siswa Terhadap Tugas yang
Diberikan oleh Guru Siklus II
Gambar 4.15 menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru. Pada proses pembelajaran terlihat siswa bertanggungjawab
168168168
untuk menulis pantun sesuai dengan syarat pantun dengan baik dan melaksanakan
perintah guru serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu termasuk dalam kategori baik,
adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, pada siklus I ada 24 siswa
atau sebesar 77% pada siklus II menjadi 26 siswa atau sebesar 83% termasuk
dalam kategori baik. Siswa dengan berani dan percaya diri menulis pantun dengan
tema yang terdapat di kartu pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Siswa
berani untuk bertanya kepada guru maupun teman mengenai kesulitan yang
dialami, serta siswa sudah berani dan percaya diri untuk membaca dan menuliskan
hasil menulis pantunnya di depan kelas yang kemudian ditanggapi oleh guru dan
siswa lain.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
169169169
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang termasuk
dalam kategori baik. Siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun
sesuai syarat-syarat pantun dengan sungguh-sungguh tanpa keraguan. Siswa
menulis pantun sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun secara
kelompok maupun individu. Siswa sudah tidak mengalami kesulitan untuk
menulis pantun karena sudah berani dan percaya diri untuk bertanya sehingga
pembelajaran berlangsung dengan baik.
Dokumentasi foto menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus II dalam kategori baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto
berikut.
Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus II
Gambar 4.16 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam
menulis pantun. Siswa dalam sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun
sesuai dengan syarat-syarat pantun berdasarkan tema pada kartu pantun. Siswa
juga sudah berani dan percaya diri menulis pantun di papan tulis yang kemudian
170170170
ditanggapi oleh guru dan siswa lainnya. Keberanian dan kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun sudah baik dari siklus I dan meningkat pada siklus II.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun perlu dipertahankan
agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus II berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran,
kegiatan awal didahului dengan salam pembuka dan berdoa bersama. Siswa
mempersiapkan alat tulis sementara guru mempresensi siswa. Suasana kelas pada
awal pembelajaran sangat tenang. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan
pembelajaran pantun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Guru
menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan memutarkan video untuk
memotivasi siswa. Siswa melihat dan mendengarkan video tersebut agar
termotivasi untuk berusaha dengan maksimal dengan tenang dan antusias. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan isi video dan
menuntun siswa untuk menarik simpulan isi video tersebut. Selanjutnya, Siswa
menyimpulkan isi video dengan percaya diri dan berani mengemukakan
pendapatnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
171171171
pembelajaran menulis pantun bagi kehidupan siswa untuk masa sekarang maupun
masa mendatang. Siswa menyimak penjelasan guru dengan baik dan kondusif.
Siswa bersama guru mengulas terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa
pada latihan sebelumnya dan mendiskusikan kesulitan serta membahas hasil
menulis pantun siswa, pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan aktif dalam
mengikutinya. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang belum
dipahami, siswa sudah berani untuk bertanya dengan aktif kepada guru dan
temannya tentang apa yang belum dipahami. Guru membagikan kartu pantun dan
lembar kerja kepada masing-masing siswa. Siswa secara individu menulis pantun
secara kreatif sesuai syarat-syarat pantun dengan berani dan percaya diri yang
baik. Setelah siswa selesai menulis pantun, guru meminta perwakilan siswa untuk
menuliskan pantun di papan tulis dan membacakannya. Siswa sangat aktif dan
percaya diri untuk menulis dan membacakan pantunnya. Siswa yang lain
memberikan tanggapan terhadap pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan dan
penilaian kepada hasil pekerjaan siswa.
Siswa bersama guru menarik simpulan dan merangkum materi menulis pantun
dengan baik dan penuh percaya diri. Guru melakukan refleksi
terhadappembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pada kegiatan refleksi berlangsung terbangun kereflektifan yang baik.
Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada kelompok yang berhasil
mendapatkan nilai yang memuaskan. Siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan
oleh guru dengan kondusif dan jujur.
172172172
Dari data tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
menulis pantun pada siklus II dalam kategori baik karena sudah mencapai
ketuntasan belajar atau target yang ditentukan peneliti dengan rata-rata 85,83.
Terjadi peningkatan menulis pantun siswa, pada siklus I menulis pantun siswa
mencapai rata-rata 78,25 pada siklus II rata-rata menulis pantun siswa menjadi
85,83. Pada siklus II aspek-aspek dalam menulis pantun seperti pilihan kata, isi
pantun, adanya sampiran dan isi, jumlah suku kata tiap baris, persajakan dan
jumlah baris tiap bait sudah dalam kategori baik dan mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus I serta sudah mencapai target ketuntasan. Selain itu, seluruh
siswa sudah baik dalam menulis pantun karena mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil nontes yang terdiri atas observasi, jurnal guru dan jurnal
siswa, wawancara, dan dokumentasi foto menunjukkan proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun berjalan
dengan baik serta mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I,
siswa masih menunjukkan sikap negatif seperti tidak memerhatikan guru
menjelskan, bercanda, melamun, jalan-jalan dikelas serta suasana kelas yang
sedikit gaduh. Perubahan perilaku belajar siswa menunjukkan sikap yang lebih
positif. Mereka menunjukkan adanya keseriusan untuk belajar, siswa antusias
dalam proses pembelajaran menulis pantun, suasana kelas yang kondusif saat
pembelajaran menulis pantun, siswa aktif memaparkan hasil diskusi menulis
173173173
pantun dengan berani dan percaya diri, suasana reflektif terbangun dengan baik
pada saat kegiatan refleksi, siswa terlihat antusias terhadap penjelasan guru, siswa
aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru dengan
percaya diri, siswa bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas yang diberikan
oleh guru, serta berani dan percaya diri dalam menulis pantun.
Berdasarkan hasil tes dan nontes siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II berlangsung
baik. Menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) serta media kartu pantun,
mempermudah siswa untuk menggali ide atau gagasan untuk menulis sampiran
dan isi yang sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun. Pembelajaran
yang menyenangkan membuat siswa lebih mudah dalam menulis pantun sesuai
dengan syarat-syarat pantun. Dari hasil tes dan nontes menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus II tersebut
berhasil mencapai ketuntasan dan sesuai dengan target yang diharapkan, sehingga
tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan hasil siklus II
yang menunjukkan adanya proses peningkatan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
174174174
Satisfaction) dengan media kartu pantun, peningkatan keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, dan perubahan
perilaku siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Berikut
perubahan berdasarkan hasil penelitian menulis pantun siklus I dan siklus II.
4.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II
Proses pembelajaran menulis pantun berdasarkan hasil nontes pada siklus I
dan siklus II dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek yang diamati dalam
proses pembelajaran meliputi, (1) keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun; (2)
kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun; (3) keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis
pantun; (4) terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya.
175175175
Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Peningkatan
F % F % F %
1. Keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun.
24
77
26
83
2
6
2. Kekondusifan siswa dalam
menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun.
24
77
27
87
3
10
3. Keaktifan siswa dalam
memaparkan hasil menulis pantun.
24 77 27 87 3 10
4. Kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran.
24 77 26 83 2 6
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa proses pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II yang termasuk dalam kategori baik. Aspek
keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau
176176176
sebesar 77% meningkat 6% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II.
Aspek kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 77%
meningkat 10% menjadi 27 siswa atau sebesar 87% pada siklus II. Aspek ketiga
yaitu aspek keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun pada siklus I
sebanyak 24 siswa atau sebesar 77% meningkat 10% menjadi 27 siswa atau
sebesar 87% pada siklus II. Aspek terakhir yaitu aspek kereflektifan suasana saat
kegiatan refleksi pada akhir pembelajaranpada siklus I sebanyak 24 siswa atau
sebesar 77% meningkat 10% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II.
Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun dijelaskan sebagai berikut.
4.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus
I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun siswa menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I.
Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa yang antusias dalam proses
pembelajaran dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83%
siswa yang antusias dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
177177177
Pada siklus I siswa terlihat kurang antusias dan tidak siap mengikuti
pembelajaran menulis pantun. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak
memperhatikan penjelasan guru, sibuk bermain sendiri dan bercanda. Pada siklus
II siswa sudah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, siswa sangat antusias ketika
menonton video motivasi agar mereka lebih percaya diri, siswa juga antusias dan
semangat ketika membahas kesulitan-kesulitan dalam menulis pantun pada siklus
I serta antusias ketika merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menujukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam
kategori baik karena adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I
beberapa siswa sudah menujukkan sikap positif siswa saat pembelajaran
berlangsung dan menunjukkan keantusiaan saat menulis pantun. Namun ada siswa
yang masih menunjukkan sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran menulis pantun dan masih belum memperhatikan
pembelajaran. Sedangkan pada siklus II siswa sudah menujukkan sikap positif,
minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
sangat besar terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa
178178178
memperhatikan dengan seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan
siswa percaya diri dalam menulis pantun.
Hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan tanggapan yang
positif. Siswa senang dan tertarik menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun mereka menuturkan kemudahan dalam menggali ide
atau gagasan untuk menulis pantun karena adanya media kartu pantun yang di
dalamnya terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar serta
adanya tema pada kartu pantun. Hal ini menunjukkan bahwa siswa berminat dan
senang dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I dan siklus II juga menunjukkan
keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I beberapa siswa
mengemukakan bahwa senang dan tertarik dengan pembelajaran pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, media kartu pantun dapat
mempermudah dalam menulis pantun akan tetapi ada siswa yang mengalami
kesulitan untuk menulis sampiran. Sedangkan pada siklus II, beberapa siswa
mengemukakan senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis pantun
menggunakann model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
179179179
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Kartu pantun
mempermudah dalam menggali ide atau gagasan untuk menulis pantun karena
terdapat pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang, gambar dan tema serta
siswa mengemukakan sudah tidak mengalami kesulitan untuk menulis pantun
karena sudah paham dengan penjelasan guru.
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara. Keantusiasan
siswa dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun juga dapat diketahui dari dokumentasi foto pada siklus
I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.17 menunjukkan keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa yang terlihat kurang
180180180
antusias dan bermain sendiri sedangkan pada siklus II siswa terlihat keantusiasan
siswa saat melihat video motivasi pada proses pembelajaran, siswa terlihat sangat
tenang dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga keantusiasan siswa
dalam proses menulis pantun berlangsung intensif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa proses keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan.
4.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang kekondusifan siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun menunjukkan
adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa
atau sebesar 77% siswa yang kondusif dalam proses pembelajaran menulis pantun
dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa yang
kondusif dalam proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Pada siklus I saat diskusi kelompok dan proses
pembelajaran menulis pantun suasana kelas relatif cukup kondusif. Ada beberapa
siswa saat menulis pantun terlihat tidak serius, bermain dan bercanda dengan
temannya. Pada siklus II suasana kelas dalam proses pembelajaran menulis pantun
181181181
berlangsung dengan kondusif dan saat siswa memaparkan hasil menulis pantun
suasana kelas terlihat kondusif.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun termasuk dalam kategori baik yang
menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I
beberapa siswa sudah menujukkan sikap positif saat pembelajaran berlangsung
suasana kelas kondusif, kelas cukup tenang sehingga memperlancar proses
pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif
dalam mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas
dan bercanda. Pada siklus II siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh
guru dengan baik suasana yang kondisif, hampir semua siswa kondusif ketika
menulis pantun sesuai dengan syarat pantun.
Selain jurnal guru, jurnal siswa pada siklus I dan siklus II juga
menunjukkan tanggapan yang positif dari siswa dalam proses pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Siswa
senang dan tertarik karena dengan pembelajaran ini mereka termotivasi dan lebih
percaya diri untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun dengan baik. Selain
itu, siswa juga tertarik dengan pembelajaran ini karena disebabkan adanya kartu
pantun dengan terbuat dari kertas buffalo yang berwarna-warni dan terdapat
gambar serta tema pantun yang mempermudah untuk mereka menulis pantun.
182182182
Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis pantun sesuai syarat-
syarat pantun sudah dapat teratasi. Mereka sudah tidak merasa malu untuk
bertanya kepada guru maupun bertanya pada temannya
Selain hasil observasi, jurnal guru dan jurnal siswa, dokumentasi foto juga
menunjukkan kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.18 yang menunjukkan kekondusifan siswa dalam proses
pembelajaran pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun. Pada siklus I suasana kondusif ketika menulis pantun tetapi ada
siswa yang masih melamun dan bergurau. Pada siklus II suasana kelas kondusif
ketika siswa menulis pantun dengan lebih percaya diri. Kekondusifan siswa dalam
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
183183183
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
berlangsung dengan baik, yang berdampak pada meningkatnya kemampuan
menulis pantun siswa. Adanya peningkatan kekondusifan siswa dari siklus I ke
siklus II dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan
baik.
4.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam memaparkan hasil
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I
ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa aktif memaparkan hasil menulis pantun dan
pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau sebesar 87% siswa aktif
memaparkan hasil menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pada siklus I siswa masih ragu dan malu untuk memaparkan hasil menulis
pantun serta masih dengan dorongan atau perintah dari guru untuk memaparkan
hasil menulis pantun sedangkan pada siklus II siswa mulai berani memaparkan
hasil menulis pantun tanpa dorongan dari guru atau pun teman, siswa sudah
bersedia maju tanpa ditujuk.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
184184184
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dalam kategori baik yang
menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I
siswa sudah percaya diri untuk memaparkan hasil menulis pantunnya, namun
suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu sama lain untuk
memaparkan hasil menulis pantunnya sedangkan pada siklus II siswa aktif
memaparkan hasil menulis pantun di dengan percaya diri dan berani tanpa
ditunjuk oleh guru.
Selain hasil observasi dan jurnal guru, keaktifan siswa dalam memaparkan
hasil menulis pantun pada siklus I dan siklus II dapat diketahui dengan
dokumentasi foto. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.19 yang menunjukkan keaktifan siswa dalam memaparkan hasil
diskusi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada
siklus I siswa memaparkan hasil diskusi menulis pantun dengan percaya diri dan
berani membacakan dan menulis hasil diskusinya di depan kelas, walaupun ada
185185185
beberapa siswa yang masih malu dan dengan dorongan guru sedangkan pada
siklus II siswa mampu memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dengan
percaya diri dan berani tanpa adanya dorongan dari guru. Siswa lain yang tidak
maju, memperhatikan dengan seksama ketika temannya sedang membacakan dan
menuliskan hasil pekerjaannya. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi
menulis pantun termasuk dalam kategori baik, ada peningkatan dari siklus I ke
siklus II yang dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa
menunjukkan sikap yang baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya
suasana reflektif ketika kegiatan refleksi berlangsung dan pada siklus II
meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa menunjukkan sikap yang
baik saat kegiatan refleksi sehingga terbangunnya suasana reflektif ketika kegiatan
refleksi menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
berlangsung.
186186186
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I saat kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas
cukup kondusif, bahkan ada beberapa anak yang membuat suasana kelas menjadi
gaduh akan tetapi guru dapat mengontrol kelas sehingga proses refleksi tetap
berjalan kondusif. Pada siklus II saat kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas
kondusif, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang seluruh
proses pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga terbangun
suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya.
Selain hasil observasi dan jurnal guru, dokumentasi foto juga menunjukkan
kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I dan
siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
187187187
Siklus I Siklus II
Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.20 yang memperlihatkan kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Pada siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa kereflektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran menulis pantun sudah baik sehingga siswa dapat menyadari
kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan
dalam pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran dalam
pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan
perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto
dapat disimpulkan proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dalam
188188188
proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun siswa sudah antusias, siswa kondusif dalam menulis pantun, siswa aktif
dalam memaparkan hasil menulis pantun di depan kelas, dan terciptanya suasana
reflektif saat kegiatan refleksi pada akir pembelajaran sehingga siswa menyadari
kekurangan dan mengetahui perbaikan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II
Hasil peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun siklus I dan siklus II pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang dapat dilihat dalam tabel 4.21 sebagai berikut.
Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II
No Aspek Skor Siklus I Siklus II Peningkatan
(%) F (%) F (%)
1. Pilihan kata 3 57 61,29 70 75,26 13,97
2. Isi pantun 1 30 96,77 30 96,77 0
3. Sampiran dan isi 1 30 96,77 31 100 3,23
4. Persajakan 1 26 83,87 26 83,87 0
5. Jumlah suku kata tiap
baris
1 22 70,96 27 87,09 16,13
6. Jumlah baris tiap bait 1 30 96,77 31 100 3,23
Jumlah 36,56
189189189
Berdasarkan tabel 4.21 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 36,56% pada siklus II. Pada
siklus II keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.
Pada aspek pilihan kata terjadi peningkatan sebesar 13,97% dari 61,29%
menjadi 75,26%. Pada aspek isi pantun tidak terjadi peningkatan dari siklus I ke
siklus II, pada aspek ini tetap sebesar 96,77%. Pada aspek ketiga yaitu aspek
sampiran dan isi mengalami peningkatan sebesar 3,23%, dari 96,77% menjadi
100%. Pada aspek yang keempat yaitu aspek persajakan juga tidak mengalami
peningkatan, pada siklus I dan siklus II sama yaitu sebesar 83,87%. Aspek
selanjutnya adalah aspek jumlah suku kata tiap baris, pada aspek ini mengalami
peningkatan sebesar 16,13% dari 70,96% menjadi 87,09%. Aspek yang terakhir
yaitu jumlah baris tiap bait, pada aspek ini terjadi peningkatan 3,23% dari 96,77
menajdi 100%. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II tes menulis pantun siswa
dalam kategori baik dan semua aspek menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.
190190190
Untuk mengetahui lebih jelas tiap-tiap aspek keterampilan menulis pantun
beserta peningkatan dari siklus I ke siklus II disajikan pada diagram dibawah ini.
120
100
80
Siklus 1 60
Siklus 2
40 Peningkatan
20
0
1 2 3 4 5 6
Diagram 4.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.3 menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) pada siklus II. Pada aspek kelima
menulis pantun yaitu aspek jumlah suku kata tiap baris terjadi peningkatan
16,13% dari 70,96 menjadi 87,09% merupakan peningkatan tertinggi dari semua
aspek. Peningkatan terendah ada pada aspek isi pantun dan aspek persajakan.
Pada aspek isi pantun tidak mengalami peningkatan atau pengingkatan sebesar
0%, dari 96,77% menjadi 96,77% dan pada aspek persajakan juga tidak
mengalami peningkatan atau pengingkatan sebesar 0%, dari 83,77 menjadi
83,77%. Walaupun kedua aspek itu tidak mengalami peningkatan pada siklus II,
kedua aspek itu termasuk dalam kategori baik karena sudah mencapai target yaitu
191191191
75-100%. Dapat disimpulkan pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang termasuk dalam
kategori baik dan mencapai ketuntasan belajar.
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Menulis
Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu
Pantun Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil nontes pada siklus I dan siklus II menunjukkan perubahan
perubahan perilaku siswa dari negatif ke arah yang positif. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti tidak hanya meneliti kemampuan menulis pantun siswa,
akan tetapi meneliti perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II. Aspek
yang diamati dalam perubahan perilaku meliputi (1) keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru; (2) keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran; (3) tanggungjawab siswa terhadap
tugas yang diberikan oleh guru; (4) keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam
menulis pantun. Hasil perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran
menulis pantun pada siklus I dan siklus II dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Peningkatan
F % F % F %
1. Keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari
23 74 27 87 3 13
192192192
guru.
2. Keaktifan siswa dalam
merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran.
22 70 26 83 4 13
3. Tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan oleh guru.
25 80 28 90 3 10
4. Keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun.
24 77 25 80 1 3
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa perubahan perilaku siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang termasuk dalam kategori
baik. Aspek keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru pada
siklus I sebanyak 23 siswa atau sebesar 74% meningkat 13% menjadi 27 siswa
atau sebesar 87% pada siklus II. Aspek keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran.menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 22 siswa atau sebesar 70%
meningkat 13% menjadi 26 siswa atau sebesar 83% pada siklus II. Aspek ketiga
yaitu aspek tanggungjawab siswa terhadap tugas menulis pantun yang diberikan
oleh guru pada siklus I sebanyak 25 siswa atau sebesar 80% meningkat 10%
menjadi 28 siswa atau sebesar 90% pada siklus II. Aspek terakhir yaitu
keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
193193193
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siklus I sebanyak 24 siswa atau
sebesar 77% meningkat 3% menjadi 25 siswa atau sebesar 80% pada siklus II.
Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun dijelaskan sebagai berikut.
4.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I ada 23 siswa atau sebesar 74% siswa antusias
mendengarkan penjelasan guru dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa
atau sebesar 87% siswa antusias mendengarkan penjelasan guru dalam
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun. Pada siklus I ketika guru memberikan penjelasan ada beberapa siswa
yang kurang antusias mereka kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada
yang bercanda dan bermain dengan temannya sedangkan pada siklus II pada saat
guru menjelaskan tentang materi menulis siswa memperhatikan dengan seksama
dan suasana kelas menjadi kondusif.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari
guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
194194194
kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada
siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ketika guru menjelaskan masih
ditemukan beberapa siswa yang kurang antusias, kurang memperhatikan
penjelasan guru, masih ada siswa yang bercanda, terlihat pasif serta masih
bersikap acuh tak acuh sibuk dengan kegiatannya sendiri. Pada siklus II hampir
seluruh siswa antusias dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama serta
suasana kelas yang kondusif serta sudah berani bertanya kepada guru ketika
mengalami kesulitan atau belum memahami penjelasan guru.
Hasil jurnal siswa siklus I dan siklus II menunjukkan tanggapan positif
dari siswa. Siswa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran karena model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun dapat mempermudah mereka untuk memahami materi
dan menulis pantun. Menurut mereka penjelasan yang dilakukan guru saat
membahas materi dan hasil pekerjaan siswa mudah untuk dipahami serta dengan
adanya pembelajaran menulis pantun ini siswa lebih termotivasi dan percaya diri
untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru juga dapat
diketahui melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa
yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Pada siklus I
siswa menuturkan senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, akan tetapi masih
mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Pada siklus II siswa dengan nilai
tertinggi mengemukakan bahwa dia antusias mengikuti pembelajaran, senang
195195195
mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan menulis pantun karena
penjelasan guru mudah dipahami. Siswa yang mendapatkan nilai sedang
mengemukakan bahwa dia sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran,
serta mengakui sudah tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena
sudah paham penjelasan guru. Siswa yang mendapatkan nilai rendah
mengemukakan bahwa senang mengikui pembelajaran, dan sudah tidak
mengalami kesulitan menulis pantun karena penjelasan guru mudah dipahami.
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara,
dokumentasi foto juga menunjukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan
penjelasan dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan
dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus-II
Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasa dari
Guru Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.21 menujukkan keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan
dari guru dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
196196196
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun. Pada siklus I terlihat beberapa siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru, ada siswa yang bergurau dengan temannya, bercerita dan ada
yang bermain sendiri serta acuh tak acuh. Pada siklus II siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan fokus dan seksama sehingga suasana kelas menjadi
kondusif. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru dalam
pembelajaran menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan
perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I ada 22 siswa atau sebesar 70% siswa keaktifan
siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran dan pada
siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau sebesar 83% siswa keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Pada siklus I masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran,
merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan malu dan ragu karena takut
salah serta belum berani bertanya ketika mengalami kesulitan sedangkan pada
197197197
siklus II siswa sudah aktif merespon penjelasan atau perinah dari guru dengan
baik, berani bertanya ketika mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan guru
dengan percaya diri. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi maupun kesulitan yang mereka alami, siswa sudah
berani bertanya tanpa dorongan dari guru.
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan
menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada
siklus II dibanding siklus I. Pada siklus I ada siswa yang kurang merespon guru,
siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru tentang kesulitan menulis
pantun dan masih ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada siklus II
Siswa sudah merespon pertanyaan guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa
sudah percaya diri dan berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis
pantunserta dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan
percaya diri.
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya dan menjawab saat pembelajaran
dapat diketahui melalui jurnal siswa. Hasil jurnal siklus I dan siklus II mendapat
tanggapan positif dari siswa, siswa merasa senang dapat bertanya tentang
kesulitan dalam menulis pantun, baik dengan guru maupun dengan teman. Siswa
tertarik dengan pembelajaran ini karena adanya kartu pantun dengan kertas
buffalo yang warna-warni dan terdapat gambar serta tema pada kartu pantun yang
198198198
menurut mereka mempermudah untuk menggali ide atau gagasan dalam menulis
pantun dan bahwa menuturkan bahwa pembelajaran ini lebih efektif untuk
diterapkan karena dengan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) mereka merasa lebih termotivasi dan percaya
diri untuk menulis pantun serta dengan adanya media kartu pantun mempermudah
siswa untuk menulis pantun.
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru juga dapat
diketahui melalui hasil wawancara. Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan guru dikemukakan oleh beberapa siswa yaitu siswa
yang mendapatkan nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Pada siklus I ada
siswa yang masih ragu-ragu untuk bertanya kepada guru atau teman dan
menjawab pertanyaan dari guru karena takut salah dan tidak percaya diri. Pada
siklus II siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mengemukakan bahwa dia
senang mengikuti pembelajaran dan tidak mengalami kesulitan untuk menulis
pantun. Siswa yang mendapatkan nilai sedang mengemukakan bahwa dia sudah
tidak mengalami kesulitan dalam menulis pantun karena sudah bertanya kepada
guru tentang kesulitan yang dialaminya. Siswa yang mendapatkan nilai kurang
mengemukakan bahwa sudah tidak takut lagi untuk merespon, bertanya, dan
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru sehingga tidak mengalami
kesulitan untuk menulis pantun.
Selain hasil observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan wawancara,
dokumentasi foto juga dapat menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
199199199
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siklus I dan sikus II. Hal ini dapat dibuktikan
dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.22 menunjukkan keaktifan siswa dalam merespon, bertanya,
dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Pada siklus I terlihat hanya satu siswa yang merespon
dan berani menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang tidak berani menjawab
bahkan suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa saling menunjuk. Pada siklus II
siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri dan
tanpa ragu-ragu, selain itu a mereka sudah tidak takut lagi untuk bertanya kepada
guru ketika mereka mengalami kesulitan untuk menulis pantun. Keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran menulis pantun
200200200
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar
proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.3.3 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang tanggung jawab siswa terhadap tugas
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang
diberikan oleh guru menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding
siklus I. Pada siklus I ada 25 siswa atau sebesar 80% siswa menunjukkan sikap
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan pada siklus II meningkat
menjadi 28 siswa atau sebesar 90% siswa menunjukkan sikap tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan guru. Pada siklus I ada beberapa siswa yang kurang
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, mereka sibuk dengan
kegiatan yang lain, bercanda dengan teman dan bersikap tidak peduli dengan
tugas yang diberikan guru. Pada siklus II hampir seluruh siswa sudah bertanggung
jawab terhadap tugas menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun dengan baik dan melaksanakan perintah guru dengan baik.
Jurnal guru menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh
guru dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I masih ada beberapa anak yang terlihat kurang
201201201
tanggung jawab terhadap tugas yang guru berikan dan bersikap acuh tak acuh
serta menunda untuk mengumpulkan tugas. Pada siklus II siswa sudah mampu
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru untuk menulis pantun
sesuai syarat-syarat pantun secara kelompok maupun individu dengan baik,
melaksanakan perintah guru dan siswa bertanggung jawab dalam mengumpulkan
tugas dengan tepat waktu.
Selain hasil observasi dan jurnal, dokumentasi foto juga menunjukkan
tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru pada pembelajaran
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.23 Tanggung Jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.23 menunjukkan tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan oleh guru saat pembelajaran menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
202202202
dengan media kartu pantun. Pada siklus I siswa bertanggung jawab menulis
pantun dengan baik dan melaksanakan perintah dari guru. Namun, ada beberapa
siswa yang terlihat kurang bertanggung jawab dan bersikap kurang peduli
terhadap tugas yang diberikan guru. Pada siklus II siswa bertanggung jawab untuk
menulis pantun sesuai dengan syarat pantun dengan baik dan melaksanakan
perintah guru serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru saat pembelajaran menulis pantun
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan perlu dipertahankan agar
proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
4.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi tentang keberanian dan kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang
diberikan oleh guru menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II dibanding
siklus I. Pada siklus I ada 24 siswa atau sebesar 77% siswa berani dan percaya diri
dalam menulis pantun dan pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar
80% siswa berani dan percaya diri dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun. Pada siklus I ada beberapa siswa yang belum berani
dan percaya diri untuk menulis pantun sedangkan pada siklus II hampir seluruh
siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun.
203203203
Hasil jurnal guru menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang diberikan oleh
guru dalam kategori baik yang menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II
dibanding siklus I. Pada siklus I ada beberapa siswa yang belum berani dan
percaya diri untuk menulis pantun, mereka terlihat masih mengalami kesulitan
untuk menulis pantun dan tidak berani bertanya mengenai kesulitan yang dialami.
Pada siklus II siswa berani menulis pantun dengan baik, siswa sudah berani untuk
bertanya kepada guru maupun teman mengenai kesulitan yang dialami, serta
berani dan percaya diri untuk membaca dan menuliskan hasil menulis pantunnya
di depan kelas yang kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa lain.
Dokumentasi foto juga menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan
media kartu pantun pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus-II
Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II
204204204
Gambar 4.24 menunjukkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada
siklus I dan siklus II. Pada Pada siklus I siswa dengan percaya diri dan berani
menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada
kartu pantun, namun masih ada beberapa siswa yang masih belum berani dan
percaya diri dalam menulis pantun. Pada siklus II siswa sudah berani dan percaya
diri menulis pantun dan berani untuk menulis pantun di papan tulis yang
kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa lainnya. Keberanian dan kepercayaan
diri siswa dalam menulis pantun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
dan perlu dipertahankan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik.
Keterampilan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan
tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun siklus I dan siklus II.
Hasil tes keterampilan menulis pantun pada siklus I yaitu 78,25 yang
termasuk dalam kategori baik. Pada tes siklus I ini tidak ada siswa yang
memperoleh nilai dalam kategori cukup. Pada kategori baik dicapai oleh 25 siswa
atau 80,64% dengan rentang nilai 75-100 dan dalam kategori kurang dicapai oleh
205205205
6 siswa atau 19,35% dengan nilai 0-64. Hasil siklus I sudah mencapai batas
ketuntasan minimal yang telah ditentukan tetapi ada beberapa aspek yang belum
mencapai ketuntasan minimal dan ada beberapa siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan dalam menulis pantun sehingga peneliti melakukan perbaikan pada
siklus II. Pada siklus II secara klasikal mencapai nilai rata-rata 85,83 yang
termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II ini 31 siswa atau 100% siswa
mendapatkan nilai dengan rentang 75-100 dalam kategori baik. Tidak ada satu
pun siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup atau kategori kurang.
Proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu terbukti dengan
meningkatnya keantusiasan siswa dalam pembelajaran, meningkatnya
kekondusifan siswa, meningkatnya keaktifan siswa dan kereflektifan suasana saat
kegiatan refleksi. Perilaku siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis
pantun pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan perilaku
yang negatif yaitu kurang memperhatikan penjelasan guru, selain itu dalam
merespon, menjawab dan bertanya masih malu dan ragu-ragu belum percaya diri.
Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan menjadi baik.
Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dan dalam merespon, menjawab,
bertanya sudah berani dan percaya diri. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
berkedudukan sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Laily (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas
206206206
IX-A MTs. Darul Ma’arif Pringapus Kabupaten Semarang”. Penelitian tersebut
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut
dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam
kategori cukup. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar
16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam kategori baik. Penelitian tersebut tidak
hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga menunjukkan adanya
perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu
perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif yaitu siswa lebih antusias
dalam pembelajaran.
Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka
lebih efektif penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena pada siklus II
mencapai 85,83. Selain itu, pada perubahan perilaku siswa tidak hanya antusias
saja, dalam penelitian peneliti perubahan perilaku siswa yang menjadi positif
yaitu keantusiasan siswa, kekondusifan siswa, keaktifan siswa dan berani serta
percaya diri dalam menulis pantun.
Penelitian juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan
Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja
Ungaran”. Hasil yang diperoleh keterampilan menulis wacana menggunakan
pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna edukasi menunjukkan adanya
207207207
suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan
sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan termasuk dalam
kategori baik. Perubahan tersebut terjadi pada siklus II yaitu perubahan perilaku
negatif menjadi perilaku positif yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka
efektif penelitian peneliti karena pada siklus II mencapai 85,83. Selain itu, pada
perubahan perilaku siswa tidak hanya aktif saja, dalam penelitian peneliti
perubahan perilaku siswa yang menjadi positif yaitu keantusiasan siswa,
kekondusifan siswa dan berani serta percaya diri dalam menulis pantun.
Berdasarkan uraian perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis pantun dapat ditingkatkan dengan berbagai pendekatan,
teknik, strategi, maupun media pembelajaran tertentu. Penelitian tentang
peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun belum pernah dilakukan. Hasil yang dicapai sangat baik, pada siklus
II mencapai 85,83. Proses pembelajaran yang meningkat dari siklus I ke siklus II
dan perilaku siswa juga mengalami perubahan dari arah negatif menjadi positif.
Hal tersebut menunjukkan keberhasilan penggunaan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII F
208208208
SMP Negeri 24 Semarang. Oleh karena itu penelitian tersebut dilakukan sebagai
pelengkap dari penelitian sebelumnya.
209209209
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas
VII F SMP Negeri 24 Semarang sebagai berikut.
1) Terjadinya peningkatan dalam proses pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hasil proses
pembelajaran siklus I ke siklus II yaitu siswa antusias dan kondusif dalam
proses pembelajaran menulis pantun, siswa aktif memaparkan hasil diskusi
menulis pantun dan terciptanya suasana reflektif saat kegiatan refleksi
sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan
mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
2) Hasil tes keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun yang dilakukan pada siswa kelas VII F SMP Negeri
Semarang mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan menulis pantun
tersebut diketahui dari hasil siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata hasil tes
210210210
siklus I sebesar 78,25 termasuk dalam kategori baik dan sudah mencapai
ketuntasan belajar yang diharapkan. Akan tetapi, masih ada aspek-aspek
menulis pantun yang belum mencapai target yang diharapkan dan ada
beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar. Pada siklus II
nilai rata-rata hasil tes menulis pantun sebesar 85,83 termasuk dalam kategori
baik. Aspek-aspek menulis pantun mengalami peningkatan mencapai
ketuntasan belajar dan semua siswa juga mencapai ketuntasan belajar.
3) Perubahan perilaku siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang mengalami
peningkatan ke arah positif dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun
mengggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal siswa, jurnal
guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Pada siklus I ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan, tidak merespon penjelasan guru
dengan baik, belum berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas serta keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun baik. Pada siklus II mengalami peningkatan ke
arah yang positif yaitu siswa antusias saat mendengarkan penjelasan dari
guru, siswa aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab, tanggung jawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru sudah baik serta keberanian
dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun sudah dalam kategori baik.
211211211
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan pada simpulan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat dijadikan alternatif
pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang
terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis
pantun dan perubahan perilaku siswa ke arah positif.
2) Penelitian menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis pantun.
212212212
DAFTAR PUSTAKA
Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta : Hi-Fest Publishing.
Ahmadi, Iif Khoiru dkk . 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya.
Andrzejczak, Nancy dkk. 2005. “International Journal of Education and the Arts,
From Image to Text Using Images in the Writing Process”. No. 12 Vol.
6, page 1-17. (Online) http://www.ijea.org/v6n12/ (23Maret 2015).
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja Grafinfo Persada.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai
Pustaka.
Gani, Erizal. 2010. Pantun Minangkabau dalam Perspektif Budaya dan
Pendidikan. Padang : UNP Press.
Hidayah, Siti Nur. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Dengan
Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Teknik
Pancingan Kata Kunci Pada Siswa Kelas VII A SMP PGRI 3 Boja
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang :
UNNES.
Jabrohim, Chaerul Anwar dkk. 2003. Cara Menulis kreatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Jacobson, Laura Thompson. 2010. “Improving the Wrtiting Performance of High
School Student with Attention Deficit/Hyperactivity Disorder and Writing
Difficulties”.(Online)http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1044&contex=cehsdiss (25 Maret 2015).
Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis.
Yogyakarta : Kanisius.
Kinasih, Rizki Utami. 2009. Peningkatan Menulis Pantun dengan Pancingan
Kata Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang. Skripsi. UNNES.
213213213
Laily, Khorida. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Metode
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Statisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs. Skripsi.
UNNES.
Martofiah. 2008. Peningkatan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan
Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al-Madina Sampangan
Semarang. Skripsi. UNNES.
Media, Shira. 2011. Buku Pintar Pantun Puisi & Majas. Yogyakarta: Shira
Media.
Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta Timur : Lakar
Aksara.
Natia, IK. 2008. Ikhtisar Teori dan Periodisasi Sastra Indonesia. Surabaya:
Bintang.
Nuraeni, Heti. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan
Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna Edukasi Pada Siswa
Kelas XI AP 1 SMK Widya Praja Ungaran. Skripsi. UNNES.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adi Cita
Pangesti, Mutia Dwi. 2014. Buku Pintar Pantun dan Peribahasa. Jakarta :
Pustaka Nusantara Indonesia.
Pratama, Aditya Bagus. 2008. Koleksi Pantun dan Puisi. Surabaya : Pustaka
Media.
Rahman, Muhammat. Amri, Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Terintegratif.
Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.
Rizal, Yose. 2010. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulia.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis... Siapa Takut?. Yogyakarta: PT Kanisius.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sadikin, Mustofa. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia Edisi Terlengkap. Jakarta:
Gudang Ilmu.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : Widya Karya.
214214214
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran dan Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suseno, Tusiran. 2008. Mari Berpantun. Depok : Yayasan Panggung Melayu.
Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Mataram :
Holistica.
Trianto. 2007. Model-model Pempelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Wagiran dan Mukh. Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang : Rumah Indonesia BIS FBS Unnes.
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa dan Pantun Lama. Jogjakarta:
Saufa.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta : Graha Ilmu
Winataputra, Udin S. 2005. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : PAU
PPAI Universitas Terbuka.
Wojowasito, S. 1972. Ilmu Kalimat Strukturil. Malang : Jurusan Bahasa dan
Indonesia, FKSS, IKIP Malang.
215215215
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII F / I
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun
dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar
8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi syarat-syarat pantun
2. Mengidentifikasi jenis-jenis pantun
3. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bertanya jawab dan berdiskusi siswa dapat
mengidentifikasi syarat-syarat pantun.
216216216
2. Setelah memperoleh contoh-contoh pantun siswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis pantun.
3. Setelah mengidentifikasi syarat-syarat pantun dan jenis pantun
siswa dapat menulis pantun yang sesuai syarat-syarat pantun.
E. Materi Pembelajaran
1. Syarat-syarat pantun
2. Jenis-jenis pantun
3. Langkah-langkah menulis pantun
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran ARIAS
2. Teknik : Ceramah, tanya jawab, diskusi, inkuiri
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Komponen
Model
Kegiatan Pembelajaran Metode Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
Tanya Jawab
10 menit
217217217
Assurance
(percaya diri)
Relevance
( relevansi)
pantun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa.
3. Guru menanamkan rasa percaya
diri dan memotivasi siswa dengan
memutarkan video yang berjudul
“Jangan Pernah Menyerah”.
4. Guru menuntun siswa untuk
menarik simpulan isi video
“Jangan Pernah Menyerah”.
5. Guru menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran menulis
pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun
masa mendatang.
6. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilalui.
Diskusi
Tanya jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru membagikan contoh-contoh
pantun yang sesuai dengan
kehidupan siswa.
2. Siswa berdiskusi untuk
Diskusi
60 menit
218218218
Interest
(minat/
perhatian)
mengidentifikasi syarat-syarat
pantun berdasarkan contoh
pantun.
3. Siswa berdiskusi untuk
mengelompokkan contoh pantun
sesuai jenis-jenis pantun.
4. Siswa bersama guru
mendiskusikan syarat-syarat
pantun dan jenis-jenis pantun.
5. Siswa bertanya jawab dengan
guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi
6. Guru menjelaskan cara menulis
pantun dengan media kartu
pantun kepada siswa.
7. Siswa berkelompok sesuai
dengan pembagian yang telah
ditentukan, masing-masing
beranggotakan 4 siswa.
8. Guru membagikan kartu pantun
dan lembar kerja kepada masing-
masing kelompok.
Tanya jawab
Ceramah
219219219
9. Siswa secara berkelompok
mengisi pantun rumpang yang
terdapat pada kartu pantun.
10. Siswa dengan guru melakukan
tanya jawab dan mendiskusikan
jawaban pantun rumpang.
11. Siswa secara berkelompok
menulis pantun secara kreatif
sesuai syarat-syarat pantun
berdasarkan tema/gambar pada
kartu pantun, dengan langkah
sebagai berikut :
a. Siswa secara berkelompok
menentukan jenis pantun yang
akan ditulis.
b. Siswa secara berkelompok
membuat isi pantun berdasarkan
tema pada kartu pantun.
c. Siswa membuat sampiran yang
cocok dengan isi pantun.
d. Selanjutnya siswa secara
berkelompok menggabungkan
sampiran dan isi pantun.
Inkuiri
Diskusi
Inkuiri
220220220
Assessment
(evaluasi)
Satisfaction
(penguatan)
Konfirmasi
12. Perwakilan kelompok menuliskan
pantun di papan tulis dan
membacakannya.
13. Kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
14. Guru memberikan tanggapan dan
penilaian kepada masing-masing
kelompok.
Diskusi
Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menarik
simpulan dan merangkum materi
menulis pantun.
2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun.
3. Guru memberikan penguatan atau
penghargaan kepada kelompok
yang berhasil mendapatkan nilai
yang memuaskan.
4. Guru menyampaikan tindak
Tanya jawab
10 menit
221221221
lanjut untuk pertemuan
selanjutnya dengan memberikan
pekerjaan rumah untuk menulis
pantun.
Pertemuan Kedua
Komponen
Model
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Alokasi
Waktu
Assurance
(percaya diri)
Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
pantun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa.
3. Guru menanamkan rasa percaya
diri dan memotivasi siswa dengan
memutarkan video yang berjudul
“Kisah Empat Lilin”.
4. Guru menuntun siswa untuk
menarik simpulan isi video
“Kisah Empat Lilin”.
Tanya Jawab
Diskusi
Tanya jawab
10 menit
222222222
Relevance
( relevansi)
Interest
(minat/
5. Guru menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran menulis
pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun
masa mendatang.
6. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilalui.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa bersama guru mengulas
terlebih dahulu kesulitan yang
dialami siswa pada latihan
sebelumnya.
2. Siswa dan guru membahas hasil
menulis pantun siswa.
3. Siswa bertanya jawab dengan
guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi
4. Guru membagikan kartu pantun
dan lembar kerja kepada masing-
masing siswa.
Diskusi
Tanya jawab
60 menit
223223223
perhatian)
Assessment
(evaluasi)
5. Siswa secara individu menulis
pantun secara kreatif sesuai
syarat-syarat pantun berdasarkan
tema/gambar yang ada pada kartu
pantun, dengan langkah sebagai
berikut :
a. Siswa menentukan jenis pantun
yang akan ditulis.
b. Siswa membuat isi pantun
berdasarkan tema yang ada pada
kartu pantun.
c. Siswa membuat sampiran yang
cocok dengan isi pantun.
d. Selanjutnya siswa secara
menggabungkan sampiran dan isi
pantun.
Konfirmasi
6. Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan pantun di papan
tulis dan membacakannya.
7. Siswa yang lain memberikan
tanggapan terhadap pekerjaannya.
8. Guru memberikan tanggapan dan
Inkuiri
Diskusi
224224224
Satisfaction
(penguatan)
penilaian kepada hasil pekerjaan
siswa.
Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menarik
simpulan dan merangkum materi
menulis pantun.
2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun.
3. Guru memberikan penguatan atau
penghargaan kepada siswa yang
berhasil mendapatkan nilai yang
memuaskan.
4. Siswa mengisi jurnal yang sudah
disediakan oleh guru.
Tanya jawab
10 menit
H. Sumber Belajar
1. Sumber : Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
VII SMP dan MTs karangan Sugeng- Subagyo, penerbit Bumi Aksara,
halaman 134-137.
225225225
2. Media : Kartu pantun
I. Penilaian
1. Teknik : Tes dan Nontes
2. Bentuk Instrumen
a. Tes : Uraian
b. Nontes : Lembar observasi, jurnal, dan wawancara
3. Soal / Instrumen
a. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada
kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun!
Kategori penilaian keterampilan menulis pantun
No Aspek penilaian Skor Kategori Keterangan
1.
Aspek Kebahasaan
Pilihan kata atau diksi
Indikator :
Menggunakan kata
konkret dan kata
kiasan
Penggunaan kata yang
variatif
Memiliki nilai estetis
3
2
1
Baik
Cukup
Kurang
Jika diksi memenuhi
semua indikator
Jika diksi memenuhi dua
indikator
Jika diksi memenuhi satu
226226226
indikator
2.
Aspek Kesastraan
Isi pantun
Indikator :
Isi pantun sesuai
dengan tema kartu
pantun
1
0
Baik
Kurang
Isi pantun sesuai dengan
tema kartu pantun
Isi pantun tidak sesuai
dengan tema kartu
pantun
3. Adanya sampiran dan isi
Indikator :
Mampu membuat
sampiran dan isi
pantun, antara
sampiran dan isi
pantun tidak
berkaitan.
1
0
Baik
Kurang
Mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun tidak berkaitan
Tidak mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun berkaitan
4. Persajakan
Indikator :
Pantun bersajak ab ab
1
0
Baik
Kurang
Pantun bersajak ab ab
Pantun tidak bersajak ab
227227227
ab
5. Jumlah suku kata tiap baris
Indikator :
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
1
0
Baik
Kurang
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
Suku kata tiap baris tidak
berjumlah 8-12 suku kata
6. Jumlah baris tiap bait
Indikator :
Pantun yang dibuat
siswa empat seuntai
1
0
Baik
Kurang
Pantun yang dibuat siswa
empat seuntai
Pantun yang dibuat siswa
tidak empat seuntai
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun
NO. Kategori Skala skor
1. Baik 75-100
2. Cukup 65-74
3. Kurang 0-64
228228228
Nilai Akhir = Skor siswa X 100% =
Skor maksimal
Semarang, September 2015
229229229
Materi Pembelajaran
A. Syarat-syarat pantun
Untuk menulis sebuah pantun, maka harus memenuhi syarat-
syaratnya. Adapun syarat-syarat pantun :
a. terdiri atas empat baris
b. terdiri atas 3-5 kata
c. tiap-tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
d. bersajak a-b-a-b, maksudnya bunyi akhir baris pertama harus sama
dengan bunyi pada baris ketiga dan bunyi baris kedua harus sama
dengan bunyi baris keempat.
Contoh :
Kalau ada sumur di ladang (bunyi huruf ng) {a}
Boleh aku menumpang mandi (bunyi huruf i) {b}
Kalau ada umur panjang (bunyi huruf ng) {a}
Boleh kita berjumpa lagi (bunyi huruf i) {b}
e. dua baris yang pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir
disebut isi pantun.
Contoh :
Sawah di desa mulai menghijau (sampiran)
Di tengah ada pematang (sampiran)
Apa arti bertindak maju (isi)
Kalau tanpa pemikiran matang (isi)
230230230
B. Jenis-jenis Pantun
a. pantun sukacita
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah senang hati kami
Panen raya telah datang
Dengar lagu berirama
Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja
b. pantun dukacita
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya
Burung dara burung derkuku
Terbanglah jauh di sana
Betapa hatiku sangat rindu
kepada ayahanda di sana
c. pantun perkenalan
Dari Deli hendak ke Berandan
Singgah sebentar di Deli tua
231231231
Kalau boleh kita kenalan
Baju merah siapa namanya
Kain kebaya untuk Indah
Kebaya hanya buat dirinya
Main ke rumah itu mudah
Asal saya tahu alamatnya
d. pantun jenaka Tergenang
air di Jajaran Bergosok
dengan daun lada Jika tuan
mati duluan
Nantikan hamba di pintu surga
Naik delman ke Jepara
Jangan lupa bawa pengukur
Siapa yang tidak tertawa
Lihat sibotak ingin cukur
e. pantun nasihat
Jalan-jalan ke Semarang
Bawa bandeng tanpa duri
Belajar mulai sekarang
Untuk hidup kemudian hari
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
232232232
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
f. pantun adat
Elok-elok meyeberang
Jangan sampai titian patah
Elok-elok di negeri orang
Jangan sampai berbuat salah
Kayu hutan bukan andalas
Baik dibuat untuk lemari
Mau berhujan tahan panas
Begitu orang mencari rejeki
g. pantun agama
Anak ayam turun sepuluh Mati
seekor tinggal sembilan Bangun
pagi sembahyang subuh Minta
ampun kepada Tuhan
Sungguh indah pintu dipahat
Burung merpati di pohon
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan
233233233
h. pantun budi pekerti
Siapa yang tak simpatik
Melihat bunga dahlia
Kulit putih berwajah cantik
Sudah cantik berhati mulia
i. pantun kiasan
Luas nian samudra raya
Pagi-pagi nelayan melaut
Tak berguna memberi si kaya
Bagai menebar garam di laut
j. pantun perpisahan
Kalau ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehkah kita bertemu lagi
C. Langkah-langkah Menulis Pantun
Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun
yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam
menulis pantun. Langkah-langkah dalam menulis pantun :
234234234
a. Menentukan tema
Tema yang dipilih untuk menulis pantun dapat berasal dari
perasaaan, pengalaman pribadi, fenomena atau berita yang didengar
dan sebagainya.
b. Memilih jenis pantun
Pilihlah jenis pantun yang akan dibuat. Terkait hal ini, ada banyak
sekali jenis pantun yang bisa dipilih, diantaranya pantun teka-teki,
pantun nasihat, pantun adat dan sebagainya. Dalam memilih jenis
pantun sesuaikan dengan tema pantun.
c. Membuat kalimat isi
Buatlah kalimat isi pantun sesuai dengan tema pantun yang telah
ditentukan. Kalimat isi pantun tersebut dapat berbentuk seperti nasihat,
hiburan, teka-teki atau yang lain sesuai dengan jenis pantun yang akan
di buat.
d. Membuat kalimat sampiran
Dalam membuat sampiran ada dua pedoman. Pertama, bunyi
terakhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi
akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat. Kedua,
jumlah suku kata pada setiap baris 8-12 suku kata antara baris pertama
dan kedua saling berhubungan.
235235235
e. Menggabungkan kalimat sampiran dan kalimat isi
Langkah terakhi yaitu menggabungkan kalimat sampiran dengan
kalimat isi. Dalam penggabungan ini harus memenuhi syarat pantun,
yaitu bersajak a-b-a-b, terdiri dari 8 -12 suku kata.
236236236
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII F / I
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
8. Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun
dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar
8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi syarat-syarat pantun
2. Mengidentifikasi jenis-jenis pantun
3. Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bertanya jawab dan berdiskusi siswa dapat mengidentifikasi
syarat-syarat pantun.
237237237
2. Setelah memperoleh contoh-contoh pantun siswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis pantun.
3. Setelah mengidentifikasi syarat-syarat pantun dan jenis pantun siswa
dapat menulis pantun yang sesuai syarat-syarat pantun.
E. Materi Pembelajaran
1. Syarat-syarat pantun
2. Jenis-jenis pantun
3. Langkah-langkah menulis pantun
F. Metode Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran ARIAS
2. Teknik : Ceramah, tanya jawab, diskusi, inkuiri
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Komponen
Model
Kegiatan Pembelajaran Metode Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
Tanya Jawab
10 menit
238238238
Assurance
(percaya diri)
Relevance
( relevansi)
pantun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa.
3. Guru menanamkan rasa percaya
diri dan memotivasi siswa dengan
memutarkan video yang berjudul
“Belajar dari sebuah pensil”.
4. Guru menuntun siswa untuk
menarik simpulan isi video
“Belajar dari sebuah pensil”.
5. Guru menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran menulis
pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun
masa mendatang.
6. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilalui.
Diskusi
Tanya jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru membagikan contoh-contoh
pantun yang sesuai dengan
kehidupan siswa.
2. Siswa mencermati contoh-contoh
Diskusi
60 menit
239239239
Interest
(minat/
pantun untuk menambah kosa
kata dalam menulis pantun.
3. Siswa berdiskusi untuk
mengidentifikasi syarat-syarat
pantun berdasarkan contoh
pantun.
4. Siswa mencari jumlah suku kata
tiap baris berdasarkan contoh-
contoh pantun.
5. Siswa berdiskusi untuk
mengelompokkan contoh pantun
sesuai jenis-jenis pantun.
6. Siswa bersama guru
mendiskusikan syarat-syarat
pantun, jumlah suku kata tiap
baris dalam contoh pantun dan
jenis-jenis pantun.
7. Siswa bertanya jawab dengan
guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi
8. Guru menjelaskan cara menulis
pantun dengan media kartu
Tanya jawab
Ceramah
240240240
perhatian) pantun kepada siswa.
9. Siswa berkelompok sesuai
dengan pembagian yang telah
ditentukan, masing-masing
beranggotakan 4 siswa.
10. Guru membagikan kartu pantun
dan lembar kerja kepada masing-
masing kelompok.
11. Siswa secara berkelompok
mengisi pantun rumpang yang
terdapat pada kartu pantun.
12. Siswa dengan guru melakukan
tanya jawab dan mendiskusikan
jawaban pantun rumpang.
13. Siswa secara berkelompok
menulis pantun secara kreatif
sesuai syarat-syarat pantun
berdasarkan tema/gambar pada
kartu pantun, dengan langkah
sebagai berikut :
a. Siswa secara berkelompok
menentukan jenis pantun
yang akan ditulis.
Inkuiri
Diskusi
Inkuiri
241241241
Assessment
(evaluasi)
b. Siswa secara berkelompok
membuat isi pantun
berdasarkan tema pada kartu
pantun.
c. Siswa membuat sampiran
yang cocok dengan isi pantun.
d. Selanjutnya siswa secara
berkelompok menggabungkan
sampiran dan isi pantun.
Konfirmasi
14. Perwakilan kelompok menuliskan
pantun di papan tulis dan
membacakannya.
15. Kelompok yang lain memberikan
tanggapan.
16. Guru memberikan tanggapan dan
penilaian kepada masing-masing
kelompok.
Diskusi
Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menarik
simpulan dan merangkum materi
menulis pantun.
2. Siswa bersama guru melakukan
Tanya jawab
10 menit
242242242
Satisfaction
(penguatan)
refleksi terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun.
3. Guru memberikan penguatan atau
penghargaan kepada kelompok
yang berhasil mendapatkan nilai
yang memuaskan.
4. Guru menyampaikan tindak
lanjut untuk pertemuan
selanjutnya dengan memberikan
pekerjaan rumah untuk menulis
pantun.
Pertemuan Kedua
Komponen
Model
Kegiatan Pembelajaran Metode Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan siswa agar
siap dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran
Tanya Jawab
10 menit
243243243
Assurance
(percaya diri)
Relevance
( relevansi)
pantun dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa.
3. Guru menanamkan rasa percaya
diri dan memotivasi siswa dengan
memutarkan video yang berjudul
“Cita-Cita Setinggi Tanah”.
4. Guru menuntun siswa untuk
menarik simpulan isi video “Cita-
cita setinggi tanah”.
5. Guru menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran menulis
pantun bagi kehidupan siswa
untuk masa sekarang maupun
masa mendatang.
6. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilalui.
Diskusi
Tanya jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa bersama guru mengulas
terlebih dahulu kesulitan yang
dialami siswa pada latihan
sebelumnya.
Diskusi
60 menit
244244244
Interest
(minat/
perhatian)
2. Siswa dan guru mendiskusikan
kesulitan dalam menulis pantun.
3. Siswa dan guru membahas hasil
menulis pantun siswa.
4. Siswa bertanya jawab dengan
guru mengenai hal-hal yang
belum dipahami.
Elaborasi
5. Guru membagikan kartu pantun
dan lembar kerja kepada masing-
masing siswa.
6. Siswa secara individu menulis
pantun secara kreatif sesuai
syarat-syarat pantun berdasarkan
tema/gambar yang ada pada kartu
pantun, dengan langkah sebagai
berikut :
a. Siswa menentukan jenis pantun
yang akan ditulis.
b. Siswa membuat isi pantun
berdasarkan tema yang ada pada
kartu pantun.
c. Siswa membuat sampiran yang
Tanya jawab
Inkuiri
245245245
Assessment
(evaluasi)
cocok dengan isi pantun.
d. Selanjutnya siswa secara
menggabungkan sampiran dan isi
pantun.
Konfirmasi
7. Guru meminta perwakilan siswa
untuk menuliskan pantun di papan
tulis dan membacakannya.
8. Siswa yang lain memberikan
tanggapan terhadap pekerjaannya.
9. Guru memberikan tanggapan dan
penilaian kepada hasil pekerjaan
siswa.
Diskusi
Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru menarik
simpulan dan merangkum materi
menulis pantun.
2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi terhadap pembelajaran
menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan media
kartu pantun.
Tanya jawab
10 menit
246246246
Satisfaction
(penguatan)
3. Guru memberikan penguatan atau
penghargaan kepada kelompok yang
berhasil mendapatkan nilai yang
memuaskan.
4. Siswa mengisi jurnal yang sudah
disediakan oleh guru.
H. Sumber Belajar
1. Sumber : Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
VII SMP dan MTs karangan Sugeng- Subagyo, penerbit Bumi Aksara,
halaman 134-137.
2. Media : Kartu pantun
I. Penilaian
1. Teknik : Tes dan Nontes
2. Bentuk Instrumen
a. Tes : Uraian
b. Nontes : Lembar observasi, jurnal, dan wawancara
3. Soal / Instrumen
a. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat
pada kartu pantun dengan memperhatikan syarat pantun!
247247247
Kategori penilaian keterampilan menulis pantun
No Aspek penilaian Skor Kategori Keterangan
1.
Aspek Kebahasaan Pilihan kata atau diksi
Indikator :
Menggunakan kata
konkret dan kata
kiasan
Penggunaan kata yang
variatif
Memiliki nilai estetis
3
2
1
Baik
Cukup
Kurang
Jika diksi memenuhi
semua indikator
Jika diksi memenuhi dua
indikator
Jika diksi memenuhi satu
indikator
2.
Aspek Kesastraan
Isi pantun
Indikator :
Isi pantun sesuai
dengan tema kartu
pantun
1
0
Baik
Kurang
Isi pantun sesuai dengan
tema kartu pantun
Isi pantun tidak sesuai
dengan tema kartu
pantun
3. Adanya sampiran dan isi
Indikator :
248248248
Mampu membuat
sampiran dan isi
pantun, antara
sampiran dan isi
pantun tidak
berkaitan.
1
0
Baik
Kurang
Mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun tidak berkaitan
Tidak mampu membuat
sampiran dan isi pantun,
antara sampiran dan isi
pantun berkaitan
4. Persajakan
Indikator :
Pantun bersajak ab ab
1
0
Baik
Kurang
Pantun bersajak ab ab
Pantun tidak bersajak ab
ab
5. Jumlah suku kata tiap baris
Indikator :
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
1
0
Baik
Kurang
Jumlah suku kata tiap
baris 8-12 suku kata
Suku kata tiap baris tidak
berjumlah 8-12 suku kata
6. Jumlah baris tiap bait
Indikator :
Pantun yang dibuat
siswa empat seuntai
1
Baik
Pantun yang dibuat siswa
empat seuntai
249249249
0 Kurang Pantun yang dibuat siswa
tidak empat seuntai
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun
No. Kategori Skala skor
1. Baik 75-100
2. Cukup 65-74
3. Kurang 0-64
Nilai Akhir = Skor siswa X 100% =
Skor maksimal
Semarang, September 2015
250250250
Materi Pembelajaran
A. Syarat-syarat pantun
Untuk menulis sebuah pantun, maka harus memenuhi syarat-syaratnya.
Adapun syarat-syarat pantun :
a. terdiri atas empat baris
b. terdiri atas 3-5 kata
c. tiap-tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
d. bersajak a-b-a-b, maksudnya bunyi akhir baris pertama harus sama
dengan bunyi pada baris ketiga dan bunyi baris kedua harus sama
dengan bunyi baris keempat.
Contoh :
Kalau ada sumur di ladang (bunyi huruf ng) {a}
Boleh aku menumpang mandi (bunyi huruf i) {b}
Kalau ada umur panjang (bunyi huruf ng) {a}
Boleh kita berjumpa lagi (bunyi huruf i) {b}
e. dua baris yang pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir
disebut isi pantun.
Contoh :
Sawah di desa mulai menghijau (sampiran)
Di tengah ada pematang (sampiran)
Apa arti bertindak maju (isi)
Kalau tanpa pemikiran matang (isi)
251251251
B. Jenis-jenis Pantun
a. pantun sukacita
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah senang hati kami
Panen raya telah datang
Dengar lagu berirama
Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja
b. pantun dukacita
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya
Burung dara burung derkuku
Terbanglah jauh di sana
Betapa hatiku sangat rindu
kepada ayahanda di sana
c. pantun perkenalan
Dari Deli hendak ke Berandan
Singgah sebentar di Deli tua
252252252
Kalau boleh kita kenalan
Baju merah siapa namanya
Kain kebaya untuk Indah
Kebaya hanya buat dirinya
Main ke rumah itu mudah
Asal saya tahu alamatnya
d. pantun jenaka
Tergenang air di Jajaran
Bergosok dengan daun lada
Jika tuan mati duluan
Nantikan hamba di pintu surga
Naik delman ke Jepara
Jangan lupa bawa pengukur
Siapa yang tidak tertawa
Lihat sibotak ingin cukur
e. pantun nasihat
Jalan-jalan ke Semarang
Bawa bandeng tanpa duri
Belajar mulai sekarang
Untuk hidup kemudian hari
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
253253253
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
f. pantun adat
Elok-elok meyeberang
Jangan sampai titian patah
Elok-elok di negeri orang
Jangan sampai berbuat salah
Kayu hutan bukan andalas
Baik dibuat untuk lemari
Mau berhujan tahan panas
Begitu orang mencari rejeki
g. pantun agama
Anak ayam turun sepuluh Mati
seekor tinggal sembilan Bangun
pagi sembahyang subuh Minta
ampun kepada Tuhan
Sungguh indah pintu dipahat
Burung merpati di pohon
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan
h. pantun budi pekerti
Siapa yang tak simpatik
254254254
Melihat bunga dahlia
Kulit putih berwajah cantik
Sudah cantik berhati mulia
i. pantun kiasan
Luas nian samudra raya
Pagi-pagi nelayan melaut
Tak berguna memberi si kaya
Bagai menebar garam di laut
j. pantun perpisahan
Kalau ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehkah kita bertemu lagi
C. Langkah-langkah Menulis Pantun
Untuk menulis pantun secara baik sekaligus menghasilkan pantun
yang indah harus mengetahui langkah-langkah yang baik dan benar dalam
menulis pantun. Langkah-langkah dalam menulis pantun :
a. Menentukan tema
Tema yang dipilih untuk menulis pantun dapat berasal dari
perasaaan, pengalaman pribadi, fenomena atau berita yang didengar
dan sebagainya.
255255255
b. Memilih jenis pantun
Pilihlah jenis pantun yang akan dibuat. Terkait hal ini, ada banyak
sekali jenis pantun yang bisa dipilih, diantaranya pantun teka-teki,
pantun nasihat, pantun adat dan sebagainya. Dalam memilih jenis
pantun sesuaikan dengan tema pantun.
c. Membuat kalimat isi
Buatlah kalimat isi pantun sesuai dengan tema pantun yang telah
ditentukan. Kalimat isi pantun tersebut dapat berbentuk seperti nasihat,
hiburan, teka-teki atau yang lain sesuai dengan jenis pantun yang akan
di buat.
d. Membuat kalimat sampiran
Dalam membuat sampiran ada dua pedoman. Pertama, bunyi
terakhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi
akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat. Kedua,
jumlah suku kata pada setiap baris 8-12 suku kata antara baris pertama
dan kedua saling berhubungan.
e. Menggabungkan kalimat sampiran dan kalimat isi
Langkah terakhit yaitu menggabungkan kalimat sampiran dengan
kalimat isi. Dalam penggabungan ini harus memenuhi syarat pantun,
yaitu bersajak a-b-a-b, terdiri dari 8 -12 suku kata.
256256256
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : VII F / 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat : Arifatul Latifah
No Responden Aspek Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. A. Proses Pembelajaran
1. Keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan media kartu pantun.
2. Kekondusifan siswa dalam menulis
pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan media
kartu pantun.
3. Keaktifan siswa dalam
memaparkan hasil diskusi menulis
pantun.
4. Kereflektifan suasana saat kegiatan
refleksi pada akhir pembelajaran,
sehingga siswa dapat menyadari
kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa
yang akan dilakukan dalam
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
257257257
19. pertemuan selanjutnya.
B. Perubahan Perilaku
5. Keantusiasan siswa saat
mendengarkan penjelasan dari guru.
6. Keaktifan siswa dalam merespon,
bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran.
7. Tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan oleh guru.
8. Keberanian dan kepercayaan diri
siswa dalam menulis pantun.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
258258258
Lampiran 4
PEDOMAN JURNAL GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester : VII F / I
Guru Pengampu :
Hari, Tanggal :
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
Jawab :
........................................................................................................................
2. Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
Jawab :
........................................................................................................................
3. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
Jawab :
.......................................................................................................................
259259259
4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegaiatan refleksi?
Jawab :
........................................................................................................................
5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru?
Jawab :
........................................................................................................................
6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun?
Jawab :
........................................................................................................................
7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh
guru?
Jawab :
........................................................................................................................
8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
Jawab:
........................................................................................................................
260260
Lampiran 5
PEDOMAN JURNAL SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Kelas / Semester : VII F/1
Nama Responden :
Hari, Tanggal :
Uraikan pendapat kalian mengenai pertanyaan di bawah ini.
1. Bagaimana perasaan kalian ketika mengikuti pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
2. Tuliskan kemudahan dan kesulitan yang kalian rasakan saat mengikuti
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media
kartu pantun! Berikan alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
261261
3. Bagaimana tanggapan kalian mengenai media kartu pantun yang
digunakan dalam pembelajaran menulis pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
4. Bagaimana kesan kalian terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
5. Tuliskan kritik dan saran kalian mengenai pembelajaran menulis pantun
menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun!
Jawab :
........................................................................................................................
262262
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama :
Kelas / Semester : VII F/ I
Hari, Tanggal :
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
......................................................................................................................
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
263263
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
........................................................................................................................
264264
Lampiran 7
DOKUMENTASI FOTO SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kegiatan yang perlu didokumentasikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Keantusiasan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Kekondusifan siswa dalam menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun.
3. Keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun.
4. Kerefektifan suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran
sehingga siswa dapat menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan
mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan selanjutnya.
5. Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru.
6. Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran.
7. Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
8. Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun.
265265
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kelas / Semester : VII F / 1
Hari, Tanggal :
Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Perhatikan pantun rumpang pada kartu pantun! Isilah dengan jawaban
yang sesuai!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu
pantun dengan memperhatikan syarat pantun!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
266266
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Siswa :
No. Presensi :
Kelas / Semester : VII F/ I
Hari, Tanggal :
Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Tulislah pantun secara kreatif berdasarkan tema yang terdapat pada kartu
pantun dengan memperhatikan syarat pantun!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
267267
Lampiran 9
KARTU PANTUN SIKLUS I
268268
269269
Lampiran 10
KARTU PANTUN SIKLUS II
270270270
271271271
Lampiran 11
DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Kelas / Semester : VII F / I
Tahun Ajaran : 2015/2016
No Nama Siswa Keterangan
1. Aditya Kurniawan
2. Ajeng Dilla Maharani
3. Aldo Adrian M. F
4. An Nurma Isti Ananda
5. Ananda Putra Pratama
6. Andinda Setyaning S
7. Arcella Berliana K P
8. Bunan Dafa Dzaki A
9. Candra Irawan
10. Charlotte Adelia Putri
11. Dicky Mardiyanto
12. Elisa Putri Anjani
13. Fasya Huwaida Amro
14. Fitria Ningsih
15. Galuh Bagus Ariyono
16. Huwaida Kansa Putri
17. Icha Monica Putri P
18. Jagat Arya Widi Antanto
19. Jeriyan Novan Maldani
20. M. Alif Subhan KELUAR
21. M. Khoirul Anam
22. M. Ricky Dwi Setyawan
23. Novi Fitrianita
24. Nur Faisal
25. Nurul Huda
26. Ratri Anggreani P
27. Rivaldi Ozorio
28. Sausania Ishika Estri
29. Sefiana Febiyanti
30. Siti Maghfiroh
31. Wahyu Istikhori
32. Zahra Aunurahma D
272272272
Lampiran 12
NILAI MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII F / I
No Nama Aspek Penilaian Nilai 1 2 3 4 5 6 Angka Huruf
1. Aditya Kurniawan 1 1 1 0 0 1 50 K
2. Ajeng Dilla Maharani 2 1 1 1 1 1 87 B
3. Aldo Adrian M. F 2 0 0 0 1 0 37 K
4. An Nurma Isti Ananda 2 1 1 1 1 1 87 B
5. Ananda Putra Pratama 2 1 1 1 1 1 87 B
6. Andinda Setyaning S 2 1 1 1 1 1 87 B
7. Arcella Berliana K P 2 1 1 1 0 1 75 B
8. Bunan Dafa Dzaki A 1 1 1 1 0 1 62 K
9. Candra Irawan 2 1 1 0 1 1 75 B
10. Charlotte Adelia Putri 1 1 1 1 0 1 62 K
11. Dicky Mardiyanto 2 1 1 1 1 1 87 B
12. Elisa Putri Anjani 2 1 1 1 1 1 87 B
13. Fasya Huwaida Amro 2 1 1 1 1 1 87 B
14. Fitria Ningsih 2 1 1 0 1 1 75 B
15. Galuh Bagus Ariyono 2 1 1 1 0 1 75 B
16. Huwaida Kansa Putri 2 1 1 1 1 1 87 B
17. Icha Monica Putri P 2 1 1 1 1 1 87 B
18. Jagat Arya Widi Antanto 2 1 1 1 1 1 87 B
19. Jeriyan Novan Maldani 1 1 1 1 0 1 62 K
20. M. Alif Subhan K E L U A R
21. M. Khoirul Anam 2 1 1 1 0 1 75 B
22. M. Ricky Dwi Setyawan 2 1 1 1 0 1 75 B
23. Novi Fitrianita 2 1 1 1 1 1 87 B
24. Nur Faisal 1 1 1 0 1 1 62 K
25. Nurul Huda 2 1 1 1 1 1 87 B
26. Ratri Anggreani P 2 1 1 1 1 1 87 B
27. Rivaldi Ozorio 2 1 1 1 1 1 87 B
28. Sausania Ishika Estri 2 1 1 1 1 1 87 B
273273273
29. Sefiana Febiyanti 2 1 1 1 1 1 87 B
30. Siti Maghfiroh 2 1 1 1 1 1 87 B
31. Wahyu Istikhori 2 1 1 1 0 1 75 B
32. Zahra Aunurahma D 2 1 1 1 1 1 87 B
Jumlah 57 30 30 26 22 30 2426
Rata-rata 0,61 0,96 0,96 0,83 0,70 0,96 78 B
61 96 96 83 70 96
% 61 96 96 83 70 96
Tuntas 25
Belum Tuntas 6
274274274
Lampiran 13
NILAI MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS II
Nama sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII F / I
No Nama Aspek Penilaian Nilai 1 2 3 4 5 6 Angka Huruf
1. Aditya Kurniawan 2 1 1 1 1 1 87 B
2. Ajeng Dilla Maharani 3 1 1 1 1 1 87 B
3. Aldo Adrian M. F 2 1 1 1 1 1 87 B
4. An Nurma Isti Ananda 2 1 1 1 1 1 87 B
5. Ananda Putra Pratama 3 1 1 0 0 1 75 B
6. Andinda Setyaning S 2 1 1 1 1 1 87 B
7. Arcella Berliana K P 2 1 1 1 1 1 87 B
8. Bunan Dafa Dzaki A 2 1 1 1 1 1 87 B
9. Candra Irawan 2 1 1 1 1 1 87 B
10. Charlotte Adelia Putri 2 1 1 1 1 1 87 B
11. Dicky Mardiyanto 3 0 1 1 1 1 87 B
12. Elisa Putri Anjani 3 1 1 0 1 1 87 B
13. Fasya Huwaida Amro 2 1 1 1 1 1 87 B
14. Fitria Ningsih 2 1 1 1 1 1 87 B
15. Galuh Bagus Ariyono 2 1 1 1 1 1 87 B
16. Huwaida Kansa Putri 3 1 1 1 0 1 87 B
17. Icha Monica Putri P 2 1 1 1 1 1 87 B
18. Jagat Arya Widi Antanto 2 1 1 1 1 1 87 B
19. Jeriyan Novan Maldani 2 1 1 1 1 1 87 B
20. M. Alif Subhan K E L U A R
21. M. Khoirul Anam 2 1 1 1 1 1 87 B
22. M. Ricky Dwi Setyawan 2 1 1 1 1 1 87 B
23. Novi Fitrianita 3 1 1 0 1 1 87 B
24. Nur Faisal 2 1 1 1 0 1 75 B
25. Nurul Huda 2 1 1 1 1 1 87 B
26. Ratri Anggreani P 2 1 1 1 1 1 87 B
27. Rivaldi Ozorio 2 1 1 1 1 1 87 B
28. Sausania Ishika Estri 3 1 1 0 1 1 87 B
275275275
29. Sefiana Febiyanti 2 1 1 1 1 1 87 B
30. Siti Maghfiroh 2 1 1 1 1 1 87 B
31. Wahyu Istikhori 3 1 1 0 0 1 75 B
32. Zahra Aunurahma D 2 1 1 1 1 1 87 B
Jumlah 70 30 31 26 27 31 2661
Rata-rata 0,75 0,96 1 0,83 0,87 1 85 B
75 96 100 83 87 100
% 75 96 100 83 87 100
Tuntas 31
Belum Tuntas -
276276276
Lampiran 14
HASIL OBSERVASI SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII F / 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat : Arifatul Latifah
No Aspek Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8
1 - v - v v v - - A. Proses Pembelajaran 1. Keantusiasan siswa
dalam proses
pembelajaran menulis
pantun menggunakan
model pembelajaran
ARIAS dengan media
kartu pantun.
2. Kekondusifan siswa
dalam menulis pantun
menggunakan model
pembelajaran ARIAS
dengan media kartu
pantun.
3. Keaktifan siswa dalam
memaparkan hasil
diskusi menulis pantun.
4. Kereflektifan suasana
saat kegiatan refleksi
pada akhir
pembelajaran, sehingga
siswa dapat menyadari
kekurangan saat proses
pembelajaran dan
2 v v - v v - v v
3 v v v v v - - v
4 v v - - v v v -
5 v v v v v - v v
6 v v v v - v v v
7 - v v - v v - v
8 v v v v v - v -
9 v - v v - v v v
10 v - v v v v - v
11 - v v v v v v -
12 v v - v - v v v
13 v v - v v - v v
14 v v v v v - v v
15 v v v v v - v v
16 v v v - - v v v
17 - v v - v v v v
18 v v v v - v v -
277277277
19 v - v v v v - v mengetahui apa yang
akan dilakukan dalam
pertemuan selanjutnya.
B. Perubahan Perilaku
5. Keantusiasan siswa saat
mendengarkan
penjelasan dari guru.
6. Keaktifan siswa dalam
merespon, bertanya,
dan menjawab saat
pembelajaran.
7. Tanggung jawab siswa
terhadap tugas yang
diberikan oleh guru.
8. Keberanian dan
kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun.
20 K E L U A R
21 - v v v v v - v
22 v - v v v v v v
23 v v - v - v v v
24 - v v v v v v -
25 v - v - v v v v
26 v v v v - v - v
27 v - v v - v v v
28 v v v - v - v v
29 v v - v v v v v
30 v - v v - v v v
31 - v v v v v v -
32 v v v - v - v v
Jumlah 24 24 24 24 23 22 25 24
Rata-rata 0,77 0,77 0,77 0,77 0,74 0,70 0,80 0,77
% 77 77 77 77 74 70 80 77
278278278
Lampiran 15
HASIL OBSERVASI SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII F / 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Pengamat : Arifatul Latifah
No Aspek Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8
1 v v - v v v v v A. Proses Pembelajaran 1. Keantusiasan siswa
dalam proses
pembelajaran menulis
pantun menggunakan
model pembelajaran
ARIAS dengan media
kartu pantun.
2. Kekondusifan siswa
dalam menulis pantun
menggunakan model
pembelajaran ARIAS
dengan media kartu
pantun.
3. Keaktifan siswa dalam
memaparkan hasil
diskusi menulis pantun.
4. Kereflektifan suasana
saat kegiatan refleksi
pada akhir pembelajaran,
sehingga siswa dapat
menyadari kekurangan
saat proses pembelajaran
dan mengetahui apa yang
akan dilakukan dalam
pertemuan selanjutnya.
B. Perubahan Perilaku
5. Keantusiasan siswa saat
2 v - v v v v v v
3 v v v - v v - v
4 - v v v v v v -
5 v v v v v - v v
6 - v v v v v v v
7 v v - v v v v -
8 v v v v - v v v
9 v v v - v v v v
10 v - v v v v v v
11 - v v v v v v v
12 v v v v v - v v
13 v v v v v v v -
14 v v v v v v - v
15 v v v - v v v v
16 v v v v v v v -
17 v v v v - v v v
18 v v v v v - v v
19 v - v v v v v v
279279279
20 K E L U A R mendengarkan penjelasan
dari guru.
6. Keaktifan siswa dalam
merespon, bertanya, dan
menjawab saat
pembelajaran.
7. Tanggung jawab siswa
terhadap tugas yang
diberikan oleh guru.
8. Keberanian dan
kepercayaan diri siswa
dalam menulis pantun.
21 v v v v - v v v
22 v v - v v v v v
23 v v v v v v - v
24 v v v - v v v v
25 v v v v v - v v
26 v v v v v v v -
27 v v v v - v v v
28 - v v v v v v v
29 v v - v v - v v
30 v - v v v v v v
31 v v v - v v v v
32 - v v v v v v v
Jumlah 26 27 27 26 27 26 28 26
Rata-rata 0,83 0,87 0,87 0,83 0,87 0,83 0,90 0,83
% 83 87 87 83 87 83 90 83
280280280
Lampiran 16
HASIL JURNAL GURU SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Jumat, 4 Sepetember 2015
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keantusiasan siswa pada proses pembelajaran sudah baik. Hal ini
terlihat dari sikap positif siswa saat pembelajaran berlangsung dan
menunjukkan keantusiasan saat menulis pantun. Namun ada siswa yang
masih menunjukkan sikap negatif, mereka tidak antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran menulis pantun dan masih belum memperhatikan
pembelajaran.
2. Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun?
Jawab :
Kekondusifan siswa dalam menulis pantun baik, hal ini
ditunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan kondusif,
281281281
kelas cukup tenang sehingga memperlancar proses pembelajaran.
Meskipun demikian, ada beberapa siswa yang belum kondusif dalam
mengikuti pembelajaran serta ada siswa yang berjalan-jalan di dalam
kelas.
3. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Siswa aktif dalam memaparkan hasil menulis pantun dan berani
untuk memaparkan hasil menulis pantun walaupun harus dengan dorongan
guru, namun suasana kelas menjadi gaduh ketika siswa menunjuk satu
sama lain untuk memaparkan hasil menulis pantun.
4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegaiatan refleksi?
Jawab :
Ya, saat proses kegiatan refleksi suasana kelas berlangsung sangat
reflektif dengan suasana kelas cukup kondusif. Akan tetapi ada beberapa
anak yang membuat suasana kelas menjadi gaduh.
5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru?
Jawab :
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru
termasuk dalam kategori cukup. Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama sehingga siswa memahami penjelasan guru dan
melaksanakan perintah dari guru dengan baik. Namun, ada beberapa siswa
282282282
yang kurang antusias, kurang memperhatikan penjelasan guru, masih ada
siswa yang bercanda.
6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keaktifan siswa termasuk dalam kategori cukup. Beberapa siswa
sudah aktif dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang
disampaikan guru. Akan tetapi masih ada siswa yang masih kurang
merespon guru, siswa masih malu untuk bertanya kepada guru tentang
kesulitan menulis pantun dan masih ragu untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh
guru?
Jawab :
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru
sudah baik, mereka mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru
dan mengumpulkannya dengan tepat waktu. Meskipun ada beberapa anak
yang terlihat kurang tanggungjawab terhadap tugas yang guru berikan dan
bersikap acuh tak acuh serta menunda untuk mengumpulkan tugas.
283283283
8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun baik.
Siswa sudah berani dan percaya diri dalam menulis pantun sesuai syarat-
syarat pantun berdasarkan tema yang terdapat pada kartu pantun dengan
sungguh-sungguh. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih ragu dan
kebingungan untuk menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
media kartu pantun.
284284284
Lampiran 17
HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP N 24 Semarang
Kelas / Semester : VII / I
Hari, Tanggal : Rabu, 30 September 2015
1. Bagaimana keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keantusiasan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun
mengggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun
sudah sangat baik. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS sangat besar terlihat ketika
guru menjelaskan materi pembelajaran siswa memperhatikan dengan
seksama, siswa antusias mengikuti pembelajaran, dan siswa percaya diri
dalam menulis pantun.
2. Bagaimana kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun?
Jawab :
285285285
Kekondusifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun sudah sangat baik. Tingkah laku siswa selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan kondusif dan sudah tidak gaduh lagi.
Sebagian besar siswa sudah melaksanakan apa yang diarahkan oleh guru
dengan baik.
3. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun sudah baik. Siswa
aktif memaparkan hasil menulis pantun dengan percaya diri dan berani
tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa lain yang tidak maju memperhatikan
dengan seksama sehingga suasana kelas kondusif.
4. Apakah kereflektifan terbangun saat kegiatan refleksi?
Jawab :
Ya, kereflektifan yang terbangun saat refleksi sudah baik. Saat
kegiatan refleksi berlangsung suasana kelas kondusif, siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama tentang seluruh proses
pembelajaran menulis pantun yang sudah dilakukan sehingga terbangun
suasana yang reflektif dan siswa dapat menyadari kekurangan saat proses
pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pertemuan
selanjutnya.
286286286
5. Bagaimana keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru?
Jawab :
Keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru sudah
baik. Siswa antusias dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
serta suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat memahami
penjelasan guru tentang materi menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun dan sudah berani
bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan atau belum memahami
penjelasan guru.
6. Bagaimana keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keaktifan siswa dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat
pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan media kartu pantun sangat baik. Siswa sudah merespon pertanyaan
guru atau perintah dari guru dengan baik, siswa sudah percaya diri dan
berani untuk bertanya tentang kesulitan dalam menulis pantun serta dapat
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru dengan percaya diri.
7. Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh
guru?
Jawab :
287287287
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru sudah
sangat baik. Siswa mampu bertanggungjawab terhadap tugas yang
diberikan oleh guru untuk menulis pantun sesuai syarat-syarat pantun
secara kelompok maupun individu serta melaksanakan perintah guru
dengan baik.
8. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Jawab :
Keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun
sudah baik. Siswa sudah berani dan percaya diri untuk menulis pantun
sesuai syarat-syarat pantun dengan sungguh-sungguh tanpa keraguan.
Siswa menulis pantun sesuai dengan tema yang terdapat pada kartu pantun
secara kelompok maupun individu. Siswa sudah tidak mengalami
kesulitan untuk menulis pantun karena sudah berani dan percaya diri untuk
bertanya sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik.
288288288
Lampiran 18
CONTOH JURNAL SISWA SIKLUS I
289289289
290290290
291291291
292292292
293293293
294294294
Lampiran 19
CONTOH JURNAL SISWA SIKLUS II
295295295
296296296
297297297
298298298
299299299
300300300
Lampiran 20
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Sausania Ishika Estri
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Jumat, 4 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Ya suka, karena menulis pantun itu salah satu hobi saya.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Saya paham materi menulis pantun karena materi menulis patun itu
sedikit jadi materinya mudah dipahami, mudah diingat dan mudah
diterapkan juga.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
301301301
Pembelajaran menulis pantunnya itu menyenangkan karena dengan
model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun yang warna-warni
ada temanya memudahkan menulis pantun dan itu menarik.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Tidak ada kesulitan, karena di kartu pantun sudah ada contoh dan
tema pantunnya jadi saya tidak merasakan kesulitan untuk mencari tema
dalam menulis pantun.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Tidak ada saran, karena pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun
membuat saya senang dan mudah menulis pantun.
302302302
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Arcella Berliana K P
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Jumat, 4 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Ya saya suka menulis pantun, karena menulis pantun itu menurut
saya akan menambah wawasan.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Saya paham materi menulis pantun karena mudah di pahami.
Tetapi ada syarat pantun yang saya kurang paham.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
303303303
Pembelajarannya menarik dan membuat saya semangat menulis
pantun, kartu pantunnya bagus warna-warni dan sudah ada temanya jadi
mempermudah menulis pantun.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Kesulitan yang saya alami itu ketika menulis sampiran, karena
menentukan sampiran itu lebih susah daripada menentukan isinya.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Tidak ada saran, tapi untuk seterusnya lebih baik apabila menulis
pantun menggunakan kartu pantun untuk mempermudah siswa menulis
pantun.
304304304
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Aditya Kurniawan
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Jumat, 4 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Saya suka karena menulis pantun itu tidak terlalu sulit.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Saya kurang paham dengan materi menulis pantun karena saya
kurang suka menulis pantun jadi saya kurang membaca materi pantun
juga, tetapi setelah tadi dijelaskan materi pantun saya jadi cukup paham
tentang pantun.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
305305305
Pembelajaran ini mempermudah saya menulis pantun, karena
dengan kartu pantun yang terdapat tema dan contoh pantunnya. Menulis
pantun menjadi menyenangkan.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Kesulitan mencari kata-kata untuk membuat sampiran dan memilih
kata yang sesuai agar suku katanya 8-12 suku kata.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Lebih baik di dalam kartu pantun pertemuan kedua ini juga ada
contoh pantunnya tidak hanya tema saja karena untuk mempermudah saya
menulis pantun.
306306306
Lampiran 21
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Siti Maghfiroh
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Rabu, 30 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Ya saya suka karena menurut saya pantun itu bagus dan mudah
dipelajari.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Saya paham materi pantun karena materi pantun yang tadi
dijelaskan mudah untuk dipahami.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
307307307
Jawab :
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan media kartu pantun sangat mempermudah saya untuk
menulis pantun, tanpa bingung dengan tema pantunnya karena sudah ada
tema yang tertera di kartu pantunnya.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Tidak ada kesulitan untuk menulis pantun karena sudah paham
dengan syarat pantun dan ada kartu panun yang dapat mempermudah
menulis pantun.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Pembelajarannya lebih ditingkatkan lagi, dan dapat diterapkan di
materi yang lain tidak hanya pada pembelajaran menulis pantun.
308308308
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Nur Faisal
Kelas / Semester : VII F / I
Hari, Tanggal : Rabu, 30 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Ya saya suka karena saya sudah bisa menulis pantun.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Pemahaman saya terhadap materi menulis pantun cukup baik
karena materi menulis pantun itu materinya mudah dipahami.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan media kartu pantun ini menyenangkan dan membuat saya
309309309
percaya diri. Saya merasa lebih mudah dalam mencari sampiran dan isi
pantun.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Tidak ada kesulitan untuk menulis pantun. Dengan adanya media
kartu pantun saya tidak bingung untuk menentukan tema pantun dan
jenisnya.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Saran lebih baik perbanyak lagi media kartu pantunnya agar siswa
lebih banyak lagi belajar menulis pantun.
310310310
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMP Negeri 24 Semarang
Nama : Jeriyan Novan Maldani
Kelas / Semester : VII / I
Hari, Tanggal : Rabu, 30 September 2015
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran menulis pantun? Berikan
alasannya!
Jawab :
Ya, saya suka pembelajaran menuls pantun karena sekarang sudah
bisa menulis pantun.
2. Bagaimana pemahaman kamu terhadap materi pembelajaran menulis
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
Pemahaman saya terhadap materi pembelajaran menulis pantun
cukup baik, karena materinya mudah dipahami.
3. Bagaimana pendapat kamu selama mengikuti pembelajaran menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu
pantun? Berikan alasannya!
Jawab :
311311311
Pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan media kartu pantun sangat seru dan menyenangkan,
dengan pembelajaran ini saya tidak merasa bosan karena itu saya bisa
membuat pantun dengan mudah.
4. Adakah kesulitan yang kamu rasakan dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Saya tidak merasakan kesulitan untuk menulis puntun karena
adanya kartu pantun yang bagus bisa membantu saya menulis pantun
sesuai tema pantunnya.
5. Apa saran kamu terhadap kegiatan pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan media kartu pantun?
Berikan alasannya!
Jawab :
Saran saya selalu gunakan kartu pantun untuk mempermudah siswa
menulis pantun.
312312312
Lampiran 22
CONTOH MENULIS PANTUN SISWA SIKLUS I
313313313
314314314
315315315
316316316
317317317
Lampiran 23
CONTOH MENULIS PANTUN SIKLUS II
318318318
319319319
320320320
321321321
322322322
Lampiran 24
SURAT KEPUTUSAN
323323323
Lampiran 25
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
324324324
Lampiran 26
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
325325325
Lampiran 27
SURAT KETERANGAN LULUS UKDBI
326326326
Lampiran 28
LEMBAR BIMBINGAN
327327327
328328328
329329329
330330330
Lampiran 29
LEMBAR LAPORAN SELESAI BIMBINGAN
Top Related