LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa
Terhadap Konsep Se!" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus elalam Ujian
Munaqasyah paela, 06 Mei 2008 elihadapan elewan penguji. Karena itu, penulis
memperoleh gelar Smjana SI (S.Pd) elalam bielang Pendidikan Biologi.
Jakarta, 21 Mei 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Penelielikan IPA)
II'. H. Mahmuel M. Siregar. M.SiNIP. 150222933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Penelielikan IPA)Baig Hana Susanti, M.ScNIP. 150299475
Penguji IDrs. Sujiyo Miranto. M.PdNIP. 150368 741
Penguji IIDI'. Zulfiani, M.PelNIP. 150368741
Tanda Tangan
rvvJj
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawab ini:
Nama : Fika Damayanti
NIM : 103016127085
Jurusan/semester : Pendidikan 1PA (Bio1ogi)/X
Angkatan tahun : 2003
Alamat : JI. Kihajar Dewantara Gg. Nurul Huda II Rt. 003/015 No.
39 Ciputat-Tangerang 15411.
Menyatakan dengan sesungguhnya
Babwa Skripsi yang berjudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Teknik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap
Konsep Sel", adalah benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan:
1. Nama
NIP
2. Nama
NIP
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
: 150231502
: Eny S. Rosyidatun, MA
: 150377 449
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya saya
sendiri.
Jakarta, Juni 2008
Yang menyatakan,~
Abstrak
Film Damayanti. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif denganTelmik Jigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa TerhadapKonsep ScI. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi PendidikanBiologi, Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajarankooperatif dengan teknik Jigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi sehinggateljadi peningkatan penguasaan konsep siswa. Penelitian tindakan kelas inimelibatkan 23 siswa MA Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2007/2008.Penelitian tindakan ke1as dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertamamenggunakan sub konsep struktur dan fungsi sel dan siklus kedua menggunakansub konsep transpor pada membran. Setiap siklus terdiri dari tahapanperencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan datadilakukan dengan tes, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Jigsaw sangatefektif dalam mengurangi miskonsepsi sehingga teljadi peningkatan penguasaankonsep siswa baik pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I teljadi penguranganmiskonsepsi sebesar 29,58 % dari 56,1 % menjadi 26,52 %. Sedangkan siklus IIteljadi pengurangan miskonsepsi sebesar 43,91 % dari 63,48 % berkurangmenjadi 19,57 %. Besarnya peningkatan penguasaan konsep seCaI'a langsungtampak dari rata-rata !'Lgain siklus I sebesar 0,53 dengan kategori sedang dan Ngain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Aktivitas siswa dalampembelqjaran siklus I termasuk kategori rendah dan belum berjalan dengan baik.Tetapi, pada siklus II sudah dapat ditingkatkan menjadi kategori tinggi setelahdiadakannya praktikum sebagai perbaikaIl pembelajaran. Siswa memberikanrespon positif terhadap pembelajaraIl kooperatif teknik Jigsaw. BerdasaI'kanpengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau paired samples T testdidapatkan hasil pengurangan miskonsepsi dan peningkatan penguasaan konsepsiswa pada siklus I dan siklus II mempunyai perbedaan yang signifikan dengansignifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan modelpembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi siswasehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep Biologi siswa.Kata kunei : Miskonsepsi, pembelajaran koopemtif teknikjigsaw.
Abstract
Film Damayanti. Use of Cooperative Learning with the Technique Jigsaw AsEffort to Overcome Students Misconception on Concept of Cell. Skripsi, TheDepartment of Science Education, The Study Program of Biology Education,Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic Syarif HidayatullahJakarta.This research has purpose to know of use model the cooperative learning with thetec1mique Jigsaw as effort overcome the misconception so that the increasing ofmastery students concept. This classroom action research involved 23 student ofMA Development UIN Jakarta in the academic year 2007 I 2008. The research ofclass action conducted in two cycle. First cycle use the sub conception thestructure and function cell and second cycle use the sub conception the transpor ofmembrane. Every cycle consisted of steps like the planning, action, observation,and reflection. Technique of data collecting conducted by test, observation, andkuesioner. Result of research indicate that the use model the cooperative learningwith the technique Jigsaw very effective in decreasing misconception so that theincreasing of mastery students concept at cycle of I and cycle II. At cycle Ihappened by the misconception of equal to 56,1 % decreasing 29,58 % becoming26,52 %. While cycle II happened by the misconception of equal to 63,48 %decreasing 43,91 % becoming 19,57 %. Level of the mastery student conceptdirectly see from mean of N-Gain of cycle I of equal to 0,53 with the passcategory and N-Gain of cycle II 0,70 with the high category. Student activity instudy of cycle I of is inclusive of low category and not yet walked better. But, atcycle II have earned improved to become the high category after performing ofpraktikum as study repair. Student give the positive respon to cooperative learningof teclmique Jigsaw. Pursuant to examination two sampel by using uji-T or pairedsamples T test got by result of reduction misconception and mastery studentsconcept the student of at cycle I and cycle II have the difference which signifikanwith signifikansi of equal to 0,000. Becoming, inferential that use model thecooperative learning of technique Jigsaw can decreasing the misconceptionstudent so that affect at mastery students of Biological concept.Keyword: Misconception, cooperative learning of technique jigsaw.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, alhamdulillah dengan rahmat
dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda
Nabi Muhanmlad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang
terang benderang, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang
beljudul "Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatifdengan Teknik Jigsaw
Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sd' ini dapat
diselesaikan oleh penulis yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan. Dalam kesel11patan ini penulis mengucapkan rasa terima
kasih, penghargaan selia rasa honnat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif
I-lidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
IPA.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Sekeliaris Jurusan Pendidikan IPA.
4. Bapak Drs. Ahmad SofYan, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah
membimbing dan l11embantn penulis dalal11l11enyusun skripsi ini.
5. [bu Eny S Rosyidatun, MA, selaku Pel11bimbing II dan guru Biologi MA
Pembangunan UIN Jakarta yang telah tulus dan ikhlas meluangkan waktu
dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan
arahan kepada penulis selal11a menyusun skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai UIN SyarifHidayatullah khususnya di
Jurusan IPA (Pend.Biologi) yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya.
7. Kepala Sekolah, Guru dan Stafpegawai MA Pembangunan UIN Jakarta.
8. Bapak Muslim Noel', S. Pd, se1aku guru Biologi SMU Negeri 2 Ciputat
yang telah memberikan ide-ide, inspirasi, dan dukungannya.
9. Siswa-siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
10. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif
hidayatullah Jakarta, perpustakaan UI Depok, Perpustakaan LIPI Jakarta,
perpustakaan UNJ Jakarta, perpusatakaan Nasional Jakarta, pelpustakaan
DIKNAS Jakarta, perpustakaan UPI Bandung.
II. Orangtua yaitu, bapak Sapdi dan ibu Mailianah, kakaku Anwar Hadi,
serta seluruh keluarga atas dorongan moril dan materil serta doa kalian
yang selalu berlimpah.
12. Zainal Ali dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doanya
kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
13. Semua teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan IPA Biologi
angkatan 2003 (ALGA) khusnsnya Novi, Arum, Nurul, Reni, Mayang,
Rubi yang selalu kompak dan semangat baik dalam suka maupun duka.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
membalas amal baik mereka.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bennanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Alhamdulillahirobbil 'Alamil1
Wassalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Jakarta, 29 April 2008
Penulis
DAF A~lWpUSTAKMN UTAM~AUiN SYAHIO ,JAKARTA
. .__.. - laman1-------
LEMBARPENGESAHAN
ABSTRAK .
KATA PENGANTAR. 111
DAFTAR lSI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPlRAN Xl
BAB I PENDAHULUAN I
A. Latar Belakang Masalah I
B. ldentifikasi Area dan Fokus Penelitian f~).'................... 7
C. Pembatasan Fokus Penelitian....................................................... 8('~")
'J,' D. Perumusan Masalah Penelitian ~·";';........................................... 8
E. Kegunaan Hasil Penelitian 8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN 9
A. Kajian Teoritik............................................................................. 9
I. Hakikat Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)... 9
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) 9
b. Ciri-ciri Dalam Cooperative Learning............................ II
c. Pembelajaran Kooperatif Pada Pengajaran Biologi 13
d. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning. 15
2. Teknik Jigsaw.............................. 17
a. Tujuan Teknik Jigsaw...................................................... 18
b. Langkah-Iangkah Teknik Jigsaw , 19
3. Hakikat Miskonsepsi 21
a. Pengertian Miskonsepsi 21
b. Sumber Miskonsepsi 23
c. Penyebab Miskonsepsi.. 26
d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstmktivisme 27
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Altematif atau Disain-disain
AlternatifIntervensi Tindakan Yang Dipilih 30
C. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan 42
D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54
A. Tujuan Penelitian 54
B. Waktu dan Tempat Penelitian 54
C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/rancangan Siklus
Penelitian .. 54
D. Subjek/Partisipan Yang Terlibat Dalam penelitian 56
E. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian 56
F Tah I . T' d k (;i,'\~ -6~. apan ntervensl III a an ·,..(.. : )
G. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan CV 57
H. Data dan Sumber Data 57
1. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan 58
J. Teknik Pengumpulan Data 59
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi 59
1. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis 62
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan 63
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALIS
DAN PEMBAHASAN 64
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan EfekIHasil Intervensi Tindakan
..................................................................................................... 64
B. Pemeriksaan Keabsahan Data 64
D. Interpretasi Hasil Analisis............................................. 75
E. Pembahasan Temuan Penelitian...................................... 90
BAB V PENUTUP 95
'b A Kesimpulan 95
B. Saran 96
DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN
Tabcl
DAFTAR TABEL
Halaman
I. Langkah-Iangkah pembelajaran koopcratif 15
2. Pcnyebab Miskonsepsi Siswa 26
3. I'crbedaan Sel Tumbuhan dan ScI Hewan 48
4. Skcma Teknik Jigsaw 55
5. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus 1 56
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konsep Sel 58
7. .rumlah Miskonscpsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus 1 65
8. .rumlah Miskonsepsi Siswa Pada Pretes dan Postes Siklus II 66
9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi 67
10. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus 1dan Siklus 11................................. 68
I 1. Output Paired Samples Statistic.................................................................... 70
]2. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep......................................... 70
13. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II................ 71
14. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran KooperatifTeknikJigsaw.... 72
15. Miskonsepsi Siswa pada Materi Struktur dan Fungsi Sel (Siklns I)............. 79
16. Miskonsepsi Siswa pada Materi Transpor pada Membran (Siklus II).......... 87
17. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus 1 101
18. Miskonsepsi Siswa pada Postes SikIus 1 102
19. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II 103
20. rVliskonsepsi Siswa pada Postes Siklus II 104
21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1.. 105
22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Siklus II 105
23. Pengujian Rata-rata Min 1dan Min II 105
24. Pengujian Rata-rata N-gain Siklus 1daan Siklus II .105
25. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur
dan Fungsi Sel (Siklus I) 153
27. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor
Pada Membran (Siklus II) 157
28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II) 158
29. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan
Fungsi Sel (Siklus I) 159
30. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada
Membran (Siklus II) 161
31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus 1 163
32. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II 164
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. lIustrasi Jigsaw 20
2. Proses Membangun Pengetahuan Ilmiah 38
3. Bagan Kcrangka Pikir .'" '" 41
4. Sel j-jewan dan Sel Tumbuhan 49
5. Bagan Konsep Sel 53
6. Model Penelitian Tindakan Kelas 55
7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 68
8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Membaca Buku/
Textbook pada Siklus 1 106
9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi dengan Tidak Membaca Buku/
Textbook pada Siklus 11. 106
DAFTAR LAMPlRAN
Lampiran Halaman
I. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Sikius I 101
2. Miskonsepsi Siswa pada Postes Sikius I 102
3. Miskonsepsi Siswa pada Pretes Siklus II 103
4. Miskonsepsi SiswapadaPostes Sikius II 104
5. Hasil Perhitungan Paired Samples T test dengan Program SPSS 10.0 105
6. Gumbar Perbandingan Presentasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II I06
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 107
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 115
9. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Struktur dan
Fungsi Sel (Siklus I) 121
10. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada
Membran (Siklus II) 124
II. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel
(Sikius I) 126
12. Kisi-kisi Instrull1en Penelitian Sub Konsep Transpor pada Mell1bran
(Siklus II) 127
13. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I) .. .128
14. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (Siklus I) 134
15. Soal Uji Coba Instrumen Sub Konsep Transpor pada Membran
(Siklus II) 136
16. Kunci Jawaban Soal Sub Konsep Transpor pada Mell1bran (Siklus II) 141
17. Instmmen Penelitian Sub Konsep StlUktur dan Fungsi Sel (Siklus I) 143
18. Kunci Jawaban 147
19. Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada Membran (Siklus II) 148
20. Kunci Jawaban 152
21. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur
clan Fungsi Sel (Siklus I) 153
23. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus I) .156
24. Skor Validitas Uji Coba Instrumen Penelitian Sub Konsep Transpor
Pada Membran (Siklus II) 157
25. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen (Siklus II) 158
26. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Stmktur dan
Fungsi Sel (Siklus I) 159
27. Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus I) 160
28. Skor Uji Reliabilitas Intrumen Penelitian Sub Konsep Transpor pada
Membran (Siklus II) 161
29. I'erhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen (Siklus II) 162
30. Tingkat Kesukaran Soal Pada Sik1us 1 163
31. Tingkat Kesukaran Soal Pada Siklus II 164
32. Lembar Observasi Siswa 165
33. Kuesioner Siswa Mengenai Metode Pembelajaran TeknikJigsaw 166
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
merupakan tujuan atau sasaran bidang pendidikan dalam menyikapi era
globalisasi. Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas
akan menjadi tumpuan utama suatu bangsa dapat berkompetensi. Oleh karena
itu, sudah seharusnya pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas
utama yang hams dilakukan pemerintah agar melahirkan generasi-generasi
bangsa yang berintelektual. Pendidikan IPA (biologi) sebagai bagian dari
pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Sejalan dengan peningkatan pendidikan secara kuantitatif dan
kualitatif, tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia semakin meluas.
Kedua peningkatan pendidikan tersebut harus dilakukan secara tems-menerus
agar hasil pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Selama ini sudah banyak
usaha-usaha peningkatan di bidang pendidikan, tetapi sebagian besar hasil
hasil yang dicapai hingga sekarang ini belum dapat membekali sumber daya
manusia yang siap menghadapi tantangan-tantangan di era globalisasi ini.!
Pembahaman di bidang pendidikan harus segera dilakukan guna
meningkatkan mutu pendidikan. Paradigma pendidikan menuntut agar sekolah
dan guru lebih kreatif dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran
di sekolah. Kreativitas sekolah dan gum hams muncul dalam : I).
Menciptakan suasana belajar yang inovatif dan kreatif. 2). Meningkatkan
kecakapan siswa wltuk membangun pengetahuan.2 Namun, gagasan-gagasan
I Musahir, Konstrllktivisme Da/am Pembe/ajaran IPA, (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 12 Susanto Pudiyo, Keterampi/an Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstrllktivisme, (Jurusan
Ppnrlirlik~n Ri ...... I"'oi r.!'Ilnllt~~ 1\A!ttpmMi1:~ rt!'ln Tlmll Pp.naptI'!hlll1n !J.l!ltTl Tln i"prC'it",,, l\T"'''''''r:
2
pembaharuan pendidikan itu tampaknya belum dapat diwujudkan dalam
bentuk nyata pada peningkatan mutu pendidikan. Belum terwujudnya
peningkatan mutu pendidikan itu diduga disebabkan banyaknya masalab yang
belum dapat dipecahkan oleh sekolah dan guru.
Belum adanya peningkatan mutu pendidikan Juga dialami pada
pendidikan sains (termasuk di dalamnya bidang studi biologi). Belum
meningkatnya mutu pendidikan sains ada hubungannya dengan belum dapat
dipecahkannya masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran sains.
Masalah-masalah pembelajaran sams dan pemecahannya sering
didengungkan, didiskusikan, dan diseminarkan, babkan ditatarkan kepada
guru, tetapi dalam penerapannya masalah-masalah tersebut tetap menjadi
masalah yang menjadi faktor kurang meningkatnya mutu pembelajaran sains.
Masalah-masalah pembelajaran sains yang dimaksudkan adalah tidak dapat
diperbaharuinya metodologi dan teknologi pembelajaran sains konvensional
yang sudah mendarah daging pada guru sains. Masalah-masalah pembelajaran
sains itu adalah sebagai berikut3:
Pertama, Pengalaman siswa tidak diintegrasikan pada kegiatan belajar
mengajar (KBM). Sejak awal pelajaran, gum pada umumnya langsung
mencurahkan materi pelajaran yang ditargetkan. Materi tersebut diasumsi~an
belum dikuasai oleh siswa dan harus dikuasai oleh siswa. Seharusnya guru
terlebih dahulu menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep yang
dipelajari. Berdasarkan pengetahuan awal itu guru mengembangkan konsep
slswa.
Kedua, Variasi KBM sangat sedikit. Pada saat ini, guru mengajar
dengan ceramah dikombinasi dengan media (jika ada), atau dengan metode
tanya jawab (dibantu dengan LKS/Lembar Kelja Siswa). Seharusnya
pembelajaran dilaksanakan secm'a variatif sesuai dengan karakteristik
pengetahuan dari konsep yang dipelajari. Guru dapat berdemonstrasi,
membimbing eksperimen, atau mengajak siswa untuk belajar kelompok.
3
Ketiga, Pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan (tidak
berdasarkan praktik). Dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains lebih
banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab, atau diskusi tanpa
didasarkan pada hasil kerja praktik. Pencurahan pengetahuan dengan cara
tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi atau salah pengertian Seharusnya
pembelajaran sains didasarkan pada praktik siswa. Berdasarkan hasil kerja
praktik siswa diarahkan untuk menemukan fakta, konsep, dan prinsip sains.
Penelitian-penelitian pendidikan IPA memperoleh fakta bahwa masih
banyak guru IPA dalam kegiatan pembelajarannya hanya menginformasikan
fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang terlepas dari pengalarp.an dan
pengetahuan awal siswa, sehingga guru tidak dapat mengungkapkan konsep
awal siswa.4 Hal ini akan berdanlpak kurang baik, karena materi atau konsep
yang terlepas dari pengetahuan awal siswa akan dirasakan asing, sulit, dan
membosankan sehingga siswa tidak termotivasi mengikuti pelajaran. Dampak
negatif yang lebih fatal dari pembelajaran tersebut yaitu pemahaman siswa
tentang IPA tidak utuh, IPA hanya dipahami sebagai produk (teori) saja,
sedangkan IPA sebagai proses dan aplikasinya tidak tersentuh. Pembelajaran
dengan cara ini menyebabkan siswa tidak berperan aktif sehingga di dalam
pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Oleh karena itu,
metode yang diterapkan guru sering membosankan dan kurang merangsang
siswa untuk berpikir. Selain itu, pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan
miskonsepsi pada siswa.
Sebelum mengikuti proses pembelajaran secara formal di sekolah,
Slswa sudah membawa konsep awal tentang biologi. Konsep awal yang
l11ereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep
yang diteril11a para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah
itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep.5 Konsep awal itu l11ereka
dapat sewaktu berada di sekolah dasar, sekolah l11enengah, dari pengalaman
dan pengamatan mereka di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.
4 Musahir, Loc. cU.S Paul Suparno, Miskonsepsi don Perubohon Konsep Pendidikon Fisiko. (Jakarta : PT
4
Hasil belajar siswa menunjukan tingkat prestasi yang rendah, hal ini
disebabkan karena masih banyak terjadi miskonsepsi siswa pada konsep
konsep Biologi. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains seperti
biologi, kimia, fisika, dan astronomi.6 Dalam bidang biologi, para peneliti
menemukan beberapa contoh miskonsepsi yang dimiliki siswa maupun
l11ahasiswa. Salah satunya adalall konsep tentang binatang. Banyak siswa
mengartikan binatang terbatas pada vertebrata, khususnya binatang mamalia
yang ditemukan di rumall, kebun, dan kebun binatang. Al11ir dan Tamir
(1994), menemukan adanya miskonsepsi dalam konsep fotosintesis, suatu
konsep yang penting dalam biologi.7 Siswa menjelaskan ballwa fotosintesis
adalah suatu proses pernapasan oleh tanal11an. Banyak siswa, meskipun sudall
mengikuti mata pelajaran biologi cukup lama, tetap beranggapan bahwa
tanaman mendapatkan makanan langsung dari tanah, padahal sebenarnya tidak
del11ikian.
Pada penelitian ini akan digunakan' konsep tentang sel. Dalam
pel11belajaran, umumnya siswa tidak dapat melihat sel seCal'a langsung karena
bersifat abstrak. Guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melihat langsung melalui pangamatan maupun menyajikan contoh dari
model-model sel tumbuhan dan sel hewan. Pembelajaran seperti ini biasanya
akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Berdasarkall hasil wawancara
terhadap siswa, peneliti mendapatkan beberapa miskonsepsi pada konsep sel,
antara lain:
I. Sel hanya dimiliki pada manusia dan hewan sedangkan tumbuhan tidak
memiliki sel.
2. Sel hewan tidak memiliki membran sel.
3. Sel hewan termasuk sel prokariotik dan salah satu contohnya adalall
bakteri, siswa menganggap bahwa bakteri adalall hewan padallal bukan.
4. Organel pada sel tumbuhan yang berperan dalam fotosintesis adalall
vakuola. Fungsi vakuola yaitu untuk menyimpan cadangan makanan
6NN, Children"s Misconceptions(!illR:11w"vw.amasci.com/miscon/ollphvs.htm I. 1998)
Abolll Science,
5
sedangkan proses fotosintesis itu berguna agar tanaman memperoleh
energi dalam hal ini adalah makanan untuk pertumbuhannya. Dengan
begitu, siswa menganggap vakuola yang berperan dan membantu proses
fotosintesis pada tumbuhan untuk memperoleh makanan.
Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan
siswa dalam mempelajari biologi. Pembelajaran yang tidak
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsi
miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil. Sumber miskonsepsi bisa
berasal dari diri siswa, masyarakat, sumber baeaan, dan guru. Miskonsepsi
dipandang sebagai faktor penting penghambat bagi siswa dan rujukan bagi
guru dalam pembelajaran dan pengajaran sains (Osborne dan Freyberg,
1985)."
Masalah miskonsepsi ini harus segera diatasi guna meningkatkan
kualitas pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat memberikan peran
aktif pada siswa untuk mengungkapkan konsep dan gagasan mereka adalah
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dengan menggunakan teknik
Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw sangat coeok digunakan
untuk menyampaikan konsep tentang sel, karena pada saat pembelajaran
setiap siswa akan mendapatkan topik materi yang berbeda-beda untuk
didiskusikan dan dipresentasikan. Dengan eara demikian, model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw adalah eara yang baik untuk mengungkapkan
pengetahuan siswa dengan menekankan pada kesadaran siswa untuk belajar
berpikir, memeeahkan masalah, dan belajar untuk mengaplikasikan
pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa yang membutuhkan
dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada
orang lain dalam kelompoknya.9
8 Tatang Suratno, KOl1sln,ktiv;sme, Konsepsi A/terna/if. dan Perubahan Konseptual,(Jakarta: Prosiding Seminar Intemasional Jnl1lsan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h. I
9 Wagiran, Meningkalkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Ale/allliPembelajaran Kans/ruk/ivls/ik Model Koopera/if Herban/uan Modul. (Jumal IImu Pendidikan,Jilid 13, No I, Februari 2006) h. 27
6
Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran model kooperatif
merupakan model pembel'!iaran yang terbukti efektif dalam mengurangi
terjadinya miskonsepsi,lo karena cooperative learning merupakan
pembel'!iaran yang aktif, pembel'!iaran ini memungkinkan siswa belajar dari
teman, karena bahasa teman seringkali lebih mudah dipahami dari pada ballasa
guru. Dengan mendiskusikannya dengan (eman lain tentang konsep yang barn
saja dipelajari akan membuat mereka tertantang untuk mengerti lebih dalam.
Mereka saling mengungkapkan konsep dan gagasan mereka masing-masing,
mendengarkan gagasan ternan lain, memperdebatkannya secara argumentatif
rasional gagasan mereka yang berbeda. Dari perdebatan itn, siswa yang
mempunyai gagasan tidak benar, dapat memperbaiki gagasannya dengan
mengambil gagasan siswa lain yang benar. Sedangkan jika gagasan mereka
sudah benar, mereka menjadi lebih yakin akan kebenaran gagasan itu.
Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran, benar-benar
diketallUi dan dikuasai ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang
lain. Pengajaran sesanla siswa memberi kesempatan untuk mempelajari
sesuatu dengan baik dan sekaligus menjadi narasumber satu sama lain. Hal ini
memungkinkan terciptanya kondisi belajar dimana siswa saling membantu
untuk kesuksesan bersama. Dalam cooperative learning semua anggota
mempunyai tanggungjawab dan tugas.
Penerapan metode kooperatif didasari pada koreksi atas pembelajaran
tradisional dan temuan bal1wa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran teacher centered
mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendal1 daripada pembelajaran
aktif dengan para siswa memecal1kan permasalal1an, mefliawab pertanyaan,
merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri, mendiskusikan, menjelaskan,
berdebat, dan cooperative learning, yaitu siswa bekerja berkelompok pada
proses pembelajaran. 11
10 Ibid, h. 26II Ibid
7
Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengemukakan
ide-ide, gagasan-gagasan, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan
penemuannya sendiri serta didiskusikan bersama-sama siswa yang lain
sehingga dapat membantu menangani miskonsepsi karena dapat meluruskan
konsep-konsep siswa yang salah untuk menjadi konsep yang benar. Selain itu
juga, siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
. sulitjika mereka mendiskusikan dengan temannya.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dalam
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
ditunjukkan dengan tereduksinya miskonsepsi siswa kelas XI MA
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsep sel dalam
pembelajaran biologi.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis daplt
mengidentifikasikan masalah di antaranya :
I. Miskonsepsi apa saja yang terdapat pada siswa terhadap konsep sel dalam
pembelajaran biologi ?
2. Bagaimanakah aktivitas Slswa dalam pembelajaran kooperatif. telmik
Jigsaw?
3. Bagaimanakah respon Slswa terhadap model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi ?
4. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw daplt
mengurangi miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap konsep sel dalam pembelajaran biologi ?
8
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar masalah dapat dibahas dengan jelas dan tidak me1uas, maka
penelitian ini dibatasi pada :
I. Penggunaan model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw
2. Miskonsepsi siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Konsep sel dalam pembelajaran biologi
D. Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah penggunaan
model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi
siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
konsep sel dalam pembelajaran biologi" ?
E. Kegunaan HasH Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini, antara lain adalah :
1. Memberikan informasi khususnya kepada guru biologi apakah dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat
mengurangi miskonsepsi pada siswa guna meningkatkan kualitas
pembe1ajaran.
2. Mengaktifkan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3. Memberikan variasi dalam KBM
4. Menciptakan suasana belajar menjadi bermakna
5. Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered
Learning)
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoritik
1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif{Cooperative Learning)
Menurut Johnson (1991) dalam Barokah cooperative learning
adalah kegiatan belajar mengajar dalam kelompok-kelompok kecil, siswa
belajar dan bekeIja sarna untuk sarnpai kepada pengalarnan belajar yang
optimal, baik pengalarnan individu maupun kelompok. I
Pembelajaran kooperatif sarna seperti pembelajaran kolaboratif.
Akan tetapi pada pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada
kelompok-kelompok kecil yang bekeJja pada tugas yang spesifik.2
Pembelajaran kooperatif menyajikan rangkaian struktur yang lebih teliti
dari pada pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga slswa
memaksimalkan dirinya untuk bekerja bersarna-sarna dalarn
pembelajaran.3 Dari pengertian ini tersirat tiga karakteristik kooperatif,
yaitu kelompok-kelompok kecil, belajarlbekerja sarna, dan pengalarnan
belajar.
Killer (1998) dalarn Suasti cooperative learning merupakan suatu
teknik instruksional dan filosofi pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemarnpuan siswa untuk bekeIjasarna dalarn kelompok
I Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan Tekhnik Jigsaw dolamPembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan, vol I, No I, 1999) h. 6
2 Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-Through Cooperative Learning,(Manhattan: IDEAliilksll.edu,?002 The IDEA Center)
3 Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What is Collaborative Learning?,Washington Centre for Improving The Oualitv off Tn{lf~r nr~AII!ltP. Prl ••,.,....t; .......
10
kecil, guna memaksimalkan kemampuan belajamya, dan belajar dari
temannya serta memimpin dirinya.4
Pembell\iaran kooperatif (cooperative learning) dapat didefinisikan
scbagai lingkungan belajar di mana siswa yang kemampuannya berbeda
beda bekeIja bersarna dalarn suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan
tugas-tugas akademik.5 Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk teriibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
Menurut Daroni, cooperative learning sebagai suatu strategi
pembelajaran tempat siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-5 siswa dengan tingkat kemampuan dan latar belakang yang berbeda
beda dalarn menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja
sarna secara kolaboratif dan membantu untuk memahami suatu materi
pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban ternan, serta kegiatan
lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi.6 Bell\iar belum
selesai jika salah satu ternan dalarn kelompoknya belum menguasai bahan
pelajaran.
Esensi kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus
kelompok, sehingga dalarn diri Slswa terbentuk sikap saling
ketergantungan positif (positive interdependence) yang menjadikan keIja
kelompok beIjalan optimal.7 Keadaan ini mendorong siswa dalarn
kelompoknya untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dengan
sungguh-sungguh sarnpai dengan selesainya tugas-tugas individu dan
kelompok. Oleh karena itu, siswa dalarn kerja kelompok tidak menjadi
"penumpang gelap" (hitch-hike), "pasrah" kepada ternan, atau asal
namanya tercantum sebagai anggota kelompok.
.. Yurni Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP MelaluiModifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26,Desember 2003) h. 326
5 Sri Hartati, Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan Kualitas PembelajaranBiologi SMU. (Jurnal Pendidikan, FIP UNNES) h. 20
6 Darnni, Pembelajaran Kooperatif IPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. (UK UNNES,No.2 Tahun XXXI, 2002) h. 231
II
Model pembelajaran kooperatif tidak sarna dengan sekadar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning
dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih
efektif.
Belajar kooperatif memupuk pembentukan kelompok kelja dengan
lingkungan positif, meniadakan persaingan individu, dan isolasi di
lingkungan akademik. Dalarn hal ini terdapat tiga konsep utarna yang
menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu penghargaan
kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sarna
untuk berhasil.8
Keberhasilan model pembelajaran kooperatif ditentukan oleh lima
faktor, antara lain: terciptanya interdependensi positif antar siswa, adanya
hubungan harmonis antar siswa, terciptanya tukar pikiran yang dilandasi
tanggung jawab individu, adanya siswa yang memiliki kemampuan
kognitif lebih.9 Pembelajaran kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan
suasana belajar menjadi bermakna, menumbuhkan partisipasi aktif siswa,
dan siswa merasa bangga dengan hasil temuannya sendiri
Dari uraian di atas dapat dimiikan cooperative learning adalah
salah satu jenis pembelajaran aktif, di mana siswa belajar bersama dalanl
kelompok kecil untuk menyelesaikan tujuan secm'a bersarna-sama, melatih
siswa untuk belajar bersama dalam menyelesaikan dan melengkapi tugas
tugas.
b. Ciri-ciri dalam Cooperative Learning
Ciri-ciri yang hams tampak dalam cooperative learning, yaitu :10
I) Positive interdependence. Saling ketergantungan yang positif,
yakni anggota kelompok berkewajiban bekelja sarna satu sarna lain
8 Sri Hartati, Op, cit., h, 21'Musahir, Konstrllktivisme Dalam PembelajaranlPA. (Jakarta: MAN 4, 2004) h. 410R",('"" .. T ",nrl [""'\ .... ,:.4 \11 l ..... 1-. .. ,.. ........ ,f.~ n ..~~.:~... ~rF" .. _~!_._ ,~--- -' ...... _•••
12
untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan ke1ompok sangat
ditentukan pada usaha setiap anggotanya. Dalam hal ini setiap
anggota kelompok memi1iki nilai sendiri dan nilai kelompok.
Penilaian didasarkan pada sumbangan anggota terhadap kelompok.
2) Individual accountability. Kemampuan melapor secara individu,
yakni semua anggota kelompok turut bertanggung jawab untuk
melakukan tugasnya dan mengembangkan ide-idenya untuk
keberhasilan kelompok.
3) Face-to-face promotive interaction. 1nteraksi berhadap-hadapan,
yakni setiap kelompok harns diberi kesempatan untuk bertatap
muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan
sinergi yang menguntungkan semua anggota.
4) Appropriate use of collaborative skills. Menggunakan
keteranlpilan sosial, yakni para siswa didukung dan dibantu untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, dan keterampilan pengendalian konflik.
5) Group processing. Proses kelompok, yakni siswa harus
mengevaluasi efektivitas kelompok. Anggota regu menetapkan
tujuan kelompok dan pada waktu tertentu menilai apa yang mereka
lakukan dan merumuskan apa yang harus mereka kerjakan
selanjutnya.
Secara umum pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri, yaitu
setiap anggota mempunyai peran, terjadi hubungan interaksi langsung
di antara para siswa, setiap anggota kelompok belianggung jawab atas
belajamya dan juga atas teman-teman sekelompoknya. Peran guru
membantu para Slswa untuk mengembangkan keterampilan
keterampilan kelompok dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok
saat diperlukan. II
13
Lundgren dalam Daroni mendeskripsikan keterampilan
kooperatif yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif
meliputi tiga tingkatan yaitu, tingkat awal, tingkat menengah, dan
tingkat mahir. Dalam setiap tingkatan terdapat beberapa keterampilan
yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat me1aksanakan pembelajaran
kooperatif dengan baik. Keterampilan tersebut antara lain
menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran
dan berbagi tugas, berada dalam tugas, mendorong partisipasi (tingkat
awal), mendengarkan dengan aktif, menunjukkan penghargaan dan
simpati, bertanya, menerima tanggung jawab, dan membuat ringkasan
(tingkat l11enengah), l11engelaborasi, mel11eriksa dengan cermat,
menanyakan kebenaran, dan berkompromi (tingkat mahir).12
c. Pcmbclajaran Koopcratif pada Pcngajaran Biologi
Berkaitan dengan kajian teori-teori yang l11elandasi
pembelajaran biologi SMU diperoleh pel11ikiran-pel11ikiran sebagai
berikut :13
I) Prinsip teori pel11belajaran konstruktivis pada hakikatnya telwang
dalanl pengajaran Biologi SMU melalui pendekatan keteral11pilan
proses (PKP) atau proses belajar mengajar dengan CBSA.
2) Salah satu penerapan teori pembelajaran konstruktivis adalah
pel11belajaran kooperatif
3) Peran setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif
lebih besar dibandingkan peran setiap anggota kelol11pok
pel11belajaran konvensionaI. Peran ini diperoleh karena prinsip
pembelajaran kooperatif adalah keberhasilan kelol11pok ditentukan
oleh keberhasilan anggotanya. Dengan adanya tanggung jawab
individu, mendorong setiap anggota kelompok untuk berusaha
saling membantu mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru
12 Ibid, h. 234
14
agar tujuan kelompok tercapai yaitu memperoleh penghargaan
kelompok. Jika tujuan kelompoknya telah tercapai, diharapkan
kelompok tersebut dapat meningkat hasil belajamya, dengan kata
lain setiap anggota kelompok dapat menurUukkan prestasi belajar
yang tinggi.
Bertitik tolak dari tujuan pembelajaran IPA SMU kurikulum
1994 yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, tugas guru
adalah menyusun kegiatan sedemikian rupa yang memungkinkan para
. siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan
pengalaman yang sesuai dengan kebutuharmya. 14 Di sinilah prinsip
learning by doing, yaitu belajar sambil bekerja. IPA adalab produk,
proses, sikap ilmiah, dan teknologi. Oleh karena itu, di samping
mengajarkan produk (konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori), guru
juga harus mengajarkan bagaimana cara atau proses dalanl
memperoleh produk tersebut dengan mengembangkan sikap-sikap
ilmiah seperti jujur, berhati terbuka, selain ingin tabu, teliti, dan
sebagainya. Dalam kurikulum juga ditekankan persiapan siswa untuk
menghadapi dunia modem. Perkembangan teknologi yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari menjadi bagian penting
dari belajar IPA. Dengan demikian, guru juga harus mengajarkan
bagaimana siswa dapat berperan dalam penyelesaian masalab dunia
nyata, yaitu bagaimana dapat menerapkan konsep dan prinsip IPA
untuk menghasilkan karya teknologi sederhana. Dalam pembelajaran
IPA, dilakukan eksperimen dan pengamatan. Dalam melakukan
eksperimen maupun pengamatan ini guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok karena keterbatasan alat-alat, bahan-baban,
maupun alat peraga yang digunakan. Jadi pembelajaran kooperatif
mutlak diperlukan dalam pembelajaran IPA.
15
Pembelajaran kooperatif periu dilaksanakan dalarn
pembelajaran IPA l11engingat perkembangan kognitif siswa lajunya
tidak sarna, walaupun usianya sarna. Dengan l11engatur kelas dalarn
kelompok-kelol11pok kecil, guru dapat l11embantu siswa dalarn belajar
yang lebih baik karena dapat mengenal siswa secara individual lebih
dekat. Dengan l11enggunakan keteral11pilan-keterampilan kooperatif
yang telah diperolehnya siswa dapat berbagi pengalaman l11elalui tutor
teman sebaya. Hal ini dapat meningkatkan l110tivasi dan peran aktif
siswa dalarn diskusi atau penyelesaian tugas-tugas pembelajaran.
Siswa terkadang dapat menjelaskan lebih baik dan lebih jelas atau
lebih l11udah diteril11a siswa lain dari pada guru. Hal ini mungkin
disebabkan karena anak lebih mudah berkomunikasi sesama anak.
Oleh karena itu, guru hendaknya banyak mel11beri kesel11patan kepada
siswa untuk bergabung dengan siswa lain yang kel11ampuannya
berbeda-beda, sehingga l11ereka dapat lebih mudah mel11ahami konsep
konsep yang sulit melalui diskusi dengan kelompoknya.
d. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Leaming)
Terdapat 6langkah utarna dalarn cooperative learning, yaitu :15
Tabell. Langkah-Iangkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-Iangkah Kegiatan Guru
Langkah 1 Guru l11enyal11paikan semua tujuanMenyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai padapembelajaran dan l11el11otivasi pelajaran tersebut dan mel110tivasiSlswa siswa belaiarLangkah2 Guru menyajikan inforl11asi kepadaMenyajikan informasi siswa baik dengan peragaan
(demonstrasi) atau teksLangkah 3 Guru menjelaskan kepada siswaMengorganisasikan siswa ke bagail11ana caranya membentukdalam kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantubelajar setiap kelompok agar melakukan
perubahan yang efisien
15 Ml1<limin Ibrahim dkk. Pembelaiaran Koooeratif. (Pusat Sains dan MatemaUka
16
Langkah 4 Guru membimbing kelompok-Membimbing kelompok kelompok belajar pada saat Slswabekeda dan belajar mengerjakan tugasLangkah 5 Guru mengevaluasi hasil belajarEvaluasi tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompokmempresentasikan hasil kerianva
Langkah 6 Guru memberikan penghargaan untukMemberikan penghargaan menghargai hasil belajar individu dan
kelompok
Dalam situasi pembelajaran kooperatif, peranan guru menjadi
sangat kompleks. Di samping sebagai seorang fasilitator, guru juga
berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan
kelompok kerja siswa. Jolmson (l991) mengemukakan lima peran
utama guru dalam cooperative learning, yaitu :16
I) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya.
2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan
sejelas-jelasnya.
3) Memantau efektivitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan
kepada Slswa (misalnya, menjawab pertanyaan) untuk
memaksimalkan kerja kelompok.
4) Mengevaluasi hasil kerja siswa.
5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kelja kelompok.
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran
siswa untuk belajar berpikir, memecahkan masalah, dan belajar untuk
mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada
siswa yang membutuhkan dan setiap Slswa merasa senang
menyumbangkan pengetahuannya kepada orang lain dalam
kelompoknya. 17 Dengan demikian, di dalam pikiran siswa akan teljadi
16 Barokah Santoso, Loc. cit.17Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Me/a/ut
Pembelajaran Kons/ruk/ivis/ik Model Koopera/if Berban/uan Modul, (Jurnal IImu Pendidikan,Jilid 13, No I, Februari, 2006) h. 27
17
perkembangan struktur kognitif sehingga merangsang siswa untuk
berpikir aktif dan kreatif.
Dalam pembelajaran kooperatif Slswa diharapkan mampu
belajar merefleksi terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan
membuat koneksi antara pengalaman mereka dalam diskusi kelompok,
diskusi antar kelompok dalam membangun pengetahuan tentang materi
maupun pemecahan masalah. Belajar kooperatif dapat saling
menguntungkan antar siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang
berprestasi tinggi, bekerja sama dalam tugas, Slswa yang
berkemampuan tinggi dapat menjadi tutor bagi Slswa yang
berkemampuan lebih rendah.
2. Teknik Jigsaw
Teknik Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) yang sudah lama diperagakan dalam
dunia pendidikan. Oleh karena itu banyak para ahli pendidikan yang
mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran yang tertua
ini. Teknik jigsaw ini cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Teknik ini
bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan,
ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar
bahan pelajaran menjadi Iebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan
sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Teknik mengajar Jigsaw telah dikembangkan dan diujicobakan
oleh Elliot Aronson dkk di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi
oleh Slavin dkk di Universitas John Hopkins sebagai metode Cooperative
18
Learning. ls Dalam penerapan Jigsaw Slswa dibagi berkelompok 5-6
anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan.kepada siswa dalanl bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan itu.
Dalam tekhnik Jigsaw pengkajian bahan ajar dilakukan seCal'a
individu maupun kelompok (heterogen). Kemudian dibentuk kelompok
ahli dengan tingkat homogenitas yang tinggi untuk berdiskusi pendalaman
materi bahan ajar yang dibaca. Ketika kembali ke kelompok asal
(heterogen), siswa diharapkan dapat menjadi peer-tutor (tutor sebaya)
terhadap satu sama lain. Pada saat ini terjadi pembentukan pengetahuan
secara berkelompok (social construction ofknowledge).
Johnson dalam Santoso, menyatakan bahwa teknik Jigsaw adalah
suatu teknik belajar kelompok yang digambarkan sebagai berikut :19
a. Setiap anggota kelompok mempelajari Imengerjakan salah satu bagian
informasi yang berbeda dari bagian anggota laill11ya.
b. Setiap anggota kelompok bergantung kepada anggota kelompok yang
lain untuk dapat mempelajari/memahami informasi secara utuh.
c. Setiap anggota kelompok berbagi informasi dengan anggota kelompok
yang lain dalaln rangka menangkap keutuhan informasi.
d. Setiap anggota kelompok menjadi pemilik "ahli" infolmasi, sehingga
kelompok akan bertanggung jawab dan menghargai masing-masing
anggotanya.
a. Tujuan Teknik Jigsaw
Tujuan tekhnik Jigsaw antara lain: 20
I) Menyajikan metode alternatif di samping ceramah dan membaca
18 Anita Lie, Cooperatij Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruangKefas. (Jakmta : PT Grasindo, 2002) h. 69
19 Barokah Santoso, Gp. cit., h. 7
19
2) Menciptakan kebergantungan positif dalarn menyampaikan dan
menerima informasi di antara anggota kelompok untuk mendorong
kedewasaan berpikir.
3) Menyediakan kesempatan berlatih berbicara (dan mendengarkan)
untuk melatih kognitif siswa dalam menerima dan menyarnpaikan
informasi.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka teknik jigsaw ini akan
membantu siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Agar pembelajaran tersebut
lebih efektif, guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan
menjadi empat sarnpai lima bagian. Sebelum bahan pelajaran
diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan
dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Guru dapat menuliskan
topik di papan tulis dan menanyakan apa yang diketahui siswa
mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan
untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan
pelajaran yang baru. Kelebihan teknik jigsaw ini adalah dapat
melibatkan seluruh siswa dalarn belajar dan sekaligus mengajarkan
kepada orang lain.21
b. Langkah-Iangkab Telmik Jigsaw
Adapun langkah-langkah dalam teknikjigsaw adalah sebagai berikut:22
l) Tahap "Kooperatif'
Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil (3-5
orang) yang disebut kelompok kooperatif dan menerima sebagian
informasi (bacaan) dari satu paket informasi yang harus dibahas
atau dipecahkan dalam kelompok tersebut.
21 Ahmad Sabri, Strategi Be/ajar mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat : PT CiputatPress. 2007) h. 130
20
2) Tahap "Ahli"
Setiap siswa bertugas mencari informasi mengenai materi
yang diterima. Siswa hams menguasai (ahli) dalam bidang yang
menjadi tugasnya masing-masing. Untuk itu siswa hams mencari
siswa dari kelompok lain yang mendapat tugas yang sarna untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :
(a). Belajar bersama dan menjadi "ahli" dalam bidang informasi
(bacaau) yang telah diterima oleh siswa.
(b). Merencauakan cara "mengajarkan" informasi (isi bacaan) yang
telah siswa kuasai kepada anggota kelompok kooperatif.
3) Tahap "Lima Seraugkai"
Pada tahap ini siswa kembali kepada kelompok kooperatif
menjadi "lima seraugkai" yaug masing-masing telah menjadi ahli.
Siswa berbagi/meng~arkan informasi atau bacaan yang telah
dikuasainya kepada anggota lain, pacta saat yang sama siswa akan
menerima pelajaran dari anggota yang lain. Pada akhir tahap "Lima
Serangkai" ini, setiap anggota kelompok akan menghasilkau
pemecahan masalah yang mempakau hasil kelompok kooperatif.
Dengan sendirinya kualitas pemecahau masalah itu akan lebih baik
karena dikerjakan oleh para "ahli" dalam bidaugnya.
Ke!ompok Asa!
+
II •
+
# •
+
II •
+
# •
+ +
+ +
# #
# #
Kelompok Ahli
~O~hor 1 Tln~tl"{ld J<,plntnnnll" 1i(J(:{IW
••
••
21
Dalam penerapan teknik Jigsaw. antara lain siswa diberi
kesempatan untuk bertanggung jawab secara penuh, bertanggung
jawab terhadap kelompoknya, maupun bertanggung jawab dalam
penguasaan dan penyampaian infOimasi kepada anggota kelompok.
Sedangkan peran guru dalam pembelajaran dengan teknik jigsaw
antara lain ;23
(a). Menyampaikan tujuan pembelajaran denganjelas.
(b).Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok
kelompok kecil (3-5) orang dalam setiap kelompoknya.
(c). Menyampaikan tugas-tugas yang hams dikerjakan siswa, baik
tugas individu maupun tugas kelompok dengan sejelas
jelasnya.
(d).Memantau berlangsungnya kerja kelompok-kelompok kecil
yang telah dibentuk untuk mengetahui bahwasanya kegiatan
berlangsung dengan lancar. Dalam hal ini guru menyediakan
kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk
memperoleh pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
(e). Mengevaluasi hasH belajar siswa melalui tes tertulis/tes lisan
secara acak. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil.
3. Hakikat Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah pemahaman yang keliru terhadap suatu
konsep atau salah menginterpretasikan antara beberapa variabel yang
saling mempengamhi.24 Miskonsepsi dapat diartikan sebagai
prakonsepsi (struktur kognitif) yang tidak sesuai atau belientangan
2J Ibid24 Nyoman Cakra Griardhi. Pel1anggulal1gal1 Miskol1sepsi Pada Mala Pelajaral1 Ekol1omi
Dengon Lembar Kerja Siswa dan Peman(aalan Linf;ku17J;an Un/uk Meninf!,kalkan Prestasi Be/aim'
22
dengan konsepsi ilmiah.25 Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep
awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,
gagasan intuitif atau pandangan yang naif.26
Novak (1984) mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu
interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat
diterima.27 Miskonsepsi juga dapat diartikan pengertian tentang suatu
konsep yang tidak tepat, salah dalam menggunakan konsep, salah
dalam mengklasifikasikan contoh-contoh konsep, keraguan terhadap
konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam menghubungkan
berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau pembuatan
generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas. 28
Sugata menggunakan istilah miskonsepsi dengan gagal
konsepsi. Gagal konsepsi adalah fenomena dimana seseorang gagal
menerapkan teori di lapangan karena pemahaman konsep yang tidak
lengkap atau keliru dalam interpretasinya.29
Dari pengertian di atas, miskonsepsi dapat diartikan sebagai
suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengetahuan yang diterima oleh para ilmuwan, hanya dapat diterima
dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus
lainnya serta tidak dapat digeneralisasikan. Konsepsi tersebut pada
umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common sense) atau
dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia
pengalaman mereka sehari-hari
25 I Wayan Santyasa., Pengubahan Miskonsepsi Da/am Perkuliahan Fisika DasarMelalui Penerapan Modul Berorientasi Konslruklivisme, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKIPNegeri Singaraja, No 3 TH XXXV, Juli. 2002) h. 25
26 Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, (Jakarta: PTGrasindo, 2005) h. 4
27 Ibid28 Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis
Biologi: Sualu Diagnosi Adanya Miskonsepsi. (Jumal Pendidikan, Vol 5, No 1,2004) h. 6629 Sugata Pikatan, Memaharni Gazal KonseDsi da/am Fldkn If( ri<.:tl"ll l\ln.
23
Miskonsepsi siswa mungkin pula diperoleh melalui proses
pembelajaran pada jenjang pendidikan sebelurnnya. Penyebab
resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang membangun
pengetahuan persis dengan pengalamannya. Sekali kita telah
membangun pengetahuan maka tidak mudah untuk memberi tahu
bahwa hal tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk
mengubah miskonsepsi itu. Jadi, cara untuk mengubah miskonsepsi
adalah dengan jalan mengkonstruksi konsep barn yang benar untuk
menjelaskan pengalaman kita.
Satu kelebihan yang datang dari miskonsepsi siswa ini adalah
dapat menggerakkan guru untuk merealisasikan konsep siswa yang
dianggap sulit dan harus mengelola kelas dengan strategi yang lebih
efektif. 30 Dalam menangani miskonsepsi pada siswa, perlu diketahui
terlebih dahulu konsep-konsep atau materi apa saja yang dimiliki siswa
dan dari mana mereka mendapatkannya. Dengan demikian kita dapat
memikirkan bagaimana mengatasinya
b. Sumber Miskonsepsi
Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat terjadi di sekolah
atau di luar sekolah. Faktor-faktor yang potensial menjadi sumber
miskonsepsi adalah :31
I) Anak cenderung melihat suatu benda dari pandangan dirinya
sendiri dan cenderung untuk menentukan keberadaan dan bentuk
benda tersebut hanya berdasarkan pengalaman sehari-hari.
2) Pengalaman anak di lingkungan terbatas dan cenderung tidak
terlibat langsung dalam situasi percobaan.
3) Untuk kejadian-kejadian khusus anak cenderung diarahkan pada
penjelasan bagian per bagian dan cenderung tidak diarahkan untuk
memahami hubungan satu dengan yang lain secara keseluruhan
30 Din Van Yip, Chidren's Misconceptions On reproduction and Implications ForTeaching,. (Journal Of Biological Education, The Chinese University Of Hongkong. 1998) h. 21
24
serta adanya penjelasan yang sarna untuk menjelaskan fenomena
yang berbeda.
4) Bahasa yang digunakan sehari-hari cenderung berbeda dengan
bahasa yang digunakan dalam IPA, misalnya kata berat, gesekan,
dan gaya di mana arti dalarn bahasa sehari-hari cenderung berbeda.
Ciri-ciri miskonsepsi siswa adalah :32
1) Miskonsepsi sangat taban terhadap perubaban atau sulit sekali
diubah
2) Seringkali salah konsep terus-menerus mengganggu meskipun
untuk soal-soal yang sederhana.
3) Seringkali siswa yang telah pernah mengatasi miskonsepsi,
beberapa bulan kemudian salah lagi.
4) Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat terkena
salah konsep.
5) Guru dan dosen pada umumnya tidak mengalami kesalahan
konsepsi yang lazim antara siswa atau mabasiswanya, dan tidak
menyesuaikan pengajarannya dengan salab konsep yang telab
dimiliki oleh siswa atau mahasiswanya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki posisi yang
menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru
adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Gagne
(1974) dalam I Nyoman Suardana (2003) mengatakan bahwa guru
bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasi
sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan
siswa.33 Guru mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan
menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukannya yang
" Dosen Jurusan Pendidikan Kirnia UPI, dkk, Penerapan Pedagogi Maleri SubyekDa/am Mengajarkan Benluk Moiekui Un/uk Memperbaiki Kesa/ahan Konsepsi Siswa, (JICA.Seminar Nasional Pendidikan Maternatika dan IPA. JulL 2004) h. 5
33 I Nyoman Suardana, Pemberian lugas Prapengajaran Sebagai Upaya UnlukMeningkalkan Aklivilas dan Hasil Be/ajar Serla Penanganan Miskonsepsi Siswa SMU Kelas IIPada Pembe/aiaran Kimia. (Jurnal Pendidikan dan Pengaiaran IKIP Neger! Singaraja, No.2 TH
25
strategis karena guru menentukan kedalaman dan keluasan materi
pel~aran, sedangkan bersifat menentukan karena gurulah yang
memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam
memperluas dan memperdalam materi pelajaran adalah rancangan
pembelaJaran yang dibuatnya. Aktivitas yang menghargai gagasan dan
pandangan siswa, mendukung analisa siswa terhadap percobaan,
diskusi serta pengamatan merupakan hal yang efektif dilakukan dalam
memperbaiki miskonsepsi untuk menuju ke perubahan konseptual.34
Melalui fungsi ini, proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik,
dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi akan dapat tercapai.
Jika siswa memiliki pemahaman tentang suatu konsep yang
berbeda dengan konsep guru atau konsep ilmuwan maka untuk
menghilangkan perbedaan tersebut dalam proses belajar mengajar
dapat dibuat variasi aktivitas pembelajaran sebagai berikut :35
1) Mengadakan wawancara dengan siswa serta menghargai pendapat
mereka dan mengembangkan keterampilan bertanya dan
mendengarkan.
2) Mengadakan diskusi kelompok untuk menjernihkan perbedaan ide
ide siswa dengan ide ilmuwan.
3) Merancang percobaan untuk menguji dugaan-dugaan yang
mengikuti ide siswa.
4) Mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan alasan mengapa
siswa tetap memegang teguh pandangan khusus atau mempunyai
arti khusus tentang sesuatu yang berbeda dengan ide ilmuwan.
]4 NN, Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions, 2003 (http://www.Leaming!~ads @designedinstruction.com)
26
c. Penyebab Miskonsepsi
Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang
menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar,
penyebab miskonsepsi siswa dapat diringkas dalam lima kelompok,
yaitu : siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Secara
skematis penyebab miskonsepsi dapat dilihat dalam tabel 2 berikut :
Tabel2. Penyebab Miskonsepsi Siswa36
Sebab Dtama Sebab Khusus
Siswa a) Prakonsepsib) Pemikiran asosiatifc) Pemikiran humanistikd) Reasoning yang tidak lengkap/salahe) Intuisi yang salaht) Tahap perkembangan kognitif siswag) Kemampuan siswah) Minat belajar siswa
Guru/pengajar a) Tidak menguasai bahan, tidak kompetenb) Bukan lulusan dari bidang ilmu yang diembannyac) Tidak membiarkan Slswa mengungkapkan
gagasanlided) Relasi guru-siswa tidak baik
Buku Teks a) Penjelasan kelirub) Salah tulis, telUtama dalam rumusc) Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi
siswad) Siswa tidak tahu membaca buku tekse) Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya
menyimpang demi menarik pembacat) KaI1un sering memuat miskonsepsi
Konteks a) Pengalaman siswab) Bahasa sehari-hari berbedac) Ternan diskusi yang salahd) Keyakinan dan agamae) Penjelasan orang tua/orang lain yang kelilUt) Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang keliru)g) Perasaan senang/tidak senang; bebas atau tertekaIl
Cara a) Hanya berisi ceramah dan menulis
Mengajarb) Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswac) Tidak mengoreksi PR yang salah model analogi
27
d) Model praktikume) Model diskusif) Model demonstrasi yang sempit
Penyebab miskonsepsi yang diuraikan di atas masih sang'lt
terbatas. Dalam kenyataan di lapangan, siswa dapat mengalami
miskonsepsi dengan sebab-sebab yang lebih bermacam-macam dan
rumit. Penyebab sesunggnhnya juga sulit diketahui, karena siswa
kadang-kadang tidak secara terbuka mengungkapkan bagaimana
hingga mereka mempunyai konsep yang tidak tepat tersebut.
Pendidik juga perlu mengetahui bahwa miskonsepsi yang
dialami setiap siswa dalam satu kelas dapat berlainan dan penyebabnya
juga berlainan. Maka dapat terjadi, dalam satu kelas terdaplt
bermacan1-macam miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi. Dengan
demikian, bagi pendidik tidak mudah untuk sunguh-sungguh mengelti
penyebab miskonsepsi yang dialami setiap siswa. Sebagai akibatnya,
tidak mudal1 juga untuk dapat membantu setiap siswa secara tepat
dalam mengatasi miskonsepsi.
d. Miskonsepsi dari Sudut Pandang Konstruktivisme
Konstruktivisme memandang penting miskonsepsi yaI:g
diyakini siswa dikaIenakan : (l) konsepsinya berbeda dengan konsep
ilmiah; (2) sifatnya laten, terus dipergunakan siswa dan cenderung
sukar diubah; (3) sukar dideteksi oleh guru?7
Mengapa konstruktivisme memandang penting miskonsepsi ?
Setidaknya terdapat lima klaim lltama yang mendasari miskonsepsi,
yaitll :38
I) Siswa membawa berbagai konsepsi mengenai obyek dan fenomena
alaIn dan seringkali tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Guru
sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai konsepsi siswa.
37 Tatang Suratno, Konslruktivisme, KOl1sepsi A/lerna/if, dan Perubahan Konseptual,(Jakarta: Prosiding Seminar Internasional Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Jakarta, 2006) h 2.
lR •• .•
28
P"ERI"USTAKMN UTAMAUIN SYAHID JAKARTA
2) Siswa berdasarKan gender, usia, kemampuan dan latar belakang
budaya, eenderung membawa miskonsepsi yang berasal dari
pengalaman pribadi maupun hasil interaksi sosial.
3) Miskonsepsi sangat sulit diberantas dan sifatnya beragam.
Diperlukan strategi perubahan konseptual.
4) Terdapat kesamaan antara penjelasan saintis yang tergugurkan
teorinya dengan miskonsepsi siswa. Diperlukan kajian sejarah
sains bagi siswa.
5) Melaeak dari mana asalnya miskonsepsi sangatlah sulit, terutama
seeara empiris. Namun gejala miskonsepsi yang teljadi di berbagai
populasi dan budaya meneerminkan adanya kesamaan pengalaman
budaya siswa dalam hal observasi alam, penggunaan bahasa sehari
hari, pengaruh media massa serta pengalaman belajar di kelas.
Menurut Shapiro dalam Supamo (1997) tujuan
mengkonstruksi pengetahuan yaitu untuk mengetahui sesuatu bukanlah
untuk menemukan realitas. Tujuannya labih adaptif, yaitu untuk
mengorganisasikan "pengetahuan" yang coeok dengan pengalaman
hidup manusia, sehingga dapat digunakan bila berhadapan dengan
tantangan dan pengalaman-pengalaman baru.39
Inti dari membangun pengetahuan selama pembelajaran
dalam perspektif konstruktivisme melibatkan proses perubahan
konseptual, terutama bila terjadi miskonsepsi. Bila mengaeu pada
pandangan konstruktivisme psikologi personal, terdapat tiga proses
kunei yang dilakukan individu dalam membangun pengetahuan yaitu,
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Dalam membangun
pengetahuan itu, diharapkan terjadi perubahan konseptual pada siswa.
Perubahan konseptual didefinisikan sebagai suatu kondisi di
mana siswa memegang konsepsi serta keyakinan yang bertentangan
dengan apa yang sedang dipelajari sehingga siswa memutuskan untuk
39 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme do/am Pendidikan. (YoQvak:'lrt::l . Kankill~
29
merubahnya. 40 Perubahan konseptual biasanya digambarkan sebagai
proses merubah suatu konsepsi yang ada meliputi kepercayaan,
gagasan, atau cara berpikir41 Di dalam perubahan konseptual, suatu
konsepsi pada dasamya diubah atau diganti menjadi kerangka
konseptual yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah,
menjelaskan gejala, dan berfungsi dalam kekidupan mereka.
Dalam proses perubahan koseptual, mungkin saja seluruh
konsepsi awal siswa diubah secara keseluruhan, akan tetapi pada
dasamya terdapat dua kondisi umum dari perubahan konsep yaitu
mengganti (bersifat radikal) ataupun menambah (bisa juga
mengurangi) dengan konsepsi lain yang dianggap tepat konteksnya.
Akan tetapi, pada umumnya proses perubahan konseptual bersifat
evolusioner dari pada revolusioner atau radikal.
Dalam proses perubahan konseptual terdapat beberapa proses
meliputi proses mengenali (recognizing), mengevaluasi (evaluating)
konsepsi dan keyakinan, kemudian memutuskan (deciding) apakah
perIu membangun ulang (reconstructing) atau tidak konsepsi dan
keyakinan tersebut dengan yang barn.
Faktor lain yang mempengaruhi proses perubahan konseptual
adalah faktor kontekstual. Artinya, siswa bisa saja menerima dan
memahami konsep ilmiah pada konteks tertentu, tetapi bisa saja tetap
menggunakan konsepsi awalnya (bersifat miskonsepsi) pada konteks
lain. Makna dari suatu konteks iill adalah dari segi penerapan konsep,
konsepnya sama tetapi contoh kasusnya berbeda. Oleh karena itu,
karakteristik dari perubahan konsep adalah bersifat kontekstual dan
tidak stabil. Perubahan konsep yang bersifat jangka panjang dan stabil
barn dapat tercapai bila siswa mengenali hal-hal yang relevan dan
bersifat umum dari konsep ilmiah secara kontekstual.
40 Tatang Suratno, Op.cit., h. 441 Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning, Teaching
and TechnoloPlJ (httn-/lnrn;"""f" ........." .. ~~ _-3•. ' __h.d.' .... .' _. -
30
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Desain-desain
Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih
1. Teori Konstruktivisme
proses
mereka ketahui
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
menerapkan teori pembelajaran konstruktivisme. Konstruktivisme adalah
suatu paham yang memandang bahwa pengetahuan individu merupakan
hasil dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam
sistem kognisi individu.42 Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa
pengetahuan seseorang adalah bentukan (konstruksi) orang itu sendiri.43
Selain itu juga, konstruktivisme dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara mengkonstruksi
pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang
telah dimiliki sebelumnya.44 Pengetahuan seseorang akan suatu benda,
bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan
benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencema dan membentuk
pengetahuan, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena
itu, Piaget menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak
guru yang dianggap tahu, bila siswa tidak mengolah dan membentuknya
sendiri.45 Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila siswa
mengubah atau mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam
berhadapan dengan tantangan, rangsangan, atau persoalan.
ladi, konstruktivisme adalah paham yang memandang bahwa
pembelajaran merupakan proses membangun pengetahuan yang dilakukan
individu melalui proses perubahan konseptual.
Pandangan konstruktivisme tentang belaj ar adalah
intelektual di mana siswa mengembangkan apa yang
42 Tatang Suratno, Gp. cit., h. 143 Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. (Yogyakarta : Kanisius,
2001) h. 122.j.j Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme.
(Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika Dan limu Pengetahuan Alam, UniversitasNeoeri Malang. 2002) h. 6
31
melalui proses penyelarasan gagasan-gagasan baru dengan gagasan
gagasan yang telah dipelajari pada pengalaman sebelumnya, dan mereka
melakukan penyesuaian itu melalui cara-cara yang unik dari mereka
masing-masing. 46
Menurut konstruktivis, mengajar bukan kegiatan memindahkan
pengetahuan dari guru ke SISWa, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan
menggunakan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa.47
Paham konstruktivisme tentang belajar menyatakan bahwa belajar
merupakan hasil konstruksi sendiri (siswa) sebagai hasil interaksinya
terhadap lingkungan belajar.48 Esensi dari teori pembelajaran
konstruktivisme adalah bahwa siswa harns secara individu menemukan
(discovery) konsep-konsep atau informasi yang kompleks dan
mengorganisasikan dalam benaknya untuk jadi miliknya sendiri atau
pemilikan konsep (concept attainment).49
ladi, belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses
kognitif yang dilakukan siswa untuk membentuk dan mengembangkan
kapabilitas bam yang diperlukan dalam upaya beradaptasi dengan
lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal, berdasarkan
pengetahuan awal atau pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
Von Glasersfeld membedakan tiga level konstruktivisme
berdasarkan hubungan antara pengetahuan dengan kenyataan, meliputi :50
a Konstruktivisme Radikal
Level ini mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan
kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Pengetahuan dipandang sebagai
"Sukadi, Implementasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPS, (JumalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82
47Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan Ajar Benvawasan Sains-TeknologiMasyarakat Dengan Menggunakan Pendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran BiologiUntuk Meningkatkan LiterisasiSains dan Teknologi Sis>m SMU Negeri I Singaraja, (JumalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15
48 I Wayan Santyasa, Loc. cit.49 Wagiran. Gp. cit., h. 26so Tatang Suratno, Cons/ruktivism And science Education. (Jakarta: Pmc;,iciinp ~pminl'lr
32
pengaturan suatu obyek yang dibentuk oleh individu, sejauh
kemampuan individu dan terlepas dari realita kebenarannya.
b Konstruktivisme Realisme-Hipotetis
Level ini memandang pengetahuan sebagai suatu hipotetis dari
suatu struktur kenyataan serta mengalami perkembangan menuju
kebenaran yang sebenamya.
c Konstruktivisme Biasa
Level ini memandang pengetahuan sebagai gambaran yang
dibentuk individu mengenai kenyataan suatu obyek.
Dari segi subyek yang membentuk pengetahuan, dapat dibedakan
menjadi konstruktivisme psikologi personal, sosiokulturalisme, dan
konstruktivisme sosiologis.51
a Konstruktivisme Psikologi Personal
Tokoh sentrainya adalah Piaget. Konstruktivisme psikologi
personal menekankan pada tiga proses kunci yaitu, asimilasi,
akomodasi, dan ekuilibrium.
I) Asimilasi
Menurut Piaget dan Posner dkk, pada intinya asimilasi
teIjadi karena pengetahuan awal siswa sejalan atau berhubungan
dengan fenomena dan belurn teIjadi perubahan skema (Piaget)
ataupun perubahan konseptual (Posner dkk). Asimilasi juga dapat
diartikan sebagai proses mengadaptasikan suatu persepsi, konsep,
dan pengalaman baru ke dalam skema pengetahuan yang telah ada
di dalam pikiran, sehingga konsepsi tersebut berkembang lebih
luas.52 Misalnya, seseorang telah memiliki konsep tentang balon
dalam keadaan kempis. Bila balon tersebut ditiup atau diisi dengan
air kemudian dipecahkan, maka seseorang itu tetap memiliki
konsep yang sama tentang balon, tetapi mengalami perkembangan
konsep yang lebih luas.
51 Ihid. h. 3
33
2) Akomodasi
Akomodasi adalah proses mental di mana konsep yang baru
bisa jadi sama sekali tidak coeok dengan skema pengetahuan yang
sudab dimiliki, maka harus mengubahnya.53 Misalnya, jika siswa
sudab mengetahui bahwa ikan hidup di air dan bernafas dengan
insang. Kemudian bertemu dengan lumba-Iumba maka ia harus
mengubab konsepsinya (akomodasi), karena lumba-Iumba tidak
bersisik dan tidak pula bernafas dengan insang, walaupun hidupnya
di air. Menurut Piaget, akomodasi merupakan proses konflik
kognitif karena skema dengan fenomenanya berbeda. 54
Sementara Posner dkk, berpandangan lebih luas di mana
akomodasi merupakan proses perubaban konseptual yang
kemungkinannya terjadi 4 (empat) kondisi yang hirarkis, yaitu :55
(a). Perasaan kurang puas terhadap konsepsi yang ada atau yang
dimiliki.
(b). Konsepsi baru harus intelligible (dapat dimengertii). Siswa
dapat mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat
didekati dengan konsep-konsep baru.
(e). Konsepsi baru mungkin plausible (masuk akal), yaitu dipabami
karena konsepsi sejalan dengan konsepsi pengetabuan.
(d).Konsepsi baru mungkinfruiiful (berguna), yaitu dipabami dan
diper/uas penggunaannya serta dirasakan kebermanfaatannya
dalam konteks yang berbeda
3) Ekuilibrium
Mempakan fase kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
b Konstruktivisme Sosio-kultural
Vygotsky menekankan faktor babasa mempengaruhi proses
membangun pengetahuan individu dan juga pentingnya faktor-faktor
53 Ibid54 Tatang Sumtna, Gp. cit., h. 355 Paul Supama, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika., (Jakarta: PT
34
sosial dalam belajar, yaitu selama belajar terdapat saling pengaruh
antara bahasa dan tindakan dalam kondisi sosial tertentu dan terlihat
jelas peranan bahasa dalam belajar konstruktif. 56 Hal ini sesuai dengan
pendapat Driver yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pengertian
dikonstruksi bila seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan aktif
dalam percobaan-percobaan dan pengalaman.57 Dikatakan pula bahwa
ruangan kelas tempat siswa bel1\iar di sekolah sebagai sistem sosial
yang kompleks dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan
masing-masing individu. Dengan demikian, perkembangan/
pembentukan kognitif siswa berada di antara konteks individu dan
sosial.
c Konstruktivisme sosiologis
Aliran ini memandang bahwa pengetahuan dibentuk oleh
masyarakat dengan tidak memperhatikan unsur personal. 58
Dalam konteks pembelajaran di kelas, terdapat dua prinsip
utama konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, yaitu :59
I) Siswa dipandang sebagai individu yang aktif membangun
pengetahuan dan pemahamannya berdasarkan keyakinan sendiri.
2) Guru memiliki peran dan pengaruh yang sangat strategis.
Berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan siswa tersebut,
terdapat dua fal1:or yang sangat krusial dan mempengaruhi proses
pembelajaran, yaitu :
Pertama, sifat dari konstruksi pengetahuan individu sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan awal siswa yang dikenal
sebagai label miskonsepsi. Seringkali miskonsepsi ini dianggap sebagai
penghambat pemahaman ilmiah siswa sekaligus juga landasan dan
refleksi guru dalam merancang pembelajaran. Siswa diajak untuk
menginterpretasikan dan menghubungkan pengetahuannya dengan
56 Musahir. Gp. cit., h. 357 Ibid58 Tatang Suratno. Lac. cit.'iQ T' .••
35
konsep ilmiah yang diajarkan. Biasanya terkandung beberapa
pertanyaan yang reievan dan familiar di mata siswa. Dalam hal ini,
pembelajaran di kelas menekankan pada proses perubahan konseptual.
Kedua, pengetahuan dan keyakinan mengenai pembelajaran,
pengajaran, selia peranan siswa dan guru sebagai wujud proses
membangun pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman
sebelumnya. Hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan
pengendalian terhadap proses pembelajaran siswa sehingga dapat
tercapai kualitas pembelajaran yang lebih baik. Siswa dan guru dapat
mengubah pandangannya mengenai pembelajaran yang pasif menjadi
pembelajaran yang lebih aktif.
Selain itu, Gunstone mengemukakan bahwa proses
pembelajaran konstruktivisme dikatakan baik bila siswa dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut ;60
I. Dapat mengintegrasikan (integrating) secara tepat apa yang akan
dipelajari dengan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa.
2. Memperiuas (extending) cakupan mengenai apa yang sedang
dipelajari ke dalam konteks yang berbeda.
3. Memonitor (monitoring) proses pembelajaran sekaligus progresi
berkenaan dengan tugas dan tujuan yang sedang dilakukan oleh
siswa selama pembelajaran.
Berdasarkan ketiga hal pokok dalanl pembelajaran
konstruktivisme tersebut dapat diambil benang merah mengenai kunci
utama proses yang terjadi dalam pembelajaran konstruktivisme. Pada
proses integrating dan extending terdapat proses kunci yaitu proses
menghubungkan (linking). Proses menghubungkan meliputi
menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya, dengan pengetahuan di luar
kelas atau pengalaman sebelurnnya. Dalam hal Illl, siswa
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka bawa ke
36
kelas. Proses monitoring mencakup pemahaman dan pengendalian atau
kontrol mengenai cara belajar individu siswa. Berkenaan dengan
proses linking, monitoring berarti pemahaman mengapa siswa perlu
melakukan linking, pendekatan linking yang digunakan selia dapat
memutuskan linking bagaimana yang tepat bagi diri siswa.
Terdapat dua hal penting dalam konteks pembelajaran yang
baik berdasarkan uraian di atas di antaranya, yaitu :
Pertama, proses linking sangat penting bagi diri siswa untuk
mengenali (recognize) dan mengevaluasi pengetahuan dan keyakinan
yang dimiliki siswa yang dibawa ke kelas. Siswa dapat memutuskan
pengetahuan dan keyakinan apa saja yang dapat dihubungkan dengan
apa yang sedang dipelajari serta memutuskan pengetahuan dan
keyakinan mana saja yang perlu direkonstruksi.
Kedua, proses monitoring ini dapat mengarahkan siswa dalam
mencapai metakognisi. Dalam metakognisi terdapat tiga hal pokok
meIiputi pengetahuan (knowledge) mengenai hakikat pembelajaran
(sifat, cara, dan karakteristik pembelajaran individu), kesadaran
(awareness) mengenai sifat, tujuan, dan progresi pembelajaran, serta
kendali (control) individu mengenai pendekatan, progresi, dan hasil
pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prinsip konstruktivisme
melandasi pembelajaran IPA apabila :61
I. Pengetahuan itu dibangun atau dikonstruksi oleh pikiran Slswa
sendiri. Dalam konteks ini berarti pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa yang harus
aktif mengkonstruksi pengetahuan tersebut.
2. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan hingga terjadi
perubahan konsepsi dari konsep yang belum sesuai dengan konsep
ilmiah menjadi sesuai dengan konsep ilmiah.
37
3. Siswa pada saat masuk di kelas sudah memiliki pengetahuan awal
tentang konsep yang akan dibahas. Siswa akan mudah
mengkonstruksi suatu konsep apabila konsep yang akan dibahas
dikaitkan dengan konsep awal yang telah dimiliki siswa yang
diperoleh dari pengalaman sehari-hari maupun dari sekolah
sebclumnya.
4. Peran guru hanya membantu menyediakan sarana dan meneiptakan
situasi kondusif agar proses pembentukan pengetahuan siswa dapat
terjadi dengan mudah (guru sebagai arsitek kelas).
5. Belajar dalam bentuk kooperatif dapat mempermudah siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Sebagai indikator bahwa belajar
dalanl bentuk kooperatif· dikatakan berhasil apabila di antara
individu dalam kelompoknya terjadi interaksi fisik, kognitif, dan
verbal yang dinamis dalam merumuskan kesimpulan kelompok.
HasH observasi lapangan diperoleh penemuan bahwa belajar
melalui kerja kelompok sangat bermanfaat bagi siswa karena
mereka dapat memeeahkan masalah pelajaran bersama, terjadi
tukar pikiran dengan ternan, muneul rasa berani untuk berbieara,
dan siswa lebih mudah memahanli pelajaran dari sesama ternan.
Jadi, perspektif konstruktivisme dalam proses pembelajaran
merupakan proses membangun ulang atau rekonstruksi pengetahuan.
Layton, 1994 (dalam Tatang. S, 2006) menyatakan bahwa proses
membangun pengetahuan ilmiah sains hams bersifat useful
(belmanfaat) dan mengarah pada hal-hal yang praktis.62 Layton
menyebutnya sebagai "cognition in practice". Ia juga berpandangan
bahwa pembelajaran sains dalam perspektif konstruktivisme harus
relevan dengan fenomena sains sehari-hari yang familiar di mata
siswa. Konteks yang nyata ini dapat memberikan landasan belajar
siswa karena beranjak dari pengetahuan dan keyakinan awal siswa.
38
Secara sederhana, proses pembelajaran konstruktivisme yang
dikemukakan oleh Layton dapat dilihat pada gambar 2. 63
Gambar 2. Proses Membangun Pengetahuan IImiah
Proses PengetahuanProsesPengetahuan ... pendidikan !+- Pengetahuan f+ penerjemahan/ ~
untuk kegiatansehari~hari
sains ilmiah kaji ulang praktis dalamsituasi spesifik
TTiPengetahuan
lain/pertimbangan
a. Langkah-Iangkah Pembelajaran Konstruktivisme.
Untuk mengaplikasikan pembelajaran konstruktivisme, guru
diharapkan mampu memahami dan melaksanakan langkah-langkalmya.
Alters (2004) memberikan ilustrasi tentang langkah-Iangkah tersebut, yaitu64
I) Menarik Perhatian
Dalam tahapan ini, guru memberikan gambaran singkat tentang sebuah
fenomena dan menanyakan pengalaman anak tentang fenomena
tersebut.
2) Prediksi pribadi
Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk membuat prediksi
tentang percobaan yang akan dilakukan.
3) Prediksi kelompok
Guru mengajak anak untuk membuat kelompok kecil dan berdiskusi di
dalam kelompok untuk membuat prediksi kelompok. Kemudian
masing-masing kelompok diharapkan menyampaikan prediksi mereka.
Prediksi ini bisa berupa keterangan atau gambaran dan bisa ditulis di
papan tulis (jika memungkinkan).
63 Ibid6-tMunasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menvenanekan DeJ1f!Ol1 Mp./nrJp
39
4) Percobaan
Percobaan adalah salah satu bagian terpenting, karena pada bagian ini
anak akan melakukan sendiri percobaan mereka. Siswa akan
melakukan percobaan untuk menguji hipotesis mereka, dan
mengobservasi apakah prediksi mereka akurat atau tidak.
5) Diskusi kelompok
Setelah melakukan percobaan, siswa diajak untuk berdiskusi dalam
kelompok mengenai hasil percobaan mereka. Lalu didiskusikan apakah
prediksi mereka akurat atau tidak dan mengapa itu bisa terjadi.
6) Laporan kelompok
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok dan
memberikan berbagai macam alasan yang mendukung hipotesis dan
konsep mereka.
7) Penjelasan
Pada tahapan ini, guru menyampaikan penjelasan singkat tentang teori
dan konsep yang mendasari percobaan serta mengoreksi apakah
terdapat kesalahpahaman siswa.
8). Aplikasi
Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk berpikir tentang apa yang
dapat mereka lakukan untuk mengembangkan percobaan yang telah
dikerjakan atau menjelaskan fakta lain mengenai percobaan tersebut.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang berlandaskan
teori konstruktivisme diharapkan dapat mengatasi kesalahpahaman siswa
dalam konsep-konsep biologi sehingga dapat dibangun untuk menjadi
pengetahuan baru.
b. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran sains di antaranya,
yaitu pendidikan sains masih berorientasi hanya pada produk pengetahuan,
kurang berorientasi pada proses sains; pengalaman siswa tidak diintegrasikan
dalam Ke"iatan Relaiar Men<mim' (KRMi' vMia<i KRM <ano-at <,,<iikit <ian
40
hanya mencakup apa yang ingin diajarkan guru; selia masalah yang sedang
banyak terjadi sekarang yaitu pengajaran sains hanya mencurahkan
pengetahuan dalam hal ini, fakta, konsep, dan prinsip sains sehingga
pengajaran seperti ini akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa, maka perlu
diupayakan perbaikan pembelajaran dengan lebih memfokuskan pada
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tersebut lebih dari sekedar menghafal dalam mencari hubungan
konseptual antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi pelajaran
yang dipelajari.
Salah satu model pembelajaran yang layak diterapkan adalah
pembelf\jaran model kooperatif teknik Jigsaw. Pembelajaran ini akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif
menemukan ide-ide, konsep-konsep baru berdasarkan pengalaman dan
penemuannya sendiri dan mendiskusikannya bersama siswa-siswa lainnya
sehingga diharapkan pengetahuan awal siswa yang sering bersifat miskonsepsi
dapat dengan mudah direkonstruksi (dibangun ulang) dalanl diri siswa menuju
ke perubahan konseptual.
Penerapan model kooperatif didasari pada koreksi atas pembelf\jaran
tradisional dan temuan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher centered) mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih rendall
dari pada pembelajaran aktif dengan para siswa memecahkan pemlasalallan,
menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan milik mereka sendiri,
mendiskusikan, menjelaskan, berdebat, dan cooperative learning (belajar
kelompok).
Esensi dari teori pembelajaran konstruktivisme adalah bahwa siswa
harus secm'a individu menemukan (discover) konsep-konsep atau informasi
yang kompleks dan mengorganisasikannya untuk menjadi miliknya sendiri
atau pemilikan konsep (concept attainment).
Pembelajaran model kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran ymlg efektif dalam mengurangi teriadinva miskons"nsi I~ni
41
penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan dapat
mengurangi miskonsepsi dan sejalan dengan meningkatnya penguasaan
konsep siswa kelas XI MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada pembelajaran biologi.
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir
Konsep Biologi
Pembelajaran yang tidakmemperhatikan konsep awal.
~Salah konsep/miskonsepsi
~Model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw
~• Melatih kognitif siswa
• Bekerjasama dalam kelompok
• Mendiskusikan konsep yang dipelajari
• Mengungkapkan gagasan
• Mendengarkan gagasan teman
• Memperdebatkan gagasan secaraargumentatif-rasional
• Meluruskan konsep yang salah
1I Perbaikan konsep I
~I Konsep menjadi benar I
42
c. Hipotesis Tindalmn
Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw dapat mengurangi miskonsepsi dan berdampak pada
peningkatan penguasaan konsep siswa MA Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam pembelajaran biologi.
C. Bahasan Hasil-basil Penelitian yang Relevan
I. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wagiran Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan
Reduksi Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Model
Koope ratif Berbantuan Modul, bahwa dapat mengurangi miskonsepsi.
Dari hasil setiap putaran didapatkan persentase miskonsepsi pada pretes
dan pastes, yaitu 91,21% dan 31,51%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat mengurangi
miskonsepsi siswa.
2. I Wayan Santyasa dengan penelitian yang berjudul Pengubahan
Miskonsepsi dalam Perkuliahan Fisika Dasar Melalui Penerapan Modul
Berorientasi Konstruktivisme, didapatkan hasil penelitian pada siklus
pertama, 100% miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil
belajar meningkat 68% (dari nilai rata-rata awal 42,9 menjadi 72, I pada
nilai rata-rata akhir). Pada siklus kedua, didapatkan pula 100%
miskonsepsi siswa mengalami pengurangan dan hasil belajar meningkat
50% (dari nilai rata-rata awa154,7 menjadi 82,3 pada nilai rata-rata akhir).
3. Nyoman Cakra Griardi dengan judul penelitian Penanggulangan
Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan Pemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa, diperoleh hasil penelitian bahwa miskonsepsi siswa pada mata
pelajaran ekonomi dapat ditanggulangi sehingga prestasi belajar siswa
meningkat. Hal ini dapat dilihat pada pencapaian tingkat ketuntasan
43
belajar dari 40 orang siswa, sebanyak 97% memperoleh nilai 6,5 keatas
pada akhir siklus ke tiga.
D. Pengajuan Konseptnal Perencanaan Tindakan
Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sel dengan
subkonsep siklus I struktur dan fungsi sel dan siklus II transpor pada membran
(Difusi, Osmosis, Transpor aktif, Endositosis, dan Eksositosis). Konsep ini
cenderung bersifat abstrak dan sering terjadi miskonsepsi pada siswa, seperti
siswa mengalami kekeliruan konsep mengenai struktur sel pada hewan dan
tumbuhan selia fungsi- fungsi organel, dan pada konsep difusi dan osmosis,
siswa belum memahami yang dimaksud perpindahan larutan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah.
a. Struktur dan Fungsi Sel
Ciri khas dari makhluk hidup adalah tersusun atas unit-unit dasar
kehidupan yang disebut sel. Sel merupakan satuan struktural dan fungsional
terkecil dari makhluk hidup. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup
karena sel mempakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk
hidup. Sedangkan sel disebut satuan fungsional makhluk hidup karena
didalam sel terjadi proses metabolisme dan berbagai proses kehidupan seperti
reproduksi dan ekskresi. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai satuan
struktural dan fungsional dari makhluk hidup, sel dilengkapi dengan bagian
bagian sel atau organel. Organel sel memiliki fungsi yang saling mendukung
bagi kehidupan sel. Organel sel terdiri dari :
1). Membran Sel
Membran sel disebut juga membran plasma atau plasmalema (plasma =
cairan; lemma = selaput). Membran sel merupakan komponen sel yang terletak
paling luar, sehingga membran sel mempunyai fungsi yang penting untuk
mengatur keluar masuknya zat-zat dari luar dan ke dalam sel. Hal itu
disebabkan, membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi
zat-zat yang akan masuk ke dalam sel. Membran sel memiliki rangka dasar
yang tersusun atas dua lanis senvawa lem~k flinid hilnvf.w) T Pl,.,~lt- o::ltgn lin.irt
44
yang menyusun membran sel adalah jenis fosfolipid. Selain lipid, membran sel
tersusun atas protein. Ada dua macam protein penyusun membran, yaitu
protein integral dan protein periferal.
2). Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma sel merupakan cairan yang terdapat di dalam sel
dan terletak di luar inti sel yang bersifat koloid. Sekitar 85-95% bahan
penyusun sitoplasma adalah air. Di dalam matriks sitoplasma terdapat organel
sel. Pada kondisi teltentu sitoplasma dapat mengalami perubahan dari bentuk
cairan (fase sol) ke bentuk jeli (fase gel) dengan cepat, contohnya pada
pembentukan kaki semu (pseudopodia) pada amoeba.
3). Nukleus (Iuti sel)
Nukleus merupakan organel terbesar, bergaris tengah antara 10-20
mikrometer, bentuk bulat hingga oval. Nukleus berfungsi untuk
pengaturan/pengendalian semua proses atau aktivitas yang terjadi di dalam sel
Nukleus terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
I. Membran nukleus/selaput inti (karioteka)
Terdiri dari 2 lapisan, yaitu, selaput ganda sebagai pembungkus/pelindung
inti. Selaput luar inti, yaitu berhubungan langsung dengan retikulum
endoplasma yang permukaannya banyak tertutup ribosom.
2. Nukleolus (anak inti), berfungsi untuk mensintesis berbagai macam
molekul RNA yang digunakan dalam perakitan ribosom
3. Nukleoplasma (cairan inti), disebutjuga kariolimfa, di dalamnya terdapat
enzim, protein, nukleotida, ion, dan kromatin.
4). Mitokondria
Milos = benang, chondrion = butiran kecil. Mitokondria merupakan
organel berbentuk seperti sosis yang strukturnya amat kompleks. Fungsi
mitokondria yaitu sebagai tempat respirasi sel untuk menghasilkan energi.
45
Energi yang dihasilkan dalam bentuk ATP dan digunakan untuk seluruh
aktivitas sel. Memiliki membran ganda, yaitu :
1. Membran luar, yaitu membatasi mitokondria dengan sitolasma.
2. Membran dalanl, yaitu membentuk lipatan-lipatan yang disebut krista,
berfungsi untuk memperluas permukaan membran dalam untuk reaksi
respirasi. Ruang diantara krista berisi cairan disebut matriks. Kcpekatan
matriks lebih tinggi dibandingkan sitoplasma dan mengandung protein, DNA,
RNA, dan ribosom.
5). Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalal1 organel sel yang berbentuk anyaman
membran yang mmit seperti jala. Dalam bahasa latin rete = jala. Retikulum
endoplasma dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada
permukaan luamya melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus,
karena tidak ada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol)
dan steroid.
6). Ribosom
Ribosom mempakan organel terkecil berdiameter 20 mikrometer, tersusun
oleh RNA ribosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas di
sitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein.
7). Badan Goigi
Badan golgi disebut juga aparatus golgi, mempakan organel sel yang
terdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat di
dalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) temtama pada sel-sel yang
aktif melakukan sekresi. Pada sel tumbul1an disebut diktiosom. Badan golgi
terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untuk membentuk
kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membran plasma, membentuk
dinding sel, dan fungsi utanla, yaitu menyimpan hasil sekresi sel.
46
8). Lisosom
Lisosom adalah organel kecil yang terbungkus oleh selapis membran dan
berisi enzim-enzim hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase.
Organel ini terdapat pada semua sel eukariotik terutama se hewan yang
memiliki kegiatan fagosltik, seperti sel-sel darah putih. Organel ini tidak
dijumpai pada sel tumbuhan. FUllgsi lisosom, yaitu untuk mencerna materi
yang diambil seCal'a endositosis, Autofagi, yakni penyingkiran struktur
struktur yang tidak dikehendaki dalam sel, Eksositosis, yakni pembebasan
enzim di luar sel, Autolisis, yakni penghancuran dalam se dengan cara
membebaskan semua isi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang
menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.
9). Dinding Sel
Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel.
Sebagian besar penyusun dinding sel adalah senyawa karbohidrat, yaitu
selulosa yang bersifat kaku sehingga bentuk sel tumbuhan cenderung tetap.
Pada dinding sel terdapat celah untuk berkomunikasi antar sel yang disebut
plasmodesmata. Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau
memberi bentuk sel. Hanya terdapat pada sel tumbuhan.
10). Plastida dan Kloroplas
Terdapat 3 Macam plastida, yaitu :
a. Kromoplas, plastida yang mengandung pigmen merah dan orange.
b. Leukoplas, plastida yang berwarna putih, terdiri dari amilopas berfungsi
menyimpan amilum dan cadangan makanan (berupa pati). Elaioplas
berfungsi menyimpan minyak atau lemak. Aleuroplas berfungsi
menyimpan protein.
c. Kloroplas, plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil),
enzim, dan molekul-molekullain yang berfungsi dalam fotosintesis.
47
Plastida memiliki 2 membran, yaitu membran luar & membran dalam.
Membran ganda menyelubungi suatu cairan yang disebut stroma. Stroma,
yaitu larutan kaya enzim, berisi ADN & sejumlah ribosom, berfungsi untuk
sintesis karbohidrat. Di dalam stroma terdapat suatu sistem membran
berbentuk kantong pipih disebut tilakoid. Tilakoid melekat pigmen hijau daun
(klorofil). Tumpukal1 Tilakoid disebut Grana. Masing-masing grana
berhubungan satu sama lainnya melalui suatu membran.
11). Peroksisom
Peroksisom mempakan organel bennembran tunggal berbentuk agak
bulat. Membrmillya bersifat pemleabel sehingga memudahkan keluar
masuknya ion-ion anorganik dan ion-ion organik. Pada sel hewan peroksisom
banyak terdapat dalam sel hati dan ginjal. Peroksisom banyak mengandung
enzim katalase yang mampu mengubah hidrogen peroksida (H20 2) yang
bersifat racum menjadi H20 dan 02. Hidrogen peroksida merupakan senyawa
samping dari metabolisme.
12). Vakuola
Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cmran. Membran
vakuola disebut tonoplas, mempakan membran selektif permebael, yang
memisahkan sitosol dengan lmutan dalam vakuola yang komposisinya
berbeda dengan sitosol. Vakuola berisi antara lain, asam organik, asam amino,
glukosa, gas, gm'am-garam kristal, dan alkaloid, seperti nikotin pada daun
tembakau, kafein pada biji kopi. Pada tumbuhan terdapat vakuola sentral
sebagai lisosom yang besar. Fungsi vakuola sentral, yaitu membantu
pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimia tertentu atau sisa produk
metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarik serangga penyerbuk dan
racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa air dari sel.
13). Sitoskeleton
Sitoskeleton berperan penting dalam pengorganisasian stmktur dan
aktivitas sel. Fungsi utama sitoskeleton adalah untuk mempertahankan bentuk
dan memberi dukungan mekanik sel. Pada sel hewan tidak memiliki dinding
48
sel, namun demikian sitoskeleton sangat lentur dan kuat, tidak seperti tulang
pada hewan.
14). Mikrotubula
Mikrotubula berbentuk tabung berongga, dindingnya terdiri atas 13 kolom
molekul tubulin. Fungsi untuk mempertahankan bentuk sel, membentuk
flagel, silia dall sentriol.
15). Mikrofilamen
Mikrofilamen merupakan serat tipis panjang yang terdiri atas protein yang
disebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahan sel,
kontraksi sel otot. Filamen Intermediet/Filamen perantara di bentuk dari
protein fibrosa (berserat). Fungsi untuk memperkuat sel, mempertahankan
bentuk sel dan tempat berhubungan antara nukleus dan organel-organel
lainnya.
Tabel3. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Bacrian Sel Sel Tumbuhan Sel HewanNukleus + +Membran sel + +Sitoolasma + +Mitokondria + +Retikulum endoolasma + +Ribosom + +Badan golgi + +Lisosom - +Dinding sel + -Vakuola + -Plastida + -Sentrosom - +Mikrotubulus + +
Keterangan :
+ : adalmemiliki
: tidak adaltidak memiliki
"""·'~C'~lli~il';
V""'_")(j 'IdKU(:,jil Gutir·OllUt
!:.n;j0p:a~r:tk
kaS-,lf d<Jng'lllrito,;orr,
KcrnpIokG()i"i
RMikulwn;(lwloplaMn;;';nuIut;
Rniilu1it:m;;n(J'Jpfasrnikl(MW
49
(,~ _.
Gambar 4. ScI Hcwan (atas) ScI Tumbuhan (bawah)65
50
b. Transpor Pada Membran
Transpor pada membran terdiri dari transpor aktif dan transpor pasif.
Transpor pasif, yaitu transpor yang tidak memerlukan energi. Transpor aktif,
yaitu transpor yang memerlukan energi (ATP). Transpor pasif berlangsung
akibat adanya perbedimn konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif
bcrgerak dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang
konsentrasinya lebih rendah. Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis.
1). Difusi
Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi tinggi (hipertonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah
(hipotonik) sehingga konsentrasi zat menjadi sarna (isotonik). Kenapa
pergerakannya bersifat acak, karena seeara spontan molekul-molekul tersebut
akan berdifusi di sepanjang gradien konsentrasinya. Contoh difusi, yaitu
proses pengangkutan pada makhluk hidup, hewan bersel satu, 02 (oksigen)
diambil dari lingkungannya hanya dengan eara difusi, O2 (oksigen) dapat
berdifusi ke dalam hewan unisel, karena konsentrasi O2 di udara lebih tinggi
daripada dalam sel. Proses difusi bergantung pada kondisi-kondisi sebagai
berikut:
a. Wujud Materi
Difusi akan sangat lambat terjadi jika zatnya berwujud padat. Difusi lebih
eepat terjadi pada zat eair dan sangat eepat pada zat berwujud gas.
b. Suhu
Suhu panas dapat mempereepat gerakan molekul-molekul sehingga
meningkatkan rata-rata difusi. Suhu dingin akan menurunkan keeepatan
rata-rata difusi.
c. Ukuran Molekul
Molekul yang berukuran lebih keeil lebih eepat melintasi suatu membran
dibandingkan molekul yang berukuran lebih besar pada suhu yang sarna.
d. Konsentrasi
Semakin besar gradien konsentrasi antara dua daerah semakin cepat rata
rata difusinva.
51
Difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh protein
protein tertentu pada membran plasma. Selama bedangsungnya difusi
terfasilitasi, protein-protein tersebut akan membentuk suatu struktur saluran
sehingga molekuI dapat melintasi membran plasma disebut protein kanal.
2). Osmosis
Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dad
hipotonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat tedarut rendah) ke hipertonis
(konsentrasi air rendah, konsentrasi zat tedarut tinggi) melalui membran
diferensial permeabel. Air dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan
bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul-molekul, seperti gula, protein,
alau larutan lain. Proses osmosis terjadi dalam kehidupan sel. Jika konsentrasi
di dalam Iarutan sellebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi lingkungan
sekitamya, maka air akan bergerak ke luar meninggalkan sel secara osmosis.
Akibatnya sel tersebut mengalami penyusutan (krenasi) sehingga
menyebabkan kematian sel. Sel hewan dapat mengalami /a'enasi jika berada di
dalam larutan hipertonik (Iarutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi). Sel
hewan akan membengkakjika berada dalam larutan hipotonik (Iarutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah) dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Larutan
hipotonik memiliki banyak molekul air bebas dibandingkan yang terdapat di
dalam sel. Molekul-molekul air akan berdifusi ke dalam sel secara osmosis.
Jika keadaan demikian terjadi secara terus menerus, maka dapat
menyebabkan sel pecah (lisis). Ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam
larutan hipotonik, air akan masuk ke dalam sel seCal'a difusi. Karena sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang kaku, sel tumbuhan tidak akan
membengkak dan pecah. Akan tetapi, masuknya air ke dalam sel tumbuhan
dapat menyebabkan sel tumbuhan menjadi gembung dan tegang. Tekanan air
di dalam sel ini disebut tekanan turgor. Ketika sel tumbuhan dima.sukkan ke
dalam larutan hipertonik, protoplasma sel tumbuhan akan menyusut dari
dinding selnya disebut Plasmolisis. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan
menjadi layu.
52
3). Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi
membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
konsentrasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yang
tersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktif bersifat
melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif terjadi pemompaan melewati
membran yang melawan gradien konsentrasi. Transpor Aktif berfungsi
memelihara keseimbangan di dalam sel. Contoh sitoplasma sel darah merah
manusia mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar daripada cairan
ekstrasel, yaitu plasma darah.
4). Endositosis dan Eksositosis
Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibat
melekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atau
terbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padat disebut
fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis. Fagositosis banyak
dilakukan sel darah putih. Sedangkan eksositosis adalah peristiwa keluarnya
zat dari dalam sel. Pengeluaran materi secara eksositosis dapat dilakukan
dengan cara pembentukan vesikel atau kantong yang menyeiubungi materi
tersebut. Vesikel bergerak ke arah membran plasma yang berfusi dengan
membran tersebut sehingga materi di dalamnya dibebaskan ke luar sel.
IMekanisme Transpor ISel Tumbuhan~Hewan
I~r ..Sagian-bagian Perbedaan Sel
TransporI- i-penyusun Sel Tumbuhan dan Transpor AktifSel Hewan Pasif
iotik IDifusi
I.. Endositosis rSederhana~ eNul:cleus
.ma I lorganel eRetikulumI Eksositosis I·EndoplasmaSel Difusi
eMitokondria Terfasilitasi·PlastidaeSadan Golgi
losmosisreUsosomeSadan MikroeVal<uolaeSitoskeleton'Sentriol
Sel Eukar
[sellt ---L- t
uran sej I[Macam Sel Ir- -L.
1 {mbran Plasrr~[Sitopla:
Gambar 5. Bagan Konsep SelV>W
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah penerapan pembehljaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengatasi
dalan1 hal ini mengurangi miskonsepsi pada siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung tanggal 24 Juli - 21 Agustus 2007 pada
semester I (ganjil) tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan tempat yang
dijadikan penelitian adalah MA Pembangunan UlN Syarif Hidayatullah
Jakarta, J1. Ibnu Taimia IV kompleks UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.
C. Metode dan Desain Intervensi TindakanlRancangan SikIus Penelitian
Raneangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian
tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan
permasalahan yang muneul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. I
Penelitian tindakan kelas ini pada siklus I menggunakan sub konsep struktur
dan fungsi sel dan siklus II menggunakan sub konsep transpor pada membran.
Masing-masing siklus meliputi tahap pereneanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tereapai.
Model penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :2
I Yanti Herfanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, ( Jakarta: JurusanPendidikan IPA, FITK, UIN Syahid, 2006) h. 21
2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. ( Jakarta: PT Bumi AhM'" )M7\
55
~\~rcnCanjl(Hl l_~
[~fl~k~iJ [SIKLUSlJ .Pclaksanaan
~ [!Cngamatan I<;=D-----v IPcrcncanaan I~
I'R-C-tl-c-k-Si" I SIKLUS [[ I F-k-sa-n-aa-n~1
~~ Ip,,,=,,,. I<=D
Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Kelas
Desain intervensi tindakan dengan menggunakan teknikjigsaw adalah sebagai
berikut ;3
Tabel4. Skema Teknik Jigsaw
KEGIATAN GURU LANGKAH KEGIATAN SISWAI Siapkan materi Kajian materi 1. Duduk dalam
kelompok2 Bentuk kelompok Kelompok asal 2. Berbagi tugas setiap
anggota mengkajimateri yang berbeda
3 Kelompokkan Diskusi kelompok 3. Keluar dari kelompoksiswa berdasarkan ahlitugas kaj ianmateri
4 Bimbingan 4. Diskusi dengandiskusi anggota kelompok
lain yang mendapattugas sarna
5 Kelompokkan Laporan kelompok 5. Kembali kesiswa pada asal kelompok asalkelompok asal
6 Bimbingan diskusi 6. Setiap anggota
3 Daroni, Pembelajaran KaaperatifIPA di SLTP Melailli Model Ji"saw. (UK UNNES.
56
kelompok menyajikan materiyang sudah dikajikeoada anggota
7. Siapkan Kuis 7. Ikuti lcuiskuis/berikan kuis
8. Hitung skor Penghargaan 8. Menerimakuislberikan kelompok penghargaanpenghargaan
D. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2007/2008.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru biologi MA
Pel11bangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bertindak sebagai guru.
Selain mengajarkan materi, peneliti juga yang membuat dan merancang
skenario pembelajaran, l11engawasi jalannya KBM dan l11eneliti miskonsepsi
apa saja yang teljadi selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus,
yaitu:
TabelS. Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I
Tahap Kegiatan
Perencanaan • Observasi ke sekolah MAPembangunall UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
• Mengurus surat ij in penelitian
• Membuat rencana pengajaran
• Membuat Instrumen penelitian
• Melakukan uji coba instrumen
• Melakukan uji validitas,reliabilitas, dan tingkat kesukaran
• Menyiapkan perlengkapanpenelitian
57
Pelaksanaan • Melakukan KBM dengan diawalipemberian pretes
• Penyampaian tujuan pembelajarankhusus (TPK)
• Melaksanakan langkah-Iangkahpembelajaran kooperatif tekhnikJigsaw.
Observasi Observasi dilakukan eli setiap akhirsiklus dengan mengadakan evaluasiyang berupa postest. Aspek-aspekyang dievaluasi adalah miskonsepsisiswa.
Refleksi Hasil evaluasi dijadikan dasar tahaprefleksi dalam rangka perbaikanpelaksanaan tindakan selanjutnya(siklus II).
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ini dapat
l11engurangi miskonsepsi siswa terhadap konsep sel dalam pembelajaran
biologi sehingga terjadi peningkatan penguasaan konsep pada siswa.
H. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa tes dari pretes dan postes hasil belajar
biologi pada konsep sel, observasi untuk l11engetahui aktivitas siswa dalam
belajar kelol11pok menggnnakan teknik jigsaw, dan kuesioner untuk
l11engetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran teknikjigsaw.
Sumber data diperoleh dari hasil belajar siswa.
58
I. Instrumen-instrumcn Pcngumpulan Data yang Digunakan
I. Tes, instrumen tes yang digunakan dalarn penelitian ini menggunakan tes
yang digunakan Treagust (1987)4, yaitu menggunakan tes pilihan ganda
dengan alasan terbuka (multiple choice with open reasoning) di mana
siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban
seperti itu. Soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Soal-soal yang diajuk.an
berupa materi yang akan dibahas pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Bentuk penilaian tes adalah dengan memberikan nilai I apabila siswa
menulis jawaban benar dan alasan benar. Memberikan nilai °apabila
siswa menulis jawaban benar tetapi alasan salah, menulis jawaban salah
dan alasannya benar, dan menulis jawaban salah dan alasannya salah.
Karena dari ketiga jawaban tersebut kemungkinan besar mengandung
miskonsepsi.
Tabcl6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Konscp Sel
SubAspek Kognitif
konsen JumlahStruktur Cl C2 C3 C4 C5 C6sel dan 3,5,8 4, 10 12 6fungsinya
16 13 2
21 19 2
31 27,29, 23,24, 34 28 1030,40 25
Total 6 6 5 2 1 20SoalTranspor 9 1, 5, 6, 7 5padamembran 10, 15, 12,14,18 11 8
16, 17
20,21, 412,23
, Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. (Jakarta: PT
59
27,29 30 3
Total 11 7 1 1 20Soal
2. Lembar observasi. Observasi meliputi kegiatan pengamatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi
dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam
belajar kelompok pada pembelajaran di kelas.
3. Kuesioner, Untuk mengetabui respon atau tanggapan slswa terhadap
model pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw dalam pembelajaran biologi.
J. Telmik Pengumpulan Data
Data yang telab diperoleh dikumpulkan dalam bentuk data prakonsepsi
dan konsepsi setelah tindakan. Data dikumpulkan dengan tes yang berupa
pretes dan postes untuk mengetahui miskonsepsi siswa, lembar observasi
siswa, dan kuesioner.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trustworthiness) studi
Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen yang
akan digunakan diuji pada kelompok siswa yang dianggap sudab mengikuti
pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelab itu instrumen diukur tingkat
validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sehingga dapat dipertimbangkan
apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.
a. Uji Validitas
Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut
mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Uji validitas adalah
uj i kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya.
60
Untuk mengukur validitas soal dalarn penelitian ini menggunakan rumus
korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :5
r _ Mp-Mt IP1"" - SDt Vq
Keterangan :
fpbi = koefisien korelasi biserial
Mp rerata skor pada tes yang memiliki jawaban benar
M, = rerata skor total
S, = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q proporsi siswa yang menjawab salah
Berdasarkan pengujian validitas instrumen penelitian yang telah
disesuaikan dengan r tabel dari 40 butir soal pada siklus I, didapatkan soal
yang valid sebanyak 20 soal. Nomor soalnya adalah 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13,
16, 19,21,23,24,25,27,28,29,30,31,34, dan 40.6 Sedangkan pada
siklus II didapatkan soal yang valid sebanyak 20 soaI dari 30 soal. Nomor
soalnya adalah 1,5,6,7,9,10, II, 12, 14, 15, 16, 17, 18,20,21,22,23,
27,29, dan 30.7
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam
mengukur apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui apakah soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang
tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk
sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap
atau relatif sarna. Instrumen disebut reliabil mengandung arti bahwa
instrumen tersebut cukup baik sehingga marnpu mengungkap data yang
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2005) h 79
~ Perhitungan lengkap di lampiran 21 - 23 h. 153-156
61
bisa dipercaya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dari
Kuder-Ricardison. Rumus yang digunakan adalah :8
~ :[_n] [S2 - L,pq]II n -I S'
Keterangan :
'i I = reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
p proporsi siswa yang menjawab benar
q proporsi siswa yang menjawab salah
n = banyaknya soal
S2 standar deviasi atau simpangan baku
Adapun kriteria pengujiannya :
rll = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi
rll = 0,71 - 0,90 = tinggi
rll = 0,41 - 0,70 = cukup
rll = 0,21 - 0,40 = rendah
rll = < 0,20 = tidak reliabil
Berdasarkan pengujian reliabilitas instrumen penelitian yang telah
disesuaikan dengan r tabel, didapatkan besarnya reliabilitas sola pada
siklus 1 dan siklus II yaitu sebesar 0,732 dan 0,75. Reliabilitas soal pada
siklus I dan siklus 11 tergolong dalam klasifikasi tinggi.9
c. Tingkat Kesukaran
Menentukan kriteria kesukaran menggunakan rumus :10
p=~JS
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu
B = Jumlah siswa yangmenjawab benar
8 Suharsimi Arikunto, Gp. cil.• h 100':"perhitungan lengkap di lampiran 26-29 h. 159-162.
62
JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :
0,00 - 0,30 = Sukar
0,30 - 0,70 = Sedang
0,70 - 1,00 = Mudah
L. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menghitung persentase
miskonsepsi digunakan rumus sebagai berikut :11
% = Jumlah Miskonsepsi XIOO%Total
Sedangkan untuk menghitung peningkatan penguasaan konsep siswa
diperoleh dari nilai gain ternormalisasi :12
N. Skorpostes - SkorPr etes
-gam =Skorideal- SkorPr etes
Dengan kategori perolehan :
g-tinggi : nilai «g» > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 «g» 0,30
g-rendah : nilai «g» < 0,30
Setelah didapatkan data hasil pengurangan miskonsepsi dan
peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus 11 kemudian
dilakukan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-T atau Paired
Sample T Test. Paired Sample T Test berguna untuk melakukan pengujian
terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut "sampel
berpasangan" yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sarna.
Perhitungan uji-T dengan menggunakan program SPSS 10.0.
II Nina Susanty, Stud; Ten/ang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) A101 danPenggunaannya do/am Pokok Bahasan Sloikiomelri pada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi,Jurusan Kimia, FMJPA, IKIP, 1995) h. 31
12 David Meltzer, The Relationship Between Afathematics Preparationand ConceptualLearning Gain in Physics: A Posible "Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores",(Department ofPhysies and Astronomy, Low. State University, 2002)
63
Data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui aktivitas
siswa dalam belajar kelompok dikonversi ke dalam 3 jenjang, yaitu rendah,
sedang, dan tinggi. Skor yang terdapat pada lembar observasi dibagi ke dalam
5 kategori yang skornya bergerak dari 0 sid 4 dengan pemberian skor sebagai
berikut, SB (Sangat Baik) diberi skor 4, B (Baik) diberi skor 3, C (Cukup)
diberi skor 2, K (Kurang) diberi skor I, dan SK (Sangat Kurang) diberi skor O.
Lembar observasi berisi 5 poin aktivitas penilaian. Untuk memperoleh tebaran
skor maka jumlah aktivitas penilaian yang terdiri dari 5 poin dikalikan dengan
jUl111ah kategori dibagi jUl111ah jenjang sehingga diperoleh skor sebagai
berikut, 5 x 5 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 9. Sehingga didapatkan rentang
nilai adalah 0-8 termasuk kategori rendah, 9-17 termasuk kategori sedang, dan
18-26 termasuk kategori tinggiY Data hasil kuesioner dihitung persentase
j awaban ya dan tidak.
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Apabila setelah tindakan pertarna (siklus I) selesai dilakukan dan
belurn teljadi pengurangan rniskonsepsi siswa maka akan ditindaklanjuti untuk
l11elakukan tindakan selanjutnya (siklus II) sebagai rencana perbaikan
pernbelajaran.
13 Nyolllan Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada Mala Pe/ajaran Ekonomidengan Lembar Kelja Siswa dan Peman/aalan Lins;kuJ1s;an un/uk Meninf!katkan Pres/a.d Rr.>.!n;nr
BABIV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian dilakukan di kelas XI IPA dengan jumlah siswa sebanyak 23
orang, yang terdili dari 12 orang siswa putri dan I I orang siswa putra. Dari
hasil pengamatan peneliti dapat diketahui situasi kelas tergolong kelas yang
ramai atau gaduh dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda, ada siswa
yang pendiarn dan ada yang aktif dalarn pembelajaran. Siswa memiliki latar
belakang keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini
kel11ungkinan menyebabkan perilaku siswa yang cenderung kurang peduli
terhadap guru. Walaupun demikian, siswa memiliki kepatuhan apabila dil11inta
melakukan ataupun mengerjakan tugas dari guru.
Berdasarkan hasil intervensi tindakan dengan menggunakan model
pel11belajaran kooperatifteknikjigsffil' diketahui bahwa hasil pretes dan postes
menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi yang berdampak pada
peningkatan penguasaan konsep siswa baik pada siklus I maupun siklus II.
Dari pengujian dua sampel tersebut (siklus I dan siklus II) diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada
siklus I dan siklus II.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data hasil pengarnatan miskonsepsi diperoleh dari tes yang berupa
pretes, yaitu tes yang dilakukan sebelum siswa memperoleh mater! pelajaran
dan postes, yaitu tes yang dilakukan seteiah siswa mendapatkan mater!
pelajaran. Masing-masing tes diperiksa atau dikoreksi untuk mengetahui
jumlah miskonsepsi siswa. Kemudian dari hasil pretes dan postes tersebut
dianalisis dan diperbandingkan apakah telah terjadi pengurangan miskonsepsi
atau tidak. Apabila hasil pengurangan miskonsepsi yang teljadi tidak sesuai
65
dengan kriteria yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya
sebagai perbaikan pembelajaran.
C. Analisis Data
I. Miskonsepsi Siswa Pada Siklus 1dan Siklus II.
Dari hasil penelitian diperoleh data pretes dan postes yang bempa
jumlah miskonsepsi siswa dari 20 soal pilihan ganda pada siklus I dan
siklus II.
Tabel 7. Jumlah Miskonsepsi Siswa
pada Pretes dan Postes Siklus I
No Pretes Postes Min (-)
I 11 9 2
2 9 7 2
" II 7 4~
4 12 8 4
5 12 7 5
6 12 7 5
7 7 2 5
8 12 7 5
9 13 7 6
10 II 5 6
11 10 4 6
12 II 5 6
13 II 5 6
14 10 4 6
15 II 5 6
16 10 3 7
17 13 6 7
18 12 5 7
19 11 4 7,
66
20 11 3 8
21 12 4 8
22 13 4 9
23 13 4 9
0/0 56,1 26,52 29,58
Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan postes pada
siklus I menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase
sebesar 56, I% berkurang 29,58% menjadi 26,52%.
Tabel8. Jumlah Miskonsepsi Siswa
pada Pretes dan Postes Siklus II
No Pretes Postes Min (-)
I 10 5 5
2 13 7 6
3 12 5 7
4 13 6 7
5 12 5 7
6 14 6 8
7 13 5 8
8 II " 8J
9 12 4 8
10 12 4 8
II 13 5 8
12 II 3 8
13 II 2 9
14 15 6 9
15 II 2 9
16 11 2 9
17 13 " 10J
67
18 14 4 10
19 14 3 II
20 13 2 11
21 13 2 11
22 14 3 II
23 17 3 14
% 63,48 19,57 43,91
Dari tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa hasil pretes dan pastes pada
siklus II menunjukkan adanya pengurangan miskonsepsi dengan persentase
sebesar 63,48% berkurang 43,91% menjadi 19,57%. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengurangi
miskonsepsi siswa baik siklus 1dan siklus II pada pembelajaran biologi.
Setelah didapati data hasil pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan
siklus II kemudian diIakukan pengujian dua sampeI dengan menggunakan uji
T atau paired sample T test.
Tabel 9. Output Paired Samples Test Pengurangan Miskonsepsi
Paired Difference
t df Sig.
MeanStd. Std. Error (Hailed)
Deviation MeanPair 1 Minl- Min 2 -2,86967 0,75705 0,15786 -18,178 22 0,000
Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Rata
rata pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II adalah sebesar
2,86957 dengan standar kesalahan rata-rata 0,15786. Simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 0,75705, t hitung -18,178 dengan derajat kebebasan
(df) 22 pada taraf kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada pengujian dua
ekor dengan signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan
siklus II. (Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis jika signifikansi
68
dibawah atau sarna dengan 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak ).
Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat
dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat
kesalahan 5% atau kepercayaan 95% sedangkan pengujian dilakukan dengan
menggunakan dua pihak didapat t tabel sebesar 2,074. Nilai t hitung lebih
besar dari t tabel (18,178> 2,074) maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga
dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan
miskonsepsi pada siklus I dan siklus II. Untuk memperrnudah dimana
kedudukan t hitung dan t tabel maka dibuat garnbar sebagai berikut :
..-. .....------........, ../ ",, ~ ~/< ~~
v'\.. ~/ " j
/'" ~., !
/.. \.,/../X(
/ ... ;,'\.....-;,/ i i ~_.
~'.::":'"_._j._ ~_. "._L
-18,178 -2,074 18, I78 2,074
Gambar 7. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
2. Penguasaan Konsep Siswa pada Siklus I dan Siklus II.
Setelah terjadi pengurangan miskonsepsi, kemudian dianalisis
tingkat penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II.
Tabel 10. Penguasaan Konsep Siswa pada SikIus I dan Siklus II
Siklus I Siklus IfPretes Postes N-Gain Pretes Postes N-Gain
1 45 55 0,181818 50 75 0,52 55 65 0,222222 25 65 0,5333333 40 60 0,333333 35 70 0,5384624 45 65 0,363636 35 70 0,5384625 40 65 0,416667 35 70 0,5384626 40 65 0,416667 30 70 0,5714297 An ,,~ f'\ A'" acc:'7 ,n -- - ------
69
8 35 65 0,461538 40 75 0,5833339 35 70 0,538462 45 80 0,63636410 45 75 0,545455 40 80 0,66666711 45 75 0,545455 35 80 0,69230812 45 75 0,545455 30 80 0,71428613 45 75 0,545455 45 85 0,72727314 40 75 0,583333 40 85 0,7515 50 80 0,6 15 80 0,76470616 50 80 0,6 30 85 0,78571417 45 80 0,636364 30 85 0,78571418 40 80 0,666667 45 90 0,81818219 35 80 0,692308 45 90 0,81818220 35 80 0,692308 45 90 0,81818221 50 85 0,7 35 90 0,84615422 65 90 0,714286 35 90 0,84615423 45 85 0,727273 35 90 0,846154
Rata-rata 43,91304 73,47826 0,528059 36,52174 80,43478 0,691428
Dari tabel 10 diatas dapat diketahui tingkat penguasaan konsep siswa pada
siklus 1 dan siklus II. Hasil pretes siklus 1 didapatkan rata-rata penguasaan
konsep siswa 43,91 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep
siswa 73,48. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung
tampak dari rata-rata N-gain siklus 1 sebesar 0,53 dengan kategori sedang.
Sehingga dapat disimpulkan te1ah teljadi peningkatan penguasaan konsep
siswa pada siklus I dari hasil pretes ke postes. Hasil uji komparasi rata-rata
pretes dan postes siklus I diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa. I Begitu juga
dengan siklus II, penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan.
Didapatkan hasil pretes pada siklus II rata-rata penguasaan konsep siswa
sebesar 36,52 dan hasil postes didapatkan rata-rata penguasaan konsep siswa
80,43. Besarnya peningkatan penguasaan konsep secara langsung tampak dari
rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,70 dengan kategori tinggi. Basil uji
komparasi rata-rata pretes dan postes siklus II diperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.2
I Liha! tabel 21 pada lampiran 5 h.1 05, Liha! tabel 22 pada lampiran 5 h.1 05
70
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw efektif
dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II
sebagai dampak dari berkurangnya miskonsepsi.
Setelah didapat data hasil peningkatan penguasaan konsep siswa pada
siklus I dan siklus II kemudian dilakukan pengujian dua sampel dengan
menggunakan ilji-T aiau paired sample T test. Basil paired sample statistic
dapat dilihat pada tabel II di bawah ini :
TabellI. Paired Samples Statistic
Mean N Std. Std. Error
Deviation Mean
N-gain I 0,5281 23 0,15427 0.03217
N-gain 2 0,6914 23 0,12092 0,02521
Pada paired sample statistic didapatkan rata-rata N-gain siklus I 0,5281,
standar deviasi 0,15427, dan standar kesalahan rata-rata 0,3217. Banyaknya
siswa (N) adalah 23. Sedangkan rata-rata N-gain siklus II sebesar 0,6914,
standar deviasi 0,12092, dan standar kesalahan rata-rata 0,2521. Banyaknya
siswa (N) adalah 23.
Tabel 12. Output Paired Samples Test Penguasaan Konsep
Paired Difference Sig.
Std.Std. t df (Hailed)
Mean ErrorDeviation Mean
Pair 1 N-gain 1- -0.16337 0,05429 0,01132 -14,431 22 0,000N-gain 2
Pada paired samples test diatas merupakan hasil analisis uji-T. Rata
rata N-gain siklus I dan siklus II adalah sebesar -0,16337 dengan standar
kesalahan rata-rata 0,011326. Simpangan baku atau standar deviasi sebesar
0,05429 dan t hitung -14,431 dengan derajat kebebasan (dt) 22 pada taraf
kesalahan 5% atau kepercayaan 95%. Pada Demmiian dll~ "I",r rl"nMn
7J
signifikansi sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara N-gain siklus I dan N-gain siklus II.
Pengujian apakah hipotesis diterima atau ditolak, harga t hitung dapat
dibandingkan dengan tabel. Besarnya derajat kebebasan (df) 22 dengan derajat
kesaJahan 5% atau kepercayaan 95% didapat t tabel sebesar 2,07. Nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (14,431 > 2,07) maka Ho ditolak dan Hi
diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
antara N-gain siklus I dan siklus II.
3. Aktivitas Siswa dalarn Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan
siklus II dari 5 poin pedoman observasi yang telah dilakukan setelah itu
dicatat dan dianalisis dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini.
Tabcl13. Aktivitas Siswa dalam Pcmbclajaran SikIus I dan SikIus II
SikIus I SikIus II
No Pcrtcmuan Pcrtcmuan
1 2 3 1 2
I. Mengikuti diskusi dengan aktif 1 2 3 4 4
2. Menjelaskan materi kepada ternan 1 2 2 3 3
3. Mendengarkan/memperhatikan 1 3 3 4 4penielasan guru/ternan
4. Partisipasi dan kontribusi 0 I 2 4 3
5. Bertanya kepada ternan/guru I I 2 4 4
Jumlah 4 9 12 19 18
Rata-rata 8,3 18,5
72
Dari tabel 13 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Didapatkan hasil
perhitungan nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembeliljaran siklus I sebesar
8,3 tennasuk kategori rendah sedangkan rata-rata aktivitas siswa dalam
pembelajaran siklus II sebesar 18,5 tennasuk kategori tinggi.
4. Respon atau tanggapan siswa mengenai model pembelajaran kooperatif
teknikjigsaw.
Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada siswa setelah akhir
pembelajaran didapatkan respon atau tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif teknikjigsaw, sebagai berikut :
Tabel14. Respon Siswa Terhadap
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
No Kegiatan Ya Tidak(%) (%)
I Apakah kamu menyukai metode pembelaiaran ini? 87 I32 Apakah penggunaan metode pembeliljaran ini sesuai 96 4
untuk menyampaikan materi tentang sel?3 Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan 30 70
metode pembelajaran ini?4 Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu 74 26
semangat untuk mempelajari IPA (biologi)?5 Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode 78 22
pembelajaran ini?6 Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode 30 70
pembelajaran ini?7 Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik 70 30
kepada temanmu dalam metode pembelajaran ini?8 Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan 74 26
materi dari ternan dalam metode ini?9 Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah 74 26
menggunakan metode pembelajaran ini?10 Apakah masih terdapat materi yang belum dipahami 26 74
setelah menggunakan metode pembeliljaran ini?
73
Dari tabel 14 di atas dapat diketahui respon atau tanggapan siswa
terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam
menyampaikan materi tentang sel. Sebesar 87% siswa menyukai metode
pembelajaran ini dan 13% siswa tidak suka. Hal ini disebabkan karena siswa
lebih semangat jika pembelajaran disajikan dengan berbagai macanl variasi
pembel!\iaran salah satunya adalah belajar kelompok. Dengan belajar
kelompok siswa dapat berdiskusi dengan ternan yang lain, saling membantu
satu sarna lain, dan bertukar pikiran sehingga siswa tidak merasa jenuh dan
bosan dalam belajar.
96% siswa menanggapi penggunaan metode pembelajaran ini sesuai
untuk menyampaikan materi tentang sel dan 4% siswa menanggapi
penggunaan metode pembelajaran ini tidak sesuai untuk menyampaikan
materi tentang sel. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sangat cocok
untuk menyampaikan materi tentang sel karena pada isi materi terdapat topik
topik seperti struktur dan fungsi sel yang membahas organel sel dan transpor
pada membran yang membahas difusi, osmosis, transpor aktif dan traspor
pasif. Semua topik tersebut dalam pembahasannya sangat terperinci dan
sistematis. Dengan begitu masing-masing siswa bisa mendapatkan satu topik
unluk dibahas dan siswa bisa lebih fokus membahas topik tersebut.
Sebanyak 30% siswa merasa kesulitan belajar dengan menggunakan
metode ini dan 70% siswa merasa tidak kesulitan belajar dengan
menggunakan metode ini. Karena metode teknik jigsaw bukanlah metode
pembelajaran yang pertama kali dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Sebelumnya siswa sudah pemah belajar dengan menggunakan metode ini
sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar karena sudah terbiasa.
Selain ilu guru dalam pembel!\iaran selalu menerapkan melode belajar
kelompok.
74% metode pembel!\iaran ini membuat siswa semangat untuk
mempelajari IPA (biologi) dan 26% siswa tidak semangat mempelajari IPA
(biologi). Dalam pembel!\iaran IPA guru sudah seharusnya menggunakan
berbagai macam metode pembelaiaran yang lebih variatif dan tidak hanvn
74
mengandalkan dengan satu metode saja yaitu metode ceramah, tetapi guru
dapat menggunakan metode lain seperti belajar kelompok, praktikum,
berdemonstrasi, dan lain-lain sehingga dapat menumbuhkan semangat siswa
dalam mempelajari IPA.
Sebanyak 78% Slswa aktif mengikuti lahapan dalam metode
pembelajaran ini dan 22% Hiswa tidak aktif. Tahapan dalam pembelajaran
teknik jigsaw memang menuntut siswa untuk belajar lebih aktif karena setiap
siswa mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harns dijalankan untuk
keberhasilan kelompok.
30% siswa merasa jenuh dengan metode pembelajaran ini dan 70%
tidak. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw membuat siswa tidak
jenuh dalam belajar karena aktivitas pembelajaran dalam metode ini
sepenuhnya dilakukan siswa atau berpusat pada siswa (students centered).
Dengan begitu setiap siswa akan merasa senang dalam belajar karena mereka
mempunyai peran dan tugas masing-masing.
70% siswa dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya
dan 30% siswa tidak dapat menjelaskan materi dengan baik kepada temannya.
Pembelajaran teknik jigsaw memberikan kontribusi yang baik untuk siswa
karena dapat melatih siswa mengungkapkan argumen dan gagasannya di
hadapan teman yang lain dalam menjelaskan sebuah materi pelajaran.
74% siswa merasajelas mendapatkan penjelasan materi dari temannya
dan 26% tidak. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah materi pelajaran benar
benar dapat dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang
lain karena siswa mempunyai kesamaan gaya bahasa sehingga proses
penyampaian materi dapat beIjalan dengan baik.
74% siswa memallami materi dengan baik setelah menggunakan
metode pembelajaran ini dan 26% tidak. Tahapan-tahapan dalam teknik
jigsaw membuat siswa memahami materi dengan baik karena dalam
pelaksanaannya dari setiap tahapan terjadi penjelasan materi secara berulang
ulang yaitu pada lahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan
presentasi. Setelah presentasi guru iu[!a meniell"lmn mMpM 1rp~h~l;
75
Sebanyak 26% masih ada materi yang belum dipahami siswa dan 74%
tidak ada. Model pembelajaran teknik jigsaw bermii dapat membuat siswa
memahami materi dengan baik.
D. Interpretasi Hasi! Analisis
Interpretasi hasil analisis penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Berikut
ini interpretasi hasil analisis penelitian dm'i masing -masing tahap :
1. SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
I) Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada minggu ke-2 pada
tahun pelajaran 2007/2008 berlangsung yaitu hari Selasa tanggal
24 Juli-2 Agustus 2007.
2) Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dalmlu dipersiapkan
skenario pembelajaran, instrumen penelitian, lembar observasi, dan
dokumentasi yang sebelumnya telah didiskusikan dan disepakati
bersaIlla guru bidang studio
3) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari
5 siswa. Pembagim1 kelompok dan penentuan topik diskusi
ditentukan oleh guru.
4) Untuk siklus I direncanakan menjadi 4 kali pertemuan dengan sub
konsep struktur dan fungsi sel.
5) Bahan, alat, dan media pembelajaran dipersiapkan seperti
trm1sparansi, OHP, dan model sel yang terbuat dari gabus.
6) Pemberian tugas kelompok, yaitu membuat model sel, baik sel
hewan maupun sel tumbuhan.
7) Kriteria keberhasilan perubahan miskonsepsi adalah teljadinya
pengurangan miskonsepsi dari hasil pretes ke hasil postes sebesar
40%.
76
b. Tahap Pelaksanaan (Action)
I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes
mengenai stmktur dan fungsi sel.
2) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran akan
menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan gambaran tentang
teknik Jigsaw.
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan
menentukan topik diskusi.3
4) Siswa berbagi tugas dalarn satu kelompok untuk mengkaji topik
yang berbeda
5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sarna
6) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna).
7) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal
dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok allli
(diskusi kelompok asal).
8) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan berlangsung kegiatan
tanyajawab.
9) Guru mengarnatijalarmya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa
saja yang terjadi.
10) Gum menerangkan materi kembali.
II) Postes tentang stmktur dan fungsi sel.
c. Tahap Observasi
I) Hasil pretes dari 20 soal pilihan ganda didapatkan rata-rata
miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56, I% dan rata-rata
penguasaan konsep siswa 43,91 Dari hasil ini dapat diambil
kesirnpulan bahwa rata-rata siswa dalam kelas ini mempunyai
kemarnpuan yang hampir merata, yaitu dianggap sernua
berangkat dari pengetahuan yang relatif sarna dan belum
77
menguasai konsep yang akan disampaikan dengan baik.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I termasuk kategori
rendah. Diskusi kelompok ahli belum berjalan dengan baik
karena masih terdapat beberapa siswa yang belum memiliki buku
paket sehingga diskusi kurang aktif. Siswa belum memiliki rasa
tanggung jawab sebagai anggota kelompok, sebagian dari mereka
ada yang hanya mengandalkan ternan yang memiliki buku paket.
3) Begitu juga dengan diskusi kelompok asal, didapatkan beberapa
siswa tidak memperhatikan ternan yang sedang menjelaskan
materi, siswa sibuk mengobrol dan bercanda.
4) Untuk bahan referensi hanya terbatas pada buku paket yang
dimiliki siswa sehingga materi kurang berkembang.
5) Pada saat kegiatan bel1\iar mengajar berlangsung ditemukan
beberapa miskonsepsi yang diungkapkan siswa, di antaranya, sel
hewan termasuk sel prokariotik dan sel tumbuhan termasuk sel
eukariotik, sel hewan tidak memiliki membran sel, sel eukariotik
adalah sel yang tidak memiliki dinding sel karena struktumya
masih sangat sederhana dan berukuran sangat kecil, vakuola pada
sel tumbuhan merupakan tempat berlangsungnya proses
fotosintesis, dan model sel tumbuhan yang ditunjukkan guru
diidentifikasi sebagai sel hewan.
6) Pada saat presentasi, siswa belum memiliki keberanian untuk
berbicara di depan kelas sehingga harus dimotivasi. Tetapi, untuk
pertemuan selanjutnya sudah dapat ditingkatkan.
7) Saat presentasi tidak ditemukan miskonsepsi pada siswa karena
siswa menyajikan materi cenderung membaca buku paket atau
textbook. 4
8) Pada saat tanya jawab untuk pertemuan pertama ditemukan satu
miskonsepsi siswa karena hanya satu siswa saja yang
mengajukan pertanyaan. Miskonsepsinya adalah Amoeba dan
78
Paramecium termasuk sel hewan. Untuk pertemuan selanjutnya
sudah banyak siswa yang bertanya.
9) Meskipun untuk pertemuan selanjutnya sudah banyak siswa yang
bertanya tetapi tanya jawab kurang berkembang, sekali tanya
sekali jawab selesai.
10) Teknik bertanya to the point, jika menjawab pertanyaan sibuk
membuka-buka buku.
II) Dari tugas yang diberikan kepada siswa untuk membuat model
sel, ditemukan miskonsepsi pada siswa. Beberapa kelompok ada
yang memberikan ribosom di atas permukaan semua organel sel
(dengan memberikan titik-titik hitam di permukaan organel).
Padahal tidak semua organel memiliki ribosom, hanya retikulum
endoplasma kasar saja yang permukaannya memiliki ribosom.
12) Pada pertemuan terakhir diadakan pastes. Hasil tes dari 20 soal
didapatkan rata-rata miskonsepsi siswa berkurang 29,58%
menjadi 26,52% dan rata-rata penguasaan konsep siswa
meningkat menjadi 73,48 dengan besarnya peningkatan
penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus I sebesar 0,53
termasuk kategori sedang. Dari hasil tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa telall terjadi pengurangan miskonsepsi siswa
sehingga berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa
dari hasil pretes ke pastes, tetapi hasil pengurangan miskonsepsi
belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu sebesar 40%.
13) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi struktur dan
fungsi sel (siklus I) dapat dilihat pada tabel IS di bawal1 ini.
Tahel15. Miskonsepsi Siswa padaMateri Struktur dan Fuugsi Sci (Siklus I)
! No. Miskonsepsi Seharusnya
II. Sel eukariotik adalah sel yang tidak Sel eukariotik adalah sell11el11iliki membran inti karena yang memiliki membranmembran intinya melindungi sel inti karena inti selnyaeukariotik. sudah diselubungi oleh
membran.2. Sel eukariotik adalah sel yang Sel eukariotik adalah sel
l11empunyai nukleus (inti sel) untuk yang mempunyai nukleus, l11elindungi membran intinya. (inti sel) yang berfungsi
untuk mengatur seluruhaktivitas seI.
3. Sel eukariotik tidak mempunyai Sel eukariotik mempunyaimembran inti sedangkan yang membran inti sedangkanmempunyai membran inti merupakan yang tidak mempunyaisel prokariotik. membran inti merupakan
sel prokariotik.4. Bakteri tidak termasuk sel prokariotik Bakteri termasuk sel
dan memiliki membran inti. prokariotik dan tidakmemiliki membran inti.
5. Senyawa penyusun dinding sel adalah Senyawa penyusun dinding, fosfolipid karena fosfolipid merupakan sel adalah selulosa yang
bagian dari karbohidrat. merupakan senyawakarbohidrat. Fosfolipidbukan bagian darikarbohidrat tetapi bagiandari lemak.
6. Fungsi dari membran plasma adalah Fungsi dari membranmelindungi sel karena terdiri dari plasma adalah mengaturprotein, karbohidrat, dan lipid yang keluar masuknya zat-zatmemperkuat pertahanan bagi seI. dari dalam dan ke luar seI.
7. Membran plasma membentuk sintesis Membran plasma tidakprotein dan lipid membentuk sintesis protein
, dan lipid.8. Membran sel berfungsi untuk sintesis Membran sel berfungsi
protein. untuk mengatur keluarmasuknya zat-zat daridalanl dan ke luar seI.
9. Nama lain dari karbohidrat adalah Nama lain dari karbohidratfosfolipid. adalah glukosa.
79
10. Nukleus bertanggungjawab terhadap Nukleus bertanggungrespirasi sel. jawab untuk mengatur
seluruh aktivitas sel.II. Vakuola mengatur seluruh kegiatan sel Vakuola berfungsi untuk
menyimpan cadanganmakanan.
12. Sel tumbuhan tidak memiliki ribosom, Sel tumbuhan memilikimitokondria, dan badan golgi. ribosom, mitokondria, dan
badan golgi.13. Fotosintesis bagian dari plastida. Fotosintesis bukan bagian
dari plasMa melainkanplastida sebagai tempatterjadinya fotosintesiskarena di dalamnyaterdapat membran tilakoid.
14. Plastida berhubungan dengan tilakoid Di dalam plastida terdapatuntuk melakukan fotosintesis. membran tilakoid yang
merupakan tempatberlangsungnya prosesfotosintesis, yangmelakukan fotosintesisadalah tumbuhan.
15. Retikulum endoplasma memiliki Retikulum endoplasmabanyak ribosom dan berperan dalam memiliki banyak ribosompembentukanjaringan epitel dan berperan dalam sintesis
protein.16. Organel yang bertanggungjawab atas Organel yang bertanggung
berlangsungnya pemapasan sel adalah jawab atas berlangsungnyadinding sel karena terdapat di luar pemapasan sel adalahorganel. mitokondria.
17. Organel yang mengatur seluruh Organel yang mengaturkegiatan sel yaitu mikrofilamen. seluruh kegiatan sel yaitu
nukleus (inti sel).18. Organel pada sel tumbuhan yang Organelpadaseltumbuhan
menjadi tempat proses fotosintesis yang menjadi tempatadalah vakuola proses fotosintesis adalah
plastida.19. Virus termasuk sel hewan. Virus tidak termasuk
makhluk hidup dan tidakdigolongkan sebagai sel.
80
81
d. Tabap Refleksi
I) Hal-hal yang sudah baik menurnt peneliti pada siklus pertama
ini adalah penggunaan metode diskusi kelompok dan
presentasi.
2) Kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi siswa pada
siklus [ belum ten:apai. Pengurangan miskonsepsi yang
diharapkan sebesar 40% tetapi hanya berkurang 29,58%
sehingga periu diperbaiki pada siklus ke dua.
3) Kekurangan yang harns diperbaiki pada siklus pertama ini
adalah pada saat diskusi, siswa harns berperan aktif dalam
ke1ompoknya dan tidak dibenarkan untuk mengobrol ataupun
bercanda. Dengan berperannya siswa dalam anggota kelompok
sebagai pemberi penjelasan maka siswa mempunyai kesamaan
gaya bahasa schingga penje1asan materi lebih mudah diterima
atau dipahami dan proses penyampaian materi dapat beJja1an
dengan baik. Dengan begitu diharapkan akan menumbuhkan
sikap tanggung jawab dalam diri setiap siswa.
4) Untuk referensi, siswa tidak dibatasi pada buku paket yang
dimiliki siswa saja tetapi bisa dari berbagai sumber lain
sehingga siswa bisa mendapatkan informasi lebih banyak
mengenai materi yang dipel~ari. Selain itu diharapkan pada
saat presentasi, siswa dapat menguasai materi dengan baik.
5) Pada saat presentasi, siswa cendernng membaca (textbook)
dengan mengungkapkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang
sudah ada sehingga sulit untuk mendeteksi miskonsepsi. Untuk
siklus ke dua diharapkan tidak demikian, siswa harns dapat
mengungkapkan gagasannya di depan kelas berdasarkan hasil
diskusi tanpa melihat buku sehingga peneliti dapat dengan
mudah mendeteksi miskonsepsi.
6) Ketidak berhasilan pengurangan miskonsepsi pada siklus I
dikarenakan pada saat oembelaiaran "i"Ul~ t;r1~1r ~a"'.~'
82
dikarenakan pada saat pembel'\iaran slswa tidak melihat
struktur sel secara langsung melalui pengamatan mikroskop
melainkan hanya melihat model-model sel yang terbuat dari
gabus yang dibawa oleh guru. Sehingga masih ditemukan
konsep-konsep yang salah pada siswa.
7) Agar siklus selanjutnya kriteria keberhasilan pengurangan
miskonsepsi tercapai, maka perlu penambahan metode
pembel'\iaran yang dapat melibatkan langsung siswa dengan
obj\k yang dipelajari.
8) Metode praktikum dapat digunakan sebagai perbaikan
pembelaj aran pada siklus ke dua selain penggunaan metode
diskusi dan presentasi. Dengan melakukan praktikum atau
pengamatan, siswa dapat dengan mudah diarahkan untuk
menemukan kebenaran fakta-fakta, konsep-konsep, dan teori
teori berdasarkan dengan apa yang siswa lihat dan temukan.
Dengan begitu diharapkan siswa yang memiliki miskonsepsi
dapat dengan mudah memperbaiki konsepnya menjadi konsep
yang benar. Selain itu jika siswa sudah memiliki konsep yang
benar maka siswa dapat dengan mudah mengungkapkan
gagasannya di depan kelas tanpa harus melihat buku.
e. Kcputusan
Dari hasil refleksi pada siklus I ini maka dapat diambil
keputusan, karena pada siklus I kriteria keberhasilan pengurangan
miskonsepsi belum sesuai dengan angka pengurangan yang
diharapkan jadi dapat dilanjutkan ke siklus II sebagai perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajarannya adalah :
l) Mengajak siswa melakukan praktikum/pengamatan secara
langsung mengenai materi yang akan dibahas pada siklus ke
dua.
83
menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep sehingga
dapat ll1eluruskan konsep-konsep siswa yang salah, selain itu
dapat ll1ell1perbaiki kualitas presentasi siswa dengan tidak lagi
ll1ell1baca buku (textbook).
3) Presentasi dapat meningkatkan kemampuan berekspresi lisan
sehingga dapat ll1elatih siswa ll1engungkapkan gagasannya di
depan kelas.
2. SIKLUS II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
I) Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada peliemuan
selanjutnya setelah siklus I berakhir, yaitu hari Selasa tanggal 7- 21
Agustus 2007.
2) Peneliti bertindak sebagai peneliti yang mengobservasi kegiatan
belajar ll1engajar dari awal sall1pai akhir pembelajaran di kelas.
Sedangkan yang menjadi guru adalah mahasiswa PPL program
akta IV Jurusan Pendidikan Biologi UIN Jakarta.
3) Pembagian kelompok sama sepelii siklus I, yaitu terbagi menjadi 5
kelompok dan masing-masing keIompok terdiri dari 5 orang siswa.
4) Dalam pelaksanaannya siklus II direncanakan menjadi 3 kali
pertemuan dengan sub konsep transpor pada membran.
5) Bahan, alat, dan media pembeIajaran dipersiapkan sepelii
ll1ateri/bahan ajar, laptop, in/oeus, kentang, telur, teh, gula, garall1,
ll1inyak wangi, air, dan sebagainya (sebagai bahan praktikull1).
6) Melaksanakan praktikum untuk topik difusi dan osmosis.
7) Kriteria keberhasilan untuk siklus II ini, yaitu terjadi pengurangan
miskonsepsi dengan jumlah lebih besar bila di bandingkan siklus 1.
84
b. Tahap Pelaksanaan (Action)
I) Pada awal pembelajaran atau pertemuan pertama diadakan pretes
mengenai transpor pada membran.
2) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa materi ini alcan
menggunakan teknik Jigsaw dan memberikan ganlbaran tentang
teknik Jigsaw.
3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang sebagai kelompok asal dan
menentukan topik diskusi.5
4) Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji topik
yang berbeda.
5) Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian topik yang sama
6) Siswa yang mendapat topik difusi dan osmosis melakukan
praktikum atau pengamatan.
7) Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapat topik yang sarna).
8) Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal
dan mengajarkan informasi yang telah di dapat dari kelompok ahli
(diskusi kelompok asal).
9) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan tanya jawab
berlangsung.
10) Guru menganlati jalannya presentasi dan mencatat miskonsepsi apa
saja yang terjadi
II) Guru menerangkan materi kembali.
12) Postes tentang transpor pada membran.
13) Pemberian kuesioner mengenai model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw.
c. Tahap Observasi
I) Hasil pretes dari 20 soal didapatkan rata-rata miskonsepsi secara
keseluruhan adalah 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa
85
36,52. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa siswa belum
menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik dan masih
banyak terdapat miskonsepsi siswa pada materi ini. Rata-rata
miskonsepsi siswa pada pretes siklus II memiliki jumlah yang lebih
besar jika dibandingkan dengan pretes siklus I yang hanya sebesar
56,1%.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 11 menunjukkan arah
yang baik dan termasuk kategori tinggi. Diskusi kelompok ahli
sudah beljalan dengan baik. Semua siswa sudah memiliki buku
paket sebagai sumber referensi selama diskusi berlangsung, bal1kan
siswa sudah memiliki sumber referensi lain dari berbagai buku
walaupun hanya berbentuk fotokopi.
3) Pada saat praktikum, siswa mengikuti kegiatan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari keseriusan siswa dalam mengamati dan
memahami proses terjadinya difusi dan osmosis. Selain itu, guru
juga ikut membimbing siswa selama praktikum berlangsung.
4) Diskusi kelompok asal juga sudah berjalan dengan baik. Siswa
sudah memperhatikan teman-temannya dalam menjelaskan materi
bahkan siswa mendengarkan dengan sebaik-baiknya, dan
menunjukkan rasa keingintahuan yang besar.
5) Berbekal hasil praktikum, siswa dapat menemukan kebenaran
fakta-fakta dan konsep-konsep yang ada serta dapat denagn mudah
diingat di benak siswa dalam waktu yang lama. Dengan begitu
memudahkan siswa untuk memperbaiki konsep yang salall menjadi
konsep yang benar karena siswa mengetahui kebenaran konsep
berdasarkan apa yang ia lihat dan temukan.
6) Dengan praktikum, kelompok yang mendapatkan topik difusi dan
osmosis pada saat presentasi sudah tidak membaca buku (textbook)
lagi.6 Lain halnya dengan kelompok yang mendapatkan topik
transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok
86
transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, sebagian dari kelompok
masih ada yang textbooklmembaca buku pada saat presentasi.
Walaupun begitu presentasi pada siklus II ini sudah menunjukkan
arah yang lebih baik bila dibandingkan pada siklus I.
7) Pada saat presentasi, siswa sudah tidak dimotivasi lagi. Mereka
sudah mempunyai inisiatif untuk maju sendiri ke depan kelas.
8) Tanya jawab sudah mulai berkembang. Siswa sudah banyak yang
bertanya. Pertanyaan dari siswa lain sudah dapat dijawab dengan
baik tanpa sibuk membuka-buka buku. Ada siswa yang bertanya,
ada juga yang menambahi/menjawab pertanyaan teman meskipun
bukan kelompok yang sedang presentasi.
9) Penanya lebih merata dari seluruh kelompok sebagai akibat
instruksi dari guru. Pada saat tanya jawab ditemukan beberapa
miskonsepsi siswa, yaitu konsentrasi larutan garam lebih rendah
bila dibandingkan konsentrasi air; zat cair adalah zat yang paling
mudah berdifusi; jika konsentrasi di dalam sel lebih tinggi
dibandingkan di luar sel maka sel akan menyusut atau terjadi
plasmolisis, sebaliknya sel akan pecah atau terjadi hemolisis jika
konsentrasi di dalam sellebih rendah dibandingkan di luar sel.
10) Pada saat pembelajaran guru menyajikan materi disertai gambar
gambar melalui komputer mengenai proses terjadinya difusi,
osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Hal itu terlihat
sangat menarik siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru
dan siswajuga lebih mudah memahami materi dengan baik.
II) Pada pertemuan terakhir siklus diadakan postes. Hasil tes dari 20
soal adalah rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah
19,57% berkurang 43,91 % dan rata-rata penguasaan konsep siswa
meningkat menjadi 80,43 dengan besarnya peningkatan
penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 termasuk
kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
87
berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa, bahkan
pengurangan miskonsepsi dalam jumlah lebih besar bila
dibandingkan siklus I dan telah sesuai dengan target yang
diharapkan.
12) Beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada materi transpor pada
membran (siklus II) dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.
TabeI 16. Miskonsepsi Siswa padaMateri Transpor pada Membran (Siklus II)
No. Miskonsepsi Seharusnya
I. Osmosis adalah perpindahan zat Osmosis adalah perpindahandari konsentrasi tinggi zat dari konsentrasi rendah(hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis) ke konsentrasi(hipotonis). tinggi (hipertonis).
2. Mengkerutnya sel darah merah Mengkerutnya sel darah merahbukan mempakan peristiwa mempakan peristiwa osmosis.osmosis.
0 Membran semi permeabel adalah Membran semi permeabelJ.
membran yang digunakan sebagai adalah membran yangkeluar masuknya sel. digunakan untuk menyeleksi
zat-zat yang akan masuk kedalam sel.
4. Membran semi permeabel hanya Membran semi permeabeldapat dilewati oleh molekul gula tidak dapat dilewati olehdan protein karena molekulnya molekul gula dan proteinsederhana. karena molekulnya kompleks.
5. Membran semi permeabel hanya Membran semi permeabeldapat dilewati oleh molekul hanya dapat dilewati olehberkonsentrasi tinggi yaitu molekul berkonsentrasi rendahdilakukan oleh osmosis. seperti air.
6. Plasmolisis adalah peristiwa Plasmolisis adalah pensllwameningkatnya kadar air di dalam menumnnya kadar air di dalamsel. sel karena lamtan di luar sel
berkonsentrasi ti'nggi(hipertonis) sehingga sel akanmenvw:nlt
7. Sel mengalami plasmolisis apabila Sel mengalami plasmolisisterlalu banyak air masuk ke dalam apabila terlal u banyak air kesel maka sel akan luar sel maka sel akanmengembanglmenggelembung menyusut/mengerut.dan pecah.
8. Transpor pasif adalah transpor Transpor pasif adalah transporpada membran tanpa pada membran tanpamenggunakan energi untuk menggunakan energi untukmengeluarkan/memasukkan mengeluarkan/memasukkanmolekul-molekul melalui molekul-molekul melaluimembran plasma melawan membran plasma tanpaperbedaan konsentrasi. melawan perbedaan
konsentrasi.
9. Transpor aktif adalah transpor Transpor aktif adalah transporpada l11el11bran yang pada l11el11bran yangmenggunakan energl untuk menggunakan energi untukmengeluarkanlmemasukkan mengeluarkan/memasukkanmolekul-molekul tanpa melalui molekul-molekul melaluil11embran plasma dari konsentrasi mel11bran plasma daritinggi ke konsentrasi rendah. konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.10. Fagositosis telmasuk transpor Fagositosis termasuk transpor
Dasif. aktif.II. Peristiwa difusi akan berakhir Peristiwa difusi akan berakhir
ketika tercapai larutan yang ketika tercapai larutan yanghipotonis. isotonis (konsentrasi sama).
12. H20 l11erupakan zat terlarut yang H2O merupakan zat terlamttidak dapat atau sulit melewati yang dapat dengan mudahmembran pada proses difusi. melewati membran pada proses
difusi.
13. H2O merupakan zat yang berupa l-hO merupakan zat yanggas. berupa cair.
14. Endositosis terjadi pada peristiwa Endositosis terjadi padapengeluaran zat sisa oleh sel peristiwa pemasukkan zat-darah. zat/partikel-partikel ke dalam
sel.15. Peristiwa penyerapan air oleh Peristiwa penyerapan air oleh
bulu-bulu akar termasuk proses bulu-bulu akar termasukdifusi. proses osmosis.
88
89
----r-c~___;-__:__;:__,_--~_;_j-_;::_--:-"~~=_+___;~16. Osmosis terjadi tanpa melalui Osmosis terJa melalui
membran plasma. membran plasma.
17.
18.
19.
Tempat masuknya sel disebuthipolonis, tempat keluarnya seldisebut hiperlonis.
Plasmolisis merupakan penstIwadi mana sel rusak akibat terlalubanyak air, oleh karena ituplasmolisis tidak boleh terlalubanyak air yang masuk.
C6H I206 zat yang dapat denganmudah melewati membran padaproses difusi karena molekulnyasederhana.
Sel dengan konsentrasi rendahdisebut hipolonis sedangkansel dengan konsentrasi tinggidisebut hiperlol1is.Plasmolisis merupakanperistiwa di mana selmenyusutlmengerut akibatterlalu banyak air yang keluardari dalam sel.
C6H I206 zat yang tidak dapatmelewati membran pada prosesdifusi karena molekulnyakompleks.
d. Tahap Refleksi
I) Miskonsepsi siswa mengalami pengurangan pada setiap siklusnya.
Pada siklus II kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi telah
tercapai, yaitu sebesar 43,91 % dan pengurangan miskonsepsi
mencapai jumlah yang lebih besar bila dibandingkan siklus I yang
hanya sebesar 29,58%.
2) Diskusi sudah berjalan dengan baik. Siswa sudah terlihat lebih aktif
dalam kelompoknya karena partisipasi dan keaktifan dari siswa
sangat ll1empengaruhi jalannya diskusi sehingga penyampaian
inforn1asi (materi) dapat beljalan dengan lancaI'. Selain itu, diskusi
dapat ll1enull1buhkan tanggung jawab dalall1 diri setiap siswa, dengan
bertanggung jawab terhadap tugas yang diell1bannya maka
keberhasilan kelompok akan tcrcapai karena keberhasilan kelompok
bergantung pada masing-ll1asing anggota keloll1pok.
3) Referensi buku sangat penting sebagai sumber inforll1asi dan bukti
mengenai fakta-fakta dan konsep-konsep secara tertulis
ll1ateri/konsep yang dipelajari. Semakin banyak referensi buku maka
90
siswa yang mengalami miskonsepsi dapat merubah konsepnya
menjadi konsep yang benar.
4) Metode praktikum dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
miskonsepsi karena siswa dapat terlibat langsllng dengan objek yang
dipelqjari.
e. Keputusan
Dari 2 siklus yang telah dilakukan dengan menggllnakan model
pembelqjaran kooperatifteknikjigsaw, diperoleh hasil sebagai berikut:
I) Miskonsepsi siswa dapat dikurangi baik pada sikllls I dan siklus II.
Selain itll dampak dari berkurangnya miskonsepsi siswa tercapai
peningkatan penguasaan konsep siswa. Kriteria keberhasilan
pengurangan miskonsepsi tercapai pada siklus II setelah diadakan
praktikum sebagai perbaikan pembelajaran.
2) Diskusi kelompok dapat menumbuhkan tanggung jawab dalam diri
setiap siswa dan memperlancar proses penyampaian materi dari
setiap siswa.
3) Presentasi dapat melatili siswa lIntuk dapat mengungkapkan
gagasannya di depan kelas sehingga guru dapat dengan mudah
mendeteksi miskonsepsi siswa.
4) Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pada siklus II
menunjllkkan arah yang lebih baik dibandingkan siklus I.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memuaskan. Diskusi dalam
kelompok belum berjalan dengan baik: masih terdapac siswa yang berbicara
dan bercanda dengan teman yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
belum memahami hakikat belajar kelompok, yakni mereka harus bekerja sarna
memecahkan masalah, meningkatkan hllbungan antar individu,
mengembangkan tanggung jawab, dan sebagainya. Selain itll, referensi buku
91
terbatas. Siswa hanya menggunakan buku paket yang dimilikinya bahkan ada
beberapa siswa yang belum memiliki buku paket, sehingga materi diskusi
kurang berkembang. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran, mengingat penelitian ini dilakukan pada
saat tahun pelajaran baru mulai dilaksanakan. Oi samping itu, kegiatan siswa
dalam mengajukan/menjawab pertanyaan masih sangat rendah. Belum ada
inisiatif dari siswa dalam mengajukan/menjawab pertanyaan. Hal ml
disebabkan karena kurangnya keberanian dalam diri siswa dalam
mengungkapkan sebuah gagasan. Siswa terbiasa sebagai pendengar, mencatat
penjelasan guru, dan sebagainya. Kebiasaan ini masih terbawa pada
pembelajaran dengan metode kooperatif teknik jigsaw yang sedang
dikembangkan.
Oari hasil pretes diketahui bahwa miskonsepsi siswa masih banyak
teljadi karena disebabkan siswa belum dapat memahami konsep dengan baik.
Hal ini membuktikan bahwa siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran
secara formal di sekolah, sudah membawa konsep awal mereka tentang
biologi. Konsep awal yang mereka bawa itu kadang-kadang tidak sesuai atau
bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskol1sepsi atau salah
konsep. Konsep awal itu mereka dapat sewaktu berada di sekolah dasar
ataupun sekolah sebelumnya dan dari pengamatan mereka di masyarakat atau
dalam kehidupan sehari-hari. Oari sini tampak jelas bahwa siswa bukanlah
suatu tabularasa atau kertas kosong yang bersih, yang dalam proses
pembelajaran akan ditulis oleh guru mereka. Siswa sebelum mengikuti proses
pembelajaran formal di sekolah, ternyata sudah membawa konsep tertentu
yang mereka kembangkan lewat pengalaman hidup mereka sebelumnya.
Konsep yang mereka bawa itu dapat sesuai dengan konsep ilmiah tetapi juga
dapat tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Biasanya, konsep awal itu kurang
lengkap atau kurang sempurna, maka perlu dikembangkan atau dibenahi
dalam pelajaran formal. Oi sinilah pentingnya pendidikan formal.
92
Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Hal ini terbukti, setelah dilakukan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw, miskonsepsi siswa dapat berkurang.
Pemberian tugas oleh guru juga dapat mendeteksi keberadaan
miskonsepsi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian tugas pada
siklus I dalam pembuatan model sel oleh siswa, ternyata ditemukan
miskonsepsi pada siswa.
Penerapan tindakan perbaikan pada siklus II menampakkan adanya
peningkatan aktivitas belajar dan pengurangan miskonsepsi siswa bila
dibandingkan siklus sebelumnya. Diskusi dalam kelompok sudah berjalan
dengan baik. Siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota
kelompok dan sudah memiliki keberanian untuk mengajukan/menjawab
pertanyaan ternan.
Metode praktikum yang digunakan sebagai perbaikan di sikIus II dan
sekaligus sebagai variasi metode pembelajaran selain metode diskusi dapat
memberikan kontribusi yang baik bagi siswa. Confucius mengatakan What I
hear, Iforget; What I see, I remember; What I do, I understand. Jadi, apabila
siswa melakukan praktikum, siswa akan dapat memahami materi dengan baik
karena ia terlibat langsung dengan objek yang sedang dipelajari. Selain itu,
siswa juga dapat menemukan kebenaran fakta-fakta dan konsep-konsep IPA
berdasarkan apa yang ia· lihat dan ia temukan. Setelah siswa mendapatkan
fakta dan konsep mengenai materi yang dipelajari, siswa dapat dengan mudah
mengungkapkan gagasannya di depan teman-teman yang lain sehingga siswa
yang memiliki konsep yang salah dapat memperbaiki konsepnya agar menjadi
konsep yang benar. Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru
benar-benar dikuasai siswa ketika siswa mampu mengajarkannya kepada
orang lain karena siswa memililci kesamaan gaya bahasa dan penjelasan materi
lebih mudah diterima atau dipahami.
Penerapan model kooperatif teknik Jigsaw pada siklus II tetap
93
dapat berkurang bahkan berkurang dalam jumlah yang lebih besar bila
dibandingkan siklus I. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran guru tidak
hanya menekankan pada satu metode pembelajaran, guru menggunakan
metode praktikum selain menggunakan metode diskusi.
Diketahui bahwa beberapa metode mengajar yang digunakan guru,
terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,
meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai
dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Maim guru perlu kritis
dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan satu metode
saja. Seperti halnya metode ceramah. Metode ceramah, yang tanpa
memberikan kesempatan Slswa untuk bertanya dan juga untuk
l11engungkapkan gagasannya, sering kali meneruskan dan memupuk
miskonsepsi, terlebih pada siswa yang kurang l11ampu. Siswa-siswa ini tidak
l11el11punyai wahana untuk memeriksa apakah konsep yang mereka dapatkan
sudah benar atau tidak. Mereka juga tidak mempunyai kesempatan untuk
meluruskan bila ternyata kelim, karena tidak diberi kesempatan.
Agar pengajaran IPA dapat l11emberikan hasil yang baik maka guru
harus mempunyai persiapan yang matang, dan mampu memilih tujuan, isi dan
metode yang tepat. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan
dalam memilih metode dan media mengajar yang tepat akan berpengaruh
terhadap efektivitas proses belajar mengajar. Kurangnya pengetahuan guru
akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat
menimbulkan miskonsepsi. Penguasaan guru tentang bidang studi merupakan
hal yang sangat mendasar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan
dikuasainya materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu untuk menggunakan
berbagai variasi metode mengajar.
Dalam kaitarmya dengan penggunaan metode mengajar, persoalannya
bukan pada penting atau tidaknya metode mengajar untuk menyampaikan
materi tetapi lebih pada alasan fungsional, yaitu bagaimana gum dapat
memilih metode yang dapat berfungsi secara maksimal untuk mendorong
94
akan digunakan, guru harus dapat menciptakan aktivitas belajar yang sebagian
besar dilakukan siswa. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar guru
harus menciptakan lingkungan belajar yang positif. Jika dalam proses belajar
mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar
dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Siswa akan siap
belajar apabila guru siap untuk mengajar, dan keefektifan guru dalam
mengajar merupakan faktor penting untuk pembentukan konsep pada siswa.
Peran guru dalam model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw bergeser ke
arah fasilitator yang memberi bimbingan secara individual. Dalam hal ini
peran guru lebih sebagai menejer pembelajaran dan memfasilitasi siswa dalam
belajar, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta membantu
mengarahkan pemahaman siswa agar tidak teljadi miskonsepsi.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpnlan
Pada siklus r, pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw mampu
mengurangi atau mereduksi terjadinya miskonsepsi siswa yang berdampak
pada peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap konsep seI. Tetapi,
belum mencapai kriteria keberhasilan pengurangan miskonsepsi. Basil pretes
didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan adalah 56,1 % dan rata
rata penguasaan konsep siswa 43,91. Setelah tindakan dilakukan maka
didapatkan hasil postes dengan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan
sebesar 26,52%, sehingga terjadi pengurangan miskonsepsi sebesar 29,58%
sedangkan angka pengurangan miskonsepsi yang diharapkan sebesar 40%.
Rata-rata penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 73,48 dengan besarnya
peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus r sebesar 0,53
dengan kategori sedang. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada
siklus r terrnasuk kategori rendah dan belurn berjalan dengan baik,
keterbatasan referensi buku, siswa rnempresentasikan hasil diskusi dengan
mernbaca buku/textbook, dan sedikitnya siswa yang aktif dalarn
mengajukanlrneJ1iawab pertanyaan.
Pada siklus II, pernbelajaran kooperatif teknik Jigsaw telah berhasil
memenuhi kriteria keberhasilan pengurangan rniskonsepsi yang diharapkan,
bahkan teljadi pengurangan dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan
siklus l. Basil pretes didapatkan rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan
masih cukup besar, yaitu 63,48% dan rata-rata penguasaan konsep siswa
36,52. Setelah tindakan dilakukan, didapatkan hasil postes dengan rata-rata
miskonsepsi siswa berkurang 43,91% menjadi 19,57% dan rata-rata
penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 80,43 dengan besarnya
peningkatan penguasaan konsep dari rata-rata N-gain siklus II 0,70 dengan
kategori tinggi. Selain itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II
96
belajar siswa setelah diadakan tindakan perbaikan yaitu dilakukannya
praktikum. Diskusi kelompok sudah berjalan dengan baik, siswa sudah
memiliki rasa tanggung jawab sebagai anggota kelompok, referensi buku
sudah menggunakan sumber buku lain, presentasi sudah tidak textbook, dan
siswa sudah memiliki keberanian dalam mengajukan/menjawab pertanyaan.
Siswa memberikan respen positif terhadap pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw.
Berdasarkan pengujian dua sampel dengan menggunakan uji-t atau
paired samples T test didapatkan hasH pengurangan miskonsepsi dan
peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I dan siklus II mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknikjigsaw
dapat mengurangi miskonsepsi siswa sehingga berdampak pada peningkatan
penguasaan konsep siswa dalam pembel1Uaran biologi.
B. Saran
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatifteknik Jigsaw, antara lain:
I. Pada awal pembelajaran siswa perlu dimotivasi agar aktif dalam
pembelajaran serta mengetahui tujuan pembelajaran teknik Jigsaw.
2. Keterbatasan dalam pembelajaran dengan teknik jigsaw yaitu
membutuhkan jam pel1Uaran yang lebih lama dibandingkan metocte
ceramah, sehingga guru harus benar-benar dapat mengatur waktu dan
melakukan persiapan secara optimal.
3. Dalam pembelajaran kooperatifteknikjigsaw akan lebih efektifbila siswa
dikelompokkan dalam kelompok kecil dengan tiga orang dan tidak lebih
dari lima orang.
4. Untuk memecahkan masalah miskonsepsi siswa, pendidik perlu
mengetahui bagaimana konsep siswa itu terbentuk. Maka penting bagi
siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Dengan
97
demikian pendidik dapat mencoba mencari sebabnya dan membantu
mengatasi miskonsepsi siswa.
5. Metode belajar dan mengajar konstruktivis, dimana siswa dibiarkan aktif
membentuk pengetahuan mereka dan guru lebih sebagai fasilitator agar
proses pembentukan pengetahuan itu berjalan dengan efisien, dapat
digunakan dengan baik untuk mengurangi salah pengertian siswa. Salah
satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah melibatkan
langsung siswa pada situasi percobaan.
6. Evaluasi dan tugas dapat membantu mengurangi miskonsepsi pada siswa,
jika evaluasi dan tugas diberikan secara sungguh-sungguh untuk
mendeteksi konsep-konsep siswa. Saat evaluasi dan tugas, siswa harns
diperbolehkan mengungkapkan pemikiran dan gagasannya, sehingga dapat
diketahui kebenaran gagasannya.
7. Upaya mengatasi miskonsepsi siswa, diperlukan seorang guru yang
menguasai bahan, memahami kesulitan dan kesalahan siswa, dan rela serta
tekun membantu siswa untuk mengatasi miskonsepsinya.
..
I ',~,
DAFTA~tit~TAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi aksara..
~~~_.2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Citrawati, Desak Made. 2003. Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan-~--- Sains-Teknologi-Masyarakatd dengan Menggunakan Pendekatan
Konstukivisme Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan LiterasiSains Dan Teknologi Siswa SMU Negeri I Singaraja Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April.
Daroni. 2002. Pembelajaran KooperatifIPA di SLTP Melalui Model Jigsaw. UKUNNES No.2 TH XXXI.
Davis, Joan. , Conceptual Change From Emerging Perspectives on Learning,Teaching and Technology. Dalamhttp://projects. coe. uga. edu/epltt/index.php?title=Conceptual Change.(Akses tanggal 18 Desember 2007).
Dosen Jurusan pendidikan Kimia UPI. 2004. Penerapan Pedagogi Materi SubyekDalam Mengajarkan Bentuk Molekul Untuk Memperbaiki KesalahanKonsepsi Siswa JICA. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Dan IPA.
Griardhi, Nyoman Cakra. 2002. Penanggulangan Miskonsepsi Pada MataPelajaran Ekonomi Dengan Lembar KeIja Siswa dan PemanfaatanLingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 THXXXV, Juli.
Hartati, Sri. Turnamen Sebagai Alternatif Model Peningkatan KualitasPembelajaran Biologi SMU. FIP UNNES.
Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan IPA FITK, UIN Syarif Hidayatuflah.
Hewindati, Tri Yuni dan Adi Suryanto. 2004. Pemahaman Murid Sekolah DasarTerhadap Konsep IPA Berbasis Biologi : Suatu Diagnosis AdanyaMiskonsepsi. Jurnal Pendidikan, vol 5, No I.
Ibrallim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif Pusat Sains dan MatematikaSekolah Program Pasca SaIjana UNESA : University Press.
J. Millis, Barbara. 2002. Enhancing Learning-and More!-Through CooperativeLearning. Dalam Manhattan : IDEAr7iJkslI.edli The IDEA Center. (Aksestanggal 23 Oktober 2007)
99
Leigh Smith, Barbara and Jean T. MacGregor. 1992. What is CollaborativeLearning? Washington Centre for Improving The Quality of UnderGraduate Education.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperatif Learning diRuang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo
Meltzer, David. 2002. The Relationship Between Mathematics PreparationandConceptual Learning Gain in Physics: A Possible "Hidden Variable inDiagnostic Pretest Scores". American Association of Physics Teachers.
Musahir. 2004. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA. Jakmia. : MAN 4
NN. 2003. Modeling for Learning: Addressing Student Misconceptions. DalamhIl0:,/\1'1I"'. Learningleads @designedinstruction.com. (Akses tanggal 18Desember 2007).
NN. 1998. Children's Misconceptionhttp://www.amasci.com/misconJopphys.htm1.2007).
about Science. Dalam(Akses tanggal 18 Desember
Pikatan, Sugata. 1999. Memahami Gagal Konsepsi dalam Fisika. Kristal, No.19/Januari.
Prawirohationo, Slamet. 2000. Sains Biologi 3a, Jakatia : PT Bumi Aksara.
Ramli, Munasprianto. 2006. Pembelajaran Sains Menyenangkan Dengan MetodeKonstruktivisme. Jurnal Pendidikan IPA, Metamorfosa, Vol 1, No 2,Oktober.
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengqjar dan Micro Teaching. Ciputat : PTCiputat Press.
Santoso, Barokah. 1999. Cooperative Learning l?enerapan Tekhnik Jigsaw DalamPembelajaan Bahasa Indonesia di SLTP. Buletin Pelangi Pendidikan, Vol1,No 1.
Santyasa, I Wayan. 2002. Pengubahan Miskonsepsi Dalam Perkuliahan FisikaDasar Melalui Penerapan Modul Berorientasi Konstruktivisme. JurnalPendidikan dan Pengajaran IKlP Negeri Singaraja, No 3 THxxxv, Juli.
Suardana, I Nyoman. 2003. Pemberian Tugas Prapengajaran Sebagai UpayaUntuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Serta PenangananMiskonsepsi Siswa SMU Kelas II Pada Pembelajaran Kimia. JurnalPendidikan dan Pengqjaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 THXXXVI April.
100
Suasti, Yumi. 2003. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU PembangunanUNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw. JurnalPembelajaran, No. 04 TH 26. Desember.
Sukadi. 2003. Implementasi Konstruktivis Dalam Pembelajaan IPS. JurnalPendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singarqja, No 2 THXXXVI, April.
Supamo, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.Jakarta: PT Grasindo
--::C:--,' 200 I. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. YogyakartaKanisius.
.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. YogyakartaTKTa-n~isius.
Susanto, Pudiyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA BerbasisKonstruktivisme. Jurusan Pendidikan Bio1ogi, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.
Susanty, Nina. 1995. Studi tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi) Mol danPenggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometri pada Siswa SMAN diJakarta. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA. IKIP.
Suratno, Tatang. 2007. Constructivism And Science Education. Jakarta: ProsidingSeminar Intemasiona1 Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN SyarifHidayatullah.
2006. Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan PerubahanKonseptual. Jakarta : Prosiding Seminar Intemasional Jurusan PendidikanIPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah.
T, Roger and David W. Johnson. 1994. An Overview of Cooperative Learning.Dalam http://www. Cooperative. Org/pages/overviewpaper.html. (Aksestanggal 23 Oktober 2007).
Wagiran. 2006. Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi MiskonsepsiMelalui Pembelajaran Konstmktivistik Model Kooperatif BerbantuanModu!. Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 13, No 1.
Yan Yip, Din. 1998. Children's Misconceptions On Reproduction AndImplications For Teaching. Journal OfBiological Educatioan. The ChineseUniversity ofHong Kong.
LAMPIRA
"
lmpiran 1Tabel !7. Miskonsepsi Siswa pacta Pretes Siklus I
iswaButir Soal X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 1 0 a 1 1 1 1 1 a a 0 a 1 1 1 a 0 1 1 1 122 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 123 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 114 1 1 1 1 a 1 a 1 a 1 a a 1 a 1 1 1 a 1 1 135 1 1 1 1 a a a 1 a 1 0 a 1 a 1 1 a a 1 a 106 1 1 a 1 1 1 1 1 a 1 a a 1 1 1 a a a 1 1 137 1 1 0 1 1 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 a a a a 1 118 1 1 a 1 a a 0 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 109 a 1 1 1 a 1 a 1 a 1 a 0 1 1 1 a a a 1 1 1110 1 1 1 1 a a a 1 a 1 a a 1 0 1 1 a a 1 1 1111 a 1 a 1 1 1 1 1 a 1 a a 1 1 1 a 0 a 1 1 1212 1 a a 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 a 1 1 a a 1 1 11
13 1 a a 1 1 1 a 1 0 1 a a 1 0 1 1 0 a a a 914 1 1 a a a 1 0 1 a 1 0 a 1 a 1 a 0 a 0 a 715 a a a 1 1 1 1 1 a 1 0 a 1 1 1 a a a 1 1 1116 1 1 a 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 1 1 1 a 1 a 1 1317 1 1 1 1 1 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 a a a 1 1 1318 1 1 1 1 a a 0 1 0 1 a 0 1 1 1 1 a a a a 1019 a 1 1 1 1 a 1 1 a 1 a a 1 1 1 a a 1 1 a 12!O 1 1 1 1 a 0 0 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 12!1 1 1 1 1 a a a 1 a 1 1 a 1 a 1 1 a a 1 0 11!2 a 1 a 1 1 1 a 1 1 1 a a 1 1 1 1 a a a 0 11!3 a 1 1 1 0 1 a 1 a 1 a a 1 1 1 1 a a 1 1 12~ 17 19 12 22 11 12 7 23 1 22 1 0 23 14 23 14 1 3 17 16 258
56.10%erangan= Miskonsepsi: Tidak Miskonsepsi
Jumlah miskonsepsi
Tolalx 100 %
~
o~
mpiran 2Tabel 18. Miskonsepsi Siswa Pada Pastes Siklus I
Butir SoalXswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 72 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 73 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 74 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 45 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 77 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 58 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 310 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 511 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 412 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 913 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 714 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 215 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 516 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 418 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 419 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5!O 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 8!1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4!2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5!3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7( 1 4 4 0 6 0 1 7 10 23 10 8 11 11 2 5 0 6 3 10 122
26,52%erangan= Miskonsepsi= Tidak Miskonsepsi
Jumfah miskonsepsi
Totalx 100 %
~
oIV
3mpiran 3Tabel 19. Miskonsepsi Siswa Pada Pretes Siklus II
,iswaButir Soal
X1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 142 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 133 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 114 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 135 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 176 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 117 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 128 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 149 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 12
10 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1311 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1312 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1513 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1314 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1115 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 10
16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 13
17 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1118 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1219 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13
20 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 12
21 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1422 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1123 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14X 10 5 22 18 21 13 11 22 4 17 13 13 19 21 17 11 14 14 7 20 292
63.48%
terangan::;; Miskonsepsi::;; Tidak Miskonsepsi
Jumlah miskonsepsl
Totalx 100 %
~
ow
.ampiran 4Tabel 20.. Miskonsepsi Siswa Pada Postes Siklus II
3iswasutir Soal
X1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 62 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 53 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 75 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 36 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 48 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 39 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4
10 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 511 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 312 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 613 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 214 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 215 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 216 0 0 1 0 1 - 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 517 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 318 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 219 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 320 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 521 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 622 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 523 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4X 2 2 1 3 23 17 1 0 3 3 1 2 3 6 9 0 2 0 12 0 90
19,57%
~terangan
:::: Miskonsepsi:::: Tidak Miskonsepsi
Jumlah miskonsepsi
.-Total
x 100 %~
o+-
105
Lampinm 5
Hasil Pedlitungan Paired Samples dengan Menggunakan ProgramSPSS 10.0
Tabel 21. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus I
Pretes- t df Sig.(2-tailed) Keputusan
Postes -15,480 22 0,000 Signifikan..Berdasarkan tabel 19 dI atas yang merupakan has!l uJ! komparas! rata-rata
skor pretes dan postes siklus 1 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.
Tabel 22. Pengujian Rata-rata Pretes dan Postes Sildus II
Pretes- t df Sig.(2-tailed) Keputusan
Postes -22,100 22 0,000 Signifikan..
Berdasarkan tabel 20 dI atas yang merupakan has!l UJ I komparas! rata-rataskor pretes dan postes siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan antara penguasaan konsep awal dan akhir siswa.
Tabel 23. Pengujian Rata-rata Pengurangan MiskonsepsiSildus I dan Siklus II
Min I- t df Sig.(2-tailed) Keputusan
Min II -18.178 22 0,000 Signifikan..
Berdasarkan tabel 21 dI atas yang merupakan hasI1 UJI komparas! rata-rataskor pengurangan miskonsepsi pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengurangan miskonsepsi pada., ~
sIklus I dan sIklus II.
Tabel 24. Pengujian Rata-rata Penguasaan Konsep SiswaSiklus I dan Sildus II
N-gain I- t df Sig.(2-tailed) Keputusan
N-gain II -14,431 22 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel 22 di atas yang merupakan hasil uji komparasi rata-rataskor N-gain siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaanyang signifikan antara N-gain siklus I dan siklus II.
106
Lampiran 6
Gambar Perbandingan Presentasi Siswapada Sildus I dan Sildus II
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan HasH Dislmsidengan Membaca Bnlm atan Textbook pada Sildlls I
(a) (b)
Gambar 9. Siswa Mempresentasikan HasH Diskusi dengan Tidal.Membaca BulmlTextbook pada SHdus U. (a) Membahas Topik
Osmosis, (b) Membahas Topik Difllsi
107
Lampiran 7Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SckolabMata PelajaranKelas/SemcsterMatcri PokokPertemuan keAlokasi Waktu
: MA Pembangunan UIN Jakarta: Biologi: XI IPAll(satu): Sci: 1 (Selasa, 24 J uli 2007): 3 x 40 mcnit
Standar KompetcnsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompetcnsi Dasar1.1. Mendeskripsikan sci, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.
IndikatorI. Menjelaskan pengertian sel.2. Membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik.3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel).4. Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel.5. Menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma.6. Menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria.
1. Tujnan PembelajaranI. Siswa dapat menjelaskan pengertian sel.2. Siswa dapat membandingkan sel prokariotik dan sel eukariotik.3. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi nukleus (inti sel).4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran sel.5. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sitoplasma.6. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mitokondria.
..n. Materi Pembelajaran
• Sel adalah sebagai unit terkecil makhluk hidup secara struktural danfungsional.
e Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti. Contohnyaadalah bakteri. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti.Contohnya adalah sel tumbuhan dan sel hewan.
e Sel terdiri dari membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel sci yangmasing-masing mempunyai fungsi khusus.
108
• Nukleus (inti sel) merupakan organel sel yang sangat penting karenaberperan dalam pengatllran/pengendalian semlla proses atau aktivitas yangterjadi didalam sel.
• Membran sel memiliki fungsi yang penting yaitu mengatur kelliarmasuknya zat-zat dari dan ke dalam sel.
• Sitoplasma atau plasma sel merllpakan cairan bersifat koloid, jemih, danhomogen yang di kelilingi oleh membran plasma. Di dalam matrikssitoplasma terdapat bermacam-macam sel.
• Mitokondria merupakan organel sel yang berfllngsi sebagai tempatrespirasi sel untuk menghasilkan energi karena di dalam mitokondriaterdapat enzim-enzim yang diperlukan lIntlik reaksi respirasi.
III. Model/metode PembelajaranKooperatif (bell\iar kelompok) dengan teknikjigsaw.
IV. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApcrsepsiGuru menanyakan pengetahllan awal siswa tentang sel.
b. Pretesc. Menjelaskan kepada siswa bahwa pembe1l\jaran ini menggunakan teknik
jigSffil' dan memberikan gambaran tentang teknikjigsffil'.
2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Pengertian dan perbedaan sel prokariotik dan seleukariotik, 2). Struktur dan fungsi nukleus (inti sel), 3). Struktur danfungsi membran sel, 4). Struktrur dan fungsi sitoplasma, 5). Strukturdan fungsi mitokondria.
b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.
c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sarna.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kernbali ke kelompok asal dan
mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusi..kelompok asal).
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan
selatliutnya.
109
V. Bahan/AlatlMedia PembelajaranWhite board, spidol, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP,transparansi.
VI. PenilaianTeknik penilaianSentuk instrumensoal.
: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta ; PT SumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.
Pertemnan keAlokasi Waktll
: 2 (Kamis, 26 Juli 2007): 3 x 40 menit
Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.
IndikatorJ. Mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endopJasma (RE).2. Mcnjelaskan struktur dan fungsi ribosom.3. Menguraikan struktur dan fungsi badan golgi.4. Menjelaskan struktur dan fungsi dinding scI.5. Mengidentifikasi struktllr dan fungsi Iisosom
I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi retikulum endoplasma.2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi ribosom.3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi badan golgi.4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi dinding sel.5. Siswa dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi lisosom.
II. "Materi Pembelajaran• Retikulum endoplasma (RE) adalah organel sel yang berbentuk anyaman
membran yang rumit seperti jala. Retikllium endoplasma dibedakanmenjadi 2 bagian, yaitu, RE Kasar karena pada permukaan luamya
110
melekat ribosom. Fungsi untuk sintesis protein. RE Halus, karena tidakada ribosom. Fungsi untuk sintesis glikogen, lemak (kolesterol) dansteroid.
• Ribosom merupakan organel terkeeil berdiameter 20 mikrometer, tersusunoleh RNA rihosom dan protein, bentuk bundar. Ribosom terdapat bebas disitoplasma dan melekat pada RE kasar. Fungsi untuk sintesis protein.
• Badan golgi disebut juga aparatus golgi, merupakan organel sel yangterdiri atas setumpuk kantong pipih yang dibatasi membaran. Terdapat didalam semua sel (sel tumbuhan dan sel hewan) terutama pada sel-sel yangaktif melakukan sekresi. Pada sel tumbuhan disebut diktiosom. Badangolgi terletak di dekat nukleus/RE. Fungsi badan golgi, yaitu untukmembentuk kantung (vesikula) untuk sekresi, membentuk membranplasma, membentuk dinding sel, dan fungsi utama, yaitu menyimpan hasilsekresi sel.
• Dinding sel adalah struktur terluar sel dan bukan merupakan organel sel.Fungsi dinding sel, yaitu melindungi dan menyokong atau memberi bentuksel. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.
• Fungsi lisosom, yaitu untuk meneerna materi yang diambil seearaendositosis, Auto/agi, yakni penyingkiran struktur-struktur yang tidakdikehendaki dalam sel, Eksosilosis, yakni pembebasan enzim di luar sel,Autolisis, yakni penghaneuran dalam sel dengan eara membebaskan semuaisi lisosom dalam sel. Misalnya, pada berudu yang menginjak dewasadengan menyerap kembali ekornya.
III. Langkab-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsiretikulum endoplasma, ribosom, badan golgi, dinding sel, dan lisosom.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dieapai.
2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : I). Struktur dan fungsi retikulum endoplasma, 2).Struktur dan fungsi ribosom, 3). Struktur dan fungsi badan golgi, 4).Struktrur dan fungsi dinding sel, 5):' Struktur dan fungsi lisosom.
b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.
e. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusike1ompok asal).
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
III
3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
IV. Bahan/Alat/Media Pembelajaranwhite board, spidoI, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.
V. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai
Pel'temuan keAlokasi Waktu
: 3 (Selasa, 31 Juli 2007): 3 x 40 menit
Standar KompeteusiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan seI, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.
IndikatorI. Mendeskripsikan struktur dan fungsi vakuola.2. Menjelaskan struktur dan fungsi plastida dan kloroplas.3. Menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol.4. Menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus.5. Membandingkan sel tumbuhan sel hewan.
I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan struktur dlm fungsi vakuola.2. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi plastida dan kloroplas.3. Siswa dapat menguraikan struktur dan fungsi sentrosom dan sentriol4. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi mikrofilamen dan
mikrotubulus.5. Siswa dapat membandingkan sel tumbuhan sel hewan.
II. Materi Pembelajaran• Vakuola merupakan organel sitoplasma yang berisi cairan. Pada tumbuhan
terdapat vakuoia sentral sebagai Iisosom yang besar. Fungsi vakuola
112
sentral, yaitu membantu pertumbuhan sel dan menyimpan senyawa kimiatertentu atau sisa produk metabolisme sel, seperti pigmen untuk menarikserangga penyerbuk dan racun. Vakuola kontraktil berfungsi memompa airdari sel.
• Terdapat 3 Macam plastida, yaitu kromoplas, plastida yang mengandungpigmen merah dan orange. Leukoplas, plastida yang berwama putih, terdiridari amilopas berfungsi menyimpan amilum dan cadangan makanan(berupa pati). Elaioplas berfungsi menyimpan minyak atau lemak.Aleuroplas berfungsi menyimpan protein. Kloroplas, plastida yangmengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, dan molekul-molekullain yang berfungsi dalam fotosintesis.
• Sentrosom dijumpai pada sel hewan, tetapi tidak ditemukan pada se!tumbuhan. Sentrosom terdiri alas dua badan silindris berlubang, yaitusentriol yang terdapat didalam sitop!asma. Sentrio! berfungsi untukpembelahan sel.
• Mikrofilamen merupakan serattipis panjang yang terdiri atas protein yangdisebut aktin. Fungsi untuk membantu perubahan bentuk dan perpindahanse!, kontraksi sel otot. Mikrotubula berbentuk tabung berongga,dindingnya terdiri atas 13 kolom moleku! tubulin. Fungsi untukmempertahankan bentuk se!, membentuk flage1, si!ia dan sentriol.
III. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang struktur dan fungsivakuola, plastida, sentrosom, dan mikrofilamen.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Intia. Membagi siswa keda!am beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asa!) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Struktur dan fungsi vakuola, 2). Struktur dan fungsiplastida dan kloroplas, 3). Struktur dan fungsi sentrosom dan sentrio!,4). Struktrur dan fungsi mikrofilamen dan mikrotubulus, 5).Perbandingan sel tumbuhan dan sel hewan.
b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda. "
c. Guru menge!ompokkan siswa berdasarkan kaj ian materi yang sarna.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.
113
b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuanselanjutnya.
IV. Baltan/AlaUMedia Pembelajaranwhite board, spidol, model sel tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.
V. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas XI Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 4 (Kamis, 2 Agustus 2007): 3 x 40 menit
Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan.
Kompetensi Dasar1.1. Mendeskripsikan sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan.1.2. Mengidentifikasikan organel sel tumbuhan dan sel hewan.
IndikatorI. Menjelaskan pengertian sel, struktur dan fungsi dari organel-organeI seI.2. Membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sel tumbuhan dan sel
hewan.
I. Tujuan PembelajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian sel, struktur dan fungsi dari
organel-organel seI.2. Siswa dapat membandingkan organel-organel sel yang terdapat pada sci
tumbuhan dan sel hewan. ..II. Materi Pembelajaran
Sel : Pengertian, Struktur dan fungsi, Membandingkan sel tumbuhan dan selhewan.
III. Langkah-Iangkalt PembeIajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru mereview materi yang telah dipelajari.
114
b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakantes.
2. Kegiatan Intia. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari.b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran
kooperatifteknikjigsaw.c. Guru memperkenalkan mahasiswa PPL akta IV UIN Jakartae. Guru merene3nakan pembelajanm selanjutnya.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mengucapkan salam dan kata-kata penutup.
IV. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.
: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
V. Bahan/Alat/Media Pembelajaranwhite board, spidol, model sci tumbuhan dan sel hewan,OHP, transparansi.
VI. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai
Peneliti
Fika DamayantiNIM. 1030161270&5
.. Ciputat, 2 Agustus 2007Guru Bidang Studi
Eny R Rosyidatun, MANIP. 150377449
lIS
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
SckolahMata PclajaranKclas/ScmcstcrMatcri Pokokl'crtcmua n kcAlokasi Waktu
: MA Pcmbaugunan UIN Jakarta: Biologi: XI IPA/I(satu): ScI: 1 (Sclasa, 7 Agustus 2007): 3 x 40 mcnit
Standar KompctcnsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompctcnsi DasarI.3.Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis,
transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.
IlldikatorI. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya difusi.2. Menjelaskan pengertian dan proses terjadinya osmosis.3. Membandingkan proses difusi dan osmosis.
L Tujuall PcmbclajaranI. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya difusi.2. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dan proses terjadinya osmosis.3. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa difusi dan osmosis dalam
kehidupan sehari-hari.
n. Matcri Pcmbclajaran• Difusi adalah pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi tinggi (hiperlonik) ke daerah lain dengan konsentrasi lebihrendah (hipolonik) sehingga konsentr.asi zat menjadi sarna (isotonik).Contoh peristiwa difusi dalam kehidupan seperti membuat air sirup,membuat air teh, atau menetesnya tinta kedalam air maupun melarutkangula.
• Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) darihipolonis (konsentrasi air tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) kehiperlonis (konsentrasi air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi) melaluimembran diferensial permeabel. Peristiwa osmosis dapat terjadi padapenyerapan air oleh bulu-bulu akaI', menurunnya kadar air (tekanan turgor)
116
pada sel-sel daun yang menyebabkan plasmolisis dan mengkerutnya seldarah merah (krenasi) yang dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonis.
HI. Model/metode PembelajaranKooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw.
IV. Langkah-Ianglrnh PembelajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang difusi dan osmosis.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Intia. Mcmbagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : I). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4).Endositosis, 5). Eksositosis.
b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.
c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan infonnasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru menentukan topik materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tiota, laptop, in focus.
..VI. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.
: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.
117
Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. JakartaTiga Serangkai.
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 2 (Selasa, 14 Agustus 2007): 3 x 40 menit
Standar Kompete!lsiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompetensi DasarMembandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transporaktif, endositosis, dan eksositosis.
1ndikatorI. Menjelaskan proses terjadinya transpor pasif.2. Menjelaskan proses terjadinya transpor aktif.3. Membandingkan proses transpor pasif dan transpor aktif.4. Mendeskripsikan pengertian endositosis dan eksositosis.5. Memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis.
I. Tujuan Pembelajaranl. Siswa dapat menguraikan proses terjadinya transpor pasif dan transpor
aktif.2. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa transpor pasif dan transpor
aktif. .3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa endositosis dan eksositosis.4. Siswa dapat memberikan contoh peristiwa endositosis dan eksositosis.
II. Materi Pembelajaran• Transpor aktif merupakan pemindahan molekul-molekul melintasi
membran plasma dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yangkonsentTasinya tinggi. Transpor Aktif selalu memerlukan energi sel yangtersimpan di dalam ikatan ATP (adenosin trifosfat). Transpor Aktifbersifat melawan gradien konsentrasi. ..
• Transpor pasif adalah transpor molekul-molekul secara sponlan lanpamemerlukan encrgi. Molekul-molekul teresbut bergerak dari daerah yangkonsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Contohtranspor pasifadalah peristiwa difusi dan osmosis.
• Endositosis adalah peristiwa masuknya zat ke dalam sel sebagai akibatmelekuknya membran sel sehingga zat tersebut terjebak dalam sel atauterbungkus oleh membran sel. Endositosis yang terjadi pada zat padatdisebut fagositosis sedangkan apabila zat cair disebut pinositosis.
• Eksositosis adalah peristiwa keluamya zat dari dalam sel. Pengeluaranmateri secara eksositosis dapat dilakukan dengan cara pembentukan
118
vesikel atau kantong yang menyelubungi materi tersebut. Vesikel bergerakke arah membran plasma yang berfusi dengan membran tersebut sehinggamateri di dalamnya dibebaskan ke luar sel.
III. Model/metode PembelajaranKooperatif (belajar kelompok) dengan teknikjigsaw.
IV. Langkah-Iangkah PembelajaranI. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru menanyakan pengetahuan awal Slswa tentang endositosis dan
eksositosis.b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Intia. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang (kolompok asal) dan menentukan topikdiskusi, yaitu : 1). Difusi, 2). Osmosis, 3). Transpor aktif, 4).Endositosis, 5). Eksositosis.
b. Siswa berbagi tugas dalam satu kelompok untuk mengkaji materi yangberbeda.
c. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kajian materi yang sama.d. Diskusi kelompok ahli (yang telah mendapatkan materi yang berbeda).e. Setelah mendapatkan informasi siswa kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan informasi yang telah didapat dari kelompok ahli (diskusikelompok asal).
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mereview kembali materi yang sudah dijelaskan.b. Guru memberitahukan tes yang akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya.
V. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus.
VI. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.
"
: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VII. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penuntun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.
119
Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengetahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai
Pertemuan keAlokasi Waktu
: 3 (Selasa, 21 Agustus 2007): :I x 40 menit
Standar KompetensiMemahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Kompetensi DasarMembandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transporaktif, endositosis, dan eksositosis.
IlldikatorI. Menjelaskan pengertian difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif,
endositosis, dan eksositosis.2. Memberikan contoh peristiwa difusi, osmosis, transpor aktif, transpor pasif,
endositosis, dan eksositosis.
I. Tujuan Pembelajar'anSiswa dapat membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi,osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.
11. Materi PembelajaranTranspor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, daneksositosis)
III. Langkab-Iangkah Pembelajaran1. Kegiatan Pembuka
a. ApersepsiGuru mereview mated yang telah dipelajari.
b. Guru menyuruh siswa menyimpan semua buku karena akan diadakantes. ,\
2. Kegiatan Intia. Guru mengadakan tes (postes) mengenai materi yang telah dipelajari.b. Siswa diminta mengisi kuesioner mengenai model pembelajaran
kooperatif teknikjigsaw.c. Guru merencanakan pembelajaran selanjutnya.
3. Kegiatan Penutupa. Guru mcngucapkan salam dan kata-kata penutup.
120
IV. Bahan/AlatlMedia Pembelajaranwhite board, spidol, kentang, gula, garam, air, teh, tinta, laptop, in focus.
V. PenilaianTeknik penilaianBentuk instrumensoal.
: tertulis: pilihan ganda dengan alasan terbuka sebanyak 20
VI. ReferensiPratiwi, Sri Maryati. 2004. Buku Penunlun Biologi SMA Kelas Xl Jilid 2.Jakarta: Erlangga.Prawirohartono, Siamet. 2000. Sains Biologi 3a. Jakarta : PT BumiAksara.Sri Pujiyanto. 2000. Khazanah Pengelahuan Biologi SMA 2A. Jakarta:Tiga Serangkai.
Peneliti
Fika DamayantiNIM. 103016127085
..
Ciputat, Agustus 2007Guru Bidang Studi
Eny R Rosyidatun, MANIP. 150377449
KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITlANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
(SIKLUS 1)
Satuan PendidikanMata PelajaranAlokasi WaktuJumlah SoalBentuk Soal
: SMA/MA: Biologi: 3 X 40 menit (120 menit): 40 soal: Pilihan ganda dengan reasoning terbuka
apetensi: 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkeeil kehidupan
Konsep/Sub Konsep/ Materi Nomor~tensi Dasar pokokl Materi Uraian Materi Indikator
Soa!Pembela.iaran
;kripsikan sel, 1. Struktur sel dan fungsinya Sel sebagai unit terkecil • Menjelaskan pengeliian sel I•fungsi sel makhluk hidup secara • Mengidentifikasi komponen utal11a dari sel 2terkecil struktural dan fungsional. Sel Menjelaskan pengertian sel eukariotik
0
• .J iterdiri dari l11el11bran plasma, • Mel11berikan contoh sel prokariotik 4sitoplasma, nuklens, dan • Menguraikan komponen dari membran plasma 5organel-organel yang masing- Menjelaskan fungsi inti sel (nukleus) 6•masing mempunyai fungsi 7• Menyimpulkan bagian sel yang berisi bahankhusus.
cairan
• Menjelaskan fungsi mel11bran plasma 8• Menyimpulkan bagian sel yang benar-benar 9
hidup
• Mengidentifikasi sel yang melakukan 10homeostasis
• Menjelaskan fungsi dinding sel II• Menguraikan komponen penyusun dinding sel 12
-
nllIlKaslnbuhan dan sel
~. perbedaan sel tumbuhandan sel hewan. (Organel seltumbuhan dan sel hewan)
•
Sel tumbuhan dan sel hewanterdiri dari, ribosom,retikulum endoplasma, badangolgi, mitokondria, Iisosom,kloroplas, sentriol, plastida,nukleus, nukleoplasma.
•
•
•
••
••
•
•
•
•
•
•
••
•
•
Membedakan struktur sel tumbuhan dan selhewan berdasarkan gam barMemeriksa struktur sel tumbuhan berdasarkantabelMengidentifikasi bagian sel yang tidak terdapatpada sel hewanMenjelaskan vakuola pada sci hewanMengidentifikasi komponen sel yang ditemukanpada sel hewan dan sel tumcuhanMengidentifikasi sel yang termasuk organel selMenganalisis organel yang hanya ditemukanpada sel tumbuhanMengidentifikasi organel yang hanya ditemukanpada se I hewanMenjelaskan fungsi vakuola non kontraktil padasel hewanMengidentifikasi organel yang terdapat disitoplasmaMenganalisis organel sel yang bertanggungjawab atas berlangsungnya pernapasan selmelalui gam barMenganalisis organel sel yang bertugasmengatur seluruh kegiatan sel melalui gambarMenjelaskan fungsi organel yang ditujukanmelalui gam barMenjelaskan fungsi IisosomMenyimpulkan organel yang berperan dalampembelahan selMenjelaskan fungsi organel selmelalui peristiwametamorfosis katakMenyimpulkan organel yang berperan dalamfotosintesis
13
14
15
1617
18
19
20
21
22
23
24
25
2627
28
29
'NN
• Menyil11pulkan organel yang berperan daIam! 30pewarisan sifat '
• Menjelaskan fungsi sentriol 3 I• Mel11bedakan RetikuIul11 endopIasl11a kasar dan 0')
.)-
retikuIul11 endoplasl11a halusMenyill1pulkan organel yang memiliki mell1bran 00• .).)
rangkap
• Menganalisis ciri-ciri retikulul11 endoplasl11a 34
• Menyimpulkan organel yang berfungsi untuk 35sintesis protein 36
• Menjelaskan fungsi mikrotubulus
• Menyimpulkan organel yang berperan daIall1 I 37
oksidasi sel 38
• Menjelaskan fungsi badan golgi
• Menyimpulkan bagian sel yang disebut I 39kariolimfa
,. Menyebutkan organel sel yang ditujukan meIaIui I 40•gambar
tvw
KISI-KISI PENULISAN INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN
(SIKLUS II)
Satuan PendidikanMata PelajaranAlokasi WaktuJumlah SoalBentuk Soal
: SMA/MA: Biologi: 3 X 40 menit (120 menit): 30 soal: Pilihan ganda dengan reasoning terbuka
Pit'"Z "1'''''/ If:."o
"'f" ~ '" 1'4/.::<I "v ..• S, '- '''''1\1,,,,,,~4I,i'tID .14k~"4114<1
~,~, .""1"'''4
Ipetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Konsep/Sub Konsepl MateriNomor,tensi Dasar pokokl Mated Uraian Mated Indikator
SoalPembelaiaranndingkan L Difusi Perpindahan zat (cair/padat) • Mel~ elaskan ciri-ciri transpor secara difusi 1ranspor pada • dari larutan berkonsentrasi • Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi 2fusi, osmosis, tinggi ke larutan laju difusif, endositosis, berkonsentrasi rendah tanpa • Memberikan contoh peristiwa difusi dalanl 3sis) bantuan energi. kehidupan
• Mengidentifikasi syarat partikel dapat melewati 4membran sel secara difusi
• Mengidentifikasi zat-zat yang dapat dengan 5mudah melewati membran plasma pada prosesdifusi
• Mengidentifikasi molekul yang paling mudah 6berdifusi
• Menj elaskan berakhirnya peristiwa difusi 7
• Mengidentifikasi transpor pada membran yang
I8
termasuk tranpor pasif
-N+>-,
oerKonsentrasl renclal1 ke I· Mengidentifikasi beberapa peristiwa osmosis I::'larlltan yang berkonsentrasi i dalam kehidllpantinggi melal11i mcmbran semi • Menjelaskan berakhirnya peristiwa osmosis 13permeabel tanpa bantllan • Menjelaskan yang dimakslld tekanan osmotik 14energl. '. Menjelaskan yang dimakslld tekanan turgor 15
• Mel~elaskan yang dimakslld membran semi 16permeabeJ I
• Menjelaskan pengertian plasmolisis 17• Mcnjelaskan tCljadinya pcristiwa plasmolisis 18 i• Mel~cJaskan terjadinya peristiwa hemoJisis 19
• Menguraikan pengertian transpor seeara transpor 20pasif
• Menganalisis transpor yang termasuk transpor 21Transpor aktif ITranspor yang memerlukan pasif I,
energi untuk keJuar dan • Menguraikan pengertian transpor seeaI'a transpor 22masuknya ion atau molekul aktifzat meJaJui membran plasma. • Menganalisis transpor yang termasuk transpor ')0 I~~
aktif
t Peristiwa memasukkan atau
I>
Endositosis/eksositosismengeluarkan zat padat atau I· Mel~elaskan energi yang digunakan dalam I 24tetes eairan meJaJlli membran. transpor aktif
• MembandingkaIl mekanisme transpor pasif dan I 25traI1SpOr aktif
• Menjelaskan pengertian endositosis 26• Memberikan eontoh peristiwa endositosis 27
• Menjelaskan pengertian pinositosis 28
• Memberikan eontoh peistiwa eksositosis 29
• Memeriksa kondisi sel dalatn dua jenis larutan 30yang berbeda melalui gambar
NU>
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
(SIKLUS I)
Sub PokokAspck Kognitif JumiahBahasan/Konscp
C1 C2 C3 C4 C5 C6Struktur sel dan 1,3*,5*,6, 2,4*,7,9,10* - - - - 12fungsinya 8*, II, 12*Perbedaan sel 16* 15, 17 13*,14 - - - I 5tumbnhan dan selhewanOrganel-organel 21* 18,20,22 19* - - - 5sel tumbuhan dansel hewan
Fungsi organel- 31*,36 > 26,27*,28*, 23*,24*,25* - - - 18organel sel 29*,30*,32,tumbuhan dan sel 33,34*,35,37,hewan 38,39,40*
Total Soal 11 23 5 0 0 0 40
(soal yang valid)uanlan
oom Revisi, Anderson, 2000) to0\
KISI-KISI INSTRUMEN PENELlTlANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN
(SIKLUS II)
- -- --
~ uJumlah ISub PokokAspck Kognitif
BahasanlKonscpCl C2 C3 C4 C5 C6
Difusi 8,9*,4 1*,2,3,5*, - - - - I 9 I6*,7*
Osmosis 10*,15*,16*, 11*,12*,13, - - - - 1017* 14*,18*,19
Transpor aktif 20*,21 *,22*, 26 - - - - 7dan transpor pasif 23*,24,25,
, I ---Endositosis dan 27*,29*, 28,30* - - - - 4eksositosis
Total Soal 15 15 0 0 0 0 30
, (soal yang valid)lUannan
t
loom Revisi, Anderson, 2000)N--.J
d. Sel parenkim
128
Lampiral1 13
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
(SIKLUS I)
Nama:Kelas :Harirranggal :
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Bel'ikan Alasannya!1. Pengertian dari sel adalah ....
a. Bagian terkeeil kehidupanb. Satuan struktural makhluk hidupe. Satuan pengatur aktivitas makhluk hidupd. Bagian asal mula kehidupanAlasannya _
2. Berikut ini yang bukan merupakan bagian utama dari sel adalah ....a. Plasmalema b. Vakuola c. Plasma sel d. NukleusAlasannya _
3. Sel eukariotik adalah ... 'a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat keeilb. Sel yang tidak memiliki membran intie. Sel yang memiliki membran intid. Sel yang tidak memiliki dinding selAlasannyq."'•.'-- ~
4. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah ....a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus
tumbuhanAlasannya•• _
5. Membran plasma terdiri atas ....a. Karbohidrat dan proteinb. Protein dan lipid .•c. Kalium dan natriumd. Karbohidrat dan natriumAlasannya _
6. Fungsi nukleus adalah ....a. Sintesis asam Asetatb. Sintesis asam Aminoc. Sintesis asam nukleatd. Sintesis ProteinAlasannya _
129
7. Bagian dari sci yang tersusun alas bahan dasar cairan yang mengisi sel dandidalamnya lerdapat organcl sel adalah ....a. Nukleoplasma b. Sitoplasma c. Mcmbran sel d. MitokandriaAlasannya~.. _
8. Fungsi dari membran plasma adalah ....a. Melindungi dan memberi bentuk selb. Membantu pembelahan nukleusc. Mengatur zat-zal yang masuk dan keluar seld. Melindungi selAlasaltnya _
d. Mitokrondia9. Bagian yang benar-benar hidup dari suatu sel adalah ....
a. Dinding sel b. Inti sel c. KromosomAlasaltltya _
d. Lisosomc. Mitokondria10. Homeostasis sel dilakukan oleh ....
a. Membran sel b. Dinding selAlasaltllya-----------------------
II. Fungsi dinding sel adalah....a. Mengatur keluar masuknya zat-zat dari sel dan ke selb. Melindungi dan menyokong atau memberi bentuk selc. Mengaktifkan seluruh kegiatan seld. Membantu pengeluaran zatAlasallllya, _
d. Glukosa12. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah ....
a. Fosfolipid b. Kitin c. SelulosaAlasallllya _
Perhatikan gambar berikut!
Oindinlj sal __'"
Moffit,ran sel ---IfI!Senlriol
"I;f;~_r- NukJO;JS
Hewan Tumbuhan
13. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah ....a. Pada sel tumbuh terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan pada sel
hewan tidak adab. Pada sel tumbuhan terdaat vakuola permanen, plastida dan dindinll sel sedanpbn
130
c. Pada sci tllmbllhan tcrdapat lamella tengah, selapllt plasma dan plastidasedangkan pada sel hewan tidak ada
d. Pada sel tumbuhan terdapat sentrial, plastida dan mcmbran sel pada sel hewantidak
AlasaJlJlya _
Dinding sel Silia Vakllola Kloroplas"-
Sentriol __Sel * * *ASel * • *BSel *C * * *
14. Beberapa sifat dari berbagai tipe sel dicatat di dalam tabel berikut
terdapat pada masmg-masmg sei. Yang
d. SelDc. Sel C
Tanda (*) menllIljukan struktm yangmerupakan sel tllmbuhan adalah ....a. Sel A b. Sel BAlasaJlllya _
15. Bagian sci berikut yang tidak ditemukan pada sel hewan adalah ....a. Mitokondria c. Dinding selb. Nllkleus d. SentriolAlasaJlllya _
16. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada ....a. Hewan bersel satub. Hewan yang hidup didaerah panasc. Hewan multiselulerd. Semua sel hewanAlasaJlJlya
----------------.....:...:...-
d . Mitokondriac. Mikrofilamen"
b. Dinding sel
17. Komponen sel yang ditemukan pada sel hewan maupun sel tumbuhan adalah sebagaiberikut kecuali ....a. RibosomAlasaJlJlya-------------------
d. Mikrotubulus18. Dibawah ini merupakan organel scI, kecuali " ..
a. Sitoplasma b. Nukleoplasma c. KloroplasAlasallJlya _
19. Pada sebuah sci ditemukanI. Vakuola 4. Badan golgi2. Ribosom 5. Plastida3. Mitokondria 6. KloroplasOrganel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah ""~ 1,2,3 b.1,5,6 c.2,3,4AlasaJlllVa
d. 3, 4, 5
d. Sentrosom
d. Plastida
20, Organel-organel bcrikut lerdapat pada sci hewan, kecuali....a. Membran sci b. Plastida c. LisosomAlasallllya _
21. Pada sel hewan, vakuola 11011 kotraktil berfungsi untuk ....a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasmab. Mencernakan makananc. Membangun turgor seld. Menyimpan produk-produk selAlasallllya . _
22. Organel berikut ini terdapat di dalam sitoplasma, kecuali ....a. Ribosom b. Dinding sel c. MikrofilamenAlasallllya _
, 131
Untuk soal nomor 23 sampai dengan 25, perhatikan gamber sel berikut.
O'
'.:;
;J:.-::'-Cv -A--- J
23. Organel sel yang bertanggungjawab atas berlangsungnyapemapasan sel adalah ....a. 1 b. 2 c. 3 d. 4Alasallllya_. ~
24. Organel sel yang bertugas mellgatur seluruh kegiatan sel adalah ....a. 1 b. 2 c. 3 .• d. 4Alasallllya _
25. FUllgsi organel nomor 3 adalah ....a. Membetuk lisosomb. Tempat terjadinya fotosintesisc. Sintesis proteind. Sintesis karbohidratAlasallllya _
26. Berikut ini merupakan beberapa fungsi lisosom, keeuali ....a. Sekresi protein b. Mencema zat c. Menjadi kerangka sel
pertahanan seld. Sebagai alat
d. Ribosom
d. Glioksisom
d. Badan golgi
132
27. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sci adalah ....a. Retikllllll11 endoplasma b. Sentriol c. Dinding scI d. Badan golgiAlasaflnya _
28. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penYlIslitan. Peristiwa inidiakibatkan oleh aktivitas ....a. Badan golgi b. Lisosom c. Sentrosom d. Retiklllun
endoplasmaAlasaflnya ~ _
29. Tumbllhan dapat melakllkanfotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organel sel ....a. Vakllola b. Kromosom c. Plastida d. SentrosomAlasalllzya.._~--------------------------
30. Bagian sel yang berperan dalam pewarisafl sifat adalah ....a. Sentrosom b. Kromosom c. LisosomAlasaflllya--------------------
31. Fungsi sentriol bagi sel adalah ....a. Pusat kutub-kutub pembelahan selb. Membentuk ATPasec. Merubah lemak menjadi karbohidratd. Membentllk lisosomAlasaflflya------------------------
32. Perbedaan RE kasar dan RE halus adalah ....a. Lisosom b. Sentrosom c. RibosomAlasall/zya--------------------
33. Organel dibawah ini yang memiliki sistem membrafl rangkap adalah ....a. Lisosom dan ribosomb. Mitokondria dan kloroplasc. Peroksisom dan sentriold. Glioksisom dan peroksisomAlasanflya _
.,34. Beberapa fungsi dan sifat organel adalah sebagai berikut
I. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi2. Membentukjaringan epitel 5. Sebagai alat respirasi3. Untuk sistem proteinCiri relikulum endoplasma adalah ....a. I dan 2 b. I dan 3 c. I dan 4 d. I dan 5Alasanflya _
35. Sinlesis proleill terjadi pada organel sel ....a. Sitoplasma b. Lisosom c. Ribosoarn
Alasanllya.~ _'l\,..-------------------~
133
36. Fungsi lIlikrolubulus adalah ....a. Mengarahkan gerakan komponen-komponen selb. Pembentukan flagelc. Membantu pengeluaran zatd. Penghantaran impuls antar selAlasallllya _
37. Organel sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya oksidasi selmenghasilkan energi dalam bentuk ATP, yaitu ....a. Badan golgi b. Mitokondria c. Nukleus d. RibosomAlasallllya, _
38. Fungsi organel golgi kompleks adala sebagai berikut, kecuali ....a. Membentuk kantong (vesikula) untuk sekresib. Sekresi protein dan glikoproteinc. Membentuk dinding sel tumbuhand. Membentuk membran plasmaAlasallllya-------------------
nukleus yang merupakan CaJran kental dan disebut juga kariolimfa
d. Membran plasmac. Sitoplasmab. Nukleoplasma
39. Bagian dariadalah ....a. NukleusAlasallllya
-------------------
40. Perhatikan gambar sel berikut!
.,
d I hbama organe yang enar a a a .....
Nama Organel1 2
a. Sentriol Plastidab. Kromosom Membran Plasmac. Badan Golgi Plastidad. Mitokondria Ribosom
N
134
Lam pira II 14KUNCIJAWABAN SOAL
SUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
I. B. karena sel merupakan penyusun jaringan yang ada di dalam tubuh makhluk hidup2. B. karena bagian dari organel sel3. C. karena inti selnya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotik
berdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokariotik (I-IOmikrometer)
4. B. karena bakteri tidak mempunyai membran inti5. B. karena protein dan lipid berguna sebagai penunjang rangka dasar membran sel6. C. karena nukleus mengandung informasi genetik berupa ADN (asam deoksiribosa)7. B. karena sekitar 85-95 % bahan penyusun sitoplasma adalah air8. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi zat-zat
yang akan keluar masuk sel9. B. karena berperan dalam pengaturan/pengendalian semua proses dan aktivitas yang
terjadi di dalam sel10. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke dalam
sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap terjagaII. B. karena letaknya di bagian Iuar sel dan sangat kuat dan kaku karena mengandung
selulosa12. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang tersusun
atas serat-serat selulosa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleks yang termasukkarbohidrat
13. B. karena sel hewan tidak mempunyai vakuola, plastida, dan dinding sel14. A. karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplasIS. C. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel16. A. karena vakuola pada sel hewan umumnya keciI, tidak tampak sama sekali, dan
hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu)17. B. karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel sedangkan sel tumbuhan punya18. A. karena sitoplasma merupakan cairan bersifat koloid, jernih, dan homogen yang
dikelilingi oleh membran plasma dan di dalamnya terdapat bermacam-macamorganel sel
19. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan sedangkanribosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbuhan juga ada pada selhewan .•
20. B. karena hanya ada pada sel tumbuhan21. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut juga vakuola
makanan22. B. karena dinding sel bukan merupakan organel dan terletak di luar sel23. A. karena itu adalah mitokondria24. B. karena itu adalah inti sel (nukleus)25. C. karena itu adalah ribosoll126. A. karena itu fungsi badan golgi27. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelull1 inti sel mell1belah, sentriol
membelah terlebih dahulu dan mell1bentuk benang-benang gelendong pembelahan28. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekul-molekul
seperti autolisis, yakni penghancuran diri sel dengan cara ll1ell1heh~<bn <prnn~ ;0;
135
29. C. karcna plastida mcngandung kloroplas yaitu pigmcn klorolll bcrwarna hijau yangbcrpcran pcnting dalam fotosintcsis
30. B. karcna kromosom mcngandung DNA (dcoxyribonuclcic acid) yang mcmbawakodc gcnctik
31. A. karcna scsaat scbclum pembclahan sel, scntriol membclah menjadi dua danmasing-masing bcrgcrak menuju kutub yang berlawanan schingga pada saatpcmbelahan sel menjadi pusat-pusat kutub
32. C. karena pada RE kasar permukaannya terdapat ribosom sedangkan RE halus tidak33. B. karena mitokondria dan kloroplas mempunyai membran dalam dan membran
luar. Pada mitokondria, membran luar membatasi mitkondria dengan sitoplasma danmembran dalam disebut krista. Pada kloroplas, membran luarnya halus danmembran dalam disebut lamella
34. B. karena RE mengandung ribosom dan berperan dalam sintesis protein35. C. karena ribosom sebagai tempat menyimpan protein dari asam amino36. A. karena mikrotubula dapat membentuk organel sitoplasma berupa sentriol, silia,
dan f1agela yang berguna untuk pergerakan sel37. B. karena di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi
respirasi38. B. karena itu merupakan fungsi lisosom39. B. karena di dalamnya terdapat enzim, protein, nukleotida, dan kromatin40. C. karena mitokondria bcrbentuk seperti sosis dan ribosom seperti butir-butir kecil
.;
c. Molekul yang berkonsentrasi rendahd. Tidak larut dalam air
136
Lampiran IS
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSI'OR PADA MEMBRAN
(SIKLUS II)
NamaKelasHad/tanggal
Pilihlah Salah Satu Jawahan Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya!
I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiper/onis) ke larutan yangkonsentrasinya rendah (hip%nis) sehingga larutan menjadi sarna (is%nis),disehut...a. Osmosis b. Difusi c. Transpor Pasif d. EndositosAlasannya _
2. Berikut merupakan heberapafak/or yang mempengaruhi laju difusi, kecuali ....a. Suhu b. Konsentrasi c. Potensial Air d. Ukuran MolekulAlasannya
-----------------3. Peristiwa di bawah ini yang merupakanperris/iwa difusi, kecuali ....
a. Jatuhnya air hujan dari atas langit ke bumi (bawah) sehingga keadaan tanahmenjadi basah dan merata ke seluruh pennukaan tanah
b. Teh yang dicelupkan ke air sehingga warna air menjadi coklat karena dihasilkankonsentrasi larutan yang sama
c. Pada saat sel hewan memasukkan zat makanannya dan sel darah putih menangkapkuman penyakit
d. Penyerapan air oleh oleh bulu-bulu akarAlasannya _
4. Syarat suatu partikel atau molekul dapat melewati membran sel dengan cara difusiadalah ....a. Partikel atau molekul besarb. Dapat larut dalam airAlasaJl/lya------------------------
5. Dibwah ini merupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewati membranpada proses difusi, kecuali ....a. C6HI2 0 6 b. H20 c. O2 d. CO2
AlasaJl/lya-----------------6. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdifusi ....
a. Padat b. Cair c. Gas d. KoloidAlasallllya--------------------
137
d. Tercapai larutan yang isotonise. Tercapai larutan yang isotermis
7. Peristiwa difusi akan berakhir ketika ....b. Tercapai larutan yang hipertonisc. Tercapai larutan yang hipotonisAlasaJlJlya--------------------
d. Eksositosis8. Difusi merupakan transpor'pada membran yang bersifat ....
a. Semi permeabel b. Tranpor aktif c. Transpor pasifAlasaJlJlya
--------------------9. Proses difusi yang di bantu oleh protein-protein tertentu pada membran plasma
disebut....a. Difusi transpor aktif b. Difusi terfasilitasi c. Difusi protein d. Difusi integralAlasaJlJlya
-------------------~
untuk mengeluarkan ataudari konsentrasi tinggi ke
energlplasma
10. Osmosis adalah ....a. Perpindahan zat pelarut (air) dari larutan yang berkonsentrasi rendah menuju ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semi permeabelb. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yang
berkonsentrasi rendah melalui membran selektif permeabelc. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan atau
memasukkan molekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tinggi
d. Perpindahan zat tanpa menggunakanmemasukkan molekul melalui membrankonsentrasi rendah
AlasaJl1zya-------------------------11. Perhatikan ciri-ciri transpor pada membran dibawah ini.
1. Tranpor pasif2. Transpor aktif3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis5. Transpor yang melewati tnembran semi permeabelCiri-ciri osmosis adalah ....a. 1,3,5 b. 1,4, 5 c. 2, 3,4AlasaJl1zya "
d. 3,4,5
12, Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, kecuali ....a. Penyerapan air oleh bulu-bub akarb. Harumnya ruangan setelah disemprot pengharum ruanganc. Mengkerutnya sel darah merahd. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sel-sel daun yang menyebabkan
plasmolisisAlasaJlJlya~. _
13, Osmosis akan berakhir pada saat larutan mencapai ....a, Hipertonis yang mengakibatkan sel pecah (kemolisis)b. Keseimbangan antara larutan hipotonis dengan larutan hioertonis
c. Tekanan Potensial aird. Tekanan konsentrasi sel
c. Sel mengkerut (laenasi)d. Sel seimbang (isotonis)
138
A/asalllzya _
14. Dalam pertistiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masuk kedalamsel akan menambah volume sel sehingga tekanannya pun meningkat. Tekanan yangseperti itu dinamakan....a. Tekanan tugorb. Tekanan osmotikA/asa1l1zya-----------------------
15. Tekanan lurgo~ adaIah....a. Kemampuan sel untuk menyerap air dari lingkunganb. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding selc. Tekanan air yang menyebabkan keluamya air dari sel sehingga sel menjadi
gembung dan tegangd. Tekanan air yang menyebabkan masunya air ke dalam selA/asannya-----------------------
16. Membran semi permeabel adalah....a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya selb. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul guia dan proteinc. Membran yang hanya dapat dilewati oleh aird. Membran yang hanya dapat dilewati oleh melekul berkonsentrasi tinggiA/asanllya _
17. Plasmolisis adalah peristiwa....a. Terlepasnya plasma dari inti selb. Terlepasnya plasma dari dinding selc. Meningkatnya kadar air dalam seld. Rusakn?,a inti selA/asanllYu .~ _
.-,
18. Bagaimana sel mengalami plasmolisis....a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel maka sel akan mengembung dan
pecahb. Jika terialu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerutc. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi seimbangd. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel menjadi
tidak seimbangA/asallllya _
19. Jika berada dalam larutan hipolonis (konsentrasi rendah) maka sel akanmengalami ....a. Sel pecah (hemolisis)b. Sel menyusut (plasmolisis)A/asa1l1zya..---------------------------
20. Proses pengangkutan secara Irallspor pasif adalah....a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molp.klll
d. Osmosis
d. ADN
139
b. Mcnggunakan cncrgi untuk I11cngcluarkan atau I11cl11asukkan molekul-l11olekutanpa l11elalui I11cl11bran plasma
c. Tanpa l11enggunakan encrgi untuk l11engeluarkan atau memasukkan molekulmolekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke rendah
d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi
Alasannya ~
21. Transpor pada l11embran yang termasuk transpor pasif adalah ....a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. Pinositosis
Alasannya--------------------
22. Proses pengangkutan secara transpor aktifadalah proses pengangkutan....a. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul
molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasib. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul
molekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasic. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul
melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggid. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul-molekul
tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendahAlasannya------------------------
23. Transpor pada mcmbran yang termasuk transpor aktif adalah ....a. Difusi b. Plasmolisis c. EndositosisAlasannya _
24. Dalam transpor aktifyang menjadi sumber energi adalah ....a. NADH b. ATP c. ADP
Alasannya _
25. Di bandingkan transpor pasif, transpor aktifmemiliki beberapa kelebihan, kecuali ....a. Dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuran kecilb. Dapat menengkut molekul zat yang berukuran besarc. Zat yang diangkut dapat ditimbun di dalam seld. Dapat mengangkut molekul-molekul4at untuk melawan perbedaan konsentrsiAlasallllya--------------------
26. Endositosis adalah ....a. Peristiwa mengeluarkan zat padat atau tetes cairan melalui membranb. Peristiwa memasukkan zat padat melalui membranc. Peristiwa keluar masuknya sel melalui membrand. Pengeluaran materi ke luar dari selAlasalllzya _
27. Endositosis terjadi pada peristiwa....a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darahb. Pemecahan makanan oleh sel amoeba
140
A/asallllya _
28. Ada 2 macam bentuk endositosis, yaitu fagositosis dan pinositosis. Yang dimaksuddengan pinositosis adalah....a. Pemasukkan partikel berupa zat cairb. Pemasukkan partikel berupa zat padatc. Pemasukkan partikel berupa gasd. Pemasukkan partikel berupa molekul sederhanaA/asallllya
29. Contoh dari eksositosis adalah ....a. Sci darah putih yang melawan mikroorganismeb. Proses pembentukan molekul-molekul besarc. Sekresi hormon oleh sel-sel hewan tertentud. Penelanan atau pemasukkan partikel padatA/asallllya ;
30. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yang berbedakonsentrasinya.
Igambar tersebut dapat disimpulkan bahwa dibanding larutant k't I d lah
Berdasarkan.t I ISI OPl asma, aru an se 1arseaa .... .,
J IIa. Isotonis Hipertonisb. Hipotos Isotonisc. Hipertonis Hipotonisd. Hipotonis Hipertonis
A/asallllya
141
Lampinm 16KUNCI JAWABAN SOAL
SUB KONSEP TRANSPOR PAlM MEMBRAN
I. B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sel dengan caramengikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasirendah. Transportasi zat seperti itu disebut transpor pasif
2. C. karena yang mempengaruhi laju difusi adalah suhu, konsentrasi, ukuran molekul,dan wujud materi
3. B. karena terjadi pergerakkan molekul teh dari konsentrasi tinggi menyebar keseluruh bagian air yang berkonsentrasi rendah sehingga larutan menjadi homogen
4. B. karena molekul yang larut dalam air akan berdifusi lebih cepat dari pada molekulyang tidak larut dalam air
5. A. karena C6HI206 termasuk molekul besar dan kompleks sedangkan molekulyang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada proses difusi adalahmolekul kecil dan sederhana seperti 02, H20
6. C. karena difusi sangat cepat terjadi pada zat berwujud gas7. C. karena larutan telah mencapai konsentrasi yang sama8. C. karena tidak membutuhkan energi9. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh protein
protein tertentu pada membran plasma10. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarut (air) dari larutan yang'
konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konsentrasi tinggi(hipertonis) melalui membran semi permeabel
11. B. karena osmosis termasuk transpor pasif dan perpindahan molekul zat pelarut(air) dari larutan yang konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yangkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semi permeabel
12. B. karena itu merupakan contoh peristiwa difusi13. C. Karena jika tekanan osmosis dan tekanan turgor telah mencapai keseimbangan
maka peristiwa osmosis akan berhenti.14. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sel untuk menyerap air dari
lingkungannya15. B. Karena terjadi di dinding sel.16. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh moleku-molekul yang
berukuran kecil seperti air17. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasi
tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak keluar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dindingsel
18. B. karena di luar sel dalam kondisi hipertonis yaitu larutan dengan konsentrasitinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga air akan bergerak keluar meninggalkan sel akibatnya sel menyusut karena plasma terlepas dari dindingsel
19. A. karena sel akan membengkak jika berada dalam larutan hipotonis yaitu dengankonsentrasi di luar sellebih rendah dibanding konsentrasi di dalam sel
20. C. karena transportasi zat berlangsung dengan cara mengikuti aliran perbedaankonsentrasi
21. C. karena tidak membutuhkan energi
142
23. C. karena membutuhkan cnergi24. B. karena sumber energi untuk transpor aktif adalah energi metabolik yang
dihasilkan oleh sel dan di simpan sebagai ATP. Dengan adanya energi tersebuttranspor aktif mampu menggerakkan molekul-molekul untuk bergerak melawanperbedaan konsentrasi
25. A. karena transpor aktif dapat mengangkut molekul-molekul zat yang berukuranbesar
26. B. karena endo= ke dalam, kytos= sel. Jadi, endositosis adalah proses memasukkanpartikel/molekul ke dalam sel
27. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel28. A. karena dalam bahasa yunani pinG = minum. Jadi, pinositosis yaitu pemasukan
molekul/zat berupa zat eair ke dalam sel.29. C. karena mengeluarkanlmenyekresikan produk.30. D. karena gambar 1, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipotonik) dibanding
di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan sel menjadi gembung.Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karena konsentrasi di dalam sellebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel (hipertonik).
"
143
Lampiran 17
INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
(SIKLUS I)
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Tepat dan Berikan Alasannya!
1. Sel eukariotik adalah ....a. Sel yang paling sederhana dan berukuran sangat kecilb. Sel yang tidak memiliki membran intic. Sel yang memiliki membran intid. Sel yang tidak memiliki dinding selAlasannya _
2. Dibawah ini yang merupakan sel prokariotik adalah ....a. Sel darah merah b. Bakteri c. Virus d. Sel parenkim tumbuhanAlasannya-----------------------
3. Membran plasma terdiri atas ....a. Karbohidrat dan proteinb. Karbohidrat dan natriumc. Kalium dan natriumd. Protein dan lipidAlasatUlya _
4. Fungsi dari membran plasma adalah ....a. Memberi bentuk selb. Membantu pembelahan nukleusc. Mengatur zat-zat yang masnk dan keluar seld. Melindungi selAlasannya _
d. Lisosom"
c. Mitokondria5. Homeostasis sel dilakukan oleh ....
a. Membran sel b. Dinding selAlasannya _
d. Glukosa6. Senyawa karbohidrat penyusun dinding sel adalah ....
a. Fosfolipid b. Kitin c, SelulosaAlasannya _
Tumbuhan
d.3,4,5
144
Perhatikan gambar berikut!
Hewan
7. Perbedaan yang mencolok antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah ....a. Pada sel tumbuhan terdapat kloroplas, plastida dan membran sel sedangkan
pada sel hewan tidak adab. Pada sel tumbuhan terdapat vakuola pennanen, plastida dan dinding sel
sedangkan pada sel hewan tidak adac. Pada sel tumbuhan terdapat lamella tengah, selaput plasma dan plastida
sedangkan pada sel hewan tidak adad. Pada sel tumbuhan terdapat sentriol, plastida dan membran sel pada sel
hewan tidak adaAlasannya
----------------------8. Pada sel hewan vakuola dijumpai pada ....
a. Hewan bersel satub. Hewan yang hidup didaerah panasc. Hewan multiselulerd. Semua sel hewanAlasannya _
9. Pada sebuah sel ditemukan1. Vakuola 4. Badan golgi2. Ribosom 5. Plastida3. Mitokondria 6. KloroplasOrganel yang hanya ditemukan pada tumbuhan adalah ....a.I,2,3 b.I,5,6 c.2,3,4Alasannya---------------------
10. Pada sel hewan, vakuola non kotraktil berfungsi untuk ....a. Menjaga tekanan osmotik sitoplasmab. Mencemakan makananc. Membangun turgor seld. Menyimpan produk-produk selAlasannya _
145
Untuk soal nomor II sampai dengan 13, perhatikan gamber sel berikut.
yang bertanggung jawab atas berlangsungnya pernapasan sel
d.4c. 3b.2
I I. Organel seladalah ....a. IAlasannya _
12. OrganeI sel yang bertugas mengatur seluruh kegiatan sel adalah ....a. 3 b. 4 c.5 d. 6Alasannya _
13. Fungsi organel nomor 3 adalah ....a. Membentuk lisosomb. Tempat teIjadinya fotosintesisc. Sintesis karbohidratd. Sintesis proteinAlasannya----------------------
14. Organel yang berperan besar dalam proses pembelahan sel adalah ....a. Retikulwn endoplasma b. Sentriol c. Dinding sel d. Badan golgiAlasannya _
15. Pada peristiwa metaforfosis katak, ekor berudu mengalami penyusutan.Peristiwa ini diakibatkan oleh aktivitas ....a. Badan golgi b.Lisosom c. Sentrosom d. Retikulwn endoplasmaAlasannya------------------------
16. Twnbuhan dapat melakukanJotosintesis. Peristiwa ini ditunjang oleh organelsel ....a. Vakuola b. Kromosom c. Plastida d. SentrosomAlasannya _
17. Bagian sel yang berperan dalam pewarisan sifat adalah ....a. Sentrosom b. Kromosom c. Lisosom d. Ribosoll1Alasannya-----------------------
146
18. Fungsi sentriol bagi sel adalOO ....a. Pusat kutub-kutub pembelOOan selb. Membentuk ATPasec. MerubOO lemak menjadi karbohidratd. Membantu lisosomAlosonnyo _
19. Beberapa fungsi dan sifat organel adalOO sebagai berikut1. Mengandung ribosom 4. Sebagai alat ekskresi2. Membentukjaringan epitel 5. Sebagai alat respirasi3. Dntuk sistem proteinCiri retikulum endoplasma adalOO ....a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. I dan 5Alosonnyo _
20. Perhatikan gambar sel berikut!
d 100bama organe. yang enar a a .....Nama Orll.anel
1 3a. Sentriol Plastida ..b. Kromosom Membran Plasmac. Badan Golci Plastidad. Mitokondria Ribosom
N
Alasonnyo _
147
Lampiran 18
KUNCI JAWAllAN
1. C. karena inti se1nya sudah diselaputi membran inti dan ukuran sel eukariotikberdiameter 10-100 mikrometer sudah lebih besar dibanding sel prokaIiotik(1-10 mikrometer)
2. B. karena bakteIi tidl!k mempwlyai membran inti3. B. karena protein dan lipid bergWla sebagai penWljang rangka dasar membran
sel4. C. karena membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu mampu menyeleksi
zat-zat yang akan keluar masuk sel5. A. karena membran sel yang mengatur keluar masuknya zat-zat dari dan ke
dalam sel sehingga keseimbangan zat dalam sel tetap teIjaga6. C. karena pada awal terbentuknya dinding sel merupakan selaput tipis yang
tersusWl atas serat-serat selu1osa, yaitu suatu senyawa polisakarida kompleksyang termasuk karbohidrat
7. B. karena sel hewan tidak mempWlyai vakuola, plastida, dan dinding sel8. A. karena vakuola pada sel hewan umwnnya kecil, tidak tampak sama sekali,
dan hanya ditemukan pada amoeba dan paramecium (hewan bersel satu)9. B. karena vakuola, plastida, dan kloroplas hanya ada di sel tumbuhan
sedangkan Iibosom, mitokondria, dan badan golgi selain ada di sel tumbu1lanjuga ada pada sel hewan
10. B. karena vakuola non kontraktil/vakuola tidak berdenyut disebut jugavakuola makanan
11. A. karena itu adalah mitokondria12. B. karena itu adalah inti sel (nukleus)13. C. karena itu adalah ribosom14. B. karena sentriol terletak di dekat nukleus, sebelum inti sel membelah,
sentriol membelah terlebih dahulu dan membentuk benang-benang gelendongpembelahan
15. B. karena berkaitan dengan fungsi lisosom sebagai penguraian molekulmolekul seperti autolisis, yakni penghancuran diIi sel dengan caramembebaskan semua isi lisosom dalam sel. Contohnya pada berudu yangmenginjak dewasa dengan menyerap kembali ekomya
16. C. karena plastida mengandung kloroplas yaitu pigmen klorofil berwama hijauyang berperan penting dalam fotosintesis
17. B. karena kromosom mengandWlg DNA (deoxyIibonuc1eic acid) yangmembawa kode genetik
18. A. karena sesaat sebelum pembelahan sel, sentriol membelah menjadi dua danmasing-masing bergerak menuju kutub yang berlawanan sehingga pada saatpembelahan sel menjadi pusat-pusat kutub
19. B. karena RE mengandWlg ribosom dan berperan dalam sintesis protein20. C. karena mitokondIia berbentuk seperti sosis dan Iibosom seperti butir-butir
kecil
c. DitllSi proteind. Difusi integral
oleh protein-protein tertentu pada membran
148
Lampiran 19
INSTRUMEN PENELITIANSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN (SIKLUS II)
Pilihlah salah satn jawaban yang paling tcpat dan bcrikan alasannya!
I. Perpindahan zat dari larutan konsentrasinya tinggi (hiperlonis) ke larutan yangkonsentrasinya rendah (hipolonis) schingga larutan menjadi sama (isolonis).disebut. ..a. Osmosis b. Dil'usi c. Transpor Pasil' d. EndositosAlasannya
Di bawah ini mcrupakan zat-zat terlarut yang dapat dengan mudah melewatimcmbran pada proses difusi, keClwli ....a. C"HI206 b. !-hO c. O2 d. CO2
Alasannya
3. Diantara bentuk zat di bawah ini, zat mana yang paling mudah berdil'usi ....a. Padat b. Cair c. Gas d. KoloidAlasannya _
4. Pcristiwa dil'usi akan berakhir ketika ....a. Tercapai larutan yang hipertonisb. Tercapai larutan yang hipotonisc. Tercapai larutan yang isotonisd. Tercapai larutan yang isoterm isAlasannya _
5. Proses dil'usi yang di bantuplasma disebul ....a. Dil'usi transpor aktil'b. Dil'usi tcrl'asilitasiAlasannya _
6. Osmosis adalah ....a. Perpindahan zat pelarut (air) dari lar;;tan yang berkonsentrasi rendah
menuju ke larutan yang berkonsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel
b. Perpindahan zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi kelarutan yangberkonsentrasi rendah melalui membran selektil'permeabel
c. Perpindahan zat dengan menggunakan energi untuk mengeluarkan ataumcmasukkan molekul mclalui membran plasma dari konscntrasi rendah kekonsentrasi tinggi
149
d. Pcrpindahan zat tanpa mcnggunakan cnergi untuk mengcluarkan ataumcmasukkan molekul mclalui mcmbran plasma dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rcndah
Alasannya _
7. I'crhatikan ciri-ciri trans pOI' pada mcmbran dibawah ini!I. Tranpor pasi f2. Transpor aktif3. Perppindahan zat dari hipertonis ke hipotonis4. Perpindahan zat dari hipotonis ke hipertonis5. Transpor yang melewati membran semi permcabelCiri-eiri osmosis adalah ....a.1.3.5 b.I.4,5 c.2,3,4 d.3,4,5Alasannya---------------------- _
8. Di bawah ini merupakan peristiwa osmosis, keeuali ....a. Penycrapan air oleh bulu-bulu akarb. Harumnya ruangan setelah disemprot pcngharum ruanganc. Mengkerutnya sel darah merahd. Menurunnya kadar air (tekanan turgor) pada sci-sci daun yang
mcnyebabkan plasmol isisAlasannya---------------------
9. Dalam pel1istiwa osmosis di dalam sel, molekul-molekul air yang masukkedalam sci akan menambah volume sci sehingga tekanannya pun meningkat.Tekanan yang sepel1i itu dinamakan....a.Tekanan b.Tekanan e.Tekanan potensial d.Tekananturgor osmotik air konsentrasi selAlasannya---------------------------
10. Tekanan turgor adalah ....a. Kemampuan seluntuk menyerap air dari lingkunganb. Tekanan air terhadap membran yang melekat pada dinding scic. Tekanan air yang mcnyebabkan keluarnya air dari sel sehingga sci menjadi
gcmbung dan tegangd. Tekanan air yang menyebabkan masuny~.air ke dalam selAlasannya---------------------
II. Membran semi permeabel adalah ....a. Membran yang digunakan sebagai keluar masuknya selb. Membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul gula dan proteine. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh aird. Mcmbran yang hanya dapat dilewati oleh molekul berkonsentrasi tinggiAlasannya-------------------------
150
12. PlaslIlolisis adalah peristiwa....a. Terlepasnya plasma dari inti selb. Terlepasnya plasma dari dinding selc. Meningkatnya kadar air dalam seld. Rusaknya inti selAlasannya
------------------13. Bagaimana selmengalami plasmolisis ....
a. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam selmaka sci akan mengembung danpecah
b. Jika terlalu banyak air yang ke luar sel maka sel akan mengkerutc. Jika banyaknya air yang ke luar dan masuk sama sehingga sel menjadi
seimbangd. Jika air yang ke luar dan masuk sel tidak sama banyaknya sehingga sel
menjadi tidak seimbangAlasannya _
14. Proses pengangkutan secara tramjJor pasif adalah ....a. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul
molekulmelalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasib. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekul
moleku tanpa melalui membran plasmac. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan
molekul-molekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi kerendah
d. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkanmolekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaan konsentrasi
Alasannya _
15. Transpor pada membran yang tennasuk transpor pasif adalah ....a. Endositosis b. Fagositosis c. Osmosis d. PinositosisAlasannya"- _
16. Proses pengangkutan secara tral1spor ak/ifadalah proses pengangkutan....a. Tanpa menggunakan energi untuk rqengeluarkan atau memasukkan
molekul-molekul melalui membran plasma melawan perbedaankonsentrasi
b. Tanpa menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkanmolekul-molekul tanpa melalui membran plasma melawan perbedaankonsentrasi
c. Menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan molekulmolekul melalui membran plasma dari konsentrasi rendah ke konsentrasitinggi
151
d. Menggunakan energi untuk mcngeluarkan atau memasukkan molckulmolekul tanpa melalui membran plasma dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah
Alasannya _
d. Osmosis17. Transpor pada membran yang termasuk transpor aktif adalah
a. Difusi b. Plasmolisis c. EndositosisAlasannya---------------------
18. Endositosis terjadi pada peristiwa....a. Pengeluaran zat sisa oleh sel darahb. Pemecahan makanan oleh sel amoebac. Penangkapan makanan oleh sel amoebad. Sel-sel sekretoris menyekresikan produkAlasannya-------------------------
19. Contoh dari cksositosis adalah ....a. Sel darah putih yang melawan mikroorganismeb. Proses pembentukan molekul-molekul besarc. Sekresi hormon oleh scl-sel hewan tertentud. Penelanan atau pemasukkan partikel padatAlasannya _
20. Perhatikan kondisi sel yang dimasukkan ke dalam dua jenis larutan yangberbeda konsentrasinya. I
....I II
a. Isotonis Hipertonisb. Hipotos Isotonisc. Hipertonis Hipotonisd. Hipotonis Hipertonis
"Berdasarkan gam bar tersebut dapat disimpulkan ballWa dibanding larutansitoplasma, larutan sekitar sel adalah
Alasannya _
Lampiran 20
KUNCI JAWABAN SOALSUB KONSEP TRANSPOR PADA MEMBRAN
152
I. B. karena proses keluar masuknya bahan/zat dari dan ke dalam sci dengan earumcngikuti aliran perbedaan konsentrasi yaitu dari konscntrasi tinggi kekonsentrasi rendah. Trunsportasi zat seperti itu disebut transpor pasif
, A. karena C6H 1206 tennasuk molekul besar dan kompleks sedangkanmolckul yang dapat dengan mudah melewati membran plasma pada prosesdifusi adalah molekul keeil dan sederhana sepelii 02, H20
3. C. karena difusi sangat eepat terjadi pada zat berwujud gas4. C. karena larulan tclah meneapai konsenlrasi yang sama5. B. karena difusi terfasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu olch
protein-protein tcrtentu pada membran plasma6. A. karena osmosis perpindahan molekul zat pelarul (air) dari larutan yang
konsentrasi rendah (hipotonik) menuju ke larutan yang konscntrasi tinggi(hipcrtonis) mclalui membran semi penneabel
7. B. karena osmosis tennasuk transpOI' pasif dan perpindahan molekul zalpelarul (air) dari lanilan yang konsentrasi rendah (hipolonik) menuju kelarutan yang konsentrasi tinggi (hipertonis) mclalui membran semi permeabel
8. B. karena itu merupakan eontoh peristiwa difusi9. B. karena tekanan osmotik merupakan kemampuan sci untuk menyerap air
dari lingkungannya10. B. Karena teljadi di dinding sel.II. C. karena membran plasma hanya dapat dilewati oleh molcku-molckul yang
berukuran keeil seperti air12. B. karen a di luar sel dalam kondisi hipelionis yailu larutan dengan
konsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sci sehingga airakan bergerak kc luar meninggalkan sci akibatnya selmenyusut karena plasmalerlepas dari dinding sci
13. B. karena di luar sci dalam kondisi hipcrtonis yaitu larutan dengankonsentrasi tinggi jika dibangdingkan konsentrasi di dalam sel sehingga airakan bergerak ke luar meninggalkan sel akibalnya sel menyusut karena plasmaterlepas dari dinding sel
14. C. karena transpOliasi zat berlangsung dengan eara mcngikuli aliran perbcdaankonsentrasi
15. C. karena tidak membutuhkan energi "16. C. karena transportasi zat berlangsung dengan eara melawan al iran perbedaan
konsentrasi, jadi membutuhkan energi dalam bentuk ATP17. C. karena membutuhkan energi18. C. karena merupakan proses memasukkan zat padat ke dalam sel19. C. karena mengeluarkan/menyekresikan produk.20. D. karena gambar I, larutan di luar sel konsentrasinya rendah (hipolonik)
dibanding di dalam sel (hipertonik) sehingga air masuk ke dalam sel dan scimcnjadi gembung. Sedangkan gambar II sel mengalami penyusutan karenakonsentrasi di dalam sel lebih rendah bila dibandingkan konsentrasi di luar sel(hiperlonik).
Impiran 21Tabel 25. Skor VaJidltas Uji coba Instrumen Penelitian
SubKonsep Struktur dan Fungsi Set (SIKLUS I)Butir Soal
----
swa X X21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 24 576
2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156
3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 29 841
4 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 11565 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225
6 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 " 1 1 1 1 1 1 30 900
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 14448 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 32 10249 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33 1089
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 32 10241 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 784
2 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 26 676
3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
4 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 625
5 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 8416 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 21 4417 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 29 841
8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 36 1296
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 34 1156
0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 " 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 8412 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 23 529
3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 28 784
• 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 30 900; 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 32 1024; 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 35 1225r 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 841l 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 35 1225l 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 1089l 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296,0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 " 0 0 0 1 1 1 1 27 729
, 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 33 10891 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 28 7841 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 a 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 32 10240 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 , 0 1 1 1 1 30 9001 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 30 900
23 8 27 32 34 15 20 34 27 32 28 27 20 36 36 30 33 11 32 33 29 21 31 30 27 10 33 31 32 28 36 36 33 26 32 25 35 31 37 30 1134 35262V>W
154
Lampinll) 22
PERHITUNGAN KRITERIA VAUDITAS UJI COBA INSTRUMEN UNTUK
SIKLUS 1
Langkah perhitungan kriteria validitas UJI coba instrumen untuk siklus dengan
menggunakan rumus Koefisien Point Biserial
=
Mp-Mr
SOt
Keterangan :
Mt = Mean secara keseluruhan
SOt = Standar deviasi
rpb. = Koefisien korelasi product moment
p = Proporsi responden yang menjawab salah
q = Proporsi responden yang menjawab benar
Mp = Mean responden yang menjawab benar
Contoh soal no. I
Sebelum mencari nilai rpbi terlebih dahulu mencari nilai MP
Banyaknya siswa yang menjawab soal benarMP =
Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal
Mp =711
23
30,913
..
Kemudian mencari nilai Mt
~xt
MtJumah siswa
1134=---
17
Sclanjutnya mcncari nilai SDt
SOtN N
=~ 953,027 - 939,339
=,j 13,688
= 3,69
Kemudian mencari nilai p dan q
Jumlah siswa yang menjawab benar
155
p
p
=
23
37
= 0,62
Jumlah siswa
q = 1- p
= 1-0,62
= 0,38
Masukkan rumus Koefisien Point Biserial
Mp-Mt
~fpbi = .,SOt
30,913 - 30,648 ~'62=
3,69 0,38
= 0,0718 x 1,2773
= 0,0917 (invalid)
ftab > fhit
Lampiran 23
Tabel 26. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen
(Siklus I)
156
NO Mp Mt Sot P q rpbi rtbl kriteria
1 30.913 30.648 3.69 0.62 0.38 0.092 0.325 invalid
2 32.875 30.648 3.69 0.22 0.78 0.32 0.325 invalid
3 33.777 30.648 3.69 0.73 0.27 1.394 0.325 valid
4 31.375 30.648 3.69 0.86 0.14 0.488 0.325 valid
5 31 30.648 3.69 0.92 0.08 0.326 0.325 valid
6 31 30.648 3.69 0.41 0.59 0.08 0.325 invalid
7 31.4 30.648 3.69 0.54 0.46 0.24 0325 invalid
8 31 30.648 3.69 0.92 008 0.326 0.325 valid
9 30.704 30.648 3.69 0.73 0.27 0.026 0.325 invalid
10 31.406 30.648 3.69 0.86 0.14 0.509 0.325 valid
11 31.071 30.648 3.69 0.76 0.24 0.205 0.325 invalid
12 31925 30.648 3.69 0.73 0.27 0.569 0.325 valid
13 32.1 30.648 3.69 0.54 0.46 0.426 0.325 valid
14 30.75 30.648 3.69 0.97 0.03 0.162 0.325 invalid
15 30.833 30.648 3.69 0.97 0.03 0.285 0.325 invalid
16 31.3 30.648 3.69 0.81 0.19 0.365 0.325 valid
17 30.575 30.648 3.69 0.89 0.11 -0.056 0.325 invalid
18 31.818 30.648 3.69 0.29 0.7 0.204 0.325 invalid
19 32.125 30.648 3.69 0.86 0.14 0.992 0.325 valid-
20 30.969 30.648 3.69 0.89 0.11 0.247 0.325 invalid
21 31.379 30.648 3.69 0.78 0.22 0.373 0.325 valid
22 31.238 30.648 3.69 0.57 0.43 0.184 0.325 invalid
23 31.194 30.648 3.69 0.84 0.16 0.338 0.325 valid
24 31.3 30.648 3.69 0.81 0.19 0.365 0.325 valid
25 31.555 30.648 3.69 0.73 0.27 0.404 0.325 valid
26 31.3 30.648 3.69 0.27 0.73 0.108 0.325 invalid
27 31.182 30.648 3.69 0.89 0.11 0.412 0.325 valid
28 31.226 30.648 3.69 0.84 0.16 0.359 0.325 valid
29 31.118 30.648 3.69 0.92 0.08 0.432 0.325 valid
30 32.321 30.648 3.69 0.76 0.24 0.812 0.325 valid
31 30.861 30.648 3.69 0.97 ., 0.03 0.328 0.325 valid
32 30.611 30.648 3.69 0.97 0.03 -0.057 0.325 invalid
33 30.969 30.648 3.69 0.89 0.11 0.249 0.325 invalid
34 31.5 30.648 3.69 0.7 0.3 0.353 0.325 valid
35 30937 30.648 3.69 0.86 0.14 0.194 0.325 invalid
36 31.36 30.648 3.69 0.68 0.32 0.281 0.325 invalid
37 30.914 30.648 3.69 0.95 0.05 0.314 0.325 invalid
38 29.935 30.648 3.69 0.84 0.16 -0.443 0.325 invalid
39 30.648 30.648 3.69 1 0 0 0.325 invalid
40 31.5 30.648 3.69 0.81 0.19 0.477 0.325 valid
Lampiran 24Tabel 27. Skor Validitas Vji Coba Instrumen Penelitian
Sub Konsep Transpor Pada Membran (SIKLUS II)
SiswaButir Soal
X X21 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 2892 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 22 4843 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 3244 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 21 4415 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 13 1696 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 19 3617 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 1968 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 21 4419 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 21 441
10 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 25611 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 15 22512 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 19 36113 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 32414 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 18 32415 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 19 36116 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 21 44117 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 21 44118 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 15 22519 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 44120 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 22 48421 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 20 40022 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40023 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40024 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 13 16925 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 20 40026 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 40027 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 13 16928 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 12 14429 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 19 36130 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 40031 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25 62532 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 21 44133 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 12 14434 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 21 44135 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 13 169X 33 9 31 11 26 11 33 23 3 33 29 15 10 27 22 20 13 29 9 15 31 26 30 34 9 19 2 31 31 25 639 12043
Lampiran 25
Tabel28. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen
(Siklus II)
158
NO Mp Mt SOt P q rpbi rtbl kriteria
1 18.576 18.257 3.28 0.94 0.06 0.385 0.325 valid
2 19111 18.257 3.28 0.26 0.74 0154 0.325 invalid
3 18.194 18.257 3.28 0.89 0.11 -0.05 0.325 invalid
4 18.545 18.257 3.28 0.31 0.69 0.059 0.325 invalid
5 18.885 18.257 3.28 0.74 0.26 0.325 0.325 valid
6 20.727 18.257 3.28 0.31 0.69 0.51 0.325 valid
7 18606 18.257 3.28 0.94 0.06 0.43 0.325 valid
8 18.217 18.257 3.28 0.66 0.34 -0.02 0.325 invalid
9 22 18.257 3.28 0.09 091 035 0.325 valid
10 18.545 18.257 3.28 0.94 006 0.36 0.325 valid
11 18.759 18.257 3.28 0.83 0.17 0.34 0.325 valid
12 20.266 18.257 3.28 0.43 0.57 053 0.325 valid
13 17.3 18.257 3.28 0.29 0.71 -0.18 0.325 invalid
14 19.296 18.257 3.28 0.77 0.23 0.58 0.325 valid
15 19.273 18.257 3.28 0.63 0.37 0.403 0.325 valid
16 19.3 18.257 3.28 0.57 0.43 0.37 0.325 valid
17 20.385 18.257 3.28 0.37 0.63 0.502 0.325 valid
18 19.207 18.257 3.28 0.83 0.17 0.64 0.325 valid
19 19.444 18.257 3.28 0.26 0.74 0.21 0.325 invalid
20 19.533 18.257 3.28 0.43 0.57 0.34 0.325 valid
21 18.839 18.257 3.28 0.89 0.11 0.49 0.325 valid
22 18.962 18.257 3.28 0.74 0.26 0.36 0.325 valid
23 18.833 18.257 3.28 0.86 0.14 0.43 0.325 valid
24 18.412 18.257 3.28 0.97 0.03 0.27 0.325 invalid
25 18.666 18.257 3.28 0.26 0.74 0.07 0.325 invalid
26 17.684 18.257 3.28 0.54 0.46 -0.19 0.325 invalid
27 22.5 18.257 3.28 0.06 0.94 0.327 0.325 valid
28 18.548 18.257 3.28 0.89 0.11 0.25 0.325 invalid
29 18.806 18.257 3.28 0.89 0.11 0.47 0.325 valid
30 19.16 18.257 3.28 0.71 0.29 0.44 0.325 valid
Butir SoalX :',,-,~) ;Z -,
3 4 5 8 10 12 13 16 19 21 23 24 25 27 28 29 30 31 34 401 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 144
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1,
1 0 12 144
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 256
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 256
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15 225
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 13 169
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8 64
0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 10 100
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 8 64
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 15 225
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 256
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
0 1 1 1 1 > 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 256
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 11 121
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 13 169
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 289
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 15 225
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 17 289
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 361
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 256
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 16 256
1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 169
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 16 256
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 14 196
27 32 34 34 32 27 20 30 32 29 31 30 10 33 31 32 28 36 26 30 584 9588
072973 0,86486 0,91892 0,91892 0,86486 0,72973 0.54054 081081 0,86486 0.78378 083784 081081 0.27027 089189 0,83784 0,86486 a 75676 0.97297 07027 0,81081
027 0,14 008 0,08 014 0.27 0,46 0,19 0.14 022 016 019 073 011 016 o 14 0.24 0,03 03 a 19
01971 0.1204 0,0736 00736 0,1204 01971 0,2484 01539 01204 01716 01344 01539 °1971 00979 01344 0,1204 01824 00291 021 01539 2.89
'an 26Tabel 29. Skor Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Sub Konsep Struktur dan Fungsi Sel (SIKLUS I)
u,
V>'C!
Lampinln 27
Perhitungan Reliabilitas Hasil Vji Coba Instrumen
Siklus I
LX ~ 584
Lx2 ~ 9588
Banyak data (N) ~ 37
160
~~\j37
341056
1369
~\259,14 - 249,13 3,16
Koefisien Reliabilitas dihitung dengan mengggunakan mmus K-R 20 sebagai berikut :
= 1,03
=r 37 l [3,16
2- 2,888 ]
[ 36 j 3,162
[9,9856 - 2,888J
L 9,9856
= 1,03 (0,7108)
~ 0,732
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas :
rll ~ 0,91-1,00 = sangat tinggi
rll ~ 0,71 - 0,90 = tinggi
rll ~ 0,41 - 0,70 ~ cukup
rll ~ 0,21 - 0,40 ~ rendah
rll ~ <0,21 ~ sangat rendah
"
l[lIran 28Tabe130. Skor Uji Reliabilitas lnstrumen PenelitianSub Konsep Transpor Pada Membran (SIKLUS II)
Butir SealX X2iwa
I1 5 I 6 7 9 10 11 12 14 15 16 17 18 20 21 22 23 I 27 29 30
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 I 1 I 0 1 1 11 I 121
2 1 1 ! 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 I 0 1 I 1 14 I 196
3 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 12 144
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 I 0 1 0 1 0 1 1 14 196; 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 9 81; 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 256, 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 I 1 1 0 1 1 9 813 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 324
l 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 256
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 121
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 9 81
2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 I 1 0 15 225I
3 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 12 144
4 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14 196
5 1 1 1 I 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 I 256
6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 13 169
7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 225
8 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 10 100
9 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 14 196
:0 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 0 1 1 19 361
" 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 16 256
" 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 I 1 1 13 169
:3 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 I 1 1 1 0 1 1 13 169,. 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 8 64
:5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 I 0 1 0 1 1 13 169
:6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1,
1 1 0 1 1 14 169I
:7 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 49
'8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6 36
:9 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14 i 169
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 225,1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 I 1 1 1 1 I 1 1 20 I 400
2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 0 I 1 1 17 289
3 0 1 0 1 0 I 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 I 1 0 6 36,4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
5 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8 64( 33 26 11 33 3 33 29 15 27 22 20 13 29 15 31 26 30 2 31 25 454 6282, 094 0,74 0.31 0,94 009 0,94 0.83 043 0,77 0.63 057 037 083 0.43 089 074 0.86 0,06 089 071, 006 I 0.26 0,69 0,06 0.91 006 0.17 057 0.23 037 043 0,63 017 057 011 026 014 094 011 029
00564 ' 00819 02451 01711 02331 02451~
02451 3.0831.q 00564 I 01924 0.2139 00564 01411 02331 01411 00979 01924 01204 00564 00979 02059
Lampirao 29
Pcrhitlillgall Rcliabilitas Hasil Uji Cuba Illstrumcll
Siklus II
LX = 454
LX2
= 6282
Banyak data (N) = 35
so =[ L~2 t :X ~2
= r;;;;; _ 206116
\j~ 1225
162
= \ 179,49 -- 168,26 3,35
Koefisien Reliabilitas dihitung dCllgan mengggunakan [wnus K-R 20 sebagai berikut :
=
= 1,03
Q,352
- 3,0891J
3352,
f1l ,2225 - 3,0891l
L 11,2225 J= 1,03 (0,7247)
= 0,75
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas :
rll = 0,91 - 1,00 = sangat tinggi
rll = 0,71 - 0,90 = tinggi
[II = 0,41 - 0,70 = cukup
rll = 0,21 - 0,40 = rendah
rll = <0,21 = sangat rendah
Lampiran 30
Tabel3l .Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS I
163
NO B JS P kriteria
1 23 37 0.62 sedang2 8 37 0.22 sukar3 27 37 0.73 mudah4 32 37 0.86 mudah5 34 37 0.92 mudah6 15 37 0.41 sedang7 20 37 0.54 sedang8 34 37 0.92 mudah
9 27 37 0.73 mudah10 32 37 0.86 mudah11 28 37 0.76 mudah12 27 37 0.73 mudah13 20 37 0.54 sedang14 36 37 0.97 mudah15 36 37 0.97 mudah16 30 37 0.81 mudah17 33 37 0.89 mudah18 . 11 37 0.3 sukar19 32 37 0.86 mudah20 33 37 0.89 mudah21 29 37 0.78 mudah22 21 37 0.57 sedang23 31 37 0.84 mudah24 30 37 0.81 mudah25 27 37 0.73 mudah26 10 37 0.27 sukar27 33 37 0.89 mudah28 31 37 0.84 mudah29 34 37 0.92 mudah30 28 37 0.76 mudah31 36 37 0.97 mudah32 36 37 0.97 mudah33 33 37 0.89 mudah
34 26 37 " 0.7 sedang35 32 37 0.86 mudah36 25 37 0.68 sedang
37 35 37 0.95 mudah38 31 37 0.84 mudah39 37 37 1 mudah40 30 37 0.81 mudah
Lampiran 31
Tabcl 32. Tingkat Kesukaran Soal Pada SIKLUS II
1M
NO B JS P kriteria
1 33 35 0.94 mudah
2 9 35 0.26 sukar3 31 35 0.89 mudah
4 11 35 0.31 sedang
5 26 35 0.74 mudah
6 11 35 0.31 sedang
7 33 35 0.94 mudah
8 23 35 0.66 sedang
9 3 35 0.09 sukar
10 33 35 0.94 mudah
11 29 35 0.83 mudah
12 15 35 0.43 sedang
13 10 35 0.29 sukar
14 27 35 0.77 mudah
15 22 35 0.63 sedang
16 20 35 0.57 sedang
17 13 35 0.37 sedang
18 29 35 0.83 mudah
19 9 35 0.26 sukar
20 15 35 0.43 sedang
21 31 35 0.89 mudah
22 26 35 0.74 sedang
23 30 35 0.86 mudah
24 34 35 0.97 mudah
25 2 35 0.06 sukar26 19 35 0.54 sedang
27 9 35 0.26 $ukar28 31 35 0.89 mudah
29 31 35 0.89 mudah
30 25 35 0.71 mudah
.,
Lampiran 32
LEMBAR OBSERVASI SISWA
SekolahKelasHari/tanggalSiklus kePertemuan ke- :Observer
165
,-----PenilaianNo Aspek yang diamati
0 1 2 3 4I Mengikuti diskusi dengan aktif') Menjelaskan materi kepada teman1-:"0 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan)
guru/teman4 Partisipasi dan kontribusi5 Bertanya kepada leman/guru
~-
Keterangan skala penilaian :o= Sangat Kurang1= Kurang2 = Cukup3 = Baik4 = Sangat Baik
Observer
(Nama dan tanda tangan)
Lampiran 33
Kuesioner Siswa Mengenai
Model Pembelajaran KooperatifTelmik Jigsaw
NamaKelasHari/tanggal
No Keciatan Ya TidakI Apakah kamu menyukai metode pembelajaran ini?--2 Apakah penggunaan metode pembelajaran ini sesuai
untuk menyampaikan mated tentang sel?0 Apakah kamu merasa kesulitan belajar dengan0
metode pembelajaran ini?4 Apakah metode pembelajaran ini membuat kamu
semangat untuk mempelajari IPA (biologi)?5 Apakah kamu aktif mengikuti tahapan dalam metode
pembelajaran ini?6 Apakah kamu merasa jenuh belajar dengan metode
pembelajaran ini?7 Apakah kamu dapat menjelaskan materi dengan baik
kepada temalmm dalam metode nembelaiarall ini?8 Apakah kamu merasa jelas mendapatkan penjelasan
materi dari teman dalam metode ini?9 Apakah kamu memahami materi dengan baik setelah
menggunakan metode pembelajaran ini?10 APilkah masih terdapat materi yang belum dipahami .
setelah menggunakan metode pembelajaran ini?
LEMBAR UJI REFERENSI
NamaNIMJurusanJudul Skripsi
: Fika Damayanti: 103016127085: Pendidikan Biologi:Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan TeknikJigsaw Sebagai Upaya Mengatasi Miskonsepsi Siswa TerhadapKonsep Sel.
Paraf
7. Paul Suparno, Op.cit., h.IO8. Tatang Suratno, Konstruktivisme, Konsepsi Alternotif. dan
Perubahan Konseptual, (Bandu~Universitas PendidikanIndonesia, 2006) h. I
9. Wagiran, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan ReduksiMiskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivistik ModelKooperatifBerbantuan Modul, (Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 13,No I, Februari 2006) h. 27
10. Ibid, h. 26II. Ibid
1.
1. . 1.
IO.P11.:1......
Dosen DosenI II
2.f! 2.~
3. j) 3.~~:~ ~:' .
6. ~ 6.. --
7.!f 7.th;·8tA 8.9.( 9.
Science,About1998)
Referensi
1. Barokah Santoso, Cooperative Learning : Penerapan TekhnikJigsaw dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP, (BuletinPelangi Pendidikan, vol 1, No 1, 1999) h. 6
2. Barbara J. Millis, Enhancing Learning-and Morel-ThroughCooperative Learning, (Manhattan : ThelDEA Center)
3. Barbara Leigh Smith and Jean T. MacGregor, What isCollaborative Learning?, (Pennsylvania State University :National Cenlre on Postsecondary Teaching, 1992)
4. YUl11i Suasli, Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMUPembangunan UN? Melalui Modifikasi Cooperative LearningModel Jigsaw, (Jurnal Pembelajaran, No. 04 Tabun 26, Desember2003) h. 326
5. Sri Hartati, Turnamen Sebagai Allernatif Model PeningkatanKualitas Pembelajaran Biologi SMU, (Jurnal Pendidikan, FIP, ThJNP<::') h ')11
1. Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta:MAN 4, 2004) h. I
2. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA BerbasisKonstruktivisme, (Jurusan Pendidikan Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas NegeriMalang, 2002) h. 4
3. Ibid, h. 54. Musahir, Loc. cit.5. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan
Fisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 2NN, Children's Misconceptions6.
II
I
Bah
7. Blfokah Sao1Osa, Loc. cit.8. Sri Hartati, Op. cit., h. 219. Musahir, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA, ( Jakarta:
MAN 4, 2004) h. 410. Roger T aod David W. Johnson, An Overview of Cooperative
Learning, ..Baltimer<l---;-Brookes--PresS;----J.994;Cooperative. Orglpages/overviewpaper.html)
I J. Daroni, Op. cit., h. 23312. Ibid, h.23413. Sri Hartati, Op. cit., h. 2014. Daroni,Op. cit., h. 23515. Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Pusat Sains
dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana UNESA :University Press, 2001) h.1O
16. Barokah Santoso, Loc. cit.17. Wagirao, Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi
Miskonsepsi Melalui Pembelajaran Konstruktivisme ModelKooperatifBerbantuan Modul, (Jurnal Ilmu Pendidikao, Jilid 13,No I, Februari, 2006) h. 27
18. Anita Lie, Caoperatj[ Learning. Mempraktikan CooperativeLearning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2002) h.69
19. Barokah Saotoso, Op. cit., h, 720. Ibid21. Ahmad Sabri, Strategi Belajar mengajar dan Micro Teaching,
(Ciputat : PT Ciputat Press, 2007) h. 13022. Barokah Santoso, Ibid23. Ibid24. Nyoman Cakra Griardhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Dengan Lembar Kerja Siswa danPemanfaatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa, (Jurnal Pendidikan dao Pengajaran IKIP Neger! Singaraja,No 3 TH XXXV, Juli 2002) h.73
25. I Wayan Santyasa., Pengubahan Miskonsepsi Dalam PerkuliahanFisika Dasar Melalui Penerapan Modul BerorientasiKonstruktivisme, (Jurnal Pendidikao dao Pengajarao IKIP NegeriSingaraja, No 3 TH XXXV, Juli. 2002) h. 25
26. Paul Supamo, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep PendidikanFisika, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 4
77. Ibid28 Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah dasar TeI'hadap
Konsep IPA Berbasis Biologi : Suatu Diagnosi AdanyaMiskonsepsi, (Jumal Pendidikao, Vol 5, No 1,2004) h. ~iP6
29. Sugata Pikatan, Memahami Gagal Konsepsi dalam Fisika,(Kristal, No. 19/JanuariI1999)
30. Din Yan Yip, Chidren's Misconceptions On reproduction andImplications For Teaching. (Journal Of Biological Education,The Chinese University Of I-longkong, 1998) h. 2 I
31. Yuni Tri Hewindati, Op. cit., h. 6632. Dosen Jurusan Pendidikan Kimia UPI, dkk, Penerapan Pedagogi
Matm'i Subyek Dalam Mengajarkan Bentllk Moleklll UntllkMemperbaiki Kesalahan Konsepsi Siswa, (JICA. SeminarNasional Pendidikan Matematika dan IPA. Juli. 2004) h. 5
11 I Nvnrn~m ~n~rA:1n:1 ppmhp)';m1 hJunf: Prnnunanlnt'nn .~p}vJ(Tni
18.~
30.(;
31.~32.~
---
/
48.49.
.50.
34'f35.
36. v'
37/
38.
:~39.
40.~41. 41. ..<0\..-
42.~ :~643.
44.? 44. tv..
./45.45.~46. 46. "h.
47. f 47.~
::~50.~
5~.52.53
;5-r56.57.58596·
C6 .
~Ll'64.,( .
Negeri Singaraja, No.2 TH XXXVI, 2003) h. 2434. Yuni Tri Hewindati, Op. cit., h. 6535. NN, Modelingfor Learning: Addressing Student Misconceptions,
2003 Learningleads @designedinstruction.com)36. Paul Suparno, Op. cit.,h. 5337. Tatang Suralna, Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif, dan
Perubahan Konseptual, (Bandung : Universitas PendidikanIndonesia, 2006) h 2.
38. Ibid39. Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,
(Yogyakarta : Kanisius, 1997) h. 2140. Tatang Suralno, Op.cit., h. 441. Joan Davis, Conceptual Change From Emerging Perspectives on
Learning, Teaching and Technalagy,(http://projects.coe.uga.edulepltt/index.php?title=Conceptual_Change)
42. Tatang Suratno, Op. cit., h. I43. Paul Suparno. Teori Perkembangan Kognitij Jean Piaget.
(Yogyakarta : Kanisius, 2001) h. 12244. Susanto Pudiyo, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis
Konstruktivisme. (Jurusan Pendidikan Biologi, FakultasMatematika Dan lImu Pengetahuan Alam,Universitas NegeriMalang, 2002) h. 6
45. Paul Suparno, Op. cit., h. 12346. Sukadi, Implementasi Model Konstruktivis1iJ§ Dalam
Pembelajaran IPS, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIPNegeri Singaraja, NO.2 TH. XXXVI, April 2003) h. 82
47. Desak Made Citrawati, Penerapan Suplemen Bahan AjarBenvawasan Sains-Teknologi-Masyarakat Dengan MenggunakanPendekatan Konstrukttivisme Dalam Pembelajaran BiologiUntuk Meningkatkan Literisasi Sains dan Teknologi Siswa SMUNegeri I Singaraja, (Jumal Pendidikan dan Pengajaran IKlPNegeri Singaraja, No 2 TH XXXVI, April 2003) h. 15
48. 1Wayan Santyasa, Loc. cit.49. Wagiran. Op. cit., h.26 c50. Tatang Suratuo, Constru/{tivism And science Education,
(Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) h. 251. Ibid. h. 352. Musahir, Op. cit., h. 253. Ibid54. Tatang Suralno, Op. cit., h. 355. Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan
Fisika., (Jakarta: PT Orasindo, 2005) h. 9156. Musahir. Op. cit., h. 357. Ibid58. Tatang Suratno. Loc. cit.59. Ibid. h.460. Ibid61. Musahir, Op. cit., h. 462. Tatang Suralno, Op. cit., h. 563. Ibid64. Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan
Dengan Metode Konslruktivisme, (Jumal Pendidikan IPA,Metamorfo<a. Vol 1. No 2. Oktoher 2006\
III 1. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian PendidikanSains, ( Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syahid,2006) h 21
2. Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007) h 16
3. Damni, Pembelajaran Kooperatij IPA di SLTP Melalui ModelJigsaw, (UK UNNES, No.2 Th. XXXI, 2002) h. 239
4. Paul Suparno, kfiskol1sepsi dan Perubahan Konsep PendidikanFisiko, (Jakarta: PT Grasindo, 2005) h. 123
5. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2005) h 79
6. Suharsimi Arikunto, Gp. cil., h 1007. Suharslmi Arikunto, Gp. cit., h. 2088. Nina Susanty, SI1"li Tentang Kesalahan Konsepsi (Miskonsepsi)
Mol dan Penggunaannya dalam Pokok Bahasan Stoikiometripada Siswa SMAN di Jakarta, (Skripsi, JUl'llsan Kimia, FMIPA,IKIP, 1995) h. 31
9. David Meltzer, The Relationship Between MathematicsPreparatioJ(and Conceptual Learning Gainrin Physics: A PdJn'ble"Hidden Variable'in 'Diagnostic Pretest Scores ", (Department ofPhysics and Astronomy, Lowa State University, 2002)~
10. Nyoman Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi pada MotaPelajaran Ekonomi dengan LemboI' Kerja Siswa danPemanfaatan Lingkungan untuk Meningkatkan Prestasi BelajarSiswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran nop Negeri Singaraja,No.3 TH XXXV Juli 2002)h. 76
9.~
L_--l ~_c.L .L ,.~
Ciputat, 14 Jm1Uari 2008
Drs. Ahma Sol' an M.PdNIP: 150231502
Pembimbing II
......--Eny S.Rosyidatun, M ANIP: 150377449
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITASISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ilHlda Nomor 95. Ciputat 15412. Indonesia
Telp. : (62-21) 7443328. 7401925, Fax, (62-21) 7443328
Email: [email protected]
NomorLampH a I
: ETITL.02.11 IV 12007: Abslraksi/Outline: BIMBINGAN SKRIPSI
I<.epacla Yth.I. Drs. Ahmacl Sofyan, M.Pcl2. Eny S. Rosidatun, S.Si, MAl'embimbing SkripsiFakultas lImu Tarbiyah clan KeguruanUIN Syaril'I-lidayatullahJakarta.
Assalamu 'alaikum wr. 1vb.
Jakarta, 16 April 2007
Dengan ini diharapkan kesediaan Sauclara untuk menjadi Pembimbing III!(materi/teknis) penul isan skripsi mahasiswa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Fika Damayanti
103016127085
Pencliclikan IPA - Biologi
VIII
Juclul Skripsi Penggunaan moclel pembelajaran kooperatif teknikjigsaw sebagai upaya mengatasi miskonsepsi siswa padakonsep struktur dan jaringan hewan.
Juclul tersebut telah clisetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 April2007 clengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbingbcrhak untuk mcngubah juclul terscbut bila clipanclang tidak Ikurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selcsai dalam waktll 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selamCJ 6 bulan berikutnya tanpa sural perpanjangan .
Atas perhatian clan kerja sama Sauclara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr.1vb.
Tembusan:1. Dekan FITK2. Ketua Jurusan ybs.3.MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
nda Nomor 95, Ciplltnt 15412, IndonesiaTelp. : (62-21)7443328. 7401925, Fax. (62-21) 744332R
Email :, [email protected]
NomorLamp.E a I
: Ft.Il/TL.02.21 VIl/2007: Instrumen Riset: RISET/WAWANCARA•
Jakarta, 16 Juli 2007
Kepada Yth:Kepala MA - PembangunaUlN SyarifHidayatullah Jakarta
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dcngan hormat kami sampaikan bahwa,
Fika Damayanti
103016127085
PEndidikan IPA - Biologi
VIUSemester
Judul Skripsi
JUfLlsan
NIM
Nama
Penggunaan Model Pembalajaran Kooperatif TeknikJigsaw sebagai tipay& mengatas; miskonsepsi siswa kelasXI pada materi struktur jaringan tumbuhan dan heran .
'dalah benar mahasiswa Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UlN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansilsekolahyang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mahan bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalummelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alai/cum wr.wb.
Tembusan:I. Dekan FlTK2. Mahasiswa yang bersangkutan.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGANTEKNIK JIGSA W SEBAGAI UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA
TERHADAP KONSEP SEL(Penelitian Tindakan Kelas di MA Pembangunan UIN Jakarta)
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S-l)
Oleh:
Fika DamayantiNIM: 103016127085
Di bawah Bimbingan
Drs. Ahmad oryan, M.PdNIP: 150231502
Pembimbing II
~It------
Eny S. Rosyidatun, M ANIP: 150377449
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MADRASAH PEMBANGUNANUINJi\.l(IA.RTATINGKAT : lBTIDAIYAH •TSANAWIYAH· ALIYAH
AJanwl: ,lin, lbnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif HidayafullahClpulal, Telp. (021) 7402172, 740'1143, Fax. 7421156
SURAT ]ffiTERANGAN.Nomor: 020/MP-MA/R.2/2007
hllp:/Iwww.l11puin-jkl.sch.ide-mail: mpuiri@cbn,neUd
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Pembangunan UINSyarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa :
NamaNIMJurusanFakultasSemesterProgram
: FIKA DAMAYANTI: 103016127085
Pendidikan IPA - BiologiIImu Tarbiyah dan Keguruan UIN JakartaVIII (Delapan)Strata 1
lelah melal<sanakan penelitian dalam rangka penulisan Skripsi yangberjudul :
"Penggunaan .Model Pembelajaran KooperatifTeknik Jigsa\Aisebagai UpayaMengatasi Miskonsepsi Siswa kelas XI pada materi StrukturJaringan Tumbuhandan Hewan",
ji Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah ••• Jakartapadaanggal 24 Juli - 21 Agustus 2007
Demikian surat keterangan
)erkepentingari maklum.
ini dibuat sebenarnya agar pihak
Jakarta, 23 Oktober 2007
Top Related