LEAR UNIT 1
Pendahuluan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Unit Pembelajaran
QU-3.1
Modul 1, semester 3 Pengembangan Mutu & Pendekatannya
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 2
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Pusat Pelatihan Internasional ILO – Turin (Italia)
Edisi pertama, 2008
Makalah ini disusun sebagai salah satu komponen ESDP (Entrepreneurial Skills Development Programme) ASPI (Asosiasi Politeknik Indonesia) yang didanai oleh Pemerintah Belanda.
Isi makalah ini boleh dikutip dengan bebas, selama sumbernya dituliskan. Permohonan untuk menterjemahkan makalah ini kedalam bahasa selain Bahasa Indonesia, harus dikirimkan ke the International Training Centre of ILO, Viale Maestri del Lavoro, 10 – 10127 Turin (Italia)
PROGRAM SISTEM MANAJEMEN KUALITAS.
SEMESTER 3. MODUL 1 : Pengembangan Mutu & Pendekatannya
UNIT PEMBELAJARAN 1 Pendahuluan QMS (Sistem Manajemen Mutu)
Penulis:Barbara Marcelis (CINOP), Sara Colonna (DELTA Programme)
Penyusunan yang digunakan dalam makalah-makalah yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan Internasional ILO, yang sesuai dengan peraturan PBB, dan penyajian materi yang ada di dalamnya, bukanlah pernyataan pendapat Pusat Pelatihan tersebut atas masalah apapun yang terkait dengan status hukum negara, daerah, atau wilayah manapun yang berada dalam kewenangannya, atau masalah apapun yang terkait dengan perubahan batas negara tersebut.
Pendapat atau pandangan apapun yang ada dalam artikel resmi yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan pendapat atau pandangan yang tercantum dalam artikel tersebut tidak berarti didukung atau dianjurkan oleh Pusat Pelatihan.
Perujukan pada nama perusahaan dan produk komersil serta proses tertentu tidak berarti adanya dukungan atau anjuran dari Dewan Buruh Dunia (ILO) atas perusahaan, produk atau proses tersebut. Dan tidak disebutkannya perusahaan, produk komersil atau proses tertentu tidak berarti perusahaan, produk atau proses tersebut tidak didukung oleh ILO.
DELTA (Distance Education and Learning Technology Applications/Aplikasi Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Jarak Jauh)
International Training Centre (Pusat Pelatihan Internasional) of the ILO
Viale Maestri del Lavoro, 10 – 10127 Turin, Italy
Tel.: +39-011-6936-523; +390-011-6936-111
Fax.: +39-011-6936-469; +39-011-6638-842
E-mail:[email protected]
Diterjemahkan oleh
Dindin Sulaeman
Sinta A Majid
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 3
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
UNIT PEMBELAJARAN QU-3.1
Pendahuluan QMS
Tujuan khusus pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Pengembangan Mutu & Pendekatannya
2.1. Beban akibat mutu yang buruk
2.1.1. Berfikir Dengan Orientasi Mutu
2.1.2. Delapan Prinsip Mutu
3. Guru Manajemen Mutu
4. Daftar tugas
Bibiografi & Webografi
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 4
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Tujuan Khusus Pembelajaran
Di akhir unit pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu:
• Menjelaskan beban akibat mutu yang buruk dan cara menghitungnya;
• Menerapkan Berfikir dengan orientasi mutu
• Menjabarkan 8 prinsip mutu;
• Menjadi pemikir mutu yang paling penting
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 5
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
1 Pendahuluan
Memperkenalkan Sistem Manajemen Mutu kepada organisasi atau
perusahaan manapun yang memiliki tujuan dasar untuk memenuhi
kesesuaian dengan kinerja proses. Fokus peningkatan mutu seharusnya
bukan lagi pada prosedur dokumentasi untuk menunjukkan kesesuaian
dengan persyaratan, melainkan harus berfokus pada penyusunan kinerja
proses yang menghasilkan keuntungan usaha.
Kita memulai pelatihan kita tentang mutu dengan melihat beban akibat
mutu yang buruk: tanpa pelanggan yang puas, organisasi akan berada
dalam bahaya. Untuk menjaga kepuasan pelanggan, organisasi perlu
memenuhi persyaratan-persyaratan yang mereka ajukan. Standar ISO
9001:2000 menyediakan suatu kerangka kerja yang telah dicoba dan
teruji untuk melakukan pendekatan sistematis pada pengaturan proses-
proses organisasi sehingga proses-proses tersebut terus menghasilkan
produk yang memenuhi harapan pelanggan.
Sistem Manajemen Mutu tidak lagi disajikan sebagai serangkaian
prosedur, inspeksi, hukum dan peraturan. Orientasi yang ini berkaitan
dengan penentuan kebutuhan dan harapan orang-orang yang akan kita
layani, penentuan sasaran untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini,
penyusunan suatu sistem proses untuk mencapai sasaran-sasaran ini,
menilai kinerja dan meningkatkan kemampuan secara terus menerus
untuk memenuhi kebutuhan semua pihak terkait.
Badan sertifikasi perlu menunjukkan peningkatan kompetensi untuk
mendorong organisasi lebih maju dalam kesempurnaan usaha,
memberikan panduan yang memungkinkan mereka mencapai hasil yang
pasti.
Disini juga dimasukkan bab tentang Pemikiran dan Pembelajaran Mutu
sebagai alat bantu untuk memahami dan menyelami konsep yang
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 6
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
diberikan. Yang disampaikan disini hanyalah pengungkapan konsep yang
bisa dinyatakan dengan berbagai cara dan sebagian besar yang dituliskan
disini memiliki lebih dari satu arti.
Delapan prinsip mutu dapat digunakan untuk memastikan bahwa sistem
manajemen organisasi memiliki dasar yang kuat, menyediakan panduan
yang perlu ditafsirkan berdasarkan konteks dan kondisi penerapannya.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 7
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
2 Pengembangan Mutu dan Pedekatannya
2.1 Beban akibat mutu yang buruk
Lebih dari 500.000 organisasi di seluruh dunia telah mengembangkan sistem mutu
resmi yang didasarkan pada serangkaian standar ISO 9000 yang sudah
terkenal. Banyak dari seluruh organisasi tersebut mempertahankan sistem
kualitasnya selama lima tahun atau lebih. Terkait dengan meningkatnya fokus
pada mutu dan kepuasan konsumen, para manajer eksekutif mengajukan sebuah
pertanyaan: apakah usaha-usaha yang berhubungan dengan mutu memberikan
hasil yang sepadan dengan beban yang dikeluarkan? Dengan kata lain, apa
keuntungan yang diberikan mutu pada investasi?
Jawaban untuk pertanyaan ini berbeda-beda bagi tiap organisasi dan didasarkan
ada dua kondisi fundamental:
• Mutu harus bisa diukur.
• Harus ada hubungan sebab-akibat antara mutu dan keuntungan
ekonomi.
Bagaimana cara mengukur (menghitung) mutu?
Di banyak organisasi, para manajer mutu mengevaluasi efektifitas sistem mutu.
Bagian 4.1 dan 4.16 dalam ISO 9001:1994 mengharuskan agar catatan mutu
digunakan untuk menunjukkan operasi efektif sistem mutu tersebut.
Namun, banyak indikator mutu yang tidak diutarakan dengan istilah ekonomi yang
umum. Karena hal ini, para manajer eksekutif sering merasa kesulitan
mengevaluasi kinerja yang terkait dengan mutu. Selain itu, banyak manajer mutu
yang tidak memiliki latar belakang keuangan yang memungkinkan mereka
berkomunikasi dengan menggunakan istilah-istilah keuangan. Dilema ini bisa
diatasi jika para manajer mutu belajar menerapkan konsep-konsep dasar
manajemen usaha, termasuk prinsip-prinsip keuangan, untuk mengukur mutu.
Tabel 1 menunjukkan matriks parameter mutu yang bisa diukur yang
memungkinkan organisasi mengukur mutu. Sumbu vertikal terdiri dari tiga aspek
mutu: nilai/beban, waktu (biasanya terkait dengan beban gaji buruh) dan mutu
hasil kerja. Sumbu horizontal menggambarkan empat faktor utama—manusia,
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 8
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
mesin, materi dan metode—yang diambil dari teknik sebab-akibat1 Kaoru
Ishikawa, yang sering digunakan oleh para manajer mutu untuk menganalisa
masalah. Tiap bidang tersebut mencakup contoh ukuran mutu yang ada dalam
kebanyakan organisasi; sejumlah ukuran ini lebih diterapkan pada lingkungan
produksi, dan ukuran yang lain lebih terkait dengan lingkungan pelayanan.
Sebagian besar ukuran ini dinyatakan dalam istilah keuangan atau bisa dengan
mudah ditentukan nilainya dalam dolar.
Table 1: Parameter-Parameter Pengukuran Mutu
Manusia Mesin Materi Metode
Nilai /
Beban
(dolar)
• Penjualan per
pegawai
• Pendapatan
per pegawai
• Beban
pelatihan
• Beban usia
• Beban
perekrutan
• Nilai tambah
per jam
• Beban
perlengkapan
• Beban/biaya
perbaikan
• Beban
penggunaan
• Beban materi
• Beban
pengerjaan
ulang
• Beban
potongan
• Beban
inventaris
• Beban
pembuangan
limbah
• Beban
penyusunan
kerja
• Beban
berdasar-
kan
kegiatan
• Beban
permesinan
• Beban
inspeksi
Waktu
(menit, jam,
hari)
• Waktu untuk
menutup item
tindakan
• Waktu untuk
menyelesaikan
keluhan
konsumen
• Waktu untuk
memproses
permintaan
konsumen
• Waktu yang
dihabiskan
untuk tugas-
• Waktu siklus
proses
• Masa hidup
mesin
• Waktu
perawatan
• Waktu
perbaikan
• Waktu
pengaturan
• Waktu untuk
memasukkan
konsumen
kedalam
• Pengiriman
tepat waktu
• Pengembalian
pesanan
• Kekurangan
materi
• Waktu untuk
pengerjaan
ulang
• Waktu untuk
memproses
tiap bagian
• Beban
pengiriman
• Waktu
pengkajian
kontrak
• Waktu
inspeksi
• Waktu
untuk
menutup
keluhan
• Waktu
untuk
menanggapi
permintaan
• Jam kerja
1 Di semester ini kita akan menggali cerita dan perangkat peningkatan mutu Ishikawa. Untuk mengetahui kisah Ishikaw silakan merujuk pada LU3.1.5, untuk mengetahui tentang diagram sebab-akibat, silakan merujuk ke LU3.2.3
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 9
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
tugas yang
memberi nilai
tambah
sistem penting dan
mendesak
yang
memberi
nilai tambah
Kualitas
Hasil Kerja
(baik/buruk)
• Pergantian
pegawai
• Output/
produktifitas
pegawai
• Waktu
pelatihan
untuk pegawai
• Jumlah
kesalahan
• Jumlah
permintaan
yang
terpenuhi
• Kapabilitas
mesin
• Bagian per
jam
• Waktu
pengaturan
• Saat mati
mesin yang
tidak terjadwal
• Jumlah bagian
yang ditolak
per jam
• Waktu nyala
komputer
• Tingkat
penolakan/
Pemotongan
(ppm)
• Jumlah
ketidak
sesuaian
• Pengembalian
barang yang
telah dibeli
konsumen
• Kualitas
penyedia
• Perubahan
permesinan
• Jumlah item
tindakan
tertutup
• Produk
sampingan
yang tidak
diharapkan
• Jumlah
siswa yang
lulus ujian
• Tingkat
keberhasila
n operasi
Mutu vs. keuntungan
Adakah hubungan sebab akibat antara mutu dan keuntungan? Bagaimana kinerja
mutu organisasi mempengaruhi tujuan dasarnya? Sebuah persamaan ekonomi
yang telah disederhanakan berikut sangat berguna untuk meneliti hubungan ini:
Keuntungan = Pemasukan – Pengeluaran
Agar mutu bisa mempengaruhi keuntungan, maka mutu tersebut harus
mempengaruhi pemasukan atau pengeluaran. Bagaimana mutu yang ‘bagus’
bisa menurunkan pemasukan atau meningkatkan pengeluaran? Lihat Tabel 2
sebagai contoh.
Tabel 2: Dampak Mutu terhadap Pemasukan dan Pengeluaran
Mutu yang
‘bagus’
Pemasukan
• Lebih banyak
konsumen
• Usaha yang berulang
Pengeluaran
• Beban produksi lebih
rendah
• Beban inspeksi lebih
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 10
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
• Kelebihan persaingan rendah
• Modal kerja yang lebih
rendah lewat
pengurangan inventaris
Mutu yang
‘buruk’
• Kerugian usaha
• Hukuman karena
pengiriman atau
layanan yang terlambat
• Pembayaran yang
terlambat atau hanya
sebagian karena
ketidakpuasan
konsumen
• Beban pengerjaan ulang
dan potongan
• Beban garansi
• Beban penyortiran
• Beban pengiriman
ekspress
Ada banyak contoh yang menunjukkan bagaimana mutu yang ‘bagus’ bisa
meningkatkan pendapatan. Di sebagian besar industry, rujukan yang baik dari
para konsumen yang puas merupakan faktor penting bagi pertumbuhan usaha.
Misalnya, konsumen yang ada akan lebih mungkin melakukan pemesanan lebih
pada organisasi (perusahaan) yang telah mengirimi mereka produk tanpa cela
tepat waktu. Mutu juga memiliki dampak layanan bagi banyak konsumen.
Organisasi yang tanggap terhadap permintaan dan menunjukkan sikap ‘bisa
melakukannya’ akan memperoleh kelebihan persaingan. Secara umum,
kelebihan-kelebihan ini diperoleh setelah melewati periode jangka menengah
sampai jangka panjang.
Kelebihan internal, termasuk pengurangan beban dari peningkatan level mutu,
seringkali tercapai dalam waktu yang lebih cepat. Beban produksi bisa dikurangi
jika proses produksi dipersingkat dan diperlancar atau jika efektifitasnya
ditingkatkan.
Hal ini bisa dicapai melalui kontrol proses peningkatan yang mengurangi
produksi bagian yang jelek yang tidak diinginkan. Waktu pengaturan (penyiapan)
mesin yang lebih singkat dan ketersediaan informasi produksi yang lengkap juga
bisa lebih meningkatkan produktifitas. Para ahli mutu telah mempelajari teknik-
teknik untuk mengurangi beban produksi melalui peningkatan mutu.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 11
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Namun, banyak perusahaan yang masih memperhatikan beban non-mutu. Beban
non-mutu ini mungkin mencakup beban pengiriman ekspress jika produknya
dikirim dalam waktu semalam untuk memenuhi tenggang tanggal pengiriman yang
telah ditentukan, bahkan meskipun hal ini menjadi masalah internal yang
menghambat produksi. Lebih jauh lagi, beban garansi, serta beban pengerjaan
ulang dan potongan, seringkali menghasilkan tingkat mutu yang tidak diharapkan.
Peningkatan mutu bisa memunculkan pengurangan beban dengan cepat di bidang-
bidang ini.
Contoh lain bisa ditemukan di industri jasa: sebuah organisasi yang memproduksi
perabot dapur telah menganalisa alasan-alasan panggilan telepon yang masuk ke
bagian penjualan dan layanan konsumen di organisasi tersebut. Pertanyaan yang
paling sering ditanyakan oleh para penelepon tersebut terkait dengan daftar biaya;
para konsumen biasanya ingin mengubah warna atau bahan produk yang dibelinya.
Dengan mengubah format daftar tersebut hingga mencakup pilihan bahan dan
warna alternative dalam bentuk lembar tabulasi, organisasi tersebut bisa
mengurangi jumlah telepon masuk. Tambahan fitur berupa waktu yang baru-baru
ini dicantumkan dalam daftar tersebut juga memberi nilai tambah bagi kegiatan
penjualan dan pelayanan. Perusahaan tersebut mampu menangani volume
penjualan yang lebih besar tanpa harus menambah jumlah personel. Konsumen
menerima daftar biaya yang ‘lebih baik’, dan organisasi tersebut bisa menghemat
uang.
Banyak contoh menunjukkan bagaimana mutu bisa mempengaruhi kinerja
organisasi secara langsung; namun, kelebihan ini hanya bisa diukur dengan
peninjauan ulang. Maka, tantangan yang muncul bagi banyak organisasi adalah
menentukan bagaimana pihak manajemen bisa merencanakan peningkatan
semacam ini. Dimana peningkatan mutu bisa mempengaruhi tujuan dasar?
Jawabannya terletak pada identifikasi dan manajemen proses-proses utama,
yang mengarah ke peningkatan yang telah direncanakan.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 12
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Baca handout “MATTEL MENARIK MAINAN” yang
bisa saudara temukan di Bagian handout untuk
semester 3 dan kerjakan Tugas “LATIHAN MATTEL
MENARIK” yang menyertai artikel tersebut.
Orientasi proses
Semua kegiatan organisasi bisa dijabarkan sebagai proses2. Ciri-ciri umum sebuah
proses mencakup input, kegiatan yang dilakukan menggunakan input tersebut,
dan output. Proses teknis perangkaian membutuhkan bagian-bagian,
perlengkapan-perlengkapan dan instruksi yang menjadi inputnya. Personel bagian
produksi yang ditunjuk, melaksanakan kegiatan perangkaian dan verifikasi
tersebut. Output adalah hasil lengkap dari kegiatan tersebut sesuai dengan yang
diinginkan.
Proses-proses yang penting untuk organisasi biasanya dikontrol. Kontrol tersebut
bisa diperoleh melalui penyeliaan (supervisi), pengambilan dan pengkajian catatan;
penugasan personel berkualitas dengan keahlian tertentu; kontrol teknis melalui
piranti lunak atau perlengkapan tambahan; atau dengan menggunakan sarana lain.
Sebuah organisasi harus menyadari bahwa sebagian besar prosesnya tidak
terkontrol. Hal ini normal dan bisa diterima, selama organisasi tersebut telah
mengidentifikasi proses-proses utama yang membutuhkan kontrol karena
dampaknya terhadap hasil usaha secara keseluruhan, mencakup resiko,
kompleksitas proses, atau faktor terkait lainnya.
Setelah organisasi mengidentifikasi proses-proses utamanya dan menyusun
kontrol proses yang sesuai, mutu bisa dengan mudah dikaitkan dengan kinerja
dalam bidang ekonomi. Organisasi bisa menentukan output yang diinginkan dari
proses-proses utamanya dan memonitor kinerja nyata proses-proses tersebut.
Output harus ditentukan dalam batasan-batasan yang bisa diukur, termasuk
batasan (istilah) keuangan (lihat Tabel 1). Karena kinerja nyata dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka organisasi tersebut akan bisa melihat
di bagian mana kegiatan perbaikan dibutuhkan. Kegiatan perbaikan tersebut akan
2 Untuk mendapatkan definisi rinci tentang pendekatan proses silakan lihat LU3.2, Proses dan perangkat
mutu.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 13
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
melibatkan penelitian sebab dan pemecahan masalah secara disiplin. Seorang
ahli yang berkualitas harus mengetahui berbagai teknik perbaikan yang bisa
digunakan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam memenuhi persyaratan
atau mencapai tujuan.
Ada dua aspek tambahan yang harus dipertimbangkan saat menganalisis manfaat
yang diberikan oleh mutu pada investasi:
• Investasi vs. beban
• Cakupan mutu
• Investasi vs. beban = pencegahan vs. perbaikan
Dalam dunia finansial, ada perbedaan jelas antara investasi dan beban. Perbedaan
utamanya adalah investasi melibatkan pengeluaran, yang terkait langsung dengan
keuntungan yang bisa dinilai, sementara beban tidak.
Dalam investasi, ada imbalan (keuntungan) tertentu yang diharapkan. Setelah
beberapa waktu, imbalan tersebut biasanya perlu melebihi pengeluaran saat
investasi agar bisa dianggap menguntungkan.
Konsep in harus diterapkan di bidang mutu saat merencanakan tindakan
pencegahan. Biaya-biaya perlu dihitung, begitu juga keuntungan (imbalan) yang
diharapkan, untuk mengevaluasi tindakan pencegahan tersebut. Kapanpun
manajemen proses dengan output yang bisa dihitung digunakan sebagai dasar
tindakan pencegahan, konsep investasi finansial akan bisa diterapkan dengan
mudah.
Sebaliknya, beban tidak selalu terkait langsung dengan imbalan atau keuntungan
yang bisa dihitung. Tindakan perbaikan seringkali dianggap beban—yaitu beban
pengeluaran yang disebabkan oleh kurangnya mutu. Para manajer telah belajar
dari perbandingan ini bahwa tindakan pencegahan jauh lebih menguntungkan dari
tindakan perbaikan. Namun, pengetahuan yang sudah umum ini belum menjadi
praktek umum di banyak organisasi.
Cakupan mutu
Awalnya, sebagian besar manajer mengaitkan istilah ‘mutu’ hanya dengan produk
atau jasa yang mereka jual. Sekarang mutu telah jauh melebihi cakupan sempit
ini. Proses, dan bahkan sistem, juga bisa mencapai tujuan atau memenuhi
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 14
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
harapan. Hanya jika organisasi telah menerapkan konsep mutu pada semua
proses dan seluruh sistem manajemennya, barulah perusahaan tersebut bisa
melihat dampak mutu terhadap tujuan dasarnya.
Jika organisasi saudara telah membuat sebuah sistem mutu, saudara harus
menyusun dan mempertahankan daftar tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan yang mungkin dan akan diperlukan. Kaji ulang daftar tindakan ini dan
analisalah persentase kegiatan peningkatan yang pernah dilakukan untuk sebuah
produk, meskipun tindakan yang dilakukan untuk proses atau sistem. Untuk
meningkatkan keseluruhan organisasi, tindakan peningkatan harus menjangkau
proses dan sistem juga. Tindakan peningkatan harus menitikberatkan pada
pencegahan kesalahan. Apakah tindakan peningkatan yang dilakukan oleh
perusahaan saudara telah memenuhi kebutuhan ini? Komitmen tim manajemen
saudara pada prinsip-prinsip pencegahan menentukan keuntungan yang bisa
diberikan oleh sistem mutu saudara pada investasi.
2.1.1 Berfikir dengan orientasi mutu "He who learns but does not think is lost."
(Confucius)
Para siswa harus diberi banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan
sarana yang dibutuhkan untuk memungkinkan mereka berpikir secara kreatif dan
kritis pada level yang lebih tinggi. Untuk bisa memfasilitasi hal ini, kami telah
menggunakan dan mengadaptasi sejumlah pendekatan dan model pengajaran
pemikira yang telah terbukti untuk digunakan dalam program kurikulum kami dan
untuk diberitahukan pada Program Sistem Manajemen Mutu untuk Keseluruhan
Sekolah saudara.
Siswa nanti harus mampu untuk:
• Mengatasi masalah
• Berpikir kreatif – menemukan dan menghasilkan/memunculkan ide-ide dan
pengetahuan baru
• Berpikir kritis – menantang, berdebat, membantah
• Membuat keputusan – membandingkan, menganalisis, memilih, membenarkan
• Menganalisis dan menilai informasi serta gagasan
• Membuat rencana masa depan
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 15
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Kemampuan yang bisa dipakai untuk masa yang akan datang
• Berkomunikasi
• Kerja dalam tim/Kerja tim
• Mengatasi masalah
• Berinisiatif dan berwirausaha
• Merencanakan dan mengorganisir
• Manajemen diri
• Pembelajaran
• Memanfaatkan teknologi
Semakin siswa yakin bahwa para guru mereka memang menekankan strategi
pemikiran dan pembelajaran, semakin besar pula motivasi mereka, dan mereka akan
semakin terlibat dalam strategi kognitif yang produktif. Mereka juga akan semakin
fokus pada pemenuhan tujuan tugas, mereka akan semakin tidak menganggap
sekolah hanya terfokus pada kemampuan dan persaingan individu, serta mereka akan
lebih tidak beranggapan bahwa mereka kurang memiliki kontrol atas pembelajaran
mereka sendiri.
Berdasarkan Model Barrat (1998), berikut ini adalah poin-point utama Berfikir dengan
orientasi mutu untuk Pembelajaran Remaja:
Tujuan: Memiliki kesempatan untuk menegosiasikan pembelajaran yang berguna untuk
masa kini, sekaligus untuk masa depan
Penguatan: Memandang dunia secara kritis dan bertindak secara independen,
kooperatif dan bertanggung jawab
Keberhasilan: Memiliki banyak kesempatan untuk mempelajari pengetahuan dan
kemampuan yang bernilai serta kesempatan untuk menggunakan bakat dan keahlian
yang dibawa siswa kedalam lingkungan belajar.
Ketegasan: Menerima tantangan realistis dalam lingkungan yang dicirikan oleh tingkat
harapan (ekspektasi) yang tinggi
Keamanan: Belajar dalam lingkungan yang aman, penuh perhatian dan penuh
dorongan
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 16
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Berfikir dengan orientasi mutu berarti Pemikiran Tingkat-Tinggi, apa
maksudnya?
“Pemikiran tingkat tinggi oleh siswa melibatkan perubahan bentuk
informasi dan gagasan. Perubahan ini terjadi saat siswa
menggabungkan fakta-fakta dengan gagasan dan menyatukan, menyamaratakan,
menjelaskan, menyusun hipotesis atau sampai pada kesimpulan atau penafsiran.
Memanipulasi informasi dan gagasan melalui proses-proses ini memungkinkan siswa
untuk memecahkan masalah, mendapatkan pemahaman dan menemukan
makna baru.”
“Saat siswa terlibat dalam konstruksi pengetahuan, unsur ketidakpastian
dimasukkan dalam proses pengajaran dan hasilnya tidak selalu bisa diprediksi; dengan
kata lain, guru tidak yakin apa yang akan dihasilkan oleh siswa. Dalam membantu
siswa menjadi pencetus pengetahuan, tugas pengajaran utama seorang guru
adalah menciptakan kegiatan atau lingkungan yang memberikan kesempatan pada
mereka untuk melibatkan diri dalam pemikiran tingkat tinggi.”
Ada tiga tingkat penggunaan kemampuan pemikiran tingkat tinggi dalam Kontinuum
praktek:
• Level 1: Siswa terlibat hanya dalam pemikiran tingkat rendah; misalnya
mereka menerima, atau mengutip, atau berpartisipasi dalam praktek
pengajaran rutin. Tidak ada kegiatan selama pembelajaran yang membuat
siswa mampu berbuat lebih dari sekedar mengutip atau meniru
pengetahuan yang sudah ada.
• Level 2: Siswa terutama terlibat dalam pemikiran tingkat rendah yang
rutin untuk berbagi pelajaran dengan baik. Paling tidak ada satu
pertanyaan atau kegiatan signifikan yang membuat mereka melakukan
pemikiran tingkat tinggi.
• Level 3: Hampir semua siswa, di hampir sepanjang waktu terlibat dalam
pemikiran tingkat tinggi
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 17
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
MenciptakanMenciptakan gagasan, produk atau cara pandang baruDesigning, constructing, planning, producing, inventing.
MengevaluasiMenjustifikasi keputusan untuk melakukan tindakan
tertentuMemeriksa, menyusun hipotesis, mengkritisi,
bereksperimen, menilai
MenganalisaMemecah informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk
menggali pemahaman dan hubunganMembandingkan, mengatur, menyusun ulang,
menginterogasi, menemukan
Panah diatas menunjukkan komponen-komponen utama pemikiran tingkat tinggi.
Ketiga ketrampilan tersebut harus menjadi bagian dari proses pemikiran untuk
mencapai Berfikir dengan orientasi mutu.
Menganalisis
Para siswa memecah informasi yang telah didapatkannya menjadi bagian-bagian kecil
agar bisa lebih memahami informasi tersebut.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 18
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Bisakah saudara memecah informasi menjadi bagian-bagian kecilnya untuk menggali
pemahaman dan hubungan yang ada dalam informasi tersebut?
Menganalisis berarti memecah informasi menjadi elemen-elemen penyusunnya.
Berikut ini adalah sejumlah kata kerja yang paling menggambarkan proses analisis:
Membedakan Mempertanyakan
Menghargai Mencoba
Memeriksa Menguji
Menggali Memisahkan
Menanyakan Menyusun
Menginvestigasi Menyaring
MENGATUR MEMBANDINGKAN
MENSTRUKTURISASI
MENYATUKAN
MENEMUKAN
MENYUSUN ULANG
MENGURAIKAN
MENEMPATKAN
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 19
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Meneliti Menghitung
Mengkritik Membandingkan
Mempertentangkan Mensurvei
Mendeteksi Mengelompokkan
Menata Menyusun
Menguji Mendebat
Menganalisis Menggambarkan
Menghubungkan Membedah/Menelaah
Mengklasifikasi Mendiskriminasi
Hasilnya antara lain:
LAPORAN DIAGRAM
ABSTRAK
DAFTAR NAMA
GRAFIK
SURVEI LEMBAR KERJA
KUMPULAN DATA
DATA BERGERAK
GAMBARAN
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 20
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Pertanyaan-pertanyaan untuk analisis
Kejadian-kejadian mana saja tidak mungkin terjadi?
Jika...terjadi, bagaimana kemungkinan akhirnya?
Apa kesamaan... dengan ...?
Menurut saudara apa saja kemungkinan hasilnya?
Mengapa perubahan…terjadi?
Bisakah saudara menjelaskan apa yang harusnya pasti terjadi ketika...?
Apa saja sejumlah masalah ...?
Bisakah saudara membedakan antara...?
Apa sajakah sejumlah motif dibalik...?
Apa titik baliknya?
Apa sebenarnya masalah...?
Menganalisis: Kemungkinan Kegiatan dan Hasilnya
Susunlah kuesioner untuk mengumpulkan informasi.
Buatlah iklan untuk menjual produk baru.
Buatlah diagram aliran untuk memperlihatkan tahap-tahap kritis.
Susunlah sebuah grafik untuk menggambarkan informasi terpilih.
Buatlah semacam pohon keluarga untuk menunjukkan hubungan-hubungan yang ada.
Susun sebuah drama tentang bidang yang diteliti.
Buatlah biografi orang yang diteliti.
Siapkan laporan tentang bidang yang diteliti.
Lakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang bisa mendukung pandangan yang
diajukan.
Lakukan kajian karya seni dalam hal bentuk, warna dan tekstur.
Penilaian
The learner makes decisions based on in-depth reflection, criticism and assessment.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 21
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Para siswa mengambil keputusan berdasarkan pemikiran mendalam, kritik dan penilaian.
Bisakah saudara menjustifikasi sebuah keputusan atau tindakan? Evaluasi
berhubungan dengan penilaian atas nilai gagasan, materi, dan metode dengan
menyusun dan menerapkan standar dan kriteria.
Berikut ini adalah sejumlah kata kerja yang paling bisa menggambarkan proses
penilaian:
Menghargai Membantah Memilih
Membandingkan Menyimpulkan Mendebat
Mendebat Memutuskan Mempertahankan
Membedakan Menilai Menduga
Menilai Mengukur Memperkirakan
Merata-rata Memberi alasan Memvalidasi
MENGAWASI
MENCOBA
MENGKRITIK
MENDETEKSI
MENYUSUN HIPOTESIS
MENILAI
MENGUJI
MEMERIKSA
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 22
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Menyimpulkan Meninjau kembali Membedakan
Menugaskan Menjustifikasi Memprioritaskan
Memeriksa Memberi skor Merekomendasi
Memutuskan Menilai Menyeleksi
Menyimpulkan Memilih Merekomendasikan
Menyimpulkan Menjastifikasi
Hasilnya mencakup:
Pertanyaan-pertanyaan untuk menilai
Adakah solusi yang lebih baik untuk...?
Menilai nilai... Apa pendapat saudara tentang...?
Bisakah saudara mempertahankan pendapat saudara tentang...?
Apakah menurut saudara... adalah hal yang baik atau buruk?
Bagaimana saudara akan menangani...?
Perubahan apa yang akan saudara rekomendasikan pada…?
DEBAT
PANEL
EVALUASI
PENELITIAN
MEMUTUSKAN
KESIMPULAN
UCAPAN PERSUASIF
MELAPORKAN
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 23
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Apakah saudara yakin bahwa...? Bagaimana perasaan saudara jika…?
Seefektif apakah...?
Apa saja konsekuensi dari...?
Dampak apakah yang akan diberikan oleh...pada kehidupan kita?
Apa saja pro dan kontra dari....?
Mengapa...bernilai?
Apa saja alternatifnya?
Siapa yang akan mendapatkan keuntungan dan siapa yang akan rugi?
Mengevaluasi: Kegiatan-kegiatan yang Berpotensi dan Produk
Siapkan daftar criteria untuk menilai…
Laksanakan debat tentang isu yang paling menarik.
Buatlah sebuah buklet tentang lima peraturan yang saudara anggap penting.
Yakinkan siswa lain.
Bentuklah panel diskusi untuk membahas tentang suatu pandangan.
Tulislah selembar surat untuk memberi masukan tentang perubahan-perubahan yang
diperlukan
Tulislah laporan dua kali setahun.
Siapkan tulisan untuk mempresentasikan pandangan saudara tentang...
Menciptakan
Siswa menciptakan gagasan dan informasi baru menggunakan apa yang telah
dipelajari
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 24
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Can you generate new products, ideas, or ways of viewing things?
Bisakah saudara menciptakan produk, gagasan atau cara pandang baru?
Bertindak Merakit Merakit
Mencampur Menyusun Menyusun
Mengarang Mengarang Mengkonstruksi
Mengembangkan Memikirkan Memikirkan
Menduga Memformulasi Menghasilkan
Membayangkan Memperbaiki Menemukan
Menemukan Mengorganisir Mengorganisir
Memulai Merencanakan Menduga
Menyiapkan Menghasilkan Mengusulkan
Menyiapkan
MEMBUAT
PERANCANGAN
PENYUSUNAN
MEMBUAT
MENEMUKAN
MERENCANAKAN
PENGATURAN
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 25
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Berikut ini adalah sejumlah kata kerja yang paling bisa menggambarkan proses
penciptaan:
Penciptaan berarti menggabungkan berbagai gagasan atau elemen untuk membuat
sebuah gagasan asli atau untuk terlibat dalam pemikiran kreatif.
Hasilnya mencakup:
Pertanyaan-pertanyaan untuk Penciptaan
Bisakah saudara merancang sebuah...untuk...?
Bisakah saudara memikirkan kemungkinan solusi untuk...?
Jika saudara memiliki akses ke semua sumber daya yang dibutuhkan dan tersedia,
bagaimana saudara akan menangani masalah...?
Mengapa saudara tidak memikirkan cara saudara sendiri untuk...?
Apa yang akan terjadi jika..?
Berapa banyak cara yang bisasaudara gunakan untuk...?
Bisakah saudara menemukan penggunaan yang baru dan tidak biasa dari...?
Bisakah saudara menyusun proposal yang akan...?
PROJECT
KORAN
LUKISAN
FILM
PROYEK
LAGU
PRODUK MEDIA
IKLAN
RENCANA
PERMAINAN
BARU
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 26
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Menciptakan: Kemungkinan kegiatan dan produk
Temukan sebuah mesin untuk melaksanakan tugas tertentu.
Rancanglah sebuah bangunan yang bisa menampung semua kegiatan belajar saudara.
Ciptakan produk baru. Beri nama dan rencanakan kampanye pemasarannya.
Tuliskan perasaan saudara sehubungan dengan...
Buatlah naskah TV, pertunjukan wayang, drama pendek, lagu atau pantomim
tentang…
Rancanglah sebuah sampul album rekaman, buku atau majalah untuk...
Juallah gagasan saudara
Pikirkan suatu cara untuk...
Buatlah sebuah bahasa baru dan berikan contoh penggunaannya.
Sekarang kerjakan Tugas QU3.1-AS1/7 “PERJALANAN” yang
bias saudara temukan di Bagian Tugas di akhir Unit Pembelajaran
ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan panduan yang terkait
dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti Portofolio
Sekarang kerjakan Tugas QU3.1-AS2/7 “ENAM TOPI
PEMIKIRAN” yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir
Unit Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan
panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti
Portofolio
Sekarang kerjakan Tugas QU3.1-AS3/7 “DILEMA TAHANAN”
yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir Unit
Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan
panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti
Portofolio
2.1.2 Delapan Prinsip Mutu
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 27
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Unit pembelajaran ini memperkenalkan delapan prinsip manajemen mutu yang
menjadi dasar standar sistem manajemen mutu dari seri ISO 9001:20003 edisi
revisi. Prinsip-prinsip ini bisa digunakan sebagai kerangka kerja untuk memandu
organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini diambil dari pengalaman
dan pengetahuan kolektif dari para ahli internasional yang menjadi anggota Dewan
Teknis ISO ISO/TC 176, manajemen mutu dan jaminan kualitas, yang bertanggung
jawab untuk menyusun dan mempertahankan standar ISO 9001.
Manajemen mutu menjadi semakin penting bagi kepemimpinan dan manajemen
semua organisasi. Manajemen Mutu perlu diidentifikasi sebagai sebuah disiplin
ilmu manajemen yang terpisah dan yang menentukan aturan-aturan yang
berterima dan dipahami di seluruh dunia untuk disiplin ilmu ini.
“Prinsip manajemen mutu adalah aturan/keyakinan yang mendasar dan
menyeluruh, bagi organisasi yang sedang memimpin dan berjalan, bertujuan untuk
peningkatan kinerja secara terus menerus dalam jangka panjang dengan berfokus
pada konsumen sekaigus memenuhi kebutuhan semua pemegang saham lainnya.”
Dengan sedikit berusaha, bisa dilihat bahwa sumber sebagian besar masalah
perusahaan adalah kurangnya penerapan satu atau lebih prinsip ini.
Kedelapan prinsip ini adalah:
• Prinsip kesatu: Fokus pada Pelanggan
• Prinsip kedua: Kepemimpinan
• Prinsip ketiga: Keterlibatan orang-orang
• Prinsip keempat: Pendekatan proses
• Prinsip kelima: Pendekatan sistem terhadap manajemen
• Prinsip keenam: Perbaikan terus menerus
• Prinsip ketujuh: Pendekatan factual untuk mengambil keputusan
• Prinsip kedelapan: Hubungan timbal balik para pemasok
3 Untuk analisa komprehensif tentang SMM ISO 9001:2000 lihat LU3.3
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 28
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Prinsip kesatu: Fokus pada konsumen dengan menentukan kebutuhan dan
harapan mereka
Kelebihan utama
Pendapatan dan penguasaan pasar melalui tanggapan yang cepat dan fleksibel atas
peluang pasar.
Menggunakan sumber daya untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Kesetiaan konsumen menyebabkan bisnis berulang kembali.
Penerapan prinsip ini
Penelitian tentang kebutuhan dan harapan konsumen.
Keterkaitan yang bagus antara tujuan organisasi dengan harapan dan kebutuhan
konsumen
Komunikasi yang efektif tentang kebutuhan dan harapan konsumen ke seluruh
bagian perusahaan.
Pengukuran kepuasan konsumen dan tindakan strategis
Melawan kekuatan yang ada dalam rantai konsumen-penyedia
Mempengaruhi keseimbangan antara konsumen yang puas dengan pihak-pihak lain
yang berkepentingan (seperti pemilik, pegawai, penyedia, penyandang dana,
komunitas daerah dan masyarakat secara keseluruhan).
Prinsip kedua: Kepemimpinan melalui kebijakan, tujuan dan lingkungan
kerja
Kelebihan utama:
Meningkatnya kesadaran dan motivasi untuk mencapai sasaran dan tujuan
organisasi.
Kesatuan evaluasi dengan implementasi kegiatan
Komunikasi yang baik antara berbagai level hirarki organisasi
Penerapan prinsip ini:
Analisis pasar, mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan
termasuk konsumen, pemilik, pegawai, penyandang dana, komunitas daerah dan
masyarakat secara keseluruhan.
Penentuan Visi dan Misi masa depan organisasi.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 29
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Penentuan sasaran dan target yang menantang.
Komitmen etis dan nilai yang dimiliki bersama di semua level organisasi.
Menumbuhkan kepercayaan dan menghilangkan rasa takut dalam lingkungan kerja
Sumber daya yang tepat, pelatihan dan kebebasan bertindak
Menginspirasi, mendorong dan menghargai kontribusi orang lain.
Prinsip ketiga: Keterlibatan orang-orang dengan menyusun sistem proses
alih-alih sistem fungsi
Kelebihan utama
Motivasi dan komitmen
Inovasi dan kreatifitas dalam mengejar tujuan organisasi.
Pertanggung jawaban kinerja individu
Penerapan prinsip ini
Memahami pentingnya kontribusi kolektif pada peran fungsional organisasi.
enentuan keterbatasan kinerja
Kepemilikan dan tanggung jawab untuk memecahkan masalah
Rasa kepemilikan
Evaluasi Kinerja Kelompok berdasarkan sasaran dan tujuan personal.
Sikap proaktif dalam mencari peluang untuk meningkatkan kompetensi,
pengetahuan dan pengalaman pribadi.
Pembagian pengetahuan, pembelajaran tim, belajar sambil melakukan
Diskusi dan dialog terbuka
Prinsip keempat: Pendekatan proses, penerapan menggunakan kebijakan,
tujuan, proses, penilaian, hasil dan perbaikan yang saling terkait
Kelebihan utama:
Biaya yang lebih murah dan waktu siklus yang lebih pendek dengan menggunakan
sumberdaya secara efektif.
Hasil yang meningkat, konsisten dan bisa diprediksi.
Peluang perbaikan yang terfokus dan diprioritaskan.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 30
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Menerapkan prinsip pendekatan proses biasanya menghasilkan:
Definisi sistematis kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Menangkap gambar besarnya
Analisis dan pengukuran kegiatan-kegiatan utama.
Identifikasi hubungan antara kegiatan-kegiatan utama dengan fungsi organisasi.
Faktor yang berfokus pada sumber daya, metode dan materi
Evaluasi resiko dan asumsi, evaluasi dampak kegiatan pada konsumen, pemasok
dan pihak-pihak lain yang terlibat.
Prinsip kelima: Pendekatan sistem melalui saling keterhubungan antara
berbagai proses yang berfokus pada pencapaian tujuan
Kelebihan utama:
Integrasi dan kesesuaian berbagai proses yang paling bisa mencapai hasil yang
diinginkan.
Memfokuskan usaha pada proses-proses utama.
Meningkatkan keyakinan pihak-pihak terkait pada konsistensi, efektifitas dan
efisiensi organisasi.
Penerapan prinsip ini
Menstrukturisasi sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
Memahami saling ketergantungan antara berbagai proses dalam sebuah sistem.
Pendekatan struktur untuk mengharmonisasi dan mengintegrasikan berbagai
proses.
Pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi hambatan antar
bagian.
Memahami kemampuan organisasi dan menentukan keterbatasan sumber daya
sebelum pelaksanaan tindakan.
Menentukan target dan menentukan bagaimana kegiatan tertentu dalam sebuah
sistem harus beroperasi.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 31
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Terus menerus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
Prinsip keenam: Peningkatan terus menerus dari hasil pengukuran dan
analisis proses
Kelebihan utama
Kelebihan kinerja melalui peningkatan kemampuan organisasi.
Kesesuaian kegiatan perbaikan di semua tingkat dengan maksud strategis
organisasi.
Fleksibilitas untuk cepat tanggap terhadap peluang.
Penerapan prinsip ini
Pendekatan keseluruh bagian organisasi dengan konsisten untuk terus
meningkatkan kinerja organisasi.
Pelatihan tentang metode dan perlengkapan baru untuk perbaikan terus menerus.
Menjadikan peningkatan produk, proses dan sistem secara terus menerus sebagai
tujuan tiap individu dalam organisasi.
Menentukan tujuan untuk memandu, dan menentukan ukuran untuk mengukur
peningkatan terus menerus.
Mengetahui dan menghargai peningkatan.
Prinsip ketujuh: Pendekatan factual terhadap pengambilan keputusan
melalui evaluasi objektif atas data pengukuran proses
Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi
Kelebihan utama
Keputusan yang diinformasikan ke semua.
Peningkatan kemampuan untuk menunjukkan efektifitas keputusan di masa lalu
dengan merujuk pada catatan factual.
Peningkatan kemampuan untuk mengkaji, menantang dan mengubah pendapat
dan keputusan.
Penerapan prinsip ini
Memastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan bisa dipertanggung
jawabkan.
Membuat data bisa diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 32
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
Mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan analisis factual,
diseimbangkan antara pengalaman dan intuisi.
Prinsip kedelapan: Keuntungan timbal balik dalam semua hubungan
dengan penyedia dengan menentukan kebutuhan dan harapan pihak lain
yang terkait dan penyusunan kebijakan dan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Organisasi dan para pemasoknya (pemasok barang) saling tergantung dan
hubungan yang memberi keuntungan timbal balik akan meningkatkan kemampuan
kedua belah pihak untuk mendapatkan nilai tambah.
Manfaat utama
Memberikan nilai bagi kedua belah pihak
Fleksibilitas dan kecepatan pemberian tanggapan terhadap perubahan pasar atau
perubahan kebutuhan dan harapan konsumen.
Optimalisasi biaya dan sumber daya.
Penerapan prinsip ini
Menentukan hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan
pertimbangan jangka panjang.
Penyatuan keahlian dan sumber daya dengan mitra.
Menentukan dan memilih penyedia utama.
Komunikasi yang jelas dan terbuka.
Berbagi informasi dan rencana masa depan.
Menginspirasi, mendorong dan menghargai peningkatan dan pencapaian oleh
pemasok.
Sekarang kerjakan Tugas QU3.1-AS4/7 “8 PRINSIP KUALITAS”
yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir Unit
Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan panduan
yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Portofolio Bukti
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 33
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
3 Guru Manajemen Mutu
Berbagai cerita dan contoh seringkali adalah guru yang terbaik. Guru, artinya,
adalah orang yang baik, orang yang bijak dan orang yang mengajari. Guru yang
bermutu haruslah orang yang memenuhi ketiga kriteria ini, dan memiliki konsep
dan pendekatan mutu dalam bisnis yang memiliki dampak besar dan tahan lama.
Para guru yang dituliskan di bagian ini telah melakukan, dan terus melakukan, hal
tersebut bahkan, untuk beberapa orang, sampai setelah meninggalnya.
Untuk memahami kontribusi para pengarang ini, kita perlu meneliti terlebih dulu
bagaimana konsep dan teknik kontrol mutu berkembang di Amerika Serikat, dan
kemudian perkembangannya di Jepang.
Kontrol mutu di Amerika Serikat
Awalnya, kontrol mutu secara sempit diartikan sebagai proses wajib penentuan
standar mutu, mengukur kinerja nyata mutu, dan melakukan tindakan yang
diperlukan berdasarkan perbedaan antara kinerja nyata dengan standar yang telah
ditentukan tersebut. Namun, dalam perkembangannya, kontrol mutu akhirnya
dilihat dari sudut pandang yang lebih luas sebagai penentuan kualitas produk
dengan nilai kegunaan tertinggi bagi konsumen, dengan menggunakan sarana
paling ekonomis.
Pada tahun 1920-an kontrol mutu mulai dikenal. Kontrol mutu secara statistik
memiliki pilar utama berupa diagram kontrol, teknik statistik dan inspeksi sampel.
Penerapan kontrol mutu secara statistik dengan sungguh-sungguh di Amerika
Serikat dimulai selama Perang Dunia II. Tentara Amerika, pembeli terbesar,
menentukan spesifikasi mutu senjata militer yang harus dipenuhi oleh pabrik
senjata militer yang menjadi pemasok mereka.
Angkatan Bersenjata Amerika melaksanakan pelatihan untuk perusahaan-
perusahaan pembuat senjata untuk membantu mereka memenuhi standar ini.
Inspeksi sampel dilakukan, dan mereka hanya membeli senjata dari perusahaan
yang lulus inspeksi. Angkatan Bersenjata tidak puas hanya dengan pemenuhan
standar yang telah ditentukan dalam produk akhirnya saja. Berdasarkan filosofi
bahwa mutu berasal dari proses bermutu, Amerika Serikat mulai menekankan
aspek statistik dan aspek manajerial control mutu.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 34
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Namun Angkatan Bersenjata melarang perusahaan pembuat senjata membuat
sistem kontrol mutunya sendiri.
Perkembangan kontrol kualitas di Jepang
Selama perang, Standar Militer Inggris BS10084 yang diadaptasi dari standar
Amerika yang telah diceritakan diatas diterjemahkan kedalam bahasa Jepang dan
penelitian teknik statistik modern dilaksanakan oleh sekelompok pelopor.
Ketika perang berakhir, Jepang berada dalam kondisi yang mendekati kehancuran
total. Untuk bisa menghidupi populasi penduduknya yang makin bertambah,
Jepang, sebagai negara yang sumber daya alamnya sedikit, tidak memiliki sumber
lain selain mengimpor bahan mentah, kemudian memproduksi dan mengekspor
produk industri dan bermutu bagus. Sebelum perang, produksi Jepang dikenal
murah dan bermutu rendah. Untuk membangun kembali ekonomi melalui ekspor
produk industri, tidak ada cara lain kecuali meningkatkan mutu produk dengan
drastis.
Setelah perang, kontrol kualitas dilakukan dengan panduan dari Tentara Amerika
yang menduduki Jepang. Berkebalikan dengan di Amerika Serikat, di Jepang pasca
perang, tidak ada pembeli spesifik yang besar seperti Angkatan Bersenjata
Amerika. Maka, perusahaan manufaktur Jepang, dengan sendirinya, harus
bersaing ketat untuk memenuhi berbagai permintaan pasar konsumen. Dalam
kondisi seperti itu, perusahaan-perusahaan tersebut, tanpa bantuan pihak lain,
harus menentukan kebutuhan konsumen untuk bisa memproduksi dan menjual
produk yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan tidak adanya pengguna
spesifik, produk-produk dengan rentang penggunaan yang luas harus dipasarkan;
maka para perusahaan tersebut dibebani tugas untuk memproduksi barang yang
sangat aman dan sangat terpercaya sesuai dengan standar yang ditentukan untuk
negara tersebut, dengan tetap memperhatikan berbagai permintaan klien.
Untuk berhasil dalam penjualan tersebut, sifat produk dan cara penggunaannya
harus dijelaskan secara detail.
Maka, untuk memproduksi dan menjual produk ke sejumlah konsumen tidak
spesifik, diperlukan integrasi secara organis ke seluruh tahapan kontrol mutu,
4 Keterangan secara detil tentang British military standards dan penerapannya untuk ISO lihat LU3.3
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 35
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
mulai dari menentukan kebutuhan klien, sampai ke produksi dan penjualan. Hal
inilah yang kemudian mendorong kemunculan kontrol mutu di seluruh bagian
perusahaan Jepang yang unik.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 36
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Walter Shewhart—Kakek Manajemen Kualitas Total.
Ide-idenya
Gagasan awal Manajemen Kualitas Total dan peningkatan terus
menerus bisa dilacak sampai ke seorang mantan pegawai perusahaan
Bell Telephone yang bernama Walter Shewhart. Sebagai salah satu
guru W. Edwards Deming, dia mengajarkan pentingnya menggunakan
proses manajemen untuk menciptakan situasi yang menguntungkan baik untuk
perusahaan maupun konsumen, dengan mempromosikan penggunaan ciptaannya
sendiri—diagram kontrol SPC.
Dr. Shewhart yakin bahwa kurangnya informasi akan sangat menghambat usaha kontrol
dan proses manajemen di lingkungan produksi. Untuk membantu manajer dalam
mengambil keputusan yang ekonomis, efisien dan ilmiah, dia mengembangkan metode
Kontrol Proses Secara Statistik (SPC/Statistical Process Control). Banyak gagasan
modern menyangkut mutu terinspirasi oleh Dr. Shewhart.
Dia juga mengembangkan Siklus Pembelajaran dan Peningkatan Shewhart, yang
menggabungkan pemikiran kreatif manajemen dengan analisis statistik. Siklus ini terdiri
dari empat tahap berkesinambungan; Plan (Merencanakan), Do (Melaksanakan), Study
(Meneliti) dan Act (Bertindak). Langkah-langkah ini (yang umumnya dikenal dengan
sebutan siklus PDSA), diyakini Shewhart pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan
mutu total. Siklus ini mengambil strukturnya dari pandangan bahwa evaluasi konstan
atas praktek-praktek manajemen—serta kerelaan pihak manajemen untuk menggunakan
dan mengabaikan gagasan-gagasan yang tidak mendukung—adalah kunci evolusi
perusahaan sukses.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 37
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Trilogi Mutu Juran
Joseph M. Juran memberikan banyak kontribusi pada bidang
manajemen Mutu selama masa kerja aktifnya yang lebih dari tujuh
puluh tahun. Bukunya, “Panduan Kontrol Kualitas”, adalah rujukan
klasik bagi para insinyur Mutu. Dia merevolusi filosofi Jepang tentang
manajemen Mutu dan bekerja keras membantu membentuk ekonomi
Jepang sampai menjadi pemimpin industri seperti saat ini. Dr. Juran adalah orang
pertama yang memasukkan aspek manusia kedalam manajemen mutu yang dikenal
dengan nama Manajemen Mutu Total.
Dr. Joseph M Juran mengembangkan trilogi mutu—perencanaan mutu, kontrol mutu dan
peningkatan mutu. Manajemen mutu yang baik mengharuskan tindakan mutu
direncanakan, dikontrol dan ditingkatkan. Proses ini mencapai kontrol pada satu
tahapan kinerja mutu, kemudian dibuatlah rencana untuk meningkatkan kinerja tersebut
dengan dasar proyek per proyek, menggunakan kelengkapan dan teknik seperti analisis
Pareto.
Kegiatan ini akhirnya mencapai terobosan ke level peningkatan yang lebih tinggi, yang
sekali lagi di kontrol, untuk mencegah adanya kekurangan.
Proyek per proyek
Perencanaan mutu
Peningkatan mutu
Terobosan
Menggenggam Keuntungan
Analisis Pareto
kendali mutu
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 38
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Juran meyakini bahwa mutu berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen atas produk yang dihasilkan, dan dia menekankan pentingnya peningkatan
mutu terus menerus melalui serangkaian proyek perbaikan dalam skala kecil yang
dilakukan di seluruh bagian organisasi. Sepuluh langkah Juran untuk peningkatan mutu
adalah sebagai berikut:
• Membangun kesadaran akan kebutuhan dan peluang perbaikan
• Menentukan sasaran perbaikan
• Mengatur pencapaian sasaran tersebut
• Memberikan pelatihan
• Melaksanakan proyek untuk menyelesaikan masalah
• Melaporkan kemajuan
• Memberi pengakuan
• Mengkomunikasikan hasil
• Menyimpan catatan skor peningkatan yang dicapai
• Mempertahankan momentum
Dia berkonsentrasi tidak hanya pada konsumen akhir saja, tapi juga pada para
konsumen eksternal dan internal lain. Tiap orang yang berada dalam rantai konsumen-
pemasok tersebut, mulai dari perancang produk sampai pengguna akhir, adalah
pemasok dan konsumen. Selain itu, orang akan menjadi proses, melaksanakan
sejumlah perubahan atau kegiatan.
Seorang Penyusun Teori yang dihargai
Persatuan Ilmuwan dan Insinyur Jepang mengundang Dr. Juran ke Jepang, untuk
mengajari mereka prinsip-prinsip manajemen mutu selagi mereka membangun
kembali ekonomi negara tersebut. Bersama W. Edwards Deming, rekannya yang
lebih berwarna dan mungkin lebih terkenal yang berasal dari Amerika, Juran
menerima Penghargaan Harta Karun Suci Kelas Kedua dari Kaisar Hirohito di
Jepang. Dr. Juran menerbitkan kuliahnya dari Jepang dalam bukunya yang
berjudul Managerial Breakthrough (Terobosan Manajerial) pada tahun 1964. Pada
tahun 1979, Juran mendirikan Institut Juran untuk lebih memfasilitasi
pengungkapan gagasannya dengan lebih luas. Institut Juran saat ini menjadi salah
PROSES KONSUMEN PEMASOK
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 39
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
satu perusahaan konsultasi manajemen mutu yang paling unggul di dunia, dan
intitut ini menerbitkan buku, buku kerja, video, dan materi lain untuk mendukung
penggunaan metode Dr Juran secara luas.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 40
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Orang Amerika yang pergi ke Jepang: Edward Deming
Edwards Deming menganggap pihak manajemen sangat
penting dan memikul tanggung jawab besar, baik di tingkat
individu maupun di tingkat perusahaan, dengan meyakini
bahwa manajemen bertanggung jawab atas 94% masalah
mutu. Empat belas butir rencananya adalah filosofi manajemen lengkap, yang bisa
diterapkan pada perusahaan besar ataupun kecil di sektor publik, swasta, maupun
layanan jasa:
• Menciptakan tujuan konstan yang mengarah ke perbaikan barang dan jasa
• Menggunakan filosofi baru. Kita tidak bisa lagi hidup dengan tingkat
penundaan, kesalahan dan kelalaian pekerja yang selama ini selalu diterima
• Mengurangi ketergantungan pada inspeksi massal. Selain daripada itu, kita
membutuhkan bukti statistik bahwa mutu telah terbangun dalam perusahaan
kita
• Menghentikan praktek memberikan hadiah pada perusahaan dengan
berdasarkan pada harga
• Menemukan masalah. Tugas pihak manajemenlah bekerja terus menerus
dalam sistem perusahaan
• Mengembangkan metode modern untuk pelatihan pekerjaan
• Mengembangkan metode modern penyeliaan pekerja di bagian produksi,
tanggung jawab mandor harus diubah dari mengawasi jumlah ke mengawasi
mutu pekerja
• Menghilangkan rasa takut, jadi tiap orang bisa bekerja dengan efektif untuk
perusahaan
• Memutuskan batasan antar bagian
• Menghilangkan sasaran, poster dan slogan numeris untuk serikat pekerja
yang menuntut tingkat produktifitas baru tanpa memberikan metode
• Menghilangkan standar kerja yang mengharuskan adanya kuota jumlah
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 41
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
• Menghilangkan batasan yang ada diantara pekerja per jam dengan hak
mereka atas kebanggaan menjadi pekerja
• Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan ulang yang hebat
• Menciptakan struktur di tataran manajemen tingkat atas yang akan
mendorong kinerja diatas target setiap hari
Dia meyakini bahwa pengunaan, dan tindakan berdasarkan, ke empat belas poin ini
adalah tanda bahwa pihak manajemen masih berniat bertahan dalam bidang usaha
tersebut.
Deming juga mendorong penggunaan pendekatan sistematis untuk pemecahan
masalah dan mengusulkan siklus PDCA5 yang sudah terkenal.
Siklus PDCA juga dikenal sebagai siklus Deming, meski sebenarnya siklus ini dibuat
oleh rekan Deming, Dr Shewhart. Siklus ini adalah
metode peningkatan universal, dan dengan demikian
mengurangi perbedaan antara persyaratan konsumen
dengan kinerja proses.
Siklus ini berkaitan dengan pembelajaran dan
peningkatan terus-menerus, mempelajari apa yang
bisa dipakai dan apa yang tidak bisa dipakai secara
sistemis; dan siklus tersebut berulang; setelah satu
siklus selesai, siklus berikutnya dimulai.
5 Secara komprehensif tentang sikuls PDCA lihat LU3.2.1
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 42
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Philip Crosby: Paman Revolusi Mutu yang gembira
“Lakukan dengan Benar saat Pertama Kali”
Dr. Deming dan Dr. Juran adalah dua otak besar dalam revolusi
mutu. Keunggulan Phil Crosby dari mereka hanyalah karena dia
menemukan sebuah terminology untuk mutu yang bisa dipahami
oleh manusia biasa. Bukunya, “Kualitas tanpa Air Mata” dan
“Kualitas Gratis” sangat mudah dibaca, jadi banyak orang
membacanya. Dia mempopulerkan gagasan “beban karena
mutu yang buruk”, yaitu, menentukan seberapa besar beban
biaya yang harus dikeluarkan sebenarnya jika kita melakukan sesuatu dengan
buruk.
Seperti Frederick Taylor, gagasan-gagasan Philip Crosby berasal dari
pengalamannya di bagian perakitan. Dia menitik beratkan pada ‘Zero Defect’
(‘tanpa cela’), sama seperti fokus pada gerakan modern Six Sigma Quality.
Namun, Mr. Crosby segera menunjukkan bahwa ‘Zero Defect’ bukanlah berasal
bagian perakitan. Untuk menciptakan proses manufaktur yang ‘Zero Defect’, pihak
manajemen harus menentukan suasana dan situasi yang harus diikuti oleh para
pegawai. Jika pihak manajemen tidak menciptakan sistem dimana ‘Zero Defect’
jelas menjadi tujuan, maka mereka tidak bisa menyalahkan para pekerja jika
semuanya hancur dan terjadi banyak kekurangan. Kelebihan perusahaan yang
menerapkan sistem tersebut adalah penurunan drastis sumber daya tidak terpakai
dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk memproduksi barang yang tidak
diinginkan oleh konsumen.
Philip B Crosby dikenal dengan konsep “Quality is Free” (“Mutu Gratis”) dan “Zero
Defects”, dan proses peningkatan mutunya didasarkan pada empat kemutlakan
mutunya:
• Mutu harus sesuai dengan persyaratan
• Sistem mutu adalah sistem pencegahan
• Standar kinerja terbaik adalah zero defect
• Pengukuran mutu adalah harga untuk ketidaksesuaian
Empat belas langkah peningkatan mutu Crosby adalah:
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 43
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
• Management is committed to a formalised quality policy
• Pihak manajemen harus berkomitmen untuk merumuskan kebijakan mutu
• Membentuk tim peningkatan mutu (QIT) di tingkat manajemen dengan
tanggung jawab untuk perencanaan dan pelaksanaan proses peningkatan mutu
• Menentukan dimana masalah mutu saat ini dan yang akan datang berada
• Mengevaluasi beban mutu dan menjelaskan kegunaannya sebagai sarana pihak
manajemen untuk menghitung sisa
• Meningkatkan kesadaran dan perhatian personal atas mutu diantara para
pegawai
• Melakukan tindakan perbaikan, menggunakan sistem formal yang telah ada
untuk menghilangkan akar masalah.
• Menyusun program dan komite zero defects
• Melatih semua pegawai dalam peningkatan mutu
• Menentukan Hari Tanpa Cela untuk menyampaikan perubahan dan saat pihak
manajemen berkomitmen ulang dan para pegawai mulai berkomitmen.
• Mendorong individu dan kelompok menentukan tujuan peningkatan
• Mendorong para pegawai untuk berkomunikasi dengan pihak manajemen
tentang hambatan apapun yang mereka hadapi dalam mencapai tujuan
peningkatan mereka.
• Memberikan pengakuan resmi pada semua partisipan
• Membentuk dewan mutu untuk pembagian informasi manajemen mutu
• Melakukan segalanya dari ulang lagi—membentuk tim peningkatan mutu yang
baru
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 44
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Metode Taguchi dan Taguchi—Mutu Cepat dan Praktis
Setelah PD II para perusahaan manufaktur Jepang berjuang untuk
tetap hidup dengan sumber daya yang sangat terbatas. Jika bukan
karena kemajuan Taguchi, negara itu mungkin masih terombang-
ambing sendirian seperti dulu. Taguchi merevolusi proses
manufaktur di Jepang melalui penghematan biaya. Dia tahu, seperti
juga para ahli lainnya, bahwa proses manufaktur dipengaruhi oleh
pengaruh dari luar, yang disebut ‘noise’ (bising).
Dr Genichi Taguchi yakin
bahwa rancangan produk yang
lebih disukai adalah produk
yang kekar atau tidak peka
terhadap berbagai variasi
proses manufaktur, daripada
mencoba mengontrol semua
variasi yang muncul selama
proses manufaktur tersebut.
Untuk menjalankan gagasan
ini, dia menggunakan
pengetahuan rancangan eksperimental yang telah ditentukan sebelumnya dan
membuatnya lebih bisa digunakan dan lebih praktis untuk para profesional mutu.
Pesannya lebih memperhatikan optimalisasi rutinitas produk dan proses sebelum
kegiatan manufaktur daripada memperhatikan mutu melalui inspeksi. Mutu dan
reliabilitas didorong ke belakang sampai ke tahap perancangan dimana kedua hal
tersebut harusnya berada, dan dia memecah mutu menjadi tiga tahap:
• Rancangan sistem
• Rancangan parameter
• Rancangan toleransi
“Metodologi Taguchi” pada dasarnya adalah metode ‘prototyping’ (purwarupa) yang
memungkinkan pada perancang menentukan seting yang paling optimal untuk
menghasilkan produk yang kekar yang bisa bertahan selama proses manufaktur, dari
waktu ke waktu, dari satu potongan ke potongan lain, dan memberikan apa yang
Robust product design
Rancangan produk yang kekar
Parameter design
Rancangan parameter
Statistical process control
Kontrol proses secara statistik
Product inspection
Inspeksi Produk
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 45
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
diinginkan oleh konsumen. Saat ini, berbagai perusahaan melihat hubungan erat antara
metode Taguchi, yang bisa dipandang lewat sebuah continuum, dengan penyebaran
fungsi mutu (QFD).
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 46
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Kaoru Ishikawa: jaminan mutu
Kaoru Ishikawa ingin mengubah cara pandang orang terhadap
pekerjaan. Dia mendorong para manajer untuk menentang
perasaan puas hanya dengan meningkatkan mutu produk, dan
bersikeras bahwa peningkatan mutu selalu bisa selangkah lebih
maju. Pandangannya tentang kontrol mutu di seluruh bagian
perusahaan (CWQC). Ini berarti bahwa seorang konsumen akan
terus menerima layanan bahkan setelah menerima produknya.
Layanan ini akan diperluas sampai ke seluruh bagian perusahaan
di semua tingkat manajemen, dan bahkan melampaui perusahaan itu sendiri ke
dalam kehidupan sehari-hari semua orang yang terlewat. Menurut Ishikawa
peningkatan mutu adalah proses terus menerus, dan selalu bisa dibawa selangkah
lebih jauh.
Salah satu fitur kontrol mutu di seluruh bagian perusahaan berada pada
fondasinya, filosofi manajemen Jaminan Kualitas:
“Untuk memastikan mutu sama yang bisa dibeli oleh konsumen dan menggunakan
produk untuk jangka panjang dengan kepuasan dan perasaan aman”
Ada tiga sudut pandang dalam jaminan mutu:
• Inspeksi prinsip prioritas
• Proses prinsip prioritas
• Prinsip prioritas pengembangan produk baru
Inti jaminan mutu tidak bisa disadari hanya berdasarkan inspeksi. Ini karena tidak
peduli betapapun ketatnya inspeksi dilakukan, hanya inspeksi saja tidak akan bisa
menghilangkan produk bercela (cacat) sepenuhnya. Maka mutu harus muncul dari
tahap manufaktur, bahkan dari tahap perancangan proyek. Ishikawa menekankan
bahwa jaminan mutu harus didasarkan pada proses dan prinsip prioritas
pengembangan produk baru.
Maka, kontrol mutu harus diterapkan dari tahap awal penelitian pasar dan
pengembangan produk, melalui produksi dan penjualan.
Dengan diagram sebab akibatnya (juga disebut diagram Ishikawa atau diagram
“fishbone” (tulang ikan) pemimpin manajemen ini membuat kemajuan yang
signifikan dan spesifik dalam peningkatan mutu. Dengan menggunakan diagram
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 47
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
baru ini, pengguna bisa melihat semua kemungkinan penyebab dari suatu hasil,
dan mudah-mudahan bisa mencari akar ketidak sempurnaan proses. Dengan
menunjukkan akar masalah, diagram ini memberikan peningkatan mutu dari
“bottom up” (“bawah sampai atas”)
Dr.W.Edwards Deming - salah satu kolega Isikawa – mengadopsi diagram ini dan
menggunakannya untuk mengajarkan Total Quality Control (Kontrol Mutu Total) di
Jepang sejak Perang Dunia ke II. Baik Ishikawa maupun Deming menggunakan
diagram ini sebagai satu alat perangkat pertama dalam proses manajemen mutu.
Ishikawa juga memperlihatkan keutamaan dari 7 perangkat mutu6:
• control chart,
• run chart,
• histogram,
• scatter diagram,
• Pareto chart,
• Flowchart.
6 Keterangan secara komprehensif tentang the seven quality tools lihat LU3.2
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 48
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Selain itu, Ishikawa juga menggali konsep lingkaran mutu. Lingkaran mutu
adalah teknik manajemen partisipatif yang terdiri dari:
• Menerapkan kontrol mutu secara statistik.
• Meningkatkan tanggung jawab untuk mengontrol mutu ke seluruh bagian
perusahaan.
Ide dasar dibelakang kegiatan lingkaran QC yang dilakukan, sebagai bagian dari
kegiatan CWQC, seperti berikut:
• Berkontribusi untuk perbaikan dan pengembangan kewirausahaan
• Menghargai kemanusiaan dan membangun hidup yang bermafaat dan tempat
pekerjaan yang menyenangkan
• Menunjukkan kemampuan manusia secara utuh dan pada akhirnya
menimbulkan kemungkinan tidak terbatas
Sepuluh konsep dasar untuk Kegiatan Circle QC:
• perkembangan diri
• Kesukarelaan
• kegiatan-kegiatan kelompok
• semua berpartisipasi
• menggunakan teknik control mutu
• kegiatan-kegiatan yang sangat terkait dengan tempat kerja
• meningkatkan dan tidak pernah mengakhiri Kegiatan Lingkaran QC
• pengembangan timbal balik
• kreatifitas
• kesadaran mutu, kesadaran masalah, kesadaran perbaikan
Fitur utama untuk Kontrol Mutu di seluruh bagian perusahaan (CWQC) adalah filosofi
manajerial tentang jaminan mutu yang disadari melalui manajemen kebijakan dan
manajemen harian sebagai inti dan partisipasi semua pegawai dalam kontrol mutu di
semua bagian melalui lingkaran QC.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 49
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Sekarang kerjakan tugas QU3.1-AS5/7 “GURU MANAJEMEN
Mutu I” yang bisas audara temukan di Bagian Tugas di akhir Unit
Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan
panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti
Portofolio
Sekarang kerjakan tugas QU3.1-AS6/7 “GURU MANAJEMEN
MUTU II” yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir
Unit Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan
panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti
Portofolio
Sekarang kerjakan tugas QU3.1-AS7/7 “GURU MANAJEMEN
Mutu III” yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir
Unit Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan
panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan Bukti
Portofolio
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 50
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
4 DAFTAR TUGAS
Judul Tugas Perkiraan
Waktu
Pembelajaran
QU 3.1-AS1/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “PERJALANAN” 20’
QU 3.1-AS1/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “ENAM TOPI
PEMIKIRAN”
30’
QU 3.1-AS3/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “DILEMA
TAHANAN” 30’
QU 3.1- AS4/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “DELAPAN
PRINSIP MUTU”
20’
QU 3.5 -AS5/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “GURU
MANAJEMEN MUTU I”
40’
QU 3.6-AS6/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “GURU
MANAJEMEN MUTU II”
25’
QU 3.7-AS7/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “GURU
MANAJEMEN MUTU III”
25’
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 51
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU 3-1. AS 1/7 LATIHAN
PEMBELAJARAN “PERJALANAN”
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN:
20’
Tujuan pembelajaran: mempraktekkan Berfikir dengan orientasi mutu
Mengingat Berapa banyak cara yang bisa saudara gunakan untuk pindah
dari satu tempat ke tempat lain? Daftarkan dan gambar semua
cara yang saudara tahu. Jelaskan salah satu kendaraan yang
ada dalam daftar yang saudara buat, buat sebuah diagram dan
beri label di tiap bagiannya. Kumpulkan gambar ‘alat
transportasi’ dari majalah atau koran—buatlah sebuah poster
lengkap dengan keterangannya.
Memahami Bagaimana saudara pulang dari sekolah ke rumah? Jelaskan
metode perjalanan saudara dan gambarlah peta. Buat sebuah
drama singkat tentang sebuah alat transportasi modern.
Jelaskan bagaimana perasaan saudara saat saudara pertama
kali naik sepeda. Jadikan meja saudara sebagai bentuk
transportasi tersebut.
Menerapkan Jelaskan mengapa sejumlah kendaraan berukuran besar dan
kendaraan lainnya berukuran kecil. Tuliskan cerita tentang
kegunaan keduanya. Surveilah sepuluh orang anak untuk
mengetahui jenis sepeda apa yang mereka pakai. Tampilkan
dalam bentuk diagram atau grafik.
Menganalisis Buat sebuah puzzle tentang anak-anak yang menaiki sepeda
dengan berbahaya. Masalah apa yang ada dalam bentuk
transportasi modern dan pengunaannya – buat laporan.
Bandingkan perahu dengan pesawat.
Mengevaluasi Perubahan apa yang akan saudara rekomendasikan untuk
aturan lalu lintas agar bisa mencegah kecelakaan lalu lintas?
Perdebatkan apakah kita seharusnya bisa membeli bahan bakar
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 52
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
kendaraan dengan harga lebih murah. Buat daftar alat
transportasi dan urutkan dari yang paling lambat sampai yang
paling cepat, dsb.
Menciptakan Ciptakan sebuah kendaraan. Gambar atau susun kendaraan
tersebut dengan merencanakannya secermat mungkin terlebih
dulu. Jenis kendaraan apa yang mungkin ada dalam waktu dua
puluh tahun ke depan? Bahas, tuliskan hasilnya dan laporkan
di depan kelas. Tulis sebuah lagu tentang bepergian
menggunakan berbagai alat transportasi.
QU 3-1. AS 2/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “ENAM TOPI
PEMIKIRAN”
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 30’
Tujuan pembelajaran: menggambarkan pemikiran saudara sendiri dan
untuk mengenali berbagai pemikiran yang dibutuhkan dalam berbagai
situasi pembelajaran
Enam Topi Pemikiran: Informasi Orangtua (ayah dan ibu)
Pada awal tahun 1980-an Dr. Edward de Bono menemukan metode Enam Topi
Pemikiran. Metode ini adalah kerangka kerja untuk pemikiran. Metode ini
mengharuskan siswa (dan guru), untuk memperluas cara pikir mereka tentang
sebuah topik dengan cara memakai sejumlah topi ‘pemikiran’ yang berbeda.
Perusahaan-perusahaan seperti Prudential Insurance, IBM, Federal Expres, British
Airways, Polaroid, Pepsico, DuPont, dan Nippon Telephone and Telegraph, yang
mungkin merupakan perusahaan terbesar di dunia, menggunakan Enam Topi
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 53
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Pemikiran.
Keenam topi ini mewakili enam mode pemikiran dan merupakan arah berpikir
daripada sekedar label untuk pemikiran. Ini berarti, topi-topi ini digunakan secara
proaktif, daripada reaktif.
Saudara akan menggunakan Enam Topi Pemikiran untuk:
• Membahas topik
• Memecahkan masalah
• Menggali alternatif
• Mengambil keputusan
• Meneliti, menyusun dan menulis laporan
• Curah gagasan
Sekilas tentang Enam Topi Pemikiran:
• Pemikiran Topi Putih mengidentifikasi fakta dan rincian sebuah topik
• Pemikiran Topi Hitam mengamati masalah-masalah yang berhubungan
dengan sebuah topik
• Pemikiran topi Kuning berfokus pada aspek-aspek positif sebuah topik
• Pemikiran topi Merah memandang sebuah topik dari sudut pandang emosi
dan perasaan
• Pemikiran topi Hijau membutuhkan kreatifitas, imajinasi dan pemikiran
lateral tentang sebuah topik
• Pemikiran Topi Biru berfokus pada perenungan, metakognitif (memikirkan
tentang pemikiran pada yang dibutuhkan), dan perlunya memahami gambar
besarnya.
Topi Penjelasan De Bono
menyuruh
memikirkan
tentang…
Pertanyaan utama
Topi
Putih
• Berfokus langsung
pada informasi yang
tersedia
• Fakta
• Informasi netral
• TANPA bantahan atau
Kertas Kosong
Hasil printout
komputer
1. Informasi apa
yang kita miliki?
2. Informasi apa
yang tidak ada?
3. Bagaimana kita
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 54
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
memberikan usulan bisa mendapatkan
informasi yang kita
butuhkan?
Topi
Merah
• emosi
• perasaan
• naluri
• intuisi
• kesukaan dan
ketidaksukaan
Api dan
kehangatan
1. Apa yang saudara
sukai dari gagasan
ini?
2. Bagaimana
perasaan saudara
tentang hal ini?
3. Apa yang tidak
saudara sukai dari hal
ini?
Topi
Hitam
• Topi yang paling
sering digunakan
• memperhatikan
kebenaran dan
kenyataan
• Topi pemikiran kritis
• Mencegah kita
melakukan kesalahan
Hakim yang
tegas
1. Apakah ini akan
berhasil?
2. Apakah ini cocok?
3. Apa saja bahaya
dan masalahnya?
Topi
Kuning
• Kelebihan sebuah
gagasan
• Topi kuning adalah
jenis yang penuh
harapan dan logis, jadi
harus selalu ada
alasan dibalik tiap
harapan
• Ingin mencari dan
menunjukkan
kelebihan tersebut
Sinar matahari
dan optimisme
1. Apa kelebihannya?
2. Mengapa ini pasti
berhasil?
Topi
Hijau
• Topi ‘aktif’
• digunakan untuk
pemikiran kreatif
• Memperhatikan
Rumput, pohon,
tanaman dan
pertumbuhan
Pertanyaan utamanya
harus berfokus pada:
1. Penggalian gagasan
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 55
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
usulan, saran,
gagasan baru,
alternative baru, solusi
dan penemuan baru
• menekankan
‘kebaruan’
2. Usulan dan saran
3. Alternatif
4. Gagasan-gagasan
baru
5. Provokasi
Topi
Biru
• garis besar
• kontrol proses
• diatas pemikiran,
memandang
pemikiran itu sendiri
• Memikirkan tentang
pemikiran!
Langit Biru
(diatas
segalanya)
Konduktor
orkestra
Jenis pemikiran apa
yang dibutuhkan?
Dimana kita
sekarang?
Apa langkah
selanjutnya?
Sebelumnya kita telah
sampai ke mana saja?
Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari minimal 5-6 orang. Tiap
anggota kelompok menuliskan namanya di kartu warna, dan pemikiran mana yang
paling bisa diterapkan padanya. Tiap anggota bertukar kartu warna ke teman di
sebelahnya hingga tiap orang akhirnya akan mendapatkan profil topi pemikiran
yang paling baik untuknya menurut pandangannya sendiri dan menurut pandangan
para pengamat.
Bahas hasilnya dalam diskusi panel bersama guru dan teman-teman sekelas.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 56
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU 3-1. AS 3/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “DILEMA TAHANAN”
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 30’
Tujuan Pembelajaran: untuk memahami pentingnya kerjasama dalam
pengambilan keputusan
Situasinya
Permainan ini mendapatkan namanya dari situasi hipotesis berikut: bayangkan
dua orang penjahat ditahan karena diduga melakukan kejahatan bersama-sama.
Namun, polisi tidak memiliki bukti yang cukup untuk menjadikan mereka
tersangka. Kedua tahanan ini kemudian dipisahkan satu sama lain, dan polisi
mendatangi mereka satu per satu untuk memberikan tawaran: orang yang
memberikan bukti terhadap kejahatan orang yang satu lagi akan dibebaskan.
Jika keduanya tidak menerima tawaran tersebut, mereka hanya terbukti tidak
mau bekerja sama dengan polisi, dan keduanya akan mendapatkan hukuman
yang sangat ringan karena kekurangan bukti. Mereka berdua akan untung.
Namun, jika salah satu dari mereka mengkhianati temannya, dengan mengaku
pada polisi, orang yang mengadu tersebut akan lebih untung, sebab dia akan
bebas; orang yang tetap diam, di sisi lain, akan menerima hukuman penuh
karena tidak mau bekerja sama dengan polisi, dan tidak ada bukti yang cukup.
Jika keduanya saling mengkhianati, keduanya akan dihukum, namun tidak
separah jika mereka tidak bicara apa-apa. Dilemanya adalah kenyataan bahwa
tiap tahanan tersebut hanya boleh memilih satu diantara dua pilihan, tapi tidak
bisa membuat keputusan yang bagus tanpa mengetahui yang dilakukan oleh
orang yang satu lagi.
Distribusi untung rugi seperti ini sangat sering terjadi di berbagai situasi, karena
orang yang bekerja sama yang tindakannya tidak dibalas setimpal akan
kehilangan sumber daya (kepercayaan) pada orang yang berkhianat, tanpa
satupun dari mereka mampu mendapatkan keuntungan tambahan dari
‘sinergisnya’ kerjasama mereka. Untuk gampangnya, kita bisa membayangkan
dilema Tahanan sebagai jumlah nol selama tidak ada kerjasama timbal balik:
masing-masing mendapat 0 jika keduanya berkhianat, atau saat salah satu dari
mereka bekerja sama, si pengkhianat mendapat + 10 dan si pekerjasama
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 57
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
mendapat -10, yang jika dijumlahkan hasilnya 0. Disisi lain, jika keduanya
bekerjasama hasil sinergi mereka memberikan nilai tambah yang membuat
jumlahnya menjadi positif: masing-masing mendapat 5, berarti totalnya 10.
Kedua pemain dalam permainan ini bisa memilih diantara dua gerakan, baik
“bekerja sama” atau “mengkhianati”. Gagasannya adalah bahwa tiap pemain
mendapatkan keuntungan jika bekerja sama, namun jika hanya satu orang yang
bekerja sama, orang yang satunya, yang berkhianat, akan mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak. Jika keduanya saling mengkhianati, keduanya
kalah (atau mendapat sedikit sekali keuntungan) namun tidak sebesar
pekerjasama yang ‘curang’ yang kerjasamanya tidak mendapat balasan yang
setimpal. Keseluruhan situasi permainan ini dan berbagai kemungkinan hasilnya
terangkum di tabel 1, dimana “titik-titik” hipotesis diberikan sebagai contoh cara
penghitungan berbagai hasil yang berbeda tersebut.
Tindakan A\Tindakan B Bekerja sama Berkhianat
Bekerja sama Cukup bagus [+ 5] Buruk [ - 10]
Berkhianat Bagus [+ 10] Kejam[0]
Tabel 1: hasil untuk actor A (dengan kata-kata, dan dalam ‘titik-titik’ hipotesis)
tergantung pada kombinasi tindakan A dan B, dalam simulasi permainan ‘dilema
tahanan’ . Skema yang sama juga bisa diterapkan untuk hasil penghitungan
untuk B.
Briefing ulang
Keuntungan dari kerjasama timbal balik (5) dalam dilema tahanan tetap lebih
kecil dari keuntungan yang didapat dari pengkhianatan satu pihak (10), sehingga
akan selalu ada “godaan” untuk berkhianat. Asumsi ini tidak sepenuhnya valid.
Misalnya, kita mudah saja membayangkan dua ekor serigala yang bersama-sama
bisa membunuh hewan yang dua kali lebih besar dari hewan yang mungkin bisa
dibunuh oleh salah satu dari mereka. Bahkan jika serigala yang mementingkan
temannya membunuh kelinci dan memberikannya pada serigala satunya, dan
serigala satunya itu tidak melakukan apapun untuk membalasnya, serigala yang
egois pasti akan makan lebih sedikit dibanding jika dia membantu temannya
membunuh rusa. Namun kita pasti beranggapan bahwa dampak sinergisnya
lebih sedikit dibanding keuntungan yang didapat dari pengkhianatan (misalnya,
membiarkan orang membantu saudara tanpa melakukan apapun untuk
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 58
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
membalasnya).
Hal ini realistis jika kita mempertimbangkan fakta bahwa sinergi tersebut
biasanya hanya bisa mendapatkan kekuatan maksimalnya setelah proses
jangka panjang hubungan timbal-balik (membunuh rusa adalah usaha yang
cukup rumit dan makan waktu). Dilema tahanan dimaksudkan untuk meneliti
pengambilan keputusan jangka pendek dimana para aktornya tidak memiliki
ekspektasi khusus atas interaksi atau pertemuan di masa depan (seperti dalam
kasus asli tahanan yang dipenjara). Ini adalah situasi normal selama evolusi
variasi buta dan penyimpanan selektif. Kerjasama jangka panjang hanya bisa
berevolusi setelah kerjasama jangka pendek telah dipilih: evolusi bersifat
kumulatif, menambahkan peningkatan kecil diatas peningkatan kecil yang sudah
ada, tapi tidak pernah membuat lompatan besar yang membabi buta.
Masalah yang ada dengan dilema tahanan ini adalah bahwa jika kedua pembuat
keputusan tersebut sangat rasional, mereka tidak akan pernah bekerjasama.
Memang pengambilan keputusan rasional berarti bahwa saudara mengambil
keputusan yang paling baik untuk anda terlepas dari apapun yang dipilih oleh
orang lain. Anggap saja orang lain itu akan berkhianat, maka rasional jika
saudara mengkhianati diri sendiri: saudara tidak akan mendapatkan apa-apa,
namun jika saudara tidak berkhianat, saudara akan mengalami kerugian -10.
Jika kita anggap orang lain itu akan bekerja sama, maka saudara akan tetap
untung, namun saudara akan lebih untung jika saudara tidak bekerja sama, jadi
pilihan yang paling rasional disini adalah berkhianat. Masalahnya, jika kedua
orang ini sama-sama rasional, keduanya akan memutuskan untuk berkhianat,
dan tak seorangpun yang akan untung. Namun jika keduanya sama-sama ‘tidak
rasional’ dan memutuskan untuk bekerja sama, keduanya akan mendapat untung
5.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 59
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU 3-1. AS4/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “DELAPAN PRINSIP
MUTU”
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 20’
Tujuan pembelajaran: mengetahui pentingnya delapan prinsip mutu dan
menghapalnya
Kelas dibagi menjadi dua kelompok. Tiap kelompok harus mengetahui
kelebihan utama dan penerapan empat prinsip mutu
Tunjuk seorang ketua kelompok untuk mengumpulkan hasil sesi brainstorming
kalian
Teknik curah gagasan
Selama sesi brainstorming, bersiaplah memberikan ide yang akan membantu
mendorong teman sekelas atau jika mereka kesulitan atau mulai mencari
tantangan dari satu sudut pandang lain. Saat gagasan mulai melambat,
dorong gagasan tersebut sampai menghasilkan se-‘X’ kemungkinan ide. Atau
beritahu mereka saudara ingin mengumpulkan ide sebanyak mungkin dalam
sekian menit.
Menuliskannya
Sebelum brainstorming (curah gagasan) verbal mulai, tiap partisipan diminta
menuliskan gagasan di atas kertas atau kartu indeks. Kemudian kumpulkan
semua gagasan dan bagikan lagi secara acak. Tidak masalah jika para
partisipan mendapatkan idenya sendiri. Secara bergantian tiap orang harus
membacakan gagasan yang diterimanya tersebut. Ini memungkinkan
gagasan diberikan tanpa identitas pencetus gagasan tersebut dan
memungkinkan sejumlah ide muncul tanpa harus membuat pencetusnya
malu. Setelah semua gagasan ini dibacakan, mulailah brainstorming dalam
kelompok.
Tambahkan satu Gagasan
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 60
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Berikan setumpuk kartu indeks pada tiap partisipan. Minta tiap orang
menuliskan gagasan mereka dan memberikan kartu yang telah ditulisi
tersebut ke orang di sebelah kirinya. Saat partisipan mendapatkan kartu
baru, dia harus membacanya, menulis gagasan lain, dan memberikannya ke
orang yang ada di sebelah kirinya. Ini terus dilanjutkan sampai semua kartu
telah ditulisi oleh semua orang. Jika seseorang tidak bisa menuliskan
gagasan, dia harus menuliskan sebuah pertanyaan dan orang lain bisa mulai
menjawabnya. Dalam brainstorming seperti ini, sesinya akan berjalan lambat
sebab para partisipan membutuhkan waktu lebih untuk membaca gagasan
dan menjawab pertanyaan. Fasilitator kemudian akan mengumpulkan semua
kartu dan menyusunnya per kategori.
Sejumlah ahli menyarankan agar partisipan diminta melihat semua kartu
tersebut dan mencari gagasan yang paling kreatif, paling praktis, paling bisa
dilakukan oleh siapa saja, dan sebagainya.
Selalu ingat bahwa brainstorming hanyalah sepertiga dari keseluruhan proses
pemecahan masalah. Proses ini memunculkan gagasan. Setelah itu, terserah
partisipan dan pemimpin kelompok untuk menyusun gagasan-gagasan ini dan
menentukan apa yang harus dilakukan dengan tiap gagasan tersebut. Bahas
hasilnya bersama kelompok dan bersama kelas.
• Apakah prinsip-prinsip tersebut berguna bagi pengembangan sekolah
dan perusahaan? Jika ya kenapa?
• Selama sesi brainstorming apakah saudara menemukan kelebihan
utama lain atau kemungkinan penerapan lain untuk prinsip tertentu?
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 61
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU3-1 AS 5/7 LATIHAN PEMBELAJARAN “GURU MANAJEMEN
MUTU I”
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 40 MENIT
Tujuan pembelajaran: Mencari informasi tentang guru manajemen mutu
dan mempersiapkan presentasi tentang tema-tema utama sekitar orang ini.
Bacaan:
Siapkan presentasi tentang guru manajemen mutu untuk minggu depan
Kelas dibagi menjadi 6 (atau 7) kelompok siswa.
Anda dan kelompok anda akan menggali tentang salah satu dari enam guru yang
dijelaskan dalam Artikel 3:Guru manajemen mutu
Siapkan presentasi 3 menit tentang guru tersebut. Baca artikel tersebut dan coba
cari sumber informasi lain, seperti buku di perpustakaan atau tulisan di Internet.
Dalam presentasi anda cobalah untuk meyakinkan teman-teman sekelas mengapa
guru tersebut merupakan pemikir terbesar dalam manajemen mutu. Beritahu
mereka tentang kehidupan pribadi guru ini, atau hal-hal penting yang ia temukan
atau ia cari.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 62
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU3-1 AS 6/7 LATIHAN PEMBELAJARAN IC: GURU
MANAJEMEN MUTU II
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 25 MENIT
Tujuan pembelajaran: Menyampaikan presentasi yang meyakinkan
Saudara telah mempersiapkan (bersama kelompok) presentasi tentang guru
manajemen mutu. Sekarang saudara akan diberikan waktu maksimal 3 menit
untuk mempresentasikan tentang guru dalam tugas saudara.
Buat catatan tentang guru yang dipresentasikan dalam tugas teman saudara.
Catatan
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 63
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
QU3.1 AS7/7 LATIHAN PEMBELAJARAN OC: GURU MANAJEMEN
MUTU III
PERKIRAAN WAKTU PEMBELAJARAN: 25 Menit
Tujuan pembelajaran: Menggali ‘pemikir-pemikir besar’ untuk manajemen
mutu
Siapa, menurut pendapat saudara, guru manajemen mutu yang paling penting?
Jelaskan alasannya dengan 3 kalimat.
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
Bagaimana saudara memandang gagasan guru tersebut jika dihubungkan dengan
organisasi-organisasi di Indonesia?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 64
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
BIBLIOGRAPHY and WEBOGRAPHY
(Department of Education, Queensland, A guide to Productive Pedagogies:
Beaumant, L., R. ISO 9001: the standard interpretation. The international standard fot
Quality Management Systems, Simply Quality, Middletown, 2000, third revision.
Bergenhenegouwen, L.,B. (2001). Change over to the new ISO 9000- series
(Overstappen op de nieuwe ISO 900-serie). KAM – management, 3, Delft.
Claessen, J.,J.,H., Gobbels, M., W., Hortensius, D. (2003). Auditing. Kam-management
4.
Classroom reflection manual , 2002, p. 1)
De Bono, Edward. (1992). Teach Your Child How to Think. London : Viking.
Dorr. D., C. (2006). Perform with processes.(Presteren met processen), Kluwer,
Deventer.
Gerritsen, R., Van den Berg, O., (2005). KAM- managment in practice (de praktijk).
Kluwer, Deventer.
Hoyle, D. (2007). ISO 9000 Quality systems handbook. Butterwirth-Heinemann.
http://www.calcuttayellowpages.com/adver/106808about-qcfi-kolkata-chapter.html
http://www.isixsigma.com/offsite.asp?A=Fr&Url=http://www.qualitydigest.com/feb00/ht
ml/measure.html
KAM –management 5, ISO 9001 for SME , 2003, Delft.
Mary Lou Uy Onglatco, “Japanese quality control circles, features, effects, and problems”,
Asian Productivity Organisation, 1988.
McConnell, J. ( 1986). The seven tolls of TQC. Delaware books.
Ool, van, p.,h.,j.,m. (2001). Quality pocketbook. Elsevier.
P E NG E M B A N G AN M UT U & P E ND E K AT A NN YA B AH AN UN T UK MA H A S I S W A – S EM E S TE R 3
U N I T P E M B E L A J A R A N Q U-3 .1 P E N G E NA L AN SMM, B AR AB AR A M A R CE L I S / S A RA CO L O N N A 65
E D I S I : A RE V I S I : 0 TAN G GA L 19 /05 /2 008
Quality management systems, fundamentals and vocabulary. (2005) International
standard, Switzerland.
ReVelle, J.,B. (2004) Quality Essentials, a reference guide from A to Z. ASQ Quality
press, Milwaukee, Wisconsin.
Tague, N., R. (2005). Quality Toolbox. ASQ Quality press, Milwaukee, Wisconsin.
To find out more about some of the management tools that have been developed from
Shewhart and other quality pioneers, check on the SkyMark Management Tools page
http://www.skymark.com
Van Dam, N.,H.,M., Marcus, J.,A. (2000). Organisation and Management, a practice
oriented apprach (een praktijkgerichte benadering), EPN, Houten.
Vries, de, H.,J. (2002). KAM-management 2, Procedures for ISO 9000:2000,Delft.
William Mohr, Harriet Mohr, “Quality Circles, CHANGING Images of people at work””,
Addison Wesley Publishing Company, 1983.
Top Related