-------------------------
PEMIKIRAN ·FllSAFATTIMUR DAN BARAT
(Stuai Komparatff)
LasiyoStaf PengajarFakultas FilSdfat, Universitas Gadjah Mada
Para ahli tentang .Timur, para Orientalis, telah bekerja kerasmengkaji d~aTimur, namun temyata sampai saat in! belwn berhastl untuk hubungan yang hannoms antara Tunurdan Barat. Dalam ~rspektifTunur, Barat sering digambarkansebagai tnatenatisme, kapitalisme, rasionaIisme, dIDamisme, saintisme, EOSitivisme, dan sekularisme, sedangkanBarat menganggap Timur sebagai: kemiskinan, kebodoltan,statis, fatalistis, aan kontemplatiI
A. PengantarTulisan ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan pemikiran filsafatTimur. khususnya, India einamelalui komparasi denganpemikiran filsafat Filsafat padaumumnya sebagai bidang·yang paling brena me-nyangkut hal- seluruhbidang pemikiran Olanusia dan jauhdari urusan sehari-hari.Walaupun banyak orang mengirabahwa filsafat jauh dari perhatianmanusia dan berada di balik pemaham-
anrealitas, akan tetapi sebenamyasetiap orang itu memiliki pandanganfilsafatnya sendiri yang tercermin dalam setiap tindakan dan perbuatannya.Dalam pemikiran filsafat Timur justrubertolak dari kehidupan manusiauntuk memenuhikebutuhan hidupnya,seperti yang pemah diungkapkan olehWerkmeister (dalam. Moore, 1968: 136)bahwa: -rhe most striking feature ofOriental phi{osophy, it seems to me, isit6co~ern with the status of. man inthis world (China) and man's ultimategoal (India)"
I
B. Pemikiran Filsafat CinaPemikirnn fllsafat Cina telah
mengalami perkembangan pasang surut sejak awal sampai saat ini. Secaragaris besar pemikiranfilsafat eina.memiliki berbagai macam eiri khususantara lain: bersifat antroposentris,jauh dari hal-hal yang adikodrati,kekinian, demokratis, pragmatis, ingintabu segala sesuatu, hormat kepadaorang tua, dan keseimbangan.
Pernikiran filsafat Cina bersifatantroposentris dengan menekankanmanusia seperti yang diungkapkanoleh Moore (1977: 5) bahwa: "There is.the great emphasis upon man as asocial being, UJith all the problemsattendant to that int.erpretatwn" butwithout many of its alleged antiindividual connotations. " Manusiamerupakan orientasi dan titik sentralpembahasan pemikiran filsafat,sehingga kemampuan manusia hendaknya dapat dioptimalkan untukmeningkatkan kualitas hidup manusia..Jauh dari hal-hal yang adikodrati dalam arti bahwa manusia lebih menekankan pada kehidupan saat ini(this worldly) dengan mengutamakanusaha agar berbahagia dan diterima di
Pertanyaan-pertanyaan yang 2( ":kapitalisme, rasionalisme, dinamisme,muneul dalam pembahasan fllsafat saintisme, positivisme, danTimur rnisalnya., apakah yang dimak- sekularisme, sedangkan Baratsud dengan pemikiran filsafat Timur, menganggap Timur sebagai:apakah karakteristiknya, danbagai- kemiskinan, kebodohan, statis, fatalismana metode yang digunakan oleh tis, dan kontem}llatif. (Rohiman Nopara filsuf dalam mengemukakan towidagdo, 1996: 45). Untuk lebih mepemikiran-pemikiran fllsafatnya, "mahamipemikiran Timur dan Baratsehingga memiliki eiri khas tersendiri. perlu diadakan penelitian dan kajianUpaya untuk meneari jawaban-jawaban seeara lebih .serius. Dalam kesempatantentang fIlsafat Timur dengan segala inilah maka dipaparkan pemikiran ftlaspeknya berkaitan erat dengan kebu- safat Timur yang ditekankan padadayaan, adat istiadat, agama, dan pemikiran fIlsafat Cina dan India dekepereayaan yang berkembang seeara ngan sedikit perbandingan dengansimultan. pemikiran fIlsafat Barat.
Pemikiran fIlsafat merupakanpernikiran reflektif yang dapat berubahdari waktu ke waktu J 8uatu konscpyang terbuka dalarn arti selalu berkembang sesuai dengan keadaan; dan dalam mencari pemecahan problematikatergantung pada bidang yang dihadapimaupun cabang filsafat yang dipakaisebagai objek formalnya (Lao SzeKwang, 1995: 272). Pemikiran filsafat·bersifat runtut (memperhatikankaidah-kaidah logika), menyeluruh(mencakup seluruh aspek kehidupan),mendasar (sampai ke hal-hal yangfundamental), dan spekulatif (dapatdijadikan titik tolak bagi pernikiranberikutnya).
Perkembangan pemikiran filsafatTimur dan Barat hampir sarna sepertidalam bidang-bidang yang lain,dengan penekanan berbentukkonflik,disharmoni, persaingan, maupunperbedaan persepsi daripada sikapsaling mengerti dan m~maklumi. Paraahli tentang Timur, para Orientalis,telah bekerja keras mengkaji duniaTimur, namun ternyata sampai saat inibelum berhasil untuk hubungan yangharmonis antara Timur dan Barat.Dalam perspektif Timur, Barat seringdigambarkan sebagai materialisme,
daJam masyarakat serta selalu selarasdengan situasi, kondisi, dan alam semeeta. Pemikiran filsafat tidak difokuskan pada kehidupan di dunia lain(other worldly), sehingga karya-karyayang muneul selaiu diarahkan untukmemenuhi kebutuban saat ini terotama kebahagiaan dan kesejahteraan.penekanan pada this worldly yang herlebihan akan dapat mengarah· padasifst materialistis dan kurang memperhatikan nilai spiritual, oleh brenaitu maka periu diupayakanperimbangannya.
Penghargaan dan sikaptoleransi menjadi begitu besar yangmengandung konsekuensi munculnya.berbagai macam man fllsafat yangkemudian dikenal dengan nama: thehundred schools, dan juga ditunjukkanadanya faham-faham lain yang berasaldari luar seperti Buddhisme,Komunisme, Liberalisme, danKapitatisme. Kondisi semaeam inimenunjukkan adanya keterbukaandalam pemikiran filsafat, sehingga disatu sisi akan memperkaya filsafateins, namun di sisi lain merupakansuatu tantangan barn bagiperkembangan pemikiran filsafat itusendiri. Kondisi semacam ini memberikan kesempatan seluas-Iuasnya daIammengembangkan pemikiran filsafatsehingga bersifat demokratris. Hal inisebenamya sejak awal telah dieanangkan oleh Confucius dengan mengatakan: "Only one who bursts with eagerness do I instrf-'Ct, only one who bubbles with excitement, do I enlighten. If Ihold up one corner and a man cannotcome back to me with the other three, Ido not continue the lesson" (Smith,1985: 80). Hal ini menunjukkan ke-sempatan dan tuntutan yang tinggikepada peserta didik. untuk mengadakan percobaan dan peneJitian, yang
juga dikembangkan daIam sistem pendidikan dewasa ini agar lebih memperbanyak penelitian dan experimen.
Sifat demokratis menempatkanharkat dan martabat manusia daJamkedudukan yang sarna, misalnya Confucius memberi kesempatan seluasluasnya bagi peserta didik untukmengadakan penelitian dan percobaanmandiri. Ia menganjurkan kepadamurid·muridnya untuk menyelidiki segala sesuatu secara empiris, yaitu herdasarkan· penampakan praktis danberdasarkan pengalaman. Pendidikyang profesional tidak mendektekankebenaran sesuatu hal kepada pesertadidiknya, bahk.a.n mereka hamt; diberikesempatan untuk berfikir sendiri danmeneari penemuan·penemuan barndemi kemajuan ilmu pengetahuanmaupun bagi pengembangan yang hersangkutan dan dapat menumbuhkanrasa percaya diri yang beaM. Hasilpenemuan yang berbeda perludidiskusikan dan dibuktikan kembali
.sebingga dapat diperoleh kejelasan.Perbedaan pendapat antara pesertadidik dengan pendidiknya periu diselesaikan dan peserta didik boleh mendebat dan mendiskusikan, adu argumentasi untuk mempertajam penalaranperlu ·dikembangkan. Snat demokratisini dapat dilaksanakan dengan baikapabila disertai dengan kedewasaand.alam sikap maupun berpikir. Sifatinilah sebenarnya yang cukup banyakditumbuhkembangkan dalam tradisipemikiran filsafat Barat seperti misalnya dengan metode dialektis sehinggadapat diperoleh iode-ide barn yangdigunakan untuk menyelesaiakn permasalahan yang muncul
Pemikiran filsafat Cina jugamemiliki kecenderungan bersifatpragmatis, seperti yang dapat ditemukan d.alam pemikiran filsafat Confucius
maupun Mo Tzu. yang mengarahkanajaran-ajarannya kepad:a perbaikanmasyarakat dan negara. Pragmatismesandiri, dewasa ini merupakantantangan kehidupan modem telahmelanda sebagian besar umat manusia,sehingga pengkajian ulang mendesakuntuk dilakukan... Di satu pihak sifatpragmatis akan menjadikan manusiaitu hemat dan bertindak hati-hati.Namun dilain pihak, manusia hanya akanmau melakukan sesuatu perbuatanjika tindakannya akan mendatangkankeuntungan khususnya bagi dirinyasendiri, dan ada juga kecenderunganuntuk mengelak terhadap tugas-tugasdan kewajiban-kewajiban yang memerlukan pengorbanan khususnya pengorbanan materi. Oleh karena itu agar sifat pragmatis ini dapat bermanfaat se·cara optimal maka ·sifat ini periu diekaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang dewasa ini sedang populer yaitu masalah hak-hakasasi manusia.
Pemikiran filsafat Timur samaseperti filsafat Barat yang inginmengetahui segala peristiwa yang terjadi bahltan termasuk hal-hal yangberada di balik setiap peristiwa, begitupula filsafat Cina namun sering terbentur pada sifat yang empiris dan thisworldly. Confucius menekankankepada murid-muridnya agar selalumencari hal-hal baru dengan jalanmendengar banyak tentangsegala hal,memilih yang untuk diikuti; melihatyang banyak untuk diingat. Dalampenelitian, data hendaknya dikumpulkan secara empiris dan dianalisis secara kritis dengan penggunakan metode secara konsisten agar kebenaranyang diperoleh dapat diterima olehakal manusia dan secara objektif dapatdipertanggungjawakan. Confucius selalu menekankaD pada kemampuan
akal manusia, menolak mistik danadanya pencerahan secara mendadak,sehingga ia dikenal sebagai seorangrasionalis. Langkah awal dalam· mencapai kebahagiaan umat manusia adalab sifat ingin tabu, yang kemudianhendaknya diikuti oleh tindakan-tinda·kan berikutnya yaitu perluasan pengetahuan, ketulusan kehendak, penertiban batin, pengembangan hidup pribadi,pengaturan hidup keluarga, pengaturan hidup bermasyarakat, ketertibanbangsa, dan akhirnya perdamaiandunia. Dalam pengertian bahwa pengetahuan yang telah diperoleh itu dapatdimanfaatkanbagi kemanusiaan.
Hormat kepada orang tua selainmerupakan salah satu karakteristikpemikiran filsafat eina juga kejiwaanorang eina yang memiliki perananyang serta pengaruh dalam berbagaiaspek kehidupan baik pribadi, keIuarga, masyarakat, bangsan, maupunnegara. Hormat kepada orang tua(filial piety) mengqjarkan bahwa,kedurhakaan seorang anak terhadaporang tuanya adalah tindakan yangamat tercela, demikian pula orang tuayang tidak berlaku baik dan kasih sayang terhadap anaknya, kakak terhadap adiknya, adik terhadapkakaknya, isteri terhadap suami dansuami terhadap isterinya. Filial pietymendasari konsep etika dalampemikiran filsafat Cina, khususnyadalam hubungan kekeluargaan, yangkemudian dikembangkan melalui konsep loyalty melandasi hubungan ke·masyarakatan maupun kebangsaandalam arti luas. Sifat ini kurang begitumenonjol dalam pemikiran filsafatBarat. Lee Cheu-yin ( dalam Krieger1991: 110) memberikan komentarbahwa: "Confucius viewed filial piety08 not only providing material needsand ritual burial. The practice of filial
4
pie'y should no" be though/, 01 asfu,lfi,llin,g a formality# but should becarried out as a natural andspontaneous product 01 /ilial afleceion.It should be a desire ofyour ~rmostheart and practised with respect andsincerity".
Hal ini berarti bahwa filial pietydan loyalty harus diterapkan herupasikap· seseorang dalam kehidupankonkret temtama dalam kehidupansehari-hari.
Keseimbangan cukup menonjoldalam pemikiran filsafat eina.Manusia dalam hidup ini diseyogyakanselaiu menjaga keseimbangan, agar iadapat hidup bahagia. Slfat secara rincidiajarkan dalam yin-yang, yang menyatakan bahwa di slam semesta itupada dasarnya terdapat dua prinsipyaitu prinsip positif (yang) dan negatif(yin). Seeara sepintas, nampak bahwakeduanya merupakan dua hal yangberbeda satu dengan yang lain, akantetapi tidak perlu dipertentangkankarena antara satu deng yang lainnyasaling membutuhkan dan saling melengkapi. Seluruh aspek kehidupan <Iialam semesta berada dalam hukum keseimbangan. Hal-hal yang sepintaskilas nampak berlawanan menurutpemikiran filsafat Barat, itu padadasamya saling melengkapi dalamkeadaan yang seimbang, sehinggamanusia selaIu berusaha menjaga keseimbangan dengan sebaik-baiknya.
Beberapa pokok-pokok pemikiranfilsafat eina yang cukup besar sampaidewasa ini antara lain diajarkan olehConfucianisme, Taoisme, Cb'an Buddhisme, dan Neo-Confucianisme yangakan dipaparkan dalam uraian berikutini
Pertama, Confacianisme.Ajaran Confucianisme bersumber padaKitab-kitab Klasik, yang term dari
'1JIe Four Books dan '1JIe Five Classics.yang memuat berbagai bidang,khu8usnya bidang Metafisika danEtika. Metafisika ini herisi tentangpembahasan mengenai Tuhan danManuai&. Pengakuan adanya kekuasaan Tuhan sudah tertanam lama sebelum masa Confucius, yang dikenaldengan istilah Tim. Jochim (1986: 6)mengemukakan bahwa: -rhe Scriptures told of the deeds of early rulersand esemplifi,ed a basic Confucianprinciple according to which goodrulers prospered while evil ones werepunished. This principle, called theMandate of Heaven (Tie", Ming)Jspecified ehat a line of rulers receivedHeave",~ support lJ8 long as theybehaved virtuously but would lose itand be overthrown as SOOR 08 they didotherwise".
Konsep Tien, terkandung ideyang universal yaitu sebagai penciptaserta asal mula dari segala yang terjadidi dunia ini, sedangkan proses peneiptaanya itu akan bervariasi menurutpandangan masing-masing hal inimenjadi isue para pemikir baik didunia Barat maupun Timur, sehinggamuneni berbagai teori penciptaan,yang terjadi sejak masa Yunani Kunosampai dengan dewasa ini.
Ajaran tentang Tien Ming atauMandate of Heaven, menyatakan Tienmemberikan kekuasaan suatu negarakepada orang yang dipilihnya yaitumereka yang dianggap mampu untukmemimpin suatu negara. Dari ajaranini Confucius memandang Timsebagai kU8Sa yang personal, yangdapat memberikan tugas dantanggungjawab kepada manusia.Begitu pula apabila manusia itumengalami sukses sebenarnya telahdiatur oleh Tim. Hal ini tidak berartibahw8 Confucius mengajarkan orang
5
untuk bersikap pasif, menunRu nasib;melainkan mengajarkan agar manusiabertanggungjawab, berusaba secaraoptimal dan apabila mengalamikegagWan hendaknya menyadaribahwa semuanya itu telah diatur olehTien. Pengaruh ajaran Tien Mingcukup berakar dalam kalanganmasyarakat dan peradaban manusia,setiap ada pemerintahan baru yangberkuasa .selaIu mendasarkan dirinyapada Tien Ming. Konsep tentangmanusia diperkenalkan oleh tokobConfuciuanisme antara lain: Menciusdan HsuD Tzu. Mencius, dikenaldengan pendapatnya bahwa kodratmanusia itu baik dan sejak IahiI'manusia telah dikaruniai oleh SangPencipta benib-benib kebajikan yangterdiri· dari jen (perikemanusiaan), yi(kelayakan), Ii (sopansantun), dan ch'i(kebijaksanaan). Kodrat manusia ituhendaknya dikembangkan sedemikianrupa sehingga manusia dapat memilikibudi pekerti yang Iuhur dan bergunabagi masyarakat, bangsa dan negara,yaitu untuk menjadi manusia.chun tzu.Tujuan ini bisa dicapai melalui pendidikan tentang etika. Namun di dalamrealita kehidupan ternyata sering dijumpai adanya orang jahat, menurutMencius, orang yang jahat itudisebabkan oleh ketidakmampuanmanusia mengembangkan benih-benihkebajikan dan juga karena pada mulanya tidak memperoleh pendidikanserta berkembang dalam lingkungankurang menguntungkan. Oleh karenaitu manusia hendaknya selaiupeduli terhadap lingkungannya agar<lapat diciptakan kondisi. yang memungkinkan berkembangnya kodratmanusia itu dengan optimal
Menurut Hsun Tzu padsdasamya manusia itu memiliki pembawaan yang jahat, sehingga apabila
dibiarkan berkembang secara leluasa,malta orang itu akan menjadi orangyang jabat, pemabuk, penipu maupunpeneuti. Agar manusia dapat menjadibaik, maka pendidikan memegang peranan penting, yaitu untuk mengubahpembawaan manusia yang jahat ituagar menjadi baik. HsUD Tzu mengajarkan bahwa pendidikan itu amatbermanfaat baik bagi pengembanganindividu maupun masyarakat, bagi individu maka pendidikan ditekankanpada etika, sedangkan untukmasyarakat pada pembetulan namanama, yang artinya bahwa sesoorangitu hendaknya mampu menempatkandirinya sesum dengan kedudukannyadalam kehidupan ini
Manusia itu hendaknya selaiudalam keadaan yang seimbang danharmoni atan tengah sempuma (on themean), yang perlu direalisasikan dite-ngah-tengah kehidupanbermasyarakat dan hubungankemanusiaan. Lebih jelas pernahdiungkapkan oleh Paul Sib (1965: 43)dalam buku Chinese Humanism andChristian Spirituality bahwa:"Confucianism seeks harmony inhuman relation, and when it expressesitself in poetry, it radiates a sertainfragrance of symphaty that warm theheart. Nothing that is of interest toman as man is alien to it. It does notdespite any human feelings, affections,desires, appetites, it only insists thatthey should conform to the ideal of harmony."
Hidup manusia menjadi hermakna apabila manusia itu dapatmembawa diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bukan hidup untuk menyendiri dan mengasingkan diridari realitas, dan juga hukan untukmementingkan diri sendiri seperti yangdiajarkan oleh Taolisme. Manusia
6
tidak boleh lari dari problematikakehidupan yang kadang-kadang terasaberat, akan tetapi manusia diwajibkanuntuk selalu berusaha agar dapatmengatasi dan menyelesaikan segalapermasalahan yang dihadapi dengancara yang terbaik
Tujuan hidup yang ingin dicapaibaik oleh Confucianisme menjadimanusia yang memiliki budi pekertiluhur dan tanggap dan peduliterhadap masyarakat danlingkungannya. Dew8s8 ini manusiadihadapkan pada perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, maka olehkarenanya jika pengertian manusiayang bijaksanapun juga selainmemiliki kemampuan dalam bidangmoral ataupun etika juga kemampuandalam menghadapi perkembanganzaman yang Makin canggih ini.Manusia hendaknya selaiu berusahauntuk berperan serta dalam eraindustrialisasi dan globalisasi dantermasuk pula dalam ilmu dan pengetahuan seperti yang diungkapkan olehTang Chun-i (dalam DouglasLanchashire, 1981: 50). "The spirit ofConfucianism in ancient China was religious, moral and philosphical, butalso emphasized the requirements andthe enrichment o/life and therefore embraced both science and technology".
Lebih lanjut untuk dapatmenjadi manusia yang ideal yaitumanusia yang bijaksana dan dapatditerima oleh masyarakat, tempatmereka hidup, maka faktor utamayang perlu ditekankan adalah bidangmoral.
Etika Confucianisme dapatdikelompokkan menjadi ajaran Etikapribadimeliputi ajaran tentang yi(kelayakan), Ii (sopan santun), ch'i(kebijaksanaan) dan tao Galan), danEtika sosial tercermin dalam ajaran
tentang jBn, (perikemanusiaan), hsioo(bakti anak terhadap orang tua) danwu lun. (lima hubungan kemanusiaan).
Menurut Confucianisme jen adalab suatu proses dari perkembangannOO-nOO spiritual (Ching, dalam Eber,1986: 71). Jen merupakan rasa kemanusiaan sejati yang dimiliki olehsetiap manusia yang dalam Analectsjen merupakan karakteristik yang fundamental dati keteraturan segala sesuatu yang ada, yang akan tercermindalam tingkah laku perbuatanmanusia. Jen terdiri dati dua unsuryaitu shu dan chung. Shu (reciprocity:timbalbalik) merupakan prinsiptimbval balik atau tepa selira. Chung(loyalty: kesetiaan)terhadap kewajibandan kemanusiaan, sehingga dalammelakukan Buatu perbuatan tidakmengharapkan suatu imbalan, apapunbaik herupa materi maupun herupapujian, yang berarti pula sepi in,g pamrih, jadi melakukan suatu perbuatanadalab demi perbuatan itu sendiri,atau karena perbuatan itu sendiri,atau karenaperbuatan itu memanglayak bagi kemanusiaan atau yi. Yimerupakan suatu keharusan yangberada d.alam diri seseorang untukmelakukan suatu perbuatan dengantanpa adanya syarat-syarat tertentu.Ajaran ini seperti imperatifkategorisnya Immanuel Kant. Yimerupakan suatu alat pengarah danpedoman bagi tindakan manusia yangberasal dari dalam diri manusia.
Pelaksanaan jen akan dapatmemperoleh suatu manfaat apabiJa didasarkan pada Ii atau aturan sopansantun. Li merupakan faktor utamadalam pembentukan chan tzu, melaluipelaksanaan Ii yang tertib makamanusia akan menemukan sendiri siUp hidupnya. Jen dan Ii ini dimanifestasikan dalam kehidupan nyata baik
7
dalam hubungan kemasyaruatanataupun dalam kehidupan berkeluargasebagai rasa bakti terhadap orang tua,yang diajarkan dengan hsiao atau {iliaI.piety yaitu bahwa seseorang itu harnsmenaruh rasa hormat. dan bakti terhadap kedua orang tua yang telahmenjadi perantara manusia labir didunia ini, dan juga telah memberikandasar-dasar pendidikan. Ajaran-ajarantersebut dapat diamalkan dengan baikapabila manusia selalu memahamiToo, yang artinya jalan yang· harusditempuh oleh setiap makhluk ·hidupdan berfungsi sebagai kode etik individu dan sebagaipola pemerintahanyang harus dilakukan oleh parapenyelenggara negara.
Cheng-ming atan pembetulannama-nama yang isinya chun-chun,chen-chen, fu,-fu, dan tse-tse (rajasebagai raja, menteri· sebagai menteri,ayah sebagai ayah, dan anak sebagaianak). Ajaran ini mengandung maknatentang simpati, yang isinya bahwasetiap individu harus menyesuaikandirinya sesuai dengan posisi dankewajiban-kewajiban dalam kehidupanberkeluarga, bermasyarakat,berbangsa maupun bemegara. Denganmengetahui seeara pasti kedudukandan fungsinya serta tanggungjawabyang diberikan kepadanya makamampu berbuat sesuai dengan tugasdan kewajibannya.
Untuk itu perlu mempunyai ch'i(kebijaksanaan) yang sekaligus mernpuan sarana untuk mencapai kebahagiaan umat manusia . Ch'i ini padaprinsipnya berasal dari dalam diripribadi setiap individu, sehinggamanusia dilarang untuk membenci dirisendiri maupun orang lain dan bertindak sewenang-wenang yang kadangkadang bertentangan dengan nilainilai kemanusiaan.
• JJIJ1i4lFilMfat, .Maret IW7
Dalam upaya mewujudkanmasyarakat, bangsa dan negara yangteratur tertib dan sejahtera, makaperlu dikembangkannya wu lun (limahubungan kemanusiaan) dengan hertumpu pada ajaran hsiao, yaitu meliputi hubungan antara raja dengan rakyat, orang tua dengan anak, suamidengan isteri, kakak dengan adik danhubungan antar sesama ternan. Kese-\muanya itu periu dijaga dalamkeadaan yang seimbang dengan salinghormat menghormati, salingmembutuhka~ guna dapat menempubkebahagiaan hidup karena padaprinsipnya semua manusia itumerupakan suatu keluarga besar.
Dari uraian di atas nampaklahbahwa Confucianisme di satu sisi bersifat idealis untuk mencapai tujuanyang diinginkan, namun di sisi lainbersifat realis dalam arti seialuberpijak pada kenyataan.Confuciansime mencoba untukrnenyellnbangkan realisme danidealisme.
Kedua, Taoisme. Ajaran Taoisme bersumber pada Tao Te Chingyang menurut berbagai pendapatmerupakan hasil karya Lao Tzu. Taoisme lebih menekankan pada kejadiankejadian dan hukum-hukumalam, secara garis besar ajarannya berisi tentang : tao, te, dan wu wei.
Tao merupakan suatu konsepmetafisik yang selalu mengikutihukum alam, suatu benda yang sangathalus yang di dalam dirinyamengandung segala hal yang ada didunia ini bahkan segala hal ihwal didunia ini termasuk hal-hal yangbertentangan atau berlawanandikandungnya dan diselaraskan sepertimisalnya terang dan gelap, diam dangerak, ada (being) dengan tiada (nonbeing), rupa dengan tanpa rupa, baik
8
dan buruk, benar dan salah, indah danjelek. Fung Yu-lan (1952: 1~7)
memberikan pengertian Tao sebagaiSe8uatu yang di dalamnya mengandung hal-hal yang tidak ada dansetiap benda menjadi ada. Oleh karenaitu selalu ada benda-benda, Tao tidakpemah berhenti dan nama Tao tidakpemah berhenti ada. Tao adalah awalatau asal dati segala 8esuatu yang adad.i alam semesta. Suatu nama yang tidak pernah berhenti ada adalahsebuah nama yang abadi dan namayang semacam inilah yang di dalamrealitasnya sama sekali bukan nama .
Terdapat suatu kesulitan dalammemberikan pengertian yang tepat mengenai istilah Too. Jika Too dalamkedudukannya sebagai asal slam semesta maka pengertian Tao mungkinjuga bisa dirumuskan sebagai Dzat asaliyang di dalamnya mengandung segaiatenaga yang hidup, yang menjadi hakikat segala sesuatu yang ada <Ii alamsemesta ini. Tao adalah hakikat jiwayang mengatur alam semesta. Too adadengan sendirinya,adanya tidak disebabkan oleh yang lain. Tao adalah mut18k dan tidak dapat dicapai oleh akalmanusia yang pada dasamya akalmanusia itu terbatas, dan oleh karenaTao tidak dapat dicapai oleh aka!manusia maka sebenarnya pengertianTao itu tidak dapat dirumuskan dengankalimat ataupun kata-kata. Dalamhubungannya dengan pengertian Tooini Hughes (1954: 147) menyatakanbahwa: "Tetapi, betapapun banyaknyakata-kata digunakan,· jumlah kata-kataitu akan mencapai titik akhimya. Lebihbaik (tidak berkata-kata apa-apa) danmemegang teguh makna (antarakeyakinan yang terlalu banyak denganterlalu sedikit tentang Sorga danBumi)".
• JKnt4fifG4fat, Maret 1997
Dari Tao sebagai Dzat asalimelahirkan Bumi dan Sorga dan danpersenyawaan Bumi dan Sorgalahirlah segaIa Se8uatu yangada danterjadi di dunia ini termasukkebudayaan, ajaran·ajaran, lembagapemerintahan dan pendidikan. KonsepTao sebagai sumber asal·asal usulgejala-gejala temporal merupakan ideyang khas dalam Taoisme. Ide tersebutmemiliki dampak yang cukup besardalam pemikiran filsafat einakhususnya tentang alam semesta danmanusia (Yosep Umarhadi daIamMudji Sutrisno, 1993: 76).
Jadi Too pada dasarnya meru·pakan hakikat alam semesta yangadanya sebelum alam semesta. Taomencakup segala sesuatu dan memenuhi segala isi alam semesta seearaspontan tanpa suatu usaha apapun dantidak dengan sengaja. Too tidak dapatdilihat, tidak dapat didengar, bahkanpula tak dapat disebut. Alangkah indahnya Tao ini. Hal ini seperti diungkapkan oleh Seeger (1951: 98) bahwa :Tao tak terbentuk tetapi berada dimana-mana. Semua di dunia ini tergantung kepada Too untuk dapathidup. Tao mencintai dan memberimakan kepada semua benda dan makhluk, tetapi tidakdiminta untuk dibalas budinya. Segala-galanya terdiridan terjadi dari Tao dan akan kembalipula kepadanya, tetapi dia tidak memerintah atau melarang. Tao lebihkecil daripada yang terkecil, dan lebihbesar dari yang terbesar. Tao tidakkelihatan, tetapi mengisi dan menyempumakan segala makhluk dan benda.
Oleh karena segala sesuatuberasal dari Tao dan segala seuatuakan kembali kepadanya maka di dalam Taoisme diajarkan tentang The reversal movement of Too atau gerak
< baIik dari Tao. Ajaran ini berisi dari
9
ekstrem yang satu ke ekstrem yanglain, misalnya musim panas bila sudahmencapai puncaknya akanberkembang ke musim dinginsebaliknya jika musim dingin sudahmencapai puncaknya maka akanberkembang ke musim panas. Olehkarena itu manusia dianjurkan untuktidak mencari hal-hal yang ekstremagar <lapat meneapai kebahagiaan.Fung Yu-Ian (1960: 30) menyatakanbahwa baik dalam lingkungan alamkodrat maupun di dalam lingkunganyang dikuasai oleh manusia,perkembangan(dari apa saja) yangsecara berlebih-Iebihan menuju kearahyang sebaliknya. Manusia hendaknyatidak berbuat yang berlebih-Iebihankarena yang demikian itu sebenarnyaakan memperoleh akibat yangsebaliknya, manusia hendaknya harnsmenjauhkan diri dari perbuatan yangdibuat-buat termasuk juga adatistiadat dan manusia sebaiknyamendekatkan pada alam semesta.
Te (kebajikan). Kebajikanmerupakan suatu kekuatan moral bagimanusia yang memilikinya dan akanmenyinarkan sesuatu wibawa bagi orang lain yang ada di sekitarnya. laadalah orang yang berbahagia labirdan batin. Orang harus menearimenyukai kebaikan. Lao Tzumengillustrasikan: bahwa kebaikan itulaksana air. Air memberi hidup kepadsemua yang ada, meskipun ia mengalirke tempat yang rendah. Semua sungaibesar dan keeil akhirnya airnyamengalir ke laut, tempat lebih rendahdaripada sungai. Akan tetapi semuamenuju dan kembali ke laut. Tak adayang lebih halus dan lemah daripadaair, tetapi air dapat mengalahkan danmenguasai benda yang keras dan kuat.Berdasarkan illustrasi ini maka sudahsepantasnya bahw8 orang yang
memiliki te tidak akan bersikapsombong, tidak akan bermusuhan danmembuat perselisihan dengan oranglain, maka tak akan ada orang yangmenjadi musuhnya. Dia menolongsemua benda dalam pertumbuhannya,tetapi tidak ikut eampur mngan.hatinya tidak untuk dirinya sendiriakan tetapi untuk kepentingan orangbanyak, perbuatan yang baik dibalasdengan kebaikan dan perbuatan yangjahat juga akan dibalas dengankebaikan.
Setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperoleh te denganjalan menyesuaikan diri pada Taomelalui wu-wei yaitu tidak berbuatapa-apa, yang artinya: Pertama, tidakmelakukan hal-hal yang bertentangandengan alam semesta, orang harnshidup dekat dengan alamo Kedua,orang harus hidup menurutpembawaan alamiahya, menghindariadat istiadat yang telah dibuat olehmanusia, berjanji tidak berambisiyangberlebih-Iebihan dalam memenuhikeinginan-keinginan terutamakeinginan yang bersifat material.Orang seharusnya menerima apa yangdiberikan oleh hidup danmemanfaatkan-nya dengan sebaikbaiknya. Ketiga, orang seharusnyabertindak dengan wajar, agar prestasiyang dicapai dapat optimal. Orangyang ingin mencapai prestasi yangtinggi, tetapi dengan cara yang berlebib-Iebihan atau tidak wajar maka kemungkinan tidak berhasil bahkan kadang mendapatkan hasil yang sebaliknya.
Taoisme itu telah mengalamisuatu perkembangan yang tidak konsekuen karena terjadinya berbagaipenyimpangan dari ajaran para tokohtokohnya. Penyimpangan itu dimungkinkan adsnya kepentingan indi-
IO
vidu atau ke1ompok yang ditonjolkandalam kehidupan bersama. Taoismenampaknya memeliki kecenderunganpesimismme dalam menghadapi realitas kehidupan ini, dengan jalan mendasarkan pertimbangan-pertimbangandalam pemikiran filsafatnya pada gejala a1amiah ·sehingga sering disejajarkan dengan Naturalisme, yang menekankan pada segala macam gejalamemiliki hukum sebab akibat.
Ketiga, Ch'an Buddhismebentuk baru dari perpaduanBuddhisme dari India denganpemikiran filsafat eina, yangpengaruhnya cukup basar sampaidewasa ini. Ajaran Ch'an Buddhismeyang cukup menarik perhatianmasyarakat Cina adalah ajaran tentang Boddhisattva. Boddhisattvaberasal darikata bodhi yang artinyawisdom atau enlightenment dan sattvayang artinya existence ini sehinggaBoddhisattva .sering diartikan sebagai"seseorang yang sudah punya hak untuk masuk. nirwana dan menjadi Buddha, akan tetapi dengan sengaja mendahulukan haknya itu untuk memperingatkan orang yang masih ada di dalam a1am semesta ini supaya mendapatkan penerangan dan bekerja untukkeselamatan mereka" (Creel, 1954:204). Ajaran ini memang menarik terutama bagi rakyat yang baru menderitadan mengalami kesulitan, karenaorang masih mempunyai harapanhidup yang bahagia pads masamendatang yaitu dengan masuknirwana yang dicapai setelahkehidupan duniawi yang penuhdengan berbagai problematika dan tantangan.
Tiap-tiap penganut Buddhismedapat memperoleh keselamatan dankebahagiaan hidup, yang dapat dicapaimelalui meditasi maupun dengan si-
• JJtrnalFi{;f~ Maret 1997
kap-sikap kelembutan, belas kasihan,dan ramah tamah (To Thi Anh, 1985:29), yang artinya ikut merasakanpenderitaan yang dialami oleh seseorang yaitu dengan menjadi Boddhi·sattva. Ajaran .ini telah memberikansuatu altematif baru bag} masyarakateina pada saat itu yang telah banyakdibekali dengan nilai-nilai ajaran Confucianisme dan Taoisme. Menurut Confucianisme hanya orang-orang tertentuyang berhak mendapatkan keselamatan yaitu ·kaum terpelajar yangmampu menyelidiki kitab-kitab klasikuntukkemudian mengamalkan ajaranajarannya dalam kehidupan seharihari untuk kemudian menurutConfucianisme akan menjadi chun tzu(gentleman: manusia yang agung), sebagai manusia paripurna yang akanmemperoleh kebahagiaan jika hidupnya dapat bermanfaat bagi kehidupanmasyarakat. Taoisme di lain pihak menekankan pada kehidupan pribadiyaitu dengan mengikuti hukum-hukumyang berlaku bagi alam semesta,manusis dianjurkan untuk hidupmenyendiri jauh dari kehidupanmasyarakat ramai yang penuh denganberbagai permasalahan dan tindakan·tindakan semu yang kadang-kadangbertentangan dengan hukum alam semesta. Menurut Taoisme hanya orangorang yang hidup dekat dengan a1amyang dapat memperoleh keselamatankarena tidak pernah menentang hukum-hukum alam yang berlaku.Mereka hidup dengan sangat sederhana dan da1am tingkah laku maupunperbuatannya selalu berusaha untukmenyesuaikan dengan alamo Merekajuga memperhatikan pergantianmusim serta tidak mengeksploitasisumber daya alam semesta berlebihandan merasa sudah puas apabila
II
kebutuhan-kebutuhan dasarnya dapatdipellU}li
Keempat, Neo-Confucianisme. PenganutConfucianisme menganggap bahwaBuddhisme di eina mengajarkan halhal yang sulit dibuktikan kebenarannya melalui indera dan pengalaman manusia. Buddhisme tetap tidak berhasil dalam usahanya memperbaiki keadaan masyarakat yangmenderita kemiskinan, sehinggamenimbulkan berbagai keberatan daripara penganut Confucianisme Klasikyang ingin kembali kepada nilai-nilaikuno yang telah diwariskan oleh nenekmoyang mereka. Hal inilah yang nampaknya merupakan salah 8atu faktorutama munculnya aman barn dalamfI1safat eins yang kemudian saat inidikena) dengan Dama aliran Neo-Confucianisme. Sebagai bentuk reaksi terhadap perkembangan Buddhisme dieina, Neo-Confucianisme mencoba untuk memberikan dasar-dasar dalampemikiran rIlsafatnya bertolak datiajaran Mencius yang menyatakanbahwa: "segala sesuatu lengkap dalamdiriku" (Baskin, 1974: 178). Neo-Confucianisme mendapatkan pengaruhdari Buddhisme dan Taoisme (de Bary,1972: 12). Oleh karena segala sesuatutelah lengkap dalam d.iri seseorangmua untuk dapat mengetahui alamsemesta beserta isinya, manusia padadasamya cukup dengan melakukanmeditasi tidak perlu mengadakanpenelitian empiris melalui percobaanpercobaan atau studi lapangan. Dalamhal ini jelas berbeda dengan ajaranConfucius yang selaIu menekankanpada pengalaman empiris dan praktisserta kecenderungannya untukmencari data dari pengalaman hidup ditengah-tengah masyarakat.
Neo-Confucianisme mengajarkanadanya Li atau 700 sebagai The GreatUltimate ataupun The Supreme Ultimate yang merupakan sumber darialam semesta beserta isinya. Vv"alaupunpara filsuf berbeda dalam memberikanterminologi dan ulasan mengenai TheGreat Ultimate, namun ide dasarnyabahwa mereka mengakui suatukekuatan yang berada di luar dirimanusia dan alam semesta. Chu Hsimengajarkan bahwa tiap-tiap makhlukdi dunia ini sebenarnya memiliki Liyang merupakan bagian dari Li yangbesar. Menurut Chu Hsi, Li seringdiartikan pula sebagai hukum yangmengontrol perjalanan alam semesta, Iijuga merupakan prinsip rohani yangmenembus seluruh alam semesta dandalam 8aat yang sarna berada dalamsetiap individu yang lain. Setiapmanusia hendaknya mampumembedakan tiap-tiap Ii yang terdapatdalam setiap makhluk dan benda. Dengan diketahuinya dan dikenalnyakonsep Li sebagai The Great Ultimateagar mampu memahami Li, maka halini berarti bahwa landasan nilai religius juga sudah mulai dikenalkan kernbali oleh Neo-Confucianisme dalampemikiran filsafat eina.
Tang Chun-i (dalam Moore,1977: 51) memberikan komentarnyabahwa Neo-Confucianisme lebihbersifat metafisik dan religius daripadaConfuciansme Klasik, sehinggakonsekuensinya kaurn Neo-Confucianisitu pada umumhya memilikipandangan yang lebih lengkap dalambidang moral maupun super moral,sehingga ide-ide tentang Heaven" God,the Reason 01 Heaven, and the Mind ofHeaven, menjadi bahan yang cukupmenarik untuk dibahas dandidiskusikan.
12.
Dalam ajarao tentang alam semesta, Noo-Confucianisme banyakmengambil dari Kitab Perubahan (1Ching) yang antara lain membicarakantentang asal mula dari alam semestadan hukum-hukum yang ada di dalamnya. Alam semesta itu berasal dari TheGreat Ultimate, melalui suatu prosesevolusi dengan prinsip yin yang. DariThe Great Ultimate lahirlah lima URsurasall dari alam semesta yaitu: air, api,tanah, kayu, dan logam yang masingmasing memiliki suat produktif dandestruktif terhadap yang lainnya, sehingga terjadilah alam semesta besertasegala isinya.
Etika Neo-Confucianisme, diungkapkan oleh Ch'ang Tsai dengan mengambil ajaran Mencius yang menyatakan bahwa pada dasarnya kodratmanusia itu baik, seperti gambaranyang telah diberikannya bahwa apabilaseseorang itu membiarkan mengikutiperasaannya (kodratnya), maka sebenarnya mereka akan melakukan halhal yang baik karena memang kodratnya itu baik, sedangkan apabila terjadikejahatan maka sebenamya itu terdapat kesalahan itu bukanlah karenapembawaannya (Chan, 1973:511). Olehkarena itu tugas utama manusia adalah untuk mengembangkan kodratnyayang baik, agar dapat diwujudkanBuatu· masyarakat yang berbahagia dansejahtera. Keadaan ini dapat direalisasikan apabila setiap individu dengan menjadi chun tzu, yaitu sebagaiseorang yang telah mencapai suatutingkatan tertentu sebagai seorangyang paripuma. Manusia yangdemikian itu dapat hidup dengan baik,berguna di tengah-tengah masyarakat,dan mampu mencari jalan keluar dariproblema kehidupan nyata. Padsdasamya manusia itu baik, namundemikian ia telah terbelenggu oleh
emosinya, sehingga mereka mengalamikekecewaan dan hidupnya tidak bahagia.
Hal ini berarti nilai kebaikan itusebenarnya telah dibawa oleh manusiasejak dilahirkan, namun kadang-kadang nilai kebaikan itu kurang dapatberkembang oleh karena emosimaupun pengaruh dari lingkunganyang kurang menguntungkan. Olehkarenanya perlu diciptakan suatusuasana yang dapat memungkinkanberkembangnya kodrat manusia itusecara maksimal.
Ch'eng Hao yang telah menginterpretasikan jen atau kemanusiaanitu kepada hal-hal yang bersifatmetar18ik. Hal ini jelas berbeda denganajaran Confucius tentang jen yangmemiliki dua prinsip shu (timbal balik)dan chung (kesetiaan) itu hendaknyabenar-benar dapat direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pergaulan dan tingkah laku manusia hendaknyaselalu memiliki rasa salingmenghormati dan menghargai oranglain, begitu pula dengan kesetiaan berarti setia kepada keluarga, masyarakatdan negara serta tugas dan tanggungjawab masing-masing. Dengan prinsiptimbal balik ini, mengilhami berbagaibentuk kerjasama antara sesamamanusia, bangsa dan negara.
Tokoh Neo-Confucianisme yanglain, Lu Hsiang-shan jugamengajarkan bahwa dalam usahauntuk mencapai kebahagiaan, manusiahendaknya mengadakan introspeksiterhadap dirinya sendiri yaitu denganmengenalli yang ada di dalam dirinya.Dengan kekurangan dan kelebihannyamasing-masing, sehingga dapatmelakukan perbaikan-perbaikan dalamtiridakannya untuk masa yang usndatang.
Dalam ajaran tentang alam semesta,Neo-ConCucianisme banyak mengambil dariKitab Perubahan (1 Ching) yang antaralain membicarakan tentang asal mula darialarn semesta dan hukum-hukum yang adadi dalamnya. Alam sem~sta itu harasal dariThe Great Ultimate, melalui suatu prosesevolusi dengan prinsip yin. yang. Dari TheGreat Ultimate lahirlah lima unsur asalidari alam semesta yaitu: air, api, tanah,kayu, dan logam yang masing-masingmemiliki siCat produktif dan destruktifterhadap yang lainnya, sehingga terjadilahslam semesta beserta segala isinya.
Etika Neo-Confucianisme, diungkapkan oleh Ch'ang Tsai dangan mengamhil ajaran Mencius yang· menyatakanbahwa pada dasarnya kodrat manusia itubaik, seperti gambaran yang telah diOOrikannya bahwa apabila seseorang itu membiarkan mengikuti perasaannya(kodratnya), maka sebenarnya merekaakan melakukan hal-hal yang baik karenamemang kodratnya itubaik, sedangkanapabila terjadi kejahatan maka sebenarnyaitu terdapat kesalahan itu bukanlahkarena pembawaannya (Chan, 1973:511).Oleh karena itu tugas utama manusia adalab untuk mengembangkan kodratnya yangbaik, agar dapst diwujudkan suatumasyarakat yang berbahagia dan sejahtera. Keadaan ini dapat direalisasikanapabila setiap individu dengan menjadichun tzu, yaitu sebagai seorang yang telahmencapai suatu tingkatan tertentu sebagaiseorang yang paripurna. Manusia yangdemooan itu dapst hidup dengan baik,berguna di tengah-tengah masyarakat,dan mampu menceri jalan keluar dariproblema kehidupan nyata. Pada dasarnyamanusia itu baik, namun demikian ia telahterbelenggu oleh emosinya, sehinggamereka mengalami kekecewaan danhidupnya tidak bahagia.
Hal ini berarti nilai kebaikan itu sebenarnya telab dibawaoleb manusia sejakdilahirkan, namun kadang-kadang nilaikebaikaD itu kurang dapat berkembangoleb karena emosi maupun pengarub darilingkungan yang kurang menguntungkan.
Oleh karenanya perlu diciptakan suatuSU8S8DS yang dapat memungkinkanberkembangnya kodrat manusis itu secaramaksimal.
Ch'eng Hao yang teIsh· menginterpretasikan jen stau kemanusiaan itukepada hal-hal yang bersifat metafisik. Halini jelas berbeda dengan ajaran Confuciustentang jen yang memiliki dua prinsip shu(timbal batik) dan chung (kesetisan) ituhendaknya hanar-benar dapat direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Per...gaulan dan tingkah laku manusia hendaknya salalu memiliki rasa salingmenghormati dan menghargai orang lain,begitu pula dengan kesetiaan berarti setiakepada keluarga, masyarakat dan negaraserta tugas dan tanggungjawab masingmasing. Dengan prinsip timbal balik ini,mengilhami berbagai bentuk kerjasamaantara sesama manusia, bangsa dan negara.
Tokoh Neo-Confucianisme yang lain,Lu Hsiang-shan juga mengajarkan bahwadalam usaha untuk mencapai kebahagiaan,manusia hendaknya mengadakan introspeksi terhadap dirinya sendiri yaitu dengan mengenal li yang ada di dalsm dirinya. Dengan kekurangan dan kelebihannyamasing-masing, sehingga dapat melakukanperbaikan-perbaikan dalsm tindakannyauntukmasa yang akan datang.
Neo-Confucisnisme merupakan perpsduan berbagai macam aliran pemikiranfussfst yang ada dalam usaha untuk mengantisipasi problem aktual yang dihadapioleh masyarakat, bangsa dan negara. Dalam perkembangan pemikiran filsafatberikutnya, di Cina dengan masuknya pengaruh dari pemikiran Barat terutamasejakawal ahad ke 19, maka Neo-Confucianismedihadapkan pada pemikiran-pemikiranbaru baik dari Kapitalisme maupun Sosialisme Komunisme. Pada awal ahad ke 20Sun Yat Sen berusaha mengadakan suatugerakan Nasionalisme sebagai suatugerakan Cina Baru yang didasarkan padsTiga Dasar Kerakystan stau San Min Chu1 yaitu: 1. Kebang&aan atau Nasionalisme,
2. Kerakyatan atau mokrasi dan 3.Keadilan Sosial atau Sosialisme. UsahaSun Yat Sen ini nampaknya kurangberhasil dan kemudian digantikan olehMao Ze Dong dan Deng Xiao-pingdengan Komunismenya, yang saat inisedikit demi sedikit.sudah ditinggalkankarena eina sudah menganut sistemperekonomian Kapitalisme dan Liberalisme dan selaiu berusaha untukmenggali dan menginterpretasikankembali ajaran-ajaran fIlsafat yangpemah berkembang dan hidup untukmencari paradigma baru dalammenghadapi era globalisasi. Hal iniberarti bahwa pemikiran fIlsafat einamerupakan sistem nilai berfungsi sebagai pembimbing dan pengarahmanusia dalam mengekspresikan kebutuhan hidupnya.
c. Pemikiran Fils.fat IndiaPemikiran filsafat India selain
memiliki persamaan dengan pemikiranfusafat pada umumnya juga menunjukkan adanya kekhususan karakteristik. <4tlam proses perkembanganpemikiran fmafat India, temyata banyak dipengaruhi oleh akar budayaIndia itu 8endiri, sehingga di Indiapemikiran filsafat berkaitan erat dengan tradisi, kebudayaan, dan agama.Pemikirannya berciorak religius, sehingga meruapakan suatu kekuatanrokhani yang memiliki peranan penting dan besar dalam mencapai keselamatan hidup manusia. Filsafat dimaksudkan untuk mengarahkan danmenunjukkan kepada manusia dalamusahanya mencapai tujuan hidup yaitukebahagiaan.
Filsafat India memiki karakteristik (Radhakrishnan dan Moore, 1957:XXll-xxxx),Wagiyo, 1996: 1). motifspiritual, 2). hubungan antara filsafatddan hidup., 3). Sikap dan pendekatanintrospektif terhadap realitas., 4).
• JKrt14fFiGafat, Maret ItRl
Kenderungan kea arab Idealisme monistis khususnya Hindusime., 5). Intuisi diterima sebagai satu-satunyametode untuk mencapai kebenaran., 6).Penerimaan otoritas Veda., dan 7).Pendekatan sintesis terhadap pengalaman dan realitas dengan mempertimbangkanaspek tradisi.
Ditinjau dari sejarah ftlsafat,pemikiran ftlsafat India dapatdikelompokkan meojadi dua aliranyang besar yaitu Hinduisme(Ortodoks) dan Buddhisme.(Heterodoks).
Pertama, Hinduisme. Hinduisme merupakan peletakdasar daritradisi pemikiran filsafat India yangmendasarkan pemikiran-pemikirannyapada otoritas Veda.Hinduisme olehZaehner (1992: ix) diartikan sebagaicara hidup yang khas bagi suatuhangsa secara menyeluruh, suatu etosnasional yang tsk bisa dijamahmeskipun hukan tidak nyats, lebihdaripada sebagaisuatu agama dalamarti kata Barat, yakni kesetiaan padaperwahyuan yang dipercayai sebagaipemberian Tuhan dan pemujaankepada Tuhan sesuai dengan isi perwahyuan itu. Hinduisme memiliki aliran pemikiran yang cukup banyak,yang pada umumnya mengajarkanagar m,anusia selalu beruapaya untukmencari keselamatan hidup <taripenderitaan yang secara teros menerusdi alami manusia. Hinduisme mengajarkan adanya tiga jalan keselamatanyang bisa ditempuh oleh manusiayaitu: jnana (Upanishad dan Veda),bhakti, dan karma Muji Sutrisno,1993: lOB-I10).
Jnana (Upanishad danVeda). Jalan keselamatan melaluipenghayatan dan pemahaman terhadap pengetahuan yang paling dalamyaitu manusia meleburkan dirinya da-
lam realitas yang Mutlak (Brahman).Brahman diartikan sebagai SupremeBeing, meruapakan "daya hidupagung", menghidupkan, menggerakkan kosmos bagi segala sesuatu termasuk manusia. Antara Brahman sebagai realitas yang Mutlak merupakansatu kesatuan dengan jati diri manusia(atman) , karena pada dasamya segaiasesuaatu itu merupakan manifestasiBrahman. Bhakti, dihayati melaluisikap bhakti yang tulus, sehinggamanusia akan terbebas dan ikatanikatan kelahiran kembali. Karma, artinya dilakukan dengan cara memenuhi kewajiban manusia, yaitumelalukan perbuatan yang memanglayak dan benar. Dalam Hinduismetujuan ·utama dari pemikiran fIlsafatadalah untuk menemukan jati diriyang paling hakiki yang disebut atm.anuntuk kemudian menyatu denganBrahman.
Setelah manusia berhasil menemukan jalan keselamatan berarti iatelah dibebaskaD (moksha), sehinggatidak lagi terikat pada samsara yangdikondisikan oleh ruang dan waktu,sebab dan akibat. Untuk itu, makamanusia hendaknya seialu patuh ··padadharma sebagai hukum yang abadiDharma tidak berawal, tidak berakhir,baik bagi seluruh yang ada(makrokosmos), maupun bagi jiwa in·dividual (mikrokosmos), .segaia sesuatuada di bawah ikatan waktu dankeinginan terutama keinginan untukhidup dan berbuat yang disebut karma(Zaehner, 1992: xiv). Oleh karena itumanusia harus mencari keselamatanuntuk dapat bersatu kembali denganBrahman.
Hinduisme memusatkan per-hatiaannya terhadap pembahasan ten·tang Brahman, sehingga bersifat theosentris, kemudian mendapatkan reaksi
dari Buddhisme dengan maksud menjadikan manusia sebagai pusat perhatian pemikiran (antroposentris).
Kedua,Buddhisme. Buddhisme~. merupakan aliran fIlsafat heterodoksyang tidak mengakui otoritas Veda,Jainisme dan Carvaka yang tidak begitu berkembang, juga tidak meng·akui Veda. Buddhisme meiontarkankritik·kritik tajam terhadap Ifinduisme, terutama keberatan terhadapkebias8an yang dilakukan oleh parabrahmana, seperti upacara korban.Pemikiran Buddhisme memiliki karakteristik antara lain (\Vagiyo, 1996:4): 1.pesimistis, hidup merupakan penderitaan dipandang sebagai Buatu yang rilldan eksistensial., 2. optimistis, menolak hal-hal yang bersifat spekulatifdan mengesampingkan hal-hal yangtidak pasti dapat diketahui., 3. pragmatis, Jebih mengutamakan yang perludalam mengatasi penderitaan., 4.saintifik, pengalaman pribadi digunakan sebagai sarana untuk mencarihubungan sebab akibat., 5. empiris,pengalaman prihadi dianggap yan·g henar., 6. demokratis, tidak membeedakan status manusia., dan 7. terapetis.berusaha untuk menyembuhkanpenderitaan manusia.
Pemikiran filsafat Buddhismeterangkum dalam ajaran triratna yaitubuddha, dharma, dan sangha. Pertama, buddha yang berasal dati katabudh (bangun), bangun dari kesesatan. Buddha adalah orang yang sudahdicerahi atau mendapatkan pencerahan. Setiap orang pada dasamyamemiliki kodrat buddha, namunkarena belum semua memperolehpencerahan maka masih terikat padakelahiran kembali Kedua, dharma,ajaran yang bersisi empat kebenaranmulia (catur arya satyam) yang terdiriatas: dukkha (penderitaan), samudaya
(sebab dari penderitaan), nirodha(peniadaan penderitaan), dan margo(jalan untuk menghindari penderitaan). Buddhisme mengajarkan deJapan jalan untuk mencapai pencerahanyaitu a. Percaya yang benar, b. Maksud yang benar, c. Perkataan yang benar; d. Perbuatan yang benar; e. Hidup .yang benar; .f. Usaha yang benar; g.Pikiran yang benar, dan h. Samadhiyang benar. (Harun Hadiwijono, 1976:80). Selain itu diajarkan. pula olehBuddhisme seperti yang dituliskandalam Dhammapada yang dikutip olehTo Thi Anh (1985: 28) bahwa .. "berbuatbaik., menghindari yang jahat, me·murnikan hati seseorang, inilah jalanBuddha". Ketiga, Sangha stauperkumpulan para bhiksu dan bhiksuni sebagai rokhaniwan Buddhismeyang memiliki peraturan-peraturantersendiri sesuai dengan tingkatanmereka.
Buddhisme telah berkembangdan maju dengan pesat, sehingga tidakhanya di India akan tetapi menyebarhampir ke seluruh penjuru dunia. Begitu pula pemikiran iJ.1safat jugaberkembang sesuai dengan kemajuandari kebudayaan manusia yang sedikitbanyak telah memberikan sumbangannya bagi kehidupan umat manusiadewasa ini.
D. PenutupBerdasarkan uraian <Ii atas ten·
tang pemikiran filsafat Timur apabiladibandingkan dengan pemikiran filsafat Barat, maka kesimpulan yang da·pat ditarik antara lain:
Pertama, pemikiran filsafatTimur menekankan peranan intuisidan pengalaman individu, sedangkanpemiltiran ftlsafat barat sabagian besarlebih terfokus pada kemampuan akaIbudi dalam menganalisis data empiris.
Kemudian dirumuskan dalam bahasayang efisien dan efektif denganpemilihan kata-kata yang tepat, seedangkan pemikiran filsafat Timurbanyak disampaikan sebagai ungkapanisi bati dan perasaan. Pemikiran filsa~
Cat Timur kadang-kadang diungkapkandalam bentuk simbol-simbol sebagaimanifestasi hal-hal yang konkret, sedangkan dalam filsafat Barat para rllsuf cenderung menggunakan rumusanyang abstrak, sehingga memilikicakupan yang Iuas' bahkan ada yangsampai tidak terhingga.
Kedua, tujuan utama dalampemikiran filsafat Timur untuk men·jadi orang yang bijaksana dan bahagia.dalam arti hidup ini penuh denganketenteraman dan keselamatan.Pemikiran filsafat Barat lebihdiarahkan untuk memahami rahasiaalam semesta dan menemukan ilmupengetahuan yang baru. Hal ini jugadapat diketahui bahwa para filsufTimur lebih menekankan padamanusia untuk hidup menyesuaikandiri dengan alam semesta, sedangkanpemikiran Barat selalu berusaha untukmenaldukkan alam semesta demikepentingan manusia.
K.etiga, pemikiran filsafat Timursering lebih bersifat pesimis, p8sif, danmenekankan harmoni, sedangkan fllsafat .Barat bersifat optimis, utiC danpenuh konflik.. Begitupula manusiasebagai individu dalam pemikiranBarat mendapatkan otonominya yangbesar, sedangkan dalam pemikiran r1l·safat Timur lebih ditekankan perananmanusia dalam kehidupan sosial &ebapi aoggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKAAnh. To Thi. 1985, Nilai Budaya Timur
dan Barot: Konfl,ik alau Harmony?,Gramedia, .Jakarta.
Baskin, Wade, 1974, Classics in Chinese,Philosoph~y. .~dam & ("JO. New Jersey.
Chan, .' Wing-tsit, 1973, A SourceBook inChinese Philosophy, Princeton University Press, New Jersey.
Ching, Julia, 1977, Confucianisme andChristianity, KodaDsha International <Jo, New York.
Creel.. H. G., 1954, Chinese Thought fromConfucius to .. Mao Tse-tung, '. Eyre &Spottiswoode, London.
de Bary, W.T., 1972, The Buddhist Tradition in India, China and Japan,Random Hause, New York.
Eber Irene, 1986, Confucianism The Dynamics of Tradition, Macmillan Publishing Company, New York.
Fung Yu-Ian, 1952, A History of ChinesePhilosophy. Voll, Princeton University Press, Princeton
Fung Yu-Ian, 1960, A Short History of Chinese Philosophy, he Macmillan Co,New York.
Harun Hadiwijono, 1976, Agama Hindudan Buddha, BPK Gunung Mulls,Jakarta.
Hughes, E.R.. 1954, Chinese Philosophy inClasssical Times, J.M., Dent & SonsLtd, London.
Jochim, C, 1986, Chinese 'Religious: CU'Itural Perspective, Prentice Hall Inc,New Jersey.
Kriger. Silke· & Trauzettel,Rolf, (ed) 1991,Confucianism and The Modernization of China. V. Hase & KoeehlerVerlang Mainz, Gennany.
Lancashire, Douglas, 1981, Chinese Essayson Religion and Faith, ChineseMaterial Centre, San Fransisco.
Lao Sze-Kwang, 1995, "On UnderstandingChinese Philosophy: an Inquiry anda Proposal" dalam Allinson, R., E.,UnderskJnding the Chinese Mind:The Philosophical Roots. OxfordUniversity Press, Oxford.
,~Little, Reg and Reed, Warren, 1989, TheConfucian Reanissance. Thp F~dera
tion Press.Moore, Charles, A, 1977, The Chinese
Mind: Essentials of Chinese Philosophy and Culture, The UniversityPress orHawaii, Honolulu.
Moore, Charles, A, 1946, A Philosophy Eastand West, Princeton llniversityPress, Princeton.
Mudji Sutrisno (ed) , 1993, Buddhisme:Pengaruhnya dalam Abad Modern.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Muciji Sutrisno (ed), 1993, Manusia dalamPijar-Pijar kekayaan Dimensinya.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Notowidagdo, Rohiman, 1996, llmu BudayaDasar· Berdasarkan Al-Quran danHadits, Rajawali Pers, Jakarta.
Radhakrishnan, S & Moore, Charles., A.,1957, A Source Book in Indian Philosophy. Princeton University Press,New Jersey.
Seeger, Elizabeth, 1951, Sedjarah TiongkokSelajang Pandang, J.B. Wolters, Jakarta.
Sih, Paul K.T. (ed), 1965, Chinese Humanism and Christian i. Spirituality, StJohn's University Press, New York.
Smith, H.D, 1985, Confucius and Confucianism. Paladin Granada, Publishing Ltd, London.
Wagiyo, 1996, Pemikiran Filsafat India,Makalah Intership Dosen-Dosen Filsafat Paneasila , PSP..UGM & DIRJEN DIKTI DEPDIKBUD,Yogyakarta.
Werkmeister, W.H, 1968, "Scientismandthe Problem fo Man"dalam Moore,C.A t A Philosophy and Culture: Eastand West, University of HawaiiPress, Honolulu.
ZaehJier; R., C., 1992, Kebijak8a:naan dariTimur: Beberapa Aspek PemikiranHinduisme. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.
Top Related