BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari
sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung
di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian
profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu
pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan
dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan
tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang
profesi itu sendiri.
Dalam artian, latihan keterampilan yang secara intensif diberikan di
laboratorium sekolah hanya sebagai dasar untuk bekerja di dunia usaha. Keterampilan
lain seperti pengendalian obat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai
tenaga kesehatan dan kemampuan untuk bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
serta cara memecahkan masalah yang terjadi di lapangan belum diberikan di sekolah
secara khusus. Untuk itu Praktek Kerja lapangan merupakan cara terbaik untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang belum di peroleh selama mengikuti
pendidikan di sekolah.
Sebagai calon tenaga penunjang pada pelayanan kesehatan, peserta didik
SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga diharapkan mengetahui berbagai kegiatan
terpadu meliputi bidang produksi, distribusi, pelayanan dan pengawasan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya termasuk penatalaksanaan administrasinya.
1
2.2 Tujuan Prakerin
a. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang perencanaan barang di Apotek.
b. Mengetahui strategi pengadaan, penyimpanan, dan distribusi barang di
Apotek.
c. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja
kefarmasian sebenarnya, khususnya di Apotek.
d. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan siswa sebagai
bekal memasuki lapangan kerja yang sesungguhnya.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja
yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan di Apotek.
2.3 Manfaat Prakerin
2.3.1 Untuk penulis :
a. Mengetahui karakteristik Pelayanan Resep di Apotek.
b. Mengetahui tentang pengadaan obat di Apotek.
c. Mengetahui pendistribusian obat di Apotek.
d. Mengetahui spesialit/pengelompokan dan jenis-jenis obat di
Apotek.
e. Menambah wawasan kami tentang berbagai macam tulisan dokter.
f. Menambah wawasan kami mengenai nama, jenis obat, yang
beredar di masyarakat.
g. Mampu menerapkan teknik-teknik swamedikasi seperti pada teori.
2.3.2 Untuk sekolah :
a. Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dan instansi.
b. Menjadikan lulusan yang siap bekerja dan kompeten dibidang
kefarmasian.
2
c. Meningakatkan mutu siswa siswi dalam kompetensi dalam bidang
farmasi.
2.3.3 Untuk instansi :
a. Dapat membagi ilmunya kepada peserta Prakerin.
b. Membantu dan meringankan pekerjaan dalam hal pelaksanaan di
apotek dan intansi.
c. Terciptanya kerja sama dalam melakukan pekerjaan.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Ketentuan Umum
Suatu tempat dimana di lakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat .
B. Tugas dan fungsi
Tugas dan Fungsi Apotek Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25
tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut: Sebagai sarana
pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat.
Tugas dan Fungsi ApotekBerdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun
1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut:
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan. 2.
2. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. 3.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang
diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
4. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya
kepada masyarakat.
Asisten Apoteker sebagai salah satu tenaga kefarmasian yang selalu bekerja di
bawah pengawasan seorang Apoteker yang memiliki SIA (Surat Izin Apotek).
Apoteker Pengelola Apotek (APA) merupakan orang yang bertanggung jawab
di Apotek dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian
yang dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker di apotek haruslah sesuai
dengan standar profesi yang dimilikinya. Dimana seorang Apoteker dan
4
Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat pengguna obat (pasien) harus
bersifat professional dan baik.
C. Pengelolaan Sumber
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Apoteker adalah seorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan
di bidang kefarmasian baik di apotik, Rumah Sakit, industry pendidikan
dan bidang lain yang masih berkaitan dengan kefarmasian
Asisten apoteker adalah Tenaga Kesehatan yang berijasah Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Jurusan Analis
Farmasi dan Makanan Politeknik Kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan .Administrasi
dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-
menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya
yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah
seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
a. Perencanaan
malan kebutuhan akan perbekalan alkes dan PKRT di apotek,
rumah sakit, maupun di gudang farmasi. Pelaksanaan perencanaan
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dibawah ini:
Doelmating, artinya pengadaan sediaan farmasi alkes dan PKRT
harus sesuai dengan tujuan/rencana sebelumnya.
5
Rechemating, artinya pengadaan sediaan harus sesuai dengan hak
dan kemampuan.
Wetmating, artinya sistem/cara pengadaan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
b. Pengadaan
Setelah perencanaan selesai, dilanjutkan kegiatan pengadaan
dimulai dari pemesanan sampai barang diterima. Untuk menjamin
kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan pediaan farmasi harus
melalui jalur resmi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
c. Penyimpanan
Proses yang dilakukan bagaimana menjaga persediaan yang yang
dimiliki tetap dalam kondisi yang baik dan bermutu sampai ketangan
konsumen. Kegiatan penyimpanan dan penyaluran terdiri atas pekerjaan
sebagai berikut :
Menerima barang dan dokumen-dokumen pendukungnya antara lain
surat pesanan/ suarat kontrak, surat kiriman, faktur barang.
Memeriksa barang dengan dokumen-dokumen yang bersangkutan
baik dari segi jumlah mutu, tanggal kadaluarsa,merk, harga, dan
spesifikasi lain bila diperlukan.
Menyimpan barang sesuai ketentuan harus memperhatikan stabilitas
obat dan tempat penyimpanan agar mudah memperoleh dan
mengatur-aturnya. Tempat penyimpanan barang/ obat dapat
berdasarkan kasiat/ terapi obat/ sesuai abjad.
Memeriksa secara berkala dan menjaga barang dari kerusakan atau
hilang.
Memilih dan melakukan pengepakan untuk persiapan pengiriman
barang dan menyiapan dokumennya.
6
Mengirim barang dengan dokumen pendukungnya dan
mengarsipkannya (surat permintaan barang, surat pengiriman, faktur
barang)
Mengadministrasikan keluar masuknya barang dengan tertib.
Menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja dan tempat
penyimpanan atau gudang.
d. Pendistribusian
Bertujuan untuk menyampaikan persediaan kepada konsumen, secara
efektif dan efisien.
e. Penggunaan obat
Penggunaan obat sesuai dengan penyakit dan seberapa parah penyakit
yang di derita.
f. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan
Kegiatan penyimpanan menyangkut dengan pencatatan
keluar masuknya barang yang ada pada persediaan dan pencatatan
barang psikotropik dan narkotik yang digunakan setiap bulannya.
Serta pencatatan barang bermasalah yang akan dikembalikan
kepada PBF yang bersangkutan.
Pelaporan
Laporan perbekalan farmasi termasuk psikotropik dan
narkotik. Serta pelaporan pengembalian obat kepada PBF.
D. Pelayanan
1. Pelayanan resep/pesanan
7
Resep datang , lalu diberi harga oleh petugas .Kemudian diberitahukan
kepada pasien apakah dikehendaki atau tidak, oleh petugas diberi etiket
sesuai yang tertulis didalam resep atau obat disediakan dan disiapkan
dalam wadah tertentu oleh petugas. Setelah resep. jadi diserahkan kepada
pasien, sambil meminta alamat pasien tersebut dan melakukan
pembayaran, lembar resep diberikan kepada kasir untuk diarsipkan.
2. Promosi dan Edukasi
promosi adalah suatu kegiatan intensif dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam kegiatan promosi itu diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik
produk terhadap calon konsumen. Sedangkan edukasi memiliki arti
sebagai berikut: E=Eksplorasi D=Demonstrasi U=Uraian (konsep)
K=Kontemplasi ASI =AplikaSI
3. Pelayanan Residensial
Pelayanan recidencial adalah fasilitas tempat tanggal pembuatan yang
diberika untuk sekelompok orang atau populasi tertentu dengan pelayanan
intensif.
4. Pelayanan Obat Tanpa Resep
Pelayanan obat tanpa resep dapat dilakukan dengan menjual obat wajib
apotek , seperti : OWA yang diberikan tidak dikontarindikasikan bagi
wanita hamil , anak dibawah usia 2 tahun , dan orang tua lebih dari 65
tahun . Tidak memberiakan resiko pada kelanjutan penyakit yang diderita
pasien , dan penggunaannya tidak memerlukan cara khusus .
Pelayanan obat tanpa resep ini sama hal nya dengan melayani pelanggan,
kita memberikan yang di minta pembeli dan memberi tahu harga serta
menjelaskan cara minum atau cara pakai jika pembeli bertanya atau
sekiranya pembeli tidak mengerti.
5. Pelayanan Narkotika
8
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang bersal dari tanaman ,baik
sintetis maupun semi sintesis.Zat tersebut menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran. Menghilangkan rasa mengurangi hingga
menghilangkan rasa nyeri,dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Pelayanan obat Narkotika hanya bisa di ambil dengan resep dokter atau
berizin
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu,Tempat dan Teknis PelaksanaanPrakerin di Apotek Yani Asrie dilakukan mulai tanggal 1 februari – 28
februari 2013. Disana berjalan 2 shift yaitu shift pagi dan shift sore. Saat shift pagi
saya biasanya menata obat-obat yang ada di etalase, mencatat barang datang, dan
membantu melayani pasien. Dan saat shift sore biasanya saya membantu meracik
resep dan melayani pasien. Shift pagi berjalan mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB,
sedangkan shift siang mulai pukul 14.00 – 21.00 WIB.
B.Sejarah Apotek Yani Asrie Salatiga
Apotek Yani Asrie di dirikan pada tahun 2000 di bawah naungan Koperasi
Rumah Sakit Ariowirawan . Pemilik sahamnya adalah Bapak Wiratno. Dua tahun
setelah itu sekitar tahun 2002 Apotek Yani Asrie di ju7al dan dibeli oleh 3 orang .
Lalu di bjual lagi dan di beli Bapak Anas Farchan ,SE sekitaer tahun 2010 sampai
sekarang.
C.Tujuan Pendirian Apotek .
1.Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Memperkenalkan profesi apoteker yang bertanggungjawab pada masyarakat.
3. Memperoleh profit untuk mempertahankan eksistensi apotek.
4. Membantu konsumen mendapatkan pengobatan yang memuaskan.
D.Pengelolaan
10
(a). Sumber daya manusia di Instalasi Apotek
a. Pengertian Apoteker
Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta
keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Pekerjaan kefarmasian seorang apoteker di apotek adalah bentuk
hakiki dari profesi Apoteker, oleh karena itu Apoteker Pengelola Apotek
(APA) berkewajiban mencurahkan waktu, pemikiran dan tenaganya untuk
menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan apotek yang didasarkan pada
kepentingan masyarakat.
Hal ini dikarenakan Apoteker merupakan motor penggerak kemajuan
suatu apotek.
Sebelum melaksanakan kegiatannya, seorang APA wajib memiliki Surat Izin
Apotek (SIA) yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif
melakukan kegiatan dan APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih
memenuhi persyaratan.
Sesuai dengan Permenkes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 5,
Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
11
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi
Apoteker Pengelola Apotek di Apotek lain.
Seorang APA bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup apotek
yang dipimpinnya, juga bertanggung jawab kepada pemilik modal jika bekerja
sama dengan pemilik sarana apotek.
Tugas dan Kewajiban Apoteker di apotek adalah sebagai berikut :
a.Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non teknis
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
b. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi.
c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset,
mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin.
d. Melakukan pengembangan usaha apotek.
b. Pengertian asisten apoteker
Pengertian asisyen apoteker Asisten Apoteker yang dimuat dalam keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 adalah mereka yagn
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.
Sedangkan asisten apoteker menurut pasal 1 Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker
menyebutkan bahwa “Asisten Apoteker adalah Tenaga Kesehatan yang berijasah
Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Jurusan Analis Farmasi dan
12
Makanan Politeknik Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.Sarana dan Prasarana
Di Apotek Yani Asrie sudah tersedia :
1. Ruang tunggu bagi pasien
2.Ruang Praktek Dokter
3. Tempat sampah di berbagai tempat
4. Televisi , untuk hiburan pasien
5. Kulkas yang berisi minuman , dsb
3.Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.
a. Perencanaan
Menjelang akhir tahun anggaran petugas gudang memberi laporan
kepada Kepala IFRS tentang macam perbekalan farmasi yang telah dilakukan
selama 1 tahun, Kepala IFRS mengajukan rencana anggaran belanja
perbekalan farmasi, lalu Kepala RSUD mengajukan Rencana Anggaran
Belanja Perbekalan Farmasi tersebut ke PEMDA Kota Salatiga. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pihak PEMDA Kota Salatiga, maka RAB
perbekalan farmasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk pengadaan
perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan perbekalan farmasi rumah sakit
setiap bulan nya
b. Pengadaan13
Setiap hari diadakan pengecekan di Gudang farmasi. Jika terlihat obat
akan habis , asistant apoteker di Apotek Yani Asrie langsung menulis di buku
order dan diserahkan kepada sales yang datang ke Apotek Yani Asrie . Lalu
pengurus gudang menulis di kemudian setelah barang pesanan datang, dicek
terlebih dahulu . Setelah di cek dan cocok, barang yang datang dibawa ke
gudang kemudian terlebih dahulu di tulis Batch No dan ED nya sebelum di
masukan ke etalase gudang.
c. Penyimpanan
Setelah diselesaikannya administrasi pemeriksaan dan penerimaan
barang, perbekalan farmasi diserahkan kepada Penyimpanan kepada
Penyimpan Obat. Kemudian perbekalan farmasi tersebut kemudian dipisahkan
antara yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar, selanjutnya perbekalan
farmasi tersebut dibedakan lagi menurut bentuk sediaan, jenis, dan tempat
penyimpanannya, setelah itu barang disimpan dirak-rak dan almari sesuai
abjad serta berdasarkan prinsip FIFO dan FEFO disertai dengan kartu stok.
d. Pendistribusian
Pasien membawa resep lalu diserahkan ke petugas yang ada di Apotek
Yani Asrie , lalu asistant apoteker dengan cepat meracik resep obat tersebut .
Kemudian jika sudah selesai meracik obat asistant apoteker menyerahkan obat
sekaligus menjelaskan tentang cara pemakain obat tersebut kepada pasien .
e. Penggunaan Obat
Pengguna obat biasanya menggunakan resep dari dokter ataupun menurut
UPDS. Pasien yang menggunakan narkotika atau psikotropika harus dimintai
keterangan seperti nama pasien, alamat pasien, tanggal penggunaan ataupun
pengambilan. Penggunaan obat untuk etiket putih adalah obat yang diminum
sedangkan untuk etiket biru adalah obat untuk pemakaian luar.
f. pencatatan dan pelaporan
14
Pencatatan dilakukan dengan cara membandingkan dari kartu stok,
buku penulisan tiap harinya, dan sediaan yang tertulis di kompter untuk obat
golongan bebas, bebas terbatas, dan obat keras. Sedangkan untuk obat
narkotik dan psikotropik sebetulnya sama tapi bukunya tersendiri atau berbeda
dari golongan obat-obat yang lainnya.
Untuk pelaporan obat obat golonan bebas, bebas terbatas dan obat
keras, obat narkotik dan psikotropik yang kadaluarsa dengan cara meulis
nama obat, jumlah, menyamakan no bath obat dengan no bath yang ada dalam
faktur. Sedangkan untuk pelaporan obat secara fisik untuk obatgolongan
bebas, bebas terbatas dan keras biasanya dilaporkan melalui PBF yang
bersangkutan, sedangkan untuk obat narkotik dan psikotropik pelaporan
dilakukan satu bulan sekali dengan membuat tiga bendel, bendel satu untuk
apotek, bendel dua untuk Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, dan bendel
tiga untuk Dinas Kesehatan Provinsi.
g. Pelayanan dan Evaluasi mutu pelayanan
No Butir-Butir Sasaran Tidak Kurang Ya
1 Halaman apotek memungkinkan untuk parkir bagi
kendaraan bermotor dengan rapi
√
2 Halaman bersih teratur dan indah √
3 Kondisi gedung dan ruangan pada umumnya berada
dalam kondisi baik sehingga dapat digunakan
menurut keperluan kepala apotek.
√
4 Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien √
5 Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien,
termasuk penempatan brosur/ materi informasi
√
6 Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang
dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk
√
15
menyimpan catatan medikasi pasien
7 Ruang racikan √
8 Penataan obat dalam etalase yang rapi √
9 Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun
pasien
√
10 Kamar kecil
a. Tersedia dan memadai √b. Lokasi kamar kecil tidak mengganggu pasien √c. Kebersihan terjamin √
Tabel 1. Pengamatan di Lingkungan Apotek Yani Asri
No Butir – Butir Sasaran Tidak Kurang Ya
1 Ruangan tempat meracik obat leluasa sehingga
tidak mengganggu dalam meracik obat.
√
2 Ruangan mendapat sinar yang baik √
3 Sirkulasi udara cukup baik √
4 Kebersihan dan penerangan ruangan cukup
terjamin
√
5 Tersedia meja kursi dalam jumlah yang mencukupi
keperluan
√
6 Alat – alat penunjang resep memadai √
16
Tabel 2. Pengamatan Lingkungan Tempat Meracik Obat di Apotek
17
No
1 Petugas memberikan pelayanan kefarmasian
dengan baik
√
2 Petugas memberikan perhatian yang baik terhadap
pasien
√
3 Petugas melakukan pencatatan, pengarsipan,
pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
√
4 Petugas melakukan pengarsipan, pengarsipan
catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil
monitoring penggunaan obat
√
Tabel 3.Pengamatan Lingkungan Tempat Meracik Obat di Apotek
h.Strategi pengembangan
1. Meningkatkan mutu pelayanan
2. Meningkatkan kinerja para pegawainya
3. Menambah fasilitas yang belum ada
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
18
a. Apotek Yani Asrie belum melakukan pelayanan kefarmasian yang
maksimal, dan oleh sebab itu sebaiknya APA harus sering stand by
di apotek untuk melayani pasien.
b. Resep datang, lalu diberi harga oleh petugas. Kemudian
diberitahukan kepada pasien apakah dikehendaki atau tidak, oleh
petugas diberi etiket sesuai yang tertulis didalam resep atau obat
disediakan dan disiapkan dalam wadah tertentu oleh petugas.
Setelah resep jadi diserahkan kepada pasien, sambil meminta
alamat pasien tersebut dan melakukan pembayaran, lembar resep
diberikan kepada kasir untuk diarsipkan.
B. Saran
Dalam rangka peningkatan kualitas peran Apotek dalam menghadapi
pembeli atau pasien pada umumnya. Penulis sampaikan saran – saran
sebagai
berikut :
1. Memperlengkap obat yang ada di masing – masing Apotek
2. Tanggung jawab terhadap profesi APA harus lebih ditingkatkan lagi
3. Mengembangkan sarana dan prasarana di Apotek.
4. Memelihara sikap dan perilaku petugas yang baik terhadap pasien
5. Meningkatkan kedisiplinan dan ketelitian.
Demikian laporan ini disampaikan sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan
kesehatan pada umumnya .
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.”Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan kesehatan
lainnya”. Diunduh di laman administrasi KK9 pada 12 Februari 2013.
Anonim. 2011. ”Pelayanan Resep”. Diunduh di laman http://healthcare-
pharmacist.blogspot.com/2011/08/pelayanan-resep-di-apotek.html pada 15 Februari
2013.
Anonim. 2008. ”Promosi Kesehatan”. Diunduh pada laman
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/817-upaya-pendidikan-
dalam-promosi-kesehatan.html pada 12 Februari 2013.
Anonim. 2008. ”Standar Pelayanan Kefarmasian Apotek”. Diunduh di laman
http://apotekkita.com/2008/07/23/standar-pelayanan-kefarmasian-dl-apotek/ pada 15
Februari 2013.
21
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Denah lokasi institusi pasangan
Keterangan :
1. Lingkaran kota
2. Mall ramayana salatiga
3. Lampu merah pujasera
4. Pujasera
5. Masjid pandawa
6. Deretan ruko-ruko sepanjang jln ahmad yani
7. Deretan ruko-ruko sepanjang jln ahmad yani
22
8. Apotek Yani Asrie
9. Pintu masuk TNI 411 pertama
10. Pintu masuk TNI ke dua
11. Shoppymarten
12. Lampu merah pasar sapi
2.Denah bangunan (layout) institusi pasangan
Keterangan :
1. Pintu masuk apotek
2. Etalase obat (salep)
3. Etalase obat bebas , bebas terbatas , dan tetes mata tets
telinga, tetes hidung
4. Etalase obat herbal dan obat bebas dan bebas terbatas 23
5. Tempat admin (komputer)
6. Etalase syrup
7. Meja untuk menaruh stok (pelastik,kertas,etiket,bungkus
puyer dll)
8. Etalase gudang obat
9. Meja racik resep
10. Lemari obat narkoyik dan psikotropik
11. Etalase obat paten
12. Obat generik
13. Komputer data resep
14. Kulkas
15. Kamar mandi
16. Tempat solat
17. Meja praktek dokter
18. Bat pasien
19. Pintu masuk ruang periksa dokter
24
1. Contoh surat pesanan Psikotropik
2. Gambar surat pesanan Narkotika
25
Top Related