Jl. Janti – Banguntapan, D.I. Yogyakarta 55198
Telp. (0274) 514932, 563510
Email: [email protected]
Website: dinsos.jogjaprov.go.id
Instagram: @dinassosialdiy
DINAS SOSIAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
L A P O R A N KEUANGAN
2020 AUDITED
Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas
dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Laporan Keuangan
terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan Laporan Keuangan disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a. menyajikan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai
seluruh pengeluaran;
b. menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan masyarakat;
e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah,
mengenai kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan KeuanganDinas Sosial diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang Keuangan Pemerintah Daerah. Landasan hukum penyusunan
Laporan Keuangan Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang perubahan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 827);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
9
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5339);
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
terakhir dirubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2016 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2083);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 249);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 tentang Pengutamaan Penggunaan
Alokasi Anggaran Untuk Kegiatan Tertentu, Perubahan Alokasi, dan Penggunaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
581);
15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11);
16. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018 Nomor
6);
10
17. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2019 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2019 Nomor 12);
18. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 9);
19. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 52 Tahun 2011 tentang Verifikasi,
Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah (Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 53);
20. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusutan Barang Milik Daerah Berupa Aset Tetap (Berita Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 Nomor 121);
21. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 120 Tahun 2014 tentang
Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2014 Nomor 123);
22. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 112 Tahun 2015 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2015 Nomor 114);
23. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 128 Tahun 2015 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Nomor 130);
24. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 98 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Barang Persediaan (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016
Nomor 100);
25. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Inventarisasi Barang Milik Daerah;
26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 (Berita
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019 Nomor 88);
27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 130 Tahun 2018 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2018 Nomor 130);
28. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 140 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Dana Keistimewaan (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018
Nomor 141);
29. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 75 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada Satuan Pendidikan Menengah Negeri
Dan Satuan Pendidikan Khusus Negeri (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2018 Nomor 75);
30. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 90 Tahun 2020 tentang
Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020
(Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 90) sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 91 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 90
Tahun 2020 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2020 (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 91).
11
1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
2.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan.
Bab III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan OPD
3.1 Rincian dan Penjelasan Pos-Pos Pelaporan Keuangan OPD
3.1.1 Pendapatan-LRA
3.1.2 Belanja
3.1.3 Aset
3.1.4 Kewajiban
3.1.5 Ekuitas
3.1.6 Pendapatan-LO
3.1.7 Beban
3.1.8 Laporan Perubahan Ekuitas
Bab IV Penjelasan Atas Informasi-Informasi Nonkeuangan OPD
Bab V Penutup
12
BAB II
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Bidang Urusan Pemerintahan
Daerah
Anggaran Realisasi Berlebih/
(berkurang)
Prosen
tase
Perubahan (Rp) (Rp) (Rp) (%)
URUSAN WAJIB
DINAS SOSIAL
PENDAPATAN 532.200.000,00 532.200.000,00 - 100
Pendapatan Asli Daerah 532.200.000,00 532.200.000,00 - 100
Hasil Retribusi Daerah 532.200.000,00 532.200.000,00 - 100
BELANJA 68.446.611.129,11 62.312.687.145,00 (6.133.923.984,11) 91,03
BELANJA TIDAK LANGSUNG 22.988.955.422,00 20.792.506.269,00 (2.196.449.153,00) 90,44
Belanja Pegawai 22.988.955.422,00 20.792.506.269,00 (2.196.449.153,00) 90,44
BELANJA LANGSUNG 45.457.655.707,11 41.520.180.876,00 (3.937.474.831,11) 91,33
Program Administrasi
Perkantoran 17.140.435.573,11 15.706.390.712,00 (1.434.044.861,11) 91,63
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur 5.240.555.859,00 4.983.825.471,00 (256.730.388,00) 95,10
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur 26.112.000,00 26.112.000,00 - 100,00
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Pelaporan Keuangan
82.160.000,00 63.480.000,00 (18.680.000,00) 77,26
Program Rehabilitasi Sosial 4.610.432.995,00 4.323.336.716,00 (287.096.279,00) 93,77
Program Perlindungan dan
Jaminan Sosial 3.038.962.600,00 2.868.120.370,00 (170.842.230,00) 94,37
Program Penanganan Fakir
Miskin 2.071.606.500,00 1.610.950.200,00 (460.656.300,00) 77,76
Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Penyandang
Disabilitas
1.904.038.925,00 1.849.478.045,00 (54.560.880,00) 97,13
Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial Perempuan
Penyandang Masalah Sosial
1.054.814.000,00 1.034.313.325,00 (20.500.675,00) 98,05
Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Gelandangan,
Pengemis, Pemulung dan Eks
Psikotik
2.059.705.745,00 2.014.615.953,00 (45.089.792,00) 97,81
Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Remaja
Penyandang Masalah Sosial
1.258.850.000,00 1.138.201.550,00 (120.648.450,00) 90,41
Program Perlindungan dan
Rehabilitasi Anak Penyandang
Masalah Sosial
1.295.803.500,00 1.159.612.764,00 (136.190.736,00) 89,48
13
Program Perlindungan Lanjut
Usia Terlantar 991.233.650,00 975.752.000,00 (15.481.650,00) 98,43
Program Pengembangan
Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial dan Penanaman nilai-nilai
kepahlawanan
2.258.844.360,00 1.683.146.500,00 (575.697.860,00) 74,51
URUSAN KEISTIMEWAAN
KEBUDAYAAN
(KEISTIMEWAAN)
DINAS SOSIAL
Program Sejarah, Bahasa,
Sastra dan Permuseuman 2.424.100.000,00 2.082.845.270,00 (341.254.730,00) 85,92
2.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Secara keseluruhan realisasi belanja Dinas Sosial tahun 2020 sebesar 62.312.687.145,00 atau
91,03%. Adapun sisa anggaran 6.133.923.984,11 atau 8,97% antara lain bersumber dari:
- Sisa pengadaan barang dan jasa (lelang)
- Adanya refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan darurat covid-19
- Mengikuti SE Nomor: I/SE/III2020 Tentang Pelaksanaan Status Tanggap Darurat Bencana
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Daerah Istimewa Yogyakarta agar melakukan
penundaan atau pembatalan pelaksanaan kegiatan, khususnya yang melibatkan banyak orang
dalam upaya pencegahan pandemic COVID-19 di DIY
- Efisiensi belanja perjalanan dinas
- Efisiensi honor narasumber
- Efisiensi uang saku peserta kegiatan
- Efisiensi tagihan air, listrik, telepon dan kegiatan belanja lain yang menyesuaikan harga pasar
- Efisiensi belanja mobilitas darat, akomodasi dan transportasi menyesuaikan kondisi dan
kebutuhan di lapangan
- Efisiensi belanja sewa (tempat, meja, kursi, genset, tenda, sound system) menyesuaikan kondisi
di lapangan
14
BAB III
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
3.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan
2020 2019 (Audited)
3.1.1 Pendapatan-LRA Rp532.200.000,00 Rp723.000.000,00
Pendapatan-LRA Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp532.200.000,00 dan
realisasi sebesar Rp532.200.000,00 atau 100,00% dengan rincian sebagai berikut:
3.1.1.1 Pendapatan Retribusi -LRA Rp532.200.000,00 Rp720.000.000,00
Pendapatan Retribusi-LRA Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp532.200.000,00
dan realisasi sebesar Rp532.200.000,00 atau 100,00% dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA 532.200.000,00 532.200.000,00 100,00
Jumlah 532.200.000,00 532.200.000,00 100,00
Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LRA Dinas Sosial terdiri dari pendapatan di Dinas
Sosial Induk sebesar Rp4.200.000,00 dan di BPSTW sebesar Rp528.000.000,00.
3.1.1.2 Lain-lain PAD Yang Sah -LRA Rp0,00 Rp3.000.000,00
Pendapatan Retribusi-LRA Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp0,00 dan realisasi
sebesar Rp0,00 atau 0,00% dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa – LRA 0,00 0,00 0,00
Jumlah 0,00 0,00 0,00
3.1.2 Belanja Rp62.312.687.145,00 Rp59.261.572.786,00
Belanja Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp68.446.611.129,11 dengan realisasi
sebesar Rp62.312.687.145,00 atau 91,04%. Rincian realisasi belanja terdiri dari:
3.1.2.1 Belanja Operasi Rp59.644.152.724,00 Rp58.519.823.936,00
Belanja Operasi Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp65.666.518.603,11 dan
realisasi sebesar Rp59.644.152.724,00 atau 90,83%, dengan rincian sebagai berikut:
3.1.2.1.1 Belanja Pegawai Rp25.090.556.269,00 Rp25.225.166.444,00
Belanja Pegawai Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp27.567.045.422,00 dan
realisasi sebesar Rp25.090.556.269,00 atau 91,02%, dengan rincian sebagai berikut:
15
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 22.972.989.422,00 20.776.540.269,00 90,44
Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi 20.013.678.457,00 18.029.116.320,00 90,08
Tunjangan Keluarga 1.166.247.833,00 1.075.522.450,00 92,22
Tunjangan Jabatan 394.470.000,00 379.890.000,00 96,30
Tunjangan Fungsional 349.220.000,00 333.875.000,00 95,61
Tunjangan Fungsional Umum 402.410.000,00 373.730.000,00 92,87
Tunjangan Beras 589.066.544,00 549.595.380,00 93,30
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus 57.331.027,00 34.652.968,00 60,44
Pembulatan Gaji 565.561,00 158.151,00 27,96
2 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 15.966.000,00 15.966.000,00 100,00
Insentif Retribusi Jasa Usaha – LRA 15.966.000,00 15.966.000,00 100,00
3 Honorarium PNS 289.740.000,00 276.970.000,00 95,59
Honorarium Pengelola Keuangan 186.840.000,00 175.070.000,00 93,70
Honorarium Pengelola Kepegawaian 14.400.000,00 14.400.000,00 100,00
Honorarium Perencana Program 16.200.000,00 15.600.000,00 96,30
Honorarium Pengelola Barang 72.300.000,00 71.900.000,00 99,45
4 Honorarium Non PNS 4.288.350.000,00 4.021.080.000,00 93,77
Honorarium Harian Non PNS 4.056.750.000,00 3.789.480.000,00 93,41
Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan 231.600.000,00 231.600.000,00 100,00
Jumlah Belanja Pegawai-LRA 27.567.045.422,00 25.090.556.269,00 91,02
3.1.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa Rp34.553.596.455,00 Rp33.294.657.492,00
Belanja Barang dan Jasa Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp38.099.473.181,11
dan realisasi sebesar Rp34.553.596.455,00 atau 90,69%, dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja Bahan Pakai Habis 1.371.483.800,00 1.325.297.150,00 96,63
Belanja alat tulis kantor 301.176.150,00 299.738.950,00 99,52
Belanja alat listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering)
175.464.200,00 166.339.700,00 94,80
Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya
5.319.000,00 5.319.000,00 100,00
Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih
310.733.450,00 303.871.000,00 97,79
Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas 488.320.000,00 462.320.700,00 94,68
16
Belanja pengisian tabung pemadam kebakaran
28.071.000,00 27.227.800,00 97,00
Belanja pengisian tabung gas 62.400.000,00 60.480.000,00 96,92
2 Belanja Bahan/Material 14.320.420.709,18 13.041.386.359,00 91,07
Belanja bahan baku bangunan 78.000.000,00 - -
Belanja bahan/bibit tanaman 20.000.000,00 20.000.000,00 100,00
Belanja bahan obat-obatan 145.688.600,00 145.558.345,00 99,91
Belanja Persediaan Makanan Pokok 10.449.844.080,18 9.286.775.944,00 88,87
Belanja Bahan Percontohan 672.725.375,00 667.171.320,00 99,17
Belanja Alat Tulis 155.908.000,00 155.009.000,00 99,42
Belanja Peralatan / Perlengkapan 2.796.254.654,00 2.764.871.750,00 98,88
Belanja Bahan Non Kimia/ Organik 2.000.000,00 2.000.000,00 100,00
3 Belanja Jasa Kantor 11.196.844.130,93 10.166.045.109,00 90,79
Belanja telepon 100.141.961,00 70.563.063,00 70,46
Belanja air 342.961.500,00 305.652.550,00 89,12
Belanja listrik 955.086.707,00 779.475.600,00 81,61
Belanja surat kabar/majalah 29.444.000,00 27.675.000,00 93,99
Belanja kawat/faksimili/internet 10.950.000,00 7.317.953,00 66,83
Belanja Transportasi Dan Akomodasi 207.410.000,00 175.825.000,00 84,77
Belanja Dokumentasi 133.800.000,00 133.799.500,00 100,00
Belanja Publikasi 591.700.000,00 340.950.000,00 57,62
Belanja Jasa Keamanan Kantor 3.045.762.625,52 3.025.416.735,00 99,33
Belanja Retribusi / Pajak 272.785.000,00 196.407.400,00 72,00
Belanja Jasa Event Organizer/ Atraksi Kesenian
50.000.000,00 50.000.000,00 100,00
Belanja Jasa Kebersihan Kantor 2.554.260.087,41 2.533.785.136,00 99,20
Belanja Jasa Penata Arsip 66.172.800,00 64.281.600,00 97,14
Belanja Perawatan Dan Pengobatan Lokal 367.769.450,00 345.538.572,00 93,96
Belanja Pemulasaraan Jenazah 282.000.000,00 186.400.000,00 66,10
Belanja Imunisasi dan Pemeriksaan Petugas Kesehatan
26.250.000,00 26.250.000,00 100,00
Belanja Jasa Atraksi Kesenian 898.000.000,00 765.270.000,00 85,22
Belanja Sewa Jasa Medis 260.200.000,00 260.200.000,00 100,00
Belanja Jasa Tenaga Teknis Event 41.600.000,00 41.600.000,00 100,00
Belanja Uang Saku Non PNS 960.550.000,00 829.637.000,00 86,37
4 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 1.025.647.800,00 876.597.700,00 85,47
Belanja Jasa Service 134.760.000,00 122.301.801,00 90,76
17
Belanja Penggantian Suku Cadang 185.163.500,00 172.260.528,00 93,03
Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan pelumas
618.875.000,00 535.467.071,00 86,52
Belanja Jasa KIR 2.600.000,00 647.800,00 24,92
Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan 81.425.300,00 43.216.500,00 53,08
Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih Kendaraan
2.824.000,00 2.704.000,00 95,75
5 Belanja Cetak dan Penggandaan 655.406.350,00 635.970.300,00 97,03
Belanja cetak 490.328.600,00 472.780.600,00 96,42
Belanja Penggandaan 165.077.750,00 163.189.700,00 98,86
6 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
77.400.000,00 60.300.000,00 77,91
Belanja sewa gedung/ kantor/tempat 63.000.000,00 50.100.000,00 79,52
Belanja sewa ruang rapat/pertemuan 14.400.000,00 10.200.000,00 70,83
7 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 119.240.000,00 94.710.000,00 79,43
Belanja sewa Sarana Mobilitas Darat 119.240.000,00 94.710.000,00 79,43
8 Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
692.425.000,00 519.540.270,00 75,03
Belanja sewa meja kursi 26.325.000,00 25.575.000,00 97,15
Belanja sewa proyektor 400.000,00 400.000,00 100,00
Belanja sewa generator 216.000.000,00 162.250.000,00 75,12
Belanja sewa tenda 147.700.000,00 106.450.000,00 72,07
Belanja Sewa Perlengkapan Lain ( Sound System, Dan lain-lain)
302.000.000,00 224.865.270,00 74,46
9 Belanja Makanan dan Minuman 1.057.183.000,00 1.000.090.770,00 94,60
Belanja makanan dan minuman harian pegawai
420.000,00 - -
Belanja makanan dan minuman rapat 251.604.000,00 233.598.000,00 92,84
Belanja Makanan Dan Minuman Harian Umum
805.159.000,00 766.492.770,00 95,20
10 Belanja Pakaian Kerja 227.070.000,00 227.070.000,00 100,00
Belanja pakaian kerja lapangan 227.070.000,00 227.070.000,00 100,00
11 Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu
1.346.553.250,00 1.262.135.750,00 93,73
Belanja pakaian olahraga 81.000.000,00 - -
Belanja Pakaian Khusus 53.750.000,00 53.598.000,00 99,72
Belanja Pakaian Harian 1.211.803.250,00 1.208.537.750,00 99,73
18
12 Belanja Perjalanan Dinas 865.634.498,00 381.250.398,00 44,04
Belanja perjalanan dinas dalam daerah 225.580.000,00 205.000.000,00 90,88
Belanja perjalanan dinas luar daerah 640.054.498,00 176.250.398,00 27,54
13 Belanja Pemeliharaan 1.292.438.054,00 1.265.728.149,00 97,93
Belanja Pemeliharan Peralatan dan Mesin 305.017.000,00 284.464.428,00 93,26
Belanja Pemeliharan Gedung dan Bangunan
757.620.054,00 752.144.821,00 99,28
Belanja Pemeliharan Jalan, Irigasi, dan Jaringan
224.866.000,00 224.198.900,00 99,70
Belanja Pemeliharan Aset Tetap Lainnya 4.935.000,00 4.920.000,00 99,70
14 Belanja Jasa Konsultansi 241.692.429,00 237.709.500,00 98,35
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan 241.692.429,00 237.709.500,00 98,35
15 Honorarium PNS 3.459.650.000,00 3.330.265.000,00 96,26
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
3.459.650.000,00 3.330.265.000,00 96,26
16 Uang untuk diberikan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat
150.384.160,00 129.500.000,00 86,11
Belanja Uang Untuk Diberikan Kepada Pihak Ketiga / Masyarakat.
150.384.160,00 129.500.000,00 86,11
Jumlah 38.099.473.181,11 34.553.596.455,00 90,69
3.1.2.2 Belanja Modal Rp2.668.534.421,00 Rp741.748.850,00
Belanja Modal Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp2.780.092.526,00 dan realisasi
sebesar Rp2.668.534.421,00 atau sebesar 95,99% dengan rincian sebagai berikut:
3.1.2.2.1 Belanja Modal Tanah Rp0,00 Rp0,00
Belanja Modal Tanah Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp0,00 dan realisasi
sebesar Rp0,00 atau 0%, dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1. - -
2. - -
3. Dst... - -
Jumlah - -
19
Belanja Modal Tanah tersebut telah dicatat menambah Aset Tetap Tanah sebesar Rp -.
3.1.2.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Rp2.181.335.841,00 Rp605.808.950,00
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar
Rp2.269.684.500,00 dan realisasi sebesar Rp2.181.335.841,00 atau 96,11%, dengan rincian sebagai
berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja modal Pengadaan Alat-alat Bantu
15.520.000,00 14.148.000,00 91,16
Belanja modal Pengadaan Pompa 15.520.000,00 14.148.000,00 91,16
2 Belanja modal Pengadaan Alat Angkutan Darat Bermotor
1.168.980.000,00 1.129.980.000,00 96,66
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
351.780.000,00 351.780.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Bermotor Khusus
736.140.000,00 701.000.000,00 95,23
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Bermotor Beroda Dua
81.060.000,00 77.200.000,00 95,24
3 Belanja modal Pengadaan Alat Bengkel Bermesin
10.000.000,00 9.200.000,00 92,00
Belanja modal Pengadaan Perkakas Bengkel Listrik
10.000.000,00 9.200.000,00 92,00
4 Belanja modal Pengadaan Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan
16.000.000,00 15.945.000,00 99,66
Belanja modal Pengadaan Alat Pemeliharaan Tanaman
16.000.000,00 15.945.000,00 99,66
5 Belanja modal Pengadaan Alat Kantor 72.970.000,00 72.870.000,00 99,86
Belanja modal Pengadaan Mesin Hitung/Jumlah
2.750.000,00 2.750.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Alat Penyimpanan Perlengkapan Kantor
66.250.000,00 66.150.000,00 99,85
Belanja modal Pengadaan Alat Kantor Lainnya
3.970.000,00 3.970.000,00 100,00
6 Belanja modal Pengadaan Alat Rumah Tangga
506.924.500,00 484.218.821,00 95,52
Belanja modal Pengadaan Meubelair 289.770.500,00 283.214.000,00 97,74
Belanja modal Pengadaan Alat Pengukur Waktu
6.950.000,00 6.200.000,00 89,21
Belanja modal Pengadaan Alat Pembersih 7.320.000,00 6.720.000,00 91,80
Belanja modal Pengadaan Alat Pendingin 43.960.000,00 43.773.000,00 99,57
Belanja modal Pengadaan Alat Dapur 13.290.000,00 12.725.000,00 95,75
20
Belanja modal Pengadaan Alat Rumah Tangga Lainnya (Home Use)
145.634.000,00 131.586.821,00 90,35
7 Belanja modal Pengadaan Komputer 267.150.000,00 245.521.839,00 91,90
Belanja modal Pengadaan Peralatan Mini Komputer
103.810.000,00 91.548.785,00 88,19
Belanja modal Pengadaan Peralatan Personal Komputer
86.163.000,00 78.304.366,00 90,88
Belanja modal Pengadaan Perlatan Jaringan
2.371.000,00 1.450.000,00 61,16
Belanja modal Pengadaan Personal Komputer
74.806.000,00 74.218.688,00 99,21
8 Belanja modal Pengadaan Alat Studio 179.260.000,00 176.572.181,00 98,50
Belanja modal Pengadaan Peralatan Studio Visual
179.260.000,00 176.572.181,00 98,50
9 Belanja modal Pengadaan Alat Komunikasi
10.400.000,00 10.400.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Alat Komunikasi Radio VHF
10.400.000,00 10.400.000,00 100,00
10 Belanja modal Pengadaan Alat Kesehatan
22.480.000,00 22.480.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Alat Kesehatan Perawatan
22.480.000,00 22.480.000,00 100,00
Jumlah 2.269.684.500,00 2.181.335.841,00 96,11
Belanja Modal Peralatan dan Mesin tersebut telah dicatat menambah Aset Tetap Peralatan dan Mesin
sebesar Rp2.114.315.041,00 direklas ke Gedung dan Bangunan sebesar Rp9.200.000,00 direklas ke
barang persediaan sebesar Rp12.250.000,00 dan dicatat ekstrakomtabel sebesar Rp45.570.800,00.
3.1.2.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Rp450.367.580,00 Rp126.439.900,00
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar
Rp473.508.026,00 dan realisasi sebesar Rp450.367.580,00 atau 95,11%, dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor
355.908.026,00 333.238.495,00 93,63
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Pagar
117.600.000,00 117.129.085,00 99,60
Jumlah 473.508.026,00 450.367.580,00 95,11
21
Belanja Modal Gedung dan Bangunan tersebut telah dicatat menambah Aset Tetap Gedung dan
Bangunan sebesar Rp227.179.580,00 dan direklas ke Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) sebesar
Rp155.053.000 dan direklas ke ekstrakomtabel sebesar Rp18.135.000,00.
3.1.2.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp30.931.000,00 Rp0,00
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar
Rp31.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp30.931.000 atau 99,78%, dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja modal Pengadaan Jaringan Telepon
6.000.000,00 6.000.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Instalasi Telepon
6.000.000,00 6.000.000,00 100,00
2 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air
25.000.000,00 24.931.000,00 99,72
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum
25.000.000,00 24.931.000,00 99,72
Jumlah 31.000.000,00 30.931.000,00 99,78
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan tersebut telah dicatat menambah Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan
Jaringan sebesar Rp24.931.000,00 dan direklas ke Peralatan dan Mesin sebesar Rp6.000.000,00.
3.1.2.2.5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Rp5.900.000,00 Rp9.500.000,00
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar
Rp5.900.000,00 dan realisasi sebesar Rp5.900.000,00 atau 100%, dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 Belanja modal Pengadaan Barang Bercorak Kebudayaan
5.900.000,00 5.900.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Lukisan 1.400.000,00 1.400.000,00 100,00
Belanja modal Pengadaan Alat Kesenian 4.500.000,00 4.500.000,00 100,00
Jumlah 5.900.000,00 5.900.000,00 100,00
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya tersebut telah dicatat menambah Aset Tetap Aset Tetap Lainnya
sebesar Rp0,00 dan direklas ke Peralatan dan Mesin sebesar Rp5.900.000,00.
3.1.2.2.6 Belanja Modal Aset Lainnya
Rp0,00 Rp0,00.
Belanja Modal Aset Lainnya Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 dianggarkan sebesar Rp0,00 dan
realisasi sebesar Rp0,00 atau 0,00%, dengan rincian sebagai berikut:
22
No Uraian Anggaran Realisasi %
1. - -
2. - -
3. Dst.... - -
Jumlah - -
Belanja Modal Aset Lainnya tersebut telah dicatat menambah Aset Tak Berwujud sebesar Rp0.00.
3.1.3 Aset
Aset Dinas Sosial per 31 Desember 2020 sebesar Rp94.442.556.742,25 terdiri dari Aset Lancar sebesar
Rp590.896.470,50 Aset Tetap sebesar Rp93.412.672.187,75 dan Aset Lainnya sebesar
Rp438.988.084,00 dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019 (Audited)
3.1.3.1 Aset Lancar Rp590.896.470,50 Rp324.504.439,00
Aset Lancar per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp590.896.470,50 dengan rincian sebagai berikut:
3.1.3.1.1 Kas dan Setara Kas Rp0,00 Rp.0,00
Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2020 sebesar Rp0,00 terdiri dari Kas di Bendahara
Penerimaan sebesar Rp0,00 dan Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp0,00. Saldo Kas di Bendahara
Penerimaan sebesar Rp0,00 tersebut merupakan pendapatan yang diterima oleh Bendahara
Penerimaan pada tanggal 31 Desember 2020 namun belum disetorkan ke Rekening Kas Daerah.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp0,00 tersebut merupakan sisa uang persediaan yang
belum disetorkan kembali ke Rekening Kas Daerah dan penerimaan potongan pajak yang belum disetor
ke Kas Negara.
3.1.3.1.2 Piutang Pendapatan Rp0,00 Rp0.00.
Saldo Piutang Pendapatan per 31 Desember 2020 sebesar Rp0,00 terdiri dari Piutang Retribusi sebesar
Rp0,00 dan Piutang Lain-lain PAD Yang Sah sebesar Rp0,00.
Saldo Piutang Retribusi sebesar Rp0,00 terdiri dari Piutang Retribusi Rp0,00 dan Piutang Retribusi
dengan kategori sebagai berikut:
Umur Piutang Kualitas Piutang Jumlah
0 – 1 bulan Lancar Rp........................
1 – 3 bulan Kurang Lancar Rp........................
3 – 12 bulan Diragukan Rp........................
>12 bulan Macet Rp........................
Jumlah Rp........................
Saldo Piutang Lain-lain PAD Yang Sah sebesar Rp.0.00 terdiri dari Piutang.dan Piutang.dengan kategori
sebagai berikut:
23
Umur Piutang Kualitas Piutang Jumlah
Belum jatuh tempo Lancar Rp........................
1 bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama
tidak dilakukan pelunasan
Kurang Lancar Rp........................
1 bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak
dilakukan pelunasan
Diragukan Rp........................
1 bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak
dilakukan pelunasan atau piutang telah diserahkan
kepada instansi yang menangani pengurusan piutang
Negara
Macet Rp........................
Jumlah Rp........................
3.1.3.1.3 Piutang Lainnya Rp.0,00 Rp0,00
Saldo Piutang Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar Rp0,00 terdiri dari Piutang ... sebesar Rp0,00 dan
Piutang .... sebesar Rp0,00
3.1.3.1.4 Penyisihan Piutang Rp0,00 Rp0,00
Saldo Penyisihan Piutang per 31 Desember 2020 sebesar Rp0,00 terdiri dari Penyisihan Piutang
Pendapatan sebesar Rp0,00 dan Penyisihan Piutang Lainnya sebesar Rp0,00 dengan rincian sebagai
berikut:
Kualitas Piutang Prosentase Jumlah Piutang Jumlah Penyisihan
Piutang
Lancar 0,5% (nol koma lima
persen)
Rp....................... .................
Kurang Lancar 10% (sepuluh persen) Rp....................... .................
Diragukan 50% (lima puluh persen) Rp....................... .................
Macet 100% (seratus persen) Rp....................... .................
Jumlah Rp....................... .................
3.1.3.1.5
Persediaan
Rp590.896.470,50
Rp324.504.439,00
Saldo awal per 1 Januari 2020 sebesar Rp 324.504.483,00 penyesuaian saldo awal Rp(44,00) menjadi
Rp324.504.439,00 bertambah Rp17.102.130.638,00 berkurang Rp16.835.738.650,50 sehingga Saldo
Persediaan per 31 Desember 2020 sebesar Rp590.896.470,50 dengan rincian:
No Persediaan Saldo 2020
1 Barang Pakai Habis 590.896.470,50
Bahan 117.152.712,50
Suku Cadang 7.686.000,00
Alat/Bahan Untuk Kegiatan Kantor 450.776.552,00
Obat-Obatan 6.238.620,00
Persediaan Untuk Dijual/Diserahkan -
24
Persediaan Untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga -
Natura dan Pakan 9.042.586,00
Persediaan Penelitian -
Persediaan Dalam Proses -
2 Barang Tak Habis Pakai -
Komponen -
Pipa -
3 Barang Bekas Dipakai -
Komponen Bekas dan Pipa Bekas -
Jumlah 590.896.470,50
Adapun rincian saldo persediaan per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai
berikut :
No KPA 2020
1 DINAS SOSIAL INDUK 90.719.600,00
2 BRTPD 302.090.945,00
3 BPRSW 7.420.677,50
4 BRSBKL 112.943.518,00
5 BPRSR 30.870.250,00
6 BRSPA 25.661.860,00
7 BPSTW 21.189.620,00
Jumlah 590.896.470,50
3.1.3.2 Aset Tetap Rp93.412.672.187,77 Rp93.930.644.086,50
Aset Tetap per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp93.412.672.187,77 dengan rincian sebagai berikut:
3.1.3.2.1 Tanah Rp18.720.829.406,00 Rp18.720.829.406,00
Saldo Tanah per 31 Desember 2019 sebesar Rp18.720.829.406,00 dengan penjelasan perubahan mutasi
sebagai berikut :
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Tanah sebesar Rp0,00 berasal dari hasil pengadaan melalui Belanja Modal selama
Tahun 2020 sebesar Rp0,00. Reklas dari kapitalisasi Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp0,00.
Mendapat pelimpahan dari .... sebesar Rp0,00
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang tanah sebesar Rp0,00 terdiri reklasifikasi ke Aset Lain-lain sebesar Rp0,00
reklasifikasi ke Aset Lainnya Rp0,00, Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Rp 0,00 penghapusan
sebesar Rp0,00.
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp0,00
d. Ekstrakomtabel
25
Hasil pengadaan tanah tahun 2020 yang disajikan sebagai aset ekstrakomtabel adalah sebesar
Rp0,00
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Tanah per 31 Desember 2020 sebesar Rp18.720.829.406,00
dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Tanah Perkampungan 123.333.000,00
2 Tanah Pertanian 0
3 Tanah Perkebunan 0
4 Kebun Campuran 0
5 Hutan 0
6 Kolam Ikan 0
7 Danau/Rawa 0
8 Tanah Tandus/Rusak 0
9 Alang-alang dan Padang Rumput 0
10 Tanah Pengguna Lain 0
11 Tanah Untuk Bangunan Gedung 18.534.559.406,00
12 Tanah Pertambangan 0
13 Tanah Untuk Bangunan Bukan Gedung 62.937.000,00
Jumlah 18.720.829.406,00
Adapun rincian saldo Tanah per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai berikut :
No KPA 2020
1 DINAS SOSIAL INDUK 13.417.876.916,00
2 BRTPD -
3 BPRSW 42.584.000,00
4 BRSBKL 3.706.896.000,00
5 BPRSR 20.073.650,00
6 BRSPA 1.326.722.840,00
7 BPSTW 206.676.000,00
Jumlah 18.720.829.406,00
3.1.3.2.2 Peralatan dan Mesin Rp27.472.254.938,08 Rp25.554.632.677,23
Saldo Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 sebesar Rp25.554.632.677,23 dengan penjelasan
perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Peralatan dan Mesin sebesar Rp2.498.489.861,00 berasal dari:
i) Hasil pengadaan melalui Belanja Modal selama Tahun 2020 sebesar Rp2.181.335.841,00
(INDUK Rp511.079.550,00; BPRSW Rp266.520.131,00; BRSBKL Rp77.294.000,00; BPRSR
Rp122.812.000,00; BRSPA Rp179.185.360,00; BPSTW Rp1.024.444.800,00).
26
ii) Reklasifikasi dari Aset Tetap Lainnya karena pemetaan rekening aset Rp38.718.500,00
(BRTPD Rp22.700.000,00; BPRSW Rp9.600.000,00; BRSBKL Rp6.418.500,00).
iii) Reklasifikasi Belanja Barang dan Jasa dari persediaan Rp112.410.520,00 (INDUK
Rp15.697.000,00; BRTPD Rp78.913.400,00; BRSBKL Rp11.600.120,00; BPRSR
Rp6.200.000,00).
iv) Mutasi masuk di BRTPD dan BRSBKL berasal dari Dinas Sosial Induk Rp129.580.000,00
(BRTPD Rp78.080.000,000; BRSBKL Rp51.500.000,00).
v) Kapitalisasi Barang dan Jasa dari Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rp3.845.000,00 di BPRSW.
vi) Reklasifikasi dari Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan sebesar Rp6.000.000,00 di BPRSR
dan Belanja Modal Aset Tetap Lainnya sebesar Rp5.900.000,00 (BRSPA Rp4.500.000,00;
BPSTW Rp1.400.000,00)
vii) Koreksi pencatatan karena pembulatan angka di belakang koma di Dinas Sosial Induk 0,02
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang Peralatan dan Mesin sebesar Rp527.403.300,17 berasal dari:
i) Reklasifikasi ke Aset Gedung dan Bangunan sebesar Rp9.200.000,00 di BRSPA.
ii) Reklasifikasi ke barang persediaan sebesar Rp12.250.000,00 (BRSPA Rp8.125.000,00; BPSTW
Rp4.125.000,00).
iii) Reklasifikasi ke Aset Lain-lain usulan penghapusan sebesar Rp376.373.300,00 (INDUK
Rp175.175.700,00; BPRSW Rp580.000,00; BPRSR Rp72.849.400,00; BRSPA Rp17.583.500,00;
BPSTW Rp110.184.700,00).
iv) Mutasi keluar di Dinas Sosial Induk ke Balai sebesar Rp129.580.000,00 (BRTPD
Rp78.080.000,00; BRSBKL Rp51.500.000,00)
v) Penyesuaian Aset Peralatan dan Mesin karena pembulatan di belakang koma Rp0,17
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp20.700.000,00 dari Kementrian Sosial di Dinas Sosial Induk.
d. Ekstrakomtabel
Ekstrakomtable sebesar Rp53.464.300,00 terdiri dari:
i) Hasil pengadaan Peralatan dan Mesin Tahun 2020 yang disajikan sebagai aset
ekstrakomtabel sebesar Rp45.570.800,00 (BPRSW Rp25.784.000,00; BRSPA
Rp15.900.000,00; BPSTW Rp3.886.800,00)
ii) Hasil dari reklasifikasi barang persediaan sebesar Rp1.155.000,00 di Dinas Sosial Induk.
iii) Reklasifikasi dari hasil pemetaan rekening aset sebesar Rp6.738.500,00 (BPRSW
Rp4.800.000,00; BRSBKL Rp1.938.500,00)
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 menjadi sebesar
Rp27.472.254.938,08 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Alat-Alat Besar Darat 9.200.000,00
2 Alat-Alat Besar Apung -
3 Alat-alat Bantu 1.064.669.000,00
4 Alat Angkutan Darat Bermotor 7.187.047.108,31
5 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 31.973.300,00
6 Alat Angkut Apung Bermotor -
7 Alat Angkut Apung Tak Bermotor -
8 Alat Angkut Bermotor Udara -
9 Alat Bengkel Bermesin 435.470.320,00
27
10 Alat Bengkel Tak Bermesin 234.574.600,00
11 Alat Ukur 4.116.600,00
12 Alat Pengolahan 158.760.000,00
13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan 19.015.000,00
14 Alat Kantor 1.302.007.022,61
15 Alat Rumah Tangga 8.466.868.933,23
16 Komputer 2.708.538.605,89
17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 297.444.994,00
18 Alat Studio 858.375.547,90
19 Alat Komunikasi 290.476.898,98
20 Peralatan Pemancar 50.955.000,00
21 Alat Kedokteran 3.518.625.407,16
22 Alat Kesehatan 443.820.100,00
23 Unit-Unit Laboratorium 11.238.000,00
24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 325.004.500,00
25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 1.044.000,00
26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika -
27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan -
28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing Laboratory (BATAM)
-
29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup -
30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 650.000,00
31 Senjata Api -
32 Persenjataan Non Senjata Api 19.850.000,00
33 Amunisi -
34 Senjata Sinar -
35 Alat Keamanan dan Perlindungan -
36 Peralatan Mesin BOS -
37 Peralatan Komunikasi Navigasi -
38 Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi Dan Instrumentasi -
39 Alat Khusus Kepolisian -
40 Alat Eksplorasi Topografi -
41 Alat Eksplorasi Geofisika -
42 Alat Pengeboran Mesin -
43 Alat Pengeboran Non Mesin -
44 Sumur -
45 Produksi -
46 Pengolahan dan Pemurnian -
47 Alat Bantu Eksplorasi -
48 Alat Bantu Produksi -
49 Alat Deteksi -
50 Alat Pelindung -
51 Alat SAR -
52 Alat Kerja Penerbangan -
53 Alat Peraga Pelatihan Dan Percontohan -
28
54 Unit Peralatan Proses/Produksi -
55 Rambu-rambu Lalu Lintas Darat -
56 Rambu-rambu Lalu Lintas Udara -
57 Rambu-rambu Lalu Lintas Laut -
58 Peralatan Olahraga 32.530.000,00
Jumlah 27.472.254.938,08
Adapun rincian saldo Peralatan Mesin per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah
sebagai berikut :
No KPA 2020
1 DINAS SOSIAL INDUK 7.971.161.128,40
2 BRTPD 7.140.161.582,00
3 BPRSW 1.618.163.420,00
4 BRSBKL 3.004.719.005,85
5 BPRSR 1.957.050.867,00
6 BRSPA 2.599.711.120,00
7 BPSTW 3.181.287.814,83
Jumlah 27.472.254.938,08
3.1.3.2.3 Gedung dan Bangunan Rp93.487.735.788,65 Rp93.135.907.225,67
Saldo Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2019 sebesar Rp93.135.907.225,67 dengan penjelasan
perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Gedung dan Bangunan sebesar Rp525.016.563,98 berasal dari:
i) Hasil pengadaan melalui Belanja Modal selama Tahun 2020 sebesar RP450.367.580,00 (INDUK
Rp117.129.085,00; BRTPD Rp178.185.495,00; BPRSW Rp55.540.000,00; BRSBKL
Rp14.330.000,00; BPRSR Rp40.777.000,00; BRSPA Rp28.842.000,00; BPSTW Rp15.564.000,00)
ii) Kapitalisasi Barang dan Jasa dari Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan sebesar
Rp65.448.983,98 di BPRSW.
iii) Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin sebesar Rp9.200.000,00 di BRSPA.
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang Gedung dan Bangunan sebesar Rp155.053.001,00 terdiri dari:
i) Reklasifikasi ke Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) sebesar Rp155.053.000,00 (BRSBKL
Rp14.330.000,00; BPRSR Rp40.777.000,00; BRSPA Rp28.842.000,00; BPSTW Rp15.564.000,00)
ii) Penyesuaian saldo awal Rp(1,00) di BPRSR
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp 0,00
d. Ekstrakomtabel
Ekstrakomtable sebesar Rp18.135.000,00 hasil pengadaan Gedung dan Bangunan Tahun 2020 yang
disajikan sebagai aset ekstrakomtabel sebesar Rp18.135.000,00 (BPRSW Rp8.935.000,00; BRSPA
Rp9.200.000,00).
29
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2020 menjadi
sebesar Rp93.487.735.788,65 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 82.797.349.824,92
2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 10.281.368.079,73
3 Bangunan Menara 0
4 Bangunan Bersejarah 82.288.140,00
5 Tugu Peringatan 0
6 Candi 0
7 Monumen/Bangunan Bersejarah 0
8 Tugu Titik Kontrol/Pasti 326.729.744,00
9 Rambu-Rambu 0
10 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 0
Jumlah 93.487.735.788,65
Adapun rincian saldo Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah
sebagai berikut :
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 8.357.898.839,40
2 BRTPD 61.287.955.395,00
3 BPRSW 754.361.983,98
4 BRSBKL 8.429.372.417,00
5 BPRSR 4.488.539.613,00
6 BRSPA 5.828.263.740,27
7 BPSTW 4.341.343.800,00
Jumlah 93.487.735.788,65
3.1.3.2.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Rp1.300.199.007,67 Rp1.215,956.007,67
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2019 sebesar Rp1.215.959.007,67 dengan penjelasan
perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp90.243.000,00 berasal dari:
i) Hasil pengadaan melalui Belanja Modal selama Tahun 2020 sebesar Rp30.931.000,00 (BPRSR
Rp6.000.000,00; BPSTW Rp24.931.000,00)
ii) Kapitalisasi Belanja Barang dan Jasa dari Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan sebesar Rp
Rp59.312.000,00 di BPSTW
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp0,00
c. Penerimaan hibah
Penerimaan sebesar Rp 0,00
30
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2020 tetap
sebesar Rp1.300.199.007,67 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Jalan 95.621.000,00
2 Jembatan 196.047.000,00
3 Bangunan Air Irigasi 16.950.000,00
4 Bangunan Air Pasang Surut -
5 Bangunan Air Rawa -
6 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan Bencana Alam 244.936.000,00
7 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah -
8 Bangunan Air Bersih/Baku 263.122.301,67
9 Bangunan Air Kotor -
10 Bangunan Air -
11 Instalasi Air Minum Bersih 118.242.000,00
12 Instalasi Air Kotor -
13 Instalasi Pengolahan Sampah Organik dan Non Organik -
14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan -
15 Instalasi Pembangkit Listrik 59.912.556,00
16 Instalasi Gardu Listrik 24.451.700,00
17 Instalasi Pertahanan -
18 Instalasi Gas -
19 Instalasi Pengaman 30.425.000,00
20 Jaringan Air Minum -
21 Jaringan Listrik 196.652.750,00
22 Jaringan Telepon 22.100.000,00
23 Jaringan Gas 31.738.700,00
24 Instalasi Lain -
Jumlah 1.300.199.007,67
Adapun rincian saldo Jalan dan jaringan per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah
sebagai berikut :
No KPA 2020
1 DINAS SOSIAL INDUK 883.052.051,67
2 BRTPD 119.271.000,00
3 BPRSW 33.455.000,00
4 BRSBKL 103.101.256,00
5 BPRSR 7.980.300,00
6 BRSPA 34.425.000,00
7 BPSTW 118.914.400,00
Jumlah 1.300.199.007,67
31
3.1.3.2.5 Aset Tetap Lainnya Rp559.025.787,00 Rp592.019.287,00
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2019 sebesar Rp592.019.287,00 dengan penjelasan
perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya sebesar Rp12.350.000,00 berasal dari:
i) Hasil pengadaan melalui Belanja Modal selama Tahun 2020 sebesar Rp5.900.000,00 (BRSPA
Rp4.500.000,00; BPSTW Rp1.400.000,00).
ii) Kapitalisasi Belanja Barang dan Jasa dari Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rp6.450.000,00 di BPRSW.
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya sebesar Rp45.093.500,00 terdiri dari:
i) Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin karena pemetaan aset Rp38.718.500,00 (BRTPD
Rp22.700.000,00; BPRSW Rp9.600.000,00; BRSBKL Rp6.418.500,00).
ii) Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin dari pengadaan melalui belanja modal tahun 2020 sebesar
Rp5.900.000,00 (BRSPA Rp4.500.000,00; BPSTW Rp1.400.000,00).
iii) Reklasifikasi ke Aset Lain-lain usulan penghapusan sebesar Rp475.000,00 di Dinas Sosial Induk.
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp0,00 berasal dari Rp0,00
d. Ekstrakomtabel
Reklasifikasi ke ekstrakomtabel dari hasil pemetaan rekening Rp250.000,00
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 menjadi sebesar
Rp559.025.787,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Buku 95.256.817,00
2 Terbitan 556.425,00
3 Barang-Barang Perpustakaan 6.450.000,00
4 Barang Bercorak Kebudayaan 456.762.545,00
5 Alat Olah Raga Lainnya -
6 Hewan -
7 Tanaman -
8 Aset Tetap Renovasi -
9 Aset Tetap Lainnya BOS -
10 Barang Koleksi Non Budaya -
Jumlah 559.025.787,00
Adapun rincian saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah
sebagai berikut :
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 23.102.000,00
2 BRTPD 38.751.000,00
3 BPRSW 76.909.460,00
32
4 BRSBKL 169.019.327,00
5 BPRSR 45.656.000,00
6 BRSPA 60.806.000,00
7 BPSTW 144.782.000,00
Jumlah 559.025.787,00
4.1.3.2.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp484.557.500,00 Rp138.302.000,00
Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 sebesar Rp138.302.000,00 dengan
penjelasan perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah KDP sebesar Rp392.762.500,00 berasal dari:
i) Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan Rp155.053.000,00 (BPRSW Rp55.540.000,00; BRSBKL
Rp14.330.000,00; BPRSR Rp40.777.000,00; BRSPA Rp28.842.000,00; BPSTW Rp15.564.000,00).
ii) Kapitalisasi dari Beban Jasa Konsultasi Perencanaan Rp237.709.500,00 (INDUK
Rp61.022.000,00; BRTPD Rp41.937.599,00; BPRSW Rp14.630.000,00; Rp10.010.000,00; BRSPA
Rp110.110.000,00).
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang KDP sebesar Rp46.507.000,00 reklasifikasi ke Aset Lain-lain usulan penghapusan,
yaitu DED Jasa Konsultasi Pembangunan Desa Nglanggeran yang tidak dapat terlaksana.
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2020 menjadi
sebesar Rp484.557.500,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian 2020
1 Konstruksi Dalam Pengerjaan 484.557.500,00
Jumlah 484.557.500,00
Adapun rincian saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA
adalah sebagai berikut :
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 61.022.000,00
2 BRTPD 41.937.500,00
3 BPRSW 70.170.000,00
4 BRSBKL 106.125.000,00
5 BPRSR 50.787.000,00
6 BRSPA 138.952.000,00
7 BPSTW 15.564.000,00
Jumlah 484.557.500,00
33
3.1.3.2.7
Akumulasi Penyusutan
Rp(48.611.930.239,63)
Rp(45.427.002.517,07)
Saldo Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2020 Rp(48.611.930.239,63) dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (23.546.993.899,91)
2 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (24.367.625.610,51)
3 Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi, dan Jaringan (481.047.977,54)
4 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya (216.262.751,67)
Jumlah (48.611.930.239,63)
Adapun rincian Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai
berikut:
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK (9.792.720.293,18)
2 BRTPD (20.179.224.209,00)
3 BPRSW (1.482.329.614,60)
4 BRSBKL (4.983.720.853,99)
5 BPRSR (3.630.717.469,01)
6 BRSPA (4.500.133.634,86)
7 BPSTW (4.043.084.164,99)
Jumlah (48.611.930.239,63)
3.1.3.3 Aset Lainnya Rp438.988.084,00 Rp390.393.866,34
Aset Lainnya per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp438.988.084,00 dengan rincian sebagai berikut:
3.1.3.3.1 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
Rp2.950.084,00
Rp2.950.084,00
Saldo kemitraan dengan pihak ketiga Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2019 sebesar Rp2.950.084,00
dengan penjelasan perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah sebesar Rp,00
b. Mutasi kurang
Mutasi Kurang sebesar Rp0,00
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 tetap sebesar
Rp2.950.084,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga – Sewa 2.950.084,00
2 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga – Kerjasama Pemanfaatan -
34
3 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga – Bangun guna serah -
4 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga – Bangun serah guna -
5 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga – Pinjam Pakai -
6 Akumulasi Penyusutan Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga -
Jumlah 2.950.084,00
Adapun rincian saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai
berikut :
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 2.950.084,00
2 BRTPD -
3 BPRSW -
4 BRSBKL -
5 BPRSR -
6 BRSPA -
7 BPSTW -
Jumlah 2.950.084,00
3.1.3.3.3 Aset Tak Berwujud Rp36.966.000,00 Rp36.966.000,00
Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 sebesar Rp36.966.000,00 dengan penjelasan
perubahan mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah ATB sebesar Rp0,00
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang ATB sebesar Rp0,00
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp0,00.
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo ATB per 31 Desember 2020 tetap sebesar Rp36.966.000,00
dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Aset Tak Berwujud
Soft ware 36.966.000,00
Kajian
DED
Aset Tidak Beruwjud lainnya
2 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud
Jumlah 36.966.000,00
Adapun rincian saldo Aset Tak berujud lainnya per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah
sebagai berikut :
35
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 36.966.000,00
2 BRTPD -
3 BPRSW -
4 BRSBKL -
5 BPRSR -
6 BRSPA -
7 BPSTW -
8 BRSPP -
Jumlah 36.966.000,00
3.1.3.4.1 Aset lain-lain Rp769.855.300,00 Rp742.067.523,07
Saldo Aset lain lain per 31 Desember 2019 sebesar Rp742.067.523,07 dengan penjelasan perubahan
mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah Aset lain-lain Rp423.355.300,00 berasal dari hasil:
Reklasifikasi dari Aset Tetap usulan penghapusan Rp423.355.300,00 (INDUK Rp222.157.700,00;
BPRSW Rp580.800; BPRSR Rp72.849.400,00; BRSPA Rp17.583.500,00; BPSTW Rp110.184.700,00).
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang Aset lain lain sebesar Rp395.567.523,07 berasal dari:
Penghapusan Aset Lain-lain Rp395.567.523,07 (INDUK Rp243.523.800,00; BRTPD Rp77.015.460,00;
BPRSW Rp10.491.875,00; BRSBKL Rp7.373.388,07; BPRSR Rp11.994.000,00; BRSPA Rp36.061.500,00;
BPSTW Rp9.107.500,00)
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp0,00
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldo Aset lain lain per 31 Desember 2020 menjadi sebesar
Rp769.855.300,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Aset lain lain 769.855.300,00
Jumlah 769.855.300,00
Adapun rincian saldo Aset lain lain per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai
berikut :
No KPA Jumlah
1 DINAS SOSIAL INDUK 568.657.700,00
2 BRTPD -
3 BPRSW 580.000,00
4 BRSBKL -
5 BPRSR 72.849.400,00
6 BRSPA 17.583.500,00
36
7 BPSTW 110.184.700,00
Jumlah 769.855.300,00
3.1.3.4.2 Akumulasi Penyusutan Aset lain lain
(Rp370.783.300,00) (Rp391.589.740,73)
Saldo Aset lain lain per 31 Desember 2019 sebesar (Rp391.589.740,73) dengan penjelasan perubahan
mutasi sebagai berikut:
a. Mutasi tambah
Mutasi tambah akumulasi penyusutan Aset lain-lain (Rp370.783.300,00) berasal dari:
Reklas dari akumulasi penyusutan aset tetap sebesar (Rp370.783.300,00) - (INDUK
(Rp169.745.700,00); BPRSW (Rp580.000,00); BPRSR (Rp72.849.400,00); BRSPA (Rp17.423.500,00);
BPSTW (Rp110.184.700,00))
b. Mutasi kurang
Mutasi kurang akumulasi penyusutan aset lain lain sebesar (Rp391.589.740,73) berasal dari:
Penghapusan akumulasi penyusutan aset tetap (Rp391.589.740,73) – (INDUK (Rp243.523.800,00);
BRTPD (Rp74.815.460,00); BPRSW (Rp9.291.875,00); BRSBKL (Rp6.895.605,73); BPRSR
(Rp11.994.000,00); BRSPA (Rp35.961.500,00); BPSTW (Rp9.107.500,00))
c. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah sebesar Rp0,00
Berdasarkan mutasi tersebut maka saldoakumulasi Penyusutan aset lain lain per 31 Desember
2020 menjadi sebesar Rp370.783.300,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Akumulasi penyusutan Aset lain-lain (370.783.300,00)
Jumlah (370.783.300,00)
Adapun rincian saldo Akumulasi Penyusutan Aset lain lain per 31 Desember 2020 di masing-masing
KPA adalah sebagai berikut :
No KPA Jumlah
1 Dinas Sosial (Induk) (169.745.700,00)
2 BRTPD -
3 BPRSW (580.000,00)
4 BRSBKL -
5 BPRSR (72.849.400,00)
6 BRSPA (17.423.500,00)
7 BPSTW (110.184.700,00)
Jumlah (370.783.300,00)
3.1.4
Kewajiban
Rp76.409.211,00
2019 Rp80.175.754,00
Kewajiban per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp76.409.211,00 dengan rincian sebagai berikut:
37
3.1.4.1 Kewajiban Jangka Pendek Rp76.409.211,00 Rp80.175.754,00
Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp76.409.211,00 dengan rincian
sebagai berikut:
3.1.4.1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Rp0,00 Rp0,00
Saldo Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2020 merupakan utang atas penerimaan
potongan pihak ketiga yang sampai dengan 31 Desember 2020 belum diserahkan kepada pihak ketiga
terkait meliputi Utang Pajak sebesar Rp0,00.
3.1.4.1.2 Pendapatan Diterima Dimuka
Rp0,00 Rp0,00
Saldo Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2020 merupakan penerimaan pembayaran dari
Pihak Ketiga atas penggunaan aset daerah yang tidak dipisahkan namun sampai dengan per 31
Desember 2020 layanan/jasa belum dinikmati oleh pihak ketiga tersebut dengan rincian sebagai
berikut:
3.1.4.1.3 Utang Belanja
Rp 76.409.211,00
Rp80.175.754,00
Saldo Utang Belanja per 31 Desember 2020 merupakan kewajiban atas layanan barang/jasa yang telah
dikonsumsi oleh OPD namun sampai dengan dengan per 31 Desember 2020 belum dibayar oleh OPD
dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Utang Belanja Pegawai -
2 Utang Belanja Barang dan Jasa 76.409.211,00
a. Belanja Telepon 5.565.730,00
b. Belanja Air 10.857.700,00
c. Belanja Listrik 59.380.481,00
d. Belanja Internet 605.300,00
3 Utang Belanja Modal -
4 dst -
Jumlah 76.409.211,00
Adapun rincian saldo Utang Belanja per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA adalah sebagai
berikut :
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Dinas Sosial (Induk)
A Telepon 2.466.948,00
38
B Air 2.877.500,00
C Listrik 21.087.128,00
Jumlah 26.431.576,00
2 Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD)
A Telepon 191.926,00
B Air -
C Listrik 13.414.670,00
d Internet 605.300,00
Jumlah 14.211.896,00
3 Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW)
a Telepon 72.431,00
b Air -
c Listrik 4.996.858,00
Jumlah 5.069.289,00
4 Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL)
a Telepon 565.518,00
b Air 4.481.300,00
c Listrik 6.007.671,00
Jumlah 11.054.489,00
5 Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR)
a Telepon 388.655,00
b Air -
c Listrik 2.380.354,00
Jumlah 2.769.009,00
6 Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA)
a Telepon 921.746,00
b Air 3.449.900,00
c Listrik 4.844.300,00
Jumlah 9.215.946,00
7 Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW)
a Telepon 49.000,00
b Air 958.506,00
c Listrik 6.649.500,00
Jumlah 7.657.006,00
Jumlah Utang Belanja 76.409.211,00
3.1.4.1.4 Utang Jangka Pendek Lainnya
Rp0,00 Rp0,00
Saldo Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2020 merupakan kewajiban OPD selain Utang
PFK, Pendapatan Diterima Dimuka dan Utang Belanja yang sampai dengan dengan per 31 Desember
2020 belum dibayar oleh OPD dengan rincian sebagai berikut:
39
No Uraian Jumlah
-
-
-
Jumlah -
Adapun rincian saldo Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2020 di masing-masing KPA
adalah sebagai berikut :
No KPA Jumlah
1 -
Jumlah -
3.1.5 Ekuitas Rp94.366.147.531,25 Rp94.565.366.637,84
Saldo Ekuitas sebesar Rp94.366.147.531,25 merupakan kekayaan bersih OPD yang merupakan selisih
antara Aset dan Kewajiban OPD pada tanggal 31 Desember 2020 Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal
ditambah Surplus/Defisit-LO dan Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar seperti
koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Jumlah
Ekuitas awal 94.565.366.637,84
Surplus/Defisit – LO (61.897.308.117,94)
Ekuitas SAL
Ekuitas Dikonsolidasikan:
RK PPKD 61.780.487.145,00
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar (82.398.133,63)
Jumlah 94.366.147.531,27
2020
3.1.6 Pendapatan-LO Rp532.200.000,00
Pendapatan LO Tahun 2020 sebesar Rp532.200.000,00 meliputi Pendapatan Retribusi-LO sebesar Rp
Rp532.200.000,00 dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah-LO sebesar Rp0,00 dengan rincian sebagai
berikut:
3.1.6.1 Pendapatan Retribusi-LO Rp532.200.000,00
Realisasi Pendapatan Retribusi-LO pada Tahun 2020 sebesar Rp532.200.000,00 terdiri dari Pendapatan
Retribusi-LO yang telah diterima secara kas dan telah disetorkan ke Kas Daerah sebesar
Rp532.200.000,00 diterima oleh Bendahara Penerimaan pada akhir Tahun 2020 namun belum
disetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp0,00 dan Piutang Retribusi yang telah ditetapkan dengan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah tetapi belum dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp0,00.
40
Rincian Pendapatan Retribusi-LO adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah (Rp)
1. Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah-LO 532.200.000,00
2. .....
Jumlah 532.200.000,00
3.1.6.2 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah -LO Rp0,00
Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah-LO pada Tahun 2020 sebesar Rp0,00 terdiri dari
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah-LO yang telah diterima secara kas dan telah disetorkan ke
Kas Daerah sebesar Rp0,00 diterima oleh Bendahara Penerimaan pada akhir Tahun 2020 namun belum
disetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp0,00 dan Piutang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang
telah ditetapkan dengan Surat Ketetapan tetapi belum dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp0,00
Rincian Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah-LO adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1. Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah Sewa 0,00
2. .....
Jumlah 0,00
2020
3.1.7 Beban Rp62.429.508.117,94
Realisasi Beban Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp62.429.508.117,94 adalah penurunan
manfaat ekonomi, jasa, pengeluaran dan konsumsi aset selama periode Tahun Anggaran 2020, dengan
rincian sebagai berikut:
3.1.7.1 Beban Operasi Rp62.429.508.117,94
Realisasi Beban Operasi Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp62.429.508.117,94 terdiri dari
Beban Pegawai sebesar Rp25.090.556.269,00 Beban Barang dan Jasa sebesar Rp33.810.511.920,52
Beban Penyusutan dan Amortisasi sebesar Rp3.528.439.928,42 Beban Penyisihan Piutang sebesar
Rp0,00 dan Beban Lain-lain sebesar Rp0,00
dengan rincian sebagai berikut:
3.1.7.1.1 Beban Pegawai Rp25.090.556.269,00
Realisasi Beban Pegawai Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp25.090.556.269,00 dengan
rincian sebagai berikut:
No Uraian Realisasi
1 Beban Gaji dan Tunjangan - LO 20.776.540.269,00
Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO 18.029.116.320,00
Tunjangan Keluarga - LO 1.075.522.450,00
41
Tunjangan Jabatan - LO 379.890.000,00
Tunjangan Fungsional - LO 333.875.000,00
Tunjangan Fungsional Umum – LO 373.730.000,00
Tunjangan Beras – LO 549.595.380,00
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus - LO 34.652.968,00
Pembulatan Gaji – LO 158.151,00
2 Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 15.966.000,00
Insentif Retribusi Jasa Usaha – LO 15.966.000,00
3 Honorarium PNS 276.970.000,00
Honorarium Pengelola Keuangan 175.070.000,00
Honorarium Pengelola Kepegawaian 14.400.000,00
Honorarium Perencana Program 15.600.000,00
Honorarium Pengelola Barang 71.900.000,00
4 Honorarium Non PNS 4.021.080.000,00
Honorarium Harian Non PNS 3.789.480.000,00
Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan 231.600.000,00
Jumlah Beban Pegawai – LO 25.090.556.269,00
3.1.7.1.2
Beban Barang dan Jasa
Rp33.810.511.920,52
Realisasi Beban Barang dan Jasa Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp33.810.511.920,52
dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Realisasi
1 Beban Jasa Kantor 10.162.278.566,00
Beban Jasa telepon 71.442.588,00
Beban Jasa air 308.004.300,00
Beban Jasa listrik 772.475.282,00
Beban Jasa surat kabar/majalah 27.675.000,00
Beban Jasa kawat/faksimili/internet 7.320.453,00
Beban Transportasi Dan Akomodasi 175.825.000,00
Beban Dokumentasi 133.799.500,00
Beban Publikasi 340.950.000,00
Beban Jasa Keamanan Kantor 3.025.416.735,00
Beban Retribusi / Pajak 196.407.400,00
Beban Jasa Event Organizer/ Atraksi Kesenian 50.000.000,00
Beban Jasa Kebersihan Kantor 2.533.785.136,00
Beban Jasa Penata Arsip 64.281.600,00
Beban Perawatan Dan Pengobatan Lokal 345.538.572,00
Beban Pemulasaraan Jenazah 186.400.000,00
Beban Imunisasi dan Pemeriksaan Petugas Kesehatan 26.250.000,00
Beban Jasa Atraksi Kesenian 765.270.000,00
Beban Sewa Jasa Medis 260.200.000,00
Beban Jasa Tenaga Teknis Event 41.600.000,00
42
Beban Uang Saku Non PNS 829.637.000,00
2 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 166.166.101,00
Beban Jasa Service 122.301.801,00
Beban Jasa KIR 647.800,00
Beban Surat Tanda Nomor Kendaraan 43.216.500,00
3 Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 60.300.000,00
Beban sewa gedung/ kantor/tempat 50.100.000,00
Beban sewa ruang rapat/pertemuan 10.200.000,00
4 Beban Sewa Sarana Mobilitas 94.710.000,00
Beban Sewa Sarana Mobilitas Darat 94.710.000,00
Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 519.540.270,00
Beban sewa meja kursi 25.575.000,00
Beban sewa proyektor 400.000,00
Beban sewa generator 162.250.000,00
Beban sewa tenda 106.450.000,00
Beban Sewa Perlengkapan Lain ( Sound System, Dan lain-lain)
224.865.270,00
5 Beban Makanan dan Minuman 1.000.090.770,00
Beban makanan dan minuman rapat 233.598.000,00
Beban Makanan Dan Minuman Harian Umum 766.492.770,00
6 Beban Perjalanan Dinas 381.250.398,00
Beban perjalanan dinas dalam daerah 205.000.000,00
Beban perjalanan dinas luar daerah 176.250.398,00
7 Beban Pemeliharaan 1.130.672.165,02
Beban Pemeliharan Peralatan dan Mesin 284.464.428,00
Beban Pemeliharan Gedung dan Bangunan 617.088.837,02
Beban Pemeliharan Jalan, Irigasi, dan Jaringan 224.198.900,00
Beban Pemeliharan Aset Tetap Lainnya 4.920.000,00
8 Beban Jasa Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 3.330.265.000,00
Beban Jasa Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber. 3.330.265.000,00
9 Uang untuk diberikan kepada Pihak Ketiga/Masyarakat 129.500.000,00
Beban Uang Untuk Diberikan Kepada Pihak Ketiga / Masyarakat.
129.500.000,00
10 Beban Persediaan Barang Pakai Habis 16.835.738.650,50
Beban Persediaan Bahan 1.762.348.278,50
Beban Persediaan Suku Cadang 164.574.528,00
Beban Persediaan Alat/Bahan Untuk Kegiatan Kantor 5.493.832.404,00
Beban Persediaan Obat-Obatan 132.698.725,00
Beban Persediaan Natura dan Pakan 9.282.284.715,00
Jumlah Beban Barang dan Jasa - LO 33.810.511.920,52
3.1.7.1.3 Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp3.528.439.928,42
Realisasi Beban Penyusutan dan Amortisasi Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp3.528.439.928,42 dengan rincian sebagai berikut:
43
No Uraian Realisasi
1 Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.576.433.306,34
Beban Penyusutan Alat-alat Bantu 48.209.142,86
Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 521.102.471,15
Beban Penyusutan Alat Bengkel Bermesin 29.947.441,50
Beban Penyusutan Alat Bengkel Tak Bermesin 8.162.020,00
Beban Penyusutan Alat Ukur 120.000,00
Beban Penyusutan Alat Pengolahan Pertanian 4.550.000,00
Beban Penyusutan Alat Kantor 95.995.026,20
Beban Penyusutan Alat Rumah Tangga 526.097.344,18
Beban Penyusutan Peralatan Komputer 148.911.972,25
Beban Penyusutan Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 25.739.487,20
Beban Penyusutan Alat Studio 101.748.064,99
Beban Penyusutan Alat Komunikasi 11.957.700,00
Beban Penyusutan Peralatan Pemancar 3.070.000,00
Beban Penyusutan Alat Kedokteran 21.523.155,00
Beban Penyusutan Alat Kesehatan 392.515,00
Beban Penyusutan Unit-Unit Laboratorium 1.005.375,00
Beban Penyusutan Alat Peraga/Praktek Sekolah 27.777.950,00
Beban Penyusutan Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 80.307,70
Beban Penyusutan Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 43.333,31
2 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 1.885.962.312,29
Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja 1.671.500.547,82
Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Tinggal 206.281.408,79
Beban Penyusutan Monumen/Bangunan Bersejarah 1.645.762,80
Beban Penyusutan Tugu Titik Kontrol/Pasti 6.534.592,88
3 Beban Penyusutan Jalan, Irigasi, dan Jaringan 56.510.976,46
Beban Penyusutan Jalan 9.562.100,00
Beban Penyusutan Jembatan 3.920.940,00
Beban Penyusutan Bangunan Air Irigasi 339.000,00
Beban Penyusutan Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan Bencana Alam
23.793.600,00
Beban Penyusutan Bangunan Air Bersih/Baku 6.259.821,33
Beban Penyusutan Instalasi Air Minum/Air Bersih 3.447.133,32
Beban Penyusutan Instalasi Pembangkit Listrik 1.497.813,90
Beban Penyusutan Instalasi Gardu Listrik 611.292,49
Beban Penyusutan Jaringan Listrik 4.916.318,75
Beban Penyusutan Jaringan Telepon 1.105.000,00
Beban Penyusutan Jaringan Gas 1.057.956,67
4 Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 9.533.333,33
Beban Penyusutan Barang Bercorak Kebudayaan 9.533.333,33
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi - LO 3.528.439.928,42
44
3.1.7.1.4 Beban Penyisihan Piutang Rp0,00
Realisasi Beban Penyisihan Piutang Dinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp0,00 dengan rincian
sebagai berikut:
No Uraian Realisasi
1. Beban Penyisihan Piutang Pendapatan -
2. Beban Penyisihan Piutang Lainnya -
Jumlah -
3.1.7.1.5 Beban Lain-lain Rp0,00
Realisasi Beban Lain-lainDinas Sosial Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp0,00 dengan rincian sebagai
berikut:
No Uraian Realisasi
1. Beban Penurunan Nilai Investasi -
2. Beban Penyisihan Dana Bergulir -
3. Beban Lain-lain -
Jumlah -
3.1.7.2 Surplus/Defisit Kegiatan Operasional -LO (Rp61.897.308.117,94)
Surplus/Defisit Kegiatan Operasional -LO sebesar (Rp61.897.308.117,94) berasal dari Pendapatan-LO
sebesar Rp532.200.000,00 dikurangi Beban sebesar Rp62.429.508.117,94
3.1.8 Laporan Perubahan Ekuitas
Saldo Ekuitas sebesar Rp94.366.147.531,25 merupakan kekayaan bersih OPD yang merupakan selisih
antara Aset dan Kewajiban OPD pada tanggal 31 Desember 2020. Saldo Ekuitas berasal dari Ekuitas awal
ditambah Surplus/Defisit-LO dan Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar seperti
koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi Aset Tetap, dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
Ekuitas awal 94.565.366.637,84
Surplus/Defisit – LO (61.897.308.117,94)
Ekuitas SAL
Ekuitas Dikonsolidasikan:
RK PPKD 61.780.487.145,00
Dampak Kumulatip Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar 82.398.133,63
Jumlah Ekuitas Akhir 94.366.147.531,27
Dampak kumulatif perubahan ekuitas sebesar Rp82.398.133,65 berasal dari Penyesuaian awal Neraca
Tahun 2020 dan Penghapusan serta pelimpahan pada aset tahun 2020 dengan rincian sebagai berikut :
45
No U r a i a n Jumlah
1. Penyesuaian Saldo Awal Tahun 2020
- -
- -
Jumlah Penyesuaian Saldo Ekuitas Awal Tahun 2020 -
2. Perubahan Ekuitas Tahun Berjalan 2020
a. Dinas Sosial DIY (Induk)
Penyesuaian Saldo Awal Akumulasi Penyusutan 47.304.057,52
Hibah Aset Tetap dari Kementrian Sosial 20.700.000,00
Penghapusan Aset Lain-lain (243.523.800,00)
Penghapusan Akumulasi Aset Lain-lain 243.523.800,00
Reklasifikasi Aset ke Ekstrakomtabel (1.155.000,00)
Mutasi Aset keluar ke BRSBKL (51.500.000,00)
Mutasi Akumulasi Penyusutan ke BRSBKL 51.500.000,00
Mutasi Aset ke ke BRTPD (78.080.000,00)
Mutasi Akumulasi Penyusutan ke BRTPD 78.080.000,00
Penyesuaian Aset Tetap 0,02
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 66849057,54
b. Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD)
Penyesuaian Saldo Awal Akumulasi Penyusutan (0,01)
Penghapusan Aset Lain-lain (77.015.460,00)
Penghapusan Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain 74.815.460,00
Mutasi Aset masuk dari Induk 78.080.000,00
Mutasi Akumulasi Penyusutan dari Induk (78.080.000,00)
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (2.200.000,01)
c. Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW)
Penyesuaian Saldo Awal Akumulasi Penyusutan 4.800.000,00
Reklasifikasi Aset Tetap ke Ekstrakomtabel (Hasil Pemetaan) (4.800.000,00)
Reklasifikasi Aset Tetap ke Ekstrakomtabel (34.719.000,00)
Penghapusan Aset Lain-lain (10.491.875,00)
Penghapusan Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain 9.291.875,00
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (35.919.000,00)
d. Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL)
Penyesuaian saldo awal persediaan 44,00
Penyesuaian Saldo Awal Akumulasi Penyusutan (79.625.151,67)
Reklasifikasi Aset Tetap ke Ekstrakomtabel (Hasil Pemetaan) (1.938.500,00)
Penghapusan Aset Lain-lain (7.373.388,07)
Penghapusan Akumulasi Aset Lain-lain 6.895.605,73
46
Mutasi Aset masuk dari Induk 51.500.000,00
Koreksi BPK : Selisih Nilai Hibah (51.500.000,00)
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (82.041.390,01)
e. Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR)
Penyesuaian Saldo Awal Aset Tetap (1,00)
Penghapusan Aset Lain-lain (11.994.000,00)
Penghapusan Akumulasi Aset Lain-lain 11.994.000,00
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (1,00)
f. Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA)
Penyesuaian Saldo Awal Akumulasi Penyusutan 0,02
Penghapusan Aset Lain-lain (36.061.500,00)
Penghapusan Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain 35.961.500,00
Reklasifikasi aset ke ekstrakomtabel (25.100.000,00)
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (25.199.999,98)
g. Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW)
Reklasifikasi Aset Tetap ke Ekstrakomtabel (Hasil Pemetaan) (250.000,00)
Penyesuaian Akumulasi Penyusutan (hasil pemetaan) 250.000,00
Penghapusan Akumulasi Aset Lain-lain 9.107.500,00
Penghapusan Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain (9.107.500,00)
Reklasifikasi Aset Tetap ke Ekstrakomtabel (3.886.800,00)
Penyesuaian Aset Tetap (0,17)
Jumlah Perubahan Ekuitas Tahun 2020 (3.886.800,17)
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar (82.398.133,63)
47
BAB IV
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NONKEUANGAN OPD
4.1. Capaian Kinerja Tahun 2020
Dinas Sosial DIY telah melaksanakan pengukuran kinerja atas kinerja yang diperjanjikan Kepala
Dinas Sosial DIY dengan Bapak Gubernur DIY tahun 2020. Pengukuran mengacu Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah dengan skala nilai peringkat kinerja sebagaimana tabel berikut:
Tabel IV.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
Tabel IV.2 Capaian Kinerja Tahun 2020
No. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR/META
INDIKATOR SATUAN
BASE LINE 2017
CAPAIAN 2019
TAHUN 2020 TARGET AKHIR RPJMD
TAR GET
REALI PERSEN KRITERIA/ KODE SASI TASE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Indikator: % n/a 102,93 42,17 43,85 103,98 Sangat Baik
99,03
Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
Meta Indikator:
Persentase target penanganan PMKS dibagi jumlah populasi (N-2)
Formulasi Perhitungan : Rata-Rata Prosentase Program Penanganan PMKS dibagi 9 = %Rehabsos+%Linjamsos+%Fakir Miskin+%BRTPD+%BPRSW+%BRSBKL%BPRSR+%BRSPA+%BPSTW dibagi 9
2 Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Indikator: % 63,4 100,29 51,58 45,35 87,92 Tinggi 87,88
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan,
48
Adapun analisis capaian kinerja per sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
4.1.1. Sasaran 1: Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan
perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kinerja sasaran terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan
perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel IV.3 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan
No Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3 4
1 Terpenuhinya kebutuhan
dasar perlindungan dan
jaminan sosial serta
perubahan perilaku bagi
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
Persentase PMKS yang
memperoleh pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan,
jaminan sosial, dapat hidup mandiri
dan berfungsi social
Persentase target penanganan PMKS dibagi jumlah populasi (N-2) Formulasi Perhitungan : Rata-Rata
Prosentase Program Penanganan PMKS
dibagi 9 = %Rehabsos+%Linjamsos+%Fakir
Miskin+%BRTPD+%BPRSW+%BRSBKL%BPRS
R+%BRSPA+%BPSTW dibagi 9
Kinerja Sasaran diatas diukur dengan indikator persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial yang
merupakan penghitungan komposit dari 9 (sembilan) sub indikator sebagai berikut :
1. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial pada Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas
Sosial DIY melaksanalan rehabilitasi sosial untuk meningkatkan persentase anak bawah lima tahun
terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan
kedisabilitasan, penyandang disabilitas, gelandangan, pengemis, pemulung, orang dengan HIV AIDS,
dan korban tindak kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya, memperoleh bimbingan
keterampilan, mandiri, dan mampu berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat. Capaian hasil
penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3.1 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Rehabilitasi Sosial
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Anak Balita Terlantar 1.826 anak 24 1,31 88 4,82
2 Anak Terlantar 14.450 anak 245 3,46 245 1,70
3 Anak Jalanan 327 anak 24 7,34 167 51,07
4 Anak yang Berhadapan
Hukum
184 anak 20 10,87 30 16,30
5 Anak dengan 3.095 anak 62 2,00 100 4,23
kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
Meta Indikator:
Persentase target pembinaan PSKS dibagi jumlah populasi PSKS (N-2)
Formulasi Perhitungan : (%PSM + %tagana + %LKS + %karang taruna + %WKSBM + %TKSK + %dunia usaha + %jiwa kepahlawanan + %kesejahteraan keluarga pahlawan) dibagi 9
49
Kedisabilitasan
6 Penyandang Disabilitas 26.177 orang 1.120 4,28 150 0,57
7 Gelandangan, Pengemis
dan Pemulung
771 orang 170 22,05 335 43,45
8 Orang dengan HIV/AIDS 2.834 orang 7 0,25 9 0,32
9 Korban Tindak
Kekerasan
735 orang 12 1,63 0 0,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Rehabilitasi Sosial :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis PMKS
dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
=(ABT(4,82%)+ABH(16,30%)+Anjal(51,07%)+
ADK(3,23%)+AT(1,70%)+PD(0,57%)+Gepeng
(43,45%)+ODHA(0,32%)+KTK(0,00%))dibagi 9
= 13,50%
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
2. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Bidang
Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial DIY untuk melaksanakan perlindungan dan jaminan
sosial untuk meningkatkan persentase lanjut usia terlantar, korban bencana alam, dan korban
bencana sosial yang memperoleh pelindungan dan jaminan sosial. Capaian hasil penanganan PMKS
melalui Program Perlindungan dan Jaminan Sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3.2 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Perlindungan dan Jaminan Sosial
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lanjut Usia Terlantar 46.242 orang 1.300 2,81 2.800 6,06
2 Korban Bencana Alam 150.000 orang 150.000 100,00 150.200 100,13
3 Korban Bencana Sosial 300 orang 300 100,00 308 102,67
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Perlindungan dan
Jaminan Sosial :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis PMKS
dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
=(Lanjut Usia Terlantar(6,06%)+Korban
Bencana Alam(100,13%)+Korban Bencana
Sosial(102,67%)) dibagi 3 = 69,62%
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
3. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir Miskin pada Bidang Penanganan Fakir
Miskin Dinas Sosial DIY untuk melaksanakan penanganan fakir miskin dan penyuluhan sosial untuk
meningkatkan persentase fakir miskin yang memperoleh bimbingan dan keterampilan berusaha
sehingga pendapatan dan asetnya meningkat. Namun pada indikator ini tidak dapat terealisasikan
karena terkendalan oleh refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan darurat serta dampak
pandemic COVID-19. Adanya refocusing kegiatan pada Program Penanganan Fakir Miskin, yang
awalnya terdapat 9 keluaran dalam DPA yaitu pendampingan dan koordinasi penyaluran BPNT,
pendampingan dan koordinasi UEP PKH, UEP PKH Graduasi melalui BKK, pengingkatan kapasitas
KUBE, LKM, USEP dan KM, seleksi presentasi pendampingan dan pengurus KUBE, KUBE
pengembangan kab Gunungkidul, KUBE pengembangan Kab Kulonprogo, KUBE pengembangan Kab
Bantul, dan PKH Graduasi tahun 2018, direfocusing menjadi 3 keluaran. Sehingga menjadi
pendampingan dan koordinasi penyaluran BPNT, pendampingan dan koordinasi UEP PKH, dan UEP
PKH Graduasi melalui BKK. Capaian hasil penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir
Miskin dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
50
Tabel IV.3.3 Capaian Hasil Penanganan PMKS Melalui Penanganan Fakir Miskin
No Jenis PMKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penerima Bantuan UEP
PKH Graduasi
33.212 orang 660 1,99 0 0,00
2 Fakir Miskin
(Peningkatan Pengurus
UEP KUBE dan KM)
367.540 orang 100 0,04 0 0,00
Rerata Hasil Penanganan PMKS melalui Penanganan Fakir
Miskin :
(Jumlah Persentase hasil penanganan masing-masing jenis
PMKS dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
= (PKH(0,00%)+KUBE, LKM dan
USEP(0,00%)) dibagi 2 = 0,00%
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
4. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang
Disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) sebagai pelaksana teknis
dalam perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, dan rehabilitasi medis bagi penyandang disabilitas
netra, grahita, daksa, rungu wicara, dan werdha disabilitas untuk meningkatkan persentase warga
binaan yang terpenuhi dan terlindungi haknya, mampu hidup mandiri dan berfungsi sosial. Capaian
hasil penanganan PMKS dalam BRTPD dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3.4 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRTPD
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan yang
terpenuhi dan terlindungi hak-
haknya, mampu hidup mandiri
dan berfungsi sosial
(Penyandang Disabilitas)
170 orang 44 25,88 44 25,88
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = 44/170*100% : 25,88%
5. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Perempuan Penyandang Masalah Sosial pada Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita
(BPRSW) sebagai pelaksana teknis dalam perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial wanita rawan sosial ekonomi, wanita tuna susila, wanita korban tindak
kekerasan, wanita pekerja migran bermasalah sosial dan wanita korban perdagangan orang (human
trafficking ) untuk meningkatkan persentase warga binaan yang memiliki kapasitas untuk mandiri
dan berfungsi sosial. Namun pada indikator ini tidak dapat terealisasikan karena terkendala oleh
refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan darurat serta dampak pandemic COVID-19.
Capaian hasil penanganan PMKS dalam BPRSW dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3.5 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSW
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga
binaan yang memiliki
kapasitas untuk mandiri
dan berfungsi sosial
(Perempuan Rawan
60 orang 27 45,00 0 0,00
51
Sosial Ekonomi)
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = 0/60*100% : 0,00%
6. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan,
Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL)
sebagai pelaksana teknis dalam perlindungan sosial, jaminan sosial, dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial gelandangan, pengemis dan penyandang disabilitas
mental untuk meningkatkan persentase warga binaan balai yang mampu berfungsi sosial dan hidup
mandiri serta kembali ke keluarga/masyarakat. Capaian hasil penanganan PMKS dalam BRSBKL
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3.6 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSBKL
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
balai yang mampu
berfungsi sosial dan hidup
mandiri serta kembali ke
keluarga / masyarakat
(Gelandangan, Pengemis,
Pemulung)
50 orang 10 20,00 2 20,00
2 Persentase warga binaan
balai yang mampu
berfungsi sosial dan hidup
mandiri serta kembali ke
keluarga / masyarakat (Eks
Psikotik)
250 orang 22 8,80 38 15,20
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BRSBKL :
(Penanganan gelandangan, pengemis, pemulung dijumlah eks
psikotik) dibagi jumlah komponen penanganan PMKS dalam balai
=(10 gepeng dibagi 50 x 100%) + (38 eks
psikotik dibagi 250 x 100%) dibagi 2 =
17,60%
7. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja
Penyandang Masalah Sosial pada Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) sebagai
sebagai pelaksana teknis dalam pelayanan perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, advokasi,
reunifikasi, dan rujukan bagi remaja bermasalah sosial dan anak yang berhadapan dengan hukum
untuk meningkatkan persentase warga binaan yang mampu hidup normatif dalam pengasuhan
keluarga. Capaian hasil penanganan PMKS dalam BPRSR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel III.3.7 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang mampu hidup normatif
dalam pengasuhan keluarga
(Anak Terlantar/Anak Putus
Sekolah)
40 anak 24 60,00 18 45
2 Persentase warga binaan
yang mampu hidup normatif
dalam pengasuhan keluarga
(Anak yang Berhadapan
Hukum)
40 anak 40 100,00 66 165
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR : = (18 anak terlantar dibagi 40 x 100%) + (66
52
(Penanganan anak terlantar/anak putus sekolah dijumlah eks anak
yang berhadapan hukum) dibagi jumlah komponen penanganan
PMKS dalam balai
anak berhadapan hukum dibagi 40 x 100%)
dibagi 2 = 105%
8. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak
Penyandang Masalah Sosial pada Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA) sebagai
pelaksana teknis dalam perlindungan, pengasuhan, pengembangan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial anak untuk meningkatkan persentase warga binaan yang
terpenuhi kebutuhan dasarnya, terlindungi hak - haknya dan mampu berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga. Capaian hasil penanganan PMKS dalam BRSPA dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel IV.3.8 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BRSPA
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak Balita Terlantar)
25 anak 15 60,00 5 20,00
2 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak Terlantar)
80 anak 20 25,00 18 22,50
3 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasarnya, terlindungi hak-
haknya dan mampu
berfungsi sosial dalam
pengasuhan keluarga
(Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus)
35 anak 12 34,29 2 5,71
Rerata Hasil Penanganan PMKS dalam BPRSR :
(Penanganan anak balita terlantar, anak terlantar dijumlah eks
anak yang memerlukan perlindungan khusus) dibagi jumlah
komponen penanganan PMKS dalam balai
= ((15 anak balita terlantar dibagi 25 x
100%) + (18 anak terlantar dibagi 80 x
100%) + (2 anak yang memerlukan
perlindungan khusus dibagi 35 x 100 %))
dibagi 3 = 16,07%
9. Hasil Penanganan PMKS dalam balai melalui Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar pada Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) sebagai pelaksana teknis dalam perlindungan, jaminan
dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut usia untuk
mempertahankan persentase warga binaan yang terpenuhi kebutuhan dasar dan haknya. Capaian
hasil penanganan PMKS dalam BPSTW dapat dilihat pada tabel dibawah ini
53
Tabel IV.3.9 Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam BPSTW
No Indikator
Daya
Tampung
Balai
Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase warga binaan
yang terpenuhi kebutuhan
dasar dan hak-haknya
(Lanjut Usia Terlantar)
214 orang 214 100,00 224 104,67
Jumlah Persentase Penanganan Dalam Balai dibagi Daya Tampung dikali 100% = ((224 lanjut usia terlantar
dibagi 214 x)) 100% =
104,67 %
Hasil penghitungan komposit dari 9 (sembilan) sub indikator tersebut di atas diperoleh capaian
sebagai berikut:
Tabel IV.4 Pengukuran Capaian Sasaran 1
Sub-Indikator Hasil Sub Indikator
Rata-Rata Nilai
a. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial 13,50%
43,85%
b. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 69,62%
c. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir Miskin 0,00%
d. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
25,88%
e. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial
0,00%
f. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik
17,60%
g. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
105,00%
h. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
16,07%
i. Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar 104,67%
Kinerja Sasaran Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan
perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan indikator Persentase PMKS
yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan
berfungsi sosial pada tahun 2020 dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel IV.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2020
No Indikator Sasaran Capaian
2019
2020 Target
Akhir
Renstra
(2022)
Capaian s/d 2020
terhadap target
2022 (%) Target Realisasi % Realisasi*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase PMKS
yang memperoleh
pemenuhan
kebutuhan dasar,
perlindungan,
jaminan sosial, dapat
hidup mandiri dan
berfungsi sosial
102,93 42,17 43,85 103,98 44,28 99,03
54
Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2020
Analisis ketercapaian sasaran terwujudnya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta
perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah sebagai berikut :
1. Tercapai 43,85%; dengan demikian prosentase realisasi terhadap target 103,98%, maka target
tahun 2020 tercapai.
2. Dibandingkan realisasi tahun lalu, terdapat peningkatan sebesar 1,68%.
3. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran akan berhasil tercapai.
Faktor Pendukung Keberhasilan:
Tersedianya data PMKS dan PSKS terbaru untuk bahan penentuan sasaran, tersedianya lembaga
kesejahteraan sosial terkait dalam mendukung pelaksanaan kegiatan serta kerja sama yang baik dengan
instansi sosial kab/kota, masyarakat dan pihak-pihak terkait sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Terkait permasalahan capaian kinerja
indikator sasaran tidak ada karena capaiannya sudah melebihi target, hanya saja ada beberapa sub
indikator yang realisasinya tidak bisa diprediksi, tergantung situasi/kondisi di lapangan seperti
pemakaman jenazah terlantar, untuk realisasinya mengikuti peristiwa/kejadian jenasah terlantar yang
ada. Untuk solusi permasalahannya, Dinas Sosial DIY selalu berkoordinasi dengan instansi sosial terkait,
instansi lain, dan masyarakat terkait permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga penanganannya
bisa cepat dan sesuai yang diharapkan.
4.1.1.1 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program Rehabilitasi Sosial
Program Rehabilitasi Sosial melekat pada Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DIY dan
dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial Anak kegiatannya
Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas dan Anak Bermasalah Sosial dengan anggaran
sebesar Rp . 1.483.273.950
b. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Korban Napza, Korban Tindak Kekerasan dan Korban
Perdagangan Orang kegiatannya Rehabilitasi Sosial Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial Serta
Korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang dengan anggaran sebesar Rp. 3.127.159.045
Gambar IV.1
Program Rehabilitasi Sosial
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas dan Anak Bermasalah Sosial
Referal klien RPS ke Dinas Sosial Kab Semarang
Homevisit cota ke Murtigading, Sanden, Bantul
55
Kegiatan Rehabilitasi Sosial Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial Serta Korban Tindak Kekerasan dan
Perdagangan Orang
Konseling dengan Dokter Jiwa (Dokter Rukmi) melalui
Video Call didampingi perawat dan pendamping
Assesment awal dilakukan oleh pendamping guna
mendata diri klien
4.1.1.2 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program Perlindungan dan Jaminan
Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial melekat pada Bidang Perlindungan dan Jaminan
Dinas Sosial DIY dan dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Jaminan Sosial dan Perlindungan Lanjut Usia kegiatannya Pelayanan dan Perlindungan
Lanjut Usia Terlantar Serta Keluarga Rentan dan Miskin dengan anggaran sebesar Rp.
1.724.017.100
b. Seksi Penanganan Korban Bencana Alam dan Korban Bencana Sosial kegiatannya Penguatan
Kesiapsiagaan, Perlindungan Sosial Bagi Korban Bencana Serta Pemulangan dan Pemakanan
Orang Terlantar dengan anggaran sebesar Rp. 1.314.945.500
Gambar IV.2
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar serta Keluarga Rentan dan Miskin
Bantuan Permakanan JSLU
Bantuan Permakanan Home Care
Kegiatan Penguatan Kesiapsiagaan, Perlindungan Sosial Bagi Korban Bencana serta Pemulangan dan
Pemakaman Orang Terlantar
Pemakanan Jenazah Terlantar
Fasilitasi Orang Terlantar
56
4.1.1.3 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS melalui Program Penanganan Fakir Miskin
Program Penanganan Fakir Miskin melekat pada Bidang Penanganan Fakir Miskin dan
dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Perkotaan dan Pesisir kegiatannya Pembinaan Usaha
dan Jejaring Ekonomi Bagi Keluarga Miskin dan RTSM PKH dengan anggaran sebesar
Rp309.998.500
b. Seksi Penyuluhan Sosial kegiatannya Penyuluhan, Edukasi dan Promosi Kesejahteraan Sosial serta
Pendataan PMKS dan PSKS sebesar Rp1.761.608.000
Gambar IV.3
Program Penanganan Fakir Miskin
Kegiatan Fasilitasi dan Jejaring Ekonomi Bagi Keluarga Fakir Miskin dan RTSM PKH
Bimbingan Lanjut UEP PKH dan FDS Bantuan Tahun 2018
Kegiatan Penyuluhan, Edukasi dan Promosi Kesejahteraan Sosial serta Pendataan PMKS dan PSKS
Liputan Televisi 1 menit ADiTV : Penyerahan Bantuan Sosial
Korban Bencana Kebakaran Berupa Sembako di Imogiri Bantul
Penyuluhan Melalui Radio Oleh Dinas Sosial
4.1.1.4 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan
dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas melekat pada Balai
Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD) dilaksanakan dalam 3 (tiga) seksi dengan 1 (satu)
kegiatan, yaitu : Seksi Bina Netra dan Grahita, Seksi Daksa dan Rungu Wicara serta Seksi Rehabilitasi
Medik kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Warga Binaan Balai dengan anggaran
sebesar Rp1.904.038.925
Gambar IV.4
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Warga Binaan
Bimbingan Sosial Kelas Grahita
Terapi Sensori Integrasi Anak Retradasi Mental
57
4.1.1.5 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan
dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial melekat
pada Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Wanita (BPRSW) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi
dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial
Bagi Perempuan Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai dengan anggaran sebesar
Rp1.054.814.000
Gambar IV.5
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Perempuan Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Perempuan Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Bimbingan Keterampilan Tata Rias (Salon)
Kegiatan Achievement Motivation Training
Warga Binaan Balai
4.1.1.6 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan
dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Pemulung dan Eks Psikotik
melekat pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) dilaksanakan dalam 2 (dua) seksi
dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Seksi
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Bina Laras kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan,
Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik dengan anggaran sebesar Rp2.059.705.745
Gambar IV.6
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Gelandangan, Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan, Pemulung, Pengemis dan Eks Psikotik
Pembagian suplemen makanan, madu dan multivitamin
Warga Binaan Balai
Bimbingan Keterampilan Sepeda Motor Warga Binaan Balai
4.1.1.7 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan
dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial melekat pada Balai
Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu)
kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Remaja
Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai dengan anggaran sebesar Rp. 1.258.850.000
58
Gambar IV.7
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Remaja Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Remaja Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Kegiatan Pembinaan Hukum Warga Binaan Balai
4.1.1.8 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan
dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial melekat pada Balai
Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu)
kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan dan Pengembangan Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Anak
Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai dengan anggaran sebesar Rp. 1.295.803.500
Gambar IV.8
Program Perlindungan dan Rehabilitasi Anak Penyandang Masalah Sosial
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Anak Penyandang Masalah Sosial Warga Binaan Balai
Pendampingan Pembelajaran Daring
Bimbingan Mental Rohani Warga Binaan Balai
4.1.1.9 Data Dukung Capaian Hasil Penanganan PMKS dalam Balai melalui Program Perlindungan Lanjut Usia
Terlantar
Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar melekat pada Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha (BPSTW) dilaksanakan dalam 1 (satu) seksi dengan 1 (satu) kegiatan, yaitu : Seksi Perlindungan
dan Jaminan Sosial kegiatannya Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar Warga Binaan Balai dengan
anggaran sebesar Rp. 991.233.650
59
Gambar IV.9
Program Perlindungan Lanjut Usia Terlantar
Kegiatan Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar Warga
Pemeriksaan Kesehatan Rutin Warga Binaan Balai Bimbingan Keterampilan Warga Binaan Balai
4.1.2 Sasaran 2: Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Kinerja sasaran terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel IV.6 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan Sasaran 2
NO Sasaran Indikator Meta Indikator
1 2 3 4
1 Terwujudnya peningkatan
kemampuan, partisipasi
dan peran Potensi
Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan
masyarakat sasaran yang
meningkat kemampuan dan
partisipasinya dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial serta
mampu mewujudkan nilai-
nilai keperintisan,
kepahlawanan dan
kesetiakawanan social
Persentase target pembinaan PSKS dibagi jumlah populasi PSKS (N-2) Formulasi Perhitungan : (%PSM +
%tagana + %LKS + %karang taruna +
%WKSBM + %TKSK + %dunia usaha +
%jiwa kepahlawanan + %kesejahteraan
keluarga pahlawan) dibagi 9
Kinerja Sasaran diatas diukur dengan indikator persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang
meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu
mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial diperoleh dari Skor
Komposit Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat melalui Program Pengembangan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan pada Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas
Sosial DIY untuk melaksanakan pemberdayaan sosial guna meningkatkan persentase potensi dan
sumber kesejahteraan sosial dan masyarakat yang mampu menangani penyandang masalah
kesejahteraan sosial dan menguatnya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, dan kesetiaan sosial dalam
masyarakat. Capaian hasil pemberdayaan PSKS melalui Program Pengembangan PSKS dan Penanaman
Nilai-Nilai Kepahlawanan dapat dilihat sebagai berikut :
60
Tabel IV.6.1 Capaian Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat
Melalui Pemberdayaan PSKS dan Penanamam Nilai-Nilai Kepahlawanan
No Jenis PSKS Populasi
2016 Satuan
Target Realisasi
Fisik Persentase (%)
(=5/3*100%) Fisik
Persentase (%)
(=7/3*100%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pekerja Sosial
Masyarakat
4.767 orang 95 1,99 100 105,0
2 Taruna Siaga Bencana 1.058 orang 55 5,20 55 5,20
3 Karang Taruna 438 orang 345 78,77 150 34,25
4 Wahana
Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat
163 orang 105 64,42 105 64,42
5 Tenaga Kesejahteraan
Sosial Kecamatan
78 orang 78 100,00 78 100,00
6 Lembaga
Kesejahteraan Sosial
370 lembaga 40 10,81 0 0,00
7 Dunia Usaha 42 lembaga 50 100,00 10 100,00
8 Penanaman Nilai-Nilai
Kepahlawanan
349.627 orang 8.650 2,47 2788 0,49
9 Kesejahteraan
Keluarga Pahlawan
7 orang 7 100,00 7 100,00
Rerata Hasil Pemberdayaan PSKS dan Masyarakat melalui
Pemberdayaan PSKS dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan :
(Jumlah Persentase hasil pemberdayaan masing-masing jenis
PSKS dan masyarakat dibagi jumlah komponen jenis PMKS)
=
(PSM(2,10%)+Tagana(0,00%)+LKS(0,00%)+KT
(3,45%)+WKSBM(64,42%)+TKSK(100,00%)+D
unia Usaha(100,00%)+Kesetiakawanan
Sosial(0,00%)+Peningkatan jiwa
nasionalisme(0,49%)+Kesejahteraan
Keluarga Pahlawan (100%)) dibagi 9 = 45,35%
Populasi diperoleh dari hasil pendataan PMKS dan PSKS yang dilakukan oleh Dinas Sosial DIY
Kinerja Sasaran Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan indikator PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat
kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan
nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial pada tahun 2020 dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel IV.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 Tahun 2019
No Indikator Sasaran Capaian
2019
2020 Target
Akhir
Renstra
(2022)
Capaian s/d 2019
terhadap target
2022 (%) Target Realisasi % Realisasi*
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase PSKS dan
masyarakat sasaran
yang meningkat
kemampuan dan
partisipasinya dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
serta mampu
mewujudkan nilai-
nilai keperintisan,
kepahlawanan dan
kesetiakawanan
sosial
100,29 51,58 45,35 87,92 51,60 87,88
61
Analisis Ketercapaian Kinerja Tahun 2020
Analisis Ketercapai Sasaran terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah sebagai berikut:
1. Tercapai 51,58%; dengan demikian prosentase realisasi terhadap target 87,92%, sehingga target
tahun 2020 tidak tercapai.
2. Dibandingkan realisasi tahun lalu, terdapat penurunan sebesar 0,13%.
3. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, diproyeksikan sasaran masih bisa mengejar target
RPJMD dan akan tercapai.
Faktor Penghamat Keberhasilan :
Ada pandemic COVID-19 di tahun 2020 yang mengakibatkan adanya refocusing dan realokasi anggaran untuk
penanganan darurat dampak pandemic COVID-19. Terdapat beberapa indikator yang realisasinya tidak memenuhi
target, hal ini dikarenakan menyesuaikan SE Nomor: I/SE/III2020 Tentang Pelaksanaan Status Tanggap Darurat
Bencana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Daerah Istimewa Yogyakarta agar melakukan penundaan atau
pembatalan pelaksanaan kegiatan, khususnya yang melibatkan banyak orang dalam upaya pencegahan pandemic
COVID-19 di DIY. Contoh kegiatan yang tidak dapat memenuhi target dikarenakan pandemic COVID-19 yaitu pada
prosentasi peningkatan jiwa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat (Ziarah Rombongan) targetnya
4500 orang realisasinya 2288 orang. Selain itu, pada indikator berkembangnya modal sosial masyarakat melalui
kegiatan kesetiakawanan sosial (HKSN) juga tidak dapat memenuhi target. Dari targetnya 4150 orang realisasinya
hanya 500 orang. Dua indikator inilah penyumbang terbesar alasan target kinerja pada sasaran 2 tidak dapat
tercapai.
4.1.2.1 Data Dukung Capaian Hasil Perhitungan Komposit Peningkatan Kemampuan, Partisipasi dan
Peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Peningkatan Kemampuan, Partisipasi dan Peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
diukur melalui Program Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai
Kepahlawanan yang melekat pada Bidang Pemberdayaan Sosial dan dilaksanakan oleh 2 (dua) seksi
dengan masing-masing 1 (satu) kegiatan, yaitu :
a. Seksi Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, Kelembagaan Masyarakat dan Sumber Dana
Sosial kegiatannya Pembinaan dan Jejaring Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dengan
anggaran sebesar Rp334.497.000
b. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial
kegiatannya Pemeliharaan TMPN, MPP, MPN dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan dengan
anggaran sebesar RP1.924.347.360
Gambar IV.10
Program Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan Penanaman Nilai-Nilai Kepahlawanan
Ziarah Rombongan Makam Pahlawan
62
4.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4.2.1 Capaian Kinerja SPM Bidang Sosial DIY Tahun 2020
Upaya mewujudkan kesejahteraan sosial telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan
perlindungan sosial termasuk dalam upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Berdasarkan
lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dalam pembagian
kewenangannya maka kebijakan umum SPM Bidang Sosial Provinsi yaitu : 1. Rehabilitasi Sosial Dasar di Dalam Panti (bagi Penyandang Disabilitas Terlantar, Anak Terlantar,
Lanjut Usia Terlantar, Gelandangan dan Pengemis); serta
2. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial Provinsi SPM Bidang Sosial merupakan penjabaran dari target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor Nomor 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. SPM Bidang Sosial Provinsi mencakup 5 (lima) pelayanan dasar yaitu :
1. Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di Dalam Panti;
2. Rehabilitasi Sosial Dasar Anak Terlantar di Dalam Panti;
3. Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di Dalam Panti;
4. Rehabilitasi Sosial Dasar Gelandangan dan Pengemis di Dalam Panti; dan
5. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial Provins
Adapun realisasi SPM Bidang Sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel IV. 8 Realisasi SPM Bidang Sosial Tahun 2020
No Jenis Pelayanan Dasar
Indikator Pencapaian Jumlah Penerima Layanan
Target Capaian
Batas Waktu Capaian
1. Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di dalam panti
Jumlah Warga Negara penyandang disabilitas telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti
485 100 % Setiap Tahun
2. Rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti
Jumlah Warga Negara anak telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti
280 100 % Setiap Tahun
3. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam panti
Jumlah Warga Negara lanjut usia telantar yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar lanjut usia di dalam panti
1324 100 % Setiap Tahun
4. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti
Jumlah Warga Negara/ gelandangan dan pengemis yang mendapatkan rehabilitasi sosial dasar tuna sosial di dalam panti
415 100 % Setiap Tahun
5. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencanabagi korban bencana provinsi.
Jumlah Warga Negara korban bencana provinsi yang mendapatkan perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi.
2115 100 % Setiap Tahun
4.2.1 Capaian Kinerja SDGs Dinas Sosial DIY Tahun 2019
63
Sustainable Development Goals (SDGs)/ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan
dokumen yang memuat tujuan dan sasaran global pembangunan berkelanjutan tahun 2016 sampai
tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan dari Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan
Pembangunan Milenium (TPM). MDGs hanya berfokus pada 8 (delapan) tujuan global, sedangkan pada
SDGs terdapat penambahan tujuan global lainya berdasarkan isu terkini hingga mencakup 17 (tujuh
belas) tujuan global.
Dalam mendukung pencapaian SDGs 2016-2030, Dinas Sosial DIY mendukung pada 1 (satu)
tujuan dari 17 (tujuh belas) tujuan global yang ada, yaitu pada Tujuan 1. Tanpa Kemiskinan dengan 4
(empat) indikator didalamnya, yaitu :
1. Jumlah penyandang disabilitas miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar;
2. Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat/ PKH Graduasi;
3. Bantuan Logistik untuk Korban Bencana Kebakaran; dan
4. Pemulangan Orang Terlantar.
Adapun target dan realisasi indikator SDGs Dinas Sosial DIY tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel IV. 9 Target dan Realisasi SDGs Dinas Sosial Tahun 2020
Tujuan 1 : Tanpa Kemiskinan
Target 1.3 : Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan
Kode
Indikator Target / Indikator
Sumber
Data Satuan
Baseline
(2017) Target
Realis
asi Keterangan
1.3.5 Jumlah penyandang
disabilitas miskin
dan rentan yang
menerima bantuan
pemenuhan
kebutuhan dasar
Dinas
Sosial DIY
Jiwa 672 1.120 1.470 Tercapai
1.3.6 Jumlah keluarga
miskin yang
mendapatkan
bantuan tunai
bersyarat/ PKH
Graduasi
Dinas
Sosial DIY
Jiwa n/a 660 823 Tercapai
Target 1.5 : Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada
dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim
dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana
Kode
Indikator
Target /
Indikator
Sumber
Data Satuan
Baseline
(2017) Target
Realis
asi Keterangan
1.5.5 Bantuan
Logistik
untuk Korban
Bencana
Kebakaran
Dinas Sosial
DIY
Orang 196 186 78 Menyesuaikan
korban bencana
kebakaran 2020
1.5.6 Meningkatnya
Desa Tangguh
Bencana
Dinas Sosial
DIY
Lokasi 189 264
1.5.7 Pemulangan
Orang Terlantar
Dinas Sosial
DIY
Jiwa 323 323 236 Menyesuaikan
jumlah orang
terlantar yang
ada
64
4.3 Realisasi Anggaran
Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2020
No Sasaran Indikator
Kinerja Anggaran
Target Realisasi % Realisasi Target (Rp) Realisasi (Rp)
% Realisasi
1 Terpenuhinya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
42,17 43,85 103,98 18.285.447.915
16.974.380.923 92.82
2 Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial serta mampu mewujudkan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan social
51,58 45,35 87,92 2.258.844.360 1.683.146.500 99,25
Jumlah 20.544.292.275
18.657.527.423 90.81
Program pendukung 22.489.263.432 20.852.530.873 92.73
Total Belanja Langsung 43.033.555.707 41.592.903.566 (39.510.058.296)
96.66 (92)
Berdasarkan tabel III.5 di atas dari total belanja langsung program/kegiatan yang terkait langsung
pencapaian sasaran sebesar Rp20.544.292.275 terealisir Rp18.657.527.423 atau 90.81% Sisa anggaran
sebesar Rp1.886.764.852 atau 4,69% antara lain bersumber dari :
- Sisa pengadaan barang dan jasa
- Adanya refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan darurat
- Mengikuti SE Nomor: I/SE/III2020 Tentang Pelaksanaan Status Tanggap Darurat Bencana
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Daerah Istimewa Yogyakarta agar melakukan
penundaan atau pembatalan pelaksanaan kegiatan, khususnya yang melibatkan banyak orang
dalam upaya pencegahan pandemic COVID-19 di DIY
- Efisiensi belanja perjalanan dinas
- Efisiensi honor narasumber
- Efisiensi uang saku peserta kegiatan
- Efisiensi tagihan air, listrik, telepon dan kegiatan belanja lain yang menyesuaikan harga pasar
- Efisiensi belanja mobilitas darat, akomodasi dan transportasi menyesuaikan kondisi dan
kebutuhan di lapangan
- Efisiensi belanja sewa (tempat, meja, kursi, genset, tenda, sound system) menyesuaikan kondisi
di lapangan
Meskipun belanja tidak terserap 100% namun sasaran strategis Dinas Sosial DIY tercapai lebih
dari 100%, pada Sasaran 1 “Terwujudnya kebutuhan dasar perlindungan dan jaminan sosial serta
perubahan perilaku bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” sebesar 41,27% (102,93%).
Sedangkan untuk Sasaran 2 “Terwujudnya peningkatan kemampuan, partisipasi dan peran Potensi
65
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)” sebesar 51,72% (100,29%). Sehingga demikian terdapat efisiensi
keseluruhan belanja langsung 7,17% dengan rincian untuk belanja yang berkaitan langsung dengan
pencapaian sasaran utama (1 dan 2) sebesar 4,69% sedangkan untuk belanja program pendukung
sasaran (1 dan 2) sebesar 9,74%.
4.4 Inovasi
Tantangan Global penyelenggaraan pemerintahan menuntut aparatur untuk bergerak dinamis
dan kreatif. Permasalahan dan Keterbatasan sumber daya harus dipandang sebagai pemicu gagasan dan
ide kreatif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY untuk mewujudkan pelayanan publik yang
prima, setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemda DIY diwajibkan untuk melakukan inovasi.
Komitmen inovasi tersebut tertuang alam Surat Edaran SE Gubernur DIY No. 065/18002 Tahun 2020
tentang Inovasi Pelayanan Publik yang mendorong "One Agency, One Innovation”. Inovasi yang
diemban oleh Perangkat Daerah ditujukan juga untuk mencapai keberhasilan capaian sasaran kinerja
yang telah ditetapkan Pada tahun 2019 ini, Dinas Sosial DIY Telah menginisiasi inovasi, sebagai berikut :
1. DIFAGANA DIY
Letak geografis Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebabkan DIY menjadi salah satu dengan
281 titik rawan bencana. Daerah yang terdiri dari lima Kabupaten/ Kota ini memiliki potensi bencana
alam maupun bencana sosial yang setiap saat dapat mengancam kehidupan warganya. Anak-anak,
perempuan, lanjut usia dan penyandang disabilitas merupakan kelompokpaling rentan terdampak
bencana. Kendati demikian, mereka bukan kelompok yang hanya menjadi obyek pelayanan saat terjadi
bencana. Mereka pun dapat berperan dalam memberikan bantuan saat terjadi bencana di shelter atau
tempat pengungsian, contohnya pada Penyandang Disabilitas. Dinas Sosial DIY menginisiasi dan
membentuk DIFAGANA (Difabel Siaga Bencana) pada tanggal 26 November 2017, di Balai Rehabilitasi
Terpadu Penyandang Disabilitas, Pundong, Bantul.
Pembentukan DIFAGANA merupakan yang pertama di Indonesia dan baru ada di DIY. DIFAGANA
adalah bentuk formal keikutsertaan aktif Penyandang Disabilitas, dalam penanggulangan aktivitas
penanggulangan bencana. Pembentukan DIFAGANA berangkat dari keyakinan terhadap kemampuan
Penyandang Disabilitas dalam aktivitas penanggulangan bencana, bahkan dengan nilai tambah empati
dan kepekaan terhadap sesama kelompok rentan dan korban bencana. Saat ini DIFAGANA memiliki 125
personil yang dilantik dalam dua angkatan (Angkatan I, tahun 2017 dan Angkatan II, tahun 2019) dari
Kabupaten/Kota di DIY dengan berbagai jenis kedisabilitasan dengan sebelumnya diberikan Pelatihan
Dasar dan Penguatan Kapasitas oleh para Praktisi, termasuk dari TAGANA DIY.
Dalam kedisabilitasan yang dimiliki, faktanya DIFAGANA telah piawai dan mampu mengemban
berbagai tugas kemanusiaan dalam penanggulangan bencana di DIY bahkan berbagai wilayah di
Indonesia seperti pada bencana gempa bumi Lombok, serta gempa dan tsunami di Palu. Dari
DIFAGANA, masyarakat dapat belajar bahwa dalam kondisi keterbatasan isik sekalipun, masih memiliki
potensi dan berdaya untuk membantu sesama
2. CAMP ASSESSMENT
Gelandangan dan pengemis adalah satu dari sekian masalah sosial yang paling kompleks. Maraknya
gelandangan dan pengemis di DIY pernah membuat DIY dijuluki sebagai “Surganya Gelandangan dan
Pengemis”. Cara penangan yang represif selama ini juga memberi kesan bahwa gelandangan dan
pengemis hanya merupakan objek bagi pemerintah yang menginginkan kebersihan dan ketertiban kota
66
dari “sampah masyarakat”. Hal ini mengakibatkan penanganan gelandangan dan pengemis jauh dari
nuansa “memanusiakan manusia”.
Pemerintah DIY melalui Dinas Sosial bertindak pada tahun 2013, dengan menginisiasi Camp
Assessment sebagai bentuk keseriusan dalam mengatasi masalah tersebut. Seiring penegakan Perda No
1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis di DIY, operasi non yustisi harus
ditindaklanjuti dengan tindakan rehabilitasi sosial. Sementara itu keberadaan Balai/Panti khusus untuk
gelandangan dan pengemis memiliki keterbatasan kapasitas dalam menyelenggarakan pelayanan,
sehingga perlu selektif. Padahal, jumlah gelandangan dan pengemis yang terjaring terus bertambah. Di
sisi lain, tidak semua gelandangan dan pengemis langsung siap memperoleh rehabilitasi sosial di
Balai/Panti yang fokus pada rehabilitasi sosial dasar atau lanjutan. Penanganan gelandangan dan
pengemis yang diselenggarakan langsung melalui sistem panti, penangananya general, tidak fokus pada
variasi kebutuhan, dan kurang dinamis.
Camp Assessment juga berfungsi sebagai “Unit Gawat Darurat” penanganan gelandangan dan
pengemis dengan prinsip memberikan pelayanan bagi gelandangan dan pengemis sebagai Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), dengan tujuan memulihkan fungsi sosial mereka agar dapat
hidup layak dan bermartabat ditengah masyarakat. Pendekatan rehabilitasi sosial menjadi roh utama
dalam pelayanan. Adanya Camp Assessment memberikan pendekatan yang berbeda. Camp Assessment
hadir berbasis shelter yang berfungsi menyaring gelandangan dan pengemis yang membutuhkan
pelayanan atau dipulangkan. Camp Assessment juga menelaah mereka yang membutuhkan pelayanan
khusus seperti trauma healing, layanan lanjut usia, ibu hamil atau menyusui, atau layanan disabilitas.
Hal ini tidak dilakukan di tempat lain. Camp Assessment melakukan akses pada lembaga lintas sektor
dan antar stakeholder, Balai/panti yang relevan. Camp Assessment adalah shelter gelandangan dan
pengemis pertama di Indonesia yang mengusung konsep ‘filtering’ sebelum menempuh pelayanan
selanjutnya atau sebelum dipulangkan. Dengan demikian, pelayanan terhadap gelandangan dan
pengemis dapat diselenggarakan secara tepat dan berkesinambungan.
Daftar Aset Dinas Sosial (Gabung)
Top Related