Download - Laporan Kasus Tumor Mammae

Transcript

LAPORAN KASUSCARCINOMA MAMMAE

Disusun oleh:Muhammad Fatony Hadikusuma

Pembimbing : dr. H. Lili K. Djoewaeny, Sp.B

STASE KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RSUD CIANJURFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA20142

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis masih diberi kesehatan dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan kasus dengan judul Carcinoma Mammae ini.Penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr.H.Lili K. Djoewaeny, Sp.B yang telah membimbing dalam pembuatan laporan kasus ini dan juga kepada seluruh tim yang memberikan dorongan baik moril maupun spiritual dalam proses penyusunan laporan kasus sehingga dapat berjalan dengan lancar.Laporan kasus ini disusun dari kasus pasien bedah, dan penyusunan tinjauan pustaka dari beberapa referensi antara lain textbook ilmu bedah, beberapa jurnal yang dibuat oleh dokter spesialis bedah. Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan pembuatan laporan kasus selanjutnya.Demikianlah , semoga penyusunan laporan kasus ini bermanfaat. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua perhatiannya.

Jakarta, Oktober 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada perempuan, baik di negara maju maupun negara berkembang dan merupakan pembunuh nomor satu pada perempuan. Insiden kanker payudara di negara berkembang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya harapan hidup, urbanisasi, dan pola hidup. Saat ini kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 di Indonesia, dan dari tahun ke tahun, insiden ini terus meningkat.Meski sudah terdapat berbagai strategi untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya kanker payudara, tetapi hal tersebut masih sulit untuk dikurangi di negara-negara yang pendapatannya rendah dan sedang, sehingga kejadian tersebut lambat di diagnosis. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting sebagai dasar untuk mengendalikan kanker payudara, sehingga angka harapan hidup menjadi tinggi.Berdasarkan data Global Burden of Cancer, angka kasus kanker payudara di Indonesia adalah 26 per 100.000 perempuan, dan data Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2007 menunjukkan kejadian kanker payudara mencapai 26,69%, lebih tinggi dari kanker mulut rahim yang angkanya 17%.

BAB IILAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIENNama: Ny. JUsia: 55 tahunStatus : MenikahPekerjaan: Ibu rumah tangga/TKWSuku/Kebangsaan : Sunda/IndonesiaPendidikan: SDAgama: IslamAlamat : Cipulus Rt.01 Rw.02 Ds. Pancadegan Kec. PagelaranCM : 641590Tgl. Masuk RS: 4 Juni 2014

ANAMNESIS Autoanamnesis pada tanggal 29 September 2014

Keluhan Utama: Benjolan di payudara kanan bawah sebesar telur puyuh sejak tahun 2007.

Riwayat Penyakit SekarangTerdapat benjolan pada payudara kanan bawah, pasien pertama kali menyadarinya pada saat mandi. Ukurannya sebesar telur puyuh. Ketika dipegang lunak, bisa digerakkan, dan nyeri. Selama 2 tahun benjolan tidak membesar. Benjolan semakin membesar sebesar telur angsa setelah dilakukan operasi pada Juni 2014. Ada perubahan warna pada kulit payudara, tidak ada cairan, darah, atau nanah yang keluar dari puting. Pasien tidak merasakan adanya benjolan diketiak maupun dilokasi lainnya. Tidak ada sesak dan tidak ada nyeri tulang, BAB normal dan BAK normal.

Riwayat Penyakit DahuluSebelumnya pasien tidak mengalami keluhan seperti ini.

Riwayat HaidPasien pertama kali mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Siklus 28 hari. Lama haid 7 hari. Haid pasien tidak teratur, kadang maju/mundur. Saat haid tidak sakit dan hingga kini pasien sudah menopause.

Riwayat Melahirkan Pasien menikah 3 kali. Pernikahan pertama pada usia 12 tahun usia pernikahan 2 bulan. Tidak memiliki anak. Pernikahan kedua pada usia 12 tahun dengan usia pernikahan 3,5 tahun. Tidak memiliki anak. Pernikahan ketiga pada usia 15 tahun, memiliki 3 orang anak. Anak pertama lahir pada tahun 1980, lahir spontan, dirumah, ditolong oleh paraji. Meninggal usia 2 tahun karena sakit. Anak kedua lahir pada tahun 1985, lahir spontan, dirumah, ditolong oleh paraji. Dan anak ketiga lahir pada tahun 1991, lahir spontan, dirumah, ditolong oleh paraji.

Riwayat MenyusuiSemua anak diberikan ASI lengkap selama 2 tahun.

Riwayat PengobatanPasien tidak menggunakan KB sama sekali. Pasien sering menggunakan obat-obat pegal.

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada dari keluarga pasien dan orang tua pasien yang memiliki penyakit keganasan.

Riwayat AlergiPasien menyangkal adanya alergi makanan, obat-obatan, dan suhu.

Riwayat PsikososialPasien mengaku sering makan-makanan cepat saji dan makanan berlemak. Tidak merokok dan meminum alkohol.

Riwayat Operasi dan Radiasi:Riwayat operasi biopsi dan sudah menjalani kemoterapi sebanyak 5 kali di RSUD Cianjur.

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan UmumKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran :Compos Mentis Vital SignBP:120/70 mmHgHR:68x/menitRR:19x/menitSuhu:36.5o C Status GeneralisKepala:Normochepal, rambut tebal, tidak mudah rontokMata: - Diameter Pupil : 3 mm/3 mm Refleks pupil : +/+, isokor Konjungtiva : anemis -/- Sklera : ikterik -/-Telinga: Sekret (-)/(-)Hidung: Pernapasan cuping hidung (-)/(-), secret (-)/(-)Mulut: Mukosa bibir lembab, tremor lidah (-), typhoid tongue (-) Leher: Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-), distensi vena jugularis (-)

Thorax:Paru-paru Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal fremitus sama simetris bilateral. Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru Auskultasi : vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung BJ I dan II murni regular Murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi: distensi abdomen (-), luka bekas operasi (-) Palpasi: Supel, Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-) Perkusi: Timpani di seluruh kuadran abdomen Auskultasi: Bising usus (+) normal.Ekstremitas atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Ekstremitas bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Status LokalisAt regio mammae dextra Inspeksi: tampak benjolan di kuadran luar bawah mammae (+), nipple rectracted (-), hiperemis (+), peau d orange (+) palpasi : Teraba benjolan konsistensi keras, permukaan licin, terfiksir(+), ukuran kurang lebih d=8 cm, nyeri (-), niplle discharge (-) darah (-)

At regio mammae sinistraTidak ditemukan adanya benjolan, retraksi putting (-), peau d orange (-), discharge (-), dimpling (-), perubahan warna kulit (-), venektasi (-)

At region Axilla Dextra dan SinistraTidak ditemukan adanya benjolan dan tidak ada pembesaran KGB.At region Supraklavikula Dextra dan SinistraTidak ditemukan benjolan dan tidak ada pembesaran KGB.

ResumePasien datang ke RS dengan keluhan benjolan pada payudara kanan bawahDiagnosa Banding

Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan laboratorium

Hasil Pemeriksaan USG

Diagnosis Kerja Carcinoma Mammae Dextra T4BN0M0BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sejarah Penyakit

Kanker mammae dengan sebab yang tidak jelas telah menarik perhatian ahli bedah selama berabad-abad. Meskipun telah dilakukan penelitian sejak beribu-ribu tahun yang lalu dan pengembangan penatalaksanaan sesuai dengan perkembangan zaman, kanker mammae tetap menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang khususnya kaum wanita.1 Bedah Papyrus Smith (3000-2500 SM) merupakan dokumen tertua yang merujuk tentang kanker mammae. Disebutkan bahwa tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kanker mammae. Beberapa penelitian terus dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut sampai akhirnya pada abad ke 19, Moore dari Middlesex Hospital, London menyarankan pengangkatan seluruh payudara dan kelenjar limfe sekitar yang terlibat untuk menangani kanker mammae. Bukan hanya tindakan bedah yang dilakukan pada saat itu tetapi juga mulai dikembangkan radioterapi dan kemoterapi.1Akhirnya sejak tahun 1970-an, didapat kemajuan besar dalam mengintegrasikan operasi, radioterapi dan kemoterapi untuk mengendalikan kanker mammae, meningkatkan kelangsungan hidup penderita dan meningkatkan peluang mempertahankan payudara.1 Hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian-penelitian dan upaya-upaya untuk menangani kasus kanker mammae secara tepat sesuai dengan stadium kanker. Mengenai penyebab kanker mammae, pada tahun 1990, Marrie-Clare King melaporkan melalui sebuah penelitian bahwa faktor yang paling berperan dalam perkembangan kanker mammae adalah mutasi gen.3 Diperkirakan sebesar 5-10% kasus kanker mammae disebabkan oleh faktor herediter terutama pada wanita yang mengidap kanker mammae pada usia muda ( 5 cm tanpa mengenai nodal dan belum bermetastasis.

Stage IIIIIIA : T0 N2 M0 T1 N2 M0, T2 N2 M0 T3 N1 M0, T3 N2 M0

IIIB : T4 anyN M0, anyT N3 M0

Kanker payudara >5 cm dengan keterlibatan nodal atau sebagian kanker dengan nodal aksila yang tidak dapat digerakkan, atau keterlibatan ipsilateral internal mammae linfenodus, atau kanker yang mengenai kulit, pectoral dan fiksasi dinding dada, edema, atau gejala karsinoma inflammatory, jika metastasis jauh tidak ditemukan.

Stage IVanyT anyN M1Kanker payudara dengan metastasis jauh (termasuk ipsilateral supraclavikula limfe nodus)

American Joint Committee on Cancer Staging (Kelompok Stadium dan Angka Harapan Hidup)2StageAngka harapan hidup 5 tahun

I92 %

II87 %

III75 %

IV13 %

3.9 Screening dan Deteksi Dini Mastektomi ProfilaksisProsedur ini dapat dilakukan pada wanita dengan resiko terkena kanker mammae yang sangat tinggi, tetapi walaupun sesudah dilakukan mastektomi total sebagai pencegahan tetapi tidak ada garansi bahwa tidak akan terjadi kanker mammae karena jaringan mammae masih bisa tersisa dalam tubuh.71. Mastektomi sederhana dan oprerasi rekontruksia. Pasien dengan penyakit jinak payudara dan riwayat kanker mammae bilateral atau premenopausal dikeluarga.b. Pasien dengan riwayat kanker mammae sebelumnya dan penyakit fibrokistik pada payudarac. Pasien dengan LCIS 2. Umur untuk Mastektomi profilaksisUmur tidak begitu ditentukan jika seseorang ingin melakukan mastektomi profilaksis karena beresiko tinggi terkena kanker mammae, tetapi disarankan setelah usia mencapai 30 tahun. Screening payudara masih contoversial, karena keuntungan mendeteksi dini lesi yang masih kecil belum ditetapkan. ACS sangat merekomendasikan deteksi dini kanker payudara dengan cara:1. Memeriksa payudara sendiri (sadari) setiap bulan untuk semua wanita di atas 20 tahun dan postmenopause. Untuk wanita premenopause sebaiknya melakukan pemeriksaan sendiri 5 hari setelah akhir siklus menstruasi.2. Pemeriksaan fisik oleh dokter setiap 3 tahun untuk wanita usia 20-40 tahun3. Mammografia. Melakukan mammografi tahunan dilakukan untuk mengurangi angka kematian akibat kanker payudara pada wanita di atas 50 tahunb. ACS merekomendasikan mammogram sekali pada usia 35-39 tahun, mamogram tiap 1-2 tahun untuk wanita di atas usia 40 tahun dan setiap tahun untuk wanita berusia > 50 tahun.7

3.10 Terapi Terapi pembedahan:1. Sentinel Lymphe Node DissectionMetode ini akurat untuk wanita dengan dengan ukuran tumor T3N0 karena hapir 75% didapatkan metastasis ke kelenjar getah bening axilla pada pemeriksaan histologik. ASCO merekomendasikan Sentinel Lymphe Node Dissection dilakukan pada pasien stadium awal kanker mammae.72. Breast Conservation Therapy (BCT)BCT termasuk pada reseksi dari kanker primer regional dengan batas normal jaringan payudara, terapi radiasi adjuvant, dan penilaian status kelenjar getah bening regional. Biasanya BCT dilakukan pada kanker mammae stadium I dan II.2 Radical mastectomy : reseksi dari semua jaringan payudara, node axilla dan m.pectoralis mayor & minor. Simple mastectomy : reseksi semua jaringan payudara Lumpectomy dan axillary node dissection : reseksi massa tanpa jaringan normal dan dilakukan axillary node disection, kosmetika lebih baik.23. Rekonstruksi Payudara dan Dinding DadaTujuannya adalah bedah rekonstruktif pasca mastektomy untuk penutupan luka dan rekonstruksi payudara.2

Terapi Non Bedah :1. Terapi radiasi Digunakan pada semua stadium kanker payudara tergantung pada apakah pasien telah menjalani BCT atau mastektomi. Terapi radiasi adjuvant diberikan untuk mengurangi risiko kekambuhan lokal. Diberikan apabila ditemukan keadaan sbb. : Setelah tindakan operasi terbatas (BCS). Tepi sayatan dekat ( T > = 2) / tidak bebas tumor. Tumor sentral/medial. KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsuler.2. Kemoterapi Kemoterapi adjuvantMengurangi kemungkinan kekambuhan dan kematian pada wanita usia 70 tahun dengan kanker payudara stadium I, IIA atau IIB. Kemoterapi adjuvant diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Obat yang diberikan adalah kombinasi siklofosfamid, metotreksat, dan 5-fluorourasil (CMF) selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause, sedangkan yang pascamenopause diberikan terapi adjuvant hormonal berupa pil antiestrogen. Kemoterapi neoadjuvant Kemoterapi yang diberikan sebelum dilakukannya operasi. Terapi endokrin neoadjuvant Terapi paling banyak digunakan pada wanita usia lanjut yang dianggap kondisinya buruk untuk pembedahan ataupun kemoterapi. 3. Terapi hormonal Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh. Tamoxifen : - selektif reseptor estrogen yang memblok pengambilan estrogen oleh jaringan target. Efek samping : hot flashes, menstruasi yang tidak teratur, thromboemboli, meningkatkan resiko kanker endometrium. Untuk lebih efektif kombinasikan tamoxifen dengan kemoterapi.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F. Charles, dkk. Oncology at Schwartzs Principles of Surgery Eight Edition. Mc Graw Hill: United State of America. 2005.2. Stead, Latha. G, dkk. The Breast at First Aid for The Surgery Clerkship. Mc Graw Hill. United State of America. 2003.3. Jatoi, Ismail, dkk. Atlas of The Breast Surgery. Springer. New York. 2006.4. Pass, Helen. A. Benign and Malignant Disease of The Breast at Surgery Basic Science and Clinical Evidence. Jeffrey A Norton Springer. New York. 2001.5. Winer, Eric. P. Malignant Tumor of The Breast at Cancer Principles and Practice of Oncology. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America. 2001.6. Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston textbook of Surgery. Elsivier. United State of America. 2008.7. Haskell, Charles M and Dennis A. Casciato. Breast Cancer at Manual of Clinical Oncology Fourth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America. 2000.