KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis instumen adalah cabang dari analisis kimia yang
membahas mengenai analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan perangkat instrumen yang memadai.
Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks
adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk
penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap
radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar
tampak (400 –800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan
penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
Kalibrasi merupakan suatu proses untuk menyesuaikan keluaran
atau idikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan
besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Kalibrasi alat sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap
alat ukur proteksi radiasi harus di kalibrasi secara periodik oleh
instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan
nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai
antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus dikoreksi dengan
suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi ( Fk ). Dalam
melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus dikalikan
dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai
satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang
mempunyai faktor kalibrasi sama dengan satu
Biasanya, kalibrasi dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan – bahan acuan yang tersertifikasi.
Pengamatan ini didukung oleh kecermatan, ketelitian,
keterulangan, sensitivitas, kelurusan, kepemilahan, kemantapan atau
ketahanan dan kestabilan dari suatu metode analisis yang dipakai.
Meskipun pengukuran menggunakan instrumen analisis yang serba
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
modern, namun hasil analisis tidak akan lepas dari galat/kesalahan
yang sistimatik dan tidak-sistimatik.
Oleh karena itu, perlunya diadakan atau dilakukannya
kalibrasi suatu alat untuk menentukan nilai kebenaran pengukuran
secara konvensional dengan cara membandingkan dengan standar
yang telah ditentukan untuk meminimalisir kesalahan yang
kemungkinan terjadi.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara kalibrasi dengan menggunakan spektrofotometer.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara kalibrasi skala absorbansi, resolusi spektrofotometer
dan penentuan adanya sesatan (stray radiation) dengan
menggunakan alat spektrofotometer.
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kalibrasi, umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan
suatu output atau indikasi dari suatu alat/instrument pengukuran agar
sesuai dengan besaran/satuan dari standar yang digunakan dalam
akurasi/range tertentu. Contohnya, micrometer dapat dikalibrasi
sehingga kesalahan pembacaan atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga micrometer
tersebut menunjukan ukuran yang sebenarnya dalam milimeter pada
titik-titik tertentu di skala (Day, 1981).
Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Pengukuran
merupakan suatu kegiatan membandingkan antara objek ukur dengan
alat ukur ,sehingga dapat besaran yang didapatkan dari suatu
pengukuran dapat diwakili dalam bentuk angka-angka yang dapat
memudahkan pemgamatan dan pengolahan lebih lanjut (Morris,
2001).
Prinsip dari kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan
mengukur bobot suatu volume air destilasi yang dikeluarkan oleh alat
ukur volume. Bobot ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air
pada suhu pengukuran volume tersebut diakukan sehingga dapat
ditentukan nilai ketepatannya (Pyzdek, 2003).
Analisi farmasi melibatkan penggunaan sejumlah tekhnik dan
metode analisis (posedur analisis) untuk memperoleh aspek kualitatif,
kuantitatif dan informasi struktur molekul dari suatu senyawa obat
pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Prosedur analisis
harus memenuhi syarat ketetapan, ketelitian dan selektifitas sesuai
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
dengan metode resmi dalam Farmakope Indonesia. Juga termasuk
penggunaan alat dan bahan untuk analisis harus dilakukan kalibrasi
(standarisai) agar memenuhi syarat ketetapan, ketelitian dan
selektifitas. Pendekatan dalam analisis farmasi meliputi : instrumen
analisis, alat- alat ukur, wadah. Bahan- bahan yang digunakan terdiri
dari bahan baku (senyawa murni) pereaksi dan sampel (Baitz, 2012).
Semua alat ukur dan alat uji yang diidentifikasi sebagai bagian
dari sistem mutu harus dikalibrasi dan dipelihara secara tepat. Hal ini
mencakup semua instrumen selama proses yang diidentifikasi
sebagai instrumen mutu yang penting dan juga alat uji yang
digunakan dalam laboratorium. Program pengawasan harus meliputi
standarisasi atau kalibrasi pereaksi, instrumen peralatan, alat ukur,
dan alat pencatat pada interval waktu yang sesuai, berdasarkan
program tertulis yang telah ditetapkan yang mengandung petunjuk,
jadwal, batas ketelitian dan ketepatan yang spesifik, serta ketentuan
mengenai tindakan perbaikan bila batas ketelitian da ketepatan yang
spesifik, serta ketentuan mengenai tindakan perbaikan bila batas
ketelitian dan atau/ ketepatan tidak terpenuhi. Pereaksi instrumen,
peralatan, alat ukur dan alat pencatat yang tidak memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan tidak boleh digunakan untuk membuktikan
bahwa produk memenuhi spesifikasi (Saidah, 2007).
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu
alat ukur dengan kalibrasi berikut berikutnya . Periode kalibrasi
tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis
alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau
penyimpanan dan tingkat ketelitianya.Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau
gabungan dari keduanya (Fauzi, 2008).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di
dasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik . cahaya terdiri dari
radiasi terhadap masa mata manusia peka. Gelombang dengan
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
panjang gelombang beraliran akan menimbulkan cahaya yang
berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan panjang panjang ini
akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh sprektum
nampak 400 – 760 nm (Khopkhar, 1990).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrifotometri bahwa
metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan
kuantitatif zat yang sangat kecil (Petrucci, 1987)
Dalam analisis spektrofotometri suatu sumber radiasi yang
menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini,
dipilih panjang –panjang gelombnag tertentu dengan lebar pita kurang
dari 1 nm (Rohman, 2007)
Cahaya putih meliputi seluruh spektrumnampak 400 – 760 nm.
Jangka panjang gelombang kasar, yaitu (Suwandri. Dkk, 2006) :
Ultraviolet < 400 nm , k 570 – 590 nm
Violet 400 – 450 nm , jingga 590 – 620 nm
Biru 450 – 500 nm, merah 620 – 760 nm
Hijau 500 – 570 nm , inframerah > 760 nm.
Spektrofotometri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopik
menggunakan sumber REM ultraviolet dekat (190 – 380 nm) dan
sinar tampak, visible (380– 780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer.Spetrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik
yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
penggunaannya lebih banyak untuk analisis kuantitatif (Suwandri.
Dkk, 2006).
Spektrum UV-Vis tidak dalam bentuk garis spektrum akan tetapi
sebagai pita spektrum, hal tersebut disebabkan beberapa jenis
transisi elektronik pada suatu gugus molekul yang saling tumpang
tindih. Kadang terbentuk dua atau lebih pita spektrum UV-Vis yang
diberikan oleh molekul yang strukturnya lebih kompleks, karena terjadi
beberapa macam transisi elektronik (Khopkar, 1990).
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap
sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang
berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang
dipakai, antara lain (Khopkhar, 1990) :
Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap
terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.
Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis
2.2Uraian Bahan
1. Aquadest (FI Edisi III hal : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau.
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan, pelarut.
2. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICIUM
Nama Lain : Asam Sulfat
RM : H2SO4
BM : 96,08
Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak , tidak berwarna
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas
BJ : 1,84
Titik Leleh : 340°C
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
Kegunaa :Digunakan dalam pembuatan pupuk, bahan
peledak, dan asam lainnya, kertas, lem, minyak
tanah, campuran logam.
3. Kalium klorida(FI Edisi III hal.329)
Nama resmi : KALII CHLORIDA
Nama lain : Kalium klorida
Berat molekul : 74,55
Rumus molekul : KCl
Pemerian :Hablur berbentuk kubus atau berbentuk
prisma,tidak berwarna atau serbuk putih,
tidak berbau,rasa asin,mantap di udara
Kelarutan :Larut dalam 3 bagian air,sangat mudah larut
dalam air mendidih,praktis tidak larut dalam
etanol mutlak P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Sumber ion kalium
4. Kalium Bikromat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : KALII BICROMAS
Nama lain : Kalium bikromat
RM/BM : K2Cr2O7 / 294,192
Kandungan : Tidak kurang dari 99.8% K2Cr2O7
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; merah
jingga
Kelarutan : Larut dalm air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
2.3Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
1. Kalibrasi Spektrofotometer
a. Kalibrasi skala absorbansi : Dibuat larutan kalium bikromat
0,0065% dalam H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan penentuan
absorbansi larutan pada (nm) ג 235, 237, 313, dan 350.
Hitunglah nilai ∑n=1
1 %
❑ masing – masing ,tersebut ג sehingga
diperoleh hubungan antara (nm) ג kalium bikromat dengan
kisaran nilai ∑n=1
1 %
❑, seperti pada table berikut ini :
(nm) גnilai ∑
n=1
1 %
❑
235 122,9 -126,2
257 142,4 – 145,7
313 47,0 – 50,3
350 104,9 – 108,2
b. Kaibrasi skala panjamg gelombang (λ) : Dibuat larutan
holmium perklorat 5% b/v, kemudian diukur absorbansinya pada
beberapa panjang gelombang maksimum (λ maks) larutan
tersebut. Adapun kalibrasi panjang gelombang yang
diperkenankan apabila diperoleh nilai absorbansi maksimum
pada kisaran λ maks 241 ± 1 nm ; 287,15 ± 1 nm; dan 361,5 1
nm.
c. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer :
Dilakukan pengujian dengan laturan toluene 0,02 % b/v dalam
heksan, kemudian dilakukan pengukuran absorbansi pada 269 ג
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
nm dan 266 nm. Farmakope inggris mensyaratkan bahwa rasio
antara absorbansi larutan ini pada 269 ג nm terhadap absorbansi
pada 266 ג nm harus >1,5
d. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) : Dilakukan
pengukuran nilai absorbansi larutan KCI 1,2 % b/v dalam air
terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm. Jika
absorbansi larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan
sinar, sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan atau
perlu dilakukan perbaikan.
2. Penentuan Bobot Konstan Bahan Obat
Timbang seksama lebih kurang 500 mg bahan obat yang telah
dikeringkan dalam wadah cawan penguap yang bobotnya telah
dikalibrasi, kemudian keringkan pada suhu 105° selama 1 jam
dalam oven, setelah didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang
kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan berturut-turut
terhadap bahan yang dikeringkan berbeda tidak lebih dari 0,5 mg
tiap gram yang ditimbang, maka bahan dinyatakan telah mencapai
bobot tetap atau bobot konstan.
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang
pengaduk, cawan penguap, desikator, erlenmeyer, gelas kimia, gelas
kimia, gelas ukur, labu takar, oven, pipet volum spektrofotometer uv-
vis, timbangan analit, kuvet .
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aluminium foil, aquadest, larutan kalium bikromat 0,0065%, kalium
klorida 1,2% H2SO4 0,005 M, toluena, n – heksan.
3.3 Cara Kerja
1. Kalibrasi Skala Absorbansia. Dibuat larutan kalium bikromat o,oo65% dalam H2SO4 0,005 Mb. Dilakukan penentuan absorbansi larutan pada panjang
gelombang 235, 257, 313, dan 350.c. Dihitung nilai masing-masinh pada panjang gelombang tersebutd. Dihubungkan nilai yang diperoleh yaitu panjang gelombang
kalium bikromat dan nilai jumlah kisaran pada setiap panjang gelombang
2. Penentuan resolusi spektrofotometria. Dilakukan pengujian dengan larutan toluen 0,02% b/v dalam
heksan.b. Diukur absorbansinya pada beberapa panjang gelombang 266
nm dan 269 nm.c. Dihitung nilai absorbansinya
3. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)a. Dilakukan pengukuran nilai absorban larutab KCl 1,2% b/v
dalam air terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nmb. Dihitung nilai absorbansinya
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
a. Kalibrasi skala absorbansi
(nm) גNilai ∑
1cm
1 %
❑Nilai Absorban
235 122,9 – 126,2 0,922
257 142,4 – 145,7 1,046
313 47,0 – 50,3 0,357
350 104,9 – 108,2 0,768
Perhitungan :
∑n=1
1 %
❑ = Ab .c
∑n=1
1 %
❑= 0,9 221 x 0,0065
= 141,84 235
∑n=1
1 %
❑= 1,0461 x 0,0065
=160 , 92 257
∑n=1
1 %
❑ = 0,3571 x 0,0065
=54,92 313
∑n=1
1 %
❑ = 0,7 681 x 0,0065
=118,15 35
b. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer
(nm) ג Absorban
266 0,204
269 0,222
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
c. Penentuan adanya sesatan sinar
Absorban : 1.608 pada panjang gelombang 200 nm
Kesimpulan : nilai absorbansi ≤ 2,00
Terjadi sesatan sinar sehingga spektrofotometer tidak layak untuk di gunakan
4.2 Pembahasan
Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang
berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat dari
suatu sanyawa yang akan dianalisis. Metode analisis adalah
penetapan yang spesifik dari suatu teknik analisis untuk memecahkan
persoalan analitik.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat
ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Pada percobaan ini, akan dilakukan kalibrasi alat dan bahan.
Prinsip dari kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur
bobot suatu volume air destilasi yang dikeluarkan oleh alat ukur
volume. Bobot ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada
suhu pengukuran volume tersebut diakukan sehingga dapat
ditentukan nilai ketepatannya
Hasil analisis kimia harus terjamin kebenarannya. Berarti data
yang disajikan harus memenuhi persyaratan tingkat ketelitian,
ketepatan, dan kesesuaian antara hasil analisis dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Oleh karena itu, perlunya diadakan atau dilakukannya kalibrasi
suatu alat untuk menentukan nilai kebenaran pengukuran secara
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
konvensional dengan cara membandingkan dengan standar yang
telah ditentukan untuk meminimalisir kesalahan yang kemungkinan
terjadi.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian kadar Absorban dari
Kalium bikromat dalam dengan metode spektrofotometer UV-VIS.
beberapa cara, salah satunya adalah dengan kalibrasi dengan skala
absorbansi. Caranya yaitu dengan dibuat larutan kalium bikromat
0,0065 % dalam H2SO4 0,005 M. Setelah itu ditentukan absorbansi
dari larutan pada panjang gelombang 235, 257, 313 dan 350,
kemudian dihitung nilai masing-masing pada panjang gelombang
tersebut dan selanjutnya dihubungkan nilai yang diperoleh tersebut,
yaitu panjang gelombang kalium bikromat dan nilai jumlah kisaran
pada setiap panjang gelombang tersebut. Menurut literature nilai
absorban dari kalium bikromat yang tertera pada tabel. Dimana hasil
kaliberasi dari bahan kalium bikromat yang didapatkan pada panjang
gelombang yang berbeda berada di atas range. Ini artinya alat dan
bahan yang digunakan dalam kondisi tidak baik.
Kemudian setelah itu di lakukan pengujian skala resolusi dari
larutan tolune 0,02 % dalam n-heksan. Didapatkan hasil pada
pengamatan adalah pada panjang gelombang 266 didapatkan nilai
0,204 dan panjang gelombang 269 didapatkan nilai 0,222 dimana
berada di bawah range yang ada pada literature yaitu harus >1,5. Ini
artinya alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi tidak baik.
Dan terakhir dilakukan pengujian sesatan sinar dari larutan KCL
1,2% dalam air. Didapatkan hasil pada pengamatan adalah 1,608
dimana berada di bawah range yaitu 2,00. Ini artinya alat dan bahan
kurang baik karena memiliki sesatan sinar.
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kaliberasi yang dilakukan pada alat dan
bahan yang telah di ukur dan dibandingkan. Maka dapat disimpulkan
bahwa alat dan bahan kurang baik karena nilai absorbansi yang
berada di luar range, nilai daya pisah yang kurang, dan memiliki
sesatan sinar yang cukup tinggi.
5.2 Saran
Alat yang digunakan seharusnya di rawat dan di jaga dengan baik
setiap harinya. solusinya yaitu diadakan seorang operator.
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN
DAFTAR PUSTAKA
Day, R. A. & A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Fauzi, Ahmad. 2008. “Fisika. Gravindo Media Pratama “: Jakarta.
Keenan, Charles W. 1992. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar Prinsip & Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Erlangga. Jakarta.
Pyzdekt .2003.”Quality Engineering handbook”.ISBN.
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Saidah, Rina. 2007. “Pemastian Mutu Obat”. EGC : Jakarta
Suwandri & H. Diastuti. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Kimia Serta Uji Aktivitas Anticandidaisis Serbuk Daun Sirih Duduk (Piper sarmentosum Roxb.Ex Hunter). Jurnal Kimia Vol.1 No.1: 22.Sudjadi. 2010. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Tim dosen. 2015. Penuntun Praktikum Analisis Instrumen Farmasi. UIT : Makassar
ARIN RIZKI TALIB JAHIRIA IPAENIN15020130082
Top Related