0
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Teknologi komputer merupakan suatu fenomena kemajuan yang tidak dapat
dihindari oleh manusia. Dapat dikatakan saat ini tidak ada suatu organisasipun yang tidak
mengenal komputer. Kita melihat organisasi pemerintahan yang terkecil seperti kantor
kelurahan atau kantor desa juga memanfaatkan internet untuk mengakses informasi.
Penggunaan teknologi komputer membuat banyak urusan yang semula sulit dan rumit
menjadi mudah dan sederhana.
Ada dua macam teknologi komputer yang biasa digunalan oleh lembaga di
masyarakat, yaitu teknologi komputer yang menuntut interaksi karyawan komputer, dan
jenis kedua yaitu teknologi komputer yang menuntut interaksi pelanggan-komputer (Rose,
2006) jenis pertama teknologi komputer digunakan untuk meningkatkan produktivitas
karyawan dan efisiensi organisasi. Misalnya, penyusunan laporan yang semula diselesaikan
dalam waktu lama, kemudian dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat
karena menggunakan komputer. Jenis teknologi komputer kedua, sering disebut self-service
technologi, karena pelanggan/nasabah yang semula memperoleh layanan dari organisasi
dengan bantuan karyawan, kemudian untuk memperolah layanan yang sama pelanggan
langsung dilayani oleh komputer. Teknologi komputer jenis kedua saat ini terutama banyak
digunakan dalam dunia perbankan, yaitu memanfaatkan jaringan internet, yaitu yaringan
komputer global, dimana pengguna dengan komputernya tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu dapat melakukan transaksi tertentu. Teknologi semacam ini disebut internet banking
atau e-banking meliputi aktivitas pengecekan saldo rekening, transfer dana antar rekening
2
atau antar bank, dan pembayaran tagihan seperti listrik, telepon dan kartu kredit.
Keuntungan yang diperoleh nasabah dari adanya internet banking adalah banyaknya waktu
dan tenaga yang dihemat karena layanan itu dapat dilakukan di mana dan kapan saya
sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung.
Walaupun terdapat sejumlah manfaat yang dinikmati oleh nasabah, dalam
kenyataanya terdapat masalah yang dihadapi oleh fihak bank terkait dengan isu adopsi
teknologi baru. Apabila terjadi introduksi teknologi, ada sebagian warga masyarakat yang
resisten, artinya ingin bertahan dengan teknologi lama yang sedang digunakan atau dengan
kata lain tidak mau menerima inovasi (Robbins, 1996). Pertama, mereka adalah individu
yang merasa khawatir terhadap kehadiran teknologi baru inu akan merugikan
kepantingannya, yaitu dirinya akan tergusur oleh teknologi baru itu. Hal ini berlaku
terutama pada penggunaan teknologi jenis pertama yang menghemat penggunaan tenaga
manusia dalam suatu organsisasi. Atau sekurang-kurannya karena penggunaan teknologi
baru menyebabkan seseoran menjadi tergeeser posisinya yang lama, dan ia harus menduduki
posisi baru yang mungkin masih asing baginya, sehingga memerlukan perjuangan untuk
adaptasi. Kedua, interoduksi teknologi jenis kedua menimbulkan efek psikologis bagi
nasabah. Mungkin nasabah berpikir, apakah teknologi baru itu bermanfaat, mudah
digunakan, aman digunakan dalam bertransaksi dan nyaman menggunakannya. Pertanyaan
pertama itu penting karena pada dasarnya setiap individu akan mengerjakan sesuatu yang
member manfaat baginya atau meningkatkan kinerjanya. Pertanyaa kedua penting, karena
orang akan mengerjakan sesuatu yang dia percaya bahwa dirinya mampu mengerakan tanpa
kesulitan. Pertanyaan ketiga yaitu aman digunakan itu juga penting, karena teransaksi
perbankan menyangkut uang dan kerahasiaan. Sedangkan pertanyaa keempat penting karena
3
seseorang perlu merasa nyama pada waktu mengerjakan sesuati. Berdasarkan latar belakan
tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh
Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kepercayaan, dan Persepsi
Kenyamanan terhadap Minat menggunakan Internet Banking : (Suatu studi pada
Mahasiswa STIE Satria Purwokerto di Kota Purwokerto).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut
1. Apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking?
2. Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking?
3. Apakah persepsi kepercayaan berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking?
4. Apakah persepsi nyaman berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh variabel- variabel persepsi
manfaat, persepsi kemudahan, persepsi kepercayaan dan persepsi nyaman menggunakan
masing-masing terhadap minat menggunakan internet-banking.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Tehnology Acceptance Model (TAM) Davis dan Bagozzi
Hadirnya internet banking di Indonesia dapat disebut sebagau suatu revolusi dan
juga suatu inovasi yang memanfaatkan kemajuan teknologi informatika dan komputer dalam
pelayanan perbankan. Setiap introduksi inovasi menimbulkan reaksi dikalangan masyarakat
yang menjadi sasaran, yaitu menerima atau menolak inovasi itu. Technology Acceptance
Model (TAM) dari Davis dan Batozzi (1989) merupakan teori dasar perulaku yang dapat
menjelaskan perilaku manusia dalam menghadapi introduksi teknologi baru. Menurut teori
tersebut ada dua pertimbangan manusia menerima atau menolak suatu inovasi. Pertama,
pertimbangan manfaat. Artinya keputusan menerima atau menolak inovasi ditentukan oleh
sejauh mana manfaat yang diperolah oleh pengguna dari menggunakan teknologi itu.
Kedua, pertimbangan kemudahan menggunakan teknologi itu. Apabila teknologi itu mudah
digunanan, maka individu cenderung mentimanya. Sebaliknya, apabila teknologi itu sulit
digunakan, maka orang cenderung menolaknya.
Atas dasar uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1 : Persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat menggunakan internet
banking
Hipotesis 2 : Persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan
internet banking
B. Kepercayaan Menurut Lau dan Lee dalam Tjini (2012) yang dimaksud kepercayaan adalah
kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu.
5
Hasil penelitian Suh dan Han pada tahun 2002 (Tjini, 2012) menunjukkan bahwa
kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat menggunakan internet banking.
Demikian pula Al Somali et al (2008) menyebutkan bahwa kepercayaan berpengaruh
terhadap minat menggunakan internet banking.
Atas dasar uraian diatas peneliti menumuskan hipotesis sebagai berikut
Hipotesis 3: Persepsi kepercayaan berpengaruh terhadap minat menggunakan
internet banking pada Mahasiswa STIE Satria Purwokerto dikota
Purwokerto.
C. Kenyamanan
Menurut Pikkarnaen dalam Davis (Tjini 2012), yang dimaksud kenyamanan adalah
Keandalan dimana seseorang individu menggunakan suatu teknologi dalam melakukan
aktivitasnya dianggap meyenangkan untuk dirinya sendiri . Penelitian Qureshi (2008)
menyebutkan bahwa kenyamanan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan online
banking.
Atas dasar uraian diatas peneliti menumuskan hipotesis sebagai berikut
Hipotesis 4: Persepsi kenyamanan berpengaruh terhadap minat menggunakan
internet banking pada Mahasiswa STIE Satria Purwokerto dikota
Purwokerto.
D. Minat Menggunakan Internet Banking
Menurut Allport (1956) sikap adalah predisposisi yang dipelajari untuk merespon
terhadap uatu objek dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Niat dibedakan dari perilaku
dan munculnya mendahului perilaku (Suryani, 2008). Masih menurut Suryani, ada tiga
komponen yang membentuk sikap yaitu komponen-komponen kognitif, efektif dan konatif.
6
Komponen afektif berkenaan dengan perasaan atau emosi individu mengenai suato objek,
dapat berupa senang atau tidak senang. Ada kaitan antara kognisi dengan afeksi. Seseorang
merasa senang terhadap suatu objek karena memiliki pengetahuan baik tentang objek
tertentu. Komponen ketiga konatif adalah berkenaan denga objek sikapt. Komponen ini
bukan perilaku nyata, tetapi berupa keinginan untuk berperilaku tertentu. Jadi minat
menggunakan ineternet banking dapat diukur dari komponen konatif.
7
BAB III
METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS
A. METODE PENELITIAN
a. Penelitian ini merupakan penelitian survey karena data diperoleh di lapangan dengan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden
b. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di STIE Satria Purwokerto
c. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah Mahasiswa STIE Satria Purwokerto
d. Objek penelitian
Objek penelitian : persepsi manfaat, persepsi kemudahan, persepsi kpercayaan,
persepsi kenyamanan dan minat menggunakan internet banking
e. Jenis data
Data primer tentang obej penelitian
Data sekunder
f. Populasi
Populasi dalam peneliitan ini adalah Mahasiswa STIE Satria Purwokerto DI Kota
purwokerto sebesar 70 dengan menggunakan tebel Isaac and Michael anggota
sampel ditentukan dengan menggunakan convenience Sample
B. ALAT ANALISIS
a. Penelitian ini menggunakan alat analissi regresi berganda
8
b. Data primer diperoleh dengan menggunakan alat ukur skala Likert dengan 5 derajat
pilihan, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangkan Teknologi Perbankan di Indonesia
Bank umum telah masuk di Indonesia (saat itu Hindia Belanda) pada tahun 1880-
an ketika pemerintah penjajahan mulai membuka politik pintu terbuka. Sejak itu
tumbuh industry perkebunan yang memerlukan dukungan perbankan. Pada masa itu
bank dibuka semata-mata untuk melayani dunia perkebunan dalam sektor perdagangan
domestik dan perdagangan internasional
Sejak masa kemerdekaan, misi perbankan berubah, yaitu untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat. Hal ini tertera dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan Bab I Pasal 1 butir 1, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selanjutnya butir 3
menyebutkan bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dari penjelasan kedua butir pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya
perbedaan yang diametrikal antara bank masa kolonial dengan bank masa
kemerdekaan. Bank masa kolonial berperan mendukung ekonomi penjajah, sedang
bank masa kemerdekaan diabdikan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
Sebagai suatu organisasi moderen, bank menggunakan teknologi untuk
meningkatkan pelayanan, efisiensi dan produktifitas kerja. Hingga tahun 1960-an bank
menggunakan teknologi sederhana seperti mesin ketik manual, mesin hitung, dan
paling tinggi telepon kabel yang merupakan alat komunikasi canggih pada masa itu.
10
Telepon sangat berperan dengan dibukanya kantor-kantor cabang untuk menjaring
nasabah sebanyak-banyaknya. Hal itu dilakukan karena semua kegiatan nasabah hanya
bisa dilakukan di kantor bank tempat nasabah terdaftar.
Pada tahap perkembangan berikutnya yaitu era tahun 1970-an mulai
diperkenalkan teknologi komputer yang memiliki kemampuan besar menangani
penyimpanan, pengolahan data, dan menghasilkan informasi lebih cepat, tepat waktu,
dan lebih murah. Kemampuan komputer menjadi semakin nyata dengan dibangunnya
LAN (Local Area Network) yang menghubungkan komputer-komputer dalam satu
jaringan di satu tempat. Dalam tahap perkembangan itu peran kantor-kantor cabang
masih penting. Pada tahun 1980-an mulai diperkenalkan jaringan online lebih luas lagi
yaitu kantor cabang bank sejenis dapat saling berkomunikasi, layanan terhadap nasabah
dapat dilakukan dari cabang manapun. Pada akhir tahun 1980-an muncul layanan
Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Teknologi ini menyebabkan sebagian transaksi, yaitu
penarikan dan transfer uang dapat dilakukan di ATM, artinya nasabah tidak perlu
datang ke kantor bank untuk keperluan itu, sehingga mengurangi antrian di kantor
bank. Memasuki tahun 2000 mulai diperkenalkan perluasan layanan online dengan
internet banking, mobile banking, dan phone banking.
Ide dasar dari internet banking adalah bagaimana nasabah dapat melakukan
transaksi keuangan yang lebih fleksibel dan lebih luas dari pada ATM. Berikut ini
penjelasan masing-masing jenis layanan elektronik banking beserta fungsi-fungsinya :
a. Internet banking : adalah pelayanan transaksi perbankan melalui komputer
yang terhubung dengan jaringan interenet.
11
b. Mobile banking : adalah pelayanan perbankan yang dapat diakses langsung
melalui telepon seluler dengan menggunakan SMS.
c. Phone banking : adalah pelayanan yang diberikan untuk kemudahan dalam
mendapatkan informasi perbankan dan untuk melakukan transaksi financial
non kas melalui telepon
d. SMS banking : adalah pelayanan informasi perbankan yang dapat diakses
langsung melalui telepon seluler denga menggunakan media SMS.
Adapun produk elektronik banking yang dapat diakses meliputi transfer dana
meliputi transfer dana, informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar,
pembayaran tagihan listrik, telepon, air minum serta pembelian tiket, pulsa dan lain-
lain.
Menurut Rose (2006) apabila dikaji dari sudut pandang relasi manusia
teknologi, maka teknologi yang digunakan oleh perbankan ada dua macam yaitu :
a. Teknologi yang mempengaruhi relasi karyawan - mesin.
Teknologi ini digunakan untuk mengganti/mengurangi peran manusia dalam
pekerjaan, dengan cara mengganti karyawan dengan mesin. Teknologi ini
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas karyawan. Dengan
menggunakan teknologi ini karyawan mampu bekerja lebih produktif dan efisien.
Tujuan penggunaan teknologi ini adalah menghemat biaya dan meningkatkan
produktifitas
b. Teknologi yang menpengaruhi relasi nasabah karyawan.
Dalam teknologi ini relasi nasabah dengan karyawan dikurangi/dihapus, menjadi
relasi nasabah - mesin. Tujuan utama teknologi ini adalah untuk meningkatkan
12
kualitas dan jenis layanan yang bisa dinikmati oleh nasabah. Jenis teknologi inilah
yang sekarang banyak digunakan oleh bank-bank besar.
B. Gambaran Umum Responden
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa penelitian ini menggunakan
metode survey dalam mengumpulkan data dengan cara membagikan kuesioner kepada
mahasiswa STIE SATRIA Purwokerto. Pengumpulan data dilakukan peneliti selama 2
pekan berikut ini rencana hasil pengumpulan data. Ukuran sampel sebesar 58, ditetapkan
dengan menggunakan tabel Isac dan Michael (Sugiyono, 1999) dari populasi 70 dan
taraf kesalahan 5% diperoleh 58.
Tabel 1. Pengumpulan data
Jumlah Sampel 58 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 2 Kuesioner yang digunakan 56 Responden Pria 25 Responden Wanita 31
C. Uji Asumsi Klasik
Karena alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda, maka perlu
dilakukan terlebih dahulu uji asumi klasik agar dapat menghasilkan estimator linear
tidak biasa yang terbaik, sering disebut BLU, yaitu best linear unbias estimator. Uji
asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas, linearitas dan
otokorelasi.
4.1.Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal.
Bentuk kurvanya normal, bila tidak ada data ekstrim. Cara mendeteksinya dangan
13
menggunakan histogram regression residual yang sudah distandarkan dan uji
statistik.
Tabel 2 : Uji Kolmogorov Smirnov
Nilai Asymp. Sig > 0.320 > 0.05 dengan demikian tidak signifikan, maka
data tidak terdistribusi dengan normal
4.2.Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan ujtuk menetahui apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi tinggi atau sempurna antar variabel bebas. Dari table koefisien di
ketahui bahawa seluruh variabel bebas memiliki VIF < 10, dengan demikian tidak
terjadi multikolinearitas
Tabel 3 : Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
2.885 1.779 1.621 .1112.348E-02 .125 .023 .187 .852 .807 1.240
.318 .117 .350 2.720 .009 .719 1.391
.133 .115 .159 1.156 .253 .626 1.597
.245 .140 .246 1.744 .087 .598 1.673
(Constant)manfaat (X1)mudah (X2)percaya (X3)nyaman (X4)
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: minat (Y)a.
14
4.3.Uji Heteroskedasitas
Uji heterosekedasitas dimaksud untuk mendeteksi gejala heterosekdasitas
untuk itu digunakan uji gletser : |e| = b1 + b2X2 + V gejala heteroskedasitas
ditunjukkan oleh koefisien regresi masing-masing variabel bebas terhadap nilai
absolut residu (e). bila nilai probabilitas > nilai alpha 0,05, dapat disimpulkan
model tidak mengandung unsur heteroskedasitas.
Dari table koefficien diketahui bahwa nilai t statistic seluruh variabel bebas (sig>
> 0,05, maka tidak terdapat heteroskedasitas
Tabel 4 : Uji Heteroskedasitas
4.4.Uji Otokorelasi
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kealahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1. Bila ada korelasi dinamakan ada problem otokorelasi karena data yang
dianalisis adalah data silang waktu, maka autokorelasi relatif jarang terjadi.
Coefficientsa
1.658 .988 1.678 .100-9.59E-02 .070 -.206 -1.378 .174 .807 1.2409.140E-02 .065 .223 1.408 .165 .719 1.3913.398E-02 .064 .090 .532 .597 .626 1.597-7.86E-02 .078 -.175 -1.007 .319 .598 1.673
(Constant)manfaat (X1)mudah (X2)percaya (X3)nyaman (X4)
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: ABRESIDa.
15
Uji otokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW
test). Hasil uji menunjukkan tabel model Summary nilai DW (2,361) - DL
(2,580) hasil ini menunjukkan tidak berada di daerah otokorelasi.
Tabel 5 : Uji Durbin Watson untuk otokorelasi
4.5.Uji Linearitas
Uji linearitas dapat dilakukan dangan melihat sebaran scater plot nilai
residual terstandardisasi dengan prediksi terstandardisasi bila sebaran cater plot
tidak membentuk membentuk pola tertentu, maka dapat diinterpretasi terpenuhi
syarat linearitas.
Dari print out scatter plot terlihat bahwa sebaran data tidak membentuk pola
tertentu.
Gambar 1 : Grafik Scatterplot
Model Summary b
.627a .393 .346 1.261 2.361Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), nyaman (X4), manfaat (X1), mudah (X2),percaya (X3)
a.
Dependent Variable: minat (Y)b.
Scatterplot
Dependent Variable: minat (Y)
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2
Reg
ress
ion
Sta
ndar
dize
d R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
16
Uji linearitas secara statistik dapat dilakukan dengan uji Mac Kinon White -
Davidson (MDW).
Tabel 6 : Uji Linearitas dengan Z1
Model dikatakan linear jika :
t-test untuk variabel z1 < t-tabel
sig Z1>
nilai sig Z1 (0.000) < 0.05 (tidak linear)
Tabel 7 : Uji Linearitas dengan Z2
Model dikatakan linear jika :
t-test untuk variabel Z2 > t-tabel
sig Z2
17
Jika Z1 dan Z2 Non linear : Model menggunakan persamaan Non Linear
Jika salah satu Non Linear : Model boleh menggunakan persamaan Linear
atau Non Linear
Karena salah satu Linear, maka model boleh menggunakan Persamaan linear
D. Hasil Analisis Regresi
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 17. Ketepatan fungsi regresi sampel dengan ukuran n=56 dari N = 70, dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit, secara statistik diukur dengan
nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t atau nilai probabilitas
significansi. Perhitungan statistik disebut singnifikan apabila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah kritis atau nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari pada
=0,05. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada didaerah
dimana H0 tidak dapat ditolak, atau nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari
0,05.
1. Koefisien Determinasi
Tabel Model Summary di bawah ini menunjukkan nilai R2 = 0,393
yang berarti bahwa variasi dari nilai minat menggunakan electronic banking (Y)
sebesar 39,30% dijelaskan oleh keempat variabel bebas Manfaat (X1),
Kemudahan (X2), Kepercayaan (X3), dan Kenyamanan (X4), sedangkan sisanya
(60,70%) ditentukan oleh variabel lain di luar model. Koefisien R2 yang kecil
mengandung makna bahwa keempat variabel bebas dalam menjelaskan variasi
variabel tergantung amat terbatas. Dengan kata lain model ini kemampuan
prediksinya kurang baik.
18
Tabel 8 : Uji Analisis Regresi
2. Uji Signifikansi Simultan
Tabel Anova menunjukkan bahwa nilai F hitung 8,268 dengan
probabilitas 0,000, oleh karena nilai probagilitasnya lebih kecil daripada 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi manfaat, kemudahan,
kepercayaan, dan kenyamanan tidak sama dengan 0, berarti keempatnya secara
simultan berpengaruh terhadap minat. Hal ini juga berarti nilai R2 tidak sama
dengan 0 atau signifikan.
Tabel 9 : Uji Signifikansi dengan ANOVA
3. Uji Signifikansi parameter individual
Hasil uji parameter individual dapat dilihat pada tabel koefisien. Dari
keempat variabel bebas, ternyata hanya 1 yaitu variabel kemudahan yang
signinfikan, hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya sebesar 0.009 yang
lebih kecil dari pada 0,05. Sedangkan ketiga variabel bebas selebihnya, yaitu
manfaat, kepercayaan dan kenyamanan memiliki probabilitas signifikansi
19
masing masin (0,852, 0,253 dan 0,087) yang masing masin lebih besar dari 0,05,
sehingga tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua diterima, sedangkan
hipotesis pertama, ketiga dan keempat masing-masing ditolak.
E. Pembahasan
1. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa walaupun signifikan, tetapi
nilai terlalu kecil, karena model ini hanya mampu menjelaskan variasi minat sebesar
39.30 %. Dengan kata lain variabel yang tidak masuk dalam model lebih besar
perannya sebagai penjelasa nilai Y. Maka disarankan penelitian selanjutnya
menyertakan variabel lain yang teoritis dapat dibenarkan, sehingga kemampuan
prediktif model menjadi lebih baik.
2. Walaupun secara simultan signifikan, tetapi secara individual hanya ada 1 variabel
yang signifikan. Hal ini berarti bahwa model hanya bagus untuk data sampel,
sedangkan untuk tingkat populasi tidak demikian. Kemudahan berperan signifikan
kemungkinan karena respondennya sebagian besar orang yang tergolong relatif
muda yang sudah sangat terbiasa mengoperasikan telopon seluler. Temuan ini
sejalan dengan penelitian Al-Somali (2006) yang dilakukan di Saudi Arabia,
sebaliknya tidak sejalan dengan hasil penelitian Tjini (2006) yang dilakukan di
Unibraw yang menolak hipotesis bahwa kemudahan mempengaruhi minat
menggunakan internet banking.
3. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai probabilitas individual variabel
manfaat tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Tjini (2006) yang tidak
mendukung hipotesis bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat
20
menggunakan internet banking. Diduga fenomena ini muncul karena mahasiswa
hanya sekedar mengikuti trend tanpa melihat manfaatnya.
4. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukan bahwa pengaruh kepercayaan tidak signifikan
terhadap minat menggunakan elektronik banking, kesimpulan ini tidak sejalan
dengan banyak penelitian terdahulu, seperti al-somali (2006), Tjini (2006) dan Artha
dalam Tjini (2006). Kemungkinan penyebabnya responden sebenarnya belum atau
tidak memikirkan kelemahan system elektronik banking yang telah dibahas dimuka.
5. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa kenyamanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat menggunakan elektronik banking. Hal ini disebabkan
varian nilai data kenyamanan kecil, sehingga menjadi tidak signifikan, tetapi
sepanjang ada pengaruh positif dalam persamaan regresi, maka variabel kenyamanan
perlu di perhatikan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Al- Somali, S.A. et al 2009 An investigation into the acceptance of Online Banking
in Saudi Arabia Tehnovation 29 KosKosas, I, 2011 The Pros And Cons of Internet Banking : A Short Reviev,
Business Excellence anda Management Vol. 1 Issue 1, Desember Robbins, S.P. 1996 Organizational Behavior Prentice-Hall Rose, J. and Gerard Fogarty 2006. Determinants of Perceived and Perceived
Easy of User in technology Acceptance Model Academi of World Business, Marketing and Management Development Volume 2 Number 10
Schiffman, L.G. and L.L. Kanuk 2007 Customer Behavior Prentice-Hall Suryani, T. 2008 Perilaku Konsumen Graha Ilmu Tjini, S.S.A. and Zaki baridwan 2012 Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan,
persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kenyamanan terhadap Minat Penggunaan Sistem Internet Banking, Skripsi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNIBRAW
Wang, et, al. 2006, Predicting Consumers Intention to Use Mobile in Info System
Journal Volume 16PERTANYAAN:
Top Related