LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN ANSIETAS RINGAN
DI RT 01 RW 06 DESA CILELES JATINANGOR
NAMA MAHASISWA : MELDA ISKAWATI
NPM : 220112150118
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXX
BANDUNG
2015
I. Identitas
Nama : Ny. J
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir : Sumedang, 7 Februari 1966
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status perkawinan : menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Desa Cileles RT 01 RW 06 Kecamatan Jatinangor
Diagnosa medis : diabetes melitus
Tanggal Pengkajian : 21-22 September 2015
Genogram :
Keterangan: Perempuan
Laki-laki
Klien
Orang yang tinggal serumah
II. Persespi Dan Harapan Klien/Keluarga
1. Persepsi klien atas masalahnya
Klien mengatakan sangat sedih ketika ia didiagnosa penyakit diabetes melitus
(DM). Padahal dari keluarga tidak ada keturunan penyakit ini, ayah klien dulu
menderita asma. Klien J mengatakan harus sering memeriksa penyakitnya karena
khawatir gula darahnya tiba-tiba naik. Saat gula darah klien naik klien sering
merasa lemas, pusing, tidak dapat beraktivitas. Klien mengaku tidurnyapun
sekarang berkurang dan sering terbangun pada malam hari. Semenjak didiagnosa
DM dua tahun yang lalu klien pun harus menjaga pola makannya agar gula
darahnya tetap normal.
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
Anak klien mengatakan sangat cemas saat ibu J menderita DM, karena
perubahan fisik yang terjadi pada klien J. Dahulu ibu J gemuk semenjak terkena
DM berat badan klien menjadi turun drastis. Selain ibu J, suami klien juga
mengalami katarak sehingga mata sebelah kiri sudah tidak dapat melihat lagi. Hal
ini menambah sedih klien J.
3. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah
Klien mengatakan bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan hanya bisa
dikontrol sehingga klien berharap ia dapat tetap sehat dan dapat tinggal dengan
suami dan anak-anaknya. Klien juga berharap ketika sakit anak-anaknya dapat
mengantarkannya berobat.
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
Anak klien J mengatakan agar klien tetap sehat dan tidak perlu khawatir
karena di rumah ada anak-anaknya yang menjaga dan merawat klien ketika ayah
pergi untuk bekerja.
III. Koping Klien/Keluarga
1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi
Ketika klien merasa cemas akan penyakitnya klien biasanya bercerita kepada
adik perempuan atau anaknya. Sebulan sekali klien akan pergi ke puskesmas
jatinangor untuk cek kesehatan. Ketika klien merasa sakit ia akan meminta
anaknya untuk mengantarkannya ke Puskesmas Pembantu atau ke Puskesmas
Jatinangor.
2. Koping keluarga terhadap masalah yang dihadapi
Pada awalnya keluarga sangat cemas ketika kepala keluarga Tn Q terkena pasir
saat bekerja yang mengakibatkan kehilangan penglihatan salah satu matanya.
Penghasilan keluarga menjadi berkurang, ditambah lagi kini klien J mengalami
penyakit DM tentunya membutuhkan uang untuk membeli obat. Keluarga sudah
meminta Tn Q untuk mengobati mata kirinya dengan operasi tetapi Tn Q menolak
karena takut dan tidak ada biaya yang cukup. Saat ini Ny J pengobatan selain
dibayar oleh suami, anak-anaknya ikut membantu.
IV. Fisik
Berikut adalah tanda-tanda vital klien J:
TD : 140/95
Nadi : 84 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : tidak dikaji
V. Komponen Psikososial
1. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
- Persepsi klien terhadap tubuhnya:
Klien merasa bahwa tubunya tidak seperti dahulu lagi selepas terkena
DM. Tangan kanan klien pernah terluka sehingga menimbulkan bekas luka.
Untung saja luka klien tidak melebar hanya meninggalkan bekas hitam di
luka klien. Klien merasa khawatir ketika ia nanti terluka di bagian tubuh yang
lain dan sulit sembuh. Ny J mengkhawatirkan tidak dapat beraktivitas seperti
biasanya jika ia sakit. Selain itu pula, klien mengeluhkan sekarang waktu
tidurnya berkurang karena sering terbangun pada malam hari. Ketika
terbangun sering sulit untuk tidur kembali.
- Persepsi klien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai :
Klien merasa tidak ada bagian tubuh yang ia tidak sukai namun klien
hanya merasa takut dan sedih ketika terjadi luka di bagian tubuhnya akan
sulit sembuh. Oleh karena itu klien harus menjaga tubuhnya.
b. Identitas Diri
- Status dan posisi klien dalam keluarga :
Status klien dalam keluarga adalah istri dan ibu untuk 6 orang anaknya.
Klien merupakan ibu rumah tangga dan tidak bekerja.
- Status dan posisi klien di lingkungan :
Klien merupakan warga RW 06 dan klien tidak mengikuti organisasi di
masyarakat.
- Kepuasan klien terhadap status dan posisinya :
Klien merasa tidak bisa berbuat banyak setelah kondisinya sekarang. Ny
J juga mengatakan yang mencari nafkah untuk keluarga adalah suaminya dan
ia hanya di rumah menjadi ibu rumah tangga saja.
c. Peran diri
- Tugas yang diemban didalam keluarga/kelompok/masyarakat :
Tugas klien adalah mengerjakan pekerjaan rumah seperti nyapu,
mengepel, memasak, terkadang ke kebun dengan temannya untuk menaman
sayur agar ketika panen dapat dikonsumsi oleh keluarga.
- Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut :
Klien merasa mampu untuk melakukan tersebut karena itu sudah
menajdi kewajiban seorang istri di rumah untuk merawat rumah.
Perasaan klien terhadap perannya :
Klien merasa baik-baik saja terhadap tugas dan perannya, namun klien
sering merasa cemas terhadap kondisinya sekarang yang hanya sebagai ibu
rumah tangga dan berdiam diri di rumah sehingga tidak dapat membantu
suaminya bekerja.
d. Ideal Diri
Harapan Klien terhadap Tubuh, status, tugas/peran
Harapannya klien terhadap tubuhnya adalah klien dapat terus sehat.
Harapan klien terhadap statusnya sebagai istri dapat menjadi ibu yang baik
untuk anak-anaknya serta nenek yang sayang terhadap cucu-cucunya.
e. Harga Diri
Hubungan klien dengan keluarga baik dan dengan tetangga di sekitarnya
juga baik tidak terjadi masalah. Klien juga orang yang ramah sehingga klien
memiliki banyak teman yang mengajaknya pergi bersama seperti ke kebun, ke
mesjid untuk mengaji.
2. Hubungan Sosial
Orang yang berarti dalam kehidupan klien adalah suami dan anak-
anaknya. Jika ada masalah ataupun klien butuh bantuan, klien biasanya
bercerita kepada suami dan anak-anaknya. Karena suami klien pulang sore
hari, biasanya ia meminta anak terkahirnya untuk mengantarkan berobat atau
ke pasar untuk membeli sesuatu.
3. Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan terakhir klien adalah Sekolah Dasar dan klien adalah sebagai
ibu rumah tangga.
- Gaya Hidup
Klien mengatakan bahwa semenjak menderita DM klien tidak minum kopi
dan the, klien sekarang menjaga sekali pola makannya dengan mengurangi
konsumsi glukosa dan minum air puith dalam porsi yang dibutuhkan.
- Budaya
Klien bersuku sunda, dan dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa
sunda
4. Spiritual
Nilai, keyakinan dan kegiatan ibadah
Klien beragama Islam, kegiatan ibadah yang bisa dilakukan oleh klien
adalah sholat dan mengaji. Klien sering mengikuti kegiatan pengajian setiap
malam jumat dan malam rabu di masjid dekat rumahnya.
VI. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Data Masalah Keperawatan
Ds:
- Klien J mengatakan harus sering
memeriksakan penyakitnya karena
khawatir gula darahnya tiba-tiba naik.
- Klien mengaku tidurnyapun sekarang
berkurang dan sering terbangun pada
Kecemasan
malam hari.
- Klien merasa khawatir ketika ia nanti
terluka di bagian tubuh yang lain akan
sulit sembuh.
- Ny J mengkhawatirkan tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya jika ia sakit.
Do:
- Klien tampak lesu dan tidak bersemangat
dalam mengikuti aktivitas
VII. Tindakan Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Inisial klien : Ny J Nama Mahasiswa : Melda Iskawati
NPM : 220112150118
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Kecemasan Tujuan jangka pendek:
1. Menjalin dan
mempertahankan hubungan
saling percaya
2. Membantu klien untuk
menyadari dan mengenal
kecemasannya
3. Membantu dirinya untuk
mengenal kecemasannya
4. Memperluas kesadarnnya
terhadap perkembangan
kecemasan
5. Membantu dirinya
mempelajari respon koping
1. Menjalin dan mempertahankan
hubungan saling percaya
- Jadilah pendengar yang baik bagi
klien
- Beri waktu yang cukup pada klien
untuk berespon
- Berikan dukungan pada klien
untuk mengeksplorasi perasaan
dirinya
2. Membantu klien untuk menyadari
dan mengenal kecemasannya
- Identifikasi pola perilaku klien
yang dapat menimbulkan
perasaan negatif akibat
- Trust dapat membuat klien
lebih terbuka dan mau
menceritakan masalahnya
- Sebagai data awal dalam
memberikan intervensi
keperawaan
- Mendorong klien untuk
bersikap terbuka terhadap
baru yang efektif
6. Meningkatkan respon
relaksasi
Tujuan jangka panjang:
Klien dapat mengatasi
kecemasannya
pendekatan perawat
- Bersama dengan klien gali
perilaku maladaptif sehingga
klien dapat belajar dan
berkembang
3. Membantu dirinya untuk mengenal
kecemasannya
- Bantu klien mengidentifikasi dan
mengungkapkan perasaannya
- Kaitkan perilaku klien dengan
perasaannya
- Gunakan teknik konfrontasi yang
positif
4. Memperluas kesadarnnya terhadap
perkembangan kecemasan
- Bantu klien dalam menjelaskan
situasi dan interaksi yang
mendahului timbulnya kecemasan
- Kaitkan pengalaman sekarang
masalah
- Mendorong klien untuk
bersikap terbuka
- Mengetahui penyebab
kecemasan klien sehingga
dapat menghindari atau
mencegah timbulnya
kecemasan kembali
dengan pengalaman masal lalu
klien yang sesuai
5. Membantu dirinya mempelajari
respon koping baru yang efektif
- Gali klien mengenai cara untuk
mengurangi kecemasannya yang
terjadi pada masa lalu
- Gali klien mengenai tidakan apa
yang dilakukan pada masa lau
untuk mengurangi kecemasannya
- Tunjukan akbiat perilaku maladaptif
dan destruktif dari respon koping
sekarang
- Beri dorongan pada klien untuk
menggunakan respon koping
adaptif masa lalu
- Terima peran aktif klien
- Gunakan sumber koping dan
mencoba respon koping yang baru
- Dengan mengetahui koping
masa lalu klien dapat
mengetahui apakah koping
yang digunakan sudah tepat
apa belum
- Berikan aktivitas untuk
menyalurkan energi
- Libatkan pihak yang berkepentingan
sebagai sumber dan dukungan
sosial dalam membantu klien
menggunakan koping respons yang
baru
6. Meningkatkan respon relaksasi
-Gunakan teknik relaksasi untuk
mengurangi kecemasan klien seperti
dzikir, tarik napas dalam
- Ajarkan klien latihan relaksasi
untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri.
- Dengan melibatkan kelurga
dan memahamkan keluarga
terkait kecemasan yang
terjadi pada klien, keluarga
dapat membantu untuk
mengurangi kecemasan klien
- Tarik napas dalam dapat
mengurangi kecemasan
- Meningkatkan semangat dan
memberikan energi positif
kepada klien
Tindakan Keperawatan
Inisial klien : Ny. J Nama Mahasiswa : Melda Iskawati
NPM : 220112150118
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Kecemasan Senin, 21 September 2015
- Memberi salam dan menyapa klien
- Memperkenalkan diri
- Memperkenalkan diri klien meliputi nama lengkap,
panggilan, asal
- Menjelaskan tujuan perkenalan
- Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya
-
S:
Klien menjawab salam dan
memperkenalkan diri yang meliputi
nama lengkap, panggilan, asal, tujuan
dan menyetujui kontrak waktu yang
telah ditetapkan.
.
O:
Klien memperkenalkan diri dan klien
tampak lemas
A:
-
P:
Merencanakan kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya untuk
pengkajian psikososial.
Kecemasan Selasa, 22 September 2015
- Memberi salam dan menyapa klien
- Memperkenalkan diri meliputi nama lengkap, panggilan,
asal, dan tujuan perkenalan serta kontrak waktu selama 15
menit
- Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan klien serta
asalnya
- Menanyakan kabar klien saat ini
- Menanyakan kegiatan yang baru dilakukan saat ini
- Menanyakan kegiatan sehari-hari klien di rumah maupun di
jalanan
- Menanyakan perasaan klien saat ini dan menanyakan
tentang diri klien
- Menanyakan apa keluhan yang dirasakn saat ini dan sejak
kapan memiliki keluhan tersebut
S :
Klien menjawab nama, asal dan
menyetujui kontrak yang ditawarkan
“klien mengatakan ia menderita DM
sejak dua tahun yang lalu, ia harus
kontrol maksimal satu bulan sekali ke
puskesmas atau dokter untuk
memeriksa kesehatannya”
“klien juga mengtakan khawatir
dengan kondisi yang menimpanya
sekarang, makanya klien harus
menjada sekali pola makan dan tidak
boleh makan sembarangan”
“ klien juga sering cemas ketika terjadi
luka lagi akan sulit sembuh”
- Menanyakan konsep diri klien
- Menanyakan bagaimana hubungan sosial klien dengan
orang lain
- Menanyakan persepsi klien ataupun keluarga terhadap
masalahnya
- Menanyakan koping yang digunakan klien
- Menanyakan spiritual klien
- Melakukan pemeriksaan TTV klien
- Mendengarkan cerita klien dengan penuh perhatian dan
empati
- Mengakhiri pertemuan dan melakukan kontrak dengan
klien untuk pertemuan selanjutnya.
O :
Klien tampak lemas saat menjawab
pertanyaan
A:
Kecemasan (+)
P:
- Mengkaji tingkat kecemasan klien
- Ajarkan teknik relaksasi
Kecemasan Rabu, 23 September 2015
- Menyapa klien dan memberikan salam
- Mengadakan kontrak waktu selama 15 menit
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menyakan situasi dan interaksi yang dapat menimbulkan
kecemasan
S:
Klien menjawab salam, menyetujui
kontrak waktu dan mengungkapkan
perasaannya.
“klien mengatakan keadaannya
sekarang sering membuatnya khawatir
- Menggali klien cara untuk mengurangi kecemasan yang
terjadi pada masa lalu
- Memberi dorongan pada klien untuk menggunakan
koping adaptif masa lalu
- Gunakan sumber koping dan mencoba respon koping
yang baru
- Libatkan pihak keluarga untuk menggunakan koping
respon yang baru
- Mengajarkan teknik relaksasi tarik napas dalam dan
dzikir untuk mengurangi kecemasan.
- Mengevaluasi isi topik pembicaraan dengan memberikan
pertanyaan kepada klien
- Mengakhiri pertemuan
ketika gula darahnya tiba-tiba naik
karena dahulu pernah tejadi dan klien
tidak dapat berkativitas”
“klien mengatakan ketika ada masalah
sering bercerita dengan suami dan
anak-anaknya”
O:
Klien memperhatikan dengan seksama
dan antusias
A:
- Klien dapat mengenali penyebab
kecemasannya
- Klien dapat menggunakan koping
adapif pada masa lalu dan
merepakan kembali sekarang
- Klien dapat mengurangi kecemasan
dengan teknik relakasi tarik napas
dalam.
P:
Mengajarkan pada keluarga ketika
klien merasa cemas dapat
menggunakan teknik relaksasi dan
mendukung klien agar kecemasan
klien berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N; Sriati, A; Hernawaty, T. 2013. Laporan Pendahuluan tentang Masalah Psikososial. Jakarta: Salemba Medika
Tim Penyusun Keperawatan Jiwa. 2015. Panduan Program Profesi Ners Keperawatan Jiwa Angkatan XXX. Bandung : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Top Related