LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“EKOLOGI”
Oleh :
Bobby Damsir
E1C006009
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
November 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang membicarakan tentang hubungan timbal balik antara organisme
dan lingkungannya serta antara organisme itu sendiri. Dalam proses hubungan timbal balik atau
interaksi ini, organisme saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan dengan lingkungan
sekitar, begitu pula lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup organisme. Semua individu yang
hidup dalam suatu daerah membentuk suatu populasi. Dan beberapa populasi spesies yang
cenderung untuk hidup bersama di suatu daerah geografis tertentu membentuk suatu komunitas
ekologi dimana suatu komunitas tersebut beserta lingkungan fisik dan kimia disekelilingnya
secara bersama-sama membentuk suatu ekositem yang dipelajari dalam ekologi.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan
timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-
kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
1.2 Tujuan praktikum :
1. Mahasiswa dapat mengamati secara langsung berbagai macam komunitas dan menentukan struktur komunitas pada habitat yang diteliti
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hubungan antara komunitas dengan faktor aabiotiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya
rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel
(zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol
biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik
juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem
akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan
kesatuan.
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti
jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus
mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara
anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi.
B. Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle
Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi
memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut
dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah
dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980
populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada
500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi
pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan
maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan
terjadi :
700 - 500 = 200batang
1990-1980 10 tahun
= 20 batang/tahun
Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya
pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-
rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam,
kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun,
pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak
dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan
(densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur,
dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan
populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk
organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu
atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih
organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan
meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme,
sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan
jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi
hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan
atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya
adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah
jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi
pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang
rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim
dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu
disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal
biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca
yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-
faktor lainnya.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala
perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau
munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies
tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam yang
dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam.
Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun
secara tajam.
C. Komunitas
Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara
bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon
birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi
mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka
juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas
seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara
yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat
luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim.
Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome
air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran
ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk
diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk
energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan,
dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang menempati
peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai penjelasan banyak yang
diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini disebabkan karena
kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi "niche" yang sama, selanjutnya
kompetisi untuk membatasi berbagai sumber daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli
lainnya berpendapat bahwa sebuah spesies yang menempati peran ekology yang tinggi,
melakukannya karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di dalam
komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati peran ekologi "niche" bukan
karena memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya
anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan peran tersebut.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa
urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal
jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar
matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme
yang hidup di suatu wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari
wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip
stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan sekunder. Di dalam
suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti
sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau
yang terbentuk sejak 1928 kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar
sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan.
Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh
tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut
akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatan-
kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil). Sebagai
tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai hal
yang dapat diterima dan tetap diharapkan.
D. Ekosistem
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara,
nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama
beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka
seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah
ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami
data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan
yang akan terjadi.
Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi
efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran energi dan nutrien
yang mengalir pada sistem:
1. Matahari
2. Bahan-bahan abiotik
3. Produsen
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
6. Pengurai
Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari
menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan.
Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan
melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan
pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan
binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa
disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri,
menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana.
Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk
makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput
adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya
dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-
sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti
menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang
membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan
makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan
ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan
makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis
tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu. Jika
tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan
transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di
dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama
memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di
dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen
pertama.
Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka
hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan
menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat merubah sekitar 0,1
hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi
yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai
panas. Begitu juga herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan
daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang
dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.
Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai
makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman sebagai produsen
menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya,
dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan
kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan
lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah
piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar
dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam
lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.
Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle
Royale. Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala. Dalam sebuah
penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan rusa
seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.
Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia.
Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-
material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua
organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan
binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai
mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.
Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi
ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor
keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman.
Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak
adanya hutan yang melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai
atau danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di
dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus
membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah
Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi
(peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara berulang-ulang dan
secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu
pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang
tidak kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata
diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik
utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran
biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah
dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran
biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Bahan dan Alat :
Tali raffia Alkohol 70% Formalin 4% Ether atau klorofom Thermometer Hygrometer Kertas buram pH meter/kertas Ph
3.2 Cara Kerja:
1. Komunitas Tumbuhan
Pada lokasi (habitat) yang telah ditentukan dibuat kuadrat (plot) berukuran 1x1 m untuk
smpling rumput dan herba, 4x4 m untuk sampling perdu dan 10x10 m untuk sampling
pohon dengan menggunakan tali raffia. Lakukan pengamatan dan catat jenis vegetasi
pohon yang terdapat pada plot percobaan, kemudian estimasi persentase kerapatan
vegetasi yang ada. Untuk vegetasi yang tidak bias diketahui langsung di lapangan,
ambilag spesimennya untuk diidentifikasi di laboratorium.
2. Komunitas Hewan
a. Hewan Permukaan Tanah
Untuk mengkoleksi hewan-hewan yang hidup di permukaan tanah dapat dilakukan
dengan cara mengambil sampel serasah dengan metode kuadrat seluas 25 x 25 cm,
kemudian serasah tersebut dimasukkan dalam kantong plastic dan dibawa ke
laboratorium.
Selanjutnya, ke dalam kantong plasik yang berisi serasah tersebut dimasukkan dengan
ether atau klorofom. Setelah itu serasah dibuang di atas kertas putih atau kain putih.
Kumpulkan dan identifikasi serta hitung jumlah hewan-hewan yang didapat dan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol koleksi yang berisi alcohol 70%.
b. Serangga yang Beterbangan
Serangga yang beterbangan dikoleksi dengan cara penangkapan dengan
menggunakan net serangga atau jaringan serangga. Hewan yang tertangkap
dimasukkan ke dalam ‘killing’ botol/botol pembunuh yang telah diberi ether. Khusus
untuk kupu-kupu, hasil penangkapan dapat dimasukkan ke dalam kertas segitiga,
yang sebelumnya telah ditekan bagian thoraxnya. Selanjutnya di laboratorium hewan-
hewan tersebut diidentifikasi sampai tingkat tertentu (sesuai kemampuan) dan hitung
jumlahnya.
Faktor Abiotik
Faktor abiotik yang diukur meliputi faktor abiotik udara (suhu dan kelembaban udara)
dan faktor abiotik tanah (suhu, kadar air dan pH). Suhu udara dapat diukur dengan thermometer,
sedangkan kelembababn udara diukur dengan hygrometer. Untuk mengukur faktor abiotik tanah
cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Suhu Tanah
Alat khusus untuk mengukur suhu tanah disebut “soil thermometer”. Akan tepai bila alat
tersebut tidak ada, dapat juga digunakan thermometer biasa. Thermometer dimasukkan ke
dalam tanah sampai kedalaman 10 cm dengan bantuan sebatang besi atau kayu. Biarkan
thermometer tersebut beberapa menit, setelah itu suhu tanah dapat dilihat pada skala
thermometer.
b. Kelembaban udara
Pengukuran dengan menggunakan alat hygrometer, dengan cara: tetesi bagian-bagian
berlubang pada ujung hygrometer dengan air, kemudian putar-putarlah hygrometer
setinggi badn selamaa kurang lebih 5 menit. Catat angka kering dan angka basah pada
hygrometer, cocokan dengan table.
c. pH Tanah
Pengukuran pH tanah dapat dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan
‘soil tester”. Selain itu, jika alat tidak ada dapat juga dilakukan di laboratorium. Tanah
sampel ditimbang 100 g dan dimasukkan ke dalam bejana gelas dan diberi aquades 250
cc. selanjutnya diaduk-aduk dengan batang gelas dan setelah itu didiamkan selama 24
jam. Setelah itu diukur pHnya dengan menggunakan pH meter atau kertas pH.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data vegetasi dan hewan yang didapat
No Faktor Jumlah 1. Rumput teki 75%2. Pohon sawit 13. Belalang 34. Capung 1
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data bahwa ada dua jenis vegetasi yang
ditemui yaitu rumput teki dan pohon sawit. Pada plot 1 x 1 m, tumbuhan yang mendominasi
adalah rumput teki sebesar 75%. Vegatasi pohon pada plot 10 x 10 adalah sawit sebanyak satu
pohon. Sedangkan hewan yang temui pada praktikum ini adalah belalang dan capung. Rumput
teki dan pohon sawit disebut produsen yang membuat makanan melalui proses fotosintesis
dengan bantuan sinar matahari matahari. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik
seperti air dan pospor untuk tumbuh. Belalang dan capung termasuk konsumen pertama.
Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati
menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan
digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
Tabel 2. Data pengukuran faktor abiotik
Faktor- faktor lingkungan yang mendukung ekosistem diantaranya adalah pH tanah, suhu
tanah dan kelembaban. Dari hasil praktikum diketahui bahwa pada pH tahah 6, suhu tanah 27˚C,
kelembaban 83% dapat ditumbuhi oleh vegetasi tanaman seperti rumput teki dan kelapa sawit
serta dapat dijumpai hewan pemakan yakni belalang capung. Selain faktor tersebut terdapat pula
No Faktor
1 pH tanah 6
2 Suhu tanah 270C
3 Kelembaban 83%
faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman. Adapun faktor
eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi
tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di
suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.
Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat
merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah. Perubahan-perubahan ini dapat juga
merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies
berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari rangkaian praktikumyang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekologi merupakan
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Vegetasi tumbuhan yang dijumpai adalah rumput teki dan pohon
sawit. Sedangkan hewan yang dijumpai adalah belalang dan capung. Vegetasi tumbuhan
didominasi oleh rumput teki sebesar 75%.
DAFTAR PUSTAKA
Adlien. 2010. Laporan Ekologi. http://www.adlienerz.blogspot.com/2010/05/laporan-ekologi-laut.html (27 November 2010)
Anonimousa. 2000. Biologi-Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan. http://www.kambing.ui.ac.id/bebas/v12/.../0026%20Bio%201-6a.htm (27 November 2010)
Anonimousb. 2000. Biologi-Prinsip Ekologi. http://www.kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/.../0027%20Bio%201-6b.htm (27 November 2010)
Wikipedia. 2010. Ekologi. http://www.ms.wikipedia.org/wiki/Ekologi (27 November 2010)
Top Related