Lampiran Surat No : 400/EQ.S/XII/2013, tanggal 28 Desember 2013
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian PHPL, sebagai berikut :
I. Nama LP-PHPL
Nomor Akreditasi
Alamat Domisili
:
:
:
PT. EQUALITY INDONESIA
LPPHPL-013-IDN
Perum Cibinong Griya Asri Blok A No. 20, Cibinong
Bogor
Alamat Operasional : Jl.Raya Sukaraja 72 Ciater, Sukaraja Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian PHPL Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT RIAU INDO AGROPALMA
No. SK IUPHHK-HT : 61/Menhut-II/2006 Tanggal 22 Maret 2006
Luas : ± 9.570 Hektar
Lokasi : Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Alamat Kantor
:
Jl. Arifin Ahmad No.03 Kel.Sidomulyo Timur
Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru,
Provinsi Riau
III.
IV.
Waktu Pelaksanaan
Hasil Penilaian
:
:
02 – 09 Desember 2013.
NILAI AKHIR PENILAIAN PHPL PREDIKAT BAIK
SEHINGGA PT RIAU INDO AGROPALMA BERHAK
DIBERIKAN SERTIFIKAT PHPL
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 28 Desember 2013
PT EQUALITY INDONESIA
Faisal Husnul Fuad, S.Hut
Kepala Divisi Sertifikasi PHPL
Halaman 1 dari 3
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 100/EQI-KEP.Cert/XII/2013
Tentang
PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA
PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT RIAU INDO AGROPALMA DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU
PROVINSI RIAU,
SK IUPHHK-HT NOMOR : 61/MENHUT-II/2006 Tanggal 22 Maret 2006
DENGAN LUAS ± 9.570 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi dalam
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT RIAU INDO
AGROPALMA sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 14
Desember 2013;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor : 074/EQI-F037 tanggal 14 Desember 2013 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 073/EQI-F039 tanggal 21 Desember 2013
dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT RIAU INDO AGROPALMA
sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-
F077) Nomor Urut : 0100 tanggal 21 Desember 2013 menunjukkan total nilai kinerja akhir
seluruh indikator PHPL berpredikat BAIK, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai
BURUK, serta pemenuhan terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17
Desember 2012, kepada PT RIAU INDO ARGOPALMA telah memenuhi syarat untuk diberikan
Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor : 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam
Kerangka Indonesia National Single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 - Panduan Interpretasi Untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000 : Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
Halaman 2 dari 3
8. ISO/IEC 19011:2002 (SNI 19-19011-2005) : Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
dan/atau Lingkungan;
9. ISO/IEC 19011:2011 : Guidelines for Quality and/or Environmental Management Systems
Auditing;
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil
Hutan yang berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.45/Menhut-II/2009;
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.38/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang
Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi
Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.42/Menhut-II/2013
tanggal 16 Agustus 2013;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda
V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi
Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam
kerangka Indonesia National Single Window;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan
Ekspor Produk Industri Kehutanan;
18. Perjanjian Kerjasama Antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
19. DPLS 13 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP- PHPL) dan perubahannya;
20. DPLS 14 Rev.0 : Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
dan perubahannya;
21. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1
September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021:2008 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang
diperpanjang pada tanggal 2 September 2010 dengan masa berlaku sampai dengan 1
September 2014 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2 September 2010
yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-
VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-
LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
22. Sertifikat Akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus
2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 Tanggal 26 Agustus 2011 yang
diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-
VI/BPPHH/2012 Tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai
Halaman 3 dari 3
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-
LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
23. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17
Desember 2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
24. Peraturan Dlrektur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu Melalui Portal Sistem
Informasi Legalitas Kayu (SILK);
25. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan :
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) LP-PHPL PT EQUALITY Indonesia Nomor : 02/SP-PHPL/RIA-
EQI/LA/X/2013 tanggal 4 Oktober 2013.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PENERBITAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA
PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT RIAU INDO AGROPALMA DI
KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU, SK IUPHHK-HT NOMOR : 61/MENHUT-II/2006
Tanggal 22 MARET 2006 DENGAN LUAS ± 9.570 HEKTAR
PERTAMA : PT RIAU INDO AGROPALMA dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan
Sertifikat PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (S-PHPL) dengan Nomor :
016/EQC-PHPL/XII/2013.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 21 Desember 2013 sampai dengan
tanggal 20 Desember 2018 selama PT RIAU INDI AGROPALMA (Pemegang
Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Peraturan Direktur
Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 tanggal 17
Desember 2012.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di
media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem
yang ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila Pemegang Sertifikat memerlukan penerbitan Dokumen V-Legal dan
atau penggunaan Tanda V Legal, PT EQUALITY Indonesia dapat memberikan
hak/sub-lisensi penggunaan Tanda V Legal kepada Pemegang Sertifikat
melalui ”Perjanjian Penggunaan Tanda V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak
PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat..
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila
terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas
kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan struktur
atau manajemen Pemegang Sertifikat.
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan (surveillance)
atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 13
(1) Identitas LP-PHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jl. Raya Sukaraja No. 72, Ciater, Sukaraja, Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon/Fax : Telp.: 0251-755 722, Fax.: 0251-755724
Email: [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit :
1. Diah Mitarini, S.Hut. (Lead Auditor-Prasyarat)
2. Dewi Rebecca Nury, S.Hut. (Auditor Produksi)
3. Faisal Husnul Fuad, S.Hut. (Auditor Ekologi)
4. Amir Fadhilah, S.Sos. M.Si. (Auditor Sosial)
5. Ir. Irin Wedalia (Auditor VLK)
6. Taryadi, S.P. (Calon Auditor/Magang Sosial)
g. Tim Pengambil Keputusan (PK):
1. Ir. Agustri Warsono (Ketua PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
2. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
3. Wiyono, S.Hut., M.Si. (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee : a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Riau Indo Agropalma (RIA)
b. Nomor & Tanggal SK IUPHHK-HA : SK.61/Menhut-II/2006 Tanggal 22 Maret 2006
c. Luas dan Lokasi : ±9.570 Ha di Kabupaten Indragiri Hilir,
Provinsi Riau
d. Alamat kantor : Jl. Arifin Ahmad No. 03 Kel. Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru,
Provinsi Riau
e. Pengurus :
Dewan Komisaris : (1) Saptony Tandjung (Komisaris Utama)
(2) Rudy (Komisaris)
Direktur Utama : Rudy Tjoe
Direktur : Kiat Wijaya
(3) Ringkasan Tahapan :
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I 23-25
November
2013, di
Kantor PT
EQUALITY
Indonesia,
Bogor
Menyelenggarakan diskusi kesiapan Audit Tahap II melalui
komunikasi telepon, surat elektronik dan tatap muka.
Pengumpulan dan verifikasi dokumen yang disediakan oleh
IUPHHK-HT PT Riau Indo Agropalma (PT RIA-Auditee) di Kantor
Equality Indonesia di Bogor, menunjukkan masih terdapat
ketidaklengkapan data/dokumen, dan oleh karenanya akan
diverifikasi lebih lanjut pada Audit Tahap II.
Berdasarkan masa operasional Auditee sesuai dokumen SK
IUPHHK-HT, bobot verifier penilaian kinerja PHPL dipertimbangkan
untuk umur Auditee > 5 tahun.
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 13
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Pelaksanaan penilaian kinerja PHPL mengacu kepada Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.8/VI-
BPPHH/2012 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu Lampiran 1.
Koordinasi
Instansi
Kehutanan
02 dan 10
Desember
2013 di
Pekanbaru,
Provinsi Riau
Melaksanakan kegiatan Entry Meeting dengan aparat Dinas
Kehutanan Provinsi Riau dan Aparat BP2HP Wilayah III Pekanbaru.
Tim Audit melapor serta menyampaikan rencana penilaian kinerja
PHPL (Penilaian Aeal) PT RIA Tahun 2013 serta rencana
pelaksanaan Konsultasi Publik di Kantor Kecamatan Pelangiran,
Kabupaten Indragiri Hilir.
Gambaran umum kinerja PHPL dari hasil Audit Tahap II (Penilaian
Awal) PT RIA Tahun 2013 disampaikan pada saat pelaksanaan Exit
Meeting di kedua instansi tersebut.
Konsultasi
Publik
03 Desember
2013; di Aula
Kantor
Kecamatan
Pelangiran,
Kabupaten
Indragiri Hilir,
Provinsi Riau
Selain dihadiri oleh perwakilan Auditee, juga hadir Perangkat Desa
3 Desa (Pelangiran, Simpang Kateman dan Tanjung Simpang),
Muspika Kecamatan Pelangiran, perwakilan BPLH Kabupaten
Indragiri Hilir, Riau; serta perwakilan tokoh-tokoh masyarakat.
Jumlah peserta yang hadir pada acara konsultasi publik secara
keseluruhan adalah 31 orang.
Berdasarkan hasil diskusi, hubungan warga sekitar dengan pihak
Auditee selama ini berjalan baik dimana kegiatan pengusahaan
hutan dalam kurun waktu yang cukup lama telah banyak
memberikan manfaat sosial ekonomi bagi kepentingan publik,
seperti terbukanya peluang kerja dan berusaha. Beberapa concern
para pihak yang hadir, antara lain berkenaan dengan: (a)
Peningkatan nilai bantuan atau CSR Auditee kepada masyarakat
diantaranya: Beasiswa Pendidikan, Honor Guru, Fasilitas
Kesehatan, Fasilitas Olahraga dan Penambahan/perbaikan tempat
ibadah; (b) Keterbukaan informasi mengenai nilai program CSR;(c)
Keberadaam lahan kosong masyarakat untuk dapat difasilitasi
oleh Auditee sebagai areal utan tanaman Akasia; (d) Pemahaman
tentang kawasan lindung dan hutan lindung masih banyak yang
belum dimengerti oleh masyarakat; dan (e) Perlunya perpanjangan
Izin Penyimpanan Limbah B3 dari instansi terkait.
Pertemuan
Pembukaan
03 Desember
2013; Kantor
Basecamp PT
RIA
Perkenalan anggota Tim Audit, Penyampaian tujuan dan ruang
lingkup Penilaian Kinerja PHPL (Penilaian Awal) Tahun 2013,
Penjelasan jadwal/rencana kerja Audit II, Penjelasan metodologi dan
prosedur, ketidaksesuaian dan rekomendasi pada periode sertifikasi
sebelumnya; penyampaian jaminan kerahasiaan; konfirmasi dengan
Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan peserta pertemuan
penutupan; penetapan Wakil Manajemen oleh Auditee untuk
mendampingi Tim Audit; dan diakhiri dengan penandatanganan
Berita Acara Pertemuan Pembukaan.
Verifikasi
Dokumen dan
Observasi
Lapangan
04-06
Desember
2013 di
Kantor PT RIA,
areal kerja
Auditee, serta
desa sekitar
Tim Audit melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen serta
observasi fakta lapangan sebagaimana diatur dalam Perdirjen BPK
No. P.8/VI-Set/2012 Lampiran 1. Titik berat verifikasi dokumen
adalah kepada ketidaksesuaian yang dihasilkan pada Audit Tahap I
sebelumnya serta beberapa catatan dari konsultasi publik. Observasi
di lapangan (uji petik) dilakukan untuk memeriksa kebenaran
pernyatan mengenai tingkat kematangan verifier PHPL.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 13
Tahapan Waktu dan
Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan
Penutupan
07 Desember
2013; di
Kantor PT RIA
Penyampaian terima kasih kepada Auditee atas partisipasinya
selama Audit Tahap I dan Tahap II; Pemaparan daftar periksa Audit II,
temuan ketidaksesuaian dan observasi penilaian; serta
penandatanganan seluruh berkas penilaian (Audit Tahap II).
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan penandatanganan Berita
Acara bersama wakil Auditee.
Pengambilan
Keputusan
21 Desember
2013; di
Kantor PT
EQUALITY
Indonesia,
Bogor
Rapat pengambil keputusan menelaah Laporan dan berkas penilaian
Audit Tahap II yang telah diajukan oleh Tim Audit. Difokuskan kepada
hasil akhir penilaian dan keterpenuhan prosedur agar tahapan Audit
dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan formal
dan prosedur PT EQUALITY Indonesia. Nilai kinerja PHPL Auditee
pada Penilaian Kinerja PHPL Tahun 2013 ini berpredikat Baik.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
Dari 4 kriteria, 24 indikator dan 89 verifier pada kegiatan penilaian kinerja PHPL Tahun 2013 terhadap
Auditee, terdapat 3 (tiga) verifier yang tidak dapat dinilai atau dikategorikan not applicable (n.a.), yaitu
verifier 2.2.3, 2.4.3 dan 2.4.4; sementara sebanyak 86 (Delapan Puluh Enam) verifier lainnya dapat
dinilai. Total nilai kinerja PHPL adalah 95,45% (Predikat BAIK), serta tidak terdapat verifier dominan
yang bernilai buruk.
1. Kriteria Prasyarat
1.1. Kepastian
Kawasan Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
BAIK (94,44%) Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata batas
PT Riau Indo Agropalma (RIA, Auditee) lengkap sesuai
dengan tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang
telah dilakukan di lapangan.
Realisasi tata batas areal kerja Auditee telah mencapai
100% (tata batas sudah temu gelang) dan telah berupaya
mengajukan proses penetapan legitimasinya (BATB)
kepada pihak berwenang.
Terdapat konflik batas areal kerja Auditee dan
penanganannya telah dituangkan dalam dokumen
rencana dan berbagai laporan untuk menyelesaikan
konflik.
Tidak terdapat perubahan fungsi kawasan di dalam areal
kerja Auditee.
Terdapat sebagian bukti upaya Auditee untuk mendata &
melaporkan penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan.
1.2. Komitmen
Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan
BAIK (93,33%) Visi dan Misi Auditee tersedia dan secara legal telah
ditandatangani oleh Direktur serta telah sesuai dengan
kerangka PHL.
Visi Misi Auditee telah disosialisasikan kepada karyawan,
dan telah dipahami dengan baik oleh seluruh karyawan
dan telah diketahui oleh sebagian tenaga kerja
kontraktor, dan sebagian masyarakat sekitar areal kerja.
Implementasi pengelolaan hutan di lapangan telah sesuai
dengan Visi Misi Auditee.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih
dan tenaga teknis
pada seluruh
tingkatan untuk
mendukung
pemanfaatan
implementasi
penelitian,
pendidikan dan
latihan
BAIK
(100%)
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan
Auditee di lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan
pengelolaan hutan sesuai Peraturan Dirjen BPK No.
P.8/VI/SET/2009 dengan luasan areal < 50.000 Hektar.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee sebesar
83,96% atau lebih dari 70% dari rencana.
Auditee telah memiliki dokumen ketenagakerjaan yang
lengkap.
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan
periodik, evaluasi
dan penyajian
umpan balik
mengenai kemajuan
pencapaian
(kegiatan) Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
SEDANG
(83,33%)
Auditee memiliki struktur organisasi yang dengan Job
description, dan telah sesuai dengan kerangka PHL.
Auditee memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang
terintegrasi dengan GIS dimana implementasi pekerjaan
telah dilengkapi dengan Struktur Organisasi Pelaksana
beserta Job description-nya dan SOP.
Auditee memiliki Satuan Pengawas Internal (SPI) atau
Internal Audit yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur, yang fungsinya telah berjalan efektif untuk
mengontrol sebagaian tahapan kegiatan di lapangan.
Seluruh tindak koreksi manajemen berbasis hasil
evaluasi dan monitoring Auditee belum berjalan baik
pada tahun 2011 dan telah terlaksana dengan baik sejak
tahun 2012.
1.5. Persetujuan
atas dasar informasi
awal tanpa paksaan
(PADIATAPA)
SEDANG
(74,07%)
Kegiatan RKT 2013 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
mendapat persetujuan melalui sosialisasi yang dilakukan
oleh Auditee yang ditujukan kepada masyarakat sekitar
areal kerja. Bentuk persetujuan lainnya yang secara tidak
langsung telah dituangkan dalam tata ruang HTI berupa
tersedia areal tanaman kehidupan seluas 5% dari luas
areal kerja.
Persetujuan AMDAL Auditee dibuktikan dengan adanya
persetujuan dan pengesahan berdasarkan keputusan
Bupati Indragiri Hilir Nomor: Kpts. 17/I/HK-2011 tanggal
20 Januari 2011 tentang kelayakan lingkungan ANDAL,
RKL dan RPL kegiatan IUPHHK-HT di Desa Simpang
Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir a.n.
PT Riau Indo Agropalma.
Proses tata batas areal kerja Auditee telah mendapat
persetujuan dari para pihak yang dituangkan dalam
Berita Acara Laporan TBT namun Sosialisasi tata batas
konsesi baru sebagian disampaikan kepada masyarakat
di sekitar areal kerja
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CSR/CD Auditee dari sebagian para pihak.
Auditee telah melakukan sosialisasi kawasan lindung dan
telah mendapat persetujuan dari sebagian wakil
masyarakat yang berada di sekitar areal kerja tahun
2013.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2. Kriteria Produksi
2.1. Penataan areal
kerja jangka panjang
dalam pengelolaan
hutan lestari
SEDANG
(75,00%)
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI (Revisi)
periode tahun 2008 - 2017 telah disahkan oleh Direktur
Jenderal Bina Usaha Kehutanan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: SK.141/VI-BUHT/2011
tanggal 19 Oktober 2011 tentang Persetujuan RKUPHHK-
HTI untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode
Tahun 2008–2017 a.n. PT Riau Indo Agropalma di
Provinsi Riau. RKUPHHK-HTI (Revisi) telah disusun
berdasarkan Hasil Kajian Deliniasi Mikro.
Auditee telah melakukan penataan areal kerja di
lapangan (batas petak dan blok RKT). Namun, penataan
areal kerja hanya sebagian yang sesuai dengan
RKUPHHK karena terdapat luncuran pada beberapa
tahun RKT.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa Auditee
telah memasang pal batas antar petak berupa pal kayu
yang berwarna putih dengan tulisan hitam serta batas
blok berupa pal kayu berwarna kuning. Meskipun
demikian ditemukan bahwa tidak semua petak terpasang
atau terlihat dengan jelas, seperti pal pada Blok 2010.
2.2. Tingkat
pemanenan lestari
untuk setiap jenis
hasil hutan kayu
utama dan nir kayu
pada setiap tipe
ekosistem
BAIK
(100,00%)
Auditee telah memiliki data potensi tegakan pada tipe
ekosistem yang ada dari hasil pengukuran Petak Ukur
Permanen tahun 2011-2013 dan juga Hasil Inventarisasi
Hutan. Hasil PSP dilengkapi dengan peta persebaran Plot
Ukur dan juga peta persebaran pohon pada tally sheet.
Riap tegakan Auditee belum dapat diketahui karena umur
tanaman paling tua baru berumur tiga tahun. Namun riap
tegakan sampai umur 3 tahun sudah tersedia dan sudah
dianalisis sampai penghitungan MAI.
Berhubung umur tanaman paling tua adalah 3 tahun,
maka penghitungan JTT belum dapat dilaksanakan oleh
Auditee. Dengan demikian Verifier 2.2.3. tidak diterapkan
(not applicable, n.a.).
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur
untuk menjamin
regenerasi hutan
BAIK
(86,67%)
Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan seluruh
tahapan kegiatan sistem silvikultur dengan lengkap,
tetapi sebagian belum lengkap seperti SOP pemeliharaan
tanaman yang tidak dilengkapi tata cara dan tata waktu
pelaksanaan kegiatan weeding dan penyemprotan.
Auditee telah melaksanakan sebagian tahapan kegiatan:
Penataan Areal Kerja (PAK), Risalah Hutan, Pembukaan
Wilayah Hutan (PWH), Pembibitan, Penyiapan Lahan,
Penanaman, Pemeliharaan Tanaman dan Perlindungan
dan Pengamanan Hutan. Kegiatan pemanenan maupun
penanaman tidak dapat dilihat di lapangan berhubung
pemanenan HTI baru akan dimulai pada tahun 2015 dan
penanaman sudah selesai awal tahun 2013. Selain itu,
pemeliharaan tanaman belum sesuai dengan SOP yang
tidak mencantumkan tata waktu maupun teknis
pelaksanaan pemeliharaan tanaman. Selain itu, antara
ketentuan mengenai tata waktu pemeliharaan dari
perusahaan tidak sesuai dengan tata waktu yang
diketahui oleh pekerja di lapangan.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Penentuan besarnya riap di areal kerja Auditee
didasarkan pada penelitian di PT Arara Abadi yang
dilakukan pada petak-petak pengamatan permanen (PSP)
karena memiliki karakteristik lahan yang hampir sama
dengan areal kerja PT Riau Indo Agropalma. Berdasarkan
hasil data yang diperoleh, diasumsikan potensi tegakan
sama dengan potensi tegakan pada PT Arara Abadi, yaitu
sebesar 168,06 m3/ha. Dengan demikian, terdapat
potensi tegakan yang mampu menjamin terjadinya
kelestarian pemanenan hasil (≥ 120 m3/Ha).
Berdasarkan data Hasil Assessment Stocking tanaman
umur 6 bulan sebesar 99,65% yang sudah melebihi
benchmark Auditee sebesar 95%. Dengan demikian,
terdapat permudaan tanaman dalam jumlah yang mampu
menjamin terjadinya kelestarian pemanenan (≥90 % dari
jumlah tanaman per hektar sesuai jarak tanaman yang
dipergunakan).
2.4. Ketersediaan
dan penerapan
teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan
hutan
BAIK
(83,33%)
Auditee telah mengembangkan SOP dan IK mengenai
pemafaatan hutan ramah lingkungan, dan isinya sesuai
untuk karakteristik kondisi setempat, yaitu SOP-RIA-P-01:
Prencanaan Pembangunan Hutan Tanaman dan SOP-RIA-
P-05: Harvesting Wet-Land.
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan (RIL)
pada 1-2 tahapan kegiatan pemanenan hasil. Berhubung
belum terdapat kegiatan pemanenan Acacia crassicarpa
maka belum dapat diketahui apakah pelaksanaan ramah
lingkungan atau tidak, tetapi dengan adanya peralatan
yang masih dalam kondisi yang baik serta jalan yang
lebarnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan
transportasi peralatan pemanenan, dapat dikatakan
bahwa sebagian kegiatan pemanenan hasil sudah
menerapkan RIL.
Sistem silvikultur yang diterapkan Auditee adalah sistem
silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB),
sehingga tidak terdapat tegakan tinggal di petak
tebangan. Verifier 2.4.3. n.a.
Auditee belum melaksanakan kegiatan penebangan
hutan tanaman, sehingga faktor eksploitasi belum dapat
dihitung. Verifier 2.4.4. n.a.
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana
kerja
penebangan/peman
enan/ pemanfaatan
pada areal kerjanya
SEDANG
(66,67%)
Auditee telah memiliki dokumen RKT yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang, yaitu Direktur Bina
Pengembangan Hutan Tanaman dari tahun 2009 s/d
2010 dan Direktur Bina Usaha Hutan Tanaman dari tahun
2011 s/d 2013. Akan tetapi, hanya sebagian isinya yang
mengacu pada RKU yang sah. Hal tersebut disebabkan
sebagian petak yang menjadi luncuran dari tahun
sebelumnya.
Auditee memiliki peta kerja yang menggambarkan areal
yang boleh ditanam sesuai dengan RKT tetapi tidak
seluruhnya sesuai dengan peta RKU yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang disebabkan adanya luncuran
dari tahun sebelumnya dan adanya tanah moratorium
dan klaim lahan.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee telah mengimplementasikan peta kerja berupa
penandaan sebagian batas blok tebangan/ditanam/
dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung. Penandaan belum dilaksanakan pada
kawasan DPSL di leher burung (windbreak).
Realisasi volume tebangan Auditee kurang dari 70% pada
tahun 2009 sebesar 0,78% atau lebih dari 105% dengan
rata-rata 180,68% per tahun dari rencana tebangan
tahunan pada lokasi yang sesuai dengan RKT yang
disahkan.
2.6. Tingkat investasi
dan reinvestasi yang
memadai dan
memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi,
penelitian dan
pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
BAIK
(94,44%)
Berdasarkan Laporan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) dari tahun 2010 s/d 2013 realisasi
alokasi dana mencapai 91,94% (>80%) dari kebutuhan
kelola hutan yang seharusnya.
Perbedaan alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan
Auditee diberikan secara proporsional dengan perbedaan
10-20%, yaitu 13,39%.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan lancar sesuai dengan tata waktu. Dari sisi
realisasi pemanenan kurang lancar, akan tetapi
berdasarkan wawancara pendanaan untuk kegiatan
teknis kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata
waktu. Selain itu, pembayaran gaji juga selalu tepat
waktu.
Auditee telah merealisasikan kegiatan pembinaan hutan,
pelindungan hutan dan penanaman tanah kosong >95%
Auditee telah merealisasikan penanaman tanaman
pokok, tanaman kehidupan dan tanaman unggulan
sebesar 55,76% dari yang seharusnya.
3. Kriteria Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan
kondisi kawasan
dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
(86,67%)
Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi
dengan luasan sesuai dengan dokumen perencanaan
formal yang terbaru yakni AMDAL Tahun 2011 dan Revisi
RKUPHHK-HT PT RIA periode Tahun 2008-2017; dan
telah sesuai dengan kondisi biofisiknya.
Panjang batas kawasan dilindungi yang telah ditata di
lapangan sudah 77,95% dilaksanakan dan tanda batas
seperti signplate dan papan pengumuman kawasan
dilindungi masih terlihat jelas dan berada pada posisi
yang seharusnya di lapangan.
Kondisi kawasan dilindungi di dalam areal kerja Auditee
masih berada dalam keadaan cukup baik dengan tutupan
hutan lebih dari 80%.
Sebagian para pihak telah memberikan pengakuan
mengenai keberadaan kawasan dilindungi dalam areal
kerja Auditee. Masih terdapat areal sengketa
perambahan oleh masyarakat di sebagian lokasi kawasan
dilindungi.
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap sebagian kawasan dilindungi hasil
tata ruang areal/Landscaping.
3.2. Perlindungan
dan pengamanan
hutan
BAIK
(100,00%)
Auditee telah mengembangkan prosedur perlindungan
dan pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee telah memiliki sarana dan prasarana
penanggulangan gangguan hutan dimana jenis, jumlah,
dan fungsinya sesuai dengan ketentuan dan berfungsi
dengan baik.
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan
kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan
ketentuan.
Auditee telah mengembangkan sistem lin-pam-hut yang
diimplementasikan melalui berbagai tindakan tertentu
(preemptif/preventif/represif) dengan telah
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan hutan yang
ada di areal kerja Auditee.
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan
air akibat
pemanfaatan hutan
BAIK
(94,44%)
Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan
yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana ketentuan AMDAL, serta peralatan yang
telah ada cukup berfungsi dengan baik.
Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan
dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air, dan
jumlah dan/atau kualifikasinya memadai.
Auditee telah memiliki dokumen RKL yang memuat
perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan
air, serta telah diimplementasikan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana termuat dalam Laporan
Pelaksanaan RKL dan RPL periode 6 bulanan.
Auditee telah memiliki dokumen RPL yang memuat
perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah dan
air, serta telah diimplementasikan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana termuat dalam Laporan
Pelaksanaan RKL dan RPL periode 6 bulanan.
Dalam berbagai kegiatan pengusahaan hutan yang
dilaksanakan oleh Auditee, masih terdapat beberapa
indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting
terhadap tanah dan air—khususnya terhadap areal
gambut, namun Auditee telah melaksanakan upaya
pengelolaannya sesuai ketentuan.
3.4. Identifikasi
spesies flora dan
fauna yang dilindungi
dan/atau langka
(endangered), jarang
(rare), terancam
punah (threatened)
dan endemik
BAIK
(100%)
Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal Auditee.
Auditee telah mengimplementasikan sistem identifikasi
untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal kerjanya.
3.5. Pengelolaan
flora untuk :
a. Luasan tertentu
dari hutan produksi
yang tidak terganggu,
dan bagian yang
tidak rusak.
BAIK
(88,89%)
Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan
flora yang dilindungi secara lengkap.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan flora
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
Terdapat ada gangguan terhadap kondisi habitat species
flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik yang terdapat di sebagian kawasan
dilindungi, akibat adanya perambahan sebagian areal.
3.6. Pengelolaan
fauna untuk :
a. Luasan tertentu
dari hutan produksi
yang tidak terganggu,
dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
BAIK
(88,89%)
Auditee telah mengembangkan prosedur pengelolaan
fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan fauna
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
Terdapat gangguan terhadap kondisi habitat species
fauna dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal kerja Auditee,
akibat adanya persoalan perambahan sebagian kawasan
dilindungi, yang masih belum menemukan titik
penyelesaian.
4. Kriteria Sosial
4.1. Kejelasan
deliniasi kawasan
operasional
perusahaan/unit
manajemen dengan
kawasan masyarakat
hukum adat
dan/atau
masyarakat
setempat
BAIK
(80,00%)
Auditee telah memiliki laporan tentang pola penguasaan
dan pemanfatan SDA/SDH serta identifikasi hak-hak
dasar masyarakat lokal dan rencana pemanfaatan SDH
oleh pemegang izin dengan lengkap.
Auditee telah memiliki dokumen yang memuat
mekanisme pembuatan batas kawasan secara
partisipatif dan mekanisme penyelesaian konflik batas,
namun untuk implementasi laporan pelaksanaan (BAP)
batas partisipatif dengan masyarakat, pihak auditie
belum dapat menunjukkan dokumennya , dengan
demikian mekanisme tersebut baru masuk pada tahap
diketahui para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang
legal, lengkap dan jelas.
Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang izin dengan sebagian masyarakat hukum
adat/setempat.
Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan
masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab
sosial perusahaan
sesuai dengan
peraturan
perundangan yang
berlaku
BAIK
(80,00%)
Auditee memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan.
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap dan legal
tentang pemenuhan kewajiban social pemegang izin
terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya terhadap
masyarakat dalam mengelola SDH, namun hanya
sebagian.
Auditiee memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee memiliki laporan/ dokumen terkait pelaksanaan
tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti rugi
namun tidak lengkap.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi
distribusi manfaat
yang adil antar para
Pihak
BAIK
(93,33%)
Auditee telah memiliki data dan informasi tentang
keberadaan masyarakat lokal yang terlibat, tergantung
dan terpengaruh oleh aktivitas Pemegang Izin dalam
pengelolaan SDH tersedia dalam beberapa dokumen,
yang cukup lengkap.
Auditee memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan
jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui program
kelola sosial, yang lengkap dan jelas.
Auditiee telah mengimplementasikan sebagian besar (>
50%) kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat
oleh pemegang izin.
Auditee memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
namun belum lengkap & jelas.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik yang handal
BAIK
(83,33%)
Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki peta konflik dan tersedia
gambaran data peta (pola) konflik namun belum lengkap.
Auditee memiliki data organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
Auditee memiliki dokumen penangan konflik, namun
belum lengkap dan jelas penyelesaiannya.
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan
kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK
(91,67%)
Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial
dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi bagi karyawan.
Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan telah
diimplementasikan seluruhnya.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
Dari 5 prinsip, 9 kriteria, 17 indikator dan 27 verifier pada kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu terhadap
IUPHHK-HT PT RIA Tahun 2013, seluruhnya dapat diverifikasi dan seluruhnya dinyatakan “memenuhi”.
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
mampu
menunjukkan
keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK)
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan SK IUPHHK-HA dipenuhi
seluruhnya dan IIUPHHK telah dibayarkan sesuai SPP.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/
RPKH dan Rencana
Kerja Tahunan
(RKT/Bagan
Kerja/RTT) disahkan
oleh yang berwenang
MEMENUHI Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK-HA,
RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang dan Peta
blok/petak tebangan disahkan dan posisi blok tebangan
benar dan terbukti di lapangan.
Peta Blok/Petak tebangan telah disahkan, posisi blok
tebangan benar dan terbukti di lapangan.
2.2. Adanya rencana kerja yang sah
2.2.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
mempunyai rencana
kerja yang sah
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku
MEMENUHI Keabsahan dan kelengkapan dokumen RKUPHHK-HA
beserta lampiran-lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Volume pemanfaatan kayu hutan alam dan lokasi
penyiapan lahannya sesuai.
2.2.2. Seluruh
peralatan yg
dipergunakan dalam
kegiatan pemanenan
telah memiliki izin
penggunaan
peralatan dan dapat
dibuktikan
kesesuaian fisik di
lapangan
MEMENUHI Peralatan sesuai dengan izin yang diberikan.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu
bulat yang
ditebang/dipanen
atau yang
dipanen/dimanfaatk
an telah di–LHP-kan
MEMENUHI LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
LHP dengan fisik kayu sesuai.
Nomor batang di LHP dapat ditemukan di telusuri dari
petak tebangan.
3.1.2. Seluruh kayu
yang diangkut keluar
areal izin dilindungi
dengan surat
keterangan sahnya
hasil hutan
MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPK hutan ke TPK Antara serta ke
tujuan pengiriman kayu lainnya dilengkapi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) sesuai ketentuan.
3.1.3. Pembuktian
asal usul kayu bulat
(KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HA/IUPHHK-RE/Hak
Pengelolaan
MEMENUHI Tanda-tanda legalitas hasil hutan kayu telah sesuai dengan
dokumen.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.4. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
mampu
membuktikan
adanya catatan
angkutan kayu ke
luar TPK
MEMENUHI Dokumen FAKB lengkap dan sah (dibuat oleh petugas yang
berwenang).
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait
dengan kayu
3.2.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
menunjukkan bukti
pelunasan Dana
Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi
Sumberdaya Hutan
(PSDH)
MEMENUHI Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai
dengan LHP yang disahkan.
DR dan/atau PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai
dengan dokumen SPP.
Pembayaran DR dan atau PSDH sesuai dengan
persyaratan ukuran dan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
yang mengirim kayu
bulat antar pulau
memiliki pengakuan
sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau
Terdaftar (PKAPT).
MEMENUHI Terdapat dokumen PKAPT yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.
3.3.2. Pengangkutan
kayu bulat yang
menggunakan kapal
harus kapal yang
berbendera
Indonesia dengan
izin yang sah
MEMENUHI Setiap kapal pengangkut kayu adalah kapal berbendera
Indonesia.
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
telah memiliki
dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL,
RKL dan RPL yang
telah disahkan
sesuai peraturan
yang berlaku meliputi
seluruh areal
kerjanya
MEMENUHI Tersedia Dokumen AMDAL yang lengkap dan telah disahkan
instansi yang berwenang (meliputi ANDAL, RKL dan RPL).
4.1.2. Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
memiliki laporan
pelaksanaan RKL
dan RPL yang
MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu
pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.
Tersedia laporan pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan dan telah dilaporkan kepada Instansi yang
berwenang.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 13 dari 13
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
menunjukkan
penerapan tindakan
untuk mengatasi
dampak lingkungan
dan menyediakan
manfaat sosial
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi
di lapangan.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
MEMENUHI Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional
lapangan.
Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan
serta berfungsi baik.
Mempunyai catatan kecelakaan kerja dan terdapat upaya
menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk program
K3.
5.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi
pekerja
MEMENUHI Terdapat pernyataan tertulis mengenai kebijakan
perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau
terlibat dalam kegiatan serikat pekerja.
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB)/
Peraturan
Perusahaan (PP)
MEMENUHI Tersedia dokumen Peraturan Kerja Perusahaan yang telah
disahkan oleh instansi terkait.
5.2.3. Perusahaan
tidak
mempekerjakan
anak di bawah umur
MEMENUHI Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur.
Top Related