BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan
geologi. Air tanah merupakan sumber daya alam yang penting dalam kehidupan,
tampak dari kebutuhan terhadap air minsalnya air dipakai untuk air minum,
irigasi, industri dan lain sebagainya. Air sebagai kebutuhan pokok untuk
keperluan sehari-hari baik di lingkungan rumah tangga dan masyarakat sekitarnya,
apabila kehidupan semakin meningkat, maka akan meningkat pula kebutuhan
manusia akan air.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari
dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air
tersebut air tanahlah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki
beberapa kelebihan dibanding sumber-sumber lainnya, karena kualitas airnya
yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk
dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan terutama di daerah khususnya
di Desa Bale Permata yang terletak di sebelah utara kota Bener Meriah.
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air
perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta
mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki
peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu
mendukung kehidupan di masa kini maupun di masa mendatang, tanpa adanya air
maka kehidupan tidak akan dapat berjalan. 1
Keberadaan air bersih di daerah menjadi sangat penting mengingat
aktivitas kehidupan masyarakat yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan
air bersih penduduk daerah tidak dapat mengandalkan air dari sumber air langsung
seperti: air permukaan dan air hujan karena kedua sumber air sebagian besar telah
tercemar baik langsung maupun tidak langsung dari aktivitas manusia itu sendiri.
Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
tetapi mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu
pengambilan air tanah secara berlebih tanpa mempertimbangkan keseimbangan
air tanah akan memberikan dampak lain seperti penurunan muka tanah dan lain-
lain.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan terhadap air
semakin meningkat tajam. Kawasan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan
pertumbuhan penduduk yang banyak, air bersih merupakan barang yang langka
dan mahal. Karena selain disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan akan air,
juga terjadi penurunan kualitas pada air. Penggunaan air di Kawasan pada tiap-
tiap daerah antara lain adalah untuk air minum (permukiman), industri, usaha
perkotaan (perdagangan/pertokoan) dan lainnya.
Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi
semakin tingginya kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan semua daerah,
maka perencanaan sistem air bersih harus mendapat perhatian yang serius. Karena
perencanaan sistem air bersih merupakan salah satu faktor utama dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih di berpenduduk.
Tujuan dari sistem penyediaan air bersih adalah menyediakan jumlah air
yang cukup untuk kebutuhan masyarakat sesuai dengan tingkat kemajuan dan
perkembangan daerah pelayanan. Kebutuhan air untuk setiap aktivitas dapat 2
berbeda-beda antara lain penyediaan air untuk kebutuhan domestik, kebutuhan
industri, perdagangan dan kebutuhan non domestik.
Penggunaan air bersih yang dikelola terkait dengan tiga hal, yaitu kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Secara kuantitas air bersih yang diterima oleh warga,
debit yang sampai ke pelanggan kurang. Hal ini dimungkinkan adanya kebocoran
air. Kualitas dari air bersih perlu dipertanyakan, karena dalam faktanya air bersih
tersebut tidak layak konsumsi. Ditambah lagi dengan tidak mengalirnya air bersih
selama 24 jam, air hanya mengalir sebentar dan itupun hanya dalam kuantitas
yang kecil produksinya.
Permasalahan tersebut diperparah dengan adanya kehilangan air secara
fisik dengan adanya kebocoran air pada jaringan distribusi yang tinggi akan
mengakibatkan debit air yang sampai ke pelanggan menjadi kecil dan sedikit.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pelayanan yang selama ini dilakukan
oleh pengelola pelayanan air bersih belum optimal.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas pokok permasalahan yang timbul dalam
masalah ini adalah :
1. Apakah pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata telah terlaksana
secara optimal?
2. Apakah pelayanan pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata telah
memenuhi tingkat kepuasan masyarakat?
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan air
bersih yang di distribusikan ke pelanggan di Desa Bale Permata
2. untuk mengetahui dan menjelaskan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan air bersih di Desa Bale Permata.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem
distribusi air bersih yang telah dilakukan oleh pihak yang mengelola dalam
memenuhi kebutuhan air bersih penduduk di Desa Bale Permata Kecamatan
Permata Kabupaten Bener Meriah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Infrastruktur Perkotaan
Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi sistem sosial dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai
fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-
instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial,
ekonomi dan masyarkat(Grigg, 2000).
Secara lebih spesifik oleh American Public Works infrastruktur
didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan oleh agen-agen
publik untuk fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik,
pembuangan limbah,transportasi dan keseseimbangan untuk memfasilitasi tujuan
ekonomi dan sosial. Perancangan masing-masing komponen infrastruktur maupun
keseluruhannya harus dilakukan dalam konteks keterpaduan dan menyeluruh.
Di Indonesia infrastruktur dikembangkan secara terpadu dengan konsep
pendekatan pembangunan kota yang dikenal sebagai Program Pembangunan
Prasarana Terpadu.( Robert, Kodoatie dkk, 2001).
Infrastruktur dapat menjadi faktor penentu kebijakan perkembangan lahan
atau suatu kawasan. Sistem jaringan air bersih merupakan salah satu dari
infrastruktur suatu daerah yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk suatu daerah. Sehingga dapat dilihat bahwa pemenuhan kebutuhan air
bersih memegang berperanan penting dalam perkembangan suatu daerah.
Apabila fasilitas infrastruktur telah terbangun secara benar, dan penyediaan
5
pelayanan umum telah terjamin sesuai dengan rencana yang ditetapkan, maka
pola perkembangan masyarakat dapat dikendalikan secara efektif(Al-Layla,1980).
2.2 Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, dan
akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi
tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990)
2.3 Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan penduduk yang
akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air
bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.
Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis,
kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala daerah tempat tinggalnya(Dalam Modul
Gambaran Umum Penyedian Dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003).
2.4 Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim
hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per
6
hari, atau setiap saat diperlukan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut
hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah, sehingga untuk menentukan
tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan
aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu
minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu
pada pukul 06.00 – 18.00. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari aspek
kebutuhan konsumen Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan
dan pekerjaannya dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan
fasilitas energi yang siap setiap saat(Bambang,Triatmojo, 1997,)
2.5 Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
perlengkapannya, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan
reservoir distribusi (Enri Damanhuri, 1989). Sistem distribusi air minum terdiri
atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang telah diolah
dari instalasi pengolahan menuju pemukiman. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan. Dua hal penting yang harus diperhatikan
pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang
memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang
berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah
7
menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap
memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan
perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah
ketersedian air setiap waktu.
2.6 Sistem Pengaliran Air Bersih
Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kualitas dan
tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa
dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi
topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. (Menurut Howard S
Peavy et.al, 1985). sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Cara Pemompaan, Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan
tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi
pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang
cukup.
b. Cara Gabungan, Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi
dan pada kondisi darurat. misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan
dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai
cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka
pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
2.7 Kinerja Pengoperasian Jaringan Air Bersih
8
Kinerja jaringan air bersih suatu Desa atau kawasan dapat dinilai dari hasil
analisis kegagalan jaringan pipa dan pengoperasiannya dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Indikator kinerja jaringan harus dapat memberikan indikasi
seberapa besar intensitas kegagalan dan berapa lama kegagalan itu
terjadi,sehingga kinerja jaringan air bersih dapat diketahui(Triatmojo, Bambang,
1997).
2.8 Tingkat Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Indikator Kinerja Jaringan meliputi tingkat efisiensi dan keefektifan dari
suatu jaringan air bersih yang diberikan kepada aspek khusus dari aktifitas
jaringan dan tujuan sistem (konsumen). Efisiensi meliputi bagaimana suatu sistem
penyediaan air bersih dapat dengan optimal memberikan pelayanan, sedangkan
efektifitas meliputi bagaimana suatu target pelayanan dapat terpenuhi.
Secara umum, indikator kinerja jaringan meliputi beberapa persyaratan,
antara lain:
a. Dapat memberikan seluruh aspek yang relevan dari seluruh aspek dalam sistem
penyediaan air bersih, berdasarkan kebutuhan konsumen pada umumnya.
b. Merupakan gambaran hasil dari manajemen yang baik.
c. Terdiri hanya dari faktor-faktor indikator kinerja jaringan yang dapat dipenuhi
oleh target pelayanan, peralatan dan harga yang mahal harus dihindari.
d. Harus merupakan hal yang mudah untuk dipahami oleh konsumen.
e. Dapat menjadi aplikatif untuk semua sistem dengan karakteristik yang berbeda.
(Larry, 1999)
9
2.9 Tolok Ukur Kepuasan dalam Penyediaan Air Bersih
Hal yang paling diharapkan oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan
air bersih (customer’s expectation) adalah tersedianya air, terutama setiap saat
dibutuhkan, serta jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan air bersih harian,
sehingga kuantitas dan kontinuitas aliran air bersih menjadi hal yang utama dalam
penentuan tingkat kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa layanan.
Selain itu, kualitas air bersih yang didistribusikan ke pelanggan yang
memenuhi standar baku mutu kualitas air bersih, serta tidak menimbulkan
dampak yang buruk bagi kesehatan manusia, maupun lingkungan juga
merupakan harapan bagi setiap pengguna jasa layanan air bersih. Dengan adanya
kualitas air bersih yang memenuhi standar baku mutu, maka akan meningkatkan
tingkat kepuasan masyarakat pengguna jasa layanan. Berdasarkan tolok ukur yang
telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa ada suatu hubungan
keterkaitan yang erat antara Kinerja Pelayanan penyedia layanan air bersih yang
dalam hal ini adalah pengelola dan Tingkat Kepuasan Pelanggan yang dalam hal
ini adalah masyarakat pengguna layanan. Jika pengelola sebagai penyedia layanan
dapat meningkatkan kinerja sistem jaringan distribusi air minum nya, maka secara
otomatis akan juga meningkatkan Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap layanan
yang diberikan (Fandi,Tjiptono,2003).
2.10 Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih
Analisis jaringan pipa perlu dilakukan dalam pengembangan suatu
jaringan distribusi maupun perencanaan suatu jaringan pipa baru. Sistem jaringan
perpipaan diDesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Ukuran pipa
harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem
10
harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan
dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang
diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem jaringan pipa
distribusi air bersih :
1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas
wilayah. Juga pertimbangan dari kebutuhan/beban (area pelayanan).
2. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban, Juga titik sentral pelayanan
(junction points).
3. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder.
4. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit puncak.
5. Pendimensian (dimensioneering). Dengan besar debit diketahui, dan kecepatan
aliran yang di ijinkan, dapat ditentukan diameter pipa yang diperlukan.
6. Kontrol tekanan dalam aliran distribusi, menggunakan prinsip kesetimbangan
energi. Kontrol atau analisis tekanan ini dapat dilakukan dengan beberapa
metode, disesuaikan dengan rangka distribusi.
7. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapan
distribusi (gambar alat bantu).
8. Gambar seluruh sistem, berupa peta tata guna lahan, peta pembagian distribusi,
peta kerangka, peta sistem induk lengkap, gambar detail sistem mikro.
Pada saat ini, tingkat kerumitan real system telah melebihi kemampuan
engineer untuk memodelkan setiap valve, bend, fitting dan setiap kemungkinan
operasional yang akan terjadi dalam suatu jaringan distribusi air
bersih(Robert,Kodoatie, 2001)
11
2.11 Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan
Kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan yang disyaratkan atau
distandarkan. Artinya bahwa setiap produk jasa / pelayanan dapat dikatakan
berkualitas bila memenuhi standar standar yang ditetapkan. Untuk itu biasanya
penyedia jasa telah membuat standar jasa yang akan dihasilkannya. Pengertian
lain tentang kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. Dari pengertian ini terlihat bahwa selera dan
harapan konsumen bersifat dinamis atau selalu berubah, oleh karenanya kualitas
produk juga harus dapat menyesuaikannya. Dan hal ini merupakan tanggung
jawab penyedia jasa/layanan untuk menyesuaikan produk jasanya dengan harapan
konsumen yang dinamis tersebut. Kualitas jasa pelayanan dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu :
“layanan yang diharapkan” (expected service) dan “layanan yang dirasakan”
(perceived service). Apabila jasa yang dirasakan atau diterima oleh pelanggan
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas
jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.
Ini berarti bahwa kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir
pada persepsi pelanggan(Fandy Tjiptono,2001).
12
2.12 Konsep Kepuasan Pengguna Jasa / Pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan itu sendiri banyak variasinya, oleh karenanya
ada beberapa definisi tentang kepuasan pelanggan, diantaranya (Fandy Tjiptono, ,
2001)
1. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian / diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya
(atau norma kinerja lainnya) dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah
pemakaiannya.
2. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui
harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang
diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
3. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.(Totok Sutrisno,2004).
2.13 Kualitas Jasa Pelayanan dalam Penyediaan Air Bersih
Konsep kepuasan pelanggan jasa sebenarnya bersifat abstrak, hal ini
karena sifat dari kualitas jasa itu sendiri juga bersifat abstrak yaitu menyangkut
persepsi pelanggan jasa. Berbeda dengan pelanggan produk barang, yang dapat
dengan mudah menilai kualitas barang dari aspek wujudnya, seperti warna,
ukuran, kualitas bahan, kualitas modal dan lain-lain. Demikian pula kepuasan
pelanggan jasa pelayanan penanganan sampah, jasa pelayanan pengadaan air
bersih bersifat abstrak yang tergantung dari persespsi masing-masing pelanggan
(Sugiyono,2003).
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam
rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuan dari adanya suatu
metodologi penelitian adalah untuk mengarahkan proses berfikir dan proses kerja
untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.
3.1 lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bale Permata kecamatan permata
kabupaten bener meriah. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24
Oktober sampai 31 Oktober 2012
3.2 Populasi dan sampel penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
Desa bale kecamatan permata kabupaten bener meriah yang berjumlah 160
Kepala Keluarga (KK)
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian tentang analisis pendisteribusian dan tingkat kepuasan
pelanggan pada sistem distribusi air bersih di Desa Bale Permata Kacamataan
Permata Kabupaten Bener Meriah ini termasuk jenis penelitian survei. demikian
karena dalam penelitian ini, informasi dan data dikumpulkan melalui responden
dengan menggunakan kuesioner dan survei langsung ke lapangan untuk
memperoleh data primer diantaranya adalah data dan kondisi air bersih yang
sampai ke pelanggan.
14
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder,
melalui survei yang dilakukan pada wilayah penelitian. Adapun metode yang
dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan tersebut adalah :
1. Metode wawancara
Yaitu metode penelitian dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas kepada masyarakat.
Bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.
Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga
golongan besar, yaitu:
a. sebagai metode primer
b. sebagai metode pelenngkap
c. sebagai kriterum
2. Metode kuesioner (angket)
yaitu suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti.untuk memperoleh data , angket kemudian
disebarkan kepada responden (masyarakat yang akan memberikan pernyataan).
Tujuan dilakukannya kuesioner atau angket adalah :
a. untuk memperoleh imformasi yang relapan dalam sebuah penelitian
b. untuk memperoleh impormasi mengenai suatu masalah seara lengkap
3. Metode observasai
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat langsung kelokasi
penelitian sehingga peneliti merasakan langsung apa yang dirasakan masyarakat.
15
3.5 Metode pengolahan Data
Metode ini dibutuhkan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah
data, dan membuat target-target yang dibutuhkan dalam penelitian. Baik data
primer maupun data sekunder yang berhasil dikumpulkan. Data disajikan dalam
bentuk data Kuantitatif dan Naratif.
Untuk menganalisa data kuantitatif penulis menggunakan rumus satistik
sederhana yang dikemukakan oleh Sudjana (1999:50)yaitu :
p= fn x 100
Keterangan :
P = Presentase
f = Frekuensi
n = Jumlah Responden
100% = Ukuran mutlak dalam presentase
Untuk menganalisa data naratif penulis mengambil dari hasil analisa data
kuantitatif
Data ini bersumber dari data yang berbentuk jawaban berupa cerita atau
argumentasi sebagai wujud dari persepsi, aspirasi, dan keinginan, baik dari
pengelola sistem penyediaan air bersih, maupun masyarakat sebagai konsumen.
16
BAB VI
DISKRIPSI WILAYAH
4.1 Gambaran Umum Kawasan Penelitian
Secara administrasi Desa Bale Permata adalah suatu Desa di Kecamatan
Permata, Kabupaten Bener Meriah,Nanggroe Aceh darussalam, Indonesia. Desa
Bale Permata merupakan salah satu dari dua puluh tujuh Desa yang termasuk
dalam wilayah kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah. Dua puluh tujuh
Desa Kecamatan Permata tersebut sebahagian diantaranya ialah: Desa Buntul
Kemumu, Desa Gelampang Weh Tenang Uken, Desa Bintang Bener, Desa Bale
Musara, Desa Bale Purnama, Desa Buntul Kepies (Sumber dari Kantor Kepala
Desa Bale Permata).
Letak dari dua puluh tujuh Desa pedalaman itu sangat terpencil, jauh dari
pusat kota dan diantara dua puluh tujuh Desa tersebut yang menjaadi objek yang
di kenal adalah Gunung Gerduong. karena dari ketinggian Gunung Gerduong itu
hampir seluruh Desa Kecamatan Permata dapat terlihat dengan jelas.
a. Batas astronomis Desa Bale Permata Kecamatan permata kabupaten bener
meriah terletak pada posisi 4048’41’’- 4048’54’ lintang utara dan 960 54’38’’ -
9055’02’’ Bujur timur.
b. Batas administrasi Desa Bale Permata Kecamatan permata Kabupaten ner
meriah beadalah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buntul Kemumu
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bale Musara
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bintang Bener
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bale Purnam
17
Gambar 4.1 Peta daerah bener meriah
18
4.2 Peta Wilayah Penelitian
19
4.3. keadaan topografi
Desa Bale Permata merupakan Desa yang berada di wilayah kabupaten
Bener Meriah, tepatnya di kecamatan permata. Desa Bale Permata berada pada
ketinggian 1500 diatas permukaan laut (DPL) dengan suhu rata-rata 18-200
Celcius dan wilayah berbentuk berbukit. Desa Bale Permata memiliki batas
wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buntul Kemumu
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bale Musara
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bintang Bener
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bale Purnam
Desa Bale Permata adalah Desa yang memiliki sumber air dari
pegunungan, diamana air pegunungan tersebutlah yang dimanfaatkan masyarakat
Desa dalam kegiatan nya sehari-hari baik untuk air minum, mencuci, mandi dan
kegiatan lainya.
4.4 Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Bale Permata sebahagian besar bermata pencaharian
sebagai petani. Adapun kegiatan petani tersebut ialah sebagai petani kopi dan dan
petani penanam tanaman palawija dan lain-lain. Penduduk Desa Bale Permata
bertumpuan hidup dari kegiatan bertani tersebut.
Penduduk Desa Bale Permata dalam kegiatannya sehari-hari dalam
mengguanak air untuk keperluannya, baik itu air untuk minum, mandi, mencuci
dan lain-lain sepenuh nya di proleh dari air yang disalurkan.
20
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Kerangka Pemikiran
Baik buruknya suatu sistem penyediaan air bersih suatu Daerah / kawasan,
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah air baku, yang
meliputi kualitas dan kuantitas, faktor kinerja sistem distribusi yang meliputi
kuantitas, tekanan, dan kontinuitas aliran, serta faktor kinerja sistem transmisi.
dalam sistem penyediaan air bersih yang baik, diperlukan suatu pasokan air yang
baik dan dalam jumlah yang cukup. Sehingga masyarakat sebagai pengguna jasa
akan mendapatkan pasokan air secara kontinyu, serta dengan kualitas yang baik
sesuai dengan tingkat pemakaian air standar. Faktor kinerja (performance) suatu
sistem jaringan air bersih juga penting untuk dipertimbangkan, karena dengan
meninjau kinerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka dapat dilihat
tingkat keberhasilan dari suatu kinerja sistem jaringan air bersih suatu Daerah /
kawasan.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan distribusi air bersih juga
menjadi faktor penentu keberhasilan penyedia pelayan air bersih. Karena sebagai
pengguna jasa, pelanggan / konsumen dapat memberikan penilaian melalui
persepsi dan harapan, yang nantinya akan dapat memberikan suatu penilaian
terhadap keberhasilan distribusi air bersih.
21
Analisis tingkat kepuasan
A.Analis kebutuhan pelanggan
Standar pelayanan air bersih
Penyediaan air bersih kawasan/daerah
Analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinrja sisitem disribusi
Sistem distribusi
5.2 Gambar 5.1 Skema Kerangka Pikir Analisa Distribusi Air Bersih
Gambar 5.1 Skema kerangka pikir analisis sistem jaringan distribusi air bersih
Dalam bab ini akan dibahas tentang keadaan konsumen yaitu masyarakat
yang berada di Desa Bale Permata, Kecamatan Permata, Baener Meriah dan
tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan.
5.3 Sumber Air Bersih
Sumber air bersih masyarakat Desa Bale Permata sepenuhnya berasal dari
air pegunungan. Air yang bersumber dari mata air pegunungan itulah yang
sepenuhnya di gunakan masyarakat Desa Bale Permata dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
5.4 Analisis Kepuasan Masyarakat
Hasil survei terhadap daerah studi yaitu masyarakat Desa Bale Permata,
bahwa setelah kurang lebih lima belas tahun dibangunnya jaringan air bersih
untuk masyarakat Desa, belum pernah ada terjadi keluhan yang memprihatikan
22
dari masyarakat seperti adanya rumah penduduk yang tidak mendapatkan air
selama beberapa hari. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pelayanan
yang selama ini diberikan terhadap penduduk dapat dikatakan telah mencapai
tingkat setandar kepuasan pelanggan yang ditentukan. Hal ini dapat di tentukan
berdasarkan hasail penelitian sebagai berikut :
Tabel 5.1 Air bersih di Desa Bale Permata memiliki kualitas yang sangat bagus.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat Setuju 145 90,625
2 Setuju 15 9,375
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Dari Tabel 5.1 di atas dapat dilihat 90,625% masyarakat Desa Bale
Permata sangat setuju apabila air bersih di Desa Bale Permata memiliki kualitas
air yang sangat bagus, dan 9,375% masyarakat setuju bahwa air yang ada di Desa
Bale Permata memiliki kualitas yang sangat bagus. Dari pernyataan tersebut dapat
dipastikan bahwa air bersih di Desa Bale Permata memang memiliki kualitas yang
sangat bagus.
23
Tabel 5.2 Dengan kualitas air bersih yang sangat bagus, masyarakat Desa Bale
Permata sangat merasa puas.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 140 87,5
2 Setuju 17 10,625
3 Ragu-ragu 3 1,875
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Dari Tabel 5.2 dapat dilihat sebagian besar masyarakat Desa Bale Permata
menyatakan sangat merasa puas dengan kualitas air bersih yang ada di Desa Bale
Permata, hal ini dapat penulis simpulkan karna 87,5% dari masyarakat sangat
setuju apabila dikatakan sangat puas, dan 10,625% setuju, sementara yang masi
ragu hanya 1,875% saja. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat sangat
merasa puas dengan kualitas air yang tersedia di Desa Bale Permata.
Tabel 5.3 Pembagian air bersih di Desa Bale Permata telah tersalur secara merata.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 160 100
2 Setuju 0 0
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Dari Tabel 5.3 dapat dilihat 100% masyarakat Desa Bale Permata sangat
setuju bahwa penyaluran air bersih di Desa Bale Permata telah tersalur secara
24
merata, dan hasil surve yang dilakukan penulis juga menunjukkan hasil yang
sesuai dengan pernyataan pada tabel, karna semua masyarakat Desa Bale Permata
telah menggunakan jasa penyaluran air bersih yang tersedia di Desa bale
permata.Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dapat dilihat bahwa penyaluran
air bersih sudah sangat ale permata.
Tabel 5.4 Air bersih yang ada di Desa Bale Permata sudah memenuhi standar
yang telah di tetapkan.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 160 100
2 Setuju 0 0
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Beradasarkan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Desa Bale
Permata dan kecocokan hasil survey yang dilakukan terhadap penyaluran air
bersih Desa Bale Permata, maka dapat disimpulkan bahwa penyaluran air bersih
ke perumahan penduduk sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat dilihat dari tabel 5.4 di atas 100% masyarakat Desa Bale Permata sangat
setuju apabila penyaluran air bersih di Desa Bale Permata dinyatakan telah
memenuhi standar.
25
Tabel 5.5 Pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata sangat menguntungkan
masyarakat Desa Bale Permata.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 160 100
2 Setuju 0 0
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Sejak di bangun pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata,
masyarakat Desa Bale Permata sangat mendapatkan keuntungan yang besar
karena tidak bersusah-susah lagi untuk mendapatkan air yang bersih, hal ini dapat
di buktikan dari keadaan perumahan penduduk yang rata-rata sudah menggunakan
jasa air bersih.
Tabel 5.6 Masyarakat Desa Bale Permata merasa puas dengan adanya
pendistribusian air bersih.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 130 81,25
2 Setuju 22 13,75
3 Ragu-ragu 8 5
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
26
Dari Tabel 5.6 diatas dapat disimpulkan sebagian besar masyarakat sangat
setuju apabila dikatakan puas, hal ini dapatdilihat dari hasil penelitian terhadap
kepuasan masyarakat dan hasil yang di temukan 81,25% masyarakatnya setuju
dengan kepuasan mengenai pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata.
Tabel 5.7 Pelayanan air bersih oleh pemerintah Desa Bale Permata sangat
memberikan kepuasan terhadap masyarakat.
No Alternatif jawabanFrekuens
i (KK)Presentase%
1 Sangat setuju 155 96,875
2 Setuju 5 3,125
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Kepuasan masyarakat mengenai pelayanan memang merupakan hal
terpenting, begitu juga dalam hal perlayanan air bersih oleh sebab itu pemerintah
Desa Bale Permata berusaha memberi pelayanan kepada masyarakat. Hasilnya
sebagian besar masyarakat merasa sangat puas dengan pelayanan yang di beri
pemerintah kepada masyarakat Desa Bale Permata.
27
Tabel 5.8 Kepuasan masyarakat merupakah hal terpenting dalam pendistribusian
air bersih di Desa Bale Permata.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 160 100
2 Setuju 0 0
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Memang sangat jelas, kepuasan masyarakat dalam pendistribusian air
bersing sangatlah penting, hal ini penulis simpulkan dari hasil analisa tabel 5.8,
semua masyarakat sangat setuju apabila kepuasan pendistribusian air bersih
menjadi hal yang paling utama.
Tabel 5.9 Untuk menjaga kepuasan masyarakat terhadap air bersih, sangat
dibutuhkan adanya kerja sama pemerintah dan masyarakat.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 150 93,75
2 Setuju 7 4,375
3 Ragu-ragu 2 1,25
4 Tidak setuju 1 0,625
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
28
Dalam hal pendistribusian air bersih tingkat kepuasan adalah hal
terpenting, oleh sebab itu bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat juga harus
ikut serta dalam menjaga kepuasan, minsalnya, kepuasan pasti timbul karna
kualitas air yang bagus, bersih, maka masyarakat juga harus menjaga kebersihan
lingkungan sekitar supaya kualitas air tetap terjaga, dan tentunya kepuasan juga
akan terjaga.
Tabel 5.10 Supaya pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata dapat berjalan
dengan baik peranan pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan.
No Alternatif jawabanFrekuensi
(KK)Presentase%
1 Sangat setuju 160 100
2 Setuju 0 0
3 Ragu-ragu 0 0
4 Tidak setuju 0 0
5 Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 160 100
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Untuk menjaga keberlangsungan pendistribusian air bersih, bukan hanya
pemerintah, masyarakatpun harus ikut serta dalam membantu kelancaran
pendistribusian air bersih, sebagai contoh, bergotongroyong untuk membersihkan
jalur jaringan pipa, dan membantu pemerintah untuk mensurve jaringan pipa yang
mungkin sering rusak.
Selanjutnya untuk memudahkan pengolahan dan analisa data, semua
jawaban dari 160 responden ditubulasi menurut kelompok jawaban sangat setuju,
setuju,ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, seperti yang terlihat pada
tabel berikut ini.
29
Tabel 5.11 Tabulasi pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata.
Pernyataan
(x)
Alternatif Jawaban
SS S RG TS STS
1 145 15 0 0 0
2 140 17 3 0 0
3 160 0 0 0 0
4 160 0 0 0 0
5 160 0 0 0 0
6 130 22 8 0 0
7 155 5 0 0 0
8 160 0 0 0 0
9 150 7 2 1 0
10 160 0 0 0 0
Jumlah ∑ f 1520 ∑ f 61 ∑ f 13 ∑ f 1 ∑ f 0
Persentase (%) 95% 3,8125% 0,8125% 0,0625% 0%
Sunber: Hasil pengolahan, 2012
Setelah semua data terkumpul, yakni data kuesioner secara keseluruhan
dari data pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata maka pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan rumus.
P=∑ f
∑ n .∑ x× 100 %
Keterangan
P : Presentase
∑ f : Frekuensi jawaban
∑ n : Jumlah responden
∑ x : Jumlah pernyataan
100% : Bilangan tetap
30
1. PSS=∑ f
∑ n.∑ x×100%
PSS=1520
(160 )(10)× 100 %
PSS=95 %
2. PS=∑ f
∑ n .∑ x× 100 %
PS=61
(160 )(10)×100 %
PS=¿ 3.8125%
3. PRG=∑ f
∑ n .∑ x× 100 %
PRG=13
(160 )(10)×100 %
PRG=¿ 0,8125 %
4. PTS=∑ f
∑ n .∑ x× 100%
PTS=1
(160 )(10)×100 %
PTS=¿ 0,0625%
5. PSS=∑ f
∑ n.∑ x×100 %
PTS=0
(160 )(10)×100 %
PTS=¿ 0%
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa
pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata dari semua responden yang
31
berjumlah 160 Kepala Keluarga (KK), yang menyatakan sangat setuju sejumlah
95%, setuju 3,8125%, ragu-ragu 0,8125%, tidak setuju 0.0625%, dan sangat tidak
setuju 0%. Dengan demikian, masyarakat Desa Bale Permata sudah merasa puas
dengan pendistribusian air bersih di Desa Bale Permata.
5.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai analisis
pendistribusian air bersih berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat, yang
dilakuka di Desa Bale Permata, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
a. Faktor Pendukung Kepuasan
Yang menjadi paktor pendukung kepuasan masarakat dalam penyedian air
bersih di Desa Bale Permata adalah sebagai berikut:
1. Ketersedian air selama 24 jam.
2. Kerjasama semua pihak, seperti pengelola peneyedia pelayanan, orang tua
dan pemuda Desa Bale Permata
3. Mengadakan gotong royong secara rutin guna menghindari terjadinya
kerusakan-kerusakan pada jaringan pipa.
4. Adanya dana yang disediakan untuk renopasi jaringan pipa yang russak
b. Strategi Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Strategi yang dapat dilakukan penyedia pelayanan air bersih terkait dengan
meningkatkan mutu pelayanannya dalam penyediaan air bersih adalah sebagai
berikut:
1. Prioritas pelayanan memuat atribut mutu pelayanan yang dianggap sangat
penting oleh pelanggan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat. Tingkat
32
kepentingan yang tinggi mencerminkan bahwa pelanggan mempunyai
harapan yang tinggi. Jadi akan sangat buruk konsekuensinya apabila
penyedia pelayanan mempunyai performance yang buruk untuk hal-hal
yang penting di mata pelanggan.
2. Atribut yang termasuk dalam pelayanan ini adalah kebersihan air yang
diterima dan debit air yang sampai kepada masyarakat. pelayanan dan
kebersihan harus menjadi prioritas utama untuk diperhatikan dan
ditingkatkan oleh penyedia pelayanan.
Perbaikan pada atribut mutu pelayanan ini akan mempunyai dampak yang
besar bagi kepuasan pelanggan dan akan mempengaruhi indeks kepuasan
pelanggan secara signifikan.
33
BAB VI
PENUTUP
Dari penelitian yang di lakukan selama empat hari di Desa Bale Permata,
Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan merekomendasikan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi
pembaca kelak.
5.1 Kesimpulan
1. Masyarakat Desa Bale Permata merasa puas dengan pelayanan penyediaan air
bersih yang ada baik itu dilihat dari kualitas dan pelayanan yang diberikan
penyedia pelayanan.
2. Berdasarkan hasil analisis terhadap pendistribusian air kepada para pelanggan
di lokasi penelitian, maka secara keseluruhan tingkat pelayanan air bersih oleh
pihak penyedia pelayanan di Desa Bale Permata merasa cukup puas terhadap
air bersih yang diterima.
34
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri,Enri, 1989, Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan
Pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Bandung, Jurusan
Teknik Lingkungan FTSP-ITB.
Peavy,Howard S 1985, Design Criteria For Waterworks and Fasilities, Japan
Water Works Assosiation.
Kanth Rao, Kamala, 1999, Environmental Engineering : Water Supply sanitary
Engineering and Pollution, McGraw Hill publishing Company Ltd.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/Menkes/PER/IX/1990. Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih.
Grigg dkk, 2000, Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah,
Yogyakarta, Penerbit Andi.
Mays,Larry,Urban Water Supply Handbook, New Delhi India, McGraw-Hill
Publishing Company Ltd.
Kodoatie, Robert dkk, 2001, Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi
Daerah,Yogyakarta, Penerbit Andi.
Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian.Jakarta, Gramedia
Sutrisno, Totok dkk, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta, Rineka
Cipta.
35
Tjiptono, Fandi, 2001, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta, Beta
Offset.
Triatmojo, Bambang, 1997, Hidraulika II, Yogyakarta, Beta Offset.
Modul Pelatihan,2003 “Water Quality Analysis”, Gambaran Umum Pengolahan
Air minum
Al – Layla,1980, Water Supply Engineering Design, Ann Arbor Science.
36