KONVERSI SISTEM LAMA KE SISTEM BARU
PADA SUATU ORGANISASI ATAU
PERUSAHAAN
Disusun sebagai Tugas Ujian Akhir Triwulan
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Disusun Oleh:
BAGUS RANDHYARTHA GUMILAR K25161082 - E62
SEKOLAH BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
ii
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
2.1 Sistem Informasi 3
2.2 Konversi Sistem 5
BAB III 13
KESIMPULAN DAN SARAN 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
1
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang modern saat ini semakin canggihnya suatu teknologi,
perkembangan pada bidang bisnis yang semakin pesat dan persaingan usaha yang sangat
ketat. Para pelaku usaha dituntut untuk dapat beradaptasi dan berinovasi agar dapat
bertahan serta berkembang di era saat ini. Persaingan bisnis yang semakin ketat pada era
globalisasi saat ini dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi khususnya pada bidang IT,
sehingga harus didukung dengan penerapan sistem informasi yang lebih baik.
Sebuah organisasi atau perusahaan tentunya berharap dapat terus sustainable dan
berkembang seiring semakin lamanya mereka beroperasi, tentunya perubahan sumber
dayapun harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kebutuhan organisasi, dan
skalabilitas perusahaan yang semakin besar dan komplek. Khususnya sebuah sistem
informasi dan teknologi yang sangat cepat dan dinamis perkembangannya dan
mengahruskan sebuah organisasi untuk dapat terus keep-itup agar dapat merespon pasar
dan mencapai tujuan organisasi. Sehingga tidak bisa dihindari perubahan pada sistem atau
konversi sistem akan dihadapi suatu perusahaan nantinya seiring berkembanganya
perusahaan tersebut.
Sistem informasi yang baik adalah suatu sistem terpadu atau kombinasi teratur dari
seluruh elemen yang ada, baik individu, hardware,software maupun jaringaan komunikasi,
untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan operasional dan
fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem informasi bertujuan untuk
mendukung kinerja perusahaan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,
pengambilan keputusan manajerial, dan memperkuat posisi kompetitif perusahaan.
Banyaknya manfaat yang diberikan oleh sistem informasi membuat perusahaan berbondong
–bondong berinvestasi dan beralih menggunakan teknologi informasi untuk membantu
memecahkan masalah mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan yang terintegrasi,
yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan
meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan sistem informasi di perusahaan yang
semakin pesat dan sangat terkait dengan penggunaan software. Sebuah software harus
dirancang dengan sebaik mungkin agar dapat dengan mudah dikembangkan dan
disesuaikan dengan keadaan perusahaan, serta dengan dunia bisnis yang sangat dinamis.
2
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Yang menjadi perhatian adalah, seberapa jauh software yang digunakan dapat
dikembangkan? Hal ini adalah faktor yang harus diperhatikan. Maintainability merupakan
salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan
yang terjadi. Software maintenance merupakan aktivitas yang pertamakali dilakukan sejak
perangkat lunak mulai dioperasikan sampai pada akhirnya perangkat lunak tersebut tidak
dioperasikan atau digunakan lagi.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami urgency maintainability dalam pengembangan sistem
informasi pada suatu organisasi atau perusahaan.
2. Tugas Ujian Akhir Triwulan mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
3
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang
yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti
yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi
antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini
digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini
dalam mendukung proses bisnis.
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer
sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam
sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama
berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda
dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja.
Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan
dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi
pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk
pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan
menampilkan) informasi.
Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu
sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem
di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial. Sistem
informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia
dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem
informasi dan organisasi informatika.
4
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak,
perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah,
dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2004) dikatakan bahwa SIM
adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan
operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Dalam
pengertian ini, istilah sistem informasi ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada
penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di
mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan data
dan kemudian mengubahnya menjadi informasi. Menurut O’brien (2004) SIM merupakan
kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network dan
data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan,
merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Gambar 1. Peran Sistem Informasi Dalam Dunia Bisnis
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu:
1. Mendukung proses bisnis dan operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
5
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Gambar 2. Komponen Dalam Sistem Informasi
Fungsi dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien (2004) adalah:
1. Area fungsional utama yang mendukung keberhasilan bisnis, seperti fungsi
akuntansi, keuangan, manajemen opeasional, pemasaran, dan manajemen sumber
daya manusia.
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktifitas, dan moral pegawai,
serta layanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan
pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif,
yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global.
5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan
wanita.
6. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan
bisnis yangmembentuk jaringan.
2.2 Konversi Sistem
Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem
baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem
lama ke sistem baru. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus
(canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan relatif lebih
6
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
mudah. Jika konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, database baru,
perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru, jaringan baru dan perubahan drastis
dalam prosedurnya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang.
Fenomena kegagalan pada konversi sistem terjadi karena:
1. Sistem yang dikembangkan tidak atau kurang sesuai dengan keinginan user, karena
proses investigasi, analisa design sistem yang dikembangkan kurang tajam.
2. Adanya perilaku yang cenderung menolak atau sulit menerima setiap perubahan
dalam organisasi perusahaan, khususnya yang sistem informasi baru yang
memerlukan peningkatan pengetahun dan keterampilan.
3. Adanya kekhawatiran dari karyawan perusahaan apabila sistem informasi baru
(komputerisasi) diimplementasikan maka akan terjadi pengurangan pegawai.
4. Tidak dibarengi dengan ‘business re-engineering process’, sehingga sistem
komputerisasi kurang memberikan dampak effisiensi dan efektivitas yang maksimal
bagi perusahaan.
5. Perencanaan aktivitas implementasi tidak dipersiapkan secara comprehensive dan
integrated yang meliputi aktivitas :
Hardware, software and services acquisition
Software development or modification
End user training
System documentation & Conversion methode : pilot project, paralllel cut-
over, phase-in cut over, direct cut over (plunge).
Berikut merupakan metode dalam konversi sistem, yaitu:
a. Konversi Langsung (Direct Conversion)
Konversi jenis ini dilakukan langsung dengan cara menghentikan sistem lama
digantikannya dengan sistem baru. Resiko yang besar timbul dengan cara ini, akan tetapi
memakai biaya murah. Konversi Iangsung merupakan pengimplementasian sistem baru dan
pemutusan jembatan sistem lama, yang juga disebut pendekatan cold turkey. Dengan
sistem ini apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama.
Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila :
Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain
7
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai
Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduanya
Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara
sistem-sistem tersebut tidak berarti.
Gambar 3. Konversi Langsung
Kelebihan : relatif murah.
Kelemahan : bisa menimbulkan risiko kegagalan yang tinggi. Apabila konversi langsung
akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang dibahas
sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting.
b. Konversi Paralel (Parallel Conversion)
Konversi ini menerapkan dimana sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan.
Setelah pada masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem
lama, sehingga sistem lama segera dihentikan. Cara pengunaan sistem ini adalah
pendekatan yang paling aman, tetapi paling mahal, karena adanya kegiatan menjalankan
dua sistem sekaligus. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama
dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu. la kebalikan dari
konversi langsung. Dalam mode konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut
dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi.
Gambar 4. Konversi Pararel
8
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Kelebihan :dapat memberikan derajad proteksi yang tinggi terhadap organisasi dari
kegagalan sistem baru.
Kelemahan :besarnya biaya untuk pemakaian dua fasilitas-fasilitas dan biaya personel
yang memelihara sistem rangkap tersebut. Ketika proses konversi suatu
sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan
sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan
personel operasi dan pemakai untuk mengetahui kinerja sistem tersebut.
Mereka harus menentukan tanggal atau waktu penerimaan dalam tempo
yang wajar dan memutus sistem lama.
c. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
Konversi ini dengan cara menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem
baru. Apabila ada sesuatu terjadi, bagian yang baru diterapkan dapat diganti kembali
dengan yang sistem lama. Masalah dalam modul-modul baru terjadi dapat dipasangkan lagi
untuk mengganti modulmodul lama yang lain. Pendekatan dalam sistem ini dapat membuat
sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada
konversi langsung. Pada netode konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa
kali, yang secara bertahap dan sedikit-sedikit mengganti yang lama sehingga menghindarkan
dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang cukup bagi
pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem
harus disegmentasi. Aktivitas pengumpulan data baru diimplementasikan, dan mekanisme
interface dengan sistem lama dikembangkan. Interface ini memungkinkan sistem lama
beroperasi dengan data input baru. Kemudian aktivitas-aktivitas akses database baru,
penyimpanan, dan pemanggilan diimplementasikan. Sekali lagi, mekanisme interface
dengan sistem lama dikembangkan. Segmen lain dari sistem baru tersebut di-instal sampai
keseluruhan sistem diimplementasikan.
Gambar 4. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)
9
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Kelebihan : mampu memberikan waktu untuk terjadinya perubahan dalam organisasi
tertentu sehingga kece[atan dapat diminimasi, dan sumber-sumber
pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikitselama periode waktu
yang lebih panjang.
Kelemahan : memerlukan biaya untuk mengembangkan interface temporer dengan
sistem lama, dengan daya terapnya terbatas, dan dapat menimbulkan adanya
kemunduran semangat di organisasi, karena adanya rasa tidak dapat
menyelesaikan sistem.
d. Konversi Pilot (Pilot Conversion)
Metode ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi
tertentu untuk menjadi pelopor. Jika cara konversi ini berhasil, maka akan diberlakukan
pada tempat-tempat yang lain. Cara ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko
yang rendah. dimana hanya sebagian dari organisasi yang mencoba mengembangkan sistem
baru. Beda antara metode phase-in yang mensegmentasi sistem, metode pilot
mensegmentasi organisasi. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum
implementasi lebih jauh ditakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur baru dan
perubahan yang drastis dalam hal perangkat lunaknya, metode pilot ini akan lebih cocok
digunakan. Selain berfungsi sebagai tempat pengujian (test site), sistem pilot juga digunakan
untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan “live” (hidup atau
sebenarnya) sebelum sistem tersebut diimplementasikan di lokasi mereka sendiri.
Gambar 5. Konversi Pilot
10
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Kelebihan : lebih sedikit beresiko dibandingkan metode konversi langsung, dan lebih
murah disbanding metode parallel. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan
dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh dilakukan.
Kelemahan : membutuhkan area(sebagian) dari organisasi untuk uji coba.
Konversi sistem berhasil tergantung pada seberapa bisanya profesional sistem
menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru.
Dengan mengkorversi suatu file, maksudnya adalah bahwa file yang tetah ada (existing)
harus dimodifikasi setidaknya dalam : Format file tersebut, Isi file tersebut, Media
penyimpanan dimana file ditempatkan. Dalam suatu konversi sistem, kemungkinan
beberapa file bisa mengalami ketiga aspek konversi tersebut secara serentak.
Ada dua metode dasar yang bisa digunakan untuk menjalankan konversi file :
a. Konversi File Total
Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada media yang bisa dibaca
komputer, maka bisa dituliskan program sederhana untuk mengkonversi file dari format
lama ke format baru. Umumnya pengkonversian dari satu sistem komputer ke sistem yang
lain akan melibatkan tugas-tugas yang tidak bisa dikerjakan secara otomatis. Rancangan file
baru hampir selalu mempunyai field-field record tambahan, struktur pengkodean baru, dan
cara baru perelasian item-item data (misalnya, file-file relasional). Seringkali, selama
konversi file, kita perlu mengkonstruksi prosedur kendali yang rinci untuk memastikan
integritas data yang bisa digunakan setelah konversi itu. Dengan menggunakan klasifikasi
file berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama konversi :
File Master, Ini adalah file utama dalam database. Biasanya paling sedikit satu file
master diciptakan atau dikonversi dalam setiap konversi sistem.
File Transaksi, File ini selalu diciptakan dengan memproses suatu sub-sistem
individual di dalam sistem informasi. Akibatnya, is harus dicek secara seksama
selama pengujian sistem informasi.
File Indeks, File ini berisi kunci atau alamat yang menghubungkan berbagai file
master. File indeks baru harus diciptakan kapan saja file master yang berhubungan
dengannya mengalami konversi.
11
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
File Tabel, File ini dapat juga diciptakan dan dikonversi selama konversi sistem. File
tabel bisa juga diciptakan untuk mendukung pengujian perangkat lunak.
File Backup, Kegunaan file backup adalah untuk memberikan keamanan bagi
database apabila terjadi kesalahan pemrosesan atau kerusakan dalam pusat data.
Oleh karenanya, ketika suatu file dikonversi atau diciptakan, file backup harus
diciptakan.
b. Konversi File Gradual
Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual (sedikit
demi sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka menunjukkan beberapa
aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak menunjukkan aktivitas tidak pernah
dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara berikut:
Suatu transaksi diterima dan dimasukkan ke dalam sistem.
Program mencari file master baru (misalnya file inventarisasi atau file account
receivable) untuk record yang tepat yang akan di update oleh transaksi itu. Jika
record tersebut telah siap dikonversi, berarti peng-update-an record telah selesai.
Jika record tersebut tidak ditemukan dalam file master baru, file master lama diakses
untuk record yang tepat, dan ditambahkan ke file master baru dan di update.
Jika transaksi tersebut adalah record baru, yakni record yang tidak dijumpai pada file
lama maupun file baru (misalnya, pelanggan baru), maka record baru disiapkan dan
ditambahkan ke file master baru
Cara-cara yang dapat dilakukan agar kesalahan alih sistem informasi dapat dihindari:
Melihat visi saat pembangunan dengan mengoptimalkan peranti yang sudah
dikembangkan. Sehingga aplikasi yang ada dapat menyesuaikan dengan aplikasi
sebelumnya dan menunjang kegiatan yang ditetapkan dalan visis pengembangannya.
Adanya kerjasama antara orang yang mengoperasian sistem dengan pengembang
sistem, sehingga perubahan yang terjadi mampu diketahui sehingga tidak
menimbulkan masalah baru.
12
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
Jangan sampai perancangan sistem yang baru dapat menimbulkan rasa takut di
pihak pegawai maupun manajerakan kegagalan proyek pengembangan dan
pengoperasian.
Melakukan sosialisasi akan cara yang baru yang dapat dilakukan oleh manajemen
puncak pada tahap awal maupun tahap penerapan.
Membangun hubungan kepercayaan antara pegawai, spesialisasi informasi dan
manajemen. Sehingga tidak ada rasa saling menyalahkan dan saling mencurigai yang
dapat membuang waktu dalam pengembangan sistem baru yang lebih baik.
Menyelaraskan harapan akan kebutuhan pegawai sebagai penguna dengan tujuan
perusahaan. Dan membuat kenyaman penguna diluar perusahaan sehingga
menciptakan pandangan yang positif terhadap sistem yang baru dikembangkan.
13
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang
yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti
yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi
antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini
digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini
dalam mendukung proses bisnis.
Dalam pemilihan pendekatan konversi implementasi sistem informasi manajemen,
harus menentukan sendiri strategi konversi yang mana yang cocok diterapkan pada
perusahaan, karena setiap perusahaan adalah unik dan memiliki kemampuan dan
keterbatasan yang tidak sama. Strategi mengurangi resiko kegagalan yang terjadi saat
pengalihan atau konversi sistem yang dapat dilakukan yaitu: Konversi Langsung
(Direct Conversion/Plunge Strategy), Konversi Paralel (Parallel Conversion), Konversi
Bertahap (Phased Conversion), Konversi Pilot (Pilot Conversion).
3.2 Saran
Keputusan untuk memilih metode konversi sistem itu sendiri dipengaruhi oleh
karakter manajemen perusahaan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
dari metode konversi serta resiko yang mungkin timbul dari penerapan metode konversi
sistem. Kalkulasi efisiensi biaya dan efektivitas waktu dalam proses konversi sistem tentu
tetap menjadi pertimbangan utama untuk optimalisasi benefit perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
14
Bagus Randhyartha Gumilar / E-62
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi Diakses tanggal 16 Februari 2017.
http://renggagustiandy.blog.upi.edu/2015/09/26/chapter-1-sistem-informasi-dalam-kegiatan-bisnis-saat-ini/ Diakses tanggal 16 Februari 2017.
http://hudabajsair.blogspot.co.id/ Diakses tanggal 16 Februari 2017.
http://suhendi.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/29/konversi-sistem-dalam-teknologi-informasi-dan-fenomenanya-2/ Diakses tanggal 16 Februari 2017.
ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8259/Konversi+Sistem.pdf Diakses
tanggal 16 Februari 2017.
http://anittaratna.blogspot.com/2010/06/dkonversi-sistem.html Diakses tanggal 16
Februari 2017.
http://heavenly6-heavenly6.blogspot.co.id/2010/05/d-konversi-sistem-baru.html Diakses
tanggal 16 Februari 2017.
http://agustrijaya.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/12/konversi-system-informasi/ Diakses tanggal 16 Februari 2017.
Top Related