KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA D I R E K T O R AT B I N A P R O G R A M
RENCANA STRATEGIS BIDANG BINA MARGA
2015-2019 PROVINSI NTT
PENGEMBANGAN SABUK TRANSPORTASI LINTAS NTT
KUPANG
07 OKTOBER 2014
2
OUTLINE RENSTRA BINA MARGA 2015-2019
1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
2. PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR JALAN
3. VISI, MISI, DAN TUJUAN Ditjen. Bina Marga
3.1 Visi dan Misi Ditjen. Bina Marga
3.2 Tujuan Ditjen. Bina Marga
3.3 Sasaran Strategis Ditjen. Bina Marga
4. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
5. KERANGKA PENDANAAN
6. TANTANGAN RENSTRA 2015 2019 PROV. NTT
3
1 . ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
4
RPJM 1 (2005 2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
INFRASTRUKTUR:
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasuk membaiknya infrastruktur.
Percepatan pembangunan infrastruktur didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan.
RPJM 2 (2010 2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian
INFRASTRUKTUR: Percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha
Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika
RPJM 3 (2015 2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan iptek
INFRASTRUKTUR: Ketersediaan infrastruktur
sesuai tata ruang Berkembangnya jaringan
transportasi
RPJM 4 (2020 2024)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang lebih kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
INFRASTRUKTUR: Terselenggaranya jaringan
transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI
VISI PEMBANGUNAN 2005-2025 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
5
1. Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda
2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional
3. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan
transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan
4. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung
Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri,
dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi
Meningkatkan jalan Nasional
Meningkatnya Jalan Sub Nasional
Outcome KPI Input KPI
Indikator Jalan Isu Strategis
Sasaran Konsep RPJMN 2015-2019
Kondisi mantap
Jalan Nasional (100%)
Jalan Propinsi (75%)
Jalan Kabupaten /Kota (60%)
Waktu tempuh koridor
utama
35 jam (Sumatera) 25 jam (Jawa)
Ketimpangan Jalan Nasional
dan Daerah
Kapasitas Jalan
Arah Kebijakan
ARAHAN DAN SASARAN Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
6
2. POTENSI DAN PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR JALAN
7
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR JALAN
Potensi dan Permasalahan
1. Waktu tempuh rata-rata transportasi jalan di Indonesia relatif lebih tinggi dari negara tetangga (2,7 jam/100 km)
2. Kerapatan jalan bebas hambatan di Indonesia masih lebih rendah dari negara tetangga
4. Lebih dari 80% lalu lintas angkutan barang menggunakan moda jalan, lebih dari 82% lalu lintas angkutan penumpang menggunakan moda jalan
5. Jalan Daerah terdiri atas Jalan Provinsi (46.164 Km) dengan kondisi 68% Mantap dan Jalan Kabupaten/Kota (376.102 Km) dengan kondisi 59% Mantap. Total panjang daerah 422.266 KM dengan kondisi mantap 65%
6. Umur rencana (design life) yang pendek (10 th) selama ini justru menyebabkan biaya umur rencana yang disetahunkan (Annualized Life Cycle Cost) menjadi lebih tinggi; dan pada waktu yang sama keberlanjutan kemantapan jalan menjadi lebih singkat
7. Pemaketan Proyek yang relatif kecil telah menyebabkan jumlah paket/kontrak/ppk tidak mendorong peningkatan mutu sehingga tidak tercapainya efesiensi secara nasional. Paket proyek yang begitu banyak yang ditenderkan pada waktu yang sama tidak mendorong persaingan sehat . Insinyur Jalan Bina Marga lebih sibuk urusan Administrasi Kontrak daripada urusan pengendalian mutu, proses dan produk.
8. Pilot Project PBC belum memenuhi international best practice sehingga kurang menstimulasi peran serta penyedia jasa dalam investasi.
8
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
FAKTOR KUNCI PENYELENGGARAAN JALAN
Jaringan Jalan mendukung Pengelolaan
Tata Ruang dan Tata Guna
Lahan
Alokasi Anggaran Tepat Sasaran Kinerja
Delivery Sistem yang
Mendukung Strategi
Pencapaian Kinerja Jalan
Pendekatan Desain dan Penerapan Teknologi Menjamin
Minimum Life Cycle Cost
Pelaksanaan Tepat Mutu, Waktu dan
Target Anggaran
Pemeliharaan Jalan Bersifat Responsif dan
Preventif
Penegakan Hukum dan Peraturan
Penggunaan Jalan
MISI
Penyelengga-
raan Jalan
yang handal,
efektif dan
efisien
9
3. VISI, MISI, DAN TUJUAN Ditjen. Bina Marga
4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan 4.3 Sasaran Strategis
10
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
Visi:
Misi:
Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial
Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang
memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional,
wilayah dan kawasan strategis nasional
Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki
intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan
dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional
Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang
berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan
keselamatan yang memadai
VISI DAN MISI DITJEN. BINA MARGA RENSTRA 2010 - 2014
11
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
Tujuan:
Meningkatkan Daya Saing Logistik dan Mobilitas Antar Moda untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Sasaran Strategis :
Meningkatnya Konektivitas Nasional
Meningkatnya Dukungan terhadap Pertahanan Keamanan, Daerah Tertinggal dan Kawasan Strategis Nasional
Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Jalan yang Handal, Berkeselamatan dan Berwawasan Lingkungan
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
12
4. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Mendorong Pemerataan yang Berkeadilan
Mendukung Pertahanan dan Keamanan Nasional
Meningkatkan Keamanan dan Kelayakan Jalan
Mendukung Lingkungan (Green and Sustainable
Road)
Aplikasi Teknologi Baru dan Tepat Guna
Efisiensi dan Orientasi pada Output untuk
Value for Money
M AT R I K S K I N E R JA R E N C A N A S T R A T E G I S D I T J E N . B I N A M A R G A 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Program/Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Kementerian Pekerjaan Umum Program Penyelenggaraan Jalan
Menurunnya Waktu Tempuh Pada Lintas Utama/Antar Pusat Kegiatan (Jam/100KM) Tingkat penurunan Waktu Tempuh Pada Lintas Utama/Antar Pusat Kegiatan (Jam/100KM) Menurunnya Waktu Tempuh pada Jalan Perkotaan Metropolitan dan Kota Besar (jam/100KM) Tingkat penurunan Waktu Tempuh pada Jalan Perkotaan Metropolitan dan Kota Besar (jam/100KM) Meningkatnya Kemantapan Jalan Sub Nasional yang mendukung KPI (%) Tingkat kemantapan jalan daerah mendukung KPI (%)
K R I T E R I A P E N A N G A N A N JA L A N R E N C A N A S T R A T E G I S D I T J E N . B I N A M A R G A 2 0 1 5 - 2 0 1 9
16
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
Kriteria Preservasi
Pemeliharaan Rutin Kondisi (penutupan retak, penambalan lubang, perbaikan alur dan gelombang) dapat dilakukan beberapa tahun secara berturut-turut;
Setelah Pemeliharaan Preventif (Pelaburan), IRI yang terjadi masih pada rentang 4 6 maka penanganan tahun selanjutnya harus menunggu sampai IRI 6 (Rehabilitasi Minor);
Untuk penanganan usulan jalan nasional berpotensi dilakukan pada tahun 2016-2019 (2015 penyelenggara jalan sebelumnya)
Kriteria Pembaharuan Jalan
Peningkatan kapasitas (Pelebaran dan Pembangunan Jalan):
- Pelebaran dilakukan bersamaan dengan penanganan rekonstruksi
-Traffic Growth 7.6% p.a dan apabila pada tahun 2019 VCR 0.85, persiapan untuk pelabaran dilakukan dari tahun-tahun sebelumnya.
Khusus Jalan Lintas Utama harus memiliki lebar jalan minimum 7m.
K R I T E R I A P E N A N G A N A N JA L A N R E N C A N A S T R A T E G I S D I T J E N . B I N A M A R G A 2 0 1 5 - 2 0 1 9
Lanjutan
17
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
K R I T E R I A P E N A N G A N A N JA L A N
R E N C A N A S T R A T E G I S D I T J E N . B I N A M A R G A 2 0 1 5 - 2 0 1 9
2
3
4
5
6-8
8-12
>12
3,5
3 3
6
5,5
5
4,5
2,5
3
2,5 2,5
IRI
YEAR 2015 2016 2017 2018 2019
2
2,5 2,5
3
Pemeliharaan Rutin (Pr) 0.0-3.0 IRI Natural Increase 0.5 Pemotongan Rumput - Pembersihan Selokan Pemeliharaan
Rutin Kondisi (Prk) 3.0-4.0 IRI Minus 0.5 Pengembalian Kondisi (Penutupan Retak/Penambalan
Lubang/Perbaikan Alur/Perbaikan Gelombang)
Pemeliharaan Preventif (Pp) 4.0-6.0 IRI Minus 0.5 Pelaburan (Slurry Seal/Fog Seal/Seal Coat/Chip
Seal/Microsurfacing)
Rehabilitasi Minor 6.0-8.0 Direct to 3.0 Overlay Non Struktural
Rehabilitasi Mayor 8.0-12.0 Direct to 3.0 Overlay Struktural (dengan perbaikan pondasi secara spot-spot)
Rekonstruksi >12.0 Direct to 2.0 Perbaikan Ketebalan Penuh/Perbaikan Alinyemen/Daur Ulang
(recycling)
Pelebaran Jalan (CAPEX) VCR > = 0.85 Direct to 2.0 Pelebaran Jalan Eksisting
VCR < 0.85
Parameter Nilai
Kondisi Kategori Penanganan
Kondisi
0
1
2
3
4
5
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
Kritis
Runtuh
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Berkala
Rehabilitasi
Penggantian/Pembangunan Baru
Penggantian/Pembangunan Baru
K R I T E R I A P E N A N G A N A N J E M B ATA N R E N C A N A S T R A T E G I S D I T J E N . B I N A M A R G A 2 0 1 5 - 2 0 1 9
19
5. KERANGKA PENDANAAN
20
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
Jalan Sub Nasional 422.266 km 60 % mantap
KERANGKA PENDANAAN
Jalan Nasional 38.569 km 94 % mantap
Jalan Bebas Hambatan 835.3 km
Jalan Nasional 42.000 km 100 % mantap Waktu tempuh 2.2 jam/100km
Jalan Sub Nasional 422.266 km 70 % mantap
APBN & APBD
Investasi PPP
Jalan Bebas Hambatan 2.092 km
21
5. TANTANGAN RENSTRA NTT
1. Ketimpangan kondisi antara Jalan Nasional (96% pada tahun 2014) terhadap
Jalan Sub Nasional (Provinsi 58% pada tahun 2010).
2. Konektivitas Infrastruktur Nasional antar seluruh pulau di Prov. NTT dan
akses daerah terisolasi.
3. Dukungan infrastruktur pada daerah perbatasan / terdepan yang mendukung
kepentingan HAMKAMNAS, di kawasan / pulau terluar / terdepan, baik
berbatasan darat dengan negara RDTL dan berbatasan laut dengan Australia.
4. Dukungan infrastruktur menuju Kapet Mbay dan kawasan andalan pariwisata
& ekonomi daerah Kabupaten/Provinsi dan Nasional.
22
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
KONDISI JALAN PROVINSI (2010)
KONDISI KEMANTAPAN JALAN NASIONAL VS JALAN SUB NASIONAL (JALAN PROVINSI) 1
Catatan : Panjang Jalan 1.405,2 Km sesuai dengan hasil survey dengan menggunakan alat RAFO Meter.
PULAU Baik Sedang R. Ringan R. Berat Total Kemantapan
P. FLORES 483.47 221.26 34.27 5.84 744.85 94.6%
P. TIMOR 236.37 124.69 7.61 1.50 370.17 97.5%
P. SUMBA 102.05 72.80 2.99 0.10 177.95 98.3%
P. ALOR 72.27 33.11 4.27 2.59 112.23 93.9%
Total NTT 894.17 451.87 49.14 10.03 1,405.20 95.8%
PULAU Baik Sedang R. Ringan R. Berat Total Kemantapan
P. FLORES 449.81 196.18 196.22 391.86 1,234.07 52.3%
P. TIMOR 297.18 206.53 168.37 241.66 913.74 55.1%
P. SUMBA 257.63 148.80 142.00 49.51 597.94 68.0%
P. ALOR 27.89 42.00 3.20 - 73.09 95.6%
P. SABU 6.00 9.15 - 30.12 45.27 33.5%
P. LEMBATA 27.45 14.00 11.00 - 52.45 79.0%
Total NTT 1,065.96 616.66 520.79 713.15 2,916.56 57.7%
Catatan : Kondisi Jalan Provinsi berdasarkan data Tahun 2010 (tidak termasuk Rote data kondisi 0).
KONDISI JALAN NASIONAL (2014)
23
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
KONEKTIVITAS INFRASTRUKTUR ANTAR PULAU DAN
DAERAH TERPENCIL / TERISOLASI PENDUKUNG LOGISTIK NASIONAL
SK MENTER PU # 631 / KPTS / M / 2009 Panjang Jalan Nasioal NTT 1406.681Km Melintas di 4 Pulau 1. P. Flores 2. P. Timor 3. P. Sumba 4. P. Alor
Belum mencakup keseluruhan Pulau dan/atau Kabupaten Pulau, spt; 1. P. Adonara 2. P. Lembata 3. P. Pantar 4. P. Rote 5. P. Sabu
2
24
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2 USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL
SEBAGAI SABUK LINTAS NTT
Usulan Jalan Nasional 2015-2019 Panjang Jalan Nasioal NTT 1782Km Melintas di 9 Pulau 1. P. Flores 2. P. Adonara 3. P. Lembata 4. P. Pantar 5. P. Alor 6. P. Sumba 7. P. Sabu 8. P. Rote 9. P. Timor
25
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2 USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL
SEBAGAI SABUK LINTAS NTT
Usulan Jalan Nasional P. Adonara 1. Wailebe - Waiwadan
Kolilanang (30.8Km) 2. Kolilanang - Sp. Sagu
(7.5Km) 3. Sp. Sagu - Witihama
Waiwuring (10.4Km) 4. Sp. Witihama - Pelabuhan
Deri (7.3Km)
Usulan Jalan Nasional P. Lembata 1. Waejarang Lewoleba
(9Km) 2. Lewoleba Balauring
(52.5Km)
Usulan Jalan Nasional P. Pantar Baranusa Kabir (33.1Km)
P. Flores
P. Alor
P. Adonara
P. Lembata P. Pantar
26
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2 USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL
SEBAGAI SABUK LINTAS NTT
Usulan Jalan Nasional P. Sumba 1. Jln. Gatot Subroto
(Waingapu) (1.8Km) 2. Jln. Pattimura (Waingapu)
(0.7Km) 3. Jln. Angkasa (Waingapu)
(0.8Km) 4. Jln. Cendana (Waingapu)
(2.3 Km) 5. Waingapu Melolo
(57.9Km) 6. Melolo Baing (56.7Km)
Usulan Jalan Nasional P. Sabu 1. Seba Bolow (25.2Km) 2. Akses Pelabuhan Biu
(Bolow - Biu) (4.2Km)
Usulan Jalan Nasional P. Rote Baa - Pante Baru (30.7Km)
P. Sumba
P. Timor P. Rote
P. Sabu
27
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2 USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL
KONEKTIVITAS KE MODA TRANSPORTASI UTAMA
Titik Awal Jalan Labuhan Bajo -
Malwatar
Ke Malwatar
Bandara Komodo
Sp. Pasar Baru
Sp. 4 Jl. Waemata -
Jl. Frans Sales Lega
Sp. 4 Jl. G. Gampur -
Jl. Van Bekum
Pintu Masuk Bandara Komodo
Jalan Nasional
Akses Bandara Komodo
Jl. Waemata (1.6Km)
Jl. MGR Van Bekum (0.87Km)
Jl. Yohanes Sahadun (1.1kKm)
28
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2 USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL
KONEKTIVITAS KE MODA TRANSPORTASI UTAMA
Akses Pelabuhan IPI (Ende) (2.5Km)
Jalan Nasional
Akses Pelabuhan IPI
Ke Maumere
Ke Bajawa
29
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2
Larantuka - Watuwiti (Lapter Gewayantama) (6.1Km)
Jalan Nasional
Akses Pelabuhan IPI
Kota Larantuka
USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL KONEKTIVITAS KE MODA TRANSPORTASI UTAMA
Ke Maumere
30
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
2
Jalan Nasional
Usulan Jalan Nasional Dalam Kota Kupang
USULAN PENGEMBANGAN JALAN NASIONAL JARINGAN JALAN DALAM / LUAR KOTA KUPANG
1. Jl. Moh. Hatta (0.45Km) 2. Jl. Soedirman (1.75Km) 3. Jl. Soeharto (1.5Km) 4. Jl. Untung Suropati (1.2Km) 5. Jl. Badak (5.4Km) 6. Lingkar Luar Kota Kupang (22 Km)
Ke Oesao
Ke Tablolong
31
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
3 INFRASTRUKTUR PADA DAERAH PERBATASAN DAN
TERDEPAN/TERLUAR
Kawasan Strategis Nasional Kepentingan Lingkungan Hidup Kepentingan Ekonomi Kepentingan Pertahanan / Keamanan
Kawasan / Pulau Terluar / Terdepan
Perbatasan Darat RI-RDTL
32
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
3 USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR
PADA DAERAH PERBATASAN DAN TERDEPAN/TERLUAR
KONDISI SNR LINTAS SELATAN P. TIMOR Batu Putih Panite Kolbano Boking Wanibesak Webua Motamasin Total Panjang 209.89 Km Kondisi Mantap 181.89 Km (86.7%)
RENCANA RENSTRA 2015 - 2019 Penyelesaian Peningkatan Ruas Batu Putih Panite Kolbano Boking Wanibesak Webua Motamasin sepanjang 28 Km menjadi MANTAP
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembangunan Ruas Kupang Tablolong Sumlili Oepaha Burean Teres Oemoro Panite sepanjang 130 Km, dalam fungsi sebagai HAMKAMNAS Kawasan Terdepan.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembangunan Ruas Sp. Niki Niki Oenlasi Boking sepanjang 46 Km, sebagai Penghubung Ruas Nasional dan Lintas Selatan
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembangunan Ruas Sp. Nurobo Umasukaer sepanjang 34 Km, sebagai Penghubung Ruas Nasional dan Lintas Selatan
33
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
3
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembangunan Ruas Poros Tengah Kab. Kupang sepanjang 138 Km, dalam fungsi sebagai Akses Perbatasan.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembangunan Ruas Soe Kapan Nenas Sutual Noelelo Oepoli sepanjang 108 Km, dalam fungsi sebagai Akses Perbatasan.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Lakafehan Keliting Wini Sakato & Sp. Amol Manamas Wini sepanjang 107 Km, dalam fungsi sebagai Akses dan Paralel Perbatasan.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Atambua Lalu Weluli Sp. Fulur Henes & Lalu Haikesak Turiskain sepanjang 72 Km, dalam fungsi sebagai Akses dan Palalel Perbatasan.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan dan Pembanguan Ruas Halilulik Laktutus Motamasin sepanjang 48 Km, dalam fungsi sebagai Akses dan Paralel Perbatasan.
USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR PADA DAERAH PERBATASAN DAN TERDEPAN/TERLUAR
34
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
4 RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Lbn Bajo Boleng Terang Bari Kedindi sepanjang 105 Km (sdh ditangani 30 Km), dalam fungsi sebagai Pariwisata, Ekonomi dan membuka daerah terisolasi.
USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR MENDUKUNG WISATA KOMODO DI KAB. MANGGARAI
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Lbn Bajo (Sp. Pede) Lemes Golomari sepanjang 20 Km, dalam fungsi sebagai akses kawasan Pariwisata & Perhotelan.
35
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
4 RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Lintas Utara Flores (Reo Mbay Maumere) sepanjang 440 Km (kebutuhan lanjutan 133 Km), dalam fungsi sebagai Pariwisata & Ekonomi (Kapet Mbay).
USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI (KAPET MBAY)
DAN KAWASAN PARIWISATA DI P. FLORES
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Napungmali Mudajebak Lato Waerunu sepanjang 55 Km, sebagai lanjutan Lintas Utara P. Flores serta membuka akses daerah terisolasi.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Aegela Danga sepanjang 30 Km, dalam fungsi mendukung Kapet Mbay.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan Ruas Junction Kelimutu sepanjang 14 Km, dalam fungsi mendukung Pariwisata Danau Kelimutu.
36
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
4 USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR
MENDUKUNG HAMKAMNAS, EKONOMI DAN PARIWISATA DI P. SUMBA
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan & Pembangunan Ruas Ketewel Waikelo Keroso Kahale Bondokodi Gaura- Patiala Padedeweri Waikabubak sepanjang 150 Km, dalam fungsi sebagai Pariwisata & Hamkamnas.
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan & Pembangunan Ruas Baing Aukakehok Nggongi Malahar Praipaha sepanjang 250 Km, dalam fungsi sebagai Ekonomi & Hamkamnas.
37
KON
SEP
REN
STR
A
BIN
A M
AR
GA
20
15
-20
19
4
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan & Pembangunan Ruas Jalan di P. Sabu sebagai fungsi Hamkamnas.
USULAN RENSTRA INFRASTRUKTUR MENDUKUNG HAMKAMNAS DAN PARIWISATA
DI P. ROTE DAN SABU
RENCANA RENSTRA 2015 2019 Peningkatan & Pembangunan Ruas Jalan di P. Rote yang mendukung Nebrala sebagai tujuan Wisata Surfing dan pesisir selatan sebagai fungsi Hamkamnas