BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Secara garis besar kegiatan bimbingan dilakukan untuk mencapai tujuan,
yaitu untuk membantu individu agar mangetahui, memahami dan mengenal
dirinya, Untuk memperoleh gambaran yang jelas akan diuraikan beberapa
definisi tentang bimbingan. Menurut Dunsmoor dan Miller seperti dikutip oleh
Priyanto Erman Amti :
Bimbingan adalah membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan
dan pribadi mereka miliki atau dapat mereka kembangkan sebagai seuatu
bantuan yang sistematik, melalui siswa dibantu untuk memperoleh
penyelesaian yang baik terhadap sekolah dan kehidupan.1
Menurut Thohirin bimbingan bisa berarti bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu, agar individu yang dibimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan
pemberian nasehat serta gagasan dalam suasana asuhan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.2
Rahman Natawidjaja seperti dikutip Yahya Jaya menyatakan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga
ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan
1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan Konseling, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2004, h. 25, 2 Thohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
Cet.1 h. 20,
12
13
dan keadaan keluarga serta masyarakat.3 Seperti firman Allah dalam surat An
Nahl ayat 125 yang berbunyi :
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.4 (Qs. An Nahl : 125)
Apabila kita kaitkan maksud dari bimbingan dengan ayat Al qur’an di
atas maka, ucapan merupakan salah satu cara dalam mengajarkan dan
memberikan nasihat kepada seseorang, agar manusia dapat membedakan mana
yang baik dan yang buruk sehingga manusia tidak tersesat dan melakukan
kesalahan yang fatal yang dapat merugikan mereka. Ucapan yang dimaksudkan
adalah berupa bimbingan yang diberikan konselor kepada kliennya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses
yang berkesinambungan, bimbingan diberikan kepada siswa secara terencana
dan terus menerus, terarah pada satu tujuan tertentu sehingga orang yang
dibimbing dapat mencapai perkembangan mampu memahami dirinya dan
lingkungannya. Bimbingan yang diberikan bukanlah secara kebetulan, sewaktu-
waktu dan tidak di sengaja tetapi terorganisir dan terencana untuk membantu
3 Yahya Jaya, Bimbingan Konseling Agama Islam, (Jakarta: Angkasa Raya, 2009), h, 49, 4 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Media,
2005),h, 281,
14
siswa. Bimbingan yang dilakukan bisa secara individual maupun kelompok.
Pemecahan masalah dilakukan oleh kekuatan klien itu sendiri dengan
memaksimalkan kemampuan klien untuk dapat mengatasi masalah-masalahnya
sendiri dan pada akhirnya mencapai kemandirian.
Bimbingan dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dengan interaksi,
nasehat ataupun gagasan yang berasal dari klien itu sendiri maupun konselor,
dalam interaksi yang terjadi antara klien dan konselor dapat dipetik keuntungan
yang dapat berguna bagi klien. Masih banyak lagi definisi bimbingan lainnya
namun pada dasarnya adalah sama yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk
memberikan bantuan kepada siswa untuk membantu mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi agar siswa tersebut dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
melalui bantuan orang yang ahli dan dapat mencapai perkembangan diri secara
optimal.
2. Metode Bimbingan
Pada umumnya metode bimbingan yang digunakan itu mengambil dua
pendekatan yaitu pendekatan secara kelompok dan pendekatan secara individual.
Pendekatan secara kelompok disebut bimbingan kelompok (grup guidance)
sedangkan individual disebut individual konseling.5
a) Bimbingan kelompok
Teknik ini digunakan dalam membantu murid atau kelompok murid
memecahkan masalahnya melalui kegiatan kelompok, masalah yang dihadapi
5Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983) h.158,
15
mungkin bersifat kelompok yaitu dirasakan bersama oleh kelompok atau
bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok.
Dengan peljaran bimbingan di harapkan bukan hanya sekedar mendapat
pengetahuan, melainkan mengusahakan perubahan denan sikap mereka
dengan cara bergaul. Metode yang diterapkan di kelas bukan melulu hanya
bersifat, nasehat, wejangan atau ceramah tetapi melibatkan murid dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
1) Karyawisata
Dengan karyawisata murid dapat mengenal secara langsung dari dekat
situasi atau objek-objek yang menarik perhatiannya, dalam hubunganya
dengan pelajaran di sekolah. Dengan karyawisata murid-murid mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuian dalam kehidupan berkelompok,
berorganisasi, kerjasama, tanggung jawab.
2) Diskusi Kelompok
Murid-murid yang tergabung dalam kelompok-kelompok kecil itu
mendiskusikan bersama berbagai permasalahan di termasuk di dalamnya
masalah belajar. Masalah-masalah yang mungkin dapat didiskusikan dalam
diskusi kelompok misalnya: masalah pergaulan dengan orang tua,
kesukaran dalam belajar, masalah pengisian waktu luang, masalah
hubungan dengan pesabatan, masalah menyelesaikan pekerjan rumah,
masalah-masalah OSIS dan lain-lain.6
3) Home room
6 Ibid,
16
Home room merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam ruangan
kelas guna kegiatan bimbingan belajar dalam usaha untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam terhadap murid-murid.
4) Sosiodrama
Sosiodarma adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan
kesempatan kepada murid-murid untuk memdramatisasikan sikap, tingkah
laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan
sosial sehari-hari dimasyarakat. Maka sosiodrama itu dipergunakandalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang mengganggu belajar dengan
kegiatan sosial.
5) Ceramah dari nara sumber
Dalam memberikan informasi tentang kegiatan belajar, dapat pula
dilakukan dengan mendatangkan orang-orang tertentu disekolah utuk
memberikan ceramah. Cara ini lebih efesien karena mudah dilaksanakan,
dan murid-murid memperoleh informasi sebanyak mungkin dalam waktu
yang tidak terlalu lama.7
b) Konseling Individual (Individual Counseling)
Konseling merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara
individu dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian
bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship
(hubungan empat mata) yang dilaksanakan dengan wawancara antara
7 Ibid,
17
konselor dengan klien. Masalah yang dipecahkan melalui teknikini ialah
masalah-masalah yang bersifat pribadi.
Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati artinya menujukan adanya sikap turut merasakan apa yang
dirasakan oleh kasus, sedangkan empati artinya berusaha menempatan diri
dalam situasi klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.
Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya
kepada konselor. Umumnya ada 3 teknik khusus dalam konseling individu
yaitu 8:
1) Directive counseling.
Teknik konseling dimana yang paling berperan adalah konselor. Jadi dalam
hal ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif dalam proses konseling
sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.
2) Non-direcitive counseling.
Dalam proses konseling ini aktivitas banyak diletakkan dipundak klien itu
sendiri, dalam pemecahan masalah maka klien itu sendiri didorong oleh
konselor untuk mencari pemecahan masalahnya.
3) Eclective counseling, merupakan penggabungan dari unsur-unsur dari
kedua tehnik diatas.9
Berdasarkan ketiga uraian mengenai teknik di atas agar proses
konseling berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka teknik-teknik
atau pendekatan yang terbaik digunakan dalam proses konseling haruslah
8 Yahya Jaya, Op Cit, h, 76, 9 Ibid, h, 78,
18
disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kondisi siswa atau klien, jenis
masalah yang dihadapi, waktu yang tersedia untuk konseling atau wawancara
dengan kepribadian dan keterampilan yang dimiliki oleh pembimbing
Seorang konselor atau guru pembimbing akan berhasil menjalankan tugasnya
tidak hanya berpegang pada satu pendekatan atau teknik, tetapi menggunakan
bermacam-macam pendekatan atau teknik sesuai dengan sifat masalah klien
dan situasi konseling.
3. Pengertian Konseling
W.S Winkel menyatakan pengertian konseling :
“Counseling” (konseling dalam bahasa indonesia) dikaitkan dengan kata
counsel yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to obtain counsel);
anjuran (to give counsel) ; pembicaraan (to take counsel), dengan
demikian konseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian
anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran”.10
Prayitno dan Erman Amti berpendapat bahwa konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang
bermuara kepada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.11
Menurut Thohirin konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbal
balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani suatu masalah
klien, yang didukung oleh keahlian dalam suasana yang laras dan teritegrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan
masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang dilakukan secara tatap
10 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Widiasarana
Indonesia,1999), Cet.I, h. 67, 11 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 106,
19
muka “face to face” atau dengan cara-cara sesuai dengan keadaan klien yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu
bentuk pelayanan dalam bimbingan yang dilakukan secara tatap muka “face to
face“ antara konselor dengan klien yaitu dengan tujuan agar klien mampu
memperoleh pemahaman dalam dirinya dan mampu mengatasi masalah-masalah
yang sedang dihadapinya. Proses yang terjadi dalam konseling adalah usaha
menghidupkan dan mendayagunakan kekeuatan-kekuatan yang minimal dan
potensial yang ada pada diri klien jika kekuatan itu berjalan dengan baik dapat
diharapkan hidup klien akan kembali berjalan dengan wajar mengarah ada tujuan
yang positif.
Tekhnik-tekhnik yang digunakan dalam konseling adalah dengan
wawancara yang sedemikian rupa dengan menciptakan hubungan yang akrab
antara konselor dan klien sehingga masalah yang dihadapi dapat terjelajahi dari
berbagai segi dan klien terangasang untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi dengan menggunakan kekuatannya sendiri.
4. Konsep Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan
12 Thohirin, Op Cit, h, 25,
20
sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.13
Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.14
Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling
adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.15 Layanan
bimbingan dan konseling diberikan oleh guru pembimbing/ guru bimbingan
dan konseling (BK). Guru pembimbing memiliki tugas, tanggung jawab, dan
wewenang dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap
siswa di sekolah. Tugas guru pembimbing terkait dengan pengembangan diri
siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian
yang dimiliki siswa. Dengan pemberian layanan bimbingan yang tepat dan
kontinyu diharapkan siswa mampu memahami kelebihan dan kekurangannya,
mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi, bakat, dan minat yang dimiliki.
13 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h. 25 14 Undang-Undang Republik Indonesia, 2003, No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, Bandung: Citra Umbara, p. 12, 15 Andi Mappiare, AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Malang: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), 53,
21
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling tersusun dalam program
layanan bimbingan dan konseling. Program layanan bimbingan dan konseling
memuat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung layanan bimbingan
dan konseling, serta mencakup empat bidang layanan bimbingan dan
konseling yaitu bidang belajar/akademik, pribadi, sosial dan karir. Kegiatan
utama siswa di sekolah adalah belajar.
5. Jenis Bimbingan dan Konseling
Jenis- jenis bimbingan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)
Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam
bimbingan pendidikan berupa informasi pendidikan, cara belajar yang
efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,
mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam
pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan
mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.
b. Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang
dimulai oleh Frank Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat.
Departemen tenaga kerja di negara ini telah memplopori bimbingan
pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun ke
masyarakat. Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa
di sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas menerima bimbingan karir.
Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar membandingkan dan
22
mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia
kerja.16
c. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa
untuk membangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang
diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial dalam
diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta
membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya.
Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu
membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar
menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses
penyesuaian yang produktif terhadap lingkunganya. Ada beberapa layanan di
dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut17 :
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah
dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap
awal semester.
2) Layanan Informasi;
16 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan belajar khusus,
(Yogyakarta, 2008, Nuha Litera, 2008), 93, 17 Bimbingan dan Konseling, http://bimbingan konseling-siswa/ok.com,297708, html, diambil
pada tanggal 19 Februari 2015,
23
Layanan informasi merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi
belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan
informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang
memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
3) Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok
dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan diri siswa.18
4) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Penempatan dan Penyaluran merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap
18 Mulyadi, Op Cit, h. 43,
24
potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan. 19
5) Layanan Konseling Perorangan/Individual
Layanan ini merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya.
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat
mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling
Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan
yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata) yang
dilaksanakan dengan wawancara antara konselor dengan klien. Masalah
yang dipecahkan melalui teknik ini ialah masalah-masalah yang bersifat
pribadi. Dalam konseling hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan
empati. Simpati artinya menujukan adanya sikap turut merasakan apa yang
dirasakan oleh kasus, sedangkan empati artinya berusaha menempatan diri
dalam situasi klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.
Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya
kepada konselor.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan Bimbingan Kelompok merupakan layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
19 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 56,
25
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan
atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan
agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan
(topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok
berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan.
7. Layanan Konseling Kelompok;
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan
Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.20
6. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah menurut Myers seperti
dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti tujuan Bimbingan dan Konseling adalah
membantu pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri
20 Andi Mappiare, Op Cit, h. 74,
26
individu merupakan tujuan dari semua upaya bimbingan dan konseling.21 W.S
Winkel menyatakan bahwa:
Tujuan pelayanan bimbingan adalah supaya sesama manusia mampu
mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya seoptimal
mungkin memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya
sendiri menggunakaan kebebasan sebagai manusia secara dewasa
dengan pedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang
baik padanya dan menyelesaikan tugas yang dihadapinya dalam
kehidupan ini secara memuaskan.22
Menurut Tohirin tujuan bimbingan dan konseling adalah :
Agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang
dibimbing, dengan kata lain individu dapat mengembangkan dirinya
secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya agar individu
dapat berkembang sesuai lingkungannya.23
Dari definisi di atas dapat disimpulkan tujuan program Bimbingan dan
Konseling untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan diri secara
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan perkembangan
lingkungannya. Dengan adanya tujuan bimbingan dan konseling diharapkan
dapat membantu tercapaiya tujuan pendidikan dan pengajaran serta membantu
individu-individu untuk mencapai kesejahteraan dan perkembangannya secara
optimal sesuai dengan keadaan dan lingkungannya.
Selain tujuan di atas bimbingan konseling mempunyai beberapa
tujuan menurut Cristiani dalam Thohirin sebagai berikut :
21 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 113, 22 W.S Winkel, Op Cit, h. 97,
23 Thohirin, Op Cit, h, 35,
27
a. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku : tujuan bidang konseling
ini membawa klien hidup lebih produktif dan menikmati kepuasan hidup
sesuai dengan pembatasan yang ada dalam masyarakat.
b. Meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu : seorang konselor
meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu baik membantu
rang belajar untuk memenuhi tuntutan baru.
c. Meningkatkan kemampuan dan menentukan keputusan : dalam batasan
tertentu, konseling diarahkan agar seseorang bisa membantu sesuatu
keputusan pada saat penting dan benar-benar dibutuhkan, serta bertujuan
membantu klien memperoleh informasi dan kejelasan diluar pengaruh
emosi dan ciri kepribadian yang bisa mengganggu pengambilan
keputusan.24
d. Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan : konseling bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang sehingga pandangan
dan penilaian terhadap diri sendiri bisa lebih Obyektif serta meningkatkan
keterampilan dalam penyesuaian diri agar lebih efektif.
e. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien : mengenai
tujuan konseling tersebut sangat dipengaruhi oleh latar belakang teori dan
teknik yang dipakai oleh konselor.25
Namun ada kesamaan dalam tujuan konseling yakni : (a).
Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang
24 Ibid, 25 Prayitno dan Erman Amti, Loc Cit,
28
kehidupan, (b). Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus
menerus karena ada persoalan, (c). Berfungsi maksimal sesuai dengan potensi
yang dimiliki, (d). mencapai sesuatu yang lebih baik karena bersikap positif
dan optimis, (e). Bisa hidup lebih efektif sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan.
7. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-
kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan konseling yakni
ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan
proses pelayanan mengarah pada tujuan yang diharapkan. Asas-asas yang
dimaksud adalah sebagai berikut :26
a. Asas kerahasiaan
Secara khusus layanan bimbingan adalah melayani individu yang
bermasalah. asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya
bimbingan dan penyuluhan, jika asas ini benar-benar dijelaskan maka para
penyelengara BP atau BK di sekolah akan mendapatkan kepercayaan dari
iswa dan akan dipergunakan oleh siswa dengan baik.
b. Asas Kesukarelaan
Terkait dengan asas diatas tentang kerahasiaan yang memang benar-benar
telah tertanam pada diri terbimbing atau klien, sangat dapat diharapkan
bahwa mereka yang mengalami masalah akan adanya suka rela membawa
26 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Pustaka
Setia), h, 12,
29
masalahnya itu kepada pembimbing untuk minta bimbingan. Dalam hal ini
pembimbing berkewajiban mengembangkan sikap sukarela pada diri klien
sehingga klien itu mampu menghilangkan rasa keterpaksaanya datang
kepada pembimbing, kesukarelaan tidak hanya dituntut pada diri
terbimbing saja tetapi hendaknya berkembang pada diri pembimbing.27
c. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan diatas merupakan bimbingan dan penyuluhan yang
efesien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan, baik yang
dibimbing maupun si pembimbing harus bersikap terbuka. keterbukaan ini
bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi, dalam hal ini lebih penting
masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk
penyuluhan.
d. Asas Keinginan
Masalah yang langsung ditanggulangi upaya BK atau BP ialah masalah-
masalah yang sedang dirasakan kini (sekarang) bukan masalah yang
lampau (dulu), dan juga bukan masalah yang akan dialami dimasa
mendatang, serta dalam usaha yang bersift pencegahan pun, pada dasarnya
pertanyaan yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang
kurang baik dimasa datang dihindari.
e. Asas Kemandirian
Pada asas kemandirian ini bimbingan penyuluhan memberikan kepada
para petugas hendaknya selalu berusaha menghidupkan kemandirian orang
27 Ibid, h, 14,
30
yang dibimbing, orang yang dibimbing itu menjadi tergantung pada orang
lain, khususnya pada pembimbing.
f. Asas Kegiatan
Asas tersebut merupakan usaha layanan bimbingan dan penyuluhan akan
memberikan buah yang tidak berarti bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan.
g. Asas Kedinamisan
Pencegahan layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya
perubahan pada diri individu yang dibimbing.
h. Asas Keterpaduan
Sebagaimana yang diketahui layanan bimbingan konseling adalah
memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
i. Asas Keterpaduan
Sebagaimana yang diketahui layanan bimbingan konseling adalah
memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
j. Asas kenormatifan
Adalah usaha layanan bimbingan konseling tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku.
k. Asas Keahlian
Asas ini akan menjamin keberhasilan usaha BP, dan selanjutnya usaha BP
akan menaikkan kepercayaan masyarakat pada BP itu sendiri.
l. Asas Ahli tangan
31
Pada asas ini meningkatkan bahwa bila seorang petugas BP sudah
mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien namun klien
selum terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas itu mengalih
tangankan klien tersebut kepaa petugas yang lebih ahli.
m. Asas Tut Wurihandayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruh antara pembimbing dan yang dibimbing lebih-
lebih dilingkungan sekolah.
8. Fungsi dan Prinsip Bimbingan Konseling
Berdasarkan fungsi layanan bimbingan konseling mempunyai fungsi
sebagai berikut :28
a) Fungsi Pencegahan
Layanan bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi bagi
para siswa agar terhindar dalam berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. kegiatan yang berfungsi ini sebagai pencegahan dan dapat
berupa program orientasi, program bimbingan konseling.
b) Fungsi Penyaluran
Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal, siswa
perlu dibantu mendapatkan kesempatan pribadinya masing-masing dalam
28 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 196,
32
fungsi penyaluran ini layanan yang dapat diberikan , misalnya memperoleh
jurusan / program yang tepat, menyusun program belajar, pengembangan
bakat dan minat, serta perencanaan karirnya.
c) Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian dalam layanan bimbingan konseling adalah membantu
terciptanya penyesuaianantara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian,
timbul kesesuaian antar pribadi siswa dan sekolahan. Kegiatan dalam layanan
berfungsi ini dapat berupa orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.
d) Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan, penyaluran dan penyesuaian telah dilakukan,
Namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalahmasalah yang
dihadapi siswa.
e) Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan ini berarti bahwa layanan bimbingan yang diberikan
dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya
secara terarah, dalam fungsi developmental ini hal-hal yang dipandang positif
dijaga agar tetap baik dan mantap dengan demikian siswa dapat mencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.
33
Sedangkan menurut Andi Mapiare seperti dikutip M.Alisuf Sobri
mengatakan ada tiga fungsi bimbingan dan konseling di sekolah yaitu 29:
1. Fungsi Distributife (Penyaluran)
Yaitu pungsi pemberian bantuan kepada murid dalam memilih
kemungkinan-kemungkinan kesempatan di sekolah.
2. Fungsi Adaptive (Pengadaptasian)
Yaitu pemberian bantuan kepada petugas-petugas sekolah terutama guru agar
dapat mengadaptasikan atau menyesuaikan tingkah laku mendidik,sekolah
dan program pengajaran dengan situasui belajar mengajar sesuai dengan
kebutuhan, kecakapan, bakat, minat murid serta memperhatikan dinamika
kelompok.
3. Fungsi Adjustive (Penyesuaian)
Yaitu fungsi pemberian bantuan kepada murid agar mereka mampu
menyesuaikan dirinya dengan permasalahan yang dihadapi sehingga
perkembangan pribadinya dapat maju secara optimal.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mencapai hasil sebagai mana yang
terkandung dalam fungsi-fungsi tersebut. Apabila semua fungsi-fungsi itu
terlaksana dengan baik, maka peserta didik akan mampu berkembang secara
optimal dan untuk kelancaran pelaksanan fungsi tersebut, diperlukan kerja sama
antara konselor, guru-guru dan staf sekolah lainnya.
29 M.Alisuf Sobri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h. 177,
34
Berkaitan dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, maka
pemberian motivasi pada siswa termasuk dalam penerapan fungsi penyesuaian
karena pemberian motivasi sangat penting agar siswa dapat menyesuaikan diri
dan dapat menyesuaikan permasalahan yang dihadapi sehingga perkembangan
dirinya dapat maju secara optimal.
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling, konselor harus memperhatikan
beberapa prinsip. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling adalah seperangkat
landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan dan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti prinsip-
prinsip dan bimbingan dan konseling yaitu30 :
1) Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan.
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik
secara perorangan maupun kelompok.
2) Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekarjaan.
3) Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral proses pendidikan dan
pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus
disusun dan dipadu padankan sejalan dengan progam pendidikan dan
pengembangan secara menyeluruh.
30 Prayitno dan Erman Amti, Op Cit, h, 218,
35
4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling (baik bersifat insedental maupun
terprogram) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan.31
Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu yang
dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemanduan antara hasil teori
dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman bagi pelaksanaan
penyelengaran program bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip berkenaan
dengan sasaran pelayanaan masalah individual, program dan penyelenggaraan
pelayanaan bimbingan dan konseling. Konseling terikat oleh prinsip-prinsip
tersebut disekolah maupun diluar sekolah.
4) Konsep Game Online
1. Pengertian Game
Game adalah kebutuhan dasar setiap manusia untuk menikmati hidup
dan sebagai media pembelajaran. Menurut wikipedia game adalah aktifitas yang
melibatkan satu atau lebih pemain.32 Game dapat pula diartikan sebagai tujuan
yang ingin dicapai pemain atau sekumpulan aturan yang menandakan apa yang
dilakukan pemain dan yang tidak dapat dilakukan. Game dimainkan terutama
untuk hiburan,kesenangan, tetapi dapat juga berfungsi sebagai sarana
latihan,pendidikan dan simulasi. Menurut Fahrul, game online adalah game yang
31 Ibid, h, 220, 32 Wikipedia, Pengertian Game, (http://en.wikipedia.game.org),html, diakses pada tanggal
28 Februari 2015,
36
berbasis elektronik dan visual yang dimainkan dengan memanfaatkan media
visual elektronik dan merupakan game yang menyediakan server-server tertentu
agar bisa dimainkan.33
Pengertian game pada umumnya berarti aktifitas yang bisa berupa
tindakan nyata ataupun tindakan di dalam suatu sistem/aplikasi yang dapat
membawa kesenangan/hiburan bagi penggunanya. Dimana hiburan yang
didapat tetap mempunyai aturan dan target.
2. Jenis Game Online
Bedasarkan tujuan penggunaan game tersebut bagi pengguna-
penggunanya, game tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Game as Game
Game yang dimaksud adalah game untuk kesenangan atau fun.
2. Game as Media
Tujuan utama dari game as media adalah untuk menyampaikan pesan
tertentu,menyampaikan pesan dari pembuat game tersebut. Contoh umum dari
game as media adalah game yang termasuk dalam serious game, seperti
advergame, edutainment atau edugame, exergame, simulasi, dan lainnya.
3. Game Beyond Game
Bisa disebut juga dengan istilah gamification. Gamification adalah penerapan
konsep atau cara berpikir game design ke dalam lingkup non-game.
Bentuk gamification sendiri pun biasanya tidak berupa game, misalnya sistem
reward dari poin yang dikumpulkan dengan berbelanja, atau lainnya.
33 Fahrul, “Pengertian Game Online dan Sejarahnya”, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 2000),
h, 14,
37
Disamping itu, game dapat dikelompokkan berdasarkan cara
memainkannya.34
a. RTS (real time strategy)
Real Time Strategy adalah genre suatu permainan komputer yang memiliki
ciri khas berupa permainan perang yang tiap pemainnya memiliki suatu
negara, negara tersebut dikelola dalam hal pengumpulan sumberdaya (alam,
manusia, ekonomi), pengaturan strategi pasukan-pasukan tempur, diplomasi
dengan negara tetanga, peningkatan ekonomi, pengembangan keyakinan,
pengembangan pendidikan dari negara primitif menuju peradaban modern.
b. FPS (first person shooter)
Jenis permainan tembak-menembak dengan tampilan pada layar pemain
adalah sudut pandang tokoh karakter yang dimainkan, tiap tokoh karakter
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam tingkat akurasi
menembak, reflek menembak. Permainan ini dapat melibatkan banyak orang.
c. RPG (role playing game)
Merupakan sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-
tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para
pemain memilih aksi tokok-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tokoh
tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan
permainan yang telah ditentukan.
d. Life simulation games
34 Adhyatman Prabowo, “Jenis-jenis Game Ditinjau dari Cara Memainkannya” artikel
diakses pada tanggal 17 Maret 2015 dari http://geghans.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-atau-genre-
games-online.html,
38
Permainan simulasi kehidupan ini meliputi kegiatan individu dalam sebuah
tokoh karakter. Dalam memainkan tokoh karakter tersebut pemain
bertanggung jawab atas inteligen serta kemampuan fisik dari tokohnya
tersebut. Tokoh karakter tersebut mempunuyai kebutuhan layaknya manusia
seperti kegiatan belajar, bekerja, belanja, bersosialisasi, memelihara hewan,
memelihara lingkungan dan lain-lain.
e. Construction And Management Simulation Games
Permainan yang mensimulasikan proyek membangun sebuah kota, pemain di
haruskan membangun sebuah kota lengkap dengan fasilitas public maupun
fasilitas pemerintah seperti gedung, alat transportasi publik, taman, sekolah,
rumah sakit, tempat beribadah, pabrik, bandara, stasiun, bank dan bangunan
lainnya lainnya. saat membangun kota tersebut pemain juga harus
memperhatikan sumber daya ekonomi, kenyamanan para penduduknya dalam
beraktifitas yang mungkin terganggu saat pembuatan jembatan penyebrangan
dan lain-lain.
f. Vehicle simulation
Jenis permainan ini mensimulasi pengoperasian beberapa kendaraan,
kendaraan bisa berupa pesawat terbang, pesawat tempur, kereta, kendaraan
perang, maupun kendaraan konstruksi.
g. Game Aksi
Permainan jenis ini sangat berkaitan dengan tantangan fisik, seperti
ketangkasan, reflek dari pemain. Dalam permainan ini pemain mengendalikan
seorang tokoh karakter, tokoh karakter yang dimainkan bisa dihadapkan
dengan tokoh karakter lain yang bertarung berhadapan bisa juga menjalankan
39
sebuah misi yang anyak rintangan, mengumpulkan objek tertentu,
mengalahkan musuh, maupun menyelamatkan karakter lainnya.
h. Game Petualangan
Permainan yang menggunakan tokoh karakter fiksi yang bertugas
mengekplorasi memecahkan sebuah misteri atau kasus, memburu harta karun,
maupun menyelamatkan tokoh karakter buatan. Banyak dari game ini
diangkat dari sebuah novel populer maupun film biskop.
i. Manager Simulation
Permainan yang mensimulasikan menjadi seorang manager dalam sebuah
klub sepak bola35.
Elemen Dasar Game online, Menurut Teresa Dillon elemen-elemen
dasar sebuah game adalah :
1. Game Rule
Game rule merupakan aturan perintah, cara menjalankan, fungsi objek dan
karakter di dunia permainan Dunia Game Dunia game bisa berupa
pulau, dunia khayal, dan tempat-tempat lain yang sejenis yang dipakai
sebagai setting tempat dalam permainan game.36
2. Plot
35 Adhyatman Prabowo, “Jenis-jenis Game Ditinjau dari Cara Memainkannya” artikel diakses
pada tanggal 17 Maret 2015 dari http://geghans.blogspot.com/2010/02/jenis-jenis-atau-genre-games-
online.html, 36 Kaswidjanti, Wilis, “Internet dan Game Online”, Article diakses pada tanggal 01 Maret
2015, (Http://wilis.himatif.or.id/download/20game%20online.doc, 37 Ibid,
40
Plot biasanya berisi informasi tentang hal-hal yang akan dilakukan oleh
player dalam game dan secara detail ,perintah tentang hal yang harus
dicapai dalam game.
3. Thema
Di dalam biasanya ada pesan moral yang akan disampaikan Character atau
Pemain sebagai karakter utama maupun karakter yang lain yang
memiliki ciri dan sifat tertentu.
4. Object
Merupakan sebuah hal yang penting dan biasanya digunakan pemain
untuk memecahkan masalah, adakalanya pemain harus punya keahlian
dan pengetahuan untuk bisa memaninkannya.
5. Text, grafik dan sound
Game biasanya merupakan kombinasi dari media teks, grafik maupun
suara, walaupun tidak harus semuanya ada dalam permainan game.
6. Animasi
Animasi ini selalu melekat pada dunia game, khususnya untuk gerakan
karakter karakter yang ada dalam game, properti dari objek.
7.User Interface
Merupakan fitur-fitur yang mengkomunikasikan user dengan game.37
3. Dampak Positif dan Negatif Game Online pada Siswa Sekolah
37 Ibid,
41
a. Dampak Positif
Dampak positif game online antara lain adalah sebagai berikut:
1. Dapat membuat orang menjadi pintar
2. Meningkatkan konsentrasi
3. Ketajaman mata yang lebih cepat
4. Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita
5. Meningkatkan kemampuan membaca
6. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
7. Membantu bersosialisasi
8. Mengusir Stress
9. Memulihkan Kondisi Tubuh
10. Melatih Kemampuan berdagang38
b. Dampak Negatif
1) Penurunan aktivitas gelombang otak depan
Penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat
penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat
mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah
dalam hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya.
2) Penurunan aktifitas gelombang beta
Merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer
tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami“
autonomic nerves “ yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana
sekresi adrenalin meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan
kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat.
Adapun dampak negatif lainnya yaitu:
38 Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h, 65,
42
a) Menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan
nyata. Inilah masalah yang sebenarnya yang dihadapi oleh para gamer
yang intinya adalah pengendalian iri.
b) Membuat orang menjadi terisolir dengan lingkungan sekitar.
Ini merupakan efek karena terlalu seringnya bermain game sehingga
menjadi lupa dengan hubungan sosial dalam kehidupannya.
c) Jika terlalu sering akan berakibat pada gangguan psikologis.
Perilaku seseorang dapat berubah dan mempengaruhi pola pikir. Pikiran
akan selalu tertuju pada game yang sering dimainkannya.
d) Merupakan sebuah pemborosan secara waktu dan ekonomi jika game
online telah menjadi candu.39
39 Soemadi, dkk, Pengantar Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: PT. Jaker, 1982), h, 57,
Top Related