KESULTANAN CIREBON
Nama Anggota:- Gita Ayu
- Pranatalia- Yohannes Rifaldo P.
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan
Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15
dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan
penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran
antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau
Jawayang merupakan perbatasan antara Jawa
Teengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi
pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan
Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu
kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan
Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan
Jawa maupun kebudayaan Sunda.
Bidang Politik Bidang Sosial& Budaya
BidangEkonomi
Kehidupan Masyarakat
Kesultanan Cirebon
Nama Raja dan
Tahun
Pemerintahan
Sistem
Pemerintahan
Syarif Hidayatullah
(Sunan Gunung
Jati) (1522 - 1568)
Pada masa kekuasaannya,Syarif Hidayahtullah
gencar untuk menyebarkan agama islam yang di
dukung oleh para walinya.
Kerajaan-kerajaan yang berhasil ditaklukkan
Sunan Gunung Jati diantaranya:
1. Talaga, sebuah kerajaan yang beragam Hindu
yang terletak di sebelah barat daya Cirebon di
bawah kekuasaan Prabu Kacukumun.
2. Rajagaluh, bekas pusat kerajaan Pajajaran
yang beragama Hindu yang diperintah Prabu
Cakraningrat. a.
BIDANG POLITIK
FATAHILLAH /FADILLAH KHAN (1568 – 1570)
Pada saat Sunan Jati turun tahta,
Kesultanan Cirebon diserahkan sementara
pada menantunya yang bernama
Fatahillah. Hal ini dikarenakan ketiga putra
laki-laki dari Syarif Hidayatullah meninggal
lebih dahulu.
Fatahillah yang lahir pada tahun 1490 di
Pasai, pernah tercatat sebagai mantan
Senopati Demak yang berhasil merebut
Pelabuhan Kalapa (pelabuhan laut
Pajajaran). Akibat keberhasilannya itu,
beliau diangkat oleh Sultan Demak sebagai
Bupati Kalapa untuk mengatur urusan
Pelabuhan Kalapa.
Fatahillah hanya menduduki tahta
Kesultanan Cirebon selama 2 tahun karena
ia meninggal dunia pada tahun 1570 dalam
usia 80 tahun, dan dimakamkan
berdampingan (di sebelah timurnya)
dengan Sunan Jati di Gedung Jinem
Astana Gunung Sembung.
PANGERAN
EMAS /
PANEMBAHAN
RATU I (1570
– 1649)
Di saat Panembahan Ratu I berkuasa,
Keraton Pakungwati (yang selama ini
menjadi pusat kekuasaan), ditinggalkan dan
pusat pemerintahan dipindahkan ke keraton
baru yang bernama Kanoman.
Panembahan Ratu I memilih pindah dari
Pakungwati ke Kanoman dikarenakan bahwa
arsitektur Keraton Pakungwati tidak
seutuhnya melambangkan ke-Islaman, sebab
masih ada arsitektur berbau pra-Islam. Hal ini
jelas bertentangan dengan tradisi Keraton
Cirebon yang sangat Islami.
Pada masa Panembahan Ratu I, perhatian
lebih diarahkan kepada penguatan
kehidupan keagamaan. Wilayah Kesultanan
Cirebon saat itu meliputi Indramayu,
Majalengka, Kuningan, Kabupaten dan
Kotamadya Cirebon (sekarang).
PANGERAN
RASMI /
PANGERAN
KARIM /
PANEMBAHAN
RATU II /
PANEMBAHAN
GIRILAYA
(1649 - 1667)
Pada tahun 1645 , beliau menikah
dengan putri dari Sunan Amangkurat I
(Raja Mataram )
Sunan Amangkurat I yang memiliki
perangai keras menganggap Cirebon
yang dipimpin oleh menantunya sudah
bukan lagi kerajaan yang berdiri sejajar.
Maka, Sunan Amangkurat I menyebutkan
bahwa Mataram akan menguasai
Kesultanan Cirebon, Kegagalan
Panembahan Ratu II beserta Mataram
untuk penyerangan VOC ke Banten pada
tahun 1650 membuat Sultan Mataram
merasa kesal, dan akhirnya
Panembahan Ratu II dijadikan “tahanan
politik” di Mataram. Dari kejadian itu,
maka tahun 1650 Kesultanan Cirebon
telah resmi menjadi kekuasaan Mataram.
1. BIDANG SOSIAL
Dalam bidang sosial kesultanan Cirebon terdiri dari beberapa golongan:
• Golongan raja
• Golongan elite
• Golongan non-elite
• Golongan budak
Bidang Sosial & Budaya
•Golongan Raja merupakan pararaja/sultan yang tinggal di kratonmelaksanakan ataupun mengaturpemerintahan dan kekuasaannya.
• Golongan Elite merupakan golonganyang mempunyai kedudukan di lapisan
atas yang terdiri dari golongan parabangsawan/priyayi, tentara, ulama, dan
pedagang.
•Golongan Non Elite merupakan merupakanlapisan masyarakat yang besar jumlahnya
dan terdiri dari masyarakat kecil yang bermatapencaharian sebagai petani, pedagang,
tukang, nelayan, dan tentara bawahan danlapisan masyarakat kecil lainnya.
•Golongan Budak terdiri dari orang-orang yang bekerja keras, menjual tenaga sampai
melakukan pekerjaan yang kasar. Adanyagolongan budak tersebut disebabkan karenaseseorang yang tidak bisa membayar utang.
2. BIDANG BUDAYA
•Seni Keagamaan (Upacara Maulud Nabi):
Upacara ini dilakukan sebagai rasa hormat dan
peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW
yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat Cirebon
sebagai upacara “IRING-IRINGAN PANJANG
JIMAT”.
Pengertian ‘panjang’ berarti sing siji kang
dirumat (‘yang satu yang selalu dirawat’ yaitu dua
kalimat syahadat) DAN “Jimat” yang berarti pusaka.
Upacara “Iring-iringanPanjang Jimat”
●Seni Bangunan :
Keraton Kasepuhan adalah keraton
termegah dan paling terawat di Cirebon
●Seni Ukir
Ukiran pada keraton
menunjukkan sifat yang khas
pada Cirebon adalah pola
awan yang digambarkan pada
batu karang.
Penggunaan seni pada
bangunan masjid tampak asli
pada penggunaan lengkungan
pada ambang-ambang pintu
masjid.
Seni Ukir
• Ukiran di pintu
masuk Masjid
Agung Cirebon
• Ukiran di dinding
Keraton
Kasepuhan
Bidang ekonomiSebagai sebuah kesultanan yang terletak
diwilayah pesisir pulau Jawa, Cirebon mengandalkan
perekonomiannya pada perdangangan jalur laut.
Dimana terletak Bandar-bandar dagang yang
berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang
dari luar Cirebon. Juga memiliki fungsi sebagai
tempat jual beli barang dagangan.
Perekonomian Kesultanan Cirebon dibagi
menjadi 3 masa, yaitu: Bandar Cirebon masa pra-
islam, Bandar Cirebon masa pertumbuhan dan
perkembangan kerajaan islam, dan masa pengaruh
kolonial.
http://www.westjavakingdom.info/2011/07/kesultanan-cirebon.html
http://kerajaan-cirebon.blogspot.com/2013/03/kondisi-ekonomi-politik-kerajaan-cirebon.html
http://kerajaan-cirebon.blogspot.com/2013/03/kondisi-sosial-dan-budaya-kerajaan_31.html
http://kerajaan-cirebon.blogspot.com/2013/03/kondisi-ekonomi-politik-kerajaan-cirebon.html
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=430&lang=id#sthash.TJTUHDOB.dpuf
http://kerajaan-cirebon.blogspot.com/
DAFTAR PUSTAKA
Top Related