i
KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS BESULUTU KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
NI WAYAN MURSI NIM. P00324015096
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
2018
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Wayan Mursi
NIM : P00324015096
Pogran Studi : Diploma III Kebidanan
Judul KTI : Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir
ini adalah hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Kendari, Juli 2018 Yang membuat pernyataan
Ni Wayan Mursi NIM.P00324015095
v
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : Ni Wayan Mursi
2. Tempat Tanggal Lahir : Denpasar, 4 Desember 1967
3. Agama : Islam
4. Suku / Bangsa : Bali / Indonesia
5. Alamat : Desa Puulowaru, Kec. Besulutu Kab.
Konawe
B. JENJANG PENDIDIKAN
1. SD Negeri Bumi Bau-bau Tamat Tahun 1981
2. SMP Negeri 1 Bau-bau Tamat Tahun 1984
3. SPK Depkes Tamat Tahun 1987
4. Mahasiswi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun
2015- sampai sekarang
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Serta shalawat dan salam atas junjungan tercinta Nabi
Muhammad SAW yang telah menginspirasi dalam menjalani proses
pendidikan.
Penulis sepenuhnya menyadari begitu banyak kesulitan dan
hambatan yang ditemukan dalam penyusunan Proposal KTI ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hj.
Nurnasari P., SKM,M.Kes Selaku pembimbing I dan ibu Melania Asi,
S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing II atas segala bimbingan, bantuan dan
petunjuk yang diberikan, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya
kepada Ibu beserta keluarga tercinta. Amin.
Tak lupa penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
3. Kepala Puskesmas Besulutu yang telah mengizinkan untuk mengambil
data awal.
4. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaki Penguji I, Ibu Hj. Sitti Zaenab,
SKM, SST, M.Keb Selaku Penguji II dan Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T,
M.Kes selaku Penguji III
vii
5. Para Dosen serta Staf khususnya di jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan.
6. Seluruh teman-teman DIII Kelas Karyawan yang senantiasa
memberikan bimbingan, dorongan, pengorbanan, motivasi, kasih
sayang serta doa yang tulus ikhlas selama bersama-sama menjalani
masa pendidikan.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis ini, Semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan yang telah dengan ikhlas diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dalam penyempurnaan proposal ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kendari, Pebruari 2018
Penulis
viii
ABSTRAK
Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe
Tahun 2018 Ni Wayan Mursi 1, Nurnasari Patongai 2, Melania Asi 2
Latar Belakang: Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Data di Puskesmas Besulutu tahun 2017 terdapat 202 orang ibu hamil dan 17 orang (8,42 %) mengalami anemia. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe pada bulan Maret-April 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berada di wilayah kerja Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2017 sebanyak 148 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa paling banyak responden memiliki kepatuhan dalam kategori tidak patuh yakni sebanyak 20 orang (54,1%), pengetahuan dalam kategori baik yakni sebanyak 20 orang (54,1%) dan memiliki kepatuhan paling dominan dalam kategori.patuh sebanyak 14 orang (37,8%), memiliki pendidikan tinggi sebanyak 27 orang (73,8%) dengan tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori tidak patuh sebanyak 15 orang (40,6%), dan sebagian besar responden adalah ibu multigravida sebanyak 32 orang (86,5%) dengan tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori tidak patuh sebanyak 19 orang (51,4%). Kesimpulan: Kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe sebagian besar dalam kategori tidak patuh, yakni sebanyak 20 orang (54,1%). Saran: Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi yang lebih baik lagi kepada ibu hamil tentang manfaat, cara mengkonsumsi dan efek samping tablet Fe dan untuk ibu hamil diharapkan agar lebih aktif mencari informasi tentang tablet Fe.
Kata Kunci : Ibu Hamil, Tablet Fe Daftar Pustaka : 22 (2003-2013) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
ix
ABSTRACT
Compliance of Third Trimester Pregnant Women in Consuming Tablet Fe in Besulutu Puskesmas Konawe District
Year 2018 Ni Wayan Mursi 1, Nurnasari Patongai 2, Melania Asi 2
Background: Disobedience of pregnant women taking iron tablets can reflect how much the chance of getting anemia. Data in the Besulutu Health Center in 2017 contained 202 pregnant women and 17 (8.42%) experienced anemia. Objective: To determine the compliance of third trimester pregnant women in consuming Fe tablets at Besulutu Puskesmas Konawe District, Southeast Sulawesi Province in 2018. Research Method: The type of research used is descriptive research. This study was conducted at the Besulutu Puskesmas Konawe District in March-April 2018. The population in this study was all third trimester pregnant women in the Konawe District 2017 Besulutu Health Center as many as 148 people, with a total sample of 37 people. Research Results: Shows that most respondents have adherence in the non-compliant category, namely 20 people (54.1%), knowledge in good categories, namely 20 people (54.1%) and have the most dominant adherence in the category. people (37.8%), had higher education as many as 27 people (73.8%) with the most dominant level of compliance in the non-compliant category as many as 15 people (40.6%), and most respondents were multigravida mothers as many as 32 people ( 86.5%) with the most dominant level of compliance in the non-compliant category as many as 19 people (51.4%). Conclusion: Compliance of third trimester pregnant women in consuming Fe tablets in Besulutu Puskesmas Konawe District was mostly in non-compliance category, namely 20 people (54.1%). Suggestion: It is expected that health workers can provide better information to pregnant women about the benefits, ways to consume and side effects of Fe tablets and for pregnant women it is expected to be more active in seeking information about Fe tablets. Keywords: Pregnant women, Fe tablets Bibliography: 22 (2003-2013) 1. Students of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery 2. Supervisor of Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................. iv RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................. vii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................... ix DAFTAR DAFTAR TABEL ................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ....................................................................... 8 B. Landasan Teori ....................................................................... 41 C. Kerangka Konsep ................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 46 B. Waktu danTempat ................................................................... 46 C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 46 D. Variabel Penelitian .................................................................. 47 E. Defenisi Opersaional .............................................................. 48 F. Prosedur Pengumpulan Data Pengolahan Data ..................... 49 G. Pengolahan Data .................................................................... 50 H. Penyajian Data ........................................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................... 52 B. Pembahasan .......................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ 66 B. Saran .................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Hal
Tabel 1 Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Besulutu…………….
54
Tabel 2 Distribusi Umur Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawei Tahun 2018……………….…...…
55
Tabel 3 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawei Tahun 2018……………….…...…
55
Tabel 4 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawei Tahun 2018
56
Tabel 5 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawei Tahun 2018
56
Tabel 6 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawei Tahun 2018
57
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kusioner Penelitian Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Lampiran 4 Master Tabel Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi seorang ibu merupakan fase penting dalam perjalanan
hidup seorang wanita. Hamil, melahirkan dan menyusui adalah siklus
alamiah seorang ibu dan menjadi momen yang paling membahagiakan
dan tak mungkin terlupakan sepanjang hidup mereka. Untuk itu ibu
harus memahami bahwa sehat tidaknya bayi yang akan dilahirkan
sangat tergantung pada kesehatan ibu itu sendiri. Ibu hamil perlu
memperhatikan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin. Pemeriksaan kehamilan adalah suatu program
yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdlilah, 2009).
Penyebab utama dari 80% angka kematian ibu (AKI) adalah
komplikasi kehamilan seperti perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan
aborsi (Yelfira, 2012). Berdasarkan data Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di
Indonesia masih tinggi sebesar 359/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara pada
tahun 2015 sebesar 131/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab
2
utama adalah perdarahan, komplikasi lain, eklampsi, infeksi dan partus
lama (Dinkes Sultra, 2016)
Menurut World Health Organization (WHO), kejadian anemia
kehamilan berkisar antara 20% dan 89% dengan menetapkan Hb 11
gr% (g/dl). Angka anemia kehamilan terjadi 3,8% pada trimester I, 3,6%
trimester II dan 24,8% pada trimester III (Manuaba, 2012). Hasil dari
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 menunjukkan
80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan TTD (Terapi
Transfusi Darah), namun hanya 18% diantaranya yang mengkonsumsi
sebanyak 90 tablet. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 37,1% itu
artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (Wulandari,
2013).
Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat
mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia.
Pemberian informasi tentang anemia akan bertambah apabila
pengetahuan mereka meningkat, maka akan berpengaruh terhadap
kehamilannya karena pengetahuan memegang peranan yang sangat
penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi (Yunita, 2011).
Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, umur, informasi/media massa, social
budaya dan ekonomi, lingkungan dan pengalaman.
3
Menurut Wiknjosastro (2010) yang dikutip oleh Asih, anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada
trimester 2. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan sudah mulai
sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Pendapat dari Ratnasari (2012)
kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan,
perintah, prosedur dan disiplin. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan antara lain usia, pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan.
Menurut penelitian Yuanita (2011) tablet Fe atau tablet tambah
darah adalah 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat yang diberikan
peroral atau yang biasa disebut dengan terapi zat besi oral. Kandungan
zat besi dalam tablet Fe lebih besar daripada asam folat, hal ini
disebabkan karena anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama
anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain.
Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah
memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan
untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil, ibu nifas,
remaja putri dan wanita usia subur. Berdasarkan Data dan Informasi
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016, dari 68.140 orang ibu hamil di
Provinsi Sulawesi Tenggara, yang mengkonsumsi tablet tambah darah
≥ 90 tablet sebesar 25,4 %, hal ini lebih kecil dibandingkan dengan ibu
hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah < 90 tablet yaitu
4
sebesar 54% dan masih jauh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sebesar 90 %.
Data yang diperoleh dari studi pendahuluan di Puskesmas
Besulutu, jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
tahun 2015 sebanyak 202 ibu hamil dan tercatat sebanyak 14 orang
(6,93 %) mengalami anemia, pada tahun 2016 sebanyak 254 ibu hamil
dan 22 orang (8,66 %) mengalami anemia dan tahun 2017 terdapat 202
orang ibu hamil dan 17 orang (8,42 %) mengalami anemia (Profil
Puskesmas Besulutu, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III
dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu Bagaimanakah Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengkaji kepatuhan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi
tablet Fe ditinjau dari pengetahuan ibu di Puskesmas Besulutu
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
b. Mengkaji kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi
tablet Fe ditinjau dari pendidikan di Puskesmas Besulutu
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
c. Mengkaji kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi
tablet Fe ditinjau dari graviditas ibu di Puskesmas Besulutu
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna
menambah ilmu pengetahuan di bidang kebidanan, khususnya
tentang anemia dan sebagai perbandingan untuk peneliti
selanjutnya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat memperbanyak referensi tentang anemia dan
tablet Fe dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan dapat memberikan motivasi bagi masyarakat
setempat untuk mengerti dan memahami tentang manfaat Tablet
Fe sehingga masyarakat dapat mencegah terjadinya anemia
pada ibu hamil untuk peningkatan kesehatan ibu dan bayi.
c. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang
telah dipelajari terkait dengan penelitian serta dapat menjadi satu
sarana pembelajaran di lapangan.
E. Keaslian Penelitian
1. Dyah Susanti (2013), Tingkat Kepatuhan Ibu Multigravida
Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Pulonharjo Klaten. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, menggunakan tekhnik
purposive sampling. Hasil penelitiannya adalah tingkat kepatuhan
ibu multigravida yang mengkonsumsi tablet Fe yang terbanyak
adalah kategori patuh sebesar 49 responden (61,25%). Perbedaan
dengan penelitian ini yaitu pada jenis penelitian yaitu deskriptif,
sampel dan lokasi penelitian.
7
2. Sinthu Sivanganam, Wayan Weta (2015). Gambaran tingkat
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja
Puskesmas Sidemen. Penelitian ini merupakan Study Deskriptif
Cross Sectional. Hasil penelitian dari 50 orang ibu hamil terdapat 32
orang (64%) kategori tidak patuh. Perbedaan yaitu pada jenis
penelitian, sampel dan lokasi penelitian.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Wiknjosastro (2013) kehamilan adalah penyatuan
spermatozoa dan ovum, yang dilanjutkan dengan penempelan
(nidasi) atau implantasi. Dimana masa kehamilan berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester
diantaranya dimulai dari trimester I berlangsung dalam 12 minggu,
trimester II berlangsung selama 15 minggu (minggu ke-13 hingga
ke-27), trimester III berlangsung 13 minggu (minggu ke-27 hingga
ke-40).
b. Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2013)
adalah sebagai berikut:
1) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan
mulai pembesaran perut.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
9
9
3) Tanda Hegar
Konsistensi rahimdalam kehamilan menjadi lunak, terutama
daerah isthmus. Pada minggu-minggu pertama isthmus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi isthmus
pada triwulan pertama mengakibatkan isthmus menjadi panjang
dan lebih lunak.
4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
hormone estrogen.
5) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
6) Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma
uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
7) Teraba Ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah
tanda adanya janin dalam uterus.
10
10
8) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
2. Tinjauan Umum Tentang Anemia dalam Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Arisman (2014), anemia merupakan keadaan
menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah
merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.
Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan
sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial
yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Anemia
adalah suatu keadaan terjadinya kekurangan baik jumlah maupun
ukuran eritrosit atau banyaknya hemoglobin sehingga pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan sel jaringan terbatasi.
Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan/kondisi sebagaiakibat
ketidakmampuansistemeritropoiesisdalammempertahankan kadar
Hb normal, sebagai a kibat kekurangan konsumsi satu atau lebih zat
gizi (Beaton dan Bengoa dalam Sulistyani, 2012).
Anemia menurut Fatmah (2012) didefinisikan sebagai
keadaan dimana level Hb rendah karena keadaan patologis.
11
11
Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukan
satu-satunya penyebab anemia. Penyebab lainnya adalah infeksi
kronik, khususnya malaria dan defisiensi asam folat. Sementara
defisiensi Fe diartikan sebagai keadaan biokimia Fe yangabnormal
disertai atau tanpa keberadaan anemia. Biasanya defisiensi Fe
merupakan akibat dari rendahnya bioavabilitas intake Fe,
peningkatan kebutuhan Fe selama periode kehamilan dan menyusui,
dan peningkatan kehilangan darah karena penyakit cacingan atau
schistosomiasis (Fatmah, 2012). Anemia defisiensi Fe terjadi pada
tahap anemia tingkat berat (severe) yang berakibat pada rendahnya
kemampuan tubuh memelihara suhu, bahkan dapat mengancam jiwa
penderita (Fatmah, 2012).
Menurut Proverawati dan Asfuah (2013) Anemia dalam
kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin
kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trisemester 1 dan 3
dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trisemester 2.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Bertambahnya
darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu
12
12
dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu.
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat
meningkatkan resiko terjadinya pendarahan post partum. Bila
anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya
persalinan prematur (Proverawati dan Asfuah, 2013). Secara umum
anemia dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah
pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil,
tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan
diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual dan
muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan
Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trisemester I dan III. Hasil
pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 g% : tidak anemia
2) Hb 9-10 g% : anemia ringan
3) Hb 7-8 g% : anemia sedang
13
13
4) Hb < 7 g% : anemia berat
b) Anemia megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (ptery
glutamic acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin)
walaupun jarang.
c) Anemia hipoplastik dan aplastik
Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru.
d) Anemia hemolitik
Disebabkan oleh karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut
penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan
oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan vitamin B12.
Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia
pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak
mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12
(Proverawati dan Asfuah, 2013).
b. Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang
memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya
kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui (perubahan fisiologi), dan
kehilangan banyak darah. Anemia disebabkan oleh ketiga faktor
itu terjadi secara cepat saat cadangan Fe tidak mencukupi
14
14
peningkatan kebutuhan Fe. WUS adalah salah satu kelompok
resiko tinggi terpapar anemia karena mereka tidak memiliki
asupan atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan
kehilangan Fe (Fatmah, 2012). Berikut ini merupakan faktor-faktor
penyebab anemia:
a) Asupan Fe yang tidak memadai
Hanya sekitar 25% WUS memenuhi kebutuhan Fe sesuai
Angka Kecukupan Gizi (26 μg/hari). Secara rata-rata, wanita
mengkonsumsi 6,5 μg Fe perhari melalui diet makanan.
Ketidakcukupan Fe tidak hanya dipenuhi dari konsumsi makanan
sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan lain-lain), tetapi
dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Variasi ini disebabkan
oleh perubahan fisiologis tubuh seperti ibu hamil dan menyusui
sehingga meningkatkan kebutuhan Fe bagi tubuh, tipe Fe yang
dikonsumsi, dan faktor diet yang mempercepat (enhancer) dan
menghambat (inhibitor) penyerapan Fe, jenis yang dimakan.
Heme iron dari Hb dan mioglobin hewan lebih mudah dicerna dan
tidak dipengaruhi oleh inhibitor Fe. Non- heme iron yang
membentuk 90% Fe dari makanan non-daging (termasuk biji-
bijian, sayuran, buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh
(Fatmah, 2012). Bioavabilitas non-heme iron dipengaruhi oleh
beberapa faktor inhibitor dan enhancer. Inhibitor utama
penyerapan Fe adalah fitat dan polifenol. Fitat terutama ditemukan
15
15
pada biji-bijian sereal, kacang dan beberapa sayuran seperti
bayam. Polifenol dijumpai dalam minuman kopi, teh, sayuran dan
kacang-kacangan. Enhancer penyerapan Fe antara lain asam
askorbat atau vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi,
ayam, ikan karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk
meningkatkan absorpsi Fe. Alkohol dan asam laktat kurang
mampu meningkatkan penyerapan Fe (Fatmah, 2012).
b) Peningkatan kebutuhan fisiologi
Kebutuhan Fe meningkat selama kehamilan untuk
memenuhi kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan
kehilangan darah saat persalinan. Peningkatan absorpsi Fe
selama trisemester II kehamilan membantu peningkatan
kebutuhan. Beberapa studi menggambarkan pengaruh antara
suplementasi Fe selama kehamilan dan peningkatan konsentrasi
Hb pada trisemester III kehamilan dapat meningkatkan berat lahir
bayi dan usia kehamilan (Fatmah, 2012).
c) Malabsorpsi
Episode diare yang berulang akibat kebiasaan yang tidak
higienis dapat mengakibatkan malabsorpsi. Insiden diare yang
cukup tinggi, terjadi terutama pada kebanyakan negara
berkembang.Infestasi cacing, khusunya cacing tambang dan
askaris menyebabkan kehilangan besi dan malabsorpsi besi. Di
16
16
daerah endemik malaria, serangan malaria yang berulang dapat
menimbulkan anemia karena defisiensi zat besi (Gibney, 2012)
d) Simpanan Zat Besi yang buruk
Simpanan zat besi dalam tubuh orang-orang Asia memiliki
jumlah yang tidak besar, terbukti dari rendahnya hemosiderin
dalam sumsum tulang dan rendahnya simpanan zat besi di dalam
hati. Jika bayi dilahirkan dengan simpanan zat besi yang buruk,
maka defisiensi ini akan semakin parah pada bayi yang hanya
mendapatkan ASI saja dalam periode waktu yang lama (Gibney,
2012).
e) Kehilangan banyak darah
Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor
darah. Pada wanita, kehilangan darah terjadi melalui menstruasi.
Wanita hamil juga mengalami pendarahan saat dan setelah
melahirkan. Efek samping atau akibat kehilangan darah ini
tergantung pada jumlah darah yang keluar dan cadangan Fe
dalam tubuh (Fatmah, 2012).
Rata-rata seorang wanita mengeluarkan darah 27 ml setiap
siklus menstruasi 28 hari. Diduga 10% wanita kehilangan darah
lebih dari 80 ml per bulan. Banyaknya darah yang keluar
berperan pada kejadian anemia karena wanita tidak mempunyai
persedian Fe yang cukup dan absorpsi Fe ke dalam tubuh tidak
dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi. Jumlah Fe
17
17
yang hilang/keluar saat menstruasi juga bervariasi dengan tipe
alat KB yang dipakai. IUD atau spiral dapat meningkatkan
pengeluaran darah 2 kali saat menstruasi dan pil mengurangi
kehilangan darah sebesar 1,5 kali ketika menstruasi berlangsung
(Fatmah, 2012).
Komplikasi kehamilan yang mengarah pada pendarahan
saat dan pasca persalinan dihubungkan juga dengan peningkatan
resiko anemia. Plasenta previa dan plasenta abrupsi beresiko
terhadap timbulnya anemia setelah melahirkan. Dalam persalinan
normal seorang wanita hamil akan mengeluarkan darah rata-rata
500 ml atau setara dengan 200 mg Fe. Pendarahan juga
meningkat saat proses melahirkan secara caesar/operasi
(Fatmah, 2012).
f) Ketidakcukupan gizi
Penyebab utama anemia karena defisiensi zat besi,
khususnya negara berkembang, adalah konsumsi gizi yang tidak
memadai. Banyak orang bergantung hanya pada makanan nabati
yang memiliki absorpsi zat besi yang buruk dan terdapat beberapa
zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi absorpsi besi
(Gibney, 2012).
g) Hemoglobinopati
18
18
Pembentukan hemoglobin yang abnormal, seperti pada
thalasemia dan anemia sel sabit merupakan faktor non gizi yang
penting (Gibney, 2012).
h) Obat dan faktor lainnya
Diantara orang-orang dewasa, anemia defisiensi besi
berkaitan dengan keadaan inflamasi yang kronis seperti arthritis,
kehilangan darah melalui saluran pencernaan akibat pemakaian
obat, seperti aspirin, dalam jangka waktu lama, dan tumor
(Gibney, 2012).
Anemia terjadi jika produksi hemoglobin sangat berkurang
sehingga kadarnya di dalam darah menurun. World Health
Organization(WHO) merekomendasikan sejumlah nilai cut off
untuk menentukan anemia karena defisiensi zat besi pada
berbagai kelompok usia, jenis kelamin, dan kelompok fisiologis.
Meskipun sebagian besar anemia disebabkan oleh defisiensi zat
besi, namun peranan penyebab lainnya (seperti anemia karena
defisiensi folat serta vitamin B12 atau anemia pada penyakit
kronis) harus dibedakan.
Menurut Gibney (2012), deplesi zat besi dapat dipilah
menjadi tiga tahap dengan derajat keparahan yang berbeda dan
berkisar dari ringan hingga berat.
(1) Tahap pertama meliputi berkurangnya simpanan zat besi yang
ditandai berdasarkan penurunan feritis serum. Meskipun tidak
19
19
disertai konsekuensi fisiologis yang buruk, namun keadaan ini
menggambarkanadanya peningkatankerentanandan
keseimbangan besi yang marginal untuk jangka waktu lama
sehingga dapat terjadi defisiensi zat besi yang berat.
(2) Tahap kedua ditandai oleh perubahan biokimia yang
mencerminkan kurangnya zat besi bagi produksi hemoglobin
yang normal. Pada keadaan ini terjadi penurunan kejenuhan
transferin atau peningkatan protoporfirin eritrosit, dan
peningkatan jumlah reseptor transferin serum.
(3) Tahap ketiga defisiensi zat besi berupa anemia. Pada anemia
defisiensi zat besi yang berat, kadar hemoglobinnya kurang dari
7 g/dl.
3. Tinjauan Umum Tentang Tablet Fe
a. Pengertian
Tablet Fe adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting dalam tubuh.
Tablet Fe berisi tablet besi folat yang setiap tablet mengandung
200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat (Rukunco, 2012)
Tablet Fe adalah unsur pembentuk sel darah merah yang
sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya
anemia atau kurang darah selama kehamilan.
20
20
Konsumsi tablet Fe ibu hamil adalah jumlah tablet Fe yang
dikonsumsi ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan. WHO
menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun,
banyak literature menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari
selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan (Saifuddin, 2013).
b. Tujuan dan Kegunaan
Bertujuan untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil,
karena kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan membentuk sel
darah merah janin dan plasenta (Wiknjosastro, 2013)
Kegunaan pemberian tablet Fe adalah agar ibu mengetahui
kegunaan tablet Fe adalah menunjang persediaan darah bumil
untuk pembentukan Hb, untuk mencegah anemia selama
kehamilan yang dapat membayakan jiwa ibu dan menghambat
pertumbuhan janin (Rukunco, 2012).
c. Efek Samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi
terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah Fe
yang dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala
dan yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20%),
konstipasi (±10%), diare (±5%) dan kolik. Gangguan ini biasanya
ringan dan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis atau dengan
21
21
pemberian sesudah makan, walaupun dengan cara ini absorpsi
dapat berkurang. Perlu ditenangkan kemungkinan timbulnya feses
yang berwarna hitam kepada pasien.
Pada pemberian Fe secara IM dapat menyebabkan reaksi
lokal pada tempat suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat
pada tempat suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran
kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering terjadi pada
pemakaian IM dibandingkan IV. Selain itu dapat terjadi reaksi
sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus. Reaksi yang dapat terjdi
dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit kepala, nyeri otot
dan sendi, hemolisis, takikardi, flushing, berkeringat, mual,
muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi.
Sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam
setelah suntikan misalnya sinkop, demam, mengigil, rash,
urtikaria, nyeri dada, perasaan sakit pada seluruh badan dan
ensefalopatia. Reaksi sistemik ini lebih sering pada pemberian IV,
demikian pula syok atau henti jantung (Gunawan, 2012)
d. Cara Mengkonsumsi
Kendala utama pemberian suplemen Fe adalah akibat efek
samping yang dihasilkan dan kesulitan dalam mematuhi konsumsi
tablet Fe karena kurangnya kesadaran dalam arti pentingnya
masalah anemia gizi besi. Untuk menghindari bertambah beratnya
mual dan muntah sebaiknya ibu meminum tablet Fe menjelang
22
22
tidur, dikonsumsi dengan air putih. Pemberian dianjurkan setelah
mual hilang. Tablet Fe sebaiknya dikonsumsi setelah makan
selama kehamilan dan nifas (IBI, 2011).
Hindari mengonsumsi tablet Fe dengan air teh, kopi dan
susu karena dapat mengurangi penyerapan zat besi dalam
saluran pencernaan serta dianjurkan untuk mengonsumsi buah-
buahan, sayuran hijau dan Vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan dan mengurangi efek samping (Manuaba, 2012).
Menurut Sue Jordan (2014) hal–hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah disamping patuh dan sesuai
anjuran yaitu :
1) Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan
pada saat sebelum tidur malam.
2) Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini
ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.
3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan
sekaligus tanda dini
4) toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera.
5) Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah
makan selain dapat mengurangi gejala mual yang
23
23
menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi
yang diabsorpsi.
Sedangkan menurut Depkes (2009), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu :
1) Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya
berkurang .
2) Kadang-kadang terjadi gejala ringan yang tidak
membahayakan seperti perut terasa enak, mual-mual, susah
buang air besar dan tinja berwarna hitam.
3) Untuk mengurangi gejala sampingan minumlah tablet tambah
darah setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik
jika setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-
buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll
4) Simpanlah tablet tambah darah ditempat yang kering terhindar
dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-
anak dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat,
tablet tambah darah yang sudah berubah warna sebaiknya
tidak diminum (warna asli : merah darah).
5) Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi
atau kelebihan darah.
e. Gejala dan Akibat Kekurangan Zat Besi
24
24
Beberapa gejala yang dapat dikenali secara dini adalah
lemah, pusing, mata berkunang-kunang, mual, pucat, rambut
kering, rapuh, dan tipis, sering sariawan, kuku tipis kering, denyut
jantung cepat, nafas cepat. Akibat yang bisa ditimbulkan apabila
ibu hamil kekurangan zat besi adalah gangguan perkembangan
janin dalam kandungan dan anemia pada ibu hamil (Rukunco,
2012).
4. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan
a. Pengertian
Kepatuhan berasal dari kata dasar ”patuh” yang berarti taat.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan
dan prilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman,
2011). Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan
kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan, perhitung tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa
pelaksana program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.
Menurut Sacket dalam Niven (2012) kepatuhan adalah sejauh
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan
oleh profesional kesehatan. Kendala utama pemberian supleman
Fe adalah akibat efek samping yang dihasilkan dan kesulitan
dalam mematuhi konsumsi tablet Fe karena kurangnya kesadaran
dalam arti pentingnya masalah anemia gizi besi (Jordan, 2014).
Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan
25
25
mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau
bosan maka dia tidak perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut
(Wiknjosastro, 2013).
b. Variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
menurut Suddart dan Brunner adalah:
a) Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa,
status sosio ekonomi dan pendidikan.
b) Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya
gejala akibat terapi.
c) Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program dan
efek samping yang tidak menyenangkan.
d) Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap
tenaga kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap
penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya financial
dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti regimen hal
tersebut diatas juga ditemukan oleh Bart Smet dalam psikologi
kesehatan (Suparyanto, 2012).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat
digolongkan menjadi empat bagian menurut Niven (2012) antara
lain :
a) Pemahaman tentang intruksi
26
26
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham
tentang intruksi yang diberikan kepadanya.
b) Kualitas Interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien
merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat
kepatuhan.
c) Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga
dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat
mereka terima.
d) Keyakinan, sikap dan kepribadian
Becker et al (1979) dalam Niven (2012) telah membuat suatu
usulan bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk
memperkirakan adanya ketidakpatuhan.
Menurut Smet didalam Suparyanto (2012), beberapa sebab
rendahnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi antara
lain karena faktor program dan faktor individu yang meliputi :
a) Individu tidak merasa dirinya sakit.
b) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang
ditimbulkan.
c) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.
27
27
d) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri
lambung.
e) Kurang diterimanya warna, rasa dan beberapa karakteristik lain
dari suplemen besi.
f) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin
dan akan menyulitkan dalam persalinan
Menurut WHO (1995) didalam Syakirah (2010) dampak dari
ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet Fe yaitu :
a) Bisa terjadi anemia defisiensi besi.
b) Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinan dan nifas.
Beberapa faktor rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil yang di kemukakan oleh Syakirah (2010) antara lain :
a) Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan
teori yang memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperolah baik dari
pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.
Perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih
bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat
mengetahui mengapa mereka harus melakukan suatu tindakan
sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah
kearah yang lebih baik.
28
28
Apabila pengetahuan ibu hamil baik tentang dampak anemia
pada kehamilan, resiko atau komplikasi jika seseorang mengalami
anemia, serta manfaat tablet atau suplemen zat besi, maka ibu
hamil tersebut akan mau dan berusaha untuk menghindari
timbulnya anemia, dengan cara mengkonsumis tablet Fe secara
teratur dan didukung dengan mengkonsumsi makanan bergizi.
Sebaliknya, jika pengetahuannya rendah, maka kemungkinan
akan menolak minum tablet Fe secara teratur, apalagi jika dirasa
ada efek samping yang mengganggu.
b) Sikap
Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa
kehamilannya mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang
darah selama kehamilan adalah keguguran, kematian bayi, berat
badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu. Pengetahuan ini
akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya dia tidak
menderita anemia selama kehamilan. Dalam berpikir ini
komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat
untuk mengkonsumsi tablet zat besi selama masa kehamilan agar
tidak menderita anemia. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu
tersebut mempunyai sikap terhadap objek yang berupa anemia.
29
29
c) Pendidikan
Pendidikan disini erat kaitannya dengan pengetahuan. Semakin
tinggi pendidikan ibu hamil maka kemungkinan akan lebih mudah
untuk mencerna informasi tentang manfaat tablet Fe dan bahaya
jika terjadi anemia selama kehamilan.
d) Pekerjaan
Pekerjaan mengindikasikan status sosial ekonomi seseorang,
dalam artian akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan
penghasilannya, ibu yang bekerja akan berusaha menghindari
efek samping mual-muntah dengan membeli vitamin C agar zat
besi tersebut cepat diserap tubuh sehingga tidak menimbulkan
mual-muntah, atau dengan mengkonsumsi makanan ringan atau
vitamin B6 agar gejala mual-mual dapat dikurangi.
e) Pengalaman
Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra
manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu
dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Dalam dunia
kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada
pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh
lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode
tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada
30
30
mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada
pengetahuan proposisional.
Patokan kebenaran proporsi atau pernyataan itu dilandaskan pada
pengalaman. Artinya, suatu proposisi itu benar bila pengalaman
membuktikan kebenarannya. Proposisi itu keliru apabila
bertentangan dengan realitas yang diucapkannya, bertentangan
dengan pengalaman realitas. Kebenaran atau fakta merupakan
suatu postulat, yaitu semua hal yang disatu pihak bisa ditentukan
dan ditemukan berdasarkan pengalaman, dan kebenaran itu
merupakan kesimpulan yang telah digeneralisasikan dari
pernyataan fakta .
Dalam kaitannya dengan manfaat mengkonsumsi tablet Fe,
bahwa mengkonsumsi suplemen tersebut dapat mencegah resiko
atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa kehamilan dan
persalinan. Zat besi tersebut penting untuk mengkompensasi
peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan, dan
untuk memastikan pertumbuhan dan perkembagan janin yang
adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, sering
dengan pertumbuhan janin. Konsep ini adalah teori yang diketahui
kebenarannya, namun tidak serta merta membuat ibu hamil mau
mengkonsumsi tablet Fe tersebut.
Adanya satu faktor kurangnya pengalaman atau adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu
31
31
dapat mengakibatkan individu cenderung menghindari suatu fakta
atau kebenaran. Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi
dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mual, nyeri didaerah
lambung, kadang-kadang terjadi diare dan sulit buang air besar,
pusing dan bau logam. Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat
besi kotoran (tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak
membahayakan. Frekuensi efek samping tablet zat besi ini
tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk
campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka
kemungkinan efek samping semakin besar.
Orang yang pernah mengkonsumsi tablet Fe pada kehamilan
sebelumnya, kemudian mengalami efek samping yang dirasa
mengganggu atau menyebabkan rasa tidak enak/kurang
menyenangkan dikhawatirkan akan enggan untuk mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur. Namun, jika orang tersebut menyadari
pentingnya mengkonsumsi tablet Fe maka ia tetap akan
mengkonsumsinya dengan berbagai cara agar tidak terjadi efek
samping, menanyakan kepada petugas untuk mengurangi efek
samping.
f) Motivasi
Motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur
tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu
didalam organisme, yang membangkitkan, mengelolah,
32
32
mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu
sarana.
Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka terutama berguna
saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut
merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi
perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusias mereka
terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus
memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah
mampu beroreintasi dengan program pengobatannya.
Jika petugas kesehatan memberikan motivasi untuk
mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi
tablet zat besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika petugas
kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali bisa mengakibatkan
ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan
karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap
praktek/tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada
dalam mengkonsumsi zat besi.
d. Strategi untuk meningkatkan kepatuhan
Menurut Smet dalam Suparyanto (2012) berbagai strategi telah
dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah :
a) Dukungan profesional kesehatan
33
33
Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam
hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik komunikasi.
Komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang
baik diberikan oleh profesional kesehatan baik dokter/perawat
dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.
b) Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para
profesional kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien
untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien maka
ketidakpatuhan dapat dikurangi.
c) Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dengan
hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk
menghindari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita
hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau
minum obat anti hipertensi sangat perlu bagi pasien hipertensi.
d) Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga
mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.
Dengan begitu dapat meningkatkan kepatuhan.
34
34
e. Pengukuran Kepatuhan
Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran
secara langsung dapat dilakukan dengan melihat kadar
hemoglobin, hematokrit atau ferritin serum. Kekurangan dari cara
ini antara lain keakuratan pengukuran langsung dipengaruhi oleh
perubahan gaya hidup, serta dapat diperoleh hasil yang bias
karena ketidaknyamanan pasien.
Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan melalui
observasi atau pengawasan tablet yang dikonsumsi oleh petugas
kesehatan, laporan pasien, perhitungan jumlah tablet yang
dikonsumsi, wawancara dengan pasien, menggunakan kalender
untuk mengingatkan dan merekam tablet yang diknsumsi.
Diantara beberapa cara tersebut, pelaporan pasien merupakan
cara yang paling dapat diandalkan.
Dalam suatu studi yang telah dilakukan oleh Vongvichit, dkk
(2003), kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu kepatuhan tinggi dan
kepatuhan rendah. Dikatakan kepatuhan tinggi jika tablet besi
dikonsumsi setiap hari atau > 3 hari/minggu. Jika ibu hamil hanya
mengkonsumsi tablet besi selama ≤ 3 hari dalam seminggu maka
ibu hamiltersebut termasuk dalam kategori kepatuhan rendah.
5. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan
35
35
a. Pengertian
Pengetahuan adalah sebagai hasil dari tahu yang terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, melalui indera penglihatan,pendengaran, penciuman,
perasan dan perabaan (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan
adalah segala sesuatu yg diketahui; kepandaian (KBBI, 2015).
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Budiman dan Agus Riyanto (2013) dalam bukunya
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik
formal maupun nonformal, berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi.
2) Informasi/media massa
Informasi adalah “that of which one is apprised or to told:
intelligence, news” (Oxford English Dictionary). Kamus lain
menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat
36
36
diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai
transfer pengetahuan.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.
3) Sosial, Budaya, Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah baik atau buruk. Dengan demikian,
seseorang bertambah pengetahuannya, walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
individu, baik fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada di lingkungan tersebut.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
37
37
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
c. Tahapan pengetahuan
1) Tahu ( know )
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, defenisi, kata-kata dan gagasan, pola, urutan,
metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.
2) Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi ( application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi tersebut secara benar.
4) Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
38
38
didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5) Sintesis ( synthesis )
Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
d. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
akan diketahui atau diukur disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
pengetahuan.
Menurut Arikunto (2013) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Baik, jika skor yang dicapai 76-100%
2) Cukup, jika skor yang dicapai 56-75%
3) Kurang, jika skor yang dicapai < 56%
6. Tinjauan Umum tentang Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
39
39
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Sisdiknas, 2012).
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang sangat diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin mudah menerima dan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh
individu dapat mempengaruhi daya terima otak. Hal ini mendukung
pengetahuan yang baik dan diaplikasikan dalam berperilaku.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pula tingkat pengetahuannya. Tingginya tingkat pengetahuan,
pada umunya mempengaruhi upaya pencegahan dan kesadaran
akan perlunya sikap hidup sehat. Menurut L. Green (1980), tingkat
pendidikan merupakan faktor predisposisi seseorang untuk
berperilaku sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor
yang sangat mendasar untuk memotivasi seseorang terhadap
40
40
perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang (Notoatmodjo,
2013).
7. Tinjauan Umum Tentang Graviditas
Graviditas adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah dialami
ibu tanpa memandang hasil akhir kehamilaannya. Kehamilan yang
pertama kalinya merupakan pengalaman baru yang akan dialami
setiap wanita sehingga perlu adanya kunjungan kepada petugas
kesehatan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai
kehamilan dan persalinan mengingat dalam kehamilan terjadi banyak
perubahan fisiologis yang mungkin dapat mengganggu kenyamanan
ibu selama kehamilan berlangsung. Sedangkan kehamilan yang
lebih dari empat berdampak resiko pada kehamilan dan persalinan.
Makin sering frekuensi kehamilan atau makin banyak kehamilan dari
seorang ibu,maka terdapat kemungkinan terjadinya resiko dalam
kehamilan. Selain itu ibu dengan graviditas tinggi menyebabkan
anemia dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan
maupun persalinan serta janin yang dikandungnya yang meliputi
kelahiran dengan anemia dan prematuritas tinggi (Winkjosastro,
2013).
Anemia merupakan keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar
atau kosentrasi hemoglobin menurun. Selama kehamilan, anemia
lazim terjadi dan biasanya disebabkan karena defisiensi besi
sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atas masuknya
41
41
besi yang tidak adekuat. Anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan
maupun nifas dan selanjutnya. Penyulit-penyulit dapat timbul akibat
anemia salah satunya yaitu innersia uteri (Mansjoer, 2010).
B. Landasan Teori
Terjadinya anemia defesiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil
disebabkan karena kenaikan kebutuhan zat besi pada saat hamil
yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan anemia zat besi yang
bersumber pada pola konsumsi makanan berupa energi, zat besi,
dan vitamin C yang rendah. Pola menu dengan zat besi yang rendah
sebagai penyebab utama dalam bahan makanan yang prevalensinya
masih tinggi yang diperberat dengan keadaan defesiensi zat besi.
Hal ini juga dipengaruhi oleh karakteristik ibu hamil yang dapat
mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe, dimana
kurangnya daya beli makanan sumber zat besi yang rendah,
kesibukan karena pekerjaan ibu hamil serta kurangnya pengetahuan
tentang zat besi (Fe) dari ibu hamil yang masih rendah yang
menyebabkan kesadaran untuk mengkonsumsi tablet Fe menjadi
kurang.
Kepatuhan akan memengaruhi hasil pengobatan. Seseorang
dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang
telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta
42
42
mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh bidan, memastikan
bahwa distribusi suplemen zat besi dalam jumlah yang adekuat dan
kepatuhan ibu hamil terhadap program pengobatan merupakan
faktor yang memengaruhi keberhasilan program tersebut.
Menurut Medicastore (2007) Ada beberapa faktor yang
mendukung kepatuhan pasien dalam pengobatan yaitu: (1)
pengetahuan yang diperoleh pasien, misalkan membaca buku-buku,
mendengarkan kaset tentang kesehatan; (2) memahami kepribadian
pasien, sehingga menimbulkan empati perasaan pasien; (3) adanya
dukungan sosial dari keluarga atau teman-teman; (4) perawatan
dibuat sederhana; dan (5) meningkatkan interaksi profesional antara
pasien dengan petugas kesehatan.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet
zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia
kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2014).
Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dan
karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi dalam hal kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sehari-hari, salah satunya
43
43
adalah pengetahuan tentang sumber makanan zat besi dan pola
makan yang salah sebagai salah satu penyebab terjadinya
defesiensi zat besi. Sebaliknya apabila seorang ibu mengetahui
pengetahuan tentang manfaat zat besi maka pola makan akan
diatur. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang pola makanyang benar untuk ibu hamil khususnya macam–
macam makanan yang bersumber zat besi, sehingga dapat
menimbulkan terjadinya anemia pada saat kehamilannya.
Penanganan anemia dengan pemberian suplemen zat besi (Fe)
yang merupakan suatu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
kadar zat besi dalam jangka waktu yang pendek pada ibu hamil.
Penanggulangan anemia defesiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil
dengan memberikan tablet zat besi folat (mengandung 60mg
elemental besi dan 250mg asam folat) setiap hari satu tablet selama
90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Hal ini dilakukan
karena asupan sumber zat besi pada ibu hamil masih kurang yang
mempengaruhi kadar haemoglobin yang rendah, maka dilakukan
pemberian suplemen tablet zat besi (Fe), yang dibagikan pada waktu
memeriksakan kehamilan, dimana suplemen tablet zat besi (Fe) ini
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
kadar zat besi dalam jangka pendek. Suplementasi ditujukan pada
golongan yang rawan mengalami defesiensi zat besi seperti ibu
44
44
hamil, yang dilakukan secara gratis pada ibu hamil melalui
puskesmas dan posyandu (BPS,2009).
Dari uraian di atas dalam mengurangi adanya anemia pada ibu
hamil maka perlu upaya untuk menurunkan angka kejadian anemia
defesiensi zat besi (Fe) sebagai akibat dari kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe yang kurang, kegiatan dalam meningkatkan
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan cara melakukan
penyuluhan dan konseling tentang pentingnya mengkonsumsi tablet
Fe pada ibu hamil, pencegahan anemia, melakukan deteksi ibu hamil
dengan pemeriksaan Hb dan pemberian tablet Fe, serta yang dapat
menurunkan angka kejadian anemia dalam kegiatan pelayanan
kesehatan misalnya program posyandu.
Anemia memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan hasil
kerja sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh bidan. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan itu sangat tergantung pada
kinerja bidan. Hal ini penting sehubungan dengan arus globalisasi
dimana bidan dituntut memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan profesionalismenya. (Kemenkes RI,2013). Beberapa faktor
rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil yang di kemukakan
oleh Syakirah (2010) antara lain adalah pengetahuan, sikap,
pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan motivasi.
45
45
C. Kerangka Konsep
Keterangan gambar :
Variabel bebas : Pengetahuan, pendidikan, graviditas.
Variabel terikat : Kepatuhan Ibu hamil Trimester III dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe
Pengetahuan
Pendidikan
Graviditas
Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe
46
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskripktif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan mengetahui
gambaran atau deskripsi suatu masalah yang terjadi dalam suatu
masyarakat (Riyanto, 2010).
B. Waktu danTempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret-April tahun 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Besulutu Kabupaten
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang
diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono dan Mekar,2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Besulutu Kabupaten
Konawe Tahun 2017 sebanyak 148 orang.
47
47
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang
diteliti. Apabila subjeknya besar,maka dapat diambil 20-25% atau
lebih tergantung pada kemampuan peneliti dilihat dari segi
waktu,tenaga dan dana,sempit luasnya wilayah pengamatan dari
setiap subjek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
(Arikunto, 2013). Penelitian ini menggunakan sampel adalah semua
ibu hamil trimester III yang datang berkunjung ke puskesmas dengan
besaran 25 % x 148 = 37 orang, dengan kriteria inklusi ibu yang
datang berkunjung ke Puskesmas Besulutu untuk memeriksakan diri,
ibu hamil yang sudah mendapatkan tablet Fe, ibu hamil yang sehat
maupun yang anemia.
3. Sampling
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu
tekhnik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan berdasarkan strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2013).
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas : Pengetahuan, pendidikan, graviditas
Variabel terikat : Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam
mengkonsumsi Tablet Fe.
48
48
E. Defenisi Operasional
1. Kepatuhan Ibu Hamil trimester III dalam mengkonsumsi Tablet Fe
adalah sejauh mana perilaku ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
Kriteria Objektif :
a. Patuh : Bila Skor T > mean T
b. Tidak Patuh : Bila skor T ≤ mean T (Riwidikdo, 2010)
2. Pengetahuan adalah hasil tahu yang dimiliki ibu tentang Tablet Fe.
Kriteria Objektif :
a. Baik : 76 – 100 %
b. Cukup : 56 – 75 %
c. Kurang : < 56 % (Notoatmodjo, 2013).
3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan
oleh responden.
Kriteria Obyektif :
a. Rendah: tidak sekolah, tamat/tidak tamat SD, tamat/tidak tamat
SMP dan sederajat.
b. Tinggi:tamat/tidak tamat SMA atau sederajat, tamat/tidak tamat
perguruan tinggi.
(Sisdiknas, 2012)
4. Graviditas adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah dialami
ibu tanpa memandang hasil akhir kehamilannya. .
Kriteria Obyektif :
49
49
a. Primigravida
b. Multigravida
(Manuaba, 2010).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa kuesioner yang telah baku yang berisi
daftar pertanyaan meliputi: identitas responden (nama, umur
pendidikan, pekerjaan, garviditas), pengetahuan ibu tentang anemia
dan tablet Fe serta penilaian kepatuhanmenggunakan skala Guttman,
dimana jawaban responden benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0
(Ridwan, 2007).
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
identitas responden, kepatuhan ibu, pengetahuan ibu tentang
anemia dan tablet Fe, pendidikan, graviditas. Semua data tersebut
diperoleh dengan wawancara menggunakan kuisioner.
2. Data sekunder
Data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, jumlah ibu
hamil serta cakupan pemberian tablet Fe yang diperoleh dari
dokumentasi Puskesmas Besulutu.
50
50
H. Pengolahan Data
Pengolahan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung
jumlah kuisioner yang kembali.
2. Koding
Melakukan kode untuk masing-masing item pertanyaan.
3. Skoring
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat kepatuhan dapat
dikategorikan dalam 2 kategori yaitu patuh dan tidak patuh.
Menurut Riwidikdo (2010) ketentuan tersebut didasarkan atas skor
T dan Mean T.
T = 50+10 ( xi - x)
sd
Keterangan:
T : Skor T
xi : Skor Responden
x : Rata-rata
sd : Satandar Deviasi
mean T = å skorT
n
Keterangan :
å skorT : Jumlah total skor T responden
n : Jumlah sampel
51
51
Menilai masing-masing item dengan menggunakan
perhitungan kalkulator, kemudian disajikan dalam bentuk tabel
disertai penjelasannya, yang dipresentasikan dan diuraikan dalam
bentuk naratif dengan rumus yang digunakan :
Keterangan :
X : Presentase hasil yang dicapai
f : Frekuensi Variabel yang diteliti
n : Jumlah sampel penelitian
K : Konstanta ( 100%)
(Arikunto, 2013).
I. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel
distribusi, dinarasikan secara deskriptif variabel yang diteliti dan
dipresentatif.
K
52
52
52
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe terdiri
dari 17 (tujuh belas) Kelurahan/Desa, yakni Kelurahan Besulutu,
Desa Laloumera, Silea, Pulowaru, Labela, Onembute,
Watumolomba, Lalowulo, Waworaha, Andomesinggo, Asunde,
Amosilu, Punggaluku, Ranomolua, Lawonua, Ulupohara, dan
Puundoho yang merupakan wilayah administratif Kecamatan
Besulutu, denganluas wilayah 34.592 Km2.Batas wilayah kerja
Puskesmas Besulutu sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe Utara
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pondidaha
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe
Selatan
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sampara
b. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Besulutu pada
tahun 2017 sebanyak 8.121 jiwa yang tersebar di 1 kelurahan dan
16 Desa.dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 2.021jiwa.
53
Adapun penyebaran penduduk tiap kelurahan/desa adalah sebagai
berikut:
1) Desa Laloumera : 130 KK dengan 548 jiwa.
2) Desa Silea : 92 KK dengan 398 jiwa.
3) Desa Pulowaru : 140 KK dengan 622 jiwa.
4) Desa Labela : 120 KK dengan 519 jiwa.
5) Desa Onembute :120 KK dengan 501 jiwa.
6) Kelurahan Besulutu : 169 KK dengan 656 jiwa.
7) Desa Watumolomba : 49 KK dengan 206 jiwa.
8) Desa Lalowulo : 77 KK dengan 291 jiwa.
9) Desa Waworaha : 89 KK dengan 362 jiwa.
10) Desa Andomesinggo : 117 KK dengan 424 jiwa.
11) Desa Asunde : 107 KK dengan 375 jiwa.
12) Desa Amosilu : 160 KK dengan 654 jiwa.
13) Desa Punggaluku : 98 KK dengan 407 jiwa.
14) Desa Ranomolua : 47 KK dengan 222 jiwa.
15) Desa Lawonua : 199 KK dengan 848 jiwa.
16) Desa Ulupohara : 175 KK dengan 568 jiwa.
17) Desa Puundoho : 132 KK dengan 520 jiwa.
c. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Besulutu terdiri dari:
1) Sarana Kesehatan Pemerintah
54
a) Puskesmas Induk 1 unit yang merupakan puskesmas
perawatan yang menyelenggarakan rawat jalan, yang
berlokasi di Kelurahan Besulutu.
b) Poliklinik Desa (Polindes)4 unit, masing-masing terletak di
Desa Laloumera, Desa Lalowulo, Desa Lawonua dan Desa
Silea.
2) Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat
a) Posyandu 17 unit, berlokasi di 1 Kelurahan dan 16 Desa
wilayah kerja Puskesmas Besulutu masing-masing 1 unit.
d. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas Besulutu
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Besulutu.
Jumlah tenaga Status
Jumlah PNS Honorer
Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kes. Masyarakat Sarjana Kebidanan Ahli madya keperawatan Ahli madya kebidanan Ahli madya Gizi Ahli madya kesling
1 1 - 1 - 7 - 1
- - 2 - 3
10 1 1
1 1 2 1 3
17 1 2
Sumber: Data Sekunder, Tahun 2017
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh
karakteristik responden berdasarkan umur ibu hamil trimester III yang
mengkonsumsi tablet Fe sebagai berikut:
55
Tabel 2. Distribusi Umur Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2018
Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
< 20 4 10,8
20 – 35 31 83,8
> 35 2 5,4
Total 37 100
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 37 responden sebagian
besar responden berumur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak 31 orang
(83,8%) dan sebagian kecil respondenberumur > 35 tahun sebanyak 2
orang (5,4%).
3. Analisis Variabel Penelitian
a. Kepatuhan
Tabel 3.Distribusi KepatuhanIbu Hamil Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2018
Kepatuhan Frekuensi (f) Persentase (%)
Patuh 17 45,9
Tidak Patuh 20 54,1
Total 37 100
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 37 responden paling
banyak responden memiliki kepatuhan dalam kategori tidak patuh,
yakni sebanyak 20 orang (54,1%) dan paling sedikit responden
memiliki kepatuhan dalam kategori patuh yakni sebanyak 17 orang
(45,9%).
56
b. Pengetahuan
Tabel4.Distribusi KepatuhanIbu Hamil Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet FeBerdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2018
Pengetahuan Kepatuhan
F (%) Patuh %
Tidak Patuh
%
Baik 14 37,8 6 16,3 20 54,1
Cukup 2 5,4 14 37,8 16 43,2
Kurang 0 2,7 1 0 1 2,7
Total 17 45,9 20 54,1 37 100
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 37 responden paling
tinggi memiliki pengetahuan dalam kategori baik yakni sebanyak 20
orang (54,1%)dan memiliki kepatuhan paling dominan dalam
kategori.patuh sebanyak 14 orang (37,8%) dan 6 orang (16,3%)
dalam kategori tidak patuh. Responden yang memiliki pengetahuan
dalam kategori cukup sebanyak 16 orang (43,2%) dan memiliki
kepatuhan paling dominan dalam kategori tidak patuh sebanyak 14
orang (37,8%) dan 2 orang (5,4%) dalam kategori patuh.
c. Pendidikan
Tabel5.Distribusi KepatuhanIbu Hamil Trimester IIIdalamMengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2018
Pendidikan Kepatuhan
F (%) Patuh %
Tidak Patuh
%
Rendah 5 13,5 5 13,5 10 27
Tinggi 12 32,4 15 40,6 27 73
Total 17 45,9 20 54,1 37 100
Sumber: Data Primer, 2017
57
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 37 responden
sebagian besar responden memiliki pendidikan tinggiyaitu
sebanyak 27 orang (73,8%) dengan tingkat kepatuhan paling
dominan pada kategori tidak patuh sebanyak 15 orang (40,6%) dan
paling rendah pada kategori patuh sebanyak 12 orang (32,4%).
d. Graviditas
Tabel6.Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Berdasarkan Graviditas di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe Tahun 2018
Graviditas Kepatuhan
F (%) Patuh %
Tidak Patuh
%
Primigravida 4 10,8 1 2,7 5 13,5
Multigravida 13 35,1 19 51,4 32 86,5
Total 17 45,9 20 54,1 37 100
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 37 responden
sebagian besar responden adalah ibu multigravidayaitu sebanyak
32 orang (86,5%) dengan tingkat kepatuhan paling dominan pada
kategori tidak patuh sebanyak 19 orang (51,4%) dan paling rendah
pada kategori patuh sebanyak 13 orang (35,1%).
B. Pembahasan
1. Kepatuhan
Hasil penelitian pada tabel 3 diperoleh data bahwa sebagian
besar responden tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe sejumlah
20 orang (54,1%). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang
58
menyatakan tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe yang
diberikan oleh bidan pada saat pemeriksaan kehamilan, selain itu
kalaupun mengkonsumsi tablet Fe hanya beberapa tablet saja, faktor
tidak mengingat atau lupa, dengan mengkonsumsi tablet Fe dapat
menyebabkan mual sehingga nafsu makan ibu hamil menurun. Alasan
dan fakta tersebut merupakan faktor yang menyebabkan sebagian
besar ibu hamil kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Hal ini sependapat dengan Niven (2012) bahwa kepatuhan
adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku
yang disarankan oleh dokter atau oleh orang lain. Perhitungan
kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah
melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang
berdasarkan rasa terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya
perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda
jenisnya, yaitukepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan
petugas kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.
Motivasi ini belum dapat dijadikan sebagai jaminan bahwa pasien akan
mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau
bosan maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilakutersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah individu tidak merasa dirinya
sakit, kelalaian ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
meminum tablet Fe setiap hari sampai waktu yang cukup lama,
adanya efek samping seperti rasa mual dan nyeri lambung, kurang
59
diterimanya rasa dan beberapa karakterstik lain tablet Fe, sehingga
dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Hidayah dan Anasari (2012) menyatakan bahwa suplemen oral
zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu
hati dan konstipasi. Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap
preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi yang yang diserap.
Takaran zat besi di atas 6 mg dapat menimbulkan efek samping yang
tidak bisa diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan
dalam pemakaian obat. Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe
selama kehamilan karena kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat
selama kehamilan.
Ibu hamil membutuhkan 1000 mg zat besi selama
kehamilannya. Kebutuhan besi yang tinggi terus meningkat terutama
pada trimester II-III kehamilan, yaitu sekitar 3,5 mg saat mendekati
akhir trimester II dan 7 mg perhari pada trimester III. Jika kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi melalaui diet harian akan terjadi mobilisasi
cadangan besi tubuh. Sebagian besar ibu hamil memiliki cadangan
besi tubuh yang rendah sehingga rentan mengalami defisiensi besi
atau anemia (Ani, LS, 2013).
2. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besaribu hamil
memiliki pengetahuan dalam kategori baik yakni sebanyak 20 orang
(54,1%)dan memiliki kepatuhan paling dominan dalam kategori.patuh
sebanyak 14 orang (37,8%) dan 6 orang (16,3%) dalam kategori tidak
60
patuh. Pengetahuan tersebut menghasilkan kesadaran bagi ibu hamil
untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur selama kehamilannya.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, artinya mengingat, mengerti
sudah melihat. Jadi pengetahuan adalah hasil dari sesuatu setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2013).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang
berpengetahuan cukup dan tidak patuh sejumlah 14 orang (37,8%).
Secara umum ketidakpatuhan meningkatnya resiko berkembangnya
masalah kesehatan atau memperpanjang dan memperburuk kesakitan
yang sedang diderita. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam meminum tablet
Fe dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena
anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan menambah
pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan
memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh
meminum tablet Fe.
Menurut Notoatmodjo (2013) pengetahuan merupakan salah satu
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan
seseorang. Pembentukan perilaku seseorang ditentukan oleh
beberapa faktor internal antara lain motivasi, pengetahuan dan
persepsi orang tersebut serta faktor eksternal seperti jenis kelamin,
umur, pekerjaan, paritas, pendidikan, pengalaman, ekonomi,
61
hubungan sosial dan informasi, sehingga perbedaan karakterisik ibu
hamil dapat mengakibatkan perbedaan pula pengetahuan ibu hamil
tentang tablet Fe. Agustina (2011) juga menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.
3. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
memiliki pendidikan tinggiyaitu sebanyak 27 orang (73,8%) dengan
tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori tidak patuh sebanyak
15 orang (40,6%) dan paling rendah pada kategori patuh sebanyak 12
orang (32,4%).Hal ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan
seseorang tidak dapat menunjang perilaku seseorang untuk patuh
mengkonsumsi tablet Fe sehingga dapat mencegah terjadinya anemia
pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Herawati (2011) menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan anemia dalam kehamilan di
Kuningan Kota Cirebon yang disebabkan karena rata-rata ibu hamil
dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ridayanti (2012)
yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, hal
tersebut disebabkan karena tingkat pendidikan seseorang akan
mempengaruhi kesadaran untuk berperilaku hidup sehat dan
62
membentuk pola pikir yang baik sehingga ibu akan lebih mudah untuk
menerima informasi dan memiliki pengetahuan yang memadai.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe. Orang
berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional
daripada mereka yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan
sama sekali. Informasi dapat diperoleh dari bangku sekolah dan
lingkungan sekitar. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu hamil
tentang tablet Fe maka pengetahuan yang dimiliki akan semakin
meningkat.
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh,
pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik
pula pengetahuannya. Notoatmodjo (2013) menyatakan bahwa
tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat digunakan sebagai
modal untuk menerima informasi sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan sehingga terbentuk perilaku seseorang.
4. Graviditas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah ibu multigravidayaitu sebanyak 32 orang (86,5%) dengan
tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori tidak patuh sebanyak
19 orang (51,4%) dan paling rendah pada kategori patuh sebanyak 13
orang (35,1%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang sudah
mempunyai pengalaman hamil sebelumnya tidak memperhatikan
63
kesehatan kehamilan pada kehamilan berikutnya. Hal ini disebabkan
karena ibu hamil mempunyai pengalaman tidak merasakan adanya
masalah dengan kehamilan sebelumnya atau karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan ibu hamil pada
pengalaman hamil sebelumnya seperti mual, muntah, kram perut,
nyeri ulu hati dan lain sebagainya akibat dari mengkonsumsi tablet Fe.
Berbeda dengan ibu hamil yang baru pertama kali merasakan
kehamilan. Dari 5 orang ibu primigravida terdapat 4 orang (10,8%)
dengan kategori patuh dan 1 orang (2,7%) dengan kategori tidak
patuh. Hal ini disebabkan belum adanya pengalaman hamil ibu
primigravida sehingga timbul rasa khawatir akan kesehatan
kehamilannya.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ridayanti (2012)
yang menyebutkan bahwa ibu hamil primigravida yang mengalami
anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida yang
mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut
disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk
menjaga kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena
baru pertama kali hamil.
Manfaat mengkonsumsi tablet Fe adalah dapat mencegah resiko
atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa kehamilan dan
persalinan. Zat besi tersebut penting untuk mengkompensasi
peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan, dan untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembagan janin yang adekuat.
64
Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, sering dengan
pertumbuhan janin. Konsep ini adalah teori yang diketahui
kebenarannya, namun tidak serta merta membuat ibu hamil mau
mengkonsumsi tablet Fe tersebut.
Adanya satu faktor kurangnya pengalaman atau adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu dapat
mengakibatkan individu cenderung menghindari suatu fakta atau
kebenaran. Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat
menimbulkan gejala-gejala seperti mual, nyeri didaerah lambung,
kadang-kadang terjadi diare dan sulit buang air besar, pusing dan
bau logam. Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran
(tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan.
Frekuensi efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat
besi dalam pil, bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi
dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping semakin
besar.
Orang yang pernah mengkonsumsi tablet Fe pada kehamilan
sebelumnya, kemudian mengalami efek samping yang dirasa
mengganggu atau menyebabkan rasa tidak enak/kurang
menyenangkan dikhawatirkan akan enggan untuk mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur. Namun, jika orang tersebut menyadari
pentingnya mengkonsumsi tablet Fe maka ia tetap akan
mengkonsumsinya dengan berbagai cara agar tidak terjadi efek
65
samping dan menanyakan kepada petugas untuk mengurangi efek
samping.
66
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di
Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe sebagian besar dalam
kategori tidak patuh, yakni sebanyak 20 orang (54,1%).
2. Kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di
Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe berdasarkan pengetahuan,
sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan baik yakni sebanyak
20 orang (54,1%) dan memiliki kepatuhan paling dominan dalam
kategori.patuh sebanyak 14 orang (37,8%).
3. Kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di
Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe berdasarkan pendidikan,
sebagian besar ibu hamil memiliki pendidikan tinggi yaitu sebanyak 27
orang (73,8%) dengan tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori
tidak patuh sebanyak 15 orang (40,6%).
4. Kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe di
Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe berdasarkan graviditas,
sebagian besar adalah ibu multigravida yaitu sebanyak 32 orang
67
(86,5%) dengan tingkat kepatuhan paling dominan pada kategori tidak
patuh sebanyak 19 orang (51,4%).
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Besulutu, diharapkan kepada tenaga kesehatan agar
dapat memberikan informasi yang lebih baik lagi kepada ibu hamil
tentang manfaat, cara mengkonsumsi dan efek samping tablet Fe.
2. Bagi ibu hamil, diharapkan agar dapat mencari informasi tentang tablet
Fe dan manfaatnya untuk ibu hamil dan janin, agar lebih mengerti dan
mengetahui semua informasi tentang Tablet Fe.
3. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang berhubungan dengan
penelitian ini untuk mengkaji lebih lanjut tentang tablet Fe dengan
variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ani LS, 2013. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. Jakarta: EGC.
Arikunto S, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Arisman, 2013. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC. Budiman,Riyanto & Agus. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan
Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Herawati C, Astuti S. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Anemia Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas Jalaksana Kuningan. Jurnal Stikes A. Yani.
Hidayah W, Anasari T. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia di Desa Pengeraji Kabupaten Manggis. Jurnal Bidan Prada.
Jordan.2014. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC. Niven.2012. Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC. Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT:
Rineka Cipta. Ratnasari. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di BPS Yuda Yulia Klaten. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Diakses dari http://dglib.uns.ic.id
Ridayanti NKA, Lanni F, dan Wahyuningsih 2012. Hubungan Tingkat
Pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilannya di Puskesmas Banguntapan I Bantul. Jurnal.
Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Riwidikdo. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Rihana. Sistem Pendidikan Nasional. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sivanganam S., Wayan Weta (2015). Gambaran tingkat kepatuhan ibu
hamil mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas Sidemen.
Susanti, D (2013), Tingkat Kepatuhan Ibu Multigravida Mengkonsumsi
Tablet Fe di Puskesmas Pulonharjo Klaten. Wawan dan Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. World Health Organization. 2012. Daily Iron and Folic Acid Suplement In
Pregnant Women. Geneva: World Health Organization. Wulandari. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Anemia dan Sikap Ibu
Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Universitas Muhamadiyah.
Yunita.2011.Pengaruh penyuluhan Pada Ibu Hamil Tentang Anemia
Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Diakses dari http://dglib.uns.ic.id
Lampiran 1.
KUISIONER PENELITIAN
KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DI PUSKESMAS BESULUTU KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018
Nama :
Umur :
Umur kehamilan :
Pendidikan :
Graviditas :
Alamat :
A. Kuisioner Pengetahuan
Berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang Anda anggap
sesuai berdasarkan setiap pernyataan yang tersedia.
No. Pernyataan Benar Salah
1. Anemia disebut penyakit kurang darah
2. Anemia bukan merupakan penyakit
keturunan
3. Anemia disebabkan karena rendahnya
kadar hemoglobin dalam darah
4. Darah tinggi pada ibu hamil dapat
menyebabkan anemia
5. Ibu hamil lebih berisiko mengalami anemia
dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil
6. Pusing, pucat dan lemas merupakan gejala
anemia
7. Anemia kehamilan dapat dicegah dengan
makan makanan yang mengandung zat
besi
8. Daging, hati ayam, telur, kacang hijau,
kacang merah, sayur-sayuran yang
berwarna hijau merupakan jenis makanan
yang mengandung zat besi.
9. Konsumsi tablet tambah darah dapat
mencegah anemia. Namun, bila
dikonsumsi dalam jangka waktu panjang
dapat menyebabkan darah tinggi
10 Konsumsi tablet tambah darah secara
teratur selama kehamilan dapat mencegah
bayi lahir premature.
11. Tablet tambah darah sebaiknya
dikonsumsi ketika ibu hamil merasa pusing
dan tidak enak badan
12. Tablet tambah darah sebaiknya
dikonsumsi 1 tablet setiap hari dan paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan.
13. Untuk mengurangi efek samping yang
ditimbulkan (rasa tidak enak, mual), tablet
tambah darah dapat dikonsumsi pada
malam hari
14. Konsumsi tablet tambah darah disertai
dengan vitamin C dapat meningkatkan
penyerapan zat besi sehingga
pembentukan sel darah merah akan
meningkat.
15. Penyerapan zat besi akan lebih buruk jika
konsumsi tablet tambah darah dilakukan
bersamaan dengan air putih dibandingkan
dengan air kopi/teh
B. Kuisioner Kepatuhan
Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” jika pertanyaan sesuai
dengan yang ibu lakukan dan pada kolom “Tidak” jika pertanyaan
tidak sesuai dengan yang ibu lakukan.
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah Anda minum tablet tambah darah pada
malam hari ?
2. Apakah Anda minum tablet tambah darah dengan
air putih ?
3. Apakah Anda minum tablet tambah darah
bersamaan dengan air jeruk ?
4. Apakah Anda minum tablet tambah darah sebelum
makan ?
5. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
untuk mengurangi mual ?
6. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan saat Anda makan ?
7. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan dengan kopi ?
8. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan dengan teh ?
9. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan dengan susu ?
10 Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
pada saat perut kosong ?
11. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan dengan obat antibiotik ?
12. Apakah Anda selalu minum tablet tambah darah
bersamaan dengan obat penahan rasa nyeri
seperti obat rematik ?
13. Apakah Anda tetap mengkonsumsi tablet tambah
darah yang sudah berubah warna ?
14. Apakah Anda minum tablet tambah darah 1 kali
sehari secara teratur ?
15. Jka tablet tambah darah Anda habis, apakah Anda
selalu mengunjungi bidan atau tenaga kesehatan
lainnya
16 Apakah Anda segera minum tablet tambah darah
saat Anda lupa ?
17. Apakah dalam satu hari Anda minum tablet
penambah darah 2 butir untuk mencegah kurang
darah ?
18. Meskipun meminum tablet tambah darah dapat
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam,
apakah Anda akan tetap meminumnya ?
19. Apakah Anda mengkonsumsi 2 butir tablet tambah
darah pada saat itu juga dalam suatu hari Anda
lupamengkonsumsi tablet tambah darah
20. Apakah Anda minum tablet tambah darah dengan
teh bila Anda mual ?
Lampiran 1.
MASTER TABEL
Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Besulutu Kabupaten Konawe
Tahun 2018
No. Nama Resp Umur (Thn)
Kepatuhan Pengetahuan Pendidikan Graviditas
Patuh Tidak Patuh
Skor Baik Cukup Kurang Skor Rendah Tinggi Primi Multi
1. Ny. Annisa 27 √ 16 √ 13 SMA 2 2. Ny. Nila Andriani 29 √ 16 √ 13 SMA 2 3. Ny. Eka 17 √ 16 √ 13 SMP 1 4. Ny. Safna 19 √ 17 √ 13 SMA 1 5. Ny. Sumiati 25 √ 17 √ 14 SMA 2 6. Ny. Sri Wahyu N. 24 √ 16 √ 13 SMA 2 7. Ny. Evi 21 √ 15 √ 13 SMA 2 8. Ny. Hasmira 33 √ 17 √ 13 SMA 2 9. Ny. Irna 25 √ 16 √ 13 SMA 2
10. Ny. Eni Rahayu 28 √ 16 √ 14 SMA 1 11. Ny. Nasrianti 34 √ 17 √ 14 SMA 3 12. Ny. Sri Yanti 21 √ 17 √ 14 SMA 1 13. Ny. Norma 30 √ 15 √ 14 SMA 2 14. Ny. Arsina 34 √ 14 √ 15 SMA 3 15. Ny. Asroyani 30 √ 14 √ 13 SMA 2 16. Ny. Sri Yatri 16 √ 14 √ 10 SMP 2 17. Ny. Risa 35 √ 14 √ 11 SMA 3
18. Ny. Asni 31 √ 15 √ 14 SMA 3 19. Ny. Rida 29 √ 13 √ 10 SMA 2 20. Ny. Sri 16 √ 15 √ 12 SMP 1 21. Ny. Ermawati 27 √ 15 √ 12 SMA 2 22. Ny. Yuli 26 √ 17 √ 14 D3 2 23. Ny. Rini Asnawati 31 √ 15 √ 14 SMA 3 24. Ny. Hasna 30 √ 14 √ 11 SMA 3 25. Ny. Nasrawati 31 √ 14 √ 11 SMA 2 26. Ny. Leni Asriani 29 √ 13 √ 11 SMA 2 27. Ny. Eli Supriyatin 33 √ 13 √ 10 SMA 3 28. Ny. Erma Yusnita 21 √ 14 √ 10 SMP 2 29. Ny. Marsia 26 √ 12 √ 9 SMA 2 30. Ny. Samsiah 27 √ 16 √ 12 SMP 2 31. Ny. Kasna 38 √ 15 √ 11 SMP 5 32. Ny. Hasniawati 35 √ 16 √ 9 SMP 4 33. Ny. Hana 36 √ 16 √ 10 SMP 3 34. Ny. Mardiani 24 √ 12 √ 8 SMA 2 35. Ny. Riska W. 30 √ 16 √ 12 SMP 3 36. Ny. Nimang 27 √ 15 √ 9 SMP 2 37. Ny. Juniatin 25 √ 15 √ 10 SMA 2
Top Related