REFERAT
KEMOTERAPI
OlehDelidios Arimbi
Pembimbing :Dr. Kiki Achmad R, SpB(K)-Onk
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANRUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG2012
1
KEMOTERAPI
PENDAHULUAN
35 tahun yang lalu, pengobatan kanker padat hanya mengenal operasi dan
radiasi. Apabila kedua hal tersebut sudah dilakukan, maka dianggap pengobatan
sudah selesai. Pada awal abad ke 20 kemoterapi pertama kali dipergunakan oleh Ehrlich
yang berasal dari agen anti parasit (alkyllating agent) .Pengenalan terhadap obat
kemoterapi dimulai awal tahun 1900 dimana Gas Mustard yang dipakai pada
Perang Dunia I dan II diketahui dapat mensupresi sumsum tulang dan system
limfoid. Pada tahun 1940 mulai zat tersebut digunakan untuk terapi Limfoma.
Tahun 1950 mulai diperkenalkan secara luas penemuan ini dan mulai berkembang
tahun 1970. Sejak waktu itu makin banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk
mengobati kanker.Saat ini dikenal lebih dari 40 jenis obat anti-kanker yang dipakai secara
aktif di seluruh dunia.
Awalnya kemoterapi memberi kesan kuat pada masyarakat awam maupun
sebagian dokter bahwa pemberian kemoterapi anti kanker merupakan pemakaian sia- sia
serta membawa dampak toksisitas yang parah. Namun dengan kemajuan ilmu di bidang
disiplin onkologi anggapan yang tak beralasan tersebut dapat dihilangkan. Saat ini
kemoterapi telah berhasil digunakan untuk berbagai penyakit keganasan. Walaupun
toxisitas yang ditimbulkan masih belum dapat dihilangkan seluruhnya namun telah dapat
meminimalkan morbiditas yang berlebihan.
Skipper pada tahun 1960-an mengungkapkan prinsip-prinsip trial kemoterapi sbb:
1. Sel kanker single dapat tumbuh sampai mencapai masa tumor letal
2. Tumor doubling time menurun dengan meningkatnya tumor burden pada stadium
lanjut dari pertumbuhan tumor.
3. Kebanyakan obat kemoterapi menunjukan 'log cell kill kinetics 'dan peningkatan
yang sama dan log cell kill sebanding dengan dosis
4. Tumor burden berbanding terbalik dengan angka kesembuhan
2
G0
DEFINISI
Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan sitotoksik dengan tujuan
menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel
kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker
TUJUAN
Bergantung kepada tipe kanker dan seberapa jauh kanker tersebut telah berkembang,
maka kemoterapi digunakan dengan beberapa tujuan :
1. Untuk tujuan kuratif. Kanker dinyatakan sembuh apabila telah dibuktikan secara
klinis dan laboratorium terbebas dari sel kanker
2. Untuk mengontrol kanker, hal ini dilakukan untuk menjaga penyebaran sel
kanker, memperlambat pertumbuhan sel kanker , membunuh sel kanker yang
dapat menyebar ke bagian lain di tubuh selain lokasi tumor primernya.
3. Untuk tujuan paliatif, meningkatkan kulitas hidup penderita. mengurangi gejala
yang mungkin ditimbulkan oleh kanker. Mengurangi gejala misalnya rasa nyeri,
membantu pasien untuk hidup lebih nyaman.
Sitokinetik
Pada proses pembelahan sel manusia, terdapat lima fase proliferasi sel, baik pada sel
normal maupun pada sel tumor. Fase-fase tersebut adalah:
Fase G 0 (GAP 0) : Fase istirahat
sel diprogram untuk melaksanakan fungsi-fungsi khusus.
M
G1
S
G2
3
Fase G 1 (GAP 1) : Fase interfase
terjadi sintesa protein dan RNA
Fase S (Sintesa) : Fase sintesa DNA
replikasi DNA yang tunggal (haploid) menjadi ganda (diploid)
dengan bantuan enzim DNA polimerase
Fase G2 (Gap 2) : Fase premitosis
setelah sintesa DNA selesai, sintesa protein dan RNA berlanjut dan
prekursor mikrotubular dari mitosis dihasilkan
Fase M (Mitosis) : Fase pembelahan sel
setelah fase ini selesai maka siklus akan berulang ke awal.
Tumor maligna terdiri dari fraksi sel yang aktif berproliferasi sehingga memiliki
sensitifitas kemoterapi yang tinggi, selain itu bisa juga terdiri dari sel yang non
proliferasi sehingga sensitivitas kemoterapinya rendah. Sebagian besar tumor solid hanya
memiliki sedikit fraksi yang berproliferasi sehingga untuk tumor solid tidak sensitive
terhadap kemoterapi. Jika kita mengetahui tentang kinetik selular maka akan lebih mudah
untuk kita menentukan pemilihan obat anti kanker yang diperlukan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemakaian obat anti
kanker adalah :
1. Jenis kanker
Untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik
Umumnya termasuk kanker sistemik. Yang termasuk dalam golongan kanker
jenis ini antara lain : kanker darah (leukemia), limfoma maligna, dan kanker
sumsum (myeloma). Untuk terapi utama kanker golongan hematology adalah
kemoterapi, dan sebagai adjuvantnya radioterapi dan operasi.
b. Kanker padat (solid)
Kanker golongan ini dimulai secara local kemudian menyebar regional atau
sistemik ke organ-organ yang lain. Dalam kanker golongan ini termasuk semua
jenis kanker di luar kanker golongan hematology. Terapi utamanya antara lain
dengan operasi atau radioterapi sedangkan kemoterapi baru diberikan pada
stadium lanjut atau hanya sebagai adjuvant.
4
2.Khemosensitivitas kanker
Sensitivitas tumor terhadap obat-obatan anti kanker tidak selalu sama, namun
pada umumnya sel kanker dapat bersifat sensitive, responsive dan bahkan resisten.
3.Populasi sel kanker
Dalam sebuah tumor, sel kanker heterogen yakni terdiri dari bermacam-macam sel,
yang asalnya sama. Ada beberapa fraksi :
a. Fraksi klonogen (clonogenic fraction)
Fraksi klonogen ialah fraksi sel yang dapat tumbuh. Klon sendiri ialah sekumpulan
sel yang tumbuh. Fraksi ini dibagi lagi menjadi :
- Fraksi sel yang tumbuh (growth fraction)
Semakin besarnya sebuah tumor, maka semakin kecil fraksi sel yang tumbuh.
Tumor sebesar 1 kg, fraksi sel yang tumbuh tidak lebih dari 10%. Fraksi sel yang
tumbuh dalam tubuh dapat naik menjadi 50% atau malah lebih. Sel yang berada dalam
fraksi tumbuh dapat dihancurkan dengan obat yang bekerja pada fase spesifik. Obat ini
memberikan efek toksis minimal pada sel yang tidak tumbuh
- Fraksi sel yang tumbuh pada keadaan tertentu (stem sel = G0 sell)
Fraksi sel ini tidak tumbuh, namun dapat tumbuh lagi apabila terdapat
rangsangan untuk menggantikan sel-sel yang mati atau rusak sehingga bentuk dan
fungsi organ tetap baik seperti semula. Fraksi sel ini tidak dapat dihancurkan dengan
obat yang bekerja pada sel yang sedang tumbuh, dan dapat dihancurkan oleh obat yang
bekerja pada fase non spesifik. Pemberian rangsangan yang adekuat sel dapat ditarik
masuk ke dalam fraksi sel yang tumbuh, sehingga fraksi sel yang tumbuh dapat menjadi
lebih besar.
b.Fraksi non klonogen (non clonogenic fraction)
Fraksi non klonogen ialah fraksi sel yang tidak mempunyai kemampuan tumbuh,
Fraksi sel ini dapat dianggap sebagai sel yang mati. Meskipun masih hidup namun
tidak dapat tumbuh lagi. Dalam keadaan normal dalam tubuh kita antara fraksi sel
tumbuh dan sel yang tidak tumbuh namun mampu tumbuh lagi terdapat
keseimbangan yang harmonis. Pada keadaan kanker keseimbangan tersebut
5
terganggu, pada kanker yang telah bermanifestasi klinik, fraksi sel kanker yang
tumbuh berkisar antara 10-50%
Implikasi klinik dari fraksi sel yang tumbuh ialah:
- Pada tumor besar atau pertumbuhannya lambat lebih baik menggunakan obat
cycle non specific
- Pada tumor kecil atau pertumbuhannya cepat lebih baik menggunakan obat cycle
cell specific atau phase specific
4. Persentase sel kanker yang terbunuh
Sebagian besar obat anti kanker tidak dapat membunuh sel kanker secara bersamaan
seluruhnya, dalam satu tumor tidak semua sel kanker yang terdapat di dalamnya peka
terhadap obat anti kanker. Bila pada pertumbuhan kanker tersebut bertambah secara
logaritmik maka sel yang mati pun secara logaritmik. Jumlah sel kanker yang terbunuh
oleh obat anti kanker bersifat konstan secara proporsional atau persentase tidak
tergantung banyaknya sel kanker yang ada, minimum 0% sel sampai maksimum 99,99%
sel. Hipotesa disebut Hipotesa Log Sel yang Terbunuh (Log Cell Kill Hyphotesis).
Menurut hipotesa ini, pengobatan kanker harus diberikan beberapa kali paparan obat
sampai jumlah sel kanker sisa yang masih hidup minimal. Makin besarnya jumlah beban
sel, semakin banyak paparan obat yang diperlukan. Dan diharapkan sel kanker yang
masih tersisa itu dapat dibunuh oleh imunitas tubuh.
Implikasi klinik dari besar beban sel kanker dan hipotesa sel yang mati secara logaritmik
ialah :
Pengobatan harus diulang beberapa kali untuk dapat membunuh sel kanker
sebanyak mungkin.
Dipakai kombinasi obat secara bersamaan (polifarma) untuk memperbesar daya
bunuh obat anti kanker.
Memulai pengobatan sewaktu tumor masih kecil atau setelah mengecilkan masa
tumor dengan radiasi atau operasi (debulking) lebih disarankan.
5.Siklus pertumbuhan kanker
Obat anti kanker bekerja pada :
Semua siklus (Cell Cycle non specific)
6
Obat anti kanker jenis ini bekerja pada semua siklus sel, dimana sel sedang
berada pada siklus pertumbuhan sel ataupun tidak. Sel yang pertumbuhannya
cepat lebih sensitive pada obat daripada yang lambat, namun perbedaannya
memang tidak terlalu besar.
Siklus pertumbuhan tertentu pada semua fase (cell cycle non phase specific)
Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada sel yang berada dalam siklus
pertumbuhan, tetapi tidak pada sel yang tidak tumbuh (G0). Toksisitas sel
tergantung dari dosis obat dan lamanya paparan (exposure).
Siklus pertumbuhan tertentu pada fase tertentu (cell cycle phase specific)
Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada fase tertentu saja dalam siklus
pertumbuhan sel. Sel yang pertumbuhannya cepat lebih peka daripada sel yang
pertumbuhannya lambat, tetapi ada juga sel yang tidak peka terhadap obat
walaupun dosisnya tinggi. Untuk sel kanker golongan ini sebaiknya diberi obat
anti kanker dalam waktu yang pendek dan dosis yang tinggi
6. Imunitas tubuh
Penderita kanker yang telah bermanifestasi klinis, imunitas tubuhnya umumnya
tertekan. Diperkirakan kemampuan tubuh untuk mengatasi sel kanker terbatas sampai
sejumlah 105 jumlah sel. Setelah jumlah sel kanker dapat dikecilkan sampai 105
diharapkan imunitas tubuh dapat mengambil alih untuk menghancurkan lebih lanjut sisa
sel kanker yang masih ada. Operasi, radioterapi dan kemoterapi juga dapat menurunkan
imunitas tubuh.
Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi
- Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan :
CCDD (Cell Cycle Depending Drugs)
Obat ini bekerja selam terdapat proses pembelahan sel, dan dikelompokkan
menjadi
a.CCDD Specific Phase
Obat jenis golongan ini hanya bekerja pada fase tertentu dalam proses
pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif bekerja jika terdapat dalam jumlah
yang cukup pada sel tumor yang memasukki fase tertentu tersebut.
7
b.CCDD Non Spesific Phase
Obat jenis golongan ini bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah
tetapi tidak tergantung pada proses pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif
bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah tanpa tergantung fasenya.
CCID ( Cell Cycle Independing Drugs)
Obat ini membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak tergantung pada
pembelahan sel. Obat sitostatika yang hanya dapat bekerja pada satu fase misalnya
golongan alkaloid, sedangkan yang dapat bekerja pada beberapa fase sekaligus
misalnya golongan antimetabolit.
- Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :
Alkilating Agent
Obat golongan ini bekerja dengan cara :
Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga
membentuk ikatan silang DNA.
Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada
gugus amino, karboksil, sulfidril, atau fosfat.
Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik
Yang termasuk golongan ini antara lain:
* Amsacrine *Mephalan
* Busulfan *Streptozocin
* Chlorambucil *Dacarbazine
* Cyclophospamid *Procarbazin
* Ifosphamid *Carboplatin
* Thiotepa * Cisplatin
Antibiotik
Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya dihasilkan oleh
suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama berguna untuk tumor
yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama dengan cara menghambat
sintesa DNA dan RNA.
Yang termasuk golongan ini antara lain :
* Bleomicin * Mitoxantron * Idarubicin
8
* Mithramicin *Daunorubicin * Epirubicin
* Actinomicin D * Mitomicin * Doxorubicin
Antimetabolit
Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja dengan cara
menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki struktur analog
dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, sedangkan ada
juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang penting untuk pembelahan.
Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.
Yang termasuk golongan ini antara lain :
* Azacytidine * Fludarabin * Metotrexate
* Capecitabine * Cladribin * Thioguanin
* Mitoguazone * Cytarabin * Mercaptopurin
* Luekovorin * Pentostatin * Hydroxyurea
* Metothrexate * Capecitabine * Fluorouracil
* Mitoguazon * Gemcitabine * Pentostatin
Mitotic Spindle / antimikrotubuler
Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan dengan protein
mikrotubuler inti sel tumor, menghambat sintesis dan dan polimerisasi miktotubul
sehingga menyebabkan mitosis berhenti pada metaphase, replikasi sel terganggu.
Yang termasuk golongan ini antara lain :
* Paclitaxel (Taxol) * Docetaxel
* Vinblastine * Vinorelbin
* Vindesine * Vincristine
Topoisomerase Inhibitor
Obat anti kanker yang termasuk golongan topoisomerase Inhibitor bekerja dengan
cara mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses
transkripsi dan replikasi.
Yang termasuk golongan ini antara lain :
* Etoposit * Irinotecan * Topotecan
Cytoprotective Agents
Yang termasuk golongan ini antara lain :
9
* Amifostin * Dexrazoxan
Lain-lain
Obat anti kanker yang termasuk golongan ini tidak mempunyai mekanisme khusus.
Yang termasuk golongan ini antara lain :
* L-Asparaginase * Oktreotide * Anagrelide
* Estramustine * Suramin * Interferon alfa
* Lavamisol * IL-2 * Hexamethylmelamine
Cara pemberian kemoterapi
Terapi Utama
a. Kemosensitif, sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker yang
kemosensitif, yakni pada :
Leukemia
Lyphoma maligna
Choriocarsinoma
Kanker paru Oat cel
Sarcoma Ewing
b. Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV). Pemberian kemoterapi
pada kanker stadium lanjut yang telah menyebar jauh ialah untuk tujuan paliatif
seperti kanker pada :
Mammae
Serviks
Paru
Kulit
Mulut
Terapi Tambahan
Terapi tambahan kemoterapi pada kanker local atau regional umumnya
diberikan paska operasi dan atau paska radioterapi untuk kanker yang bersifat
10
kemosensitif. Pada penderita kanker yang setelah beberapa bulan dan tahun timbul
residif yakni pada waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker mikroskopis
yang masih hidup dalam lapangan operasi atau ada metastase jauh yang subklinik
maka diperlukan pemberian terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant digunakan untuk
mengeradikasi sel – sel kanker secara mikroskopik di bagian tubuh yang lain dan juga
dapat mengurangi frekuensi residif dan atau metastase pada :
Mammae
Serviks
Paru
Lambung
Colon
Teknik Pemberian kemoterapi :
Peroral
Intravena
Intrakavitas ( abdomen, pelvis, thoraks )
Intratekal
Injeksi ( intramuskuler, subkutan. Intralesi )
Topikal
Metode pemberian kemoterapi
Pengobatan induksi
Diberikan sebagai pengobatan primer pada penderita dengan keganasan
yang telah lanjut, tidak terdapat alternative terapi lain yang dapat
diberikan.
Pengobatan adjuvant
Diberikan setelah tumor primernya dilakukan tindakan dengan modalitas
lain, seperti pembedahan, radioterapi. Dan ditujukan untuk mengobati
micrometastasis.
Pengobatan neoadjuvant
Diberikan sebagai pengobatan initial untuk penderita kanker yang
terlokalisir, terdapat alternative terapi lain yang kurang dapat
memberikan terapi local yang lengkap. Terapi ini dapat mengurangi
ukuran dari tumornya sehingga menjadi operable
Pengobatan setempat
11
Atau dengan perfusi langsung pada daerah tertentu dari tubuh yang
paling dikenai kanker
Indikasi dan Kontraindikasi pemberian kemoterapi
Indikasi :
Menghentikan progresifitas kanker
Memperpanjang hidup
Memperpanjang interval bebas kanker
Mengecilkan volume kanker
Terapi paliatif
Kontraindikasi kemoterapi:
1, Kontraindikasi absolut
Penyakit stadium terminal
Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
Septikemia
Koma
2. Kontraindikasi relative
Usia lanjut
Keadaan umum yang sangat jelek
Ada gangguan fungsi organ vital
Demensia
Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur
Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang
Efek samping, resistensi dan kemoterapi kombinasi
Efek samping kemoterapi
Sumsum tulang : leukopeni, anemi, trombositopeni
Saluran cerna : mual, muntah, stomatitis, gastritis, diare, ileus, konstipasi
Kardiovaskuler : kardiomiopati, hipertensi, dekompensasio kordis
Paru : fibrosis
Hepar : fibrosis
Ginjal : nekrosis tubulus
Kulit : hiperpigmentasi, rashes, berjerawat
12
Kuku : hiperpigmentasi, kuning, retak – retak, adanya garis vertical pada
kuku
Syaraf : parestesi, neuropati, tuli, depresi,
Pankreas : pankreatitis
Uterus : perdarahan
Kandung kemih : sistitis
Fatigue
Rambut rontok ( alopecia )
Infeksi
Flu like symptom
Gangguan pada organ reproduksi
Kemoterapi Kombinasi
Keuntungan menggunakan kemoterapi kombinasi yaitu :
Membunuh sel tumor secara maksimal dengan rentang masing-masing zat
kemoterapi yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh
Memberikan cakupan sensitifitas yang lebih luas terhadap populasi tumor yang
berbeda
Mencegah atau memperlambat terjadinya resistensi baru
Prinsip pemberian kemoterapi kombinasi
Hanya obat – obat yang terbukti keefektivannya yang dapat digunakan.
Obat yang digunakan memiliki mekanisme kerja yang berbeda,
Masing-masing obat diberikan dalam dosis dan jadwal yang optimal
Obat yang digunakan memiliki spectrum toksisitas dan resistensi yang
berbeda
Masing – masing obat digunakan pada dosis yang maksimum
Obat yang memiliki toksisitas yang sama dapat digunakan dengan
mengurangi dosis, dengan resiko terjadi pengurangan efek.
Kombinasi ini diberikan dengan interval terpendek yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh normal untuk mengadakan penyembuhan
Pemantauan kemoterapi
13
Obat anti kanker bersifat sangat toksis, sehingga pemberian kemoterapi perlu
dipantau. Sebelum pemberiannya harus diketahui status penderita sebagai data dasar. Hal
yang perlu diperhatikan, antara lain :
- Fisik penderita, terutama keadaan umum, dan berat badan
- Fungsi sumsum tulang, ginjal , paru – paru, dan hepar
- Skor performa : dalam hal ini digunakan skala Karnofsky atau Zubrod. Pasien -
Pasien dengan Zubrod skor 3-4 atau Karnofsky skor kurang dari 30% biasanya
bukan merupakan kandidat untuk dilakukan kemoterapi.
WHO, SAKK,
ECOG
Definisi Karnofsky
0 Asimptomatik 100 Aktivitas normal, tidak ada
keluhan, tidak ada tanda
1 Simptomatik, fully
ambulatori
90 Gejala dan tanda minor
Aktivitas normal
80 Penurunan aktivitas normal
2 Simptomatik, di tempat
tidur <50 % per hari
70 Tidak dapat melakukan
aktivitas normal, masih
mampu mengurus diri
60 Kadang-kadang
membutuhkan bantuan,
tapi masih mampu
mengurus kebutuhan yang
paling dasar
3 Simptomatik. Di tempat
tidur > 50 % per hari
tapi tidak bedridden
50 Sering membutuhkan
bantuan dan perawatan,
penanganan medis
40 Tidak mampu, butuh
penanganan khusus dan
bantuan
4 Bedridden 30 Berat, indikasi rawat,
perawatan aktif
14
20 Sakit berat, wajib rawat,
butuh penanganan suportif
yang aktif
10 Sekarat
Hasil kemoterapi
A. Subyektif
Mengukur hasil subyektif atas hasil terapi kanker cukup sukar, tetapi sebagai
pegangan dapat dipakai parameter :
* Berat badan
* Status penampilan
B. Obyektif
Hasil obyektif dapat diukur dan diperiksa secara klinis, radiologi, biokimia,
pemeriksaan stadium klinik patologi
Hasil Obyektif dapat berupa :
1. Respon komplit semua tumor menghilang ( melalui pengukuran massa, gejala,
tanda, dan perubahan secara biologi ) sekurang – kurangnya 4 minggu dan tidak
ada lesi baru yang muncul
2. Respon partial Reduksi / pengurangan ukuran tumor > 50 % selama 4 minggu
dan tidak ditemukan lesi baru atau terjadinya perbesaran dari lesi yang lama. Bila
terjadi pada lesi di hepar, maka reduksi > 30 % diukur dari batas linea
midklavikula dan processus xiphoideus.
3. Tidak berubah tumor mengecil kurang dari 50% atau membesar kurang dari
25% dan tidak terjadi pertumbuhan dari lesi baru selama 8 minggu
4. Penyakit progresif Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor baru
yang dulu tidak diketahui
Komplikasi kemoterapi
Segera
- Syok
- Nyeri pada tempat suntikan
- Aritmia
15
Dini
- Mual / muntah
- Panas
Lambat (beberapa hari)
- Stomatitis
- Nefrotoksis
- Diare
- Neuropati
- Alopesia
- Depresi sumsum tulang, dapat terjadi :
- Setelah 1-3 minggu : sebagian besar obat anti kanker
- Setelah 4-6 minggu : nitrosourea
Lambat (beberapa bulan)
- Hiperpigmentasi kulit
- Lesi organ
Adriamycin : hati
Bleomycin, Busulfan : paru
Methotrexate :hati
- Gangguan kapasitas reproduksi
Amenorreae
Penurunan konsentrasi sperma
- Gangguan endokrin
Feminisasi
16
DAFTAR PUSTAKA
1. De Vita V.T. Jr: Principles of Cancer Management: Chemotherapy, in De Vita
V.T. Jr. Hellman S, Rosenberg. S. A.,:Cancer Principles and Practise of
Oncology, Volume 1. 7th edition, Philladelphia : Lippincott Raven Publisher
2. Daly J.M, Bertagnolli, De Cosse JJ, Morton D.L : Oncology in Schwartz :
Principles of Surgery .8th Edition. Mc Graw-Hill book, New York, 2005
3. Martin D Abeloff, james O Armitage, John E. Niederhcuber, Clinical Oncology
3rd ed, Elsevier Churchill Livingstone, 2004 page 485 – 535
4. Noorwaty, SpPD KHOM, Cancer Ina, Media informasi kanker Indonesia,
www.dharmais.co,id. Browsed April 21 2007
5. Wan Desen. Peditor : Willie Japaries. Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2.
Penerbit FKUI. Jakarta.2008. hal 140-161
17
Top Related