2012
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK BASIS AKRUAL
Kelompok V DIV Kurikulum Khusus :
Hery Jhonatan Sembiring (14)
I Wayan Murlanda Wangsa (15)
Jonathan M Sibarani (18)
Rio Eryco Vebriadi (23)
Yasinta Widya Paramitha (30)
S
BAB I
PENDAHULUAN
Terbentuknya transparansi dan akuntabilitas pemerintah adalah tujuan dibuatnya laporan
keuangan. Penggunaan pos-pos anggaran harus diketahui oleh masyarakat, agar publik dapat menilai
apakah pengelolaan anggaran sudah dilaksanakan dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut,
pemerintah Indonesia melakukan perubahan basis akuntansi dari cash toward acrual menjadi full acrual.
Perubahan ini ditujukan agar laporan keuangan pemerintah menunjukkan keadaan yang sebenarnya
pada periode tersebut.
Rencana perubahan basis akuntansi pemerintah tersebut ditetapkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Pemerintah berharap laporan
keuangan yang dihasilkan dari penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah berbasis akrual memberikan
manfaat yang lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa
laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan
salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sejalan dengan manfaat yang
diperoleh.
Salah satu titik terpenting pada laporan keuangan pemerintah adalah pada pencatatan
pengeluaran. Pembebanan yang tepat dapat mencerminkan berapa nilai sebenarnya yang telah
dikeluarkan pemerintah pada kurun waktu tertentu. Standar pengakuan beban tentunya akan berbeda
pada tiap negara tergantung pada sistem pemerintahan dan juridiksinya. Selain dibuatnya standar
pengakuan beban, diperlukan pula standar dalam pengklasifikasiannya. Ini diperlukan untuk
mempermudah para pengguna laporan keuangan dalam memahami pos-pos pengeluaran. Sehingga
dapat diputuskan pos-pos mana saja yang perlu di review ulang agar kebutuhan publik terpenuhi.
Penerapan akrual dalam pengakuan beban tentunya bukan merupakan hal yang mudah untuk
diaplikasikan, namun bukan merupakan hal yang mustahil dilakukan. Pada beberapa negara yang
berbasis akrual terdapat beberapa modifikasi dalam pengakuan pendapatan, misalkan aset infrastruktur
yang tidak didepresiasi. Tentunya masih banyak lagi modifikasi yang dilakukan oleh masing-masing
negara pada pengadopsian sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual. Paper ini akan membahas
mengenai akuntansi beban pada negara-negara OECCD yaitu New Zealand, Amerika dan Australia.
1
Pembahasan ini tentunya juga meliputi bagaimana metode pengakuan masing-masing negara tersebut
dan bagaimana pengklasifikasikannya dalam laporan keuangan.
2
BAB II
AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK BASIS AKRUAL
A. Akuntansi Beban Sektor Publik di Indonesia
Standar Akuntansi Pemerintah di Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010)
menggunakan dua istilah, yaitu:
a. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah
yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
b. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Dalam hal badan
layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai
badan layanan umum.
Beban diakui pada saat:
a. timbulnya kewajiban,
b. terjadinya konsumsi aset, atau
c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah
tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan
rekening listrik yang belum dibayar pemerintah.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain
yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional
pemerintah.
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset
sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.
3
Dalam hal Badan Layanan Umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan
yang mengatur mengenai Badan Layanan Umum.
Beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan Operasional dengan cara
menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi. Di samping itu, transaksi semacam ini
juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan dan beban.Transaksi
beban dalam bentuk barang/jasa antara lain hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan jasa
konsultansi.
Pengakuan atas Beban Persediaan
a. Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan beban
persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional.
b. Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan
dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode
penilaian yang digunakan.
c. Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran pemakaian persediaan
dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah
pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai
per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.
Pengakuan atas Beban Penyusutan
Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan
menjadi:
(a) Metode garis lurus (straight line method);
(b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method);
(c) Metode unit produksi (unit of production method)
KLASIFIKASI
Belanja (Expenditure)
Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan Realisasi
Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau di
Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.
4
a. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk
melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja
modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat/daerah
yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai,
belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja
modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud.
Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.
Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) adalah sebagai berikut:
Belanja Operasi:
Belanja Pegawai xxx
Belanja Barang xxx
Bunga xxx
Subsidi xxx
Hibah xxx
Bantuan Sosial xxx
Belanja Modal xxx
Belanja Aset Tetap xxx
Belanja Aset Lainnya xxx
Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx
Transfer xxx
Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti
pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah
daerah.
5
b. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran.
Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan pemerintah pusat antara lain belanja per
kementerian negara/lembaga beserta unit organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja menurut
organisasi di pemerintah daerah antara lain belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), Sekretariat Daerah pemerintah lembaga teknis daerah provinsi/kabupaten/kota.
c. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah
pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut:
Belanja :
Pelayanan Umum xxx
Pertahanan xxx
Ketertiban dan Keamanan xxx
Ekonomi xxx
Perlindungan Lingkungan Hidup xxx
Perumahan dan Permukiman xxx
Kesehatan xxx
Pariwisata dan Budaya xxx
Agama xxx
Pendidikan xxx
Perlindungan sosial xxx
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang
terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode
yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja
dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain-LRA.
Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen
untuk mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.
Beban (Expenses)
a. Dalam laporan operasional yang dianalisis menurut suatu klasifikasi beban, beban-beban
dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi (sebagai contoh beban penyusutan/amortisasi,
beban alat tulis kantor, beban transportasi, dan beban gaji dan tunjangan pegawai), dan tidak
6
direalokasikan pada berbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk
diaplikasikan dalam kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi beban operasional
pada berbagai fungsi.
b. Dalam laporan operasional yang dianalisis menurut klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan
menurut program atau yang dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang
lebih relevan bagi pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau
dalam hal ini pengalokasian beban ke fungsi-fungsi adakalanya bersifat arbitrer dan atas dasar
pertimbangan tertentu.
Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsi mengungkapkan pula
tambahan informasi beban menurut klasifikasi ekonomi, a.l. meliputi beban penyusutan/amortisasi,
beban gaji dan tunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman.
Untuk memilih metode klasifikasi ekonomi atau klasifikasi fungsi tergantung pada faktor historis
dan peraturan perundang-undangan, serta hakikat organisasi. Kedua metode ini dapat memberikan
indikasi beban yang mungkin langsung maupun tidak langsung, berbeda dengan output entitas
pelaporan bersangkutan. Karena penerapan masing-masing metode pada entitas yang berbeda
mempunyai kelebihan tersendiri, maka standar ini memperbolehkan entitas pelaporan memilih salah
satu metode yang dipandang dapat menyajikan unsur operasi secara layak.
Beban juga diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya
mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban
pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban
penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk
pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah,
beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga.
Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang
dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan.
Beban Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah
lainnya, perusahaan negara/daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat.
Beban Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
7
Subsidi adalah beban pemerintah yang diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu yang
bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau
oleh masyarakat.
SAP juga mengklasifikan beban ke dalam Pos Luar Biasa. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar
biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi
biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.
B. Akuntansi Beban Sektor Publik pada IPSAS
IPSAS mengatur standard akuntansi akun beban pada beberapa standard berdasarkan transaksi
yang menyebabkan terjadinya atau munculnya beban tersebut. Beberapa standard IPSAS yang mengatur
pembebanan adalah :
IPSAS 1 – Presentation of Financial Statement
IPSAS 5 – Borrowing Cost
IPSAS 7 – Investment in Associates
IPSAS 11 – Construction Contract
IPSAS 12 – Inventories
IPSAS 13 – Leases
IPSAS 17 – Property, Plant, Equipment
Selain standard-standard di atas, ada pula standard lain yang mungkin mengatur tentang
pembebanan terkait perolehan pendapatan atau asset.
Definisi Beban
IPSAS 1 mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi atau layanan yang potensial
yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau konsumsi aset atau terjadinya
kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai bersih aset atau ekuitas, selain yang berhubungan dengan
kepemilikan pemilik (distribution of owners). Definisi ini berbeda dengan pengertian beban pada
akuntansi sektor swasta. Beban pada akuntansi sektor swasta terjadi karena konsumsi aset atau
terjadinya beban yang disebabkan oleh produksi atau pengantaran barang atau penyerahan jasa.
Dengan kata lain, beban pada akuntansi sektor swasta berhubungan langsung dengan perolehan
pendapatan. Ini juga bersesuaian dengan prinsip revenue matching cost. Prinsip ini tidak diketemukan
dalam akuntansi beban di sektor publik terutama sektor pemerintah. Salah satu penyebabnya karena
8
sulitnya menelusuri beban-beban yang berkaitan dengan perolehan pendapatan pemerintah dan tujuan
kegiatan operasional pemerintah untuk melayani masyarakat.
Pengakuan Beban
Secara umum prinsip pengakuan akuntansi dapat diakui dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan pertautan antara beban dan pendapatan, pengakuan segera/langsung, dan alokasi rasional.
IPSAS pada dasarnya tidak memperbolehkan offset antara akun pendapatan dan beban kecuali
dinyatakan demikian dalam standard lainnya. Oleh karena itu pengakuan beban pada sektor pemerintah
terkadang tidak memenuhi prinsip pertautan antara beban dan pendapatan (revenue matching cost)
Berikut ini beberapa contoh pengakuan beban yang diatur dalam IPSAS.
1. Pengakuan langsung (Recognize Immediately)
Pada prinsip ini beban langsung diakui pada suatu periode saat terjadinya beban meliputi
seluruh beban yang dikelaurkan. Biaya yang diakui dengan metode pengakuan ini adalah Biaya
Pinjaman (Borrowing Cost) yang lebih lanjut diatur dalam IPSAS 5 dan beban atas
perlengakapan.
2. Pertautan antara pendapatan dan beban
Pengakuan ini mendasarkan pada kenyataan bahwa dalam memperoleh pendapatan pasti ada
biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat. Biaya-
biaya yang dikeluarkan secara umum dapat diasosiakan pada suatu pendapatan. Pada kasus ini
biaya-biaya dikeluarkan dapat menghasilkan pendapatan. Dalam akuntansi pemerintah, jenis
pengakuan ini sebenarnya tidak diperbolehkan namun tetap dimungkinkan. Ini terkait kegiatan
pemerintah dalam memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dimana atas
penyerahan tersebut masyarakat membayar sejumlah uang. Namun pengakuan ini tetap
dilakukan modifikasi seusai tujuan kegiatan pemerintah tersebut. Contoh penggunaan metode
pengakuan beban ini adalah biaya yang dikaitkan dengan produksi persediaan yang diatur
dalam IPSAS 12.
Biaya-biaya yang dikeluarkan terkait produksi barang atau jasa seluruhnya
dikapitalisasikan ke nilai persediaan. Biaya tersebut antara lain biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Ketika persediaan dijual, dipertukarkan atau didistribusikan, nilai tercatat (carrying
amount) diakui sebagai beban pada periode di mana pendapatan terkait diakui. Jika tidak ada
pendapatan yang terkait, beban diakui pada saat barang atau jasa terkait telah diberikan.
Selanjutnya penurunan nilai realisasi bersih (net realizable value) diakui sebagai beban pada
9
periode kerugian atau penurunan terjadi. Pembalikan yang timbul dari kenaikan nilai realisasi
bersih diakui sebagai pengurang beban persediaan pada periode di mana mereka terjadi.
Penggunaan metode ini agaknya hanya terbatas pada transaksi penyerahan barang atau jasa
kepada masyarakat.
3. Alokasi Rasional dan sistematis
Metode pengakuan ini ditujukan untuk mengalokasikan sejumlah beban yang sebenaranya
terjadi terkait dengan perolehan pendapatan namun tidak memenuhi kriteria sebab akibat.
Pada perusahaan swasta, pengakuan beban jenis ini dilakukan pada alokasi beban penyusutan
atas peralatan atau gedung.
Dalam akuntansi sektor publik / pemerintahan, standard yang digunakan adalah IPSAS 17 yang
menerangkan bahwa beban penyusutan dibebankan secara sistematis selama masa manfaat aset.
Adanya tambahan kata sistematis mengharuskan bahwa penyusutan dilakukan dengan suatu metode
tertentu yang sistematis untuk mengalokasikan beban. Tujuan pembebanan ini tidak berkaitan dengan
perolehan pendapatan sebagaimana yang terjadi pada sektor swasta tetapi ditujukan untuk mengetahui
dan mencerminkan manfaat ekonomis atau layanan potensial aset di masa depan. Lebih lanjut
mengenai metode dan teknis pembebanan ini diaatur dalam IPSAS 17.
Jenis dan Klasifikasi Beban
IPSAS mengelompokkan beban berdasarkan dua kategori yaitu beban berdasarkan sifatnya dan
fungsinya. Beban-beban yang dgolongkan berdasarkan sifatnya yaitu :
Beban berdasarkan sifat
1. Wages, salaries, and employee benefits
2. Grants and other transfer payments
3. Supplies and consumables used
4. Depreciation and amortization expense
5. Impairment of property, plant, and equipment
6. Other expenses
7. Finance costs
Beban berdasarkan fungsi
1. General public services
2. Defense
3. Public order and safety
10
4. Education
5. Health
6. Social protection
7. Housing and community amenities
8. Recreational, cultural, and religion
9. Economic affairs
10. Environmental protection
11. Other expenses
12. Finance costs
IPSAS menyarankan agar pemerintah yang menyajikan beban berdasarkan fungsi juga
menambahkan keterangan berupa beban berdasarkan sifat-nya.
C. Akuntansi Beban Sektor Publik di Australia
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang menghasilkan penurunan ekuitas, selain yang
berkaitan dengan distribusi untuk pemilik.
AASB mengatur defenisi, pengakuan dan pengukuran beban dalam beberapa standar yaitu:
AASB 101 Penyajian Laporan Keuangan (Presentation of Financial Statements);
AASB 102 Persediaan (Inventories);
AASB 111 Kontrak Konstruksi (Construction Contracts);
AASB 112 Pajak Penghasilan (Income Taxes);
AASB 116 Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment);
AASB 117 Sewa Guna (Leases);
AASB 119 Imbalan pegawai (Employee Benefits);
AASB 136 Penurunan Nilai Aset (Impairment of Assets);
AASB 137 Profisi, kewajiba kontijensi, dan Aset Kontijensi (Provisions, Contingent Liabilities and
contingent Assets);
AASB 138 Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets);
AASB 141 Pertanian (Agriculture).
.
11
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Sesuai dengan kerangka dasar, beban harus diakui pada laporan keuangan agensi pemerintah hanya
ketika kriteria-kriteria berikut terpenuhi:
Ada penurunan manfaat ekonomi berkaitan dengan pengurangan aset dan/atau peningkatan
kewajiban telah terjadi.
Konsumsi atau hilangnya manfaat ekonomi masa mendatang memiliki biaya atau nilai yang
dapat diukur dengan handal.
Kriteria yang kedua menekankan bahwa beban dapat diukur dengan handal. Dalam banyak kasus,
nilai dari beban harus diestimasi. Penggunaan estimasi yang wajar merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari persiapan laporan keuangan dan tidak meruntuhkan kehandalan dari laporan tersebut.
Akan tetapi, ketika estimasi yang handal tidak dapat dibuat, beban tidak diakui dalam laporan laba-rugi
komprehensif.
Beberapa item, pada suatu titik waktu tertentu gagal memenuhi kriteria pengkauan beban, dapat
memenuhi kriteria pada waktu selanjutnya sebagai hasil adanya kejadian-kejadian seperti adanya saran
hukum yang menyatakan bahwa agensi pemerintah akan memenangkan suatu sengketa. Item yang
memenuhi karaktersistik dari beban namun gagal memenuhi kriteria pengakuan harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Hal ini dilakukan ketika pengetahuan akan item tersebut relevan
terhadap evaluasi kinerja keuangan dari entitas oleh pengguna Laporan Laba-Rugi komprehensif.
Pengakuan
Dengan basis akrual, beban diakui saat terjadi, biasanya saat barang diterima atau jasa
dikonsumsi. Pengakuan tidak dilakukan ketika barang atau jasa dibayar. Titik di mana beban diakui
bergantung pada sifat dari transaksi atau kejadian yang memberikan peningkatan beban. Contohnya:
Examples include:
Ketika masa manfaat ekonomi di masa datang yang diperoleh agensi dikonsumsi secara
langsung atau segera setelah pembelian,contohnya perlengkapan, beban telah memenuhi
kualifikasi pengakuan pada periode pembelian manfaat ekonimi tersebut;
Ketika manfaat ekonomi diharapkan akan dikonsimsi di beberapa periode pelaporan, contonya
aset fisik jangka panjang, beban harus dialokasikan secara sistematis pada periode pelaporan di
mana manfaat ekonomi dikonsumsi;
Dalam transaksi timbal-balik, pengakuan didasarkan pada hubungan langsung antara biaya yang
terjadi dan item spesifik dari pendapatan;
12
Ketika pengeluaran atau beban tidak memberikan manfaat ekonomi, seperti denda, beban
tersebut langsung diakui;
Ketika kewajiban terjadi tanpa adanya pengakuan aset, seperti utang gaji, beban gaji diakui
bersamaan dengan pengakuan kewajiban tersebut.
Contoh-contoh Beban
Beban-beban dari entitas pemerintah termasuk:
Gaji, upah dan biaya lain yang berkaitan dengan pegawai.
Biaya dari aset yang dikonsumsi dalam bentuk barang ataupun jasa, seperti perlengkapan,
depresiasi dan sebagainya.
Kerugian
Defenisi dari beban beliputi juga kerugian sebagaimana halnya juga dengan biaya yang timbul
akubat kegiatan entitas. Kerugian meliputi kerugian dari penjualan aset tidak lancar, penurunan nilai
persediaan dan penurunan nilai wajar dari instrumen keuangan yang dipegang untuk memperoleh
keuntungan. Rugi dicatat secara terpisah dari beban dalam laporan laba-rugi kemprehensif.
Biaya Awal Proyek
Biaya sering terjadi sehubugan dengan pelaksanaan proyek sebelum diketahui apakah biaya
tersebut akan menghasilkan aset bagi agensi. Ketika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, setiap biaya haus
dibebankan saat terjadinya.
Keadaan-keadaan yang melibatkan biaya awal dalam proyek konstruksi, seperti perjanjian-
perjanjian, biaya riset dalam fase proyek, diatur dalam AAASB 138 Aset tidak Berwujud.
Financial Management Framework
Biaya Konstruksi – Work in Progress
Ketika agensi pemerintah membangun aset untuk digunakan sendiri, biaya yang terjadi selama
proses konstruksi yang secara langsung digunakan untuk membawa aset ke lokasi dan mencapai kondisi
yang seharusnya harus di kapitalisasi ke akun work in progress. Ketika aset selesai dipasang dan siap
digunakan, aset tersebut diklasifikasikan ke kelas yang seharusnya.
Contoh dari biaya work in progress adalah;
Biaya persiapan lahan;
Material yang digunakan;
13
Biaya awal pengiriman dan penanganan;
Biaya pemasangan dan perakitan;
Biaya uji coba;
Biaya pegawai yang secara langsung dapat dialokasikan ke proyek konstruksi
Biaya profesional.
Akan tetapi, tidak semua dana yang disediakan untuk tujuan pekerjaan modal dapat dikapitasilasi
menjadi aset. Biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung dialokasikan ke pekerjaan konstruksi atau
untuk membawa da menyiapkan kondisi aset harus segera dibebankan.
Biaya-biaya yang dimaksud adalah:
Biaya administrasi dan biaya tidak langsung lainnya;
Biaya pelatihan
Biaya iklan dan promosi
Biaya-biaya untuk membuka fasilitas baru.
Jumlah pengeluaran untuk aset harus melewati nominal batas pengeluaran aset yang telah
ditentukan sebelumnya agar dapat diklasifikasi.nancial Management Framework
>> Overview Diagra
Service Concession Arrangements
Pada tahap awal perjanjian jasa, biaya mungkin terjadi tanpa adanya keyakinan akan:
Apakah proyek akan berjalan
Metode penyediaan proyek atau jasa yang paling baik;
Apakah sebuah aset akan tercipta;
Apakah pembeli sektor publik akan mengendalikan manfaat yang dibentuk oleh aset.
Biaya awal termasuk tim sumberdaya manusia untuk proyek, biaya konsultan dan legal, serta
publikasi untuk konsultan atau proses tender.
Dengan Public Private Partnerships Guidance Material – Value for Money Framework, yang
diterbitkan oleh Department of Local Government and Planning, penentuan metode proyek atau apakah
proyek akan menghasilkan aset atau tidak terjadi di awal penandatanganan kontrak tender. Dengan
demikian, semua biaya proyek yang terjadi sebelum kontrak harus dibebankan.
Item-item yang dibeli dalam rangka pelaksanaan proyek atau mendukung penyediaan jasa, yang
pada dasarnya dan menurut nilainya dikualifikasikan sebagai aset (conohnya tahan, pabrik dan
peralatan), harus dikapitalisasi secara terpisah.
14
D. Akuntansi Beban Sektor Publik di New Zealand
Pemerintah New Zealand mengatur penyajian akun beban pada beberapa standard berdasarkan
transaksi yang menyebabkan terjadinya atau munculnya beban tersebut. Beberapa standard yang
mengatur pembebanan diantarnya adalah
NZ IAS 1 Presentation of Financial Statements (Revised 2007)
NZ IAS 2 Inventories
NZ IAS 11 Construction Contracts
NZ IAS 16 Property, Plant & Equipment
NZ IAS 17 Leases
NZ IAS 19 Employee Benefits
NZ IAS 23 Borrowing Costs (Revised 2007)
NZ IAS 28 Investments in Associates
NZ IAS 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement
NZ IAS 40 Investment Property
Definisi
Berdasarkan NZ Framework expenses (beban) didefinisikan sebagai “Expenses
are decreases in economic benefits during the accounting period in the form of
outflows or depletions of assets or incurrences of liabilities that result in decreases
in equity, other than those relating to distributions to equity participants.”. Jadi,
beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau deplesi/penyusutan aset atau timbulnya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada
pemilik ekuitas.
Pengakuan Beban
Pengakuan expense pada New Zealand secara garis besar terbagi menjadi tiga metode yaitu
secara langsung, pertautan antara beban dan pendapatan, alokasi rasional.
1. Pengakuan secara langsung
Pengakuan beban secara langsung juga terdapat pada NZ IAS 2 tentang Inventory. Saat
persediaan terjual carrying amount persedian harus diakui sebagai beban pada periode dimana
revenue (pendapatan) terkait diakui. Jumlah penurunan nilai persediaan pada net realizable value
15
dan kerugian pada persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan
nilai atau munculnya kerugian tersebut. Jumlah pada penurunan nilai persediaan, muncul dari
kenaikan pada net realizable value harus diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban pada periode dimana muncul reversal.
Sebagai bentuk respek atas persediaan yang digunakan untuk distribusi oleh public benefit
entities, maka carrying amount harus diakui sebagai beban pada periode disaat barang
didistribusikan atau saaj pelayanan diberikan. Jumlah pada penurunan nilai persediaan, muncul
dari kenaikan pada net realizable value harus diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang
diakui sebagai beban pada periode dimana muncul reversal.
Beberapa persediaan mungkin dialokasikan pada akun aset lain, sebagai contoh persediaan yang
digunakan sebagai komponen properti dibangun sendiri, bangunan atau perlengkapan.
Persediaan yang dialokasikan pada aset lain terkait hal ini diakui sebagai beban selama masa
manfaat aset tersebut.
2. Cost against Revenue
Pemerintah New Zealand melarang adanya offset antara akun pendapatan dan beban. Pada
NZ IAS 11, standar ini mengatur tentang perlakuan pendapat dan beban berkaitan dengan kotrak
kontruksi pada entitas yang melakukan pekerjaan konstruksi. Pada standar ini mensyaratkan
a. bilamana outcome pada kontrak kontruksi dapat diestimasi secara reliable, maka
(i)pendapatan dan beban yang muncul dari kontrak konstruksi di akui sesuai dengan
tahapan penyelesaian kontrak.
(ii) kerugian yang diekspektasikan dapat diakui segera sebagai expense
b. bilamana outcome pada kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara reliable, maka
biaya kontrak yang muncul diakui sebagai beban saat itu juga dan pendapatan kontrak
diakui hanya sepanjang biaya kontrak yang muncul sudah tecover (cost recovery
method)
c. jumlah pengungkapan sehubungan dengan tiap kontrak utama atau kelas kontrak
Dalam mengadopsi IAS 11 untuk dialikasikan pada NZ IAS 11, tidak ada perubahan yang
dibuat terkait IAS 11. Pengakuan pendapatan dan beban dengan mengacu pada tahap
penyelesaian kontrak sering disamakan dengan percentage of completion method. Pada metode
ini, pendapatan kontrak match dengan biaya kontrak yang terjadi.
3. Metode alokasi rasional
16
Metode depresiasi termasuk dalam metode alokasi rasional yang harus merefleksikan pola
dimana manfaat ekonomi aset di masa depan diekspektasi untuk dikonsumsi entitas. Metode
depresiasi yang diaplikasikan kepada aset harus direview paling tidak tiap akhir tahun laporan
keuangan dan bila ada perubahan signifikan pada pola konsumsi atas manfaat ekonomi aset di
masa depan, metode harus diubah untuk merefleksikan pola yang telah berubah. Perubahan
estimasi ini diatur dalam NZIAS 8.
Penggunaan perencanaan manajemen aset oleh entitas untuk mengatur property, plan dan
equipment tidak meniadakan syarat untuk membebankan depresiasi yang merefleksikan
konsumsi atas manfaat ekonomi. Pembebanan depresiasi yang tepat akan dibentuk hanya jika
setiap bagian signifikan pada tanah, gedung dan perlengkapan didepresisasi secara terpisah sesuai
dengan pararaf 4 standar ini.
Pendekatan yang sebelumnya telah diadopsi oleh beberapa entitas dalam akuntansi untuk
aset infrastruktur biasanya adalah Long Run Average Renewals Approach (LRARA). Beban pada
suatu periode yang dihasilkan dari aplikasi LRARA bukan merupakan estimasi depresiasi yang
cocok untuk tujuan Standar ini. Aplikasi LRARA tidak memenuhi standar ini karena beban pada
periode dibentuk berdasarkan pengeluaran yang diproyeksikan untuk periode dimasa depan yang
terbatas daripada berdasarkan konsumsi atas pelayanan potensial yagditambahkan pada carrying
amount aset.
Variasi metode depresiasi dapat digunakan untuk alokasi jumlah depresiasi aset pada basis
yang sistematis selama masa manfaatnya. Metode ini antara lain metode garis lurus, metode
diminishing balance dan metode unit produksi. Metode garis lurus menghasilkan pembebanan
yangg konstan selama masa manfaat aset bila nilai sisanya tidak berubah. Metode diminishing
balance menghasilkan pembebanan yang menurun selama masa manfaat. Metode unit produksi
menghasilkan pembebanan berdasarkan ekspektasi penggunaan atau otuput. Entitas menyeleksi
metode yang paling mendekati ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi aset. Metode tersebut
diaplikasikan secar konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomi di masa depan.
Pengklasifikasian Beban
Pada NZ IAS 1 beban disubklasifikasikan untuk menyoroti komponen kinerja keuangan yang
mungkin berbeda dalam hal frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan prediktabilitas. Analisis ini
disediakan dalam salah satu dari dua bentuk.
17
a. Metode 'sifat beban'
Sebuah agregat entitas biaya dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (misalnya,
penyusutan, pembelian bahan, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan ), dan tidak
merealokasikan mereka di antara fungsi-fungsi dalam entitas. Metode ini mungkin sederhana untuk
diterapkan karena tidak ada alokasi pengeluaran untuk klasifikasi fungsional diperlukan. Sebuah contoh
dari klasifikasi menggunakan sifat metode biaya adalah sebagai berikut:
Revenue X
Other income X
Changes in inventories of finished goods and work in progress X
Raw materials and consumables used X
Employee benefits expense X
Depreciation and amortisation expense X
Other expenses X
Total expenses (X)
Profit before tax X
b. Metode fungsi beban atau cost of sales
Bentuk kedua analisis adalah 'fungsi beban' atau metode 'biaya penjualan' dan mengklasifikasikan
biaya sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, misalnya, biaya kegiatan
distribusi atau administrasi. Pada IAS NZ 1 ,minimal entitas mengungkapkan biaya penjualan
berdasarkan metode ini secara terpisah dari biaya lain. Metode ini dapat memberikan informasi yang
lebih relevan untuk pengguna daripada klasifikasi biaya oleh sifat, tetapi biaya untuk mengalokasikan
fungsi mungkin menyebabkan alokasi yang berubah-ubah dan melibatkan pertimbangan yang sungguh-
sungguh. Sebuah contoh dari klasifikasi menggunakan fungsi beban
Revenue X
Cost of sales (X)
Gross profit X
Other income X
Distribution costs (X)
Administrative expenses (X)
18
Other expenses (X)
Profit before tax X
Public Benefit Entities yang telah memilih untuk mengungkapkan biaya menggunakan fungsi
metode biaya, dapat mengungkapkan beban yang diklasifikasikan oleh output. Individual output yang
serupa dapat dikumpulkan. Public Benefit Entities yang mengungkapkan biaya dengan cara
pengklasifikasian output tidak diharuskan untuk mengungkapkan biaya penjualan. Namun, entitas
tersebut diwajibkan untuk memenuhi persyaratan dari paragraf 104, yaitu entitas yang enklasifikasikam
beban menurut fungsinya harus mengungkapkan informasi tambahan atas sifat beban tersebut,
termasuk beban depresiasi dan amortisasi serta employee benefit.
Pilihan antara metode fungsi beban dan metode sifat beban tergantung pada faktor historis dan
industri serta sifat entitas.Kedua metode memberikan indikasi biaya-biaya yang mungkin berbeda-beda,
secara langsung atau tidak langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena setiap
metode penyajian memiliki manfaat untuk berbagai jenis entitas, Standar ini mengharuskan manajemen
untuk memilih presentasi yang handal dan lebih relevan.Namun, karena informasi tentang sifat beban
berguna dalam memprediksi arus kas masa depan, pengungkapan tambahan diperlukan ketika fungsi
beban klasifikasi digunakan. Dalam ayat 104, "imbalan kerja" memiliki arti yang sama dengan NZ IAS 19.
.
E. Akuntansi Beban Sektor Publik di Amerika
Dalam Accounts and Reports, Filing No. 4.030 Tahun 1998, disebutkan pengertian mengenai basis
akrual modifikasi. “Modified Accrual Basis accounting recognizes an economic transaction or event as
revenues in the operating statement when the revenues are both measurable and available to liquidate
liabilities of the current period. Available means collectible in the current period or soon enough
thereafter to be used to pay liabilities of the current period. Similarly, expenditures are generally
recognized when an event or transaction is expected to draw on current spendable resources.” Akuntansi
berbasis akrual modifikasi mengakui adanya sebuah transaksi atau kejadian sebagai pendapatan saat
dapat diukur dan tersedia untuk menyelesaikan kewajiban pada suatu periode. Tersedia berarti dapat
dikumpulkan pada suatu periode atau dengan segera agar dapat digunakan untuk membayar kewajiban.
Sama halnya dengan belanja yang umumnya diakui saat sebuah transaksi atau kejadian diharapkan akan
memakai sumber keuangan pada periode tertentu.
Seperti diketahui bahwa anggaran Amerika Serikat menggunakan akuntansi dana. Akuntansi dana
merupakan sistem akuntansi yang banyak dipakai oleh organisasi nirlaba maupun kepemerintahan.
Dalam akuntansi dana, dana merupakan kesatuan akuntansi (accounting entity) dan kesatuan fiskal
19
(fiscal entity). Dana merupakan suatu kesatuan akuntansi karena mempunyai suatu persamaan
akuntansi . Selain itu, dana merupakan kesatuan fiskal karena memiliki sumber keuangan yang
penggunaannya telah ditentukan dalam anggaran. Kesatuan akuntansi dana terbentuk dari lebih dari
satu dana dimana masing-masing dana berdiri sendiri, tidak terintegrasi dengan yang lain. Maka dalam
pembuatan laporan keuangan, setiap jenis dana yang sama akan dikonsolidasikan, namun jika tidak
sejenis maka dana tersebut tidak akan dikonsolidasikan.
Dalam sistem akuntansi Amerika Serikat, fokus pengukuran utama dalam akuntansi dana terdapat
pada sumber keuangan lancar dan perubahan dalam sumber keuangan lancarnya. Akuntansi dana
pemerintahan mengenal belanja (expenditure) yang didefenisikan dalam sebagai semua penurunan
dalam aset bersih dana – untuk operasi lancar, belanja modal, atau pelunasan hutang, kecuali yang
timbul dari transfer ke dana-dana lainnya. Hanya pertukaran – seperti hasil dari transaksi pembiayaan
antar dana dalam pengakuan belanja dana yang bukan merupakan belanja pemerintah secara
keseluruhan.
Pengakuan dan Pengukuran
GASB menyatakan bahwa fokus pengukuran akuntansi dana pemerintahan berdasarkan pada
belanja, yaitu penurunan dalam sumber keuangan bersih. Sebagian besar belanja dan transfer keluar
tersebut diukur secara objektif dan dicatat ketika kewajiban dana terkait terjadi. Belanja diakui dalam
periode akuntansi ketika kewajiban dana terjadi, jika dapat diukur. Hal ini dikecualikan untuk bunga dan
pokoknya yang belum jatuh tempo pada kewajiban jangka panjang, yang seharusnya diakui ketika jatuh
tempo.
Ditetapkan juga bahwa sumber keuangan biasanya diapropiasikan dalam dana lain
untuk transfer ke dana pelunasan hutang pada periode ketika pokok dan bunga
hutang yang jatuh tempo harus dibayar. Besarannya itu bukan kewajiban lancar
dari dana pelunasan hutang ketika pelunasannya tidak membutuhkan belanja dari
aset dana yang tersedia.
GASB menjelaskan bahwa terdapat 2 alternatif pengakuan belanja, yaitu:
1. Untuk akun persediaan bisa dianggap sebagai belanja ketika terjadi pembelian ataupun ketika
digunakan, dan jumlah persediaan yang signifikan harus dilaporkan dalam neraca.
2. Belanja asuransi dan jasa serupa yang melebihi dari satu periode akuntansi (pembayaran
dimuka) tidak perlu dialokasikan antara periode akuntansi, tetapi boleh dicatat sebagai belanja
pada periode perolehan.
20
Jenis Belanja
Terdapat beberapa jenis belanja pemerintah Amerika Serikat berdasarkan akuntansi dana, yaitu:
1. Belanja Pengeluaran Modal (Capital Outlay)
Pada umumnya belanja pemerintah untuk pengeluaran modal dicatat dengan menggunakan
dana tersendiri yakni dana proyek modal. Namun tidak menutup kemungkinan adanya belanja
pengeluaran modal ini dibiayai oleh transfer antar dana baik yang berasal dari dana umum
ataupun dana khusus.
2. Belanja Pelunasan Hutang
Belanja pelunasan hutang GLTD (general long term debt) diakui “ketika jatuh tempo” karena
sebagian besar pajak pemerintah pusat dan daerah berhubungan dengan pajak properti dan
anggaran pada basis “ketika jatuh tempo”. Kemudian, apropiasi untuk belanja pokok dan
bunga GLTL setara dengan pembayaran yang dilakukan selama tahun tersebut, tanpa
memperhatikan akrual apapun pada akhir tahun. Pengizinan pemerintah dalam menghitung
dan melaporkan untuk tujuan GAAP pada basis dimana anggaran dipersiapkan untuk
menghindari perbedaan signifikan anggaran GAAP yang akan telah dijelaskan dan
direkonsiliasikan dalam hampir setiap laporan keuangan dana pemerintah. Ada juga alasan
praktis dan teoritis lain untuk pendekatan “ketika jatuh tempo” ini.
3. Belanja Intern Pemerintah
Belanja intern pemerintah biasanya bertujuan untuk pembagian pendapatan negara, hibah,
dan program bantuan keuangan lain bagi pemerintah-pemerintah daerah, dan pemerintah
distrik. Klasifikasi belanja “intern pemerintah” mengisyaratkan bahwa merupakan belanja
tingkat pemerintah pusat ini bukan untuk barang dan jasa pada level tersebut, tetapi
merupakan pembayaran untuk pemerintah daerah untuk membiayai belanja tingkat daerah.
4. Belanja Operasi Lancar
Seluruh belanja dana pemerintah selain untuk pengeluaran modal, pelunasan hutang, atau
tujuan intern pemerintah diarahkan untuk sebagai belanja operasi sekarang atau
sederhananya belanja operasional. Pembayaran gaji dan biaya pegawai terkait merupakan
belanja operasi lancar terbesar bagi kebanyakan pemerintah pusat dan daerah. Memang,
pembayaran gaji dan biaya terkait sering berkomposisi 65% - 75% dari belanja dana umum dan
dana pendapatan khusus dari kota - kota, desa - desa dan pemerintah daerah lainnya dan 75%
- 85% dari belanja sistem sekolah umum dari tipe dana ini.
21
5. Persediaan dan Pembayaran Dimuka
GASB mengizinkan persediaan dan pembayaran dimuka dibebankan
sebagai belanja segera karena – dari perspektif kas atau yang dapat
dikonversi ke kas –item demikian bukanlah sumber keuangan yang tersedia
untuk belanja keuangan masa depan. Pada intinya, alternatif tersebut
mengizinkan pemerintah yang ingin melakukan untuk mengikuti sebuah
konsep “aset cepat” dari working capital dalam akuntansi untuk saldo dana
dan perubahan dalam posisi keuangan dana. Juga, banyak pemerintah
membuat apropiasi sesuai jangka waktu persediaan untuk diperoleh atau
asuransi untuk dibeli selama satu tahun fiskal. Pengizinan mereka untuk
melaporkan item tersebut dalam basis anggaran di Laporan Penerimaan,
Belanja, Dan Perubahan Saldo Dana dana pemerintah menghindari konflik
potensial antara prosedur akuntansi anggaran dan prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum (GAAP) yang akan telah dijelaskan dan direkonsiliasikan
dalam catatan laporan keuangan.
22
BAB III
KESIMPULAN
Pada umumnya beban diartikan sebagau penurunan manfaat ekonomi pada
periode laporan keuangan. Penyajian, pengakuan dan pengklasifiaksian akun beban
disesuaikan dengan kebijakan tiap pemerintah negara tersebut dan juga
juridiksinya. IPSAS 1 mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi atau layanan yang
potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau konsumsi aset atau
terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai bersih aset atau ekuitas, selain yang
berhubungan dengan kepemilikan pemilik (distribution of owners).
Pada pemerintah New Zealand dan Australia tidak ada perbedaan signifikan dengan IPSAS. Pada
New Zealand dan Australia memiliki persamaan dengan IPSAS dalam mendefinisikan beban, yaitu
penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau deplesi/penyusutan aset atau timbulnya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemilik ekuitas.
Amerika Serikat sebagai negara federal mempunyai cara tersendiri dalam
mendefinisikan belanja (expenditure), yaitu sebagai semua penurunan dalam aset bersih dana –
untuk operasi lancar, belanja modal, atau pelunasan hutang, kecuali yang timbul dari transfer ke dana-
dana lainnya.
Pada Standar Akuntansi Pemerintah di Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010)
menggunakan dua istilah, yaitu belanja dan beban. Pengertian belanja disini adalah semua pengeluaran
oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Sedangkan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban.
Penyajian, Pengakuan dan Pengklasifikasian beban pada tiap negara tentunya harus selalu
direview dan terus dikembangkan agar menghasilkan laporan keuangan yang transparan dan
23
menunjukkan akuntabilitas pemerintah. Dengan laporan keuangan yang handal dan akurat tentunya
akan mempermudah pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik, yang nantinya akan
meningkatkan taraf hidup dan tingkat ekonomi masyarakat.
DAFTAR PUSAKA
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta
Financial Reporting Standards Board of the New Zealand Institute of Chartered Accountants .2007.
New Zealand Equivalent to International Accounting . Wellington
Financial Accounting Standards Board.2008. Generally Accepted Accounting Principles. Washington, D.C.
Australian Goverment. 2004. Australian Accounting Standar Accounting Standards. Collins St West
Financial Reporting Requirements for Queensland Government Agencies, The State of Queensland
(Queensland Treasury) March 2012.
International Public Sector Accounting Standar Board . 2006. International Public Sector Accounting
Standard. Washington, D.C.
24
Top Related