Akuntansi Pendapatan Dan Beban Pengertian Pendapatan

30
AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PENGERTIAN PENDAPATAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PENGERTIAN PENDAPATAN Pendapatan: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode tertentu. Contoh : Pendapatan bunga, provisi dan komisi Pendapatan bunga : pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif. Provisi dan komisi : pendapatan yang diterima sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan maupun yang lainnya. PENGAKUAN PENDAPATAN Accrual Basis: Pendapatan diakui dan dicatat pada periode yang bersesuaian. Metode accrual basis diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori lancar, provisi dan komisi. 2. Cash Basis : Pendapatan diakui dan dicatat pada saat pembayaran bunga. Metode cash basis hanya diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori non lancar PENGERTIAN & PENGAKUAN BEBAN Beban bank adalah semua pengeluaran baik langsung ataupun tidak langsung yang terjadi dalam suatu periode laporan digunakan dalam rangka penciptaan dan perolehan pendapatan bank Beban bank diakui dengan menggunakan prinsip akrual Basis JENIS-JENIS BEBAN 1. Beban Operasional: a. Bunga b. Premi Asuransi c. Tenaga Kerja d. Sewa e. Pajak-pajak f. Pemeliharaan dan perbaikan g. Penyusutan / penghapusan h. Barang dan jasa i. Lainnya 2. Beban Non Operasional a. Sumbangan b. Kerugian penjualan aktiva tetap Beban penyusutan aktiva tetap diukur berdasarkan metode penyusutan Garis Lurus, atau metode Saldo Menurun. Beban PPAP dihitung berdasarkan ketentuan BI.

description

dxqwswqasaxssax

Transcript of Akuntansi Pendapatan Dan Beban Pengertian Pendapatan

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN PENGERTIAN PENDAPATANAKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBANPENGERTIAN PENDAPATAN Pendapatan: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode tertentu. Contoh : Pendapatan bunga, provisi dan komisi Pendapatan bunga : pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif. Provisi dan komisi : pendapatan yang diterima sehubungan dengan fasilitas kredit yang diberikan maupun yang lainnya.

PENGAKUAN PENDAPATANAccrual Basis: Pendapatan diakui dan dicatat pada periode yang bersesuaian. Metode accrual basis diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori lancar, provisi dan komisi.2. Cash Basis : Pendapatan diakui dan dicatat pada saat pembayaran bunga. Metode cash basis hanya diterapkan untuk pendapatan bunga kredit dalam kategori non lancar

PENGERTIAN & PENGAKUAN BEBANBeban bank adalah semua pengeluaran baik langsungataupun tidak langsung yang terjadi dalam suatu periodelaporan digunakan dalam rangka penciptaan danperolehan pendapatan bank

Beban bank diakui dengan menggunakan prinsip akrualBasis

JENIS-JENIS BEBAN1. Beban Operasional: a. Bunga b. Premi Asuransi c. Tenaga Kerja d. Sewa e. Pajak-pajak f. Pemeliharaan dan perbaikan g. Penyusutan / penghapusan h. Barang dan jasa i. Lainnya

2. Beban Non Operasional a. Sumbangan b. Kerugian penjualan aktiva tetapBeban penyusutan aktiva tetap diukur berdasarkan metode penyusutan Garis Lurus, atau metode Saldo Menurun.

Beban PPAP dihitung berdasarkan ketentuan BI.

Beban operasional lainnya diukur berdasarkan jumlah pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan.Pendapatanadalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees) bunga, defiden, royalty dan sewa.(PSAK 23 Paragraf6)Pendapatanadalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.Pendapatan hanya terdiri atas arus masuk bruto dari manfaaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai bukan merupakan manfat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas sehingga tidak akui sebagai pendapatan.Ruang LingkupPendapatan timbul dari transaksi dan peristiwaekonomi :Penjualan BarangMeliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.Penjualan jasaBiasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu atau lebih dari satu periode.Penggunaan asset perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk :- Bungan yaitu pembebanan untuk penggunaan kas dansetara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan.-Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan asset jangka panjang perusahaan misalnya paten, merek dagang, hak cipta dan piranti lunak computer.-Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu.-Perjanjian sewa.-Pertumbuhan alami dari ternak dan hasil pertanian.-dllPengukuran PendapatanPendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Biasanya timbul dari transaksi persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlahnya diukur dengan nilai wajar imbalah diterima atau dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter ) untuk barang ataujasa dengan sifat dan niali yang sama maka tidak dianggap sebagai mengakibatkan pedapatan, terkecuali bila barang/jasa tidak serupa, maka mengakibatkan pendapatan.Pengakuan PendapatanPendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat dapat diukur dengan andal.Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :1. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli2. Perusahaan tidak lagi mengelola dan melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.3. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.4. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada perusahaan.Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.dan hasil suatu transaksi dapat diestimasi apabila seluruh kondisi berikut terpenuhi :1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.4. Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain yang menghasulkan bunga,royalti dan deviden harus diakui atas dasar :1. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efekti aset tersebut.2. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan.3. Dalam metode biaya atau cost methode dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran di tetapkan.B I Y ADANBEBANPengertianBiayaadalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (aktiva) danBebanadalah harga perolehan barang, jasa dan fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode berjalan seperti harga pokok penjualan, beban dan biaya operasi, beban diluar usaha, dan pos-pos luar biasa.Dalam jargon akuntansi setiap expense (beban) adalah Cost (Biaya), namun tidak setiap cost merupakan expense. Dengan demikian bilamana cost akan di akui atau berubah sebagai expense? Jawabannya adalah pada saat cost dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsipmatching(dapat saling ditandingkan) antara pengorbanan dengan manfaat.Baiknya kita simak ilustrasi berikut mengenai si Badu seseorang yang buta huruf dan berprofesi sebagai tukang ojek yangmemperoleh rejeki nomplok yakni memperoleh Lotere senilai Rp. 10.000.000 di bayar tunai. Hal ini berarti badu memperoleh tambahan sumber daya ekonomi berupa uang tunai Rp. 10 juta yang kemudian ia belanjakan sebagai berikut :1.mentraktir teman-temannya sesame tukang ojek makan di restaurant,senilai 2 juta.2.sisanya Rp. 8 juta dibelikan sepeda motor yang kemudian ia gunakan untuk mengojek.Dari kedua kegiatan di atas, yangpertama merupakan beban (expense)dan yangkedua merupakan biaya (cost). Alasannya adalah karena mentraktir teman-temannya digolongkan sebagai beban karena manfaatnya bagi badu(pribadi) lansung terasa, mungkin ia jadi punya status social, terpandang di kalangan sesame pengojek. Adapun tindakan kedua membeli motor dikategorikan sebagai biaya karena manfatnya belum di rasakan oleh badu. Yang terjadi adalah sebatas perubahan sumber daya dari bentuk uang tunai menjadi motor. Apabila kemudian badu memanfaatkan motor tersebut untuk memperoleh penghasilan sesuai profesinya sebagai tukang ojek, maka motor tersebut baru dibebankan dalam bentuk penyusutan.OBYEK BIAYADefinisi obyek biaya adalah apa saja yang memperoleh pembebanan biaya. Langkah pertama untuk menentukan obyek biaya dapat di analogikan dengan melakukan pengukuran panjang suatu obyek, setelah obyek pengukuran tersebut jelas maka hasil pengukurannya yakni informasi panjang obyek tersebut dapat kita nilai obyektivitasnya. Contoh analoginya seperti bila obyeknya adalah jalan raya Jakarta-Bogor maka hasil pengukurannya adalah berupa jarak Jakarta ke Bogor dalam satuan kilometre.Dalam akuntansi biaya obyek yang diukur, adalah biayanya tersebut, mungkin berupa sebuah produk, tumpukan atau partai unit yang sama. Semua unit kegiatan yang selalu memproduksi produk tertentu, pesanan, lokasi pesanan, kontrak, proyek, proses, fungsi, tujuan, organisasi departemenlokasi atau kesatuan cabang usaha lain.URGENSI DAN TUJUAN INFORMASI BIAYABiaya adalah merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disiplin manajemen keuangan mengajarkan agar para manager keuangan memaksimalkan nilai organisasi. Salah satu caranya adalah dengan mengoptimalkan biaya proses bisnis internal yang terfokus pada penetapan harga. Namun seiring dengan perkembangan persaingan bisnisdalam era globalisasi maka kecendrungan yang ada adalah semakin kompetitifnya harga sehingga fokus optimalisasi biaya proses bisnisinternalpun beralih dari penetapan harga menjadi penentuan biaya.Informasi biaya yang sistematik dan komparatif serta data analisis biaya dan laba sangat diperlukan untuk mengelola perusahaan. Informasi ini membantu manajemen untuk :Menetapkan sasaran laba perusahaan1. target departemen dan operasi menuju pencapaian sasaran akhir.2. mengevaluasi evektifitas rencana.3. mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan.4. memutuskan pengadaan penyesuaian dan perbaikan.PENDAPATAN 1. Pengertian dan Karakteristik Pendapatan Dari beberapa definisi di atas dapat didaftar karakteristik karakteristik atau kata kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian pendapatan dan untung adalah : 1. Aliran masuk atau kenaikan aset Paton dan Litleton (1970:47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut: Transsaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor. Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan. Hadiah, donasi atau temuan Revaluasi aset yang telah ada. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa) Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor. FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari p-enyerahan produk atau pelaksanaan jasa. (IASC) menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa. Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran masuk. Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi.dengan kata lain pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama suatu periode. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran dan penentuan saat pengakuan dengan proses penciptaan pendapatan. IAI harus membatasi bahwa kenaikan aset tersebut adalah yang menaikkan ekuitas kecuali yang berasal dari transaksi dengan pemilik.konsep ka\enaikan aset mengalami masalah dalam hal aliran masuk yang berupa pembayaran di muka yang berasal dari pelanggan. Walaupun pembayaran semacam ini merupakan bagian dari operasi utama perusahaan, pada kenyataannya aliran masuk tersebut tidak atau belum dianggap pendapatan. Demikian juga, walaupun penjualan kredit menimbulkan piutang usaha, piutang sering dianggap buakan suatu aliranmasuk aset.2. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang menerus. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirimkan berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau nelaksanakan berbagai jasa.3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban.Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayarn di muka dari pelanggan penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai pendapatan tekterhak atau pendapatan tangguhan yang statusnya adalah kewajiban sampaiada prestasi dari perusahaan berupa pengirimkan barang atau pelaksanaan jasa. Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian itu mengubah kewajiban menjadi pendapatan. 4. Suatu entitasHal ini mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Karena pendapatan didefiniskan sebagai kenaikan aste aset buikan kenaikan ekuitas. 5. Produk perusahaan Hal ini dikarenakan prndapatan dihasilkan dari produk yang dihasilkan oleh prusahaan itu sendiri. Sehingga pendapatan itu juga bisa didefinisikan dengan produk dari perusahaan itu sendiri.6. Pertukaran produkIni dikarenakan pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen. 7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk.Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Untung IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan keduanya digabung dalam konsep penghasilan. 8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas. Kata kunci yang melekat pada untung adalah : Kenaikan ekuitas (aset bersih) Transaksi periferal atau insidental Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.

FASB membedakan antara untung dan pendapatan karena adanya karakteristik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama. Karakteristik sumber dari untung itu sendiri adalah : a. Periferal dan insidental b. Transfer nontimbal-balik c. Penahanan aset d. Faktor lingkungan FASB sendiri mengakui bahwa pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimaksudkan untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk membedakan secara tegas karakteristik antara pendapatan dan untung. (Sumber Suwardjono, 2005 : 351-362) 2. Landasan Pikiran dan Kriteria Pengakuan Pendapatan Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability), dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus diopersionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan. a. Pembentukan Pendapatan Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Dengan kata lain, apakah pendapatan itu timbul dari keadaan produktif atau karena kejadian tertentu. Konsep ini menyatakan bahwa pendapatan terbentuk , terhimpun atau terhal bersamaan dan dengan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep dasar ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas usaha. Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenesitas kos yaitu bahwa semua kegiatan atau unsur di dalamnya mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan (Paton dan Littleton 1970 : 67 dalam Suwardjono, 2005 : 364). Implikasi dari konsep ini adalah semua tahap kegiatan memberi sumbangan dalam penciptaan pendapatan yang secara proporsional sama dengan besarnta kos. Jadi, begitu kos suatu objek biaya terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk. b. Realisasi Pendapatan Kosep realisasi pendapatan: Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu : 1. Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya. 2. Penguatan atau validassi transaksi penjualana tersebut dengan diperolehnya aset lancar. Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan koonfirmasi proses penghimpunan dana. Kriteria Pengakuan Pendapatan FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83): a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klai atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya. b. Terbentuk atau terhak Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan upaya dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan. Walaupun kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu keadaan tertentu dapat berbeda. Kam, 1990:243-252 dalam Suwardjono, 2005:368 mengemukakan kriteria pengakuan secara teknis. Pendapatan baru dapat diakui setelah syarat-syarat berikut : - Keterukuran nilai aset - Adanya suatu transaksi - Proses penghimpunan secara substansial telah selesai. Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing) pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal ini : a. Pada Saat Kontrak Penjualan Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak antara penandatangan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun). b. Selama proses produksi secara bertahap Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini adalah : 1. Akresi. Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau prose alamiah lainnya. Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objektif. Tapi yang terjadi sekarang adalah pendapatan sudah terbentuk tapi belum terealisasi. Untuk merealisasikan pertambahan tersebut nilai tersebut, proses produksi masih diperlukan dan masih diikuti dengan perubahan aset menjadi aset lancar baru. Oleh karena itu, tidak selayaknya karesi dianggap sebagai pendapatan. 2. Apresiasi. Yaitu, selisih nilai pasar wajar aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku aset terdepresiasi). Dibandingkan akresi, apresiasi lebih kurang memenuhi definisi pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar. 3. Penghematan Kos. Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian. Hal ini bukanlah suatu pendapatan, kalau pembelian dilakukan dengan cara bijaksana, yang terjadi yang terjadi hanyalah bahwa kos akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pembelian biasa. Memang benar bahwa efisiensi dan keberuntungan dalam pembelian akan mempunnyai pengaruh terhadap labayang akhirnya diperoleh. Akan tetapi, diperolehnya laba tersebut masih menunggu realisasi penjualan. c. Pada saat produk selesai Kalau sudah ada kontrak penjualan sebelumnya, tidak ada masalah dengan pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai karena pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai pendapatan secara subtansial sudah terbentuk. Pengakuan ini setara dengan metoda kontrak-selesai Namun bila belum ada kontrak penjualan sebelumnya hanya kriteria terbentuk yang terpenuhi. Dan hal seperti ini keberatan untuk dikatan sebagai pendapatan. d. Pada saat penjualan Masalah pengakuan saat penjualan : 1. Kembalian dan potongan tunai Adanya hak pengembalian tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. FASB menyatakan bahwa suatu perusahaan menjual produknya dengan hak mengembalikan maka pendapatan dapat diakui pada saat penjualana kalau syarat-syarat berikut terpenuhi (SFAS No. 48 prg.6): - Harga jual cukup pasti - Pembeli sudah membayar kepada penjual - Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi penculikan atau kerusakan fisis produk. - Pembeli benar-benar ada secara substantif - Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan tindakan di masa datang yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk bersangkutan - Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak. Adanya potongan tunai tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Masalah yang timbul tidak berkaitan dengan pengakuan pendapatan tetapi berapa jumlah rupiah pendapatan harus dicatat. 2. Kos purna-jual Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun. 3. Kerugian piutang Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos-purna jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. 4. Transaksi penjualan e. Pada saat kasa terkumpul

BAB 9BIAYA

PENGERTIAN BIAYA

APB menjelaskan bahwa seperti pendapatan, biaya timbul haya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direprentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan biaya karena hasil bersih (net result) penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas. Dilain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian asset merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Dengan makna yang hamper sama, IAI (IASC) mendefenisikan biaya dalam standar akuntansi keuangan (2002) sebagai berikut:

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda ekuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.

KARAKTERISTIK BIAYA

Karakteristik utama:1.Penurunan assetUntuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Asset dalam hal ini harus diartikan sebagai semua asset perusahaan sebagai semua asset perusahaan sebagai suatu kesatuan.2.Operasi utama yang menerusAgar menjadi biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba) yang direpresentasikan dalam kegiatan memproduksi/ mengirim barang atau menyerahkan/ melaksanakan jasa.Karakteristik pendukung:1.Kenaikan kewajibanAlasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencakupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Bila barang dan jasa telah dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain, perusahaan mempunyai keharusan untuk membayar atau melakukan pengorbanan sumber ekonomik dimasa dating sehingga kewajiban timbul. Sebagai contoh adalah tariff (fee) pengiriman barang oleh perusahaanekspedisi yang belum dibayar perusahaan. Jasa pengiriman telah dikonsumsi dan menimbulkan pendapatan sehingga biaya harus timbul diikuti dengan keneikan kewajiban.2.Penururnan akuitasDefenisi APB dan IAI secara eksplisit menyebutkan bahwa penururnan asset akhirnya akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian dividen kas merupakan penurunan asset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya. Jadi, penurunan ekuitas hanya merupakan karakteristik pendukung makna biaya.

RugiKata kunci yang melekat pada pengertia rugi adalah:1.Penurunan ekuitas (asset bersih)2.Transaksi peripheral atau incidental3.Selain apa yang didefenisikan sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik

Rugi perlu didefenisi sebagai elemen dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik (2) di atas. Untuk disebut rugi, kejadian yang menimbulkan harus peripheral atau incidental atau di luar kendali manajemen. Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah:a.Peripheral dan incidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga, penjualan asset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.b.Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain: misalnya pencurian dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hokum.c.Penahanan asset: misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nialai tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan.d.Factor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah daari kos asset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat asset yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.

Kos yang telah dikorbankan tetapi tidak ada imbalan barang atau jasa yang diterima (tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan) tidak dapat dianggap sebagai rugi begitu saja.

PENGAKUAN BIAYAPengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut masalah criteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai asset yang memenuhi defenisi biaya tau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi.

Kriteria Pengakuan BiayaBiaya dan rugi pada umumnya diakui bila mana salah satu dari dua criteria berikut dipenuhi (SFAC No. 5, prg. 85):a.Konsumsi manfaatBiaya atau rugi diakui bila mana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatanbarang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau sentral entitas tersebut.b.Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datingBiaya atau rugi diakui bila mana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.Kaidah atau Saat PengakuanFASBa.Konsumsi manfaatKonsumsi manfaat ekonomik selama suatu perioda dapat diakui langsung pada saat terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan.b.Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datangBiaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa dating suatu asset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.APBKaidah pengakuan di atas sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas. Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut (APB statement No. 4, prg. 157-160):a.Mengasosiasikan sebab dan akibat. Beberapa kos diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu.b.Alokasi sistemantik dan rasional. Bila tidak ada cara langsung untuk mengasosiasikan sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasikan dengan perioda sebagai biaya atas dasar usahauntuk mengalokasikan kos secara sistemantik dan rasional ke beberapa perioda yang diperkirakan menikmati manfaat.c.Pengakuan segera. Beberapa kos diasosiasikan dengan perioda berjalan dengan biayaBASIS ASOSIASI ANTARA BIAYA DAN PENDAPATAN1.Asosiasi Sebab dan AkibatKonsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling tidak masuk akal adalah sebab akibat walaupun basis ini lebih merupakan asumsi dari pada kenyataan karena dalam banyak hal sulit dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya menyebabkan pendapatan.2.Alokasi Sistemantik dan RasionalAlokasi sistemantik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda. Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah perioda bukannya produk.3.Pembebanan arbitrerKalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk mencapai penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak, suatu kos biasanya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer. Penandingan arbitrer tidak selalu berkaitan dengan pengakuan rugi. Kos suatu potensi jasa akan segera diakui sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa manfaat ekonomiknya menjadi lenyap atau berkurang.

Klasifikasi BiayaBiaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, eceran, dan jasa. Umumnya, macam biaya yang terjadi dan cara klasifikasi biaya tergantung pada tipe organisasinya. Akuntansi manajerial dapat diterapkan pada suatu jenis organisasi. Dengan alasan inilah, kita mempertimbangkan karakteristik biaya pada bermacam perusahaan manufaktur, perdagangan, dan jasa. Perusaha-an manufaktur aktivitas pokok meliputi hampir semua aktivitas yang ada di jenis-jenis organisasi lainnya.

Biaya ProduksiPerusahaan manufaktur membagi biaya manufaktur ke dalam tiga kategori besar : BAHAN LANGSUNG. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan mentah (raw material). Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dan produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. TENAGA KERJA LANGSUNG. Istilah biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke produk jadi. Tenaga kerja lang-sung biasanya disebut juga "touch labor" karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. Biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara fisik dalam pembuatan produk disebut tenaga kerja tidak langsung dan diperlakukan sebagai bagian biaya overhead pabrik. BlAYA OVERHEAD. Seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, penyusutan, asuransi fasilitas produksi yang berkaitan dengan operasi perusahaan yang termasuk kategori biaya overhead produksi.

Biaya NonProduksiUmumnya, biaya non-produksi dipilah menjadi 2:1. Biaya penjualan dan marketing2. Biaya administrasiBiaya penjualan dan marketing termasuk semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampai-kan kepada konsumen.Biaya administrasi meliputi biaya eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contoh dari biaya administrasi ini adalah kompensasi eksekutif, akuntansi umum, sekretariat, public relation, dan biaya sejenis yang terkat dengan administrasi umum organisasi secara keseluruhan.

B. Biaya Produk vs Biaya PeriodikBiaya dapat diklasifikasikan juga menjadi biaya produk dan biaya periodik. Untuk mengetahui perbedaan antara biaya produk dan biaya periodik, kita harus menyegarkan pemahaman matching principle atau prinsip menandingkan dalam akuntansi keuangan.

Biaya ProdukBiaya produk termasuk semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam produk manufaktur, biaya-biaya ini terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik. Biaya produk melekat terhadap unit produk pada saat barang dibeli atau diiproduksi, dan biaya tersebut tetap melekat pada barang yang kemudian menjadi persediaan yang menunggu untuk dijual.

Biaya PeriodikBiaya periodik adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya produk. Biaya ini adalah beban dalam laporan laba rugi dalam periode dimana biaya tersebut terjadi dengan menggunakan peraturan akuntansi akrual seperti yang telah dipelajari dalam akuntansi keuangan. Biaya periodik tidak termasuk biaya baik pembelian maupun produksi barang-barang. Komisi penjualan dan sewa kantor adalah contoh yang baik untuk menggambarkan biaya periodik.Biaya ProduksiBahan LangsungBahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut (misalnya kayu untuk meja)

Tenaga Kerja LangsungBiaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produkjadi (misalnya tenaga kerja di bagian perakitan) Bering juga disebut touch labor

Biaya Overhead PabrikSeluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliha-raan dan perbaikan perala tan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, penyusustan, asuransi fasilitasfasilitas produksi.Biaya KonversiBiaya Utama (Price Cost) )

Biaya Non ProduksiBiaya Administratifmeliputi biaya eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contoh dari biaya administrasi ini adalah kompensasi ekse-kutif, akutansi umum, sekretariat, public relation, dan biaya sejenis yang terkait dengan administrasi umum organisasi secara keseluruhanBiaya Marketing atau Penjualansemua biaya yang diperlukan untuk menangani pesan-an konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen. Biaya-biaya tersebut disebut order-getting and order-filling (biaya untuk mem peroleh dan memenuhi pesanan). Biaya marketing me liputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka penjual an, komisi penjualan, gaji untuk bagian penjual-an, biaya gudang produk jadi

. Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi perilaku BiayaPerilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespon perubah-an aktivitas bisnis.Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi; jika biaya menga-lami perubahan, manajer harus tahu sejauh mana perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.Perilaku Biaya

Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :

Biaya TetapBiaya Variabel

a. Commited Fixed Cost a. Engineered Variable Costb. Descretionary Fixed Cost b. Discretionary Variable CostBiaya Tetap

Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.Commited Fixed Cost

Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.

Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.

Descretionary Fixed Cost (Disebut juga : managed atau programmed Cost)

Yakni merupakan biaya : (a) yang timbul dari keputusan penye diaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikelu arkan, dan (b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa atau produk)

Contoh biaya ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.

Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama sekali penge luarannya atas kebijakan manajemen.Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya peru- bahan volume kegiatan.Engineered Variable Cost

Engineered Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu.Merupakan biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh : biaya bahan baku. Discretionary Variable Costs

Yakni merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan yang erat namun tidak nyata (bersifat artifi sial).Jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut. Namun jika masukan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut.Contoh biaya iklan.Biaya Semi Variabel.

Yakni biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

2.3. Konsep PerbandinganKonsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.

Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan.Paton dan Littleton mengungkapkan :

masalah utama dalam menandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya pengukuran fisik.

Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah : hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dn pembebanan segera (immediate recognition).

BAB 101.KARAKTERISTIK LABAKarakteristik laba berkaitan dengan identifikasi sifat dari laba sehingga memungkinkan untuk menganalisis transaksi/peristiwa yang dapat mempengaruhi laba. Karakteristik laba dapat diidentifikasikan dengan memahami cara batasan pengertian laba.A.Pengertian LabaSecara umum para pakar dalam bidang akuntansi mendefiniskan pengertian laba dengan berbagai macam deskripsi seperti,Commite On Terminology(Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Kemudian menurut Stice, Stice, Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.

Selanjutnya menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa.. Konsep laba tersebut adalah:1. Psychic income, yang menunjukkan konsumsi barang/jasa yang dapat memenuhi kepuasan dan keinginan individu.2. Real income, yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang ditunjukkan oleh kenaikancost of living.3. Money income, yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidupcost of living.Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut:1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang/jasa.2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi pengukutan dan pengakuan pendapatan.4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya(expenses)dalam bentukcost historis.5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan(matching)antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.B.Keunggulan dan Kelemahan Laba AkuntansiKeunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 1993):1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya, karena didasarkan pada transaksi/fakta aktual, yang didukung bukti obyektif.3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi(realized gains).4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.Untuk kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkaoui, 1993):1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi.2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena dengan adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.C.Tujuan Pelaporan LabaTujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Adapun informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan:1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)2. Sebagai pengukur prestasi manajemen3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran8. Sebagai dasar pembagian deviden2.PENGUKURAN DAN PENGAKUAN LABAPengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. DalamKonsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,IAI (1994) menyebutkan bahwa, laba(income)akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92).Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pengukutan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan mempertahankan kapital/kemakmuran(capital maintenance).A.Pendekatan TransaksiPendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadi hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva/hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu:1. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya: atas dasar produk/konsumen2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada akhir periode4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk berbagai tujuan5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.B.Pendekatan KegiatanLaba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran.Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat berharga yang ditujukan pada usaha memperolehcapital gain.2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis kegiatan yang berbeda.C.Pendekatan Mempertahankan Kapital/Kemakmuran(Capital Maintenance)Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan kemakmuran/kapital.Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital disini dimaksudkan sebagai kepaitgal dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh.1.Nilai (Unit Pengukur)Nilai menunjukkan preferensi seseorang terhadap barang tertentu karena adanya manfaat yang diharapkan dari barang tersebut. Oleh karena nilai bersifat subyektif fan sulit diukur, maka harga pasar dianggap sebagai nilai yang paling obyektif untuk mengukur suatu bnarang (obyek) tersebut.2.Jenis KapitalDalam akuntansi, kapital secara umum diartikan sebagai aktiva neto, yaitu selisih antara jumlah aktiva dan jumlah hutang. Laba tidak akan diperoleh bila jumlah kapital awal tidak dapat dipertahankan. Pengukuran terhadap besarnya laba sangat bergantung pada sudut pandang yang digunakan dalam mengartikan kapital. Pada dasarnya pengertian kapital dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu:a.Kapital FinansialKapital finansial lebih memusatkan perhatian pada nilai moneter dari aktiva dibandingkan nilai hutang. Oleh karena itu, kapital ini menunjukkan konstribusi pemilik ke dalam perusahaan yang mendanai aktiva tersebut. Dengan demikian kapital menunjukkan kas atau setaranya yang diinvestasikan pemilik ditambah dengan laba(earning)yang diinvestasikan kembali dalam perusahaan (laba ditahan).b.Kapital FisikKapital fisik memusatkan perhatian pada kemampuan (sumber-sumber ekonomi) yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba melalui kegiatan produksi barang/jasa. Atas dasar kapital fisik, kapital menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tingkat kapasitas fisik produksi ditunjukkan oleh aktiva yang dimiliki pada periode berjalan, maka nilai (niali pengukur) yang relevan adalahcurrent cost atau replacement cost. Kapasitas produksi tersebut dapat berupa: Aktiva nonmoneter dimiliki perusahaan Volume produksi Volume penjualan3.Skala PengukuranPengukuran harus memiliki suatu skala untuk memberi arti atas angka-angka yang ada. Oleh karena itu, skala pengukuran dalam akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu skala nominal dan skala daya beli konstan.a.Skala NominalUnit pengukur yang digunakan dalam skala pengukuran nominal adalah jumlah rupiah (nominal) yang telah terjadi dan dicatat dalam akuntansi tanpa memperhatikan perubahan daya beli. Dengan demikian, jumlah tersebut dapat ditambahkan bersama-sama atau dikurangkan satu sama lain. Skala ini digunakan dalam model akuntansi konvensional.b.Skala Daya Beli KonstanUnit pengukur yang digunakan adalah unit moneter yang nilainya dinyatakan dalam bentuk daya beli. Oleh karena daya beli uang berubah, maka unit moneter sebagai indikator nilai atas dasar skala daya beli konstan, unit moneter diubah dengan menggunakan indeks tertentu (misalnya indeks harga konsumen). Atas dasar skala ini, semua nilai (rupiah) dapat menunjukkan daya beli yang sama.3.Elemen LabaLaba dapat dijadikan untuk menilai keberhasilan perusahaan. Pengukuran terhadap laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Ada dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan, yaitu:a.Konsep Laba Periode (Earnings)Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan periode berjalan.b.Laba Komprehensif(Comprehensif Income)FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan laba komprehensif dengan laba periode.

1. Pengantar KonsepIncomeDalam praktiknya fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran kinerja atau prestasimanagementperusahaan. Produk akuntansi yaitu laporan keuangan diharapkan dapat memberikan tolak ukur secara jelas terhadap prestasi perusahaan. Banyak faktor dalam laporan keuangan yang dapat menjadi tolak ukur, salah satu faktor yang digunakan adalah pengukuranincomeatau laba. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja perusahaan dinilai baik secara keseluruhan.1.1. DefinisiIncomeLaba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang, tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu sebagai berikut :Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.(Belkaoui : 1993)Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.(Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.(Stice, Skousen : 2009)Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)1.2. KarakteristikIncome Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik umum sebagai berikut :1) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas2) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir3) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankanKemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.1.3. Fungsi PerhitunganIncomePerolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan biaya diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :1) Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya2) Pengukur prestasi atau kinerjamanagement3) Alat motivasi bagimanagementdalam pengelolaan perusahaan4) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak5) Dasar penghitungan deviden6) Dasar pembagian kompensasi dan bonus7) Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan8) Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang1.4. Jenis-JenisIncome Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.No.JenisIncomePenerima InformasiIncomePerhitunganIncome

1.Value AddedKaryawan, Pemilik, Kreditur, dan PemerintahHarga jual produk Cost yang dikeluarkan

2.Enterrprise Net IncomePemegang saham, Pemegang obligasi, dan Pemerintah(Revenue Expenses) +(Gains Loses) tidak termasuk Biaya bunga, Pajak penghasilan, dan Pembagian deviden

3.Net Income to InvestorsPemegang saham dan Pemegang obligasiSeperti butir dua, namun termasuk Pajak penghasilan

4.Net Income to ShareholdersPemegang saham (Preffered stockdanCommon stock)Seperti butir tiga, namun setelah dikurangi bunga obligasi

5.Net Income to Residual ShareholdersPemegang sahamCommon stockSeperti butir empat, namun setelah dikurangi devidenPreferred Stock

3.1 Konsep Laba Ekonomi (EconomicIncome) Laba dari sisi ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut.3.1.1 Definisi Laba Ekonomi Fischer (1912) mendefinisikan laba ekonomi sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan berbagai tahapan berbeda yaitu penikmatan laba psikis, laba nyata, dan laba uang. Lindahl (1919) memiiki pandangan berbeda dengan mengaitkan konsep laba ekonomi dan bunga, lalu dihubungkan dengan peningkatan barang modal selama waktu tertentu. Sedangkan Hicks (1946) mengembangkan kedua konsep di atas dengan mendefinisikan laba ekonomi sebagai jumlah maksimum yang dikonsumsi selama suatu periode dan pada akhir periode masih memiliki kekayaan yang sama seperti pada awal periode.3.1.2 Sifat Laba EkonomiSifat-sifat laba ekonomi berdasarkan definisi Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup ke dalam tiga tahapan yaitu :1)Physical IncomeKonsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dalam pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat diukur.2)Real IncomeKepuasan terjadi karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang atau jasa. Ukuran yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)3)Money IncomeHasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.3.1.2 Konsep Laba EkonomiPada laba ekonomi dikenal konsepCapitalMaintenance.Konsep ini menyatakan bahwa laba muncul setelah modal yang dikeluarkan masih ada atau biaya telah tertutupi atau setelah terjadi pengembalian modal.Konsep ini dinyatakan dalam ukuran uang yang disebutFinancial Capitalatau dalam ukuran tenaga beli yang disebutPhysical Capital. Kedua ukuran tersebut menghasilkan empat konsep yaitu :1) Dalam ukuran uang (Financial Capital)a)Money Maintenance- Diukur menurut unit modal keuangan diinvestasikan- Laba menurut konsep ini merupakan perubahannet assetdengan menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam satuan uang.- Sama dengan konsep akuntansi konvensional.b)General Purchasing Power Money Maintenance- Diukur dengan jumlah unit daya beli yang sama.- Laba menurut konsep ini adalah perubahannet assetsetelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga beli yang sama.- Sama dengan konsep GPLA (General Price Level Adjusted)Historical Cost Accounting.2) Dalam ukuran tenaga beli umum (PhysicalCapital)a)ProductiveCapacity Maintenance- Modal fisik diukur dalam jumlah unit uang.- Kapasitas produksi diartikan sebagai kapasitas fisik dan kapasitas untuk berproduksi.- Sama dengan konsepCurrent Value Accounting.b)General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance- Diukur dengan unit tenaga beli yang sama.- Kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama, dipertahankan, dan dipelihara.- Sama dengan konsep GPLACurrent Value Accounting.3.2 Konsep Laba Akuntansi (AccountingIncome) Laba dari sisi akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dan biaya produksi.3.2.1 Definisi Laba AkuntansiLaba Akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Menurut Belkaoui, laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan realisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya.3.2.2 Sifat Laba AkuntansiDefinisi laba menurut Belkaoui mengandung lima sifat yaitu:1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya pendapatan dan biaya untuk mendapatkan pendapatan tersebut2) Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba, artinya merupakan prestasi perusahaan dalam bidang keuangan pada periode tertentu.3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsiprevenueyang memerlukan pengukuran dan pengakuan.4) Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan.5) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama.3.2.3 Permasalahan Laba AkuntansiPermasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi pertukaran harga (exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga dalam menentukan laba akuntansi yaitu :1) Harga Historis (Historical Cost)2) Harga Sekarang (Current Price)/ Harga Ganti (Replacement Cost)/ExitPrice3) Harga nanti, harga ganti nanti, atau hargaexit pricenanti.4) Harga Diskonto/Computed Amount3.2.4 Konsep Laba AkuntansiPada laba akuntansi dikenal konsepReplacement Cost Incomedengan dua komponen laba yaitu :1)Current oprating profit :Perhitungan dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost) dari penghasilan2)Realized holding gain and loss: Perhitungan perbedaan antarareplacement costbarang yang dijual dengan biaya historis barang yang sama.3.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Laba AkuntansiKarakteristik dari pengertian laba akuntansi mengandung beberapa keunggulan yakni :1) Terbukti bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi.2) Laba akuntansi yang telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.3) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme.4) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.Namun laba akuntansi masih terdapat kelemahan. Berikut penjabaran kelemahan dari laba akuntansi yakni:1) Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas, belum ada landasan teoritis jangka panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.2)Generally Accepted Accounting Principle(GAAP), masih memungkinkan dan membolehkan perhitungan laba atas penerapan metode dan teknik akuntansi yang tidak konsisten.3) Laba akuntansi yang didasarkan pada konsephistorical costmenjadi kurang bermakna apabila pengaruh perubahan harga diperhitungkan dalam penentuan angka laba tersebut.4) Laba akuntansi hanya laba di atas kertas saja karena angka laba yang tinggi belum tentu menggambarkan kemampuan likuiditas perusahaan atau menggambarkan kemampuan dalam memberikancash deviden.Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain:1) Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.2) Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.3) Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.4) Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan (different income for different purposes).3.3 Perbandingan antara Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena perbedaan konsep dasar yang dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis pengukurannya. Sedangkan laba ekonomi dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau persediaan nilai setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Perbedaan dalam aspek lainnya antara kedua konsep laba tersebut adalah :Aspek PembedaLaba AkuntansiLaba Ekonomi

1.Sudut pandang pemaknaanPerekayasaan akuntansi, Penyusun standar, dan Penyusun statemen KeuanganPemegang saham

2.Dasar PengukuranBiaya historisBiaya kesempatan dan Nilai pasar

3.Pengertian EkonomikKelayakan jangka panjangPenilaian jangka pendek

4.Makna DepresiasiAlokasi biayaPenurunan nilai ekonomis

5.Unit PengukurNominal RupiahDaya beli

6.Konsep Dasar yang MelandasiKontinuitas usaha (asas akrual)Likuidasi atau Nilai tunai

Adapun perbedaanmoney incomedenganaccounting incomeadalah sebagai berikut:1)Money incomedihitung berdasarkan nilai biaya pengganti (replacement cost), sedangkanAccounting incomeberdasarkan harga historis (historical cost).2)Money incomehanya mengikutigainyangaccruedpada periode itu.RumusAccounting Incomemenurut Belkaoui adalah : Pa = X + Y + ZPa =Accounting IncomeX =Current Operating ProfitY = Realisasi danaccrued holding gainpada periode ituZ = Realisasiholding gainpada periode itu tetapiaccruedpada periode sebelumnya.RumusMoney Incomeadalah : Pm = Pa Y + WPm =Money IncomePa =Accounting IncomeZ = Realisasiholding gain and losspada periode itu,accruedpada periode sebelumnyaW =Holding gain and lossyang belum direalisasi3. Income Smoothing (Perataan Laba)3.1. Definisi Perataan LabaPengertian awal mengenaiincome smoothingialahmoderates year-to-year fluctuations in income by shifting earnings from peak years to less successful periods(Riahi-Belkaoui, 2004). Sedangkan pengertian yang lebih modern adalahthe process of manipulating the time profile of earnings or earning reports to make the reported income less variable, while not increasing reported earnings over the long run(Riahi-Belkaoui, 2004).Income smoothing(perataan laba) adalaha form of earnings management in which revenues and expenses are shifted between periods to reduce fluctuations in earnings(Arens, et. al, 2005: 310). Selain itu, menurut Harahap (2005) perataan laba adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk menstabilkan laba.Definisi lainnya tentang perataan laba menurut Beidleman adalah (Riahi-Belkaoui, 2004):The intentional dampening or fluctuations about some level of earnings that is currently considered to be normal for a firm., atauan attempt on the part of the firms management to reduce abnormal variations in earnings to extent allowed under sound accounting and management principles.3.2. Jenis Perataan LabaAda dua jenis perataan laba, yaitu (Riahi-Belkaoui, 2004) :1. Intentionalataudesigned smoothingIntentionalataudesigned smoothingialah keputusan atau pilihan yang dibuat untuk mengatur fluktuasiearningspada level yang diinginkan.1. Natural smoothingNatural smoothingadalahincome generating processyang natural, bukan hasil dari tindakan yang diambil oleh manajemen.3.3. Faktor Pendorong Perataan LabaTidak semua negara melarang dilakukannya perataan laba (Harahap, 2005). Seperti Swedia misalnya, di negara ini perataan laba diperbolehkan, asalkan perataan laba ini dilakukan dengan transparan.Beberapa faktor yang mendorong manajemen melakukan perataan laba adalah (Sugiarto, 2003):1. Kompensasi bonusPada penelitiannya, Healy menemukan bukti bahwa manajer yang tidak dapat memenuhi target laba yang ditentukan akan memanipulasi laba agar dapat mentransfer laba masa kini menjadi laba masa depan. Selain itu, menurut Harahap (2005), pentingnya laporan keuangan mengundang manajemen untuk meratakan laba demi mendapatkan bonus yang tinggi.1. Kontrak utangDefond dan Jimbalvo (1994) dengan menggunakan modelJones, mengevaluasi tingkat akrual perusahaan yang tidak dapat memenuhi target laba. Mereka menemukan bahwa perusahaan yang melanggar perjanjian utang telah merekayasa labanya, satu periode sebelum perjanjian utang itu dibuat.1. Faktor politikJones (1991) meneliti perusahaan yang sedang diinvestigasi olehInternational Trade Commision(ITC). Ia menemukan bukti bahwa produsen domestik cenderung menurunkan laba dengan teknikdiscretionary accrualuntuk mempengaruhi keputusan regulasi impor. Naim dan Hartono (1996) meneliti perusahaan yang diduga melakukan monopoli dan menemukan bahwa manajer perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari UUAnti-Trust.1. Pengurangan pajakPerusahaan melakukan perataan laba untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah (Arens, Elder, Beasley, 2005).1. Perubahan CEOPourciao (1993) menemukan bukti bahwa perekayasaan laba dilakukan dengan meningkatkanunexpected accrualspada periode satu tahun sebelum penggantian eksekutif tak rutin.1. Penawaran saham perdanaClarkson et al (1992) menyatakan ada reaksi positif dari pengumumanearnings forecastyang ada di prospektus dengan tingkat penjualan saham, karena publik hanya melihat laporan keuangan yang dilaporkan pada regulator. Banyak perusahaan yang melakukan perataan laba demi mendapatkan dan mempertahankan investor (Jones, 2005).Faktor yang diasumsikan menyebabkan manajer melakukan perataan laba menurut bukuAccounting Theory(Riahi-Belkaoui, 2004: 451), ialah:1. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan-pilihan yang tersedia untuk manajemen.2. Skema kompensasi manajemen, yang terkait langsung dengan kinerja perusahaan.3. Ancaman pergantian manajemen.3.4. Teknik Perataan LabaBerbagai teknik yang dilakukan dalam perataan laba, diantaranya ialah (Sugiarto, 2003) :1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi. Pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan waktu transaksi melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals) misalnya: pengeluaran biaya riset dan pengembangan. Selain itu banyak juga perusahaan yang menggunakan kebijakan diskon dan kredit, sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan penjualan pada bulan terakhir tiap kuarter dan laba kelihatan stabil pada periode tertentu.2. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu. Manajer mempunyai wewenang untuk mengalokasikan pendapatan atau beban untuk periode tertentu. Misalnya: jika penjualan meningkat, maka manajemen dapat membebankan biaya riset dan pengembangan serta amortisasigoodwillpada periode itu untuk menstabilkan laba.3. Perataan melalui klasifikasi. Manajemen memiliki kewenangan untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi laba dalam kategori yang berbeda. Misalnya: jika pendapatan non-operasi sulit untuk didefinisikan, maka manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada pendapatan operasi atau pendapatan non-operasi.Keleluasaan untuk memakai teknik-teknik akuntansi dalam mencatat terbukti telah disalahgunakan oleh manajemen untuk melakukan perataan laba. Bahkan disinyalir bahwa perataan laba banyak dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi yaitu dengan merubah kebijakan akuntansi (Koeh, 1981). Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang perataan laba ini dilakukan dengan mengambil perubahan kebijakan akuntansi sebagai objek dihubungkan dengan antisipasi laba masa depan untuk menghindari pemecatan.

Bab 11Arti penting Prinsip Akuntansi:1.Dasar untuk pedoman penentuan perlakuan akuntansi dalam menyusun maupun menginterpretasikan laporankeuangan.2.Pedoman peringkasan dan pengungkapan informasi keuangan.3. Suatu kesepakatan / aturan main tentang bagaimana laporan keangan disusun agar terjadi komunikasi yang efekttif antarra pihak-pihak yang terpisah secarra fisik dan fungsional

Karakteristik Prinsip Akuntansi, menurut Paton & Littleton menyarankan agar karakteristik berikut melekat pada seperangkat prinsip akuntansi:1. Prinsip akuntansi menunjukan pedoman-pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntansi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.Seperangakat prinsip akuntansi akuntansi hanyalah memuatpedoman umum tentang apa yang sebenarnya harus diungkapkan oleh akuntansi tentang kegiatan suatu badan usaha kepada pihak yang berkepentingan melalui media laporan keuangan. Karena itu prinsip akuntansi hendaknya Lebih banyak menjelaskan tentang ketentuan pokok dan pendekatan umum(misalnya penilaian pos-pos laporan) untuk menjanjikan data keuangan, bukannya tentang terminologi, banyaknya rincian dalam laporan, metode estimasi dan aspek teknis lainnya.Bahwa prinsip akuntansi merupakan pedoman umum berarti bahwa prinsip akuntansi tidak dengan sendirinya merupakan prosedur tetapi pedoman tetapi pedoman dalam prinsip akuntansi mengarahkan praktik ke prosedur akuntansi tertentu yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur perlakuan akuntansi untuk tiap permasalahan sesuai dengan keadaan atau karakteristik perusahaan.2. Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang berjalan karena praktik akuntansi yang sedang berjalan itu pun sering dilandasi oleh prinsip dan konsep-konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teoretis tidak konsisten.Kalau prinsip akuntansi dikembangkan berdasarkan tujuan pelaporan yangingin dicapai dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang melingkupinya maka apa yang diatur dalam prinsip tersebut merupakan plihan yang dianggap lebih baik, praktik yang diterima umum belum tentu merupakan pilihan terbaik diantara praktik-praktik yang mungkin dapat digunakan.3.Prinsip akuntansi hendaknya tidak bertentangan atau mendorong pelanggaran terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan prinsip akuntasi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut.Karakteristik seperti ini diperlukan karena tujuan pelaporan keuangan dari segi yuridis mungkin sekali (atau memang demikian) berbeda dengan tujuan pelaporan akuntansi. Sebagai contoh adalah pengertian pendapatan dalam peraturan perpajakan dan pengertian pendapatan dalam akuntansi. Kedua pengertian itu dapat saja berbeda karena perbedaan konsep yang dianut dan dalam hal ini konsep akuntansi tidak harus menganut konsep perpajakan.4.Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis dibidang usaha dan keuangan, dapat diandalkan dan relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.Prinsip akuntasi harus berterima umum. Karena itu prinsip akuntansi akan mengalami pengujianalam praktik. Digunakannya perlakuan akuntasi yang didasarkan atas prinsip akuntansi tertentu secara mmeluas menunjukkan bahwa prinsip tersebut diterima secara umum.Prinsip yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan usaha tentu saja harus dimodifikasi atau dibuang, karena cenderung akan ditolak dalam praktik. Jadi prinsip akuntasijuga harus bersifat dinamik.5.Prinsip akuntasi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan akuntasi.Prinsip akuntansi hendaknya dikembangkan atas dasar kerangka acuan konseptual.

Karakteristik Prinsip Akuntansi, menurut P&L menyarankan agar karakteristik berikut melekat pada seperangkat prinsip akuntansi:1. Prinsip akuntansi menunjukkan pedoman umum yang lengkap tentang fungsi akuntasi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan suatu perusahaan.1. Prinsip akuntansi tidak harus dikembangkan mengikuti praktik akuntansi yang sedang berjalan karena praktek akuntansi yang sedang berjalan itu sering dilandasi oleh prinsip dan konsep yang dalam beberapa hal saling bertentangan dan secara teoritis tidak konsisten.1. Prinsip akuntansi hendakna tidak bertentangan atau mendorong pelangggaran terhadap ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku tetapi penyusunan prinsip akuntansi tidak harus menganut konsep, pengertian, pendekatan, kebijaksanaan dan praktik hukum/yuridis tersebut1. Prinsip akuntansi harus merupakan alat yang praktis di bidang usaha dan keuangan, dapat diandalkan dn relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, investor, pemerintah dan masyarakat umum.1. Prinsip akuntansi harus juga logis dan dikembangkan atas dasar penalaran yang jelas sehingga dapat diterima oleh mereka yang berkepentingan dengan akuntansi.

Yang diatur dalam standar akuntansi :1. Pengukuran atau penilaian : Penentuan jumlah rupiah suatu transaksi yang harus dicatat1. Definisi elemen dan pos laporan keuangan 1. Pengakuan (recognition) : Diakui=jumlah rupiah transaksi tersebut dicatat ke dalam sistem pencatatan sehingga akan mempengaruhi laporan keuangan1. Pengungkapan/penyajian (disclosure/presentation) : Bagaimana suatu informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan.

1. Bagaimana peran Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu standar dalam penyusunan dan penyajian LK yang dikeluarkan secara resmi oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Dimana SAK merupakan bagian dari PABU. Peran SAK ialah sebagai pedoman, dasar, landasan yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sedangakan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) adalah metode, prosedur, kebiasaan, konvensi (kesepakatan) yang dianggap dapat menjadi dasar/diterima secara umum dalam penyusunan dan penyajian LK yang tidak dikeluarkan secara resmi. Peran PABU ialah sebagai prinsip dalam penyajian dan penyusunan LK. PABU lebih luas daripada SAK, banyak praktek akuntansi yang tidak dijelaskan di SAK, praktek yng tidak dijelaskan tersebut dapat dijelaskan di PABU, ex: ketentuan debet di sebelah kanan dan kredit di sebelah kiri tidak dijelaskan dalam SAK, tapi dijelaskan dalam PABU berupa suatu konvensi.Jelaskan arti penting PABU guna memperlancar dan mengefektifkan komunikasi antara penyusun laporan dan pengguna laporan keuangan.Penyaji LK (perusahaan) -> menyusun dan menyajikan LK berdasarkan PABUPengguna LK (investor, kreditor, manajer, pemerintah, masyarakat) -> mengartikan dan menganalisis LK sesuai dengan PABUAuditor -> mengaudit LK berdasarkan PABU.Arti penting PABU ialah ketiga pihak tersebut dapat berkomunikasi dengan baik, karena memiliki kesamaan arti terhadap informasi LK.

rinsip Akuntansi yang berlaku umum (PABU) [Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)]

Pengertian Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (PABU):1.Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (PABU) adalah seperangkat prinsip akuntansi, standar dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan mereka. PABU adalah kombinasi standar otoritatif (yang ditetapkan oleh dewan pembuat kebijakan) dan hanya cara yang diterima secara umum pencatatan dan pelaporan informasi akuntansi.

2.Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang yuridis, teoritis, dan praktis.3.Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (PABU) Prinsip Akuntansi Berterima Umum merupakan rerangka pedoman untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat atau wajar dalam suatu lingkungan akuntansi (negara). PABU ini dibentuk oleh 2 pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga pedman-pedoman yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif. PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh pemakai.Isi PABU Sebagai Rerangka Pedoman

Rerangka pedoman berisi komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis baik atas dasar tingkat konseptual maupun auotoritas. Rerangka pedoman ini mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan praktik dan profesi, sehingga memunculkan beragam versi mengenai PABU. Versi-versi PABU yang muncul adalah PABU versi APB, versi Rubin, versi SAS No. 69 dan versi SPAP.PABU VersiAPB ( Accounting Principle Board). PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti dalam rerangka konseptual versi FASB dan PABU yang disebut landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.PABU menurut versi Rubin PABU menurut versi Rubin menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu bentuk bangunan rumah. Ini menggambarkan PABU sebagai rerangka pedoman yang dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43. Hirarki dilukiskan sebagai lantai rumah bertingkat dengan fondasi berupa landasan konseptual. Tiap lantai menggambarkan tingkat keautoritatifan dengan landasan paling bawah berisi sumber yang paling autoritatif.Pada PABU versi SAS No. 69. menggambarkan PABU sebagai dua hierarki pararel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan. Sedangkan PABU versi SPAP adalahPABU yang diambil dari SAS No.69 tetapi hanya diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis).

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberi pedoman tentang akuntansi, yaitu: a.PengukuranPengukuran atau penilaian adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit pengukur suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. b.PengakuanPengakuan ialah suatu jumlah rupiah (kos) kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. c.PenyajianPengungkapan berarti pembeberan hal hal informative yang di anggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara cara penyampaiannya. d.PengauditanPengauditan ialah membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan laporan keuangan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.

Karakteristik PABU Merupakan hasil suatu proses evolusioner yang diharapkan dapat berjalan terus dimasa yang akan datang dan perubahan dapat terjadi pada setiap tingkat sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan. Perubahan prinsip terjadi akibat adanya penyesuaian masalah akuntansi yang sedang timbul, dan sebagai suatu usaha merumuskan suatu kerangka teoritis disiplin ilmu tersebut. Terdapat hubungan yang nyata antara teori dan praktek akuntansi dalam arti bahwa proses pembentukan teori berusaha membenarkan atau menyangkal praktek yang ada. Proses pembentukan teori akan diahiri oleh pembuktian atau pengesahan teori.