ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …
Transcript of ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI …
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI
KERUGIAN PADA PT ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG
INDONESIA TIMUR MAKASSAR
HAJRIAH
STAMBUK : 10573 01749 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidaya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Pada PT. Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar “
Suatu penghargaan tertinggi penulis berikan kepada ayah dan ibu tercinta
penulis yang telah menuntun penulis ke gerbang pendidikan dan juga telah
menanamkan sejak dini amanah kebenaran, kejujuran, dan kesabaran dalam
bentuk jati diri dan kepribadian penulis.
Kemudian bahwa skripsi ini dapat terwujud, semua berkat partisipasi dan
kontribusi segenap pihak yang sungguh berarti. Karena itulah dengan
penghargaan dan kerendahan hati penulis hanturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi.SE.,M.Si,Akt. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.
4. Bapak H. Andi Arman, SE, M.Si,AK. dan Bapak Edi Jusriadi, SE.,MM
selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan
kontribusi pemikiran dan senantiasa memberikan petunjuk kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
iv
5. Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, seluruh Dosen dan seluruh staf akademik.
6. Pemimpim PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia
Timur Makassar dan seluruh staf yang telah memberikan peluang serta
bantuan kepada penulis dalam rangka pengumpulan data untuk
penyelesaian skripsi ini.
7. Sembah sujud penulis hanturkan kepada Allah SWT karena atas Do’a
Ayah, Ibu, dan teman-teman sekalian penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir semester ini dan selama penulis menempu pendidikan
diperguruan tinggi, buat saudara-saudaraku dan keluarga terdekat yang
tidak bisa kami sebut satu persatu terima kasih banyak atas
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak terdapat
kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat
berguna bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua
amin
Makassar, Juli 2014
HAJRIAH
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. ii
Lembar Persetujuan…………………………………………………………….. iii
Abstrak ………………………………………………………………………… iv
Kata Pengantar .................................................................................................... v
Daftar Isi.............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ........................................................................................................ vii
Daftar Gambar ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… . 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Tinjauan Umum Peran Asuransi
1. Pengertian Asuransi .................................................................. 6
2. Jenis-jenis Asuransi Di Indonesia ............................................. 10
3. Manfaat Asuransi ...................................................................... 11
4. Prinsip-prinsip Asuransi ........................................................... 12
B. Karekteristik Asuransi Jiwa ............................................................ 19
C. Fungsi Asuransi Jiwa ...................................................................... 21
viii
D. Pengakuan Pendapatan Asuransi .................................................... 24
1. Beban Dalam Perusahaan Asuransi …………………………. 28
2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi …………………….. 30
E. Kerangka Fikir …………………………………………………… 31
F. Hipotesis …………………………………………………………. 32
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33
B. Metode Pengempulan Data ............................................................. 33
C. Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 34
D. Metode Analisis .............................................................................. 34
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .................................. 36
A. Sejarah Singkat .............................................................................. 36
B. Struktur Organisasi ........................................................................ 37
C. Kegiatan Usaha .............................................................................. 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Pengakuan Pendapatan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya .......... 49
B. Investasi …………………………………………………………. 54
C. Pengakuan Beban Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ......... 55
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 60
A. Simpulan ........................................................................................ 60
B. Saran .............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
ix
SKRIPSI
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI
KERUGIAN PADA PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG
INDONESIA TIMUR MAKASSAR
HAJRIAH
105730 174910
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
x
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis, HAJRIAH Lahir di Makassar Pada tanggal 11 Juni 1992, merupakan
anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Muhammad Ali dan Ibu Kasmawati. Penulis
berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Jalan
Bontomarannu No. 36 Kec Barombong kel Benteng somba Opu Kab Gowa, Provinsi:
Sulawesi Selatan.
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1998 pertama masuk di SD Inpres
Pattung (Gowa), dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2007 lulus dari SMP NEGERI 27
MAKASSAR dan melanjutkan ke SMA NEGERI 20 MAKASSAR dan lulus tahun 2010. Setelah
itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan Akuntansi dan Bisnis, Pada
semester akhir tahun 2014 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis
Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Cabang Indonesia Timur Makassar Pada Tahun 2014”.
i
i
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Skema Kerangka Pemikiran…………………………… 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang ............................................. 39
Gambar 5.1 Gambar Penerimaan Alur Peserta ............................................... 50
Gambar 5.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta .......................................... 53
Gambar 5.3 Pembagian Beban Atas Dana Asuransi dan dana perusahaan .... 55
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ....................... 48
vi
ABSTRAK
Hajriah. 2014. Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi
kerugian Pada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Pembimbing H.Andi
Armand an Edi Jusriadi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengakuan
pendapatan dan beban atas dana perusahaan berdasarkan PSAK 108 pada
asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur
Makassar. Metode dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif dan menggunakan data primer. Metode pengumpulan
data menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Objek yang
diteliti adalah PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur
Makassar. Analisis dilakukan pada divisi syariah dan meneliti mengenai dana
tabarru’ dan dana perusahaan bagaimana cara pengakuan pendapatan dan
beban dan cara menginvestasikannya,.
Hasil dari penelitian ini bahwa pendapatan, beban dan investasi yang
dilakukan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur
Makassar terpisah antara dana tabarru’ dan dana perusahaannya. Dan metode
yang digunakan adalah acrual basis yang sesuai dengan PSAK. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah bahwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang
Indonesia Timur Makassar sudah sesuai dengan PSAK 108 dalam melakukan
pengakuan pendapatan dan beban atas dana perusahaan.
Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan Asuransi, PSAK 108
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan nasional,
peran jasa industri di masyarakat dirasakan semakin menjadi penting, terutama
sebagai lembaga yang menjamin dan memberikan perlindungan terhadap risiko
yang mungkin dialami oleh si penerima jasa.
Risiko hampir selalu melekat dengan kehidupan manusia, maka kita harus
mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau teknik tertentu agar
dampak yang ditimbulkannya tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan
manusia.
Satu hal penting yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu
terdapat mekanisme yang canggih, yang jika digunakan sebagaimana mestinya
dapat sangat meringankan kesulitan kauangan yang ditimbulkannya. Mekanisme
yang dimaksud adalah asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar-
benar sangat penting peranannya dalam kehidupan moderen saat ini. Jadi asuransi
merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin
timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap benda yang dimilikinya.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai masalah asuransi, sebaiknya
memahami terlebih dahulu mengenai konsep risiko dan cara pengelolaanya, sebab
risiko merupakan masalah inti dalam asuransi dan asuransi tidak akan ada apabila
tidak ada risiko. Risiko didefinisikan sebagai suatu ketidak pastian atas terjadinya
suatu peristiwa. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan
2
ketidakpastian. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko yang merugikan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terlebih lagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian
beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja.
Macam-macam risiko yang dapat dijumpai adalah sebagai berikut :
1. Avoiding Risk yaitu menghindari semua hal yang memungkinkan
terjadinya kerugian.
2. Ignoring Risk yaitu membiarkan atau menghindari risiko sehingga
kalaupun peristiwa itu terjadi, maka kerugian tersebut tidak memberatkan.
3. Risk Retention yaitu berusaha untuk menahan risiko atau bersifat untuk
mencegah terjadinya kerugian.
4. Loss Prevention yaitu mengupayakan cara-cara untuk mencegah risiko,
seperti memasang alat-alat tertentu, memeriksa secara teratur dan lain-lain.
Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak,
yaitu tertanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak
selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami
tertanggung. Mekanismenya adalah dengan penanggung menerima sejumlah
premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa dia akan mendapatkan
penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat
dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum
dapat ditentukan saat terjadinya.
Industri asuransi merupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam
bidang jasa keuangan. Untuk dapat memberikan pelayanan dibidang jasa
keuangan, perusahaan asuransi harus memiliki sistem informasi yang tepat dalam
3
hubungannya dengan proses pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan
dalam manajemen. Laporan laba rugi adalah salah satu informasi yang
memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
Secara umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan
beban suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, pendapatan dan
beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laba rugi.
Pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan
dan beban dalam laporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan pada saat yang
tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila
pendapatan dan beban diakui tidak sama dengan yang seharusnya, maka informasi
yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi
umum atau asuransi kerugian (pertanggungan risiko finansial) yang timbul
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Produk unggulan dari
perusahaan ini adalah asuransi perorangan yang terdiri dari dana tabungan
mandiri, dana bertahap plus, tabungan ibadah rohani, asih seumur hidup, dana
tabungan hari tua bertahap, dana beasiswa mandiri, dan dana proteksi. Selain itu
juga ada beberapa produk asuransi lain yang ditawarkan yaitu asuransi kolektif
yang terdiri dari jaminan kesehatan, asuransi jiwa kredit, perlindungan keluarga,
perlindungan hotel, perlindungan pendidikan, perlindungan kesehatan, asih travel
4
asurance, asih tabungan mandiri 60, asih dasa warsa dan asih tabungan
pancawarsa.
Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan perusahaan dalam
satu periode akuntansi tentunya berasal dari penjualan produk-produk jasa yang
dikelolanya namun dalam operasionalnya agak berbeda dengan perusahaan jasa
lainnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa proses akuntansi untuk
perusahaan asuransi cukup kompleks. Oleh karena itu, maka penulis tertarik
membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi
Jiwa Bumi Asih jaya Cabang Indonesia Timur Makassar dan mengangkat judul
““Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah:
“Bagaimana Pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar apakah sudah sesuai dengan
PSAK 108?”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi Tujuan Penelitian ini adalah:
5
“Memberikan gambaran mengenai pengakuan pendapatan dan beban asuransi
kerugian pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesi Timur
Makassar dari hasil kegiatan operasional usahanya ”.
D. Manfaat Penelitian.
1. Sebagai bahan informasi bagi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang
Indonesia Timur Makassar dalam mengambil keputusan pada masa yang akan
datang.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian
selanjutnya tentang pengakuan pendapatan dan beban asuransi kerugian pada
perusahaan tersebut.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Peran Asuransi
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam
bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau
aset riil. Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menjelaskan “Usaha perasuransian
yang tumbuh dan berkembang secara konsisten dan berkesinambungan,
memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan infrastuktur fisik guna
menunjang perkembangan ekonomi nasional ”.
Sebagaimana lembaga keuangan bank yang memiliki Undang-undang
dalam menjalankan usahanya, yaitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
lembaga keuangan asuransi pun memiliki beberapa peraturan yang menjadi acuan
untuk menjalankan usaha perasuransian di Indonesia, diantaranya :
1. Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
2. Peraturan Pemerimah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian.
3. Keputusan Menteri Keuangan.
1. Pengertian Asuransi
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan industri yang semakin
kompleks dan berisiko tinggi, maka tidak dapat disangkal lagi kalau asuransi
memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum, juga memiliki manfat bagi dunia
usaha dan khusus. Disebutkan oleh Dannawi Herman (2006) sebagai berikut:
7
1. “Mendorong masyarakat untuk lebih berpikir ke masa datang.
2. Dana yang terkumpul pada industri asuransi dapat digunakan untuk
investasi yang digunakan dalam pembangunan.
3. Mendorong masyarakat untuk tidak tergantung pada pihak lain karena
telah memiliki polis asuransi.
4. Ahli dari perusahaan asuransi dapat memberikan saran-saran untuk
pengelolaan risiko dan mengurangi kemungkinan kerugian yang
timbul.
5. Setiap perusahaan yang mengikuti program asuransi hanya perlu
menyisihkan sebagian kecil dananya untuk pembiayaan premi tanpa
perlu membentuk cadangan dana untuk mengantisipasi kerugian yang
timbul.”
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa tanpa disadari manusia sudah
melakukan efisiensi karena asuransi itu sesungguhnya memaksa orang untuk
memikirkan skala prioritas yang dapat menyebabkannya melakukan dan
menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar kewajiban berupa premi
asuransi serta asuransi mempunyai peranan penting dalam mendorong masyarakat
untuk lebih berpikir ke masa depan, dan dalam pengembangan pembangunan.
Dalam Undang-undang Hukum Dagang pada pasal 246 memberikan batasan
tentang asuransi atau pertanggungan adalah Asuransi atau pertanggungan adalah
suatu perjanjian diamana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat
dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena
8
kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat
diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti”.
Pengertian lain tentang asuransi, menurut Mark R. Green (2003) yang
diterjemahkan oleh Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-Prinsip
Manajemen Risiko Asuransi yaitu :
"Asuransi adalah suatu lembaga ekanomi yang bertujuan mengurangi
risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam satu pengelolaan sejumlah
objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara
menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".
Sedangkan menurut Herman Darmawi (2003), asuransi dapat didefinisikan
dari dua sudut yaitu :
"Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang
disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabungan risiko dari
dua atau lebih orang-orang atau perusahaan-perusahaan melalui
sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna
membayar klaim".
Dari pengertian asuransi diatas dapat ditarik kesimpulan :
a. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan penanggung yang berhak
menerima premi sebagai pembayaran dari tertanggung, dimana premi ini
digunakan untuk melakukan kewajibannya, yaitu membayar ganti rugi
kepada tertanggung.
b. Pihak tertanggung memiliki kewajiban membayar premi kepada
perusahaan asuransi sebagai tanda pengalihan risiko tertanggung kepada
9
penanggung, dan berhak atas ganti rugi dari pihak penanggung jika terjadi
hal-hal merugikan yang disyaratkan.
c. Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan yang melakukan
penanggungan atas risiko pihak lain.
Pengertian lain asuransi dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata, pada
pasal 1774 menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) adalah sebagai berikut: ”Suatu
perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai
untung ruginya, bagi semua pihak, maupun sementara rusak, bergantung kepada
kejadian yang belum tentu. Demikian adalah perjanjian pertanggungan, bunga
cagak hidup, perjudian dan pertaruhan ”.
Pengertian lain mengenai asuransi dalam kitab Undang-Undang Hukum
Dagang Pasal 246 tentang pengertian asuransi menurut Mulyadi Nitisusastro
(2013) adalah Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang tidak diharapkan yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”.
Menurut Abbas Salim (2007) mendefinisikan asuransi adalah Asuransi
ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang
sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum
terjadi.”
10
2. Jenis-jenis Asuransi di Indonesia
Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003), usaha asuransi dapat dibagi
menjadi beberapa macam dan berdasarkan berbagai macam segi. Macam usaha
perasuransian tersebut antara lain :
a. Dari segi sifatnya, usaha asuransi dapat dibedakan :
1) Asuransi sosial atau asuransi wajib, dimana untuk ikut serta dalam
asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga
negara.
2) Asuransi sukarela, dimana dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi
siapa pun untuk menjadi anggota.
b. Dari segi Jenis objeknya, dapat dibedakan :
1) Asuransi orang, dimana objek penanggungannya adalah manusia,
seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi hari tua dan
sebagainya
2) Asuransi untuk atau asuransi kerugian, dimana objek
penanggungannya adalah harta atau milik tertanggung, seperti
asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan barang dan sebaginya”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu asuransi
wajib biasanya ditentukan oleh sepihak, contohnya asuransi kecelakaan ditentukan
oleh pihak PT. Jasa raharja, asuransi kecelakaan bagi perburuhan ditentukan oleh
pihak asuransi dan pengelola perusahaan.
11
Asuransi sukarela didominasi oleh tingkat kehendak orang atau badan
yang diasuransikan, calon penerima polis dapat melihat dengan transparan
seberapa jauh manfaat asuransi tersebut terhadap jiwa atau hartanya. Misalnya
kecelakaan dan asuransi kebakaran.
Perbedaan antara asuransi dilihat dari segi sifatnya dengan dari segi
objeknya adalah Asuransi menurut sifatnya dapat dilihat dari subjek (hal pokok)
yaitu bagaimana terjadinya asuransi secara teoritis dan realita, sedangkan asuransi
jenis objeknya merupakan bagian dari asuransi menurut sifatnya yaitu bentuk
asuransi yang menjadi persyaratan dalam polis serta premi.
3. Manfaat Asuransi
Manfaat asuransi menurut Dahlan Siamat (2004) antara lain :
a. Rasa aman dan perlindungan.
b. Pendistribusian biaya dan Manfaat yang lebih adil. Semakin besar
kerugian yang mungkin timbul maka semakin besar pula biaya
penanggungannya.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan
e. Alat penyebaran risiko
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan manfaat asuransi bagi pihak
tertanggung adalah memberikan rasa aman terhadap segala kemungkinan risiko
12
sedangkan bagi pihak perusahaan asuransi selaku badan usaha adalah memperoleh
laba yang disebut premi.
4. Prinsip-Prinsip Asuransi
Didalam usaha perasuransian terdapat 5 prinsip asuransi. Prinsip-prinsip
tersebut merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi,
oleh karena itu kelima prinsip dasar itu disebut pula doktrin asuransi, dan kelima
prinsip ini merupakan ketentuan khusus yang secara yuridis mendasari kontrak
asuransi, dimana. ketentuan ini pun penting untuk memahami masalah asuransi.
Kelima prinsip tersebut diantaranya:
a. Prinsip Insurable interest
Prinsip hukum utama yang mendasari semua kontrak asuransi menurut
Soeisno Djojosoedarso (2003) adalah "adanya kepentingan yang dapat
diasuransikan" (insurable interest).
Kutipan diatas menjelaskan perusahaan asuransi memberikan jaminan
terhadap pihak tertanggung maka berhak menerima premi asuransi dan sebaliknya
pihak tertanggung wajib membayar premi asuransi dan berhak menerima jaminan
apabila terjadi risiko sesuai dengan polis.
Menurut Soeisno Djajosoedarso (2003) hal-hal yang mendukung adanya
insurable interest antara lain :
1) Kepemilikan. Pemilik yang sah dari objek asuransi adalah orang yang
mempunyai insurable interest terhadap objek tersebut.
13
2) Penyewa. Penyewa dalam kontrak sewa-menyewa jangka panjang
mempunyai insurable interest terhadap objek persewaan yang
bersangkutan.
3) Kreditur. Kreditur yang mempunyai kedudukan kuat, yaitu yang
mempunyai "hak hipotek" mempunyai insurable interest terhadap objek
yang dihipotekkan.
4) Kontrak Kerja. Dalam kontrak kerja, kontraktor bangunan mempunyai
insurable interest terhadap proyek bangunan yang sedang dikerjakan,
sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap
objek kontrak kerja.
5) Diri Sendiri atau ahli waris. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai
insurable interest adalah diri sendiri atau ahli waris yang sah.
6) Hubungan Kreditur-debitur. Seorang Kreditur dapat mengasuransikan
debiturnya, karena kematian debitur akan merugikan Kreditur”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tidak semua harta
kekayaan dan jiwa seseorang dapat diasuransikan oleh karena masalah asuransi
adalah sebab akibat antara penanggung dan tertanggung yang penuh menanggung
risiko, bagi pihak tertanggung membutuhkan kepastian penuh dari pihak
perusahaan asuransi; dan sebaliknya pihak penanggung harus slektif terhadap
sesuatu badan maupun jiwa yang ditanggung, hal ini erat kaitannya dengan premi.
Menurut Dahlan siamat (2004) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang
terkandung dalam prinsip insurable interest meliputi :
1) Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat.
14
2) Keadaan pada butir harus merupakan sesuatu yang dapat
dipenanggungkan (subject maner of insurance).
3) Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat
dipenanggungkan dimana pihak tertanggung memperoleh manfaat dari
tidak terjadinya peristiwa atau kerusakan dan menderita kerugian bila yang
dipenanggungkan mengalami kerusakan.
4) Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipenanggungkan harus
memiliki hubungan sah menurut hukum.
b. Prinsip Utmost Good Faith
Utmost Good Faith atau itikad baik merupakan prinsip yang mendasari
diadakannya suatu perjanjian atau kontrak asuransi, prinsip ini mengharuskan
kedua belah pihak, yaitu tertanggung dan penanggung, memberikan semua
informasi dan fakta yang akan mempengaruhi dalam pembuatan keputusan
berkenaan dengan kontrak asuransi tersebut, dan tidak diperbolehkan saling
menutupi informasi yang akan mendatangkan kerugian pada salah satu pihak.
Dahlan Siamat (2004) yaitu Kewajiban saling memberikan informasi
antara penanggung dan tertanggung disebut duty of disclosure”.
Terdapat unsur-unsur yang merupakan pelanggaran terhadap prinsip ini,
diantaranya menurut Dahlan Siamat (2004) yaitu :
1) Non-disclosure. Tidak diungkapnya suatu informasi karena tidak
mengetahui atau karena menganggap informasi tersebut tidak diperlukan
atau tidak penting.
15
2) Consealment. Kesengajaan tidak mengungkapkan suatu informasi dengan
maksud untuk menyembunyikannya.
3) Fraudulent misrepresentation. Kesengajaan memberi gambaran yang tidak
sebenarnya atas suatu fakta yang materil.
4) Innocent misrepresentation. Ketidaksengajaan memberi gambaran atau
keterangan yang salah tentang fakta materil”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa prinsip keterbukaan
harus dimulai dengan itikad baik dari kedua belah pihak untuk mengantisipasi
segala kemungkinan risiko yang tidak diinginkan. Prinsip menutupi rahasia
perusahaan bukan berarti tertutup segala-galanya, melainkan informasi yang
berhubungan dengan nasabah demi kelanjutan polis saling membutuhkan
pemegang polis perlu konsultasi secara berkala dan berkesinambungan setiap
permasalahan yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kesenjangan
maupun ketidakberesan melaksanakan kewajiban (premi auransi). Informasi yang
ditutupi baik sengaja maupun tidak sengaja dapat menganggu kelancaran
sebagaimana tercantum dalam polis.
c. Prinsip Indemnity
Disebut juga prinsip ganti rugi oleh penanggung kepada tertanggung, dan
dalam prinsip ini tertanggung tidak diperbolehkan mendapat keuntungan dari
ganti rugi yang dilakukan penanggung. Hal ini berarti bahwa penanggung hanya
berkewajiban melakukan penggantian sebesar kerugian yang benar-benar diderita
oleh tertanggung. Karena merupakan prinsip ganti rugi maka prinsip Indemnity ini
tidak berlaku dalam asuransi jiwa, tetapi hanya berlaku pada asuransi kerugian.
16
Berkenaan dengan prinsip ini Dahlan Siamat (2004) memberikan sebuah
pengertian akan prinsip Indemnity yaitu suatu mekanisme dimana penanggung
memberikan ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung yang
dimaksudkan untuk mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti
sebelum terjadinya kerugian.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan prinsip Indemnity adalah
besarnya ganti rugi/dana kompensasi finansial yang ditanggung perusahaan
asuransi telah ditentukan pada polis. Peristiwa kerugian harus diklarifikasi apakah
ada unsur kesengajaan atau musibah semata, kerugian unsur kesengajaan diluar
tanggung jawab perusahaan asuransi. Kerugian akibat musibah semata harus
ditaksir berdasarkan realita tanpa ada manipulasi kalkulasi kerugian. Perusahaan
asuransi akan membayar kerugian minimal berdasarkan fakta dan maksimal sesuai
dengan polis.
Cara pelaksanaan prinsip Indemnity menurut Dahlan Siamat (2004)
diantaranya :
1) Pembayaran tunai yaitu penggantian kerugian atas suatu klaim dengan
penyerahan kepada tertanggung atau pihak ketiga dalam hal asuransi
tanggung gugat.
2) Penggantian atau replacement adalah ganti rugi atas klaim dilakukan
dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama.
3) Perbaikan atau repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara
melakukan perbaikan atas kerugian yang dialami tertanggung.
17
4) Pembangunan kembali (reinstatement). Penyelesaian ganti rugi menurut
cara ini lebih banyak ditemukan dalam asuransi harta atau property
insurance”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pembayaran ganti rugi
prinsip Indemnity dapat dilakukan dengan uang tunai, mengganti barang yang
sama, perbaikan atas kerugian dan atau membangun kembali sistem pelaksanaan
pembayaran biasanya telah tercatum pada polis.
d. Prinsip Proximate Cause
Menurut Dahlan Siamat (2004) Proximate cause adalah suatu sebab aktif,
efisien yang mengakibatkan jadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa
intervensi suatu kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber
baru dan independen.
Berdasarkan prinsip ini Proximate Cause dapat diketahui apakah sebuah
kejadian termasuk kedalam Jenis kejadian yang ditutup oleh kontrak asuransi atau
tidak. Sebagai contoh apabila sebuah kebakaran terjadi yang disebabkan oleh
adanya sebuah gempa bumi, dan jika dalam kontrak asuransi proximate cause
gempa dikecualikan maka kerugian yang timbul dari kejadian (kebakaran)
tersebut tidak akan dibayar.
e. Prinsip Subrogation and Contribution
Subrogation adalah hak penanggung (perusahaan asuransi) untuk
menuntut pihak ketiga yang telah menyebabkan penanggung membayar ganti rugi
kepada tertanggung atas kerugian yang dideritanya diakibatkan oleh pihak ketiga
tersebut.
18
Prinsip subrogation ini terdapat pihak ketiga yang tidak memiliki
hubungan hukum apapun dengan pihak tertanggung maupun pihak penanggung.
Hak Penanggung untuk menuntut pihak ketiga ini muncul karena pihak ketiga
tersebut telah mengakibatkan tertanggung mengalami kerugian yang harus diganti
penanggung.
Berdasarkan uraian Dahlan Siamat (2004) yaitu Prinsip contribution ini
merupakan hak penanggung untuk mengajak penanggung-penanggung lain untuk
ikut membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung, dengan jumlah tanggungan
yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi jika tertanggung mengasuransikan satu
benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung.
Peran industri asuransi dalam perekonomian indonesia tidak diragukan lagi
sangat besar dan sangat luas. Sebagai suatu produk jasa mungkin industri
asuransirelatif lambat perkembangannya karena oleh pakar produk asuransi
kurang diminati konsumen untuk membeli (un-sought goods). Namun kenyataan
menunjukan bahwa sejumlah aktivitas industri dan perdagangan tidak mungkin
berlangsung tanpa dukungan produk jasa asuransi.
Sistem perdagangan ekspor-impor tidak mungkin terlaksana tanpa
dukungan jasa asuransi. Demikian juga sejumlah kegiatan industri juga tidak
mungkin berkembang tanpa dukungan jasa asuransi. Kegiatan usaha perbankan
yang sarat dengan risiko juga tidak mungkin tidak membutuhkan jasa asuransi.
Menurut Nitisusastro (2013) Fungsi asuransi dalam menunjang
perkembangan ekonomi sedikitnya diwujudkan melalui tujuh cara :
19
1) Asuransi mempromosikan stabilitas keuangan dan mengurangi rasa
kegelisahan.
2) Asuransi swasta dapat mensubtitusi peran pemerintah dalam melaksanakan
program sekuriti.
3) Asuransi memfasilitasi kegiatan perdagangan dan kegiatan komersial
lainnya.
4) Asuransi memobilisasi dana masyarakat secara nasional.
5) Asuransi membantu pengelolaan risiko dengan lebih efisien.
6) Asuransi dan reasuransi memiliki insentif ekonomi untuk membantu para
pemegang polis dalam memperkecil risiko.
7) Manfaat asuransi kepada perkembangan ekonomi adalah bahwa asuransi
mendorong alokasi modal yang dimiliki oleh pemerintah dengan lebih
efisien.
B. Karakteristik Asuransi Jiwa
Pengertian Asuransi jiwa menurut Dahlan Siamat (2004) adalah :
”suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko
yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan”
Sedangkan Menurut Soeisno Djojosoedarso (2004) menyebutkan :
"Asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-
orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh
risiko kematian, risiko hari tua dan risiko kecelakaan".
20
Sedangkan perusahaan asuransi jiwa menurut Soeisno Djojosoedarso
(2003) adalah :
”Perusahaan yang bidang usahanya risiko keuangan sebagai akibat dari kematian
orang-orang yang mempertanggungkan jiwanya, pembayaran santunan dilakukan
diakhir kontrak atau kepada ahli warisnya bila kematian terjadi sebelum akhir
kontrak
Dari ketiga kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengantisipasi
segala kemungkinan risiko di masa yang akan datang dalam bentuk hal-hal yang
tidak terduga yang berhubungan dengan jiwa seseorang bila dikaitkan dengan
tanggung jawab terhadap keluarga atau pihak lain yang terkait dibutuhkan suatu
jaminan sosial yang bergerak di bidang perusahaan jasa yang disebut dengan
asuransi jiwa. Bentuk kerja sama pihak perusahaan asuransi dengan jiwa
seseorang yang tertanggung dibutuhkan suatu perjanjian yang disebut polis. Pihak
perusahaan mendapatkan balas jasa yang disebut premi asuransi. Penerima polis
asuransi adalah pihak yang tertanggung atau ahli waris yang dikuasakan
sebagaimana tercantum pada surat perjanjian tersebut.
Asuransi identik dengan ihwal transfer risiko dari pihak yang memiliki
harta benda (property) dan tanggung jawab kepada pihak yang ketiga (liability),
kepada pihak lain (insurer) yang bidang usahanya bergerak dalam pengelolaan
risiko, yaitu asuransi. Perusahaan asuransi menawarkan berbagai jenis produk jasa
berupa proteksi atau jaminan finansial atas dampak kerugian apabila risiko yang
diperjanjikan tertentu terjadi baik terhadap property maupun pada liability.
21
Dengan demikian maka jaminan asuransi diberikan berupa penggantian
kerugian sebagai dampak terjadinya risiko (tertentu) pada suatu saat (tertentu)
yang menimbulkan dampak kerugian tertentu. Risiko tertentu dimaksud, bisa
kerusakan, kecelakaan, kematian, kebakaran, kebanjiran, kecurian, tanggung
jawab hukum terhadap pihak kertiga, dan risiko-risiko lainnya. Saat tertentu
maksudnya sepenggal waktu yang diperjanjikan, bisa satu kali perjanjian, bisa
satu kali perjalanan, satu bulan, satu tahun, lima tahun dan atau selama waktu
yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Kerugian tertentu artinya,
bisa kerugian terhadap individu maupun institusi, demikian juga bisa property dan
bisa liability.
Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menyebutkan bahwa karakteristik
asuransi merupakan usaha yang berkaitan dengan pengelolaan risiko. Risiko yang
dikelola oleh perusahaan asuransi merupakan risiko milik orang lain yang
ditransfer kepada perusahaan asuransi. Dengan menerima transfer risiko ini, maka
apabila risiko yang diperjanjikan benar-benar terjadi akan menjadi tanggung
jawab perusahaan asuransi.
C. Fungsi Asuransi Jiwa
Menurut Dahlan Siamat (2004) mengungkapkan bahwa dalam asuransi
jiwa terdapat beberapa manfaat, yaitu :
” a. Memberikan dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu
kecelakaan.
b. Membayar santunan bagi tertanggung yang mertinggal.
22
c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan mertinggalnya pejabat kunci
perusahaan.
d. Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun, keperluan penting dan
penggunaan untuk bisnis.
e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan”.
Bahwa hal tersebut diatas merupakan alasan atau sebab yang mendorong
orang untuk membeli polis asuransi jiwa yang paling dapat memenuhi kebutuhan
mereka masing-masing. Jasa asuransi dapat memberikan kenyamanan, keamanan
dan kepastian terhadap harta kekayaan dan jiwa si tertanggung. Pertanggungan
jiwa bukan berarti jiwa seseorang dapat diselamatkan dari perusahaan asuransi
akan tetapi bermaksud untuk menjamin kelangsungan hidup orang yang
ditanggung sebagaimana tercantum dalam polis.
Secara generik asuransi jiwa dikelompokkan dalam term insurance dan
cash-value life insurance. Term insurance berkaitan dengan pemberian jaminan
sementara, sedangkan cash-value life insurance berkaitan dengan komponen
tabungan guna membentuk suatu nilai tunai. Dewasa ini produk asuransi jiwa
dengan berbagai bentuk kombinasi antara keduanya ditawarkan oleh perusahaan
asuransi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Fungsi dari asuransi jiwa menurut Abbas Salim (2003) adalah :
1. Tujuan pertanggungan jiwa adalah mengadakan jaminan bagi masyarakat
yaitu mengambil alih semua beban risiko dari tiap-tiap individu.
23
2. Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut
pembangunan, yaitu sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dan dana
tersebut dapat diinvestasikan dalam lapangan pembangunan ekonomi.
3. Dari sudut employment, perusahaan asuransi memberikan bantuan kepada
publik, yaitu memberi kesempatan bekerja untuk memperoleh pendapatan”.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan fungsi asuransi jiwa merupakan
tindak lanjut dari manfaat asuransi jiwa yaitu memberikan rasa aman terhadap
semua beban risiko dari si tertanggung. Perusahaan asuransi adalah lembaga
keuangan non bank, oleh karena itu pendapatan premi asuransi dapat
diinvestasikan kepada pihak debitur. Pihak asuransi dapat memberikan lapangan
kerja kepada publik.
Menurut Dahlan Siamat (2003) Usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
dalam 3 (tiga) macam, yaitu :
”1. Ordinary life insurance. Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam
suatu nilai tertentu. Jenis polis ini umumnya mendominasi atau bahkan
perusahaan asuransi hanya melakukan kegiatan datam asuransi Ordinary
life insurance.
2. Group life insurance. Adalah asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan
tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang dibawah
satu polis induk dimana masing-masing anggota kelompok menerima
sertifikat partisipasi. Polis asuransi ini disebut juga dengan polis asuransi
kolektif.
24
3. Industrial life insurance. Dalam Jenis asuransi ini biasanya dibuat dengan
jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang
dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
Premi yang dibayarkan untuk Jenis asuransi jiwa ini biasanya lebih tinggi
daripada Ordinary insurance. karena beberapa alasan, yaitu :
- biaya adminisaasi lebih tinggi setiap rupiah asuransi.
- tingkat kematian tertanggung yang lebih tinggi.
- tingkat penyelewengan yang tinggi.
Ruang lingkup asuransi jiwa dapat disesuaikan berdasarkan
kepentingannya, apabila risiko tertanggung lebih besar maka preminya lebih
besar. Polis asuransi jiwa dapat dikolektifkan dimana pihak individu menerima
sertifikat partisipasi. Ada kalanya pihak tertanggung dapat dijamin tanpa
pemeriksaan kesehatan dokter cukup dengan prediksi perusahaan asuransi.
D. Pengakuan Pendapatan Asuransi
Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara
keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process
menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan
dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya
menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang
berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari
kegiatan normal perusahaan,
25
Pendapatan dari kegiatan yang normal perusahaan biasanya diperoleh dari
hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang
sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya
dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau
yang membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara
lain berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan, dan
jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK:2009) dalam metode pengakuan pendapatan yang
harus dilakukan pertama kali adalah saat pendapatan tersebut diakui atau dicatat,
dengan demikian dapat diketahui metode pendapatan yang sesuai dengan kontrak
konstruksi.
Kegiatan operasional perusahaan adalah proses yang terus-menerus mulai
dari pembelian bahan mentah, pengolahan bahan mentah yang diproses dengan
menggunakan tenaga kerja dan mesin, penjualan produk, penagihan dan
penerimaan uang sebagai akibat dari penjualan. Semua kegiatan yang berlangsung
terus-menerus tersebut merupakan langkah-langkah untuk memperoleh
pendapatan.
Financial Accounting Standard Board (FASB) memberikan dua kriteria
pengakuan pendapatan yaitu :
26
1. Pendapatan baru diakui bila jumlah rupiah pendapatan telah direalisasikan
atau cukup pasti akan segera terrealisasi. Pendapatan dikatakan telah
terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan
dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan
cukup pasti akan segera terrealisasi bila baran penukar yang diterima dapat
dengan mudah untuk dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang
cukup pasti. Untuk dapat memenuhi persyaratan mudah barang penukar
(aktiva) yang pasti tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang dan
mudah dijual belikan tanpa memerlukan biaya yang berarti.
2. Pendapatan diakui bila mana pendapatan tersebut sudah
terhimpun/terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan perusahaan harus
melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi sumber
utama pendapatan. Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana
kegiatan telah menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara
substansional telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak menguasai
manfaat yang terkandung dalam pendapatan.
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007) menjelaskan prinsip
pengakuan dan realisasi pendapatan yaitu Pengakuan tidak sama dengan realisasi,
walaupun keduanya digunakan dalam beberapa literatur akuntansi. Realisasi
adalah proses mengubah dari nonkas menjadi uang dan tepat digunakan dalam
akuntansi pelaporan keuangan untuk mengacuh pada penjualan dari asset menjadi
kas atau klaim menjadi kas. Pengakuan adalah proses pencatatan suatu item dalam
akun dan laporan keuangan secara kesatuan.”
27
Pengakuan pendapatan premi asuransi menurut PSAK No. 108 adalah
premi yang diperoleh sehubungan kontrak reasuransi diakui sebagai pendapatan
selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang
diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode
risiko (misalnya penutupan jenis pertanggungan asuransi kontruksi) maka seluruh
premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.
Pengakuan pendapatan adalah sebagai pencatatan suatu item dalam
perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan,
beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan tersebut merupakan gambaran suatu
ietm baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya mencakup angka-angka
ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Agar lebih jelas tentang pengertian pendapatan, kita perlu menjelaskan
terlebih dahulu tentang pendekatan konsep pendapatan. Pada dasarnya ada dua
pendekatan terhadap konsep pendapatan yang ditemukan dalam literatur akutansi.
1. Pendekatan yang memusatkan pada arus masuk (Inflow) aktiva yang
ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan akan
diakui pada saat itu juga atau pada saat terjadinya penjualan, yaitu pada saat
terjadinya arus masuknya aktiva baru sebagai akibat dari hasil akhir
kegiatan operasional dan besarnya pendapatan itu dapat diukur menurut
nilai dari aktiva yang masuk tersebut.
2. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa
serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya, misalnya
pada perusahaan kontraktor dimana dalam mengerjakan kontrak jangka
28
panjang dengan menggunakan presentase penyelesaian dalam mengakui
pendapatannya, maka pendapatan akan diakui sesuai dengan besarnya jasa
yang telah dikerjakan atau juga pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus
diakui pada saat itu.
Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Sebaliknya
aktiva yang diperoleh dari pembelian, hasil pinjaman dan tambahan modal
tidak bisa dikatakan sebagai menaikkan pendapatan
Pengertian pendapatan underwriting adalah pendapatan yang diperoleh
dari aktivitas pokok perusahaan asuransi, komponen-komponen pendapatan
underwriting (premi tanggungan sendiri) terdiri dari premi bruto, dikurangi
premi reasuransi dan dikurangi atau ditambah kenaikan atau penurunan premi
yang belum merupakan pendapatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa premi
adalah harga produk asuransi yang cara pembayarannya beragam berdasarkan
jenis produk asuransinya. Premi dibebankan kepada tertanggung ketika
pengeluaran polis adalah premi yang dihitung berdasarkan data dari keterangan
yang diberitahukan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi ketika
pertama menutup asuransi dan besar luasnya risiko yang dijamin oleh
perusahaan asuransi.
1. Beban dalam perusahaan asuransi
Pengertian underwriting ratio menurut Ludovicus Sensi W (2006:172) adalah
sebagai berikut:
29
“Underwriting ratio adalah salah satu rasio keuangan asuransi berdasarkan Early
Warning Sistem yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari
usaha murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut sebagai
usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan dengan arah yang
sama.”
Beban underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan asuransi
untuk mendapatkan, memelihara, dan menyelesaikan kerugian suatu
pertanggungan. Komponen-komponen beban underwriting terdiri dari:
a. Komisi tanggungan sendiri
b. Klaim tanggungan sendiri
c. Kenaikan/penurunan estimasi klaim tanggungan sendiri
d. Beban underwriting rupa-rupa.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa beban
underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan yang meliputi beban
klaim dan beban komisi.
Klaim merupakan tuntutan yang diajukan tertanggung kepada perusahaan
asuransi atas kerugian yang dideritanya sebagagi akibat hilang atau rusaknya
sesuatu harta benda yang dipertanggungkan. Pengertian beban klaim adalah ganti
rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung dari pihak
penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah
terjadinya kerugian.
30
Berdasarkan pengetian diatas disimpulkan bahwa beban klaim
merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung
atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.
2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi
Suatu perkiraan yang memenuhi definisi untuk diadakan pengakuan
(Recognition) kalau pertama, ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang
berkaitan dangan perkiraan tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan
dan kedua, perkiraan tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur nilai.
Dengan merujuk pada definisi di atas maka beban dapat dan juga harus diakui di
dalam hubungannya dengan penyajian laporan keuangan yang benar dan lengkap.
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan nilai. Ini berarti
pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau
penurunan aktiva.
Beban merupakan faktor pengurang pendapatan dalam menentukan laba
oleh karena itu beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.
Pengertian beban klaim menurut M. Wahyu Prihantoro adalah “Beban
klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada
tertanggung dari pihak penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company)
sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.”
31
Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa beban klaim
merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung
atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.
E. Kerangka Pikir
Kerangka fikir dalam penelitian ini erat kaitannya dengan laba perusahaan.
Secara sederhana laba dipengaruhi oleh beberapa variable diantaranya jumlah
pendapatan dan jumlah biaya. Dengan mengacu pada kerangka fikir, dapat
dirumuskan beberapa pernyataan sebagai berikut :
1. Perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur
Makassar adalah sebagai objek penelitian tempat dimana peneliti akan melihat
data berupa laporan keuangan dan wawancara langsung pada bagian
keuangan.
2. Pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar terhadap pengakuan pendapatan dan
bebannya adalah menggunakan metode acrual basis yang sesuai dengan PSAK
108
Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan
dalam bentuk skema sebagai berikut :
32
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah di atas maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara yaitu “PT. Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar belum mengakui pendapatan dan
bebannya pada periode tertentu”.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya
Pendapatan Premi
berdasarkan Psak No.
108
Investasi
Beban Klaim Dan
Beban Perusahaan
Berdasarkan PSAK
No. 108
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam penulisan ini adalah pada
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan.
Dimulai bulan April 2014 sampai selesai.
B. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan maka penulis cenderung
mengadakan:
1. Penelitian Kepustakaan (liberary reseach)
Penelitian pustaka ini dilakukan dengan jalan membaca, mengkaji, dan
menelaah buku literatur maupun bahan-bahan kuliah atau pun buku-buku
yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Riseach)
Penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau langsung pada obyek
penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data sehubungan dengan
masalah yang akan dibahas, dalam hal ini dilakukan dengan:
Pengamatan (Observasi) Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang diteliti dalam rangka memperoleh data dan bahan-bahan
34
untuk menganalisis permasalahan yang mungkin ada pada PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka, seperti biaya yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu, dan data-data yang lain yang
dibutuhkan dalam perusahaan ini.
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan atau penjelasan dari
pihak yang berwenang seperti sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, dan pendeskripsian tugas-tugasnya, dan data-data lain yang
relevan dengan objek penulisnya.
2. Sumber data
Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Data primer yaitu data utama yang diperoleh secara langsung dengan
mengadakan wawancara dan obsevasi pada perusahaan sebagai obyek
penelitian.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber diluar
perusahaan berupa buku-buku dan literatur yang berkaitan erat dengan
masalah yang dibahas.
D. Metode Analisis
35
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif, yaitu pengumpulan dan analisis data dengan cara menggali dan
mengumpulkan data-data, terutama data-data mengenai tata cara pencatatan
pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan prinsip yang diterapkan PSAK 108
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ( BAJ ) merupakan lembaga perusahaan
keuangan non bank yang bergerak di bidang jasa asuransi jiwa, yang sudah cukup
ternama tanah air. Perusahaan ini didirikan pada tanggal, 10 Juni 1967 dengan ijin
usaha No. 116/D.AS/67, dan tanggal 02 November 1967 disyahkan oleh notaries
Nimrod Siregar, SH dengan akte notaries No. 76.1968. sebagai penggagas pendiri
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah KM. Sinaga ia berhasil meyakinkan
empat orang rekannya mendirikan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Diantara
para pendiri tersebut yang ditunjuk sebagai direktur utama adalah KM. Sinaga.
Pertama PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya berkantor pusat di jl. Solo No. 4
Jakarta pusat. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan dengan
memperluas jaringan pemasaran membuka Cabang di kota-kota besar seperti :
Medan, Pekan Baru, Palembang, DKI Utara, DKI Selatan, Jawa Barat, Semarang,
( Yogyakarta, Surabaya ) Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.
Jumlah Kantor Pemasaran di seluruh Indonesia terdiri dari 12 Kantor
Pemasaran Cabang, 120 Kantor Pemasaran Distrik dan 123 Kantor Pemasaran
Unit Sektor. Sedangkan untuk wilayah Makassar PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya mulai di buka tanggal 5 April 1976 dengan status Kontor Cabang Indonesia
Timur yang dipimpin oleh P. Sitompul Seiring dengan kemajuan yang pesat di
37
bidang perasuransian, maka Kantor Pemasaran Cabang Indonesia TImur
membuka 12 Kantor Pemasaran Distrik dan 20 Kantor Pemasaran Sektor yang
tersebar di wilayah Indonesia Timur untuk mempermuda jaringan pemasaran dan
memberikan pelayanan yang cepat kepada para nasabah ditingkat pedesaan dan
kecamatan.
Saat ini Bumi Asih Jaya memiliki jaringan kantor pemasaran sebanyak 288
yang tersebar diseluruh Indonesia dan 5386 orang tenaga kerja terlatih yang
memberikan pelayanan secara professional, BAJ juga memiliki beberapa anak
perusahaan yang bergerak diberbagai bidang dan kegiatan bisnisnya juga telah
merambah keseluruh Indonesia. BAJ terdaftar sebagai anggota AAIJ dan menjalin
kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta didalam negeri.
Untuk memperluas jaringan bisnisnya diluar negeri, BAJ telah menjalin
hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi asing
seperti Munich Re – Munchen ( Jerman ) dan Gilbraltar Life ( Jerman ), serta
Travelers – Harford AS.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur
garis wewenang baik secara individual maupun kelompok dari masing-masing
level jabatan untuk memperluas memberikan garis komando kepada bawahan
sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan job description dimasing-masing
level jabatan untuk dapat mewujudkan suatu kondisi yang baik dan sistematis
dalam mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan. Melalui struktur organisasi,
38
para karyawan diharapkan mengetahui tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan perusahaan kepadanya.
Struktur organisasi yang dibentuk tentunya merupakan struktur organisasi
yang sehat dan efisien. Sehat dalam arti bahwa setiap saluran organisasi yang ada
menjalankan percaya, masing-masing bagian dapat mencapai perbandingan yang
baik antara usaha dan hasil kerja.
Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur yang
menjadi dasar dalam struktur organisasi adalah berbentuk garis. Dimana
wewenang mengalir dari pimpinan tertinggi kepada bawahannya setingkat demi
setingkat, yang akhirnya sampai kepada pekerjaannya. Jadi didalam perusahaan
yang menggunakan sistem organisasi line atau garis, tugas atau perintah dari
pimpinan tertinggi kepada bawahannya dimasing-masing bagian dan langsung
pula pada pekerjaannya. Setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada satu
orang atasannya saja. Mulai dari penyelenggaraan terbawah sampai kepada pucuk
tertinggi pimpinan tertinggi yang samuanya bertanggung jawab kepada satu orang
atasannya saja.
Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya Cabang Indonesia Timur adalah sebagai berikut :
39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang
Keterangan :
BRANCH
MANAGER
TU
T E N A G A P E M A S A R A N
INSTRUKTUT
KPA/MG KPD/DM
TUS
KAK - C
40
KAK-C : Kepala Administrasi dan Keuangan
TUS : Tata Usaha Senior
TU : Tata Usaha
KPD/DM : Kepala Pemasaran Distrik/Distrik Manager
KPA/MG : Kepala Pemasaran Askol/Manager Askol
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Branch Manager (BM)
a. Bertanggung jawab Kepada :
Kantor Pusat
b. Sasaran Tugas :
1. Mengkoordinir seluruh kantor pemasaran distrik dan sector
dibawah koordinasi Kantor Cabang Indonesia Timur.
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas total kantor cabang
yang dipimpinnya serta mempertanggung jawabkannya kepada
kantor pusat.
2. Tata Usaha (TU) Akuntansi dan Penghasilan
a. Bertanggung Jawab kepada :
Kepala administrasi dan keuangan bertanggung jawab kepada
Kepala Pimpinan cabang baik secara fungsional maupun
administrasif.
b. Sasaran Tugas :
41
1. Menciptakan dan portofolio yang valid dan up to date.
2. Menciptakan data pinjaman polis yang valid dan up to date.
3. Memanager dan menyajikan laporan.
4. Menyajikan laporan keuangan dan penagihan secara tepat dan
cepat, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
c. Uraian Jadwal (Job description) :
Uraian tugas (Job description), terdiri dari :
1. Verifikasi data status bayar polis asper dan askol.
2. Verifikasi data pinjaman polis asper dan askol.
3. Verifikasi master pinjaman polis asper dan askol.
4. Mengerjakan fungsi dan tugas kasir.
5. Melakukan tugas operator telepon kantor pemasaran cabang
(KPC).
6. Mebuat rekapitulasi transfer dan dropping ke kantor pusat.
7. Membuat laporan-laporan akuntansi dan penagihan.
8. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan.
9. Menjaga dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja
yang kondusif.
10. Mengembangkan diri secara terus menerus.
3. Tata Usaha (TU) Bidang Underwriting & Klaim
a. Bertanggung Jawab kepada :
42
1. Kepala bagian (Kabag) Underwriting Kantor Pusat untuk fungsi
bidang underwriting.
2. Kepala Adaministrasi (KAK) Cabang untuk fungsi bidang
klaim, opersional dan administratif.
b. Sasaran tugas ;
1. Menekan rasio Mortalitas, rasio klaim, sesuai asumsi yang
ditetapkan setiap tahun.
2. Menekan rasio Morbidity, sesuai asumsi yang ditetapkan setiap
tahun.
3. Menyelesaikan tugas-tugas pelayanan dengan optimal
sebagaimana ditetapkan dalam standar pelayanan nasabah
(SPN).
c. Uraian Tugas (Job Description)
Uraian tugas / job description, terdiri atas :
1. Menerima, mengelolah, menyeleksi, dan memutuskan serta
melayani klaim asper dan askol.
2. Membuat kartu pengganti AGT dan Bea Siswa.
3. Membuat surat jaminan kepada Rumah Sakit provider.
4. Membuat addenda perubahan ahli waris dan pemengang polis.
5. Menganalisis klaim.
6. Menerima dokumen SPA asper dan askol dari Kapem Distrik
dan askol.
43
7. Mencetak polis asper dan askol serta mengirimkan polis ke
Kapem Distrik / Askol.
8. Menyusun laporan klaim dan mengirimkan via e-mail sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan.
9. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan.
10. Menjapa dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja
yang kondutif.
11. Mengembangkan diri secara terus-menerus.
4. Kepala Administrasi dan Keuangan
a. Bertanggung jawab kepada :
Branch Manager (BM).
b. Sasaran tugas :
1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.
2. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU underwriting dan klaim.
3. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU akuntansi dan penagihan.
c. Uraian Tugas (Job Description)
Uraian tugas / job description, terdiri dari :
1. Menata dan mengelola aktivitas harian
2. Memeriksa Lembaran Kas Harian (LKH).
3. Memeriksa polis yang telah diterbitkan TUS underwriting.
4. Memeriksa persetujuan klaim.
5. Menjawab surat-surat masuk.
44
6. Menganalisis laporan perkembangan hasil usaha mingguan dan
bulanan.
7. Monitoring cash flow Kapem Distrik dan menyusun cash flow
wilayah cabang.
8. Menyelenggarakan rapat-rapat rutin maupun insidentil di KPC.
9. Memeriksa rekonsiliasi bank.
10. Memeriksa Laporan Keuangan.
11. Melakukan audit ke Kapem-Kapem distrik dan askol.
12. Membuat analisa hasil usaha KPC.
13. Membuat penilaian kinerja staf DD KPC dan memeriksa
penilaian kinerja staf DD Kapem Distrik / Askol.
14. Memlakukan pembinaan dan pengembangan CS.
15. Memeriksa daftar bonus produksi semester dan tahunan.
16. Menyusun perencanaan tahunan KPC.
17. Menginventarisir daftar kontrak kantor.
18. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan.
19. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif.
20. Mengembangkan diri sendiri secara terus-menerus.
5. Kepala Pemasaran Askol / Manager Askol (MG)
a. Bertanggun jawab kepada :
Branch Manager (BM).
b. Sasaran tugas :
45
1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.
2. Melakukan recruitment calon tenaga pemasaran Asuransi
Kolektif.
3. Melakukan pembinaan kepada tenaga pemasaran Asuransi
Kolektif.
4. Melakukan job training dan job sampling di kelas dan di
lapangan.
5. Membantu mensukseskan Prospek Agen Askol di lapangan.
6. Kepala pemasaran Distrik (KPD/Distrik Manager (DM)
a. Bertanggung jawab kepada :
Pimpinan Cabang (PC) atau Branch Manager, Kantor Cabang dan
Pusat.
b. Sasaran tugas :
1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.
2. Melakukan recruitment calon tenaga pemasaran.
3. Melakukan job training dan job samplilng di kelas dan di
lapangan.
4. Membantu mensukseskan Prospek Agen Askol di lapangan.
C. Kagiatan Usaha
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, teknik
penyelenggaraan proteksi asuransi jiwa dan pengelolaan bisnisnya secara umum
harus dikembangkan sedemikian rupa hingga dapat memuaskan para nasabah
yang mempunyai pola kebutuhan proteksi yang makin kompleks. Usaha keperluan
46
itu diperlukan tugas-tugas teknik yang terampil dan berpandangan luas. Dengan
jumlah perusahaan asuransi jiwa yang terus bertambah, maka masalah persaingan
harus dimasukkan dalam perhitungan bisnis.
Untuk menunjukkan perkembangan teknik pertanggungan yang telah
dikuasai pada saat ini, maka program-program asuransi jiwa yang dijalankan dan
dipasarkan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya memiliki 2 divisi didalam
pemasaran asuransi yaitu Pemasaran Asper (Asuransi Perorangan) dan Askol
(Asuransi Kolektif). Produk Asuransi Jiwa BAJ terdiri dari berbagai program
yang dirancang sedemikian rupa untuk memberikan manfaat yang berbeda, guna
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan yang menyengkut bidang PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, seperti :
1. Mengadakan perhitungan jumlah penerimaan nasabah serta jumlah
nasabah yang sudah jatuh tempo setiap akhir bulan.
2. Melakukan penagihan terhadap klaim yang mengalami pembayaraan
macet.
3. Menghitung jumlah premi setiap akhir bulan dan setiap satu tahun.
4. Melakukan pembayaraan klaim kepada pemegang polis atau ahli warisnya,
berupa :
a. Klaim Meningal Dunia (MD)
b. Klaim Habis Kontrak (HK)
c. Klaim Rumah Sakit (RS)
5. Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru yang
ditugaskan sebagai karyawan dinas luar (Marketing).
47
6. Setiap akhir tahun membuat laporan-laporan yang dikirim ke Kantor
Pusat.
7. Menerbitkan kartu pemegang polis.
Berikut ini adalah produk-produk yang ditawarkan PT. Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya Cabang Indonesia Timur, antara lain :
1. Produk Asuransi Perorangan (ASPER)
a. ATB : Asih Tabungan Hari Tua Bertahap
b. ABM : Asih Beasiswa Mandiri
c. ATM : Asih Tabungan Mandiri
d. AWR : Asih Tabungan Wisata Rohani
e. ASH : Asih Seumur Hidup
f. AGS : Asih Generasi Sejahtera
g. APB : Asih Proteksi Berjangka
h. ASR : Asih Siharum
2. Produk Asuransi Kolektif (ASKOL) :
a. AT : Asih Tabungan Ideal
b. AM : Asih Tabungan Mandiri
c. APK : Asih Perlindungan Kecelakaan dan DB
d. APP : Asih Perlindungan Pendidikan
e. API : Asih Perlindungan Ideal
f. ATA : Asih Travel Assurance
g. APU : Asih Perlindungan Umat
h. AKB : Asih Proteksi Kematian Berjangka
48
i. ABA : Asih Bancassurance Kolektif
j. AJK : Asih Jiwa Kredit
k. JPK : Jaminan Perawatan Kesehatan
l. AMP : Asih Multi Proteksi
Disamping kegiatan usaha tersebut di atas PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya juga memiliki anak-anak perusahaan diantaranya :
Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
No Nama Perusahaan Bidang Usaha
1 PT. Bina Asih Konsultan manajemen, hukum, dan teknik
2 PT. Sentosa Asih Jaya Kontraktor dan perdagangan
3 PT. Puri Asih General Insurance
4 PT. Puri Insanasih Pengelolaan Hotel
5 PT. Great Eastern Life Insurance Joint Venture
6 PT. Bank Ina Perdana Bank Komersial
7 PT. BPR Bumi Asih Jaya Bank Perkreditan Rakyat
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengakuan Pendapatan Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi asih Jaya Cabang
Indonesia Timur Makassar Pendapatan
Pendapatan premi merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan
dibandingkan dengan pendapatan-pendapatan lain. Premi dalam perusahaan
diperoleh dari uang yang dibayarkan oleh yang tertanggung kepada penanggung
sebagai imbalan membayar resiko. Premi asuransi yang dibayarkan tertanggung
dilakukan secara berkala atau sekaligus tergantung pada kontrak asuransi yang
disepakati oleh kedua belah pihak tertanggung dan penanggung.
Pendapatan yang didapat dari perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
didapat dari tiga komponen, yaitu ujrah, hasil investasi dana perusahaan, dan
pembagian hasil investasi pengelolaan kontribusi.
Prosedur ketika seseorang mengajukan diri menjadi calon peserta di PT
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya yang pertama dilakukan adalah mengisi formulir
yang sudah disediakan oleh perusahaan, setelah itu perusahaan akan melakukan
penilaian risiko dari calon peserta apakah risiko itu dapat ditanggung oleh
perusahaan atau tidak. Apabila risiko terlalu besar maka perusahaan akan menolak
pengajuan polis tersebut, namun apabila risiko masih dapat ditanggung oleh
perusahaan maka pengajuan polis akan diterima dan perusahaan akan membuat
rincian mengenai pembayaran premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta
nantinya.
49
50
penilaian diterima
ditolak
Gambar 5.1 Penerimaan Alur Peserta
Ketika awal terjadinya transaksi dimana pserta menyerahkan
premi/kontribusi kepada perusahaan dan mempercayakan perusahaan untuk
mengelola premi/kontribusi tersebut. Atas perannya sebagai pengelola maka
perusahaan akan mendapat fee/ujrah atas pengelolaan dana tersebut. Setelah
peserta tersebut membayarkan premi/kontribusinya lalu dilakukan pencatatan di
kantor cabang yang langsung terlihat di kantor pusat, dan kantor pusat pun
melakukan pancatatan atas transaksi tersebut.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas maka peneliti memberikan
gambaran contoh kasus asuransi jiwa untuk Asih Seumur Hidup yang terjadi pada
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar serta
pencatatan akuntansinya.
1. Pembayaran premi/kontribusi
Contoh kasus:
Nama Peserta : Andry Kurniawan
Usia Peserta : 22
Calon
peserta formulir
Risiko tidak
dapat
ditanggung
Risiko
dapat
ditanggung
Rincian
perhitungan
kontribusi
51
Masa Asuransi : 15 tahun
26 Mei 2008 s.d 26 Mei 2023
Iuran Bulanan : 2,68 %
Jumlah Kontribusi
Triwulan : 500,000
Semesteran : 1,000,000
Tahunan : 2,000,000
Manfaat Awal : 30,000,000
Asumsi Hasil Investasi :8 %
Bagian Hasil Investasi : 70 %
Jurnal untuk pencatatan premi/kontribusi sebagai berikut:
Kas 500,000
Titipan Premi 500,000
Jurnal diatas untuk mengakui pendapatan kontribusi. Disebut titipan premi
karena kontribusi tersebut masih mempunyai kemungkinan untuk tidak jadi
hingga polis peserta selesai dicetak. Dalam laporan keuangan akun titipan premi
akan disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai utang lain.
Dan ketika polis sudah selesai dicetak maka jurnalnya sebagai berikut:
Titipan Premi 500,000
Premi 500,000
Ketika polis sudah jadi maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa
di akui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi
nasabah diperusahaan. Ini sesuai dengan PSAK No. 108 paragraf 10.
52
“pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi atau kontribusi dan
investasi”
Ketika polis sudah jadi, maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa
diakui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi
nasabah di perusahaan ini.
Premi/kontribusi yang sudah masuk keperusahaan akan langsung dibagi
menjadi dua bagian, yaitu premi biaya, dan premi tabungan. Premi biaya ini
adalah premi yang dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan dan premi
tabungan merupakan dana yang disimpan untuk dikembalikan kepserta. Rekening
tabungan ini akan diberikan kepeserta apabila kontrak berakhir, peserta
mengundurkan diri, dan peserta meninggal dunia.
Besarnya pembagian adalah sebagai berikut:
a. Premi biaya
Besarnya premi biaya ini ditentukan oleh perusahaa. Setiap tahun
persentase premi biaya ini berbeda, pada tanun ke-1 premi biaya ini sebesar 39%,
untuk tahun ke-2 sebesar 24%, dan tahun ke-3 dst sebesar 5%. Besarnya premi
biaya ini dihitung dari jumlah kontribusi yang dibayarkan peserta. Premi biaya ini
diakui sebagai pendapatan perusahaan.
b. Premi tabungan
Besarnya premi tabungan dihitung dari sisa pembagian dari premi tabarru’
dan premi biaya. Premi tabungan ini merupakan dana yang akan dikembalikan
lagi ke peserta. Dan premi tabungan ini akan diinvestasikan oleh perusahaan.
53
Gambar 5.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta
Berikut adalah jurnal atas pembagian premi/kontribusi
Kas 500,000
Premi/kontribusi biaya 195,000
Premi/kontribusi bulanan 13,400
Premi/kontribusi tabungan 291,600
Premi/kontribusi tabungan akan disajikan pada laporan posisi keuangan
sebagai dana temporer, premi/kontribusi bulanan tidak terlihat jelas pada laporan
keuangan namun dapat dihitung dari kontribusi bruto dikurangi biaya pengelola
yang disajikan pada laporan surplus (defisit) underwriting dana tabungan,
premi/kontribusi biaya akan disajikan pada laporan laba rugi dana perusahaan
sebagai pendapatan pengelolaan operasi Asuransi.
Premi/kontribusi
Premi biaya
Premi tabarru’
Premi
tabungan
Tahun I
39%, tahun
II 24%,
tahun III dst
5%
Dinilai
berdasarkan
risiko peserta
Sisa pembagian premi biaya
dan tabarru’
54
B. Investasi
Dana yang dihimpun oleh perusahaan akan diinvestasikan kedalam
instrument yang sesuai dengan deposit, reksa dana, obligasi dan lain-lain.
Dalam melakukan investasi yang dilakukan pembagian bagi hasil yang
dilakukan sebesar 30% : 70% yaitu, 30% untuk pengelola dana dan 70% untuk
pemilik dana. Pembagaian hasil ini sudah ditentukan oleh perusahaan.
Dana yang dikelola perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu dana asuransi
dan dana perusahaan. Dalam menginvestasikan kedua dana tersebut harus
dipisahkan karena kedua dana tersebut mempunyai fungsi yang berbeda.
Dalam mengelola dana asuransi perusahaan akan mendapat bagi hasil dari
hasil investasi dana tersebut. Jika terdapat keuntungan dalam investasi dana
asuransi maka akan dimasukkan kedalam rekening asuransi dan perusahaan akan
mendapatkan fee atas perannya sebagai pengelola dana. Penetapan besarnya
pembagian bagi hasil tergantung peserta, regulator atau kebijakan manajemen.
C. Pengakuan beban pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang
Indonesia Timur Makassar
Pada Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar
pengakuan beban dipisahkan menjadi dua yaitu, beban atas dana asuransi dan
beban atas dana perusahaan. Karena kedua dana tersebut menghasilkan beban
yang berbeda. Beban atas dana disebut beban asuransi dan beban yang
ditimbulkan adalah beban klaim. Dan beban yang timbul dari dana perusahaan
55
adalah beban-beban operasional perusahaan, beban yang digunakan untuk
kelancaran usaha perusahaan.
Beban kalim yang dibayarkan untuk peserta diambil dari dua sumber dana,
yaitu rekening dana asuransi dan dana investasi peserta beserta hasil investasinya.
Untuk pembayaran klaim itu sendiri perusahaan tidak mengeluarkan kas dari dana
perusahaan sedikit pun karena dana klaim peserta itu sudah mempunyai sumber
dananya sendiri.
Gambar 4.3Pembagian Beban atas Dana Tabarru’ dan Dana Perusahaan
1. Beban Asuransi
Beban klaim terjadi ketika peserta mengajukan klaim ke perusahaan. Jika
peserta mengajukan klaim maka peserta berhak mendapat dana asuransi dan dana
investasi peserta beserta hasil investasinya. Namun apabilapeserta tidak
mengajukan klaim selama kontrak asuransi maka peserta tidak berhak
mendapatkan dana asuransi dan hanya menerima dana investasi dan hasil
investasinya saja. Karena dana asuransi adalah dana kebajikan atau dana tolong
Beban
Beban asuransi Beban perusahaan
Beban klaim Beban
operasional
perusahaan
Dana Asuransi
Dana Perusahaan
56
menolong, yaitu dana yang dikumpulkan perusahaan untuk membantu para
peserta yang mengalami musibah/risiko. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 108
paragraf 12 yang menjelaskan pembayaran mengenai manfaat asuransi/klaim
berasal dari dana asuransi dimana risiko ditanggung bersama antara peserta
asuransi.
“pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif
dimana risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi”
Klaim yang diajukan peserta ke perusahaan akan dilakukan penilaian
terlebih dahulu oleh perusahaan, guna melihat apakah alasan pengajuan klaim
peserta tersebut sudah sesuai atau belum dengan syarat-syarat yang diberikan
perusahaan di awal perjanjian. Apabila sudah sesuai di awal perjanjian maka
perusahaan akan menyetujui klaim tersebut dan apabila tidak sesuai dengan
syarat-syarat tersebut maka klaim akan ditolak oleh perusahaan.
Berikut adalah contoh pengajuan klaim peserta.
Nama pserta : Ratna Anjani
Masa asuransi : 15 tahun
Manfaat awal : 30,000,000
Peserta memiliki masa asuransi selama 15 tahun dan ia melakukan klaim
ditahun ke 7, maka uang klaim yang didapat oleh Ratna Anjani sebesar manfaat
awal ditambah dengan dana investasi peserta dan hasil investasinya. Manfaat awal
57
yang dimiliki Ratna Anjani sebesar 30,000,000 dana investasi peserta sebesar
11,500,000 dan dengan asumsi hasil investasi selama 7 tahun sebesar 2,700,000.
Jurnal pada saat klaim disetujui
Beban kalim 44,200,000
Hutang Klaim 44,200,000
Ketika klaim sudah disetujui maka perusahaan akan melakukan pencatatan
beban klaim pada hutang klaim. Hutang klaim disajikan pada laporan posisi
keuangan sebagai utang klaim.
Jurnal pada saat klaim dibayarkan
Hutang Klaim 44,200,000
Kas/Bank 44,200,000
Jurnal diatas dicatat ketika perusahaan membayarkan klaim kepada peseta.
Kas/bank disajikan dalam laporan surplus underwriting dana asuransi sebagai
pembayaran klaim.
Namun apabila peserta tidak mengajukan kalim hingga akhir masa kontrak
maka peserta tidak akan mendapat dana asuransi, peserta hanya mendapat dana
investasi peserta dan hasil investasinya saja.
Pengakuan beban klaim sesuai dengan PSAK No. 108 mengenai akuntansi
transaksi asuransi syariah.
58
2. Beban perusahaan
Beban perusahaan adalah beban operasional perusahaan, dimana beban-
beban tersebut dikeluarkan untuk kelancaran perusahaan. Beban ini berupa beban
komisi, beban pemasaran, beban pengembangan, beban umum dan administrasi.
Dana yang digunakan untuk membayar beban-beban perusahaan ini adalah dana
perushaan, karena beban dignakan untuk kelancaran operasional perusahaa.
Beban komisi yaitu beban atas pembayaran komisi agen. Agen menjual
polis kepada peserta, menagih setiap tanggal jatuh tempo ke peserta untuk
membayar premi. Maka perusahaan memberikan komisi kepada agen, dengan
jurnal sebagai berikut:
Beban komisi 500,000
Kas 500,000
Beban pemasaran salah satunya adalah beban iklan. Beban pemasaran
digunakan untuk memasarkan asuransi supaya asuransi menjadi dikenal
masyarakat dengan tujuan masyarakat tertarik menjadi nasabah diperusahaan
asuransi. Berikut untuk jurnal untuk beban iklan.
Beban iklan 500,000
Kas 500,000
Beban umum dan administrasi merupakan akun yang digunakan untuk
mencatat atas sewa gedung, kendaraan operasional, gaji karyawan. Jurnal untuk
mencatat gaji karyawana sebagai berikut.
Beban/gaji 500,000
Kas/bank 500,000
59
Beban-beban operasional perusahaan ini dicatat dalam laporan laba rugi
dana perusahaan dalam beban asuransi.
Jadi, pengakuan beban atas dana asuransi itu berupa beban klaim yang
dibayarkan kepada peserta dengan menggunakan dana asuransi. Sedangkan beban
perusahaan yaitu beban operasional perusahaan untuk kelancaran usaha
perusahaan dengan menggunakan dana perusahaan.
60
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti, maka peneliti
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia
Timur Makassar adalah metode accrual basis dimana dalam metode ini
perusahaan melakukan pencatatan ketika transaksi aktual selesai.
2. Pengakuan pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan dana
asuransi dan pendapatan dana perusahaan. Pendapatan dana asuransi didapat
dari premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, hasil investasi dana
asuransi. Sedangkan pendapatan dana perusahaan didapat dari dana yang
dibayarkan peserta, hasil investasi dana perusahaan dan bagi hasil investasi
dana peserta. Hal ini sesuai dengan PSAK 108
3. Pada pengakuan beban pun terpisahkan antara dana asuransi dan dana
perusahaan. Beban yang ditimbulkan dari dana asuransi adalah beban klaim.
Sedangkan beban yang ditimbulkan dari dana perusahaan adalah beban-beban
operasional perusahaan yang digunakan untuk kelancaran usaha perusahaan.
Beban klaim diakui ketika peserta mengajukan klaim dan disetujui dan saat
perusahaan membayarkan klaim. Dan ini sudah sesuai dengan PSAK 108
tentang Akuntansi Transaksi Asuransi.
4. PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar
melakukan investasi atas dana yang dikelolanya ke dalam instrumen-
instrumen yang sesuai dengan deposito, saham, reksadana, suku obligasi,
surat berharga, dll. Dalam melakukan investasi perusahaan memisahkan atas
dana perusahaan dan dana asuransi.
61
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang peneliti berikan terkait dengan penelitian,
yaitu:
1. Peneliti menyarankan kepada perusahaan supaya lebih memberikan
kelengkapan terhadap informasi yang diberikan kepada peneliti selanjutnya
supaya peneliti selanjutnya bisa lebih memahami dan menguasai penelitian,
sehingga dapat memberikan kesimpulan yang tepat.
2. Untuk peneliti selanjutnya penulis berharap agar mengambil topik lain dalam
syariah dan membahas mengenai akuntansi syariahnya, seperti zakat dan
dapat pula mengambil objek selain PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Cabang Indonesia Timur Makassar.
3. Peneliti berharap kepada para ahli dibidang asuransi syariah untuk
melengkapi buku mengenai asuransi syariah yang lebih berkualitas dan
terperinci lagi terutama yang membahas mengenai akuntansi asuransi syariah.
Karena dalam proses penelitian ini penulis mengalami kesulitan dalam
memperoleh buku-buku yang membahas mengenai akuntansi asuransi
syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Dannawi. Herman, 2006, Manajemen Asuransi. Edisi 1, Cetakan Empat, Jakarta :
Bumi Aksara
Djojosoedarso, Soeisno. 2003 Prinsip manajemen Risiko Asuransi. Jakarta:
Salemba Empat
Harahap, Syafri Sopyan. 2012. Teori Akuntansi,. Jakarta: Rajawali pers.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2004, Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), Jakarta: Salemba Empat
Kieso, E. Donald and Jerry J. Weygandt, 2007. Akuntansi intermediate Edisi
Keduabelas, Jakarta: Erlangga.
Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia.
Bandung: Alfabeta.
Salim, Abbas. 2003. Asuransi Dan manajemen Risiko. Jakarta: Gema Akastri.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga keuangan. Jakarta: LPFE-UI.
Soemarso S,R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Satu Edisi Keempat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Stice, Stice and Skousen. 2004. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat
Theodorus M. Tuanakotta. 2002 Teori Akuntansi. Jakarta: FEUI
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1998 tentang Hukum Dagang.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Win-win, Yadiati 2005. Teori Akuntansi. Penerbit: Gramedia-Wharton School
Publishing.