Akuntansi beban kelompok_iv

30
0 | Seminar Akuntansi Pemerintahan Bayu Widyarman/06 Isramia Larasati/16 Ribut Widarto/24 KELAS 9C DIV AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2014 AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK BASIS AKRUAL

Transcript of Akuntansi beban kelompok_iv

Page 1: Akuntansi beban kelompok_iv

0 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

BBaayyuu WWiiddyyaarrmmaann//0066

IIssrraammiiaa LLaarraassaattii//1166

RRiibbuutt WWiiddaarrttoo//2244 KKEELLAASS 99CC DDIIVV AAKKUUNNTTAANNSSII KKUURRIIKKUULLUUMM KKHHUUSSUUSS

SSEEKKOOLLAAHH TTIINNGGGGII AAKKUUNNTTAANNSSII NNEEGGAARRAA

22001144

AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK BASIS AKRUAL

Page 2: Akuntansi beban kelompok_iv

1 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

II.. KKOONNSSEEPP EEXXPPEENNSSEE // EEXXPPEENNDDIITTUURREE // DDIISSBBUURRSSEEMMEENNTT A. DEFINISI DAN TERMINOLOGI Penggunaan istilah untuk suatu transaksi atau kejadian yang mengakibatkan keluarnya aliran kas/sumber daya keluar memiliki bentuk dan istilah yang berbeda-beda. Penggunaan istilah tersebut juga seringkali terbolak-balik dikarenakan kemiripan arti katanya. Secara terminologi bila masing-masing kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, akan memiliki makna masing-masing sebagai berikut: Expense : bea, beban, biaya, pengeluaran, belanja Expenditure : belanja, pembelanjaan, pengeluaran Disbursement : pembayaran, pengeluaran Terlihat bahwasanya ketiganya memiliki arti yang hampir identik. Ketiganya memiliki makna sebagai pengeluaran. Kemudian jika merujuk pada definisi masing-masing kata, maka ketiga istilah tersebut dapat diperbandingkan sebagai berikut:

Expense Expenditure Disbursement

Noun 1. amounts paid for goods and

services that may be currently tax deductible (as opposed to capital expenditures)

2. a detriment or sacrifice 3. money spent to perform work

and usually reimbursed by an employer

4. A spending or consuming; disbursement; expenditure.

Verb 5. reduce the estimated value of

something

Noun 1. money paid out; an amount

spent 2. the act of spending money for

goods or services 3. the act of consuming something 4. The act of expending; a laying

out, as of money; disbursement. 5. cash payment ; the cost of goods

and servives acquired, regardless of the timing of related payment

Noun 1. amounts paid for goods and

services that may be currently tax deductible (as opposed to capital expenditures)

2. the act of spending or disbursing money

3. The act of disbursing or paying out.

Sumber: artikata.com

B. KONSEP EXPENSE / EXPENDITURE / DISBURSEMENT PADA TIAP BASIS AKUNTANSI

Dalam akuntansi pemerintah, penggunaan istilah “beban” memiliki tempat masing-masing. Sesuai dengan studi yang dikeluarkan IFAC PSC, melalui Study 2, Elements of the Financial Statements of National Government-nya, penggunaan istilah “beban” mengalami pergeseran sesuai dengan basis akuntansi yang dipakai oleh suatu negara. Sebagai contoh, bentuk “disbursement” lebih dipakai daripada “expenditure” pada basis kas atau kas modifikasi. Berdasarkan sistem akuntansi akrual dimodifikasi, dipakai istilah “expenditure”. Istilah beban kadang-kadang digunakan untuk merujuk kepada pembayaran tunai maupun biaya barang dan jasa yang diperoleh, terlepas dari waktu pembayaran yang terkait. Jika basis akuntansi yang diadopsi adalah akrual penuh, maka terminologi akan bergeser ke “expense”. IFAC Studi 2 merangkum perbedaan utama antara masing-masing basis sebagai berikut: 1. Basis Kas

Pada pelaporan keuangan dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis kas, lebih cenderung mengunakan terminologi “disbursement” karena menyangkut pencatatan atas aliran kas keluar yang terjadi pada suatu periode. Pengeluaran kas yang dilaporkan

Page 3: Akuntansi beban kelompok_iv

2 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

dengan dasar ini mencakup arus kas yang dihasilkan dari, misalnya, akuisisi aset, pembayaran kembali utang atau pembayaran untuk jasa yang diterima.

2. Basis kas Modifikasi Terminologi “disbursement” dipakai pada pelaporan keuangan dengan basis kas modifikasi. Karakteristik basis kas modifikasi (modified cash basis) yaitu sebagai berikut: 1) Pembukuan masih dibuka pada akhir periode dengan ditambah suatu jangka waktu

tertentu setelah tahun buku. 2) Penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama periode perpanjangan tersebut,

berasal dari transaksi sebelumnya, diakui sebagai pendapatan dan pengeluaran dari tahun fiskal sebelumnya.

3) Arus kas pada awal periode pelaporan, yang telah dipertanggungjawabkan pada periode sebelumnya dikurangkan dari aliran kas pada periode saat ini.

3. Basis Akrual Modifikasi Dengan basis akuntansi akrual modifikasi, “expenditure” dibandingkan dengan “expense” umumnya dianggap sebagai elemen. “Expenditure” adalah biaya yang terjadi selama periode terkait dengan perolehan barang dan jasa, terlepas dari pembayaran telah dibuat maupun tidak dibuat, dan termasuk jumlah ditransfer atau oleh karena penerimaan manfaat oleh yang berhak sesuai dengan kebijakan pemerintah. Tidak seperti basis kas dan basis kas modifikasi, pengakuan belanja tidak bergantung pada waktu arus kas terkait. Namun, tidak ada penangguhan beban yang akan dikonsumsi di masa mendatang; aset fisik yang akan memberikan layanan selama beberapa periode yang akan datang "dihapuskan" pada periode yang diakuisisi. Oleh karena itu, “expenditure” cenderung mencerminkan beban sumber daya yang diperoleh dan / atau dialihkan selama periode daripada beban sumber daya yang dikonsumsi dalam penyediaan barang dan jasa selama periode tersebut.

4. Basis Akrual Penuh IFAC PSC Studi 2 menyatakan bahwa “The full accrual basis of accounting reports on the economic resources or service potentials (assets) and obligations (liabilities) of the entity, and changes therein. It requires the capitalization of expenditures on the acquisition of all capital assets and the depreciation of those assets as their service potential is consumed.” (paragraph .026) Dasar akrual penuh akuntansi mengakui semua aset, kewajiban, pendapatan dan beban dari entitas. Fokusnya adalah pada pengukuran dan pelaporan biaya barang dan jasa yang dikonsumsi selama periode pelaporan. Penyusutan berkaitan dengan penggunaan aset tetap dan penyesuaian penilaian untuk semua aset akan menjadi contoh dari transaksi atau peristiwa yang diakui sebagai “expense” tetapi tidak dimasukkan sebagai “expenditure”.

Tabel berikut mengidentifikasi elemen (expenses / expenditures / disbursement) yang umumnya akan diakui dalam laporan keuangan disusun sesuai dengan basis akuntansi yang berbeda

Penggunaan Istilah Expenses/Expenditures/Disbursement pada Akuntansi Publik

Basis Akuntansi

Kas Kas Modifikasi Akrual Modifikasi Akrual

Disbursement Disbursement yang dibuat “X” hari dari tanggal pelaporan

Expenditures Expenses

Page 4: Akuntansi beban kelompok_iv

3 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

IIII.. PPEERRBBAANNDDIINNGGAANN BBEEBBAANN DDII SSAAPP DDAANN IIPPSSAASS A. DEFINISI BEBAN

1. Definisi Beban berdasarkan SAP

Menurut PP No.71 Tahun 2010, yang dimaksud dengan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

2. Definisi Beban berdasarkan IPSAS IPSAS 1 mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi atau layanan yang potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau konsumsi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai bersih aset atau ekuitas, selain yang berhubungan dengan kepemilikan pemilik (distribution of owners). Definisi ini berbeda dengan pengertian beban pada akuntansi sektor swasta. Beban pada akuntansi sektor swasta terjadi karena konsumsi aset atau terjadinya beban yang disebabkan oleh produksi atau pengantaran barang atau penyerahan jasa. Dengan kata lain, beban pada akuntansi sektor swasta berhubungan langsung dengan perolehan pendapatan. Ini juga bersesuaian dengan prinsip revenue matching cost. Prinsip ini tidak diketemukan dalam akuntansi beban di sektor publik terutama sektor pemerintah. Salah satu penyebabnya karena sulitnya menelusuri beban-beban yang berkaitan dengan perolehan pendapatan pemerintah dan tujuan kegiatan operasional pemerintah untuk melayani masyarakat.

B. JENIS DAN KLASIFIKASI BEBAN

Entitas sektor publik biasanya memiliki beberapa tujuan politik atau kesejahteraan sosial. Sektor publik bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan, keselamatan, pendidikan, sosial, dan layanan lainnya untuk rakyat. Dalam memberikana layanan tersebut, entitas sektor publik mengeluarkan sejumlah beban yang berbeda, beberapa di antaranya, karena alasan jenis atau jumlah yang relative, lebih signifikan daripada di sektor swasta. Jenis-jenis beban yang dapat dilaporkan oleh pemerintah meliputi beban pegawai, transfer pemerintah, biaya penyediaan layanan, penggunaan barang modal (depresiasi), pembayaran bunga, beban pajak, serta beban pemeliharaan dan beban kerja. Sebagian besar mungkin mirip dengan beban yang diakui oleh dunia bisnis, seperti beban pegawai, atau bunga atas utang, tetapi mungkin lebih material dalam konteks pemerintah.

1. Jenis dan Klasifikasi Beban berdasarkan SAP Menurut PP No.71 Tahun 2010, Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan

Page 5: Akuntansi beban kelompok_iv

4 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga. - Beban Pegawai - Beban Persediaan

Beban persediaan adalah beban atas pemakaian aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, atau atas barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

- Beban Jasa - Beban Pemeliharaan - Beban Perjalanan Dinas - Beban Bunga - Beban Subsidi

Subsidi adalah beban pemerintah yang diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat.

- Beban Hibah Beban Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah lainnya, perusahaan negara/daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat. Hibah dapat didefinisikan sebagai "transfer yang dibuat pada kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah yang membuat transfer memiliki kewenangan dalam memutuskan apakah atau tidak untuk melakukan transfer, kondisi harus dipenuhi, jika ada, berapa banyak yang akan ditransfer dan kepada siapa.

- Beban Bantuan Sosial - Beban Penyusutan

Beban Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

- Beban Transfer Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Transfer pemerintah adalah perpindahan uang dari sebuah pemerintahan kepada individu, organisasi, atau pemerintahan lain dimana pemerintah yang melakukan transfer tidak: - menerima barang atau jasa secara langsung sebagai imbalan, seperti yang

akan terjadi dalam transaksi pembelian / penjualan - berharap akan dilunasi pada masa mendatang, seperti yang diharapkan

dalam pinjaman, atau - mengharapkan keuntungan finansial, seperti yang diharapkan dalam suatu

investasi. - Beban Lain-lain

Page 6: Akuntansi beban kelompok_iv

5 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

SAP juga mengklasifikan beban ke dalam Pos Luar Biasa. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

2. Jenis dan Klasifikasi Beban berdasarkan IPSAS

IPSAS mengatur standard akuntansi akun beban pada beberapa standard berdasarkan transaksi yang menyebabkan terjadinya atau munculnya beban tersebut. Beberapa standard IPSAS yang mengatur pembebanan adalah :

IPSAS 1 – Presentation of Financial Statement

IPSAS 5 – Borrowing Cost

IPSAS 7 – Investment in Associates

IPSAS 11 – Construction Contract

IPSAS 12 – Inventories

IPSAS 13 – Leases

IPSAS 17 – Property, Plant, Equipment Selain standard-standard di atas, ada pula standard lain yang mungkin mengatur tentang pembebanan terkait perolehan pendapatan atau asset. Jenis beban tersebut diantaranya adalah: 1) Transfer Pemerintah (Government Transfers)

Dalam IAS 20, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance dibedakan secara jelas antara Bantuan Pemerintah dan Hibah Pemerintah: “Bantuan Pemerintah adalah tindakan oleh pemerintah yang dirancang untuk memberikan manfaat ekonomi spesifik kepada satu entitas atau beberapa entitas yang memenuhi syarat atas kriteria tertentu.” Tidak mencakup manfaat yang diberikan secara tidak langsung melalui tindakan yang mempengaruhi kondisi perdagangan umum,seperti penyediaan atau pembangaunan insfrastruktur di daerah yang sedang berkembang atau pemberlakuan batasan perdagangan terhadap pesaing “Hibah Pemerintah adalah tindakan oleh pemerintah dalam bentuk pemindahan sumber daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas dimasa lalu atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan operasi entitas tersebut.” Tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal. “Transfer Pemerintah ialah transfer uang dari pemerintah ke individu, organisasi atau pemerintah lainnya, dimana pemerintah yang mentransfer tidak: a) Menerima barang atau jasa secara langsung sebagai gantinya, seperti dalam transaksi jual/beli; b) Mengharap dibayar kembali di masa datang, seperti dalam utang; atau c) Mengharap pengembalian keuangan, seperti dalam investasi.”

2) Hibah hibah sebagai “transfer yang dibuat atas kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah yang membuat transfer memiliki keleluasaan dalam menentukan apakah akan

Page 7: Akuntansi beban kelompok_iv

6 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

melakukan transfer atau tidak, kondisi-kondisi yang harus dipenuhi, jika ada, berapa banyak yang akan ditransfer dan kepada siapa”

3) Beban Berkaitan dengan Penggunaan Aset Tetap - Depresiasi Beberapa pandangan menyatakan penyusutan tidak relevan untuk asset sektor publik seperti asset infrastruktur, asset warisan dan komunitas/masyarakat, karena manfaat ekonominya terwujud untuk jangka waktu yang sangat lama.Layanan atau manfaat ekonomi juga tidak dapat berhubungan langsung kepada pendapatan tertentu. SAC 4, Definition and Recognition of the Elements of Financial Statements, mengidentifikasikan sebagai penentu ada atau tidaknya layanan potensial atau manfaat ekonomi di masa depan yang terwujud dalam aktiva tersebut akan dikonsumsi atau akan kadaluwarsa. Fakta bahwa tingkat konsumsi atau kadaluwarsa manfaat layanan potensial atau manfaat ekonomi masa depan akan berlangsung selama jangka waktu yang lama tidak menghalangi item2 tersebut untuk menimbulkan beban. Selain itu, pendapat bahwa konsumsi atau kadaluwarsa tidak mudah diidentifikasi dengan pengakuan sumber daya tertentu atau dengan penyediaan jasa tertentu, atau tidak dapat dikaitkan dengan peristiwa atas periode pelaporan tertentu, tidak berarti bahwa tidak ada beban yang seharusnya diakui.

- Renewal Accounting (Akuntansi Pembaharuan) Yang mendasari akuntansi pembaruan adalah pernyataan bahwa pengeluaran yang dibuat pada suatu sistem untuk memeliharanya dalam operasi adalah representasi yang memadai dari biaya potensial layanan aset yang dikonsumsi.Dalam prakteknya, pengeluaran yang dilakukan setiap periode untuk memperbaharui aset tidak mungkin disamakan dengan biaya penuh dari konsumsi potensial aset layanan untuk berbagai alasan. Pada dasarnya, akuntansi pembaruan adalah suatu bentuk akuntansi kas. Hanya apabila pengeluaran dibuat dalam satu periode akuntansi pada pemeliharaan suatu sistem aset bertepatan dengan biaya konsumsi potensial layanan aset akan dibebankan secara periodik dan saham aset tidak akan salah saji.

- Pemeliharaan yang Ditangguhkan "Pemeliharaan yang Ditangguhkan" adalah pemeliharaan yang tidak dilakukan ketika seharusnya terjadi atau saat dijadwalkan dan yang, oleh karena itu, menunda atau ditunda untuk masa yang akan datang." Pemeliharaan yang ditangguhkan adalah suatu konsep yang melibatkan pengungkapan suatu kewajiban untuk biaya pemeliharaan masa depan dan dengan demikian, bisa dibilang, menyajikan gambaran yang lebih realistis dari posisi keuangan suatu entitas.

4) Beban/Belanja Pajak

Pemerintah menggunakan sistem pajak untuk memenuhi tujuan ekonomi, sosial atau tujuan lainnya dalam dua cara yang berbeda: 1) Sebagai suatu sarana utama untuk meningkatkan pendapatan, dan 2) Sebagai suatu cara untuk memberikan insentif tertentu atau mendorong

perilaku tertentu di antara pembayar pajak.

Beberapa yurisdiksi, sebagai contoh, memberikan pembebasan pajak untuk memberikan insentif untuk berinvestasi di daerah tertentu.Mereka juga pada

Page 8: Akuntansi beban kelompok_iv

7 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

umumnya menggunakan tindakan selain penghapusan, seperti tunjangan, pengurangan tarif pajak, kredit pajak atau status bebas pajak.Langkah-langkah ini disebut sebagai pengeluaran pajak karena mereka mengurangi tagihan pajak bagi pihak yang menerima tindakan tersebut dan karena itu dianalogikan dengan subsidi, yang melibatkan pengeluaran secara langsung. Pengeluaran pajak dapat didefinisikan sebagai berikut:

"Pengeluaran pajak adalah perkiraan pendapatan yang dikorbankan karena ketentuan preferensial dari struktur pajak karena pengecualian khusus, pembebasan, pengurangan, kredit, penangguhan, dan tarif pajak yang berangkat dari “garis dasar”. pengecualian ini umumnya ditujukan untuk mencapai tujuan kebijakan publik dengan memberikan manfaat kepada individu atau badan yang berkualifikasi atau dengan mendorong kegiatan tertentu. Pengeluaran pajak juga mungkin dimaksudkan untuk meningkatkan keadilan pajak atau menghapus/offset ketidaksempurnaan di bagian lain dari struktur pajak.Pengeluaran pajak bukanlah pendapatan. "(SFFAS No 7, ayat 192).

Pengeluaran pajak merepresentasikan suatu pendapatan pajak yang hilang oleh pemerintah.Masalahnya adalah apakah item-item tersebut harus diakui sebagai beban.Meskipun pendapatan yang hilang biasanya tidak diakui sebagai beban, beberapa negara merasa bahwa angka-angka yang terlibat adalah signifikan dan setidaknya harus diungkapkan dalam informasi tambahan.Negara-negara lain percaya bahwa, sementara perkiraan pengeluaran pajak adalah bermanfaat sebagai panduan manajemen internal, estimasi pendapatan yang sepertinya hilang terlalu subjektif untuk menjadi suatu ukuran yang dapat diandalkan dalam menerbitkan laporan keuangan eksternal.Misalnya, pengeluaran pajak tidak diakui dan dianggap sebagai beban dalam laporan keuangan Pemerintah Spanyol. International Federations of Accountants (IFAC) sebagai organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan suatu program dalam peningkatan manajemen keuangan sektor public dan akuntabilitas mengklasifikasikan beban kedalam lima bagian. IFAC mengklasifikasikan beban dengan pembagian sebagai berikut: a. Berdasarkan fungsi atau program

Klasifikasi beban dengan berdasarkan fungsi atau program dapat menyediakan informasi yang sangat bermanfaat dalam pencapaian suatu tujuan utama dari pengeluaran atas beban tersebut. Hal tersebut sangat membantu legislative dalam mengambil suatu keputusan dan melakukan reviu terkait pencapaian dari tujuan tersebut. Pengeluaran pemerintah sebagian besar dapat dengan mudah dibagi sesuai dengan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat spesifik, namun terkadang perlu dilakukan penilaian lebih lanjut untuk menentukan fungsi yang tepat. Hal tersebut terjadi apabila lembaga pemerintah memiliki lebih dari satu tujuan dalam penyediaan layanan. Misalnya, Perguruan Tinggi / Sekolah Militer biasanya diklasifikasikan sebagai bagian dari “militer” daripada “pendidikan.

b. Klasifikasi berdasarkan output Klasifikasi beban berdasarkan output sangat penting untuk menilai efisiensi. Pelaporan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output dapat memberikan dasar yang memadai dalam menilai kinerja dari organisasi dengan cara membandingkan output yang dihasilkan dengan harapan,

Page 9: Akuntansi beban kelompok_iv

8 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

perubahan efisiensi antar periode dan mungkin menilai/membandingkan dengan entitas non pemerintah. Pelaporan tersebut digunakan untuk menilai akuntabilitas dari suatu entitas pemerintahan.

c. Klasifikasi berdasarkan organisasi Beban juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian terpisah untuk tiap-tiap kementerian departemen atau lembaga. Masing-masing dari entitas tersebut kemudian bertanggung jawab atas beban yang telah dilakukan.

d. Klasifikasi tiap aktivitas. Klasifikasi berdasarkan aktivitas merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam menyediakan fasilitas untuk melakukan evaluasi terhadap nilai ekonomis dan efisiensi dari suatu kegiatan operasional entitas dengan memberikan data untuk menilai beban per unit yang harus dikeluarkan dalam suatu aktivitas tertentu suatu entitas. Dengan mengklasifikasikan beban berdasarkan aktivitas, serta pengukuran kinerja maka akan diperoleh data biaya yang harus dikeluarkan entitas terhadap pelaksanaan suatu aktivitas sehingga entitas tersebut dapat melakukan perencanaan terhadap anggaran yang diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas tersebut. Klasifikasi berdasarkan aktivitas biasanya digunakan untuk menentukan “membuat atau membeli” dan “melakukan atau membuat kontrak” dengan mempertimbangkan biaya/beban yang harus dikeluarkan.

e. Klasifikasi berdasarkan input. Negara yang mengklasifikasikan beban berdasarkan input adalah Selandia Baru. Catatan atas laporan keuangan dari Pemerintah Selandia Baru menampilkan biaya menurut jenis input dan mengungkapkan analisis tambahan subsidi dan pembayaran transfer, dan biaya operasional seperti subsidi dan transfer, beban operasi, personnel expense, state highways dsb.

IPSAS sendiri dalam Statement of Financial Performance mengklasifikasikan beban berdasarkan dua kategori yaitu beban berdasarkan sifatnya dan fungsinya. Beban-beban yang digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu : Beban berdasarkan sifat:

1. Wages, salaries, and employee benefits 2. Grants and other transfer payments 3. Supplies and consumables used 4. Depreciation and amortization expense 5. Impairment of property, plant, and equipment 6. Other expenses 7. Finance costs

Bentuk kedua dari klasifikasi beban adalah berdasarkan fungsi dari beban dan mengklasifikasikan beban sesuai dengan program atau tujuan entitas pelapor. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan bagi pengguna daripada klasifikasi sebelumnya, tetapi alokasi biaya dengan metode ini mungkin menimbulkan alokasi sewenang-wenang dan melibatkan pertimbangan yang cukup. Beban berdasarkan fungsi:

1. General public services 2. Defense

Page 10: Akuntansi beban kelompok_iv

9 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

3. Public order and safety 4. Education 5. Health 6. Social protection 7. Housing and community amenities 8. Recreational, cultural, and religion 9. Economic affairs 10. Environmental protection 11. Other expenses 12. Finance costs

C. PENGAKUAN BEBAN

1. Pengakuan Beban berdasarkan SAP Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu: a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan. b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu juga dipertimbangkan aspek materialitas.

Beban diakui pada saat: a. timbulnya kewajiban,

Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar pemerintah.

b. terjadinya konsumsi aset, Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas

kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah, atau

c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.

Dalam hal Badan Layanan Umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai Badan Layanan Umum. Namun demikian, khusus untuk aset bersejarah terdapat pengecualian dalam pengakuan beban sehubungan dengan aset bersejarah tersebut. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah

Page 11: Akuntansi beban kelompok_iv

10 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan. Sehingga, tidak ada penyusutan untuk pengeluaran aset bersejarah ini. Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Metode Pengakuan Beban: a. Pendekatan Beban, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat

sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau dikonsumsi sesegera mungkin.

b. Pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa tersebut dimaksudkan untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga-jaga.

2. Pengakuan Beban berdasarkan IPSAS

Secara umum prinsip pengakuan akuntansi dapat diakui dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan pertautan antara beban dan pendapatan, pengakuan segera/langsung, dan alokasi rasional. IPSAS pada dasarnya tidak memperbolehkan offset antara akun pendapatan dan beban kecuali dinyatakan demikian dalam standard lainnya. Oleh karena itu pengakuan beban pada sektor pemerintah terkadang tidak memenuhi prinsip pertautan antara beban dan pendapatan (revenue matching cost). Berikut ini beberapa contoh pengakuan beban yang diatur dalam IPSAS.

1. Pengakuan langsung (Recognize Immediately) Pada prinsip ini beban langsung diakui pada suatu periode saat terjadinya beban meliputi seluruh beban yang dikeluarkan. Biaya yang diakui dengan metode pengakuan ini adalah Biaya Pinjaman (Borrowing Cost) yang lebih lanjut diatur dalam IPSAS 5 dan beban atas perlengkapan.

2. Pertautan antara pendapatan dan beban Pengakuan ini mendasarkan pada kenyataan bahwa dalam memperoleh pendapatan pasti ada biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat. Biaya-biaya yang dikeluarkan secara umum dapat diasosiakan pada suatu pendapatan. Pada kasus ini biaya-biaya dikeluarkan dapat menghasilkan pendapatan. Dalam akuntansi pemerintah, jenis pengakuan ini sebenarnya tidak diperbolehkan namun tetap dimungkinkan. Ini terkait kegiatan pemerintah dalam memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dimana atas penyerahan tersebut masyarakat membayar sejumlah uang. Namun pengakuan ini tetap dilakukan modifikasi seusai tujuan kegiatan pemerintah tersebut. Contoh penggunaan metode pengakuan beban ini adalah biaya yang dikaitkan dengan produksi persediaan yang diatur dalam IPSAS 12. Biaya-biaya yang dikeluarkan terkait produksi barang atau jasa seluruhnya dikapitalisasikan ke nilai persediaan. Biaya tersebut antara lain biaya langsung dan biaya tidak langsung. Ketika persediaan dijual, dipertukarkan atau didistribusikan, nilai tercatat (carrying amount) diakui sebagai beban pada periode di mana pendapatan terkait diakui. Jika tidak ada

Page 12: Akuntansi beban kelompok_iv

11 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

pendapatan yang terkait, beban diakui pada saat barang atau jasa terkait telah diberikan. Selanjutnya penurunan nilai realisasi bersih (net realizable value) diakui sebagai beban pada periode kerugian atau penurunan terjadi. Pembalikan yang timbul dari kenaikan nilai realisasi bersih diakui sebagai pengurang beban persediaan pada periode di mana mereka terjadi. Penggunaan metode ini agaknya hanya terbatas pada transaksi penyerahan barang atau jasa kepada masyarakat.

3. Alokasi Rasional dan sistematis Metode pengakuan ini ditujukan untuk mengalokasikan sejumlah beban yang sebenaranya terjadi terkait dengan perolehan pendapatan namun tidak memenuhi kriteria sebab akibat. Pada perusahaan swasta, pengakuan beban jenis ini dilakukan pada alokasi beban penyusutan atas peralatan atau gedung.

Dalam akuntansi sektor publik / pemerintahan, standard yang digunakan adalah IPSAS 17 yang menerangkan bahwa beban penyusutan dibebankan secara sistematis selama masa manfaat aset. Adanya tambahan kata sistematis mengharuskan bahwa penyusutan dilakukan dengan suatu metode tertentu yang sistematis untuk mengalokasikan beban. Tujuan pembebanan ini tidak berkaitan dengan perolehan pendapatan sebagaimana yang terjadi pada sektor swasta tetapi ditujukan untuk mengetahui dan mencerminkan manfaat ekonomis atau layanan potensial aset di masa depan. Lebih lanjut mengenai metode dan teknis pembebanan ini diatur dalam IPSAS 17.

D. PENGUKURAN BEBAN

1. Pengukuran Beban berdasarkan SAP - pengukuran pos-pos laporan keuangan (termasuk beban) menggunakan mata

uang rupiah. - Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah.

Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.

- Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan - Pengukuran beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan

Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi. Transaksi beban dalam bentuk barang/jasa antara lain hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan jasa konsultansi.

- Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional.

Page 13: Akuntansi beban kelompok_iv

12 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

- Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan.

- Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

- Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menjadi: (a) Metode garis lurus (straight line method); (b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method); (c) Metode unit produksi (unit of production method)

- Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah

2. Pengukuran Beban berdasarkan IPSAS

IPSAS tidak mengatur secara khusus konsep pengukuran beban dalam standardnya. Tetapi, kita dapat menarik kesimpulan terkait kebijakan atas pengukuran beban dari konsep pengukuran atas akun lainnya. Berdasarkan analisis atas kebijakan pengukuran dari akun lainnya, secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengukuran beban dalam SAP dengan pengukuran beban yang diatur di dalam IPSAS. Pengukuran atas beban tidak dapat dipisahkan dari metode dan saat pengakuannya. Pengukuran beban juga tidak terlepas dari pengukuran biaya karena beban dapat dikatakan sebagai biaya yang telah terjadi, sehingga pengukurannya pun berdasarkan hasil dari pengukuran biaya namun untuk bagian yang telah digunakan. Terkait perbedaan kurs, beban (termasuk perbandingannya dalam Statement of Financial Performance) dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Namun demikian, IPSAS tidak menysaratkan penggunaan kurs bank sentral dalam rangka konversi tersebut.

E. PENYAJIAN BEBAN 1. Penyajian Beban berdasarkan SAP

Menurut PP no. 71 Tahun 2010, beban disajikan dalam Laporan Operasional. Selain menyajikan beban, Laporan Operasional juga menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO dan surplus/defisit operasional yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi. Pada contoh format Laporan Operasional Pemerintah Pusat seperti gambar di bawah ini, beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi

Page 14: Akuntansi beban kelompok_iv

13 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

2. Penyajian Beban berdasarkan IPSAS Informasi mengenai beban(expense) disajikan dalam statement of financial performance. Beban yang disajikan dalam statement of financial performance dapat diklasifikan menurut klasifikasi ekonomi maupun klasifikasi fungsi.

Page 15: Akuntansi beban kelompok_iv

14 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Page 16: Akuntansi beban kelompok_iv

15 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

FF.. PPEENNGGUUNNGGKKAAPPAANN BBEEBBAANN 1. Pengungkapan Beban berdasarkan SAP

Informasi terkait beban yang akan disajikan baik di muka, atau dalam catatan laporan keuangan : - Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsi

mengungkapkan pula tambahan informasi beban menurut klasifikasi ekonomi, a.l. meliputi beban penyusutan/amortisasi, beban gaji dan tunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman.

- Terkait dengan beban penyusutan, informasi mengenai penyusutan berikut harus diungkapkan, meliputi: - Nilai penyusutan - Metode penyusutan yang digunakan - Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan - Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

2. Pengungkapan Beban berdasarkan IPSAS

Page 17: Akuntansi beban kelompok_iv

16 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Informasi terkait beban yang akan disajikan baik di muka, atau dalam catatan laporan keuangan : - Ketika item pendapatan dan beban material, maka jumlahnya harus

diungkapkan secara terpisah. - Kondisi yang akan menimbulkan pengungkapan terpisah terkait item

pendapatan dan beban meliputi: (a) Write-downs of inventories to net realizable value or of property, plant and

equipment to recoverable amount or recoverable service amount as appropriate, as well as reversals of such write-downs;

(b) Restructurings of the activities of an entity and reversals of any provisions for the costs of restructuring;

(c) Disposals of items of property, plant and equipment; (d) Privatizations or other disposals of investments; (e) Discontinuing operations; (f) Litigation settlements; and (g) Other reversals of provisions.

- Entitas harus mengungkapkan baik di muka, atau dalam catatan laporan keuangan mengenai jenis klasifikasi beban yang digunakan apakah menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau berdasarkan fungsi, yang mana yang menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan

- Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi harus pula mengungkapkan informasi tambahan mengenai klasifikasi beban berdasarkan sifatnya, termasuk depreciation, amortization expense, dan employee benefits expense

Page 18: Akuntansi beban kelompok_iv

17 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

IIIIII.. PPEENNDDAAPPAATT AAHHLLII

1. Sri Suryanovi, Kajian Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan Indonesia :

Kontroversinya Berdasarkan Perspektif Peraturan Perundang-undangan

Terdapat beberapa pasal dalam peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan “ruhnya” basis akrual itu sendiri. Misalnya, dalam pasal 21 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 2004 dikatakan bahwa “pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima.” Hal ini berarti bahwa dalam akuntansi pemerintahan tidak boleh ada penyajian pos belanja di bayar dimuka karena itu berarti merupakan pelanggaran UU. Padahal di sisi lain, Keppres Nomor 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pengadaan barang dan Jasa, membolehkan adanya pemberian uang muka kepada penyedia barang/jasa dalam suatu kontrak pengadaan barang dan jasa. Berdasarkan basis akrual, maka pemberian uang muka tersebut seharusnya dicatat dan disajikan sebagai belanja dibayar di muka, bukan sebagai belanja. Akan tetapi, jika mengacu pada UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 21 ayat 1 maka pencatatan dan penyajian pemberian uang muka tersebut, sebagai belanja dibayar di muka berarti menjadi tidak sesuai atau melanggar UU tersebut. Sehingga harus diperhitungkan penjelasan apa saja yang diperlukan dalam laporan keuangan agar pengakuan Belanja Dibayar Dimuka dengan menggunakan basis akrual tidak terlihat melanggar pasal tersebut.

2. Bambang Widjajarso, dalam Penerapan Basis Akrual Pada Akuntansi Pemerintah Indonesia: Sebuah Kajian Pendahuluan

Tujuan penerapan basis akuntansi akrual pada dasarnya untuk memperoleh

informasi yang tepat atas jasa yang diberikan pemerintah dengan lebih transparan. Sebagai contoh, biaya-biaya pensiun pegawai pemerintah yang dimasukkan dalam biaya dalam periode akuntansi saat mereka masih dipekerjakan mencerminkan biaya yang sebenarnya, jika dibandingkan dengan pembayaran pensiun yang terakumulasi pada saat pegawai tersebut sudah pensiun dan tidak relevan dengan biaya periode setelah mereka pensiun. Contoh-contoh lain, seperti diuraikan dalam makalah yang sama, adalah belanja modal dari proyek yang merupakan beban periode tahun berjalan dirasa kurang tepat jika dibanding dengan biaya depresiasinya dan beban bunga atas pinjaman berbasis akrual akan memberikan informasi risiko yang lebih akurat, terutama bagi pemberi garansi.

Page 19: Akuntansi beban kelompok_iv

18 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

IIVV.. PPEERRBBAANNDDIINNGGAANN AAKKUUNNTTAANNSSII BBEEBBAANN DDII NNEEGGAARRAA LLAAIINN

A. AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK DI AUSTRALIA

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang menghasilkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi untuk pemilik.

AASB mengatur defenisi, pengakuan dan pengukuran beban dalam beberapa standar yaitu:

AASB 101 Penyajian Laporan Keuangan (Presentation of Financial Statements);

AASB 102 Persediaan (Inventories);

AASB 111 Kontrak Konstruksi (Construction Contracts);

AASB 112 Pajak Penghasilan (Income Taxes);

AASB 116 Properti, Pabrik dan Peralatan (Property, Plant and Equipment);

AASB 117 Sewa Guna (Leases);

AASB 119 Imbalan pegawai (Employee Benefits);

AASB 136 Penurunan Nilai Aset (Impairment of Assets);

AASB 137 Profisi, kewajiba kontijensi, dan Aset Kontijensi (Provisions, Contingent Liabilities and contingent Assets);

AASB 138 Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets);

AASB 141 Pertanian (Agriculture). .

1. Kriteria Pengakuan Pendapatan Sesuai dengan kerangka dasar, beban harus diakui pada laporan keuangan agensi pemerintah hanya ketika kriteria-kriteria berikut terpenuhi:

Ada penurunan manfaat ekonomi berkaitan dengan pengurangan aset dan/atau peningkatan kewajiban telah terjadi.

Konsumsi atau hilangnya manfaat ekonomi masa mendatang memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan handal.

Kriteria yang kedua menekankan bahwa beban dapat diukur dengan handal. Dalam banyak kasus, nilai dari beban harus diestimasi. Penggunaan estimasi yang wajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persiapan laporan keuangan dan tidak meruntuhkan kehandalan dari laporan tersebut. Akan tetapi, ketika estimasi yang handal tidak dapat dibuat, beban tidak diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif.

Beberapa item, pada suatu titik waktu tertentu gagal memenuhi kriteria pengkauan beban, dapat memenuhi kriteria pada waktu selanjutnya sebagai hasil adanya kejadian-kejadian seperti adanya saran hukum yang menyatakan bahwa agensi pemerintah akan memenangkan suatu sengketa. Item yang memenuhi karaktersistik dari beban namun gagal memenuhi kriteria pengakuan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Hal ini dilakukan ketika pengetahuan akan item tersebut relevan terhadap evaluasi kinerja keuangan dari entitas oleh pengguna Laporan Laba-Rugi komprehensif.

Page 20: Akuntansi beban kelompok_iv

19 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

2. Pengakuan Dengan basis akrual, beban diakui saat terjadi, biasanya saat barang diterima atau jasa

dikonsumsi. Pengakuan tidak dilakukan ketika barang atau jasa dibayar. Titik di mana beban diakui bergantung pada sifat dari transaksi atau kejadian yang memberikan peningkatan beban. Contohnya:

Examples include:

Ketika masa manfaat ekonomi di masa datang yang diperoleh agensi dikonsumsi secara langsung atau segera setelah pembelian,contohnya perlengkapan, beban telah memenuhi kualifikasi pengakuan pada periode pembelian manfaat ekonimi tersebut;

Ketika manfaat ekonomi diharapkan akan dikonsimsi di beberapa periode pelaporan, contonya aset fisik jangka panjang, beban harus dialokasikan secara sistematis pada periode pelaporan di mana manfaat ekonomi dikonsumsi;

Dalam transaksi timbal-balik, pengakuan didasarkan pada hubungan langsung antara biaya yang terjadi dan item spesifik dari pendapatan;

Ketika pengeluaran atau beban tidak memberikan manfaat ekonomi, seperti denda, beban tersebut langsung diakui;

Ketika kewajiban terjadi tanpa adanya pengakuan aset, seperti utang gaji, beban gaji diakui bersamaan dengan pengakuan kewajiban tersebut.

3. Contoh-contoh Beban Beban-beban dari entitas pemerintah termasuk:

Gaji, upah dan biaya lain yang berkaitan dengan pegawai.

Biaya dari aset yang dikonsumsi dalam bentuk barang ataupun jasa, seperti perlengkapan, depresiasi dan sebagainya.

4. Kerugian Defenisi dari beban beliputi juga kerugian sebagaimana halnya juga dengan biaya yang

timbul akubat kegiatan entitas. Kerugian meliputi kerugian dari penjualan aset tidak lancar, penurunan nilai persediaan dan penurunan nilai wajar dari instrumen keuangan yang dipegang untuk memperoleh keuntungan. Rugi dicatat secara terpisah dari beban dalam laporan laba-rugi kemprehensif.

5. Biaya Awal Proyek Biaya sering terjadi sehubugan dengan pelaksanaan proyek sebelum diketahui apakah

biaya tersebut akan menghasilkan aset bagi agensi. Ketika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, setiap biaya haus dibebankan saat terjadinya.

Keadaan-keadaan yang melibatkan biaya awal dalam proyek konstruksi, seperti perjanjian-perjanjian, biaya riset dalam fase proyek, diatur dalam AAASB 138 Aset tidak Berwujud.

Financi

al Management Framework

Page 21: Akuntansi beban kelompok_iv

20 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

6. Biaya Konstruksi – Work in Progress Ketika agensi pemerintah membangun aset untuk digunakan sendiri, biaya yang

terjadi selama proses konstruksi yang secara langsung digunakan untuk membawa aset ke lokasi dan mencapai kondisi yang seharusnya harus di kapitalisasi ke akun work in progress. Ketika aset selesai dipasang dan siap digunakan, aset tersebut diklasifikasikan ke kelas yang seharusnya.

Contoh dari biaya work in progress adalah;

Biaya persiapan lahan;

Material yang digunakan;

Biaya awal pengiriman dan penanganan;

Biaya pemasangan dan perakitan;

Biaya uji coba;

Biaya pegawai yang secara langsung dapat dialokasikan ke proyek konstruksi

Biaya profesional. Akan tetapi, tidak semua dana yang disediakan untuk tujuan pekerjaan modal dapat

dikapitasilasi menjadi aset. Biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung dialokasikan ke pekerjaan konstruksi atau untuk membawa da menyiapkan kondisi aset harus segera dibebankan.

Biaya-biaya yang dimaksud adalah:

Biaya administrasi dan biaya tidak langsung lainnya;

Biaya pelatihan

Biaya iklan dan promosi

Biaya-biaya untuk membuka fasilitas baru. Jumlah pengeluaran untuk aset harus melewati nominal batas pengeluaran aset yang telah ditentukan sebelumnya agar dapat diklasifikasi.nancial Management Framework

>> Overview Diagra

7. Service Concession Arrangements Pada tahap awal perjanjian jasa, biaya mungkin terjadi tanpa adanya keyakinan akan:

Apakah proyek akan berjalan

Metode penyediaan proyek atau jasa yang paling baik;

Apakah sebuah aset akan tercipta;

Apakah pembeli sektor publik akan mengendalikan manfaat yang dibentuk oleh aset. Biaya awal termasuk tim sumberdaya manusia untuk proyek, biaya konsultan dan

legal, serta publikasi untuk konsultan atau proses tender.

Dengan Public Private Partnerships Guidance Material – Value for Money Framework, yang diterbitkan oleh Department of Local Government and Planning, penentuan metode proyek atau apakah proyek akan menghasilkan aset atau tidak terjadi di awal penandatanganan kontrak tender. Dengan demikian, semua biaya proyek yang terjadi sebelum kontrak harus dibebankan.

Page 22: Akuntansi beban kelompok_iv

21 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Item-item yang dibeli dalam rangka pelaksanaan proyek atau mendukung penyediaan jasa, yang pada dasarnya dan menurut nilainya dikualifikasikan sebagai aset (conohnya tahan, pabrik dan peralatan), harus dikapitalisasi secara terpisah.

B. AKUNTANSI BEBAN SEKTOR PUBLIK DI AMERIKA SERIKAT

Dalam Accounts and Reports, Filing No. 4.030 Tahun 1998, disebutkan pengertian

mengenai basis akrual modifikasi. “Modified Accrual Basis accounting recognizes an

economic transaction or event as revenues in the operating statement when the revenues

are both measurable and available to liquidate liabilities of the current period. Available

means collectible in the current period or soon enough thereafter to be used to pay liabilities

of the current period. Similarly, expenditures are generally recognized when an event or

transaction is expected to draw on current spendable resources.” Akuntansi berbasis akrual

modifikasi mengakui adanya sebuah transaksi atau kejadian sebagai pendapatan saat dapat

diukur dan tersedia untuk menyelesaikan kewajiban pada suatu periode. Tersedia berarti

dapat dikumpulkan pada suatu periode atau dengan segera agar dapat digunakan untuk

membayar kewajiban. Sama halnya dengan belanja yang umumnya diakui saat sebuah

transaksi atau kejadian diharapkan akan memakai sumber keuangan pada periode tertentu.

Seperti diketahui bahwa anggaran Amerika Serikat menggunakan akuntansi dana.

Akuntansi dana merupakan sistem akuntansi yang banyak dipakai oleh organisasi nirlaba

maupun kepemerintahan. Dalam akuntansi dana, dana merupakan kesatuan akuntansi

(accounting entity) dan kesatuan fiskal (fiscal entity). Dana merupakan suatu kesatuan

akuntansi karena mempunyai suatu persamaan akuntansi . Selain itu, dana merupakan

kesatuan fiskal karena memiliki sumber keuangan yang penggunaannya telah ditentukan

dalam anggaran. Kesatuan akuntansi dana terbentuk dari lebih dari satu dana dimana

masing-masing dana berdiri sendiri, tidak terintegrasi dengan yang lain. Maka dalam

pembuatan laporan keuangan, setiap jenis dana yang sama akan dikonsolidasikan, namun

jika tidak sejenis maka dana tersebut tidak akan dikonsolidasikan.

Dalam sistem akuntansi Amerika Serikat, fokus pengukuran utama dalam akuntansi

dana terdapat pada sumber keuangan lancar dan perubahan dalam sumber keuangan

lancarnya. Akuntansi dana pemerintahan mengenal belanja (expenditure) yang didefenisikan

dalam sebagai semua penurunan dalam aset bersih dana – untuk operasi lancar, belanja

modal, atau pelunasan hutang, kecuali yang timbul dari transfer ke dana-dana lainnya.

Hanya pertukaran – seperti hasil dari transaksi pembiayaan antar dana dalam pengakuan

belanja dana yang bukan merupakan belanja pemerintah secara keseluruhan.

Page 23: Akuntansi beban kelompok_iv

22 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

8. Pengakuan dan Pengukuran GASB menyatakan bahwa fokus pengukuran akuntansi dana pemerintahan

berdasarkan pada belanja, yaitu penurunan dalam sumber keuangan bersih. Sebagian besar

belanja dan transfer keluar tersebut diukur secara objektif dan dicatat ketika kewajiban

dana terkait terjadi. Belanja diakui dalam periode akuntansi ketika kewajiban dana terjadi,

jika dapat diukur. Hal ini dikecualikan untuk bunga dan pokoknya yang belum jatuh tempo

pada kewajiban jangka panjang, yang seharusnya diakui ketika jatuh tempo.

Ditetapkan juga bahwa sumber keuangan biasanya diapropiasikan dalam dana lain

untuk transfer ke dana pelunasan hutang pada periode ketika pokok dan bunga hutang yang

jatuh tempo harus dibayar. Besarannya itu bukan kewajiban lancar dari dana pelunasan

hutang ketika pelunasannya tidak membutuhkan belanja dari aset dana yang tersedia.

GASB menjelaskan bahwa terdapat 2 alternatif pengakuan belanja, yaitu:

1. Untuk akun persediaan bisa dianggap sebagai belanja ketika terjadi pembelian

ataupun ketika digunakan, dan jumlah persediaan yang signifikan harus dilaporkan

dalam neraca.

2. Belanja asuransi dan jasa serupa yang melebihi dari satu periode akuntansi

(pembayaran dimuka) tidak perlu dialokasikan antara periode akuntansi, tetapi

boleh dicatat sebagai belanja pada periode perolehan.

9. Jenis Belanja Terdapat beberapa jenis belanja pemerintah Amerika Serikat berdasarkan akuntansi dana,

yaitu:

1. Belanja Pengeluaran Modal (Capital Outlay)

Pada umumnya belanja pemerintah untuk pengeluaran modal dicatat dengan

menggunakan dana tersendiri yakni dana proyek modal. Namun tidak menutup

kemungkinan adanya belanja pengeluaran modal ini dibiayai oleh transfer antar

dana baik yang berasal dari dana umum ataupun dana khusus.

2. Belanja Pelunasan Hutang

Belanja pelunasan hutang GLTD (general long term debt) diakui “ketika jatuh

tempo” karena sebagian besar pajak pemerintah pusat dan daerah berhubungan

dengan pajak properti dan anggaran pada basis “ketika jatuh tempo”. Kemudian,

apropiasi untuk belanja pokok dan bunga GLTL setara dengan pembayaran yang

dilakukan selama tahun tersebut, tanpa memperhatikan akrual apapun pada akhir

tahun. Pengizinan pemerintah dalam menghitung dan melaporkan untuk tujuan

GAAP pada basis dimana anggaran dipersiapkan untuk menghindari perbedaan

signifikan anggaran GAAP yang akan telah dijelaskan dan direkonsiliasikan dalam

Page 24: Akuntansi beban kelompok_iv

23 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

hampir setiap laporan keuangan dana pemerintah. Ada juga alasan praktis dan

teoritis lain untuk pendekatan “ketika jatuh tempo” ini.

3. Belanja Intern Pemerintah

Belanja intern pemerintah biasanya bertujuan untuk pembagian pendapatan

negara, hibah, dan program bantuan keuangan lain bagi pemerintah-pemerintah

daerah, dan pemerintah distrik. Klasifikasi belanja “intern pemerintah”

mengisyaratkan bahwa merupakan belanja tingkat pemerintah pusat ini bukan

untuk barang dan jasa pada level tersebut, tetapi merupakan pembayaran untuk

pemerintah daerah untuk membiayai belanja tingkat daerah.

4. Belanja Operasi Lancar

Seluruh belanja dana pemerintah selain untuk pengeluaran modal, pelunasan

hutang, atau tujuan intern pemerintah diarahkan untuk sebagai belanja operasi

sekarang atau sederhananya belanja operasional. Pembayaran gaji dan biaya

pegawai terkait merupakan belanja operasi lancar terbesar bagi kebanyakan

pemerintah pusat dan daerah. Memang, pembayaran gaji dan biaya terkait sering

berkomposisi 65% - 75% dari belanja dana umum dan dana pendapatan khusus dari

kota - kota, desa - desa dan pemerintah daerah lainnya dan 75% - 85% dari belanja

sistem sekolah umum dari tipe dana ini.

5. Persediaan dan Pembayaran Dimuka

GASB mengizinkan persediaan dan pembayaran dimuka dibebankan sebagai

belanja segera karena – dari perspektif kas atau yang dapat dikonversi ke kas –item

demikian bukanlah sumber keuangan yang tersedia untuk belanja keuangan masa

depan. Pada intinya, alternatif tersebut mengizinkan pemerintah yang ingin

melakukan untuk mengikuti sebuah konsep “aset cepat” dari working capital dalam

akuntansi untuk saldo dana dan perubahan dalam posisi keuangan dana. Juga,

banyak pemerintah membuat apropiasi sesuai jangka waktu persediaan untuk

diperoleh atau asuransi untuk dibeli selama satu tahun fiskal. Pengizinan mereka

untuk melaporkan item tersebut dalam basis anggaran di Laporan Penerimaan,

Belanja, Dan Perubahan Saldo Dana dana pemerintah menghindari konflik potensial

antara prosedur akuntansi anggaran dan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum

(GAAP) yang akan telah dijelaskan dan direkonsiliasikan dalam catatan laporan

keuangan.

Page 25: Akuntansi beban kelompok_iv

24 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

CC.. PPEERRBBEEDDAAAANN DDAANN PPEERRSSAAMMAAAANN DDEENNGGAANN SSEEKKTTOORR KKOOMMEERRSSIIAALL

AA.. IINNTTEERRNNAATTIIOONNAALL FFIINNAANNCCIIAALL RREEPPOORRTTIINNGG SSTTAANNDDAARRDDSS ((IIFFRRSS)) 1. Definisi Beban Menurut IFRS

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi atas aset atau penambahan kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada peserta ekuitas. IFRS juga mengadopsi pengecualian beban yang berasal dari “distributions to owners”. (Conceptual Framework)

2. Pengakuan Beban Menurut IFRS

Beban diakui dalam laporan laba rugi pada saat penurunan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah timbul dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti bahwa pada dasarnya, pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset ( misalnya ,hak akrual karyawan atau penyusutan peralatan ). ( IASC conceptual Framework par. 94)

Entitas harus mengakui semua item pendapatan dan beban pada periode dimana pendapatan dan beban itu terjadi, kecuali diijinkan lain oleh IFRS

Bunga dan beban lain yang bisa ditelusuri pada kewajiban akibat pelepasan dari grup akun held for sale harus terus diakui sebagai beban. (Consumption of goods or services. IFRS 2)

Beban diakui dalam laporan laba rugi dengan dasar hubungan langsung antara biaya yang dikeluarkan dengan produk item tertentu dari pendapatan . Proses ini , sering disebut sebagai ‘matching cost with revenue’, melibatkan pengakuan simultan atau gabungan pendapatan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama , misalnya , berbagai komponen beban yang menghasilkan biaya pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang . Namun, penerapan konsep matching dalam kerangka ini tidak memungkinkan adanya pengakuan item dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban . " ( IASC Conceptual Framework par.95 )

Titik di mana beban diakui tergantung pada sifat dari transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan biaya .

Pengakuan langsung (Recognize Immediately), pertautan antara pendapatan dan beban, atau alokasi rasional dan sistematis.

3. Pengukuran Beban

IFRS tidak mengatur secara khusus tentang pengukuran beban. Konsep pengukuran beban masih menggunakan kosep pengukuran yang secara umum berlaku pada pengukuran lainnya atas akun-akun dalam laporan keuangan.

Keseluruhan pendapatan bunga dan beban bunga yang dihitung berdasarkan metode bunga efektif, untuk aset finansial yang tidak bisa dihitung berdasar harga wajar (IFRS 7)

Page 26: Akuntansi beban kelompok_iv

25 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Pendekatan penilaian pendapatan yang mengkonversikan nominal di masa depan (bisa berupa pendapatan dan beban) menjadi satu nominal terdiskonto (IFRS 13)

Entitas tidak boleh meng-offset aset dan kewajiban, atau pendapatan dan beban, kecuali dibutuhkan atau diijinkan oleh IFRS (IAS 1)

Saat Inventori dijual, Carrying Amount dari Inventori tersebut diakui sebagai beban di periode dimana pendapatan yang berhubungan dengan beban timbul.

Nominal dari penurunan inventori menjadi Net Realisable Value, dan semua kerugiannya, diakui sebagai beban pada periode penurunan atau kerugian terjadi.

Nominal kebalikan dari penurunan inventori, yang timbul dari kenaikan Net Realisable Value, harus diakui sebagai pengurang nominal inventori yang diakui sebagai beban saat kebalikan tersebut terjadi. (IAS 2)

Pengeluaran riset (atau dalam fase riset dari proyek internal) harus diakui saat hal tersebut terjadi (IAS 38).

Biaya Historis

Biaya Masa Kini

Net realisable value

Biaya Penggantian

Setara Kas

Cost Model and Revaluation Model (IAS 16)

4. Pengungkapan Beban

Mewajibkan pengungkapan semua kebijakan akuntansi terkait dasar beban yang timbul dari aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diakui dan diukur .

Menyediakan semua item pendapatan dan beban yang diakui dalam periode : dalam sebuah pernyataan tunggal laba rugi komprehensif ; atau dalam sebuah pernyataan yang menampilkan komponen laba rugi (laporan laba rugi yang terpisah) dan pernyataan kedua dimulai dengan laporan laba rugi dan menampilkan komponen pendapatan komprehensif lainnya ( laporan laba rugi komprehensif ) .

Beban perlu disubklasifikasikan untuk menyoroti biaya dan pemulihan biaya program tertentu, kegiatan, atau segmen lain yang terkait

Biaya yang berhubungan dengan fungsi utama yang dilakukan oleh entitas disajikan terpisah .

Ketika item pendapatan dan beban yang material, sifat dan jumlah mereka harus diungkapkan secara terpisah.

Peristiwa-peristiwa yang akan menimbulkan pengungkapan terpisah item beban

Entitas mengklasifikasikan biaya menurut fungsi harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi dan beban imbalan kerja .

Tidak ada item pendapatan dan beban harus disajikan sebagai pos luar biasa , baik di muka laporan laba rugi atau dalam catatan .

Beban diakui selama periode sehubungan dengan piutang tidak tertagih dari piutang pihak yang memiliki hubungan istimewa .

Page 27: Akuntansi beban kelompok_iv

26 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Item beban yang berhubungan dengan investasi atau pendanaan dalam laporan arus kas metode tidak langsung

berdasarkan Sifat dan Fungsi (IAS 1)

Menurut IAS 16 • Basis pengukuran Carrying Amount • Metode Depresiasi yang dipakai • Masa manfaat atau rate depresiasi • Gross carrying amount dan accumulated depreciation dan impairment losses • Rekonsiliasi Carrying Amount pada awal dan akhir periode, menunjukkan :

• Penambahan • Pelepasan • Akusisisi melalui kombinasi bisnis • Kenaikan atau penurunan karena revaluasi • Rugi karena Impairment • Pembalikan Rugi Impariment • Depresiasi • Perubahan karena selisih kurs mata uang, dll

Entitas melaporkan terpisah, antara aset dan kewajiban, dan pendapatan dan beban (IAS 1)

Jumlah atau nominal inventori yang diakui sebagai beban periode berjalan (IAS 2)

Jumlah atau nominal write down inventori yang diakui sebagai beban (IAS 2)

Entitas harus mengungkapkan nominal agregat dari beban riset dan pengembangan pada periode berjalan. (IAS 38)

5. Perbandingan SAP dengan IFRS

IFRS dijadikan pedoman dalam penyusunan IPSAS, dan IPSAS dijadikan pedoman penyusunan SAP. Jadi secara umum prinsip SAP dan IFRS akan serupa. Dan untuk sektor publik, maka SAP sudah pasti lebih mendetail dari IFRS. Seperti halnya dengan Standard Akuntansi Pemerintahan, IFRS (dalam IAS 1) menawarkan dua pendekatan dalam pengklasifikasian beban, yaitu berdasarkan Sifat dan Fungsi dari beban, yang mana memberikan informasi yang dapat diandalkan dan lebih penting. Namun demikian, IFRS menggarisbawahin bahwa pengklasifikasian berdasarkan fungsi dapat memberikan informasi yang lebih dapat diandalkan dan relevan.

Pada IFRS, secara umum memiliki kebijakan yang sama dengan IPSAS (begitu juga SAP yang menjadikan IPSAS sebagai pedoman) terkait pengakuan beban sebagaimana dijelaskan dalam bagian sebelumnya, yaitu konsep pengakuan beban dapat terkait dengan pengakuan langsung (Recognize Immediately), pertautan antara pendapatan dan beban, atau alokasi rasional dan sistematis.

Secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsep pengukuran beban pada IFRS dengan konsep pengukuran beban pada IPSAS yang dijadikan pedoman penyusunan SAP.

Page 28: Akuntansi beban kelompok_iv

27 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

BB.. PPEERRNNYYAATTAAAANN SSTTAANNDDAARR AAKKUUNNTTAANNSSII KKEEUUAANNGGAANN ((PPSSAAKK)) 1. Definisi Beban Menurut PSAK

“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.

2. Pengakuan Beban Menurut PSAK

Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal

Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur unsur tersebut dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. (Psak 1)

Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen keuangan atau komponen yang merupakan kewajiban keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. (Psak 50)

Biaya transaksi ekuitas yang diabaikan tersebut diakui sebagai beban (PSAK 50)

Beban pajak penghasilan diakui dalam setiap periode interim berdasarkan pada estimasi terbaik dari perkiraan rata-rata tertimbang tarif pajak yang diharapkan untuk tahun buku penuh. (Psak 3)

3. Pengukuran Beban Menurut PSAK Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk

menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau kelompok aset keuangan atau liabilitas keuangan) dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selamaperiode yang relevan. (Psak 55)

Total pendapatan bunga dan total beban bunga (dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (PSAK 60) Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method). (Psak 16)

4. Pengungkapan Beban Menurut PSAK

Total pendapatan dan beban bunga (PSAK 60)

Pendapatan dan beban imbalan dari aset atau liabilitas keuangan dan aktivitas wali amanat

Page 29: Akuntansi beban kelompok_iv

28 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

Pengungkapan nilai wajar

Pengungkapan kualitatif

Pengungkapan kuantitaif

Risiko kredit

Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai

Agunan dan peningkatan kualitas kredit yang diperoleh

Risiko likuiditas

Risiko pasar

Analisis sensitivitas

Pengungkapan risiko pasar lainnya

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya (PSAK 1)

Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode (PSAK 1) : a. dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif,

Atau b. dalam bentuk dua laporan:

(1) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (Laporan laba rugi terpisah); dan

(2) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan

Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan dan beban adalah sebagai berikut (PSAK 1) a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset

tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut;

b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;

c. pelepasan aset tetap; d. pelepasan investasi; e. operasi yang dihentikan; f. penyelesaian litigasi; dan g. pembalikan laibilitas diestimasi lain.

Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi, dan beban imbalan kerja (psak 1)

Total beban bunga yang diungkapkan sesuai dengan paragraf 20(b) adalah komponen biaya keuangan, dimana PSAK 1 paragraf 79(b) mensyaratkan disajikan terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif (PSAK 60)

5. Perbandingan SAP dengan PSAK Definisi beban yang diberikan oleh PSAK sama persis dengan yang ada pada IFRS,

karena memang PSAK berpedoman pada IFRS, sehingga pada dasarnya prinsipnya sama dengan SAP, yang berpedoman pada IPSAS yang tentunya juga berpedoman pada IFRS.

Page 30: Akuntansi beban kelompok_iv

29 | SS ee mm ii nn aa rr AA kk uu nn tt aa nn ss ii PP ee mm ee rr ii nn tt aa hh aa nn

REFERENSI

Suryanovi, Sri. Kajian Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan Indonesia : Kontroversinya Berdasarkan Perspektif Peraturan Perundang-undangan.

Widjajarso, Bambang. Penerapan Basis Akrual Pada Akuntansi Pemerintah Indonesia:

Sebuah Kajian Pendahuluan. International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). Study 10 - Definition and Recognition of Expenses/Expenditures. International Federation of Accountants (IFAC). 1996. Public Sector Accounting Standards Board. Statement of Accounting Concepts 4 - Definition

and Recognition of Expenses/Expenditures. International Federation of Accountants

(IFAC). 1996 Recognition of the Elements of Financial Statements. Australian Accounting Research

Foundation Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta