SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

81
SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA PT SURACO JAYA ABADI MOTOR CABANG ANTANG MAKASSAR FIRDAYANTI 10573 02600 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

Page 1: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

SKRIPSI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATANDAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSIKEUANGAN PADA PT SURACO JAYA ABADI MOTOR

CABANG ANTANG

MAKASSAR

FIRDAYANTI

10573 02600 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2015

Page 2: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …
Page 3: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …
Page 4: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

ABSTRAK

FIRDAYANTI, 2015. ANALISIA PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATANDAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI PADA PT SURACO JAYAABADI MOTOR CABANG ANTANG MAKASSAR (DR. H. Mahmud Nuhung, MA danIsmail Badolahhi, SE.,M.Si.,AK,CA)

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan danbeban berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan pada PT Suraco Jaya Abadi Motor CabangAntang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan danmembandingkan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban berdasarkan standarakuntansi pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang Makassar.

Penelitian ini di lakukan di PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang Makassar,Metode penelitian yang digunakan dala penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif.Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Berdasarkan penelitian yang digunakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwaPengakuan pendapatan pada PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR menggunakan Cash BasisAccounting( Akuntansi Berbasis Kas ) dimana pendapatan dilaporkan pada saat uang telahditerima. Pengakuan beban pada PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR menggunakan DirectMatching( Penandingan Langsung ) dimana beban ini akan dilaporkan dalam periode yangsama sebagaimana pendapatan penjualan diakui. Pendapatan PT. SURACOJAYAABADIMOTOR diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterimaoleh PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR.

Keyword : perlakuan Akuntansi, PSAK NO.23, Pendapatan dan Beban

Page 5: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi banyak kesulitan dan

rintangan disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Namun

berkat bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, maka penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan yang

berbahagia ini penulis menghaturkan banyak terima kasih serta penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ismail Badollahi SE., M.Si, AK selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. H. Mahmud Nuhung dan Ismail Badollahi, SE., M.Si, AK selaku

dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

iv

5. Bapak Reski Abdullah Bone selaku Pimpinan Cabang PT. Suracojaya

Abadimotor Cabang Antang besrta stafnya yang telah memudahkan dan

memberikan data terkait dengan pembahasan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta para pegawai di lingkungan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan motivasi, dukungan

dan doa kepada penulis.

8. Sahabatku teman teman Kelas AK 6 2011 yang selalu memberi masukan

dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Sahabat seperjuanganku yang sering penulis temani tertawa bersama dan

teman nongkrong dikampus Fila, Fety, Aty.

10. Kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya, penulis

ucapkan terima kasih.

Sebagai penutup, kepada pembaca yang budiman penulis harapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini.

Billahifiisabililhaq, AssalamualaikumWr. Wb

Makassar, 09 Juli 2014

Penulis

Page 7: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PEGESAHAN .......................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 4

2. Manfaat Praktis ............................................................................. 4

3. Kebijakan ...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi.................................................. 6

1. Asumsi Dasar Akuntansi.................................................................. 6

2. Konsep Dasar Akuntansi.................................................................. 7

B. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan............................................. 7

C. Pengertian Pendapatan dan Beban ....................................................... 9

1. Pengertian Pendapatan ..................................................................... 9

2. Pengertian Beban ............................................................................. 11

Page 8: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

iv

D. PSAK No. 23 Tentang Pendapat .......................................................... 14

1. Pengukuran Pendapatan ................................................................... 14

2. Penjualan Barang ............................................................................. 15

3. Penjualan Jasa .................................................................................. 18

4. Bunga, Royalti dan Deviden ............................................................ 22

E. PSAK Tentang Beban .......................................................................... 23

1. Pengakuan Beban ........................................................................... 24

2. Pengukuran beban .......................................................................... 25

F. Perlakuan Akuntansi ............................................................................ 26

1. Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan............................................. 26

2. Perlakuan Akuntansi Atas Beban..................................................... 30

3. Pelaporan.......................................................................................... 33

G. Kerangka Pikir..................................................................................... 39

H. Hipotesis .............................................................................................. 39

BAB III Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 40

B. Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 40

C. Jenis dan Sumber Data……..………………………………………….. 41

D. Metode Analisis ……………………………………………………… 42

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah Singkat Yamaha …………………………………………....... 43

B. Sejarah Singkat PT Soraco Jaya Abadi Motor ……………………… 44

C. Visi Dan Misi ………………………………………… ...................... 45

Page 9: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

iv

D. Struktur Organisasi ………………………………………… ............. 46

E. Job Description (Uraian Tugas)……………………………………… 47

F. Profil Usaha.......................................................................................... 48

BAB V Hasil Dan Pembahasan

A. Kebijakan Akuntansi PT Suraco Jaya Abadi Motor ……………… ... 52

B. Pengakuan Pendapatan Uang diTerapkan Perusahaan......................... 53

C. Pengakuan Beban yang diterapkan Perusahaan …………………… .. 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………… ......................... 67

B. Saran ………………………………………….................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya di dalam kehidupan perusahaan apapun bentuk dan

sifatnya, baik yang bergerak di bidang perindustrian, perdagangan umumnya,

maupun yang bergerak dibidang jasa selalu berusaha untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.Untuk mencapai tujuan yang dimaksud maka

perusahaan harus mampu menciptakan suatu kerjasama yang teratur dan

dapat mengantisipasi masalah-masalah yang ada dalam perusahaan tersebut.

Kinerja harus bagus terutama pada kinerja penyusunan laporan

keuangan yang dibuat secara periodik. Laporan keuangan merupakan hasil

akhir dari proses akuntansi berupa neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus

kas yang disusun dalam satu periode akuntansi (biasanya dihitung).

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu kinerja perusahaan, hal ini

sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

dalam suatu periode yang tergambar dalam laporan laba-rugi.

Struktur dan proses perlakuan akuntansi pendapatan haruslah

dipahami secara baik, dengan demikian seseorang akan dapat menjelaskan

mengapa suatu perlakuan akuntansi sangatlah dibutuhkan dalam pengolahan

suatu perusahaan. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan

cukup untuk memudahkan pengelolaan perusahaan, untuk mempertahankan

eksistensinya dan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 11: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

2

Selain pendapatan, beban juga merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi laporan keuangan dan diakui dalam laporan laba-rugi

berkaitan dengan manfaat ekonomi dengan penurunan asset dan diukur

dengan handal. Ketetapan pencatatan beban tergantung pada ketetapan

pengklasifikasian beban yang diterapkan perusahaan karena pihak yang

terlibat membutuhkan berbagai informasi untuk kepentingannya baik

informasi keuangan maupun non keuangan.

Perlu diketahui bahwa pendapatan atau penghasilan dan beban saling

berkaitan erat dengan nilai dari suatu objek ekonomi tertentu. Pendapatan dan

beben memiliki sifat moneter karena dihasilkan dari sifat peristiwa yang

menyebabkan perubahan nilai dari objek ekonomi tersebut. Beban

menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa

dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perlakuan akuntansi yang tepat atas pendapatan dan beban dikatakan

penting, sebab dalam kegiatan ini dilakukan berbagai macam proses

akuntansi mulai dari pencatatan penerimaan sehingga keluar output yang

berupa laporan keuangan. Hal ini sangat penting dikarenakan pendapatan dan

beban ini berhubungan langsung dengan segala kegiatan operasi perusahaan.

Oleh karena itu, perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang sesuai

standar akuntansi keuangan sangat baik untuk memperlancar berbagai

kegiatan operasi yang ada di perusahaan.

Page 12: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

3

PT. Suracojaya Abadi Motor bergerak dalam bidang penjualan

sepeda motor yang memiliki beberapa cabang yang berada di daerah

Sulawesi Selatan dan Barat.

Pendapatan Penjaualan Perusahaan

Jenis Pendapatan 2011 2012 2013

Penjaulan Motor 34.552.727 39.175.399 39.891.844

Pendapatan Jasa Service 34.550 37.400 35.700

Penjualan Suku Cadang 569.250 697.507 799.042

Jumlah Pendapatan 35.156.527 39.910.306 40.726.586

Tabel.1.4. Tabel Pendapatan PerusahaanSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

Daftar Beben PerusahaanJenis Beban 2011 2012 2013

Beban Adm & Umum 20.400.000 21.900.000 20.040.000

Beban penjualan 41.980.250 45.314.350 47.230.000

Jumlah Beban 62.380.250 67.214.350 67.270.000

Tabel 1.7. Beban PerusahaanSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis

mengambil judul “ Analisis Perlakuan Akuntansi atas Pendapatan dan Beban

Ditinjau dari Standar Akuntansi Keuangan pada PT Tempo suraco Jaya Abadi

Motor Cabang Antang.

Page 13: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “ Apakah perlakuan

akuntansi keuangan atas pendapatan dan beban yang ditetapkan oleh PT.

Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang telah sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan “

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui perlakuan akuntansi

atas pendapatan dan beban berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan pada PT

Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menumbuhkan

kemampuan untuk dapat meneliti permasalahan – permasalahan yang

dihadapi perusahaan dengan cara membandingkan teori yang didapatkan

dibangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dalam perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penulisan ini dapat memberikan bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang

diterapkan pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang.

Page 14: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

5

3. Kebijakan

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi perusahaan

dalam penetapan pengakuan pendapatan dan beban sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan yang berlaku.

Page 15: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

6

BAB II

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Asumsi dan Konsep dasar Akuntansi

Asumsi dan konsep dasar akuntansi merupakan kerangka yang

digunakan dalam penyususnan prinsip akuntansi atau lebih dikenal dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

1. Asumsi Dasar Akuntansi

Asumsi dasar akuntansi merupakan aspek dari lingkungan dan

dimana dasar yang mendasari struktur akuntansi sebagai berikut :

a. Kesatuan Usaha Khusus (Unity of Special Effort)

Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai unit usaha yang

berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.

b. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan akan hidup terus dan

tidak akan terjadi likuiditas dimasa yang akan datang.

c. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan

Konsep ini menganggap bahwa transaksi-transaksi yang terjadi akan

dicatat dalam bentuk unit moneter pada saat terjadi transaksi itu.

d. Periode Waktu (Time Periode)

Kegiatan perusahaan berjalan terus menerus dari periode yang satu

keperiode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda, maka

laporan-laporan keuangan harus tepat pada waktunya.

Page 16: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

7

2. Konsep Dasar Akuntasi

Konsep dasar akuntansi merupakan pedoman dalam penyusunan

Standar Akuntansi Keuangan sebagai berikut :

a. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle).

Prinsip ini menghendaki digunakan harga pokok dalam mencatat

aktiva.

b. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle).

Yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah

mempertemukan biaya dan pendapatan yang timbul karena biaya

tersebut untuk menentukan bersarnya penghasilan bersih setiap

periode.

c. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle).

Prinsip ini menghendaki agar metode-metode dan prosedur yang

digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara

konsisten dari tahun ke tahun.

d. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Discolursure Principle).

Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah

menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.

B. Pengertian Standar Akuntasi

Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman dalam penyusunan

laporan keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang

didasarkan pada asumsi dan konsep dasar akuntansi yang telah dikemukakan

Page 17: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

8

sebelumnya serta mengacu pada prisip-prinsip akuntansi yang dibuat oleh

komite prinsip akuntansi internasional. Sebelumnya pengantar standar

akuntansi keuangan maka yang digunakan adalah prinsip akuntansi

Indonesia, perubahan ini terjadi setelah adanya globalisasi ekonomi dan

semakin marak aktifnya pasar modal Indonesia, sehingga prinsip akuntansi

Indonesia sudah tidak lagi mampu dan menjawab permasalahan yang timbul

dalam praktek.

Standar akuntansi keuangan yang disusun oleh ikatan akuntansi

Indonesia mengacu pada Famework for the Preparation and Presentation of

Finansial Statemen yang disusun oleh IASC (International Accounting

Standard Comite), sedangkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1984

mengacu pada FAS (Finansial Accounting Standar Board), jika FASB adalah

produk Amerika, maka IASC adalah produk dari Eropa.

Menurut Dwi Martani Dkk (2012 : 16). Standar akuntansi keuangan

yang disusun oleh IAI terdiri atas empat standar yang sering disebut empat

pilar standar akuntansi yaitu : Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuantabilitas Publik (SAK ETAP),

Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dan Standar Akuntansi

pemerintahan (SAP).

Adapun pengertian standar akuntansi keuangan menurut komite

prinsip akuntansi Indonesia sebagai berikut :

“Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman yang harus diacu

dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para

Page 18: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

9

pemakai dilajur manajemen perusahaan. Agar laporan keuangan tidak

menyesatkan dan tidak terjadi kesalah pahaman atas informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan pemakai laporan keuangan perlu memahami konsep

dasar asumsi, penalaran dan keterbatasan standar akuntansi yang berlaku”.

C. Pengertian Pendapatan dan beban

1. Pengertian Pendapatan

Berbagai pendapat tentang konsep pendapatan yang telah

dikemukakan oleh para pakar akuntansi dan badan penyusun prinsip

akuntansi, namun hingga saat ini belum ditemukan rumusan yang jelas

tentang konsep pendapatan. Hal inidisebabkan karena pendapatan

biasanya dibahas dalam kaitannya terhadap pengukuran saat

pencatatannya, dan dalam konteks tata buku berpasangan, bukunya pada

sifat-sifat dasar dan atribut pendapatan.Pada umumnya konsep

pendapatan belum dirumuskan dengan jelas dalaM kepustakaan

akuntansi, terutama karena pendapatan biasanya dibahas dalam kaitannya

dengan pengukuran dan penetapan waktu pengakuan pendapatan serta

saat pencatatannya.

Dalam laporan laba rugi terdapat dua kelompok pendapatan yang

terdiri dari pendapatan utama dan pendapatan lain-lain. Pendapatan

utama berasal dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan lain-lain

berasal dari pendapatan yang tidak merupakan kegiatan utama

perusahaan. Misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan perdagangan.

Selain itu, juga dalam beberapa kasus terdapat pendapatan dan kerugian

Page 19: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

10

dan pos luar biasa. Secara konseptual pendapatan dapat diartikan sebagai

aliran masuk aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil

penyerahan barang atau jasa kepada para pelanggan. Termasuk aktiva

dalam konteks ini dapat berupa kas, piutang, aktiva tetap, atau aktiva

lain. Dalam praktiknya, pendapatan sering berupa penerimaan kas atau

timbulnya tagihan (piutang) kepada pelanggan sebagai akibat menjual

barang atau menyerahkan jasa tertentu kepada pelanggan. Dalam

akuntansi pendapatan tidak selalu sama dengan laba.

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian pendapatan, beikut ini

beberapa pendapat yang dikemukakan oleh pakar-pakar akuntansi.

Definisi pendapatan menurut Rudianto (2009: 25). “Pendapatan

(revenue) adalah kenaikan modal perusahaan yang timbul akibat

penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan

oleh perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau manufaktur

lebih banyak menggunakan istilah penjualan (sales) untuk mencatat

transaksi yang sama”.

Pengertian pendapatan menurut Hery (2009: 109). “Pendapatan

adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau

penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari

pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang

merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan”.

Pengertian pendapatan berdasarkan International Financial

Reporting Standards (IFRS), menurut Hans Kartikahadi dkk (2012: 60).

Page 20: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

11

“Pendapatan (revenue) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau

penurunan liabilitas yang mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal meningkat.

Pengertian pendapatan menurut James Reeve dkk (2009 : 58).

“pendapatan adalah kenaikan dari ekuitas pemilik sebagai hasil dari

menjual barang atau jasa ke pelanggan”.

Defenisi pendapatan menurut Arfan Ihksan (2009 : 48).

“Pendapatan didefenisikan sebagai arus masuk dari aktiva yang diterima

dalam pertukaran untuk penyediaan barang-barang atau jasa”.

Pengertian pendapatan menurtu Rudianto dalam bukunya

“Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan

Keuangan.” (2009 : 16). “pendapatan adalah kenaikan kekayaan

perusahaan akibat penjualan produk perusahaan dalam menjalankan

kegiatan perusahaan”.

Jadi berdasarkan pendapat dari para pakar di atas dapat

disimpulkan pengertian pendapatan yaitu kenaikan modal perusahaan

yang timbul dari adanya penjualan dalam suatu periode.

2. Pengertian Beban

Dalam aktivitas perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, dan

manufaktur tidak terlepas dari beban, untuk menentukan laba tidak hanya

pendapatan dan keuntungan saja yang harus ditetapkan, tetapi juga

kriteria beban dan kerugian harus didefinisikan secara jelas. Beban

Page 21: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

12

lainnya tidak terkait dengan pendapatan tertentu dan akan diakui dalam

periode ketika beban tersebut dibayarkan atau telah terjadi.

Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka

kegiatan normal entitas. Namun, kerangka menyatakan bahwa kerugian

mewakili penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak berbeda di

alam dari biaya lainnya. Oleh karena itu, beban tidak dianggap sebagai

elemen terpisah. Perusahaan telah berusaha untuk membedakan antara

biaya dan kerugian yang terjadi dalam dan di luar aktivitas normal

dengan mengelompokkan item sebagai normal atau luar biasa dalam

laporan laba-rugi. Praktek ini tidak diperkenankan dalam IAS I / 101

AASB penyajian laporan keuangan paragraf 85 .

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian beban, berikut

ini beberapa pendapat pakar-pakar akuntansi.

Hery (2009:109) mendefenisikan beban sebagai berikut. “Beban

adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau

terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya)

yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian

jasa, atau aktifitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi

sentral perusahaan”.

Pengertian beban menurut Rudianto (2009:25) sebagai berikut.

“Beban (expenses) adalah pengorbanan ekonomis untuk memperoleh

barang atau jasa yang manfaatnya dinikmati hanya dalam waktu satu

tahun atau satu periode akuntansi saja. Dengan kata lain, beban adalah

Page 22: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

13

biaya yang manfaatnya hanya dirasakan dalam waktu satu tahun atau

biaya yang tidak memiliki manfaat lagi dimasa mendatang”.

Definisi beban menurut Surjadi (2013:5). “Beban adalah

penurunan net asset sebagai akibat dari penggunaan/pemakaian jasa

ekonomi dalam pembuatan pendapatan atau pembebanan pajak oleh unit

pemerintah”.

Pengertian beban menurut Najmudin (2011 : 69). “Beban adalah

penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam

bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban

yang mengakibakan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagiaan kepada penanam modal”.

Pengertian beban menurut Rahman Pura (2012 : 12). “Beban

merupakan pengorbanan ekonomi yang dilakukan perusahaan untuk

memperoleh barang atau jasa yang digunakan dalam usaha perusahaan

dan bermanfaat pada suatu periode tertentu”.

Pengertian beban berdasarkan International Finansial

Reporting Standards (IFRS), menurut Hans Kartikahadi dkk (2012: 60).

“Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau

terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Jadi dari pengertian para pakar di atas tentang pengertian beban

dapat disimpulkan bahwa beban adalah pengorbanan aktiva yang

Page 23: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

14

disebabkan oleh aktivitas perusahaan dalam kegiatan operasionalnya

yang dapat dinikmati dalam satu periode akuntansi.

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 Tentang

Pendapatan

1. Pengukuran pendapatan

Pendapatan dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi

biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dan pembeli atau

pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar

imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi dengan

jumlag diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.

Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan

jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau

yang dapat diterima. Namun, jika arus kas dari kas dan setara kas

ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang

dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima. Misalnya

entitas dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau

menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar

sebagai imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian tersebut secara

efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai wajar imbalan

ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan

dengan menggunakan tingkat bunga tersirat (imputed).

Page 24: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

15

Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah yang paling mudah

ditentukan antara:

a) Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit

dengan penilaian kredit yang sama atau;

b) Tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen tersebut ke

harga jual tunai saat ini dari barang atau jasa.

Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut

diakui sebagai pendapatan bunga (PSAK paragraf 30 dan 31).

2. Penjualan Barang

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No 23 bahwa pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh

kondisi terpenuhi :

a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah

memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian

efektif atas barang yang dijual;

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

d. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan

transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Penentuan kapan suatu perusahaan telah memindahkan risiko

signifikan dan manfaat kepemilikan kepada pembeli memerlukan

pengujian keadaan transaksi tersebut. Pada umumnya, pemindahan resiko

Page 25: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

16

dan manfaat kepemilikan bersamaan waktunya dengan pemindahan hak

milik atau pemindahan penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli.

Hal ini terjadi pada kebanyakan penjualan eceran. Dalam hal lain,

pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang

berbeda dengan pemindahan hak milik atau pemindahan penguasaan atas

barang tersebut.

Jika perusahaan tersebut menahan risiko signifikan dari

kepemilikan, transaksi tersebut bukanlah suatu penjualan dan pendapatan

tidak diakui. Suatu perusahaan dapat menahan risiko kepemilikan yang

signifikan dengan berbagai cara, misalnya :

1. Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan

pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin

sebagaimana lazimnya;

2. Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu

tergantung pada pendapatan pembeli yang bersumber dari

penjualan barang yang bersangkutan;

3. Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi

tersebut merupakan bagian signifikan dari koontrak yang belum

diselesaikan oleh perusahaan dan

4. Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan

alasan yangditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat

memastikan apakah akan terjadi pengembalian.

Page 26: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

17

Jika perusahaan hanya menahan risiko tidak signifikan atas

kepemilikan transaksi tersebut adalah suatu penjualan dan pendapatan

diakui. Misalnya, penjual mungkin manahan hak milik atas barang

semata-semata untuk melindungi kolektibilitas dari jumlah yang jatuh

tempo. Dalam hal seperti itu, jika perusahaan telah memindahkan

manfaat kepemilikan dan risiko yang signifikan, transaksi tersebut adalah

suatu penjualan dan pendapatan harus diakui.

Contoh lain perusahaan yang hanya menahan resiko yang tidak

signifikan dari kepemilikan adalah dalam penjualan eceran dengan syarat

dapat dikembalikan bila pelanggan tidak puas. Pendapatan dalam hal ini

diakui pada waktu penjualan dilakukan jika penjual dapat mengestimasi

secara andal retur yang akan terjadi dan mengakui suatu kewajiban untuk

retur berdasarkan pengalaman sebelumnya dan faktor-faktor lain yang

relevan.

Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat

ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada

perusahaan. Kadang-kadang, kemungkinan hal tersebut terjadi sangat

kecil, sampai imbalan diterima atau sampai suatu ketidakpastian

dihilangkan. Misalnya, belum ada kepastian bahwa pemerintahan asing

akan memberi ijin untuk pengiriman imbalan untuk suatu penjualan di

suatu negara asing. Bila ijin diberikan, ketidakpastian tersebut

dihilangkan dan pendapatan diakui. Namun, bila suatu ketidakpastian

timbul tentang kolektibilitas sejumlah tertentu yang telah termasuk dalam

Page 27: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

18

pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang pemulihannya

tidak lagi besar kemungkinan diakui sebagai beban, menggantikan

penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula.

Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau

peristiwa tertentu diakui secara bersamaan; proses ini biasanya mengacu

pada pengaitan pendapatan dengan beban (matching revenue and

expose). Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah

pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain

untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan tidak dapat diukur dengan

andal. Dalam keadaan demikian, setiap imbalan yang telah diterima

untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai suatu kewajiban.

3. Penjualan Jasa

Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat

diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi

tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari

transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi

dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

tersebut akan diperoleh perusahaan.

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat

diukur dengan andal.

Page 28: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

19

d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk

menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian

dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase

penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan diakui dalam periode

akuntansi pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini

memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan

kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

Namun, bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu

jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak

tertagih, atau jumlah yang pemulihannya (recovery) tidak lagi besar lagi

kemungkinannya, diakui sebagai suatu beban dari pada penyesuaian

jumlah pendapatan yang diakui semula.

Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah

perusahaan tersebut mencapai persetujuan hala-hal berikut dengan pihak

lain dalam transaksi tersebut:

a) Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan

dengan kekuatan hukum dengan jasa yang diberikan dan diterima

pihak-pihak tersebut.

b) Imbalan yang harus dipertukarkan.

c) Cara dan persyaratan penyelesaian.

Page 29: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

20

Biasanya perusahaan perlu mempunyai sistem anggaran dan pelaporan

keuangan intern yang efektif. Perusahaan tersebut menelaah dan bila perlu

merevisi estimasi pendapatan sewaktu jasa diberikan. Kebutuhan revisi

tersebut tidak perlu mengindikasikan bahwa hasil transaksi tersebut tidak

dapat diestimasi dengan andal.

Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan

berbagai metode. Suatu perusahaan menggunakan metode yang dapat

mengukur dengan andal jasa yang diberikan. Tergantung pada sifat

transaksi, metode tersebut meliputi:

1. Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari

total jasa yang harus dilakukan.

3. Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi

total biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa

yang dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam biaya

yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang

mencerminkan jasa yang dilakukan, atau yang harus dilakukan

dimasukkan ke dalam estimasi total biaya tranaksi tersebut.

Pembayaran berkala dan uang muka diterima dari pelanggan sering

tidak mencerminkan jasa yang dilakukan. Untuk tujuan praktis, bila jasa

dihasilkan oleh sejumlah kegiatan yang tidak dapat ditentukan selama

suatu periode tertentu, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama

Page 30: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

21

periode tertentu kecuali jika adabukti bahwa metode lain yang lebih

unggul yang dapat mencerminkan tingkat penyelesaian.

Bila kegiatan tertentu jauh lebih signifikan daripada kegiatan yang

lain, pengakuan pendapatan ditunda sampai kegiatan yang signifikan

tersebut dilakukan. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak

dapat diestimasidengan andal, pendapatan yang diakui hanya yang

berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.

Selama tahap awal suatu transaksi, seringkali terjadi bahwa hasil

transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal. Namun demikian

besar kemungkinan terjadi bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh

kembali biaya transaksi yang terjadi. Oleh karena itu, pendapatan yang

diakui hanya berkaitan dengan biaya yang telah terjadi yang diharapkan

dapat diperoleh kembali. Karena hasil transaksi tersebut tidak dapat

diestimasi dengan andal, tidak ada laba yang diakui.

Jika hasil dari suatu transaksi tidak dapat diestimasi degan andal

dan kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan diperoleh kembali,

pendapatan tidak diakui dan biaya yang terjadi diakui sebagai beban.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima. (PSAK no 23 Paragraf 08)

Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna

aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang

diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon

Page 31: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

22

dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. (PSAK no

23 Paragraf 09)

Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan

jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau

yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan

jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan

mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang

memakai dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar,

kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat

diterima. (PSAK no 23 Paragraf 10)

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan

atau barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran

dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila

barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat

dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai

transaksi yang mengakibatkan pendapatan. (PSAK no 23 Paragraf 11).

4. Bunga, Royalti dan Deviden

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan oleh

pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden diakui atas dasar

yang dijelaskan dalam paragraf 30 jika:

a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan

transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan; dan

Page 32: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

23

b) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan diakui dengan dasar sebagi berikut :

1. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif atas

dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva

tersebut

2. Royalti diakui atas dasar akurat sesuai dengan substansi perjanjian

yang relevan

3. Deviden diakui jika hak pemegang saham untuk menerima

pembayaran ditetapkan

Jika bunga yang belum dibayar telah diakur sebelum pembelian suatu

investasi (invesement) yang berbunga, penerimaan bungan kemudian

dialokasikan antara periode sebelum pembelian dan sudah pembelian,

hanya bagian setelah pembelian diakui sebagai pedapatan.

Royalti diakui sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan

pendapatan juga umumnya diakui sesuai dengan dasar tersebut, kecuali

dengan memperhatikan hakekat perjanjian, akan lebih sesuai untuk

mengakui pedapatan atas sistematis dan rasional yang lain.

E. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tentang Beban

1. Pengakuan Beban

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataaan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:2009:34) Pengakuan suatu beban

biasanya bersamaan dengan digunakan barang atau jasa dalam proses

memperoleh pendapatan, tetapi dapat juga setelah penggunaan barang dan

Page 33: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

24

jasa atau dalam keadaan luar biasa dapat juga sebelum penggunaan barang

dan jasa. Saat pengakuan beban ditentukan oleh pendapatan laba yang

dipakai perusahaan.

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan

keuangan, Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:2009:34), pengakuan beban

dinyatakan sebagai berikut :

a. Beban diakui dalam laporan laba-rugi dimana pekerjaan yang

berhubungan dilakukan. Namun, setiap ekspektasi selisih lebih total

beban kontrak terhadap total pendapatan kontrak segera diakui sebagai

beban dan dapat diukur dengan andal.

b. Beban diakui sebagai asset asalkan besar kemungkinan biaya-biaya

tersebut akan dipulihkan. Beban tersebut akan mewakili jumlah

tertentu dari pemberi kerja dan sering digolongkan sebagai pekerjaan

dalam proses.

c. Beban diakui dalam laporan laba rugi apabila beban dapat

didistribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat

dialokasikan ke kontrak tersebut.

d. Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi kalau pengeluaran tidak

menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat

ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam

neraca sebagai aktiva.

Page 34: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

25

e. Beban diakui dalam laporan laba-rugi atas dasar hubungan prosedur

alokasi yang rasional dan sistematis dan diterapkan secara konsisten

yang mempunyai karakteristik yang sama.

2. Pengukuran Beban

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) beban dapat

diukur sebagai berikut:

a. Beban terjadi apabila terjadi penurunan aset atau peningkatan

liabilitas

b. Kejadian tersebut dapat terjadi pada periode yang sama dengan

perolehan

c. Dapat juga berasal dari investasi yang mempunyai manfaat beberapa

periode, sehingga perlu alokasi.

1) Alokasi beban:

a) Hubungan sebab akibat, beban penjualan yang terjadi

karena adanya kegiatan penjualan

b) Sistematis dan rational, biaya deresiasi yang dialokasikan

sesuai dengan periode pemanfaatan aset tetap

c) Pengakuan segera, beban yang mempunyai manfaat

jangka panjang yang unsur ketidakpastiannya cukup.

Page 35: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

26

F. Perlakuan Akuntansi

1. Perlakuan Akuntansi atas pendapatan

Pengakuan pendapatan diartikan sebagai pengukuran

pendapatan dalam menentukan kapan melakukan pencatatan transaksi

pendapatan untuk memberikan laporan kepada Badan Usaha yang

melakukan operasionalnya secara terus menerus. Di dalam Akuntansi

di ungkapkan ada dua macam basis akuntansi yang digunakan:

a. Cash Basis Accounting (Akuntansi Berbasis Kas) adalah suatu

metode penandingan antara pendapatan dengan beban, di mana

pendapatan dilaporkan pada saat uang telah diterima dan beban

dilaporkan pada saat uang telah dibayarkan.

b. Accrual Basis Accounting (Akuntansi Berbasis Akrual) adalah

suatu metode penandingan antara pendapatan dan beban, dimana

pendapatan dilaporkan pada saat terjadinya transaksi dan beban

dilaporkan pada saat beban tersebut dilaporkan untuk menghasilkan

pendapatan usaha.

Secara umum, ada beberapa perinsip pengakuan pendapatan dalam

akuntansi, seperti yang ditentukan oleh Samryn (20011 : 113) Bahwa

pendapatan selalu diakui dengan dasar akrual.

Metode ini dikenal sebagai alternatif yang memungkinkan

mengakui pendapatan sekalipun atas suatu penyerahan barang atau

jasa kepada pelanggan belum diikuti dengan penerimaan kas.

Penggunaan metode ini menimbulkan adanya akun piutang untuk

Page 36: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

27

mencatat pendapatan yang belum diterima dalam bentuk kas. Namun

demikian, kebijakan akuntansi pengakuan pendapatan dengan dasar

akrual tidak boleh menghalangi manajemen untuk melakukan

penjualan dengan cara tunai. Atau tidak berarti bahwa ketika terdapat

pelanggan yang melakukan pembelian secara tunai maka perusahaan

harus mengubah kebijakan pengakuan pendapatan menjadi dasar kas.

Dasar akrual dapat mencakup pendapatan yang diterima secara

tunai.Tetapi tidak berlaku sebaliknya untuk pengakun pendapatan atas

dasar kas.

Kerangka kerja konseptual Finansial Accounting Standard

Board (FASB) telah mengidentifikasikan dua kriteria yang seharusnya

dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya

diakui. Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui ketika:

a. Telah direalisasi atau dapat direalisasi

Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika barang atau

jasa telah dipertukarkan dengan kas, pendapatan dikatakan dapat

direalisasi (realized) apabila aktiva yang diterima dapat segera

dikonfersi menjadi kas.

b. Telah dihasilkan atau telah terjadi

Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned)

apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya

dilakukan untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.

Page 37: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

28

Kedua kriteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik

penjualan (point of sales), dimana pendapatan akan diakui ketika

barang telah dikirim atau jasa telah diberikan ke pelanggan . Atau

dengan kata lain, pendapatan diaku ketika perusahaan telah

memberikan sebagian besar barang atau jasa yang dijanjikan kepada

pelanggan (dalam hal ini, pendapatan dikatakan telah dihasilkan atau

telah terjadi melalui penyelesaian secara substansial aktivitas yang

terlibat dalam proses pembentukan pendapatan) dan ketika pelanggan

telah memberikan pembayaran (telah direalisasi) atau setidaknya janji

pembayaran yang sah kepada perusahaan (dapat direalisasi).

Pengakuan pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya

menyediakan pengujian yang lebih seragam, objektif, dan logis.

Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan

pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat :

a) Proses produksi masih berlangsung

b) Akhir produksi

c) Pada saat kas diterima.

Salah satu dari dua metode berikut ini biasanya dipakai untuk

menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu,

metode penjualan cicilan (installment sales method) atau metode

pemulihan biaya (cost recovery method). Dalam beberapa situasi

kasditerima sebelum penyerahan atau pengalihan property dicatat

Page 38: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

29

sebagai simpanan karena transaksi penjualan itu belum selesai. Cara

ini disebut sebagai metode simpanan (deposit method).

Metode penjualan cicilan mengakui laba dalam periode-

periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode

penjualan. Metode ini juga dibenarkan atas dasar bahwa bila tidak ada

pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka

pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.

Ungkapan “penjualan cicilan” biasanya digunakan

untukmenggambarkan setiap jenis penjualan yang pembayarannya

harus dilakukan dalam cicilan periodik selama periode waktu yang

panjang. Semua jenis tipe kendaraan yang dijual atas dasar cicilan.

Karena pembayaran atas produk yang dijual itu tersebar

selama periode yang relatif panjang, maka resiko kerugian yang

disebabkan oleh piutang tak tertagih akan lebih besar dalam transaksi

penjualan cicilan dari pada dalam penjualan biasa. Akibatnya,

berbagai cara digunakan untuk melindungi penjual. Dalam

perdagangan, dua cara yang paling umum adalah:

1. Penggunaan kontrak penjualan bersyarat yang menetapkan bahwa

hak milik atas barang yang dijual belum berpindah ke

pembelisampai semua pembayaran dilakukan.

2. Penggunaan wesel yang dijamin oleh hipotik barang bergerak (harta

pribadi) atas barang yang dijual.

Page 39: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

30

2. Perlakuan Akuntansi Atas Beban

Pengakuan beban sangatlah terkait dengan prinsip pengakuan

pendapatan (revenue recognition). Beban diakui dalam laporan

keuangan laba rugi jikalau penurunan manfaat ekonomi masa depan

yang akan berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan

kewajiban sudah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti

pengakuan beban tidak bersamaan dengan pengakuan kenaikan

kewajiban atau penurunan aktiva.

Hubungan antara pendapatan dan beban adalah sebab dan

akibat, beban merupakan faktor penyebab (causal factor) dalam

perolehan pendapatan. Dengan demikian akuntan berupaya mengaitkan

pendapatan yang muncul dalam laporan laba rugi dengan semua biaya

yang dikeluarkan untuk memetik pendapatan tersebut. Konsep ini

disebut prinsip pengaitan (matching principle), mengatur penentuan

saat pengakuan beban dilaporan keuangan.

Untuk menentukan laba, tidak hanya kriteria pengakuan

pendapatan saja yang harus ditetapkan, tetapi juga pengakuan beban

harus didefinisikan secara jelas. Pengeluaran lainnya tidak dapat diakui

sebagai beban untuk periode berjalan karena terkait dengan pendapatan

di masa mendatang, sehingga harus dilaporkan sebagai aktiva terlebih

dahulu (dikapitalisasi).

Page 40: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

31

Beban lainnya tidak terkait dengan pendapatan tertentu dan

akan diakui dalam periode ketika beban tersebut dibayarkan atau telah

terjadi.

Pengakuan beban dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu :

1. Penandingan langsung (direct matching)

Beban ini akan dilaporkan dalam periode yang sama

sebagaimana pendapatan penjualan diakui. Demikian juga halnya

dengan beban pengiriman barang (ongkos angkut keluar) dan

komisi penjualan, yang biasanya terkait langsung dengan

pendapatan penjualan.

Beban langsung juga tidak hanya meliputi beban-beban

yang telah terjadi, tetapi juga meliputi beban yang diantisipasi,

yang terkait langsung dengan pendapatan periode berjalan. Setelah

barang dikirim pelanggan, masih ada beban penagihan piutang,

beban kerugian tak tertagih, dan beban garansi atas kemungkinan

produk yang rusak (cacat).

2. Alokasi secara sistematis dan rasional (systematic and rational

matching)

Melibatkan pengeluaran modal yang memiliki masa

manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Biaya-biaya ini biasanya

dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar. Pengeluaran modal

adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan langsung

sebagai beban dalam laporan laba-rugi, melainkan dikapitalisasi

Page 41: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

32

terlebih dahulu sebagai aktiva di neraca, karena pengeluaran ini

akan memberikan manfaat bagi penciptaan pendapatan di masa

mendatang. Pengeluaran dalam kategori ini akan dicatat dengan

cara mendebit akun aktiva terkait, nantinya secara sistematis dan

rasional akan dialokasikan menjadi beban.

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap

(seperti bangunan dan peralatan), aktiva tidak berwujud (seperti

paten), dan asuransi dibayar dimuka. Secara berkala biaya ini akan

dialokasikan menjadi beban (expense), yaitu beban aktiva tetap,

beban amortisasi paten, dan beban asuransi.

3. Pengakuan segera (immediate recognition)

Dilakukan atas beban-beban yang hanya memberikan

manfaat dalam periode ketika beban tersebut dibayarkan atau

terjadi, dan tidak terkait dengan pendapatan tertentu, tetapi secara

tidak langsung membantu menciptakan pendapatan, seperti beban

umum dan administrasi (beban gaji karyawan dan beban utilitas),

beban yang dikeluarkan yang manfaat ekonomi akan diperoleh

dimasa mendatang, seperti biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan penelitian dan pengembangan, biaya ini akan langsung

diakui dalam periode ketika beban tersebut dikeluarkan.

Kerugian berasal dari transaksi feriferal (transaksi di luar

operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi

incidental (transaksi yang terjadinya jarang), maka kerugian tidak

Page 42: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

33

terkait secara langsung dengan pendapatan. Seperti kerugian atas

penjualan aktiva tetap, penghapusan aktiva tetap, penebusan utang

obligasi, penjualan piutang usaha, bencana alam, dan pengeluaran

dari penjualan investasi. (Hery : 2009)

3. Pelaporan

Dalam laporan keuangan pos pendapatan disajikan dalam laporan

laba-rugi yang dimana pendapatan menggambarkan bahwa pendapatan

berasal dari penjualan secara tunai maupun secara piutang.

Berikut penjelasan tentang pelaporan laporan keuangan Neraca

dan Laba-Rugi

Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting

bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk

menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya

disusun pada periode tertentu, misalnya satu tahun. Namun, neraca juga

dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat

ini bila diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen

pada saat tertentu.

Berikut ini beberapa definisi Neraca menurut para ahli akuntansi.

Jumingan ( 2006: 13 ) mendefinisikan Neraca sebagai berikut :

“Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang

(liabilities), dan modal sendiri (prive) dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu”.

Page 43: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

34

Definisi Neraca menurut Rudianto ( 2009: 16 ) sebagai berikut :

“Neraca (balance sheet) adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi

sumber data yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana sumber

data tersebut diperoleh”.

Kasmir (2013 : 30) sebagai berikut: “Neraca merupakan ringkasan

laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis

besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian, neraca juga menunjukkan

posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal

perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Artinya neraca dapat dibuat untuk

mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal

perusahaan”.

Jumingan (2011 : 69) mendefenisikan yaitu: “Neraca adalah

laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada

suatu saat yang merupakan nilai perusahaan pada waktu tertentu”.

Dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa

bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk

neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku.

Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah

distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan. Dalam

praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca. Perusahaan dapat memilih

salah satu dari bentuk, yaitu :

Page 44: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

35

1. Bentuk skontro (account form)

Neraca bentuk skonto merupakan neraca yang bentuknya seperti

huruf “T”.Oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam

bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu sebelah kiri

berisi aktiva dan disebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal.

Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk

horizontal.

2. Bentuk laporan (report form)

Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus ke

bawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah

komponen aktiva tetap, komponen aktiva lainnya, komponen

kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir

adalah komponen modal (ekuitas).

Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba-

rugi. Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang

kekayaan, utang, dan modal, laporan laba-rugi memberikan informasi

tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba-rugi

juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang

dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba-rugi merupakan laporan yang

menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan

biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba-rugi dalam suatu periode tertentu.

Page 45: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

36

Laporan laba-rugi juga memuat jenis-jenis pendapatan yang

peroleh oleh perusahaan di samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu

periode. Kemudian, laporan laba-rugi juga melaporkan jenis-jenis biaya

yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode yang

sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya ini akan terdapat selisih jika

dikurangkan. Selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini kita sebut laba

atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan

perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun, jika sebaliknya, yaitu

jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam

kondisi rugi. Komponen lainnya yang ada dalam laporan laba-rugi adalah

pajak dan laba per lembar saham.

Berikut ini beberapa definisi Laporan Laba-Rugi menurut para

pakar akuntansi.

Definisi laba-rugi menurut Samryn (2012: 40) sebagai berikut :

“Laporan laba-rugi merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang

pendapatan, beban dan laba atau rugi yang diperoleh sebuah organisasi

selama satu periode waktu tertentu”.

Pengertian laba-rugi menurut Hery (2009: 100) sebagai berikut : “laporan

laba-rugi (income statement) adalah laporan yang menyajikan ukuran

keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu”.

Sedangkan laporan laba-rugi menurut Rudianto (2009: 15) sebagai

berikut: “Laporan laba-rugi (Income Statement) adalah suatu laporan yang

Page 46: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

37

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun”.

Menurut James Revee Dkk (2009 : 22) sebagai berikut: “Laporan

Laba Rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu

periode waktu tertentu seperti setiap bulan atau sdetiap tahun”.

Menurut Kasmir (2013 : 29), sebagai berikut: “Laporan Laba Rugi

(income Statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

hasil usaha perusahaan dalam suatu periode”.

Bentuk laporan laba-rugi dapat disusun sesuai dengan keinginan

dan tujuan perusahaan. Namun, penyusunan tidak dibuat dalam bentuk

sembarangan, sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Dalam praktiknya, laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua

bentuk, yaitu:

1. Bentuk tunggal (single step)

Bentuk tunggal atau dikenal dengan namasingle step merupakan

gabungan dari jumlah seluruh penghasilan, baik pokok

(operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan

satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga

dijadikan satu. Dengan demikian, faktor pengurangnya adalah

jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya

dalam bentuk ini laporan laba-rugi disusun tanpa membedakan

pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha.

Page 47: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

38

2. Bentuk majemuk (multi step)

Bentuk majemuk merupakan pemisahan antara komponen usaha

pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional).

Artinya terlebih dulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan

biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan hasil pengurangan

penghasilan di luar pokok dengan biaya di luar pokok.

Page 48: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

39

G. kerangka Pikir

H. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka hipotesis diajukan

sebagai berikut : Terdapat Perlakuan Akuntasi Atas Pendapatan dan Beban

berdasarkan PSAK pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang.

Laporan Keuangan

Neraca Perubahan ModalLaporan L/R

PSAK (Pernyataan Standar Akuntnansi)

Page 49: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penelitian ini

dilakukan pada Perusahaan PT. Tempo Scan yang beralamat di Jl. Dr. Ir.

Sutami No. 86 Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

Waktu penelitian direncanakan selama dua bulan mulai dari bulan

April dan berakhir bulan Mei.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan

literatur dengan cara membaca dan menganalisa buku-buku, yang ada

hubungannya dengan materi pembahasan Proposal. Setelah literatur dibaca

dan dianalisis kemudian dikutip dengan beberapa kutipan antara lain :

a. Kutipan langsung, yaitu mengutip pendapat dari berbagai tulisan

dengan tidak merubah redaksinya maupun maknanya.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan pendapat dari berbagai tulisan

dengan tidak merubah redaksinya, namun tidak mengurangi arti dan

maknanya.

Page 50: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

41

2. Penelitian Lapangan

Dengan cara mendatangi PT. Tempo Scan yang merupakan subyek

penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang PT. Tempo Scan dengan

cara :

a. Metode Wawancara

Dilakukan dengan pihak yang terkait perusahaan yaitu bagian

accounting.

b. Metode Dokumentasi

Diperoleh dengan mencatat data pada subyek penelitian dengan

mempelajari kebijakan perusahaan, sejarah perusahaan serta

penerapan pengakuan pendapatan dan beban terhadap standar

akuntansi keuangan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka yang relevan

dengan yang akan dibahas.

b) Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk informasi baik lisan maupun

tulisan yang berperan sebagai pendukung data yang lain

2. Sumber Data

a) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara pengamatan

langsung dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan PT. Tempo

Scan Makassar.

Page 51: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

42

b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berupa informasi tertulis,

dan dokumen, laporan, dan studi kepustakaan.

D. Metode Analisis

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif

komparatif, yaitu menguraikan dan membandingkan antara metode perlakuan

akuntansi atas pendapatan dan beban dari sudut SAK dan yang diterapkan di

perusahaan.

Page 52: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Yamaha

Pabrik sepeda motor Yamaha mulai beroperasi sekitar tahun 1969,

sebagai suatu usaha perakitan saja. Semua komponennya di import dari

Jepang yang dirakit dengan peralatan yang serba manual dan dengan

jumlah tenaga kerja yang relatif kecil. Produksi yang dihasilkan setiap

harinya rata-rata mencapai 10 unit sepeda motor.

Sejalan dengan anjuran pemerintah Departemen Perindustrian

No.08/M/SK/I/77, bahwa komponen sepeda motor harus dibuat didalam

negeri, maka untuk melaksanakan upaya tersebut perusahaan melakukan

perluasan usaha berturut-turut sebagai berikut :

1. Pada tanggal 6 Juli 1974, berdirilah secara resmi PT. Yamaha

Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), yang terletak di jalan. DR.

KRT. Radjiman Widyodiningrat (Jl. Raya Bekasi km. 23, Pulo

Gadung) Jakarta 13920. Dan memiliki luas wilayah sekitar 375.794

hektar dan mempunyai pegawai sebanyak 7.154 orang.

2. Tanggal 25 April 1990, berdiri PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia

(YMKI) yang berada satu area dengan PT. Yamaha Indonesia Motor

Manufacturing dan memiliki 417 orang pegawai. YMKI adalah bagian

perusahaan yang bergerak dibidang promosi dan penjualan sepeda

motor Yamaha.

41

Page 53: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

44

3. Tanggal 23 November 1991, berdiri PT. Yamaha Motor Manufacturing

West Java, yang terletak di Jalan Permata I Lot BB-1, Kawasan

Industri KIIC, Karawang 41361 – West Java dan memiliki luas

wilayah sekitar 382.030 hektar dan didukung oleh 2254 pegawai.

B. Sejarah Singkat PT Suraco Jaya Abadi Motor

PT. Suracojaya Abadi Motor Makassar adalah suatu perusahaan

swasta yang bergerak dalam bidang penjualan kendaraan bermotor roda

dua. Didirikan pada tanggal 1 Februari 1990 sesuai dengan Akte Pendirian

Nomor 10 dari Kantor Notaris Ny. Pudji Redkji Irawati, SH dan Akte

Perubahan Notaris Mahmud Said, SH Nomor 118 tanggal 22 September

1997. Dimana perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan

komposisi saham Rizal Tandiawan 65% dan Jacky Purnama 35%.

Sejak didirikan PT. Suracojaya Abadi Motor Makassar dengan

status perusahaan sebagai main dealer untuk penjualan kendaraan

bermotor roda dua merek Yamaha dengan wilayah pemasarannya meliputi

hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat.PT. Suracojaya

Abadi Motor Makassar dalam pemasarannya mampu bersaing dengan

dealer-dealer lain yang menjadi distributor kendaraan bermotor roda dua

lainnya.

PT. Suracojaya Abadi Motor Makassar pada saat pertama didirikan

berlokasi di jalan Sulawesi Nomor 84-86 Makassar dan pada tahun 1996

kantor tersebut telah resmi menjadi kantor cabang, kemudian pada tahun

1996 tersebut PT. Suracojaya Abadi Motor Makassar pindah ke kantor

Page 54: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

45

barunya di jalan Andi Pangeran Pettarani. Dimana tersebut berfungsi

sebagai kantor pusat sekaligus show room untuk semua jenis kendaraan

bermotor. Di kantor inilah seluruh penjualan dan service dilakukan.

Setelah ditetapkannya show room yang terletak dijalan Andi Pangeran

Pettarani Makassar dijadikan sebagai pusat PT. Suracojaya Abadimotor.

Dengan perkembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat

Sulawesi terkhusus Sulawesi Selatan ditandai dengan permintaan akan

sepeda motor terus meningkat dari tahun ke tahun, tuntutan pasar yang

semakin luas para stakeholder mulai memikirkan untuk mendirikan cabang

perusahaan didaerah Makassar dan dibeberapa daerah di Sulawesi yang

dianggap berpotensi untuk mengembangkan usaha.

C. VISI DAN MISI

Visi Perusahaan adalah:

Menciptakan masyarakat Yamaha yang sejaherah dan loyal (setia)

serta mencapai pertumbuhan uasaha yang sehat serta berkesinambungan,

dengan memberikan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

mudah diakses terhadap pelayanan dan produk yamaha yang berstandar

mutu dunia dengan menggunakan sumber daya manusia yang unggul,

teknologi terdepan yang tepat guna serta sistem usaha yang berfokus pada

pelanggan.

Misi Persahaan adalah:

Senatiasa meningkatkan kompetensi karyawan, prosews produksi

dan teknologi kami

Page 55: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

46

Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovetif, dengan

harga terjangkau yang merupakan pilihan pelanggan.

Page 56: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

47

D. Struktur Organisasi

Page 57: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

48

E. Job Descriptions (Uraian Tugas)

Kepala cabang

1. Mewakili direksi menjalankan perusahaan di cabang itu

2. Memberikan laporan kemajuan cabang kepada direksi pusat termasuk

keuangannya

3. Mengambil semua tindakan yang diperlukan agar cabang berjalan lancar

4. Menjalankan program perusahaan untuk cabang itu atau mengejar target

5. Berhak atas promosi dan bonus jika cabang maju melebihi target

perusahaan.

Kasir Cabang

1. Menangani masalah penerimaan dan pengeluaran kas/bank denga bukti-

bukti-buktin otentik administrasi keuangan

2. Mengkordinir, mengatur dan mengawasi serta bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan tugas di bagian keuangan.

3. Menerima dan menyelesaiakan utang piutang perusahaan

4. Setiap pengluaran dapat dilaksanakan dengan persetujuan pimpinan

cabang melalui pemasaran

5. Bertanggung jawab kepada pimpinan cabang.

Sales Couner

1. Menyusun program penjualan

2. Mendistribusikan produk-produk perusahaan

3. Mengkordinir dan mengatur pelaksanaan tugas di cabang perusahaan

Page 58: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

49

4. Bertanggung jawab kepada kepala cabang tentang penjualan.

PDI

1. Bertanggung jawab terhadap barang-barang penjualan mulai dari motor

dan spare park.

2. Bertanggung jawab terhadap kepala cabang.

Cleaning Service

1. Membersihkan ruangan karyawan

2. Menyapu, mengepel show room

3. Membersihkan gedung perusahaan

4. Membersihkan halaman perusahaan

5. Mengelola alat-alat kebersihan yang menjadi investasi perusahaan

Driver

1. Mengatur pembelian motor konsumen

2. Mengantar karyawan peerusahaan yang berkaitan dengan kegiatan dinas.

Administrasi Cabang

1. Mengkordinir dan mengawasi seluruh kegiatan administrasi pada kantor

cabang sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

2. Mengecek dan meneliti bukti-bukti transaksi menurut jenisnya, kode,

tanggal dan perlengkapan berkas, admministgrasi keuangan juga seta bukti

dan mencetaknya/membukukannya

Page 59: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

50

3. Melakukan konfirmasi dengan bagian-bagian yang bersangkutan unutk

konfirmasi transaksi dan bukti peneriamaan dan pengeluaran kas

(misalnya bagian piutang untuk memeriksa buku besar piutang dagang)

4. Melakukan hubungan denganpembiayaan atau lising dalam rangka

pengurusan kredit pemilik motor

5. Program penerimaan dan pengeluaran kas agar tetap sesuai dengan sistem

perusahaan yang berlaku.

Cheif Salesman

1. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan administrasi penjualan. Seperti

pembuatan faktur dari orderan dan pekerjaan administrasi lainnya

dibidanng pemesanan

2. Menyusun laporan penjualan dan membuat statistik penjualan unit

berdasarkan angka yang diperoleh dari konter sales dan salesman

Sales Force

1. Bertanggung jawab untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan

2. Memelihara dan melayani pelanggan dan mengembangkan bisnis baru

pada kesempatan mendatang

3. Meyediakan layanan purna jual seperti penyelesaian dokumen-dokumen

STNK,BPKB dll.

F. Profil Usaha

Sekarang PT Suraco Jaya Abadi Motor memiliki bebrapa cabang di

zdaerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, salah satunya adalah

Page 60: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

51

perusahaan cabang yang terletak di Antang sedangkan perusahaan pusat

PT suraco Jaya Abadi Motor terletak di Jl. A.P. Pettarani No. 18 makassar.

Tempat yang saya jadikan tempat penelitian yaitu PT. Suracojaya

Abadimotor yang terletak di jalan Tamangapa Raya No. 8 Antang

Perusahaan ini sebagai perusahaan dagang yang menjual kendaraan roda

dua merek Yamaha, adapun jenis usaha yaitu penjualan motor merek

Yamaha, penjualan spare park asli Yamaha dan jasa service kendaraan

khusus merek Yamaha.

Adapun cara perusahaan dalam hal pelayanan yaitu bertekad ingin

memberikan yang terbaik dalam bisnis ini, selalu berpijak pada nilai-nilai

Profesionalisme dengan terus meningkatan kualitas sumber daya manusia

serta pengembangan teknologi sebagai dasar memberikan layanan

terbaik.Untuk itu dengan tidak henti-hentinaya PT. Suracojaya

Abadimotor terus meningkatkan skill frontliner sebagai ujung tombak

keberhasilan penjualan dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan baik

pelatihan teknis maupun non teknis, dengan demikian dari berbagai segi

baik Sales, Service maupun Spare Part semua dapat terlayani dengan baik.

Pada akhirnya di tahun - tahun mendatang.PT. SuracojayaAbadimotorakan

terus melakukan terobosan-terobosan, sehingga mampu bersaing

menembus pasar global.

Page 61: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

52

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kebijakan Akuntansi PT Suraco Jaya Abadi Motor

Pendapatan dan beban merupakan dua akun utama dalam laporan

keuangan laba rugi perusahaan. Pendapatan sumber dana dan sementara beban

merupakan objek pembiayaan yang menyebabkan pengeluaran kas atau

pengorbanan aktiva lainnya, atau timbulnya uatang baru. Pendapatan dalam

laporan keuangan laba rugi terdapat dua kelompok pendapatan yang terdiri dari

pendapatan utama dan pendapatan lain-lain. Pendapatan utama berasal dari

kegiatan utama perusahaan sementara pendapatan lain-lain berasal dari penpatan

yang tidak merupakan kegiatan utama perusahaan. Misalnya pendapatan bunga

bagi perusahaan perdagangan. Selain itu juga beberapa kasus terdapat pendapatan

dan kerugian dari pos luar biasa.

Secara konseptual pendapatan dapat diartikan sebagi aliran masuk aktiva

atau pengurangan utang yang diperoleh dari penyerahan barang atau jasa kepada

para pelanggan. Termasuk aktiva dalam konteks dapat berupa kas, piutang, aktiva

tetap atau aktiva lain. Dalam praktinya pendapatan sering berupa penerimaan kas

atau timbulnya tagihan (piutang) kepada pelanggan sebagai akibat menjual barang

atau menyerahkan jasa tertentu kepada pelanggan.

Beban sebagaimana pendapatan, beban juga dapat dikelompokkan dalam

tiga kategori besar. Dalam perusahaan jasa terdapat kelompok biaya usaha, biaya

lain-lain dan pos luar biasa untuk mencatat kerugian yang terjadi dengan cara

yang tidak terduga dan bahkan perusahaan tidak menginginkan terjadinya.

Page 62: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

53

B. Pengakuan pendapatan yang Diterapkan oleh Perusahaan

Berbagai pendapat tentang konsep pendapatan yang telah

dikemukakan para pakar akuntansi dan badan penyusunan prinsip

akuntansi, namun hingga saat ini belum ditemukan rumusan yang jelas

tentang konsep pendapatan. Hal ini disebabkan karena pendapatan

biasanya dibahas dalam kaitannya terhadap pengukuran saat

pencatatannya, dan dalam konteks tata buku berpasangan, bukunya pada

sifat-sifat dasar dan atribut pendapatan.

Pada umumnya konsep pendapatan belum dirumuskan dengan

dalam kepustakaan akuntansi terutama karena pendapatan biasanya

dibahas dalam kaitannya dengan pengukuran dan penetapan waktu

pengakuan pendapatan serta saat pencatatannya.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya pengakuan pendapatan

diartikan sebagai pengukuran pendapatan dalam menentukan kapan

melakukan pencatatan transaksi pendapatan untuk memberikan laporan

kepada badan usaha yang melakukan operasionalnya secara terus menerus.

Di dalam akuntansi di ungkapkan ada dua macam basis yang digunakan:

1. Cash Basic Accounting (Akuntansi Berbasis kas) adalah suatu metode

penandingan antara pendapatan dengan beben, di mana pendapatan

dilaporkan pada saat uang telah diterima dan beban dilaporkan pada saat

uang telah dibayarkan.

2. Accurual Basic Accounting (Akuntansi Berbasis Akrual) adalah suatu

metode penandingan antara pendapatan dan beban, dimana pendapatan

Page 63: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

54

dilaporkan pada saat terjadinya transaksi dan beban di laporkan pada saat

beban tersebut dilaporkan untuk menghasilkan pendapatan usaha.

Macam-macam pendapatan PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang

1. Pendapatan dari penjualan unit (motor)

2. Pendapatan dari Jasa Service

3. Pendapatan dari penjualan suku cadang

1). Perlakuan Pendapatan Atas Penjualan Motor

Rincian Pendapatan dari penjualan Motor (unit)

Berikut ini rincian type motor yang dijual pada PT Suraco Jaya Abadi Motor

Cabang Antang

a. Type Motor Moped (Bebek)

a. Jupiter Z CW F1

b. Jupiter MX CW NEW

c. JUP MX KING

d. Vega

e. Force Sporty/Elegan

b. Type Motor Matic

a. Fino Premium F1 / Fino Sporty F1

b. Xeon RC

c. Xeon RC MOTOGP

d. GT 125

e. X-RIDE

f. X-RIDE SE

Page 64: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

55

g. X-RIDE ASE

h. N-MAX

i. SOUL GT 125

j. MOI M3 125 CW

c. Type Motor Sporty

a. NEW VIXION KS

b. BYSON IDN

c. SCORPIO Z CW

d. R15

e. R25

2). Pengakuan pendapatan dari Penjualan Motor

Pendapatan dari Pejualan Motor di PT suraco Jaya Abadi Motor Cabang

Antang Menggunakan Pengakuan pendapatan Cash Basic Accuonting (akuntansi

berbasis Kas) suatu metode penandingan antara pendapatan dengan beban, dimana

pendapatan dilaporkan pada saat uang telah diterima dan beban dilaporkan pada

saat uang telah dibayarkan.

3). Pengukuran Pendapatan Dari penjualan Motor

Pendapatan dari penjualan Motor Pada PT Suraco Jaya Abadi Motor

Cabang Antang diukur dengan Nilai Wajar Imabalan yang diterima atau yang

dapat diterima oleh PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Antang.

Page 65: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

56

Hasil Penjualan Motor PT Suraco Jaya Abadi Motor

Tahun Tipe Motor Volume Pnjualan Total Penjualan

2011

Moped (Bebek) 640 10.801.350

Matic 614 10.463.273

Sporty 544 13.288.104

2012

Moped (Bebek) 820 13.509.990

Matic 718 12.044.905

Sporty 554 13.620.504

2013

Moped (Bebek) 835 13.712.910

Matic 743 12.392.230

Sporty 559 13.786.704

Tabel 1.1. Hasil Penjualan MotorSumber : PT SuRaco Jaya Abadi Motor

4). Perlakuan Pendapatan dari Penjualan Jasa Service

Rincian Pendapatan dari penjualan Jasa service

Berikut ini adalah rincian jasa service kendaraan motor Yamaha dari berbagai

tipe yang dilayani oleh PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Antang

1. Reguler

Service Berkala (Tiap 3.000 km)

2. Perbaikan Rincian

a. Ganti oli mesin dan transmisi

b. Ganti bohlam

c. Sistem kelistrikan ringan (batteray)

Page 66: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

57

d. Ganti kampas rem cakram

e. Ganti kampas rem teromol

f. Ganti ban

g. Ganti air radiator

h. Ganti comer side

i. Ganti kabel (speedometer,gas,rem)

j. Ganti bearing roda

k. Ganti geer set

l. F1 kowa tester dan cleaner

m. F1 kit cleaner

3. Perbaikan Berat

a. Overhoule CVT

b. Sistem kelistrikan berat

c. Ganti kampas kopling

d. Ganti raceball steering

e. Ganti seal front fork

f. Skir klep

g. Ganti rantai keteng (camchain)

h. Overhoule mesin.

5). Pengakuan Pendapatan dari jasa service

Pendapatan dari jasa service di PT. Suracojaya Abadimotor Cabang

Antang menggunakan pengakuan pendapatan Cash Basic Accounting (Akuntansi

Berbasis Kas) suatu metode penandingan antara pendapatan dengan beban,

Page 67: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

58

dimana pendapatan dilaporkan pada saat uang telah diterima dan beban dilaporkan

pada saat uang telah dibayarkan.

6). Pengukuran pendapatan dari Jasa Service

Pendapatan PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Maros diukur dengan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT. Suracojaya

Abadimotor Cabang Antang.

Hasil pendapatan Jasa Service PT Suraco Jaya Abadi Motor

Tahun Jenis Pendapatan Total Pendapatan

2011

Reguler 7.500.000

Perbaikan Rincian 12.050.000

Perbaikan Berat 15.000.000

2012

Reguler 7.650.000

Perbaikan Rincian 14.500.000

Perbaikan berat 15.250.000

2013

Reguler 6.500.000

Perbaikan Rincian 13.450.000

Perbbaikan berat 15.750.000

Tabel 1.2. Hasil Pendapatan Jasa ServiceSumber :PT Suraco Jaya Abadi Motor

Page 68: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

59

7). Perlakuan Pendapatan dari Penjualan suku Cadang

Dari sekian banyak suku cadang kendaraan motor yang dijual oleh PT.

Suracojaya Abadimotor berikut di lampirkan sebagian yang sering di cari para

konsumen.

a. Oli mesin

b. Kanvas cakram depan

c. Kanvas cakram belakang

d. Balon lampu depan

e. Balon lampu stop

f. Saringan udara

g. Busi

h. Gear set

i. Saringan oli

j. Grease CVT

k. Aki

8). Pengakuan Pendapatan dari Penjualan Suku Cadang

Pendapatan dari penjualan suku cadang motor di PT. Suracojaya

Abadimotor Cabang Antang menggunakan pengakuan pendapatan Cash Basic

Accounting (Akuntansi Berbasis Kas) suatu metode penandingan antara

pendapatan dengan beban, dimana pendapatan dilaporkan pada saat uang telah

diterima dan beban dilaporkan pada saat uang telah dibayarkan.

Page 69: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

60

9). Pengukuran Pendapatan dari Penjualan Suku Cadang

Pendapatan PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Antang diukur dengan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT. Suracojaya

Abadimotor Cabang Antang.

Hasil Penjualan Suku Cadang Pt Suraco Jaya Abadi Motor

Tahun Volume penjualan Total

2011 1500 569.250.000

2012 1654 697.507.000

2013 1700 799.042.500

Tabel 1.3. Hasil Penjualan Suku CadangSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

Pendapatan Penjaualan Perusahaan

Jenis Pendapatan 2011 2012 2013

Penjaulan Motor 34.552.727 39.175.399 39.891.844

Pendapatan Jasa Service 34.550 37.400 35.700

Penjualan Suku Cadang 569.250 697.507 799.042

Jumlah Pendapatan 35.156.527 39.910.306 40.726.586

Tabel.1.4. Tabel Pendapatan PerusahaanSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

C. Pengakuan Beban yang diterapkan Oleh Perusahaan

Dalam aktivitas perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur

tidak terlepas dari beban, untuk menentukan laba tidak hanya pendapatan dan

Page 70: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

61

keuntungan saja yang harus ditetapkan, tetapi juga kriteria beban dan kerugian

harus didefinisikan secara jelas. Beban lainnya tidak terkait dengan pendapatan

tertentu dan akan diakui dalam periode ketika beban tersebut dibayarkan atau

telah terjadi.

Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan

normal entitas.Namun, kerangka menyatakan bahwa kerugian mewakili

penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak berbeda di alam dari biaya

lainnya.Oleh karena itu, beban tidak dianggap sebagai elemen terpisah.

Sebagaimana dikemukakan sebulumnya Pengakuan beban dapat dibagi

kedalam tiga kategori yaitu :

1. Penandingan langsung (direct matching)

Beban ini akan dilaporkan dalam periode yang sama sebagaimana

pendapatan penjualan diakui. Demikian juga halnya dengan beban pengiriman

barang (ongkos angkut keluar) dan komisi penjualan, yang biasanya terkait

langsung dengan pendapatan penjualan.Beban langsung juga tidak hanya meliputi

beban-beban yang telah terjadi, tetapi juga meliputi beban yang diantisipasi, yang

terkait langsung dengan pendapatan periode berjalan.Setelah barang dikirim

pelanggan, masih ada beban penagihan piutang, beban karugian tak tertagih, dan

beban garansi atas kemungkinan produk yang rusak (cacat).

2. Alokasi secara sistematis dan rasional (systematic and rational matching)

Melibatkan pengeluaran modal yang memiliki masa manfaat lebih dari satu

periode akuntansi.Biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup

besar. Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan

Page 71: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

62

langsung sebagai beban dalam laporan laba-rugi, melainkan dikapitalisasi terlebih

dahulu sebagai aktiva di neraca, karena pengeluaran ini akan memberikan manfaat

bagi penciptaan pendapatan di masa mendatang. Pengeluaran dalam kategori ini

akan dicatat dengan cara mendebit akunaktiva terkait, nantinya secara sistematis

dan rasional akan dialokasikan menjadi beban.

Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap (seperti bangunan

dan peralatan), aktiva tidak berwujud (seperti paten), dan asuransi dibayar

dimuka. Secara berkala biaya ini akan dialokasikan menjadi beban (expense),

yaitu beban aktiva tetap, beban amortisasi paten, dan beban asuransi.

3. Pengakuan segera (immediate recognition)

Dilakukan atas beban-beban yang hanya memberikan manfaat dalam

periode ketika beban tersebut dibayarkan atau terjadi, dan tidak terkait dengan

pendapatan tertentu, tetapi secara tidak langsung membantu menciptakan

pendapatan, seperti beban umum dan administrasi (beban gaji karyawan dan

beban utilitas), beban yang dikeluarkan yang manfaat ekonomi akan

diperoleh dimasa mendatang, seperti biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan penelitian dan pengembangan, biaya ini akan langsung diakui

dalam periode ketika beban tersebut dikeluarkan.

1). Perlakuan Beban Pada PT. Suracojaya Abadimotor cabang Antang

Macam-Macam Beban PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Antang

a. Beban gaji karyawan

b. Beban listrik

c. Beban air

Page 72: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

63

d. Beban administrasi

e. Beban transportasi

f. Beban bahan bakar operasional

g. Beban telepon

h. Beban internet

i. Beban fasilitas perusahaan

j. Beban pemeliharaan kebersihan dan property

k. Beban perjalanan dinas

l. Beban lain – lain

Daftar Beban Administrasi & Umum PT Suraco Jaya Abadi MotorTahun Jenis Beban Jumlah Total

2011

Beban Listrik 12.000.000

20.400.000Beban Air 6.600.000

Beban Telpon 1.800.000

2012

Beban Listrik 14.460.000

21.900.000Beban Air 6.000.000

Beban Telpon 1.440.000

2013

Beban Listrik 15.600.000

20.040.000Beban Air 2.400.000

Beban Telpon 2.040.000

Tabel 1.5. Beban Adminidtrasi Dan UmumSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

Page 73: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

64

Tabel Beban Penjualan PerusahaanTahun Jenis Beban Total

2011

Beban Promosi/Ikla 14.230.000

Beban Pameran Motor 23.000.250

Beban Angkut Barang 4.750.000

2012

Beban Promosi/Ikla 16.960.000

Beban Pameran Motor 22.654.350

Beban Angkut Barang 5.700.000

2013

Beban Promosi/Ikla 15.980.000

Beban Pameran Motor 24.750.350

Beban Angkut Barang 6.500.000

Tabel 1.6. Beban penjualan PerusahaanSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

Daftar Beben PerusahaanJenis Beban 2011 2012 2013

Beban Adm & Umum 20.400.000 21.900.000 20.040.000

Beban penjualan 41.980.250 45.314.350 47.230.000

Jumlah Beban 62.380.250 67.214.350 67.270.000

Tabel 1.7. Beban PerusahaanSumber : PT Suraco Jaya Abadi Motor

2). Pengakuan Beban pada PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Antang

Pengakuan beban di PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Antang

menggunakan pengakuan metodeDirect Matching (penandingan langsung) Beban

ini akan dilaporkan dalam periode yang sama sebagaimana pendapatan penjualan

Page 74: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

65

diakui. Demikian juga halnya dengan beban pengiriman barang (ongkos angkut

keluar) dan komisi penjualan, yang biasanya terkait langsung dengan pendapatan

penjualan.Beban langsung juga tidak hanya meliputi beban-beban yang telah

terjadi, tetapi juga meliputi beban yang diantisipasi, yang terkait langsung dengan

pendapatan periode berjalan.Setelah barang dikirim pelanggan, masih ada beban

penagihan piutang, beban kerugian tak tertagih, dan beban garansi atas

kemungkinan produk yang rusak (cacat).

PENCATATAN PENJUALAN BARANG

Pencatatan pendapatan dari Penjualan Motor

1. Pada tanggal 20 Mei 2015, dijual motor type Jupiter MX CW AT seharga

Rp. 17.398.000 secara tunai.

Kas Rp. 17.398.000

Penjualan Rp.17.398000

2. Pada tanggal 4 April 2015, PT. Suracojaya Abadimotor Cabang Maros

menjual satu unit sepeda motor merek Scorpio Z CW seharga Rp.

25.310.000 kepada Ibu Ani secara kredit, dan panjar sebesar Rp. 5.000.000

selebihnya dibayar kemudian hari.

Kas Rp. 5.000.000

Piutang Dagang Rp. 20.310.000

Penjualan Rp. 25.310.000

Page 75: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

66

Pencatatan Pendapatan Dari Jasa Service

1. Pada tanggal 3 April 2015 diterima pendapatan jasa service dari bapak Ali

sebesar Rp. 60.000

Kas Rp. 60.000

Pendapatan jasa service Rp. 60.000

2. Tanggal 19 April 2015 diterima pembayaran jasa service berat yaitu ganti

kampas kopling sebesar Rp. 35.000 dari tuan Aso

Kas Rp. 35.000

Pendapatan jasa service Rp. 35.000

Pencatatan Pendapatan dari Penjualan Suku Cadang

1. Tanggal 8 Mei 2015 dijual oli mesin 1 botol seharga Rp. 35.000 dan gear

shet seharga Rp. 120.000 secara tunai

Kas Rp. 155.000

Penjualan oli dan gear shet Rp. 155.000

2. Tanggal 20 Mei 2015 perusahaan membeli bensin untuk kendaraan

perusahaan sebesar Rp. 150.000 secar tunai.

Beban Transportasi Rp. 150.000

Kas Rp. 150.000

Page 76: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama penelitian di PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR

CABANG ANTANG, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Produk dari PT. Suracojaya Abadimotor adalah penjualan kendaraan roda

dua merek Yamaha, penjualan spare park Yamaha, dan jasa service motor

Yamaha.

2. Pengakuan pendapatan pada PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR

menggunakan Cash Basis Accounting( Akuntansi Berbasis Kas ) dimana

pendapatan dilaporkan pada saat uang telah diterima.

3. Pengakuan beban pada PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR menggunakan

Direct Matching( Penandingan Langsung ) dimana beban ini akan

dilaporkan dalam periode yang sama sebagaimana pendapatan penjualan

diakui.

4. Pendapatan PT. SURACOJAYA ABADIMOTOR diukur dengan nilai wajar

imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT. SURACOJAYA

ABADIMOTOR.

5. Pencatatannya sudah baik sesuai dengan ketentuan standar akuntansi

keuangan yang berlaku di Indonesia

67

Page 77: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

68

B. Saran

Penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan dasar

pertimbangan dalam menentukan keputusan yang akan diambil untuk

perbaikan dan perkembangan dimasa yang akan datang dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

1. Sebaiknya PT. Suracojaya Abadimotor mempertahankan menggunakan

pengakuan pendapatan dengan metode Akuntansi berbasis kas karena

pendapatan dapat dilaporkan pada saat uang telah diterima dan mudah

untuk menjadwalkan kapan pendapatan itu diterima. Sehingga pendapatan

dapat dikelola dengan baik.

2. Sebaiknya PT. Suracojaya Abadimotor mempertahankan menggunakan

pengakuan beban yang diterapkan perusahaan dengan metode Direct

Matching (penandingan langsung) karena Beban ini akan dilaporkan

dalam periode yang sama sebagaimana pendapatan penjualan diakui.

Sehingga beban-beban dapat dikelola dengan baik.

3. Mahasiswa diharapkan mampu memahami lebih dalam lagi tentang

metode Akuntansi Berbasis Kas dan metode Direct

Matching(Penandingan Langsung) setelah melakukan penelitian atau

membaca materi dalam skripsi ini.

Page 78: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

69

Daftar Pustaka

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah, Cetakan Pertama. Bumi Aksara.Jakarta.

Hery. 2009. Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Kencana Prenada Media Group.Jakarta.

Ikhsan Arfan. 2009. Manajemen Perusahaan Jasa, Edisi Pertama. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Bumi Aksara.Jakarta.

Karttikahadi Hans Dkk. 2012.Akuntansi Keuangan SAK Berbasis IFRS. BukuSatu. Salemba Empat. Jakarta Selatan.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keenam.Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Martani Dwi. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jilid 2.Salemba Empat. Jakarta.

Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Yar’iyyah Modern.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Pura Rahman. 2012. Pengantar Akuntansi 1: Pendekatan Siklus Akuntansi.Penerbit Erlangga. Jakarta.

Revee James Dkk. 2009. Pengantar Akuntasi Adaptasi Indonesia. SalembaEmpat. Jakarta Selatan.

Rudianto. 2009. Pengentar Akuntansi : Konsep Dan Teknik Penyusunan LaporanKeuangan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

69

Page 79: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

70

Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Samrin.L.M. 2012.Pengantar Akuntansi. Cetakan Kedua.Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Suarjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya: Dasar-Dasar Perhitungan HargaPokok. Jakarta : PT. Indeks.

Simamora Henri. 2014. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, EdisiII. UPP AMP YKPN. Jakarta.

Page 80: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

71

FIRDAYANTI, lahir di Kabupaten Gowa Provinsi

Sulawesi selatan pada tanggal 14 Mei 1993. Anak

pertama dari 2 bersaudara. Pasangan dari Subhan dan

Saleha. Penulis pertama kali memasuki jenjang

pendidikan di bangku sekolah Dasar di MI

Muhammadiyah Kacci-Kacci, pada tahun 1999 sampai

tahun 2005. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

ketingkat menengah pertama di MTS Muhammadiyah

Takwa, pada tahun 2005 hingga tahun 2008 dan pada

tahun yang sama melanjutkan pendidikan ketingkat menengah atas di SMK

GARUDAYA BONTONOMPO. Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan

hingga tahun 2011, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi

kejenjang yang lebih tinggi yaitu jenjang perguruan tinggi dan diterima di

UniversitasMuhammadiyah Makassar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

Page 81: SKRIPSI DAN BEBAN DITINJAU DARI STANDAR AKUNTANSI …

STRUKTUR ORGANISASI

PT SURACO JAYA ABADI MOTOR CABANG ANTANG

KEPALA CABANG

CHIEFMEKANIK

KOORDINATOR SF

PDI MEN KASIR ADM/COUNTER

DRIVER OFFICE BOYSALESCENTER

Sales Force

Sales Force

Sales Force

Sales Force

Mekanik

Mekanik

Mekanik

Mekanik

Adm ServicePart

Service PartCounter

Servicecounter