Teori Sastra
Kelompok 2aKelompok 2aProsaProsa
Kelompok 2aKelompok 2aProsaProsa
Nama Anggota : Nama Anggota : Ayu JayantiAyu Jayanti (06091002036)(06091002036)Dwi Anita PratiwiDwi Anita Pratiwi (06091002007)(06091002007)Kasih Clara DewiKasih Clara Dewi (06091002019)(06091002019)Mery Dwi FitriMery Dwi Fitri (06091002001)(06091002001)Ratih Viva Alramba Ratih Viva Alramba (06091002033)(06091002033)Sherlya OSherlya Okktartaryy (06091002030)(06091002030)
Teori Sastra
Pendahuluan• Kesusastraan Indonesia adalah hal yang menarik
untuk dibahas dan dipelajari. Kesusastraan itu sendiri didefinisikan sebagai kumpulan karangan atau tulisan yang disampaikan dengan bahasa yang indah. Di Indonesia terdapat berbagai jenis kesusastraan. Kesusastraan digolongkan menjadi dua yaitu kesusastraan imajinatif dan non-imajinatif.
• Kesusastraan imajinatif terbagi menjadi dua yaitu prosa dan puisi. Prosa pun terbagi menjadi dua bagian yaitu fiksi dan drama. Namun pada makalah ini penulis akan membahas secara lebih terperinci mengenai prosa fiksi.
Teori Sastra
a. Pengertian Prosa• Prosa merupakan jenis sastra imajinatif, berdasarkan etimologi,
prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang berarti “terus terang”.
• Menurut Lubis (1994:165) prosa merupakan karya sastra yang tidak berbait-bait dan bersajak.
• Senada dengan pendapat tersebut, Setiawan, dkk. (2008:117) mengemukakan bahwa “Prosa adalah ragam sastra yang bersifat bebas dan tidak terikat oleh kemerduan bunyi seperti puisi”.
• Adapula yang berpendapat bahwa prosa merupakan suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa).
Teori Sastra
Lanjutan • Jadi dapat disimpulkan bahwa prosa
adalah jenis karya sastra imajinatif baik dalam bentuk tulisan maupun lisan yang bersifat bebas, tidak terikat oleh rima, jumlah baris, dan sebagainya, selain susunan dan tata bahasanya.
Teori Sastra
b. Penggolongan Prosa1. Prosa Lama
a. dongeng, b. legenda, c. mitos, d. hikayat,
dane. fabel.
2. Prosa Modern a. roman, b. novel, c. cerpen, dan d. novelet.
Teori Sastra
c. Unsur Unsur Prosa 1. Unsur Instrinsik
a. tokoh,b. tema dan amanat, c. latar, d. alur, dane. sudut pandang/gaya penceritaan
2. Unsur Ekstrinsika. pengarang,b. kondisi sosial, c. masa penulisan,d. penerbit.
Teori Sastra
Penutup
• Prosa adalah jenis karya sastra imajinatif baik dalam bentuk tulisan maupun lisan yang bersifat bebas, tidak terikat oleh rima, jumlah baris, dan sebagainya, selain susunan dan tata bahasanya. Prosa terbagi menjadi dua yaitu prosa lama dan prosa modern. Prosa lama dapat digolongkan menjadi lima yaitu; dongeng, legenda, mitos, hikayat ,dan fabel. Sedangkan prosa modern terbagi menjadi empat yaitu; roman. Novel, cerpen dan novelet.
Teori Sastra
Lanjutan• Unsur pembangun prosa ada dua yaitu
unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik dalam prosa yaitu tokoh dan penokohan/perwatakan tokoh, tema atau amanat, latar, alur dan sudut pandang/gaya penceritaan. Sedangkan unsur ekstrinsiknya adalah pengarang, kondisi sosial, masa penulisan, dan penerbit.
Teori Sastra
Dongeng• Salah satu bentuk sastra lisan yang isinya
bercerita tentang makhluk khayali, penuh dengan pristiwa gaib, dan keajaiban-keajaiban yang tidak masuk akal dan memiliki makna simbolik bagi manusia. Biasanya disampaikan oleh nenek atau ibu kepada cucu atau anaknya sebelum tidur. Dongeng ditujukan kepada anak-anak karena dongeng menceritakan kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.
Teori Sastra
Lanjutan
• Oleh karena itu dongeng sangat penting bagi perkembangan rohani anak-anak karena menghidupkan atau memperluas imajinasi anak-anak. Setiap suku bangsa di Indonesia umumnya mempunyai dongeng khas seperti Si Malin Kundang(Minangkabau), Sangkuriang(Sunda), dan Jaka Tarub(Jawa).
Teori Sastra
Legenda• Legenda adalah prosa lama yang
menceritakan rakyat tentang tokoh, pristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dan mitos. Contoh legenda adalah Legenda Pulau Samosir dan Legenda Tangkuban Perahu.
Teori Sastra
Mitos• Mitos merupakan cerita rakyat
tradisional yang mulanya tersebar secara lisan, kemudian ada juga yanmg dituliskan, berisi cerita tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu atau suatu pristiwa yang mengandung penafsiran tentang asal-usul alam semesta, manusia dan banyak yang mengandung arti mendalam yang sulit dijelaskan secara rasional. Namun, makna dan dan ceritanya secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Contoh mitos yang terkenaladalah Ken Arok dan Ken Dedes.
Teori Sastra
Hikayat• Hikayat merupakan salah satu bentuk
sastra lama yang isinya meriwayatkan kepahlawanan dan keagungan orang ternama atau raja, dengan segala kesaktian, keanehan, dan mkjizat tokoh utamanya. Pemaparannya kadang mirip sejarah atau riwayat hidup sang tokoh, sebagian memang bersifat setengah sejarah dan setengah roman. Contoh hikayat yaitu, hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Negeri Siam, dan Hikayat Raja Aceh.
Teori Sastra
Fabel• Cerita sederhana dengan tokoh
pelakunya adalah binatang yang berlakuan seperti manusia. Cerita ini sangat disukai anak-anak dan merupakan salah satu metode pewarisan nilai-nilai yang mengandung hikmah, dan ajaran budi pekerti dengan menunjukkan sifat jelek manusia melalui symbol binatang. Istilah lain untuk fabel adalah cerita binatang. Contoh fable adalah Cerita si Kancil dan Cerita Kura-kura dan Kelinci.
Teori Sastra
Roman• Roman adalah bentuk kesusastraan baru yang
menceritakan kehidupan seseorang dari sejak lahir sampai kematiannya(Lubis,1994:168).
• Senada dengan pendapat tersebut, Setiawan, dkk.,(2008:27) roman adalah bentuk kisahan atau prosa panjang yang melukiskan atau mneceritakan perjalanan hidup seseorang atau beberapa tokoh dengan segala suka dukanya yang ditulis secara memikat, baik menyangkut watak maupun latar cerita dan di dalamnya mengandung nilai-nilai moral dan filosofis.
Teori Sastra
Novel• Novel adalah cerita berbentu prosa dalam
ukuran yang panjang, dengan plot(alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema dan suasana yang beraneka, serta latar cerita yang beragam(Setiawan, 2008:74).
• Novel merupakan prosa yang menceritakan masalah yang dihadapi tokoh yang ada dalam lingkup hidupnya tetapi tidak bercertika hingga sang tokoh meninggal(Sembodo, 2010:14).
• Novel terkenal yang ada dalam sejarah sastra diantaranya Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana, Burung-burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya dan Saman karya Ayu Utami
Teori Sastra
Cerpen• Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif
pendek. Dengan kata lain cerpen merupakan kisahan yang biasanya selesai dibaca dalam waktu singkat.
• Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Cerpen sebenarnya bukan penuturan kejadian yang pernah terjadi atauberdasarkan kenyataan kejadian yang sebenarnya, melainkan murni ciptaan yang direka oleh pengarangnya .
• cerpen banyak dimuat dimajalah dan surat kabar. Sering dikumpulkan oleh pengarangnya sendiri atau orang lain dan diterbitkan menjadi kumpulan cerpen. Dalam kesusastraan Indonesia orang yang pertama kali membukukan kumpulan cerpennya adalah M. Kasim yang berjudul Teman Duduk pada tahu 1930 (Setiawan,2008: ).
Teori Sastra
Novelet• Novelet disebut juga novella. Secara
harfiah novela diartikan ‘sebuah barang baru yang kecil’, yang kemudian diartikan sebagai cerita berbentuk prosa seperti yang dikutip oleh Nurgiayantoro (1999:9) menurut Abrams (1981:119). Novelet panjang cakupannya, tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek, novelet panjangnya antara novel dan cerpen.
Teori Sastra
Tokoh
• Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
• Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Teori Sastra
AlurAlur adalah urutaan atau rangkaian peristiwa
dalam cerita rekaan. Urutan peristiwa dapat tersusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
• Berdasarkan urutan waktu terjadinya. Alur dengan susunan peristiwa berdasarkan kronologis kejadian disebut alur linear
• Berdasarkan hubungan kausalnya/sebab akibat. Alur berdasarkan hubungan sebab-akibat disebut alur kausal.
• Berdasarkan tema cerita. Alur berdasarkan tema cerita disebut alur tematik.
Teori Sastra
Latar• Latar adalah segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.
Teori Sastra
Tema• Gagasan, ide, atau pikiran utama yang
mendasari suatu karya sastra disebut tema. Ada beberapa macam tema, yaitu
• Ada tema didaktis, yaitu tema pertentangan antara kebaikan dan kejahatan
• Ada tema yang dinyatakan secara eksplisit• Ada tema yang dinyatakan secara simbolik• Ada tema yang dinyatakan dalam dialog
tokoh utamanya
Teori Sastra
Amanat• Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang
ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
• Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
Teori Sastra
Sudut Pandang (Point Of View)
• Sudut Pandang (Point Of View)• Bennison Gray membedakan
pencerita menjadi pencerita orang pertama dan pencerita orang ketiga
Teori Sastra
Pengarang
Pengarang, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengannya, tentunya latar belakang pengarang akan mempengaruhi seperti apa karya yang dibuatnya. Aliran dan kepercayaan juga adalah hal yang dapat menyetir pengarang dalam berkarya. Banyak juga karya sastra yang beranjak dari pengalaman yang dialami pengarang, tetapi pengalaman tersebut dimodifikasi ulang sedemikian rupa sesuai dengan kehendaknya. Cerpenis Hamsad Rangkuti, misalnya, sering membeberkan pengalaman-pengalaman yang menjadi inspirasi ceritanya. Pengalaman yang dituliskan kembali sering kali menambah unsur emotif karya sastra dan tidak membuatnya menjadi kering.
Teori Sastra
Kondisi Sosial• Kondisi sosial,yaitu keadaan sekeliling sang
pengarang yang mendorong dan mempengaruhinya dalam berkarya. Tentunya, pengarang akan terpengaruh sekali oleh tenpat dia tinggal dan bersosialisasi. Seseorang yang tinggal didaerah tertentu akan terbawa cara berpikir dan budayanya.contoh ini terlihat pada karya-karya Umar Kayam dan Y.B mangunwijaya yang cenderung menulis dengan memasukkan unsure Jawa seperti nma tempat dan tokohnya, bahkan memasukkan bahasa daerah dalam teks.selain itu pengarang-pengarang balai pustaka sering kali menjadikan daerah asalnya sebgai latar dalam romannya seperti Tulis Sutan Sati dan Marah Rusli.
Teori Sastra
Masa Penulisan
• Masa penulisan, yaitu waktu atau periode ketika penulis membuat karyanya. Masa tertentu akan meyebabkan kecenderungan tema dan muatan karya seseorang sastrawan. Contohnya, pada reformasi 1998, para penulis cenderung tema yang menggambarkan dan berkisar tentang masa itu atau setidaknya mengikuti kebebasan yang saat itu terbuka lebar. Bagaimanapun seseorang sastrawan akan menjelaskan dan berusaha menggambarkan suatu masa berdasrkan caranya mengamati keadaan.
Teori Sastra
Penerbit• Penerbit, yaitu wadah sang penulis untuk
menyebarkan karyanya agar sampai ketangan pembaca. Sebuah penerbit tentunya memiliki standar dan pandangan tersendiri terhadap karya satra yang akan direrbitkannya. Inilah penyebab suatu karya dari penerbit tertentu seringkali memiliki tipe yang sama dan tema yang diangkat pun memiliki ragam tertentu. Penerbitlah yang menjadi badan sensor untuk suatu karya sastra, mereka berhak mengubah, menambah, atau mengurangi muatan suatu karya. Inilah yang menyebabkan kesamaan tema dan bentuk pada suatu masa tertentu. Ini terkihat salah satunya pada msa Balai Pustaka dan Pujangga Baru yang memiliki standar ketat terhadap karya-karya yang diterbitkannya.