Kebijakan Penanggulangan Bencana di Daerah Rawan Bencana
Jakarta, 23 mei 2017
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan PerdesaanKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
2
REFLEKSI BENCANA DI INDONESIA
1. Bencana banjir bandang di Garut, bencana Sinabung, bencana Kota Manado dan di berbagaidaerah memberi WARNING (PERINGATAN) KERAS kepada KITA SEMUA bahwaRISIKO terjadinya bencana alam menjadi semakin BESAR, CEPAT, TIDAK TERDUGA danMASIF;
2. Setiap bencana selalu membawa KESEDIHAN bagi para KORBAN dan KELUARGAKORBAN, menyebabkan KERUGIAN bagi SEMUA yang terkena DAMPAK (sosial, ekonomi,budaya, dan lingkungan), dan menghambat KEMAJUAN bagi kehidupan rakyat.
3. Penyebab bencana: KELALAIAN dan KESERAKAHAN MANUSIA, KERUSAKANEKOSISTEM, dan FAKTOR ALAM yang tidak bisa diduga;
4. Harus ada upaya yang SISTEMATIK, TERUKUR, TERENCANA dan BERKELANJUTANdalam PENGURANGAN RISIKO, PENCEGAHAN dan PENANGAN BENCANA;
5. Kombinasi PENDEKATAN BERBASIS KOMUNITAS, PENDEKATAN BERBASISWILAYAH atau KAWASAN, PENDEKATAN PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAHDAERAH, dan PERLUASAN KERJASAMA dan KEMITRAAN (JEJARING) menjadi kuncikeberhasilan MENGURANGI RISIKO dan KERENTANAN, MENCEGAH dan MENANGANIBENCANA.
3
POTRET KEBENCANAAN DI INDONESIA
▪ Berdasarkan hasil Indeks Risiko
Bencana Indonesia (IRBI) tahun
2013 yang diterbitkan oleh BNPB,
dari jumlah 497 kabupaten/kota,
terdapat 388 kabupaten/kota
dengan risiko tinggi, sedangkan
109 kabupaten/kota dengan risiko
sedang
▪ Ada 12 jenis ancaman bencana di
Indonesia. Lebih dari 50% bencana
disebabkan kelalaian dan
keserakahan manusia.
▪ Tidak ada Kab/Kota yang bebas
dari ancaman bencana
▪ Lebih dari 204 juta penduduk
tinggal di daerah rawan bencana
JUMLAH KEJADIAN BENCANA DI INDONESIA 2011-2016
554 539
671
547 502 775
490 468
20
3
221 264
66
7 7
447 559
502
618 583
687
329 291 295
599 513 626
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR
GELOMBANG PASANG / ABRASI GEMPA BUMI
KEBAKARAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KEKERINGAN LETUSAN GUNUNG API
PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR
Jenis Bencana
Jumlaj Kejadian
2011 2012 2013 2014 2015 2016Grand Total
BANJIR 554 539 671 547 502 775 3,588
BANJIR DAN TANAH LONGSOR
26 51 46 35 30 75 263
GELOMBANG PASANG / ABRASI
17 29 36 20 7 23 132
GEMPA BUMI 11 15 9 15 27 13 89
KEBAKARAN 490 468 20 3 981
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
23 51 24 100 44 178 420
KEKERINGAN 221 264 66 7 7 565
LETUSAN GUNUNG API 4 7 8 5 11 7 42
PUTING BELIUNG 447 559 502 618 583 687 3,396
TANAH LONGSOR 329 291 295 599 513 626 2,653
Grand Total 2,122 2,274 1,677 1,946 1,727 2,384 12,130
Lebih dari 90% kejadian bencana merupakan kejadian bencana jenis hidrometeorologi seperti banjir 30%; putting beliung 28%; tanah longsor 22%; kekeringan 5% dan kebakaran hutan & lahan 3%
Sumber: diolah dibi.bnpb.go.id
5DAMPAK BENCANA DI INDONESIA 2011-2016
Sumber: Diolah dari dibi.bnpb.go.id
KORBAN MENGUNGSI
KORBAN JIWA MENINGGAL & HILANG
RUMAH RUSAK BERAT
JIWA MENDERITA/ TERDAMPAK
1.960.761
RUMAH RUSAK SEDANG
RUMAH RUSAK RINGAN
69.478
36.363
186.649
FASILITAS KESEHATAN RUSAK
FASILITAS PERIBADATAN
JALAN (KM)
FASILITAS PENDIIDIKAN
646
2.080
2.134
4.218
2.455
5.406.501
6DAMPAK BENCANA PADA PEMBANGUNAN
UN Global Assessment Report 2013, menunjukkan prediksi PDRB Pakistan
akan menurun sebesar 25% tanpamenerapkan investasi PRBBagaimana menerapkan PRB
dan rencana investasi?
waktu
Pembangunan
Disaster
PemulihanPascabencana
Pembangunan Normal
Pembangunan denganmenerapkan PRB
Gap pembangunanyang terhambat, jika tanpa PRB
Gap pembangunan
yang terhambat
7
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL RAWAN BENCANA
BERDASARKAN RPJMN 2015-2019
Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 menegaskan tentang pentingnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan desa dan daerah:
Nawa Cita 3: Membangun Indonesia DARI PINGGIRAN dengan MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA dalam kerangka Negara Kesatuan
Nawa Cita 7:Mewujudkan KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK
Percepatan pembangunan desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal, transmigrasi dan perbatasan hanya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan kemitraan yang solid dan berkelanjutan antara Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, Perguruan tinggi dan pelaku usaha.
8
STRATEGI NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RPJMN 2015 - 2019
1.Mendorong dan menumbuhkembangkan budaya sadar bencana
2.Peningkatan sosialisasi dan diseminasiPRB kepada masyarakat
3.Penyediaan dan penyebarluasaninformasi kebencanaan kepadamasyarakat
4.Pelatihan menghadapi bencana secaraberkala dan berkesinambungan
5.Meningkatkan kerjasama denganberbagai stakeholder
6.Peningkatan kualitas hidup masyarakatdaerah pasca bencana
7.Pemeliharaan dan penataan lingkungandi daerah rawan bencana alam
8.Membangun dan menumbuhkankearifan lokal dalam membangun danmitigasi bencana
1. Integrasi PRB dalam perencanaannasional dan daerah;
2.Pengenalan, pengkajian danpemantauan risiko bencana
3.Pemanfaatan kajian dan peta risikountuk penyusunan RPJMD;
4. Integrasi kajian dan peta risikobencana dalam penyusunan danreview RTRWP/K/K;
5.Harmonisasi kebijakan dan regulasipenanggulangan bencana di Pusatdan daerah;
6.Penyusunan rencana kontinjensipada kabupaten/kota
1.Penguatan kapasitas kelembagaandan aparatur
2.Penyediaan sistem peringatan dinibencana
3.Pengembangan dan pemanfaatanIPTEK dan pendidikan
4.simulasi dan gladi kesiapsiagaanmenghadapi bencana secara berkaladan berkesinambungan
5.Penyediaan infrastruktur mitigasi dankesiapsiagaan
6.Pengembangan Desa TangguhBencana
7.Peningkatan kapasitas manajemendan pendistribusian logistikkebencanaan
MENURUNNYA INDEKS RISIKO BENCANA PADA PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN YANG BERISIKO TINGGI
Internalisasi PRB dalam kerangkapembangunan berkelanjutan di Pusat
dan daerah
Penurunan tingkat kerentanan terhadapbencana
Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
dalam penanggulangan bencana
STRATEGI
SASARAN NASIONAL
1. Menurunkan risiko bencana2. Meningkatkan kapasitas pemerintah, pemda dan masyarakat dalam menghadapi bencana
ARAH KEBIJAKAN
9
LOKASI SASARAN DAN TARGET PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM RPJMN 2015 – 2019
2118
36
24
15
12
10
Wilayah Kepulauan
Jumlah Kabupaten/Kota Sasaran dalamBuku III RPJMN 2015 - 2019
Berisiko Sedang Berisiko Tinggi
Papua 1 9
Jawa - Bali 5 31
Kalimantan 4 14
Maluku - 12
Nusa Tenggara 1 14
Sulawesi 3 21
Sumatera 2 19
Nasional 16 Kab/Kota 120 Kab/Kota
INDIKATOR
SASARAN PENURUNAN IRBI
2013(BASELINE)
2015 2016 2017 2018 2019
▪Rata-rata Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI)
Nasional156.3 151.6 146.9 142.2 137.5 132.8
▪Rata-rata IRBI 136 Kabupaten/Kota sasaran
prioritas nasional169.4 164.3 159.2 154.1 149.0 144
9
10Rancangan Tema RKP 2018
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :“Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”
Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi 2017 dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 2018
• Memperbaiki Kualitas Belanja.• Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif• Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri• Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan dan pembangunan
infrastruktur
Memprioritaskan Belanja Pemerintah Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas
Nasional
Peningkatan Kualitas Money Follow Program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
RKP 2015*)
Melanjutkan Reformasi Bagi Percepatan
Pembangunan Ekonomi Yang Berkeadilan
RKP 2016
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk
Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang
Berkualitas
RKP 2017
Memacu Pembangunan Infrastruktur Dan Ekonomi
Untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja Serta
Mengurangi Kemiskinan Dan Kesenjangan Antarwilayah
RKP 2018
MEMACU INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR UNTUK
PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN
RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2019
Rancangan Prioritas Nasional dan Program Prioritas 2018
X. POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
27. Penguatan Pertahanan 29, Kepastian Hukum
28. Stabilitas Politik dan Keamanan 30. Reformasi Birokrasi
11
IV. PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA
8. Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata (dari 10)
9. Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dari 10)
10. Pengembangan 3 Kawasan Industri (KI) (dari 14)
11. Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
12. Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi
V. KETAHANAN ENERGI
13. EBT dan Konservasi Energi
14. Pemenuhan Kebutuhan Energi
VI. KETAHANAN PANGAN
15. Peningkatan Produksi pangan
16. Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi)
I. PENDIDIKAN
1. Pendidikan Vokasi
2. Peningkatan kualitas guru
II. KESEHATAN
3. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
5. Preventif dan Promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
III. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
6. Penyediaan Perumahan Layak
7. Air Bersih dan Sanitasi
VII. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
17. Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran
18. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
19. Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi
VIII.INFRASTRUKTUR, KONEKTIVITAS, DAN KEMARITIMAN
20. Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi (darat, laut, udara, dan inter-moda)
21. Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika
IX. PEMBANGUNAN WILAYAH
22. Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal
23. Pembangunan Perdesaan
24. Reforma Agraria
25. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana.
26. Percepatan Pembangunan Papua
= Highlight program prioritas= contoh penajaman prioritas yang dapat berkaitan
Revolusi Mental
Kesetaraan Gender
Pembangunan Berkelanjutandan Perubahan
Iklim
Tata kelola Pemerintahan
yang Baik
= Pengarusutamaan/Mainstreaming
Pemerataan
12ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DALAM
RKP 2018
PENGEMBANGAN WILAYAH
Pembangunan Wilayah
Perbatasan dan Daerah
Tertinggal
Pembangunan Perdesaan
Reformasi Agraria
Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana a.l Kebakaran Hutan
Percepatan Pembangunan
Papua
Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana
Sarana dan Prasarana Kebencanaan
Pemulihan Daerah Pascabencana
Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Penguatan Kelembagaan dan Regulasi
Program Prioritas dalam Prioritas Nasional Pengembangan Wilayah
KEGIATAN
PRIORITAS
LOKASI PRIORITAS 136 KAB/KOTA PUSAT PERTUMBUHAN DENGAN RISIKO BENCANA TINGGI
13PROGRAM PRIORITAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Program Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kegiatan Prioritas
Penguatan Kapasitas SDM Penanggulangan Bencana
Sarana dan Prasarana Kebencanaan
Pembentukan Masyarakat Tangguh Bencana pada daerah
risiko bencana tinggi
Sosialisasi dan Simulasi Bencana
Pembentukan dan pelatihan SDM Penanggulangan Bencana
PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS
Penyediaan Sistem Peringatan dini
Pembangunan Serta Penyediaan Logistik dan Peralatan
Kebencanaan
Pembangunan infrastruktur mitigasi bencana
Pengembangan teknologikebencanaan
Pemulihan Daerah Pascabencana
Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
Berkelanjutan
Pemulihan pelayanan dasar di daerah pascabencana
Penyediaan Layanan Dasar Data dan Informasi Bencana
Pemulihan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah
pascabencana
PROYEK PRIORITAS PROYEK PRIORITAS
Penataan ruang kawasan rawan bencana untuk meningkatkan
kapasitas kawasan
Rehabilitasi pesisir
Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla
Penguatan Kelembagan dan Regulasi
PROYEK PRIORITAS
Penyusunan Kajian Penanggulangan Bencana
Penguatan koordinasi penanggulangan bencana
Harmonisasi kebijakan danregulasi penanggulangan
bencana
Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS Rawan Bencana
Kegiatan PrioritasKegiatan Prioritas Kegiatan PrioritasKegiatan Prioritas
Pengurangan Risiko TerkaitSDM & Kawasan Mitigasi Rawan bencana &
Tanggap Darurat
Rehabilitasi danRekonstruksi
Pengurangan Risiko BencanaLintas Sektor
Kelembagaan Regulasi BNPB & Lintas K/L
Pemb. Pengendali Banjir S. Krueng Singkil (Aceh Singkil) & S. Lawe Alas (Aceh Tenggara); Pemb. Pengaman Pantai Pelangi (Pidie) dan Kota Meulaboh (Aceh Barat)
Pemb. Pengendali Banjir Tukad Mati di Kab. Badung
Pembangunan Pengaman Pantai Desa Pasar Ipuh (Mukomuko), dan Pantai Penyak (Bangka Tengah)
Pemb. Pengendali Banjir S. Asahan (Asahan); Pemb. Pengendali Lahar Gn. Sinabung (Karo)
Pengendali Banjir S. Warmare di Kab. Manokwari
Pemb. Pengendali Banjir S. Batang Bangko (Solok Sel) & Batang Agam (Agam); Pemb. Pengaman Pantai Pantai Tiku (Agam)
Pemb. Pengendali Banjir S. Motamasin Kab. Malaka
Pengendali Banjir S. Palu, Tanggul Pengaman Pantai Buol
Pemb. Kolam Regulasi Nipa-Nipa (Bantaeng), Pengendali Sedimen Bawakaraeng S. Jeneberang Kab. Gowa
Pemb. Pengendali Banjir Kota Merauke
Pemb. Sudetan Ciliwung-KBT, Normalisasi Ciliwung, Pemb. Pengaman Pantai Jakarta Tahap 2
Pengendali Lahar Gunung Gamalama
Pemb. Pengendali Sedimen S. Matakabo; Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole Kab. Buru Selatan
Pengendali Banjir S. Konaweha Kab. Konawe
Pengamanan Pantai Jongor Pandeglang
Pengendali Banjir S. Mamasa (Mamasa)
Pengendali Banjir Way Ketibung Way Sulan, Pengaman Pantai Karya Tani
Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (Batam)
Pemb. Floodway Cisangkuy & Kolam Retensi Cieunteng Kab. Bandung, Perbaikan Tebing Tanggul Kritis S. Citarum di Karawang & Kab. Bekasi, Rehab Sal. Tarum Barat Ruas Bekasi-Cawang (MYC) Normalisasi & Perkuatan Tanggul K. Bekasi, K. Cikeas, K. Cileungsi
Pemb. Bendung Gerak Bojonegoro, Pengendali Banjir K. Sadar Kab & Kota Mojokerto Rehab Terowongan Puncak Gn. Kelud & Jalan Inspeksi Kab. Kediri
Pengendali Banjir Sistem S. Jragung (Demak) Rehab & rekonstruksi sabo dam Merapi K. Woro, Rehab Pengendali Banjir S Bogowonto (Purworejo) Rehab Pengendali Banjir S. Wawar, S. Cokroyasan (Kebumen & Purworejo), Penanganan Banjir Kota Surakarta, Pemb. Pengendali Banjir Kanal Timur Semarang, Pemb. Pengendali Banjir S. Progo
Pembangunan Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung Kota Palembang
Pemb. Pengendali Banjir S. Bolango (Kota Gorontalo) & S. Tilamuta (Kab. Boalemo)
Pemb. Pengaman Pantai Miangas, & Pantai Marore (Kepulauan Talaud)
Selesai 2018 ditunjukkan dengan warna merah
UPAYA MENURUNKAN INDEKS RISIKO BENCANA MELALUI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MIITIGASI BENCANA
Program Prioritas Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Tahun 2018
14
15SASARAN LOKASI PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM RPJMN 2015 – 2019
16
SASARAN LOKASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
REPUBLIK INDONESIA
Sasaran Lokasi Pengurangan Risiko Bencana 2015-2019di Daerah Tertinggal
17
Terdapat 35 kabupaten dari 95 daerah tertinggal IRBI tinggi yang termasuk ke dalam 136 sasaran lokasi Pengurangan IRBI 2015-2019 yang berada di lokasi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
122 daerah tertinggal 2015-2019
95 kabupaten tertinggal dengan IRBI tinggi
35 kabupaten tertinggalSasaran RPJMN
Bidang PRB
60 kabupaten tertinggal
lainnya
High Priority
REPUBLIK INDONESIA
35 Lokasi Prioritas Dating sasaran Pengurangan Risiko Bencana 2015-2019
18
No. WILAYAH PROVINSI KABUPATEN
1 SUMATERA SUMATERA BARAT KEPULAUAN MENTAWAI2 SUMATERA LAMPUNG LAMPUNG BARAT3 JAWA JAWA TIMUR BANGKALAN4 NUSRA NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK BARAT5 NUSRA NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK TIMUR6 NUSRA NUSA TENGGARA BARAT DOMPU7 NUSRA NUSA TENGGARA BARAT BIMA8 NUSRA NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK UTARA9 NUSRA NUSA TENGGARA TIMUR BELU
10 NUSRA NUSA TENGGARA TIMUR ALOR11 NUSRA NUSA TENGGARA TIMUR ENDE12 NUSRA NUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI13 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT SAMBAS14 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT BENGKAYANG15 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT SINTANG16 KALIMANTAN KALIMANTAN UTARA NUNUKAN17 SULAWESI SULAWESI TENGAH DONGGALA18 SULAWESI SULAWESI TENGAH PARIGI MOUTONG19 SULAWESI SULAWESI TENGAH MOROWALI UTARA20 SULAWESI SULAWESI BARAT POLEWALI MANDAR21 SULAWESI SULAWESI BARAT MAMUJU TENGAH22 SULAWESI SULAWESI TENGGARA KONAWE23 MALUKU MALUKU MALUKU TENGAH24 MALUKU MALUKU BURU25 MALUKU MALUKU SERAM BAGIAN BARAT26 MALUKU MALUKU SERAM BAGIAN TIMUR27 MALUKU MALUKU UTARA HALMAHERA TIMUR28 MALUKU MALUKU UTARA KEPULAUAN SULA29 MALUKU MALUKU UTARA PULAU MOROTAI30 PAPUA PAPUA SARMI31 PAPUA PAPUA MERAUKE32 PAPUA PAPUA NABIRE33 PAPUA PAPUA BARAT RAJA AMPAT34 PAPUA PAPUA BARAT TELUK BINTUNI35 PAPUA PAPUA BARAT TELUK WONDAMA
19KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA (1)
IDENTIFIKASI KEGIATAN TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS UNTUK MENURUNKAN KERENTANAN BERDASARKAN 71 INDIKATOR KEBIJAKAN DAN STRATEGIS (JAKSTRA) PENANGGULANGAN BENCANA
No Indikator Kegiatan di Daerah K/L Pelaksana
1Terbentuknya Komitmen DPRD terhadap penganggaran
kegiatan-kegiatan penanggulangan bencanaBNPB
2Tersedianya Peraturan Daerah tentang Rencana
Penanggulangan Bencana yang terintegrasi dengan RPJMDKEMENDAGRI
3
Tersedianya Peta Bahaya dan kajiannya untuk seluruh
bahaya yang ada di daerah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
BMKG, KEMEN
PU-PERA,
KEMEN ESDM,
BIG,
KEMENTAN
4Tersedianya Peta Kerentanan dan kajiannya untuk seluruh
bahaya yang ada di daerahBNPB
5 Tersedianya Peta Kapasitas dan kajiannya BNPB
6Tersusun dan diimplementasikannya Rencana
Penanggulangan Bencana DaerahBNPB
7Tersedianya Peraturan Daerah tentang Tataruang Berbasis
PRBKEMENDAGRI
8 Diterapkannya penataan ruang berbasis PRB KEMEN ATR
9 Tersedianya Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan PB KEMENDAGRI
10 Tersedianya Peraturan Daerah tentang Pembentukan BPBD KEMENDAGRI
11 Tersedianya Peraturan tentang pembentukan Forum PRB KEMENDAGRI
12
Tersedia dan diterapkannya sistem pendataan bencana
daerah yang terhubung dengan sistem pendataan bencana
nasional
BNPB
No Indikator Kegiatan di DaerahK/L
Pelaksana
13Tersedianya aturan tentang Penentuan Status Tanggap
DaruratBNPB
14
Diterapkannya sistem komando operasi darurat yang
mampu memenuhi kebutuhan pengambilalihan komando
oleh struktur pemerintahan yang lebih tinggi
BNPB
15Tersedianya aturan dan diterapkannya mekanisme
Penghentian status Tanggap DaruratBNPB
16 Tersedianya Rencana Kontijensi Gempabumi BNPB
17 Tersedianya Rencana Kontijensi Tsunami BNPB
18 Tersedianya Rencana kontijensi banjir BNPB
19 Tersedianya Rencana kontijensi tanah longsor BNPB
20 Tersedianya Rencana Kontijensi karlahut BNPB
21 Tersedianya Rencana kontijensi erupsi gunungapi BNPB
22 Tersedianya Rencana kontijensi kekeringan BNPB
23 Tersedianya Rencana kontijensi banjir bandang BNPB
24
Terselenggaranya komunikasi bencana lintas lembaga
sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan, minimal
beranggotakan lembaga-lembaga dari sektor pemerintah,
masyarakat mau pun dunia usaha
KEMENDAGRI
20
No Indikator Kegiatan di Daerah K/L Pelaksana
25Terselenggaranya Sekolah dan Madrasah Aman
Bencana (SMAB)
KEMENDIKDAS
BUD, KEMENAG
26Terselenggaranya Rumah Sakit dan Puskemas Aman
BencanaKEMENKES
27Terselenggaranya sosialisasi pencegahan dan
kesiapsiagaan bencana melalui media yang tersedia BNPB
28Tersedianya Peraturan tentang penyebaran informasi
kebencanaan di daerahKEMENDAGRI
29Terbangunnya sarana penyampaian informasi
kebencanaan yang menjangkau langsung masyarakat
KEMENKOMIN-
FO
30Tersedianya Informasi penataan ruang yang mudah
diakses publikKEMEN ATR
31 Dibentuknya Forum PRB BNPB
32Dikerahkannya bantuan darurat pada masyarakat
terdampak bencanaBNPB
33Terselenggaranya pemulihan penghidupan
masyarakatBNPB
34Terselenggaranya Perbaikan rumah penduduk pasca
bencana
KEMEN PU-
PERA
35Terselenggaranya Perlindungan daerah tangkapan air
pada daerah berisiko banjir, longsor dan kekeringanKLHK
36Terselenggaranya restorasi sungai pada daerah
berisiko banjir dan kekeringan
KEMEN PU-
PERA
No Indikator Kegiatan di Daerah K/L Pelaksana
37Terselenggaranya Penguatan lereng pada daerah berisiko
longsor dan banjir bandangKEMEN PU-PERA
38tercapainya optimalisasi pemanfaatan air permukaan untuk
pengurangan risiko bencana banjir dan kekeringanKEMEN PU-PERA
39Terselenggaranya Pemantauan berkala hulu sungai pada
daerah berisiko banjir bandangKEMEN PU-PERA
40Diterapkannya penegakan hukum untuk mencegah
kebakaran hutan dan lahanPOLRI
41Diselenggarakannya pelatihan dan sertifikasi terkait
kemampuan pengelolaan dan operasional kepada aparat PBBNPB
42
Terbentuknya BPBD dengan tata kelola, transparansi dan
akuntabilitas yang baik dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
KEMENDAGRI
43Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Tsunami pada
daerah berisikoBMKG
44Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Banjir pada daerah
berisikoKEMEN PU-PERA
45Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor
pada daerah berisikoKEMEN ESDM
46Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan
dan Lahan pada daerah berisikoKLHK
47Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Erupsi Gunungapi
pada daerah berisikoKEMEN ESDM
48Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Kekeringan pada
daerah berisiko
KEMENTAN,
KEMEN PU-PERA
KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA (2)
21
No Indikator Kegiatan di Daerah K/L Pelaksana
49Terselenggaranya Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang
pada daerah berisikoKEMEN PU-PERA
50
Tersedianya Pusdalops PB dengan fasilitas minimal
mampu memberikan respon efektif untuk pelaksanaan
peringatan dini dan penanganan masa krisis
BNPB
51Diterapkannya pembangunan sumur resapan dan/atau
biopori pada kawasan domestik dan komersilKEMEN PU-PERA
52Diterapkannya bangunan aman Gempabumi pada daerah
domestik dan komersilKEMEN PU-PERA
53Tesedianya tanaman dan/atau bangunan penahan
gelombang tsunami
KEMEN PU-PERA,
KKP
54Terselenggaranya revitalisasi tanggul, embung, waduk
dan taman kotaKEMEN PU-PERA
55 Teselenggaranya restorasi lahan gambut BRG
56 Terselenggaranya konservasi vegetatif DAS rawan longsor KLHK
57Dilaksanakannya Penyelenggaraan Latihan (geladi)
Kesiapsiagaan secara periodikBNPB
58Tersedianya Rencana Evakuasi Bencana Tsunami beserta
fasilitas yang dibutuhkan BNPB
59Tersedianya Rencana evakuasi bencana erupsi gunungapi
beserta fasilitas yang dibutuhkanKEMEN PU-PERA
60Terselenggaranya Perbaikan Darurat pada fasilitas publik
saat tanggap darurat bencanaKEMENPU-PERA
No Indikator Kegiatan di Daerah K/L Pelaksana
61Terselenggaranya pemulihan pelayanan dasar
pemerintah pada saat tanggap darurat bencanaKEMENDAGRI
62Terselenggaranya pemulihan infrastruktur penting
pada saat tanggap darurat bencanaKEMEN PU-PERA
63
Terselenggaranya pengerahan Tim Kaji Cepat ke lokasi
bencana sebagai respon awal laporan kejadian
bencana
BNPB
64
Terselenggaranya pengerahan Tim Penyelamatan dan
Pertolongan Korban sebagai respon awal laporan
kejadian bencana
BNPB
65 Terbangunnya Desa Tangguh Bencana BNPB
66Tersedianya kajian kebutuhan peralatan dan logistik
kebencanaan daerahBNPB
67Teselenggaranya Pengadaan kebutuhan peralatan dan
logistik kebencanaanBNPB
68Tersedianya mekanisme dan fasilitas
Penyimpanan/pergudangan Logistik PB BNPB
69Terselenggaranya pemeliharaan peralatan dan supply
chain logistik yang diselenggarakan secara periodikBNPB
70 Tersedianya energi listrik untuk kebutuhan darurat KEMEN ESDM
71Terbangunnya kemampuan pemenuhan pangan
daerah untuk kebutuhan daruratKEMENTAN
KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA (3)
REPUBLIK INDONESIA
22
1. Kegiatan Kemendesa PDTT selaku koordinator Pembangunan Daerah Tertinggal c.qDirektorat PDRB harus dapat mengarahkan kegiatan K/L dalam mengintervensisesuai dengan penanganan daerah tertinggal rawan bencana (khususnya diaspek mitigasi bencana dan penguatan kapasitas SDM PenanggulanganBencana) yang dibutuhkan di setiap wilayah .
2. Pendekatan yang ideal dalam mengurangi risiko dan kerentanan, mencegah danmengatasi bencana adalah sebagai berikut: (1) Pendekatan Berbasis Komunitas; (2)Pendekatan berbasis kawasan atau wilayah; (3) Pendekatan peningkatan kapasitasdan kompetensi aparat dan masyarakat; dan (4) Perluasan kerjasama dan kemitraan(jejaring) antarpelaku baik daerah, nasional maupun internasional.
3. Diperlukan pemetaan permasalahan terkait pelaksanaan mitigasi bencana didaerah tertinggal khususnya pada jenis bencana sering terjadi (banjir, longsor,puting beliung)
4. Langkah dan upaya pengurangan risiko, pencegahan dan penanganan bencana perludilakukan dengan SISTEMATIK, TERUKUR, TERENCANA dan BERKELANJUTAN;
5. Perlu adanya pembagian kewenangan yang jelas dan koordinasi dengan BNPB
TINDAK LANJUT
TERIMA KASIH
23
Website Dit DTTP Bappenas
kawasan.bappenas.go.id
LOKASI PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA 2015-2019
24
No Wilayah Pulau Provinsi Kabupaten/ Kota Indeks Risiko Tingkat Risiko
1 PAPUA PAPUA Kota Jayapura 203.2 TINGGI
2 PAPUA PAPUA Merauke 170 TINGGI
3 PAPUA PAPUA Sarmi 171.6 TINGGI
4 PAPUA PAPUA Kepulauan Yapen 117.2 SEDANG
5 PAPUA PAPUA BARAT Kota Sorong 183.2 TINGGI
6 PAPUA PAPUA BARAT Manokwari 204.8 TINGGI
7 PAPUA PAPUA Nabire 180.8 TINGGI
8 PAPUA PAPUA BARAT Raja Ampat 200.8 TINGGI
9 PAPUA PAPUA BARAT Teluk Wondama 147.2 TINGGI
10 PAPUA PAPUA BARAT Teluk Bintuni 166.8 TINGGI
11 MALUKU MALUKU Kota Ambon 156.4 TINGGI
12 MALUKU MALUKU Seram Bagian Barat 180.4 TINGGI
13 MALUKU MALUKU Seram Bagian Timur 173.2 TINGGI
14 MALUKU MALUKU Maluku Tengah 214 TINGGI
15 MALUKU MALUKU Maluku Tenggara 179.2 TINGGI
16 MALUKU MALUKU Buru 179.6 TINGGI
17 MALUKU MALUKU UTARA Kota Ternate 160.4 TINGGI
18 MALUKU MALUKU UTARA Pulau Morotai 166.4 TINGGI
19 MALUKU MALUKU UTARA Halmahera Utara 194.8 TINGGI
20 MALUKU MALUKU UTARA Kota Tidore Kepulauan 164.4 TINGGI
21 MALUKU MALUKU UTARA Kepulauan Sula 219.2 TINGGI
22 MALUKU MALUKU UTARA Halmahera Timur 173.2 TINGGI
23 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Kota Mataram 149.2 TINGGI
24 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Lombok Barat 205.2 TINGGI
25 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Lombok Timur 180.4 TINGGI
26 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Lombok Tengah 168.4 TINGGI
27 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Lombok Utara 152.4 TINGGI
28 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Kota Bima 170.8 TINGGI
29 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Dompu 184.4 TINGGI
30 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT Bima 209.2 TINGGI
31 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Kota Kupang 138 SEDANG
No Wilayah Pulau Provinsi Kabupaten/ Kota Indeks Risiko Tingkat Risiko
32 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Ngada 158.8 TINGGI
33 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Ende 186 TINGGI
34 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Sikka 200.8 TINGGI
35 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Manggarai 174.8 TINGGI
36 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Alor 183.2 TINGGI
37 NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR Belu 181.2 TINGGI
38 SULAWESI GORONTALO Gorontalo 146.4 TINGGI
39 SULAWESI GORONTALO Kota Gorontalo 123.2 SEDANG
40 SULAWESI SULAWESI BARAT Mamuju (tengah) 200.4 TINGGI
41 SULAWESI SULAWESI BARAT Polewali Mandar 202 TINGGI
42 SULAWESI SULAWESI SELATAN Maros 168.4 TINGGI
43 SULAWESI SULAWESI SELATAN Takalar 144.4 TINGGI
44 SULAWESI SULAWESI SELATAN Gowa 163.2 TINGGI
45 SULAWESI SULAWESI SELATAN Luwu Timur 202 TINGGI
46 SULAWESI SULAWESI SELATAN Kota Makasar 144.4 TINGGI
47 SULAWESI SULAWESI SELATAN Bantaeng 174.4 TINGGI
48 SULAWESI SULAWESI TENGAH Sigi 72 SEDANG
49 SULAWESI SULAWESI TENGAH Donggala 189.2 TINGGI
50 SULAWESI SULAWESI TENGAH Kab. Poso 172.4 TINGGI
51 SULAWESI SULAWESI TENGAH Parigi Moutong 173.6 TINGGI
52 SULAWESI SULAWESI TENGAH Morowali (Utara) 177.2 TINGGI
53 SULAWESI SULAWESI TENGAH Kota Palu 181.2 TINGGI
54 SULAWESI SULAWESI TENGGARA Kolaka 186.4 TINGGI
55 SULAWESI SULAWESI TENGGARA Konawe 173.6 TINGGI
56 SULAWESI SULAWESI TENGGARA Kota Kendari 148.4 TINGGI
57 SULAWESI SULAWESI UTARA Kota Bitung 163.2 TINGGI
58 SULAWESI SULAWESI UTARA Minahasa Utara 158.4 TINGGI
59 SULAWESI SULAWESI UTARA Minahasa Selatan 173.6 TINGGI
60 SULAWESI SULAWESI UTARA Kepulauan Sangihe 154.4 TINGGI
61 SULAWESI SULAWESI UTARA Kota Manado 130.4 SEDANG
62 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Kota Pontianak 96.4 SEDANG
63 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Kota Singkawang 178 TINGGI
64 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Bengkayang 178 TINGGI
65 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Sambas 180.4 TINGGI
LOKASI PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA 2015-2019
25
No Wilayah Pulau Provinsi Kabupaten/ Kota Indeks Risiko Tingkat Risiko
66 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Sintang 156.4 TINGGI
67 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Kapuas Hulu 163.2 TINGGI
68 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Ketapang 192.4 TINGGI
69 KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT Landak 131.6 SEDANG
70 KALIMANTAN KALIMANTAN SELATAN Kotabaru 205.2 TINGGI
71 KALIMANTAN KALIMANTAN SELATAN Barito Kuala 190 TINGGI
72 KALIMANTAN KALIMANTAN SELATAN Tanah Laut 178 TINGGI
73 KALIMANTAN KALIMANTAN TENGAH Kota Palangkaraya 148.4 TINGGI
74 KALIMANTAN KALIMANTAN TENGAH Kapuas 179.2 TINGGI
75 KALIMANTAN KALIMANTAN TIMUR Kota Samarinda 134.8 SEDANG
76 KALIMANTAN KALIMANTAN TIMUR Kota Balikpapan 159.2 TINGGI
77 KALIMANTAN KALIMANTAN TIMUR Kutai Kertanegara 160.4 TINGGI
78 KALIMANTAN KALIMANTAN UTARA Kota Tarakan 132.4 SEDANG
79 KALIMANTAN KALIMANTAN UTARA Nunukan 173.2 TINGGI
80 JAWA-BALI BALI Kota Denpasar 167.2 TINGGI
81 JAWA-BALI BALI Badung 179.2 TINGGI
82 JAWA-BALI BALI Tabanan 174.4 TINGGI
83 JAWA-BALI BALI Buleleng 167.2 TINGGI
84 JAWA-BALI BANTEN Tangerang 200.8 TINGGI
85 JAWA-BALI BANTEN Cilegon 182.4 TINGGI
86 JAWA-BALI DI YOGYAKARTA Kota Yogyakarta 124.8 SEDANG
87 JAWA-BALI DI YOGYAKARTA Sleman 153.6 TINGGI
88 JAWA-BALI DKI JAKARTA DKI Jakarta 123.3 SEDANG
89 JAWA-BALI JAWA BARAT Kota Bogor 107.2 SEDANG
90 JAWA-BALI JAWA BARAT Kota Depok 102.4 SEDANG
91 JAWA-BALI JAWA BARAT Bekasi 164.8 TINGGI
92 JAWA-BALI JAWA BARAT Cianjur 250 TINGGI
93 JAWA-BALI JAWA BARAT Kota Bandung 154 TINGGI
94 JAWA-BALI JAWA BARAT Bandung Barat 162 TINGGI
95 JAWA-BALI JAWA BARAT Cirebon 181.2 TINGGI
96 JAWA-BALI JAWA BARAT Sukabumi 231.2 TINGGI
97 JAWA-BALI JAWA BARAT Tasikmalaya 224.8 TINGGI
98 JAWA-BALI JAWA BARAT Ciamis 215.2 TINGGI
99 JAWA-BALI JAWA BARAT Pangandaran 215.2 TINGGI
100 JAWA-BALI JAWA TENGAH Kota Semarang 183.6 TINGGI
No Wilayah Pulau Provinsi Kabupaten/ Kota Indeks Risiko Tingkat Risiko
101 JAWA-BALI JAWA TENGAH Kendal 167.2 TINGGI
102 JAWA-BALI JAWA TENGAH Demak 183.6 TINGGI
103 JAWA-BALI JAWA TENGAH Cilacap 215.2 TINGGI
104 JAWA-BALI JAWA TENGAH Kebumen 203.2 TINGGI
105 JAWA-BALI JAWA TENGAH Magelang 143.2 SEDANG
106 JAWA-BALI JAWA TIMUR Malang 219.2 TINGGI
107 JAWA-BALI JAWA TIMUR Gresik 175.2 TINGGI
108 JAWA-BALI JAWA TIMUR Bangkalan 164.4 TINGGI
109 JAWA-BALI JAWA TIMUR Kota Surabaya 166.8 TINGGI
110 JAWA-BALI JAWA TIMUR Sidoarjo 149.6 TINGGI
111 JAWA-BALI JAWA TIMUR Lamongan 174 TINGGI
112 JAWA-BALI JAWA TIMUR Bojonegoro 150 TINGGI
113 JAWA-BALI JAWA TIMUR Pacitan 215.2 TINGGI
114 JAWA-BALI JAWA TIMUR Banyuwangi 219.2 TINGGI
115 JAWA-BALI JAWA TIMUR Jember 219.2 TINGGI
116 SUMATERA ACEH Kota Lhokseumawe 175.2 TINGGI
117 SUMATERA ACEH Kota Banda Aceh 167.2 TINGGI
118 SUMATERA BENGKULU Kota Bengkulu 170.4 TINGGI
119 SUMATERA BENGKULU Mukomuko 191.2 TINGGI
120 SUMATERA BENGKULU Rejang Lebong 146 TINGGI
121 SUMATERA JAMBI Kota Jambi 128 SEDANG
122 SUMATERA JAMBI Sarolangun 155.2 TINGGI
123 SUMATERA JAMBI Kerinci 150 TINGGI
124 SUMATERA LAMPUNG Kota Bandar Lampung 182 TINGGI
125 SUMATERA LAMPUNG Lampung Barat 214 TINGGI
126 SUMATERA LAMPUNG Tanggamus 201.2 TINGGI
127 SUMATERA SUMATERA BARAT Kota Padang 209.2 TINGGI
128 SUMATERA SUMATERA BARAT Padang Pariaman 196.8 TINGGI
129 SUMATERA SUMATERA BARAT Kepulauan Mentawai 197.2 TINGGI
130 SUMATERA SUMATERA SELATAN Banyuasin 156.4 TINGGI
131 SUMATERA SUMATERA SELATAN Lahat 162 TINGGI
132 SUMATERA SUMATERA UTARA Kota Medan 155.2 TINGGI
133 SUMATERA SUMATERA UTARA Langkat 155.2 TINGGI
134 SUMATERA SUMATERA UTARA Deli Serdang 155.2 TINGGI
135 SUMATERA SUMATERA UTARA Karo 154 TINGGI
136 SUMATERA SUMATERA UTARA Simalungun 95.2 SEDANG
Top Related