KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
DALAM PEMBINAAN ATLIT PELAJAR MELALUI PROGRAM
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP)
TAHUN 2010-2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleph :
YENI ANDRIANI
NIM :100565201215
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
1
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
DALAM PEMBINAAN ATLIT PELAJAR MELALUI PROGRAM
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP)
TAHUN 2010-2015
YENI ANDRIANI
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
A B S T R A K Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pembinaan prestasi
PPLP di Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi: pembina, penanggung jawab,
organisasi, atlet, pelatih, pelaksanaan program pembinaan, sarana dan prasarana
dan prestasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pembinaan prestasi PPLP dari
tahun 2010-2015. Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan informasi untuk bahan masukan bagi pembinaan prestasi olahraga
atlet PPLP dan perkembangan cabang olahraga PPLP yang dibina di Kepulauan
Riau. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara.
Sumber data penelitian adalah 12 informan yakni, Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga, Kepala Bidang Olahraga, Seksi Olahraga Pendidikan, Seksi Olahraga
Prestasi, Seksi Olahraga Rekreasi, Atlit PPLP, Pelatih PPLP dan Staf Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau. Model analisis data dalam
penelitian ini menggunakan empat komponen yang saling berinteraksi yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian mengenai proses pembinaan prestasi PPLP Kepulauan Riau tahun
2
2010-2015 adalah 1) Keadaan organisasi PPLP cukup baik. 2) Kualitas atletnya
sudah baik berdasarkan prestasi yang diraih. 3) Sarana dan prasarana yang
dimiliki belum lengkap, belum mempunyai gedung olahraga dan tempat fitness
sendri. 4) Pelatih yang menangani PPLP sudah pernah membawa tim Indonesia di
kanca internasional, mempunyai lisensi nasional dan berpengalaman. 5)
Pelaksanaan program pembinaan telah berjalan sesuai dengan program yang
direncanakan. 6) Prestasi yang dicapai sampai saat ini sangat baik dan selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Simpulan dari penelitian ini adalah
Pembinaan prestasi PPLP di Kepulauan Riau merupakan organisasi olahraga yang
terstruktur dengan baik dan memiliki prestasi yang baik. Saran yang dapat
diberikan yaitu: Prasarana untuk latihan harus sudah mempunyai gedung olahraga
dan peralatan sendiri tidak menyewa lagi. Untuk peningkatan prestasi hendaknya
dilakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak lagi.
Kata kunci : Pembinaan, atlet, PPLP
3
A B S T R A C T
The problem in this research is how coaching achievements PPLP in Riau Islands
Province which include: builder, responsible, organizations, athletes, coaches, the
implementation of development programs, infrastructure and achievement. The
purpose of research to know PPLP coaching achievements of 2010-2015. The
usefulness of this research is expected to contribute information to an input for the
development of sports performance athletes PPLP and the development of sport
PPLP are nurtured in the Riau Islands. The study used a descriptive qualitative
research approach. Collecting data using the method of observation,
documentation and interview. Source of research data is 12 informants namely,
Head of Youth and Sports, Head of Sports, Sports Education Section, Section
Sports Achievement, Recreation Sports Section, PPLP Athlete, Coach PPLP and
staff of the Ministry of Youth and Sports Riau Islands Province. Model data
analysis in this study uses four interacting components of data collection, data
reduction, data presentation, and conclusion. Results of research on the process of
coaching accomplishments PPLP Riau Islands in 2010-2015 are: 1) The state
organization PPLP good enough. 2) The quality of athletes is good based on the
achievements. 3) Facilities and infrastructure owned incomplete, does not have a
gymnasium and a fitness sendri. 4) The coach who handles PPLP've brought
Indonesia in kanca international team, has a nationwide license and experienced.
5) The implementation of training programs have been run in accordance with the
planned program. 6) Performance achieved to date is excellent and always
increase from year to year. Conclusions from this research is fostering
4
achievement PPLP in Riau Islands is a sports organization that is well structured
and have a good record. Advice can be given as follows: Infrastructure for
exercise should already have gyms and equipment alone are not renting anymore.
For improved achievement test match should do even more.
Keywords: coaching, athlete, PPLP
5
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, bahkan melalui olahraga dapat
dilakukan pembangunan karakter suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi sarana
strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan
nasional. Dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dibidang olahraga,
pada bulan September 1981 pemerintah secara khusus mencanangkan program
“Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”. Seiring dengan
ini dua tahun kemudian, tahun 1983 pemerintah membentuk Kantor Menteri
Negara Urusan Pemuda dan Olahraga (Kantor Menpora) dan pada tingkat daerah
juga terbentuk Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dengan tugas pokok
antara lain melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan olahraga.
Pada tingkat Provinsi jelas disebutkan dalam Undang-undang Nomor 12
Tahun 2008 (sebagai revisi dari Undang-undang Republik IndonesiaNomor 32
Tahun 2004) tentang pemerintahan daerah mengenai asas desentralisasi, otonomi
dan peran serta masyarakat, keprofesionalan, kemitraan, transparansi dan
akuntabilitas, bahwa pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional diatur
dalam semangat otonomi daerah guna mewujdkan kemampuan daerah
mengembangkan kegiatan keolahragaan secara mandiri. Penanganan keolahragaan
ini tidak dapat lagi ditangani secara sekadarnya tetapi harus ditagani secara
profesional. Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga dan meningkatkan
prestasi untuk kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan perlu
diidentifikasi. Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi
6
bagaimana manajemen dan pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau .
Kebijakan bidang olahraga dalam rencana strategis Dinas Pemuda dan
Olahraga, diposisiskan pada upaya-upaya melakukan pemberdayaan olahraga di
Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini mengandung makna bahwa kebijakan
keolahragaan yang dilahirkan Dinas Pemuda dan Olahraga, diarahkan untuk
meningkatkan kualitas keolahragaan daerah yang terkait dengan pembangunan
bangsa. Olahraga pada hakikatnya merupakan bagian dari proses dan pencapaian
tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olaharaga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus ditempatkan pada
kedudukan yang jelas. Oleh karena itu, perhatian terhadap olahraga dan
pentingnya nilai-nilai olahraga untuk meningkatkan kesejahteraan individu,
kelompok masyarakat pada umumnya perlu terus ditumbuh kembangkan melalui
proses yang terencana dan sistematik, berjenjang dan berkelanjutan mulai dari
tahap permasalahan, perekrutan, pembibitan sampai pada pencapaian hasil
prestasi yang maksimal, sehingga membentuk sebuah bangunan sistem pembinaan
keolahrgaan nasional seperti yang dihaerapkan sesuai dengan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional.
Dilihat dari potensi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Kepulauan Riau melakukan peningkatan olahraga secara bertahap melalui
berbagai kegiatan, salah satunya membentuk Pusat Pendidikan dan Latihan
Olahraga Pelajar (PPLP) sebagai wadah pendidikan dan pembinaan atlit pelajar
7
berbakat yang merupakan wujud dari sistim penyelenggaraan pelatihan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, meningkatkan prestasi dalam ajang keolahragaan
nasional dan internasional. Pembentukan PPLP bertujuan untuk menciptakan atlet
pelajar yang potensial dan berprestasi baik dibidang pendidikan maupun bidang
olahraga yang dapat dibina secara terpusat sehingga proses pelatihan bagi para
atlet akan lebih intensif dan pendidikan akademisnya tidak tertinggal.
Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di Provinsi
Kepulauan Riau didirikan sejak tahun 2010 dibawah binaan Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Kepulauan Riau yang membina empat cabang olahraga yaitu
cabang karate, layar, sepak takraw dan pencak silat. Jumlah atlit pada tahun 2010
berjumlah 31 atlet yang terdiri atas 8 atlet cabang pencak silat, 6 atlet dicabang
karate, 11 atlet dicabang sepak takraw dan 6 atlet dicabang layar, dimana setiap
cabang dilatih oleh masing-masing 2 orang pelatih. Dan hingga saat tahun 2015
yang lalu cabang olahraga yang dibina oleh Pusat Pendidikan dan Latihan
Olahraga Pelajar Kepulauan Riau telah berkembang menjadi enam cabang
olahraga yakni cabang bola voli, sepak takraw, pencak silat, karate, layar, bulu
tangkis, taekwondo, dayung serta tinju. Sedangkan jumlah atlit yang dibina
sebanyak 69 atlet yang terdiri atas cabang bola voli : 12 atlet, sepak takraw :11
atlet, pencak silat : 8 atlet, karate : 6 atlet, layar : 6 atlet, taekwondo : 8 atlet,
dayung : 5 atlet,bulu tangkis : 8 atlet, dan tinju : 5 atlet. Sedangkan jumlah pelatih
yang ada menjadi 18 orang. sejak tahun 2010 didirikan Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar Provinsi Kepulauan Riau selalu ikut serta dalam setiap
8
kompetisi yang digelar baik di tingkat daerah, nasional maupun tingkat
internasional.
Prestasi dari masing-masing unsur sangat menentukan, untuk peran ini
dibutuhkan secara optimal peran atau usaha untuk mengkoordininir menjalankan
pola pembinaan sesuai dengan program yang telah disusun dalam sistem
pembinaan atlet semua cabang olahraga untuk mendapatkan prestasi yang
maksimal. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran pelatih yang sangat penting
tentunya dengan kesungguhan atlet binaannya. Selain pelatih dan atlet dari setiap
cabang olahraga, peran pemerintah juga amat diperlukan dalam pembinaan
prestasi atlet pelajar. Dukungan dari pemerintah akan mendorong prestasi para
atlet pelajar, dukungan itu berupa penyedian fasilitas latihan yang memadai sesuai
standar, mulai dari vanue (lapangan), peralatan serta fasilitas pendukung lainnya
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang
sistem keolahragaan nasional pasal 20 ayat 3, disebutkan bahwa:
“Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan dengan
dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”.
Lebih lanjut dalam pasal 20 ayat 5 juga disebutkan bahwa: “Untuk
memajukan olahraga prestasi, Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat dapat mengembangkan :
a. Perkumpulan olahraga;
b. Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
olahraga;
c. Sentra pembinaan olahraga prestasi;
9
d. Pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan;
e. Prasarana dan saran olahraga prestasi;
f. System pemanduan dan pengembangan bakat olahraga;
g. System informasi keolahragaan; dan
h. Melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan tingkat daerah,
nasional, dan internasional sesuai dengan kebutuhan.
Jika undang-undang tersebut dijalankan sebagaimana mestinya, tentunya
akan tercipta manajemen pembinaan atlit yang baik, dan akan lahir atlit-atlit yang
handal. Sebab pelaksana pembinaan memiliki minat, pengetahuan,
kepemimpinan, kemampuan menajerial, dan pendanaan yang baik, serta tenaga
keolahragaan yang dipilih oleh pelaksana pembinaan memiliki kualifikasi dan
sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga.
METODE
Dalam melakukan suatu penelitian harus sesuai dengan metode yang lebih
dibakukan, karena berbobot atau tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh
bagaimana cara yang digunakan dalam penelitian itu. Seperti pendapat Sutrisno
Hadi (2000:4) yang mengatakan metodologi, sebagaimana yang kita kenal
sekarang ini memberikan suatu garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat
yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang didapat dari
suatu penelitian akan mempunyai harga yang setinggi-tingginya.
Penguasaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan
permasalahan yang akan diteliti, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif itu berakar pada latar
belakang alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat
10
penelitian, memanfatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara
induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori-teori
dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi
studi dengan focus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan
data, rancangan penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan
subjek penelitian (J.Moleong, 2011:4). Dimana peneliti ingin mengetahui kualitas
pembinaan prestasi PPLP yang dibina di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-
2015.
Lokasi dan Sasaran Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam sebagai
latar penelitian yang diteliti adalah atlet 9 cabang olahraga Kepulauan Riau di
Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan
dan Latihan Pelajar (PPLP) 9 cabang olahraga di Kepulauan Riau. Populasi dalam
penelitian ini adalah Atlet PPLP Kepulauan Riau. Sampelnya adalah Atlit, Pelatih
dan Pengurus PPLP Kepulauan Riau.
Suharsimi Arikunto (2006:129) menyatakan bahwa ada tiga macam sumber
data yaitu: 1) Sumber data orang (person) meliputi ketua, sekretaris, bendahara,
pelatih, asisten pelatih, dan atlet, 2) sumber data tempat (place), yaitu
sekretariatan dan lapangan, 3) sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa
huruf, angka, atau simbol-simbol lain (paper) yaitu dokumen-dokumen pengurus,
biodata pengurus, biodata pelatih, biodata atlet, daftar prestasi, piagam, sertifikat,
dan foto-foto kegiatan.
11
Obyek penelitian ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek-
aspek pembinaan prestasi pada Pusat Pelatihan Olahraga. Sumber data yang akan
diteliti dalam penelitian ini meliputi personil di Pusat Pelatihan Olahraga, tempat,
dan catatan-catatan yang dimiliki oleh Pusat Pelatihan Olahraga PPLP.
Subyek penelitian merupakan sumber data yang akan digali oleh peneliti
berupa manusia atau informan. Informasi yang digali tidak hanya berupa
informasi verbal dari subyek penelitian tetapi juga tindakan dan aktifitas subyek
penelitian. Subyek penelitian meliputi pengurus yaitu 1 Kepala Dinas, 1 Kepala
Bidang, 3 Kepala Seksi, atlet, pelatih dan staf pelaksana. Sumber data tempat
yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga Kepulauan Riau. Sumber data dokumen-
dokumen meliputi piagam, sertifikat pelatih, biodata pemain, foto-foto serta
dokumen pengurus.
Observasi
Observasi merupakan metode utama dalam penelitian kualitatif, karena
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah perilaku fisik dan perilaku
verbal dari subyek penelitian. Menurut Moleong (2011:174) teknik pengamatan
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman dengan melihat secara
langsung peristiwa merupakan alat yang baik untuk melihat suatu kejadian yang
sebenarnya.
Observasi pengamatan merupakan teknik yang utama dalam penelitian
kualitatif, sehingga sasaran dari pengamatan atau observasi ini yaitu untuk
mencari atau menggali data mengenai kepengurusan organisasi yang dijalankan,
sarana dan prasarana yang dimiliki, program pembinaan yang dilakukan serta
12
prestasi yang telah dicapai oleh para atlet PPLP 9 cabang olahraga di Kepulauan
Riau tahun 2010-2015.
Proses pengamatan yang peneliti lakukan dimulai dengan pengamatan
menyeluruh (grand tour) selama tiga bulan bulan, yaitu bulan April sampai bulan
Juni dan selanjutnya lebih terfokus (mini tour) selama satu bulan. Pengamatan
meyeluruh digunakan untuk mendapatkan catatan-catatan lapangan tentang situasi
umum disekitar subyek penelitian seperti observasi pengamatan di kantor
kesekretariaatan, pengamatan program latihan, observasi pengamatan terhadap
sarana yang digunakan selama latihan dan lapangan yang digunakan sebagai
tempat latihan serta pengamatan terhadap pencapaian prestasi 9 cabang olahraga
PPLP yang ada di Kepulauan Riau. Sedangkan pengamatan mini tour dilakukan
untuk mengamati peristiwa yang lebih detail, rinci, dan menggambarkan
informasi yang lebih spesifik tentaang pelaksanaan proses pembinaan prestasi
PPLP dari tahun 2010-2015.
Wawancara
Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui mengorek
data atau jawaban dari responden secara langsung atau bertatap muka. (Suharsimi
Arikunto, 2006:227). Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan Metode
wawancara langsung yaitu Metode pengumpulan data dengan mempergunakan
interview sebagai alat. Pedoman wawancara yang peneliti gunakan adalah bentuk
semiterstruktur yaitu pada mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan
yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek
keterangan lebih lanjut. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan,
13
hasil wawancara tergantung dari pewawancara. Namun, tidak menutup
kemungkinan peneliti untuk menanyakan pertanyaan yang lebih dalam agar dapat
mengorek keterangan lebih lanjut, dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa
meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lebih lengkap dan mendalam.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data atau mengenai variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger,
agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002:206).
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi
sebagai bukti fisik dari suatu kegiataan yang telah dilakukan. Dokumen dalam
penelitian ini dapat berupa catatan, biodata atlet, biodata pelatih, foto kegiatan,
dan hasil prestasi yang pernah diraih oleh atlit PPLP Kepulauan Riau sejak tahun
2010-2015.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong (2011:324-326), bahwa untuk menentukan keabsahan
data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan
atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu :
Kepercayaan (credibility)
Penerapan kriteria derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep
validitas internal dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi: 1) melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemunya dapat dicapai. 2)
mempertunjukkan derajat kepercayaaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan ganda yang sedang diteliti.
14
Keteralihan (transferability)
Kriteria keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif.
Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat
berlaku atau diterapkan pada semua kontek dalam populasi yang sama atas dasar
penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili
populasi itu. Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan
antara kontek pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut
seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang
kesamaan kontek. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk
menyediakan data deskriptif secukupnya.
Kebergantungan (dependability)
Dependabilitas adalah kriteria untuk menilai apakah proses penelitian
bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat
dilakukan peneliti adalah menyatukan dependabilitas dengan konfirmabilitas.
Kepastian (confirmability)
Kriteria kepastian berasal dari konsep obyektivitas menurut nonkualitatif.
Nonkualitatif menetapkan obyektifitas dari segi kesepakatan antar subyek. Disini
pemastian bahwa sesuatu itu obyektif atau tidak tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan jalan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data-data di lapangan itu dicatat dalam catatan lapangan berbentuk
deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dialami atau
15
dirasakan oleh subyek penelitian. Catatan deskriptif adalah catatan data alami apa
adanya dari lapangan tanpa adanya komentar atau tafsiran dari peneliti tentang
fenomena yang dijumpai, dari catatan lapangan penelitian perlu membuat catatan
refleksi yang merupakan catatan dari penelitian sendiri yang berisi komentar,
kesan, pendapat, dan tafsiran terhadap fenomena yang ditentukan berdasarkan
fokus peneltian tentang pembinaan prestasi 9 Cabang Olahraga PPLP Kepulauan
Riau sejak tahun 2010-2015.
Analisis Data
Adapun model analisis yang digunakan dalam metode ini adalah model
Millies dan Huberman dalam Moleong, yakni analisis data ini dilakukan dengan
mendasarkan diri pada penelitian lapangan. Model analisis ini menggunakan
empat komponen yang saaling berinteraksi yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Moleong:307-308).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian bahwa di dalam pelaksanaan kegiatan selalu
memperhatikan beberapa aspek yang dapat menunjang prestasi atlet PPLP
Kepulauan Riau itu sendiri, dengan metode latihan yang tepat dan terencana dan
dilakukan dalam berbagai kompetisi yang bersifat regional, nasional maupun
internasional.
16
Hasil Observasi Pembinaaan Prestasi 9 PPLP Kepulauan Riau
Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan suatu
bagian dari sistem pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi
antara pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah. Sistem ini
memiliki posisi strategis dalam meletakkan pondasi pembangunan prestasi
olahraga di Indonesia pada usia potensial (the golden age) dalam rangka
pengembangan bakat siswa di bidang olahraga.
Satu mata rantai dari pembinaan olahraga usia dini adalah pembibitan
olahraga. Memperhatikan teori piramida pembinaan olahraga, maka pembibitan
olahraga melalui sentra-sentra olahraga seperti PPLP merupakan pondasi ulama
pembinaan olahraga yang harus dilakukan secara cermat, akurat, dan menuntut
komitmen bersama guna mencapai hasil maksimal dalam mencetak calon-calon
atlet masa depan yang diharapkan mampu menjadi duta negara dalam percaturan
olahraga internasional.
Proses pembinaan olahraga di usia dini tersebut harus dilakukan secara terus
menerus dan berkelanjutan guna memperbaiki kondisi pencapaian prestasi
olahraga Indonesia yang secara umum menunjukkan inkonsistensi. Ini dapat
dilihat dari prestasi para atlet Indonesia pada multieven level Asia Tenggara (SEA
Games), Asia (Asian Games), serta dunia (Olimpiade).Peran pentingnya
kontribusi PPLP bagi kemajuan prestasi olahraga tanah air itulah yang menjadi
perhatian Kemenpora Republik Indonesia. Bahkan Menpora turun langsung
meninjau ke beberapa PPLP.
17
Pusat Pendidikan Dan Latihan Pelajar merupakan salah satu program
pembinaan yang dilaksanakan oleh Dispora Provinsi Kepulauan Riau dan
merupakan wadah untuk membina atlet secara berkesinambungan untuk meraih
prestasi maksimal dalam cabang olahraga yang dibina. Walaupun tersirat namun
sudah berjalan lancar sesuai tugas dan wewenangnya. Perekrutan atlet PPLP
dilakukan ketika ada even pertandingan atau melalui talent scouting tim pencari
bakat dan diadakan seleksi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti
terhadap PPLP dari Tahun 2010-2015 diperoleh data antara lain pada Tabel 1.
Rincian kepesertaan Atlit Pelajar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2015
Tahun 2010
No Cabang
Olahraga
Tempat
Penyelengaaraan
Jumlah
Atlit
Prestasi Keterangan
1. Sepak Takraw Sulawesi Utara - -
2. Bulu Tangkis - -
3. Karate - -
4. Taekwondo - -
5. Layar - -
6. Tinju - -
7. Bola Volly - -
8. Dayung - -
9. Silat - -
Tahun 2011
1. Sepak Takraw Pontianak - -
2. Bulu Tangkis - -
3. Karate Bengkulu - 1 Emas, 3
Perunggu
4. Taekwondo - -
5. Layar Hongkong - -
6. Tinju - -
7. Bola Volly - -
8. Dayung Sulawesu
Tenggara
8 -
9. Silat Jambi - -
Tahun 2012
18
1. Sepak Takraw Batam - -
2. Bulu Tangkis - -
3. Karate Sulawesi Utara - -
4. Taekwondo - -
5. Layar Jakarta – Anyer - 2 Emas, 2
Perak, 3
Perunggu
6. Tinju - -
7. Bola Volly - -
8. Dayung - -
9. Silat - 1 Perak, 1
Perunggu
Tahun 2013
1. Sepak Takraw Sulawesi Utara - -
2. Bulu Tangkis - -
3. Karate Gorontalo - 1, Emas, 1
Perak, 3
Perunggu
4. Taekwondo - -
5. Layar Kinabalu - 1 Perunggu
6. Tinju Kalimantan
Selatan
- 1 Perak, 1
Perunggu
7. Bola Volly - -
8. Dayung - -
9. Silat Kalimantan
Timur
1 Perunggu
Tahun 2014
1. Sepak Takraw Palu - 1 Perunggu
2. Bulu Tangkis Palembang -
3. Karate Medan - 1 Emas, 1
Perunggu
4. Taekwondo - -
5. Layar Jakarta - 2 Emas, 3
Perak, 3
Perunggu
6. Tinju Ternate - 1 Perak, 2
Perunggu
7. Bola Volly - -
8. Dayung - -
9. Silat 1 Emas, 1
Perak, 2
Perunggu
Tahun 2015
1. Sepak Takraw Gorontalo - 1 Perunggu
19
2. Bulu Tangkis - -
3. Karate Palembang - -
4. Taekwondo Banten - 2 Perunggu
5. Layar Port
Dickson
- 2 Emas, 2
Perak, 1
Perunggu
6. Tinju Medan - 5 Perunggu
7. Bola Volly - -
8. Dayung - -
9. Silat - 1 Perunggu
Sumber: Data olahan 2015
Hasil Wawancara Pembinaan Prestasi PPLP
Pada wawancara yang telah dilaksanakan, distribusi jawaban pada masing-
masing responden diperoleh hasil yang di rangkum sebagai berikut :
Organisasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan beberapa hal yang
menyangkut organisasi pada PPLP , yaitu sebagai berikut
Susunan Kepengurusan
Dalam kepengurusan PPLP menggunakan masa bakti sampai
penyelengaraan selesai. Struktur organisasi PPLP terdiri dari Penanggung Jawab,
Pelatih, Asisten pelatih, Pengelola Asrama, Catering.
Tabel 2. Bentuk Struktur Pengelolaan PPLP Kepulauan Riau 2010-20015.
NO JABATAN STRUKTURAL JABATAN DALAM
DINAS
20
1 PEMBINA 1. Kepala Dinas Pemuda
Dan Olahraga
2. Pengprov Cabang
Olahraga
2 PENANGUNG JAWAB Kepala Bidang
Keolahragaan
3 KETUA PELAKSANA Kepala Seksi Olahraga
4 KETATA USAHAAN Ditetapkan Kadis
5 PELAKSANA HARIAN
Sarana dan Prasarana
Pelatih
Bidang Akademik
Bidang Umum
Ditetapkan Kadis
6 ATLET/PELAJAR
Sistem Manajemen
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sumber dana yang
ada di pembinaan PPLP Sepak berasal dari APBN dan APBD Kepulauan Riau.
Susunan kepengurusan PPLP terdiri dari penanggung jawab, sekretaris,
bendahara dan pelatih. Pemilihan pengurus dan pelatih PPLP ditunjuk oleh
Dispora Provinsi dan Pengprov Kepulauan Riau.
Atlet
Perekrutan atlet PPLP dengan cara:
1. Rekomendasi, uji ketrampilan dan pengamatan,
2. Peran pengurus induk cabang olahraga daerah
3. Pengawasan masyarakat, lingkungan dan mass media
4. Diumumkan secara terbuka
21
5. Berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga dengan parameter
test tes
Pemantauan di kejuaraan pekan olahraga pelajar (POPDA) di tingkat Kepulauan
Riau dan kejuaraan daerah, memanggil para calon atlet yang berbakat di masing-
masing bidang yang meliputi seluruh wilayah Kepulauan Riau. Kualitas atlet
dilihat pada saat pertandingan, kemudian diadakan seleksi
Standar Parameter tes atlet PPLP:
1) Pengukuran tinggi Badan, 2) Pengukuran ketebalan lemak, 3) Pengukuran
Volume Paru-paru, 4) Pengukuran Kapasitas Maksimal Paru-paru, 5)
Pengukuran Fleksibilitas Togok, 6) Pengukuran keseimbangan, 7)
Pengukuran daya tahan, 8) pengukuran daya tahan tubuh bagian atas, 9)
Pengukuran daya ledak otot tungkai, 10) Pengukuran kekuatan otot tangan
Pelatih
Perekrutan pelatih dilakukan dengan cara musyawarah antar pengurus Selain
menjadi pelatih, pelatih juga diharapkan dapat menjadi teladan, pemimpin dan
bapak bagi atlet. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa hal
yang menyangkut pelatih PPLP yaitu:
1. Kualitas dan Jumlah Pelatih
2. Kualitas dan kuantitas pelatih
3. Persyaratan akademis dan ketrampilan pelatih
4. Sertifikat pelatih cabang olahraga
5. Kesejahteraan
22
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kualitas pelatih
PPLP dikatakan baik, dikarenakan pelatih sudah mengenal sistem pelatihan dan
menjalankan program yang telah dirancang dan mempunyai sifat disiplin yang
tinggi dan ketegasan kepada para atlet. PPLP memiliki sembilan orang pelatih
kepala, 9 assisten pelatih dan 9 pengelola asrama. Dari semua pelatih yang ada di
PPLP mantan atlet sehingga mampu dalam memberikan materi setiap latihan.
Pendidikan Penataran Pelatih
Pelatih PPLP sudah mengikuti pendidikan penataran kepelatihan sehingga
sudah mempunyai sertifikat pelatih. Asisten pelatih juga sudah mengikuti
penataran pelatih dan mempunyai sertifikat pelatih.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kualitas pelatih dapat
dikatakan baik, hal ini dilihat dari sistem pelatihan dan program latihan yang
dirancang dan dilaksanakan dengan baik, pelatih maupun asisten pelatih juga
sudah mengikuti penataran pelatih dan salah satunya memiliki sertifikat sebagai
pelatih dan sudah mempunyai lisensi tingkat Internasional.
Pelaksanaan Program Pembinaan
Pembinaan prestasi yang dilakukan oleh PPLP meliputi kegiatan sebagai
berikut:
Program Latihan
Program latihan yang dilakukan adalah latihan dalam satu minggu 5 kali
pagi dan 6 hari diwaktu sore. Latihan yang diberikan berupa latihan fisik, teknik
dan juga mental. Program latihan yang telah dibuat sebagai acuan tahapan latihan
23
jangka panjang yang meliputi latihan pembentukan, serta tahap latihan
pemantapan.
Pembinaan Mental
Pembinaan mental atlet PPLP dilakukan dengan memberikan latih tanding
antar sesama atlet maupun dengan tim local yang ada di sekitarn Kepulauan Riau.
Pertandingan
Atlet PPLP telah mengikuti berbagai kompetisi yang bersifat regional,
maupun nasional antara lain kejuaraan antar PPLP, POPNAS, Asean School. Atlet
PPLP ada yang mengikuti seleksi untuk mewakili Indonesia dalam berbagai
kompetisi diantaranya Sea Games, Asian Games dan Asian Beach Games.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam pencapaian prestasi atlet. Pembinaan PPLP mempunyai fasilitas tempat
latihan di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam, yang digunakan sebagai tempat
pemusatan latihan dan pembinaan atlet-atlet muda Kepulauan Riau. Fasilitas yang
digunakan untuk latihan ada yang milik daerah dan ada juga yang masi menyewa
milik pengprov cabang olahraga terkait. Dana yang digunakan untuk pembiayaan
PPLP 9 cabang olahraga didapat dari APBN dan APBD Kepulauan Riau melalui
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau. Dana tersebut digunakan
untuk biaya atlet, latihan dan perawatan sarana dan prasarana Pusat Pelatihan
Olahraga.
Berdasarkan data yang diperoleh sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PPLP
belum cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari kelengkapan sarana dan
24
prasarana yang yang di miliki pada saat peneliti melakukan wawancara maupun
terjun langsung kelapangan.
Prestasi
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, puncak prestasi sangat baik, baik
ditingkat Wilayah maupun Nasional. Karena para atlet mampu meraih prestasi
dalam setiap kompetisi yang diikuti, salah satu cabang olahraga yang paling
menonjol adalah PPLP cabang olahraga Layar yang masuk tim Indonesia dalam
kejuaraan SEA Games dan Asian Games. Atlet yang berprestasi ini juga tidak
lepas dari peranan pelatih dan pengurus dalam rangka peningkatan prestasi para
atlet, daftar prestasi PPLP selama 5 tahun kebelakang ditampilkan pada Tabel 1.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa pembinaan
prestasi tim tergolong dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dari
hasil penelitian dengan metode observasi dan wawancara. Pembahasan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, meliputi organisasi PPLP Kepulauan Riau,
progam latihan selama pemusatan latihan dan hasil kegiatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada PPLP, tujuan utama
didirikan pembinaan adalah regenerasi atlet dan mengembangkan bakat anak-anak
usia pelajar pada cabang olahraga khusus, agar mendapat arahan yang terencana
dan terprogram untuk meningkatkan prestasi yang terdapat di Kepulauan Riau.
PPLP pada saat didirikan dan dibentuk kepengurusannya, dimana ada Pembina,
penanggung jawab, sekretaris, bendahara, pelatih, dan seksi bidang masing-
masing. Dalam proses pemilihan pengurus PPLP berdasarkan rapat dengan para
25
pengurus dan pelatih. Program kerja pengurus terdiri dari program mingguan,
bulanan dan tahunan. Pembagian kerjanya jelas dan disesuaikan dengan
bidangnya masing-masing.
Berdasarkan data lapangan dan analisis data tentang organisasi PPLP yang
dideskripsikan melalui manajemen kepengurusan, perekrutan pelatih dan atlet,
pelaksanaan program latihan, sarana dan prasarana yang menunjang, serta sistem
pendanaan ditemukan banyak permasalahan yang mempunyai faktor pendukung
dan penghambat jalannya proses pembinaan, sehingga masih bisa bertahan dalam
mengembangkan olahraga unggulan.
Faktor Pendukung
Prestasi atlet PPLP yang dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga
regenerasi atlet tidak putus atau berhenti.
Komitmen dan konsistensi pengurus maupun pelatih untuk semakin
mengembangkan Pembinaan PPLP dengan menjalankan manajemen organisasi
dengan semua keterbatasan, untuk mengembangkan bakatnya. Misalnya orang tua
selalu mengawasi atau sewaktu-waktu melihat anaknya berlatih maupun
bertanding sehingga menjadi salah satu motivasi tersendiri bagi para atlet.
Faktor Penghambat
Ditinjau dari manajemen kepengurusan, pengelolaannya belum secara
maksimal, hal ini diakibatkan karena kepengurusan hampir semua dijalankan oleh
satu orang atau beberapa orang saja.
Minimnya pendanaan untuk pembinaan PPLP hal ini dikarenakan sumber
dana hanya berasal dari Dispora. Jadi, bila akan mengikuti kompetisi dana yang
26
digunakan sangat terbatas. Susah mencari bibit pemain putra guna pembinaan
jangka panjang.
Kurangnya separing partner.
Program latihan adalah komponen penunjang pencapaian prestasi puncak
program latihan yang ada dibuat langsung oleh pelatih bersama asisten pelatih itu
sendiri. Penyusunan program latihan merupakan salah satu strategi usaha untuk
mencapai tujuan masa depan prestasi atlet seoptimal mungkin. Pelatih membuat
rencana latihan dengan memilih alternatif sebagai tuntutan yang perlu
dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi saat sekarang ke prestasi yang akan
datang sebagai sasaran yang ingin dicapai oleh atlet.
Setelah mendaptkan atlet yang potensial, pelatih harus membuat rencana
latihan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara tepat. Tujuan latihan
jangka panjang, menengah dan pendek, rencana latihan merupakan mata rantai
target atau sasaran akhir, sasaran antara dan sasaran yang obyektif dan terukur.
Program latihan dikatakan baik,tepat apabila rencana tersebut dibuat dengan
pertimbangan faktor-faktor penentu untuk mencapai tujuan, faktor-faktor tersebut
antara lain: bakat atau materi atlet, kemampuan atlet, umur latihan, sarana dan
prasarana, dana/ pendanaan, lingkungan, tenaga pelatih, dan waktu yang tersedia.
Tidak hanya itu, disamping melaksanakan program latihan secara rutin, juga
menyelenggarakan latih tanding dengan tim lain, hal ini dimaksudkan untuk
menguji dan sekaligus untuk melatih penerapan teknik, taktik dalam bermain serta
menanamkan jiwa atau mental bertanding kepada para atlet.
27
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembinaan prestasi pada PPLP telah terprogram dan berkesinambungan,
hal ini dapat di lihat dari program latihan, jadwal latihan dan pelatih yang
menangani pembinaan tersebut.
2. Organisasi sudah berjalan dengan baik, namun belum tertulis susunan
kepengurusannya.
3. Program latihan secara makro telah disusun berdasarkan program tahunan
dan secara mikro di susun berdasarkan kebutuhan yang diperlukan dan
latihan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria/syarat latihan menuju
peningkatan prestasi puncak.
4. Perekrutan atlet dengan mengadakan tes seleksi kepada semua calon atlet,
baik melalui pengamatan pada event pertandingan maupun pada saat
seleksi.
5. Para pelatih PPLP memiliki kompetensi yang sangat baik yang didukung
dengan sertifikat pelatih. Kualitas pelatih PPLP dapat dikatakan baik. Ini
dikarenakan pelatih sudah mengenal sistem pelatihan dan menjalankan
program yang telah dirancang dan mempunyai sifat disiplin yang tinggi
dan ketegasan pada para atletnya.
6. Sarana dan prasarana yang ada di gor maupun perlengkapan pertandingan
cukup terbatas dan tergolong kurang lengkap hal ini dapat dilihat dari
perlengkapan yang masi menyewa seperti boat untuk cabang olahraga
28
layar, serta fasilitas lain penunjang latihan. semuanya itu merupakan
sarana dan prasarana pendukung untuk mencapai prestasi yang baik.
7. Prestasi atlet PPLP dapat dikatakan sangat baik dan selalu meningkat,
serta menjadi andalan daerah. Prestasi ditingkat wilayah, dan tingkat
Propinsi sudah sering diraih. Hal ini dikarenakan atlet PPLP didukung
dengan pelatih yang memberikan pembinaan dengan baik kepada para
atletnya.
Daftar Pustaka
Adi, A., 2010. “Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan”. Bandung: CV.
Thursina.
Ali, Hasyimi., 2002. “Keterpurukan Hukum di Indonesia”. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Bratakusumah, D. Supriyadi dan Dadang, Solihin., 2002. “Otonomi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah”. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kansil dan Christine., 2001. “Kitab Undang-Undang Ketemagakerjaan”. Jakarta:
Pradnya Permata.
Kriyantono, Rachmat., 2010. “Teknik Praktis Riset Komunikasi”. Jakarta: Prenada
Media Group.
Manan, Bagir., 2001. “Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi
Manusia di Indonesia”. Bandung: PT. Alumni.
Narwoko., 2004. “Sosiologi Teks dan Pengantar Terapan”. Jakarta: Kencana.
Ndraha, Taliziduhhu., 2005. “Teori Budaya Organisasi”. Jakarta: Rineka Cipta.
______., 2003. “Kybernalogy Ilmu Pemerintahan Baru Jilid I”. Jakarta: Rineka
Cipta.
Outhwaite, W., 2008. “Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Modern”. Jakarta:
Kencana.
Rasyid, Ryaas., 2000. “Makna Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi Etika dan
Kepemimpinan”. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.
29
Rusli, Lutan., 2002. “Menuju Sehat dan Bugar”. Jakarta: Direktorat Jenderal
Olahraga, Depdiknas.
Santoso, Slamet., 2010. “Teori-Teori Psikologi Sosial”. Bandung: Refika
Aditama.
Soekanto, Soerjono., 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum”. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sugiyono., 2009. “Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R & D”. Bandung :
Alfabeta.
Thoha, Miftah., 2007. “Kepemimpinan Dalam Menajemen. Edisi 12”. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Wirartha, I. Made., 2006. “Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi”. Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Daftar Dokumen, dan Undang-Undang
Rencana Strategis Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2011 – 2015.
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintah Daerah, Nomor 32
Tahun 2004.
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
Nomor 3 Tahun 2005.
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemerintah Daerah, Nomor 23
Tahun 2014.
Top Related