KEBIJAKAN MAKRO
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI MAKROMenjaga keseimbangan internal Menjaga keseimbangan eksternal Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil Distribusi pendapatan yang merata Tujuan pokoknya adalah menjaga keseimbangan internal dan eksternal Prioritas umumnya pada tercapainya keseimbangan internal
Keseimbangan internal adalah suatu keadaan equilibrium di dalam negeri antara tingkat pengangguran yang dapat ditolerir sekitar 2-3% per tahun (frictional unemployment sebagai akibat dari proses perpindahan pekerjaan) dengan tingkat inflasi yang relatif rendah sekitar 2-3% per tahun (Dominic Salvatore).
Keseimbangan eksternal adalah suatu keadaan equilibrium dari balance of payment (BOP) atau suatu keadaan temporary disequilibrium dengan pengertian posisi BOP dalam keadaan surplus untuk menutup kekurangan international reserves suatu negara (Dominic Salvatore).
Model SWANExchange rate III. Inflation Surplus
EB
II. Unemployment Surplus
IV. Inflation-Defisit
I. Unemployment Defisit
IB Y=C+I+G Domestic Spending
INTERAKSI KEBIJAKANPosisi Kondisi EkonomiI I II II III III IV IV Unemployment Unemployment Unemployment Unemployment Inflation Inflation Inflation Inflation
BOP
Kebijakan InternalEkspansif Kontraktif
Kebijaka n EksternalDevaluasiDepresiasi Depresiasi RevaluasiApresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi
Defisit Defisit
Surplus Ekspansif Surplus Ekspansif Surplus Ekspansif Surplus Kontraktif Defisit Defisit Kontraktif Ekspansif
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
1. Kebijakan Fiskal 2. Kebijakan Moneter 3. Kebijakan Kurs 4. Kebijakan Pengawasan Langsunga. Perdagangan b. Keuangan dan lalu lintas devisa c. Teknis lainnya
KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan Fiskal: upaya mempengaruhi perekonomian melalui anggaran Istrumen kebijakan fiskal: pajak (tax-Tx), subsidi (transfer-Tr), pengeluaran pemerintah (government expenditure-G) Tujuan kebijakan fiskal: 1. Ekspansi (menaikkan G dan Tr, menurunkan Tx) 2. Kontraksi (menurunkan G dan Tr, menaikkan Tx) Efektivitas kebijakan fiskal: angka pengganda (m), MPC, MPM
KEBIJAKAN MONETER Kebijakan Moneter: upaya mempengaruhi perekonomian melalui jumlah uang beredar Instrumen kebijakan moneter: 1. Politik Diskonto (interest rate) 2. Cadangan Bank (reserve requirement) 3. Operasi Pasar Terbuka (open market operation) 4. Kebijakan Kredit (tigh money policy)
KEBIJAKAN KURS Kebijakan kurs: upaya untuk menyesuaikan kurs dalam rangka mencapai keseimbangan eksternal (BOP) Sistem kurs tetap: kebijakan langsung a. Pada saat BOP surplus: devaluasi b. Pada saat BOP defisit: revaluasi Sistem kurs bebas/mengambang: kebijakan tidak langsung dengan mempengaruhi pasar melalui intervensi
KEBIJAKAN PENGAWASAN LANGSUNG PERDAGANGAN (Trade Control) 1. Penetapan tarif impor (tariff barrier) 2. Pengawasan harga 3. Subsidi ekspor 4. Penetapan upah minimum 5. Pembatasan kuantitas (quota) 6. Pembatsan secara teknis: prosedur kesehatan dll (nontariff barier)
INTERAKSI KEBIJAKAN EKONOMI MAKROSISTEM KURS TETAPKekuatan Eksogen Keb. Fiskal Pasar Psr. Barang Internal Balance (Y, N, Inflasi, r) Keb. Moneter Psr. Uang Variabel Endogen
Keb. Kurs
Psr. Valas
External Balance (BOP)
INTERAKSI KEBIJAKAN EKONOMI MAKROSISTEM KURS MENGAMBANGKekuatan Eksogen Keb. Fiskal Pasar Psr. Barang Variabel Endogen
Keb. Moneter
Psr. Uang
Internal Balance/ Eksternal Balance -Y -N -i
Keb. Pinjaman Luar Negeri
Psr. Valas
KEBIJAKAN MONETER 2003 Diarahkan pada pencapaian sasaran inflasi. Caranya dengan mengendalikan uang primer agar sesuai dengan kebutuhan riil ekonomi. Kelemahannya inflasi lebih banyak bersumber dari sisi penawaran. Karena itu diberikan peluang penurunan bunga secara hati-hati.
UANG BEREDAR (Rp Trilyun) 2000 M1 Uang kartal Uang Giral M2 Uang KuasiDeposito Tabungan Simpanan Valas
2001177,7 76,3 101,4 844,1 666,3 340,9 170,7 154,8
2002191,9 80,7 111,3 883,9 692,0 359,8 191,7 140,5
2003223,8 94,5 129,3 955,7 731,9 350,9 241,8 139,2
162,2 72,4 89,8 747,0 584,8 292,0 152,6 140,2
Ekses likuiditas perbankan akibat fungsi intermediasi belum berfungsi (LDR 43%), ditambah lagi dengan ekspansi rekening pemerintah di BI dan pembayaran bunga OPT. Strategi yang ditempuh adalah menyerap ekses likuiditas melalui SBI dan FASBI
KEBIJAKAN FISKAL 2003 Kebijakan fiskal bersifat ekspansif Kendala: besarnya kewajiban pembayaran utang dan perlunya menjaga kesinambungan fiskal. Defisit anggaran mencapai Rp33,7 Trilyun (1,9% dari PDB) Sumbangan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kecil, tapi mampu mengendalikan inflasi.
KEBIJAKAN PERBANKAN Difokuskan pada: penyehatan perbankan, pemantapan ketahanan sistem perbankan, pemulihan fungsi intermediasi Penyehatan perbankan: divestasi saham pemerintah di Bank Mandiri, BRI, BCA, Niaga, Danamon, BII; restrukturisasi kredit (Rp41,3 Trilyun) Ketahanan sistem perbankan: pengembangan BPR dan Bank syari ah, dan lembaga penjamin simpanan Pemulihan fungsi intermediasi: akses usaha mikro, kesil dan menengah melalui kredit perbankan, pengembangan kelembagaan, pemberian bantuan teknis serta mempertemukan dunia usaha, perbankan dan pemerintah
KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN
Diarahkan unutk: mendukung efektivitas kebijakan moneter, meningkatkan kehati-hatian perbankan, mengurangi resiko yang mengganggu kestabilan sistem keuangan
Top Related