Kasus Penugasan Bioetika
BLOK MEDIKOLEGAL
The Cryonics Institute's 87th Patient
by Ben Best
Tn. Theo, 71 tahun, merupakan pasien ke-87 yang menjalani prosedur
cryonics di Cryonics Institute. Ia adalah seorang pensiunan guru yang juga selama
beberapa dekade menjadi pimpinan Asosiasi Cryonics Australia sebelum
kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Tn.Theo menjalani prosedur cryonics
dengan persetujuan anak dan seluruh keluarganya.
Tn. Theo terdiagnosis mengalami kanker yang dimulai dari prostat dan
kemudian menyebar ke tulang, perut, dan organ lain. Pada bulan oktober, ia
kemudian bertanya kepada lembaga cryonics mengenai kemungkinan menjalani
vitrifikasi (salah satu prosedur cryonics) di Australia. Penulis kemudian
memberikannya kontak ke beberapa laporan kasus yang paling relevan dan
memberitahukan bahwa ia akan memperoleh bantuan kesempatan untuk
melakukan vitrifikasi di Australia. Berbagai persiapan pun kemudian segera
dilakukan mengingat waktu yang dimiliki pasien tidaklah banyak.
Ketika berada dalam perawatan di rumah (Los Angeles) dengan
pengawasan anggota keluarga selama 24 jam, Tn.Theo menghembuskan nafas
terakhirnya. Dokter yang merawatnya datang tepat saat peristiwa tersebut terjadi
dan segera mengklarifikasikan kematiannya. Kemudian petugas dari Asosiasi
Cryonics Australia (CAA), dengan dibantu oleh kedua anak Tn.Theo,
menempatkan jasad ke dalam kantung jenazah yang telah diisi es. Es diletakan di
atas dan bawah jasad yang lalu dibungkus dengan selimut untuk meningkatkan
prosedur isolasi. Selanjutnya kantung jenazah tersebut ditempatkan ke dalam
kontainer penyimpanan dengan kantung es ditempatkan disekeliling kantung
jenazah. Sesudah itu jenazah dibawa dengan pesawat menuju Australia untuk
menjalani prosedur cryonics selanjutnya.
Pendahuluan
I. Definisi Cryonics
Menurut Cryonics Institute, cryonics adalah proses pengawetan tubuh
manusia atau hewan peliharaaan, yang secara hukum telah dinyatakan mati,
pada suhu yang sangat rendah ( di bawah -130ᵒC – cryogenic temperature)
dengan harapan bahwa teknologi di masa depan akan dapat menghidup
mereka kembali, dalam kondisi muda dan sehat.
Cryonics berasal dari bahasa yunani kryos yang berarti licin dan dingin.
Cryonics merupakan proses pengawetan pada suhu rendah manusia dan
hewan yang tidak dapat bertahan dengan pengobatan saat ini, dengan harapan
proses penyembuhan dan resusitasi mungkin dilakukan di masa mendatang
(wikipedia, 2012).
Sedangkan menurut Aschwin de Wolf (2011), cryonics bukan termasuk
proses pembekuan jenazah melainkan menempatkan pasien, dengan penyakit
kritis yang tidak dapat diobati dengan teknologi kedokteran saat ini, pada
kondisi perawatan jangka panjang bersuhu rendah untuk mengawetkan orang
tersebut sampai saat tersedianya pengobatan. Sama dengan beberapa tindakan
medis lain seperti anestesi umum dan hypothermic circulatory arrest,
cryonics tidak membutuhkan perubahan paradigma pokok mengenai
bagaimana gagasan kedokteran konvensional tentang biologi, fisiologis, dan
fungsi otak. Meskipun metode cryopreservation yang tersedia saat ini bersifat
ireversibel, dalam kondisi ideal kepribadian seseorang tetap mungkin
dipertahankan. Bukti lengkap dari vitrifikasi yang reversibel mungkin
berguna, namun tidak penting untuk menerima cronics sebagai salah satu
bentuk pengobatan penyakit kritis jangka panjang.
Cryonic adalah suatu teknologi baru yang menawarkan kepada mereka
yang mampu kesempatan untuk “dibekukan” ketika mencapai akhir hidupnya
agar dapat dibangkitkan kembali di masa depan (Shaw, 2009).
Teknologi cryonic menempatkan jasad pasien pada suhu yang sangat
rendah sehingga menciptakan kondisi yang dapat mengawetkan jaringan
(termasuk jaringan saraf yang menjadi dasar dari pikiran manusia) selama
berabad-abad. Melalui suatu proses yang disebut vitrifikasi, jaringan otak
dapat didinginkan sampai mencapai cryogenic temperature tanpa terjadi
pembentukan es. Kerusakan sehubungan dengan proses ini secara teoritis
bersifat reversibel sama dengan proses peremajaan kembali yang secara
teoritis mungkin dilakukan teknologi spesifik di masa mendatang. Perlukaan
pada otak berkaitan dengan terhentinya aliran darah saat ini diketahui
merupakan hasil dari serangkaian proses kompleks yang memerlukan waktu
jauh lebih dari batasan 6 menit yang disediakan teknologi resusitasi saat ini.
Reperfusi yang berlangsung lebih dari batasan 6 menit terutama akan
merusak pembuluh darah dibandingkan jaringan otak. Apoptosis pada neuron
membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini menciptakan kesempatan antara
kematian (secara hukum) dan kehilangan hidup yang tidak dapat diperoleh
lagi oleh subyek manusia dan hewan untuk cryopreservation dengan
kemungkinan resusitasi di masa depan. Dalam kondisi ideal, interval waktu
antara onset kematian klinis dan dimulainya prosedur cryonics dapat
diturunkan hingga kurang dari 1 menit, tetapi keterlambatan yang lebih lama
juga dapat berbanding lurus dengan daya tahan akhir pasien. Meskipun bukti
bahwa cryonic dapat berhasil tidaklah jelas, penerapan dari bukti yang tidak
jelas tersebut diperlukan pada banyak area ilmu pengetahuan. Jika perubahan
kompleks sehubungan dengan penuaan dapat berlangsung reversible (kembali
seperti semula) pada suatu waktu di masa depan, maka perubahan kompleks
serupa yang berhubungan dengan terhentinya aliran darah dan
cryopreservation juga dapat reversibel, sehingga dapat menyelamatkan
nyawa setiap orang dengan kebutuhan medis yang melampaui kemampuan
saat ini (Best, 2008).
II. Sejarah
Cryonic pertama kali ditemukan oleh Robert Chester Wilson Ettinger,
seorang berkebangsaan Amerika yang juga dikenal dengan sebutan “Father of
cryonics”. Ia lahir di tahun 1918 dan kemudian menjadi seorang dosen fisika
universitas yang tertarik pada bidang medical engineering setelah mendapat
cedera serius dalam perang dunia ke-2. Ettinger harus menjalani operasi
penyambungan tulang dimana sejak itu timbul ketertarikan terhadap teknologi
medis yang menjanjikan di masa mendatang.
Pada tahun 1964, Ettinger menulis The Prospect of Immortality, sebuah
buku yang mendukung dan menjelaskan tesis mengenai cryonic. Di dalamnya
ia menuliskan: “ Jika peradaban bertahan, ilmu kedokteran selanjutnya harus
mampu untuk memperbaiki hampir semua kerusakan tubuh manusia, termasuk
kerusakan karena beku dan kerentanan yang disebabkan penuaan atau
penyebab kematian lain. Karenanya kita hanya perlu menyimpan tubuh kita
(setelah mati) di dalam suatu mesin pembeku yang memadai guna sampai
ketika ilmu pengetahuan mampu menolong kita. Tak peduli apapun yang
membunuh kita, apakah itu usia tua atau penyakit, dan bahkan jika teknik
pembekuan masih sederhana, cepat atau lambat teman-teman kita di masa
mendatang akan mampu mengembalikan dan menyembuhkan kita.”
Dua belas tahun kemudian, di tahun 1976, Ettinger mendirikan Cryonics
Institute, suatu organisasi nonprofit yang membekukan dan menyimpan pasien
dalam nitrogen cair pada suhu 130 derajat di bawah nol (suatu proses yang
dikenal dengan nama menghabiskan dana sekitar $28,000). Proses tersebut
kemudian dikenal dengan nama Cryonic.
Ettinger wafat di tahun 2011 pada usia 92 tahun akibat gagal nafas dan
kemudian jenazahnya dibekukan dan disimpan dalam cryonic capsule lalu
didinginkan pada suhu -130ᵒC. Ia menjadi pasien ke-106 dari Cryonics
Institute.
III. Kegunaan dan Manfaat
Sesuai dengan yang telah dijabarkan sebelumnya, kegunaan dari teknik
cryonic adalah untuk mengawetkan tubuh manusia atau hewan yang secara
hukum telah dinyatakan meninggal dengan maksud agar di masa depan
manusia atau hewan tersebut dapat dibangkitkan/disembuhkan kembali oleh
teknologi di masa depan.
Sedangkan manfaatnya adalah memberikan kesempatan kepada individu
yang menderita penyakit yang pada saat ini tidak dapat disembukan dengan
teknologi kedokteran yang ada untuk sembuh dan melanjutkan hidup kembali
di masa depan ketika teknologinya sudah tersedia.
Tinjauan Medis
I. Prosedur Cryonic
Menurut Alcor (a Life Extention Foundation) terdapat beberapa
prosedur yang dilakukan dalam cryonic. Prosedur tersebut dibedakan
menurut kondisi pasien yakni dengan atau tanpa dukungan cardiopulmonal :
a. Dengan dukungan cardiopulmonal
1. Case with cardiopulmonary support
Seperti biasa dilakukan dalam praktek kedokteran, ketika
jantung pasien berhenti berdetak, perawatan dihentikan dan
kemudian secara hukum kematian diumumkan. Beberapa menit
antara henti jantung dan kematian otak memberikan kesempatan
untuk memperbaiki sirkulasi darah secara buatan dan menyediakan
kelangsungan hidup bagi otak meskipun pasien secara hukum telah
meninggal dunia. Kasus cryonic yang membutuhkan life support
techniques yang biasa dilakukan untuk menjaga viabilitas otak
setelah henti jantung disadari merupakan kasus yang ideal.
2. Standby
Alcor secara pasti menganjurkan agar pasien yang terindikasi
dalam fase akhir dari sakitnya untuk direlokasi ke fasilitas yang
telah bekerja sama dengan lembaga ini. Jika relokasi tidak
mungkindilakukan, Alcor dapat menyediakan peralatan dan regu
transportasi ke daerah terpencil. Sejalan dengan kritisnya kondisi
pasien yang sekarat, anggota Alcor akan menunggu dalam 24 jam
di sekitarnya. Prosedur ini yang dikenal dengan istilah standby.
Ketika jantung berhenti berdetak, seorang perawat atau dokter
mengumumkan kematiannya dan regu Alcor memulai prosedur
bantuan hidup seperti yang akan dijelaskan kemudian.
3. Stabilization
Pasien ditempatkan ke dalam bak berisi air es, circulasi darah dan
pernapasan diperbaiki secara buatan dengan mesin resusitasi
jantung-paru yang akan melakukan CPR. Pemasangan jalur
intravena juga dilakukan. Selain itu obat-obatan protektif pun
diberikan seperti : inhibitor radikal bebas, NOS, inhibitor eksitosin,
antikoagulan, pressor, buffer pH, anestesi. Obat-obatan ini akan
membantu menjaga tekanan darah selama CPR dan melindungi
otak dari reperfusion injury. Anestesi akan menurunkan konsumsi
oksigen yang selanjutnya memberikan proteksi kepada otak.
4. Transport
Apabila pasien berada di rumah sakit yang secara administratif
tidak memperbolehkan prosedur cryonic, pasien dipindahkan ke
sebuah lokasi alternatif sementara CPR dan proses pendinginan
tetap berlangsung tanpa gangguan. Arteri dan vena femoralis
dibuka aksesnya secara bedah dan pasien ditempatkan pada kondisi
cardiopulmonary bypass. Ini berarti bahwa darah bersirkulasi
melalui mesin jantung-paru yang mengambil alih fungsi paru dan
jantung pasien sendiri. Eksternal CPR tidak lagi dibutuhkan dan
dapat dihentikan.
Dalam hitungan menit, pertukaran panas di dalam mesin jantung-
paru menurunkan suhu pasien sampai beberapa derajat di bawah
titik beku air. Darah juga digantikan oleh suatu larutan pengawet
organ yang dirancang khusus untuk menunjang kehidupan pada
suhu rendah.
5. Cryoprotective perfusion
Pembuluh darah besar dihubungkan dengan sirkuit perfusi oleh
dokter atau dokter bedah. Pemilihan titik akses adalah pada arkus
aorta dan aurikula dekstra jantung yang diakses melalui bedah
thoraks (medial sternotomy).
Larutan dasar perfusat(pengawet) yang sama dengan larutan
pengawet yang digunakan selama proses transportasi dialirkan ke
dalam tubuh pasien pada suhu mendekati 0ᵒ (titik beku air) selama
beberapa menit. Proses ini akan membilas semua sisa darah.
Konsentrasi cryoprotektan kemudian ditingkatkan selama lebih dari
2 jam untuk setengah konsentrasi target akhir. Pengenalan lambat
ini akan meminimalisir tekanan ostmotik dan memberikan waktu
agar konsentrasi cryoprotektan menjadi seimbang di dalam dan
diluar sel. Peningkatan cepat menuju konsentrasi akhir kemudian
dilakukan, dan konsentrasi final dipertahankan sampai konsentrasi
aliran balik vena seimbang dengan konsentrasi target (kira-kira
selama 1 jam). Suhu, tekanan, dan konsentrasi cryoprotektan
kemudian dimonitor berkelanjutan dengan komputer.
Kondisi otak secara visual dipantau melalui 2 lubang kecil
pada tengkorak yang dibuat menggunakan peralatan bedah otak
standar. Ini akan mengizinkan verifikasi perfusi otak oleh cairan
injeksi dan pengamatan respon osmotik otak. Otak yang sehat akan
sedikit tertarik dari tulang tengkorak sebagai respon terhadap
perfusi cryoprotektan. Otak yang luka akan membengkak,
mengindikasikan bahwa sawar darah otak telah rusak. Kerusakan ini
sering terlihat pada pasien yang mengalami periode panjang henti
jantung tak tertangani.
6. Cooling
Setelah perfusi cryoprotektan, pasien didinginkan dibawah kontrol
komputer oleh kipas sirkulasi gas nitrogen pada suhu mendekati -
125ᵒC. Tujuannya adalah untuk mendingikan seluruh bagian pasien
dibawah -124ᵒC (suhu pembentukan kaca) secepat pembentukan es.
Waktu yang diperlukan sekitar 3 jam sampai akhirnya pasien telah
mengalami vitrified (mencapai kondisi stabil bebas es). Pasien
kemudian didinginkan kembali pada suhu -196ᵒC selama lebih dari
2 minggu.
7. Long-term care
Pasien disimpan di bawah cairan nitrogen pada suhu -196ᵒC. Cairan
nitrogen diletakan pada vacum-insulated dewars yang perlu diganti
setiap beberapa minggu. Cairan nitrogen digunakan karena
harganya tidak mahal dan efektif.
b.Tanpa dukungan cardiopulmonal
Pada kasus dimana kematian terjadi karena sakit mendadak atau
luka berat, aliran darah dapat terhenti selama beberapa jam sebelum
prosedur cryonic mungkin dilakukan. Apabila dokter menyadari bahwa
pasien tidak dapat diresusitasi dengan teknologi yang ada, maka tindakan
yang paling penting dilakukan adalah memberikan heparin yang diikuti
dengan kompresi dada untuk mensirkulasikan heparin, dinginkan dengan
es, dan lakukan pengiriman dalam es kepada Alcor.
I. Indikasi
Diindikasikan bagi pasien yang secara hukum telah dinyatakan
meninggal karena penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan
dengan teknologi saat ini.
II. Kontraindikasi
Pasien yang meninggal karena sebab selain di atas atau
kecelakaan serta pasien yang secara hukum belum dinyatakan
meninggal.
Tinjauan Etika
I. Autonomy
Autonomy memiliki arti kemandirian yaitu pasien berhak sendiri
menentukan tindakan medis yang akan dilakukan terhadapnya. Jika
berdasarkan kepada prinsip ini maka dapat dikatakan bahwa cryonic
boleh dilakukan karena pada kasus di atas jelas disebutkan bahwa
adalah keinginan pasien sendiri untuk menjalani prosedur cryonic
pada saat ia dinyatakan meninggal secara hukum. Selain itu, sebagai
bentuk persetujuan, sama seperti prosedur medis pada umumnya,
sebelum pelaksanaan tindakan ini pasien diminta mengisi dokumen
dan form persetujuan (inform consent).
II. Beneficience
Beneficience berarti tindakan yang dilakukan oleh dokter terhadap
pasien memberikan suatu manfaat. Disamping itu juga
dipertimbangkan mengenai manfaat dan mudharatnya. Pada kasus ini,
jika kita berpedoman terhadap prinsip bioetika beneficience, maka
sebaiknya tindakan cryonic tidak dilakukan karena bukti yang
mendukung adanya manfaat yang diperoleh pasien yakni berupa
kebangkitan di masa depan masih belum jelas meskipun beberapa
teori mendukung keberhasilan tindakan ini sehingga hasil yang
diperoleh cenderung tidak jelas. Sedangkan mudharat/kerugian dari
cryogenic justru cenderung lebih nyata, yaitu biaya yang mahal,
adanya kecenderungan menyalahi hukum alam dan agama berkaitan
dengan kematian, serta kerugian lain berupa kesedihan yang dirasakan
pasien yang disebabkan kemungkinan sudah tidak ada lagi keluarga
ataupun teman yang dikenalnya di masa depan seandainya proses ini
berhasil dan pasien berhasil dibangkitkan. Karenanya, dengan
menimbang antara manfaat dan mudharat dari cryonic yaitu cenderung
lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya, maka kami
menyatakan tindakan cryonic tidak sesuai dengan prinsip
beneficience.
III. Nonmaleficience
Yang dimaksud dengan prinsip nonmaleficience adalah larangan
untuk melakukan suatu tindakan yang dapat menyakiti atau
memperburuk kondisi pasien. Berkaitan dengan kasus di atas,
sebenarnya tujuan dari tindakan cryonic adalah memberikan
kesempatan kepada pasien dengan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan teknologi sekarang untuk dibangunkan kembali
dan disembuhkan penyakit beratnya. Sekalipun tindakan yang
dilakukan ini mengalami kegagalan, maka kondisi pasien pun tidak
dapat menjadi lebih buruk lagi karena kematian selalu merupakan
tahap akhir dari perjalanan penyakit. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa cryonic tidak bertentangan dengan prinsip nonmaleficience.
IV. Justice
Justice adalah prinsip bioetika yang berarti keadilan atau
kesetaraan. Maksudnya adalah dalam memberikan pelayanan atau
tindakan kesehatan harus diperhatikan pemerataan distribusinya tidak
boleh membeda-bedakan pasien. Hal tersebut bertentangan dengan
prosedur cryonic yang tidak semua orang dapat memperoleh
pelayanan medis tersebut dikarenakan harganya yang mahal sehingga
hanya pasien-pasien kaya yang sanggup membayar saja yang dapat
memanfaatkannya.
Tinjauan Hukum dan Hukum Islam
I. Hukum islam
�م� ث �م� �يك ي �ح� ي �م� ث �م� �ك �م�يت ي �م� ث �م� �اك ي ح�� ف�أ � م�و�اتا
� أ �م� �نت و�ك �ه� �الل ب ون� �ف�ر� �ك ت �ف� �ي ك
ج�ع�ون� �ر� ت �ه� �ي �ل إ
“ Mengapa kamu ingkar kepada Allah padahal dahulunya kamu
adalah benda mati, lalu dihidupkan oleh Allah, kemudian
dimatikan, lalu dihidupkan kembali, kelak kamu akan dihadapkan
hanya kepada Allah”. (Q.S. Al-Baqarah : 28)
أ�ن�ى ال� ق� ا ه� وش ع ر ع�ل�ى ي�ة� او خ� و�هي� ي�ة� ر� ق� ع�ل�ى ر� م� ك�ال�ذي و� أ�
ال� ق� ب�ع�ث�ه ث م� ع�ام� ائ�ة� م الل�ه ات�ه م�أ� ف� ا ته� و� م� ب�ع�د� الل�ه ذه ه� يي ي ح�
ع�ام� ائ�ة� م ل�بث�ت� ب�ل� ال� ق� ي�و�م� ب�ع�ض� و�أ� ا ي�و�م3 ل�بث�ت ال� ق� ل�بث�ت� ك�م�
ارك� م� ح إل�ى ان�ظ ر� و� ن�ه� ي�ت�س� ل�م� ابك� ر� و�ش� ط�ع�امك� إل�ى ان�ظ ر� ف�
ث م� ا ه� ز ن ن�ش ك�ي�ف� ال�عظ�ام إل�ى ان�ظ ر� و� للن�اس آي�ة3 ع�ل�ك� لن�ج� و�
ء� ي� ش� Fل ك ع�ل�ى الل�ه� ن�أ� ع�ل�م
أ� ال� ق� ل�ه ت�ب�ي�ن� ا ل�م� ف� ا م3 ل�ح� ا وه� ن�ك�س
دير� ق�
“ Juga perhatikanlah orang yang melewati suatu kampung, yang
hancur sampai atap-nya. Orang itu berkata, “Bagaimana mungkin
Allah dapat menghidupkan kembali kampung ini setelah hancur.”
Kemudian Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, lalu
dibangkitkan kembali. Allah bertanya kepadanya, “Berapa lama
kamu tinggal?”. Dia menjawab, “saya tinggal sehari atau kurang.”
Allah menjelaskan, “Tidak, kamu tinggal selama seratus tahun.
Lihatlah makanan dan minumanmu yang tidak berubah, dan
lihatlah keledaimu seperti dahulu. Kisahmu ini sebagai bukti bagi
manusia. Lihatlah tulang belulang yang Kami susun kembali, lalu
kami balut dengan daging.” Setelah jelas baginya, ia pun berkata,
“Kini aku sadar bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”.
(Q.S. Al-Baqarah : 259)
Kedua ayat di atas menjelaskan kepada umat muslim bahwa
sesungguhnya hanya Allah yang berkuasa atas hidup dan mati
seseorang. Allahlah yang sanggup menghidupkan atau mematikan
karena Dia Yang Mahakuasa dan tidak ada seorang manusiapun
yang dapat menyamai kemampuan Allah tersebut. Karenanya,
berdasarkan ayat tersebut, maka hukum dari tindakan cryonic
adalah haram. Mengapa ? karena seseorang yang melakukan atau
menerima prosedur tindakan tersebut berarti di dalam harinya telah
timbul keyakinan bahwa suatu hari nanti akan ada manusia yang
mampu menandingi keahlian Allah dalam menghidupkan kembali
jasad seseorang. Maka kepercayaan tersebut termasuk ke dalam
perbuatan syirik, suatu dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh
Allah.
“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui
kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62:8)
Ayat tersebut menerangkan bahwa manusia tidak dapat lari
dari kematian sekalipun bersembunyi dalam tempat paling
tersembunyi sekalipun. Karenanya, apabila ada seorang muslim
yang kemudian beranggapan bahwa dengan teknologi cryonic ia
dapat menghindari saat kematiaannya, maka ia salah besar dan
termasuk ke dalam golongan orang kafir karena tidak mengimani
ayat suci Al-Quran.
II. Hukum Negara
a. Amerika
Di Amerika tempat kasus ini terjadi tidak terdapat hukum
negara atau federal yang secara spesifik ditujukan kepada cryonic
atau menyebutkan namanya. Namun hal tersebut bukan berarti
bahwa tidak ada hukum yang diberlakukan kepada cryonic. Karena
mereka bekerja dengan manusia yang secara hukum telah mati,
organisasi cryonic harus menyadari hukum yang dimaksudkan
untuk melindungi kesehatan masyarakat dari jenazah yang tidak
dikubur atau tidak diobati.
Saat ini pasien yang menjalani prosedur cryonic harus telah
dinyatakan mati secara hukum. Bukan dalam kondisi hidup, antara,
tetapi sudah mati.
b. Indonesia
Di Indonesia sendiri belum terdapat hukum yang secara
spesifik mengatur mengenai legal atau tidaknya proses cryonic.
Namun terdapat pasal pada KUHP dimana disebutkan bahwa
barangsiapa dengan sengaja mengubur, menyimpan, mengangkut
atau menhilangkan jenazah seseorang dengan maksud
menyembunyikan kematiannya, maka dapat dikenai hukuman
maksimal 9 tahun penjara dan denda 4.500 rupiah (pasal 181).
Kasus Penugasan Bioetika
BLOK MEDIKOLEGAL
Family Hopes 'Body Farm' Expert Cracks Case
14-Year-Old Melanie Melanson Last Seen In Woburn 23 Years Ago
UPDATED 6:25 AM EDT Mar 27, 2012
Karen Montgomery menggunakan sebuah kalung dengan bandul
berbentuk unicorn di sekitar lehernya. Ini harusnya menjadi hadiah untuk
keponakan perempuannya pada hari ulangtahunnya yang ke-15 yang jatuh pada
tanggal 1 november 1989. Ini adalah benda kesukaan melani, dia sangat menyukai
unicorn. Tetapi ia tidak pernah mendapatkannya.
Melanie melanson diketahui menghilang sehari sebelum ia seharusnya
membuka kado itu. Ia pergi ke suatu pesta di woods of woburn bersama teman-
temannya dan tidak pernah pulang ke rumah. Selama 23 tahun tidak ada
seorangpun yang bertanggungjawab terkait hilangnya Melanie.
Bibinya telah dengan enggan menyadari bahwa Melanie telah meninggal
dunia. Sekarang, Montgomery berkata bahwa ia hanya berharap dapat meletakan
unicorn di makan keponakan perempuannya dan mengucapkan selamat tinggal.
“Kami hanya ingin memberikannya pemakaman yang layak”.
Montgomery dan penyidik berharap antropolog forensik terkenal Dr.Bill
Bass, pencipta Body Farm, akan menemukan keberadaan melanie.
Pendahuluan
I. Definisi
Menurut Wikipedia (2012), body farm adalah suatu fasilitas
penelitian dimana proses pembusukan manusia (dekomposisi)
dapat dipelajari pada setiap kondisi yang berbeda-beda. Tujuan
dari penelitian ini adalah agar mendapat pengertian yang lebih baik
lagi mengenai proses dekomposisi sehingga dapat dikembangkan
teknik untuk penyaringan informasi (seperti waktu dan keadaan
seputar kematian) dari jenazah manusia. Penelitian body farm
penting terutama di dalam antropologi forensik serta cabang ilmu
lain, dan telah diaplikasikan pada ranah hukum perundangan dan
ilmu forensik. Terdapat lima fasilitas penelitian di Amerika dengan
fasilitas penelitian yang dikelola oleh Universitas Negeri Texas di
freeman ranch menjadi yang terbesar.
Body farm merupakan suatu jenis unik dari laboratorium
kriminal dimana peneliti mengamati pembusukan jenazah pada
kondisi yang bervariasi. Dengan mempelajari proses dekomposisi,
ilmuwan dapat mengevaluasi waktu dan keadaan jenazah yang
ditemukan di kejahatan nyata. Ahli forensik menempatkan jenazah
pada kondisi yang berbeda-beda (seperti kondisi panas atau dingin
ekstrim, di atas rerumputan, dsb.) untuk membedakan lamanya
waktu dan mengumpulkan data mengenai bagaimana proses
dekomposisi dan apa saja aktivitas serangga yang menyertai
dekomposisi. Dengan informasi ini, penyidik forensik dan penegak
hukum dapat menyimpulkan tentang bagaimana dan kapan
seseorang di dunia nyata tewas (rodenberg, 2011).
II. Sejarah
Seorang antropolog forensik bernama Bill Bass
menemukan asal mula dari body farm di tahun 1981, yaitu
laboratorium pemakaman dimana ahli forensik mempelajari
jenazah dan menemukan aktivitas serangga di sana yang kemudian
digunakan untuk memecahkan kasus kriminal.
Awalnya, aktivitas serangga dianggap tidak berarti
sehubungan dengan proses pembusukan jenazah. Namun pada dua
dekade terakhir, penyidik telah mempelajari bahwa serangga dapat
menyediakan bukti yang berharga. Mereka terutama berguna dalam
memperkirakan waktu kematian korban. Ketika jenazah berada di
luar ruangan pada cuaca hangat, itu segera akan mengundang
serangga, sebagian besar diantaranya mencari tempat untuk
meletakan telur-telurnya. Identifikasi dari keluarga dan
memastikan umurnya, lalu kita dapat memperkirakan hari atau jam
kematian. Dan hal tersebut di dalam kasus pembunuhan nyata,
seringkali menjadi berarti untuk mengkonfirmasikan alibi
tersangka (Ganon, 1997).
Bass memulai karir pemecah kasus kriminal sebagai
seorang antropolog forensik di tahun 1971. Ketertarikan utamanya
adalah pada penelitian tulang-benulang dari a thousand-years-old-
South Dacota Indians, tetapi ia justru menemukan dirinya
memeriksa jenazah hanya dalam seminggu. “Orang-orang dari
bagian kriminal menemukan jenazah di dalam hutan dan hal hal
pertama yang mereka ingin tahu adalah,” Kapan waktu
kematiannya?” “ kata Bass. “Aku menemukan bahwa awalnya
tidak ada buku referensi kerja yang bagus, tidak ada buku yang
akan menuntunmu”.
Jadi, Bass kemudian memutuskan untuk membuat database
miliknya sendiri, dengan menggunakan sebidang tanah di hutan
dimana peneliti tidak hanya mendokumentasikan kecepatan
kematian namu juga mengajarkan peneliti lain bagamana cara
untuk menemukan fakta tersembunyi terkait kematian jenazah. Ia
menggabungkan laboratorium/makam yang melingkupi area seluas
19.360 ha di sisi bukit woodland, dikelilingi oleh sebuah tembok
abu-abu dan dapat dimasuki melalui pintu yang disebut
“biohazard”.
Jenazah yang digunakan pada penelitian ini tidak sulit
ditemukan.”Banyak orang ingin menyumbangkan jasad mereka
untuk ilmu pengetahuan,” kata Murray Mark (kolega Bass). “Akhir
50an atau lebih, atau jika anda memiliki penyakit kanker, diabetes,
dan juga 40an, organ anda mungkin tidak dapat ditransplantasikan.
Tetapi dengan memberikannya kepada antropolog, kami akan
mengambil semuanya“.
III. Kegunaan dan Manfaat
Manfaat utama dari body farm adalah untuk lebih
memahami proses pembusukan (dekomposisi) jenazah manusia
sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan
kematiannya seperti waktu kematian dsb. Informasi tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai referensi/konfirmasi terhadap
proses pemecahan kasus kriminal maupun penegakan hukum.
Tinjauan Medis
I. Prosedur/teknik body farm
Jenazah dibaringkan dengan posisi menelungkup
(tengkurap) di lahan laboratorium, diberi tanda sebagai identifikasi.
Misalnya jasad ke-10 yang diletakan pada tahun 1996 akan diberi
label “11-96” dan selamanya akan dikenal dengan nama tersebut.
Jasad kemudian akan ditinggalakan di sana, disekitar jalan kecil,
selama 1 tahun. Selama kurun waktu tersebut peneliti akan
mengamati proses pembusukan yang terjadi.
II. Indikasi dan kontraindikasi
Secara umum diindikasikan bagi mereka yang ingin
menyumbangkan jasadnya sesudah meninggal kepada ilmu
pengetahuan. Indikasi khususnya sendiri tidak ada. Untuk
kontraindikasinya pun tidak ada karena semua kondisi jenazah
akan diterima.
Tinjauan bioetika
i. Autonomy
Berdasarkan penjelasan di atas, body farm tidak
bertentangan dengan prinsip autonomy. Karena jenazah yang
digunakan pada proses penelitian merupakan
sumbangan/donasi dari pasien yang bersangkutan yang atas
kehendaknya sendiri ingin jasadnya dapat digunakan untuk
ilmu pengetahuan.
ii. Beneficience
Ditinjau dari prinsip beneficience, body farm dapat
dikatakan memiliki manfaat yang lebih dibanding
mudharatnya. Hal ini karena dengan body farm ilmu
pengetahuan dalam bidang forensik dapat berkembang
sehingga dapat terus menunjang proses penyelesaian kasus
kejahatan.
iii. Nonmalificience
Yang perlu diperhatikan adalah, sekalipun kondisi pasien
tidak dapat lebih buruk lagi (karena sudah meninggal), namun
perasaan keluarga yang ditinggalkan dan mendapati kenyataan
bahwa jenazah dibiarkan membusuk di udara terbuka.
Kemungkinan besar keluarga dapat merasa sedih atau marah.
Karenanya sebelum prosedur body farm dilakukan, pastikan
izin dari keluarga juga telah diperoleh.
iv. Justice
Semua orang yang ingin mendonasikan jasadnya ketika
meninggal kelak untuk body farm akan diterima oleh pihak
peneliti. Tidak terkecuali jasad seseorang yang meninggal
karena kanker, diabetes, usia tua, atau kondisi lain. Maka dapat
dikatakan bahwa body farm tidak bertentangan dengan prinsip
bioetika justice.
Tinjauan Hukum
I. Hukum Islam
Agama islam mengatur bukan saja hubungan manusia
dengan Tuhannya, namun juga hubungan manusia dengan
manusia. Salah satu contoh hubungan antar manusia tersebut
adalah mengenai perawatan jenazah.
Perawatan jenazah adalah kewajiban yang wajib
dipenuhi oleh umat Islam serta merupakan hak dari si mayat.
Hukum dari perawatan jenazah adalah fardu kifayah,
yakni apabila kewajiban tersebut telah dilaksanakan oleh
sebagian umat muslim dalam suatu kondisi, maka hal tersebut
gugur hukum wajibnya bagi muslim yang lain (Marzuki,
2009).
Proses perawatan jenazah dalam Islam meliputi
memandikan jenazah, mengkafani, mensholati, dan
menguburkannya. Kewajiban mengubur ini terutama terdapat
pada Al-Quran surah Abasa ayat 21 :
ه�ۥ ر� ر� ق� ر ر� ه�ۥ ر ر� �ر ر�� ه�
“kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke
dalam kubur”. (QS. Abasa : 21)
II. Hukum negara indonesia
Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1981 pasal 9
“Untuk kepentingan pendidikan, penyelidikan penyakit,
dan pengembangan ilmu kedokteran diadakan museum
anatomis dan patologi yang diatur oleh menteri kesehatan”.
Meskipun PP tersebut tidak secara spesifik memuat perihal
body farm, namun terkadung makna bahwa selama untuk
kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu kedokteran,
prosedur penelitian medis boleh dilakukan. Mengingat body
farm adalah salah satu jenis penelitian medis yang dilakukan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya
forensik, maka mungkin untuk dilakukan di Indonesia
sekalipun mungkin akan menjadi kontroversi karena
bertentangan dengan norma, adat, dan kebiasaan masyarakat.
Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Cryonic sebaiknya tidak dilakukan karena bertentangan
dengan prinsip bioetika beneficience dan justice serta
hukum Islam.
2. Cryonic sebaiknya tidak dilakukan di Indonesia karena
belum terdapat dasar hukum yang jelas
memperbolehkan/tidaknya tindakan tersebut.
3. Body farm dapat dilakukan mengingat tidak bertentangan
dengan prinsip bioetika serta terdapat dasar hukum di
Indonesia yang terindikasi memperbolehkan prosedur
tersebut.
4. Body farm tidak dianjurkan mengingat perintah Allah di
dalam Al-Quran mengenai pentingnya mengubur jenazah
sebagai perilaku yang mencerminkan bagaimana seorang
muslim memuliakan orang yang sudah mati.
daftar pustaka
Best, B.P., 2008. Scientific hustification of cryonics practice. Rejuvenation
research. April 2008. Vol. 11, Iss. 2; 493-503
Gannon, robert, 1997. The Body Farm. Popular science. New york : Sept
1997. Vol.251, Iss. 3; pg.76, 7 pgs
http://www.evidencebasedcryonics.org/what-is-cryonics/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cryonics
http://en.wikipedia.org/wiki/Body_farm
Marzuki, 2009. Perawatan Jenazah.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-
marzuki-mag-perawatan-jenazah.pdf
Shaw, D., 2009. Cryoethics: seeking life after death. Bioethic. Nov 2009.
Vol.23, Iss. 9 ; pg. 515-521
Quran Karim dan Terjemahan Artinya, UII Press.
LAPORAN PENUGASAN Individu
BLOK MEDIKOLEGAL
Cryonics and Body Farm
Tutorial 15
Bunga Dewanggi (09711122)
dr. Arif Darmawan
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
2012