MAKALAH KAPITA SELEKTA
MEMS (Micro-electromechanical systems)
Disusun Oleh :
Imamul Huda / 111.10.0029
TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
Kapita Selekta ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi akhir
zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan mudah-mudahan sampai
kepada kita sebagai umatnya yang tetap istiqomah menegakkan dienul islam hingga
akhir zaman.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MEMS
(Micro-electromechanical systems), yang saya sajikan berdasarkan hasil pengumpulan
materi dari beberapa sumber. Makalah ini di susun oleh Saya dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
semoga makalah yang saya susun dapat bermanfaat bagi para mahasiswa,
pelajar, umum, khususnya pada diri saya sendiri, dan semua yang membaca
makalah ini, serta mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Penulis Makalah Imamul Huda
iii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4. Kerangka Teori ....................................................................................... 2
1.5. Sumber Data ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian MEMS ................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi MEMS .................................................................................... 4
2.3 Proses Fabrikasi MEMS .......................................................................... 6
2.3.2 Photolithography ............................................................................. 6
2.3.2 Material-Material untuk Micromachining .................................. 8
2.3.3 Bulk Micromachining ..................................................................... 9
A. Wet Etching/ Etsa Basah ........................................................ 9
B. Dry Etching/ Etsa Kering ........................................................ 10
2.3.4 Surface Micromachining .......................................................................... 10
2.3.5 Fusion Bonding ......................................................................................... 11
2.3.6 High-Aspect-Ratio Micromachining ............................................... 12
A. LIGA .......................................................................................... 12
2.4 Aplikasi MEMS ....................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHUALUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan hidup manusia yang tiada batasnya akan selalu mendorong
perkembangan teknologi untuk berpacu mengimbanginya, maka dari itu manusia
terus dituntut untuk dapat membuat inovasi baru di bidang teknologi. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan manusia di bidang kesehatan, ekonomi, sosial, dan militer,
teknologi elektronika dewasa ini semakin cepat berkembang, berbagai teknologi
baru terus dikembangkan untuk dapat menciptakan sistem yang memiliki
fleksibilitas dan efisiensi tinggi. Salah satu teknologi elektronika yang kian
berkembang pesat adalah teknologi dengan prioritas ukuran mikro sampai nano.
MEMS (Micro-electromechanical systems) adalah salah satu teknologi mikro
yang terus berkembang. Sesuai dengan namanya, (Micro-electromechanical systems)
yang berarti sebuah sistem elektro-mekanik yang berukuran mikro, dimana
teknologi ini memiliki struktur peralatan elektro-mekanik terdiri dari sensor mikro,
aktuator mikro, dan peraga pendukung lainnya di dalam ukuran miniatur seukuran
rangkaian keping terpadu (IC). Sebagaimana halnya dengan rangkaian keping
terpadu, bahan substrat dasar yang digunakan untuk membuat MEMS komersial
umumnya adalah silikon.
Guna memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang apa yang dimaksud
dengan MEMS secara lebih mendalam, maka penulis akan mencoba membuat
sebuah makalah tentang teknologi MEMS. Selain itu makalah ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta yang penulis ambil di Teknik Elektro
Institut Teknologi Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
3
1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi MEMS (Micro-electromechanical
systems) dan bagaimanakah proses pembuatannya?
2. Apakah manfaat teknologi MEMS bagi kehidupan manusia?
1.3. Tujuan
Adapun maksud saya untuk menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknologi MEMS (Micro-
electromechanical systems).
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan MEMS (Micro-electromechanical
systems).
3. Untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang teknologi MEMS (Micro-
electromechanical systems).
1.4. Kerangka Teori
Makalah ini memaparkan tantang apa yang dimaksud dengan teknologi MEMS
(Micro-electromechanical systems), bagaimana proses pembuatan MEMS, manfaat
teknologi MEMS bagi kehidupan manusia, dan perkembangan teknologi MEMS
yang ada saat ini.
1.5. Sumber Data
Sumber data yang saya gunakan bersal dari presentasi Ibu Ir. Tris Dewi Indraswati,
MT, buku, dan makalah yang saya dapat dari Internet tentang MEMS.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MEMS
Micro-electromechanical systems (MEMS) adalah sebuah proses teknologi yang
digunakan untuk membuat perangkat terintegrasi yang berukuran kecil atau sistem
yang menggabungkan komponen mekanik dan listrik. Perangkat ini dibuat
menggunakan sirkuit terpadu (IC) dengan beberapa teknik pemrosesan dan
perangkat ini juga memiliki beberapa ukuran dari mikrometer sampai milimeter.
Perangkat ini memiliki kemampuan untuk merasakan, mengontrol, dan berjalan
pada skala mikro, serta menghasilkan efek pada skala makro.
MEMS memiliki istilah tersendiri di beberapa negara yang berbeda, untuk
istilah MEMS sendiri biasa digunakan untuk standar Amerika Serikat, sedangkan di
Eropa MEMS dikenal dengan istilah Microsystems Technology (MST), dan di Jepang
dikenal dengan istilah Micromachines. Terlepas dari beberapa istilah untuk
penyebutanya, proses pembuatan MEMS memiliki penyatuan standarisasi yang
sama di berbagai negara. Proses pabrikasi dari MEMS menggunakan teknologi
komputer berbasis Integrated Circuit (IC), komponen mikromekanik yang dibuat
dengan memanipulasi silikon dan substrat lainnya dengan menggunakan proses
micromachining, selain itu proses pembutannya juga menggunkan teknologi
micromachining pada permukannya dan High Aspect Ratio Micromachining (HARM)
untuk menghapus bagian dari silikon atau menambahkan lapisan struktural
sehingga dapat membentuk komponen mekanis dan elektromekanis. Ketika IC yang
dirancang untuk mengekspolitasi sifat listrik dari silikon, MEMS mengambil
keuntungan dari salah satu sifat mekanis silikon atau pun kedua sifat listrik dan
mekanisnya.
Pada umumnya MEMS terdiri dari struktur mikro-mekanik, mikro-sensor,
mikro-aktuator, dan mikro-elektronika, dimana semuanya terintegrasi ke dalam
sebuah chip silikon, hal ini secara skematis diperlihatkan pada gambar 1.
5
Gambar 1. Skematik komponen MEMS
Mikro-sensor mendeteksi perubahan lingkungan sistem dengan melakukan
pengukuran pada proses mekanik, termal, magnetik, kimia, atau informasi
elektromagnetik ataupun penomena-penomena yang terjadi, mikro-elektronik
memproses informasi ini dan sinyal memicu sinyal pada mikro-aktuator untuk
bereaksi sehingga menciptakan beberapa bentuk perubahan lingkungan.
2.2 Klasifikasi MEMS
MEMS yang memiliki inisialisasi yang berbeda di beberapa daerah kemudian
diklasifikasikan menjadi 3 jenis. Seperti yang kita lihat pada gambar 3 yang
menggambarkan klasifikasi dari teknologi Microsystems (MST). Meskipun MEMS
juga disebut sebagai MST, intinya MEMS adalah sebuah proses teknologi yang
digunakan untuk membuat alat-alat mekanis yang kecil atau sebagai hasilnya ini
semua merupakan bagian dari MST.
Gambar 2. Klasifikasi dari Microsystems Technology
Microsensors
Microstructures Microelectronics
Microactuators
MEMS
Sistem Micro-optoelectromechanical (MOEMS) juga merupakan bagian dari MST
dan bersama-sama dengan MEMS membentuk teknologi khusus menggunakan
kombinasi miniatur optik, elektronik, dan mekanik. Kedua Microsystems tersebut
menggabungkan penggunaan sejumlah teknik pemrosesan mikroelektronika untuk
mendesain dan proses fabrikasinya. Terdapat beberapa lapisan yang saling tumpang
tindih dalam sebuah sirkuit terintegrasi sehingga sangat sulit untuk dapat
mengkategorikan MEMS dalam pengindraan yang merupakan dari bagiannya
ataupun MST. Pada intinya perbedaan nyata antara MST dan MEMS adalah bahwa
MEMS cenderung menggunakan proses semikonduktor untuk membuat bagian
mekanik. Sebaliknya, aplikasi MST menggunakan pengendapan bahan silikon.
Transducer
Transduser adalah perangkat yang mengubah salah satu bentuk sinyal atau energi ke
dalam bentuk lain. Istilah transduser dapat digunakan untuk memasukkan kedua
sensor dan aktuator sehingga istilah ini paling umum dan banyak digunakan di
MEMS.
Sensor
Sensor adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur atau
mendapatkan infaormasi dari lingkungan sekitarnya dan memberikan sinyal input
listrik dalam menanggapi parameter yang diukur. Informasi yang didapatkan oleh
sensor telah dikategorikan dalam hal jenis domain energi tetap perangkat MEMS,
umumnya domain memiliki beberapa lapisan yang meliputi :
Mechanical : angkat, tekanan, kecepatan, percepatan, dan posisi.
Thermal : suhu, entropi, panas, dan aliran panas.
Chemical : komposisi, konsentrasi, dan laju reaksi.
Radiant : intensitas gelombang elektromagnetik, fase, panjang gelombang,
polarisasi refleksi, indeks bias, dan tranmitansi.
Magnetic : intensitas medan, kerapatan fluks, momen magnetik, dan
permebeilitas.
Electrical : teganagan, arus, muatan, resistansi, kapasitansi, dan polarisasi.
7
Actuator
Aktuator adalah sebuah alat yang mengubah sinyal listrik menjadi suatu aksi. Hal
ini dapat memicu perangkat mekanik lainnya untuk melakukan beberapa fungsi
yang berguna bagi sistem.
2.3 Proses Fabrikasi MEMS
Pada proses produksi atau fabrikasinya MEMS diklasifikasikan menjadi tiga bagian
penting, yaitu bulk micromachining, surface micromachining and high-aspect-ratio
micromachining (HARM), yang meliputi teknologi seperti LIGA (Lithographie,
Galvanoformung, Abformung). Gambar 3 menunjukkan kompleksitas potensi sistem
MEMS dengan penambahan lapisan struktural independen.
Gambar 3. Perangkat kompleksitas MEMS dengan lapisan struktural
2.3.1 Photolithography
Fotolitography adalah teknik fotografi untuk mentransfer salinan pola inti, biasanya
tata letak sirkuit dalam aplikasi IC ke permukaan substrat dari beberapa bahan
(wafer silikon).
Substrat ditutupi dengan lapisan tipis dari beberapa bahan, biasanya silikon
dioksida (SiO2), dalam kasus wafer silikon, dimana pola lubang akan terbentuk
(Gambar 4). Lapisan tipis dari polimer organik yang sensitif terhadap radiasi
ultraviolet, kemudian diendapkan pada lapisan oksida (photoresist). Sebuah
photomask yang terdiri dari piring kaca (transparan) dilapisi dengan pola kronium
(buram), kemudian ditempatkan pada kotak dengan permukaan dilapisi photoresist.
Wafer yang terkena radiasi ultraviolet akan mentransfer pola pada mask ke dalam
photoresist yang kemudian dikembangkan dengan cara yang sangat mirip dengan
proses yang digunakan untuk mengembangkan film fotografi, radiasi ini
menyebabkan reaksi kimia di daerah yang terkena photoresist yang memiliki dua
jenis positif dan negati. Photoresist positif diperkuat oleh radiasi UV, sedangkan
photoresist negatif melemah. Pada pengembangannya, solusi untuk membilas atau
menghilangkan daerah yang terkena photoresist atau tidak akan meninggalkan
sebuah pola yang terkelupas dan dilapisi photoresist pada permukaan wafer.
Hasilnya adalah pola pothoresist baik positif maupun negatif.
Gambar 4. Photoresist dan silikon pola dioksida pada fotolitografi
Asam klorida digunakan untuk menghilangkan oksida yang tertinggal dari
area yang terkena photoresist. Sisa photoresist kemudin dibuang, biasaya dengan
menggunakan asam sulfat panas. Pola oksida yang terakhir adalah salah satu salinan
positif atau negatif dari pola photomask dan berfungsi sebagai masker dalam
langkah-langkah pengolahan selanjutnya.
9
2.3.2 Material-Material untuk Micromachining
A. Bahan-Bahan Subtrat
Dalam proses pembuatannya MEMS menggunakan beberapa bahan dasar substrat,
bahan substrat yang paling umum untuk micromachining adalah silikon, bahan ini
telah banyak digunakan dalam industri mikroelektronika dan akan terus digunakan
dalam industri karena beberapa alasan :
1) Jumlahnya yang berlimpah, murah, dan dapat diproses untuk dimurnikan.
2) Kemampuan silikon untuk disimpan dalam film tipis sangat sesuai untuk
MEMS
3) Kemampuannya yang baik dan reproduksi silikon menggunakan fotolitografi
sangat sempurna untuk digunakan pada MEMS yang memiliki tingkat presisi
tinggi.
4) Sirkuit silikon mikroelektronika yang telah dibuat (wafer silikon berisi ratusan
chip identik)
Selain silikon, Semikonduktor kristal lain seperti germanium (Ge) dan gallium
arsenide (GaAs) digunakan juga sebagai bahan substrat pembuatan MEMS,
dikarenakan sifat keduanya yang sama dengan silikon, tapi yang perlu
diperhataikan bahwa silikon berbeda dengan semikonduktor lainnya, dimana
silikon dapat segera teroksidasi untuk membentuk lapisan permukaan kimia inert
dan isolasi elektrik dari SiO2 pada proses penguapan.
B. Additive Film dan Material
Berbagai aditif film dan beberapa material lainnya juga digunakan untuk perangkat
MEMS. Bukan hanya sebatas substrat, material pembangun MEMS juga terbuat dari
bahan-bahan konduktor, semikonduktor, dan isolator seperti :
• Silikon kristal tunggal, polikristalin dan amorf
• Senyawa silikon (SIXNY, SiO2, SiC dll)
• Logam dan senyawa logam (Au, Cu, Al, ZnO, GaAs, IROX, CdS)
• Keramik (Al 203 dan senyawa keramik lebih kompleks)
• Organik (berlian, polimer, enzim, antibodi, DNA dll)
2.3.3 Bulk Micromachining
Bulk Micromachining atau proses micromachining secara massal akan penghapusan
bagian dari kumpulan substrat. Proses ini merupakan proses subtraktif yang
menggunakan metoda anisotropic etsa basah atau metode etsa kering, seperti reactive
ion etching (RIE), untuk membuat lubang besar, alur dan saluran. Bahan yang
biasanya digunakan untuk pengetsaan basah mencakup silikon dan kuarsa,
sedangkan etsa kering biasanya digunakan dengan silikon, logam, plastik, dan
keramik.
3 Wet Etching/ Etsa Basah
Etsa basah menggambarkan penghapusan materi melalui perendaman bahan (wafer
silikon) dalam bak zat cair dari etsa kimia. Melalui proses etsa ini akan membentuk
isotropik atau anisotropik.
Etsa isotropik merupakan material etsa yang memiliki tingkat struktur yang
sama dan akan menghilangkan material yang berada di bawah masker etsa pada
tingkat yang sama, hal ini dikenal sebagai undercutting (Gambar 19 a dan b). Bentuk
yang paling umum dari etsa isotropik silikon adalah HNA, yang terdiri dari
campuran asam fluorida (HF), asam nitrat (HNO3) dan asam asetat (CH3COOH).
Etsa isotropik dibatasi oleh geometri dari struktur yang akan terukir. Tingkat etsa
dapat memperlambat dan dalam beberapa kasus (misalnya, dalam saluran dalam
dan sempit) mereka dapat berhenti karena difusi faktor pembatas. Namun, efek ini
dapat diminimalkan dengan agitasi etsa, sehingga didapatkan struktur yang hampir
sempurna dengan permukaan bulat (Gambar 5.a)
Gambar 5. (a) adalah etsa Isotropik dan (b) agitasi, dan etsa anisotropik basah (100)
dan (110) silikon untuk gambar (c) dan (d).
11
4 Dry Etching/ Etsa Kering
Proses pengetsaan kering ini bergantung dengan fase uap atau metode etsa berbasis
plasma menggunakan gas atau uap sesuai reaktif pada suhu tinggi. Bentuk yang
paling umum untuk MEMS adalah reactive ion etching (RIE) yang memanfaatkan
kekuatan energi tambahan dalam bentuk frekuensi radio (RF) untuk mendorong
reaksi kimia. Ion energik yang dipercepat melintasi bahan yang akan dietsa dimana
dalam fase plasma dilakukan penyediaan energi tambahan yang diperlukan untuk
proses reaksi, akibatnya etsa dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah (150º
- 250 º C atau pada suhu kamar) dibandingkan biasanya diperlukan suhu di atas
1000º C. RIE tidak dibatasi oleh bidang kristal dalam silikon, dan sebagai hasilnya,
akan berbentuk parit dan lubang, atau bentuk yang tidak tetap dengan dinding
vertikal yang terukir.
Deep Reactive Ion Etching (DRIE) adalah metode etsa yang membutuhkan
aspek rasio lebih tinggi yang melibatkan proses bolak high-density plasma etching
(seperti dalam RIE) dan polimer deposisi pelindung untuk mencapai rasio aspek
yang lebih besar seperti yang terlihat pada gambar 5.
Gambar 5. Deep Reactive Ion Etching (DRIE)
2.3.4 Surface Micromachining
Surface Micromachining merupakan proses pengolahan di atas substrat, yang
digunakan sebagai lapisan dasar untuk membangun lapisan-lapisan lainnya. Proses
ini dimulai pada tahun 1980-an dan merupakan teknologi produksi MEMS terbaru.
Material ditambahkan ke substrat dalam bentuk lapisan film tipis pada permukaan
substrat (wafer silikon). Lapisan ini merupakan salah satu lapisan struktural atau
bertindak sebagai spacer (pengatur jarak), kemudian dihapus, kemudian lapisan ini
disebut lapisan korban. Oleh karena itu proses biasanya melibatkan film dari dua
bahan yang berbeda, yaitu bahan struktural dimana struktur berdiri bebas dibuat
(silikon polikristalin atau polysilicon, silikon nitrida, dan aluminium) dan bahan
kurban, yang disimpan di daerah terbuka atau berada bebas di atas struktur
mekanik.
Lapisan film tipis kemudian akan disimpan dan dilakukan proses etsa kering
secara berurutan dengan bahan karbon yang akan dilakuakn proses etsa basah untuk
menghilangkan struktur akhirnya. Setiap lapisan tambahan akan sisertai dengan
peningkatan kompleksitas dan proses fabrikasi yang semakin sulit. Permukaan yang
telah melalui proses micromachining dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Permukaan micromachining dari balok kantilever
2.3.5 Fusion Bonding
Agar didapatkan struktru MEMS yang lebih kompleks dan lebih besar, wafer
silikon yang telah melalui proses micromachining dapat ditambahkan dengan bahan
lain dengan proses yang dikenal sebagai fusion bonding (ikatan fusi). Teknik ini
memungkinkan untuk menciptakan struktur terintegrasi yang berlapis-lapis dan
bergantung pada penciptaan atom antara setiap lapisan, baik secara langsung
(dengan pemanasan dan tekanan utuk ikatan kaca wafer) atau melalui film tipis
silikon dioksida. Seperti yang kita lihat pada gambar 7, dimana komposit yang
dihasilkan memiliki tegangan sisa yang sangat rendah akibat dari koefisisen
pencocokan ekspansi termal dari seiap lapisan.
13
Gambar 7 Pembentukan rongga tertutup menggunakan ikatan fusi
2.3.6 High-Aspect-Ratio Micromachining
High-Aspect-Ratio Micromachining (HARM) adalah proses yang melibatkan
micromachining sebagai langkah awal yang diikuti dengan pencetakan injeksi atau
embossing dan, jika diperlukan, dengan electroforming untuk meniru mikro di logam
dari bagian yang ingin dibentuk. Ini adalah salah satu teknologi yang paling menarik
untuk mereplikasi mikro pada rasio kinerja tinggi dan termasuk teknik yang dikenal
sebagai LIGA.
LIGA
LIGA merupakan proses penting dan metode replikasi untuk aspek-rasio tinggi
struktur mikro. Teknik ini menggunakan X-ray radiasi synchrotron untuk
mengekspos akrilik tebal menolak dari PMMA bawah masker litograf (lihat gambar
8 di bawah). Daerah yang terkena X-ray secara kimiawi akan terlarut dan area
dimana bahan akan dihapus, logam elektro yang terbentuk, sehingga
mendefinisikan bahwa proses molding telah berhasil. LIGA mampu menciptakan
mikro yang sangat halus hingga 1000 µm.
Gambar 8 Proses LIGA
2.4 Aplikasi MEMS
Dewasa ini teknologi MEMS sudah banyak diaplikasikan dan sudah beredar di
pasaran dengan penerapannya di berbagai bidang, sebagai berikut :
Tabel 1. Aplikasi MEMS
Automotive Electronics Medical Communications Defence
Internal navigation sensors
Disk drive heads
Blood pressure sensor
Fibre-optic network components
Munitions guidance
Air conditioning compressor sensor
Inkjet printer heads
Muscle stimulators & drug delivery systems
RF Relays, switches and filters
Surveillance
Brake force sensors & suspension control accelerometers
Projection screen televisions
Implanted pressure sensors
Projection displays in portable communications devices and instrumentation
Arming systems
Fuel level and vapour pressure sensors
Earthquake sensors
Prosthetics
Voltage controlled oscillators (VCOs)
Embedded sensors
Airbag sensors
Avionics pressure sensors
Miniature analytical instruments
Splitters and couplers
Data storage
15
"Intelligent" tyres
Mass data storage systems
Pacemakers Tuneable lasers Aircraft control
Selain dari aplikasi-aplikasi di atas, teknologi MEMS terbaru juga banya
dimanfaatkan, antara lain :
1) BioMEMS
BioMEMS untuk aplikasi revolusioner yang mendukung isu-isu sosial utama
termasuk sequencing DNA, penemuan obat, dan air dan pemantauan lingkungan.
Teknologi ini berfokus pada sistem mikrofluida serta pengujian kimia dan
pengolahannya telah memungkinkan perangkat dan aplikasi seperti 'lab-on-a-chip',
sensor kimia, pengontrol aliran, micronozzles dan microvalves untuk diproduksi.
Pengaplikasin BioMEMS dapat kita lihat pada gambar 9.
Gambar 9. Aplikasi BioMEMS
2) MOEMS
MOEMS merupakan teknologi MEMS yang muncul untuk mengtasi masalah skala
jaringan, sehingga dapat menciptakan lalu lintas data yang besar dengan
berlandaskan teknologi informasi. Aplikasi MOEMS dapat kita lihat pada gambar 10.
Gambar 10. Apliksi MOEMS
3) RF MEMS
RF MEMS adalah salah satu bagian yang paling cepat berkembang dalam teknologi
MEMS komersial. MEMS RF dirancang khusus untuk elektronik dalam ponsel dan
aplikasi komunikasi nirkabel lainnya seperti radar, sistem satelit global positioning
(GPS) dan antena steerable. MEMS telah memiliki kinerja, keandalan dan fungsi
perangkat ini akan meningkat saat produser menurunkan ukuran dan memberikan
harga yang rendah. Gambar 11 Aplikasi RF MEMS.
Gambar 11. Aplikasi RF MEMS
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada makalah ini, maka
kita dapat mengetahui Micro-electromechanical systems (MEMS) adalah sebuah proses
teknologi yang digunakan untuk membuat perangkat terintegrasi yang berukuran
kecil atau sistem yang menggabungkan komponen mekanik dan listrik. Perangkat
ini dibuat menggunakan sirkuit terpadu (IC) dengan beberapa teknik pemrosesan
dan perangkat ini juga memiliki beberapa ukuran dari mikrometer sampai milimeter.
Perangkat ini memiliki kemampuan untuk merasakan, mengontrol, dan berjalan
pada skala mikro, serta menghasilkan efek pada skala makro.
Pembuatan MEMS dilalui dengan melakukan beberapa proses seperti
Photolithography, Micromachining, Bulk Micromachining (Dry Etching dan Wet Etching),
Surface Micromachining ,High-Aspect-Ratio Micromachining (HARM), dan LIGA.
Teknologi MEMS juga banyak diaplikasikan di bidang kedokteran, sosial, bahkan
sampai militer.
DAFTAR PUSTAKA
1. Microsensors, Muller, R.S., Howe, R.T., Senturia, S.D., Smith, R.L., and White,
R.M. [Eds.], IEEE Press, New York, NY, 1991.
2. Micromechanics and MEMS: Classic and Seminal Paper to 1990, Trimmer, W.S.,
IEEE Press, New York, NY, 1997.