ProsidingProsiding
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL
Kerjasama
KAPKAYO dan LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
ISBN : 978-602-18471-2-1
KAPKAYO
ProsidingSEMINAR NASIONAL
Kesiapan Tenaga Kesehatan
menghadapi MEA
Tim Penyunting:Sarwinanti
Ismarwati
Yuli Isnaeni
Anjarwati
Widaryati
Lutfi Nurdian Asnindari
Siti Khotimah
Mamnu’ah
Menik Sri Daryati
Ery Khusnal
31 Oktober 2015
iv
DAFTAR ISI
Halaman judul ..................................................................... i Kata Pengantar .................................................................... iii Daftar isi ............................................................................ iv ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Catur Esty Pamungkas, Mufdlilah ............................................... 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN Andi Kasrida Dahlan .............................................................. 9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PREMATUR PADA IBU BERSALIN SPONTAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA Aulia Amini, Mufdlilah ............................................................ 20 SUNAT PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN AGAMA Islamiyaturrohmah, Umu Hani .................................................. 34 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN METODE PEER GROUP TERHADAP MINAT IBU MELAKUKAN PAP SMEAR Anita Dewi Widyastuti, Anjarwati .............................................. 45 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA PIJOT KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ana Pujianti Harahap ............................................................. 54 HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PRE MENSTRUAL SYNDROME SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL Elika Puspitasari ................................................................... 59 PENGARUH DISKUSI INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 Anis Eka Pratiwi ................................................................... 69 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2011 Nurfaizah Alza ..................................................................... 78
v
PERBEDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT DINI DAN LAMBAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RSKIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Evi Wahyuntari, Dewi Rokhanawati ............................................ 85 HUBUNGAN ANTARA PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Nur Hidayatul Ainiyah ............................................................ 96 STUDI KASUS SIKAP PASANGAN INFERTIL PRIMERDI DESA WONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 Agustin Endriyani .................................................................. 103 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Inge Anggi Anggarini .............................................................. 112 PENGALAMAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENJALANI PERAWATANDI RUMAH SAKIT JIWA: STUDI FENOMENOLOGI Mamnu’ah, Tenti Kurniawati .................................................... 122 PENGARUH PERINEAL CARE DENGAN AIR DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH MUNTILAN TAHUN 2013 Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni ............................................... 137 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN KUNJUNGAN NEONATAL TAHUN 2012 Tiara Pratiwi ....................................................................... 147 HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014 Nila Qurmiasih, Umu Hani EN ................................................... 155 HUBUNGAN RIWAYAT PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM Nurul Mahmudah .................................................................. 163 FAKTOR PENGHAMBAT INTERNAL PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIII Endang Koni Suryaningsih, Sjafiq, PA .......................................... 170 ANALISIS PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Nurul Hidayah, Ahmad Ahid Mudayana ........................................ 179
vi
MANFAAT MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP OEDEMA KAKI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KELURAHAN SIDAKAYA KABUPATEN CILACAP Enny Fitriahadi .................................................................... 196 PENGARUH PEMBERIAN BEDSIDE TEACHING (BST) TERHADAP NILAI DIRECT OBSERVATIONAL OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS) PADA KETRAMPILAN PEMERIKSAAN HB SAHLI PADA MAHASISWA KEBIDANAN Yekti Satriyandari ................................................................. 204 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fani Mayasari, Mufdlilah ......................................................... 220 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA IBU HAMIL Charunia Anggraini, Dhesi Ari Astuti ........................................... 232 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Septi Indah Permata Sari, Fitria Siswi Utami ................................. 240 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Fatmah Zakaria .................................................................... 250 STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi ........................... 257 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN Intan Mutiara Putri ................................................................ 265 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI Dwi Atma Vica Yanottama, Anita Rahmawati, Hesty Widyasih ............ 272 PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 2015 Lia Dian Ayuningrum, Lutfi Nurdian Asnindari ................................ 286
vii
PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMILIHAN IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS SEWON II KABUPATEN BANTUL Ellyda Rizki Wijhati ............................................................... 295 GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BALITA KEMBAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARENGAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2014 Erien Luthfia ....................................................................... 304
HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS
GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014
Nila Qurmiasih, Umu Hani EN
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gedongtengen
Yogyakarta Tahun 2014 terhadap kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan setelah mengikuti program kelas ibu hamil. Design penelitian ini adalah kuantitatif korelasi observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional Study.Penelitian ini dilakukan pada 40 responden dengan hasil penelitian ibu yang mengikuti kelas ibu hamil memiliki kesiapan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti kelas ibu hamil yang ditunjukkan dengan nilai Chi Square Test 27,879 (p- value> 0,05). Kesimpulan penelitian ini ada hubungan bermakna positif antara aktivitas kelas ibu hamil dengan kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan. Ibu yang mengikuti program kelas ibu hamil akan meningkat pengetahuannya sehingga mempengaruhi sikap dalam menghadapi persalinan.
Kata Kunci : Kelas Ibu Hamil, Kesiapan Menghadapi Persalinan
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan suatu Negara ditentukan oleh beberapa indikator, salah
satunya adalah angka kematian ibu (AKI). Menurut survey yang dilakukan oleh
WHO (Worl Health Organization ) tahun2011, kematian ibu di Negara
berkembang masih relatif tinggi. Rasio AKI di Negara berkembang mencapai 450
ibu per 100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan Negara-negara lain di ASEAN
(Association of Southeast Asian Nations), angka kematian ibu di Indonesia masih
tergolong tinggi. Menurut data terbaru survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia meningkat mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup. Padahal jika dibandingkan dengan survey 5 tahun lalu pada tahun
2007, kematian ibu di Indonesia hanya sebesar 228 per 100.000 kelahiran
155
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 hidup.Bahkan untuk daerah Yogyakarta, terjadi fluktuasi terhadap angka kematian
ibu dalam 3-5 tahun terakhir. Dalam rangka upaya peningkatan kesejahteraan ibu,
pemerintah bersama-sama Negara-negara di Dunia menyusun program M’DGS
(Millenium Development Goals). M’DGS merupakan program pemerintah dalam
upaya penurunan AKI dengan target sasaran penurunan AKI sebesar ¾ dalam
kurun waktu tahun 1990-2015 atau sebesar 102 kasus per 100.0000 kelahiran
hidup.
Munculnya Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) pada bulan Januari 2014, membuat sistem
pelayanan kesehatan berubah, termasuk pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
Kebijakan baru tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terutama pada
pelayanan antenatal. Dengan adanya kebijakan baru BPJS semua ibu hamil harus
terdaftar dan mendapatkan pelayanan kesehatan secara merata. Padahal tidak
semua sistem pelayanan kesehatan dapat memberikan fasilitas pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil dengan BPJS, kecuali fasilitas pelayanan kesehatan
yang sudah ditunjuk pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan
BPJS seperti Puskesmas, Rumah Sakit Daerah, Rumah Sakit Negeri atau fasilitas
pelayanan kesehatan yang sudah bekerja sama dengan pemerintah.
Dalam rangka mewujudkan program BPJS Tahun 2014, Puskesmas sebagai
salah satu fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk memberikan
pelayanan antenatal dengan BPJS, membuat strategi untuk mempermudah
pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, salah satunya dengan
pelaksanaan program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan suatu kelompok
belajar bersama ibu hamil yang dibentuk dalam suatu kelas yang berisi kegiatan
pemberian materi dan ketrampilan oleh bidan (fasilitator) dengan waktu yang
sudah terjadwal dan ditentukan bersama sebelumnya.
Dengan adanya fasilitator dan pembinaan kader dalam kelas ibu hamil
diharapkan dapat lebih menjangkau pelayanan ibu hamil. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Apakah Terdapat Hubungan Antara Aktivitas Kelas
Ibu Hamil Terhadap Kesiapan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan?”. Tujuan dari
156
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara ibu yang
mengikuti aktivitas kelas ibu hamil terhadap kesiapan dalam menghadapi
persalinan.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah korelasi observasional dengan metode
survey. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectionaldengan
pendekatan sewaktu dimana pengumpulan data antara variabel bebas dan variabel
terikat dilakukan sekaligus secara bersamaan (Notoadmodjo, 2005).Cara
pengambilan sampel dengan total sampling. Pengambilan data dilakukan secara
langsung dengan alat ukur kuesioner dan checklist yang kemudian dianalisis
menggunakan analisis Chi Square dengan membandingkan nilaip-value (0,05).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1: Rekapitulasi karakteristik responden kelas ibu hamil di Puskesmas Gedong Tengen Yogyakarta
No Karakteristi Responden Frekuensi Presentase (%)
1 Umur < 20 tahun 3 7,5 20-35 tahun 31 77,5 >35 tahun 6 15,0 Jumlah 40 100 2 Pendidikan SMP 4 10 SMA 26 65 Perguruan Tinggi 10 25 Jumlah 40 100 3 Pekerjaan Swasta 6 15 Karyawan Swasta 4 10 Guru 4 10
IRT 26 65 Jumlah 40 100 4 Agama
Islam 36 90 Kristen 1 2,5 Katholik 3 7,5
157
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 Jumlah 40 100
5 Paritas Primi 21 52,5 Multi 19 47,5 Jumlah 40 100
Sumber : data primer 2014
Tabel 1. tersebut menunjukkan bahwa karakteristik responden di tingkat
umur yang mengikuti kelas ibu terbanyak adalah usia 20-35 tahun 77,5%, tingkat
pendidikan terbanyak adalah SMA 65%, tingkatpekerjaan terbanyak adalah
IRT65%, tingkat agama terbanyak adalah Islam 90%, dan paritas terbanyak adalah
primi 52,5%.
Tabel 2: Rekapituasi Tabel silang karakteristik responden dengan keaktifan ibu dalam pelaksanaan kelas ibu hamil dan kesiapan ibu menghadapi persalinan.
Karakteristik Kesiapan Keaktifan siap % Tidak
Siap % total % aktif % Kurang
aktif % Tidak
aktif % tot
al %
1 Umur <25 tahun 0 0 3 100 3 100 1 20,0 1 20,0 3 60,0 5 100 20-35 tahun 23 74,1 8 25,9 31 100 3 10,3 26 89,7 0 0 29 100 >35 tahun 25 83,3 1 16,7 6 100 1 16,7 5 83,3 0 0 6 100 Jumlah 28 12 40 5 32 3 40 2 Pendidikan SMP 1 25 3 75 4 100 2 11,5 1 25 1 25 4 100 SMA 19 73 7 27 26 100 3 50 21 81 2 7,6 26 100 Perguruan
tinggi 8 80 2 20 10 100 0 0 10 100 0 0 10 100
Jumlah 20 26 40 100 5 32 3 40 3 Pekerjaan Swasta 3 50 3 50 6 100 1 16,7 5 83 0 0 6 100 Karyawan
swasta 3 75 1 25 4 100 0 0 4 100 0 0 4 100
Guru 3 50 1 50 4 100 0 0 4 100 0 0 4 100 IRT 19 73 7 27 26 100 4 15,3 19 73 3 11,5 26 100 Jumlah 28 12 40 5 32 3 40 4 Agama Islam 26 72,2 10 27,8 36 100 4 11,1 29 80,5 3 8,3 36 100 Kristen 1 100 0 0 1 100 0 0 1 100 0 0 1 100 Khatolik 1 25 2 7,5 4 100 1 3 2 83,7 0 0 3 100 Jumlah 28 12 40 5 32 3 40 5 Paritas Primi 13 62 8 38 21 100 3 12,5 16 76,1 2 9,5 21 100 Multi 15 79 4 21 19 100 2 10,5 16 84,2 1 5,2 19 100 Jumlah 28 12 40 5 32 3 40
Sumber : data primer 2014 Berdasarkan tabel 2. Diatas terlihat bahwa karakteristik ibu yang memiliki
kesiapan dalam mengikuti kelas ibu hamil masing-masing adalah ibu dengan
umur rentang >35 tahun, memiliki pendidikan perguruan tinggi, pekerjaan IRT,
Agama Islam, dengan paritas multipara. Kemudian nilai keaktifan terbanyak
dimiliki oleh ibu dengan karakteristik usia 20-35 tahun, pendidikan SMA, agama
Isam dan paritas multi.
158
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1. Dan tabel 2. diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa
variabel umur dapat mempengaruhi kesiapan dan keaktifan responden. jika dilihat
dari tabel kelompok umur ibu, umur 20-35 merupakan presentase terbanyak yang
aktif dalam kelas ibu yaitu sebanyak (3 orang), < 20 tahun satu orang, >35 satu
orang. Dan untuk kelompok umur < 20 merupakan kelompok terbanyak yang
tidak aktif mengikuti kelas ibu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi
umur maka semakin tinggi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, sehingga
semaki matang pola pikir seseorang dengan demikian akan mempengaruhi
seseorang dalam bersikap, berperilaku dan bertindak (Dedeh, 2009).
Umur juga mempengaruhi kesiapan seseorang, dapat dilihat pada tabel
kelompok umur, ibu yang menjadi presentase terbanyak memiliki kesiapan dalam
menghadapi persalinan adalah umur antara 20-35 (23 orang) kemudian umur
diatas 35 (5 orang), sedangkan ibu hamil yang berusia < 20 tahun memiliki
proporsi terbanyak tidak siap menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Dedeh, 2009) jika usia mempengaruhi
kedewasaan seseorang dalam berpikir karena mengacu pada pengalaman yang
dimilikinya. Semakin berkurang usia maka semakin sedikit pengalaman dalam
persalinan, sehingga berpengaruh pada kesiapan persalinan (Dedeh, 2009).
Berdasarkan karakteristik pendidikan katagori yang siap terbanyak adalah
kelompok ibu dengan pendidikan dan SMA (19 orang), Perguruan tinggi (8
orang) dan katagori SMP hanya 1 orang. Kemudian untuk katagori keaktifan,
katagori pendidikan SMA merupakan yang paling aktif, dan yang tidak aktif
adalah katagori responden dengan pendidikan SMA (2 orang) dan SMP ( 1 orang).
Hal ini sesuai dengan teori jika pendidikan mempengaruhi pengetahuan
seseorang, sehingga akan mempengaruhi mudah dan tidaknya seseorang dalam
menangkap dan memahami suatu masalah, dan kematangan pola pikir individu
dalam melakukan sesuatu (Notoadmodjo, 2003).
159
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
Berdasarkan karakteristik kelompok pendidikan, dapat disimpulkan bahwa
presentase pendidikan ibu hamil yang aktif dalam pelaksanaan kelas ibu adalah
SMA (3 orang), SMP (2 orang) dan PT tidak ada. Presentase ibu hamil yang
kurang aktif terbanyak adalah SMA (10 orang), perguruan tinggi (21 orang), dan
SMP hanya (1 orang). Dan untuk presentasi katagori yang paling tidak aktif
adalah SMA (2 orang) dan SMP (1 orang). Data diatas dapat di simpulkan bahwa
pendidikan tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang sesuai. Ibu yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki pekerjaan yang
sibuk di luar rumah yang cenderung tidak memiliki waktu untuk memeriksakan
kehamilannya (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan tabel 2. pada kelompok katagori pekerjaan, dapat disimpulkan
bahwa responden yang memiliki presentase kesiapan terbanyak adalah katagori
IRT (19 orang), kemudian diikuti karyawan swasta, guru dan swasta dengan
presentase yang sama (3 orang). Kemudian berdasarkan kelompok katagori
pekerjaan responden yang memiliki presentase keaktifan tertinggi adalah katagori
pekerjaan IRT (4 orang), kemudian Swasta (1 orang). Presentase ibu yang kurang
aktif terbanyak terdapat pada IRT (19 orang), kemudian guru, karyawan dan
terakhir diikuti swasta dan IRT. untuk proporsi terbanyak yang tidak siap adalah
IRT ada 3 orang. Proporsi tersebut menunjukkan adanya hubungan antara
pekerjaan terhadap kesiapan dan keaktifan mengikuti kelas ibu. Ibu yang
memiliki pekerjaan kemungkinan akan memiliki kesibukan yang lebih, sehingga
kurang dapat meluangkan waktunya untuk aktif mengikuti pelayanan kesehatan
(Depkes RI, 2012).
Berdasarkan katagori kelompok agama, agama islam adalah yang terbanyak
mengikuti kelas ibu hamil sejumlah 36 orang. Berdasarkan katagori menurut
kelompok agama hampir semua proporsi menunjukkan hasil yang sama mengenai
keaktifan dan kesiapan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semua agama
mewajibkan setiap individu wajib menjaga kehamilan dan persalinan, salah
satunya adalah dengan pemeriksaan kehamilan.
160
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
Berdasarkan karakteristik kelompok paritas ibu yang memiliki kesiapan
menghadapi persalinan terbanyak adalah kelompok ibu dengan paritas multi (15
orang), dan kelompok paritas primi sejumlah 13 orang. Kelompok paritas yang
tidak siap terbanyak adalah kelompok primi 8 orang dan 4 orang. Kelompok ibu
hamil yang aktif terbanyak adalah primi (3 orang), dan kelompok yang tidak aktif
adalah paritas primi. Sesuai dengan teori yang dikemukakan (Depkes, 2012) bahw
paritas merupakan salah satu faktor yang menjadi predisposisi pelayanan
antenatal. Semakin tinggi paritas semakin tinggi pengalaman sehingga semakin
berkurang kecemasan dan ketakutan. Dan semakin muda usia seseorang semakin
besar rasa ingin tau dari diri individu tersebut untuk memperoleh pengetahuan
(Dedeh, 2009).
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan secara keseluruhan dapat dilihat
bahwa ibu hamil yang memiliki kesiapan dalam persalinan berjumlah 28 orang
(70%). Sedangkan ibu yang aktif mengikuti kelas ibu berjumlah 24 orang (60%).
Berdasarkan hasil analisa data uji statistic dengan menggunakan chi-square pada
penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan nilai taraf signifikan Asymp Sig =
0,000<0,05 (p-value<0,05) maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang
bermakna antara aktifitas kelas ibu hamil dengan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
Nilai korelasi yang bermakna tersebut juga ditunjukkan dengan nilai Chi
Square hitung = 27, 879, artinya nilai tersebut lebih besar dari derajat kebebasan
(df) yang sudah ditentukan pada Chi Square tabel yaitu 5,9915. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas kelas ibu
hamil dengan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini
juga sesuai dengan teori yang kemukakan oleh (Depkes RI,2012) Bahwa kegiatan
kelas ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mengubah
perilaku ibu hamil mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL (Depkes RI,
2012).
161
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara Aktivitas Kelas Ibu Hamil terhadap Kesiapan Ibu Hamil dalam
Menghadapi Persalinan di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta Tahun 2014,
ditunjukkan dengan nilai kolerasi perhitungan statistik menggunakan Chi Square
= 27,879. Hasil penelitian tersebut dinilai bermakna secara signifikan, oleh sebab
itu disarankan kepada semua ibu hamil agar melaksanakan kelas ibu hamil secara
aktif agar memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi persalinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2002, Faktor yang Mempengaruhi Kematian Maternal, (Online), (http://lampost.co/berita/kematian-ibudananak-jadi-kendala-dilampung) Diakses tanggal 23 Juni 2013, Diunduh tanggal 15 Desember 2013
__________, 2012, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Jakata: Depkes RI
Mahmudah, Dedeh, 2010, Hubungan Dukungan Psikologi dan Religiugitas dengan Kecemasan Melahirkan pada Ibu Hamil Anak Pertama (Primigravida). Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Notoadmodjo, Soekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
___________________, 2006, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Survey Demografi 2012, Angka Kematian Ibu, Tempo, 13 Juni 2013
162
Top Related