KAJIAN KINETIKA DEGRADASI TERMAL DAN STABILITAS
KURKUMINOID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK
KUNYIT-PVP K-30 PADA BERBAGAI DRUGLOAD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S,Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Julius Fajar Aji Sasmita
NIM:148114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KAJIAN KINETIKA DEGRADASI TERMAL DAN STABILITAS
KURKUMINOID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK
KUNYIT-PVP K-30 PADA BERBAGAI DRUGLOAD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S,Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Julius Fajar Aji Sasmita
NIM:148114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
KAJIAN KINETIKA DEGRADASI TERMAL DAN STABILITAS
KURKUMINOID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK
KUNYIT-PVP K-30 PADA BERBAGAI DRUGLOAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“THIS IS ONE SMALL STEP FOR A MAN, ONE GIANT LEAP FOR
MANKIND”~Neil Armstrong
X
AD MAIOREM DEI GLORIAM
“Demi Kemuliaan Tuhan yang Lebih Besar”~Jesuits ways of think
Ketika ilmu pengetahuan berpadu dengan Iman yang teguh kepada Tuhan,
maka kamu akan menyadari bahwa misteri Tuhan itu lebih besar dari
apapun yang kau kerjakan untuk mengejar ilmu itu
maka
Tetap bersyukur, Tetap Berkarya dan Tetaplah “Curious”
dalam hidup
niscaya
kamu akan selalu dekat dengan sang pencipta
Saya persembahkan kepada anda
suatu karya yang didasari rasa ingin tahu yang dalam setiap pengerjaannya
TO ALL MY BELOVED ONE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang Mahakuasa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul
“Kajian Kinetika Degradasi Termal dan Stabilitas Kurkuminoid dalam
Sistem Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-PVP K-30 pada Berbagai Drugload”
ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini merupakan bagian dari
penelitian Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., yang berjudul ”Pengaruh Pembawa
terhadap Profil Disolusi Kurkumin dalam Dispersi Padat Ekstrak Kunyit dengan
Berbagai Pembawa dan Kajian Stabilitas Kurkumin“ berdasarkan SK No.
Far/005/V/2018/ST/D. Selama penelitian, penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi.
2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing yang
telah mengijinkan saya terlibat dalam proyek penelitian payung yang
sedang dikerjakan.
3. Ibu Beti Pudyastuti, M. Sc., Apt. dan Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari,
M. Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang memberikan masukan yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
4. Nacalai Tesque, Inc. Jepang selaku supplier standar kurkumin.
5. PT.Phytochemindo Reksa selaku supplier ekstrak kunyit.
6. Mas Bima Windura, Mas Bimo Putranto, Pak Wagiran, Pak Musrifin dan
Mas Agung selaku laboran yang telah membantu penelitian saya sehingga
berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KAJIAN KINETIKA DEGRADASI TERMAL DAN STABILITAS
KURKUMINOID DALAM SISTEM DISPERSI PADAT EKSTRAK
KUNYIT-PVP K-30 PADA BERBAGAI DRUGLOAD
Julius Fajar Aji Sasmita
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta, Indonesia 55282
Telp. (0274)883037, Fax. (0274) 886529
ABSTRAK
Kurkumin merupakan senyawa yang berpotensi memberikan banyak efek
farmakologis. Kurkumin termasuk dalam senyawa BCS kelas II. Dispersi padat
(DP) dengan pembawa polyvinylpyrrolidone-K30 (PVP K-30) merupakan salah
satu sistem formulasi yang dapat membantu meningkatkan disolusi dari kurkumin.
Namun pengujian stabilitas dan kinetika degradasi terhadap formulasi tersebut
belum dilakukan. Pengujian kinetika degradasi penting dilakukan untuk melihat
kualitas suatu substansi obat atau produk obat dalam kondisi tertentu.
Pengujian kinetika formula DP dan CF dilakukan pada suhu pengujian 85,
90 dan 95oC dengan pelarut dapar fosfat pH 6,0. Hasil yang diperoleh dianalisis
menggunakan pendekatan Arrhenius untuk melihat profil kinetika. Selain itu
dianalisis pula stabilitas penyimpanan pada climatic chamber (suhu 40oC±2oC;
RH 75%±5%) dan dry box (suhu 25oC±5oC dan RH 50%±5%). Evaluasi stabilitas
dilakukan dengan uji disolusi pada minggu ke-0 dan pada minggu ke-4.
Pada penelitian degradasi kurkumin dalam formula DP dan CF mengikuti
kinetika orde dua. Formulasi DP tidak memberikan perbedaan signifikan
dibandingkan CF dalam pengujian kinetika degradasi termal. Hasil pengujian
pada penyimpanan climatic chamber, formulasi DP cenderung tidak memberikan
perubahan signifikan terhadap hasil DE120 selama penyimpanan, dibandingkan
dengan formulasi CF. Pada penyimpanan suhu ruang/dry box terdapat perubahan
signifikan terhadap DE120 untuk seluruh formula DP dan CF kecuali pada formula
3.
Kata kunci: Kurkumin, Dispersi padat, PVP K-30, Degradasi termal, Stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
STUDY OF THERMAL DEGADATION KINETICS AND STABILITY OF
CURCUMINOID IN SOLID DISPERSION SYSTEM OF TURMERIC
EXTRACT-PVP K-30 ON VARIOUS DRUGLOADS
Julius Fajar Aji Sasmita
Departement of Pharmacy
Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta, Indonesia 55282
Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529
ABSTRACT
Curcumin is a compound that has the potential to provide many
pharmacological effects. Curcumin is BCS class II compound. Solid dispersion
(SD) with polyvinylpyrrolidone-K30 carrier (PVP K-30) is one of the formulation
systems that can improve the dissolution of curcumin. However, there are lack in
degradation kinetics studies in those formula. Degradation kinetics testing is
important to see the quality of a drug substance under certain conditions.
The kinetics tests of the SD and physical mixture (PM) formulations
were carried in extreme temperature of 85, 90 and 95oC with a phosphate buffer
medium solvent pH 6.0. The results obtained were analyzed using Arrhenius
equation. Stability study will performed in climatic chamber (temperature
40oC±2oC; RH 75%±5%) and dry box (temperature 25oC±5oC; RH 50%±5%).
Stability evaluation was performed by dissolution method at week 0 and week 4.
In the study, curcumin degradation follows the second order kinetics.
The SD formulations didn’t provide significant differences compared to PM in the
thermal degradation kinetics test. In the stability study, SD formulation tended to
give stabilization while in climatic chamber storage, compared with PM
formulation. At room temperature storage there are significant changes to DE120
for all SD and PM formulas except for the formula 3.
Keywords: Curcumin, Solid dispersion, PVP K-30, Thermal Degradation,
Stability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 9
KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
SARAN ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Perbandingan Formula Ekstrak Kunyit-PVP K-30 .................................. 5
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi ....................................................................... 10
Tabel III. Hasil uji Drugload ................................................................................ 12
Tabel IV. Nilai R2 Orde 0, 1 dan 2 dari DP Formula 1-3 dan CF Formula 1-3 .... 13
Tabel V. Nilai k, ln K DP dan CF Formula 1-3 .................................................... 14
Tabel VI. Prediksi waktu paruh (t1/2)DP dan CF Formula 1-3 .............................. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi .................... 11
Gambar 2. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol................................... 11
Gambar 3. GrafikPerbandingan Energi Aktivasi DP-CF Formula 1-3 ................ 14
Gambar 4. Kurva Waktu vs % Terdisolusi DP - CF dan Grafik Perbandingan
DE120 Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan Climatic Chamber .... 17
Gambar 5. Kurva Waktu vs % Terdisolusi DP - CF dan grafik perbandingan DE120
Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan Dry Box................................ 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT
Phytochemindo Reksa ...................................................................... 23
Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin dari Nacalai. Inc ............... 24
Lampiran 3.Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ..................................... 25
Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis : Akurasi dan Presisi Medium
Disolusi ........................................................................................... 27
Lampiran 5.Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin dalam
Medium Disolusi ............................................................................. 28
Lampiran 6. Summary Output Regression Statistic Kurva Baku Kurkumin dalam
Metanol ............................................................................................ 28
Lampiran 7. Pembuatan Dispersi Padat ................................................................ 28
Lampiran 8. Uji Kinetika Degradasi ..................................................................... 28
Lampiran 9. Statistika Uji Kinetika Degradasi .................................................... 34
Lampiran 10. Uji Stabilitas Penyimpanan ............................................................ 36
Lampiran 11. Statistika Uji Stabilitas Penyimpanan............................................. 37
Lampiran 12. Foto Dispersi Padat ......................................................................... 44
Lampiran 13. Foto Uji Drug Load ........................................................................ 44
Lampiran 14. Foto Uji Kinetika Degradasi .......................................................... 44
Lampiran 15. Foto Uji Stabilitas Penyimpanan ................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kurkumin merupakan konstituen utama yang diekstrak dari rimpang
kunyit (Curcuma longa L). Kurkumin mempunyai banyak efek farmakologis
seperti efek anti-inflamasi, antibakteri dan antikanker (Kaewnopparat et al.,
2009). Namun, potensi kebermanfaatan kurkumin menjadi tidak tercapai akibat
permasalahan terkait rendahnya bioavailabilitas kurkumin. Peningkatan disolusi
menjadi fokus dalam penelitian formulasi sediaan berbahan aktif kurkumin untuk
meningkatkan bioavailabilitasnya (Anand et al., 2007, dan Shaikh et al., 2009).
Beberapa metode formulasi telah diterapkan sebagai upaya dalam
meningkatkan kelarutan dari senyawa kurkumin seperti, pembuatan dalam bentuk
nanopartikel, formulasi Phytosome Curcumin, dan dispersi padat kurkumin pada
karier hidrofilik (Jäger et al., 2014). Dari metode-metode tersebut, salah satu
metode yang berhasil dalam meningkatkan bioavailabilitas kurkumin adalah
dispersi padat (DP) (Kaewnopparat et al., 2009, Sridhar et al., 2013). DP
merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam karier inert atau matriks
pada fase padat yang dibuat melalui metode pelelehan (fusion), solvent, melting
solvent method, atau melt extrusion methods. Pencampuran bahan obat dalam
eksipien secara langsung atau campuran fisik (CF) tidak termasuk dalam definisi
DP (Chiou and Riegelmant., 1971, dan Nikghalb et al., 2012).
DP ekstrak kurkumin yang pernah diformulasi sebelumnya adalah DP
kurkumin dengan polimer polyvinylpyrrolidone (PVP K-30), kurkumin dengan
poloxamer, dan kurkumin dengan PEG 4000 (Paradkar et al., 2004,
Kaewnopparat et al., 2009, Hu et al., 2015, dan Setyaningsih, 2016) dan terbukti
formulasi tersebut dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi kurkumin. Dalam
penelitian ini dibuat DP kurkumin dengan pembawa PVP K-30 dan disiapkan
menggunakan metode pengeringan solvent dengan menggunakan spray dryer.
Metode ini dipilih karena paparan panas yang akan diberikan kepada formula
terjadi secara cepat, sehingga dapat menghindari degradasi pada kurkumin (Chiou
and Riegelmant., 1971).
Namun, dari banyaknya studi mengenai formulasi untuk meningkatkan
bioavailabilitas kurkumin, pengujian stabilitas yang tersedia masih terbatas pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
stabilitas penyimpanan dan belum mencakup kajian kinetika degradasinya. Kajian
kinetika degradasi perlu dilakukan untuk memahami laju degradasi senyawa
terhadap kondisi degradatif tertentu (Yoshioka and Stella., 2000). Metode uji
degradasi dipercepat untuk produk farmasetik didasarkan pada kinetika kimia
(Sinko, 2006). Tipe laju degradasi obat paling umum adalah melalui orde nol dan
orde satu (Watson, 2009).
Kurkumin merupakan senyawa golongan flavonoid polifenol. Degradasi
terhadap senyawa flavonoid polifenol oleh pengaruh temperatur pada 37, 50 dan
60oC telah diuji sebelumnya (Liu et al., 2015, Naksuriya et al., 2015, Thangavel
et al., 2015, dan Kharat et al., 2016) dan menunjukkan adanya degradasi terhadap
senyawa pada golongan tersebut, sehingga dapat diketahui bahwa kurkumin
memiliki tendensi mengalami degradasi akibat pemanasan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Naksuriya et al, formulasi
kurkumin dengan pembawa polimer mPEG-HPMA-Bz memberikan stabilitas
yang lebih baik terhadap degradasi karena terjadi deprotonasi dari salah satu
gugus hidroksil, sehingga tahap awal proses degradasi pada bagian hidrofobik
micelle yang terbentuk dapat terhindarkan. Formulasi DP ekstrak kurkumin dalam
pembawa PVP K-30 telah dibuat dan diteliti dapat meningkatkan bioavailabilitas
dari kurkumin (Paradkar et al., 2004, Kaewnopparat et al., 2009, dan
Setyaningsih, 2016). Namun kajian kinetika degradasi kurkumin dalam sediaan
DP dengan pembawa PVP K-30 belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga
perlu dilakukan kajian kinetika degradasi dari formulasi tersebut.
Kajian kinetika degradasi termal zat aktif yang mendasarkan pada
persamaan Arrhenius, pada tahun 2005 telah diterapkan oleh Vikram et al,
menggunakan antioksidan vitamin C sebagai zat aktif yang diuji. Persamaan
Arrhenius digunakan dalam kajian kinetika degradasi termal karena dapat
memperlihatkan gambaran antara temperatur dengan konstanta kecepatan
degradasi dari suatu zat aktif yang sensitif terhadap temperatur dilihat dari energi
aktivasi (Ea). Dalam penelitian ini senyawa kurkumin DP dan CF PVP K-30 diuji
kinetika degradasi termal pada suhu 85, 90, dan 95oC, suhu tersebut digunakan
sebagai faktor pendegradasi yang diprediksi dapat memberikan degradasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kurkumin selama waktu pencuplikan. Hasil kemudian dianalisis dengan
pendekatan Arrhenius, untuk melihat laju degradasi kurkumin akibat pemanasan
dan akan dilihat profil kinetikanya. Data laju kinetik kurkumin dalam dispersi
padat dapat memberikan informasi mengenai stabilitas dari sediaan kurkumin
dalam dispersi padat tersebut dan dapat memprediksi stabilitas jangka panjang
dari sediaan tersebut. Hipotesis dari penelitian ini adalah, dengan formulasi DP
kurkumin dengan pembawa PVP K-30 pada berbagai drugload akan memberikan
profil kinetika degradasi termal dan stabilitas penyimpanan yang berbeda
dibandingkan dengan campuran fisik.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex
Iwaki), spray dryer (Lab Plant SD-05), timbangan analitik (Mettler Toledo),
hotplate magnetic stirrer, Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1240), mikropipet
(Socorex), makropipet (Socorex), pH indikator universal (Merck), climatic
chamber (Memmert), waterbath (Memmert), alat uji disolusi tipe dayung
(Guoming RC-6D Dissolution Tester) termometer, dry box, ayakan nomor mesh
50, mortir dan stamper.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kurkumin
(Nacalai Tesque), ekstrak kunyit terstandar (PT. Phytochemindo Reksa) dengan
kadar kurkumin sebesar 84,675% (ditetapkan dengan spektrofotometer visible di
Laboratorium Analisa Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), etanol
96%, metanol p.a., polyvinylpyrrolidone K30 (PVP K-30), Sodium Lauril Sulfat
(SLS) 0,5%, dapar fosfat pH 6,0 sebagai medium disolusi.
Pembuatan Larutan Baku Kurkumin
1. Larutan Stok Kurkumin
Kurkumin ditimbang seksama 1 mg, dilarutkan dengan 1 mL metanol
dan disimpan dalam wadah terlindung cahaya. Konsentrasi larutan yang
didapat sebesar 1000 µg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Larutan Intermediet
Larutan intermediet dibuat dari larutan stok sehingga konsentrasi larutan
menjadi 10 µg/mL.
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
1. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut Medium
Disolusi
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL, 1,5 mL dan 3
mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan diencerkan dengan
medium disolusi hingga batas tanda. Larutan di-scanning absorbansinya pada
panjang gelombang antara 400-600 nm pada spektrofotometer UV-Vis.
2. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut Metanol
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL, 1,5 mL dan 3
mL dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan diencerkan dengan metanol
hingga batas tanda. Larutan di-scanning absorbansinya pada panjang
gelombang antara 400-600 nm pada spektrofotometer UV-Vis.
Verifikasi Metode Analisis
1. Akurasi dan Presisi
Larutan intermediet kurkumin dibuat tiga seri dengan konsentrasi 0,538;
3,232; 5,384 (µg/mL) kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 5,0 mL
diencerkan dengan medium disolusi hingga batas tanda. Serapan diukur pada
panjang gelombang maksimum. Replikasi sebanyak tiga kali. Akurasi
dinyatakan dengan % perolehan kembali dan presisi dinyatakan dengan nilai
koefisien variasi.
2. Linearitas
Larutan intermediet dibuat tiga seri dengan rentang konsentrasi 0,011;
0,021; 0,043; 0,085; 0,173; 0,214; 0,416; 0,538; 1,080; 2,078; 3,232; 4,365;
5,384; 6,444 (µg/mL) masing-masing dimasukkan dalam labu ukur 5,0 mL dan
diencerkan dengan medium disolusi hingga tanda batas. Serapan diukur pada
panjang gelombang maksimum. Replikasi sebanyak tiga kali, lalu dianalisis
dengan Least Square Analysis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pembuatan Kurva Baku
1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Larutan intermediet kurkumin dibuat enam seri dengan konsentrasi
0,538; 1,080; 2,078; 3,232; 4,365; 5,384 (µg/mL) kemudian dimasukkan ke
dalamlabu takar 5,0 mL diencerkan dengan metanol hingga batas tanda.
Larutan ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
Replikasi sebanyak tiga kali. Persamaan kurva baku didapat dengan
menghitung regresi linear.
2. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak konsentrasi 0,011;
0,021; 0,043; 0,085; 0,0173; 0,214; 0,416; 0,538; 1,080; 2,078; 3,232; 4,365;
5,384; 6,444 (µg/mL) dimasukkan ke dalam labu takar 5,0 mL,diencerkan
dengan dapar fosfat pH 6,0 dengan 0,5% SLS hingga batas tanda. Larutan
diukur pada panjang gelombang maksimum. Replikasi sebanyak tiga kali.
Persamaan kurva baku didapat dengan menghitung regresi linear.
Pembuatan Dispersi Padat (DP) Ekstrak Kunyit-PVP K-30 dengan Drug
Load 10%, 20% dan 30%
Formula DP mengandung drugload ekstrak kunyit sebesar 10%, 20% dan
30% (Tabel I) dengan metode preparasi yang pernah dilakukan oleh Setyaningsih
(2016). Masing-masing bahan kurang lebih ditimbang sesuai perbandingan.
Ekstrak kunyit dilarutkan dalam PVP K-30 dilarutkan dalam etanol 96% sambil
diaduk dengan magnetic stirrer. Setelah itu campuran kedua bahan dikeringkan
dengan spray drying dengan parameter suhu inlet 70oC. Serbuk yang didapatkan
dari hasil spray drying ditimbang sebanyak ±500 mg dan dimasukkan ke dalam
kapsul kosong 00, kemudian dibagi untuk disimpan ke dalam pada climatic
chamber (suhu 40oC±2oC; RH 75%±5%) dan dry box (Suhu 25oC±5oC dan RH
50%±5%) untuk kemudian dilakukan uji disolusi.
Tabel I. Perbandingan Formula Ekstrak Kunyit-PVP K-30 Formula
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak kunyit (g) 2 4 6
PVP K-30(g) 18 16 14
Drug load (%) 10 20 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pembuatan Campuran Fisik (CF) Ekstrak Kunyit-PVP K-30 dengan Drug
Load 10%, 20% dan 30%
Formula CF dibuat sesuai metode yang dilakukan Setyaningsih (2016)
dengan proporsi ekstrak kunyit-PVP K-30 pada formula yang sama tertera pada
tabel I. Campuran fisik dibuat dengan mencampurkan ekstrak kunyit dan PVP K-
30, yang telah diayak sebelumnya dengan ayakan no. mesh 50. Pencampuran
kedua serbuk dilakukan di atas mortir tanpa penggerusan. Serbuk kemudian
ditimbang sebanyak± 500 mg dan dimasukkan ke dalam kapsul kosong 00,
kemudian dibagi untuk disimpan ke dalam pada climatic chamber (suhu
40oC±2oC; RH 75%±5%) dan dry box (suhu 25oC±5oC dan RH 50%±5%) untuk
kemudian dilakukan uji disolusi.
Pembuatan Medium Disolusi
Medium disolusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5%
sodium lauril sulfat (SLS) dalam 20 mM dapar fosfat pH 6.
Uji Drug Load dalam DP dan CF Ekstrak Kunyit-PVP K-30
Serbuk DP dan CF masing-masing ditimbang seksama sebanyak 10,0 mg
dilarutkan dengan metanol p.a. di dalam labu takar 10 mL dan di-vortex hingga
sampel terlarut. Larutan diencerkan 150 kali kemudian diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum dan dihitung kadar kurkumin berdasarkan pada
kurva baku.
Uji Kinetika Degradasi Termal
Pengaruh temperatur terhadap degradasi kurkumin dalam sediaan DP dan
CF ekstrak kunyit-PVP K-30, mengikuti metode penelitian yang dilakukan
Herdiana et al., (2014) dan Naksuriya et al., (2015). DP dan CF kurkumin-PVP
K-30 dilarutkan kedalam medium disolusi hingga diperoleh konsentrasi 10µg/mL.
Larutan dibagi untuk tiap waktu pencuplikan dengan volume yang sama 10,0 mL
di dalam labu takar, kemudian diberi perlakuan panas di dalam waterbath dengan
tiga temperatur berbeda yaitu 85, 90 dan 95oC (Herdiana et al., 2014) selama
jangka waktu percobaan. Tiap tabung diambil pada menit ke 0, 5, 10, 30, dan 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Sampel kemudian direndam dalam icebath selama kurang lebih 10 menit
(Naksuriya et al., 2015). Selama pengujian sampel dikondisikan terlindung dari
cahaya. Sampel kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum. Hasil absorbansi yang diperoleh kemudian dihitung kadar kurkumin
berdasarkan pada kurva baku.
Analisis Kinetika Degradasi Termal
Analisis kinetika degradasi termal DP dan CF ekstrak kunyit-PVP K-30
dilakukan dengan:
1. Penentuan Orde
Konstanta laju reaksi yang diperoleh dengan menentukan kinetika orde
reaksi dari dispersi padat kurkumin-PVP K-30. Konsentrasi senyawa dihitung
kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi (Ct) dengan waktu
pencuplikan. Orde reaksi dari penelitian dipilih dengan nilai R2 yang
mendekati 1 dari persamaan kecepatan reaksi (k) orde nol, orde satu dan orde
dua yang didapatkan dengan persamaan :
a. Orde nol
𝐶𝑡 = 𝐶0 − 𝑘0𝑡 (1)
Persamaan k orde nol didapatkan dengan memplotkan t (waktu) dengan
Ct (kadar pada tiap waktu pencuplikan)
b. Orde satu
ln 𝐶𝑡 = ln 𝐶0−𝑘1𝑡 (2)
Persamaan k orde satu didapatkan dengan memplotkan t dengan ln Ct
c. Orde dua 1
𝐶𝑡=
1
𝐶0+ 𝑘2𝑡 (3)
Persamaan k orde dua didapatkan dengan memplotkan t dengan 1/Ct
2. Penentuan waktu paruh
Menentukan waktu paruh dari nilai k yang diperoleh pada uji degradasi
terhadap suhu dengan rumus:
1. Orde nol
𝑡1/2 =𝐶0
2𝑘0 (4)
2. Orde satu
𝑡1/2 =0,693
𝑘1 (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Orde dua
𝑡1/2 =1
𝑘2𝐶0 (6)
3. Menentukan energi aktivasi (Ea) menurut model persamaan Arrhenius:
ln 𝑘 = ln 𝐴 −𝐸𝑎
𝑅
1
𝑇 (7)
Ea didapatkan dari persamaan regresi 1/T (T: suhu dalam kelvin) dengan
ln k dari persamaan orde yang dipilih, dikalikan dengan R (tetapan gas: 8,314
J/mol.K).
Uji Stabilitas Penyimpanan
Uji stabilitas sediaan terhadap penyimpanan dilakukan dengan
menyimpan DP kurkumin-PVP K-30 dan CF kurkumin-PVP K-30 pada suhu
kamar/dry box (suhu 25oC±5oC dan RH 50%±5%) dan pada climatic chamber
(suhu 40oC±2oC; RH 75%±5%) selama 4 minggu. Evaluasi disolusi dilakukan
pada minggu ke-0 dan ke-4. Evaluasi disolusi dilakukan dengan analisis uji
disolusi untuk melihat efisiensi disolusi dari sampel selama penyimpanan.
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan pada DP ekstrak kunyit-PVP K-30 dan CF ekstrak
kunyit-PVP K-30 yang telah ditimbang sebanyak kurang lebih sebanyak 500mg,
yang kemudian disimpan dalam dry box dan climatic chamber. Masing-masing
sampel dalam kapsul yang telah disimpan diambil sesuai waktu pencuplikan
(minggu ke-0 dan minggu ke-4). Kapsul kemudian diuji disolusi menggunakan
medium disolusi buffer fosfat pH 6,0 dengan sodium lauryl sulphate 0,5%
sebanyak 500 mL serta alat disolusi tipe 2 USP dayung dengan kecepatan putar 75
rpm. Pencuplikan dilakukan pada interval waktu 0, 5, 10, 15, 30, 45, 60 dan 120
menit, diambil sebanyak 5 mL cuplikan dan kemudian ditambahkan kembali 5 mL
medium disolusi ke dalam chamber disolusi. Kemudian sampel di sentrifugasi
selama 5 menit dengan kecepatan 6000 rpm. Supernatan diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum.
Kadar kurkumin didapat dari perhitungan menggunakan persamaan kurva baku.
Presentase kurkumin terdisolusi merupakan kadar kurkumin yang terdisolusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara statistik dengan aplikasi real statistic pada
Microsoft Excel. Untuk uji kinetika degradasi nilai Ea kurkumin pada setiap
formula DP dan CF dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk
Test. Bila data yang terdistribusi normal, pengujian dilakukan dengan uji statistik
parametrik two paired T-test dengan taraf kepercayaan 95%. Namun bila data
tidak terdistribusi normal, pengujian dilakukan dengan uji statistik non parametrik
yaitu Wilcoxon signed-ranked test. Untuk uji stabilitas penyimpanan, nilai
efisiensi disolusi kurkumin pada DP dan CF untuk minggu 0 dan minggu 4 pada
tiap kondisi penyimpanan (dry box dan climatic chamber), di uji normalitas
dengan menggunakan Saphiro-Wilk Test. Bila data yang dihasilkan normal maka
pengujian dilakukan dengan uji statistik parametrik uji F dan uji T. Namun bila
data tidak terdistribusi normal, pengujian dengan uji statistik non parametrik
Mann-Whitney.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinetika degradasi dan
stabilitas kurkumin dalam sediaan DP ekstrak kunyit-PVP K-30 terhadap
temperatur dan waktu penyimpanan dalam berbagai drug load. Drug load yang
digunakan adalah 10%, 20% dan 30%. Setyaningsih (2016), Paradkar et al (2004),
dan Kaewnopparat et al (2009) telah melakukan penelitian dengan
menginkorporasi ekstrak kunyit ke dalam PVP K-30 dengan teknik dispersi padat
dan telah teruji bahwa formulasi tersebut memberikan profil disolusi yang lebih
baik dibandingkan dengan campuran fisik. Namun dalam penelitian tersebut
pengujian stabilitas terhadap formula ekstrak kunyit-PVP K-30 masih terbatas
pada stabilitas penyimpanan(Setyaningsih, 2016, dan Kaewnopparat et al., 2009)
dan belum mengkaji profil kinetika degradasi serta stabilitas penyimpanan
dipercepat.
Metode yang digunakan peneliti dalam pembuatan dispersi padat
mengacu pada penelitian Setyaningsih (2016) dimana ekstrak kunyit dan PVP K-
30 dilarutkan kedalam etanol 96% dan dikeringkan dengan metode spray drying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Metode ini digunakan agar dalam proses pembuatan dispersi padat, kurkumin
tidak terpapar suhu tinggi terlalu lama untuk menghindari degradasi kurkumin
(Chiou and Riegelmant, 1971).
Pada awal penelitian dilakukan penetapan kadar kurkumin pada ekstrak
kunyit yang didapat dari PT Phytochemindo Reksa. Penetapan kadar ini bertujuan
untuk mengetahui bila ada pengurangan kadar kurkumin dalam ekstrak tersebut
selama penyimpanan. Dari uji penetapan kadar diperoleh kadar kurkumin dalam
ekstrak kunyit sebesar 84,675%.
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan karena pada panjang
gelombang tersebut memiliki kepekaan paling tinggi saat mendeteksi senyawa
yang akan diukur. Pada penelitian ini diperoleh panjang gelombang maksimum
dalam pelarut metanol adalah 424 nm. Kemudian panjang gelombang maksimum
dalam pelarut medium disolusi adalah 430 nm.
Verifikasi Metode
1. Akurasi dan Presisi
Rata-rata % perolehan kembali dan koefisien variasi pada konsentrasi
rendah, tengah dan tinggi dapat dilihat pada (Tabel II). Menurut AOAC (2016),
untuk sampel dengan rentang kadar 0,1 µg/mL hingga 10 µg/mL memiliki rentang
80-110% dan untuk koefisien variasi untuk sampel dengan kadar 1 µg/mL
memiliki rentang batas KV <11% yang dapat diterima. Sehingga % perolehan
kembali dan KV yang didapatkan dalam penelitian dapat diterima.
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi
Konsetrasi
Teoritis
(µg/mL)
Konsentrasi yang
didapat (µg/mL)
% Perolehan
Kembali
KV
(%)
0,538 0,51 95,55 1,46
0,50 92,80
0,51 94,17
3,232 3,13 96,69 0,36
3,12 96,46
3,10 96,00
5,384 5,32 98,84 3,26
4,99 92,66
5,12 95,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Linearitas
Selain akurasi dan presisi, dalam verifikasi metode analisis didapatkan
pula koefisien korelasi atau r sebesar 0,9969 (R2=0,9939) (Gambar 1). AOAC
(2002) menyatakan bahwa linearitas/r>0,99, sehingga dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa metode yang digunakan telah memenuhi syarat linearitas.
Gambar 1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi
Kurva Baku
1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi
Kurva baku medium disolusi di buat dengan 14 seri konsentrasi.
Persamaan kurva baku yang didapatkan adalah y=0,1352x+0,0095 (Gambar 1).
2. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Kurva baku medium disolusi di buat dengan 6 seri konsentrasi.
Presamaan kurva baku yang didapatkan dengan pelarut metanol adalah
y=0,1349x+0,0035 (Gambar 2).
Gambar 2. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Uji Drug Load dalam DP dan CF Ekstrak Kunyit- PVP K-30
Pengujian kadar DP dan CF dilakukan untuk melihat konsentrasi zat aktif
dalam formula dispersi yang telah dibuat, agar mengetahui adanya kehilangan
y = 0,1352x + 0,0095R² = 0,9939
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
1
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
abso
rban
si λ
43
0
konsentrasi (µg/mL)
y = 0,1349x + 0,0035R² = 0,9944
00,10,20,30,40,50,60,70,8
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
abso
rban
si λ
42
4
konsentrasi (µg/mL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel III. Hasil Uji Drug Load Formula Rata-rata Drug
Load yang Didapat
± SD (%)
Drug Load
Sebenarnya (%)
% Perolehan
Kembali (%)
KV (%)
DP 10% 9,36±0,06 8,47 110,53 0,69
DP 20% 18,74±0,11 16,93 110,66 0,59
DP 30% 27,35±0,25 25,40 107,68 0,90
CF 10% 8,36±0,42 8,47 98,71 5,04
CF 20% 15,92±1,61 16,93 94,00 10,13
CF 30% 26,07±1,56 25,40 102,65 3,91
Keterangan: DP = Dispersi Padat; CF = Campuran Fisik; SD = Standar Deviasi
atau kelebihan zat aktif setelah proses preparasi. DP dan CF ekstrak kunyit-PVP
K-30 disiapkan dalam tiga formula dengan perbedaan drug load pada tiap
formula. Pada formula 1 memiliki drug load sebesar 10%, formula 2 sebesar 20%
dan formula 3 sebesar 30%. Dari hasil uji kadar kurkumin, didapatkan rata-rata
drug load untuk DP formula 1 sebesar 9,36%, formula 2 sebesar 18,74% dan
formula 3 sebesar 27,35%. Kemudian pada CF didapatkan rata-rata drug load
untuk formula 1 sebesar 8,36%, formula 2 sebesar 15,92% dan formula 3 sebesar
26,07%. Dari hasil drug load yang diperoleh pada DP formula 1 hingga 3 dan CF
formula 3 lebih besar dari drug load sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena
kesalahan acak selama proses preparasi formula dan selama proses pembuatan
pada proses pengayakan. Pada saat melakukan proses formulasi, penimbangan
dilakukan secara kurang lebih, sehingga apabila terjadi deviasi dari kelebihan
penimbangan bahan akan berpengaruh pada kenaikan drug load yang diperoleh.
Uji Kinetika Degradasi Termal
1. Penentuan Orde
Kajian kinetika degradasi termal dalam penelitian ini meliputi penentuan
orde reaksi, energi aktivasi (Ea), dan perhitungan waktu paruh dari formula DP
dan CF ekstrak kunyit-PVP K-30. Penentuan orde reaksi diperoleh dengan
memplotkan konsentrasi yang didapat dari pengujian terhadap waktu (Lampiran
8.), mengikuti persamaan (1), (2) atau (3) pada bagian rumus penentuan orde
reaksi sebelumnya. Orde reaksi yang dipilih merupakan orde dengan persamaan
yang memiliki rata-rata nilai R2 yang mendekati 1 (Herdiana et al., 2014) (Tabel
IV). Nilai R2 digunakan sebagai penentu orde reaksi dikarenakan kurva yang
dihasilkan dari persamaan tiap orde merupakan regresi linear dari waktu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
konsentrasi. Nilai R2 merupakan koefisien determinasi yang dapat pula melihat
linearitas dari suatu kurva. Sehingga nilai R2 yang mendekati 1 dinilai memiliki
persamaan yang linear, dan persamaan dari orde yang lebih linear akan digunakan
sebagai orde kesimpulan.
Dari nilai R2 yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa reaksi degradasi
kurkumin mengikuti kinetika degradasi orde 2, dimana pada orde tersebut laju
reaksi bergantung pada konsentrasi suatu reaktan yang dikuadratkan atau
konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan dengan
bilangan satu (Sinko, 2006). Orde kesimpulan pada penelitian ini berbeda dengan
orde reaksi yang didapatkan pada penelitian Naksuriya (2016), dimana pada
penelitian tersebut kurkumin mengikuti kinetika orde 1 dengan formulasi
kurkumin dengan pembawa polimer mPEG-HPMA-Bz. Namun, pada penelitian
tersebut degradasi yang dilakukan tidak menggunakan suhu namun meggunakan
peningkatan pH (degradasi kimia). Pada penelitian Haque (2017) yang meneliti
degradasi intensitas warna kurkumin pada suhu yang berbeda, menunjukkan
kurkumin mengikuti pseudo second-order kinetics, namun tidak melakukannya
pada formulasi. Dari perbedaan orde reaksi kurkumin yang dihasilkan dari tiap
desain penelitian kinetika degradasi, maka dapat disimpulkan bahwa penentuan
orde reaksi suatu formula obat perlu dilakukan pada setiap pengujian kinetika
degradasi dikarenakan terdapat perbedaan orde laju reaksi, tergantung dari
prosedur pengujian kinetika degradasi dan sistem formulasi yang digunakan.
Tabel IV. Nilai R2 Orde 0, 1 dan 2 dari DP Formula 1-3 dan CF Formula 1-3
Formula Rata-rata R2
Orde 0 ±SD
(t vs Ct)
Rata-rata R2
Orde 1±SD
(t vs Ln Ct)
Rata-rata R2
Orde 2±SD
(t vs 1/Ct)
Orde
Kesimpulan
DP 1 0,9735±0,01 0,9926±0,00 0,9941±0,00 Orde 2
DP 2 0,9320±0,03 0,9722±0,02 0,9861±0,01 Orde 2
DP 3 0,9618±0,03 0,9886±0,01 0,9923±0,00 Orde 2
CF 1 0,9719±0,02 0,9883±0,01 0,9908±0,00 Orde 2
CF 2 0,9381±0,02 0,9774±0,01 0,9879±0,01 Orde 2
CF 3 0,9763±0,01 0,9955±0,00 0,9914±0,01 Orde 2
Keterangan : t = waktu pencuplikan ; Ct = konsentrasi pada waktu (t)
2. Menentukan Energi Aktivasi dan Prediksi Waktu Paruh
Langkah selanjutnya setelah ditentukannya kinetika orde, adalah
membuat kurva hubungan antara 1/T dimana T merupakan suhu percobaan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kelvin dengan Ln dari konstanta laju reaksi (k) (Lampiran 8). Nilai k didapat dari
slope persamaan kinetika orde kesimpulan pada penelitian ini yaitu kinetika orde
2 pada tiap formula DP dan CF (Tabel V). Hasil Ea didapat dari slope persamaan
antara 1/T (sumbu x) dengan ln k (sumbu y), dikalikan dengan tetapan R (8,314
J/mol.K) atau mengacu pada persamaan (7) pada bagian persamaan Arrhenius
sebelumnya. Hasil Ea pada tiap formula DP dan CF ekstrak kunyit-PVP K-30
dapat dilihat pada grafik yang tertera pada Gambar 1.
Tabel V. Nilai k, ln K DP dan CF Formula 1-3 Formula T (Kelvin) 1/T Nilai k (menit-1) Ln k
DP 1 358 0,00279 6,14 x 10-5 -9,69867
363 0,00275 0,00014 -8,87118
368 0,00272 0,00024 -8,32194
DP 2 358 0,00279 5,76 x 10-5 -9,76266
363 0,00275 6,12 x 10-5 -9,70166
368 0,00272 0,00030 -8,11527
DP 3 358 0,00279 2,46 x 10-5 -10,61138
363 0,00275 5,91 x 10-5 -9,73568
368 0,00272 0,00011 -9,14833
CF 1 358 0,00279 8,55 x 10-5 --9,36713
363 0,00275 0,00025 -8,30853
368 0,00272 0,00041 -7,78878
CF 2 358 0,00279 8,92 x 10-5 -9,32509
363 0,00275 0,00022 -8,41839
368 0,00272 0,00034 -7,99531
CF 3 358 0,00279 7,33 x 10-5 -9,52103
363 0,00275 0,00018 -864916
368 0,00272 0,00031 -8,07316
Keterangan : T = suhu percobaan; k = laju reaksi
Gambar 3. GrafikPerbandingan Energi Aktivasi DP-CF Formula 1-3
Semakin tinggi nilai Ea maka ketahanan suatu senyawa terhadap
pengaruh panas akan semakin baik (Herdiana et al., 2014). Hasil Ea pada tiap
formula DP dan CF tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada Gambar
Formula1 Formula2 Formula3
DP 151,0327904 178,9672348 160,3265909
CF 171,9807194 145,3538509 158,786584
0
50
100
150
200
En
erg
i A
kti
vasi
(Kj/
Mol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3 dapat dilihat bahwa nilai Ea tidak menunjukkan profil yang konsisten. Pada
formula 1 ditunjukkan bahwa nilai Ea DP lebih rendah dibandingkan dengan CF,
namun pada formula 2 dan 3 menunjukkan profil yang sebaliknya. Ketika diuji
secara statistik, tiap formula menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai
p-value (α=0,05) untuk formula 1 sebesar 0,1376, formula 2 sebesar 0, 0966 dan
formula 3 sebesar 0,1273. Hal ini menunjukkan formulasi DP tidak memberikan
profil kinetika yang berbeda dibandingkan dengan CF.
Tabel VI. Prediksi waktu paruh (t1/2) DP dan CF Formula 1-3
Formula Suhu(oC) t1/2 (menit)
DP 1 85 186,67
90 109
95 53,5
CF 1 85 214,44
90 92
95 42,5
DP 2 85 88,33
90 86,67
95 15
CF 2 85 161,11
90 71
95 44,67
DP 3 85 195
90 63,3
95 36
CF 3 85 150
90 51
95 32
Keterangan : t1/2 = waktu paruh
Selain mengetahui Ea, dari penelitian ini dapat diprediksi pula waktu
paruh dari tiap formula DP dan CF. Data waktu paruh diperoleh dari pembagian
antara intercept dan slope yang didapat dari persamaan t vs 1/Ct sebelumnya pada
tiap suhu percobaan. Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan zat untuk
terdegradasi menjadi separuhnya. Data prediksi waktu paruh seluruh formula pada
tiap suhu percobaan dapat dilihat pada Tabel VI. Pada tabel tersebut, dapat
dicermati bahwa setiap kenaikan suhu maka waktu paruh akan semakin
berkurang. Dengan semakin meningkatnya suhu, maka degradasi akan berjalan
semakin cepat, maka dari itu nilai waktu paruh akan semakin berkurang. Semakin
tinggi nilai waktu paruh, maka waktu yang diperlukan untuk zat tersebut
berkurang menjadi setengahnya akan semakin lama. Namun pada uji statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tidak ada perbedaan signifikan antara waktu paruh pada suhu 95oC antara DP
dengan CF formula 1 dan 3 dengan p-value (α=0,05) formula 1 sebesar 0,44029
dan formula 3 sebesar 0,1. Sedangkan pada formula 2 secara statistik
menunjukkan perbedaan waktu paruh secara signifikan dengan nilai p-value
(α=0,05) sebesar 0,0009. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah DP ekstrak
kunyit-PVP K-30 cenderung tidak memberikan perbedaan yang signifikan dalam
waktu paruh sediaan.
Uji Stabilitas Penyimpanan
Uji stabilitas penyimpanan dilakukan dengan menyimpan formula pada
climatic chamber (suhu 40oC±2oC; RH 75%±5%) dan suhu ruang/dry box (Suhu
25oC±5oC dan RH 50%±5%).
1. Penyimpanan Climatic Chamber
Evaluasi stabilitas penyimpanan dilakukan dengan uji disolusi. Uji
disolusi dilakukan pada minggu ke-0 dan pada minggu ke-4, setelah penyimpanan
pada climatic chamber. Suhu dan kelembapan climatic chamber diatur menjadi
sedemikian rupa (suhu 40oC±2oC, RH 75%±5%) karena pengujian yang akan
dilakukan merupakan pengujian stabilitas dipercepat, suhu dan kelembapan
tersebut merupakan guideline ICH (2003) dalam pelaksanaan uji stabilitas
dipercepat.
Uji disolusi dilakukan dengan melarutkan kapsul yang telah diisi sampel
DP atau CF ekstrak kunyit-PVP K-30 ke dalam medium disolusi (0,5% SLS
dalam 20mM dapar fosfat pH 6,0). Larutan dicuplik pada menit-menit tertentu
untuk diukur absorbansinya dan kemudian dihitung nilai % terdisolusinya serta
nilai DE menit ke 120 (Gambar 4). Berdasarkan kurva tersebut dapat dilihat bawa
% terdisolusi tiap formula DP dan CF pada minggu ke-0 dan minggu ke-4
memberikan profil % terdisolusi yang hampir sama apabila dibandingkan dengan
formula yang sama (misal DP1 minggu ke-0 dengan DP1 minggu ke-4).
Dapat dilihat pula pada semua formula, bahwa % terdisolusi pada
formula DP jauh lebih tinggi dibandingkan dengan CF. Profil % terdisolusi tidak
cukup untuk menggambarkan stabilitas dari formulasi DP dibandingkan dengan
CF selama penyimpanan. Maka perlu ditentukan nilai % efisiensi disolusi (DE)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
untuk mengungkapkan hasil uji disolusi zat aktif dalam suatu medium (Fudholi,
2013).
Hasil DE120 dapat dilihat pada Gambar 4d. Hasil dari DE120 dari tiap
formula DP pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 tidak menunjukkan perbedaan
secara signifikan dengan nilai p-value (α=0,05) untuk DP 1 sebesar 0,8409, DP 2
sebesar 0,357 dan DP3 sebesar 0,1629. Sedangkan hasil DE120 formula CF pada
minggu ke-0 dan minggu ke-4, pada CF 1 dan CF 3 juga tidak menunjukkan
perbedaan signifikan dari hasil DE120 dengan p-value (α=0,05) untuk CF I sebesar
0,0490 dan pada CF III sebesar 0,25. Sedangkan pada CF 2 terdapat perbedaan
signifikan dari hasil DE120 dengan p-value (α=0,05) untuk CF 2 sebesar 0,0408.
a. b.
c. d.
Gambar 4. Kurva Waktu vs Rata-rata % Terdisolusi DP dan CF (a. formula 1; b. formula 2;
c. formula 3) dan (d.) Grafik Perbandingan DE120 Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan
Climatic Chamber ( Keterangan: *=signifikan)
Hal ini menunjukkan bahwa selama penyimpanan di dalam climatic
chamber selama 4 minggu, formulasi DP ekstrak kunyit- PVP K-30 cenderung
tidak mengalami perubahan signifikan DE120 selama penyimpanan. Sedangkan
pada formulasi CF, kecuali pada CF 1 dan CF 3, terjadi perubahan signifikan dari
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
% T
erd
iso
lusi
Waktu (menit)
DP1 MINGGU 4 DP1 MINGGU 0
CF1 MINGGU 0 CF1 MINGGU 4
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
% T
erd
iso
lusi
Waktu (menit)
DP2 MINGGU 0 DP2 MINGGU 4CF2 MINGGU 0 CF2 MINGGU 4
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
% T
erd
iso
lusi
Waktu (menit)
DP3 MINGGU 0 DP3 MINGGU 4CF3 MINGGU 0 CF3 MINGGU 4
Formul
a 1
Mingg
u Ke-0
Formul
a 1
Mingg
u Ke-4
Formul
a 2
Mingg
u Ke-0
Formul
a 2
Mingg
u Ke-4
Formul
a 3
Mingg
u Ke-0
Formul
a 3
Mingg
u Ke-4
DE 120 DP (%) 78,95 78,40 67,44 69,13 72,39 63,94
DE 120 CF (%) 33,32 32,59 40,65 31,75 37,78 25,36
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
DE
12
0 (
%)
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DE120. Sehingga dari hasil ini kemudian dapat disimpulkan bahwa formulasi DP
ekstrak kunyit-PVP K-30 dapat memberikan stabilitas selama penyimpanan.
2. Penyimpanan Suhu Ruang/Dry Box
Pengujian stabilitas penyimpanan dilakukan pula pada suhu ruang, untuk
memberikan representasi penyimpanan formula pada saat berada pada kondisi
tersebut (misal pada saat obat berada di ruang obat di apotik). Evaluasi stabilitas
pada suhu ruang dilakukan dengan prosedur yang sama dengan pada climatic
chamber yaitu dengan uji disolusi pada minggu ke-0 dan minggu ke-4.
Hasil % terdisolusi formula 1 hingga 3 DP dan CF ekstrak kunyit-PVP
K-30 pada penyimpanan suhu ruang dapat dilihat pada Gambar 5a , Gambar 5b
dan Gambar 5c. Hasil % DE120 dapat dilihat perbandingannya pada Gambar 5d.
a. b.
c. d. Gambar 5. Kurva Waktu vs Rata-rata % Terdisolusi DP dan CF (a. formula 1; b. formula 2;
c. formula 3) dan (d.) Grafik Perbandingan DE120 Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan Dry
Box (keterangan: *=Signifikan)
Hasil % terdisolusi pada penyimpanan suhu ruang untuk tiap formula DP
dan CF memiliki profil yang tidak jauh berbeda yang dapat dilihat pada kurva
Gambar 3. Namun pada formula 1 DP dan CF (Gambar 3a) menunjukkan sedikit
perbedaan profil % terdegradasi pada menit 30, 45 dan 60 antara DP dan CF pada
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
%T
erd
iso
lusi
Waktu (Menit)DP1 Minggu 0 DP1 Minggu 4CF1 Minggu 0 CF1 Minggu 4
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
% T
erd
iso
lusi
Waktu (Menit)DP2 Minggu 0 DP2 Minggu 4CF2 Minggu 0 CF2 Minggu 4
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 50 100 150
% T
erd
iso
lusi
Waktu (Menit)
DP3 Minggu 0 DP3 Minggu 4
CF3 Minggu 0 CF3 Minggu 4
Formul
a 1
Mingg
u Ke-0
Formul
a 1
Mingg
u Ke-4
Formul
a 2
Mingg
u Ke-0
Formul
a 2
Mingg
u Ke-4
Formul
a 3
Mingg
u Ke-0
Formul
a 3
Mingg
u Ke-4
DE120 DP (%) 82,65 72,83 67,79 62,24 71,07 70,23
DE 120 CF (%) 45,29 31,77 35,03 29,74 28,44 26,03
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
DE
12
0 (
%)
**
**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
minggu ke-0 dengan minggu ke-4. Namun pada menit berikutnya pada formulasi
DP profil % terdisolusi berangsur kembali sama antara minggu ke-0 dengan
minggu ke-4.
Hasil DE120 pada penyimpanan suhu ruang mengalami perbedaan
dibandingkan dengan penyimpanan climatic chamber. Pada formula 1 dan
formula 2 DP dan CF mengalami perubahan signifikan antara hasil % DE120
minggu ke-0 dengan minggu ke-4 dengan nilai p-value (α=0,05) DP 1 sebesar
0,02008, CF 1 sebesar 0,0095, DP 2 sebesar 0,00685 dan CF 2 sebesar 0,02491.
Pada formula 3 DP dan CF hasil % DE120 minggu ke-0 dengan minggu ke- 4 tidak
terdapat perubahan signifikan dengan p-value (α=0,05) untuk DP 3 sebesar
0,4956 dan CF 3 sebesar 0,06619.
Perbedaan hasil DE120 antara penyimpanan climatic chamber dengan
penyimpanan suhu ruang disebabkan karena kondisi penyimpanan pada climatic
chamber lebih terkontrol dibandingkan pada penyimpanan pada dry box di suhu
ruang. Penyimpanan pada dry box memberikan profil DE120 dengan variasi yang
besar, akibat lebih tidak terkontrolnya penyimpanan pada dry box dibanding pada
climatic chamber. Dapat disimpulkan, bahwa formulasi DP ekstrak kunyit-PVP
K-30 dapat memberikan stabilitas penyimpanan yang lebih baik dibanding CF
pada kondisi yang terkontrol baik seperti pada climatic chamber.
KESIMPULAN
Dari hasil uji kinetika degradasi, terjadi kecenderungan bahwa formulasi
DP tidak dapat meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan panas pada
suhu 85, 90 dan 95oC dibanding dengan CF dilihat dari nilai Ea dan t1/2 antar kedua
formulasi yang tidak berbeda signifikan. Hasil pengujian stabilitas penyimpanan
menunjukkan pada kondisi penyimpanan terkontrol di climatic chamber (suhu
40oC±2oC; RH 75%±5%), formulasi DP dapat memberikan stabilitas
penyimpanan selama 4 minggu dibandingkan dengan CF dilihat dari
kemampuannya mempertahankan DE120. Namun pada penyimpanan suhu ruang di
dalam dry box (suhu 25oC±5oC dan RH 50%±5%), formulasi DP tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
memberikan stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan CF dikarenakan
terdapatnya variasi yang besar terhadap hasil DE120 yang diperoleh.
SARAN
Perlu dilakukan uji lanjutan seperti uji produk degradasi, untuk melihat
produk degradasi dari formula dan juga dilakukan penentuan waktu expired date
untuk mengetahui waktu kadaluarsa dari formula yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
DAFTAR PUSTAKA
Anand, P., Kunnumakkara, A.B., Newman, R.A., and Aggarwal, B.B., 2007.
Bioavailability of Curcumin : Problems and Promises, 4 (6), 807–818.
Chiou, W.L. and Riegelmant, S., 1971. Pharmaceutical Applications of Solid
Dispersion System. Journal of Pharmaceutical Sciences, 60 (9), 1281–1302.
Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan in Vitro. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
137-143.
Haque, A.N, Hussain, M., Smriti, S.A., Siddiqa, F., Farzana, N., 2017. Kinetic
Study of Curcumin on Modal Fabric. Departement of Chemical Engineering.
South Korea.
Herdiana, D.D., Utami, R., and Anandito, R.B.K., 2014. Kinetika Degradasi
Termal Aktivitas Antioksidan Pada Minuman Tradisional Wedang Uwuh
Siap Minum. Jurnal Teknosains Pangan, 3 (3), 44–53.
Jäger, R., Lowery, R.P., Calvanese, A. V, Joy, J.M., Purpura, M., and Wilson,
J.M., 2014. Comparative Absorption of Curcumin Formulations. Nutrition
Journal, 1–8.
Kaewnopparat, N., Kaewnopparat, S., Jangwang, A., Maneenaun, D., Chuchome,
T., and Panichayupakaranant, P., 2009. Increased Solubility, Dissolution and
Physicochemical Studies of Curcumin-Polyvinylpyrrolidone K-30 Solid
Dispersions. Sci. Eng. Tech, 55 (7), 229–234.
Kharat, M., Du, Z., Zhang, G., and McClements, D.J., 2016. Physical and
Chemical Stability of Curcumin in Aqueous Solutions and Emulsions :
Impact of pH , Temperature , and Molecular Environment. Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 1-37
Liu, Y., Liu, D., Zhu, L., Gan, Q., and Le, X., 2015. Temperature-Dependent
Structure Stability and In Vitro Release of Chitosan-Coated Curcumin
Liposome. Food Research International, 74, 97–105.
Naksuriya, O., van Steenbergen, M.J., Torano, J.S., Okonogi, S., and Hennink,
W.E., 2015. Research Article A Kinetic Degradation Study of Curcumin in
Its Free Form and Loaded in Polymeric Micelles. AAPS Journal, (12).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Nikghalb, L.A., Singh, G., Singh, G., and Kahkeshan, K.F., 2012. Solid
Dispersion: Methods and Polymers to Increase The Solubility of Poorly
Soluble Drugs. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2 (10), 170–175.
Paradkar, A., Ambike, A.A., Jadhav, B.K., and Mahadik, K.R., 2004.
Characterization of Curcumin – PVP Solid Dispersion Obtained by Spray
Drying. International Journal of Pharmaceutics, 271, 281–286.
Q1A(R2); ICH, 2003. ICH Q1A(R2)-Stability Testing of New Drug Substance
and Product.International Conference On Harmonisation, 6 (February),3.
Setyaningsih, D. 2016, Development of Solid Dispersion Formulation Containing
Curcumin and Curcuminoids to Improve Curcumin Dissolution and Relative
Bioavailability, Dissertation (M.,Sc), Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Shaikh, J., Ankola, D.D., Beniwal, V., Singh, D., and Kumar, M.N.V.R., 2009.
Nanoparticle Encapsulation Improves Oral Bioavailability of Curcumin by
At Least 9-Fold When Compared to Curcumin Administered With Piperine
as Absorption Enhancer. European Journal of Pharmaceutical Sciences, 37,
223–230.
Sinko P.J., 2006. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta: EGC,
498-543.
Sridhar, I., Doshi, A., Joshi, B., Wankhede, V., and Doshi, J., 2013. Solid
Dispersions : an Approach to Enhance Solubility of poorly Water Soluble
Drug. Journal of Scientific & Innovative Research, 2 (3), 685–694.
Thangavel, S., Yoshitomi, T., Sakharkar, M.K., and Nagasaki, Y., 2015. Redox
Nanoparticles Inhibit Curcumin Oxidative Degradation and Enhance its
Therapeutic Effect on Prostate Cancer. Journal of Controlled Release, 1-15
Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC, 47-48.
Yallapu, M.M., Jaggi, M., and Chauhan, S.C., 2012. Curcumin
Nanoformulations : a Future Nanomedicine for Cancer. Drug Discovery
Today, 17 (1–2), 71–80.
Yoshioka, S., Stella V.J., 2000. Stability of Drugs and Dosage Forms. New York:
Kluwer Academic, 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT
Phytochemindo Reksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin dari Nacalai. Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis : Akurasi dan Presisi Medium
Disolusi
Lampiran 5.Summary Output Regreession Statistics Kurva Baku Kurkumin
dalam Medium Disolusi
Lampiran 6. Summary Output Regression Statistic Kurva Baku Kurkumin
dalam Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 7. Pembuatan Dispersi Padat
1. Perhitungan Rendemen
𝑷𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹𝒆𝒏𝒅𝒆𝒎𝒆𝒏 =𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 (𝒈)
𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝒈)× 𝟏𝟎𝟎%
Formula
I II III
Bobot akhir (g) 11,226 7,515 10,666
Bobot total (g) 20,000 20,000 20,001
Yield (%) 56,13 37,575 53,327
Lampiran 8. Uji Kinetika Degradasi
1. Penimbangan Formula
a. Contoh cara penimbangan formula DP 1
Formula/Replikasi Penimbangan Bobot (g)
DP1 / 1 Perkamen 0.12700
Perkamen + Isi 0.13700
Sisa 0.12700
Isi 0.01
Keterangan: DP: Dispersi Padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Hasil Data Uji Kinetika Degradasi
a. Perhitungan dan kurva penentuan orde kinetika degradasi i. Contoh perhitungan penentuan orde 0 kinetika degradasi DP 1 suhu 95
Formula Suhu Waktu
(menit)
Abs
replikasi
1
Abs
replikasi
2
Abs
replikasi
3
Ct
replikasi
1(µg/mL)
Ct
replikasi
2(µg/mL)
Ct
replikasi
3(µg/mL)
Rata-rata Ct
±SD (µg/mL)
R2 (t vs
Ct)
Rata-rata R2±SD
DP 1 95 0 0,136 0,135 0,135 93,57 92,83 92,83 93,07±0,43 0,9601 0,9735±0,01
5 0,12 0,119 0,12 81,73 80,99 81,73 81,48±0,43
10 0,112 0,111 0,113 75,81 75,07 76,55 75,81±0,74
30 0,088 0,084 0,089 58,06 55,10 58,80 57,32±1,96
60 0,063 0,061 0,063 39,57 38,09 39,57 39,08±0,85
ii. Contoh perhitungan penentuan orde 1 kinetika degradasi DP1 Formula Suhu Waktu
(menit)
Ct replikasi
1(µg/mL)
Ct replikasi
2(µg/mL)
Ct replikasi
1(µg/mL)
ln Ct
replikasi 1
ln Ct
replikasi 2
ln Ct
replikasi 3
Rata-rata ln
Ct±SD
R2(t vs ln
Ct)
Rata-rata
R2±SD
DP1 95 0 93,57 92,83 92,83 4,54 4,53 4,53 4,53± 0,00 0,9899 0,9926±0,00
5 81,73 80,99 81,73 4,40 4,39 4,40 4,40± 0,01
10 75,81 75,07 76,55 4,33 4,32 4,34 4,33± 0,01
30 58,06 55,10 58,80 4,06 4,01 4,07 4,05± 0,03
60 39,57 38,09 39,57 3,68 3,64 3,68 3,67± 0,02
iii. Contoh perhitungan penentuan orde 2 kinetika degradasi DP1 Formula Suhu Waktu
(menit)
Ct replikasi
1(µg/mL)
Ct replikasi
2(µg/mL)
Ct replikasi
1(µg/mL)
1/Ct
replikasi 1
1/Ct
replikasi
2
1/Ct replikasi
3
Rata-rata
1/Ct±SD
R2 (t vs
1/Ct)
Rata-rata
R2± SD
DP1 95 0 93,57 92,83 92,83 0,0107 0,0108 0,0108 0,0107±0,00 0,9965 0,9941±0,00
5 81,73 80,99 81,73 0,0122 0,0123 0,0122 0,0123±0,00
10 75,81 75,07 76,55 0,0132 0,0133 0,0131 0,0132±0,00
30 58,06 55,10 58,80 0,0172 0,0181 0,0170 0,0175±0,00
60 39,57 38,09 39,57 0,0253 0,0263 0,0253 0,0256±0,00
Penarikan kesimpulan:
Dikarenakan pada orde 2 rata-rata nilai R2 yang didapatkan lebih tinggi dibanding pada orde 0 dan orde 1 maka orde reaksi
yang digunakan pada percobaan ini adalah orde 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Kurva orde 0 (t vs Ct), orde 1 (t vs lnCt), orde 2 (t vs 1/Ct) formula
1, formula 2, formula 3
i. Kurva formula 1
a. b.
c. d.
e. f.
Keterangan: a. kurva orde 0 DP 1; b. kurva orde 1 DP 1; c kurva orde 2 DP 1; d.
kurva orde 0 CF 1; e. kurva orde 1 CF 1; f. kurva orde 2 CF 1
y = -0,3673x + 88,704R² = 0,9818
y = -0,6464x + 88,895R² = 0,9834
y = -0,848x + 87,163R² = 0,9601
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct DP 1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0047x + 4,4883R² = 0,9896
y = -0,0094x + 4,4989R² = 0,9964
y = -0,0144x + 4,4815R² = 0,9899
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct DP 1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 6E-05x + 0,0112R² = 0,9937
y = 0,0001x + 0,0109R² = 0,9967
y = 0,0002x + 0,0107R² = 0,9965
0,0000
0,0050
0,0100
0,0150
0,0200
0,0250
0,0300
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct DP1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95y = -0,1814x + 51,511
R² = 0,9785y = -0,3867x + 52,607
R² = 0,9886y = -0,5479x + 54,927
R² = 0,9532
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct CF 1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0039x + 3,9424R² = 0,9866
y = -0,0096x + 3,9735R² = 0,9959
y = -0,0145x + 4,024R² = 0,991
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct CF 1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 9E-05x + 0,0194R² = 0,9922
y = 0,0002x + 0,0185R² = 0,9895
y = 0,0004x + 0,0171R² = 0,995
0,0000
0,0100
0,0200
0,0300
0,0400
0,0500
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct CF 1
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ii. Kurva formula 2
a. b.
c. d.
e f.
Keterangan: a. kurva orde 0 DP 2; b. kurva orde 1 DP 2; c. kurva orde 2 DP 2; d.
kurva orde 0 CF 2; e. kurva orde 1 CF 2; f. kurva orde 2 CF 2
y = -1,2412x + 184,13R² = 0,9218
y = -1,3133x + 188,5R² = 0,9746
y = -2,3478x + 172,45R² = 0,9075
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct DP 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0084x + 5,2214R² = 0,9597
y = -0,0089x + 5,2488R² = 0,9918
y = -0,0244x + 5,1989R² = 0,9901
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct DP 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 6E-05x + 0,0053R² = 0,9841
y = 6E-05x + 0,0052R² = 0,996
y = 0,0003x + 0,0045R² = 0,9845
0,0000
0,0050
0,0100
0,0150
0,0200
0,0250
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct DP 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,3138x + 68,888R² = 0,9621
y = -0,5608x + 68,276R² = 0,9561
y = -0,724x + 70,401R² = 0,9103
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct CF 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0053x + 4,2329R² = 0,9772
y = -0,0109x + 4,2344R² = 0,9864
y = -0,015x + 4,2679R² = 0,975
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct CF 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 9E-05x + 0,0145R² = 0,9878
y = 0,0002x + 0,0142R² = 0,9981
y = 0,0003x + 0,0134R² = 0,9917
0,0000
0,0100
0,0200
0,0300
0,0400
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct CF 2
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
iii. Kurva formula 3
a. b
c. d.
e. f.
Keterangan: a. kurva orde 0 DP 3; b. kurva orde 1 DP 3; c. kurva orde 2 DP 3; d.
kurva orde 0 CF 3; e. kurva orde 1 CF 3; f. kurva orde 2 CF 3
y = -1,1858x + 255,5R² = 0,9783
y = -2,048x + 253,54R² = 0,9827
y = -2,7305x + 252,04R² = 0,9314
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct DP 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0054x + 5,5468R² = 0,9893
y = -0,0108x + 5,5503R² = 0,9973
y = -0,0164x + 5,5553R² = 0,9853
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct DP 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 2E-05x + 0,0039R² = 0,996
y = 6E-05x + 0,0038R² = 0,9957
y = 0,0001x + 0,0036R² = 0,9907
0,0000
0,0020
0,0040
0,0060
0,0080
0,0100
0,0120
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct DP 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,47x + 94,692R² = 0,9844
y = -0,7978x + 93,885R² = 0,9769
y = -1,0218x + 92,888R² = 0,973
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs Ct CF 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0058x + 4,5542R² = 0,9932
y = -0,0116x + 4,5568R² = 0,9962
y = -0,0171x + 4,5634R² = 0,9985
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs ln Ct CF 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 7E-05x + 0,0105R² = 0,9974
y = 0,0002x + 0,0102R² = 0,9958
y = 0,0003x + 0,0096R² = 0,9857
0,00000,00500,01000,01500,02000,02500,03000,0350
0 20 40 60 80
Ct
t
Kurva t vs 1/Ct CF 3
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Kurva penentuan energi aktivasi (1/T vs ln k)
a. b.
c. d.
e. f.
Keterangan : a. kurva DP 1; b. kurva CF 1; c. kurva DP 2; d. kurva CF 2; e. kurva
DP 3; f. kurva CF 3
y = -18153x + 41,052R² = 0,9883
-9,80000
-9,60000
-9,40000
-9,20000
-9,00000
-8,80000
-8,60000
-8,40000
-8,20000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
y = -20825x + 48,888R² = 0,9656
-10,00000
-9,00000
-8,00000
-7,00000
-6,00000
-5,00000
-4,00000
-3,00000
-2,00000
-1,00000
0,00000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
y = -21610x + 50,345R² = 0,7711
-12,00000
-10,00000
-8,00000
-6,00000
-4,00000
-2,00000
0,00000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
y = -17547x + 39,766R² = 0,9609
-9,40000
-9,20000
-9,00000
-8,80000
-8,60000
-8,40000
-8,20000
-8,00000
-7,80000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
y = -19291x + 43,318R² = 0,9889
-10,80000
-10,60000
-10,40000
-10,20000
-10,00000
-9,80000
-9,60000
-9,40000
-9,20000
-9,00000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
y = -19091x + 43,852R² = 0,9881
-9,60000
-9,40000
-9,20000
-9,00000
-8,80000
-8,60000
-8,40000
-8,20000
-8,00000
-7,80000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
ln K
1/T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 9. Statistika Uji Kinetika Degradasi
1. Uji Normalitas Energi Aktivasi (Ea) dan Waktu Paruh (t1/2) pada
Suhu 95oC Formula 1 (Shapiro-wilk Test)
a. Uji normalitas Ea Formula 1
Karena hasil terdistribusi normal maka data akan di uji dengan uji F dan uji T
b. Uji normalitas t1/2 pada suhu 95oC Formula 1
Karena hasil terdistribusi normal maka data akan di uji dengan uji F dan uji T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Uji Signifikansi Energi Aktivasi (Ea) menggunakan Uji F dan Uji
T Formula 1
3. Uji Signifikansi Waktu Paruh (t1/2) pada Suhu 95oC Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 10. Uji Stabilitas Penyimpanan
1. Massa isi kapsul
1. Sampel penyimpanan climatic chamber pengujian minggu
ke-0 formula 1
Sampel Replikasi 1
(mg)
Replikasi 2
(mg)
Replikasi 3
(mg)
Rata-rata
(mg)
SD
DP 1 500,7 501,6 501,4 501,3 0,47
CF 1 502,9 502,6 496,1 500,5 3,84
2. Contoh hasil data uji disolusi DP1 penyimpanan climatic chamber
minggu ke-0
1. Perhitungan %D
Menit abs C
(µg/mL)
Q
(µg/500mL)
Q
(mg)
%D Rata-rata
%D ±SD
0 0 0 0 0 0 0 0
5 R1 0,077 0,50 249,63 0,25 0,51 0,32±0,18
R2 0,051 0,31 153,48 0,15 0,31
R3 0,029 0,14 72,12 0,07 0,15
10 R1 0,015 2,03 1017,01 1,02 2,09 7,89±7,30
R2 0,052 15,72 7858,73 7,86 16,09
R3 0,024 5,36 2681,21 2,68 5,49
15 R1 0,045 13,13 6564,35 6,56 13,46 22,16±8,51
R2 0,09 29,77 14885,36 14,89 30,48
R3 0,069 22,00 11002,22 11,00 22,53
30 R1 0,163 56,77 28383,88 28,38 58,22 68,88±9,24
R2 0,206 72,67 36335,06 36,34 74,39
R3 0,205 72,30 36150,15 36,15 74,04
45 R1 0,22 77,85 38923,82 38,92 79,83 92,62±11,14
R2 0,268 95,60 47799,56 47,80 97,86
R3 0,274 97,82 48909,02 48,91 100,17
60 R1 0,277 98,93 49463,76 49,46 101,45 101,22±0,95
R2 0,279 99,67 49833,58 49,83 102,03
R3 0,274 97,82 48909,02 48,91 100,17
120 R1 0,274 97,82 48909,02 48,91 100,31 101,09±1,14
R2 0,28 100,04 50018,49 50,02 102,40
R3 0,275 98,19 49093,93 49,09 100,55
Keterangan : R=Replikasi; abs=Absorbansi; C= Konsentrasi; Q= Jumlah
kurkumin terukur; %D=Persen Terdisolusi; SD=Standar Deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Perhitungan AUC dan DE
Menit %D AUC DE Rata-rata DE ±SD
0 0 0 0 0 0
5 R1 0,51 1,28 0,26 0,16±0,09
R2 0,31 0,79 0,16
R3 0,15 0,37 0,07
10 R1 2,09 6,49 0,78 2,13±1,80
R2 16,09 41,01 4,18
R3 5,49 14,10 1,45
15 R1 13,46 38,87 3,11 6,43±3,78
R2 30,48 116,41 10,55
R3 22,53 70,06 5,64
30 R1 58,22 537,60 19,47 25,98±6,07
R2 74,39 786,49 31,49
R3 74,04 724,31 26,96
45 R1 79,83 1035,37 35,99 44,23±7,26
R2 97,86 1291,89 49,70
R3 100,17 1306,61 47,01
60 R1 101,45 1359,63 49,65 57,41±6,78
R2 102,03 1499,16 62,26
R3 100,17 1502,60 60,30
120 R1 100,31 6052,93 75,27 79,28±3,60
R2 102,40 6132,93 82,24
R3 100,55 6021,75 80,33
Keterangan : AUC=Area Under Curve; DE=Dissolution Efficiency
Lampiran 11. Statistika Uji Stabilitas Penyimpanan
1. Penyimpanan climatic chamber
a. Uji normalitas DE120 formula minggu ke-0 dan minggu ke-4
(Saphirro-Wilk)
Karena data DP1, DP2,DP3, CF1 dan CF2 terdistribusi normal,maka pengujian
signifikansi akan digunakan two paired samples-T test. Sedangkan karena pada
CF3 data tidak terdistribusi normal, maka digunakan pengujian Wilcoxon Signed-
ranked test untuk melihat signifikansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Uji signifikansi dengan Two Paired T-test untuk DP1-3&CF1-2
serta uji Wilcoxon Signed-Rank Test untuk CF 3
Keterangan: uji signifikansi DP 1 climatic chamber
Keterangan: uji signifikansi CF 1 climatic chamber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan: uji signifikansi DP2 climatic chamber
Keterangan: uji signifikansi CF 2 climatic chamber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterangan: uji signifikansi DP 3 climatic chamber
Keterangan: uji signifikansi CF 3 climatic chamber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Penyimpanan Dry Box
a. Uji normalitas DE120 formula minggu ke-0 dan minggu ke-4
(Saphirro-Wilk)
Karena seluruh data terdistribusi normal, maka digunakan uji Paired T-test untuk
melihat signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Uji signifikansi Paired T-test
Keterangan: uji signifikansi DP 1 dry box
Keterangan: uji signifikansi CF 1 dry box
Keterangan: uji signifikansi DP 2 dry box
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Keterangan: uji signifikansi CF 2 dry box
Keterangan: uji signifikansi DP 3 dry box
Keterangan: uji signifikansi CF 3 dry box
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 12. Foto Dispersi Padat
Lampiran 13. Foto Uji Drug Load
Lampiran 14. Foto Uji Kinetika Degradasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 15. Foto Uji Stabilitas Penyimpanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dengan nama lengkap Julius Fajar Aji Sasmita
lahir di Yogyakarta pada 19 Juli 1996 merupakan anak
kedua dari Franciska Ayuningsih dan Albertus
Mujiono. Setelah menempuh pendidikan di SD
Tarakanita Bumijo Yogyakarta, SMP Stella Duce 1
Dagen Yogyakarta, SMA Kolese De Britto Yogyakarta,
penulis melanjutkan studi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun
2014. Penulis menyelesaikan studi S-1 di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul tugas akhir yaitu :
“Kajian Kinetika Degradasi Termal dan Stabilitas Kurkuminoid dalam Sistem
Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-PVP K-30 pada Berbagai Drugload”. Selama masa
studi, penulis aktif untuk mengikuti berbagai macam kegiatan kemahasiswaan
seperti PPRTOS 2014 sebagai anggota divisi keamanan, mengikuti kegiatan
latihan kepemimpinan ISMAFARSI 1 hingga 3 (dari tingkat regional hingga
nasional), TITRASI 2015 sebagai anggota divisi teater, TITRASI 2016 sebagai
anggota divisi teater, BEMF sebagai anggota divisi Kaderisasi dan Kajian
Kefarmasian, ketua UKF dance “DNA”, koordinator MC lomba cerdas cermat
2016, koordinator MC PHARMACY PERFORMANCE 2016. Penulis juga pernah
berperan sebagai asisten praktikum Biofarmasetika Farmakokinetika (2017 dan
2018) dan asisten praktikum Farmakognosi Fitokimia (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related