Download - KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Transcript
Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI BENGKULU

Mei 2017

Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara

triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, untuk menganalisis

perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu secara komprehensif. Analisis dalam buku ini

mencakup Perkembangan Ekonomi Makro Daerah, Keuangan Pemerintah; Perkembangan

Inflasi Daerah; Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan, dan UMKM;

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan

Kesejahteraan; dan Prospek Perekonomian Daerah. Penerbitan buku ini bertujuan sebagai : (1)

Laporan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia tentang kondisi perkembangan ekonomi dan

keuangan di Provinsi Bengkulu, dan (2) Informasi kepada stakeholders di daerah mengenai

perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

Endang Kurnia Saputra : Kepala Perwakilan

Christin R. Sidabutar : Deputi Kepala Perwakilan

Dhony Iwan Kristanto : Analis Ekonomi

M. Fajar Andrianto : Analis Ekonomi

Heryanto Handoko : Analis Ekonomi

Deded Tuwanda Prima : Analis Ekonomi

M. Farhan Krisnadi : Analis Ekonomi

Softcopy buku ini dapat di-download dari website Bank Indonesia dengan alamat

http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/bengkulu/Default.aspx

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

ii

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

iii

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-

nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Misi Bank Indonesia

Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian nasional.

Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi

terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi

nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang

berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan Undang-Undang.

Nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau

berperilaku yaitu Trust (kepercayaan), Integrity (integritas), Professionalism (profesionalisme),

Excellence (kesempurnaan), Public Interest (kepentingan publik), dan Coordination and

Teamwork (koordinasi dan kerjasama).

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi

Bengkulu Mei 2017 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank

Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional diterbitkan secara triwulanan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah; Keuangan Pemerintah; Perkembangan Inflasi Daerah;

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan, dan UMKM; Penyelenggaraan

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan; dan

Prospek Perekonomian Daerah.

Kami sampaikan bahwa perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2017 tumbuh

sebesar 5,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 5,56% (yoy). Sementara itu, dari sisi harga, inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I

2017 tercatat sebesar 6,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2016 sebesar 5,00%

(yoy). Terkait kajian dimaksud, kami berharap informasi yang kami sajikan dapat menjadi salah

satu referensi dalam pembelajaran dan/atau proses pengambilan kebijakan beberapa pihak

terkait.

Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam

buku ini masih perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran membangun dari pengguna/pembaca demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Akhirnya, besar harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan melindungi setiap langkah

kita.

Bengkulu, 19 Mei 2017

KEPALA PERWAKILAN

BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU

Endang Kurnia Saputra

Deputi Direktur

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIK vi

DAFTAR GAMBAR viii

INFO GRAFIS

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH 1

1.1. Sisi Permintaan 1

1.2. Sisi Penawaran 10

BOKS 1. Potensi Investasi Bengkulu 14

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH 17

2.1. Penerimaan Pemerintah Provinsi 17

2.2. Belanja Pemerintahan Provinsi 19

BAB 3 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 23

3.1. Inflasi Tahunan 23

3.2. Inflasi Bulanan 29

3.3. Aktivitas Pengendalian Inflasi (TPID) 32

BOKS 2. Mengoptimalkan Kawasan Minapolitan Dalam Upaya

Pengendalian Inflasi 34

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES

KEUANGAN, DAN UMKM 37

4.1. Ketahanan Sektor Korporasi 37

4.2. Ketahanan Sektor Rumah Tangga 41

4.3. Eksposur Perbankan di Sektor UMKM 43

4.4. Pengembangan UMKM 45

BOKS 3. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha danLiaison 48

BAB 5 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN

UANG RUPIAH 53

5.1. Sistem Pembayaran Tunai 53

5.2. Sistem Pembayaran Non Tunai 54

BAB 6 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 57

6.1 Ketenagakerjaan 57

6.2 Kemiskinan 60

BAB 7 PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 61

7.1. Prospek Makroekonomi 61

7.2. Prospek Inflasi 63

7.3. Rekomendasi Kebijakan 64

TABEL INDIKATOR

DAFTAR ISTILAH

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Volume Ekspor Luar Negeri Provinsi Bengkulu (Berdasarkan Komoditas) 8

Tabel 1.2. Volume Ekspor Luar Negeri Provinsi Bengkulu (Berdasarkan Tujuan) 8

Tabel 1.3. Objek Wisata Bengkulu 23

Tabel 2.1. Pendapatan APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2016 26

Tabel 2.2. Belanja APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2016 28

Tabel 2.3. Belanja APBN Provinsi Bengkulu Tahun 2016 29

Tabel 3.1. Komoditas Inflatoir 32

Tabel 3.2. Komoditas Deflatoir 33

Tabel 3.3. Inflasi Kelompok Barang 33

Tabel 3.4. Inflasi Bahan Makanan 34

Tabel 3.5. Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 34

Tabel 3.6. Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 35

Tabel 3.7. Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa keuangan 35

Tabel 4.1. KPJU Unggulan Lintas Sektor Tingkat Provinsi 64

Tabel 4.2. Kedudukan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi Bengkulu 64

Tabel 5.1. Netflow Uang Kartal 67

Tabel 5.2. Perkembangan Kliring 68

Tabel 5.3. Perkembangan RTGS 69

Tabel 6.1. Tingkat Pengangguran Terbuka 71

Tabel 6.2. Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor (%) 72

Tabel 6.3. Tenaga Kerja Menurut Pendidikan (%) 72

Tabel 6.4. Tenaga Kerja Bedasarkan Pekerjaan 72

Tabel 6.5. Indeks Kemiskinan (P1 dan P2) 74

Tabel 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 75

Tabel 7.2. Perkiraan Harga Komoditas 75

Tabel 7.3. Perkiraan Inflasi 77

Tabel 7.4. Perkiraan Harga Minyak Dunia 78

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi 1

Grafik 1.2. Nilai Tukar Petani dan Inflasi 2

Grafik 1.3. Indeks Tendensi Konsumsi 2

Grafik 1.4. Indeks Konsumsi 2

Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsuman 2

Grafik 1.6. Pertumbuhan Belanja Daerah 3

Grafik 1.7. Pertumbuhan Belanja Barang 3

Grafik 1.8. Pertumbuhan Belanja Pegawai 3

Grafik 1.9. Penanaman Modal Dalam Negeri 4

Grafik 1.10. Penanaman Modal Asing 4

Grafik 1.11. Kredit Investasi 5

Grafik 1.12. Kredit Konstruksi 5

Grafik 1.13. Kredit Kepemilikan Rumah 5

Grafik 1.14. Suku Bunga Kredit Investasi, Konstruksi, dan KPR 5

Grafik 1.15. Volume Ekspor Total 6

Grafik 1.16. Volume Ekspor Luar Negeri Karet 6

Grafik 1.17. Volume Ekspor Luar Negeri Batubara 6

Grafik 1.18. Harga Kredit 7

Grafik 1.19. Harga Batubara 7

Grafik 1.20. Harga TBS dan CPO 7

Grafik 1.21. PDRB Impor Antar Provinsi 9

Grafik 1.22. PDRB Impor Luar Negeri 9

Grafik 1.23. Indeks Tendensi Konsumsi dan Pendapatan 10

Grafik 1.24. Harga Tandan Buah Sawit 10

Grafik 1.25. Harga karet Lokal 10

Grafik 1.26. Harga Kopi 10

Grafik 1.27. Harga CPO 10

Grafik 1.28. Harga Karet Internasional 11

Grafik 1.29. Kredit Kepemilikan Rumah 11

Grafik 1.30. Kredit Kendaraan Bermotor 11

Grafik 1.31. Realisasi PMDN Tahunan 11

Grafik 1.32. Realisasi PMA Tahunan 12

Grafik 1.33. Kredit Investasi Tahunan 12

Grafik 1.34. KPR Tahunan 12

Grafik 1.35. Indeks Tendensi Konsumen 12

Grafik 1.36. Realisasi Sektor Pertanian 13

Grafik 1.37. Volume Ekspor Luar Negeri Karet 13

Grafik 1.38. Nilai Tukar Petani 13

Grafik 1.39. Kredit Pertambangan 14

Grafik 1.40. Konsumsi Barang Tahan Lama 14

Grafik 1.41 Porsi Konsumsi 14

Grafik 1.42 Belanja Pegawai dari APBN 15

Grafik 1.43 Realisasi Kredit Konstruksi 15

Grafik 1.44 SKDU Pertanian dan Perkebunan 16

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

viii

Grafik 1.45 Volume Ekspor LN Sawit 16

Grafik 1.46 Volume Ekspor LN Karet 16

Grafik 1.47 Likert Scale Penjualan Domestik dan Indeks Kondisi Ekonomi 19

Grafik 1.48 Hasil SKDU Sektor Pertanian 19

Grafik 1.49 Likert Scale Penjualan Ekspor dan PDRB Ekspor 20

Grafik 1.50 Hasil SKDU Sektor Pertambangan 20

Grafik 1.51 Hasil Liaison Jumlah Tenaga Kerja 20

Grafik 1.52 Hasil Liaison Biaya 21

Grafik 1.53 Likert Scale Harga dan Margin 22

Grafik 1.54 Likert Scale Investasi dan PDRB Investasi 22

Grafik 1.55 Pertumbuhan Ekonomi Spasial 23

Grafik 1.56 Pangsa Belanja Wisman di Indonesia (2010-2013) 23

Grafik 3.1 Inflasi Tw IV 2016 (% yoy) 31

Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan 32

Grafik 3.3 Inflasi Umum (% yoy) 41

Grafik 3.4 Andil Inflasi Bahan Makanan (% yoy) 41

Grafik 3.5 Inflasi Beras Desember (% mtm) 41

Grafik 3.6 Inflasi Gula Pasir Desember (% mtm) 41

Grafik 3.7 Pangsa Penjualan Beras dan Gula di RPK 42

Grafik 4.1 Realisasi SKDU 46

Grafik 4.2 Indikator Pembiayaan korporasi 46

Grafik 4.3 Pangsa Kredit Korporasi 47

Grafik 4.4 Pangsa Kredit Korporasi Sektoral 47

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektoral 47

Grafik 4.6 NPL Kredit Korporasi 48

Grafik 4.7 Pangsa Pengeluaran (%) 49

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK Perseorangan 49

Grafik 4.9 Komposisi DPK Perseorangan 50

Grafik 4.10 Pertumbuhan Kredit Perseorangan 50

Grafik 4.11. NPL Kredit Perseorangan 51

Grafik 4.12. Pangsa Kredit Perseorangan 51

Grafik 4.13. Pangsa Kredit UMKM 51

Grafik 4.14. Pertumbuhan Kredit UMKM 52

Grafik 4.15. Suku Bunga Kredit UMKM 52

Grafik 4.16. NPL Kredit UMKM 52

Grafik 5.1. Netflow Kas 67

Grafik 5.2. Pemusnahan uang 67

Grafik 5.3. Uang Palsu (Lembar) 68

Grafik 5.4. Perkembangan TUKAB 69

Grafik 6.1. Nilai Tukar Petani 73

Grafik 7.1. Pola Inflasi Cabai merah 77

Grafik 7.2. Pola Inflasi Bawang Merah 77

Grafik 7.3. Pola Inflasi Beras 77

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Klaster Itik Talang Benih (ITB) 55

Gambar 4.2 Progres Pengembangan Klaster 55

Gambar 4.3 Pelatihan Penangkaran ITB 56

Gambar 4.4 Studi Banding Peternak ITB 57

Gambar 4.5 Peresmian Program ITB 59

Gambar 4.6 Posisi KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi Bengkulu 65

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

RINGKASAN

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI BENGKULU MEI 2017

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu triwulan I 2017 tumbuh 5,21%

(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 5,56%

(yoy). Di sisi permintaan, menurunnya pertumbuhan ekonomi pada

triwulan laporan didorong oleh penurunan kinerja Konsumsi Pemerintah

dan Investasi. Masih terkontraksinya konsumsi pemerintah utamanya

disebabkan oleh belum optimalnya realisasi anggaran belanja yang

bersumber dari APBN.Sementara perlambatan kinerja investasi disebabkan

oleh penurunan investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Di sisi

penawaran, perlambatan pertumbuhan terutama didorong oleh sektor

Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi

Bengkulu pada triwulan I 2017 tercatat lebih baik dibandingkan

Sumatera (4,05% yoy) maupun Nasional (5,01% yoy).

KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan terhadap pagu Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun

2017 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016.

Peningkatan terutama bersumber dari Pendapatan Perimbangan.

Di sisi belanja, realisasi pada triwulan I tahun 2017 menurun dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya. Realisasi belanja mencapai

8,62%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dengan realisasi

sebesar 9,95%. Menurunnya realisasi belanja APBD terutama bersumber

dari menurunnya realisasi Belanja Hibah. Sementara realisasi APBN di

Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2017 relatif sama

dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya,

Ekonomi Bengkulu

tumbuh 5,21% (yoy)

lebih rendah

dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat

sebesar 5,56% (yoy).

Menurunnya

pertumbuhan ekonomi

terutama didorong oleh

kinerja Konsumsi

Pemerintah dan Investasi.

Realisasi belanja

Pemerintah Daerah lebih

rendah dibandingkan

periode yang sama pada

tahun sebelumnya.

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

x

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi pada triwulan I 2017 meningkat. Tekanan inflasi tahunan

Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2017 sebesar 6,01% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

5,00% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi didorong oleh meningkatnya

tekanan inflasi kelompok administered price dan inflasi inti. Meningkatnya

tekanan inflasi pada kelompok administered prices terutama didorong

oleh meningkatnya Tarif Angkutan Udara sehubungan dengan adanya

beberapa long weekend yang terdapat pada triwulan I 2017. Selain itu

inflasi administered price juga didorong oleh kenaikan Tarif Listrik yang

dilaksanakan dalam dua tahap sepanjang triwulan I 2017. Selanjutnya,

meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok inflasi inti didorong oleh

meningkatnya inflasi pada Tarif Pulsa Ponsel.

Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi Bengkulu pada triwulan I

2017 berada di atas realisasi inflasi nasional (3,61%) maupun inflasi

Sumatera (3,92%). Namun demikian, pencapaian inflasi pada triwulan I

2017 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi triwulan I

selama 5 tahun terakhir (2012-2016) yang tercatat sebesar 6,60% (yoy).

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Ketahanan sektor korporasi pada triwulan I 2017 menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Provinsi Bengkulu, di mana penurunan

kinerja korporasi terjadi pada tiga sektor utama yaitu Pertanian;

Perdagangan, Hotel, dan Restoran; dan Jasa-jasa. Namun demikian, akses

dan kemampuan pembiayaan korporasi cenderung meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Responden korporasi mengkonfirmasi

adanya peningkatan pada akses kredit, likuiditas, dan rentabilitas.

Sejalan dengan kinerja korporasi, eksposur perbankan di sektor korporasi

menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit cenderung melambat namun

tingkat risiko (NPL) relatif membaik. Sementara itu, ketahanan sektor

rumah tangga pada triwulan I 2017 cukup terjaga, yang tercermin dari

stabilnya kinerja pembiayaan, meskipun tingkat risiko (NPL) sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

Tekanan Inflasi

meningkat, bersumber

dari kelompok yaitu

administered prices dan

inflasi inti.

Ketahanan sektor

korporasi menurun

sementara ketahanan

sektor rumah tangga

cukup terjaga.

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

xi

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan I 2017, posisi pengedaran uang kartal di Bank Indonesia

Bengkulu mengalami net cash inflow. Net cash inflow mencapai Rp 179

Miliar. Hal ini berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mengalami net

cash outflow sebesar Rp 992 Miliar. Pola net cash inflow tersebut

merupakan siklus tahunan yang cenderung terjadi pada awal tahun.

Pada triwulan I tahun 2017, transaksi kliring secara nominal tercatat

sebesar Rp1.500 Miliar, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp1.787 Miliar atau menurun sebesar 16,08%

(qtq). Penurunan nominal kliring tersebut juga diikuti dengan menurunnya

jumlah warkat kliring sebesar 9,83% (qtq). ). Penurunan transaksi kliring

tersebut didorong rendahnya transaksi non-tunai terkait realisasi program

dan proyek-proyek Pemda pada awal tahun 2017.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan ketenagakerjaan sampai dengan periode Februari 2017

menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mengalami penurunan

dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Berlanjutnya

tren perbaikan harga komoditas pada triwulan laporan telah mampu

mendorong kesejahteraan petani, yang tercermin dari meningkatnya Nilai

Tukar Petani (NTP) pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan pada triwulan

laporan kembali mengalami peningkatan. Kondisi ini tercermin dari hasil

Liaison dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan adanya

peningkatan penggunaan tenaga kerja pada triwulan I 2017 dibandingkan

triwulan sebelumnya. Hasil SKDU pada triwulan laporan mengkonfirmasi

bahwa mayoritas kontak menyatakan peningkatan realisasi tenaga kerja.

Demikian pula dengan hasil SKDU kapasitas utilisasi yang tercatat

meningkat pada triwulan laporan.

Pada triwulan I 2016,

Provinsi Bengkulu

mengalami net cash

inflow. Kondisi ini seiring

dengan siklus tahunan

pada awal tahun.

Tingkat

Pengangguran

Terbuka menurun.

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

xii

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Perekonomian Bengkulu pada triwulan III 2017 diperkirakan tumbuh

pada kisaran 5.3 5.5%, dengan tren melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Adapun sumber perlambatan diperkirakan berasal dari

Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor.

Di sisi sektoral, Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017 diperkirakan

bersumber dari sektor konstruksi, sektor transportasi dan Sektor Jasa

Pendidikan sementara Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan dan Sektor

Transportasi dan Pergudangan cederung melambat.

Perekonomian Bengkulu secara keseluruhan tahun 2017 diperkirakan

tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2016. Perekonomian meningkat

pada kisaran 5,3-5,5% lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun 2016

sebesar 5,3%. Upaya pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan

infrastruktur dasar dan program pengentasan kemiskinan diharapkan

mampu memberikan dukungan pada pertumbuhan.

Perkiraan laju inflasi Bengkulu pada triwulan III 2017 berada pada

kisaran 5,2-5,5% (yoy) cenderung menurun dibandingkan perkiraan

pada triwulan II 2017. Sumber perlambatan inflasi triwulan III 2017

diperkirakan dari komponen Volatile Food (VF) dan Administered Price

(AP). Meredanya tekanan VF pada triwulan III 2017 didorong oleh

perkiraan masuknya panen musim gaduh pada Juli-Agustus 2017 serta

membaiknya kondisi cuaca untuk mendukung produksi perikanan tangkap.

Pertumbuhan Ekonomi

diperkirakan lebih baik

yang didorong oleh

Konsumsi Rumah Tangga

dan Konsumsi

Pemerintah.

Tekanan inflasi

diperkirakan menurun

yang bersumber dari

komponen Volatile Food

dan Administered Price

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 1

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu triwulan I 2017 tumbuh 5,21% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 5,56% (yoy) maupun keseluruhan tahun

2016 sebesar 5,30% (yoy). Di sisi permintaan, menurunnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan didorong oleh penurunan kinerja Konsumsi Pemerintah dan Investasi. Masih terkontraksinya

konsumsi pemerintah utamanya disebabkan oleh belum optimalnya realisasi anggaran belanja yang

bersumber dari APBN.Sementara perlambatan kinerja investasi disebabkan oleh penurunan investasi

yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing

(PMA). Di sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan terutama didorong oleh sektor Perdagangan

Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2017 tercatat lebih baik dibandingkan

Sumatera (4,05% yoy) maupun Nasional (5,01% yoy).

Memasuki triwulan II 2017, sampai dengan bulan Mei 2017, perkembangan ekonomi terkini

mengindikasikan bahwa perekonomian Bengkulu memiliki kecenderungan tumbuh lebih baik.

Ekspektasi konsumsi diperkirakan kembali meningkat memasuki periode Ramadhan dan Hari Raya

1438 H. Sementara itu, konsumsi Pemerintah Daerah diperkirakan meningkat sejalan dengan

realisasi belanja pemerintah. Di sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan

bersumber dari sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan

Transportasi dan Pergudangan.

1.1. SISI PERMINTAAN

Perekonomian Provinsi Bengkulu pada

triwulan I 2017 tumbuh sebesar 5,21%

(yoy), lebih lambat dibandingkan triwulan

IV 2016 (Grafik 1.1). Perlambatan

pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada

triwulan I 2017 sesuai dengan perkiraan Bank

Indonesia sebelumnya dimana pertumbuhan

ekonomi Bengkulu triwulan I 2017

diproyeksikan di kisaran 5,20 5,40% (yoy).

Pada triwulan I 2017, Konsumsi Rumah

Tangga (RT) tumbuh sebesar 6,07% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 5,57% (yoy).

Meningkatnya kinerja konsumsi RT tersebut

dipengaruhi faktor pertumbuhan daya beli

masyarakat seiring berlanjutnya perbaikan

harga komoditas perkebunan kelapa sawit,

karet dan kopi. Dukungan terhadap perbaikan

daya beli juga didorong oleh kenaikan UMP di

awal tahun, pada tahun 2017 UMP Bengkulu

tercatat sebesar Rp 1.605.000 meningkat 7%

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp

1.500.000. Faktor pendukung lainnya adalah

dimulainya penerapan kebijakan TPP

(Tambahan Penghasilan Pegawai) PNS pada

beberapa Pemda di Bengkulu.

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 2

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Membaiknya daya beli konsumen tercermin

dari indeks Nilai Tukar Petani pada triwulan

I 2017 yang tumbuh lebih baik, tercatat

mengalami peningkatan dari 93,60 menjadi

95,41 (Grafik 1.2) terutama didorong oleh

peningkatan NTP Perkebunan dari 81.75 pada

triwulan IV 2016 menjadi 85.69 pada triwulan

laporan dengan komoditas utama sawit, karet

dan kopi.

Grafik 1.2. Nilai Tukar Petani

Selain itu, peningkatan daya beli masyarakat

juga tercermin dari meningkatnya Indeks

Tendensi Konsumsi (ITK), yang tercatat

meningkat dari 100,30 pada triwulan

sebelumnya menjadi 103,93 pada triwulan I

2017 (Grafik 1.3).

Grafik 1.3. Indeks Tendensi Konsumsi

Meningkatnya ITK bersumber dari Konsumsi

Barang dan Konsumsi Non Makanan.

Meningkatnya indeks konsumsi barang non

makanan merupakan penyumbang utama

kenaikan ITK, yaitu meningkat 9,73 poin (dari

99,15 menjadi 108,88). Selanjutnya, indeks

konsumsi non makanan mengalami

peningkatan sebesar 6,41 poin (dari 102,99

menjadi 109,40). (Grafik 1.4).

Grafik 1.4. Indeks Konsumsi

Membaiknya daya beli masyarakat juga

tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank

Indonesia pada triwulan I 2017. Hasil survei

konsumen menunjukkan Indeks Keyakinan

Konsumen yang meningkat dari 80,45 pada

triwulan IV 2016 menjadi 114.56 pada

triwulan laporan (Grafik 1.5).

3.00

4.00

5.00

6.00

9,500

10,000

10,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017

% y

oy

Rp

Mili

ar

PDRB gPDRB Bengkulu - rhs

gPDRB Sumatera - rhs gPDRB Nasional - rhs

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

90

95

100

105

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BPS

NTP Umum

NTP Perkebunan (rhs)

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BPS

Indeks Tendensi Konsumsi

Indeks Konsumsi Barang

80.00

100.00

120.00

140.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BPS

Indeks Tendensi Konsumsi

Non Mkn

Kons Brg

Sumber : BPS

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 3

Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsumen

Konsumsi Pemerintah pada triwulan I 2017

mengalami kontraksi sebesar -1,07% (yoy),

sedikit membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar -3,31% (yoy). Kontraksi

tersebut terutama bersumber dari belanja

APBN. Realisasi belanja APBN tercatat

mengalami kontraksi sebesar -3,1% (yoy)

pada triwulan laporan, berbeda dengan

triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 15,7% (yoy) (Grafik 1.6).

Pertumbuhan realisasi Dana Transfer ke

daerah dan Dana Desa masih sangat terbatas.

(Grafik 1.7).

Grafik 1.6. Pertumbuhan Belanja Daerah

Pada triwulan laporan, perkembangan

Dana Transfer ke daerah dan Dana Desa

yang bersumber dari APBN masih sangat

terbatas, Kondisi ini diperkirakan dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain: (i)

perubahan periode penyaluran Dana Desa

(DD) dari yang sebelumnya dilakukan pada

bulan Maret dan Agustus pada tahun 2016,

menjadi April dan Agustus pada tahun 2017

sesuai PMK No 50/PMK.07/2017 tentang

pengelolaan transfer ke Daerah dan Dana

Desa, (ii) proses mutasi pejabat di lingkungan

Pemerintah Daerah yang berdampak pada

proses pengadaan/realisasi belanja daerah, (iii)

perubahan nomenklatur pada beberapa

Organisasi Perangkat Daerah sehingga

membutuhkan proses harmonisasi

administrasi keuangan pemerintahan.

Grafik 1.7. Pertumbuhan Dana Transfer ke

daerah dan Dana Desa

Realisasi belanja Pemda se-Bengkulu pada

triwulan I-2017 relatif dibawah target.

Tabel 1.1 Realisasi APBD Maret 2017

Pemerintah

Daerah

TW I 2017 (%)

Realisasi Target Deviasi

Provinsi 10.3 12.0 1.7

Mukomuko 6.9 10.0 3.1

Bengkulu Utara 10.6 15.1 4.5

Rejang Lebong 8.0 10.0 2.0

Kepahiang 8.2 11.0 2.8

Lebong 9.1 12.0 2.9

BengkuluTengah 13.3 12.0 -1.3

Kota Bengkulu 13.5 13.7 0.2

Seluma 3.7 22.5 18.8

Bengkulu Selatan 9.9 24.5 14.7

Kaur 10.1 15.0 4.9

Keseluruhan 9.61 14.00 4.39

Sumber : TEPRA, 2017

60

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BI

-50.00

-40.00

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017

yoy

Sumber : Ditjen Kanwil Perbendaharaan (APBN) dan Biro Keuangan (APBD)

gAPBD(%yoy)

gAPBN(%yoy)

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017

yoy

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 4

Sementara itu kinerja investasi sedikit

tertahan. Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto (PMTB) pada triwulan I 2017

tumbuh sebesar 7,83% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

8,79% (yoy). Menurunnya kinerja investasi

tersebut tercermin dari penurunan realisasi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Pada triwulan I 2017, tidak tercatat adanya

realisasi investasi yang berasal dari PMDN, hal

ini sangat berbeda dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 559,12

Miliar (Grafik 1.8).

Grafik 1.8. Penanaman Modal Dalam Negeri

Sementara realisasi investasi yang berasal dari

PMA tercatat sebesar US$ 13,72 juta pada

triwulan I 2017, namun menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

US$ 29,93 juta (Grafik 1.9).

Grafik 1.9. Penanaman Modal Asing

Grafik 1.10. Investasi Bangunan dan Non

Bangunan

Investasi bangunan maupun non bangunan

menunjukkan penurunan selama triwulan I

2017. Tertahannya kinerja investasi bangunan

tercermin dari penurunan pertumbuhan

konsumsi semen. Konsumsi semen di Provinsi

Bengkulu pada triwulan I 2017 mengalami

perlambatan, tercatat sebesar 6,30% (yoy)

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 9,94%. (Grafik 1.11)

Menurunnya konsumsi semen berkaitan

dengan masih rendahnya realisasi proyek

pemerintah pada triwulan I 2017.

Grafik 1.11. Konsumsi Semen

Sampai dengan triwulan I 2017, realisasi

belanja modal yang berasal dari APBD

masih nihil (Grafik 1.12). Kondisi ini tidak

jauh berbeda dengan periode yang sama

pada tahun 2016 yang hanya terealisasi

sebesar 0,19 Miliar. Sementara itu, realisasi

559.12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017Sumber : DPMPTSP

29.93

13.72

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : DPMTPSP

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

%

Sumber : BPS

Bangunan Non Bangunan

-40

-20

0

20

40

60

80

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2012 2013 2014 2015 2016 2017

yoy Ton

Sumber : Kemenperindag

Volume (ton) Pertumbuhan (yoy)-rhs

Rupiah (miliar)

US$ (juta)

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 5

belanja modal yang berasal dari APBN juga

mengalami penurunan sebesar 1,57% (yoy)

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar

11,29% (yoy).

Grafik 1.12. Belanja Modal

Penurunan kinerja investasi juga tercermin

dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

triwulan I 2017, dimana realisasi Saldo Bersih

Tertimbang (SBT) untuk Investasi dan sektor

Konstruksi mengalami penurunan. SBT

Investasi pada triwulan laporan tercatat

menurun dari 9,28% menjadi 6,03%.

Sementara SBT untuk sektor konstruksi

tercatat sebesar -5,40% pada triwulan

laporan, menurun dibandingkan triwulan IV

2016 yang tercatat 0,00%.

Grafik 1.13. SKDU Investasi dan Konstruksi

Perkembangan ekspor pada triwulan I 2017

menunjukkan perlambatan, tercatat tumbuh

sebesar 13,36% (yoy), sedikit melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

15,55% (yoy). Melambatnya kinerja ekspor

didorong oleh perlambatan ekspor antar

provinsi, tercatat hanya tumbuh sebesar

0,63% pada triwulan laporan, menurun

signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 8,33%. Berdasarkan

pangsanya, ekspor antar provinsi

mendominasi ekspor Provinsi Bengkulu

(76,89%). Sementara itu, peningkatan

ekspor luar negeri yang signifikan belum

mampu meredam perlambatan kinerja

ekspor secara keseluruhan. Ekspor luar

negeri meningkat cukup signifikan pada

triwulan laporan, pertumbuhannya mencapai

95,80% (yoy), meningkat signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

58,81% (yoy). Berlanjutnya perbaikan

komoditas global menjadi faktor utama

pendorong kenaikan ekspor luar negeri

Bengkulu. Meningkatnya kinerja ekspor luar

negeri tercermin dari pertumbuhan volume

ekspor, yaitu mencapai 112,64% (yoy) pada

triwulan I 2017, meningkat signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

53,39% (yoy) [Grafik 1.14].

Grafik 1.14. Volume Ekspor Total

-200

0

200

400

600

800

1000

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2015 2016 2017

yoy Rp Miliar

Sumber: Biro Keuangan

APBN (Rp Miliar) APBD (Rp Miliar)

gAPBN(%yoy) gAPBD(% yoy)

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

%

Sumber : BI

Konstruksi Investasi

-100

-50

0

50

100

150

0

200

400

600

800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

yoy TON

Sumber : BI

VOLUME (TON)gVOL (% yoy - rhs)

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 6

Meningkatnya kinerja ekspor luar negeri

terutama didorong oleh peningkatan

volume ekspor luar negeri komoditas karet

dan batubara. Pertumbuhan volume ekspor

luar negeri karet mencapai 226,39% (yoy),

kembali meningkat signifikan dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 164,15% (yoy)

(Grafik 1.15). Peningkatan kinerja ekspor

karet dan terutama didorong oleh

meningkatnya permintaan Amerika (Pangsa

ekspor karet Bengkulu ke Amerika sebesar

68,39%).

Grafik 1.15. Volume Ekspor Luar Negeri Karet

Selanjutnya, volume ekspor luar negeri

komoditas batubara mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

tumbuh sebesar 131,55% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

42,56% (yoy) (Grafik 1.16).

Grafik 1.16. Volume Ekspor Luar Negeri

Batubara

Beberapa faktor utama yang mendorong

peningkatan ekspor batubara Bengkulu

selama triwulan I 2017 yaitu : (i) Perbaikan

harga internasional batubara (Grafik 1.18); (ii)

Meningkatnya permintaan batubara global

terutama India dan Asia, Adapun pangsa

ekspor batubara Bengkulu ke Asia dan India

masing-masing sebesar 72% dan 28%;

Membaiknya harga komoditas karet dan

batubara turut mendorong peningkatan

ekspor luar negeri komoditas tersebut. Di

tingkat internasional, harga karet mengalami

peningkatan dari US$ 1,93/kg menjadi US$

2,53/kg pada triwulan I 2017. Perbaikan

harga tersebut berdampak pada peningkatan

harga karet di tingkat lokal. Di tingkat lokal,

harga rata-rata karet alam sepanjang triwulan

I 2017 mengalami peningkatan dari Rp

7.900/kg menjadi Rp 9.667/kg pada triwulan

laporan (Grafik 1.17). Bahkan pada bulan

Februari 2017, harga rata-rata karet di

Mukomuko sempat menyentuh Rp 11.000/kg.

Grafik 1.17. Harga Karet

-100

0

100

200

300

0

5

10

15

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

% yoy Ton

Sumber : BI

VOLUME (Ton)

gVOLUME(%)

-100

-50

0

50

100

150

0

200

400

600

800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

yoy TON

Sumber : BI

VOL (TON)

gVOL (% yoy - rhs) -

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

400

5,400

10,400

15,400

20,400

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017

US$/kg

LOKAL Rp/kg

Sumber : Disbun dan Bloomberg

LOKAL

INTERNATIONAL

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 7

Selanjutnya, harga batubara pada triwulan

laporan menunjukkan berlanjutnya perbaikan

harga komoditas, tercatat mengalami

peningkatan dari US$ 44,94/MT menjadi US$

50,05/MT (Grafik 1.18).

Grafik 1.18. Harga Batubara

Sementara itu, meskipun harga komoditas

sawit menunjukkan peningkatan pada

triwulan laporan, namun belum mampu

mendorong peningkatan volume ekspor

luar negeri komoditas sawit. Di tingkat

internasional, harga CPO pada triwulan

laporan meningkat dari US$ 682,04/kg

menjadi US$ 707,55/kg, namun volume

ekspor luar negeri CPO tercatat menurun dari

21 juta ton menjadi 15 juta ton. (Grafik 1.19).

Kondisi tingginya curah hujan pada bulan

Januari 2017 memberikan pengaruh pada

produktifitas TBS masyarakat.

Grafik 1.19. Volume Ekspor dan Harga CPO

Sementara itu, perdagangan antar daerah

relatif menurun. Beberapa komoditas

perdagangan antar daerah yang mengalami

penurunan adalah beras dan sayur-mayur.

Faktor penurunan bersumber dari pergeseran

musim panen dan daya dukung cuaca

sehingga daerah-daerah produsen seperti

Curup dan Kepahiang tidak dapat

berproduksi optimal.

Tabel 1.2. Volume Ekspor Luar Negeri Provinsi Bengkulu (Berdasarkan Komoditas)

Keterangan : CPO = Kelapa Sawit, Rubber = Karet, Coal = Batubara

40.00

45.00

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017

US$/MT

Sumber : Bloomberg 0

10

20

30

0

500

1,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

Juta Ton USD/kg

Sumber : BI dan Bloomberg

Volume Ekspor CPO (rhs)

Harga CPO International

CPO RUBBER COAL LAIN TOTAL CPO RUBBER COAL LAIN TOTAL

2015Q1 13.00 4.41 441.31 27.24 486.0 8.46 6.41 24.84 1.85 41.5

2015Q2 11.30 6.03 451.20 33.71 502.2 7.11 8.72 23.83 2.26 41.9

2015Q3 19.50 5.35 384.91 43.84 453.6 10.42 7.89 18.40 3.16 39.9

2015Q4 18.99 3.92 360.52 4.21 387.6 10.00 4.74 16.22 0.22 31.2

2016Q1 12.00 4.19 297.68 37.59 351.5 6.75 4.72 12.44 2.56 26.5

2016Q2 25.50 5.02 278.22 10.29 319.0 17.55 6.55 12.34 0.85 37.3

2016Q3 22.50 4.54 451.89 13.78 492.7 15.15 5.94 17.99 0.99 40.1

2016Q4 21.00 10.34 513.95 49.31 594.6 14.97 14.83 22.20 0.83 52.8

2017Q1 15.00 13.67 689.27 29.37 747.3 11.66 26.28 30.22 2.13 70.3

2016Q1 -7.69 -5.09 -32.55 37.99 -27.68 -20.19 -26.25 -49.93 38.74 -36.29

2016Q2 125.66 -16.72 -38.34 -69.46 -36.48 146.78 -24.91 -48.21 -62.25 -11.04

2016Q3 15.39 -15.14 17.40 -68.56 8.62 45.32 -24.66 -2.21 -68.64 0.51

2016Q4 10.56 164.15 42.56 1,070.43 53.39 49.80 213.17 36.90 271.01 69.48

2017Q1 25.00 226.39 131.55 -21.85 112.64 72.78 456.28 143.00 -16.80 165.55

NILAI EKSPOR (US$ JUTA)

PERTUMBUHAN TAHUNAN (% YOY)

PERIODEVOLUME EKSPOR (TON)

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 8

Tabel 1.3. Volume Ekspor Luar Negeri Provinsi Bengkulu (Berdasarkan Tujuan)

Keterangan : USA = Amerika Serikat, PHIL = Filipina, JPN=Jepang, MAL = Malaysia Sumber : BI (diolah)

USA PHIL INDIA MAL JPN LAIN TOTAL USA PHIL INDIA MAL JPN LAIN TOTAL

2015Q1 2.56 150.94 86.64 64.77 37.59 135.86 486.0 3.72 8.99 4.07 3.99 3.55 11.68 41.6

2015Q2 3.69 92.52 111.54 45.67 23.52 215.68 502.2 5.31 5.38 4.92 2.75 2.43 14.76 41.9

2015Q3 3.48 72.24 107.80 54.80 0.79 194.92 453.6 5.08 4.18 3.99 3.09 1.21 11.78 39.9

2015Q4 2.43 81.70 144.14 45.52 12.72 81.99 387.6 2.93 4.60 4.71 2.31 1.50 4.94 31.2

2016Q1 1.79 123.10 78.04 27.29 1.57 107.56 351.5 2.02 6.31 2.23 0.97 1.72 6.36 26.5

2016Q2 2.59 104.09 52.08 9.12 10.92 113.74 319.0 3.31 5.23 1.65 0.42 1.95 6.10 37.3

2016Q3 1.98 62.57 161.86 54.65 1.38 186.86 492.7 2.63 2.98 5.47 2.37 1.77 8.74 40.1

2016Q4 4.82 89.53 157.44 108.65 1.93 131.17 594.6 6.91 4.10 7.34 5.40 2.75 7.44 52.8

2017Q1 5.34 108.59 220.88 268.45 3.18 100.52 747.3 10.26 5.52 8.76 12.09 6.22 10.34 70.3

2016Q1 -30.23 -18.44 -9.93 -57.87 -95.84 -20.83 -27.68 -45.56 -29.80 -45.19 -75.69 -51.56 -45.54 -36.29

2016Q2 -29.92 12.51 -53.30 -80.02 -53.58 -47.26 -36.48 -37.63 -2.84 -66.42 -84.81 -19.80 -58.65 -11.04

2016Q3 -42.95 -13.39 50.15 -0.27 73.81 -4.13 8.62 -48.20 -28.62 37.09 -23.29 46.80 -25.87 0.52

2016Q4 98.44 9.58 9.23 138.68 -84.84 59.98 53.39 135.74 -10.86 55.90 133.48 82.97 50.48 69.49

2017Q1 198.87 -11.79 183.05 883.70 102.83 -6.54 112.64 407.16 -12.41 292.72 1,147.22 260.98 62.51 165.55

PERTUMBUHAN TAHUNAN (% YOY)

PERIODEVOLUME EKSPOR (TON) NILAI EKSPOR (US$ JUTA)

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 9

Kinerja impor tercatat tumbuh sebesar

10,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh

sebesar 9,22% (yoy). Peningkatan

bersumber dari impor luar negeri maupun

impor antar provinsi. Peningkatan terutama

didorong oleh impor antar provinsi dengan

pangsa sebesar 99,22% dari total impor

Bengkulu. Peningkatan konsumsi rumah

tangga dan daya beli masyarakat yang

didorong perbaikan harga komoditas turut

mendorong peningkatan impor Bengkulu

karena sebagian besar barang konsumsi non-

pangan berasal dari luar Bengkulu.

Grafik 1.20. PDRB Impor Antar Provinsi

PDRB Impor antar provinsi tercatat tumbuh

10,04% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 9,85% (yoy)

(Grafik 1.20). Sementara PDRB impor luar

negeri mengalami perbaikan, tercatat sebesar

30,44% (yoy), lebih baik dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar -49,73% (yoy)

(Grafik 1.21). Namun belum memberikan

pengaruh yang besar terhadap PDRB

Bengkulu, karena pangsanya yang masih

sangat kecil.

Grafik 1.21. PDRB Impor Luar Negeri

Memasuki bulan Mei 2017, pertumbuhan

ekonomi pada triwulan II 2017 diperkirakan

meningkat. Peningkatan terutama

diperkirakan bersumber dari Konsumsi Rumah

Tangga dan Konsumsi Pemerintah. Perkiraan

meningkatnya konsumsi rumah tangga

didorong oleh meningkatnya konsumsi pada

periode Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri

1438 H.

Grafik 1.22. Indeks Tendensi Konsumsi

Sementara itu, kinerja konsumsi Pemerintah

pada awal triwulan II 2017 diperkirakan akan

meningkat karena Perda APBD 2017

Prov/Kab/Kota telah disahkan dan masa

penyesuaian paska pergantian pejabat OPD

telah terlewati. Secara keseluruhan Pemda se-

Bengkulu mentargetkan realisasi anggaran

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

-

2,000

4,000

6,000

8,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2015 2016 2017

% y

oy

Rp

Mili

ar

Sumber: BPS

PDRB Impor Antar Provinsi

gPDRB Impor Antar Provinsi

-80.00

-60.00

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

-

20

40

60

80

100

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2015 2016 2017

% y

oy

Rp

Mili

ar

Sumber : BPS

PDRB Impor Luar Negeri

gPDRB Impor Luar Negeri

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BPS

Indeks Tendensi Konsumsi

Indeks Konsumsi Barang

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 10

pada TW II 2017 dapat mendekati 22,5% dari

total APBD.

Tabel 1.4 Realisasi APBD April 2017

Pemerintah

Daerah

TW II 2017 (%)

Realisasi

Target

TW2

Target

TW1

Provinsi 14.6 12.0 20.0

Mukomuko 10.9 10.0 15.0

Bengkulu Utara 14.2 15.1 33.7

Rejang Lebong 13.2 10.0 15.0

Kepahiang 11.9 11.0 18.0

Lebong 14.8 12.0 20.0

BengkuluTengah 13.3 12.0 19.0

Kota Bengkulu 13.5 13.7 26.0

Seluma 6.0 22.5 30.6

Bengkulu Selatan 16.1 24.5 30.8

Kaur 14.8 15.0 20.0

Keseluruhan 13.3 14.00 22.5

Sumber : TEPRA, 2017

1.2. SISI PENAWARAN

Kinerja sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan mengalami penurunan, yaitu

tercatat tumbuh sebesar 3,60% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat tumbuh sebesar 3,96% (yoy).

Menurunnya kinerja sektor pertanian

terutama disebabkan oleh kondisi cuaca

(curah hujan tinggi) sehingga menurunkan

produktifitas, terutama sawit dan karet.

Beberapa hal yang mendorong penurunan

kinerja sektor pertanian selama triwulan

laporan antara lain : (i) Kondisi rata-rata curah

hujan yang menengah-tinggi (200-300 mm)1

pada periode Januari-Maret 2017 mendorong

hasil produksi sawit menurun serta proses

penyadapan getah karet terkendala; dan (ii)

Sebanyak 6.000 Ha sawit (70% dari total

1 Data BMKG

perkebunan sawit rakyat) di Kab. Mukomuko

tidak produktif.

Menurunnya kinerja sektor pertanian

terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia. Pada

triwulan I 2017, realisasi sektor pertanian

tercatat sebesar 1,19%, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat terealisasi sebesar 4,64%.

Menurunnya realisasi sektor pertanian

terutama disebabkan oleh penurunan kinerja

sektor perkebunan. Realisasi sektor

perkebunan pada triwulan laporan tercatat

sebesar terkontraksi -0,21%, berbeda

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 0,81% (Grafik 1.23).

Grafik 1.23. SBT Sektor Pertanian

Sementara itu, penurunan produktifitas

perkebunan sawit tercermin dari

menurunnya volume ekspor luar negeri

CPO. Menurunnya produksi sawit tercermin

dari penurunan volume ekspor luar negeri

CPO. Volume ekspor luar negeri CPO tercatat

menurun sebesar 15 juta Ton dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terealisasi sebesar

21 juta Ton (Grafik 1.24) [Penjelasan

penurunan komoditas kelapa sawit terdapat

pada bagian Ekspor].

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2015 2016 2017

Indeks Indeks

Sumber : BI

SKDU Pertanian

SKDU Kebun (rhs)

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 11

Grafik 1.24. Volume Ekspor Luar Negeri Sawit

Kinerja sektor Pertambangan dan

Penggalian menningkat, pada triwulan I

2017 tercatat tumbuh sebesar 1,05% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

0,90% (yoy). Meningkatnya kinerja

pertambangan didorong oleh membaiknya

permintaan global yang didukung perbaikan

harga komoditas batubara internasional yang

tercatat sebesar 44,94 US$/mt menjadi 50,05

US$/mt pada triwulan laporan. [Penjelasan

peningkatan komoditas batubara terdapat

pada bagian Ekspor].

Grafik 1.25. Harga dan Ekspor Batubara

Meningkatnya aktivitas pertambangan

tersebut tercermin dari peningkatan kinerja

kredit sektor pertambangan. Meskipun

tercatat masih mengalami kontraksi, namun

pertumbuhan kredit pertambangan pada

triwulan I 2017 tercatat lebih baik sebesar -

3,03% (yoy), lebih baik dibandingkan

kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -

66,23% (yoy) (Grafik 1.26).

Grafik 1.26. Kredit Pertambangan

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

menujukkan perlambatan. Pada triwulan I

2017, kinerja sektor perdagangan besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor

tercatat tumbuh sebesar 8,82% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 9,33% (yoy).

Grafik 1.27. Tendensi Sektor Perdagangan

Menurunnya kinerja perdagangan tersebut

seiring dengan menurunnya kegiatan

ekspor antar daerah khususnya pada

perdagangan komoditi pertanian beras dan

-100

-50

0

50

100

150

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

% yoy Volume (Ton)

Sumber : BI

VOLUME (Ton)

gVOLUME(%)

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

40.00

45.00

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2013 2014 2015 2016 2017

%yoy US$/MT

Sumber : Bloomberg

Harga Internasional

gVolume Ekspor (rhs)

-80

-60

-40

-20

0

20

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

% yoy Rp Miliar

Sumber : BI

Kredit Pertambangan

%Kredit

-10

-5

0

5

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BI

Realisasi Ekspektasi

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 12

sayur mayur. [Penjelasan penurunan

perdagangan antar daerah terdapat pada

bagian Ekspor].

Menurunnya kinerja perdagangan

tercermin dari penurunan kinerja kredit

Sektor Perdagangan serta hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh

Bank Indonesia. Indeks tendensi kegiatan

usaha pada Sektor Perdagangan tercatat

mengalami penurunan pada triwulan laporan

sebesar -3,90, lebih dalam dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar -2,13. (Grafik

1.28). Sementara itu realisasi kredit sektor

perdagangan pada triwulan I 2017 tercatat

melambat sebesar 4,97% (yoy) dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 5,69% (yoy).

(Grafik 1.28).

Grafik 1.28. Kredit Sektor Perdagangan

Sektor Konstruksi tercatat tumbuh sebesar

7,25% (yoy), relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 7,20% (yoy).

Masih stagnannya kinerja sektor konstruksi

terutama didorong oleh realisasi belanja

modal pemerintah yang masih rendah

[Penjelasan terdapat pada bagian investasi].

Pada triwulan I 2017, realisasi belanja modal

yang bersumber dari APBD tercatat masih

nihil sehingga menahan laju kinerja sektor

konstruksi.

Grafik 1.29. Belanja Modal APBD

Sektor Transportasi dan Pergudangan

mengalami penurunan, tercatat sebesar

5,30% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

5,73%. Menurunnya kinerja sektor

transportasi didorong oleh menurunnya

permintaan masyarakat paska libur akhir

tahun. Penurunan sektor transportasi dan

pergudangan juga sebagai dampak dari

penurunan kinerja sektor Perdagangan dan

Pertanian [Penjelasan terdapat pada bagian

Perdagangan dan Pertanian]. Penurunan

kinerja di sektor ini juga terkendala kondisi

cuaca dimana pada periode awal tahun

banyak terjadi bencana longsor yang

menghambat transportasi seperti di jalur

Lebong, Curup dan Muara Sahung.

Sementara di sisi transportasi laut khususnya

layanan Ferry penyeberangan Enggano-

Bengkulu sempat terkendala selama 25 hari

karena Kapal Motor Pulo Telo mengalami

proses perbaikan selama sebulan di Jakarta.

Kinerja sektor Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum menurun. Pertumbuhan pada

0

5

10

15

20

0

1,000

2,000

3,000

4,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

yoy Rp Miliar

Sumber : BI

Nominal (Rp Miliar)

Pertumbuhan (yoy)-rhs

-150

-100

-50

0

50

100

150

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2015 2016 2017

% yoy Rp Miliar

Sumber : BI

APBD (Rp Miliar)gAPBD(% yoy)

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 13

triwulan I 2016 tercatat sebesar 9,53% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 9,76%

(yoy). Penurunan kinerja di sektor pada

triwulan I 2017 ini salah satunya disebabkan

penurunan permintaan paska libur Natal akhir

tahun.

Memasuki triwulan II 2017, pertumbuhan

ekonomi diperkirakan meningkat. Di sisi

sektoral, peningkatan diperkirakan bersumber

dari sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

Transportasi dan Pergudangan; dan Pertanian.

Kinerja sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor diperkirakan akan mengalami

peningkatan. Meningkatnya konsumsi

masyarakat memasuki periode Ramadhan dan

Hari Raya diperkirakan akan mendorong

kinerja sektor perdagangan. Hasil SPE hingga

periode Mei 2017 mengindikasikan terjadinya

peningkatan perkiraan penjualan pada

periode Mei. Sementara berdasarkan hasil

liaison, mayoritas kontak menyampaikan

bahwa perkiraan penjualan di triwulan II 2017

akan mengalami peningkatan.

Grafik 1.30. Survei Penjualan Eceran

Kinerja sektor pertanian diperkirakan

mengalami kenaikan, Kab. Kepahiang dan

Rejang Lebong diperkirakan akan

melakukan periode panen kopi pada bulan

Juni hingga Agustus 2017. Periode panen

kopi saat ini diperkirakan memberikan

keuntungan cukup baik pada petani karena

sampai dengan bulan Mei 2017 harga kopi

lokal terus mengalami kenaikan hingga Rp

25.000/kg.

35,000

55,000

75,000

95,000

115,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2016 2017

Sum of

Sumber : BI

Realisasi Ekspektasi

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 14

Boks 1. POTENSI INVESTASI BENGKULU

A. KONDISI INVESTASI DI BENGKULU

Berbeda dengan kondisi nasional di mana

investasi memegang peranan penting

terhadap perekonomian (pangsa mencapai

52%), pertumbuhan ekonomi Provinsi

Bengkulu lebih didorong oleh konsumsi

pemerintah. Porsi investasi Bengkulu hanya

sebesar 4% terhadap perekonomian

Bengkulu dan merupakan yang terkecil di

Sumatera. Realisasi investasi Bengkulu pada

tahun 2016 hanya mencapai Rp 1,7 Triliun

dan merupakan yang terendah di Sumatera.

Rendahnya realisasi investasi tersebut

disebabkan oleh rendahnya realisasi

Penanaman Modal Asing (PMA) Bengkulu

(terendah di Sumatera) maupun Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) (terendah kedua

di Sumatera).

Gambar 1.1 Pangsa Investasi Bengkulu

Grafik 1.31. Realisasi Investasi (Rp Triliun)

Rendahnya investasi di Provinsi Bengkulu

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

(1) masih adanya elemen-elemen yang

menghambat aliran investasi di Provinsi

Bengkulu; (2) belum adanya insentif daerah

bagi investor; dan (3) pangsa pasar yang

relatif kecil di Provinsi Bengkulu dengan

jumlah penduduk yang hanya sekitar 1,8 juta

jiwa. Berdasarkan hasil kajian growth

diagnostic Provinsi Bengkulu tahun 2016,

beberapa kendala yang menghambat

investasi antara lain : (1) Kondisi pelabuhan

yang kurang optimal; (2) Kurangnya kapasitas

listrik di mana belum terdapat jaringan

interkoneksi antara sistem listrik yang surplus

dengan yang defisit; (3) masih relatif

rendahnya kualitas SDM Bengkulu di mana

kurang dari 10% tenaga kerja di Bengkulu

yang lulus perguruan tinggi; (4) belum adanya

hilirisasi produk kelapa sawit sehingga belum

mampu memberikan nilai tambah bagi

perekonomian Bengkulu; (5) Sebagian besar

1.7

2.91

4.26

4.7

4.86

7.18

7.46

18.28

18.48

46.02

Bengkulu

Babel

Aceh

Jambi

Sumatera Barat

Lampung

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Utara

Sumatera Selatan

Sumber : BKPM 2016, diolah

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 15

(40%) kondisi infrastruktur jalan dalam

keadaan buruk; dan (6) belum adanya insentif

yang diberikan Bengkulu bagi calon investor.

Gambar 1.2 Sumber Ekonomi Baru

Menurut Kepala Pelindo II, kondisi

pelabuhan yang kurang optimal

merupakan salah satu penghambat

aktivitas ekonomi di Provinsi Bengkulu.

Pelindo melakukan serangkaian upaya yang

diselaraskan dengan program Pemerintah

Daerah dalam menyusun roadmap

pembangunan pelabuhan Pulau Baai.

Gambar 1.2 Liaison Bank Indonesia dan

Pelindo II

Luas lahan pelabuhan Pulau Baai termasuk

yang terluas di Indonesia yaitu mencapai

1.200 ha. Namun, dari 1.200 ha lahan yang

dimiliki oleh Pelindo, baru terpakai hanya 80

ha, dengan tingkat okupansi hanya sebesar

60%. Banyak investor keluar dari Bengkulu

karena permasalahan perizinan. Kondisi

pendangkalan di Pulau Baai bukan

merupakan penghambat aktivitas pelabuhan

karena frekuensi kedatangan kapal bertonase

besar di Provinsi Bengkulu sangat kecil

(hampir tidak ada).

Pelabuhan Pulau Baai merupakan satu-

satunya pelabuhan dengan kolam alami, yang

potensinya belum digali secara maksimal.

Beberapa program prioritas yang akan

dilakukan untuk mendorong kinerja

pelabuhan antara lain : (1) penataan area

pelabuhan (lini 1 dan 2); (2) kerja sama lahan

PT Semen Padang; (3) pembangunan PLTU;

(4) pembangunan terminal penumpang; (5)

pembangunan terminal curah cair; (6)

pembangunan terminal peti kemas; dan (7)

pembangunan kawasan industri. Ke depan,

setelah kawasan industri terealisasi (tahun

2020), kedalaman akan ditambah hingga 13

mdpl dan Pulau Baai akan menjadi pelabuhan

terbesar di Sumatera setelah Belawan.

Penggunaan pelabuhan dalam aktivitas

ekonomi dapat memberikan efisiensi yang

cukup besar bagi perusahaan. Dengan

potensi kopi mencapai 56 ribu ton (terutama

April s.d. Agustus pada saat panen kopi),

transportasi kopi saat ini masih melalui jalur

darat sehingga menyebabkan kerusakan pada

infrastruktur jalan. Selain itu, biaya yang

diperlukan untuk mengakut kopi melalui jalur

darat juga lebih mahal dibandingkan jalur

laut. Ongkos angkut kopi jika melewati lautan

hanya RP 400/kg sedangkan lewat darat

mencapai RP 800/kg.

Leader Meeting PT Pelindo II Bengkulu & Bank Indonesia Bengkulu

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 16

B. RENCANA BENGKULU INVESTMENT

DAY

Melihat peluang dan potensi daerah yang

ada di Bengkulu, Bank Indonesia

bekerjasama dengan Pemerintah Daerah

berupaya menggali potensi investasi di

Provinsi Bengkulu. Langkah awal yang

dilakukan adalah identifikasi potensi investasi

di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi

Bengkulu, melalui Focus Group Discussion

Bengkulu Investment Day yang dilaksanakan

pada tanggal 26 April 2017. Beberapa hal

yang berhasil dirumuskan dari pertemuan

tersebut antara lain : (1) menjalin kerja sama

dengan dinas kab/kota se-Provinsi Bengkulu

dalam upaya mendorong investasi; (2)

Meningkatkan komunikasi dan proaktif dalam

menghadapi kendala yang ada di lapangan;

(3) Aktif dalam penyelenggaraan kegiatan

untuk mendorong potensi investasi; (4) Upaya

pemangkasan jalur yang dinilai menghambat

investasi; (5) membuat SOP pelayanan

perizinan agar masyarakat memahami

prosedur investasi secara baik; (6)

penggunaan aplikasi pengurusan perizinan

secara online; (7) meningkatkan regulasi

daerah dalam hal jaminan keamanan kepada

investor; dan (8) alokasi wilayah untuk

dijadikan kawasan investasi termasuk

kawasan industri khusus maupun kawasan

ekonomi khusus. Langkah lainnya yang

diambil Dinas Penanaman Modal yaitu

berkoordinasi dengan KPwBI Provinsi

Bengkulu dalam mendorong potensi investasi

di Provinsi Bengkulu.

Adapun beberapa potensi investasi yang

berhasil dirumuskan dalam pertemuan

Bengkulu Investment Day sebagaimana Tabel

1.5.

Tabel 1.5 Potensi Investasi Bengkulu

Kabupaten/Kota Potensi Investasi

Mukomuko Industri Hilirisasi Sawit (misal : minyak

goreng dan sabun)

Lebong Energi Panas Bumi

Wisata Alam dan Buatan

Bengkulu Utara Industri Pengolahan Hasil Perkebunan

(hilirisasi)

Wisata Buatan

Enggano Agro Maritim

Wisata Bahari

Industri Kemaritiman

Kota Bengkulu Industri Galangan Kapal

Industri Pengalengan Ikan

Wisata (Bahari, Sejarah, Buatan)

Perdagangan

Kawasan Industri

Seluma Industri Pengolahan Hasil Tambang

Industri Kemaritiman

Wisata Bahari

Kaur Industri Pengalengan Ikan

Industri Galangan Kapal

Wisata Bahari

Rejang Lebong Agro Food

Wisata Alam dan Buatan

Kepahiang Industri Teh

Industri Kopi

Wisata Alam dan Buatan

Bengkulu Selatan Industri Pengolahan perkebunan

Hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti

dengan pembahasan lebih lanjut terkait

finalisasi potensi investasi di Provinsi

Bengkulu. Lebih lanjut, hasil finalisasi tersebut

akan disampaikan kepada investor tingkat

lokal maupun Nasional untuk dapat

mendorong peningkatan kinerja investasi

Provinsi Bengkulu.

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 17

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi pendapatan terhadap pagu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Pemerintah Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2017 lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2016. Realisasi pendapatan pada triwulan I tahun 2017

mencapai 24,11% , sementara pada triwulan I tahun 2016 hanya mencapai 19,87%.

Peningkatan terutama bersumber dari Pendapatan Perimbangan. Rendahnya realisasi

pendapatan pada tahun sebelumnya terkait kebijakan penundaan DAU dari Kementerian

Keuangan.

Di sisi belanja, realisasi pada triwulan I tahun 2017 menurun dibandingkan periode yang

sama pada tahun sebelumnya. Realisasi belanja mencapai 8,62%, lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 9,95%. Menurunnya realisasi belanja APBD

terutama bersumber dari menurunnya realisasi Belanja Hibah.

Sementara realisasi APBN di Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2017 relatif sama

dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sebesar 21,62%, sementara

pencapaian periode yang sama pada tahun 2016 sebesar 21,04%. Pos belanja APBN tercatat

meningkat terbatas sementara pos Transfer ke Daerah dan Dana Desa relatif stabil.

2.1. Penerimaan Pemerintah Provinsi

Persentase realisasi Pendapatan Daerah

terhadap pagu anggaran Pemerintah

Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun

2017 lebih tinggi dibandingkan periode

yang sama pada tahun sebelumnya.

Peningkatan realisasi Pendapatan APBD

terutama bersumber dari Pendapatan

Perimbangan/Transfer. Realisasi Pendapatan

Perimbangan/Transfer pada triwulan I 2017

mencapai 24,11% dari pagu, lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

19,87% dari pagu. Peningkatan Pendapatan

Perimbangan tersebut didorong oleh

peningkatan realisasi yang terjadi pada pos Dana

Bagi Hasil Pajak, pos Dana Alokasi Umum, dan

pos Dana Alokasi Khusus, sementara pos Dana

Bagi Hasil Bukan Pajak cenderung menurun.

Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak tercatat sebesar

38,53% dari pagu, lebih tinggi dibandingkan

realisasi pada tahun sebelumnya sebesar

22,78% dari pagu. Selanjutnya realisasi Dana

Alokasi Umum tercatat sebesar 30,95%, relatif

sama dibandingkan realisasi pada tahun

sebelumnya sebesar 30,53%. Selanjutnya

realisasi Dana Alokasi Khusus tercatat sebesar

16,02% dari pagu, meningkat dibandingkan

tahun 2016 yang belum mencatatkan realisasi

pada triwulan I. Sementara itu, realisasi Dana

ANGGARAN PENDAPATAN APBD 2017 PAD Rp 905,54 M Transfer Pusat Rp 2.132,92 M Lain-lain Rp 2,87 M Total Rp 3.041,33 M REALISASI PENDAPATAN APBD TW 1 2017 PAD Rp 174,58 M Transfer Pusat Rp 558,06 M Lain-lain Rp 0,51 M Total Rp 733,15 M

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 18

Bagi Hasil Bukan Pajak mencapai 25,37%,

menurun signifikan dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 71,89%.

Tabel 2.1. Pendapatan APBD Provinsi Bengkulu Triwulan I Tahun 2017

PENDAPATAN

APBD Provinsi

Triwulan I

2017

Pagu Anggaran

Tahunan (Rp Miliar)

Realisasi Akumulasi

(Rp Miliar) Realisasi (%)

Share Realisasi

(%)

2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Pendapatan Asli Daerah 754.61 905.54 150.56 174.58 19.95 19.28 34.15 23.81

Pendapatan Pajak Daerah 538.54 646.25 117.51 130.03 21.82 20.12 26.65 17.74

Pendapatan Retribusi

Daerah 4.52 14.92 0.66 1.02 14.61 6.84 0.15 0.14

Pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan

Daerah yg dipisahkan

19.36 22.07 17.63 0.00 91.08 0.00 4.00 0.00

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah 192.20 222.29 14.76 43.54 7.68 19.59 3.35 5.94

Pendapatan

Perimbangan/Transfer 1461.81 2132.92 288.79 558.06 19.76 26.16 65.50 76.12

Dana Bagi Hasil Pajak 47.80 51.12 10.89 19.70 22.78 38.53 2.47 2.69

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

(Sumber Daya Alam) 21.74 28.71 10.21 7.28 46.97 25.37 2.32 0.99

Dana Alokasi Umum 876.88 1354.43 267.69 419.16 30.53 30.95 60.71 57.17

Dana Alokasi Khusus 512.91 698.65 0.00 111.91 0.00 16.02 0.00 15.26

Dana Penyesuaian 2.50 2.87 0.00 0.51 0.00 17.77 0.00 0.07

Lain-lain Pendapatan yang

Sah 2.50 2.87 1.58 0.51 63.29 17.77 0.36 0.07

Total Pendapatan 2218.92 3041.33 440.93 733.15 19.87 24.11 100.00 100.00

*) Merupakan data sementara Sumber : Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu

Realisasi Pendapatan Lain-lain yang Sah pada

triwulan I tahun 2017 mencapai 17,77% dari

pagu, menurun signifikan dibandingkan periode

yang sama pada tahun sebelumnya dengan

realisasi sebesar 63,29% dari pagu. Secara

nominal, realisasi Pendapatan Lain-lain yang Sah

mencapai Rp 0,51 M dari pagu Rp 2,87 M.

Sementara itu, realisasi Pendapatan Asli

Daerah pada triwulan laporan relatif sama

dibadingkan periode yang sama pada Tahun

2016. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada

triwulan I tahun 2017 tercatat sebesar 19,28%

dari pagu, relatif stabil dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 19,95% dari pagu. Secara

nominal, realisasi Pendapatan Asli Daerah pada

triwulan I 2017 mencapai Rp 174,51 M dari

pagu Rp 905,54 M. Pos Pendapatan Asli

Daerah yang mengalami peningkatan adalah

pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

sebesar 19,59% dibandingkan triwulan I 2016

sebesar 7,68%. Sementara pos yang

mengalami penurunan adalah pos Pendapatan

Retribusi Daerah sebesar 6,84% dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya

sebesar 14,61%.

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 19

Berdasarkan struktur APBD 2017, porsi

realisasi triwulan I 2017 pos Dana

Perimbangan Pemerintah/Transfer dari

Pemerintah Pusat mendominasi pos

Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi. Hal

ini tercermin dari pangsa Pendapatan

Perimbangan/Transfer sebesar 76,12%, lebih

besar dibandingkan Pendapatan Asli Daerah

dan Lain-lain Pendapatan yang Sah dengan

pangsa masing-masing hanya sebesar 23,81%

dan 0,07%. Pangsa realisasi Pendapatan

Perimbangan Pemerintah/Transfer dalam

struktur APBD mengalami peningkatan dari

65,50% menjadi 76,12% pada triwulan I

tahun 2017.

Sebagaimana pada tahun tahun sebelumnya,

struktur pendapatan utamanya masih berasal

dari pos Pendapatan Pajak Daerah dan Dana

Alokasi Umum. Namun demikian, realisasi

Dana Alokasi Khusus sampai dengan triwulan I

2017 cukup menggembirakan, terutama bila

dibandingkan periode sebelumnya yang tidak

tercapai (0%).

2.2. Belanja Pemerintahan Provinsi

Persentase realisasi Belanja Pemerintah

Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun

2017 menurun dibandingkan periode yang

sama pada tahun sebelumnya. Realisasi

belanja mencapai Rp 287,79 Miliar atau 8,62%

dari pagu Rp 3.338,98 Miliar, lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya dengan

realisasi sebesar 9,95% dari pagu Rp 2.337,15

Miliar.

Realisasi belanja APBD pada triwulan I 2017

hanya berasal dari pos Belanja Operasi,

sementara pos Belanja Modal dan Belanja

Tak Terduga belum mencatatkan realisasi.

Realisasi Belanja Operasi pada triwulan I tahun

2017 tercatat sebesar 14,18%, relatif sama

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

14,66%. Menurunnya realisasi Belanja Operasi

terutama bersumber dari Belanja Hibah.

Realisasi Belanja Hibah tercatat sebesar

14,19% dari pagu, lebih rendah dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2016 sebesar

23,90%. Realisasi Belanja Pegawai tercatat

stabil sebesar 21,20% dibandingkan triwulan I

2016 sebesar 21,23%. Sementara realisasi

Belanja Barang tercatat sebsar 2,43% lebih

tinggi dibandingkan triwulan I 2017 sebesar

1,24%.

Selanjutnya, anggaran Belanja Modal pada

triwulan I 2017 belum mencatatkan

realisasi. Belum terealisasinya anggaran

Belanja Modal pada triwulan I 2017

diperkirakan berkaitan dengan terlambatnya

pengesahan APBD 2017, yaitu melewati batas

31 Desember 2016, sehingga proses

pengadaan oleh Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) menjadi terlambat.

ANGGARAN BELANJA APBD 2017 Belanja Operasi Rp 2.029,14 M Belanja Modal Rp 1.010,59 M Tidak Terduga Rp 5,00 M Transfer Rp 294,25 M Total Rp 3.338,98 M REALISASI BELANJA APBD TW I 2017 Belanja Operasi Rp 287,79 M Belanja Modal Rp 0,00 M Tidak Terduga Rp 0,00 M Transfer Rp 0,00 M Total Rp 287,79 M

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 20

Peranan belanja modal dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu

cukup besar. Oleh karena itu, optimalisasi

realisasi belanja modal pada periode yang akan

datang perlu terus didorong, agar

perekonomian Bengkulu dapat tumbuh sesuai

harapan.

Tabel 2.2. Belanja APBD Provinsi Bengkulu Triwulan I Tahun 2017

BELANJA APBD

Provinsi Triwulan I

2017

Pagu Anggaran

Tahunan (Rp Miliar)

Realisasi Akumulasi

(Rp Miliar) Realisasi (%)

Share Realisasi

(%)

2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Belanja Operasi 1584.98 2029.14 232.32 287.79 14.66 14.18 99.92 100.00

Belanja Pegawai 636.94 1031.32 135.22 218.60 21.23 21.20 58.16 75.96

Belanja Barang 569.32 597.98 7.08 14.51 1.24 2.43 3.05 5.04

Belanja Hibah 376.68 385.30 90.02 54.68 23.90 14.19 38.72 19.00

Belanja Bantuan Keuangan 2.03 14.53 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Belanja Modal 444.15 1010.59 0.19 0.00 0.04 0.00 0.08 0.00

Belanja Tanah 0.88 3.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Belanja Peralatan dan Mesin 120.13 175.78 0.19 0.00 0.16 0.00 0.08 0.00

Belanja Gedung dan Bangunan 80.32 99.19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 236.29 716.55 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Belanja Aset Tetap Lainnya 6.53 16.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Belanja Tidak Terduga 10.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Transfer 298.02 294.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total Belanja 2337.15 3338.98 232.51 287.79 9.95 8.62 100.00 100.00

*) Merupakan data sementara Sumber : Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu

Berdasarkan strukturnya, belanja daerah

Pemerintah Provinsi Bengkulu didominasi

oleh belanja rutin. Hal ini ditunjukkan oleh

tingginya bobot Belanja Operasi (60,77%)

dibandingkan Belanja Modal (30,27%). Namun

demikian, porsi belanja modal relatif membaik,

tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun 2016

yang mencapai 19,00%.

2.3. Belanja APBN di Provinsi Bengkulu

Realisasi APBN di Provinsi Bengkulu pada

triwulan I tahun 2017 relatif sama

dibandingkan periode yang sama pada

tahun sebelumnya. Pada triwulan I tahun

2017, penyerapan APBN mencapai 21,62%,

sementara pencapaian periode yang sama

pada tahun 2016 sebesar 21,04%. Pos belanja

negara tercatat meningkat terbatas sementara

pos Transfer ke Daerah dan Dana Desa relatif

stabil.

Meningkatnya realisasi belanja negara pada

triwulan I tahun 2017 berasal dari

meningkatnya persentase realisasi Belanja

Pegawai dan Belanja Modal. Realisasi Belanja

Pegawai pada triwulan I 2017 tercatat

meningkat sebesar 20,18% dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2016 yang

tercatat sebesar 18,72%. Sementara realisasi

Belanja Modal triwulan I 2017 tercatat

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 21

meningkat sebesar 11% dibandingkan periode

yang sama pada tahun 2016 sebesar 8,99%.

Namun demikian, dilihat dari sisi nominal,

realisasi belanja negara mengalami penurunan

seiring dengan penurunan pagu anggaran

yang cukup besar.

Sementara itu, realisasi Transfer Ke Daerah

dan Dana Desa pada triwulan I 2017 relatif

sama dibandingkan periode yang sama

tahun 2016. Realisasi Transfer Ke Daerah dan

Dana Desa tercatat sebesar 24,68%, relatif

sama dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

24,93%. Pos yang belum mencatatkan realisasi

adalah Dana Otonomi Khusus dan

Penyesuaian.

Tabel 2.3. Belanja APBN Provinsi Bengkulu Triwulan I Tahun 2017

BELANJA

APBN

Triwulan I

Tahun 2017

Pagu Anggaran

Tahunan (Rp Miliar)

Realisasi Akumulasi

(Rp Miliar) Realisasi (%)

Share Realisasi

(%)

2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Belanja Negara 4585.08 3994.82 563.86 547.17 12.30 13.70 18.00 17.65

Belanja Pegawai 1537.95 1431.35 287.95 288.89 18.72 20.18 9.19 9.32

Belanja Barang 1548.52 1355.61 142.35 126.83 9.19 9.36 4.54 4.09

Belanja Modal 1485.13 1194.39 133.53 131.43 8.99 11.00 4.26 4.24

Belanja Bantuan Sosial 13.48 13.47 0.04 0.02 0.30 0.14 0.00 0.00

Transfer Ke Daerah dan

Dana Desa 10306.11 10346.05 2569.23 2553.30 24.93 24.68 82.00 82.35

Transfer ke Daerah 9492.21 9310.71 2569.23 2553.30 27.07 27.42 82.00 82.35

a. Dana Perimbangan 8201.32 9213.68 2238.16 2553.30 27.29 27.71 71.44 82.35

b. Dana Otonomi Khusus

dan Penyesuaian 1290.89 97.02 331.07 0.00 25.65 0.00 10.57 0.00

Transfer Dana Desa 813.90 1035.34 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Total Belanja 14891.19 14340.87 3133.09 3100.47 21.04 21.62 100.00 100.00

*) Merupakan data Sementara Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 22

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 23

BAB 3

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Inflasi Kota Bengkulu pada triwulan I 2017 sebesar

6,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV

2016 yang tercatat sebesar 5,00% (yoy). Meningkatnya

tekanan inflasi didorong oleh meningkatnya tekanan inflasi

kelompok administered price dan inflasi inti. Berdasarkan

kelompok barang/jasa, tekanan inflasi administered price

didorong oleh meningkatnya Tarif Angkutan Udara

sehubungan dengan adanya beberapa long weekend yang

terdapat pada triwulan I 2017. Selain itu inflasi administered

price juga didorong oleh kenaikan Tarif Listrik yang

dilaksanakan dalam dua tahap sepanjang triwulan I 2017. Selanjutnya, meningkatnya tekanan

inflasi pada kelompok inflasi inti didorong oleh meningkatnya inflasi pada Tarif Pulsa Ponsel.

Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi Bengkulu pada triwulan I 2017 berada di atas

realisasi inflasi nasional (3,61%) maupun inflasi Sumatera (3,92%). Namun demikian, pencapaian

inflasi pada triwulan I 2017 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi triwulan I

selama 5 tahun terakhir (2012-2016) yang tercatat sebesar 6,60% (yoy).

Berdasarkan perkembangan indikator terkini, tekanan inflasi pada triwulan II 2017

diperkirakan meningkat. Peningkatan laju inflasi pada triwulan II 2017 diperkirakan akan

bersumber dari kelompok administered prices dan inflasi inti seiring dengan meningkatnya

ekspektasi konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan

ekspektasi tersebut juga diperkirakan akan didukung faktor perbaikan pendapatan yang

bersumber dari kenaikan harga komoditas, pembayaran THR Swasta dan realisasi gaji ke 14 PNS.

3.1. INFLASI TAHUNAN

Berdasarkan Disagregasi Inflasi

Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan

I 2017 didorong oleh meningkatnya harga

beberapa komoditas pada kelompok

administered price, kelompok inflasi inti dan

volatile foods. Pada triwulan I 2017, inflasi

kelompok inti tercatat sebesar 4,12% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 3,85% (yoy).

Meningkatnya tekanan harga pada kelompok

inti didorong oleh meningkatnya konsumsi

masyarakat sejalan dengan peningkatan daya

beli paska kenaikan harga komoditas. Hal ini

tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan

Konsumsi (IKK) Bengkulu pada triwulan I 2017

sebesar 114,56, lebih tinggi dibandingkan rata-

rata IKK pada triwulan IV 2016 sebesar 80,45.

6.01

3.92 3.61

Bengkulu Sumatera Indonesia

Grafik 3.1.

Inflasi Tw I 2017 (% yoy)

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 24

Grafik 3.2. Perkembangan Inflasi Tahunan

Pada kelompok volatile foods, terjadi

penurunan tekanan inflasi dibandingkan

triwulan sebelumnya, tercatat sebesar 2,64%

(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV

2016 sebesar 3,71% (yoy). Meredanya tekanan

inflasi volatile foods terutama disebabkan oleh

penurunan harga Beras, Cabai Merah dan Telur

Ayam Ras. Menurunnya harga komoditas Beras

dan Cabai Merah disebabkan meningkatnya

pasokan didorong oleh masa panen raya pada

periode Februari Maret 2017. Sementara

penurunan harga telur ayam ras disebabkan

meningkatnya pasokan telur di pasaran yang

berasal dari pelaku usaha korporasi.

Inflasi kelompok volatile foods pada triwulan

I 2017 jauh lebih rendah dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya

maupun secara historis selama 5 tahun

terakhir (2012-2016), yang tercatat sebesar

8,06% (yoy). Hal ini tidak terlepas dari upaya

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk

memperlancar arus distribusi dan penyebaran

informasi harga pangan melalui Pusat Informasi

Harga Pangan Strategis (PIHPS), serta berbagai

tindakan pre-emptive dari TPID.

Tabel 3.1. Komoditas Inflatoir

No Inflatoir yoy (%)

Andil (%)

Volatile Foods

1 Daging Ayam Ras 13.76 0.27

2 Kentang 87.73 0.26

3 Dencis 34.53 0.21

Administered Prices

1 Angkutan Udara 100.57 3.68

2 Tarif Listrik 13.67 0.38

3 Rokok Kretek Filter 12.86 0.32

Inflasi Inti

1 Sekolah Dasar 13.44 0.17

2 Sekolah Menengah Atas 12.20 0.16

3 Tarif Pulsa Ponsel 8.12 0.16

Sumber : BPS (diolah)

Tekanan inflasi pada kelompok administered

price tercatat mengalami peningkatan

sebesar 14,39% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 9,13% (yoy). Meningkatnya

tekanan harga pada kelompok administered

price didorong oleh meningkatnya Tarif

Angkutan Udara dan Tarif Listrik. Kenaikan

Tarif Angkutan Udara seiring meningkatnya

permintaan pada perayaan Imlek dan

banyaknya periode hari libur. Pada triwulan I-

2017 PLN telah menaikkan tarif listrik bagi

pelanggan 900VA sebanyak dua tahap yakni

pada tanggal 1 Januari 2017 dari Rp.585/Kwh

menjadi Rp.774/Kwh dan pada 1 Maret 2017

menjadi Rp.1.023/Kwh (dampak kenaikan 1

Maret baru dirasakan pada triwulan II 2017 di

pembayaran tagihan pada bulan April).

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2015 2016 2017

Inflasi (IHK)

Volatile Foods

Administered Prices

Core

Infl

asi (

%,y

oy)

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 25

Tabel 3.2. Komoditas Deflatoir

No Deflatoir yoy (%) Andil (%)

Volatile Foods

1 Beras -9.50 -0.43

2 Cabai Merah -18.51 -0.37

3 Telur Ayam Ras -11.00 -0.09

Administered Prices

1 Bensin -3.30 -0.10

2 Solar -8.82 -0.01

3 Angkutan Antar Kota -0.47 0.00

Inflasi Inti

1 Besi Beton -11.90 -0.03

2 Televisi Berwarna -7.37 -0.02

3 Baju Setelan Anak -3.24 -0.01 Sumber : BPS (diolah)

Berdasarkan Kelompok Barang

Kelompok barang dan jasa yang memiliki

andil terbesar terhadap inflasi tahunan pada

triwulan I 2017 secara berturut-turut yaitu

Kelompok Transpor Komunikasi dan Jasa

Keuangan (2,56%), Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau (1,04%),

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar (0,85%), Kelompok Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga (0,64%), Kelompok

Sandang (0,18%) dan Kelompok Kesehatan

(0,12%).

Tekanan inflasi Kelompok Bahan Makan

Makanan mereda, dari 3,85% (yoy) pada

triwulan IV 2016 menjadi 2,84% (yoy) pada

triwulan I 2017 dengan andil inflasi juga

menurun dari 0,98% pada triwulan IV 2016

menjadi 0,72% pada triwulan I 2017.

Tabel 3.3. Inflasi Kelompok Barang (%yoy)

KELOMPOK BARANG DAN JASA

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Bahan Makanan 3.85 0.98 2.84 0.72

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

6.45 1.04 6.37 1.04

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bakan Bakar

2.62 0.55 4.12 0.85

Sandang 3.93 0.22 3.29 0.18

Kesehatan 3.57 0.14 3.00 0.12

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

6.69 0.60 7.02 0.64

Trasportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

7.85 1.47 13.37 2.56

Inflasi Umum 5.00 5.00 6.01 6.01

Sumber : BPS (diolah)

Berdasarkan andil inflasinya, meredanya inflasi

terutama bersumber dari sub kelompok Padi-

padian, Umbi-umbian dan Hasilnya (-0,44%),

Bumbu-bumbuan (-0,36%) dan Telur, Susu

dan Hasil-hasilnya (-0,05%). Komoditas utama

peredam inflasi tahunan antara lain Beras,

Cabai Merah dan Telur Ayam Ras.

Menurunnya harga Beras didorong oleh

meningkatnya pasokan akibat musim panen

raya yang terjadi di seluruh Kabupaten yang

menjadi sentra beras di Provinsi Bengkulu.

Selanjutnya, penurunan harga Cabai Merah

BAHAN MAKANAN INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 3,85 TW I 2017 2,84 KOMODITAS DENGAN PENURUNAN ANDIL INFLASI TERTINGGI :

Beras Cabai Merah Telur Ayam Ras

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 26

didorong oleh melimpahnya pasokan dari Kab.

Rejang Lebong yang merupakan penghasil

utama komoditas Cabai Merah di Prov.

Bengkulu (pangsa 80,6%). Sementara

penurunan harga Telur Ayam Ras disebabkan

menurunnya harga pakan seiring dengan

turunnya harga jagung.

Tabel 3.4. Inflasi Bahan Makanan (% yoy)

SubKelompok Bahan Makanan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Padi-padian, Umbi-umbian, dan Hasilnya

-15.19 -0.96 -8.56 -0.44

Daging dan hasil-hasilnya

15.08 0.39 12.18 0.35

Ikan Segar 14.87 0.49 15.54 0.56

Ikan Diawetkan 10.01 0.06 10.89 0.07

Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya

-0.44 -0.01 -2.34 -0.05

Sayur-sayuran 5.56 0.16 14.49 0.43

Kacang-kacangan -0.02 0.00 -0.08 0.00

Buah-buahan 2.45 0.06 2.41 0.05

Bumbu-bumbuan 16.79 0.52 -10.58 -0.36

Lemak dan Minyak 18.32 0.27 18.57 0.30

Bahan Makanan Lainnya

2.68 0.00 2.69 0.00

Inflasi Kelompok 3.85 0.98 2.84 0.72

Komoditas Penahan Inflasi (% yoy)

Komoditas Bahan Makanan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Beras -16.82 -0.97 -9.50 -0.43

Cabai Merah 16.94 0.30 -18.51 -0.37

Telur Ayam Ras -6.80 -0.06 -11.00 -0.09

Sumber : BPS (diolah)

Inflasi tahunan Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok, dan Tembakau relatif

stabil dari 6,45% (yoy) pada triwulan IV

2016 menjadi 6,37% (yoy) pada triwulan

laporan sehingga andil inflasi tercatat tidak

mengalami perubahan di angka 1,04%.

Meningkatnya andil inflasi pada sub

kelompok Makanan Jadi sebesar 0,06% di

trade-off oleh penurunan andil inflasi pada

sub kelompok Minuman yang Tidak

Beralkohol sebesar -0,06%. Komoditas yang

memiliki andil inflasi tertinggi secara

berurutan adalah Rokok Kretek Filter

(0,32%), Nasi Dengan Lauk (0,12%), dan

Rokok Putih (0,10%)

Tabel 3.5. Inflasi Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok, dan Tembakau (% yoy)

SubKelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Makanan Jadi 4.53 0.42 5.21 0.48

Minuman yang Tidak Beralkohol

6.01 0.14 3.27 0.08

Tembakau dan Minuman Beralkohol

10.79 0.47 10.49 0.48

Inflasi Kelompok 6.45 1.04 6.37 1.04

Komoditas Pendorong Inflasi (% yoy)

Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Nasi Dengan Lauk 5.64 0.11 6.40 0.12

Rokok Kretek Filter 14.72 0.34 12.86 0.32

Rokok Kretek 3.04 0.04 5.10 0.07

Sumber : BPS (diolah)

Tekanan inflasi Kelompok Perumahan, Air,

Listrik, Gas dan Bahan Bakar meningkat dari

2,62% (yoy) pada triwulan IV 2016 menjadi

4,12% (yoy) pada triwulan laporan dengan

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, DAN TEMBAKAU INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 6,45 TW I 2017

6,37 KOMODITAS DENGAN PENINGKATAN ANDIL INFLASI TERTINGGI : Rokok Kretek Filter

Nasi dengan Lauk

Rokok Putih

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 27

andil inflasi yang meningkat dari 0,55%

menjadi 0,85%. Sumber tekanan inflasi

berasal dari sub kelompok Bahan Bakar,

Penerangan dan Air dan sub kelompok Biaya

Tempat Tinggal. Komoditas utama yang

mendorong kenaikan harga adalah Tarif

Listrik (andil 0,38%). Kenaikan tarif listrik

merupakan kelanjutan kenaikan tarif

pelanggan 900VA non subsidi yang

dilaksanakan bertahap sejak Januari 2017.

Sementara kenaikan tarif Sewa Rumah

merupakan penyesuaian yang dilakukan pada

awal tahun, selain itu meningkatnya tarif Sewa

Rumah juga terdampak dari kenaikan Tarif

Listrik.

Tabel 3.6. Inflasi Kelompok Perumahan, Air,

Listrik, Gas, dan Bahan Bakar (% yoy)

SubKelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Biaya Tempat Tinggal

1.79 0.23 1.56 0.20

Bahan Bakar, Penerangan, dan Air

4.99 0.24 11.55 0.56

Perlengkapan Rumah Tangga

2.04 0.03 2.02 0.03

Penyelenggaraan Rumah Tangga

2.65 0.05 4.71 0.08

Inflasi Kelompok 2.62 0.55 4.12 0.85

Komoditas Pendorong Inflasi (% yoy)

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Tarif Listrik 2.88 0.08 13.67 0.38

Tarif Air Minum PAM

32.60 0.15 32.60 0.19

Sewa Rumah 3.96 0.11 2.43 0.06

Sumber : BPS (diolah)

Tekanan inflasi Kelompok Sandang

melambat, dari 3,93% (yoy) pada triwulan IV

2016 menjadi 3,69% (yoy) pada triwulan I

2017, Namun andil terhadap inflasi umum

mengalami penurunan dari 0,22% (yoy) pada

triwulan IV 2016 menjadi 0,18% (yoy) pada

triwulan I 2017. Sumber tekanan inflasi

bersumber dari komoditas baju muslim.

Tabel 3.7. Inflasi Kelompok Sandang (% yoy)

SubKelompok Sandang

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Sandang Laki-laki 2.26 0.04 1.23 0.02

Sandang Wanita 3.80 0.06 4.04 0.06

Sandang Anak-anak

6.13 0.07 6.22 0.07

Barang Pribadi dan Sandang Lain

4.31 0.05 2.22 0.02

Inflasi Kelompok 3.93 0.22 3.29 0.18

Komoditas Penahan Inflasi (% yoy)

Komoditas Sandang

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Baju Muslim 9.54 0.04 8.32 0.03

Sumber : BPS (diolah)

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK,GAS, DAN BAHAN BAKAR INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 2,62 TW I 2017

4,12 KOMODITAS DENGAN PENINGKATAN ANDIL INFLASI TERTINGGI Tarif Listrik

Tarif Air Minum PAM

Sewa Rumah

SANDANG INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 3,93 TW I 2017

3,29 KOMODITAS DENGAN PENURUNAN ANDIL INFLASI TERTINGGI Baju Muslim

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 28

Tekanan inflasi Kelompok Kesehatan

melambat, dari 3,57% (yoy) pada triwulan IV

2016 menjadi 3,00% (yoy) pada triwulan I

2017. Andil terhadap inflasi umum juga

mengalami penurunan dari 0,14 (yoy) pada

triwulan IV 2016 menjadi 0,11% (yoy) pada

triwulan I 2017. Sumber perlambatan inflasi

bersumber dari komoditas hand body lotion

Tabel 3.8. Inflasi Kelompok Kesehatan

(% yoy)

SubKelompok Kesehatan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Jasa Kesehatan 0.61 0.01 1.39 0.02

Obat-obatan 7.92 0.06 2.62 0.02

Jasa Perawatan Jasmani

2.10 0.01 1.22 0.02

Perawatan Jasmani dan Kosmetika

4.56 0.07 3.34 0.06

Inflasi Kelompok 3.57 0.14 3.00 0.12

Komoditas Penahan Inflasi (% yoy)

Komoditas Kesehatan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Hand Body Lotion 1.73 0.0012 -2.19 -0.0015

Sumber : BPS (diolah)

Tekanan inflasi Kelompok Transportasi,

Komunikasi dan Jasa Keuangan meningkat,

dari 7,85% (yoy) pada triwulan IV 2016

menjadi 13,37% (yoy) pada triwulan I 2017

yang mendorong andil terhadap inflasi umum

juga mengalami peningkatan dari 1,47% (yoy)

pada triwulan IV 2016 menjadi 2,56% (yoy)

pada triwulan I 2017.

Sementara itu, inflasi kelompok Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga mengalami

peningkatan dari 6,69% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 7,02% (yoy) pada

triwulan laporan. Peningkatan inflasi didorong

oleh meningkatnya sub kelompok Pendidikan

(andil 0,50%). Komoditas utama pendorong

inflasi Pendidikan adalah kenaikan tarif

Bimbingan Belajar. Meningkatnya tarif

Bimbingan Belajar disebabkan oleh

penyesuaian tarif pada awal tahun.

Tabel 3.9. Inflasi Kelompok Pendidikan,

Rekreasi dan Olahraga

Subkelompok Pendidikan, Rekreasi,

dan Olahraga

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Pendidikan 8.60 0.48 8.59 0.50

Kursus-kursus / Pelatihan

8.60 0.05 21.61 0.14

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan

4.32 0.06 2.80 0.04

Rekreasi 0.66 0.01 -1.73 -0.02

Olahraga -1.66 0.00 -2.99 0.00

Inflasi Kelompok 6.69 0.60 7.02 0.64

Komoditas Pendorong Inflasi (% yoy)

Pendidikan, Rekreasi, dan Oleharaga

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Sekolah Dasar 13.44 0.16 13.44 0.17

Sekolah Menengah Atas

12.20 0.15 12.20 0.16

KESEHATAN INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 3,57 TW I 2017

3,00 KOMODITAS DENGAN PENURUNAN ANDIL INFLASI TERTINGGI Hand Body Lotion

PENDIDIKAN, REKREASI, dan OLAHRAGA INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 6,69 TW I 2017

7,02 KOMODITAS DENGAN PENURUNAN ANDIL INFLASI TERTINGGI

Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Atas

Bimbingan Belajar

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 29

Bimbingan Belajar 10.19 0.05 23.84 0.13

Tabel 3.10. Inflasi Kelompok Transportasi,

Komunikasi, dan Jasa Keuangan (% yoy)

Subkelompok Transpor,

Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Transpor 10.10 1.33 16.83 2.33

Komunikasi Dan Pengiriman

0.67 0.02 4.72 0.15

Sarana dan Penunjang Transpor

5.44 0.10 7.55 0.14

Jasa Keuangan 4.93 0.01 0.00 0.00

Inflasi Kelompok 7.85 1.47 13.37 2.56

Komoditas Pendorong Inflasi (% yoy)

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Tw IV 2016 Tw I 2017

Inflasi Andil Inflasi Andil

Angkutan Udara 73.37 1.62 100.57 3.68

Tarif Pulsa Ponsel 0.65 0.01 8.12 0.16

Mobil 2.80 0.05 8.11 0.15

Sumber : BPS (diolah)

Berdasarkan andilnya, peningkatan inflasi

terutama bersumber dari sub kelompok

Transpor dengan komoditas utama

pendorong inflasi tahunan adalah Tarif

Angkutan Udara, Mobil dan Tarif Pulsa

Ponsel. Meningkatnya tarif angkutan udara

didorong oleh meningkatnya permintaan tiket

pesawat terbang sehubungan dengan adanya

hari libur nasional yakni pada Tahun Baru Imlek

di bulan Januari dan Hari Raya Nyepi di bulan

Maret serta memasuki musim liburan sekolah.

Selanjutnya kenaikan harga mobil dan sepeda

motor disebabkan kenaikan pajak kendaraan

bermotor sesuai PP nomor 60 tahun 2016 yang

mengalami kenaikan per 6 Januari 2017.

Besaran kenaikan pajak berkisar 100% untuk

biaya perpanjangan STNK dan mencapai 300%

untuk biaya pengurusan BPKB. Sementara itu

kenaikan Tarif Pulsa Ponsel disebabkan

penyesuaian tarif provider yang berlaku secara

nasional.

3.2. INFLASI BULANAN

Perkembangan inflasi bulan Januari sampai

dengan Februari 2017 mengalami

penurunan, kemudian meningkat terbatas

pada Maret 2017.

Pada bulan Januari 2017, Kota Bengkulu

mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm),

meningkat dibandingkan bulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm).

Berdasarkan disagregasinya peningkatan

inflasi bulan Januari terjadi pada komponen

volatile foods, administered price dan inflasi

inti.

Inflasi volatile foods bersumber dari

meningkatnya harga pada komoditas Daging

Ayam Ras (andil 0,26% mtm), Kentang (andil

0,05% mtm), dan Tomat Buah (andil 0,03%

mtm). Meningkatnya harga Daging Ayam Ras

didorong oleh meningkatnya permintaan

selama tahun baru dan perayaan Imlek,

sementara kenaikan harga Kentang dan Tomat

TRANSPORTASI, KOMUNIKASI, dan JASA KEUANGAN INFLASI TAHUNAN (% yoy) TW IV 2016 7,85 TW I 2017

13,37 KOMODITAS DENGAN PENURUNAN ANDIL INFLASI TERTINGGI

Angkutan Udara

Mobil

Tarif Pulsa Ponsel

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 30

Buah didorong oleh keterbatasan pasokan

akibat faktor cuaca.

Inflasi kelompok administered prices bersumber

dari kenaikan Tarif Listrik (andil 0,13% mtm),

Bensin (andil 0,09% mtm), dan Mobil (andil

0,09% mtm). Meningkatnya Tarif Listrik,

Bensin, dan harga Mobil seiring dengan

kebijakan Pemerintah yang berlaku sejak awal

tahun 2017. Kenaikan tarif Listrik sesuai

dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28

Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik

Rumah Tangga Mampu Golongan 900VA, di

mana terjadi kenaikan tarif dari Rp 605/kWh

menjadi Rp 791/kWH per 1 Januari 2017.

Selanjutnya, meningkatnya harga Bensin

didorong oleh kenaikan harga BBM non subsidi

yang berlaku sejak 3 Januari 2017. Sementara

itu, meningkatnya harga Mobil didorong oleh

penyesuaian BBN kendaraan dan peningkatan

ongkos produksi pada awal tahun 2017.

Pada bulan Februari 2017, Kota Bengkulu

mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm),

menurun dibandingkan bulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm).

Berdasarkan disagregasinya penurunan

inflasi bulan Februari terjadi pada komponen

volatile foods, administered price dan inflasi

inti

Kelompok volatile foods mengalami deflasi

sebesar -1,72% (mtm), yang bersumber pada

penurunan harga komoditas Daging Ayam Ras

(andil -0,28% mtm) dan Cabai Merah (andil -

0,09% mtm). Menurunnya harga Daging Ayam

Ras seiring dengan melimpahnya pasokan

jagung sebagai pakan ternak sementara

menurunnya harga Cabai Merah disebabkan

oleh melimpahnya pasokan dari sentra

produksi di Bengkulu, Medan, dan Pekanbaru.

Inflasi inti pada bulan Februari 2017 sebesar

0,55% (mtm), lebih rendah dibandingkan

bulan sebelumnya sebesar 0,93% (mtm).

Meredanya tekanan inflasi pada kelompok inti

terutama didorong oleh menurunnya harga

Televisi Berwarna (andil -0,02% mtm) dan Gula

Pasir (andil -0,01% mtm). Menurunnya

komoditas tersebut didorong oleh meredanya

permintaan masyarakat paska libur tahun baru

dan perayaan imlek pada bulan sebelumnya.

Inflasi kelompok administered prices melambat

sebesar 1,44% (mtm), dibandingkan bulan

sebelumnya yang tercatat 1,73% (mtm).

Tekanan inflasi pada kelompok ini masih

bersumber dari tiket angkutan udara.

Selanjutnya tekanan inflasi pada bulan

Maret meningkat dalam skala terbatas,

tercatat inflasi sebesar 0,23 % (mtm), sedikit

INFLASI JANUARI 2017

0,98% KOMODITAS INFLATOIR (Andil %mtm) - Daging Ayam Ras 0,26 - Tarif Listrik 0,13 - Tarif Pulsa Ponsel 0,12

INFLASI FEBRUARI 2017

0,21% KOMODITAS INFLATOIR (Andil %mtm) - Tarif Listrik 0,14 - Angkutan Udara 0,10 - Tarif Pulsa Ponsel 0,08

INFLASI MARET 2017

0,23% KOMODITAS INFLATOIR (Andil %mtm)

- Daging Ayam Ras 0,09 - Jengkol 0,08 - MInyak Goreng 0,05

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 31

lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya

yang mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm).

Berdasarkan disagregasinya peningkatan

inflasi bulan Maret terjadi pada komponen

volatile foods, sementara administered price

dan inflasi inti mengalami penurunan.

Inflasi kelompok volatile foods meningkat

sebesar 0,56% (mtm), yang bersumber pada

kenaikan harga komoditas Daging Ayam Ras

(andil 0,09% mtm) dan Jengkol (andil 0,08%

mtm). Meningkatnya harga Daging Ayam Ras

seiring dengan meningkatnya harga pakan

ayam ternak dikarenakan keterbatasan stok

jagung, sementara meningkatnya harga

Jengkol disebabkan oleh minimnya pasokan

dari daerah-daerah penghasil tabama salah

satunya dari Kab. Rejang Lebong.

Inflasi kelompok administered prices

mengalami penurunan, tercatat sebesar 0,35%

(mtm), menurun signifikan dibandingkan bulan

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar

1,44% (mtm). Meredanya tekanan inflasi pada

kelompok administered prices terutama

disebabkan oleh menurunnya tarif angkutan

udara yang mengalami deflasi sebesar -0,16

(mtm). Penurunan tersebut seiring dengan

menurunnya tingkat permintaan pada periode

low season penerbangan.

Realisasi inflasi inti pada bulan Maret 2017

sebesar 0,02% (mtm), lebih rendah

dibandingkan bulan sebelumnya sebesar

0,55% (mtm). Meredanya tekanan inflasi pada

kelompok inti terutama didorong oleh

menurunnya tarif pulsa telepon seluler (andil -

0,05% mtm) dan semen (andil -0,01% mtm).

Menurunnya tarif pulsa seluler lebih

dikarenakan banyaknya promo tarif awal tahun

terutama untuk jaringan 4G. Sementara

penurunan harga semen disebabkan

penurunan konsumsi semen pada awal tahun

berkaitan dengan belum optimalnya proyek-

proyek pemerintah.

Memasuki triwulan II 2017, inflasi April

2017 tercatat mengalami deflasi sebesar -

0,30% (mtm) atau 6,60% (yoy) secara

tahunan. Tekanan inflasi pada bulan April

2017 lebih rendah dibandingkan bulan

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar

0,23% (mtm).

Meredanya tekanan Inflasi pada April 2017

bersumber dari kelompok volatile food dan

kelompok inti, sementara kelompok

administered price tercatat mengalami inflasi.

Kelompok volatile foods mengalami deflasi

sebesar -2,25% (mtm) yang bersumber pada

penurunan harga Cabai Merah (andil -0,44%

mtm), yang disebabkan oleh meningkatnya

pasokan pada musim panen raya.

Pada inflasi inti juga mencatatkan deflasi pada

bulan April 2017 sebesar -0,05% (mtm) yang

didorong oleh penurunan harga Batu Bata

(andil -0,04% mtm) terkait dengan masih

rendahnya aktifitas konstruksi sehubungan

dengan masih minimnya realisasi proyek

pembangunan pemerintah.

Pada kelompok administered prices tercatat

mengalami inflasi sebesar 1,12% (mtm),

meningkat signifikan dibandingkan bulan

INFLASI APRIL 2017

-0,30%

KOMODITAS INFLATOIR (Andil %mtm) - Tarif Listrik 0,21 - Jeruk 0,05 - Jengkol 0,04

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 32

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar

0,35% (mtm). Meningkatnya tekanan inflasi

pada kelompok administered prices disebabkan

meningkatnya Tarif Listrik (andil 0,21% mtm)

yang merupakan kelanjutan kenaikan tarif

pelanggan 900VA non subsidi yang

dilaksanakan bertahap sejak Januari 2017.

Dengan perkembangan tersebut, pencapaian

inflasi Bengkulu hingga April 2017 adalah

sebesar 1,13% (ytd), relatif tinggi

dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2014-

2016) yang tercatat mengalami deflasi sebesar

-0,38% (ytd). Perbedaan tersebut didorong

oleh kenaikan Tarif Listrik (andil 0,30% ytd)

dan Tarif Pulsa Ponsel (andil 0,14% ytd).

Sementara inflasi Bengkulu pada triwulan II

2017 diperkirakan akan berada pada kisaran

6,20 6,60% (yoy), yang pada akhir tahun

berpotensi di atas sasaran inflasi Nasional

(4%±1%) sebagaimana yang telah

diperkirakan sebelumnya.

3.3. AKTIVITAS PENGENDALIAN

INFLASI [TPID]

Memasuki periode Ramadhan dan dan Hari

Raya Idul Fitri 1438 H, TPID Provinsi

Bengkulu melakukan langkah antisipatif

dalam rangka menahan lonjakan harga,

terutama komoditas bahan makanan.

Beberapa upaya pengendalian inflasi yang

telah dilakukan TPID dalam rangka antisipasi

tekanan inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri

1438 H antara lain :

1. TPID Provinsi dan TPID Kota Bengkulu

berkoordinasi dalam pelaksanaan pasar

murah pada bulan Ramadhan yang akan

difokuskan pada H-14 sd H-7 menjelang

Hari Raya karena pada periode tersebut

umumnya pedagang akan mengambil profit

taking tinggi. Pelaksanaan pasar murah oleh

Pemerintah Provinsi akan dilakukan di 24

titik sementara oleh Pemerintah Kota

dilaksanakan di 67 titik

2. Pengendalian inflasi difokuskan pada

komoditas yang memiliki frekuensi dan

andil yang besar terhadap inflasi yaitu

daging ayam ras, cabai merah, minyak

goreng, telur ayam ras, dan beras.

3. Pengendalian inflasi difokuskan pada

komoditas yang bergejolak dan memiliki

bobot inflasi tinggi antara lain Cabai Merah,

Daging Ayam Ras, Minyak Goreng, Telur

Ayam Ras, dan Beras.

4. Titik lokasi Pasar Murah maupun Operasi

Pasar difokuskan pada wilayah yang

penduduknya memiliki daya beli menengah

tinggi untuk mengantisipasi lonjakan

harga akibat over consumption.

Disamping langkah khusus dalam menghadapi

Hari Raya, beberapa upaya pengendalian inflasi

yang telah dilakukan TPID untuk mencapai

sasaran inflasi tahun 2017 (4%±1%) antara

lain :

1. Pengendalian inflasi difokuskan di Kota

Bengkulu (sebagai kota penghitungan

inflasi BPS di Prov. Bengkulu) namun tetap

tidak mengurangi peran kab/kota yang lain

sebagai sumber daerah pemasok untuk

kebutuhan Kota.

2. Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah

agar APBD dapat dilakukan secara merata

sepanjang tahun.

3. Kerja sama antara TPID dengan BULOG

dan pasar modern melalui promo produk

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 33

dan perluasan pendirian RPK (Rumah

Pangan Kita).

4. Mengupayakan sinergi program

pemotongan jalur distribusi melalui Rumah

Pangan Kita (RPK) Bulog, Toko Tani

Indonesia (TTI) BKP, dan program sejenis

lainnya untuk diperluas jangkauannya.

5. Berkoordinasi dengan Dishub, Otoritas

Bandara, dan Maskapai untuk memastikan

pasokan armada penerbangan mencukupi

kebutuhan pada musim libur akhir tahun.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

Provinsi maupun Kabupaten/Kota terus

berupaya menjaga stabilitas inflasi Provinsi

Bengkulu. Melalui rapat tim teknis pada

tanggal 14 Maret 2017, beberapa upaya yang

akan terus dilakukan TPID untuk meredam

inflasi tahun 2017 antara lain :

A. Produksi

Dinas Ketahanaan Pangan berkoordinasi

dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura,

dan Perkebunan untuk mensosialisasikan

pemanfaatan lahan pekarangan dan

penyaluran bibit.

B. Distribusi

1. Mempercepat persetujuan penyaluran beras

sejahtera (rastra).

2. Perbaikan infrastruktur dan tata niaga

dalam rangka memperlancar arus distribusi

barang.

3. Menambah frekuensi dan lokasi pasar

murah untuk mendukung stabilitas harga.

4. Menyelenggarakan pasar murah pada hari

raya keagamaan, di mana lokasi

pelaksanaan akan dipusatkan pada

kantung-kantung kemiskinan di Provinsi

Bengkulu bersama dengan beberapa

instansi.

C. Ekspektasi Konsumsi

1. Bekerjasama dengan public figure untuk

membentuk persepsi positif masyarakat

untuk mengkonsumsi cabai kering.

2. Bekerjasama dengan media untuk

membentuk persepsi positif inflasi bagi

masyarakat.

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 34

Boks 2. MENGOPTIMALKAN KAWASAN MINAPOLITAN DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

A. OVERVIEW PROGRAM KLASTER

Menyadari besarnya masalah pasokan

sebagai faktor pendorong angka inflasi di

daerah, maka berbagai upaya

pengendalian inflasi perlu menjadi

perhatian. Salah satunya dengan

mengoptimalkan potensi daerah untuk

menjamin ketersediaan pasokan komoditas

penyumbang inflasi. Setelah dicermati bobot

inflasi Bengkulu paling besar bersumber dari

komoditas beras sebagai bahan pokok

masyarakat Bengkulu (4,49%). Oleh karena

itu, adanya peningkatan harga beras akan

mendorong inflasi Bengkulu melonjak tinggi.

Setelah dilakukan identifikasi, harga beras di

Bengkulu cenderung tidak stabil. Ditengarai

penyebabnya adalah gabah hasil panen

dibawa keluar dari provinsi Bengkulu untuk

diolah dan masuk kembali ke Bengkulu

berupa beras. Salah satu faktor penyebabnya

adalah kurangnya sarana dan prasarana paska

panen di sentra produksi.

Bercermin pada kondisi tersebut, pada

tahun 2015 Kantor Bank Indonesia Provinsi

Bengkulu memberikan bantuan kepada

kelompok tani Margaluhur berupa 1 unit

lengkap rice milling unit (RMU) di Desa

Margasakti, Kabupaten Bengkulu Utara.

Bantuan sarana pasca panen tersebut

diharapkan dapat membantu petani dalam

mengolah gabah hasil panenya dan pasokan

beras untuk Bengkulu dapat dipenuhi dari

dalam daerah sendiri. Sehingga,

ketergantungan pada daerah lain mulai dapat

dikurangi.

Gambar 2.1. Fasilitas RMU

Tidak hanya sampai disitu, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Bengkulu terus mengembangkan kelompok

Margasakti menjadi sebuah klaster

terintegrasi dengan komoditas utama padi

dan ikan, mengingat topografi daerah yang

berada pada kawasan minapolitan dengan

sumber daya air yang berlimpah. Pada

tahun 2016 Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Bengkulu mulai memberikan

pendampingan pada petani bagaimana

budidaya yang tepat untuk padi dan ikan air

tawar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kapasitas ekonomi dari budidaya padi dan

ikan. Dalam mencapai tujuan tersebut,

prinsip yang akan dijalankan adalah efisiensi

biaya produksi melalui penyediaan fasilitas

untuk meggurangi biaya yang termasuk pada

kategori komponen biaya terbesar.

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 35

Gambar 2.2. Hamparan Sawah di Kawasan

Minapolitan

Hasil identifikasi diperoleh bahwa biaya

terbesar yang harus dikeluarkan oleh

seorang petani dalam proses produksi padi

dan ikan adalah biaya pakan Ikan. Oleh

karena itu, kembali melalui Program Sosial

Bank Indonesia (PSBI) kelompok dilengkapi

dengan fasilitas mesin untuk membuat pakan

yang terdiri dari: mesin pembuat pakan,

mesin penepung, dan mesin pengaduk.

Adanya mesin ini diharapkan dapat mereduksi

biaya pakan sebesar 30% dari porsinya

selama ini sebesar 65% dari total biaya.

Hadirnya mesin ini sekaligus dibarengi

bantuan teknis dari ahli yang berbagi ilmu

tentang proses pembuatan pakan secara

mandiri dengan memanfaatkan nutrisi-nutrisi

yang tersedia di sekitar lokasi klaster.

Gambar 2.3. Mesin Pembuat Pakan

Kemudian pada tahun 2017 program

pengembangan klaster Margaluhur terus

dilanjutkan melalui pemberian bantuan

sarana dan prasarana serta pendampingan.

Bantuan yang akan diberikan pada periode ini

berupa prasarana produksi dalam bentuk

mesin genset untuk memastikan proses

produksi pakan terus berjalan karena

seringnya pemadaman listrik. Selain itu, juga

akan diberikan mesin pengering (dryer) untuk

membantu proses pengeringan bahan baku,

karena curah hujan yang cukup tinggi di

daerah klaster.

B. HASIL PRODUKSI

Setelah adanya bantuan Bank Indonesia

melalui penyediaan sarana/prasarana,

pendampingan, dan Bantuan teknis terlihat

progres adanya peningkatan produksi padi

dan ikan. Pada triwulan IV 2016 sebagai

periode panen awal setelah dilakukannya

intervensi oleh Bank Indonesia, hasil panen

ikan membaik dari yang tadinya hanya rata-

rata 50 ton per triwulan menjadi 52,9 ton per

triwulan. Faktor yang menjadi pendorong

meningkatnya produksi adalah pola budidaya

yang lebih terprogram. Kemudian pada

triwulan I 2017 produksi ikan mengalami

penurunan menjadi hanya 36,9 ton karena

adanya virus yang melanda beberapa kolam

anggota, sehingga banyak ikan yang mati

sebelum masa panen. Meskipun demikian

margin yang diperoleh petani setelah adanya

intervensi melalui program kalaster oleh Bank

Indonesia meningkat 30% karena adanya

efisiensi biaya pakan dalam besaran yang

sama.

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 36

Sejalan dengan itu, produktivitas lahan

padi juga menunjukan adanya perbaikan

setelah adanya intervensi melalui program

klaster. Tercatat produktivitas lahan yang

biasanya hanya berada pada angka 4 ton per

hektar, saat ini sudah meningkat menjadi 4,5

ton per hektar. Angka tersebut memang

belum mencapai target yang telah ditetapkan,

yaitu 6 ton per hektar. Namun, dengan

tersedianya fasilitas RMU pendapatan petani

mulai meningkat karena saat ini petani

menjual beras dengan nilai ekonomis yang

lebih tinggi daripada menjual gabah.

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 37

BAB 4

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM

Ketahanan sektor korporasi pada triwulan I 2017 menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal ini tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Provinsi

Bengkulu, di mana penurunan kinerja korporasi terjadi pada tiga sektor utama yaitu

Pertanian; Perdagangan, Hotel, dan Restoran; dan Jasa-jasa. Namun demikian, akses

dan kemampuan pembiayaan korporasi cenderung meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Responden korporasi mengkonfirmasi adanya peningkatan pada akses

kredit, likuiditas, dan rentabilitas.

Sejalan dengan kinerja korporasi, eksposur perbankan di sektor korporasi menunjukkan

bahwa pertumbuhan kredit cenderung melambat namun tingkat risiko (NPL) relatif

membaik. Sementara itu, ketahanan sektor rumah tangga pada triwulan I 2017 cukup

terjaga, yang tercermin dari stabilnya kinerja pembiayaan, meskipun tingkat risiko (NPL)

sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

4.1 KETAHANAN SEKTOR KORPORASI

Hasil SKDU menunjukkan adanya penurunan

realisasi kegiatan usaha pada tiga sektor

utama yakni sektor Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan;

Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan Jasa-

jasa. Penurunan yang terjadi pada ketiga

sektor utama tersebut sejalan dengan

perkembangan PDRB Provinsi Bengkulu pada

triwulan I 2017. Hasil SKDU mencatat bahwa

Saldo Bersih Tertimbang1 (SBT) sektor

Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan tercatat sebesar

1,19%, lebih rendah dibandingkan dengan

1 Saldo Bersih Tertimbang (SBT) merupakan

indikator untuk mengetahui naik atau turunnya kegiatan usaha. SBT bernilai positif menunjukkan bahwa kegiatan usaha mengalami peningkatan (ekspansi), dan apabila negatif, kegiatan usaha mengalami penurunan (kontraksi).

triwulan sebelumnya yang mengalami

ekspansi sebesar 4,64%. Penurunan kinerja

sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan terjadi pada seluruh

subsektornya, utamanya didorong oleh

subsektor Tanaman Perkebunan dan

Peternakan. SBT sub sektor Tanaman

Perkebunan terkontraksi sebesar -0,21%,

berbeda dengan triwulan sebelumnya yang

mengalami ekspansi sebesar 0,81%.

Subsektor Peternakan terkontraksi sebesar -

0,51%, sementara triwulan sebelumnya

tercatat mengalami ekspansi sebesar 0,58%.

Selanjutnya sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran pada triwulan I 2017

mengalami kontraksi sebesar -3,72%, lebih

dalam dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat kontraksi sebesar -2,20%.

Kontraksi yang lebih dalam pada sektor

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 38

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

diperkirakan disebabkan menurunnya tingkat

permintaan paska libur Natal dan akhir tahun.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sub sektor

Perdagangan tercatat mengalami kontraksi

sebesar -3,90%, lebih dalam dari triwulan

sebelumnya sebesar -2,13%. Sementara sub

sektor Hotel tercatat relatif stabil sebesar -

0,07%, tidak berubah dibandingkan SBT

triwulan sebelumnya. Sementara itu, SBT

subsektor Restoran tercatat meningkat dari

0,00% menjadi sebesar 0,25% pada triwulan

laporan.

Grafik 4.1. Realisasi SKDU

Meskipun kinerja sektor korporasi

mengalami penurunan, akses dan

kemampuan pembiayaan korporasi

meningkat. Peningkatan ini lebih untuk

mendukung sustainabilitas korporasi dalam

jangka panjang meskipun kondisi lapangan

usaha pada triwulan I 2017 cenderung turun.

Peningkatan kemampuan pembiayaan ini

tercermin dari hasil SKDU Bank Indonesia di

mana Saldo Bersih2 akses pembiayaan

mengalami peningkatan dari 29,17% pada

2 Saldo Bersih merupakan selisih antara responden

SKDU yang menjawab baik dan buruk. Nilai Saldo bersih yang semakin positif menunjukkan kondisi pembiayaan yang semakin baik.

triwulan IV 2016 menjadi 33,33% pada

triwulan I 2017. Hal ini dilakukan sebagai

langkah persiapan ekspansi usaha kedepan

yang didorong optimisme korporasi bahwa

daya beli masyarakat akan membaik seiring

mulai meningkatnya harga komoditas. Pada

triwulan laporan, kenaikan pembiayaan

korporasi lebih bersumber dari perusahaan

induk (self financing) dibandingkan

pembiayaan oleh perbankan.

Meningkatnya akses pembiayaan tersebut

juga sejalan dengan meningkatnya kondisi

keuangan korporasi, baik berdasarkan

kemampuan likuiditas3 maupun

rentabilitas4. Hasil SKDU mencatat bahwa

saldo bersih likuiditas korporasi mengalami

peningkatan dari 36,77% menjadi 39,49%

pada triwulan I 2017. Sejalan dengan hal

tersebut, rasio rentabilitas korporasi juga

meningkat. Saldo bersih rentabilitas korporasi

pada triwulan I 2017 mencapai 43,31%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 40,65%.

Grafik 4.2. Indikator Pembiayaan Korporasi

3 Kemampuan likuiditas menunjukkan ketahanan

korporasi dalam hal pembiayaan kegiatan korporasi dalam jangka pendek 4 kemampuan rentabilitas merupakan kemampuan

korporasi dalam hal pembiayaan kegiatan perusahaan dalam jangka panjang

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

I II III IV I

2016 2017

1. PERTANIAN, PERKEBUNAN,PETERNAKAN, KEHUTANAN, DANPERIKANAN

6. PERDAGANGAN, HOTEL DANRESTORAN

29

.17

%

-15

.38

%

36

.77

%

22

.73

%

40

.65

%

32

.73

%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Q4 2016 Q1 2017

Akses Kredit Likuiditas Rentabilitas

Jum

lah

Res

po

nd

en (

%)

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 39

Eksposur Perbankan di Sektor

Korporasi

Penyaluran kredit korporasi pada triwulan I

2017 meningkat terbatas. Kredit korporasi

triwulan I 2017 tumbuh sebesar 2,89% (yoy),

sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 2,33% (yoy).

Meningkatnya kinerja penyaluran kredit

korporasi bersumber dari membaiknya kinerja

penyaluran kredit korporasi untuk Modal

Kerja yang merupakan pangsa terbesar kredit

korporasi (51%). Walaupun masih mengalami

kontraksi, pertumbuhan kredit korporasi

untuk modal kerja tercatat membaik, sebesar

-9,52% (yoy) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar -

14,59% (yoy). Sementara kredit korporasi

untuk Investasi tercatat tumbuh sebesar

22,65% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 31,66% (yoy).

Membaiknya kinerja kredit korporasi untuk

modal kerja diperkirakan disebabkan upaya

peningkatan stok dari pelaku usaha untuk

menjaga persediaan tengah tahun, dimana

perkiraan konsumsi rumah tangga meningkat

sehubungan dengan periode Ramadhan.

Grafik 4.3. Pangsa Kredit Korporasi

Secara sektoral, meningkatnya kinerja

penyaluran kredit korporasi terutama

didorong oleh meningkatnya kinerja kredit

pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran

dan sektor Industri Pengolahan.

Berdasarkan strukturnya, kredit korporasi

Bengkulu terkonsentrasi pada empat sektor

utama yaitu sektor Pertanian, Perburuan, dan

Kehutanan (41,36%), sektor Konstruksi

(11,28%), sektor Perdagangan Besar dan

Eceran (11,24%), dan sektor Industri

Pengolahan (11,08%).

Grafik 4.4. Pangsa Kredit Korporasi Sektoral

Pertumbuhan kredit korporasi pada sektor

Perdagangan Besar dan Eceran meningkat

cukup signifikan, tumbuh sebesar 11,76%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 4,01% (yoy). Berdasarkan

hasil liaison, pelaku usaha di sektor PBE

mengestimasikan perkiraan penjualan yang

meningkat pada triwulan II 2017 yang

didorong oleh Hari Raya Idul Fitri, sehingga

pelaku usaha akan meningkatkan kapasitas

persediaan.

Selanjutnya, kredit korporasi pada sektor

Industri Pengolahan mengalami peningkatan

sebesar 6,91% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mengalami tumbuh sebesar 5,30% (yoy).

Perbaikan kondisi tersebut mendorong

meningkatnya pertumbuhan kredit korporasi

secara keseluruhan. Meningkatnya kredit

Konsumsi 1%

Modal Kerja 51%

Investasi 48%

Pertanian 42%

Lain-lain 16%

Perdagangan 11%

Konstruksi 11%

Industri Pengolahan 10%

Perikanan 10%

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 40

korporasi pada sektor Industri pengolahan

diperkirakan didorong kegiatan maintenance

mesin produksi yang biasa dilakukan

perusahaan pada awal tahun.

Grafik 4.5. Pertumbuhan Kredit Korporasi

Sektoral

Risiko kredit menunjukkan perbaikan

tercatat sebesar 8,26%, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

8,33%. Kondisi tersebut terutama didorong

oleh membaiknya NPL sektor Perantara

Keuangan (bobot 27% dari total NPL). NPL

sektor Perantara Keuangan tercatat menurun

dari 78,79% menjadi 18,87% pada triwulan I

2017. Membaiknya NPL sektor tersebut

dipengaruhi oleh membaiknya harga

komoditas yang mendorong pendapatan

masyarakat sehingga mampu mengurangi

jumlah kredit kurang lancar. Namun disisi lain

NPL sektor Konstruksi (pangsa terbesar, 57%

dari total NPL) masih tercatat cukup tinggi

sebesar 41,86% pada triwulan laporan,

dibandingkan periode sebelumnya 41,52%.

Grafik 4.6. NPL Kredit Korporasi

Memasuki periode Ramadhan dan Hari

Raya pada triwulan II 2017 diperkirakan

akan berdampak pada meningkatnya

kinerja penyaluran kredit korporasi. Hal ini

terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan

kredit korporasi pada bulan April 2017 yaitu

tercatat sebesar 9,70% (yoy), meningkat

signifikan dibandingkan Maret 2017 sebesar

2,89% (yoy). Meningkatnya penyaluran kredit

korporasi didorong membaiknya kinerja kredit

Investasi. Pertumbuhan kredit korporasi untuk

Investasi pada April 2017 sebesar 29,19%

(yoy), lebih baik dibandingkan Maret 2017

sebesar 22,85% (yoy). Hal ini diperkirakan

didorong oleh upaya pelaku usaha melakukan

penambahan kapasitas utilisasi dalam

mengantisipasi melonjaknya permintaan pada

periode Ramadhan dan Hari Raya.

Di sisi sektoral, meningkatnya pertumbuhan

kredit didorong kredit sektor Pertanian,

Perburuan, dan Kehutanan, yang tumbuh

sebesar 17,24% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan I 2017 yang tercatat

tumbuh sebesar 14,66% (yoy). Kredit tersebut

merupakan kredit dengan pangsa terbesar

(41,36%) terhadap total kredit korporasi.

-100.00

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

-100.00

0.00

100.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

NPL KORPORASI PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN KONSTRUKSI PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN PERANTARA KEUANGAN

*Januari 2017

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 41

Kondisi ini dikonfirmasi oleh hasil Liaison Bank

Indonesia di mana terdapat peningkatan

kegiatan usaha/produksi sektor Pertanian

terutama kelapa sawit, yang didorong oleh

meningkatnya permintaan domestik.

4.2 KETAHANAN SEKTOR RUMAH

TANGGA

Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat

pangsa penghasilan Rumah Tangga untuk

pengeluaran konsumsi dan cicilan pinjaman

mengalami penurunan, sementara

pengeluaran untuk tabungan mengalami

peningkatan. Pangsa pengeluaran Rumah

Tangga untuk Konsumsi mengalami

penurunan dari 73,06% menjadi 64,80%

pada triwulan I 2017, diikuti oleh penurunan

pangsa pengeluaran untuk cicilan pinjaman

dari 16,65% menjadi 15,83% pada triwulan

laporan. Sementara pangsa pengeluaran

untuk tabungan mengalami peningkatan dari

10,30% menjadi 19,73%. Meningkatnya

saving rumah tangga dipicu oleh peningkatan

penghasilan masyarakat disaat kebutuhan

akan konsumsi belum meningkat. [Penjelasan

lengkap tentang Perkembangan Sektor

Rumah Tangga dijelaskan pada bab 1].

Grafik 4.7. Pangsa Pengeluaran (%)

Dana Pihak Ketiga Perseorangan di

Perbankan

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Perseorangan di Perbankan mengalami

peningkatan. DPK perseorangan tercatat

tumbuh sebesar 14,64% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan sebelum yang tercatat

sebesar 11,65% (yoy).

Peningkatan pertumbuhan bersumber dari

Tabungan dan Deposito, sementara

pertumbuhan Giro tercatat mengalami

kontraksi. Tabungan Perseorangan pada

triwulan I 2017 tercatat sebesar 16,83%

(yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 11,15% (yoy). Sementara

pertumbuhan Deposito tercatat sebesar

19,97% (yoy), meningkat signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

10,95% (yoy). Adapun pertumbuhan Giro

pada triwulan laporan tercatat mengalami

kontraksi sebesar -33,89% (yoy), berbanding

terbalik dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mampu tumbuh 26,11% (yoy).

Perlambatan Giro didorong oleh masih

rendahnya tendensi kegiatan usaha

perseorangan pada triwulan I 2017.

Peningkatan deposito diperkirakan

merupakan shifting dari Giro karena

masyarakat ingin mendapatkan imbal hasil

lebih besar dari suku bunga Giro.

Selanjutnya, memasuki triwulan II 2017,

pada April 2017 pertumbuhan DPK

Perseorangan mulai menunjukkan

peningkatan, tercatat tumbuh sebesar

15,21% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

14,64% (yoy). Kondisi ini didorong oleh

73.06 64.80

16.65 15.83 10.30

19.73

Q4 2016 Q1 2017

Konsumsi Cicilan Tabungan

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 42

meningkatnya Tabungan dan Deposito.

Tabungan tercatat tumbuh sebesar 17,74%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 16,83% (yoy).

Selanjutnya, Deposito tercatat tumbuh

sebesar 22,30% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

19,87% (yoy).

Grafik 4.8. Pertumbuhan DPK Perseorangan

Grafik 4.9. Komposisi DPK Perseorangan

(*April 2017)

Kredit Perseorangan di Perbankan

Penyaluran kredit rumah tangga non

produktif sebesar 10,50% (yoy) pada

triwulan I 2017, relatif stabil dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 10,37% (yoy).

Relatif stabilnya kredit perseorangan didorong

oleh stabilnya penyaluran kredit Multiguna

yang merupakan pangsa kredit perseorangan

terbesar berdasarkan jenis, sementara

penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

tercatat melambat namun terjadi trade-off

karena Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

tercatat mengalami peningkatan.

KPR tercatat tumbuh sebesar 15,56% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 17,04% (yoy)

sementara pertumbuhan KKB membaik dari -

4,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi 13,90% (yoy) pada triwulan I 2017.

Menurunnya pertumbuhan penyaluran kredit

KPR tersebut merupakan turning point ke

posisi normal setelah pada triwulan

sebelumnya meningkat sebagai dampak dari

kebijakan penyempurnaan LTV yang berlaku

sejak 29 Agustus 2016, di mana terdapat

penurunan uang muka (down payment)

untuk Rumah Tapak dan Rumah Susun

[Ketentuan terkait LTV terdapat pada

Peraturan Bank Indonesia No. 18/16/PBI/2016

tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit

Properti, Rasio Financing to Value untuk

Pembiayaan Properti, dan uang Muka untuk

Kredit atau Pembiayaan Kendaraan

Bermotor].

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017

*April 2017

DPK JENIS

DEPOSITO

*April 2017

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 43

Grafik 4.10. Pertumbuhan Kredit Perseorangan

Risiko kredit rumah tangga tercatat

meningkat. Risiko kredit rumah tangga pada

triwulan I 2017 tercatat sebesar 0,74%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 0,66%. Kondisi tersebut didorong

oleh peningkatan risiko KPR dan KKB,

sementara risiko pembiayaan Multiguna relatif

stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pada triwulan laporan, NPL KPR tercatat

sebesar 2,09%, selanjutnya NPL KKB,

Multiguna, dan Kredit lainnya masing-masing

tercatat sebesar 1,28%, 0,43%, dan 0,27%.

Memasuki triwulan II 2017, pada bulan

April 2017 penyaluran kredit rumah tangga

melambat, yang disebabkan KPR, KKB dan

Multiguna. Hal ini sejalan dengan hasil Survei

Konsumen yang menunjukkan indeks cicilan

pinjaman menurun dari 15,16 menjadi 14,40

poin pada April 2017. Selanjutnya, risiko

kredit perorangan pada bulan April 2017

relatif stabil sebesar 0,72% dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

0,74%.

Grafik 4.11. NPL Kredit Perseorangan

Grafik 4.12. Pangsa Kredit Perseorangan

4.3. EKSPOSUR PERBANKAN di

SEKTOR UMKM

Berdasarkan skala usahanya, pangsa

penyaluran kredit sektor UMKM didominasi

oleh kredit UMKM skala kecil dengan

penyaluran mencapai Rp 2.512 Miliar (38%),

diikuti oleh UMKM skala mikro sebesar Rp

2.283 Miliar (34%), dan skala menengah Rp

1.882 Miliar (28%), sehingga secara total

eksposur UMKM mencapai 34,43% dari total

kredit.

Grafik 4.13. Pangsa Kredit UMKM

-50.00

0.00

50.00

100.00

I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017

*April 2017

PERSEORANGAN NON PRODUKTIF

KPR/KPAMULTIGUNA

LAINNYA

KKB

0.00

5.00

I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017

*April 2017

NPL PERSEORANGAN NON PRODUKTIF

KPR/KPA

MULTIGUNA

MIKRO 34%

KECIL 38%

MENENGAH 28%

Lainnya 34%

KPR / KPA 17%

KKB 9%

MULTIGUNA 40%

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 44

Kinerja penyaluran Kredit UMKM

meningkat signifikan. Pada triwulan laporan,

kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar

13,75% (yoy), meningkat signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

6,63% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit

UMKM didorong oleh penyaluran kredit

UMKM skala Menengah, sementara

penyaluran kredit UMKM skala Mikro dan

Kecil mengalami perlambatan.

Pertumbuhan kredit UMKM skala Menengah

tumbuh signifikan sebesar 33,31% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mengalami kontraksi sebesar -12,46%

(yoy). Sementara Kredit UMKM skala Mikro

tercatat tumbuh sebesar 7,32% (yoy), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 12,68% (yoy). Menurunnya suku

bunga kredit Mikro dari sebesar 12,54%

menjadi sebesar 12,25% (Non KUR) dan 9%

untuk KUR belum mampu mendorong

peningkatan kinerja kredit Mikro.

Selanjutnya, pertumbuhan kredit UMKM

skala Kecil sebesar 8,14% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya 15,09%

(yoy). Penurunan suku bunga kredit UMKM

skala Kecil dari 14,58% menjadi 14,10%

belum mampu mendorong peningkatan

kredit tersebut.

Grafik 4.14. Pertumbuhan Kredit UMKM

Peningkatan penyaluran kredit UMKM

didorong oleh ketentuan BI [SE Ekternal Bank

Indonesia No. 17/19/DPUM tanggal 8 Juli

2015] yang mengatur penyaluran kredit

UMKM pada akhir tahun 2016 sebesar 10%

bagi masing-masing bank. Apabila bank

umum belum memenuhi ketentuan tersebut,

maka BI akan mengenakan disinsentif berupa

pengurangan jasa giro kepada bank umum

dimaksud.

Grafik 4.15. Suku Bunga Kredit UMKM

Berdasarkan risikonya, NPL kredit UMKM

relatif membaik dan terjaga pada level

wajar. NPL pada triwulan I 2017 tercatat

sebesar 3,33%, lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 3,40%.

Menurunnya NPL kredit UMKM didorong oleh

menurunnya NPL kredit UMKM skala

Menengah, yang tercatat sebesar 3,31%

pada triwulan I 2017. Sementara kondisi NPL

UMKM Skala Mikro dan Kecil mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 2,11%

dan 4,47%.

-50.00

0.00

50.00

I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017

*April 2017

UMKM MIKRO

KECIL MENENGAH

12

17

22

I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017

*April 2017

UMKM MIKRO

KECIL MENENGAH

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 45

Grafik 4.16. NPL Kredit UMKM

Pada triwulan II 2017 sampai dengan bulan

April, penyaluran kredit UMKM

mengindikasikan perlambatan. Kredit

UMKM pada April 2017 tercatat tumbuh

sebesar 12,81% (yoy), menurun dibandingkan

triwulan I 2017 sebesar 13,75% (yoy).

Melambatnya penyaluran kredit UMKM

bersumber dari menurunnya kredit UMKM

skala Mikro dan Menengah. Sementara risiko

kedit UMKM mengalami peningkatan, yaitu

tercatat sebesar 3,65%.

4.4. PENGEMBANGAN UMKM

Program pengambangan UMKM Di Kantor

Perwakilan bank Indonesia Bengkulu pada

tahun 2017 terdiri dari program pembinaan

klaster eksisting dan inisiasi pengembangan

klaster baru. Untuk klaster eksisting Kantor

perwakilan Bank Indonesia Bengkulu

melanjutkan pembinaan terhadap Klaster padi

dan Ikan di kawasan Minapolitan, Kabupaten

Bengkulu Utara. Sementara program inisiasi

pengembangan klaster baru terdiri dari

program pengembangan kelompok nelayan

tangkap di Desa Air Rami, Kabupaten

Mukomuko serta pengembangan kelompok

pengrajin kain batik basurek di Kota

Bengkulu.

Arah pengembangan klaster padi dan ikan

pada tahun ini adalah efisiensi biaya

produksi untuk meningkatkan income

petani. Hasil focus group discussion (FGD)

Bank Indonesia dengan seluruh anggota

klaster telah disepakati beberapa rencana aksi

yang akan dilakukan pada tahun ini,

diantaranya: (i) melengkapi sarana dan

prasarana produksi; (ii) Pembuatan demplot

pola tanam padi dengan pola tanam jajar

legowo; dan (iii) bantuan teknis tentang cara

pembuatan pakan ikan memanfaatkan nutrisi

yang tersedia di daerah Kabupaten Bengkulu

Utara. Beberapa sarana dan prasarana

produksi yang akan dilengkapi pada tahun ini,

diantaranya: Mesin genset, mesin pengering

(dryer), pembangunan gudang mesin pakan,

pembangunan bak tampungan ikan,

pembelian jaring panen ikan, pengadaan alat

pengukur PH tanah dan air.

Selanjutnya untuk kegiatan pendampingan

Bank Indonesia Bengkulu akan bekerjasama

dengan institusi yang berkompeten di

bidangnya. Sebagai pendamping kegiatan

budidaya padi dan pembuatan demplot Bank

Indonesia telah bekerjasama dengan tenaga

ahli dari Universitas Muhammadiyah

Bengkulu. Kemudian pendampingan kegiatan

budidaya ikan Bank Indonesia telah

bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bengkulu.

Pada triwulan I tahun 2017 produksi ikan

tercatat 36,9 ton dengan produksi tertinggi

berada pada bulan Maret sebanyak 17 ton.

0.00

5.00

10.00

I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017*April 2017

UMKM MIKRO

KECIL MENENGAH

*Januari 2017

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 46

Dibandingkan dengan produksi pada triwulan

sebelumnya yang mencapai 52,9 ton, angka

tersebut jauh merosot. Hal ini disebabkan

oleh virus yang menyerang ikan pada bulan

Januari hingga Februari. Kemudian, penjualan

seluruh ikan tersebut fokus pada pasar dalam

negeri (100%) dengan wilayah pemasaran di

Kota Arga makmur, Kota Bengkulu, Padang,

dan Pagar Alam. Kedepan, tindakan preventif

terhadap virus pun akan menjadi bagian dari

pendampingan program.

Sementara itu, produktivitas padi sudah

mulai meningkat dari yang tadinya hanya 4

ton per hektar, saat ini menjadi 4,5ton per

hektar. Angka tersebut memang masih jauh

dibawah target yang ditetapkan sebesar 6 ton

per hektar. Diharapkan dengan mulai

diterapkannya metode jajar legowo pada

musim tanam tahun ini, target produktivitas

tersebut dapat tercapai.

Disamping pengembangan klaster

eksisting, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu mulai tahun ini

menginisiasi untuk mengembangkan

kelompok nelayan di Desa Air Rami,

Kabupaten Mukomuko. Program ini

merupakan wujud nyata untuk menjamin

ketahanan pangan di Provinsi Bengkulu dan

menyukseskan program pemerintah di bidang

kemaritiman. Program ini akan dimulai

dengan pemberian bantuan sarana dan

prasarana untuk nelayan tangkap. Beberapa

bantuan sarana dan prasarana yang akan

diberikan diantaranya: Perahu bercadik

sebanyak 12 unit, mesin tempel sebanyak 12

unit, dan alat tangkap berupa pukat dan

jaring.

Pemberian bantuan sarana dan prasarana

tersebut dimaksudkan untuk melepaskan

ketergantungan nelayan kepada tengkulak.

Hasil verifikasi lapangan yang telah dilakukan

oleh tim dari Fungsi Pelaksanaan dan

Pengembangan UMKM Kantor Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu terbukti para

nelayan di Desa Air Rami, Kabupaten

Mukomuko mayoritas tidak memiliki perahu

sendiri sehingga bekerja sebagai buruh

nelayan dengan tengkulak yang memiliki

kapal. Dalam praktiknya tengkulak sebagai

pemilik kapal tidak transparan terhadap hasil

tangkapan yang diperoleh nelayan, sehingga

upah yang mereka terima setiap harinya tidak

ada standar yang jelas. Akibatnya,

kesejahteraan nelayan tak kunjung membaik.

Program lainnya yang sedang diinisiasi oleh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Bengkulu adalah pengembangan Kelompok

Pengrajin Batik Basurek di Kota Bengkulu.

Semangat dari program ini adalah untuk

melesatarikan kain batik basurek sebagai kain

khas yang sangat otentik di Provinsi Bengkulu

dan upaya untuk mendukung program

pemerintah dalam pemberdayaan

perempuan.

Sebagaimana survei yang dilakukan oleh

Tim dari Fungsi Pelaksanaan dan

Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Bengkulu dapat

disimpulkan bahwa kain kain batik basurek

sudah mulai ditinggalkan oleh pengrajin

karena kurangnya minat konsumen untuk

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 47

membeli produk tersebut. Terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan

kurangnya minat konsumen untuk membeli

kain batik basurek, diantaranya: desain yang

kurang Inovatif dan harga yang tidak bersaing

dengan produk sejenis.

Oleh karena itu, pengembangan kelompok

pengarajin batik basurek akan difokuskan

pada proses inovasi desain agar produk

tersebut memiliki nilai estetika tinggi,

sehingga akan memiliki nilai jual di pasar

nasional. Untuk mewujudkannya, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

akan bekerjasama dengan desainer

profesional sebagai pendamping bagi para

pengrajin. Disamping itu, Bank Indonesia juga

akan melengkapi sarana dan prasarana

produksi berupa: bahan sadar kain, canting,

dan aneka ragam warna yang dibutuhkan.

Targetnya adalah hasil karya pengrajin dapat

ditampilkan pada pameran batik nusantara.

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 48

Boks 3 : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha dan Liaison

Melambatnya pertumbuhan ekonomi

Bengkulu pada triwulan I 2017

terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) dan Liaison. Hasil

SKDU menunjukkan adanya penurunan Saldo

Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada

triwulan I 2017 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sementara itu, hasil liaison

mencatat bahwa penjualan domestik dan

kinerja investasi juga menunjukkan

penurunan pada triwulan I 2017

dibandingkan triwulan sebelumnya.

PERMINTAAN DOMESTIK

Permintaan domestik pada triwulan I 2017

melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari

menurunnya likert scale (LS) permintaan

domestik dari 1,21 pada triwulan sebelumnya

menjadi 1,00 pada triwulan I 2017.

Grafik 4.15 LS Penjualan Domestik

Menurunnya kinerja penjualan tersebut juga

terkonfirmasi dari hasil SKDU di mana kinerja

seluruh sektor usaha mengalami penurunan.

Hasil SKDU menunjukkan bahwa Saldo Bersih

Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada

triwulan I 2017 tercatat sebesar -16,77%,

lebih rendah dibandingkan SBT triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,44%.

Menurunnya SBT secara keseluruhan

terutama didorong oleh menurunnya SBT

sektor pertanian (sektor utama Provinsi

Bengkulu) dari 4,64% pada triwulan

sebelumnya menjadi 1,19% pada triwulan I

2017.

Grafik 4.16 SBT Realisasi SKDU

Menurunnya kinerja penjualan juga

dikonfirmasi oleh pelaku usaha pada sektor

keuangan. Kondisi tersebut tercermin dari

menurunnya kinerja penyaluran pembiayaan

perbankan di Provinsi Bengkulu. Hingga

pertengahan triwulan I 2017, penyaluran

pembiayaan masih menunjukkan perlambatan

dan tercatat lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya maupun periode yang

sama pada tahun sebelumnya.

Grafik 4.17 Perkembangan Pembiayaan

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

LS Penjualan Domestik - lhs

-22%

-12%

-2%

8%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BI

Keseluruhan Sektor Pertanian

9

11

13

15

17

19

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017Sumber : Bank Indonesia

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 49

INVESTASI

Realisasi investasi pada triwulan I 2017

melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kondisi ini terkonfirmasi dari

hasil Liaison maupun SKDU pada triwulan I

2017. LS Investasi pada triwulan I 2017

tercatat sebesar 0,67, lebih rendah

dibandingkan LS pada triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 2,17.

Grafik 4.18 LS dan PDRB Investasi

Sementara itu, menurunnya kinerja investasi

pada triwulan I 2017 juga terkonfirmasi dari

SBT Investasi SKDU. SBT Investasi mengalami

penurunan dari 9,28% pada triwulan

sebelumnya menjadi 6,03% pada triwulan I

2017. Menurunnya kinerja investasi terutama

dikonfirmasi oleh responden yang berasal dari

sektor Pertanian. SBT investasi sektor

pertanian mengalami penurunan dari 6,86%

menjadi 2,18% pada triwulan I 2017.

Grafik 4.19 Realisasi Investasi SKDU

TENAGA KERJA

Kebijakan ketenagakerjaan pada triwulan I

2017 direspon beragam oleh pelaku usaha.

Apabila tren usaha meningkat, maka pelaku

usaha melakukan penambahan jumlah tenaga

kerja, sementara apabila tren usaha menurun

maka pelaku usaha melakukan efisiensi

pengurangan tenaga kerja. Sebanyak 33,33%

pelaku usaha mengkonfirmasi adanya

peningkatan jumlah tenaga kerja, sementara

66,67% mengkonfirmasi bahwa jumlah

tenaga kerja relatif stabil dibandingkan tahun

sebelumnya.

Grafik 4.20 Respon Penggunaan TK

Pelaku usaha dari sektor industri pengolahan

mengkonfirmasi adanya peningkatan jumlah

tenaga kerja untuk kegiatan perawatan dan

panen seiring dengan meningkatnya

produksi. Selanjutnya, pelaku usaha dari

sektor keuangan melakukan penambahan

jumlah tenaga kerja untuk memenuhi

kebutuhan sumber daya akibat adanya

peningkatan status kantor cabang dan

adanya penambahan kantor cabang baru.

Sementara itu, penambahan tenaga kerja

pada pelaku usaha yang bergerak pada

sektor komunikasi ditujukan untuk

pencapaian target kinerja yang ditetapkan

oleh manajemen perusahaan.

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0

0.5

1

1.5

2

2.5

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

Skal

a Li

kert

LS Investasi - lhs PDRB Investasi (yoy) - rhs

-4%

1%

6%

11%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BI

Keseluruhan

Pertanian

Naik, 33%

Tetap, 67%

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 50

BIAYA

Secara umum, biaya mengalami peningkatan

dalam besaran yang wajar, sejalan dengan

pertumbuhan aktivitas perusahaan (Grafik

17). Sebagian besar pelaku usaha

mengkonfirmasi adanya kenaikan biaya

bahan baku (77,78% dari pelaku usaha) dan

biaya upah (55,56% dari pelaku usaha),

sementara biaya energi relatif sama

dibandingkan tahun sebelumnya. Pelaku

usaha dari sektor industri pengolahan

menyatakan bahwa biaya bahan baku sedikit

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

seiring dengan meningkatnya harga CPO.

Hingga awal Februari 2017, pelaku usaha

membeli TBS dengan harga Rp 1.850 per kg

di tingkat petani, meningkat cukup signifikan

dibandingkan tahun sebelumnya di mana

harga TBS hanya Rp 1.147 per kg. Sejalan

dengan hal tersebut biaya tenaga kerja juga

meningkat, menyesuaikan dengan kenaikan

UMP Bengkulu dari Rp 1.605.000 menjadi Rp

1.730.000 per bulan. Kondisi tersebut

mendorong adanya peningkatan biaya

operasional perusahaan. Pelaku usaha dari

sektor keuangan mengkonfirmasi bahwa

peningkatan biaya disebabkan oleh

meningkatnya biaya cost of fund (COF)

karena porsi dana Non CASA meningkat serta

adanya pemberian special rate untuk

menghadapi persaingan dengan kompetitor.

Sementara itu, kenaikan biaya tenaga kerja

lebih didorong oleh adanya penyesuaian UMP

Bengkulu yang mengakibatkan peningkatan

biaya tenaga kerja sebesar 8% dibandingkan

tahun sebelumnya. Pelaku usaha dari

subsektor perkebunan mengkonfirmasi

bahwa kenaikan UMP Bengkulu pada tahun

2017 berdampak pada kenaikan biaya

operasional lapangan sebesar 24 - 48%

dibandingkan tahun sebelumnya.

Grafik 4.21 LS Biaya

HARGA JUAL DAN MARGIN

Sebagian besar pelaku usaha (44,44%)

mengkonfirmasi adanya peningkatan harga

jual. Menurut pelaku usaha dari sektor

industri pengolahan, harga jual CPO saat ini

berada pada level Rp 9.000/kg meningkat dari

Rp 7.465/kg pada tahun sebelumnya.

Demikian juga dengan pelaku usaha dari

subsektor perkebunan menyatakan bahwa

harga jual RSS tercatat pada kisaran 2,5

USD/kg, meningkat signifikan (rata-rata

peningkatan sebesar 100%) dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pelaku usaha lainnya dari subsektor

perkebunan mengkonfirmasi bahwa harga

jual karet di tingkat petani mencapai Rp

7.700 per kg, meningkat 18,45%

dibandingkan periode yang sama pada tahun

sebelumnya. Sementara itu, harga jual di

pasar internasional (Malaysia) berada pada

kisaran 2,15 2,20 USD per kg dari

sebelumnya di kisaran 1 1,2 USD per kg.

Sementara menurut pelaku usaha dari sektor

perdagangan, kenaikan harga jual sepeda

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

LS Biaya Bahan Baku

LS Biaya Energi

LS Biaya Tenaga Kerja

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 51

motor terjadi sejak awal Maret 2017.

Kenaikan berkisar Rp 150 - 300 ribu/unit,

yang terutama didorong oleh adanya

kenaikan BBN (biaya STNK) dan biaya

produksi. Kenaikan tersebut seiring dengan

kebijakan dari perusahaan pusat.

Secara umum, peningkatan harga jual

memberikan dampak positif pada

peningkatan margin perusahaan. Menurut

pelaku usaha, peningkatan harga jual RSS

berdampak cukup signifikan pada

peningkatan margin perusahaan dari Rp 500

per kg pada tahun sebelumnya menjadi Rp

1.400 per kg, sementara peningkatan harga

jual karet berdampak pada meningkatnya

margin perusahaan dari Rp 500 per kg

menjadi Rp 750 per kg.

Grafik 4.22 LS Harga dan Margin

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

LS Margin LS Harga Jual

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 52

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 53

BAB 5

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN

DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.1. SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

Pada triwulan I 2017, posisi pengedaran

uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu

mengalami net cash inflow. Net cash inflow

mencapai Rp 179 Miliar. Hal ini berbeda

dengan triwulan sebelumnya yang mengalami

net cash outflow sebesar Rp 992 Miliar. Pola

net cash inflow tersebut merupakan siklus

tahunan yang cenderung terjadi pada awal

tahun.

Grafik 5.1. Netflow Kas

Terjadinya net cash inflow diperkirakan

didorong oleh beberapa faktor yaitu (1)

masih rendahnya serapan APBD di awal

tahun; (2) adanya inflow dari retailer pasca

peningkatan konsumsi masyarakat yang

terjadi pada akhir tahun; (3) sisa outflow

pada tahun sebelumnya yang disetorkan

kembali kepada Bank Indonesia.

Tabel 5.1. Netflow Uang Kartal

Tahun 2016

(Rp Juta)

2017

(Rp Juta) Pertumbuhan (% yoy)

Triwulan IV I IV 2016 I 2017

Inflow 170,136 663,343 -2.52% -15.28%

Outflow 1,092,525 483,449 -1.76% 29.86%

Netflow -922,389 179,894 -1.62% -56.20%

Selain menjaga dan memelihara kestabilan

nilai Rupiah, Bank Indonesia juga senantiasa

berupaya menjaga kualitas uang yang

beredar di masyarakat (clean money policy

and fresh for circulation). Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan

kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak

Edar (UTLE) secara berkala dengan

menggunakan Mesin Racik Uang Kertas

(MRUK) dan Mesin Sortasi Uang Kertas Racik

(MSUK-R). Rasio jumlah pemusnahan uang

kartal terhadap inflow triwulan I 2017 sebesar

33%1. Pemusnahan uang kartal pada periode

laporan tercatat menurun sebesar -11.12%

(yoy), sementara inflow uang kartal tercatat

sebesar -15.28%.

Grafik 5.2. Pemusnahan Uang

Jumlah laporan uang rupiah palsu yang

diterima oleh Kantor Perwakilan Bank

1 Data inflow hanya mencakup perputaran uang

kartal oleh perbankan di Provinsi Bengkulu, sementara pemusnahan uang kartal mencakup seluruh pemusnahan uang kartal yang dikelola oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, termasuk kas titipan Lubuk Linggau.

(2,000)

(1,000)

-

1,000

2,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4

2016 2017

Juta

an R

p.

Pembayaran Tunai Netflow

Inflow

0%

200%

400%

0

5,000

10,000

I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017

Juta

an R

p

Pemusnahan UangInflow

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 54

Indonesia Provinsi Bengkulu pada triwulan I

tahun 2017 menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan I tahun

2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Bengkulu menerima laporan uang

palsu sebanyak 60 lembar, lebih sedikit

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebanyak 81 lembar uang palsu.

Grafik 5.3. Uang Palsu (Lembar)

Jumlah Transaksi Uang Kartal Antar Bank

(TUKAB) pada triwulan I 2017 mengalami

peningkatan secara triwulanan (qtq) dan

mengalami peningkatan secara tahunan

(yoy). TUKAB pada triwulan I tahun 2017

tercatat sebesar sebesar Rp344 miliar,

meningkat sebesar 514,63% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara

tahunan, perkembangan jumlah TUKAB pada

triwulan laporan mengalami peningkatan

sebesar 207,86% (yoy), membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 94,95% (yoy).

Grafik 5.4. Perkembangan TUKAB

5.2. SISTEM PEMBAYARAN NON

TUNAI

Pada triwulan I tahun 2017, transaksi

kliring secara nominal tercatat sebesar

Rp1.500 Miliar, menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp1.787 Miliar atau menurun sebesar

16,08% (qtq). Penurunan nominal kliring

tersebut juga diikuti dengan menurunnya

jumlah warkat kliring sebesar 9,83% (qtq).

Demikian halnya dengan rata-rata kliring per

hari, mengalami penurunan dari Rp 28 Miliar

per hari menjadi Rp 23 Miliar per hari atau

menurun sebesar 16,08% (qtq). Penurunan

transaksi kliring tersebut didorong rendahnya

transaksi non-tunai terkait realisasi program

dan proyek-proyek Pemda pada awal tahun

2017.

Tabel 5.2. Perkembangan Kliring

Keterangan IV

2016

I

2017 g (qtq)

Bank Peserta

Kliring 20 20

Perputaran Kliring

Nominal

(juta Rp.)

1,787,830

1,500,332 10.69%

Warkat

(lembar)

45,781

41,282 7.72%

Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari

Nominal

(juta Rp.)

28,378.26

23,814.79 8.94%

67 56 62

51 61

72 58

81

60

-

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017

-1000%

0%

1000%

2000%

3000%

0

100

200

300

400

500

1 4 7 10 1 4 7 10 1

2015 2016 2017

TUKAB g TUKAB (yoy) rhs

TUK

AB

(R

p

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 55

Warkat

(lembar)

726.68

655.27 6.01%

Penolakan Cek dan Bilyet Giro

Nominal 1.70% 2.11%

Warkat 1.61% 1.70%

Sementara itu, jumlah penolakan warkat cek

dan bilyet giro mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

triwulan I tahun 2017, penolakan jumlah

warkat cek dan bilyet giro tercatat sebesar

2,11% dari total warkat yang ditransaksikan,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 1,70%. Sementara itu,

bila dilihat dari nominal, penolakan cek dan

bilyet giro mencapai 1,70% dari nominal

transaksi, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar sebesar

1,61%. Penolakan transaksi kliring disebabkan

oleh tidak dipenuhinya syarat-syarat

administrasi bank penerima antara lain fisik

warkat, rekening telah ditutup, maupun saldo

tidak mencukupi.

Transaksi Real Time Gross Settlement

(RTGS) secara agregat mengalami

peningkatan. Transaksi ke luar Bengkulu

tercatat mengalami penurunan sebesar 25,7%

(qtq), dari Rp9.769 miliar menjadi Rp7.255

miliar. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah

warkat menurun sebesar 27% (qtq) dari 4.264

warkat menjadi 3.114 warkat.

Tabel 5.3. Perkembangan RTGS

Keterangan

2016 2017 g QtQ

(IV)

g QtQ

(I) IV I

Transaksi Keluar Daerah

Nominal (miliar

Rp.) 9,769 7,255 20.7% 25.7%

Volume Transaksi 4,264 3,114 43.4% 27.0%

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 56

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 57

BAB 6

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan ketenagakerjaan sampai dengan periode Februari 2017 menunjukkan

bahwa tingkat pengangguran mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama

pada tahun sebelumnya. Berlanjutnya tren perbaikan harga komoditas pada triwulan laporan

telah mampu mendorong kesejahteraan petani, yang tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar

Petani (NTP) pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan kondisi

ketenagakerjaan pada triwulan laporan kembali mengalami peningkatan. Kondisi ini

tercermin dari hasil Liaison dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan adanya

peningkatan penggunaan tenaga kerja pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hasil SKDU pada triwulan laporan mengkonfirmasi bahwa mayoritas kontak

menyatakan peningkatan realisasi tenaga kerja. Demikian pula dengan hasil SKDU kapasitas

utilisasi yang tercatat meingkat pada triwulan laporan. Meskipun demikian, perkembangan NTP

pada bulan April 2017 mulai menunjukkan penurunan dibandingkan Maret 2017.

6.1. KETENAGAKERJAAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Provinsi Bengkulu mengalami penurunan.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada

Februari 2017 sebesar 2,81%, lebih rendah

dibandingkan Februari 2016 yang tercatat

sebesar 3,84%. Sementara itu, jumlah

angkatan kerja tercatat sebesar 1.033,60 ribu

orang atau meningkat sebesar 3,38% (yoy)

dibandingkan periode yang sama pada tahun

sebelumnya sebanyak 999,80 ribu orang

angkatan kerja. Dari total angkatan kerja per

Februari 2017, sebanyak 1.004,60 ribu orang

telah bekerja sementara 29,00 ribu orang

belum bekerja.

Penurunan TPT didorong oleh peningkatan

jumlah penduduk yang bekerja, sementara

jumlah pengangguran menurun. Jumlah

penduduk yang bekerja meningkat sebesar

4,48% sementara jumlah pengangguran

berkurang sebesar 24,28% dibandingkan

periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Tabel 6.1. Tingkat Pengangguran Terbuka

PENGANGGURAN 2016 2017

Februari Februari

Jumlah Angkatan Kerja (orang, dalam ribuan)

Bekerja 961.50 1004.60

Pengangguran 38.30 29.00

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Persentase TPAK (%) 73.59 74.58

Tingkat Pengangguran Terbuka

TPT (%) 3.84 2.81

Perkembangan ketenagakerjaan hingga

Triwulan I 2017 mengalami peningkatan.

Kondisi ini tercermin dari hasil Liaison Tw I

2016, di mana sebanyak 44,44% kontak dari

sektor industri pengolahan, keuangan, dan

komunikasi mengkonfirmasi adanya

Februari 2016 3,84 Februari 2017 2,81

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 58

penambahan tenaga kerja. Peningkatan

tersebut juga sejalan dengan hasil SKDU

triwulan I 2017 dimana realisasi kapasitas

utilisasi sektor Pertanian menunjukkan

peningkatan sebesar 88,96% meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

78,02%. Peningkatan kapasitas utilisasi secara

tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan

tenaga kerja.

Peningkatan realisasi tenaga kerja tersebut

terutama bersumber dari peningkatan

realisasi tenaga kerja pada sektor Pertanian,

Perkebunan, Kehutanan, Perburuan &

Perikanan; Transportasi dan Pergudangan;

dan Keuangan. Berdasarkan hasil SKDU,

realisasi tenaga kerja pada sektor Pertanian

mengalami peningkatan sebesar 1,18% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Demikian

pula realisasi tenaga kerja pada sektor

Transportasi dan Pergudangan dan Keuangan

mengalami peningkatan masing-masing

sebesar 1,49% (qtq) dan 0,23% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tabel 6.2. Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor (%)

SEKTOR

Februari 2017

Jumlah (ribu

orang) Porsi (%)

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan

540.10 53.76

Pertambangan dan Penggalian

22.40 2.23

Industri 63.90 6.36 Listrik, Gas & Air Minum 3.00 0.30 Konstruksi 41.60 4.14 Perdagangan, Rumah makan & Akomodasi

145.50 14.49

Transportasi, pergudangan & komunikasi

26.40 2.63

Keuangan 6.80 0.68 Jasa Kemasyarakatan 154.90 15.42 T O T A L 1004.60 100.00

Berdasarkan sektornya, sebagian besar

tenaga kerja terserap pada sektor Pertanian.

Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan dan perikanan menyerap tenaga

kerja dengan porsi terbesar (53,76%),

sementara penyerapan tenaga kerja pada

sektor perdagangan, rumah makan, dan

akomodasi sebesar 14,49%. Besarnya

penyerapan tenaga kerja pada sektor Pertanian

dikarenakan sektor Pertanian merupakan

sektor utama Provinsi Bengkulu di samping

masih minimnya tenaga kerja yang

menamatkan pendidikan hingga pada jenjang

universitas (10,65%).

Tabel 6.3. Tenaga Kerja Menurut Pendidikan (%)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (Februari)

2016 2017

SD ke bawah 38.20 44.57

Sekolah Menengah Pertama 18.94 19.56

Sekolah Menengah Atas 19.57 17.39

Sekolah Menengah Kejuruan 8.63 7.83

Diploma I/II/III 2.90 1.81

S1/DIV Ke Atas 11.76 8.84

Tabel 6.4. Tenaga Kerja Berdasarkan Pekerjaan

Status Pekerjaan

Februari 2016

Februari 2017

Porsi (%) Porsi (%)

Berusaha Sendiri 17.2 18.73

Berusaha dibantu buruh tidak tetap

21.0 23.03

Berusaha dibantu buruh tetap

4.4 3.03

Buruh/Karyawan 31.3 25.14

Pekerja bebas di pertanian

7.2 5.29

Pekerja keluarga/tak dibayar

18.9 22.09

Total 100.0 100.00

Sumber : BPS

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 59

Berdasarkan status pekerjaannya,

buruh/karyawan menyerap tenaga kerja

dengan porsi terbesar (25,14%), diikuti oleh

pekerja keluarga/tidak dibayar (19,4%) dan

pekerja berusaha dibantu buruh tidak tetap

(23,03%).

Rata-rata Nilai Tukar Petani1 pada triwulan I

2017 lebih tinggi dibandingkan rata-rata

NTP pada triwulan sebelumnya. Rata-rata

NTP pada triwulan laporan tercatat sebesar

95,41, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 93,60.

Meskipun mengalami peningkatan, NTP pada

triwulan laporan masih berada dalam tekanan

(di bawah 100). NTP di bawah 100

mengindikasikan bahwa petani mengalami

defisit dalam usahanya sebab penerimaan atas

hasil produksi petani lebih rendah

dibandingkan dengan pengeluaran petani.

Peningkatan NTP bersumber sektor

Hortikultura dan Perkebunan.

1 Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks

harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.

Peningkatan NTP pada sektor hortikultura

terutama bersumber dari sub sektor sayur-

sayuran dan buah-buahan, di mana kenaikan

indeks harga yang diterima petani masing-

masing sebesar (1,08%) dan (1,47%), lebih

tinggi daripada indeks harga yang dibayar

petani (0,15).

Grafik 6.1. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)2 pada

triwulan I 2017 tercatat sebesar 106,50, lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 104,65. NTUP di atas 100

menunjukkan bahwa petani telah memperoleh

keuntungan dalam menjalankan usahanya.

Memasuki triwulan II 2-17 hingga bulan

April 2017, perkembangan NTP dan NTUP

kembali menurun. NTP April 2017 tercatat

sebesar 95,02 sementara NTUP tercatat

sebesar 104,95. Penurunan NTP pada April

2017 lebih didorong oleh sektor Tanaman

Hortikultura [turun 2,01 poin dibanding Maret

2017] dan sektor Tanaman Pangan [turun 0,55

poin dibanding Maret 2017]. Periode panen

raya cabai merah mendorong penurunan harga

yang menyebabkan pendapatan yang diterima

petani berkurang.

2 NTUP menggambarkan keuntungan yang

diperoleh petani dari selisih antara indeks harga pengeluaran yang terkait dengan keperluan produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) dengan indeks harga yang diterimanya

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

90

95

100

105

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2014 2015 2016 2017

Indeks

Sumber : BPS

NTP UmumNTP Hortikultura (rhs)

Batas Normal

NILAI TUKAR PETANI TW IV 2016 93,60 TW I 2017 95,41

NILAI TUKAR USAHA PETANI (NTUP)

TW IV 2016 104,65 TW I 2017 106,50

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 60

6.2. KEMISKINAN

Posisi kemiskinan pada September 2016 (rilis

BPS terakhir) lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya, yaitu menurun dari

17,16% menjadi 17,03%. Penurunan

persentase penduduk miskin terjadi di

perkotaan sementara di perdesaan masih

mengalami peningkatan. Secara nominal,

jumlah penduduk miskin di Bengkulu pada

September 2016 sebesar 325,60 ribu orang,

menurun dibandingkan periode September

2015 sebesar 322,83 ribu orang.

Garis Kemiskinan mengalami kenaikan

sebesar 6,41% dari Rp 410.840

/kapita/bulan pada bulan September 2015

menjadi Rp 437.184/kapita/bulan pada

bulan September 2016. Dengan

memperhatikan komponen Garis Kemiskinan

(GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan

Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan

komoditi makanan masih jauh lebih besar

dibandingkan peranan komoditi bukan

makanan (perumahan, sandang, pendidikan,

dan kesehatan). Pada September 2016,

sumbangan GKM terhadap GK sebesar

76,79% sementara sumbangan GKBM

terhadap GK sebesar 23,21%. Beberapa

komoditas utama yang memberikan

sumbangan besar terhadap kenaikan Garis

Kemiskinan baik di perdesaan maupun

perkotaan yaitu Beras, Rokok Kretek Filter,

Daging Sapi, dan Cabai Merah.

Sementara itu, Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) pada September 2016

menurun dibandingkan dengan September

2015. P1 mengalami penurunan dari 3,63

pada September 2015 menjadi 2,79 pada

September 2016. Sementara P2 turun dari 1,16

pada September 2015 menjadi 0,64 pada

September 2016. Penurunan nilai indeks P1

mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran

penduduk miskin cenderung semakin

mendekati garis kemiskinan. Sementara

penurunan nilai indeks P2 menunjukkan bahwa

ketimpangan pengeluaran di antara penduduk

miskin semakin kecil.

Tabel 6.5. Indeks Kemiskinan (P1 dan P2)

Daerah

2015 2016

September September

P1 P2 P1 P2

Perkotaan 4.19 1.32 2.89 0.65

Pedesaan 3.38 1.09 2.74 0.64

Perkotaan+Pedesaan 3.63 1.16 2.79 0.64

Sumber : BPS

KEMISKINAN (%) SEPT 2015 17,16 SEPT 2016 17,03

INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1)

SEPT 2015 3,63 SEPT 2016 2,79

INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)

SEPT 2015 1,16 SEPT 2016 0,64

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 61

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 61

BAB 7

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1. PROSPEK MAKROEKONOMI

Perekonomian Bengkulu pada triwulan III

2017 diperkirakan tumbuh pada kisaran

5.3 5.5%, dengan tren melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Adapun sumber perlambatan diperkirakan

berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan

Ekspor.

Tabel 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi

2017Q2P 2017Q3

P 2017

P

YoY 5.4-5.6 5.3-5.5 5.3-5.5

Sumber : Proyeksi Bank Indonesia

Perkiraan perlambatan Konsumsi Rumah

Tangga didukung oleh meredanya ekspektasi

konsumsi paska Idul Fitri serta perkiraan

tekanan daya beli seiring proyeksi

menurunnya harga komoditas.

Faktor tren penurunan harga komoditas mulai

dirasakan pada komoditas kelapa sawit dan

karet pada permulaan triwulan II 2017.

Tabel 7.2 Perkiraan Harga Komoditas

Periode CPO

($/MT)

Karet

(cts/lb)

Kopi

(cts/lb)

2017Q1 698.2 116.3 109.1

2017Q2P 621.2 110.3 108.1

2017Q3P 599.2 109.8 109.3

Sumber : IMF

Di level petani, harga TBS Kelapa Sawit

terus mengalami penurunan sejak Maret

2017 setelah sebelumnya sempat menyentuh

posisi tertinggi Rp 1.900/kg di bulan Februari

2017. Harga pembelian TBS rata-rata pabrik

pada Mei 2017 hanya mencapai Rp 1.480/kg

atau turun hingga 22% dibandingkan posisi

harga tertinggi. Di tingkat global,

perlambatan harga CPO diperkirakan

berlanjut hingga triwulan III 2017. Kondisi ini

didorong oleh beberapa faktor fundamental :

1. Menurunnya permintaan global CPO

yang dipicu menurunnya harga

komoditi substitusi yaitu minyak kedelai

dan minyak bunga matahari (repessed).

Menurunya harga minyak kedelai

berpengaruh pada permintaan CPO

dunia. China menjadi salah satu negara

yang berpotensi mengalami penurunan

permintaan seiring kebijakannya untuk

menurunkan margin domestik

pengolahan minyak kedelai didalam

negeri. Selanjutnya, India per-1 April 2017

telah mengeluarkan kebijakan untuk

menurunkan bea impor minyak bunga

matahari dari 30% menjadi 10%. Kondisi

ini berpotensi mempengaruhi permintaan

impor CPO dengan pertimbangan harga

minyak bunga matahari yang semakin

kompetitif.

2. Pasokan CPO dunia mengalami

kenaikan terutama didorong

melimpahnya stok CPO Malaysia.

Sementara, tren harga karet pada triwulan III

2017 diperkirakan akan kembali mengalami

penurunan. Disisi produksi, pasokan karet

alam diperkirakan membanjir seiring

berakhirnya musim gugur daun di Thailand.

Disisi permintaan, menurunnya kegiatan

otomotif di Amerika Serikat dan Jepang akan

mendorong turunnya importasi karet alam.

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 62

Ekspansi Fiskal Pemerintah diperkirakan

meningkat pada triwulan III 2017 dengan

pertimbangan masih rendahnya realisasi

fiskal triwulan I 2017. Sampai dengan bulan

April 2017, realisasi fiskal Pemda seluruh

Bengkulu baru mencapai 13.31% dan

diperkirakan akan mengalami lonjakan

signifikan pada triwulan III 2017 dengan

mengacu target serapan mencapai 63%

terhadap pagu. Peningkatan serapan

anggaran Pemerintah Daerah pada triwulan III

2017 akan didorong beberapa hal antara lain

: realisasi gaji ke-13 PNS, Anggaran Dana

Desa (ADD) yang bersumber dari APBD, serta

pembayaran TPP yang sempat tertunda pada

triwulan I 2017.

Tabel 7.3 Realisasi & Target (%)

Serapan APBD 2017 Pemda Se-Bengkulu.

Pemda Realisasi

Target Sd

Provinsi 14.56 57.00 Mukomuko 10.92 50.00 B. Utara 14.15 68.89 Rejang Lebong 13.20 65.00 Kepahiang 11.87 60.01 Lebong 14.84 57.00 B. Tengah 13.25 62.00 Kota Bengkulu 13.48 70.00 Seluma 6.04 72.47 B. Selatan 16.13 75.53 Kaur 14.76 65.00 TOTAL 13.31 63.03

Sumber : TEPRA

Sementara kegiatan investasi diperkirakan

mengalami kenaikan terutama yang

bersumber dari kegiatan konstruksi Pemda.

Beberapa investasi yang bersumber dari

Pemda yang rencana akan dilaksanakan pada

triwulan mendatang antara lain : (i)

Pembangunan infrastruktur darat antar desa

di Pulau Enggano senilai Rp 42 Miliar, (ii)

Pembangunan infrastruktur, renovasi gedung

pemerintahan dan rehabilitasi terhadap 204

rumah penduduk miskin di Mukomuko

dengan target anggaran sebesar Rp 51,5

Miliar, (iii) Proyek pembangunan dan

perbaikan infrastruktur jalan darat di Seluma

dengan anggaran sebesar Rp 70 Miliar

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2017

diperkirakan bersumber dari sektor

konstruksi, sektor transportasi dan Sektor

Jasa Pendidikan sementara Sektor Pertanian,

Sektor Perdagangan dan Sektor Transportasi

dan Pergudangan cederung melambat.

Ekspansi fiskal Pemda yang diperkirakan

meningkat pada triwulan III 2017 khususnya

pada belanja modal akan mendorong

pertumbuhan sektor konstruksi lebih tinggi.

Sementara sektor jasa pendidikan akan

mengalami kenaikan khususnya pada periode

Juli 2017 seiring dimulainya penerimaan siswa

dan mahasiswa baru.

Selesainya proses pengerukan kolam

Pelabuhan Pulau Baai diharapkan mampu

mendorong pertumbuhan sektor transportasi

laut di Bengkulu. Dengan pendalaman kolam

pelabuhan hingga 10 meter, kapal petikemas

bertonase >10rb ton dapat melakukan proses

bongkar muat dengan baik.

Sementara itu tren penurunan harga

komoditas akan memberikan pengaruh pada

penurunan produksi pertanian khususnya

karet dan kelapa sawit. Pada periode harga

rendah, umunya petani karet akan

menurunkan intensitas penyadapan getah

karet sehingga produksi karet alam menurun.

Menurunnya produksi pertanian juga

didorong berakhirnya musim panen raya kopi.

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 63

Perekonomian Bengkulu secara

keseluruhan tahun 2017 diperkirakan

tumbuh lebih baik dibandingkan tahun

2016. Perekonomian meningkat pada kisaran

5,3-5,5% lebih tinggi dibandingkan

pencapaian tahun 2016 sebesar 5,3%. Upaya

pemerintah daerah untuk mendorong

pembangunan infrastruktur dasar dan

program pengentasan kemiskinan diharapkan

mampu memberikan dukungan pada

pertumbuhan. Faktor eksternal pendorong

pertumbuhan adalah kondisi harga komoditas

yang membaik dibandingkan tahun 2016

meskipun dalam penguatan yang terbatas.

7.2 PROSPEK INFLASI

Perkiraan laju inflasi Bengkulu pada

triwulan III 2017 berada pada kisaran 5,2-

5,5% (yoy) cenderung menurun

dibandingkan perkiraan pada triwulan II

2017.

Tabel 7.4 Perkiraan Inflasi

2017Q2P 2017Q3

P 2017

P

YoY 6,8-7,0 5.2 5.5 5.3 5.5

Sumber : Proyeksi Bank Indonesia

Sumber perlambatan inflasi triwulan III

2017 diperkirakan dari komponen Volatile

Food (VF) dan Administered Price (AP).

Meredanya tekanan VF pada triwulan III 2017

didorong oleh perkiraan masuknya panen

musim gaduh pada Juli-Agustus 2017 serta

membaiknya kondisi cuaca untuk mendukung

produksi perikanan tangkap. Berdasarkan

siklus musiman selama 5 tahun terakhir,

harga komoditas bergejolak seperti beras dan

bawang merah cenderung menurun pada

triwulan III yang didukung membaiknya

pasokan di daerah sentr. Namun demikian

cabai merah menjadi komoditas yang perlu

mendapat perhatian karena memiliki

kecenderungan kenaikan harga pada triwulan

III selama lima tahun terakhir.

Grafik 7.1 Inflasi Komoditi VF

Meredanya tekanan AP diperkirakan terjadi

pada komoditas tiket angkutan udara karena

memasuki musim low season penerbangan

-100

-50

0

50

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tren Musiman Bawang Merah

2011 2012 2013

2014 2015

-10

-5

0

5

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tren Musiman Beras

2011 2012 2013

2014 2015

-100

0

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tren Musiman Cabai Merah

2011 2012 2013

2014 2015

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 64

paska libur Idul Fitri dan libur tahun ajaran

baru. Namun demikian, meredanya tekanan

AP akan sedikit tertahan oleh kebijakan

pemerintah untuk menaikkan tarif pelanggan

rumah tangga mampu 900VA pada 1 Juli

2017.

Tabel 7.5 Perkiraan Harga Minyak Dunia

Periode 2017Q2P 2017Q3

P 2017

P

US$/bbl 55.2 55.8 55.2

Sumber : IMF

Harga energi diperkirakan masih berada

pada level stabil. Sehingga potensi

kecenderungan kenaikan harga BBM non

subsidi/subisi didalam negeri diperkirakan

minimal.

Sementara laju inflasi inti diperkirakan

mengalami kenaikan khususnya pada

periode tahun ajaran baru. Sumber tekanan

inflasi inti pada periode ini bersumber dari

kenaikan biaya pendidikan dan kenaikan

biaya sewa rumah. Kenaikan harga-harga

didorong oleh meningkatnya permintaan

pada periode tersebut.

Inflasi Bengkulu pada tahun 2017

diperkirakan masih berada pada sasaran

inflasi nasional pada kisaran 4±1%.

7.3 REKOMENDASI KEBIJAKAN

Beberapa rekomendasi kebijakan yang perlu

ditempuh dalam upaya mempertahankan

arah pertumbuhan ekonomi Bengkulu dan

stabilitas inflasi yaitu :

PERTUMBUHAN EKONOMI :

Peningkatan serapan APBD perlu

mendapat perhatian. Serapan APBD

Pemda seluruh Bengkulu sampai dengan

bulan April 2017 masih sangat terbatas

sebesar 13.31% lebih rendah

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar

17,07%. Peningkatan serapan APBD pada

triwulan III 2017 menjadi faktor penting

untuk meredam perlambatan ekonomi

ditengah perkiraan akan menurunnya

harga sawit dan karet.

Kebijakan Pemprov untuk menarik dana

kompensasi perbaikan jalan kepada

perusahaan pertambangan dan

perkebunan merupakan langkah tepat

ditengah keterbatasan anggaran belanja

modal pemerintah. Namun demikian

program ini sebaiknya hanya menjadi

program penyelesaian jangka pendek.

Dalam jangka panjang perlu dikaji

pembangunan angkutan berbasis rel dan

angkutan laut sebagai moda transportasi

hasil perkebunan dan hasil tambang.

Berdasarkan hasil FGD investasi antara BI

bekerjasama dengan DPMPTSP se-Provinsi

Bengkulu pada bulan April 2017 tercatat

beberapa hal yang perlu mendapat

perhatian:

Rencana Pemda mendorong 4 sumber

pertumbuhan ekonomi baru

(Agribisnis, Pariwisata, Peternakan,

Kemaritiman) perlu diterjemahkan

dalam tataran konkrit sebagai

destinasi utama investasi Bengkulu.

Investasi yang ditawarkan

Pemkab/Pemkot masih sebatas

potensi ekonomi, belum dirumuskan

sebagai paket investasi yang berisi

kemudahan perizinan usaha,

kemudahan penyediaan lahan dan

kemudahan akses konektivitas.

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Provinsi Bengkulu Edisi Mei 2017 65

PERKEMBANGAN INFLASI :

Dalam lima tahun terakhir, harga

komoditas cabai merah cenderung

meningkat pada triwulan III karena

pasokan didaerah sentra mulai mengalami

penurunan. Kondisi ini seringkali

menimbulkan keresahan masyarakat

dimana harga cabai merah per kg

umumnya meningkat 2-3x lipat dari

kondisi normal. Untuk mengantisipasi hal

tersebut Dinas terkait perlu menyiapkan

wilayah-wilayah cadangan produksi cabai

merah dan memberikan himbauan

kepada petani untuk mulai menanam

pada periode Juni-Juli 2017.

Kendala terhambatnya penyaluran rastra

kemasyarakat yang terjadi pada triwulan I

2017 terkait permasalahan administrasi

verifikasi pendataan RTS dan operasional

distribusi ke RTS perlu dihindarkan karena

berpotensi menekan kenaikan harga

beras di pasaran.

Pemda perlu melihat lagi apakah RPC

(Rice Processing Complex) yang telah

dibangun dengan menggunakan dana

APBD telah beroperasi optimal dan

mampu melakukan fungsi utamanya

untuk menyerap gabah petani,

Pertimbangan pembentukan BUMD

pengolahan hasil pertanian pangan

menjadi penting, mengingat hasil

pertemuan TPID dengan beberapa

kab/kota menyatakan bahwa tingkat

outflow gabah keluar Bengkulu masih

cukup tinggi karena kurangnya buyer

lokal yang memiliki RPC dengan kapasitas

besar. Kondisi ini kurang memberikan

nilai tambah bagi petani lokal dan

mendorong harga beras lebih bergejolak

di masyarakat, karena sebagian besar

beras Bengkulu masih dipasok dari

Lampung dan Sumatera Barat meskipun

produksi gabah Bengkulu surplus.

Pada Idul Adha pada bulan September

2017, ketersediaan sapi hidup untuk

menghadapi kenaikan permintaan

Qurban perlu diantisipasi untuk

mencegah penurunan populasi sapi

indukan. Perlu pengawasan dari Dinas

terkait dan Kepolisian untuk mencegah

adanya tindakan pemotongan sapi betina

produktif karena tingginya permintaan

sapi hidup.

Untuk mendorong penyederhanaan rantai

distribusi pangan, Pemerintah Kabupaten

perlu kiranya mendorong pendirian

Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog hingga di

tingkat desa untuk memudahkan akses

pangan dengan harga stabil.

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

TABEL INDIKATOR MAKRO EKONOMI PROVINSI BENGKULU

TRIWULAN I 2017

Indikator 2016

2016 2017

I II III IV I

PDRB ADHK Penggunaan (Rp Miliar)

9,790.38

9,905.57

10,083.19

10,303.73

40,082.87

10,300.50

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

6,203.90

6,314.52

6,411.10

6,480.56

25,410.09

6,580.49

Pengeluaran Konsumsi LNPRT

254.76

257.63

263.74

278.38

1,054.52

272.50

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

1,790.07

1,996.68

1,915.90

2,055.77

7,758.43

1,770.87

Pembentukan Modal Tetap Bruto

4,069.81

4,230.80

4,451.92

4,849.44

17,601.98

4,388.44

Perubahan Inventori

181.52

168.59

181.22

173.39

704.71

169.37

Ekspor Barang dan Jasa

3,273.14

3,409.15

3,724.74

3,932.87

14,339.89

3,710.45

Impor Barang dan Jasa

5,982.82

6,471.80

6,865.44

7,466.67

26,786.74

6,591.62

PDRB ADHK Sektoral (Rp Miliar)

9,790.38

9,905.57

10,083.19

10,303.73

40,082.87

10,300.50

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2,833.47

2,871.96

2,909.08

2,937.03

11,551.54

2,935.47

Pertambangan dan Penggalian

364.56

365.96

368.99

373.41

1,472.93

368.38

Industri Pengolahan

614.76

621.55

635.23

646.25

2,517.79

640.82

Pengadaan Listrik, Gas

8.69

9.00

9.10

9.48

36.28

9.25

Pengadaan Air

21.65

21.86

22.22

22.60

88.33

22.74

Konstruksi

427.26

437.14

455.42

472.95

1,792.77

458.23

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1,443.41

1,461.41

1,504.40

1,567.13

5,976.35

1,570.67

Transportasi dan Pergudangan

769.46

780.17

795.94

812.86

3,158.43

810.28

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

151.17

153.91

158.24

163.69

627.00

165.57

Informasi dan Komunikasi

422.85

425.45

437.20

452.06

1,737.56

456.00

Jasa Keuangan

346.36

351.79

349.93

352.82

1,400.90

350.84

Real Estate

446.39

447.98

453.85

459.93

1,808.16

466.03

Jasa Perusahaan

221.33

222.35

226.20

229.82

899.69

233.35

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

863.35

870.73

873.87

908.56

3,516.51

908.75

Jasa Pendidikan

632.69

637.31

650.05

652.00

2,572.06

657.90

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

150.62

153.74

158.53

162.96

625.86

165.04

Jasa lainnya

72.35

73.26

74.92

80.17

300.70

81.16

Pertumbuhan PDRB (% yoy)

5.02

5.43

5.18

5.56

5.30

5.21

Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta)

27.00

37.00

40.00

53.00

157.00

53.00

Volume Ekspor Non Migas (Juta ton)

351.00

319.00

492.71

594.61

1,757.32

594.61

Nilai Impor Non Migas (USD Juta)

-

-

-

-

-

Volume Impor Non Migas (Juta ton)

-

-

-

-

-

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

TABEL INDIKATOR INFLASI PROVINSI BENGKULU

TRIWULAN I 2017

Indikator

2016 2017

I II III IV I

Indeks Harga Konsumen 129.19 130.98 134.05 135.03 136.96

Kelompok Barang 5.93 5.47 4.62 5.00 6.01

Bahan Makanan 8.02 3.97 3.02 3.85 2.84

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 6.16 6.83 5.73 6.45 6.37

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bakan Bakar 2.22 2.46 2.53 2.62 4.12

Sandang 4.87 6.24 4.65 3.93 3.29

Kesehatan 4.98 4.98 4.05 3.57 3.00

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 11.01 10.65 7.14 6.69 7.02

Traspor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 5.48 7.39 7.15 7.85 13.37

Disagregasi

Volatile Food 8.28 4.02 2.99 3.71 2.64

Administer Prices 6.09 8.29 8.36 9.13 14.39

Core 4.79 4.95 3.8 3.85 4.12

Indeks Ekspektasi Konsumen 101.03 93.54 82.69 91.47 127.59

Nilai Tukar 13193 13317 13134 13248 13383

Sumber : BPS dan Bank Indonesia

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

TABEL INDIKATOR

STABILITAS SISTEM KEUANGAN PROVINSI BENGKULU

TRIWULAN I 2017

Sumber : Bank Indonesia

2017

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

10,291,658 10,768,744 11,089,571 10,737,069 11,658,323

6,641,054 7,049,467 7,479,423 8,051,544 7,613,476

2,464,955 2,526,233 2,397,293 1,110,719 2,837,585

1,185,649 1,193,044 1,212,855 1,574,806 1,207,262

2,750,822 2,712,693 2,603,096 1,745,617 3,035,557

4,938,014 5,397,614 5,676,011 6,228,117 5,765,832

2,602,822 2,658,437 2,810,463 2,763,335 2,856,934

375,801 379,449 410,839 332,058 248,430

4,821,731 5,216,023 5,518,077 6,085,763 5,633,201

1,443,522 1,453,995 1,550,507 1,633,723 1,731,846

2,029,712 1,937,668 1,820,912 714,458 2,395,031

11,759 43,471 32,155 14,358 12,728

423,484 545,094 544,225 381,903 429,825

345,309 395,576 371,345 699,101 392,096

104,524 138,120 125,779 127,996 119,903

735,816 659,348 715,731 747,709 695,263

17,524,766 18,112,108 18,604,163 18,970,746 19,223,659

15,288,745 15,848,907 16,136,672 16,656,241 16,922,961

2,236,020 2,263,201 2,467,491 2,314,505 2,300,698

17,524,766 18,112,108 18,604,163 18,970,746 19,223,659

2,151,945 2,274,580 2,447,135 2,497,344 2,410,805

251,538 252,059 252,454 253,428 253,390

32,818 29,753 27,676 25,966 32,081

372,580 343,287 386,332 375,215 406,704

19,102 17,931 18,661 18,102 18,532

374,220 336,720 379,205 325,525 322,498

3,501,831 3,660,042 3,602,281 3,647,601 3,676,169

165,646 170,257 217,126 200,452 214,113

89,337 135,720 99,937 91,727 89,313

112,641 105,068 100,970 101,621 93,580

173,417 174,683 169,791 163,268 164,716

28,739 36,296 38,559 45,073 51,532

57,966 84,342 90,640 96,451 101,635

104,330 124,049 46,282 160,192 182,873

190,955 209,861 233,671 271,658 291,778

10,322 10,193 10,979 12,887 12,280

- - - - -

8,082 6,409 6,099 8,692 5,308

9,879,299 10,140,858 10,476,364 10,675,545 10,896,351

5,818,381 5,762,318 6,094,602 6,130,387 6,618,631

2,127,881 2,274,386 2,317,574 2,258,858 2,283,661

2,323,503 2,278,815 2,338,001 2,480,198 2,512,588

1,366,997 1,209,117 1,439,027 1,391,331 1,822,382

0.88 0.82 0.82 0.66 0.74

8.81 6.37 8.44 8.33 8.03

4.76 4.53 4.52 3.40 3.33

2016

GIRO

TABUNGAN

DEPOSITO

LOKASI PROYEK (Rp Juta)

BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA

JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA

JASA PENDIDIKAN

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

PERANTARA KEUANGAN

REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

LISTRIK, GAS DAN AIR

GIRO

TABUNGAN

DEPOSITO

KREDIT

PERSEORANGAN

KORPORASI

SEKTORAL

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

PERIKANAN

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

UMKM

KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA

PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA

UMKM

MIKRO

KECIL

MENENGAH

NPL (%)

KORPORASI

PERSEORANGAN

KORPORASI

DPK

PERSEORANGAN

PEMERINTAH

KORPORASI

GIRO

TABUNGAN

DEPOSITO

PERSEORANGAN

GIRO

TABUNGAN

DEPOSITO

PEMERINTAH

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif

dasar listrik.

Aktiva Produktif

Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan

penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan dana antar bank,

penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Andil inflasi

Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat

inflasi secara keseluruhan.

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Bank Pemerintah

Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero)

yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Dalam buku ini bank pemerintah daerah (Bank

Bengkulu) juga dikelompokkan dalam bank pemerintah.

BI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya.

BI-RTGS

Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi

transfer dana.

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut.

Cash inflows

Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dan

penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Cash Outflows

Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dan penukaran uang

masyarakat dalam periode tertentu.

Clean Money Policy

Merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Ekspor

Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun

bukan komersil.

Financing to deposit ratio (FDR) atau loan to deposit ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank

konvensional.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100.

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunujukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.

Indeks Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas

hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli.

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Inflasi

Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persisten).

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered price.

Impor

Keseluruhan barang yang masuk dari suatu wilayah /daerah baik yang bersifat komersil maupun

bukan komersil.

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.

Kliring

Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar kliring baik atas nama peserta

maupun atas nama nasabah.

Kredit

Adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :

1. Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)

2. Pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Kualitas Kredit

Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran

bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus

(DPK), kurang lancar, diragukan dan macet.

Liaison Bank Indonesia

Salah satu kegiatan rutin untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi aktual

sektor riil/usaha beserta prospeknya melalui wawancara langsung antara Bank Indonesia

dengan pelaku usaha/sumber data.

m-t-m

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Net Cashflows

Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari

Netcash Outflows bila terjadi cash outlows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash

Inflows bila terjadi sebaliknya.

Non Performing Loans (NPL)

Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi

kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas

aktiva produktif.

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar.

Pertumbuhan ekonomi

Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan atau

tahunan).

Porsi Ekonomi

Konstribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu

wilayah.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku

Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga di periode tersebut sebagai dasar

perhitungan.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga pada satu waktu tertentu sebagai

dasar perhitungan.

Produk Domestik Regional Bruto satu tahun

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu

wilayah dalam satu tahun.

Produk Domestik Regional Bruto triwulanan

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu

wilayah dalam satu triwulan tertentu.

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini

juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi

bank ybs. Terminologi NPL untuk bank konvensional, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit.

Sektor Ekonomi Dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan

pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai

pengakuan utang.

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan

mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah

pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian

akhirnya dilakukan secara nasional.

Uang giral

Uang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah

jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah dan sistem

moneter.

Uang kartal

Uang yang terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas

pada KPKN dan bank umum.

Volatile foods

Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat

fluktuatif.

yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.