Download - KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Transcript
Page 1: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR

Page 2: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

BAB I

PENDAHULUAN

Wortel merupakan sayuran umbi semusim, dapat ditanam sepanjang tahun dan

memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk tubuh, terutama vitamin dan

mineral. Dilihat dari segi bisnis, wortel merupakan sayuran komersial yang hingga

saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan petani sayuran.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan wortel di Indonesia maka produksi

wortel dari waktu ke waktu terus diupayakan peningkatannya melalui intensifikasi

dan perluasan areal panen. Dengan demikian, untuk keperluan intensifikasi wortel

diperlukan benih wortel dalam jumlah yang semakin banyak setiap tahun.

Walaupun sebagian benih wortel telah tersedia di pasaran, tidak berarti bahwa

permasalahan kekurangan benih wortel unggul dan bermutu telah terselesaikan.

Penangkar benih diharapkan lebih dapat meningkatkan usahanya, termasuk

menindaklanjuti upaya pemerintah dalam rangka memperoleh dan melestarikan

benih wortel unggul nasional.

Penangkaran benih wortel sering dilakukan oleh petani di daerah sentra

pertanaman wortel. Kegiatan tersebut pada umumnya hanya sebagai sambilan

sehingga banyak prosedur yang dilakukan secara sederhana. Petani hanya ingin

memperoleh benih wortel secukupnya, tanpa menuntut mutu dari hasil

penangkaran benih tersebut. Karena itulah perlu dilakukan penangkaran benih

wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

wortel yang baik sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) berbasis norma

budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Practices/GAP).

Gambar 1. Umbi wortel berkualitas baik hanya diperoleh apabila dalam

pertanamannya menggunakan benih berkualitas baik

Page 3: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Target yang akan dicapai melalui penerapan SOP produksi benih wortel adalah

diperolehnya benih bersertifikat dengan standar sebagai berikut:

1. Standar lapang

Kelas Benih

Parameter Satuan BD BP BR Hibrida

a. Isolasi *)

- Jarak (min) m 1600 1000 800 800

- Waktu (min) hari 30 30 30 30

- Barier √ √ √ √

b. Var lain dan tipe simpang (maks) % 4,0 4,0 4,0 4,0

Hawar daun (A.dauci) (Maks) % 0,5 1 1 0,5

b. Pengelolaan lapang lain **)

√ Dengan isolasi barrier

*) Pilih salah satu

**) Pengelolaan lapang

1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak

Volunteer dan gulma yang menjadi sumber penyakit

2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan

karena kerusakan mekanis pada daun, kerusakan berat oleh

serangga, dan atau pertumbuhan tanaman yang merana,

maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan

2). Laboratorium

Kelas Benih

Parameter Satuan BD BP BR Hibrida

a. Kadar air (maks) % 8 8 8 8

b. Benih murni (min) % 99,0 98,0 98,0 99,0

c. Kotoran Benih (maks) % 1,0 2,0 2,0 1,0

d. Benih Tanaman lain (maks) % 0,0 0,1 0,2 0,1

e. Daya berkecambah (min) % 70 70 70 75

f. Kesehatan benih (A. Dauci) % 2 2 2 2

Page 4: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH WORTEL

Standar Operasional Prosedur “Pemilihan

Lokasi”

Nomor: POS BW.II

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

II. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi dan Tujuan:

Pemilihan Lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan

persyaratan tumbuh wortel untuk mencegah kegagalan proses produksi

benih dan dapat menghasilkan benih wortel yang sesuai dengan standar

mutu yang ditetapkan serta tidak merusak lingkungan.

Tujuannya agar diperoleh lahan yang dapat mendukung produktivitas

tanaman wortel yang optimal, seperti tanah yang subur dengan lapisan top

soil yang cukup, ketersediaan sumber air yang cukup bukan sumber

penyakit tular tanah, drainase baik dan tidak menyalahkan kaidah

konservasi tanah dan air.

B. Standar Tentang Pemilihan Lokasi Yang Sesuai Dengan Persyaratan

Tumbuh :

1. Lahan dibebaskan dari bebatuan supaya tanaman wortel tidak

membentuk akar bercabang.

2. Lahan memiliki ketinggian tempat tumbuh antara 1.200 – 1.500 m dpl,

kondisi tanah subur; gembur; dan kaya humus dengan pH 5,5 – 6,5.

Suhu udara berkisar antara 15,6 – 21,10C. Jenis tanah yang cocok

adalah jenis andosol yang umumnya terdapat didaerah dataran tinggi.

C. Alat dan Bahan:

1. Data atau informasi mengenai ketinggian lokasi, kemasaman tanah,

suhu udara dan jenis tanah.

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

Page 5: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

D. Prosedur Kerja Pemilihan Lokasi:

1. Mencari informasi mengenai tinggi lokasi, pH tanah, suhu udara dan

jenis tanah.

2. Melakukan pemetaan lokasi lahan.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 1)

Tabel 1. Form Catatan Kegiatan Pemilihan Lokasi

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Kondisi lahan Riwayat Penggunaan

Lahan

Petugas

- - - - - -

Tinggi tempat pH tanah Suhu udara Batas lahan Sumber air Jenis tanah

: : : : : :

E. Referensi Pemilihan Lokasi:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 6: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Gambar 2. Pemilihan lokasi yang tepat akan diperoleh pertumbuhan optimal

Standar Operasional Prosedur

“Penentuan Waktu Tanam”

Nomor: POS BW.II

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

III. PENENTUAN WAKTU TANAM A. Definisi dan Tujuan:

Penentuan waktu tanaman adalah menetapkan waktu tanam yang tepat

untuk penanaman wortel dengan tujuan untuk produksi benih.

Tujuannya agar diperoleh waktu tanamn yang tepat sehingga

pertumbuhan tanaman wortel optimal.

B. Standar Tentang Penentuan Waktu Tanam :

Waktu tanam ditentukan berdasarkan perkiraan datangya musim hujan

atau tersedianya air irigasi serta berdasarkan kebutuhan.

C. Alat dan Bahan:

3. Data curah hujan bulanan dan ketersediaan air untuk mengatur waktu

tanam di suatu daerah.

4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan

D. Prosedur Kerja Penentuan Waktu Tanam:

4. Lakukan pengkajian untuk mengetahui saat – saat air tersedian secara

alam di lahan yaitu mengetahui saat musim hujan tiba dan akhir musim

hujan.

5. lakukan diskusi dengan pengelola lahan sebelumnya atau masyarakat

sekitar lokasi lahan mengenai kebiasaan menanam di lokasi tersebut.

6. Tentukan waktu tanam yang tepat.

7. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 2)

Page 7: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Tabel 2. Form Catatan Kegiatan Penentuan Waktu Tanam

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Perkiraan Bulan Basah

(Bulan hujan)

Rencana Waktu Tanam

Petugas

Minggu ke….. Bulan ke…….

E. Referensi Penentuan Waktu Tanam:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Standar Operasional Prosedur

“Penyiapan Lahan”

Nomor: POS

BW.IV

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

IV.PENYIAPAN LAHAN

Sub Kegiatan: Pembersihan Lahan

A. Definisi dan Tujuan:

Pembersihan lahan adalah membersihkan lahan dari segala sesuatu yang

dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Tujuannya agar diperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari

gangguan fisik (batu – batuan, sampah, dll) maupun biologis (gulma atau

sisa tanaman).

B. Standar Tentang Pembersihan Lahan :

Page 8: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

1. Lahan bersih dari batu-batuan, gulma,semak yang dapat mengganggu

pertumbuhan wortel sehingga lahan siap diolah.

2. Sisa tanaman dibenamkan dan bebatuan dikumpulkan dan dibuang

pada tempat tertentu yang aman diluar areal tanam.

C. Alat dan Bahan:

5. Parang/arit/golok untuk memotong dan membersihkan semak belukar

yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman muda.

6. Cangkul/kored untuk membersihkan tanah dari rumput dan sisa – sisa

semak belukar/tanaman yang tertinggal serta untuk mengolah tanah.

7. Herbisida sebagai alternatif untuk membersihkan gulma.

8. Keranjang/pikulan/carangka untuk mengangkut hasil pembersihan

lahan.

9. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Pembersihan Lahan:

8. Bersihkan lahan dari batu-batuan, gulma, semak belukar yang dapat

menghalangi pertumbuhan tanaman muda.

9. Buang kotoran dan sisa – sisa bahan yang telah dibersihkan pada

tempat tertentu yang aman.

10. Bongkar tanaman atau bagian tanaman yang dapat menjadi sumber

penyakit.

11. Kubur/benamkan sisa – sisa gulma dan semak belukar.

12. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 3)

Tabel 3. Form Catatan Kegiatan Pembersihan Lahan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tgl Petak Luas (Ha)

Cara Pembersihan

Lahan

Alat Pembersihan Lahan

Penanganan Sampah, Sisa

Gulma dan Bebatuan

Petugas

Page 9: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Pembersihan Lahan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Gambar 3. penyiapan lahan yang baik akan menghasilkan bunga berkualitas baik

Sub Kegiatan: Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit dan Bedengan.

Page 10: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

A. Definisi dan Tujuan:

Pengolahan tanah, pembuatan parit dan garitan adalah membuat lahan

pertanaman menjadi siap tanam, dengan cara mengolah tanah sampai

gembur dan diratakan, membuat parit dan garitan dengan bentuk

membujur atau disesuaikan dengan denah/letak lahan (bila tidak persegi)

dan dengan arah datangnya sinar matahari.

Tujuannya agar diperoleh media tanam yang optimal bagi pertumbuhan

tanaman wortel.

B. Standar Tentang Pembersihan Lahan :

1. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak

tanah sedalam 30 – 40 cm sampai gembur, kemudian dibiarkatn

selama 15 hari untuk memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi

tanah serta menghilangkan gas – gas beracun dan panas hasil

dekomposisi sisa-sisa tanaman.

2. Bedengan dibuat dengan menggunakan cangkul. Bedengan

memanjang kearah timur dan barat, lebar 120 – 150 cm dan tinggi

antara 30 – 40 cm. Jarak antar bedengan sekitar 50 cm dan panjang

bedengan menyesuaikan keadaan lahan. Diantara bedengan dibuat

parit – parit dengan lebar antara 25 – 30 cm, sedalam 30 cm.

3. Pada permukaan bedengan ditebarkan pupuk kandang yang telah

matang, dicampur dan diratakan dengan lapisan tanah atas. Dosis

pupuk kandang antara 15 – 20 ton setiap hektar lahan. Setelah ditebari

pupuk, dibuat alur – alar memanjang pada bedengan, sebagai tempat

menebar benih. Masing – masing alur berjarak sekitar 20 cm.

C. Alat dan Bahan:

1. Traktor/cangkul/kored/gacok untuk mengolah tanah.

2. Meteran sebagai alat ukur menentukan ukuran bedengan dan parit.

3. Tali untuk tarikan bedengan dan parit agar diperoleh bedengan dan

parit yang lurus.

4. Bambu untuk pemancang tali pada pembuatan bedengan dan parit.

5. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

Page 11: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

D. Prosedur Kerja Pengolahan Tanah, Pembuatan Bedengan dan Parit:

1. Mencangkul atau membajak tanah sedalam 30 – 40 cm sampai

gembur, kemudian dibiarkan selama 15 hari untuk memperbaiki

keadaan tata udara dan aerasi tanah serta menghilangkan gas – gas

beracun dan panas hasil dekomposisi sisa-sisa tanaman.

2. Bedengan dibuat dengan menggunakan cangkul. Bedengan

memanjang kearah timur dan barat, lebar 120 – 150 cm dan tinggi

antara 30 – 40 cm. Jarak antar bedengan sekitar 50 cm dan panjang

bedengan menyesuaikan keadaan lahan. Diantara bedengan dibuat

parit – parit dengan lebar antara 25 – 30 cm, sedalam 30 cm.

4. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 4)

Tabel 4. Form Catatan Kegiatan Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit dan

Bedengan.

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Cara Mengolah

Tanah

Cara Membuat Bedengan dan parit

Ukuran Bedengan dan parit

Petugas

E. Referensi Pembersihan Lahan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Sub Kegiatan: Penetapan Jarak Tanam.

Page 12: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

A. Definisi dan Tujuan:

Penetapan jarak tanam adalah membuat tanda jarak tanam yang

memungkinkan untuk pertumbuhan perakaran dan umbi agar berkembang

secara normal dan optimal.

Tujuannya agar diperoleh tempat benih dan pupuk dengan jarak yang

sama pada seluruh bedengan.

B. Standar Tentang Penetapan Jarak Tanam :

1. Jarak tanam yang ditetapkan harus sesuai dengan ukuran benih, tipe

tanah, kemiringan lahan, kemampuan tanah menyimpan ari dan arah

datangnya sinar.

2. Jarak tanam dapat menggunakan belahan bambu yang ditandai atau

menggunakan roda berjari dengan jarak 20 cm.

C. Alat dan Bahan:

1. Roda berjari/belahan bambu/tali/tambang untuk menentukan jarak

tanam.

2. Meteran sebagai alat ukur jarak tanam pada belahan bambu/tali.

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penetapan Jarak Tanam:

1. Ukur belahan bambu/tali, menggunakan meteran dengan jarak 20 cm

untuk menentukan jarak tanam.

2. Bila menggunakan belahan bambu/tali, letakkan belahan bambu/tali

dalam bedengan, tandai bedengan dengan tugal sesuai tanda yang

terdapat pada belahan bambu/tali, juga bisa langsung dengan

meletakkan bibit pada bedengan sesuai dengan tanda pada belahan

bambu/tali.

5. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 5)

Tabel 5. Form Catatan Kegiatan Penetapan Jarak Tanam

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Page 13: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Tanggal Petak Luas (Ha)

Alat & Cara Penetapan Jarak Tanam

Ukuran Jarak Tanam

Petugas

E. Referensi Penetapan Jarak Tanam:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Standar Operasional Prosedur “Penyiapan

Benih”

Nomor: POS BW.V

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

V. PENYIAPAN BENIH

A. Definisi dan Tujuan:

Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu dari varietas unggul.

Tujuannya adalah menjamin benih yang ditanam jelas varietasnya,

memiliki tingkat keseragaman yang tinggi, berproduktivitas tinggi dan

sehat.

B. Standar Tentang Penyiapan Benih :

Benih yang digunakan adalah benih pokok atau benih dasar dalam bentuk

biji yang berasal dari produsen benih atau penangkar yang diawasi dan

dibina oleh BPSB.

C. Alat dan Bahan:

10. Benih wortel dalam bentuk biji yang berasal dari produsen dan

penangkar benih yang diawasi oleh BPSB.

11. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penyiapan Benih:

Page 14: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

13. Siapkan benih unggul kelas benih pokok atau benih dasar yang

bermutu, yang berasal dari produsen dan penangkar yang telah

diawasi oleh BPSB dan telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

14. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 6)

Tabel 6. Form Catatan Kegiatan Penyiapan Benih

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Jmh Benih (kg)

Sumber / Asal

Benih

Ukuran Benih

Kelas Benih

Petugas

E. Referensi Penyiapan Benih:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 15: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Gambar 4. Benih siap ditanam

Standar Operasional Prosedur “Penanaman dan

Pemupukan Dasar”

Nomor: POS

BW.VI

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

VI. PENANAMAN DAN PEMUPUKAN DASAR

A. Definisi dan Tujuan:

Penanaman dan pemupukan dasar adalah memberikan hara dasar di

dalam tanah dan meletakkan benih dengan cara ditabur pada alur

bedengan dan ditutup dengan tanah setebal 0,5 – 1 cm.

Tujuannya agar tersedia unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman

secara optimal dan benih diletakkan dengan benar.

B. Standar Tentang Penanaman dan Pemupukan Dasar:

1. Pemupukan harus mengacu pada empat tepat, yaitu tepat dosis, tepat

cara, tepat waktu dan tepat jenis.

2. Pupuk organik yang diberikan harus berupa pupuk yang sudah matang

dan terdekomposisi dengan baik.

3. Penanaman benih harus tidak bersinggunggan dengan pupuk terutama

pupuk anorganik, karena dapat mengakibatkan pembusukan.

C. Alat dan Bahan:

Page 16: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

12. Cangkul/sekop digunakan untuk mengambil dan mengangkat pupuk

organik (kandang, bokhasi).

13. Pikulan/rancatan untuk mengangkut pupuk ke lokasi penanaman.

14. Kantong plastik untuk menggangkut benih ke tempat lokasi

penanaman.

15. Pupuk kandang matang sebanyak 15 – 20 ton

16. Pupuk TSP sebanyak 400 kg dan KCl 75 kg.

17. Benih pokok atau benih dasar sebanyak 3,5 kg

18. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penanaman dan Pemupukan Dasar:

15. Pupuk organik ditempatkan dengan cara ditebarkan dipermukaan

bedengan, dicampur dan diratakan dengan lapisan tanah atas.

16. Pada jarak 5 cm dari alur penanaman, dibuat alur dangkal sejajar

dengan alur penanaman. Kemudian alur- alur tersebut ditebari

campuran pupuk anorganik dan kemudian ditutup dengan tanah tipis.

17. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 7)

Tabel 7. Form Catatan Kegiatan Penanaman dan Pemupukan Dasar

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

a. Catatan Kegiatan Pemupukan Dasar

Tanggal Petak Luas (Ha)

Nama Pupuk

Dosis Cara Cuaca Petugas

b. Catatan Kegiatan Penanaman

Tanggal Petak Luas (Ha)

Fase Penanaman

Alat Cara Waktu Penanaman

Petugas

Page 17: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Penyiapan Benih:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Gambar 5. : penanaman dan pemberian pupuk dasar yang tepat akan dihasilkan umbi berkualitas baik yang siap ditanam kembali guna diambil bijinya.

Standar Operasional Prosedur

“Pengairan/Penyiraman”

Nomor: POS

BW.VII

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

VII.PENGAIRAN/PENYIRAMAN

A. Definisi dan Tujuan:

Pengairan/Penyiraman adalah memberikan air untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Tujuannya agar terpenuhi kebutuhan air bagi tanaman dan membantu

penyerapan unsur hara oleh tanaman.

Page 18: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

B. Standar Tentang Pengairan/Penyiraman:

Penyiraman diberikan pada lahan pertanaman bila pertanaman dilakukan

pada musim kemarau dan pada prinsipnya penyiraman dilakukan hanya

untuk menjaga kelembaban tanah, terutama dalam proses penyerapan

unsur hara.

C. Alat dan Bahan:

19. Bak air/drum untuk menampung air.

20. Selang air/springkler/drip/emrat untuk mengalirkan air ke areal

pertanaman.

21. Pompa air digunakan untuk memompa air dari sumber air (air tanah,

embung sungai).

22. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Pengairan/Penyiraman:

18. Air dari sumber air dipompa dengan menggunakan pompa air dan

dialirkan dengan menggunakan selang ke areal pertanaman (sistem

leb/geledeg ) atau menggunakan springkler.

19. Pada awal pertanaman, penyiraman dilakukan 1 – 2 kali sehari

terutama pada musim kemarau. Sedangkan pada tanaman yang telah

tumbuh besar, frekwensi penyiraman dikurangi dengan tetap

mempertimbangkan tingkat kebasahan tanah. Penyiraman sebaiknya

dilakukan pada pagi dan sore hari.

20. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 8)

Tabel 8. Form Catatan Kegiatan Pengairan/Penyiraman

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Fase Pertumbuhan

Cara Pengairan

Lama Dialiri

Petugas

Page 19: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Pengairan/Penyiraman:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Standar Operasional Prosedur “Pemeliharaan”

Nomor: POS

BW.VIII

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

VIII. PEMELIHARAAN

Sub Kegiatan : Penjarangan

A. Definisi dan Tujuan:

Penjarangan adalah membuang tanaman yang pertumbuhannya kurang

bagus, berdekatan dan kurang sehat.

Tujuannya agar diperoleh pertumbuhan tanaman wortel yang sehat dan

dapat menghasilkan benih yang bermutu.

B. Standar Tentang Penjarangan:

Penjarangan dilakukan pada lahan pertanaman bila pertanaman tidak

tertata dengan jarak yang sama, seperti ada yang renggang dan ada pula

yang sangat berdekatan.

C. Alat dan Bahan:

23. Kored/cangkul digunakan untuk penjarangan

24. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penjarangan:

21. Penjarangan dilakukan dengan mencabut tanaman dilahan

pertanaman yang pertumbuhannya terlalu rapat atau renggang

Page 20: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

sehingga tanaman yang tertinggal masing – masing berjarak 30 cm

sehingga pada bedengan terjadi pertanaman yang berjarak 30 cm x 20

cm.

22. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh kira – kira 10

hari setelah biji wortel disebar.

23. Pada saat penjarangan juga dilakukan roguing yaitu dengan mencabut

dan membuang tanaman yang tidak memenuhi syarat.

24. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 9)

Tabel 9. Form Catatan Kegiatan Penjarangan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Umur Tanaman Cara Penjarangan

Petugas

E. Referensi Penjarangan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 21: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Gambar 6. Tanaman wortel sebelum dijarangkan

Gambar 7. Tanaman wortel setelah dijarangkan untuk produksi benih

Page 22: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Sub Kegiatan : Penyiangan

A. Definisi dan Tujuan:

Penyiangan adalah melakukan pemeliharaan dan membuang gulma,

tanaman pengganggu, dan tanaman yang sakit yang ada sekitar

pertanaman dan diparit – parit.

Tujuannya agar menjaga kebersihan kebun dan kesehatan tanaman.

B. Standar Tentang Penjarangan:

Penyiangan dilakukan untuk menjaga kebersihan lahan yang dilakukan

secara berkala atau sesuai kebutuhan

C. Alat dan Bahan:

1. Kored/cangkul digunakan untuk penyiangan

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penyiangan:

1. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan areal pertanaman dari

gulma, tanaman pengganggu lainnya dan tanaman yang sakit.

2. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman telah berumur 1 bulan sejak

pertanaman benih.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 10)

Tabel 10. Form Catatan Kegiatan Penyiangan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Umur Tanaman Cara Penyiangan

Petugas

Page 23: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Penyiangan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Sub Kegiatan : Penggemburan dan Pengguludan

A. Definisi dan Tujuan:

Penggemburan dan pengguludan adalah melakukan pemeliharaan untuk

menggemburkan tanah yang ada disekitar pertanaman dan menimbun

pangkal batang tanaman wortel sehingga membentuk guludan – guludan

kecil.

Tujuannya agar memudahkan tanaman wortel untuk menyerap unsur hara

dan tanaman wortel dapat tumbuh optimal.

B. Standar Tentang Penggemburan dan Pengguludan:

1. Penggemburan dan pengguludan dilakukan untuk menjaga kondisi

tanah agar tetap gembur dan dilakukan secara berkala atau sesuai

kebutuhan.

2. Pengguludan dilakukan untuk menjaga agar umbi tetap tertutup tanah

sehingga ruang pertumbuhan dan perkembangan umbi tidak terbatas.

C. Alat dan Bahan:

1. Kored/cangkul digunakan untuk penggemburan dan pengguludan

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penggemburan dan Pengguludan:

1. Penggemburan dan pengguludan dilakukan bersamaan dengan

penyiangan.

2. Penggemburan dan pengguludan dilakukan pada saat tanaman telah

berumur 1 bulan sejak pertanaman benih.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 11)

Page 24: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Tabel 11. Form Catatan Kegiatan Penggemburan dan Pengguludan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Umur Tanaman

Cara Penggemburan dan Pengguludan

Petugas

E. Referensi Penggemburan dan Pengguludan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 25: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Sub Kegiatan : Pemupukan Susulan

A. Definisi dan Tujuan:

Pemupukan susulan adalah memberikan pupuk pada lahan pertanaman

sebagai tambahan pupuk yang telah diberikan sesaat sebelum tanam.

Tujuannya adalah menambah kebutuhan hara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

B. Standar Tentang Pemupukan Susulan:

Pemupukan susulan harus mengacu pada empat tepat, yaitu tepat dosis,

tepat cara, tepat waktu dan tepat jenis dan sesuai kebutuhan hara

tanaman.

C. Alat dan Bahan:

1. Alas plastik/terpal digunakan sebagai alas untuk mencampur pupuk

2. Sekop untuk mencampur dan memindahkan pupuk

3. Ember digunakan untuk mengangkut pupuk selama penaburan

4. Pupuk susulan yang digunakan adalah ureal atau ZA. Dosis anjuran

untuk ZA sekitar 100 kg/ha dan pupuk ZA 200 kg/ha.

5. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Pemupukan Susulan:

1. Persiapkan pupuk sesuai jenis, waktu dan dosis.

2. Pupuk disebar secara merata pada alur – alur dangkal disebelah

tanaman wortel atau dimasukkan ke dalam lubang tugal yang berjarak

sekitar 10 cm dari tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis.

3. Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan penyiangan

tanaman sekitar 1 bulan dari saat pertanaman.

Page 26: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

4. Agar pupuk dapat segera diserap oleh tanaman, maka setelah

pemupukan bedengan atau guludan diair secukupnya.

5. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 12)

Tabel 12. Form Catatan Kegiatan Pemupukan Susulan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Umur Tanaman

Nama Pupuk

Cara Dosis Cuaca Petugas

E. Referensi Pemupukan Susulan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Standar Operasional Prosedur “Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan”

Nomor: POS

BW.IX

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

IX. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)

A. Definisi dan Tujuan:

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah tindakan untuk

menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan system

Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Tujuannya agar OPT terkendali tanpa merusak lingkungan.

Page 27: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

B. Standar Tentang Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan:

1. Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di lahan secara

berkala

2. Tentukan jenis tindakan yang perlu segera dilakukan

3. Pengendalian OPT dilakukan bila serangan mencapai ambang

pengendalian, sesuai dengan kondisi serangan OPT dan fase stadia

tanaman sesuai teknik yang dianjurkan.

C. Alat dan Bahan:

25. Power sprayer, Mist Blower, Hand Sprayer, sebagai alat untuk

mengaplikasikan pestisida.

26. Ember, drum, alat pengaduk untuk mencampur pestisida dengan air.

27. Takaran (skala cc, ml, liter dan gram) untuk menakar pestisida dengan

air.

28. Alat/sarana pelindung (sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju

lengan panjang) untuk melindungi bagian tubuh dari bahan cemaran

bahan kimia.

29. Pestisida (biopestisida, pestisida nabati, pestisida kimiawi0 dan musuh

alami (predator, parasitoid, patogen) untuk mengendalikan OPT.

30. Air bersih digunakan sebagai bahan pelarut dan pembersih.

31. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penjarangan:

25. Lakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di pertanaman

secara berkala.

26. Lakukan pengendalian OPT bilamana serangan mencapai ambang

pengendalian sesuai dengan kondisi serangan OPT dan fase atau

stadia tanaman dan teknik yang dianjurkan.

27. Tentukan tindakan yang perlu segera dilakukan sesuai dengan jenis

OPT.

28. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 13)

Page 28: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Tabel 13. Form Catatan Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tgl Pe-tak

Luas (Ha)

Umur Tanaman

Jenis OPT

Tingkat Serangan

Cara Pengen dalian

Nama Bahan

Pengendali OPT

Cara Aplikasi Bahan

Pengendali OPT

Cuaca

Petu-gas

E. Referensi Penjarangan:

1. Undang – Undang (UU) Nomor 12, Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6, Tahun 1995, tentang

Perlindungan Tanaman.

3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OP.210/9/97 tentang

Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.

4. Berdasarkan buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”.

Berikut ini adalah jenis OPT utama yang dapat menyerang pada setiap fase

pertumbuhan tanaman wortel:

Penyakit – Penyakit Penting pada Wortel

1. Busuk Pangkal Batang

Penyebab: Sclerotinia sierotiorum (Lib.) Sacc.

Gejala::

Cendawan Sclerotinia sierotiorum (Lib.) Sacc dapat menyerang

tanaman wortel yang masih muda dan telah tua.

Gejala serangan pada tanaman muda adalah:

Page 29: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

1. Semua tangkai daun dan daun muda berubah warna menjadi

kemerah – merahan.

2. Pertumbuhan ke atas dari tanaman dan daun terhambat.

3. Pangkal umbi wortel membusuk dan berbau spesifik.

Gejala serangan pada tanaman tua adalah:

1. Daun dan batang tanaman tampak mengering dan lemas terkulai

ke tanah tidak mampu menopang tanaman yang berada di bagian

atas.

2. Bunga tanaman mengering dan tangkai bunga lemas, tidak mampu

menopang tegaknya bunga wortel.

3. Pangkal batang dan umbi membusuk dan berbau spesifik. Dari luar

kelihatannya umbi yang membusuk hanya dibagian atas, namun

bagian tengah umbi juga membusuk.

Pengendalian:

a. Cara kultur teknis

Membuat drainase agar air tidak menggenangi pangkal tanaman

wortel.

Membuat bedengan cukup tinggi apabila bertanam pada bulan

yang banyak hujan.

b. Cara Fisik/Mekanis

Membuang tanaman yang sakit ke luar lahan

2. Bercak Daun Cercospora

Penyebab: Cercospora carotae (Pass) Solh.

Gejala::

Cendawan Cercospora carotae (Pass) Solh mampu bertahan hidup

pada sisa tanaman sakit serta mempertahankan diri pada biji wortel.

Page 30: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Terjadi bercak – bercak kecil bulat atau memanjang pada pinggir daun

sehingga daun mengeriting. Bagian tanaman yang diserang lebih

dahulu adalah daun muda.

Jika kelembaban tinggi, bercak berwarna keabu – abuan dan jika

kelembaban rendah bercak berwarna coklat muda.

Pengendalian:

a. Cara kultur teknis

Menanam benih yang sehat.

Lakukan sanitasi kebun dengan memberantas gulma dan

pengganggu lainnya.

Lakukan rotasi tanam dengan tanaman yang bukan inang patogen.

a. Cara Fisik/Mekanis

Mencabut tanaman yang terserang sampai ke akar – akarnya

kemudian dibuang ke luar lahan pertanaman.

c. Cara kimiawi

Aplikasi dengan fungisida yang mengandung zineb dan maneb,

dengan dosis sesuai anjuran.

3. Hawar Daun (Busuk Hitam)

Penyebab: Alternaria dauci (Kuhn) Groves et Skolko.

Gejala::

Cendawan Alternaria dauci (Kuhn) Groves et Skolko mampu bertahan

hidup pada biji dan sisa tanaman yang sakit.

Terjadi bercak – bercak kecil pada daun berwarna coklat tua sampai

hitam dengan tepi kuning. Bercak dapat membesar, bersatu dan

mengakibatkan kematian daun.

Bercak – bercak tidak beraturan pada umbi, agak mengendap dengan

kedalaman sekitar 3 mm.

Page 31: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Jaringan umbi membusuk, berwarna hitam kehijauan sampai hitam

kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan

bagian yang busuk.

Pengendalian:

a. Cara kultur teknis

Menanam benih yang sehat.

Lakukan sanitasi kebun dengan memberantas gulma dan

pengganggu lainnya.

Lakukan rotasi tanam dengan tanaman yang bukan inang patogen.

b. Cara Fisik/Mekanis

Mencabut tanaman yang terserang sampai ke akar – akarnya

kemudian dibuang ke luar lahan pertanaman.

c. Cara kimiawi

Aplikasi dengan fungisida yang mengandung zineb dan maneb,

dengan dosis sesuai anjuran.

4. Root Knot Wortel (Bengkak Akar Wortel)

Penyebab: Meloidogyne incognita (Kof & Wh).

Gejala::

Nematoda Meloidogyne incognita (Kof & Wh) mampu bertahan hidup

pada sisa tanaman yang diserang dan tanaman inang lainnya.

Terjadi pembengkakan yang berwujud benjelon pada akar.

Pengendalian:

a. Cara kultur teknis

Menanam benih yang sehat.

Lakukan sanitasi kebun dengan memberantas gulma dan

pengganggu lainnya.

Page 32: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Memberokan lahan dan melakukan rotasi tanam dengan tanaman

yang bukan inang patogen.

b. Cara Fisik/Mekanis

Membongkar dan memusnahkan tanaman yang terserang.

c. Cara kimiawi

Aplikasi dengan nematisida antara lain Rugby 10 G dan Rhocap 10 G,

dengan dosis sesuai anjuran dan fumigasi dimasukkan ke dalam tanah

olah.

Hama - Hama Penting pada Wortel

1. Heliothis assultra Gn.

Penyebab: Heliothis assultra Gn.

Gejala::

Pertumbuhan daun salah bentuk karena ulat memakan pucuk daun

Daun muda berlubang dan lubang semakin besar karena daun

bertambah besar.

Pengendalian:

a. Cara kultur teknis

Membuat drainase agar air tidak menggenangi pangkal tanaman

wortel.

Membuat bedengan cukup tinggi apabila bertanam pada bulan

yang banyak hujan.

c. Cara Fisik/Mekanis

Membuang tanaman yang sakit ke luar lahan

2. Lalat Wortel (Manggot – Manggot).

Penyebab: Psila rosae

Page 33: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Gejala::

Larva lalat memakan umbi selama 5 – 7 minggu sehingga umbi wortel

membusuk dan berlubang.

Pengendalian

a. Cara Fisik/Mekanis

Membuang tanaman yang sakit ke luar lahan

b. Cara Kimiawi

Menyemprot tanaman yang masih muda dengan campuran larutan

polydo 120 g dengan air sebanyak 100 liter. Penyemprotan diulang

lagi 10 hari kemudian.

3. Semiaphis dauci.

Penyebab: Semiaphis dauci

Gejala::

Menyerang tanaman yang masih muda. Gejalanya dimulai dengan

terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil dan daun menjadi

keriting.

Pengendalian

a. Cara Fisik/Mekanis

Membuang tanaman yang sakit ke luar lahan

b. Cara Kimiawi

Menyemprot tanaman yang masih muda dengan campuran larutan

polydo 120 g dengan air sebanyak 100 liter atau dengan

menggunakan Metasyttox 50 g dicampur dengan air 100 liter.

Penyemprotan diulang lagi 10 hari kemudian.

Standar Operasional Prosedur “Penentuan

Waktu Panen”

Nomor: POS BW.X

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

Page 34: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

X. PENENTUAN WAKTU PANEN (BIJI)

A. Definisi dan Tujuan:

Penentuan waktu panen adalah memantau/melihat keadaan fisik tanaman

untuk menentukan saat panen yang tepat untuk dijadikan benih.

Tujuannya agar diperoleh mutu benih yang unggul.

B. Standar Tentang Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan:

1. Penentuan saat panen dilakukan dengan melihat perkembangan fisik

tanaman maupun dokumentasi/catatan kebun lainnya.

2. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan dari pertanaman

wortel dari biji dengan ciri – ciri terbentuknya 10 daun dari ruas batang

yang berdekatan dengan bagian atas umbi, terbentuk batang diatas

tanah, pada batang terbentuk daun; cabang; ranting; bunga. Pada

bunga dihasilkan buah dan buah dapat dipanen dengan ciri – ciri

perubahan warna pada kuntum buah.

3. Selang waktu selanjutnya warna daun menjadi kuning kecoklatan,

sebagian daun, ranting akan mengering. Seluruh buah pada satu

tanaman wortel menjadi tua dengan selang waktu sekitar 4 minggu.

Buah tua berwarna hijau pudar, bernas dan rambut pada buah menjadi

kelabu.

C. Alat dan Bahan:

32. Catatan waktu tanam wortel di areal pertanaman untuk mengetahui

umur tanaman dan menentukan saat panen.

33. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penjarangan:

29. Lakukan pengamatan secara periodik terhadap perkembangan fisik

tanaman. Saat panen yang tepat untuk menghasilkan benih wortel

adalah terjadi perubahan warna pada buah, daun dan ranting wortel

yang bukan disebabkan oleh penyakit.

30. Untuk menghasilkan benih wortel dalam bentuk biji biasanya dipanen

saat berumur 6 bulan dari saat penanaman biji.

Page 35: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

31. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 14)

Tabel 14. Form Catatan Kegiatan Penentuan Saat Panen

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Umur Tanaman Rencana

panen

Petugas

E. Referensi Penjarangan:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Standar Operasional Prosedur “Panen”

Nomor: POS

BW.XI

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

XI.PANEN

A. Definisi dan Tujuan:

Panen adalah proses pengambilan karangan buah wortel yang telah

menunjukkan ciri (sifat khusus) dengan memotong tangkai karangan.

Tujuannya untuk memperoleh biji wortel

B. Standar Tentang Panen:

1. Panen buah wortel dilakukan secara bertahap karena buah wortel

menjadi tua tidak serentak.

2. Pemotongan tangkai buah dari karangan wortel menggunakan pisau

yang tajam.

Page 36: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

3. Panen dilakukan pada cuaca yang cerah dan tidak pada saat turun

atau menjelang hujan.

C. Alat dan Bahan:

34. Pisau tajam.

35. Plastik untuk menampung buah wortel.

36. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Panen:

32. Sebelum panen dilihat dulu sifat fisik dari tanaman yang siap panen.

33. Buah yang telah lepas dari karangan dimasukkan ke dalam kantong

plastik atau karung bagor.

34. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 15)

Tabel 15. Form Catatan Kegiatan Panen

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas (Ha)

Cara Panen Jumlah hasil Panen Petugas

E. Referensi Panen:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 37: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Gambar 8. Bunga wortel siap diambil bijinya

Standar Operasional Prosedur “Pasca Panen”

Nomor: POS

BW.XII

Tanggal Dibuat .................................

Revisi........ Tanggal........

Disahkan .......................

XII. PASCA PANEN

Sub Kegiatan : Penjemuran Karangan (Brangkasan)

A. Definisi dan Tujuan:

Penjemuran brangkasan adalah proses pengeringan brangkasan dengan

memanfaatkan sinar matahari.

Tujuannya untuk memperoleh buah wortel yang ada dalam bentuk

brangkas menjadi kering.

B. Standar Tentang Penjemuran:

1. Buah wortel dalam bentuk brangkas menjadi kering setelah dijemur

sekitar 4 hari, dan buah ini bertautan antara yang satu dengan yang

lain melalui perantara bulu – bulu pada kulit biji yang berbentuk

melengkung.

2. Buah wortel yang telah kering memiliki tanda – tanda yaitu : a) buah

dalam bentuk brangkas berwarna kusam kecoklatan, 2) tangkai buah

Page 38: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

mudah patah, 3) buah mudah dilepas dari tangkai buah, 4) bulu pada

buah mudah patah, 5) buah menjadi keras.

C. Alat dan Bahan:

37. Nyiru atau plastik sebagai alas untuk mengeringkan brangkasan.

38. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Panen:

35. Persiapkan alat yang akan digunakan sebagai wadah untuk menjemur.

Jika volume brangkas kecil dapat menggunakan nyiru dan jika volume

besar dapat menggunakan plastik.

36. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 16)

Tabel 16. Form Catatan Kegiatan Pengeringan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara

Pengeringan

Lokasi pengeringan Petugas

E. Referensi Panen:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 39: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Sub Kegiatan : Perontokan Biji dari Brangkasan

A. Definisi dan Tujuan:

Perontokan biji dari brangkasan adalah proses memisahkan buah dari

tangkai yang menghubungkan buah dengan karangan buah dan melepas

bulu – bulu yang melekat pada buah wortel yang telah kering.

Tujuannya untuk memperoleh buah wortel yang kering dan tidak berbulu.

B. Standar Tentang Perontokan Biji dari Brangkasan:

1. Terlepasnya buah wortel dari tangkai yang menghubungkan buah

dengan karangan buah dan melepas bulu – bulu yang melekat pada

buah wortel yang telah kering .

2. Perontokan dapat dilakukan diruang tertutup atau diruang terbuka.

C. Alat dan Bahan:

1. Kantong plastik sebagai wadah untuk buah wortel yang telah

dirontokkan.

2. Karung goni atau karung bagor untuk merontokkan biji dari

brangkasan.

3. Alat pemukul untuk memukul brangkasan agar diperoleh buah.

Page 40: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

4. Masker yang digunakan untuk menutup hidung para pekerja.

5. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Perontokan Biji dari Brangkasan:

1. Perontokan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

a. biji wortel dari masing – masing brangkas dilepas satu persatu dari

brangkas yang dapat dilakukan segera setelah panen asalkan telah

kering. Caranya dengan menggosokkan brangkas yang satu

dengan brangkas yang lain. Cara ini dilakukan diruang tertutup dan

jika jumlah brangkas tidak terlalu banyak.

b. Brangkas dimasukkan ke dalam karung bagor atau karung goni,

kemudian dipukul – pukul atau diinjak – injak. Cara ini dilakukan jika

jumlah brangkas terbatas atau panen dilakukan secara bertahap.

c. Brangkas diletakkan diatas plastik penjemur kemudian dipukul –

pukul. Cara ini harus dilakukan dengan hati – hati agar jangan

sampai ada bagian brangkas yang berhamburan keluar dari plastik

penjemur.

2. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 17)

Tabel 17. Form Catatan Kegiatan Perontokan Biji dari Brangkasan

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara

Perontokan

Lokasi Perontokan Petugas

E. Referensi Panen:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Page 41: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Sub Kegiatan : Penjemuran dan Penampian

A. Definisi dan Tujuan:

Penjemuran dan penampian adalah proses mengeringkan hasil pembijian

dan melepaskan serasah berupa sisa – sisa brangkas dan bulu biji.

Tujuannya untuk memperoleh hasil pembijian yang kering dan untuk

memisahkan biji dengan sisa pembijian.

B. Standar Tentang Penjemuran dan Penampian:

1. Buah wortel dalam bentuk brangkas menjadi kering setelah dijemur

sekitar 4 hari, dan buah ini bertautan antara yang satu dengan yang

lain melalui perantara bulu – bulu pada kulit biji yang berbentuk

melengkung.

2. Buah wortel yang telah kering memiliki tanda – tanda yaitu : a) buah

dalam bentuk brangkas berwarna kusam kecoklatan, 2) tangkai buah

Page 42: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

mudah patah, 3) buah mudah dilepas dari tangkai buah, 4) bulu pada

buah mudah patah, 5) buah menjadi keras.

C. Alat dan Bahan:

1. Nyiru untuk penampian skala kecil dan plastik sebagai alas untuk

mengeringkan brangkasan.

2. Blower untuk penampian skala besar.

39. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penjemuran dan Penampian:

1. Persiapkan alat yang akan digunakan sebagai wadah untuk menjemur

dan menampi. Jika volume hasil pembijian kecil dapat menggunakan

nyiru dan jika volume besar dapat menggunakan plastik. Untuk

penampian dapat menggunakan nyiru jika volume kecil atau blower jika

volume besar.

2. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 18)

Tabel 18. Form Catatan Kegiatan Penjemuran dan Penampian

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara

Penjemuran

Cara penampian Petugas

E. Referensi Panen:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 43: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Sub Kegiatan : Perontokan Bulu Biji dan Penampian

A. Definisi dan Tujuan:

Perontokan bulu biji dan penampian adalah proses melepaskan seluruh

biji yang melekat pada biji wortel dan memisahkan biji wortel dengan sisa

rerontokan bulu hasil proses sebelumnya.

Tujuannya untuk memperoleh biji wortel yang tidak berbulu dan untuk

memisahkan biji wortel dengan sisa rerontokan bulu hasil proses

sebelumnya.

B. Standar Tentang Perontokan Bulu Biji dan Penampian:

Page 44: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

1. Bulu yang melekat pada biji wortel tidak ada lagi dan biji yang

diperoleh telah bersih dari sisa rerontokan bulu hasil proses

sebelumnya.

2. Biji wortel yang tidak berbulu lagi memiliki ciri – ciri kulit tampak halus

dan mirip gabah berukuran kecil.

C. Alat dan Bahan:

1. Nyiru atau plastik sebagai alas untuk perontokan bulu biji.

2. Nyiru atau blower untuk penampian.

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Perontokan Bulu Biji dan Penampian:

1. Persiapkan alat yang akan digunakan sebagai wadah untuk

perontokan bulu biji dan penampian. Untuk perontokan bulu biji dapat

dilakukan dengan menggosok – gosokkan biji diantara kedua telapak

tangan. Kegiatan ini dilakukan berulang sehingga seluruh bagian

mendapat perlakuan yang sama dan bulu pada biji wortel terlepas

semua.

2. Penampian dilakukan dengan sangat hati – hati karena dapat

menyebabkan biji ikut terbawa sewaktu dilakukan penampian.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 19)

Tabel 19. Form Catatan Kegiatan Perontokan Bulu Biji dan Penampian

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara

Perontokan

Bulu Biji

Cara Penampian Petugas

Page 45: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Perontokan Bulu Biji dan Penampian:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Sub Kegiatan : Penjemuran Ulang Biji Wortel

A. Definisi dan Tujuan:

Penjemuran Ulang adalah proses pengeringan kembali biji wortel yang

telah bersih dari sisa – sisa perontokan

Tujuannya untuk memperoleh biji wortel yang kering dengan kadar air

10% sehingga dapat disimpan lama.

Page 46: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

B. Standar Tentang Penjemuran Ulang:

Biji wortel dijemur ulang sehingga kadar airnya menjadi 10%. Dengan

kadar air sebanyak 10% diharapkan biji sebagai calon benih dapat

disimpan lama.

C. Alat dan Bahan:

1. Nyiru atau plastik sebagai alas untuk mengeringkan biji.

2. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Penjemuran Ulang:

1. Persiapkan alat yang akan digunakan sebagai wadah untuk menjemur.

2. Lakukan penjemuran sehingga kadar air mencapai 10%.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 20)

Tabel 20. Form Catatan Kegiatan Penjemuran Ulang

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara

Penjemuran

Ulang

Lokasi penjemuran

ulang

Petugas

E. Referensi Penjemuran Ulang:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”

Page 47: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Sub Kegiatan : Sortasi dan Grading

A. Definisi dan Tujuan:

Sortasi dan grading adalah proses pemilihan dan pemisahan umbi

berdasarkan kualitas dan ukuran.

Page 48: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

Tujuannya untuk memisahkan umbi yang baik dengan yang tidak baik,

untuk memperoleh umbi yang seragam dalam ukuran dan kualitas.

B. Standar Tentang Sortasi dan Grading:

Hasil sortasi dan grading akan memperoleh biji yang besar dan yang kecil.

Biji yang besar lebih berkualitas dibandingkan dengan yang kecil. Biji yang

kecil dimungkinkan merupakan biji yang hampa dan kurang bernas. Biji ini

tidak digunakan sebagai benih.

C. Alat dan Bahan:

1. Nyiru atau plastik sebagai alas untuk hasil sortasi dan grading.

2. Alat pengayak dan grading

3. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.

D. Prosedur Kerja Sortasi dan Grading:

1. Persiapkan alat yang akan digunakan sebagai alat untuk sortasi dan

grading serta alat sebagai tempat hasil sortasi dan grading.

2. Lakukan sortasi dan grading berulang – ulang sehingga diperoleh

ukuran benih yang seragam.

3. Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan (Tabel 21)

Tabel 20. Form Catatan Kegiatan Sortasi dan Grading

Nama Petani : ......................

Alamat Lahan : ......................

Tanggal Petak Luas

(Ha)

Cara Sortasi Cara Grading Petugas

Page 49: KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMURditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/sop benih wortel.pdf · wortel di daerah sentra dengan mengikuti tata cara untuk memproduksi benih

E. Referensi Sortasi dan Grading:

Pengalaman penangkar benih wortel di Desa Sumber brantas, kecamatan

Bumiaji, Malang.

Buku “Seri Penangkaran Benih Wortel”