8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
1/9
HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN
KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN
PROSES KEPERAWATAN
ABSTRAKSI
Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan
secara profesional berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan dengan
menggunakan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang
baik. RSUD Kota Yogyakarta mempunyai perawat dengan berbagai perbedaan
pengetahuan, keterampilan komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang
tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses keperawatan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses
keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara komunikasi interpersonal
dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara
keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan penerapan proses keperawatan di
RSUD Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Data pengetahuan responden
dikumpulkan dengan kuesioner, data tentang komunikasi interpersonal, keterampilan
teknik, dan penerapan proses keperawatan dikumpulkan dengan observasi. Subyek
penelitian berjumlah 50 orang yaitu semua perawat pelaksana yang melakukan asuhan
keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat dengan
kriteria : pendidikan minimal SPK, telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun,
tidak sedang cuti dan mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden. Uji
hipotesis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan
95% atau = 0,05. Hasil penghitungan hubungan antara pengetahuan dengan
penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan
hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan
rho = 0,384 dan p = 0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan
penerapan proses rho = 0,343 dan p = 0,015. Penelitian ini menunjukkan tidak ada
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
2/9
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan proses
keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal
dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara
keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.
Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan
secara profesional oleh perawat. Untuk dapat dikatakan profesional salah satu cirinya
adalah pelayanan keperawatan yang diberikan berdasarkan pada ilmu pengetahuan
(Flexner, Cit Chitty, 1997). Tingkat pengetahuan yang cukup memungkinkan perawat
untuk mengerti tentang suatu hal dan dapat menanggapi berdasarkan rasional dan
secara konseptual memahami apa yang harus dilakukan untuk mancapai tujuan yang
diinginkan (Taylor et al 1993). Menurut Nursalam (2001), perawat dituntut untuk
mempunyai pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai dasar interaksi dalam
mengartikan suatu informasi yang diterima serta dapat menjalin komunikasi yang
efektif. Mencari data dan bekerjasama dengan pasien sangat diperlukan dalam
pelaksanaan proses keperawatan, untuk itu sangat penting menyediakan lingkungan
yang aman secara emosional yang mengijinkan pasien untuk merasa di dukung dan
diterima. Komunikasi memainkan peran kunci dalam mempertahankan lingkungan ini
(Sieh dan Brentin, 1997). Komunikasi disini diartikan sebagai komunikasi interpersonal,
dimana ketrampilan komunikasi interpersonal memungkinkan perawat untuk
menciptakan dan menjaga hubungan terapeutik yang baik yang akan memfasilitasi
tercapainya tujuan. Keterampilan berkomunikasi yang baik sangat dibutuhkan dalam
semua bidang. Setiap perawat yang ingin menjadi seorang pemberi pelayanan yang
efektif pertama-tama harus belajar berkomunikasi. Keterampilan komunikasi jugamemungkinkan perawat untuk mengenal pasien, membuat diagnosa dan memenuhi
kebutuhan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam unit keperawatan
dimana perawat bertukar informasi dan ide, pemecahan masalah dilakukan bersama-
sama, moral pegawai tinggi, pasien mendemonstrasikan peningkatan kesehatan dan
peningkatan kerjasama dalam prosedur keperawatan (Taylor et al, 1993). Menurut
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
3/9
Meredith Cit Soenarto (2000), dari hasil penelitian yang sudah dikerjakan selama 30
tahun menunjukkan bahwa komunikasi yang jelek merupakan penyebab terbesar
ketidakpuasan pasien. Melakukan tindakan keperawatan atau implementasi harus
menggunakan keterampilan tehnik yang bagus. Kepercayaan pasien juga terletak pada
bagaimana kemampuan perawat melakukan tindakan-tindakan keperawatan.
Keterampilan tehnik yang baik memungkinkan perawat untuk memanipulasi peralatan
yang ada dengan terampil sesuai dengan prosedur untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, meliputi penggunaan alat-alat yang tersedia sesuai dengan kompetensi
sehingga menimbulkan stress minimum terhadap klien dan melaksanakan prosedur
tindakan dengan benar (Taylor et al, 1993). Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta (RSUD Kota Yogyakarta) merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota
Yogyakarta yang terdiri dari ruang rawat inap Kelas III, II, I, VIP, ICU/ICCU, Instalansi
Bedah Sentral, Instalansi Rawat Darurat, dan Rawat Jalan. Menurut data yang
diperoleh dari bagian Keperawatan didapatkan bahwa pendidikan tenaga keperawatan
yang melakukan asuhan keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta terdiri dari beraneka
ragam jenis pendidikan diantaranya 1 orang lulusan sarjana, 74 orang lulusan DIII, 35
orang lulusan SPK, 2 orang SPRG, 3 orang pekarya, 4 orang asisten perawat. Dari
studi pendahuluan yang dilakukan bulan April 2005 tentang dokumentasi penerapan
proses keperawatan dari status pasien bulan Januari sampai Maret yang diambil secara
acak di lima ruang rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan, diperoleh hasil bahwa dari lima tahap proses keperawatan telah
dilaksanakan pengkajian 77%, diagnosa 56%, perencanaan 46%, pelaksanaan 56,5%,
evaluasi 38%. Dari observasi yang dilakukan pada pada bulan Maret 2005 pada tiga
orang perawat di tiga ruang rawat inap diperoleh data bahwa dua orang perawat
melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan baik
dalam persiapan alat maupun pelaksanaan, teknik komunikasi yang dilakukan perawat
terhadap pasien dan keluarga bukan merupakan tehnik hubungan yang terapeutik,
perawat tidak mengajak anggota keluarga untuk bekerjasama dalam menyelesaikan
masalah pasien. Dari hasil wawancara pada bulan April 2005 yang dilakukan pada lima
perawat di lima ruang rawat inap diperoleh data bahwa tiga orang perawat melakukan
penerapan proses keperawatan hanya sebatas yang mereka ketahui dan dilakukan
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
4/9
sebatas rutinitas, dua orang perawat diantaranya mengatakan mengisi dokumentasi
keperawatan berdasarkan yang mereka mengerti saat ini dan bukan berdasarkan
standar asuhan keperawatan yang ada karena mereka belum begitu paham tentang
standar tersebut dan satu orang perawat mengatakan tidak tahu tentang standar
asuhan keperawatan tersebut, perawat mengatakan mengetahui lima tahap dalam
proses keperawatan tetapi tidak bisa menjelaskan komponen-komponen yang terdapat
dalam lima tahap proses keperawatan tersebut, shift jaga sore dan malam tidak
mendokumentasikan kegiatan keperawatan yang dilakukan (tidak berkesinambungan).
Dari data tersebut diatas diperoleh data bahwa terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan, teknik komunikasi interpersonal, dan tingkat keterampilan teknik yang
dimiliki perawat di RSUD Kota Yogyakarta, padahal ketiga hal tersebut adalah
keterampilan yang harus dimiliki perawat untuk dapat melaksanakan proses
keperawatan dengan baik. Disamping itu juga RSUD Kota Yogyakarta adalah rumah
sakit yang menjadi lahan praktek mahasiswa program Diploma III maupun mahasiswa
program S1 keperawatan yang semuanya menjadi calon tenaga keperawatan. Dalam
fungsinya sebagai lahan praktek maka segala sesuatu yang dilaksanakan dalam
memberikan asuhan keperawatan menjadi salah satu materi untuk belajar bagi peserta
praktek. Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik
dengan penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan RSUD Kota
Yogyakarta.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota
Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal yang
dilakukan perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat
dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
5/9
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perawat di RSUD Kota Yogyakarta
sebanyak 125 orang. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang yaitu semua perawat
pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap
dan instalansi rawat darurat dengan kriteria: 1. Pendidikan minimal SPK 2. Telah
bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun 3. Tidak sedang cuti dan mendapat
tugas belajar 4. Bersedia menjadi responden Pengambilan sampel menggunakan
tehnik purposive sampling.
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu menggunakan kuesioner dan
observasi. Untuk menilai tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan
digunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan pertanyaan
tertutup yang terdiri dari 40 item pernyataan, perawat kemudian memberi jawaban
benar atau salah dari pernyataan yang telah disediakan. Pernyataan berisi tentang
pengetahuan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. Penilaian dilakukan dengan menghitung
jawaban yang benar, apabila jawaban yang diberikan benar akan diberi nilai 1 dan
jawaban yang diberikan salah diberi nilai 0. Komunikasi interpersonal perawat dinilaidengan observasi menggunakan check list yang dibuat peneliti. Lembar observasi
terdiri dari 20 item yang berisi tentang kegiatan komunikasi yang dilakukan perawat
saat melakukan pengkajian/wawancara terhadap pasien/keluarga. Penilaian terhadap
komunikasi interpersonal dengan menghitung skor yang telah didapat. Untuk tiap item
diberi nilai 2 apabila pernyataan dilakukan responden dengan sempurna, nilai 1
apabilai pernyataan dilakukan responden tetapi tidak sempurna, dan nilai 0 apabila
pernyataan tidak dilakukan. Keterampilan teknik dinilai dengan observasi menggunakancheck list yang disadur dari instrumen C evaluasi standar asuhan keperawatan di
rumah sakit dari DepKes RI 1997. Instrumen yang diambil adalah 8 kegiatan yang
sering dilakukan di setiap ruangan antara lain memberikan oksigen, memasang infus,
menolong pasien BAB, melaksanakan ambulasi dini, mengukur suhu badan per axillary
(ketiak), menghitung nadi dan pernafasan, mengukur tekanan darah, dan memberikan
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
6/9
obat melalui suntikan. Perawat diobservasi saat melakukan salah satu tindakan
keperawatan. Observasi yang dilakukan adalah untuk item tindakan yang sama atau
berbeda. Untuk item tindakan yang dilakukan diberi nilai 1, dan keterampilan yang tidak
dilakukan diberi nilai 0 . Untuk mengetahui penerapan proses keperawatan dilakukan
dengan observasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
menggunakan check list instrumen A evaluasi standar asuhan keperawatan di rumah
sakit dari DepKes RI 1997. Pada studi dokumentasi setiap item diberi tanda bila
kegiatan dilakukan dan tanda 0 bila kegiatan tidak dilakukan.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner yang dilakukan di RSUD Sleman dengan responden 20 orang dari
perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan rawat darurat. Dari olah data yang
dilakukan dengan tehnik korelasi Product Moment dari Pearson didapat hasil 7 item dari
40 item pernyataan dalam kuesioner tentang pengetahuan proses keperawatan yang
tidak valid dan peneliti menghilangkan item tersebut sehingga dalam kuesioner tentang
pengetahuan hanya terdapat 30 pernyataan. Untuk uji reliabilitas kuesioner tidak
dilakukan. Instrumen observasi tidak dilkukan uji validitas, karena instrumen A dan
intrumen C SAK merupakan instrumen yang sudah baku. Untuk menentukan toleransi
perbedaan hasil observasi yang dilakukan observer pada studi dokumentasi digunakan
tehnik uji reabilitas pengamatan (observasi) yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes
(Arikunto, 2002). Setelah koefisien kesepakatan diperoleh kemudian diinterpretasikan
sesuai dengan ketentuan: nilai 1 berarti ideal, nilai 0,81 berarti sangat baik, nilai 0,6
0,8 berarti memadai, dan nilai < 0,6 berarti kurang baik. Uji reliabilitas dokumentasi
dilakukan dengan cara dua orang observer melakukan pengamatan terhadap satu
catatan keperawatan pasien kemudian hasil kedua pengamatan tersebut dimasukkan
kedalam tabel 2x2 untuk dilakukan penilaian dan hasil yang didapat adalah 0,68 yang
berarti memadai. Untuk menentukan toleransi hasil observasi yang dilakukan observer
pada observasi komunikasi interpersonal digunakan tehnik uji reabilitas pengamatan
(observasi) yang dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes (Arikunto, 2002). Setelah
koefisien kesepakatan diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan:
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
7/9
nilai 1 berarti ideal, nilai 0,81 berarti sangat baik, nilai 0,60,8 berarti memadai, dan
nilai < 0,6 berarti kurang baik. Uji reliabilitas observasi komunikasi terapeutik dilakukan
dengan cara dua orang observer melakukan pengamatan terhadap satu responden
kemudian hasil kedua pengamatan tersebut dimasukkan kedalam tabel 3x3 untuk
dilakukan penilaian dan hasil yang didapat adalah 0,7 yang berarti memadai. Untuk
menentukan toleransi hasil observasi yang dilakukan observer pada observasi
keterampilan teknik, digunakan tehnik uji reabilitas pengamatan (observasi) yang
dikemukakan oleh H.J.X. Fernandes (Arikunto, 2002). Setelah koefisien kesepakatan
diperoleh kemudian diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan: nilai 1 berarti ideal, nilai
0,81 berarti sangat baik, nilai 0,60,8 berarti memadai, dan nilai < 0,6 berarti kurang
baik. Uji reliabilitas observasi keterampilan teknik dilakukan dengan cara dua orang
observer melakukan pengamatan terhadap satu responden yang sedang melakukan
tindakan keperawatan kemudian hasil kedua pengamatan tersebut dimasukkan
kedalam tabel 2x2 untuk dilakukan penilaian dan hasil yang didapat untuk pengamatan
memberikan oksigen didapat hasil 0,81 yang berarti sangat baik, memasang infus
didapat hasil 0,88 yang berarti sangan baik, mengukur suhu badan per axillary (ketiak)
didapat hasil 0,88 yang berarti sangat baik, menghitung nadi dan pernafasan didapat
hasil 0,81 yang berarti sangat baik, mengukur tekanan darahdidapat hasil 0,83 yang
berarti sangat baik, serta memberikan obat melalui suntikan didapat hasil 0,83 yang
berarti baik. Dari hasil uji kesepakatan didapatkan hasil yang memadai pada studi
dokumentasi, hasil yang memadai pada observasi komunikasi interpersonal, dan hasil
yang baik dan sangat baik pada observasi keterampilan teknik dengan sekali
pengamatan maka uji kesepakatan hanya dilakukan sekali. Dan dari hasil yang didapat
maka kegiatan observasi dapat dilaksanakan.
Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengecek kelengkapan data dan mengecek kembali
instrumen. Kuesioner dicek kembali kelengkapan identitas pengisinya. Selanjutnya
dilakukan tabulasi yang meliputi scoring terhadap item-item dalam kuesioner; memberi
kode item; pendidikan, lama kerja, dan penataran/pelatihan yang pernah diikuti; dan
yang terakhir mengolah data dengan memberikan kode dan melakukan analisa data
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
8/9
dengan uji hipotesis. Untuk memperoleh nilai dari kuesioner pengetahuan dilakukan
dengan menjumlahkan nilai dari aspek yang didapat kemudian dibagi dengan jumlah
nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus persen. Interpretasi dari nilai tersebut
menggunakan pedoman menurut Sugiyono (1996), yaitu: pengetahuan perawat
tinggi/baik apabila 76%-100% pertanyaan dijawab benar: pengetahuan sedang apabila
56%-75% pertanyaan dijawab benar : pengetahuan perawat rendah apabila 55%
pertanyaan dijawab benar. Memperoleh nilai dari komunikasi interpersonal
menggunakan observasi dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap item dari
aspek yang didapat kemudian dibagi dengan jumlah nilai aspek yang dinilai dan
dikalikan seratus persen. Interpretasi dari nilai tersebut menggunakan pedoman:
komunikasi perawat tinggi/baik apabila perolehan nilai 76%-100% ; komunikasi sedang
apabila perolehan nilai 56%-75%; komunikasi perawat rendah/buruk apabila perolehan
nilai 55%. Penilaian keterampilan teknik menggunakan observasi dilakukan dengan
menjumlahkan nilai dari setiap item dari aspek yang didapat kemudian dibagi dengan
jumlah nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus persen. Untuk masing-masing
observasi dihitung sendiri. Setelah diperoleh hasil kemudian ketiga hasil observasi
tersebut dijumlahkan dan diambil nilai rata-rata. Interpretasi dari nilai tersebut
menggunakan pedoman: keterampilan teknik perawat tinggi/baik apabila perolehan nilai
76%-100% ; keterampilan teknik sedang apabila perolehan nilai 56%-75%;
keterampilan teknik perawat rendah/buruk apabila perolehan nilai 55%. Penilaian dari
penerapan proses keperawatan lewat studi dokumentasi dilakukan dengan
menjumlahkan nilai dari setiap item dari aspek yang didapat kemudian dibagi dengan
jumlah nilai aspek yang dinilai dan dikalikan seratus persen. Interpretasi dari nilai
tersebut menggunakan pedoman nilai 76%-100%: dokumentasi baik, 56%-75%:
dokumentasi cukup, 55%: dokumentasi kurang. Uji hipotesis asosiatif korelasi
hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan tehnik dengan
penerapan proses keperawatan dilakukan dengan teknik Korelasi Rank Spearman.
Kemudian ditetapkan taraf kesalahan 5% ( = 0,05), apabila didapatkan p0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti menunjukkan ada hubungan antar variabel,
tetapi jika hasil yang didapat p0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan
antar variabel.
8/12/2019 jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN
9/9
Sumber : http://karyatulisilmiahkesehatan.blogspot.com/2008/10/hubungan-
pengetahuan-komunikasi.html
Top Related