Pemeriksaan Aspal
BAB II
PEMERIKSAAN ASPAL
2.1. Penetrasi Bahan – Bahan Bitumen.
2.1.1. Tujuan Percobaan.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen
keras atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum
penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada
suhu tertentu.
2.1.2. Peralatan.
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik – turun
tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gr yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
c. Pemberat dari (50 ± 0,05) gr dan (100 ± 0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan
200 gram.
d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 440C, atau HRC 54
sampai 60 dengan ukuran dan bentuk. Ujung jarum harus berbentuk
kerucut terpancung.
e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi diameter Dalam
Di bawah 200 55 mm 35 mm
200 – 300 70 mm 45 mm
f. Bak perendam (Waterbath) terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang
dari 10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih
kurang 0,1 0C. Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang,
terletak 50 mm diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm
dibawah permukaan air dalam bejana.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
26
Pemeriksaan Aspal
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
h. Pengukur waktu, untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan
stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan
kesalahan tertinggi 0,1 detik per 60 detik.
i. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut
tidak boleh melebihi 0,1 detik.
j. Termometer.
2.1.3. Bahan Percobaan.
a. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk
dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 0C
diatas titik lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90 0C diatas titik
lembek.
b. Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-
lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh.
c. Setelah contoh cair merata tuangkan ke dalam tempat contoh dan
diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak
kurang dari angka penetrasi di tambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
d. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1½ jam untuk benda uji kecil dan 1½ sampai 2 jam
untuk yang besar.
2.1.4. Proses Percobaan.
a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1½ jam untuk
benda uji kecil dan ½ sampai 2 jam untuk benda uji besar.
b. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
27
Pemeriksaan Aspal
keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada
pemegang jarum.
c. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban
sebesar (100 ± 0,1) gr.
d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer,
sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama
jangka waktu (5 ± 0,1) detik.
g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Lakukan pekerjaan (a) sampai dengan (g) di atas tidak kurang dari 3 kali
untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan
berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm.
2.1.5. Perhitungan.
Dari hasil pemeriksaan satu jenis aspal diperoleh data angka
penetrasi dari 5 kali pembacaan sebagai berikut :
Data 1
Pembacaan 1 62 mm
Pembacaan 2 60 mm
Pembacaan 3 48 mm
Pembacaan 4 40 mm
Pembacaan 5 43 mm
Rata – Rata 50,6 mm
Maka harga rata-rata dari penetrasi adalah 50,6 mm
Kesimpulan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
28
Pemeriksaan Aspal
Selisih harga rata-rata angka penetrasi dari pembacaan-pembacaan
tersebut dengan angka toleransi = 4. Hal ini karena tingkat ketelitian tiap
pembacaan yang berbeda. Dari kelima pembacaan tersebut disimpulkan
bahwa harga rata-rata angka penetrasinya adalah 50,6
Hasil penetrasi toleransinya sebagai berikut :
Hasil penetrasi 0 – 49 50 - 149 150 - 249 200
Toleransi 2 4 6 8
Adanya perbedaan harga dalam pembacaan angka penetrasi dari
benda uji tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Ketidak tepatan membaca waktu (5 ± 0,1) detik.
b. Jarum penetrasi kurang bersih, pula kurang tepatnya untuk jarum
menyentuh permukaan benda uji (terlalu masuk ataupun tidak
menyentuh).
c. Contoh aspal tidak lagi murni, misalnya terkena debu atau mengandung
gelembung udara.
d. Pemanasan aspal terlalu lama.
e. Contoh aspal terlalu lama (tahun 1999).
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
29
Pemeriksaan Aspal
Jl. Unlam II Banjarbaru (0511) 773858
Pemeriksaan Penetrasi
TERIMA TANGGAL : 4 April 2006DIKERJAKAN TANGGAL : 4 April 2006PELAKSANA : Kelompok VIII
PerlakuanPembacaan
Waktu (WITA)
Catatan
CONTOH DIPANASKAN
MULAI JAM : 08.08 PEMBACAAN SUHU OVEN
SELESAI JAM : 08.28 TEMPERATUR : 110 0C
DIDIAMKAN PADA SUHU RUANG
MULAI JAM : 08.28
SELESAI JAM : 09.28
DIRENDAM PADA SUHU 25 0C
MULAI JAM : 09.30 PEMBACAAN SUHU WATERBATH
SELESAI JAM : 10.30 TEMPERATUR : 25 0C
PENETRASI PADA SUHU 25 0C
MULAI JAM : 10.40 PEMBACAAN SUHU PENETROMETER
SELESAI JAM : 10.50 TEMPERATUR : 25 0C
Penetrasi pada 250 C
100 gram 5 detik
Pembacaan pada alat
Titik 1 62 mm
Titik 2 60 mm
Titik 3 48 mm
Titik 4 40 mm
Titik 5 43 mm
Rata-rata 50,6 mm
2.2 Titik – Titik Lembek Aspal dan Ter.
2.2.1. Tujuan Percobaan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
30
Pemeriksaan Aspal
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal
dan ter yang berkisar antara 30 0C sampai 200 0C. Titik lembek adalah suhu
pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan
aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal
atau ter tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada
tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
2.2.2. Peralatan.
a. Termometer.
b. Cincin kuningan.
c. Bola baja, diameter 9,53 mm, berat 3,45 sampai 3,55 gram.
d. Alat pengarah bola.
e. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam 8,5 cm
dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
f. Dudukan benda uji.
g. Penjepit
2.2.3. Bahan Percobaan.
a. Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus hingga cair
merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar
gelembung-gelembung udara tidak masuk. Setelah cair merata tuanglah
contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu pemanasan ter tidak melebihi 56 0C di atas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111 0C di atas
titik lembeknya. Waktu untuk pemanasan ter tidak melebihi 30 menit
sedangkan untuk aspal tidak melebihi 2 jam.
b. Panaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan
letakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan
dari campuran talk dan sabun.
c. Tuangkan contoh ke dalam 2 buah cincin. Diamkan pada suhu sekurang-
kurangnya 8 0C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30
menit.
d. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau
yang telah dipanaskan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
31
Pemeriksaan Aspal
2.2.4. Proses Percobaan.
a. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan
pengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut
ke dalam bejana gelas.
b. Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) 0C sehingga
tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm.
Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua
benda uji (kurang lebih 12,7 mm) dari tiap cincin.
Periksa dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar
benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.
c. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5 0C di atas dan di tengah
permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5 0C menggunakan
penjepit dengan memasang kembali pengarah bola.
d. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 0C permenit.
Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan
rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5 0C.
2.2.5. Perhitungan.
Dari hasil pembacaan diperoleh nilai :
Pembacaan suhu benda uji : I = 48 0C
II = 55 0C
Suhu rata-rata = (48 + 55) / 2 = 51,5 0C
Jadi suhu titik lembek adalah 51,5 0C
Pembahasan
Titik lembek ini merupakan batas terendah dari suhu pembakaran aspal. Jika
suhu pembakaran lebih kecil dari titik lembek tersebut akan mengakibatkan
sulitnya pencampuran aspal dengan agregat, sehingga akan menurunkan
kualitas pavement. Dari percobaan diperoleh titik lembek aspal dan ter
dengan cleveland open cup adalah 51,5 o C (suhu rata-rata).
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
32
Pemeriksaan Aspal
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru (0511) 773858
Pemeriksaan Titik Lembek
TERIMA TANGGAL : 5 April 2006
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
33
Pemeriksaan Aspal
DIKERJAKAN TANGGAL : 5 April 2006PELAKSANA : Kelompok VIII
PerlakuanPembacaan
WaktuCatatan
Contoh dipanaskan
Mulai jam : 11.05 Pembacaan Suhu Oven
Selesai jam : 11.15 Temperatur : 110 0C
Didiamkan Pada Suhu Ruang
Mulai jam : 11.15
Selesai jam : 12.15
Direndam Pada Suhu 25 0C
Mulai jam : 12.15 Pembacaan Suhu Waterbath
Selesai jam : 01.15 Temperatur : 25 0C
Titik Lembek
Mulai jam : 01.15
Selesai jam : 01.15
Nomor Suhu Benda Uji
I 48 ºC
II 55 ºC
Selisih () 7 ºC
2.3. Daktilitas Bahan-Bahan Bitumen.
2.3.1. Tujuan Percobaan.
Maksud pemeriksaan ini adalah mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan berisi bitumen keras sebelum putus, pada
suhu dan kecepatan tarik tertentu.
2.3.2. Peralatan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
34
Pemeriksaan Aspal
a. Termometer.
b. Cetakan daktilitas kuningan.
c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama
pengujian dengan ketelitian 0,1 0C, dan benda uji dapat direndam
sekurang-kurangnya 10 cm, di bawah permukaan air. Bak tersebut
diperlengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari
dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut :
Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan
getaran selama pemeriksaan.
e. Methyl Alkohol dan sodium klorida.
2.3.3. Bahan Percobaan.
a. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat dasar
dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau
glycerin dan kaolin atau amalgam. Kemudian pasanglah cetakan
daktilitas diatas pelat dasar.
b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan
hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80 0C sampai 100 0C
di atas titik lembek. Kemudian contoh disaring dengan saringan No. 50
dan setelah diaduk, dituang dalam cetakan.
c. Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke
ujung hingga penuh berlebihan.
d. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada
suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit, kemudian
ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas
sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
2.3.4. Proses Percobaan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
35
Pemeriksaan Aspal
a. Benda uji didiamkan pada suhu 25 0C dalam bak perendam selama 85
sampai 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-
sisi cetakannya.
b. Pasanglah benda uji pada alat mesin uji dan tariklah benda uji secara
teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan
kecepatan lebih kurang 5 % masih diijinkan. Bacalah jarak antara
pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam cm). Selama
percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam sekurang-
kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu harus dipertahankan tetap (25 ± 0,5) 0C.
2.3.5. Perhitungan.
Dari hasil pembacaan pada alat diperoleh nilai Daktilitas >100 cm.
Pembahasan
Hasil pembacaan
Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada p pada
alat diperoleh nilai daktilitas > 100 cm. ermukaan air maka pengujian
dianggap tidak normal. Untuk menghindari hal semacam ini maka berat
jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan
menambah methyl alkohol atau sodium klorida.
Apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali maka
dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bitumen tersebut gagal.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru (0511) 773858
Daktilitas
TERIMA TANGGAL : 21 Maret 2007DIKERJAKAN TANGGAL : 21 Maret 2007
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
36
Pemeriksaan Aspal
PELAKSANA : Kelompok XIV
PerlakuanPembacaan
WaktuCatatan
Contoh dipanaskan
Mulai jam : 12.15 Pembacaan Suhu Oven
Selesai jam : 12.25 Temperatur : 110 0C
Didiamkan Pada Suhu Ruang
Mulai jam : 12.25
Selesai jam : 13.25
Direndam Pada Suhu 25 0C
Mulai jam : 13.25 Pembacaan Suhu Waterbath
Selesai jam : 14.25 Temperatur : 25 0C
Benda diuji pada
Mulai jam : 14.25 Pembacaan Suhu Alat
Selesai jam : Temperatur : 25 0C
Daktilitas pada 25 oC permenit Pembacaan Pengukuran Pada Alat
Pengamatan I >100 cm
Pengamatan II >100 cm
rata – rata >100 cm
2.4. Titik Nyala Dan Titik Bakar Dengan Cleveland Open Cup.
2.4.1. Tujuan Percobaan.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik
bakar dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan
lainnya yang mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79 0C.
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat
nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
37
Pemeriksaan Aspal
2.4.2. Peralatan.
a. Termometer.
b. Cleveland open cup adalah cawan kuningan dengan bentuk dan ukuran
seperti wajan.
c. Pelat Pemanas
Terdiri dari logam, untuk melekatkan cawan cleveland dan bagian atas
dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm (¼ “).
d. Sumber pemanasan
Pembakaran gas atau tungku listrik, atau pembakar alkohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala di sekitar bagian atas cawan.
e. Penahan angin, alat yang menahan angin apabila digunakan nyala
sebagai pemanasan.
f. Nyala Penguji
Yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2 sampai
4,8 mm dengan panjang tabung 7½ cm.
2.4.3. Bahan Percobaan
a. Panaskan contoh aspal antara 148,9 0C dan 176 0C sampai cukup cair.
b. Kemudian isilah cawan cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan)
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
2.5.3. Proses Percobaan.
a. Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas
sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.
b. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan.
c. Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4
mm di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang
menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
38
Pemeriksaan Aspal
Kemudian aturlah sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼
diameter cawan dari tepi.
d. Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
e. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan
suhu menjadi (15 ± 1) 0C permenit sampai benda uji mencapai suhu 56 0C di bawah titik nyala perkiraan.
f. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5 0C sampai 6 0C permenit pada
suhu antara 56 0C dan 28 0C di bawah titik nyala perkiraan.
g. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3,2 sampai 4,8 mm.
h. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke
tepi cawan) dalam waktu satu detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap
kenaikan 2 0C.
i. Lanjutkan pekerjaan (f) dan (h) sampai terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan
catat.
j. Lanjutkan pekerjaan (i) sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada
termometer dan catat.
2.4.5. Perhitungan.
Dari hasil pemeriksaan diperoleh nilai :
Titik nyala = 301 0C
Titik Bakar = 312 0C
Titik nyala benda uji toleransinya sebagai berikut :
Titik nyala dan Titik bakarUlangan oleh satu orang
dengan satu alat
Ulangan oleh beberapa
orang dengan satu alat
Titik nyala :
175 0F sampai 550 0F5 0F (2 0C) 10 0F (5,5 0)
Titik bakar :
Lebih dari10 0F (5,5 0C) 15 0F (8 0C)
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
39
Pemeriksaan Aspal
Pembahasan
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada satu
titik diatas permukaan aspal. Sedangkan titik bakar adalah suhu pada saat
terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik diatas permukaan
aspal.
Suhu pada waktu pembakaran aspal tidak boleh melebihi suhu yang
diizinkan (khususnya titik bakar), karena dapat mempengaruhi struktur
kimia dari aspal (aspal terbakar dan menjadi arang ) dan mengakibatkan
penurunan kualitas dari yang diharapkan.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru (0511) 773858
Titik Nyala Dan Titik Bakar
TERIMA TANGGAL : 21 Maret 2007DIKERJAKAN TANGGAL : 21 Maret 2007PELAKSANA : Kelompok XIV
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
40
Pemeriksaan Aspal
PerlakuanPembacaan
WaktuCatatan
Contoh dipanaskan
Mulai jam : 08.00 Pembacaan Suhu Oven
Selesai jam : 08.15 Temperatur : 110 0C
Penuangan Contoh
Mulai jam : 08.15 Pembacaan Suhu Menuang
Selesai jam : 08.20 Temperatur : 110 0C
Pengujian Contoh
Mulai jam : 09.50
Selesai jam : 09.55
Titik Nyala dan Titik Bakar Pembacaan Pengukuran Pada Alat
Pengamatan I 301 oC
Pengamatan II 312 oC
2.5. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal Keras.
2.5.1. Tujuan Percobaan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis aspal
keras.Dengan persyaratan berat jenis aspal keras sama dengan 1 (Bina
Marga).
2.5.2. Peralatan.
a. Piknometer.
b. Timbangan.
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
41
Pemeriksaan Aspal
c. Stopwacth.
d. Termometer.
e. Bak perendam.
f. Bejana gelas.
g. Neraca analitis.
2.5.3. Bahan percobaan.
a. Aspal keras.
b. Air.
2.5.4. Proses Percobaan
a. Timbang piknometer kosong, kemudian isi dengan air.
b. Timbang piknometer yang di isi dengan air.
c. Aspal dipanaskan hingga mencair.
d. Kosongkan kembali piknometer yang berisi air kemudian masukkan
aspal cair yang telah dipanaskan ¾ dari piknometer, lalu ditimbang.
e. Diamkan contoh aspal tersebut selama 30 menit.
f. Rendam contoh aspal pada suhu 25 oC selama 30 menit.
g. Timbang contoh aspal tersebut, dimana piknometer tersebut berisi penuh
dengan air (piknometer + air + aspal).
2.5.5. Pehitungan.
Berat jenis aspal =
=
= 1,030
Pembahasan
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
42
Pemeriksaan Aspal
Dari percobaan ini diperoleh berat jenis aspal tersebut yaitu 1,030 gram/ml.
Hasil ini menunjukkan bahwa sample aspal yang diuji memenuhi standar
Bina Marga.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKLABORATORIUM JALAN RAYA & TRANSPORTASI
Jl. Unlam II Banjarbaru (0511) 773858
Pemeriksaan Berat Jenis Aspal Keras
TERIMA TANGGAL : 21 Maret 2007DIKERJAKAN TANGGAL : 21 Maret 2007PELAKSANA : Kelompok XIV
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
43
Pemeriksaan Aspal
PerlakuanPembacaan
WaktuCatatan
Contoh dipanaskan
Mulai jam : 09.20 Pembacaan Suhu Oven
Selesai jam : 09.25 Temperatur : 110 0C
Didiamkan Pada Suhu Ruang
Mulai jam : 09.25
Selesai jam : 09.55
Direndam Pada Suhu 25 0C
Mulai jam : 09.55 Pembacaan Suhu Waterbath
Selesai jam : 10.25 Temperatur : 25 0C
Berat jenis
Mulai jam : 09.20
Selesai jam : 09.25
Perlakuan Contoh
Berat piknometer kosong + contoh (gram) 32,94
Berat piknometer kosong (gram) 14,84
1. Berat Contoh (gram) 18,10
Berat piknometer + air (gram) 39,44
Berat piknometer (gram) 14,84
2. Berat air (gram) 24,60
Berat piknometer + contoh + air (gram) 40,012
Berat piknometer + contoh (gram) 32,94
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
44
Pemeriksaan Aspal
3. Isi air (gram) 7,072
4. Isi contoh (gram) 17,528
Berat jenis (1) / (4) 1,030
Praktikum Jalan RayaS1-Teknik Sipil/Kelompok XIV/2007
45
Top Related