Ir.T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE,MT Widyaiswara Utama
E-mail: [email protected]
PUSDIKLAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Jl.Sapta Taruna Raya /Kompleks PU
Pasar Jumat-Jakarta Selatan
1. Pendahuluan
2. Dasar Pelaksanaan Pengawasan Konstruksi
3. Peran dan Tugas Pengawas
4. Organisasi dan Tata Kerja
5. Aspek Pengawasan
6. Administrasi Teknik
7. Aspek Hukum
2
POKOK BAHASAN
PELATIHAN PENINGKATAN SDM DI BIDANG PENGAWASAN
PENDAHULUAN 1
Oleh
Ir.T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE
Widiyaiswara Utama
3/19/2018 4
DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi 2. PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
3. PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4. Perpres 54 /2010 ,Perpres 70/2013,Perpres no 4/2015 5. PP No 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara
6. PPNo 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian PUPR
7. Permen PU N0 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian PU
8. Permen Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 03.1/ M.PAN/ 3/ 2007 tentang
Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah 2007-2009
9. Pemen PU Nomor 14/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Pemeriksaan terhadap
Penyelenggaraan Pek. Konstruksi Bidang Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum
10. Permen PU no 6/2008 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan dan
Pemeriksaan Konstruksi di Lingkungan Departemen PU
11. Permen PU 603/PRT/M/2005 tentang Sisdalmen Penyelengg. Sarana dan Prasarana
12. Permen PU 33/PRT/M/2006 tentang Penyelengg,Jasa Konsultansi
13. Permen PU 14/PRT/M/2012 tentang Sistem Manajemen Mutu
14. Permendagri 21/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
1.2
5
■ UUJK No 18/1999-ketentuan umum
PEKERJAAN KONSTRUKSI
SELURUH PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN ATAU
PEMBUATAN WUJUD FISIK LAINNYA
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau Pelaksanaan beserta Pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain;
■ ADALAH
■ Perpres No 54 tahun 2010 ttg Pengadaan barang/Jasa Pemerintah ■ ADALAH
1.4
6
1.2 Pengertian-pengertian
Adalah :
Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas,pada,di bawah tanah dan/atau air.
BANGUNAN (UUJK No. 18/1999-penjelasan)
■ SASARAN
OUTPUT
OUTCOME
IMPACT
PROSES KONSTRUKSI
?
??
OUTPUT(Keluaran) - Barang atau Jasa yg
dihasilkan oleh kegiatan yg dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian sasaran dan
tujuan program dan kebijakan.
OUTCOME (Hasil) - Segala sesuatu yg
mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan- kegiatan dalam satu program.
IMPACT (Dampak ) - Segala sesuatu yg
mencerminkan bermanfaatnya dari fungsi
kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Peraturan Pemerintah no 20/2004
INPUT
PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONTRAK Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa
SWAKELOLA
CARA PEMBAYARAN
Pembebanan
TAHUN ANGGARAN
SUMBER PENDANAAN
JENIS PEKERJAAN
CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa- Perpres 54/2010- Psl 3)
Dilakukan oleh K/L/D/I PenanggungJawab Anggaran
Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola
Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola
1.5
9
• Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah :
Sistem Manajemen organisasi untuk mengarahkan
dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu
SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) Permen PU 04/PRT/M/2009
UNTUK
MENGARAHKAN DAN MENGENDALIKAN
ORGANISASI DALAM HAL MUTU
Memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan,
serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum agar tercapai kinerja
yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif, dalam
rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good
governance).
10
Mutu / Kualitas
Kualitas Bangunan
Kualitas atau mutu menurut ISO 8402 tahun 1986 adalah: sifat dan karakteristik produk (barang atau jasa) yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai.
Kualitas bangunan: bangunan adalah produk berupa barang
Kualitas bangunan adalah kesesuaian antara karakteristik bangunan dengan kebutuhan pemilik dan atau pengguna bangunan
Kualitas (proyek) konstruksi adalah kesesuaian antara karakteristik pelaksanaan pembangunan (construction) dengan kebutuhan pemilik bangunan.
ACTUATING
CONTROLING
■ FUNGSI Vs PROSES MANAJEMEN KONSTRUKSI PU
PLANNING
S SURVEY
I INVESTIG
ASI
D
Desain
LA LAND
ACQUISITION
C CONSTRUCTIO
N
O OPERASI
M MAINTENANCE
ORGANIZING
12
Para pihak dalam pekerjaan Konstruksi
■ Pengguna jasa
■ Penyedia jasa
Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai
pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang
memerlukan layanan jasa konstruksi
Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang
kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi;
Pengawasan oleh Pengguna Jasa?
Pengawasan oleh Peyedia Jasa ?
Ir.T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE,MT Widyaiswara Utama
1.6
PA/KPA
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
PPTK-PPK SKPD
ULP/Pejabat Pengadaan BJ
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
PENGGUNA JASA
PPK –Pejabat Pembuat Komiten
PPTK - Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
ULP –Unit Layanan Pengadaan
TUGAS POKOK DAN KEWENANGAN
a) Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan PBJ
Speksifikasi Teknis
Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Rancangan Kontrak
b) Menerbitkan Surat Penunjukan PBJ
c) Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat
perjanjian
c) Mengusulkan kepada PA/KPA
Perubahan Paket Pekerjaan
Perubahan Jadwal Kegiatan Pengadaan
d) Melaksanakan kontrak dengan Penyedia Jasa
e) Mengendalikan pelaksanaan kontrak f) Melaporkan pelaksanaan /Penyelesaian Kontrak kepada PA/KPA
g) Menyerahkan hasil pekerjaan PBJ kepada PA/KPA dengan BA
h) Melaporkan kemajuan ,penyerapan anggaran,hambatan pekerjaan setiap triwulan ke PA/KPA
i) Menyimpan dan menjaga seluruh keutuhan dokumen PBJ
14
PPK Perpres No 70 Tahun 2012 psl 11
(1) TUGAS POKOK DAN KEWENANGAN
15
(2) SELAIN TUGAS POKOK DAN KEWENANGAN (1), DALAM HAL DIPERLUKAN PPK
DAPAT
a) Megusulkan kepada PA/KPA
1) Perubahan paket pekerjaan
2) Perubahan Jadwal kegiatan pengadaan
b) Menetapkan tim pendukung
c) Menetapkan tim pendukung atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP,dan
d) Menetapkan besar ung muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB - SATKER TETAP PUSAT
1. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan B?J ,meliputi:SpesifikasiTeknis,HPS dan Rencana Kontrak
2. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia B/J
3. Menandatangani Kontrak/SPK
4. Menlaksanakan Kontrak dengan Penyedia B/J
5. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak 6. Melaporkan pelaksanaan /penyelesaian PBJ kepada Satker
7. Menyerahkan aset hasilp pekerjaan engadaan barang jasa kepada menteri dengan BA
8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggarana ke Satker setiap triwulan
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan B/J
10. Mengusulkan kepada Kasatker mengenai perubahan paket pekerjaan/perubahan jadawal
11. Menetapkan tim pendukung termasuk Panitia Peneliti Kontrak,Pej Pelaksana Teknis Kegiatan,Direksi
Lapangan,Konsultan Pengawas,Tim pelaksana swakelola
12. Menetapkan Tim atau tenaga ahli anwijing membantu ULP
13. Menetapkan besaran uang muka
14. Menyiapkan,memandatangani dan melaksanakan perjanjian kontrak
15. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan B/J ke Kasatker
16. Menyerahkan aset hasil pengaddaan B/J dan aset lainnya kepada Menteri dengan BA melalui Kasatker
16
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN a.Tugas (Permen PU No 14/PRT/M/2011)
Lanj….
17.Menandatangani pakta integritas
18. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana ditetapkan dalam DIPA
19. Menandatangani SK yg mengakibatkan pengeluaran (lembur,honor,vakasi),SPT
atas persetujuan Atlas utk Pj Es IV dan staf serta SPPD berdasarkan SPT
20 Menyusun draft kontrak
21.Menadatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran Satker
22.Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
23. Mengajukan tagihan pembayaran kepada Bendahara Pengeluaran
24.Menyusun laporan seluruh kegiatan
25.Menyusun usulanm Rencana Kegiatan Satker Tahunan yg merupakan bagian dari
RKA-KL tahun berikutnya.
17
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN
1. Bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yg
timbul dari kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya
yg ditandatanganinya.
2. Bertanggungjawab atas realisasi keuangan dan keluaran/output
kegiatan yg dilaksanakan sesuai rencana kerja yang ditetapkan
dalam DIPA.
3. Bertanggungjawab kepada Kasatker
18
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
b.Tanggung jawab
19
■ UU Jasa Konstruksi no 18 tahun 1999 –psl 4
PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
JENIS USAHA KEAHLIAN &
KETRAMPILAN
1 PERENCANAAN PERENCANA
2 PELAKSANAAN PELAKSANA
3 PENGAWASAN PENGAWAS
Ahli profesional
Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli
yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk
dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain:
20
Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain;
Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli
yang profesional di bidang pengawasan jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan
pengawasan sejak awal Pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
■ UUJK No 18/1999-bab I psl 1
Pengawasan melekat
(Waskat)
Sesuai dengan namanya, tugas pengawasan
ini melekat pada para petugas, pelaksana
suatu pekerjaan/penugasan terhadap para
bawahannya.
21
♦ Pengawasan Fungsional
(Wasnal)
Kegiatan ini dilakukan
sesuai fungsi yang melekat
pada jabatan seseorang
♦Pengawasan Masyarakat
(Wasmas) Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
terhadap pkerjaan pembangunan dapat
bervariasi, dari proses perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pemanfaatan
ataupun pengelolaan hasil pembangunan
tersebut.
♦Pengawasan Legislatif
(Wasleg) Pengawasan ini dilakuakan oleh para legislative
atas hasil kerja para eksekutif (pemerintah)
melalui departemen-departemen yang ada (yang
dibentuk pada struktur kabinetnya atau struktur
pemerintahan yang ada pada suatu periode).
Pengenalan Pengawasan
DASAR PELAKSANAAN
PENGAWASAN KONSTRUKSI
TATA CARA PENGAWASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU
2
Pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi
terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan
prasarana pekerjaan umum baik fisik maupun non fisik dengan
penekanan terhadap tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan
konstruksi yang meliputi aspek perencanaan pekerjaan konstruksi,
pengadaan, manajemen pengendalian, pelaksanaan kontrak
Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan
Konstruksi
Adalah
■ Permen PU 06/PRT/M/2008
2.1
TUJUAN PENGAWASAN
Ir.T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE,MT/WI Utama Kementerian PU
Tujuan pengawasan penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi adalah untuk menjaga tercapainya tertib
penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi baik
fisik maupun non fisik meliputi aspek perencanaan
konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan
pengendalian kontrak di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06 / PRT / M / 2008
TENTANGPEDOMAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat risiko;
2. Terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan atas SNI,
standar keteknikan yang ada dan value engineering serta manfaat pembangunan
terhadap masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakannya;
3. Terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga
terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok;
4. Terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
5. Terhadap pelaksanaan kontrak;
6. Terhadap tertib administrasi keuangan;
7. Terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi
konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan
sektor lainnya;
8. Terhadap risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan.
Lingkup Pengawasan Penyelenggaraan
& Pelaksanaan pemeriksaan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06 / PRT / M / 2008
TENTANGPEDOMAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pengendalian dan Pengawasan
■ Direksi Lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk
/ditetapkan oleh PPK,terdiri dari 1(satu) orang atau lebih ,yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
26
Permen PU 07/PRT/M/2007 Standar dan Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa-Buku 01A-Syarat-Syarat Umum Kontrak (Bab X)
■ Direksi Teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan
oleh PPK untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
2.2
27
Pengendalian
■ Pemantauan (monitoring),
■ Pengawasan (supervising),
■ Tindakan koreksi (corectif)
■ Koordinasi (coordination)
■ Evaluasi (evaluation)
Pengendalian
(Controlling)
Memantau proses
Mencatat hasil pantauan
28
Pengawasan - supervision
Monitoring
Pemantauan prestasi digunakan sebagai bahan utk perbaikan.
Semua permasalahan diselesaikan bersama antara yg terlibat
Acara mempertemukan semua unsur
Koordinasi internal,utk kinerja staff
Koordinasi external.
Koordinasi
Proses penetapan atas apa yg telah dicapai
Membandingkan apa yg seharusnya dengan apa yg telah terjadi
Potret diri proyek
Instrumen yg biasa digunakan “kurva S”
29
Menentukan
Standart dan Metode
pengukuran kegiatan
Mengukur
Hasil
Kegiatan
Apakah Hasil
kegiatan
sama
dengan
Standar? K
O
N
T
R
A
K
OK
O
U
T
P
U
T
PENGAWASAN Melakukan Tinda-
kan Korektif + =
NO
PENGENDALIAN
Pengendalian dan Pengawasan
PENGAWASAN
PENGAWAS dan PENGENDALI
30
ASSISTANCE CONCEPT
-Tanggung jawab di si pemberi tugas
-Tugas dan kewajiban hanya membantu
mengawasi
TASK CONCEPT
-Tanggung jawab penuh pengawas
-Tugas dan kewajiban pengawas
- Berfungsi pengendali - Direksi
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
■ Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika
dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang
berasal dari dari personil PPK atau Konsultan Pengawas.
Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan
31
■Dalam melaksanakan kewajibannya,Pengawas Pekerjaan selalu
bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam Syarat-
Syarat Khusus Kontrak(SSKK), Pengawas pekerjaan dapat
bertindak sebagai Wakil Sah PPK
Permen PU 07/PRT/M/2007 Standar dan Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa-Buku 01A-Syarat-syarat Khusus Kontrak
Perintah dan Persetujuan atau pernyataan tidak
berkeberatan dari Pengawas Pekerjaan
Semua gambar yg digunakan melaksanakan pekerjaan sesuai
kontrak,untuk pekerjaan permanen maupun sementara harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
32
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu
ada pekerjaan sementara,maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan
sementara tsb untuk mendapatkan pernyataan tidak keberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan .
Perintah – Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua
perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan
Pengawas Pekerjaan dalam Konrak.
33
PENGAWAS KONSTRUKSI
Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli
yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi
yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan
konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan .
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011TENTANG
PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
2.3
34
■ Melaksanakan tugas secara profesional
■ Tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang berlaku
■ Output/Hasil yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya.
Kompetensi dan Jabatan
KOMPETEN
JABATAN PENGAWAS
TUGAS TANGGUNGJAWAB KEWENANGAN HAK
PERAN DAN TUGAS
PENGAWAS
TATA CARA PENGAWASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU
3
BENTUK TUGAS PENGAWASAN
36
ADMINISTRATIF TEKNIK 1 Laporan prestasi pekerjaan 1. Pengamatan
2 Laporan pelaksanaaan kerja 2. Pengukuran
3 Perubahan syarat-syarat/gambar 3. Pemeriksaan
4 Peringatan/tegoran,saran 4. Penelitian
5 Mengisi buku harian
6 Dokumentasi/Arsip
ADMINISTRATIF TEKNIK 1 Laporan prestasi pekerjaan 1. Pengamatan
2 Laporan pelaksanaaan kerja 2. Pengukuran
3 Perubahan syarat-syarat/gambar 3. Pemeriksaan
4 Peringatan/tegoran,saran 4. Penelitian
5 Mengisi buku harian
6 Dokumentasi/Arsip
Apa yg harus diketahui Pengawas???
1. Jenis Pekerjaan
2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan
3. Kontrak –skema kontrak
4. Rencana Mutu Kontrak
5. Gambar desain
6. Spesifikasi Teknis
7. Mutu pekerjaan
8. Daftar kuantitas & harga
9. Addendum (kalau ada)
3.1
RMP PPK
RMP Satker
RMP Swakelola
Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)
Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)
– a. Informasi Kegiatan.;
– b. Sasaran Mutu Kegiatan;
– c. Persyaratan teknis dan administrasi
– d. Struktur Organisasi
– e. Tugas, tanggung jawab dan wewenang
– f . Kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
– g. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan
– h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
– i. Jadwal Penggunaan Prasarana dan
– j. Jadwal Personil
– k. Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian
– l. Daftar Kriteria
– m. Daftar dokumen
– n. Daftar Induk Rekaman (bukti kerja
39
Perencanaan Kerja
dan
Jadwal Pelaksanaan
Pengorganisasian
dan SDM
Sistem Informasi
Sistem Pengendalian manajemen
3. Kontrak-Skema Kontrak
a. Pengertian Perikatan Kontrak jasa konstruksi
adalah perikatan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi.
b. Unsur perjanjian pengadaan jasa konstruksi :
1) Adanya para pihak : pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa ;
2) Adanya kesepakatan para pihak ;
3) Adanya obyek perjanjian : jasa konstruksi ;
KONTRAK Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
HARGA SATUAN
LUMPSUM
TERIMA JADI
GABUNGAN LS dan HS
PROSENTASE
JENIS KONTRAK meliputi :
(Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa- Perpres 54/2010- Psl 3)
CARA PEMBAYARAN
Pembebanan
TAHUN ANGGARAN
TAHUN TUNGGAL
TAHUN JAMAK
SUMBER PENDANAAN
PENGADAAN TUNGGAL
PENGADAAN BERSAMA
PAYUNG (FRAME WORK)
JENIS PEKERJAAN
PENGADAAN
PEKERJAAN TUNGGAL
PENGADAAN PEKERJAAN
TERINTEGRASI
Daftar Simak Pengawasan pada Pelaksanaan Konstruksi (Construction)
a. Tahap Pra Kontrak
1) Persiapan Pengadaan
2) Pemilihan Penyedia Jasa
b. Tahap Penandatanganan Kontrak
1) Penyusunan Dokumen Kontrak
2) Penandatanganan Kontrak
c. Tahap Pasca Penandatanganan Kontrak
1) Persiapan Pelaksanaan Kontrak
2) Pelaksanaan Kontrak 3) Serah Terima Pekerjaan
4) Evaluasi Produk Konsultan / Desain
5) Pemanfaatan Produk
42
Permen PU No 603 /2005
3.2
43
a
. Surat Perintah Mulai Pekerjaan (SPMK)
b
. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak
(preconstruction meeting/PCM)
c
. Program Mutu
c) Tahap Pasca penandatanganan Kontrak
1) Persiapan pelaksanaan Kontrak
44
Daftar Simak Pengawasan pada
Pelaksanaan Kontrak
a. Mobilisasi k. Penyesuaian/eskalasi harga
b. Pemeriksaan bersama l. Keadaan kahar/force majeure
c. Tinjauan desain m Penghentian dan pemutusan kontrak
d. Pembayaran uang muka n. Perpanjangan waktu
e. Buku harian dan laporan harian,
mingguan, dan bulanan
o. Kerja sama dengan sub kontraktor
f. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan p. Kompensasi
g. Pengukuran prestasi pekerjaan q. Perselisihan/dispute
h. Pembayaran prestasi pekerjaan r. Serah terima pekerjaan
i. Perubahan kegiatan pekerjaan s. Laporan hasil penilaian pelaksanaan
program mutu
j. Denda dan ganti rugi
3.3
ORGANISASI DAN
TATA KERJA
TATA CARA PENGAWASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU
4
ORGANISASI PELAKSANAAN
Hub. Kontraktual
Hub. Fungsional
SATKER
PPK
KONTRAKTOR KONSULTAN
Hub. Birokrasi
4.3
SKEMATIK
SATKER
1
KONSULTAN
1
KONTRAKTOR
1
ORGANISASI PELAKSANAAN
PPK 1 PPK 2
KONTRAKTOR
2 KONSULTAN
2
BALAI
WS
SATKER
2
PPK 3
KABID/Ka Sub Din/
KPA
SKEMATIK Ka Dinas/
PA
USULAN STRUKTUR ORGANISASI BALAI MONITORING BENDUNGAN
KEPALA BALAI
SEKSI
PELAKSANAAN
JARINGAN SUMBER
AIR
SEKSI
PERENCANAAN
DAN OPERASI
PEMELIHARAAN
SUB BAGIAN TATA
USAHA
SEKSI
PELAKSANAAN
JARINGAN
PEMANFAATAN AIR
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR ORGANISASI BWS TIPE-A
STRUKTUR ORGANISASI
SATKER
PPK
Bendahara Asisten Asisten Pelak.Keg
PPK
PPK
Pengawas Pengawas Pengawas
Pej.Penata usahaan
Keu-SKPD
Pej.Pelak. Teknis-
Kegitan (PPTK)
KEPALA BALAI
SEKSI PELAKSANAAN
JARINGAN SUMBER AIR
DAN JARINGAN
PEMANFAATAN AIR
SEKSI
PERENCANAAN
DAN OPERASI
PEMELIHARAAN
SUB BAGIAN TATA
USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
STRUKTUR ORGANISASI BWS TIPE-B STRUKTUR ORGANISASI
Konsultan Pengawas
PPK
Teknik Adm
KordinatorPengawas
KONTRAKTOR
Pengawas
PPK
Pengawas Lapangan Pengawas Lapangan
Pengawas
KONSTRUKSI
Pengawas
Pekerjaan Pengawas
Pekerjaan Pengawas
Pekerjaan
Pengawas Lapangan
PENGAWAS
UKURAN
PENGUJI
LABORATORIUM
TINGKATAN KEPENGAWASAN
Pengawas Utama/
Kepala Direksi
Pengawas
Tingkatan Pengawasan Operasional
Pengawas Utama (Kepala Direksi).
Pengawas Daerah (Lapangan).
Pengawas Pekerjaan(Pengawas)
ASPEK PENGAWASAN
KONSTRUKSI
TATA CARA PENGAWASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU
5
PENGAWASAN
Pelaksanaan
Kerangka Pengawasan Pelaksanaan
PENGAWASAN WAKTU (Scheduling Control)
PENGAWASAN UKURAN (Dimension Control)
PENGAWASAN Kualitas Material (Quality Control)
PENGAWASAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Control)
PENGAWASAN BIAYA (Cost Control)
Aspek Pengawasan Konstruksi
PENGAWASAN Metoda Kerja ( Methoda Control)
5.3
54
Pengawasan Pelaksanaan
Dilaksanakan dengan mengikuti rencana pelaksanaan yg berisikan jenis pekerjaan ; urutan dan waktu pelaksanaan yg telah ditetapkan.
a. Diagram batang/balok (bar Chart)
b. Net Work Planning
Pengawasan Waktu
5.2.1
PERLUNYA PENGUKURAN KUANTITAS
1. Penyesuaian gambar desain ke kondisi lapangan.
2. Perubahan desain
3. Adanya pekerjaan tambah/kurang
4. Menghitung prestasi yg dilaksanakan/untuk pembayaran.
Pengawasan Ukuran
5.2.2
56
a. Pengukurang Langsung
■ Mistar penyipat datar
■ Papan bidik
■ Papan pengukur kemiringan/mall sudut
■ Mistar siku
■ Pita meteran
b. Pengukuran Tidak Langsung
■ Theodolit dan penyipat datar
c. Pemotretan – bukti tentang tata cara pelaksanaan
CARA PENGUKURAN KUANTITAS
57
Tahap Studi
Analisis
1) Memberi penjelasan
dan latihan kepada
semua unsur yg
terkait dengan
pelaksanaan
2) Mengawasi jalannya
pelaksanaan sesuai
dengan tata cara
pelksanaan yg telah
ditetapkan
3) Membuat laporan
harian jalannya
pelksanaan hasil
pengujian lapangan
dan yg akan ditest di
lab
1) Mengadakan studi dan
pemeriksaan thp
bahan-bahan yg akan
digunakan dan dipilih
sesuai standar dlm
spektek
2) Melakukan
Pengawasan untuk
pengujian bahan yg
telah dipilih,apakah
sesuai standar
pengujian dlm spektek
3) Menyusun metode
kerja ; cara
pelaksanaan dan
penggunaan peralatan
dan fasilitas ,menjadi
standar pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan
Pengawasan dan
pengambilan sampel
Metoda Pengawasan Kualitas Pekerjaan Konstruksi
Tahap
Pemeriksaan
Tahap
Tindak Lanjut
Memeriksa laporan,
hasil-hasil
pengujian
lapangan dan
laboratorium dan
membuat
kesimpulan-
kesimpulan
1) Bila hasil pemeriksaan,
kualitas sudah
sesuai,dibuat
rekomendasi
melanjutkan dengan tata
cara yg sdh ditetapkan
2) Bila hasil pemeriksaan
tidak sesuai.dilakukan
penelitian ulang apa
penyebabnya.
Kemungkinan;
● Tat cara atau prosedur
pelaksanaan tdk
dilksanakan sesuai dgn
prosedur…bongkar
● Tata cara itu sendiri tdk
cocok,tata cara harus
direvis
5.2.3
58
Standar Pengawasan
Penilaian bahan
yg sesuai
Studi dan analisis
Penetapan standar
Metoda Pelaksanaan
Pelaksanaan (penjelasan,
mengawasi dan pelaporan)
Pemeriksaan
Rekomendasi
Lanjutan
Selesai
Penyelidikan
Modifikasi
Metode
Pelaksanaan
tidak
Ya
Ya
Tidak
TAHAP I (SD)
TAHAP II (SP)
TAHAP III
TAHAP IV
Bagan alir pengawasan kualitas
Pengawas Lapangan adalah petugas Proyek/ Satuan Kerja yang
sehari-hari berada dilapangan dengan tugas pokok :
1. Menyusun laporan harian melalui pengisian Daftar Simak
dalam RMK.
2. Verifikasi/penerimaan/penolakan barang saat datang
3. Verifikasi /penerimaan/penolakan produk jadi/belum jadi.
4. Melakukan langkah awal Prosedur Aksi Koreksi
melalui laporan hariannya.
Prosedur Pengawasan untuk PL
2. Prosedur Pengendalian Cacat
2. Prosedur Pengendalian Cacat
1. Prosedur Pengawasan Bagi Pengawas Lapangan
3. Prosedur Aksi Koreksi
5.2
PROSEDUR PENGAWASAN
1. Sebelum mulai bertugas dilapangan, Pengawas Lapangan harus membekali diri dengan Rencana Mutu Kontrak beserta gambar.
2. Sebelum bertugas Pengawas Lapangan harus memahami isi RMK.
3. Sekurang-kurangnya sehari sebelum Pengawas Lapangan berangkat menuju lokasi pekerjaan harus menetapkan lebih dahulu bagian pekerjaan yang akan diawasi pada keesokan harinya.
4. Sekurang-kurangnya sehari sebelum Pengawas Lapangan berangkat menuju lokasi pekerjaan harus membuat foto-copy Daftar Simak khususnya bagian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk diawasi.
5. Mengisi Daftar Simak sesuai keadaan lapangan serta membubuhkan tanda tangan beserta tanggal.
6. Pengawas Lapangan harus yakin bahwa temuan cacat-cacat telah diberitahukan oleh kontraktor kepada para mandornya untuk mencegah kesalahan terulang kembali.
7. Dalam keadaan lapangan yang tidak sesuai dengan Daftar Simak, Pengawas Lapangan harus membuat cacatan dengan cara mengisi Kolom Keterangan dalam Daftar Simak.
8. Catatan yang dibuat harus termasuk usulan penyelesaiannya jika mampu.
9. Pengawas Lapangan harus mengikuti Jadwal Inspeksi & test dalam RMK serta mengupdatenya
BAG
PRO
PENGAWAS
LAPANGAN
ALTERNATIF 2
ORG. OP. LAP.
KONTRAK
TOR RMK
SETIAP HARI PL
MELAKUKAN
PENGISIAN COPY
DAFTAR SIMAK
RMK
COPY DAFTAR
SIMAK TERISI
SECARA MINGGUAN KOORDINATOR PENGAWAS
MELAKUKAN AUDIT, INSPEKSI & TEST DI TEMPAT
CRUSIAL, SERTA MENGUMPULKAN DAFTAR SIMAK PARA
PL & MEMBUAT LAPORAN MINGGUAN
COPY DAFTAR
SIMAK TERISI
SECARA BULANAN TIM INTI PROYEK MELAKUKAN
AUDIT, INSPEKSI & TEST DI TEMPAT CRUSIAL SERTA
MENGUMPULKAN LAPORAN AUDIT MINGGUAN TIM INTI
BAGPRO & MEMBUAT REKAPITULASI PAK & LC UNTUK
BAHAN KAJI ULANG MANAJEMEN
REKAPITULASI
PAK & SIAP
KAJI ULANG
MANAJEMEN
BULANAN
AKSI TINDAK LANJUT
CATATAN :
PAK : PERMOHONAN AKSI KOREKSI (CAR)
LC : LAPORAN CACAT (NCR)
BAGAN ALIR SISTEM PENGAWASAN
OPERASI LAPANGAN
62
CHECK LIST/Daftar Simak
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Hari/Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :
NO URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
1 Pelaksana Lapangan Ada/tidak
2 Persiapan tenaga & alat Cukup/tidak
3 Gambar Kerja Ada/tidak
4 Profil Galian Ada/tidak
5 Perkuatan Tebinng Ada/tidak
6 Dimensi dan Elevasi Galian Cukup/tidak
7 Lokasi Pembuangan disetujui Ada/tidak
8 Foto foto pendukung Ada/tidak
9 Request Ada/tidak
Catatan : ………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
Mengetahui, Pengawas
(……………….)
Yang membuat Pelaksana PT/CV
(……………….)
1) Material/bahan
a. Pengawas Lapangan/Konsultan supervisi
- melakukan test/identifikasi material/bahan
- buku ukur,gambar kerja
- menggunakan daftar simak dlm RMK
b. Jika sesuai dgn daftar Simak,dapat diterima
c. Jika tidak sesuai,bahan ditolak dan dipisahkan
d. Jika tidak sesuai,dan kontraktor tdk mampu memenuhi, PL membuat usulan
perlu KAK ( Kajiulang Aksi Koreksi) dan 1 x 24 jam sdh diterima PPK
e. Material/bahan cacat ,dipisahkan dahulu dan menunggu keputusan PPK
63
Prosedur Pengendalian Cacat
Prosedur….lanj
2) Produk pekerjaan /konstruksi
a. Pengawas Lapangan/Konsultan supervisi
- melakukan test & inspeksi atas produk pekerjaan yg sdh jadi atau belum
- menggunakan daftar Simak dlm RMK sesuai prosedur
b. Jika sesuai dgn daftar Simak,dapat diterima
c. Jika tidak sesuai,produk ditolak dan diminta perbaikan
d. Jika tidak sesuai,dan kontraktor tdk mampu memenuhi, PL membuat usulan
perlu KAK ( Kajiulang Aksi Koreksi) dan 1 x 24 jam sdh diterima PK
e. Pekerjaan harus menunggu keputusan PK 64
Bagan Alir Prosedur Pengendalian Cacat
BANGUNAN KONSTRUKSI
65
MULAI
SK PENGAWAS
LAPANGAN
INSPEKSI BANGUNAN
KONSTRUKSI MENGGUNAKAN
DAFTAR SIMAK DLM RMK
DAFTAR SIMAK
TERISI
CHEK
MENERIMA
PRODUK
SELESAI
MENGUSULKAN KAJI
ULANG IMPLIKASI
TERHADAP PEKERJAAN
SURAT
KEPUTUSAN
PELAKSANAAN PEKERJ.
ULANG,PERBAIKAN,P
EMBONGKARAN
HASIL
PERBAIKAN
KONSTRUKSI
PERBAIKAN
PROD.SESUAI
TIDAK SESUAI DAFTAR SIMAK
MAMPU DIATASI TIDAK SESUAI DAFTAR SIMAK
TIDAK MAMPU DIATASI
SESUAI
DAFTAR
SIMAK
Bagan Alir Prosedur Pengendalian Cacat
BAHAN/MATERIAL
66
MULAI
SK PENGAWAS
LAPANGAN
TEST MATERIAL SETIAP KEDATANGAN
SESUAI DAFTAR SIMAK DLM MRK
DAFTAR SIMAK
TERISI
CHEK
MENERIMA
PRODUK
SELESAI
PEMISAHAN MATERIAL
MATERIALCACAT
TERPISAH
MENGUSULKAN KAJI ULANG
IMPLIKASI THP PEKERJAAN
SURAT KEPUTUSAN
DITOLAK &PERBAIKAN
TERPISAH/TE
RISOLASI
TIDAK SESUAI DAFTAR SIMAK
MAMPU DIATASI
TIDAK SESUAI DAFTAR SIMAK
TIDAK MAMPU DIATASI
SESUAI
DAFTAR
SIMAK
PENGIRIMAN
ULANG
MATERIAL/
BAHAN BARU TOLAK/TERIMA
DGN SYARAT
MATERIAL/BAHAN
YG DISEPAKATI
Prosedur
1) RMK dibuat Kontraktor sebagai alat pengendali proses pelaksanaan kontrak dgn cara awal pengisian
daftar Simak yg ada dlm RMK.
2) SP maupun SD yg ditemukan tidak sesuai dgn daftar Simak,yg tidak mampu diselesaikan di lapangan
kepada PL 1x 24 jam harus dilaporkan kontaktor
3) PL berusaha menyelesaikan permasalahan.yg tdk dapat diselesaikan dikirimkan ke atasannya dlm 2x 24 jam.
4) PPK membantu PL menyelesaikan permasalahan dlm 2 x 24 jam
5) Permasalahan yg tdk dpt diselasikan PPK ditentukan PPK dilanjutkan atau ditunda menunggu masukan dari Asisten
melalui Satker. PPK memberitahu PL dlm 2 x 24 jam, PL memberitahu Kontraktor dlm 1 x 24 jam
6) KAK yg belum terselesaikan dikirim ke Satker dan Satker mendistribusikan ke Asisten dlm 2 x 24 jam
7) KAK dijawab para asisten dlm 2x24 jam ,dikembalikan ke Satker, Satker mempelajari 3x24 jam kemudian
diserahkan ke PPK. PPK meneruskan ke PL dlm waktu 2x24 jam
8) PPK mencatat KAK yg sdh lengkap dan jika tdk menerima jawaban dari Satker , dikirim ulang dengan
penjelasan menarik KAK yg lalu.
9) Satker /Tim Inti wajib membuat ringkasan laporan bulanan semua KAK dan didistribusikan kepada yg terkait.
10) Rekaman yg harus dilakukan: a. Catatan register KAK di PPK
b. Ringkasan laporan Bulanan
67
Prosedur AKSI KOREKSI
Bagan Alir Proses Aksi Koreksi
68
MULAI
RMK
PENGAWAS
LAPANGAN
PPK
ASISTEN-
ASISTEN
KONTRAKTOR
SATKER
BUKU
REGISTRASI PENGAWAS
LAPANGAN
PPK
SATKER BUKU
REGISTRASI
PENGAWAS
LAPANGAN
6)
1)
2)
3)
4) 5) 4)
5)
6)
6)
7)
7)
7)
Soal & Usulan Pemecahan
masalah
Jawaban Masalah
Surat Izin Tunda
ADMINISTRASI
TEKNIK
PUSDIKLAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6
:
A. KEPENTINGAN LAPORAN.
B. SISTIM PELAPORAN YG LENGKAP
C. CATATAN-CATATAN KONTRUKSI
D. ARSIP KANTOR LAPANGAN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM- BIDANG
SUMBER DAYA AIR
PENYUSUNAN LAPORAN
A. KEPENTINGAN ADMINISTRASI TEKNIK
1. Menjamin pemenuhan teknis dan komersial kedua pihak
2. Untuk Audit Kontrak
3. Mengawasi korespondensi
4. Pengawasan Perubahan
5. Melakukan pembayaran
6. Untuk Pengawasan Mutu
7. Pengoperasian fasilitas yg telah selesai
8. Sebagai suatu pembelaan klaim
9. Menentukan apa yg terjadi di masa lalu.
B. SISTIM ADMINISTRASI TEKNIK YG LENGKAP
a. Administrasi pengawasan
b. Pengetesan Mutu /Material
c. Perubahan dan Pekerjaan Tambah
d. Pembayaran Pekerjaan/material
e. Kemajuan Pekerjaan
f. Waktu Kerja
g. Pengajuan dari Penyedia Jasa
h. Catatan Gambar-gambar
i. Catatan Foto-foto
HARIAN MINGGUAN
BULANAN
1 .Bahan/Material 1. Prestasi pekerjaan/minggu 1.Prestasi pekerjaan bulan ini
berdasarkan laporan mingguan
2. Tenaga Kerja/Tukang 2. Prestasi pekerjaan
kumulatif
2. Prestasi pekerjaan kumulatif
sampai dengan bulan ini
3. Peralatan 3.Jenis pekerjaan yg
diperhitungkan harus sdh
memenuhi syarat
3. Dasar untuk pembuatan BA
pembayaran
4.Perhitungan volume
pekerjaan/hari tsb
5. Hanya tempat yg ada
kegiatan
LAPORAN PENGAWASAN
Buku Harian Konstruksi
Gunakan buku harian yg bersampul tebal Halaman-halaman hrs diberi no.urut dgn tinta Tidak ada penghapusan yg dilakukan Tidak ada halaman yg disobek Jika halaman akan dikosongkan,tandai dengan “X” dan tandai “KOSONG) Tiap hari dilaporkan dan setiap tanggal harus dihitung. Jika tidak ada pekerjaan,cantumkan “tidak ada pekerjaan” Setiap kejadian harus dibuat pada tgl yg sama dgn kejadian.
PUSDIKLAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM- BIDANG
SUMBER DAYA AIR
Format Buku harian harus memperhatikan hal-hal
sbb
Buku Harian Konstruksi
Catat panggilan telepon yg diterima Catat setiap pekerjaan atau material ditempat yg tdk berhubungan dgn gbr atau spesifikasi. Catat waktu dan nama wkl pemborong kepada siapa perintah lapangan diberikan dan isinya. Catat kondisi tdk terduga yg dpt memperlambat Pekerjaan tambah karena suatu sebab halangan yg tdk terduga,buat perhitungan biaya lapangan Catat semua isi percakapan pokok yg dilaksanakan dilapangan,kesepakatan Catat semua kesalahan lapangan Tunjukkan nama dan pekerjaan pada setiap halaman T andatangani setiap buku harian sejak awal dan jabatan anda
Isi catatan harian adalah sbb
ASPEK HUKUM
PUSDIKLAT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7
77
Tanda Tangan Kontrak
Akhir Kontrak
Bid.Hukum HAN Bid.Hukum Perdata
Pengend. Pelaks. Konst.
Persiapan pra
kontrak
Bid.Hukum Pidana
Hukum Administrasi Negara mengatur
hubungan hukum antara penyedia jasa dan
pengguna jasa konstruksi pada perioda
persiapan prakontarak sampai dengan kontrak
untuk ditandatangani
Hukum Pidana mengatur hubungan hukum antara penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi sejak tahap persiapan prakontarak
sampai dengan serah terima akhir pekerjaan dan atau hasil pekerjaan jasa konstruksi diterima dengan baik.
Hukum Perdata mengatur hubungan hukum antara penyedia jasa dan
pengguna jasa konstruksi sejak penandatanganan kontrak sampai dengan
serah terima akhir pekerjaan atau hasil pekerjaan jasa konstruksi
diterima dengan baik.
■ BIDANG HUKUM TERKAIT KEGIATAN/ PEKERJAAN 7.1
Td Tng Kontrak PHO FHO
BTS
TA
100%
Kegagalan Bang.
= Umur Rencana
Max. 10 Thn
Retention money
Setiap pembayaran
Dipotong 5 %
Kegagalan Pelaks. Konstr.
Cacat & Ketidaksempurnaan
8. Pengawasan terhadap potensi
Kegagalan Konstruksi dan kegagalan Bangunan
1) Kegagalan Konstruksi
2) Kegagalan Bangunan
PP NO 29 TAHUN 2000 TENTANG
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1. Pasal 31 ( kegagalan pekerjaan konstruksi ) kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi sebagaimana yang
disepakati dalam kontrak, sebagai akibat kesalahan
pengguna jasa atau penyedia jasa.
2. Pasal 32 ayat (4) Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan
pekerjaan konstruksi yang disebabkan kesalahan
penyedia jasa atas biaya sendiri.
1) KEGAGALAN KONSTRUKSI
KEGAGALAN KONSTRUKSI
Kegagalan konstruksi adalah :Hasil pekerjaan konstruksi
yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
Perencanaan konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi yang disebabkan kesalahan
pengguna jasa, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi.
Pelaksana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 yang disebabkan kesalahan pengguna jasa, perencana konstruksi,
dan pengawas konstruksi.
3/19/2018 pel.hk.kontrak 80
KEGAGALAN KONSTRUKSI (Lanjutan)
Pengawas konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi yang disebabkan kesalahan
pengguna jasa, perencana konstruksi, dan pelaksana konstruksi.
Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan
konstruksi yang disebabkan kesalahan penyedia jasa atas biaya sendiri.
Pemerintah berwenang mengambil tindakan tertentu bila kegagalan
pekerjaan konstruksi mengakibatkan kerugian dan atau gangguan terhadap
keselamatan umum.
3/19/2018 pel.hk.kontrak 81
82
2) KEGAGALAN BANGUNAN UUJK 18/1999 psl 25
■ Tanggung jawab kegagalan
Bangunan,terhitung sejak penyerahan
akhir pekerjaan konstruksi dan paling
lama 10 Tahun
■ Pengguna jasa dan Penyedia jasa
wajib bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan
Situ Gintung bobol
Jembatan Kukar runtuh
Ir.T.Reinhart P Simandjuntak Dipl HE,MT Widyaiswara Utama
> UNDANG-UNDANG NO 18 TAHUN 1999
TENTANG JASA KONSTRUKSI
1 . Pasal 43 ( sanksi pidana ) (1). barang siapa yang melakukan perencanaan tidak memenuhi
ketentuan keteknikan mengakibatkan kegagalan pekerjaan /
kegagalan bangunan, dikenai pidana paling lama 5 tahun
penjara ata dikenakan denda paling banyak 10% dari nilai
kontrak.
(2). untuk kegagalan pelaksanaan : dikenakan pidana paling lama
5 tahun penjara atau paling banyak 5% dari nilai kontrak.
(3). untuk kegagalan pengawasan : dikenakan pidana paling lama
5 tahun penjara atau paling banyak 10% dari nilai kontrak.
KEGAGALAN BANGUNAN (Lanjutan)
Penilaian Kegagalan Bangunan
1. Dinilai dan ditetapkan oleh 1 (satu) atau lebih penilai ahli yang profesional dan kompeten dalam bidangnya serta bersifat independen dan mampu memberikan penilaian secara obyektif, harus dibentuk dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya laporan mengenai terjadinya kegagalan bangunan.
2. Penilai ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipilih, dan disepakati bersama oleh penyedia jasa dan pengguna jasa.
3/19/2018 pel.hk.kontrak 84
KEGAGALAN BANGUNAN (Lanjutan)
Pemerintah berwenang untuk mengambil tindakan
tertentu apabila kegagalan bangunan mengakibatkan
kerugian dan atau menimbulkan gangguan pada
keselamatan umum, termasuk memberikan pendapat
dalam penunjukan, proses penilaian dan hasil kerja
penilai ahli yang dibentuk dan disepakati oleh para pihak.
3/19/2018 pel.hk.kontrak 85
(Pasal 7 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,00
(tiga ratus lima puluh juta rupiah)::
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan
perang;
b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan
bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana
dimaksud dalam huruf a;.
c. …….
d. …….
UU NO 31/1999 DAN UU NO 20/2001 TERKAIT DENGAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH.
PEGAWAI NEGERI MENERIMA HADIAH/JANJI BERHUBUNGAN DENGAN
JABATANNYA
(Pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah
atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
PEGAWAI NEGERI MEMERAS DAN TURUT SERTA DALAM
PENGADAAN DIURUSNYA (Pasal 12 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah):
a. a. ...
e. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
f. ...
i. pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang
pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan atau pidana
paling sedikit rp 50 juta dan paling banyak Rp 50 juta pegawai negeri atau
penyelenggaranegara yg menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut
diduga,bahwa hadiah atau janji tsb diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yg
berhubungan dengan jabatannya,atau yg menurut pikiran org yg memberikan hadiah atau
janji tsb ada hubungannya dengan jabatannya.
UU no 20/2001- Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan pidana paling sedikit rp 200 juta dan paling panyak Rp m1
milyard
1. ..
9.pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan
sengaja turut serta dalam pemborongan,pengadaan,atau persewaan,yg pada saat dilakukan
perbuatan,untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
GRATIFIKASI DAN TIDAK LAPOR KPK (Pasal 12 B UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut::
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi;;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling
sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
GRATIFIKASI DAN TIDAK LAPOR KPK (Pasal 12 B UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
(Pasal 12 C UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001)
Rumusan korupsi pada Pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001 adalah
rumusan tindak pidana korupsi baru yang dibuat pada UU No. 20 Tahun
2001. Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk korupsi
menurut Pasal 12 B dan 12 C UU No. 20Tahun 2001, harus memenuhi
unsur-unsur:
1. Pegawai negeri atau penyelenggara negara;
2. Menerima gratifikasi (pemberian dalam arti kata luas);
3. Yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya;
4. Penerimaan gratifikasi tersebut tidak dilaporkan kepada KPK
dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.
Yang dimaksud gratifikasi dalam Surat Edaran ini adalah pemberian dalam arti
luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilltas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
baik yang diterima di dalam negen maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pengendalian GRATIFIKASI bagi Aparatur Sipil
Negara pada Kementerian PU (SE 07/29 Aug 2014)
• .
GRATIFIKASI
Pengertian Gratifikasi – pemberian uang,barang,rabat(discount),komisis,pinjaman
tanpa bunga,tiket perjalanan,fasilitas penginapan,perjalanan wisata,pengobatan
cuma-cuma dan fasilitas lainnya,baik yg diterima di dalam maupun di luar negeri dan
yg dilakukan dengan sarana elektronik ataupun tanapa sarana elektronik.
93
SE Men PU no:07/SE/M/2014 Tentang Pengendalian Gratifikasi Bagi Pegawai
Aparatur Sipil Negara di Kemen PU-Augustus 2014
Gratifikasi wajib dilaporkan dengan mekanisme ;
- Mengisi formulir pelaporan
- Memasukkan form ke Drop Box di kantor Irjen PU,selambattlambatnya 30 har sejak diterima
Gratifikasi yg tidak perlu dilaporkan;
1.Ucapan terimakasih pada resepsi,dengan nilai max rp 1juta,dengan total rp 1 juta oleh pemberi yg sama
2. Bantuan bagi Pegawai ASN termasuk keluraganya yg meninggal dunia atau sakit dengan nilai tak terbatas
3. Hadiah atau undian yg berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedianasan
4.Diperoleh dari usaha atau profesi di luar kedianasan
5.Diperoleh dari hubungan keluarga sedarah atau semenda dalam acara keluarga
6.Diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana alam
7. Diperoleh dari kegiatan/acara resmi kedinansan; rapat,seminar,workshop,konferensi,pelatihan
8. Pemberian sesama Pegawai ASN dalam rangka pisah sambut,pensiun,promosi,ultah max rp 300.000.-
Selesai
Terima Kasih
Top Related