Implikasi keperawatan obat OAT:1 etambutol
Indikasi :mycobacterium tuberculosis aktif / gejala mycobacterial lain
Aksi obat: menghambat pertumbuhan dari bakteri mycobacteria, efek terapeutik: efek tuberculostatik melawan organisme yang rentan
Farmakokinetik: Diserap cepat oleh GIT 80% distribusi melalui aliran darah, 50% di metabolisme oleh hati dan 50% lainnya tidak diubah oleh ginjal, waktu paruhnya: 3,3 jam
Efek lainnya: gelisah, pusing, halusinasi, malaise, hiperurisema, demam
Dosis yang dianjurkan: untuk orang dewasa dan anak- anak lebih dari 13 tahun: 15-25 mg / kg/hari (maksimal 2,5 gr / hari)
atau 50 mg/kg/2x semingguatau 25-30 mg/kg/3x seminggu
Implikasi keperawatan:
Pengkajian:
1. Kaji mycobacterial dan tes sensitivitas seharusnya dilakukan sebelum dan selama terapi untuk mendeteksi adanya kemungkinan resistensi
2. Kaji suara paru dan karakternya dan jumlah sputum selama periode terapi
3. Pengkajian fungsi penglihatan seharusnya dilakukan secara bertahap selama terapi
4. Menganjurkan pasien untuk melaporkan penglihatan yang kabur, kpenyempitan lapang pandang, atau perubahan persepsi warna yang secara tiba-tiba
5. Pertimbangan tes laboratorium: monitor ginjal dan fungsi hati, konsentrasi urin,
Diagnosa keperawatan actual:Resiko infeksi dan gangguan persepsi sensori
Implementasi Keperawatan:
Etambutol diberikan sebagai dosis tunggal sehari-hari dan seharusnya digunakan pada waktu yang sama setiap harinya, cara pemberian dosis: 2-3x/minggu, biasanya digunakan secara bersamaan dengfan obat OAT yang lain untuk mencegah bakteri yang resisten.
2.ISONIAZID
INDIKASI: terapi pertama yang diberikan pada tuberculosis yang aktif dikombinasikan dengan agent obat yang lainnya
Aksi obat: menghambat sintesis dinding sel mycobacterial dan mengganggu metabolismenya.efek terapi: bakteriostatik
Farmakokinetik: diabsorbsi secara baik melalui per oral / intra muscular, distribusinya melalui aliran darah. 50%dimetabolisme oleh hati dan 50% lainnya tidak diubah oleh ginjal, waktu paruhnya; 1-4 jam
Kontra indikasi: individu yang memiliki hypersensitivitas: gejala hati yang akut
Efek samping: psycosis, kejang.gangguan penglihatan, demam dan neuropathy peripheral
Dosis yang dianjurkan:
Orang dewasa: 300 mg/day (5mg/kg) atau 15 mg/kg (sampai 900mg) 2-3 minggu
Implikasi keperawatan:
1. Kaji mycobacterial dan tes sensitivitas seharusnya dilakukan sebelum dan selama terapi untuk mendeteksi adanya kemungkinan resistensi
2. Pertimbangan tes laburatorium: fungsi hati seharusnya dievaluasi dan tiap bulan sepanjang terapiu3. Toksisitas dan dosis yang berlebih: jika isoniazid melebihi dosis, treatmentnya dengan pridoxin (vit B)
Implementasi Keperawatan:
1. Per oral: mungkin di atur dengan makanan atau antasida jika terjadi iritasi GI. Meskipun antasida mengandung aluminium yang seharusnya tidak diberikan sampai satu jam dari aturan.
2. Intra muscular: pengobatan mungkin disebabkan ketidaknyamanan dari lokasi injeksi. Pemijatan dilakukan pada lokasi injeksi.
3.RIFAMPISIN
Indikasi: tuberculosis aktif diberikan dengan agen lain,
Aksi obat: menghambat sentesis RNA , dengan membloking transkripsi RNA ornganisme yang rentanFarmakokinetik: diabsorbsi secara baik melalui per oral, distribusi yang luas melalui CSF, metabolisme tebesar dilakukan oleh hati, 60% dikeluarkan melalui feses , waktu paruh 3 jam
Efek samping:
Bingung, ataksia, kelemahan, sakit kepala, diare, nyeri perut, trombositopenia
Dosis yang dianjurkan:
Per oral: dewasa 600mg/hari untuk 4 hari
Implikasi keperawatan:
Pengkajian:
1. Kaji mycobacterial dan tes sensitivitas seharusnya dilakukan sebelum dan selama terapi untuk mendeteksi adanya kemungkinan resistensi
2. Kaji suara paru dan karakternya dan jumlah sputum selama periode terapi
3. Pertimbangan tes laboratorium: monitor ginjal dan fungsi hati, konsentrasi urin,
4. Monitor fungsi ginjal tiap bulan selama proses terapi, mungkin menungkatkan jumlah BUN
5. Mungkin mengganggu dengan dekametason hasil tes supresi
6. Mungkin mengganggu dengan metode untuk menetapkan serum folat dan level vit.B dan dengan tes urine terjadi perubahan warnaImplementasi keperawatan:1. Jangan bingung antara rifampin dengan rifambutin!
2. PO: aturan pengobatan dengan mengosongkan perut selama 1 jam sebelum dan 2 jam setelah makan dengan minum air segelas atau sekitar 240ml jika GI mengalami iritasi dan menimbulkan suatu masalah muyngkin aturannya berhubungan dengan makanan
3. Pemberian obat dapat juga dicampurkan dengan syrup untuk pasien yang tidak bisa menelan benda padat.
(DAVISS DRUGS GUIDE FOR NURSES ELEVENTH EDITION, 2008)