- 16 -
BAB II
HUMAS DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Humas
Sebelum membicarakan tentang humas di lembaga pendidikan Islam,
maka terlebih dahulu penulis memaparkan pengertian humas secara umum.
Humas adalah suatu fungsi manajemen yang dapat membantu dalam memilih
saluran komunikasi bersama, saling pengertian, pengendalian dan kerjasama
diantara organisasi dengan publiknya, membicarakan isu-isu pengelolaan,
meningkatkan pengetahuan dan tanggap terhadap pendapat umum, serta
mengabdi dengan tanggung jawab terhadap kepentingan umum, bertindak
untuk memberikan arah kebijaksanaan.1
Sementara itu menurut The International Public Relations Association
(IPRA) sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan
November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya.” Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkain kampanye atau program
terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.2
Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang
menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan
konsekuensi dari setiap kegiatanya, memberi masukan dan saran-saran kepada
para pemimpin organisasi, dan mengimplemetasikan program-progam
tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau
kepentingan publik.3
1Hamdan Adnan dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Humas, (Surabaya: Usaha
Nasional, t.th), hlm.21. 2M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 2. 3Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Jakarta Ghalia: Indonesia,, 2002) hlm. 15.
17
Meskipun ada perbedaan dalam penekanan pada unsur-unsur
pokoknya dalam setiap definisi humas tetapi banyak kesamaannya, yaitu
unsur-unsur utamanya menyangkut antara lain:
a. Fungsi manajemen yang melekat menggunakan penelitian perencanaan
yang mengikuti standar-standar etis;
b. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara organisasi dan
publiknya;
c. Analisa dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan
kecenderungan sosial serta mengkomunikasikannya kepada pihak
manajemen atau pimpinan;
d. Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata
cara kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara sosial dalam sebuah
konteks demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak.
e. Pelaksanaan atau menindaklanjuti program aktivitas yang terncana,
mengkomunikasikan dan mengevaluasi.
f. Perencanaan dengan i’tikad yang baik, saling pengertian dan penerimaan
dari pihak publikya (internal dan external ) sebagai hasil akhir dari
aktivitas humas.
Dalam Islam istilah humas belum mendapat terminologi secara
spesifik. Hubungan masyarakat masih merupakan bangunan yang belum
mendapat proposi kajian secara menggembirakan, sehingga definisi humas
dalam Islam secara spesifik belum ditemukan. Namun demikian bukan berarti
Islam tidak menyadari pentingnya humas, Islam menyadari bahwa usaha
untuk mencapai kebahagiaan (al Sa’adah) tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi
harus bersama dengan yang lain atas dasar saling menolong (al Ta’awun) dan
saling melengkapi. Kondisi demikian menurut masykawih akan tercipta
apabila sesama manusia saling mencintai (al Tarahum). Setiap pribadi merasa
bahwa kesempurnaan dirinya akan terwujud karena kesempurnaan yang lain.
18
Orang islam adalah seperti sebuah bangunan yang saling
melengkapai.4 Atas dasar itu maka setiap individu menjadi salah satu bagian
dari yang lainya. Manusia menjadi kuat karena kesempurnaan anggota-
anggota badanya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kondisi yang
baik dari luar dirinya. Sebaik-baik manusia adalah orang yang berbuat baik
kepada keluarga dan orang-orang yang masih ada kaitan dengannya, mulai
dari saudara, anak yatim atau orang lain yang ada hubunganya.
Dalam konsep Islam lebih dikenal dengan ta’aruf (saling mengenal),
tafahum (saling memahami), tarahum (saling mengasihi), ta’awun (saling
kerjasama), dan tanafi’un (saling memberi manfaat)
Al Qur’an adalah kitab suci yang berisi petunjuk dari Allah bagi umat
manusia, karena itu subjek utamanya adalah pengkajian terhadap manusia
beserta bentuk-bentuk kehidupan sosialnya. Agar petunjuk ini menjadi sukses,
maka suatu hal yang sangat penting ialah bahwa petunjuk itu harus
mengandung pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah-masalah sosial
manusia, wataknya dan sisi tradisi sosial, moral dan agama, nilai-nilai dan
cara hidup mereka. Pendek kata, seluruh sikap hidup dan lapangan kegiatan
terdapat petunjuknya dalam kitab suci Allah Qur’an yang telah mengajarkan
dan menganalisa prinsip-prinsip fundamental yang mengatur, mempengaruhi
dan membentuk manusia menjadi makhluk yang sempurna dan mulia diantara
makhluk-makhluk lainya. Demikian juga ide, nilai, institusi bahkan konse-
konsep moral dan spiritual manusia diuraikan dalam Al Quran.
Dengan demikian, disamping sebagai petunjuk, Al Qur’an juga
memberi pelajaran ilmu pengetahuan sosiologi, yaitu berisi pelajaran dan
bimbingan mengenai hubungan mansia dengan Tuhan Yang Maha Pencipta
(hablum minallah) dan manusia dengan manusia (hablum minannas)
bagaimana tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan), tenggang rasa dan kebersamaan. Semua
4Jami’us Shohih, (Beirut: Darul Kutub, t.th), Juz IV, hlm.287.
19
itu dimaksudkan untuk keselamatan, perdamaian dan kebahagiaan umat
manusia.5 Firman Allah QS. An Nisa’: 36;
جار ذي القربى واعبدوا الله وال تشرآوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساآين وال
والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله ال يحب من آان مختاال فخورا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hambasahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. ( QS. An Nisa’: 36)
Ayat diatas menunjukan bahwa hubungan antara manusia yang satu
dengan yang lainnya adalah merupakan sunnatullah. Dan manusia berhak
bekerjasama dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan hidup yang
dicita-citakan dengan selelu mengharap ridho Allah. Menjalin hubungan yang
baik kepada Sang Maha Pencipta menempati urutan yang pertama dan utama,
baru kemudian orang terdekat lalu orang yang jauh dan alam semesta. Jika
manusia tidak mau menjalin hubungan baik dengan Yang Maha Pencipta dan
ciptaanNya maka yang terjadi adalah kehinaan dan kesengsaraan. Sesuai
dengan firman Allah QS. Ali Imran: 112;
وضربت الله من بغضب وبآؤوا الناس من وحبل الله من بحبل إال ثقفوا ما أين الذلة عليهم ضربت
وآانوا عصوا بما ذلك حق بغير األنبياء ويقتلون الله بآيات يكفرون آانوا بأنهم ذلك المسكنة عليهم
}112 {يعتدون
Ditimpakan atas manusia kehinaan (kesengsaraan) dimana saja mereka berada, kecuali bila mereka selalu mengadakan hubungan dengan Allah dan manusia
Oleh karena itu harus dibudayakan sikap tolong-menolong, saling
membantu, saling menghormati, toleransi dan sikap-sikap yang baik lainya,
5Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 88.
20
sehingga menumbuhkan rasa persaudaraan, kerukunan dan kekompakan. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dan tolong-menolonglah dalam hal kebaikan
dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan.
Kemudian dalam rangka kerjasama dengan orang banyak dalam suatu
lembaga atau instansi tertentu, agar membuahkan hasil yang memuaskan
perlui diorganisir. Begitu juga dalam lembaga pendidikan Islam bahwa
pengorganisasian hubungan masyarakat sangat penting dalam rangka
mengembangkan lembaga pendidikan.
Dalam rangka menjalin kerjasama yang baik harus selalu dijaga
kekompakan dan tidak boleh bercerai-berai. Firman Allah QS. Ali Imran: 103-
105
قلوبكم بين فألف أعداء آنتم إذ عليكم الله نعمت واذآروا تفرقوا الو جميعا الله بحبل واعتصموا لعلكم آياته لكم الله يبين آذلك منها فأنقذآم النار من حفرة شفا على وآنتم إخوانا بنعمته فأصبحتم هم وأولـئك المنكر عن وينهون بالمعروف ويأمرون الخير إلى يدعون أمة منكم ولتكن}103 {تهتدون
عظيم عذاب لهم وأولـئك البينات ءهمجا ما بعد من واختلفوا تفرقوا آالذين تكونوا وال} 10 {المفلحون}105{
Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” Dan hendaklah ada di antar kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah yang beruntung.”
Untuk menuju pada kebersamaan dalam kesatuan kemanusiaan dan
juga pehaman terhadap keberbedaan agar tidak terjadi dinamika, maka
diperlukanlah hubungan antara individu atau kelompok masyarakat melalui
perkenalan (ta’aruf), dengan ini diharapkan muncul pemahaman (tafahum).
Adapun pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu
proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan
21
menambah pengertian warga masyarakat tentang proses, kebutuhan
pendidikan, mendorong minat warga yang inteligent dan kerja sama untuk
meningkatkan mutu sekolah.6
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang
dimaksud hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekolompok orang dari pihak lembaga sekolah meliputi pembicaraan
hubungan masayarakat yang luas yang pesanya berupa masalah-masalah
pendidikan yang di dalamnya melalui proses komunikasi.7 Komunikasi terjadi
secara timbal balik dua arah dari kedua belah pihak agar terjadi saling
pengertian dan hubungan yang harmonis baik antara warga lembaga sekolah
sendiri maupun lembaga sekolah dengan masyarakat umum yaitu wali murid,
lembaga pendidikan lain dan instansi lain baik swasta maupun pemerintah
untuk meningkatkan mutu sekolah.
B. Fungsi Humas di Lembaga Pendidikan Islam
Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat tidak jauh beda dengan
fungsi hubungan masyarakat secara umum. Yaitu menunjang kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, bagaiamana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
terjadinya rintangan psikologis, baik yang di timbulkan dari pihak organisasi
maupun dari pihak publiknya. 8 Yang juga merupakan fungsi pokok adalah
mengembangkan pemahaman tentang maksud dan sasaran dari sekolah,
menilai program sekolah dalam kata-kata kbutuhan yang terpenuhi,
mengembangkan kesadaran pendidikan di asyarakat, mempersatukan lemen-
elemen yang terlubat dalam lembaga pendidikan, membangun dan memelihara
kepercayaan terhadap sekolah, memberi tahu masyarakat tentang pekerjaan
6Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi, Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), cet.1 hlm.233 7Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),
hlm.99 8Rosady Ruslan, Kiat dan strategi kampanye public relation, (Jakarta: RajaGrafindo,
1991), cet.1. hlm.9
22
sekolah, dan yang paling penting adalah dukungan bagi peningkatan dan
pemeliharaan program sekolah.9
Dikaitkan dengan fungsi Humas dan Manajemen Humas maka dalam
operasionalnya sebagai berikut: (a) fungsi humas adalah melaksanakan
research, planing, coordinating, administration, production, community
participation dan advisory, (b) aktivitas Humas adalah pencarian fakta atau
permasalahan (fact finding), perencanaan (planing), komunikasi
(communication), evaluasi (evaluating).10
Berdasarkan uraian diatas maka hubungan masyarakat di lingkungan
orgnisasi kerja atau pemerintah termasuk juga di bidang pendidikan yang juga
diartikan sebagai “rangkaian kegiatan organisasi instansi untuk menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar
organisasi tersebut, agar mendapat dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan kerja secara sukarela.
Fungsi humas yang lain adalah;
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.
2. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap
sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah.
3. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepeada
sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.
4. Menimbulkan rasa tanggungjawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
9Oteng Sutisno, AdministrasiPedidikan, (Bandung: Angkasa, 1986), hlm.145. 10Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2003), Cet.5, hlm.33-35.
23
5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha memecahkan
persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat.11
6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat
7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.12
Humas mempunyai fungsi timbal balik keluar dan ke dalam. Keluar
artinya harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image)
masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi
atau lembaganya, ke dalam artinya ia berusaha mengenali, mengidentifikasi
hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif dalam
masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan dilakukan. Hal ini berarti
ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi dalam lembaganya, termasuk
ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia yang berperan membina
hubungan baik antar lembaga dan organisasinya dengan masyarakat dan
dengan media massa. Fungsi pokoknya adalah mengatur informasi internal
dan eksternal dengan memberikan penjelasan seluas mungkin kepada publik
mengenai kebijakan, program serta tindakan-tindakan lembaga atau
organisasi, agar dapat diketahui dan dipahami sehingga memperoleh public
support dan public acceptance. Memang secara ideal humas itu dapat
bertindak sebagai juru bicara organisasinya, di samping juga sebagai
koordinator dari semua informasi dengan masyarakat. Untuk bisa
melaksanakan tugasnya secara sempurna, adalah wajar apabila humas
ditempatkan dalam kedudukan sebagai bagian dari mekanisme pengambilan
keputusan, dan karena itu juga harus dekat dengan pejabat pengambil
keputusan.
11TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, (Semarang:
IKIP Semarang Press, 1991), cet.3. hlm. 212 12E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Rosda Karya, 2004), cet.4.
hlm.50.
24
Jadi pada dasarnya dari pengertian fungsi pokok humas yang
disebutkan di atas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya
sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah
tersebut, yang pada ahirnya menambah “income” bagi sekolah yang
bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Diluar itu humas mampu merubah citra masyarakat awam terhadap segala
permasalahan dan kebijakan yang berhubungan dengan lembaga juga
menghindarkan prasangka-prasngka yang tidak baik.13
C. Tujuan Humas di Lembaga Pendidikan Islam
Menurut Frida Kusumastuti bahwa tujuan humas adalah terpelihara
dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk
saling percaya (aspek afeksi), memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek
psikomotoris).14
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk:
(a) Memelihara kelangsungan hidup sekolah,
(b) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan,
(c) Memperlancar belajar-mengajar
(d) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah
Sedangkan ditinjau dari kebutuhan dari masyarakat itu sendiri, tujaun
hubungan dengan sekolah adalah untuk:
(a) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam
bidang mental spiritual;
(b) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi;
(c) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat;
13Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 94. 14Frida Kusumastuti, Op.cit.,hlm 20-22
25
(d) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat
kemampuanya.15
Dengan adanya hubungan masyarakat diharapkan terjadi saling
pengertian, akibatnya memunculkan sikap kerjasama yang baik antara
masyarakat dengan pihak sekolah untuk menaggulangi masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.
Sehingga secara lebih kongkret lagi, tujuan diselenggarakannya
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (a) mencegah kesalahpahaman
(to prevent misunderstanding); (b) Mendapatkan hubungan dan bantuan moral
maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah (to secure
financial support); (c) menjalin kejasama dalam pembuatan-pembuatan
kebijaksanaan-kebijaksanaan baru (to secure copparation in policy making).16
Untuk meningkatkan humas, sebuah organisasi harus melalui
pemahaman tentang sifat kemanusiaan, kebutuhan-kebutuhan sosial, dan
psikologis individu, dan disamping itu yang menjadi dasar adalah orang akan
bekerja lebih baik apabila mereka dianggap dan diperlakukan sebagai
manusia. Sebab inti dari pendidikan adalah adanya sebuah interaksi yang
infinitif signifikan dalam memberi kesan dari lembaga pendidikan kepada
masyarakat.17
Jika sekolah-sekolah ingin mempertinggi kapasitas organisasinya
untuk meningkatkan belajar siswa, mereka hendaknya bekerja atas bangunan
suatu masyarakat yang professional, yang bercirikan; adanya kesamaan tujuan,
kegiatan kolaboratif, dan tanggung jawab kolektif diantara staf.18
15Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 189-190. 16M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet.2. hlm.75. 17 Iwa Sukiwa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Transito, 1986),
hlm 89. 18 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), hlm. 198.
26
D. Macam-Macam Hubungan Masyarakat
1. Humas Internal, adalah unsur-unsur yang ada di dalam sekolah,
dianataranya;
a. Humas antara kepala sekolah dengan guru,
b. Humas antara kepala sekolah dengan murid,
c. Humas antara kepala sekolah dengan TU,
d. Humas antara guru dengan murid,
e. Humas antara guru dengan TU,
f. Humas antara murid dengan TU.
2. Humas Eksternal, adalah unsur-unsur yang ada diluar sekolah
a. Departemen pendidikan dan kebudayaan,
b. Masyarakat umum,
c. Organisasi kemasyarakatan19 Adapun jenis-jenis kelompok organisasi
masyarakat dianataranya; Civics (kewarganegaraan) misalnya Dharma
Wanita, LKMD, RW, RT; kelompok budaya (Cultural) misalnya
kelompok seni; kelompok ekonomi misalnya himpunan pedagang,
himpunan petani; kelompok tokoh agama (religius) dan tokoh
masyarakat misalnya Jam’iyah pengajian, kelompok kepemudaan
(youth) misalnya karang taruna, kesenian pemuda; kelompok ahli
(professional) misalnya pegawai, dokter, farmasi.20
Dengan mengetahui macam-macam masyarakat yang ada disekeliling
kita, maka yang perlu diketahui lebih lanjut adalah karakteristik sebagian
masyarakat, jumlah penduduk, umur dan sebagainya; ekonomi sebagian besar
masyarakat; organisasi-organisasi sosial masyarakat; saluran komunikasi;
kegitan-kegiatan masyarakat terutama yang pendidikan; ketegangan atau
konflik yang ada dalam masyarakat.21 Dan berikut ini adalah beberapa harapan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Mereka mengharap sekolah
19Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 98. 20Abu Ahmadi dan. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm.
33-334. 21Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, (Semarang:
IKIP Semarang Press, 1991), hlm. 217.
27
berinisiatif memperbaiki proses belajar mengajar, memastikan kurikulum
cocok dengan kebutuhan, guru harus memotivasi siswa, mengkoordinasikan
pelajarn setiap kali akan mengjar, guru dan para siswa terlibat dalam masalah-
masalah masyarakat, dan harapan khusus adalah prestasi akademik anak-anak
mereka menjadi baik.22
E. Prinsip-Prinsip Humas di Lembaga Pendidikan Islam
Pengertian prinsip adalah hubungan fungsional antar konsep, dengan
demikian mempelajari prinsip berarti mempelajari konsep. Konsep yang
dimaksud adalah gambaran kesimpulan yang ada pada pikiran seseorang
tentang objek nyata atau abstrak (teoritis).23
Untuk mencapai tujuan humas maka Elsbree memberikan beberapa
prinsip sebagai pedoman dalam melaksanakan program hubungan masyarakat.
Delapan prinsip yang diajukan oleh Elsbree sebagai berikut:
1. Ketahuilah apa yang anda yakini
Ini merupakan tugas Kepala Sekolah untuk mengembangkan filsafat
pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di sekolahnya, agar
guru-guru dan staf tata usaha sadar dengan apa yang mereka kerjakan
dalam sekolah. Sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran itu. Mereka akan tanggung jawab dalam
melakukan tugas dan profesinya.
2. Laksanakan program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan
masyarakat.
Untuk mencapai kerjasama dengan masyarakat, dan memperoleh
bantuan dari masyarakat maka harus membuat program belajar sebaik
mungkin. Sekolah yang dapat menciptakan suasana bahagia dan situasi
belajar yang menggairahkan siswa, tidak akan mengalami kesulitan dalam
memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat.
22Made Pidarta, Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasa, (Jakarta: Grasindo, 1995),hlm. 138-139.
23Pawit M.Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 73.
28
3. Ketahuilah masyarakat anda
Sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di
daerah itu, baik sifat, latar belakang ekonomi dan problem-problemnya,
maupun sumber-sumber belajar yang ada dalam masyarakat itu. Hal ini
merupakan kunci penting bagi hubungan anatara sekolah dengan
masyarakat.
4. Adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah tersebut
Survey ini perlu untuk menghimpun informasi tentang masyarakat
dan kondisi-kondisinya, pengenalan masyarakat melalui survey ini
merupakan bahan dalam penyusunan program belajar siswa agar ia lebih
berfungsi bagi mereka dan dapat mendatangkan kesejahteraan bagi
masyarakat. Hasil-hasil Survey ini membantu siswa dalam mewujudkan
keinginan mereka tentang orang yang ada disana, kejadian-kejadiannya,
tempatnya, masa depan masyarakat, serta membangkitkan minat siswa.
Dengan demikian akan terbuka pintu kerjasama antara sekolah dengan
orang tua atau masyarakat.
5. Bahan-bahan dokumen
Selidiki dan pelajarilah keadaan masyarakat itu melalui dokumen-
dokumen dari sumber-sunber yang ada, seperti kantor sensus, lembaga-
lembaga ilmiah, perdagangan masyarakat dan sebagainya dalam rangka
untuk mendalami pengetahuan tentang masyarakat. Dengan mengenal
masyarakat secara mendalam tentang masyarakat, maka sekolah dapat
menyusun program hubungan masyarakat yang baik dan harmonis.
6. Keanggotaan dalam organisasi masyarakat
Alangkah baiknya bila sekolah tidak hanya mengetahui dari luar,
tetapi juga dari dalam dengan jalan menjadi anggota dari organisasi-
organisasi yang ada di dalam masyarakat; misalnya organisasi keagamaan,
kepemudaan, kebudayaan dan sebagainya. Tujuan masuk organisasi
tersebut bukan untuk menjerumuskan sekolah tetapi sebagai sarana supaya
29
masyarakat mengerti kebijakan (policy) sekolah, program-program sekolah
dan selanjutnya dapat membantu dengan penuh kekompakan dan keihlasan
7. Adakan kunjungan ke rumah
Adakanlah hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan
jalan berkunjung ke perumahan masyarakat (wali murid) dan tokoh-tokoh
masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang diperoleh dari kunjungan ke
rumah-rumah tersebut, baik untuk tujuan proses perkembangan pendidikan
siswa maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah
tersebut.
8. Layanilah masyarakat dengan baik.
Sebenarnya sekolah itu merupakan lembaga untuk melayani
masyarakat. Jelasnya sekolah itu melayani anak-anak dari masyarakat
melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi lebih jauh lagi sekolah akan
menjadi lebih baik bila ia dijadikan pusat kegiatan masyarakat, tempat
pertemuan dan sebagainya. Pelayanan sekolah juga bisa melalui kampanye
palang merah, baksos, kebersihan lingkungan dan sebagainya.24
Adapun menurut Ameteambun dalam bukunya M. Daryanto
merumuskan program humas yaitu:
a. Perencanaan hubungan sekolah dengan masyarakat haruslah integral
dengan program pendidikan yang bersangkutan;
b. Setiap pejabat atau petugas sekolah terutama para guru haruslah
menganggap dirinya adalah petugas hubungan masyarakat;
c. Program hubungan masyarakat hendaklah didasarkan atas kerja sama
bukanlah sepihak (one way) tetapi adanya timbal balik (two way)
dalam prosesnya.25
Dalam mengatur hubungan masyarakat, Islam mengajarkan
beberapa prinsip pokok, yaitu:
24Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi
Pendidikan, (Malang: IKIP Malang Press, 1989), hlm. 229-230 25M. Daryanto, op.cit., hlm. 76
30
a. Persamaan (al musawah)
Prinsip persamaan ini telah diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW lebih dari seribu tahun sebelum meletusnya revolusi Perancis
yang mengumandangkan semboyan persamaan (egalite). Menurut
ajaran Islam manusia itu pada hakikatnya sama karena sama-sama
keturunan Nabi Adam dan Hawa, yang ditakdirkan oleh Allah SAW
menghuni bumi dengan misi sebagi khalifah.
b. Persaudaraan (ukhuwah)
Semua muslim itu saudara; prinsip ini dengan sendirinya
mengatasi adanya perbedaan bangsa, ras, suku bangsa dan status
sosial. Prinsip persaudaraan ini di dalam hubungan anatar sesama
muslim itu disebut saudara seagama. Sekalipun para muslim itu
berbeda status sosialnya masing-masing, baik yang kaya, miskin,
penguasa, maupun rakyat biasa harus dianggap saudara. Seperti dasar
di bawah;
}10 {ترحمون لعلكم الله واتقوا أخويكم بين فأصلحوا إخوة المؤمنون إنما
Orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT supaya kamu mendapat rahmat-Nya. (QS Al Hujurat: 10)
Jadi, sekalipun berbeda status sosial masing-masing manusia,
prinsip persaudaraan harus dipegang teguh dalam perilaku sehari-
sehari dalam memberikan penilaian kepada manusia.
c. Cinta Kasih
Cinta kasih yang disebut juga dengan istilah muwadolah atau
marhamah, yaitu saling mencintai atau menyayangi sesama manusia,
manusia yang diciptakan oleh Allah sebagi mahluk yang paling mulia
dan yang paling sempurna dari pada mahlukNya yang lain. oleh karena
31
itu, sepantasnya jika manusia itu saling cinta-mencintai dan saling
memuliakan antar sesama.
الله من بغضب وبآؤوا الناس من وحبل الله من بحبل إال ثقفوا ما أين الذلة عليهم ضربت بما ذلك حق بغير األنبياء ويقتلون الله بآيات فرونيك آانوا بأنهم ذلك المسكنة عليهم وضربت يعتدون وآانوا عصوا
Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada kecuali jika mereka berpegang teguh pada agama Allah dan berpegang pada cinta kasih sesama manusia. (QS Ali Imran: 112)
Oleh karena itu, setiap pemimpin dan setiap manajer, baik di
lembaga pemerintahan maupun di sekolah semua wajib menerapkan
kasih sayang terhadap semua staf dan karyawan yang ada di dalam
instansi tersebut.26
d. Tolong-menolong
Manusia adalah mahluk yang termulia pada sisi Allah,
kekuatan manusia selalu terletak pada akal dan ilmunya. Sekalipun
pintar dan ilmunya luas, seorang manusia tidak akan bisa berbuat
banyak tanpa ada persatuan antar sesama. Sebab manusia adalah
mahluk individu juga mahluk sosial, maka logis kalau wajib tolong
menolong.
الله وآان منها آفل له يكن سيئة شفاعة يشفع ومن منها نصيب له يكن حسنة شفاعة يشفع من
}85 {مقيتا شيء آل على Barang siapa yang memberikan pertolongan yang baik niscaya ia akan memperoleh pahala, dan barang siapa yang memberikan pertolongan yang buruk atau jahat ia akan memikul dosa dari padanya. (An Nisa ayat 85)
Jadi, pada semua aspek kehidupan prinsip ta’awun ini
diterapkan. Demikian juga dalam manajemen, dengan diterapkanya
prinsip ini dalam pelaksanaan manajemen berarti berpijak atas dasar
moral yaitu saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi.
26Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Islam, (Jakarta: Bhratara, 1996), hlm. 185-189.
32
e. Toleransi
Islam agama fitrah karena itu agama Islam harus luwes
(fleksible) dalam menanggapi perubahan sosial, pergeseran nilai-nilai
di dalam masyarakat. Selama nilai-nilai itu baik dan berfaedah dan
wajar.
فاعف حولك من النفضوا القلب غليظ فظا آنت ولو لهم لنت الله من رحمة فبما
المتوآلين يحب الله إن الله على فتوآل عزمت فإذا األمر في وشاورهم لهم واستغفر همعن
Maka dengan rahmat Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar tentu mereka menjauhkan diri dari sisi engkau. Oleh sebab itu maafkanlah mereka, minta ampunkanlah mereka kepada Allah, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS: Ali Imran: 159)
Ayat diatas mengajarkan kita untuk selalu bertoleransi
(tasamuh) tenggang rasa, tidak mau menang sendiri, sanggup
menerima pendapat orang lain jika pendapat orang lain itu benar dan
logis. Jadi, bagaimanapun sebagai pelaku humas dalam lembaga
pendidikan hendaknya toleran dengan batasan-batasan tertentu.27
Dalam surat An Nahl ayat 125 disebutkan:
بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي بالتي وجادلهم الحسنة والموعظة بالحكمة ربك سبيل إلى ادع بالمهتدين أعلم وهو سبيله عن ضل
Ajaklah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan), nasihat atau pelajaran yang baik, dan berdebatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhny© Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang orang yang sesat dijalanNya dan Dia mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl:125)
f. Bijaksana (al hikmah)
Kata al hikmah memang memiliki makna luas, tetapi yang
lebih sesuai adalah “meletakan sesuatu pada tempatnya,” kadang-
kadang ada ungkapan “hadapi dan selesaikan dengan hikmah” oleh
27Ibid hlm. 190-194
33
karena itu hikmah adalah sebuah sikap atau perkataan yang sesuai
dengan kebenaran atau meletakan kebenaran pada proporsinya atau
kebenaran itu sendiri.
Bilhikmah ini adalah meliputi seluruh manusia, menurut
perkembangan akal, fikiran, dan budidaya. Dapat diterima oleh orang
yang berfikir sederhana, dapat pula mencapai kepada yang lebih tinggi
dan lebih cerdas. Sebab yang dipanggil di samping fikiran adalah
perasaan dan kemauan. Menyampaikan sesuatu dengan hikmat adalah
cara melakukan amar ma’ruf. Dan melakukan bil mau’izhatin
hasanatin ialah cara melakukan nahi munkar,28Bilhikmah itu harus
sesuai dengan ilmu al Quran, bagaimana kita menghadapi audien yang
menjadi sasaran, dan apa materinya. Semua harus jelas.29 Pada
prinsipnya ilmu, keadilan, ketabahan dapat membantu meletakan atau
menempatkan segala sesuatu pada proporsinya yang tepat.
g. Nasihat yang baik (al mau’izhah al hasanah)
Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa penulis modern.
Nasihat yang baik adalah sesuatu yang dapat masuk kedalam kalbu
dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh
kelembutan, tidak berupa larangan terhadap suatu yang tidak harus
dilarang, tidak menjelek-jelekan atau membongkar kesalahan, sebab
kelemah lembutan dalam menasihati sering kali dapat meluluhkan hati
yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar. Bahkan mengutamakan
kebaikan ketimbang larangan dan ancaman.
Lebih dari itu, sesungguhnya kelemahlembutan, pelan-pelan
dan sikap penuh kasih sayang dalam berkomunikasi dapat membuat
seseorang merasa dihargai kemanusiaanya dan membangkitkan
28Hamka, Prinsip dan kebijakan Da’wah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), hlm.
245. 29Abi Muhammad Husein Bin Mas’ud al Fara’ al Baghwe, Ma’alimut tanzil, Jilid III,
(Beurut Lebanon: Al Fikr, 1985), hlm.458
34
perasaan seperti itu pula dalam dirinya. Ia akan sangat tersentuh,
karena rasa cinta dan sayang yang diperlihatkan olehnya.
h. Berdebat dengan cara yang lebih baik (mujadalah)
Jika kedua cara berdebat dengan cara yang lebih baik dan
nasihat yang baik dirasa kurang tepat dan harus mengeluarkan
argumentasi yang kuat, maka diperbolehkan berdebat dengan benar
dan baik. Karena tidak semua orang mempunyai pemikiran yang sama
atau keyakinan yang sama, hal demikian adalah suatu yang wajar dan
biasa. Oleh karena itu menyampaikan ide tertentu diperlukan alasan
yang rasional, sehingga Al Quran memperbolehkan berdebat dengan
cara yang baik dan benar. Dengan demikian akan terbentuk pribadi
yang lebih dewasa dan berpandangan luas, tidak emosional, terhindar
dari kesalahpahaman, sehingga terwujud watak yang toleran dan
memperhatikan kondisi orang lain, serta memperhatikan keadaan
psikologis dan intelektual.30
i. Keadilan
Pada prinsip ini menghendaki bahwa seorang pimpinan harus
melayani orang-orang yang dipimpinnya berdasarkan atas keadilan
dan persamaan, dimana tidak membeda-bedakan pelayanan antara
mereka. Semua peluang terbuka siapa saja boleh mendapat pelayanan
baik itu menyangkut hak dan kewajiban tanpa pandang bulu.
يعظكم والبغي والمنكر الفحشاء عن وينهى القربى ذي وإيتاء نواإلحسا بالعدل يأمر الله إن
تذآرون لعلكم
.... Allah memerintahkan keadilan dan ihsan…. (Q.S 16:90)
j. Musyawarah
Prinsip apapun dalam administrasi pasti memerlukan
musyawarah, karena dengan musyawarah akan timbul beberapa
30Hamka, Op.Cit., hlm. 247-248
35
konsep dan latar belakang yang berbeda sehingga dalam mengambil
keputusan akan ada beberapa pertimbangan yang berbeda.31
متوآلينال يحب الله إن الله على فتوآل عزمت فإذا األمر في وشاورهم .
……..mereka bermusyawarah dalam urusan. Jika engkau telah berazam maka bertawakalah kepada Allah. (QS Ali Imron: 59)
Selain beberapa prinsip diatas ada yang berpendapat bahwa
prinsip-prinsi hubungan masayarakat sebagai berikut;
1) Objektif dan resmi; semua informasi yang disampaikan kepada
masyarakat harus merupakan suara resmi dari instansi yang
bersangkutan. Oleh karena itu informasi yang dikeluarkan tidak
boleh bertentangan dengan kebijakan yang dijalankan oleh
pimpinan. Ketelitian dan kontrol dari pimpinan dalam memegang
peranan sangat penting guna menghindari informasi yang tidak
tepat.
2) Orientasi tertib dan berdisiplin; humas hanya berfungsi bilamana
lembaga berjalan secara lancara dan efektif serta memiliki
hubungan kerja kedalam dan keluar.
3) Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk
berpartisipasi.
4) Kontinyuitas informasi; humas harus selalu memberikan informasi
secara kontinyu sesuai kebutuhan. Untuk itu informasi lesan dan
tertulis dapat dilakukan secara berkala agar informasi yang
diterima lengkap dan menyeluruh.
5) Memperhatikan opini masyarakat; respon yang timbul dikalangan
masyarakat sebagi feedback dari informasi yang disampaikan harus
mendapat perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat
31Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000),
hlm.254.
36
berbentuk saran, pendapat, kritik, keluhan, pernyataan dan
sebagainya.32
F. Strategi Humas di Lembaga Pendidikan Islam
1. Pengertian strategi humas di Lembaga Pendidikan Islam
Strategi dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti ilmu siasat
perang, akal (tipu muslihat) untuk mencapai tujuan.33 Strategi bisa
diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target meskipun
tidak ada jaminan akan keberhasilanya. Strategi banyak dikaitkan dengan
istilah taktik, teknik, dan metode, ketiga istilah ini sebenarnya hanya
masih dalam lingkungan strategi, hanya mempunyai garapan yang lebih
praktis, sempit dan rinci. Misalnya komunikasi dibagi menjadi oral dan
visual, maka komunikasi oral menjadi permasalahan teknik dan taktik.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai suatu
tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana
taktik operasionalnya.34
Strategi adalah ide untuk mendapatkan sebuah tujuan atau
perencanaan secara umum dalam pendekatan sebuah masalah.Strategies
are ideas for accomplishing a goals or general plans for approaching
problems.35
Menurut Ahmad S. Adnan Putra dalam Rosady Ruslan, batasan
pengertian tentang strategi humas (public relation) adalah alternatif
optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam
32Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung), hlm 75. 33Trisno Yuwono dan Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Arloka, 1994), hlm.395. 34.Pawit M.Yusup, Op.cit .hlm.74. 35Anita E. Woolfalk, Educational Psychology, (United State of America: A Simon and
Schuster Company, 1995) hlm.271.
37
kerangka suatu rencana humas.36 Atau rencana dengan skala besar dan
berorientasi ke masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan
persaingan guna mencapai sasaran.37
Dan berikut ini landasan umum dalam proses penyusunan strategi
humas;
a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul;
b. Identifikasi unit-unit sasaranya;
c. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak sebagai
sasaranya;
d. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan unit pada sasaran;
e. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas;
f. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap seluruh perubahan
kebijakan atau peraturan yang ada;
g. Langkah terahir adalah menerapkan langkah-langkah program yang
telah direncanakan, mengkomunikasikan dan penilaian hasil kerja.38
Setelah mengetahui beberapa landasan umum maka dalam strategi
juga dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan
lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuandan sasaran dari suatu pola yang
menjadi ketetapan sebuah instansi
a. Secara makro di pengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy),
budaya (culture) yang dianut.
b. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan
sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program
yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.39
Secara tidak langsung strategi humas di lembaga pendidikan
mempunyai kemampuan untuk memahamkan baik secara persepsi, opini
36Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), Hlm.110 37Agus Maulana, Manajemen Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), jilid I, hlm.20 38ibid., hlm 39Ibid., hlm.116-117
38
dan sikap tindak dari kedua belah pihak yakni lembaga pendidikan dan
para guru, siswa dan karyawan untuk mengadakan perundingan secara
persuasif, akomodatif dan normatif dengan menghidarkan hal-hal yang
bersifat kotrofersial dan emosional.
2. Strategi operasional humas di lembaga pendidikan Islam.
a. Strategi operasional
Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan
pendekatan kemasyarakatan (social approach), melalui mekanisme
sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, yang jelas
pihak humas harus mutlak bersikap atau berkemampuan untuk
mendengar (listening), dan bukan hanya sekedar mendengar (hearing)
mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik menngenai
etika moral maupun nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat.
b. Pendekatan persuasive dan edukatif
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal
balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada
masyarakat, baik bersifat mendidik dan memberikan penerangan
maupun dengan melakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling
pengertian, menghargai pemahaman, toleransi dan sebagainya.
c. Pendekatan tanggung jawab humas
Menumbuhkan sikap dan tujuan sasaran yang hendak dicapai
tersebut bukan memperoleh keuntungan sepihak dari pihak publik
sasaranya (masyarakat), tetapi memperoleh keuntungan bersama.
d. Pendekatan kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara lembaga
dengan berbagai kalangan untuk meningkatkan kerjasama. Humas
bertugas memasyarakatkan misi instansi atau lembaga yang
diwakilinya agar dapat diterima dan akhirnya mendapat dukungan
masyarakat (objek). Dalam menyelenggarakan hubungan baik dengan
39
masyarakatnya demi memperoleh opini masyarakat dan perubahan
sikap yang positif bagi kedua belah pihak.
e. Pendekatan Koordinatif dan Integratif
Untuk memperluas peranan humas di masyarakat, maka fungsi
humas dalam arti sempit adalah hanya mewakili lembaga atau
organisasinya, tetapi peranan lebih luas adalah berpartisipasi dalam
menunjang hubungan yang sesuai dengan cita-cita ideal sebuah
instansi.
Berkaitan dengan penjelasan langkah pokok-pokok dari
berbagai aspek pendekatan diatas maka dapat ditarik seuatu pengertian
yang mencakup peranan humas di berbagai kegiatan lapangan, yaitu;
a. Menginformasikan (to inform)
b. Menerangkan (to explain)
c. Menyarankan (to suggest)
d. Membujuk (to persuade)
e. Mengundang (to invite)
f. Meyakinkan (to convice)40
Strategi yang lain menyebutkan;
a. 0menyampaikan fakta dan opini, baik yang bredar di dalam
maupun di luar lembaga pendidikan, bahan-bahan tersebut
diperoleh dari peneleitian, penelusuran serta melakukan wawancara
dari pihak terkait yang dianggap penting dan berkepentingan.
b. Melakukan analisis SWOT(strength/kekuatan,
Weaknesses/kelemahan, opportunities/peluang, dan
treats/ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal-hal yang
berada di luar jangkauanya, paling tidak melakukan analina yang
berbobot dengan analisis SWOT yang dimilikinya. Misalnya
40Ibid., hlm.119-121
40
menyangkut masa depan, citra dan potensi yang dimiliki lembaga
pendidikan.41
c. Interpretasi pendidikan
Seperti halnya publisitas, interpretasi pendidikan lebih di tekankan
bahwa informasi yang telah diberikan kepada masyarakat dapat di
tafsirkan menurut pengetahuan dan pendapat yang ada padanya.
Hal ini cenderung untuk memperkuat sikap dan pendapat yang
telah ada di masyarakat.42
G. Bentuk-Bentuk Humas di Lembaga Pendidikan Islam.
Ada hubungan saling memberi dan menerima antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi
apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan putra-
putri mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa yang mampu membina sendiri
putra-putri mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara total,
integratif, dan optimal seperti yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Itulah
sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga
pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat.43
Kepala Sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa
menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat secara
efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada siswa
dan apa yang terjadi pada orang tua siswa.
Beberapa bentuk hubungan masyarakat diantaranya berupa laporan
orang tua murid, buletin bulanan, surat kabar, pameran sekolah, kunjungan ke
rumah murid, penjelasan oleh staf sekolah, radio serta laporan tahunan.44
41Soleh soemirat dan Elbinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003), cet.3. hlm.91 42M. Daryanto, Op.cit hlm. 73-74. 43Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1998),
hlm.191. 44E.Mulyasa, op.cit., hlm.51.
41
1. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri (Internal
public)
a. Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan opini masyarakat
(public opini) dengan melihat beberapa program sekolah yang
mendukung kegiatan siswa, baik program yang menunjang pelajaran
sekolah, juga program yang berkonsentrasi untuk ketrampilan siswa.
Misalnya pramuka, PMR dan sebagainya.
b. Karya Wisata
Anak dibawa ke suatu tempat atau daerah untuk mempelajari
atau menyelidiki sesuatu tergantung materi penelitian. Misalnya di
perkebunan, pabrik, perusahaan, kebun binatang dan lain sebagainya.
c. Kamping sekolah
Anak-anak dibawa langsung ke perkemahan untuk bisa
mengenal langsung dengan keindahan alam dengan tidak
meninggalkan pesan dan nilai-nilai keindahan
d. Kerja atau praktik lapangan
Kerja lapangan atau kerja pengalaman ini memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman praktis sebagai persiapan hidup di dalam
masyarakat kelak. Kerja pengalaman dimaksudkna untuk memberikan
kesempatan kepada siswa melakukan aktifitas dalam kondisi actual,
atau dengan kata lain kerja atau praktek lapangan yang dilakukan
siswa untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan khusus.45
e. Melalui penjelasan yang diberikan oleh personil sekolah
Kepala hendaknya berusaha agar semua staf, guru dan
karyawan sekolah mempunyai pengertian yang sama tentang segala
kebijakan yang di tempuh sekolah, sehingga informasi yang di
45Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), hlm.119.
42
sampaikan ke masyarakat tidak berbeda dan tidak menimbulkan
kesimpang siuran berita.46
f. Musyawarah dengan para guru dan karyawan.
Face to face communication adalah komunikasi untuk
membina hubungan yang harmonis, memlihara pengertian bersama
dan meningkatkan kepercayaan. Ini bisa dilakukan dengan obrolan
biasa melainkan bisa seluruh guru dan karyawan untuk membahas satu
permaslahan yang berhubungan dengan pendidikan.47
2. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (External
public)
1. Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua
a) Laporan kepada orang tua
Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan
antara sekolah dengan orang tua murid (masyarakat) secara tertulis,
laporan tersebut diberikan kepada orang tua dalam setiap ahir
semester. Laporan itu hendaknya menjelaskan tentang hasil pekerjaan
anak dengan jelas kepada orang tuanya. Tidak hanya sekedar angka-
angka, tetapi laporan itu harus berfungsi sebagai diagnosa,
memperlihatkan kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang
prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan mungkin
termasuk kesan umum tentang anak tersebut.
b) Majalah sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru
di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali, seharusnya tidak hanya
mengenai petunjuk-petunjuk pemeliharaan anak dan pendidikan, tetapi
juga didalamnya tercantum penjelasan-penjelasan tentang segala
kegiatan dan keadaan sekolah, kebijakan-kebijakan baru bahkan
46Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, op.cit.hlm 239 47Bambang Siswanto, Humas,( Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. hlm.19.
43
informasi yang berupa iklan komersil demi penambahan biaya
operasional majalah tersebut.48
c) Pameran sekolah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempertunjukan hasil-hasil
pekerjaan siswa, baik pameran di dalam maupun di luar kelas, seperti
kecakapan khusus, prakarya tangan, hasil kerajinan. Dengan promosi
yang sifatnya ketrampilan maka sebagai siswa lulusan sebuah sekolah
tidak hanya berbekal dengan disiplin ilmu umum, juga dengan bakat
yang berupa ketrampilan.
d) Open House
Program ini merupakan suatu teknik untuk mempersilahkan
masyarakat yang berminat untuk meninjau secara langsung, serta
mengobservasi segala bentuk kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil
pekerjaan siswa di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.
maksud kegiatan ini ialah agar masyarakat mengetahui keadaan
sekolah, baik fisik sekolah, lingkungan, status, program, hasil-hasil
kreasi siswa dan sebgainya.
e) Kunjungan Sekolah (School Visitation)
Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid yang dilakukan
pada waktu pelajaran diberikan. Kepada orang itu di berikan
kesempatan kepada anaknya untuk melihat anak mereka pada waktu
belajar di kelas, juga melihat laboratorium dan beberapa perlengkapan
yang ada di sekolah. Sehingga mereka memperoleh gambaran yang
jelas tentang segala kehidupan dan aktifitas anak mereka di sekolah
tersebut.
f) Kunjungan ke rumah murid
48Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Ibid., hlm. 232.
44
Kunjungan ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam
mengadakan hubungan anatara sekolah dengan orang tua siswa, agar
dapat mengetahui latar belakang hidup siswa. Banyak masalah-
masalah yang dapat di pecahkan dengan teknik ini, misal ketidak
hadiran siswa, pekerjaan rumah, masalah kurang pengertianya orang
tua tentang sekolah dan sebagainya. Sehingga orang tua memperoleh
informasi yang jelas dan benar tentang sekolah tersebut. Selain
kunjungan kerumah-rumah orang tua, tetapi juga ke lembaga-lembaga
di dalam masyarakat yang menaruhminat terhadap pendidikan.
g) Melalui Radio dan TV
Karena sekarang eranya teknologi, maka radio dan TV
dianggap representatife untuk memperkenalkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan sekolah. Acara di radio maupun TV bisa
menampilkan kreatifitas siswa, seperti program wawancara, band, olah
raga, karawitan, drama dan sebagainya. Yang jelas program yang di
buat untuk mengisi acara tersebut harus sesuai dengan selera
masyarakat tapa meninggalkan visi, misi dan tujuan sekolah,
h) Organisasi Perkumpulan Alumni Sekolah
Organisasi ini adalah alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan
dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan
masyarakat. Karena bagaimanapun sekolah dianggap baik atau buruk,
berkualitas atau tidak sebagian besar di lihat oleh masyarakatnya
melalui lulusan (out put) yang di hasilkan oleh sekolah.49
i) Proyek pelayanan terhadap masyarakat
Service project bererti memberikan pelayanan atau pengabdian
kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah. Masyarakat
dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan
49Ibid. hlm.237-240
45
hanya memperbaiki dan membantu program sekolah tetapi diperbaiki
dan dibantu oleh sekolah.50
2. Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar sekolah
a) Case Conference
case conference adalah rapat tentang suatu kasus, biasanya di
ginakan dalam bimbingan dan penyuluhan orang tua, BP dan guru.
b) Badan Pembantu Sekolah
Membantu membantu memelihara sekolah supaya sekolah itu
hidup subur dan lebih sanggup memenuhi tugasnya sebagai tempat
membentuk manusia yang bersusila, yang cakap. Misalnya POMG
(Perkumpulan Orang Tua Murid dan Guru).51
c) Laporan Tahunan
Laporan tahunan ini disusun oleh kepala sekolah, dan laporan
ini diberikan kepada aparat yang lebih atas; misalnya sub rayon ma’rif,
pemerintah. Laporan ini berisi masalah-masalah kegiatan yang
dilakukan sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran biaya dan
sebaginya. Ini sebagai pembinaan hubungan yang harmonis serta
sebagai usaha menanamkan kepercyaan mayarakat luar terhadap
lembaga pendidikan.52
Ada juga beberapa pendapat lain tentang bentuk humas
1. Proyek Sekolah
Orang tua ikut berperan dalam pembangunan di lembaga
pendidikan, ketika ada sesuatu bisa lebih cepat dikomunikasikan.
Dan bangunan sekolah tersebut bisa langsung dinikmati oleh
semua, juga merupakan kebanggan bersama ketika sukses dalam
sebuah proyek. Sehingga yang muncul ketika ada campur tangan
50Fatah Syukur, op.cit hlm.117 51Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992), hlm 99-101. 52Bambang, Op.cit.
46
yang lebih “sekolah adalah bagian dari kehidupan social
masyarakat”.
2. Kotak saran
Dengan kotak saran ini keluhan, saran dan berbagai
masukan bisa disampaikan, tanpa harus bertemu dengan pihak
humas sekolah, hanya saja komunikasi yang ada hanya satua arah.
Biasanya ditempatkan di depan madding sekolah. Fasilitas ini bisa
digunakan siapa saja tidak hanya guru, murid melainkan juga
masayarakat umum.
3. Pasrtisipasi dalam setiap aktifitas sekolah
Orang tua ikut andil bagian dalam setiap event di sekolah,
misalnya wisata bersama anak didik, yang jelas kegiatan yang
menunjang pendidikan anak diikuti oleh orang tua atau
masayarakat.
4. Buku Panduan
Buku pegangan sangatlah membantu baik orang tua
ataupun siswa, sebab buku ini sebagai laporan secara tertulis
tentang profil sekolahan, di dalamnya meliputi informasi pusat
informasi, prosedur admisintrasi, prosedur registrasi, kalender
akademik, fasilitas-fasilitas yang dimiliki dan sebagainya.53
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, distorsi dalam
komunikasi terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu;
1. Misi atau apa yang disampaikan oleh sekolah kepada masyarakat
tidak jelas;
2. Masyarakat memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, yang pada
suatu ketika kepentingan-kepentingan masyarakat tersebut, tidak
sama atau bertentangan dengan kepentingan sekolah;
53Eugenia H. Berger, Ph.d., Beyond The Classroom, (London: Mosby Company, 1983), hlm54-56.
47
3. Adanya prasangka atau perkiraan-perkiraan yang negatif dari
masyarakat terhadap sekolah;
4. Masyarakat jelas-jelas atau berterus terang menolak misi yang
disampaikan oleh sekolah.54
Untuk mendapatkan kesan yang baik dalam masyarakat
hendaknya syarat pesan yang diemban sebagai berikut
1. Pesan yang di sebarkan haruslah disusun secara jelas, mantap dan
singkat agar mudah di tangkap. Perlu dipahami bahwa setiap orang
mempunyai daya tangkap yang berbeda, sehingga pesan yang
disampaikan hendaknya bisa ditangkap oleh sebanyak orang atau
sebagaian terbesar orang yang berkepentingan.
2. Ketika harus menggunakan lambang hendaknya yang mudah
dipahami, dapat dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran,
artinya kalau anda menggunakan bahasa gunakanlah bahasa yang
mudah dipahami;
3. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan
minat, perhatian, dan keinginan pada masyarakat untuk melakukan
sesuatu kepada lembaga;
4. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan
rangsangan untuk menerima pengaruh yang positif.55
Anggapan bahwa sekolah sudah tidak dapat lagi menyesuaikan
diri pada perubahan-perubahan social masyarakat, juga sekolah telalu
progresif atau terlalu maju sehingga tidak dapat di mengerti
masyarakat, menjadi anggapan yang kabur. Dengan adanya hubungan
masayarakat segala aktifitas dan kebijakan sekolah masyarakat ikut
andil bagian, produk dan hasil dari sekolah tidak ada yang tak berguna.
Semua pasti bisa diterima oleh masyarakat.56 kegiatan humas bisa
54Wahdjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: RAjaGrafindo Persada,
2002), hlm.342-343. 55Santoso Sastro Poetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998) hlm.214 56Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Op cit hlm 215.
48
dilihat jika antara masyarakat dan sekolah menjadi kesatuan yang
saling memberi masukan dan saling mempengaruhi, diantaranya selalu
berkoordinasi dalam setiap permasalahan, segala kebijakan yang
diambil sekolah bermuara pada kepentingan sekolah dan masyarakat.57
Dari beberapa penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa
segala program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi kesan
kepada masyarakat dengan menampilkan beberapa kegiatan yang
disekolah. Banyak jalan yang di tempuh untuk memperkenalkan
keberadaan sekolah kepada masyarakat. Semua ini bertujuan untuk
membuat kerjasama yang baik dan harmonis antara sekolah dengan
masyarakat demi mencapai suatu tujuan. Tidak mungkin sekolah akan
berdiri tanpa ada dukungan sedikitpun dari masyarakat, karena sekolah
adalah lembaga struktural di masyarakat sebagai sistem alternatif yang
selalu terbuka kapanpun dalam mengembangkan kreatifitas manusia.
57Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.134.
Top Related